ASKEP OSTEOMALASIA
TINJAUAN TEORI Definisi Osteomalasia
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristik oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit).( Smeltzer. 2001: 2339 ) Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh.Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis. (http://www.klikdokter.com/illness/detail/99) Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu: a. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi makan tulang-tulang si kecil men jadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik. b. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. c. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat.
d. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini. e. Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah : 1. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum. 2. Peningkatan katabolisme vitamin vitamin D akibat obat yang yang me- nyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati. 3. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired ), ), renal tubular acidosis yang acidosis yang disertai disproteinemia kronik Anatomi Fisiologi Tulang
Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang terbagi dalam kategori tulang panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur .Bentuk dan kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya . Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas batang tulang (diafisis) yang terdiri dari kortikal. Ujung tulang panjang yang disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang canselus. Plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak – anak. anak. Ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago artikular pada sendi-sendinya. Tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan. Tulang pendek terdiri dari tulang canselus ditutupi selapis tulang kompak. Tulang pipih merupakan tempat penting untuk hematopoesis ,dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital. Tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang kompak. Tulang tak te tratur mempunyai bentuk yang unik u nik ,sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih . Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral ,sel – sel sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas . Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang d engan mensekresikan matriks tulang .matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan kerangka dimana garam – garan garan mineral anorganik ditimbun . Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pe meliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon . Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam penghancuran , resobsi dan remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional mikroskopis tulang dewasa .di tengah
osteon terdapat kapiler .di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella .di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nu trisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus . Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari Osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan metabolism mineral. Factor yang berbahaya untuk osteomalasia osteomalasia adalah kesalahan diet, malabsobrsi, gastrectomi, GGK,terapi anticonvilsan jangka lama ( phenyton, phenorbar bital ) dan insufisiensi vitamin D ( diet sinar matahari ).
Tipe malnurisi ( defisiensi vitamin D sering di goolongkan dalam hal kekurangan kalsium ) terutama gangguan fungsi kerusakan tetapi factor dan kurangnya pengetahuan tentn nutrisi yang juga dapat menjadi factor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta kekurangan sinar matahari. Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari kega galan dari absorbsi kalsium atau kekurangan kalsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D(semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling palin g terakhir terdapat dalam faeces bercampur dengan asam lemak(fatty acid). Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi system pencernaan kronik, pancreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Lagi pula penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ – organ organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam untuk aktif. Terakhir , hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan kalsium, dengan demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine. Manifestasi Klinis Osteomalasia
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah : · nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah.. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha · Kemajuan penyakit, kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
·
Penurunan berat badan
·
Anoreksia
·
Pada anak – anak anak
· Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada. ·
Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
·
Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
·
Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
· Merasakan sakit saat duduk&mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri. · Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki. F.Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medik Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati de ngan mengonsumsi 1,25dihydroxy vitamin D. b. Penatalaksanan non medik Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 - 17.
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC. Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta . Jakarta : EGC. Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta 4. Jakarta : EGC. Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8.Jakarta 8.Jakarta : EGC.
askep osteomalasia BAB I KONSEP MEDIS A. DEFINISI Osteomalasia adalah penyakit tulang metabolik yang ditandai dengan ketidak-adekuatan mineralisasi tulang. Osteomalasia adalah kekurangan deposisi fosfor dan kalsium dalam matrik tulang yang berakibat terbentuknya tulang yang tidak ada kalsium. B. ETIOLOGI Faktor primer adalah defisiensi vitamin D (kalsitrol), yang menyebabkan ke gagalan mineralisasi tulang.
Faktor resiko meliputi defisiensi diet, malabsobsi, gastrektomi, gagal ginjal kronis, terapi antikonvulsan berkepanjangan dan insufisiensi vitamin D. C. PATOFISIOLOGI Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D menyebabkan penurunan k alsium serum, yang merangsang pelepasan hormon paratiroid. Peningkatan hormon para-tiroid meningkatkan penguraian tulang dan ekskresi fosfat oleh ginjal. Tanpa mineralisasi tulang yang adekuat, maka tulang menjadi lebih tipis. Terjadi pe-nimbunan osteoid yang tidak terkristalisasi dalam jumlah abnormal yang mem-bungkus saluran-saluran tulang bagian dalam. Hal ini menimbulkan deformitas tulang. D. MANIFESTASI KLINIS o Nyeri tulang dan nyeri tekan. o Kelemahan otot akibat defisiensi kalsium. o Gaya berjalan timpang atau pincang. o Tungkai menjadi lebih bengkok pada penyakit lebih lanjut. o Fraktur patologis. o Vertebra yang melunak menjadi tertekan, dan mengubah bentuk tulang (kifosis,lordosis lumbalis,skoliosis). o Kelemahan dan ketidaktegapan menimbulkan resiko terjatuh dan fraktur. E. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK a) Ronsen. b) Pemeriksaan laboratorium menunjukkan kadar kalsium serum dan fosfor rendah; kadar fosfat alkali meningkat sedang; ekskresi keratinin dan kalsium urine rendah. F. PENATALAKSANAAN 1) Benahi penyebab yang mendasari bila memungkinkan. 2) Pemantauan jangka panjang untuk memastikan kestabilan atau pemulihan. 3) Atasi deformitas ortopedik dengan bidai atau tindakan bedah. BAB II KONSEP KEPERAWATAN A. DIAGNOSA KEPERAWATAN Nyeri b/d penekanan dan fraktur patologis. Resiko trauma b/d penipisan tulang dan kelemahan. Gangguan citra diri b/d perubahan postur tubuh ( deformitas tulang ). Cemas b/d kondisi penyakit ( nyeri ) Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi B. INTERVENSI KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d penekanan dan fraktur patologis. Tujuan : Klien akan melaporkan nyerinya berkurang / hilang. Intervensi : o Kaji nyeri, perhatikan lokasi, karakteristik, serta intensitasnya. ( Gunakan skala 1-10 ). R/; hasil pengkajian membantu dalam penentuan tindakan. o Bantu klien mendapatkan posisi yang nyaman. R/; posisi yang menekan dapat merupakan sebagai pencetus nyeri. o Minimalkan tindakan terapi yang bersifat memberi tekanan pada otot / tulang. R/; meminimalkan keluhan nyeri. o Anjurkan klien untuk membatasi aktifitas berlebih. R/; aktifitas berlebih akan mencetuskan nyeri. o Kolaborasi dalam pemberian analgetik. R/; terapi analgetik untuk alternatif mengatasi nyeri. 2. Resiko trauma b/d penipisan tulang dan kelemahan. Tujuan : Mencegah trauma / mempertahankan stabilisasi tulang. Intervensi : o Kaji tingkat kelemahan klien, tentukan derajat ketergantungannya. R/; aktifitas dengan keadaan lemah rentan terjadi cedera / trauma. o Anjurkan klien untuk meminimalkan gerakan pada daerah yang mengalami nyeri / penipisan tulang. Jelaskan alasannya secara lengkap. R/; tulang yang menipis beresiko gampang cedera / trauma. o Kolaborasi untuk menentukan diet yang tepat. R/; penipisan tulang akibat penurunan mineralisasi dapat diimbangi dengan asupan kalsium dan fosfor. o Anjurkan / bantu klien untuk berjemur pada pagi hari. R/: sinar matahari membantu kulit dalam pembentukan vitamin D. 3. Gangguan citra diri b/d perubahan postur tubuh ( deformitas tulang ). Tujuan : Klien akan menunjukkan adaptasi / penerimaan pada situasi diri. Intervensi : o Tetapkan hubungan saling percaya dan berikan dorongan pasien untuk membahas setiap perubahan citra diri dan metode koping. R/; hubungan saling percaya memberi dukungan pada klien dan membantu dalam metode koping yang efektif. o Libatkan klien dalam rencana perawatan. R/; meningkatkan perasaan harga diri, kontrol diri, serta partisipasi dalam terapi. o Diskusikan persepsi pasien tentang bagaimana o rang terdekat menerima kondisinya / keterbatasannya. R/; isyarat verbal / nonverbal menggambarkan bagaimana pasien memandang dirinya.
4. Cemas b/d kondisi penyakit ( nyeri ). Tujuan : Klien akan menunjukkan keadaan rileks. Intervensi : o Catat petunjuk prilaku; misal gelisah. R/; merupakan indicator derajat kecemasan. o Dorong menyatakan perasaan. Berikan umpan balik. R/; membuat hubungan terapiutik. o Berikan lingkungan tenang dan istirahat. R/; keadaan tenang menurunkan rasa cemas. o Berikan informasi yang akurat. R/; pemahaman klien membantu menurunkan kecemasan. 5. Kurang pengetahuan b/d kurangnya informasi. Tujuan : Klien akan mengungkapkan pemahaman tentang kondisi penyakitnya. Intervensi : o Evaluasi kemampuan emosi dan fisik klien. R/; factor-faktor ini mempengaruhi kemampuan pasien untuk memahami penjelasan. o Berikan informasi yang akurat. R/; informasi yang lengkap membantu klien memahami kondisi penyakitnya. o Diskusikan tentang pemahaman klien terhadap penyakitnya. R/; sebagai acuan dalam menentukan metode penyuluhan.
Diposkan oleh deespe di 02.10
Osteomalacia
KONSEP MEDIK
PENGERTIAN
Osteomalacia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak memadainya mineralisasi tulang. (Kondisi yang serupa pada anak-anak dinamakan rickets / rachitis). rachitis). Pada orang dewasa kondisi ini adalah kronis dan deformitas skeletal tidak separah yang terjadi pada anak-anak karena pertumbuhan skeletal telah terhenti. Pada pasien ini, sejumlah osteoid atau remodelling tulang baru tidak mengalami klasifikasi. Diduga b ahwa defek primernya adalah defisiensi dalam mengaktivasi vitamin D aktif (kalsitrol), yang memacu absorpsi kalsium dari traktus gastrointestinalis dan memfasilitasi mineralisasi tulang. Pasokan kalsium dan fosfat dalam cairan ekstra sel rendah. Tanpa vitamin D yang mencukupi, kalsium dan d an fosfat tidak dapat dimasukkan ke tempat klasifikasi tulang. Sebagai akibatnya terjadi perlunakan dan perlemahan kerangka tubuh, menyebabkan nyeri, nyeri tekan, pelengkungan tulang, dan patah tulang patologik. ETIOLOGI
Umumnya penyebab utama adalah tidak cukupnya mineralisasi tulang terutama kekurangan vitamin D. Ada berbagai kasus osteomalacia yang terjadi akibat gangguan umum metabolisme mineral, antara lain :
1. Adanya malnutrisi
Kekurangan vitamin D yang berhubungan dengan asupan kalsium yang jelek, terutama akibat kemiskinan, makanan kurang matang dan kurangnya pengetahuan mengenai nutrisi juga merupakan salah satu faktor. Paling sering terjadi d imana vitamin D tidak ditambahkan dalam makanan juga kekurangan dalam diet dan jauh dari sinar matahari. 2. Faktor resiko berkaitan dengan penyakit patologis.
Penyakit-penyakit patologik yang dapat memicu terjadinya osteomalacia meliputi gagal ginjal kronik, penyakit hati, terapi antikonvulsan berkepanjangan (fenitoin fenobarbital), dan gastrektomi. Osteomalacia dalam hal ini terjadi sebagai akibat kega galan absorpsi kalsium ataupun kehilangan kalsium yang berlebihan dari tubuh. MANIFESTASI KLINIS
Gejala yang paling sering dan paling mencemaskan pada osteomalacia adalah nyeri tulang dan nyeri tekan tulang. Sebagai akibat kekurangan kalsium, biasanya terjadi kelemahan otot. Pasien akan mengalami cara jalan bebek atau pincang. Pada penyakit yang telah lanjut, tungkai menjadi melengkung (karena berat tubuh dan tarikan otot). Vertebra yang melunak mengalami kompresi, sehingga mengakibatkan pemendekan tinggi badan dan merusak bentuk toraks (kifosis). Sakrum terdorong ke bawah dan ke depan, dan pelvis tertekan ke lateral. Kedua deformitas tersebut menerangkan bentuk khas pelvis yang yang sering mengakibatkan perlunya dilakukan seksio sesaria sesaria pada wanita hamil yang terkena penyakit ini. Kelemahan dan ketidak seimbangan meningkatkan resiko jatuh dan fraktur. PATOFISIOLOGI
Kasus ini berupa gangguan mineralisasi tulang. Timbul akibat defisiensi 1,25dihidroksikalsiferol (1,25[0H]2D3), yaitu bentuk vitamin D yang paling aktif sebagai h asil metabolisme ginjal. Kekurangan bentuk vitamin D yang paling aktif ini menyebabkan absorpsi kalsium di usus terganggu hebat. Dalam tulang, tulan g, osteoblas terus membentuk jaringan osteoid yang tidak mengapur, karena kadar kalsium serum yang rendah dan kerja vitamin D yang tidak aktif pada tulang tak memungkinkan terjadi mineralisasi. Umumnya osteoid akan mengalami perkapuran dalam 6-10 hari, namun pada osteomalacia memanjang sampai berbulan-bulan. Jaringan osteoid akhirnya menggantikan tulang n ormal, sehingga terjadi osteomalacia pada orang dewasa dan rachitis pada anak-anak. Osteoid secara structural lunak, lemah dan mudah patah atau mengalami perubahan bentuk apabila mendapat tekanan. Osteomalacia dapat terjadi sebagai akibat kegagalan absorpsi kalsium atau kehilangan kalsium berlebihan dari tubuh. Kelainan gastrointestinal dimana absorpsi lemak tidak memadai sering menimbulkan osteomalacia melalui kehilangan vitamin D (bersama dengan vitamin yang larut lemak lainnya) dan kalsium, kalsium diekskresikan melalui feses dalam kombinasi d engan asam lemak. Kelainan ini meliputi penyakit seliak, obstruksi traktus biliaris kronik, dan reseksi usus halus.
Gagal ginjal berat mengakibatkan asidosis. Kalsium yang tersedia dipergun akan untuk menetralkan asidosis, dan hormone paratiroid terus menyebabkan p elepasan kalsium dari kalsium skelet sebagai usaha untuk mengembalikan pH fisiologis. Selama pelepasan kalsium skelet terus-menerus ini, terjadi fibrosis tulang da n kista tulang. Glomerulonfritis kronis, uropati obstruksi, dan keracunan logam berat mengakibatkan berkurangnya kadar fosfat serum dan demineralisasi tulang. Selain itu penyakit hati dan ginjal dapat mengakibatkan kekurangan vitamin D, karena keduanya merupakan organ yang melakukan konversi vitamin D ke bentuk aktif, akhirnya, hiperparatiroidisme mengakibatkan dekalsifikasi skelet, dan artinya osteomalasia, dengan peningkatan ekskresi fosfat dalam urine. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1. Foto Rontgen
Pada sinar-x jelas terlihat demineralisasi tulang secara umum. Pemeriksaan vertebra memperlihatkan adanya patah tulang kompresi tanpa batas vertebra yang jelas. Pada radiogram, osteomalasia tampak sebagai pengurangan densitas tulang, terutama pada tangan, tengkorak, tulang iga dan tulang belakang. 2. Pemeriksaan laboratorium
Hasil lab memperlihatkan kadar kalsium serum dan fosfor yang rend ah dan peningkatan moderat kadar alkali fosfatase. Ekskresi kreatinin dan kalsium urine rendah s erta biopsi tulang yang menunjukkan peningkatan jumlah osteoid. KOMPLIKASI Pada anak-anak yang menderita penyakit rachitis, jikalau penyakit ini tidak segera diobati, maka pertumbuhannya maka pertumbuhannya akan terhalang , anak itu menjadi lambat untuk duduk, merangkak, dan berjalan. Berat tubuhnya mungkin akan membengkokkan lutut, tulang, serta persendian lainnya sehingga menyebabkan kaki-O (Genu Varum), Varum), dada busung (Pigeon Chest), Chest), dan lutut bengkok kedalam atau kaki-X (Genu Valgum). Valgum).
risiko fraktur . Os vertebra yang Pada orang dewasa, kelemahan tulang akan menimbulkan risiko fraktur melunak akan tertekan menjadi pendek sehingga orang itu akan berkurang tingginya ataucebol ataucebol . Trunkus klien yang memendek sehingga mengubah bentuk toraks disebut kifosis, kifosis, dimana klien terlihat seperti bungkuk, dan skoliosis. TERAPI
Baik rachitis maupun rachitis maupun osteomalasia dapat osteomalasia dapat disembuhkan atau sekurang-kurangnya dapat diatasi dengan makan cukup banyak makanan yang mengandungkalsium, mengandung kalsium, fosfor dan vitamin D. D.Sumber yang terbaik untuk untuk kalsium ialah susu dan sejenisnya, sayur-sayuran yang hijau, ercis, buncis,
kedelai, ikan, telur, dan kentang. Untuk bayi dan anak kecil sangat baik bila kita berikan resep minyak ikan secukupnya ikan secukupnya serta zat-zat serupa sebab inilah sumber terbaik untuk vitamin D dan juga sangat berguna untuk pencegahan dini. Untuk pemberian suplemen pemberian suplemen vitamin D harus D harus diresepkan dan sesuai indikasi sebab konsumsi yang berlebihan dapat menimbulkan efek toksik dan meningkatkan resiko hiperkalsemia. Vitamin D akan meningkatkan konsentrasi kalsium dan fosfor dalam cairan ekstrasel sehingga akan tersedia ion kalsium dan fosfor untuk mineralisasi tulang Sangat penting ju ga untuk selalu memeriksa kadar kalsium serum klien. Klien juga perlu dianjurkan untuk melakukan aktivitas diluar rumah untuk memajankan kulit pada sinar matahari. Pemajanan P emajanan sinar matahari sebagai radiasi ultraviolet dapat mentransformasi bahan kolesterol (7-dehidrokolesterol) yang tersedia dikulit menjadi vitamin D. Berbagai masalah skelet yang berhubungan dengan osteomalasia sembuh sendiri bila kekurangan nutrisi atau proses patologis yang mendasarinya telah ditangani secara adekuat. Pemantauan jangka panjang pasien diperlukan untuk meyakinkan stabilisasi atau kekambuhan osteomalasia. Berbagai deformitas ortopedik persisten mungkin perlu ditangani dengan brace atau pembedahan (dapat pembedahan (dapat dilakukan osteotomi untuk mengoreksi deformitas tulang panjang).
BAB II PROSES KEPERAWATAN
PENGKAJIAN I. PEMERIKSAAN FISIK Inspeksi, observasi gaya jalan, postur, cara berdiri, posisi duduk mulai pada saat pasien memasuki ruangan. Perhatikan kesimetrisan ekstremitas tubuh, adanya deformitas kasar, genu valgum, lordosis, kifosis, serta adanya kelemahan atau atropi otot -otot skelet.
Pada pemeriksaan fisik pasien osteomalasia didapatkan deformitas skelet. Deformitas vertebra dan deformitas lengkungan tulang panjang membuat penampakan pasien menjadi tidak normal dan jalannya membebek. Dapat terjadi kelemahan / atropi otot, serta rasa tidak nyaman dengan penampilan mereka. Palpasi tulang, sendi, dan otot mengenai pembengkakan, nyeri tekan, perubahan suhu local, ataupun adanya krepitasi.
Pasien osteomalasia biasanya biasanya mengeluh nyeri tulang umum pada punggung bawah dan ekstremitas disertai dengan nyeri tekan. II. DATA PENGKAJIAN SUBJEKTIF 1. Kaji dan identifikasi adanya nyeri tulang dan nyeri tekan, meliputi :
-
Serangan dan lamanya nyeri
-
Lokasi penyebaran : punggung, kepala, bagian ekstremitas, otot, dan sendi.
-
Karakter dan berat : berdenyut, tumpul, menusuk-nusuk.
-
Faktor yang memperberat / memperingan : istirahat, obat-obatan.
-
Tanda dan gejala yang menyertai : kelemahan, dan kebas, tremor, atropi otot-otot.
Nyeri biasanya disebabkan, oleh : Gangguan sendi-sendi atau susunan sendi pada susunan tulang belakang Gangguan pada otot-otot badan 3.
Kelainan tulang-tulang sendi, misalnya patah tulang (fraktur) dan dislokasi.
2. Kaji adanya fraktur
Fraktur umumnya sangat mudah terjadi pada pasien osteomalasia disebabkan kelemahan dan kerapuhan tulang.
3. Dapatkan informasi tentang penyakit yang diderita (sindrom mal absorbsi) dan kebiasaan konsumsi.
Tanyakan kepada klien apakah ia mengidap penyakit kelainan gastrointestinal, gagal ginjal kronik, atau penyakit patologik lainnya dan tanyakan apakah klien mendapatkan asupan kalsium, fosfor, dan vitamin D yang cukup dalam dietnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Berdasarkan data pengkajian, diagnosa keperawatan utama pasien dapat meliputi: Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan proses penyakit dan regimen pengobatan. Nyeri yang berhubungan dengan nyeri tekan tulang dan kemungkinan fraktur. 3. Gangguan konsep diri yang berhubungan tungkai melengkung, cara berjalan goyang, deformitas spinal. IMPLEMENTASI Sasaran : Sasaran utama pasien dengan osteomalasia meliputi pengetahua n mengenai proses penyakit dan regimen pengobatan, meredakan nyeri, dan memperbaiki konsep diri. Intervensi Keperawatan I. Mengetahui Proses Penyakit dan Regimen Pengobatan :
Ajarkan pasien tentang penyebab osteomalasia dan pendekatan yang digunakan untuk mengatasinya. Instruksikan tentang sumber-sumber diet kalsium dan vitamin D. Telaah penggunaan suplemen vitamin D yang aman. Informasikan pasien bahwa vitamin D dosis tinggi adalah toksik dan meningkatkan resiko hiperkalsemia.
Perhatikan pentingnya pemantauan kadar kalsium serum.
6. Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas di luar rumah untuk memajankan kulit terhadap sinar matahari. II. Meredakan Nyeri :
Bantu pasien dalam menurunkan rasa tak nyaman dengan tindakan fisik, psikologis, dan farmakologis. Mengubah posisi dengan sering untuk mengurangi rasa tak nyaman akibat imobilitas. 3.
Berikan analgetik yang telah diresepkan sesuai kebutuhan.
4. Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas diversional, seperti pemusatan pada pembicaraan, menonton televisi, dan kegiatan santai lainnya, karena dapat menurunkan persepsi nyei pasien. III. Memperbaiki Konsep Diri :
Tetapkan hubungan saling percaya dan berikan dorongan pasien untuk membahas setiap perubahan citra diri dan metoda koping. Berikan dorongan untuk mengenali dan menggunakan kekuatan yang sudah dimiliki. 3. Libatkan pasien dalam rencana perawatan untuk meningkatkan kontrol diri dan meningkatkan perasaan diri masih berharga. 4. Berikan dorongan pasien untuk mengadakan interaksi social dengan keluarga dan sahabat untuk membantu memberikan rasa diterima tanpa memperhatikan perubahan fisik yang terjadi. EVALUASI
Hasil yang diharapkan : I. Menjelaskan Proses Penyakit dan Program Pengobatan :
Menerangkan faktor spesifik yang berperan dalam proses penyakit. Mengkonsumsi kalsium dan vitamin D sesuai jumlah terapeutik. Pemajanan terhadap sinar matahari. Selalu memantau kadar kalsium serum sepanjang program terapi. 5.
Selalu menepati perjanjian kesehatan tindak lanjut.
II. Mengalami Peredaan Nyeri :
Melaporkan perasaan nyaman.
2.
Melaporkan peredaan nyeri tekan tulang.
III. Menunjukkan Peningkatan Konsep Diri :
Menunjukkkan kepercayaan diri mengenai kemampuannya. Meningkatkan tingkat aktivitasnya. Meningkatkan interaksi sosial.
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Salah satu mineral utama penyusun tulang adalah kalsium. Kurangnya konsumsi kalsium akan mengakibatkan berkurangnya kalsium yang yang terdapat pada tulang, sehingga semakin lama akan
terjadi perubahan pada struktur tulang. Akibatnya tulang menjadi kehilangan kepadatan dan kekuatannya, sehingga mudah retak atau patah. Osteomalasia adalah perubahan patologik berupa hilangnya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang dengan matriks tulang berkurang. Banyak faktor yang dapat menyebabkan osteomalasia . Kekurangan kalsium dan vitamin D terutama di masa kecil dan remaja saat di mana terjadi pembentukan massa tulang yang maksimal, merupakan penyebab utama osteomalasia Konsumsi kalsium yang rendah atau menurunnya kemampuan tubuh untuk menyerap kalsium yang umumnya terjadi pada dewasa , dapat menyebabkan osteomalasia ,selain itu ganguan pada sindroma malabsorbsi usus ,penyakit hati ,gagal ginjal kronis dapat juga menyebab terjadinya osteomalasia. Terjadinya osteomalasia merupakan rangkaian awal terjadin ya osteoporosis .pada saat sekarang ini angka kejadian tersebut sangat meningkat tajam baik pada anak – anak anak ,dewasa atau pun orang tua. Berdasarkan hasil penelitian University of Otago, Selandia Baru, b ekerja sama dengan Seameo Tropmed RCCN, Universitas Indonesia dan Universitas Putra Malaysia, yang dipublikas ikan European Journal of Clinical Nutrition tahun 2007, perempuan Indonesia hanya mengonsumsi 270 miligram kalsium per hari. Hal tersebut berarti asupan perempuan Indonesia bahkan kurang dari 50% rekomendasi kalsium harian yang dibutuhkan untuk menjaga kekuatan dan kesehatan tulang. Asupan yang kurang dari 50% rekomendasi harian tersebut bahkan juga terjadi di 9 negara Asia, seperti terlihat pada penelitian yang dilakukan Lyengar dan tim pada 2004. Kebutuhan kalsium yang dianjurkan per harinya adalah 1.000-1.200 mg. Data kepadatan tulang yang dianalisa oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Gizi Bogor pada 2005, ditemukan bahwa 2 dari 5 orang Indonesia berisiko menderita kerapuhan tulang
1.2.
Rumusan Masalah
1.2.1.
Apa pengertian dari Osteomalasia ?
1.2.2.
Etiologi dari Osteomalasia ?
1.2.3.
Apa manifestasi klinis dari Osteomalasia ?
1.2.4.
Patofisiologi dari Osteomalasia ?
1.2.5.
Bagaimana penatalaksanaan yang tepat penderita Osteomalasia ?
1.2.6.
Bagaimana pemeriksaan diagnostik pada Osteomalasia ?
1.3.
Tujuan Penulisan
1.3.1.
Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas Sistem Musculoskeletal yang berupa makalah tentang osteomalasia. 1.3.2.
Tujuan Khusus
a.
Untuk mengetahui pengertian dari Osteomalasia .
b.
Untuk mengetahui penyebab dari Osteomalasia.
c.
Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Osteomalasia.
d.
Untuk mengetahui Patofisiologi dari Osteomalasia.
e.
Untuk mengetahui tatalaksana yang tepat pada Osteomalasia.
1.4.
1.4.1.
Manfaat Penulisan
Bagi Pembaca:
Untuk menambah wawasan kita mengenai pengertian, penyebab, patofisiologi, tanda gejala, serta tatalaksana dari Osteomalasia tersebut. 1.4.2.
Bagi Penulis:
Terpenuhinya tugas sistem musculoskeletal yang berupa mak alah Osteomalasia.
BAB 2 ISI
2.1.
Anatomi Fisiologi Tulang
Anatomi system skelet ada 206 tulang dalam tubuh manusia ,yang terbagi dalam kategori tulang panjang ,tulang pendek ,tulang pipih dan tulang tak teratur .Bentuk dan kontriksi tulang tertentu ditentukan oleh fungsi dan gaya yang bekerja padanya Tulang tersusun oleh jaringan tulang kanselus atau kortikal .tulang terdiri atas batang tulang ( diafisis ) yang terdiri darikortikal . ujung tulang panjang yan g disebut epifisis dan terutama tersusun oleh tulang canselus .plat epifisis memisahkan epifisis dari diafisis dan merupakan pusat pertumbuhan longitudinal pada anak – anak anak .ujung tulang panjang di tutup oleh kartilago artikular pada sendi – sendinya sendinya .tulang panjang disusun untuk menyangga berat badan dan gerakan .tulang pendek terdiri dari tulang c anselus ditutpi selapis tulang kompak ,tulang pipih merupakan tempat penting untuk hematopoesis ,dan sering memberikan perlindungan bagi organ vital .tulang pipih tersusun dari tulang calselus diantara 2 tulang kompak .tulang tak tetratur mempunyai bentuk yang unik u nik ,sesuai dengan fungsinya.secara umum struktur tulang tak teratur sama dengan tulang pipih. Tulang tersusun atas sel ,matriks tulang ,protein dan deposit mineral ,sel – sel sel nya terdiri atas 3 jenis dasar yaitu Ostoblas ,Osteosit dan Osteosklas . Osteoblas berfungsi dalam pembentukan tulang d engan mensekresikan matriks tulang .matrik tulang tersusun atas 98% kolagen dan 2% substansi dasar dan proteiglikan .matrik merupakan kerangka dimana garam – garan garan mineral anorganik ditimbun.
Osteosit adalah sel dewasa yang terlibat dalam pe meliharaan fungsi tulang dan terletak dalam osteon . Osteoklas adalah sel multi nuclear yang berperan dalam penghancuran , resobsi dan remodeling tulang .osteon merupakan unit fungsional fun gsional mikroskopis tulang dewasa .di tengah osteon terdapat kapiler .di keliling kapiler tersebut merupakan matrik tulng yang disebut lamella .di dalam lamella terdapat osteosit yang memperoleh nu trisi melaui proses yang berlanjut ke dalam kanalikuli yang halus .
Pertumbuhan dan perkembangan tulang merupakan suatu proses pembentukan tulang dalam tubuh. Karena adanya matriks ma triks yang keras dalam tulang,maka pertumbuhan interstisial tulang,seperti yang terjadi pada kartilago, tidak m ungkin terjadi dan tulang terbentuk melalui penggantian jaringan yang sudah ada. Tulang mempertahankan bentuk e ksternalnya selama masa pertumbuhan akibat proses reorganisasi konstan, disertai proses pengerassan tulang dan proses resorpsi yang terjadi pada pada permukaan di dalam tulang.Tulang adalah jaringan plastik yang hidup. Tulang mengadaptasikan bentuk dan arsitekturnya terhadap stress, aktifitas, saat pemakaian, saat tidak dipakai, dan penyakit melalui keseimbangan kerja osteoblas dan osteoklas yang dikendalikan oleh faktor hormon dan nutrisi. DEFINISI Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap (komplit). ( Smeltzer. 2001 )
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang ditandai dengan tidak memadainya mineralisasi tulang. Pada orang dewasa,osteomalasia bersifat kronis dan deformitas skeletalnya tidak seberat pada anak karena pertumbuhan skeletal telah selesai.pada pasien ini, sejumlah besar osteosid atau remodelling tulang baru tidak mengalami kalsifikasi. (Suratun,Heriyati,Santa manurung,Een raenah. 2008) Osteomalasia adalah penyakit pada orang dewasa yang ditandai oleh gagalnya pendepositan kalsium kedalam tulang yang baru tumbuh. Istilah lain dari osteomalasia adalah ”soft bone” atau tulang lunak. Penyakit ini mirip dengan rakitis, hanya saja pada penyakit ini tidak ditemukan kelainan pada lempeng epifisis (tempat pertumbuhan tulang pada anak) karena pada orang dewasa sudah tidak lagi dijumpai lempeng epifisis. Osteomalasia ialah perubahan patologik berupa hilangn ya mineralisasi tulang yang disebabkan berkurangnya kadar kalsium fosfat sampai tingkat di bawah kadar yang diperlukan untuk mineralisasi matriks tulang normal, hasil akhirnya ialah rasio antara mineral tulang den gan matriks tulang berkurang.
2.1.
Etiologi
Ada beberapa faktor yang menyebabkan anak mengalami osteomalasia yaitu:
2.3.1. Anak kekurangan kalsium dan vitamin D. Anak yang kekurangan kalsium akan mengalami gangguan pada proses mineralisasi. Demikian juga apabila ia kekurangan vitamin D. Di dalam tubuh vitamin D berfungsi membantu penyerapan kalsium di dalam tubuh. Jika kedua unsur ini tidak terpenuhi dalam makanan tulang-tulang anak menjadi lunak dan mudah patah. Proses mineralisasi adalah proses - proses terakhir pembentukan tulang. Jika kebutuhan kalsium anak tercukupi maka otomatis proses mineralisasi dalam tubuhnya akan berlangsung dengan baik. Kebutuhan Kalsium Per Hari pada anak: Umur
Kebutuhan Kalsium
Usia 0 - 6 bulan
Kalsium 210 Mg/ hari
Usia 6 bulan - 1 tahun
Kalsium 270 Mg/ hari
Usia 1 - 3 tahun
Kalsium 500 Mg/ hari
Usia 4 -8 tahun
Kalsium 800 Mg/ hari
2.3.2. Anak menderita gangguan hati seperti sirosis. Hal ini karena organ hatinya tak mampu memroses vitamin D sehingga fase mineralisasi tidak terjadi. 2.3.3. Adanya gangguan fungsi ginjal sehingga proses ekskresi/pembuangan kalsium akan meningkat. Dengan begitu proses mineralisasi akan terhambat. 2.3.4. Pemakaian obat dalam jangka waktu panjang. Pada kasus tertentu, efek pemakaian obat seperti streroid dalam jangka waktu yang panjang rentan terhadap penyakit ini. 2.3.5.
Gangguan malabsorbsi
Penyebab utama osteomalasia yang terjadi setelah masa anak-anak ialah : a. Menurunnya penyerapan vitamin D akibat penyakit bilier, penyakit mukosa usus halus proksimal dan penyakit ileum. b. Peningkatan katabolisme vitamin D akibat obat yang menyebabkan peningkatan kerja enzim-enzim oksidase hati. c. Gangguan tubulus renalis yang disertai terbuangnya fosfat (acquired ), ), renal tubular acidosis yang acidosis yang disertai disproteinemia kronik. 2.3.6
Hormon yang mempengaruhi pertumbuhan tulang
a.
Hormon somatotrof (growth stimulating hormane)
Hormon ini berfungsi dalam menstimulasi pertumbuhan tubuh terutama pa da bagian epifisis tulang panjang. Hormon pertumbuhan ini disekresi terutama selama masa pertumbuhan, tetapi kemudian berkurang pada waktu pubertas. Somatotropin berperan dalam mengendalikan pertumbuhan tulang, otot dan organ serta memengaruhi kecepatan pertumbuhan tubuh dengan memberikan stimulasi kepada hati kepada hati untuk mensekresi hormon somatomedin, hormon somatomedin, sebuah sebuah hormon perkembangan yang memberikan stimulasi lebih lanjut terhadap sel terhadap sel untuk berkembangbiak. Setelah pubertas, sekresi berlangsung dengan kecepatan hampir sama seperti waktu anak-anak. Selanjutnya kecepatan sekresi meningkat atau menurun dalam keadaan seseorang stres, gerak badan, gelisah, dan trauma. Kekurangan hormon ini pada usia dini menyebabkan berhentinya pertumbuhan sehingga menjadi kerdil (dwarfisme (dwarfisme), ), sedangkan kelebihan hormon ini akan menyebabkan pertumbuhan menjadi bertambah secara abnormal sehingga tubuh menjadi sangat tinggi gigantisme). (gigantisme). Jika kelebihan hormon ini terjadi setelah dewasa, yaitu ketika pertumbuhan tulang dan cakram epifise e pifise sudah bergabung, maka keadaan ini disebut akromegali. Akromegali ditandai dengan pertumbuhan tak seimbang pada tulang rahang, jari, tangan, kaki, dan hidung. Hormone paratiroid
Kelenjar paratiroid adalah sebuah kelenjar sebuah kelenjar endokrin endokrin di leher di leher yang memproduksi hormon memproduksi hormon paratiroid. paratiroid. Manusia Manusia biasanya biasanya mempunyai empat kelenjar paratiroid, yang biasanya terdapat di bagian belakang daripada kelenjar tiroid tiroid atau kelenjar yang dekat dengan kelenjar tiroid sehingga disebebut dengan "paratiroid". Hormon paratiroid mengontrol jumlah kalsium jumlah kalsium di darah di darah dan di dalamtulang. dalamtulang. Hormon Hormon Paratiroid bisa menurun sangat rendah pada pasien post operasi pengangkatan kelenjar tiroid karena ikut terangkatnya kelenjar paratiroid yang akibatnya adalah penurunan kadar kalsium dalam darahhipokalsemia. darahhipokalsemia. Hormon Paratiroid mengakibatkan : peningkatan resorpsi kalsium dari tulang, peningkatan reabsorbsi kalsium di ginjal, peningkatan absorbsi kalsium di Saluran cerna oleh Vitamin D. Namun, Peningkatan kadar hormon paratiroid juga mengakibatkan penurunan kadar fosfat dalam darah, karena hormon ini meningkatkan sekresi fosfat dalam darah. c.
Hormone Kalsitonin
Kalsitonin adalah hormon yang diproduksi oleh sel parafolikular dari kelenjar tiroid. Kalsitonin dapat mengurangi kadar kalsium dalam aliran darah dengan menghambat aksi perombakan sel tulang oleh osteoklas, sel-sel yang menghancurkan matrix ekstraseluler. Sekresi hormone kalsitonin mengontrol umpan balik negative. Ketika kalsium dalam darah tinggi, kalsitonin menurunkan kalsium dan fosfat dalam darah dengan menghambat resorbsi tulang (pemecahan/pen ghancuran matrix extraseluler tulang) oleh osteoklas dan meningkatkan uptake kalsium k alsium dan fosfat ke dalam matrix ekstraseluler tulang. Miacalcin, sebuah ekstak kalsitonin dari ikan salmon sepuluh kali lebih manjur daripada kalsitonin hasil sekresi dari tubuh manusia, ini dapat menjadi resep untuk mencegah osteoporosis. Kalsitonin diproduksi oleh sel C kelenjar tiroid, juga memiliki pengaruh pada kadar kalsium plasma. Seperti PTH, kalsitonin memiliki dua efek pada tulang, tetapi dalam hal ini kedua efek menurunkan kadar kalsium plasma. Pertama dalam jangka pendek kalsitonin menurunkan perpindahan kalsium dari cairan tulang ke dalam plasma. Kedua, dalam jangka panjang kalsitonin menurunkan resorpsi tulang menurunkan kad ar fosfat serta mengurangi konsentrasi kalsium plasma. Efek hipokalsemik dan hipofosfatemik kalsitonin seluruhnya disebabkan oleh efek hormon ini pada tulang. Hormon ini tidak berefek pada ginjal atau usus.
2.1.
Patofisiologi
Ada berbagai macam penyebab dari osteomalasia yang umumnya menyebabkan gangguan metabolisme mineral. Faktor yang berbahaya untuk perkembangan osteomalasia diantaranya kesalahan diet, malabsorbsi, gastrectomy, gagal ginjal kronik, terapi anticonvulsan jangka lama (phenyton, phenobarbital) dan insufisiensi vitamin D (diet, sinar matahari). Tipe malnutrisi (defisiensi vitamin D sering digolongkan dalam hal kek urangan calsium) terutama gangguan fungsi menuju kerusakan, tetapi faktor makanan dan kurangnya pengetahuan tentang nutrisi yang juga dapat menjadi faktor pencetus hal itu terjadi dengan frekuensi tersering dimana kandungan vitamin D dalam makanan kurang dan adanya kesalahan diet serta kurangnya sinar matahari. Osteomalasia kemungkinan terjadi sebagai akibat dari ke gagalan dari absorbsi calsium atau kekurangan calsium dari tubuh. Gangguan gastrointestinal dimana kurangnya absorbsi lemak menyebabkan osteomalasia. Kekurangan lain selain vitamin D (semua vitamin yang larut dalam lemak) dan kalsium. Ekskresi yang paling terakhir terdapat d alam faeces bercampur dengan asam lemak (fatty acid). Sebagai contoh dapat terjadi gangguan diantaranya celiac disease, obstruksi sistem pencernaan kronik, pankreatitis kronis dan reseksi perut yang kecil. Lagi pula penyakit hati dan ginjal dapat menyebabkan kekurangan vitamin D, karenanya organ -organ tersebut mengubah vitamin D ke dalam bentuk aktif. Terakhir, hyperparatiroid menunjang terjadinya kekurangan pembentukan calsium, dengan demikian osteomalasia menyebabkan kenaikan ekskresi fosfat dalam urine. 2.6.1.
Umumnya gejala yang memperberat dari osteomalasia adalah :
a.
Nyeri tulang dan kelemahan.
b.
Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot,
c.
Pasien kemudian nampak terhuyung-huyung atau cara berjalan loyo/lemah..
d.
Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha
e.
Kaki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang),
f.
Vertebra menjadi tertekan,
g.
Pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan bentuk thoraks (kifosis).
h.
Penurunan berat badan
i.
Anoreksia
2.6.2.
Pada anak – anak anak
a. Munculnya tonjolan tulang pada sambungan antara tulang iga dan tulang rawan di bagian dada.
b.
Tulang terasa lunak dan jika disenduh akan merasakan nyeri mengigit
c.
Sakit pada seluruh tulang tubuhnya
d.
Mengalami gangguan motorik karena kurang beraktivitas dan menjadi pasif.
e. Merasakan sakit saat duduk & mengalami kesulitan bangun dari posisi duduk ke posisi berdiri. f. Mudah Sekali mengalami patah tulang. Terutama di bagian tulang panjang seperti tulang lengan atau tulang kaki.
2.1.
Penatalaksanaan
2.7.1.
Penatalaksanaan medik
a. Jika penyebabnya kekurangan vitamin D, maka dapat disuntikkan vitamin D 200.000 IU per minggu selama 4-6 minggu, yang kemudian dilanjutkan dengan 1.600 IU setiap hari atau 200.000 IU setiap 4-6 bulan. b. Jika terjadi kekurangan fosfat (hipofosfatemia), maka dapat diobati dengan mengonsumsi 1,25-dihydroxy vitamin D. 2.7.2.
Penatalaksanan non medik
Jika kekurangan kalsium maka yang harus dilakukan adalah memperbanyak konsumsi unsur kalsium. Agar sel osteoblas (pembentuk tulang) bisa bekerja lebih keras lagi. Selain mengkonsumsi sayur-sayuran, buah, tahu, tempe, ikan teri, daging, yogurt. Konsumsi suplemen kalsium sangatlah disarankan. Jika kekurangan vitamin D, sangat dianjurkan untuk memperbanyak konsumsi makanan seperti ikan salmon, kuning telur, minyak ikan, dan susu. Untuk membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh cobalah sering berjemur di bawah sinar matahari pagi antara pukul 7 - 9 pagi dan sore pada pukul 16 – 17 17 a. 1.
Makanan yang kaya akan kalsium dan vitamin D Yogurt
Kebanyakan orang mendapatkan vitamin D melalui paparan sinar matahari, tapi makanan tertentu, seperti yoghurt juga kaya dengan vitamin D. Satu cangkir yoghurt bebas lemak cukup untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian Anda. 2.
Susu
Delapan ons susu bebas lemak akan menghasilkan 90 kalori. Pilihlah produk susu tanpa lemak yang diperkaya dengan vitamin D untuk mendapatkan manfaat ganda. Seandainya tidak gemar susu murni, bisa juga digantikan produk olahan seperti smothies atau jus buah yang dicampur dengan susu. 3.
Keju
Hanya karena keju penuh kalsium tidak berarti Anda perlu makan keju berlebihan. Sebanyak 1,5 ons keju cheddar mengandung lebih dari 30% dari nilai harian kalsium. Kebanyakan keju mengandung sedikit vitamin D namun tidak akan cukup memenuhi kebutuhan kalsium. 4.
Ikan sarden
Ikan sarden ini biasanya dikemas dalam kaleng. ka leng. Ia memiliki pemenuhan kalsium dan Vitamin D yang cukup tinggi. Rasanya pun gurih bisa ditambahkan di pasta dan salad. 5.
Telur
Meskipun telur hanya mengandung 6% vitamin D harian Anda. Jangan memilih hanya bagian putih atau kuning saja karena akan mengurangi kalori. Vitamin D justru terdapat dalam bagian kuning telurnya. 6.
Ikan salmon
Salmon dikenal karena banyak mengandung lemak omega 3 yang baik untuk jantung. Sepotong salmon dengan berat 3 ons sudah memenuhi 100 persen kebutuhan vitamin D Anda. 7.
Bayam
Tidak suka susu? Bayam akan jadi cara favorit Anda untuk mendapatkan kalsium. Satu cangkir bayam yang dimasak mengandung hampir 25% dari kebutuhan kalsium harian Anda. Bayam diperkaya serat, besi, dan vitamin A. 8.
Sereal
Sereal mengandung 25% vitamin D. Ini adalah cara termudah daripada memasak ikan salmon atau mesti berjemur. 9.
Ikan tongkol
Tuna atau lemak ikan lainnya merupakan sumber vitamin D. Tiga ons tuna kaleng mengandung 154 IU, atau sekitar 39% dari dosis harian And a dari vitamin sinar matahari. 10. Sawi hijau
Sama seperti bayam, sayuran berdaun hijau ini kaya akan kalsium. Satu cangkir sawi yang dimasak mengandung 25% kalsium untuk kebutuhan harian Anda. Sawi ini mudah diselipkan dalam makanan Anda. 11.
Jus jeruk
Segelas jus jeruk segar yang diperas tidak memiliki k alsium atau vitamin D. Penelitian telah menunjukkan bahwa asam askorbat dalam jus jeruk dapat membantu dengan penyerapan kalsium, sehingga Anda akan lebih mungkin mendapatkan manfaat dari minuman ini.
2.2.
Pemeriksaan Penunjang
2.8.1.
Kalsium dan fosfat anorganik rendah atau di bawah normal
2.8.2.
Fosfatase alkali meninggi
2.8.3. Rontgen menunjukkan fraktur yang khas (Looser's zones) pada tulang-tulang pelvis dan tulang panjang dan terutama metatarsal dan metacarpal 2.8.4.
2.3.
Kadar vitamin D
Diagnosa Banding
2.9.1.
Osteoporosis (senilis atau pasca-menopause)
2.9.2.
Demineralisasi dan tulang yang tidak pernah dipergunakan
2.9.3.
Kelainan tulang akibat hipoparatiroidisme
BAB 3 ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN OSTEOMALASIA
3.1.
Pengkajian
3.1.1.
Biografi Klien
Nama lengkap
:
Umur
:
Jenis kelamin
:
Alamat
:
Pekerjaan
:
Agama
:
Status
:
3.1.2.
Riwayat Kesehatan
a.
RKS
1.
Pasien mengeluh nyeri tulang
2.
Ekstremitas disertai nyeri tekan
3.
Kelemahan otot
4.
Cara jalan bebek atau pincang
b.
RKD
1.
Kemungkinan klien pernah Malabsorbsi
2.
Kekurangan calsium dalam diet
3.
Klien pernah mengalami gagal ginjal kronik
4.
Klien pernah mengalami gangguan hati
c. 1.
RKK Orangtua klien pernah mengalami osteomalasia
3.1.3.
Pemeriksaan Fisik
a.
Ekstermitas
1.
Deformitas skelet
2.
Deformitas vertebra
3.
Deformitas lengkungan tulang panjang
4.
Otot Lemah
3.1.4. a.
Data dasar Pengkajian Aktivitas / istirahat
Tanda : keterbatasan fungsi pada bagian yang terkena, nyeri b.
Sirkulasi
Tanda : takikardia ( Respon stress ) c.
Neurosensori
Gejala : hilang gerakan Tanda : Deformitas local, kelemahan d.
Nyeri / Kenyamanan
Gejala : nyeri tekan 3.1.5.
Pemeriksaan Diagnostik
Pada foto x – ray ray umumnya nampak kekurangan mineral dari tulang sangat nyata. Berdasar dari vertebra mungkin menunjukkan fraktur kompressi dengan nyeri pada ujung vertebra. Pemeriksaan laboratorium menunjukkan lambatnya rata-rata serum kalsium d an jumlah fosfor serta kurangnya kenaikan alkaline phosfat. Ekskresi urine calsium dan creatinin lambat.
3.2.
Diagnosa Keperawatan
3.2.1.
Nyeri b.d fraktur patologis, kelemahan d.d wajah meringis
3.2.2.
Suplay nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia d.d kelemahan
3.2.3.
Intoleransi aktifitas b.d kelemahan d.d cemas
3.2.4.
PK: anemia
3.2.5. darah.
Resiko pola napas tidak efektif b.d dipsnea, hipoksia d.d penurunan kadar hb dalam
3.2.6. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, hilangnya integritas struktur tulang d.d . kelemahan. 3.2.7. Gangguan eliminasi urine b.d. pembentukan batu ginjal d.d. dari abdomen bagian posterior kuadran bawah.
3.2.8.
Sindrome disuse b.d kerusakan saraf vertebra d.d gangguan ADL
3.2.9.
Gangguan ADL b.d. defisit pengawasan diri d.d. kelemahan.
3.2.10. Gangguan konsep diri : harga diri rendah b.d tungkai melengkung, jalan bebek, deformitas vertebra
3.3.
Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan dan NOC
NIC
Tujuan: setelah diberi tindakan selama 2 x 60 menit nyeri px berkurang.
NIC:
Rasional
1. Pemberian 1. nyeri 1. Nyeri b.d fraktur analgesik:penggunaan berkurang atau patologis, kelemahan NOC: agen agen terkontrol d.d wajah meringis farmakologi untuk 1. Tingkat kenyamanan 2. Terlihat mengurangi atau :perasaan senang secara fisik dan rileks, dapat menghilangkan nyeri psikologi istirahat, tidur Ds: 2. Penatalaksanann dan 2. Tingkat nyeri : jumlah nyeri nyeri :meringankan berpartisipasi Px mengatakan yang ditunjuk kan atau atau mengurangi nyeri dalam aktivitas merasaKeletihan dan dilaporkan sampai pada tingkat sesuai takut kembali kenyamanan yang kemampuan. Terluka 3. Tingkat nyeri dibuktikan dapat diterima oleh dengan indikator berikut Do: paasien (sebutkan nilainya (1Atrofi kelompok obat yang terlibat 1. Perubahan kemampuan untuk meneruskan aktivitas seterusnya 2.
Anoreksia
3. Perubahan pola tidur
5:extrem,berat,ringan,tidak ada). P:degenerasi (penuaan),inflamasi Q:qualitas nyeri R:sendi(lutut,tulang belakang) S:skaka nyeri 0=tidak nyeri 1-3=nyeri ringan
4. perubahan berat badan.
4-6=nyeri sedang 7-10=nyeri meringis T:tergantung pada etiologi
Diagnosa
Tujuan dan NOC
2. Gangguan mobilitas fisik b.d nyeri, hilangnya integritas struktur tulang d.d . kelemahan.
Tujuan: setelah di lakukan tindakan selama 3 x 24 jam mobilitas fisik pasien mulai membaik.
Ds :
NIC NIC
NOC Px mengatakan mengalami kesulitan bergerak dan 1. Menunjukkan mengalami keterbatasan tingkat mobilitas di kemampuan melakukan tandai dengan indikator aktifitas sehari-hari. berikut (sebutkan nilainya 1-5 Do: {ketergantungan tidak berpartisipasi} 1. Kesulitan bergerak. membutuhkan bantuan 2. Pergerakan orang lain dan alat, melambat. mandiri dengan alat bantu, atau mandiri 3. Ketidakstabilan penuh) posisi tubuh saat melakukan rutinitas 2. Menunjukkan penggunaan alat bantu secara benar dengan pengawasan.
NIC 1. Kaji kebutuhan akan bantuan pelayanan kesehatan dirumah dan kebutuhan akan peralatan pengobatan yang tahan lama
Rasional
1. Membantu meenentukan intervensi yang akan dilakukan. 2. Membantu perawatan diri dan memandirikan pasien tehnik pemindahan yang tepat mencegah abrasikulit dan jatuh.
2. Ajarkan pasien tentang dan 3. Untuk pantau penggunaan menentukan tindakan alat bantu mobilitas yang dibutuhkan oleh ( misalnya : pasien. tongkat, walker, kruk,atau kursi roda) 3. Kaji kebutuhan pasien akan pendidikan kesehatan.
3. Melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri. Diagnosa
NIC
NOC
3. Intoleransi Tujuan : setelah di lakukan NOC aktifitas tindakan pada pasien 1. Kaji respon emosi , b.d kelemahan d.d selama 2 x 24 jam maka sosial dan spiritual cemas nyeri berkurang. terhadap aktivitas Ds: NIC 2. Evaluasi ke inginan Px Mengatakan 1. Mentoleransi pasien untuk
Rasional 1.Tirah baring lama dapat menurunkan .ini dapat terjadi karena keterbatasan aktivitas yang mengganggu periode istirahat.
keletihan atau kelemahan secara verbal. Do:
aktivitas yang biasa di lakukan dan di tunjukkan dengan daya tahan, penghematan energi, dan perawatan diri: aktifitas kehidupan sehari- hari. 2. Mengidentifikasi aktifitas dan / atau yang menimbulkan kecemasan yang berkontribusi pada intoleransi aktifitas.
meningkatkan aktivitas. 3. Berikan pengobatan nyeri sebelum aktivitas. 4. Kolaborasi dengan ahli terapi okupasi, fisik atau rekreasi untuk merencanakan atau memantau program aktivitas , sesuai dengan kebutuhan.
5. Hindarkan dari 3. Menampilkan menjadwalkan aktifitas aktivitas kehidupan sehari perawatan selama periode hari dengan beberapa istirahat. bantuan (misalnya: eliminasi dengan bantuan ambulasi untuk ke kamar mandi).
BAB 4 PENUTUP 4.1 Kesimpulan
Osteomalasia adalah penyakit metabolisme tulang yang dikarakteristikkan oleh kurangnya mineral dari tulang (menyerupai penyakit yang menyerang anak-anak yang disebut rickets) pada orang dewasa, osteomalasia berlangsung kronis dan terjadi deformitas skeletal, terjadi tidak separah dengan yang menyerang anak-anak karena pada orang dewasa pertumbuhan tulang sudah lengkap .( Smeltzer. 2001: 2339 ) Osteomalasia terjadi akibat defisiensi vitamin D ataupun akibat defisiensi kalsium.Penyakit malabsorbsi ,gangguan hati dan gagal ginjal kronik dapat juga mengakibatkan terjadinya osteomalasia Adapun tanda dan gejala dari osteomalasia ini adalah nyeri tulang dan kelemahan. Sebagai akibat dari defisiensi kalsium, biasanya terdapat kelemahan otot, pasien k emudian nampak lemah. Nyeri tulang yang dirasakan menyebar, terutama pada daerah pinggang dan paha .Kemudian k aki terjadi bengkok (karena tinggi badan dan kerapuhan tulang), vertebra menjadi tertekan, pemendekan batang tubuh pasien dan kelainan ben tuk thoraks (kifosis).dan banyak tanda dan gejala lainnya.
4.2 Saran
Makalah sangat jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sebagai kelompok mengharapkan kritikan dan saran dari dosen pembimbing dan teman – teman teman sesama mahasiswa. Selain itu penyakit osteosarkoma ini sangat berbaha ya dan kita sebagai host harus bisa menerapkan pola hidup sehat agar kesehatan kita tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Adelina. 2009. Askep 2009. Askep osteomalasia.http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/askeposteomalasia.http://adelinecalonperawat.blogspot.com/2009/03/askeposteomalasia.html. Diakses tanggal 25 september 2012 pukul 19.30 WIB
Anonimus. 2011. Askep 2011. Askep klien dengan osteomalasia. osteomalasia. http://akatsukiners.blogspot.com/2011/02/askep-klien-dengan-osteomalasia.html.Diakses tanggal 22 september 2012 pukul 16.20 WIB
Anonimus. 2011. Asuhan 2011. Asuhan keperawatan osteomalasia.http://www.scribd.com/doc/56775038/Asuhan-Keperawatanosteomalasia.http://www.scribd.com/doc/56775038/Asuhan-KeperawatanOsteomalasia. Diakses tanggal 25 september 2012 pukul 20.30 WIB
Anonimus. 2011. Osteomalasia.http://serpihanilmuku.blogspot.com/2011/10/osteomalasia.html. Osteomalasia.http://serpihanilmuku.blogspot.com/2011/10/osteomalasia.html. Diakses tanggal 25 september 2012 pukul 20.30 WIB
Carpenito, Lynda juall. 2001. Dokumentasi 2001. Dokumentasi Asuhan Keperawatan Edisi 8. Jakarta : EGC.
Doenges, E, Marilyn. 1999. Rencana 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk perencanaan keperawatan pasien. Edisi 3 . Jakarta . Jakarta : EGC.
Ganong, W.F. 1999. Fisiologi kedokteran. Jakarta : EGC.
Price, Sylvia & Loiraine M. Wilson. 1998. Patofisiologi 1998. Patofisiologi Konsep Klinis Proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta 4. Jakarta : EGC.
Smeltzer & Brenda G. bare. 2002. Buku 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Vol III. Edisi 8. Jakarta : EGC. Suratun, Heryati, Santa manurung, Een raenah. 2008. Klien gangguan sistem musculuskeletal. Jakarta : EGC.
Teguh, Aris.2011. Askep Aris.2011. Askep osteomalasia. osteomalasia. http://aries-teguh.blogspot.com/2011/11/askeposteomalasia.html. Diakses tanggal 23 september 2012 pukul 08.30 WIB