ASKEP EKLAMSIA
Posted by Udayati Made
A. Konsep Dasar Penyakit 1. Definisi / Pengertian Eklamsia kelainan akut pada ibu hamil, saat persalinan atau masa nifas ditandai dengan timbulnya keang atau koma, dimana sebelumnya sudah menunukkan geala!geala pre eklamsia "#ipertensi, oedema, proteinuria$. Eklamsia adalah suatu komplikasi kehamilan yg ditandai dengan peningkatan %D "& ' 1() mm#g, D ' 11) mm#g$, proteinuria, oedema, keang dan/atau penurunan kesadaran. Eklampsia adalah akut dengan keang *oma pada +anita hamil dan +anita dalam nifas disertai dengan hipertensi, edema, dan proteinuria. "bsetri Patologi - UPAD$. UPAD$. Eklampsia adalah suatu keadaan dimana didiagnosis ketika pre eklampsia memburuk menadi keang "#elen arney arney - 0))$. 2erdasarkan pengertian!pengertian di atas, maka dapat disimpulkan yaitu eklampsia adalah suatu keadaan dimana pre eklampsia tidak dapat diatasi sehingga mengalami gangguan yang lebih lanut yaitu hipertensi, edema, dan proteinuria serta keang.
0. Epidemiologi / 3nsiden Kasus Eklampsia selalu menadi masalah yang serius, bahkan merupakan salah satu keadaan paling berbahaya dalam kehamilan. &tatistik menunukkan di Amerika Amerika &erikat kematian akibat eklampsia mempunyai ke*enderungan menurun dalam 4) tahun terakhir, dengan persentase 1) 5 6 17 5. Antara tahun 1881 6 188 kira!kira 95 dari seluruh kematian ibu di Amerika &erikat adalah akibat eklampsia, umlahnya men*apai 0) kematian. Kenyataan ini mengindikasikan bah+a eklampsia dan pre eklamsia berat harus selalu dianggap sebagai keadaan yang mengan*am i+a ibu hamil. Eklampsia di 3ndonesia masih merupakan penyakit pada kehamilan yang meminta korban besar dari ibu dan bayi. Dari berbagai pengumuman, diketahui kematian ibu berkisar antara 8,(5 ! 07,75 sedangkan kematian bayi lebih tinggi lagi, yakni 40,05!4(,85. &ebaliknya, kematian ibu dan bayi di negara mau lebih ke*il. %ingginya kematian ibu dan anak di negara!negara yang kurang mau disebabkan oleh kurang sempurnanya penga+asan antenatal dan natal. &ebab kematian bayi terutama oleh hipoksia intrauterin dan prematuritas. 2erla+anan dengan yang sering diduga, eklampsia tidak menyebabkan hipertensi menahun. Ditemukan bah+a pada penderita yang mengalami eklampsia pada kehamilan pertama, frekuensi hipertensi 17 tahun kemudian/lebih, tidak lebih tinggi daripada mereka yang hamil tanpa eklampsia.
:. Etiologi / Penyebab Menurut Manuaba, 32;, 0))1 penyebab se*ara pasti belum diketahui, tetapi banyak teori yang menerangkan tentang sebab akibat dari penyakit ini, antara lain< a. %eori ;enetik Eklamsia merupakan penyakit keturunan dan penyakit yang lebih sering ditemukan pada anak +anita dari ibu penderita pre eklamsia. b. %eori 3munologik Kehamilan sebenarnya merupakan hal yang fisiologis. =anin yang merupakan benda asing karena ada faktor dari suami se*ara imunologik dapat diterima dan ditolak oleh ibu. Adaptasi dapat diterima oleh ibu bila anin dianggap bukan benda asing dan rahim tidak dipengaruhi oleh sistem imunologi normal sehingga teradi modifikasi respon imunologi dan teradilah adaptasi. Pada eklamsia teradi penurunan atau kegagalan dalam adaptasi imunologik yang tidak terlalu kuat sehingga konsepsi tetap beralan.
*.
%eori 3skhemia >egio Utero Pla*ental Keadian eklamsia pada kehamilan dimulai dengan iskhemia utero pla*enta
menimbulkan bahan ?aso konstriktor yang bila memakai sirkulasi, menimbulkan bahan ?aso konstriksi ginal. Keadaan ini mengakibatkan peningkatan produksi renin angiotensin dan aldosteron. >enin angiotensin menimbulkan ?asokonstriksi general, termasuk oedem pada arteriol. Perubahan ini menimbulkan kekakuan anteriolar yang meningkatkan sensitifitas terhadap angiotensin ?asokonstriksi selanutnya akan mengakibatkan hipoksia kapiler dan peningkatan permeabilitas pada membran glumerulus sehingga menyebabkan proteinuria dan oedem lebih auh.
d. %eori >adikal 2ebas @aktor yang dihasilkan oleh ishkemia pla*enta adalah radikal bebas. >adikal bebas merupakan produk sampingan metabolisme oksigen yang sangat labil, sangat reaktif dan berumur pendek. iri radikal bebas ditandai dengan adanya satu atau dua elektron dan berpasangan. >adikal bebas akan timbul bila ikatan pasangan elektron rusak. &ehingga elektron yang tidak berpasangan akan men*ari elektron lain dari atom lain dengan menimbulkan kerusakan sel. Pada eklamsia sumber radikal bebas yang utama adalah pla*enta, karena pla*enta dalam pre eklamsia mengalami iskhemia. >adikal bebas akan bekera pada asam lemak tak enuh yang banyak diumpai pada membran sel, sehingga radikal bebas merusak sel. Pada eklamsia kadar lemak lebih tinggi daripada kehamilan normal, dan produksi radikal bebas menadi tidak terkendali karena kadar anti oksidan uga menurun. e.
%eori Kerusakan Endotel @ungsi sel endotel adalah melan*arkan sirkulasi darah, melindungi pembuluh darah
agar tidak banyak teradi timbunan trombosit dan menghindari pengaruh ?asokonstriktor. Kerusakan endotel merupakan kelanutan dari terbentuknya radikal bebas yaitu peroksidase lemak atau proses oksidase asam lemak tidak enuh yang menghasilkan peroksidase lemak asam enuh. Pada eklamsia diduga bah+a sel tubuh yang rusak akibat adanya peroksidase lemak adalah sel endotel pembuluh darah. Kerusakan endotel ini sangat spesifik diumpai pada glumerulus ginal yaitu berupa Bglumerulus endotheliosisC. ;ambaran kerusakan endotel pada ginal yang sekarang diadikan diagnosa pasti adanya pre eklamsia. f.
%eori %rombosit Pla*enta pada kehamilan normal membentuk deri?at prostaglandin dari asam
arakidonik se*ara seimbang yang aliran darah menuu anin. 3shkemi regio utero pla*enta menimbulkan gangguan metabolisme yang menghasilkan radikal bebas asam lemak tak enuh dan enuh. Keadaan ishkemi regio utero pla*enta yang teradi menurunkan pembentukan deri?at prostaglandin "tromboksan dan prostasiklin$, tetapi kerusakan trombosit meningkatkan pengeluaran tromboksan sehingga berbanding < 1 dengan prostasiklin yang
menyebabkan tekanan darah meningkat dan teradi kerusakan pembuluh darah karena gangguan sirkulasi. g. %eori Diet 3bu #amil Kebutuhan kalsium ibu hamil 0 ! 0 gram per hari. 2ila teradi kekurangan kalsium, kalsium ibu hamil akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan anin, kekurangan kalsium yang terlalu lama menyebabkan dikeluarkannya kalsium otot sehingga menimbulkan kelemahan konstruksi otot antung yang mengakibatkan menurunnya strike ?olume sehingga aliran darah menurun. Apabila kalsium dikeluarkan dari otot pembuluh darah akan menyebabkan konstriksi sehingga teradi ?asokonstriksi dan meningkatkan tekanan darah.
4. Patofisiologi Eklampsia dimulai dari iskemia uterus plasenta yang diduga berhubungan dengan berbagai faktor. &atu diantaranya adalah peningkatan resisitensi intra mural pada pembuluh miometrium yang berkaitan dengan peninggian tegangan miometrium yang ditimbulkan oleh anin yang besar pada primipara, anak kembar atau hidraminion. 3skemia utero plasenta mengakibatkan timbulnya ?asokonstriksor yang bila memasuki sirkulasi menimbulkan ginal, keadaan yang belakangan ini mengakibatkan peningkatan produksi rennin, angiostensin dan aldosteron. >ennin angiostensin menimbulkan ?asokontriksi generalisata dan semakin memperburuk iskemia uteroplasenta. Aldosteron mengakibatkan retensi air dan elektrolit dan ud ema generalisator termasuk udema intima pada arterior. Pada eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan teradi peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ, termasuk ke utero plasental fatal unit. asospasme merupakan dasar dari timbulnya proses eklampsia. Konstriksi ?askuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi arterial. asospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sir*ulating pressors. Eklamsi yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain. ;angguan perfusi plasenta dapat sebagai pemi*u timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta sehinga dapat berakibat teradinya 3ntra Uterin ;ro+th >etardation.
7. Path+ay
9. %anda dan ;eala Klinis Eklampsia teradi pada kehamilan 0) minggu atau lebih, yaitu< keang!keang atau koma. Keang dalam eklampsia ada 4 tingkat, meliputi < a. %ingkat a+al atau aura "in?asi$ 2erlangsung :)!:7 detik, mata terpaku dan terbuka tanpa melihat "pandangan kosong$, kelopak mata dan tangan bergetar, kepala diputar ke kanan dan ke kiri. b. &tadium keang tonik &eluruh otot badan menadi kaku, +aah kaku, tangan menggenggam dan kaki membengkok ke dalam, pernafasan berhenti, muka mulai kelihatan sianosis, lidah dapat tergigit, berlangsung kira!kira 0)!:) detik. *. &tadium keang klonik &emua otot berkontraksi dan berulang!ulang dalam +aktu yang *epat, mulut terbuka dan menutup, keluar ludah berbusa, dan lidah dapat tergigit. Mata melotot, muka kelihatan kongesti dan sianosis. &etelah berlangsung 1!0 menit keang klonik berhenti dan penderita tidak sadar, menarik nafas seperti mendengkur. d. &tadium koma amanya ketidaksadaran ini beberapa menit sampai beram!am. Kadang antara kesadaran timbul serangan baru dan akhirnya penderita tetap dalam keadaan koma "Mu*htar >ustam, 188(< 07$.
. Klasifikasi 2erdasarkan +aktu teradinya, eklampsia dapt dibagi< a. Eklampsia gra?idarum • Keadian 7)5 sampai 9)5 • &erangan teradi dalam keadaan hamil b. Eklampsia parturientum • Keadian sekitar :)5 sampai :75 • 2atas dengan eklampsia gra?idarum sukar ditentukan terutama saat mulai inpartu *. Eklampsia puerperium
Keadian arang yaitu 1)5 • %eradi serangan keang atau koma setelah persalinan berakhir •
a.
b.
*.
d. e.
f.
g.
h. i.
.
k.
(. Komplikasi Komplikasi yag terberat adalah kematian ibu dan anin. Usaha utama ialah melahirkan bayi hidup dari ibu yang menderita eklampsia. Komplikasi di ba+ah ini biasanya teradi pada eklampsia < &olusio plasenta. Komplikasi ini biasanya teradi pada ibu yang menderita hipertensi akut dan lebih sering teradi pada pre!eklampsia. Di rumah &akit Dr. ipto Mangunkusumo 17,75 solusio plasenta disertai pre!eklampsia. #ipofibrinogenemia Pada eklampsia, ditemukan 0:5 hipofibrinogenemia. Maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar fibrinogen se*ara berkala. #emolisis Penderita dengan eklampsia berat kadang!kadang menunukkan geala klinik hemolisis yang dikenal karena ikterus. 2elum diketahui dengan pasti apakah ini merupakan kerusakan sel! sela hati atau destruksi sel darah merah. ekrosis periportal hati yang sering ditemukan pada autopsi penderita eklampsia dapat menerangkan ikterus tersebut. Perdarahan otak Komplikasi ini merupakan penyebab utama kematian maternal penderita eklampsia. Kelainan mata Kehilangan penglihatan untuk sementara, yang berlangsung sampai seminggu, dapat teradi. Perdarahan kadang!kadang teradi pada retina, hal ini merupakan tanda ga+at akan teradinya apopleksia serebri. Edema paru!paru Fuspan "18($ menemukan hanya satu penderita dari 98 kasus eklampsia, hal ini disebabkan karena payah antung. ekrosis hati ekrosis periportal hati pada eklampsia merupakan akibat ?asopasmus arteriol umum. Kelainan ini diduga khas untuk eklampsia, tapi ternyata uga ditemukan pada penyakit lain. Kerusakan sel!sel hati uga dapat diketahui dengan pemeriksaan faal hati, terutama penentuan enGim!enGimnyG. &indroma #EEP Haitu haemolysis, ele?ated li?er enGymes, dan lo+ platelet. Kegagalan ;inal Kelainan ini berupa endoteliosis glomerulus yaitu pembengkakan sitoplasma sel endotelialtubulus ginal tanpa kelainan struktur lainnya. Kelainan lain yang dapat timbul ialah anuria sampai gagal ginal. Komplikasi lain idah tergigit, trauma dan fraktura karena atuh akibat keang!keang, pneumonia aspirasi, dan D3 "dessiminated intra?askuler *oogulation$ Prematuritas, dismaturitas, dan kematian intra!uterin.
8. Pemeriksaan Diagnostik / penunang Pada umumnya diagnosa pre eklamsia didasarkan atas adanya 0 dari trias geala utama. Ui diagnostik yang dilakukan pada pre eklamsia menurut Pra+irohardo, &, 1888 adalah < •
Ui Diagnostik Dasar diukur melalui : Pengukuran tekanan darah, analisis protein dalam urine, pemeriksaan oedem, pengukuran tinggi fundus uteri dan pemeriksaan funduskopi.
•
Ui aboratorium Dasar
a.
E?aluasi hematologik "hematokrit, umlah trombosit, morfologi eritrosit pada sediaan hapus darah tepi$.
b. Pemeriksaan fungsi hati "billirubin, protein serum, aspartat amino transferase, dan lain!lain$. *. •
Pemeriksaan fungsi ginal "ureum dan kreatinin$.
Ui Untuk Meramalkan #ipertensi a.
>oll o?er test.
ara memeriksa < Penderita tidur miring kekiri kemudian tensi diukur diastolik, kemudian tidur terlentang, segera ukur tensi, ulangi 7 menit, setelah itu bedakan diastol, tidur miring dan terlentang, hasil pemeriksaan - >% "I$ ika perbedaan ' 17 mm#g, >% "!$ ika perbedaan J 17 mm#g. b.
Pemberian infus angiotensin 33
*.
Mean Arterial Pressure yaitu < tekanan siastole I 0 tekanan diastole :
#asil "I$ < ' (7
1). Penatalaksanaan %uuan utama pengobatan eklampsia adalah menghentikan berulangnya serangan keang dan mengakhiri kehamilan se*epatnya dengan *ara yang aman setelah keadaan ibu mengiGinkan. Penga+asan dan pera+atan yang intensif sangat penting bagi penanganan penderita eklampsia, sehingga ia harus dira+at di rumah sakit. Pada pengangkutan ke rumah sakit diperlukan obat penenang yang *ukup untuk menghindarkan timbulnya keangan - penderita dalam hal ini dapat diberi diaGepam 0) mg 3M. &elain itu, penderita harus disertai seseorang yang dapat men*egah teradinya trauma apabila teradi serangan keangan. %uuan pertama pengobatan eklampsia ialah menghentikan keangan mengurangi ?asospasmus, dan meningkatkan dieresis. Dalam pada itu, pertolongan yang perlu diberikan ika timbul keangan ialah mempertahankan alan pernapasan bebas, menghindarkan tergigitnya lidah, pemberian oksigen, dan menaga agar penderita tidak mengalami trauma. Untuk menaga angan sampai teradi keangan lagi yang selanutnya mempengaruhi geala! geala lain, dapat diberikan beberapa obat, misalnya< •
Sodium pentotbal sangat berguna untuk menghentikan keang dengan segera bila diberikan se*ara intra?ena. Akan tetapi, obat ini mengandung bahaya yang tidak ke*il. Mengingat hal ini, obat itu hanya dapat diberikan di rumah sakit dengan penga+asan yang sempurna dan tersedianya kemungkinan untuk intubasi dan resustitasi. Dosisi inisial dapat diberikan sebanyak ),0 6 ),: g dan disuntikkan perlahan!lahan.
•
Sulfas magnesicus yang mengurangi kepekatan saraf pusat pada hubungan neuromus*ular tanpa mempengaruhi bagian lain dari susunan saraf. bat ini menyebabkan ?asodilatasi, menurunkan tekanan darah, meningkatkan dieresis, dan menambah aliran darah ke uterus. Dosis inisial yang diberikan ialah (g dalam larutan 4)5 se*ara intramus*ular- selanutnya tiap 9 am 4g, dengan syarat bah+a refleks patella masih positif, pernapasan 19 atau lebih per menit, dieresis harus melebihi 9))ml per hari- selain intramuskulus, sulfas magnesikus dapat diberikan se*ara intra?ena- dosis inisial yang diberikan adalah 4g 4)5 Mg&4 dalam larutan 1)ml intra?ena se*ara perlahan!lahan, diikuti (g 3M dan selalu disediakan kalsium gluakonas 1g dalam 1) ml sebagai antidotum.
•
Lytic cocktail yang terdiri atas petidin 1)) mg, klorpromaGin 1)) mg, dan prometaGin 7) mg dilarutkan dalam glukosa 75 7)) ml dan diberikan se*ara infus intra?ena. =umlah tetesan disesuaikan dengan keadaan dan tensi penderita. Maka dari itu, tensi dan nadi diukur tiap 7 menit dalam +aktu setengah am pertama dan bila keadaan sudah stabil, pengukuran dapat diarangkan menurut keadaan penderita. &ebelum diberikan obat penenang yang *ukup, maka penderita eklampsia harus dihindarkan dari semua rangsang yang dapat menimbulkan keangan, seperti keributan, ineksi, atau pemeriksaan dalam.
2. Konsep Dasar Asuhan Kepera+atan 1. Pengkaian Data yang dikai pada ibu bersalin dengan eklampsia adalah < a. Data subyektif < ! Umur biasanya sering teradi pada primi gra?ida , J 0) tahun atau ' :7 tahun ! >i+ayat kesehatan ibu sekarang < teradi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur ! >i+ayat kesehatan ibu sebelumnya < penyakit ginal, anemia, ?askuler esensial, hipertensi kronik, DM ! >i+ayat kehamilan < ri+ayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta ri+ayat kehamilan dengan eklamsia sebelumnya ! Pola nutrisi < enis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun selingan ! Psiko sosial spiritual < Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan ke*emasan, oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya b. Data byektif < ! 3nspeksi < edema yang tidak hilang dalam kurun +aktu 04 am ! Palpasi < untuk mengetahui %@U "tinggi fundus uteri$, letak anin, lokasi edema ! Auskultasi < mendengarkan D== "denyut antung anin$ untuk mengetahui adanya fetal distress
! !
Perkusi < untuk mengetahui refleks patella sebagai syarat pemberian &M "ika refleks I $ Pemeriksaan penunang • %anda ?ital yang diukur dalam posisi terbaring atau tidur, diukur 0 kali dengan inter?al 9 am • aboratorium < protein uri dengan kateter atau midstream "biasanya meningkat hingga ),: gr/lt atau I1 hingga I0 pada skala kualitatif$, kadar hematokrit menurun, berat en is urine meningkat, serum kreatini meningkat, uri* a*id biasanya ' mg/1)) ml • 2erat badan < peningkatannya lebih dari 1 kg/minggu • %ingkat kesadaran - penurunan ;& sebagai tanda adanya kelainan pada otak • U&; - untuk mengetahui keadaan anin • &% < untuk mengetahui keseahteraan anin
a. b. *. d.
0. Diagnosa Kepera+atan yang mungkin mun*ul Ketidakefektifnya kebersihan alan nafas b.d keang >esiko tinggi teradinya foetal distress pada anin berhubungan dengan perubahan pada plasenta >isiko *edera pada anin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke pla*enta ;angguan psikologis "*emas$ berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan
:. >en*ana %indakan Kepera+atan a. Diagnosa kepera+atan 1 ketidakefektifnya kebersihan alan nafas b.d keang %uuan < &etelah dilakukan tindakan kepera+atan diharapkan bersihan alan nafas maksimal. Kriteria #asil < • Pasien akan mempertahankan pola pernafasan efektif dengan alan nafas paten atau aspirasi di*egah 3nter?ensi< 1$ Anurkan pasien untuk mengosongkan mulut dari benda atau Gat tertentu atau alat yang lain untu menghindari rahang mengatup ika keang teradi. >/ menurunkan risiko aspirasi atau masuknya sesuatu benda asing ke faring. 0$ etakkan pasien pada posisi miring, permukaan datar, miringkan kepala selama serangan keang. >/ meningkatkan aliran se*ret, men*egah lidah atuh dan menyumbat alan nafas :$ %anggalkan pakaian pada daerah leher atau dada dan abdomen. >/ untuk memfasilitasi usaha bernafas atau ekspansi dada 4$ akukan penghisapan sesuai indikasi >/ menurunkan risiko aspirasi atau aspiksia 7$ 2erikan tambahan oksigen atau ?entilasi manual sesuai kebutuhan. >/ dapat menurunkan hipoksia *erebral . b. Diagnosa kepera+atan 0 >esiko tinggi teradinya foetal distress pada anin berhubungan dengan perubahan pada plasenta %uuan < &etelah dilakukan tindakan pera+atan tidak teradi foetal distress pada anin Kriteria #asil < D== " I $ < 10!10!10 #asil &% < ormal #asil U&; < ormal • • •
3nter?ensi < 1. Monitor D== sesuai indikasi
0. :.
4. 7.
>/. Peningkatan D== sebagai indikasi teradinya hipoia, prematur dan solusio plasenta Kai tentang pertumbuhan anin >/. Penurunan fungsi plasenta mungkin diakibatkan karena hipertensi sehingga timbul 3U;> =elaskan adanya tanda!tanda solutio plasenta " nyeri perut, perdarahan, rahim tegang, aktifitas anin turun $ >/. 3bu dapat mengetahui tanda dan geala solutio plasenta dan tahu akibat hipoia bagi anin Kai respon anin pada ibu yang diberi &M >/. >eaksi terapi dapat menurunkan pernafasan anin dan fungsi antung serta aktifitas anin Kolaborasi dengan medis dalam pemeriksaan U&; dan &% >/. U&; dan &% untuk mengetahui keadaan/keseahteraan anin
*.
Diagnosa kepera+atan : < >isiko *edera pada anin berhubungan dengan tidak adekuatnya perfusi darah ke pla*enta %uuan < agar *edera tidak teradi pada anin Kriteria #asil < 3nter?ensi < 3stirahatkan ibu >/ dengan mengistirahatkan ibu diharapkan metabolism tubuh menurun dan peredaran darah ke pla*enta menadi adekuat, sehingga kebutuhan 0 untuk anin dapat dipenuhi Anurkan ibu agar tidur miring ke kiri >/ dengan tidur miring ke kiri diharapkan ?ena *a?a dibagian kanan tidak tertekan oleh uterus yang membesar sehingga aliran darah ke pla*enta menadi lan*ar Pantau tekanan darah ibu >/ untuk mengetahui keadaan aliran darah ke pla*enta seperti tekanan darah tinggi, aliran darah ke pla*enta berkurang, sehingga suplai oksigen ke anin berkurang. Memantau bunyi antung ibu >/ dapat mengetahui keadaan antung anin lemah atau menurukan menandakan suplai 0 ke pla*enta berkurang sehingga dapat diren*anakan tindakan selanutnya. 2eri obat hipertensi setelah kolaborasi dengan dokter >/ dapat menurunkan tonus arteri dan menyebabkan penurunan after load antung dengn ?asodilatasi pembuluh darah, sehingga tekanan darah turun. Dengan menurunnya tekanan darah, maka aliran darah ke pla*enta menadi adekuat.
d. Diagnosa kepera+atan 4 ;angguan psikologis "*emas$ berhubungan dengan koping yang tidak efektif terhadap proses persalinan %uuan < &etelah dilakukan tindakan pera+atan ke*emasan ibu berkurang atau hilang Kriteria #asil < 3bu tampak tenang 3bu kooperatif terhadap tindakan pera+atan 3bu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang • • •
3nter?ensi < 1. Kai tingkat ke*emasan ibu >/. %ingkat ke*emasan ringan dan sedang bisa ditoleransi dengan pemberian pengertian sedangkan yang berat diperlukan tindakan medikamentosa 0. =elaskan mekanisme proses persalinan >/. Pengetahuan terhadap proses persalinan diharapkan dapat mengurangi emosional ibu yang maladaptif :. ;ali dan tingkatkan mekanisme koping ibu yang efektif >/. Ke*emasan akan dapat teratasi ika mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif
4. 2eri support system pada ibu >/. ibu dapat mempunyai moti?asi untuk menghadapi keadaan yang sekarang se*ara lapang dada asehingga dapat memba+a ketenangan hati
4. 3mplementasi 3mplementasi sesuai dengan ren*ana kepera+atan
7. E?aluasi • D 1< Pasien akan mempertahankan pola pernafasan efektif dengan alan nafas paten atau aspirasi di*egah D 0 < •
D== " I $ < 10!10!10 #asil &% < ormal #asil U&; < ormal D : < agar *edera tidak teradi pada anin •
•
D 4 <
3bu tampak tenang 3bu kooperatif terhadap tindakan pera+atan 3bu dapat menerima kondisi yang dialami sekaran
DA@%A> PU&%AKA
#eller, uG. 18((. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. =akrta < E; Mo*htar, >ustam. 188(. Sinopsis Obstetri. =akarta < E; Liknoosatro, hanifa. 0))7. Ilmu Kebidanan.. =akarta < Hayasan 2ina Pustaka &ar+ono Pra+irohardo