ASKEP DIFTERI PADA PADA ANAK BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Difteri merupakan merupakan salah satu penyakit penyakit yang yang sangat sangat menular menular (contagiou (contagiouss disease). disease). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, diphtheriae, yaitu kuman yang yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, uga melalui batuk dan bersin penderita. Penderita difteri umumnya anak!anak, usia di ba"ah #$ tahun. Dilaporkan #% & kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. 'elama permulaan pertama dari abad ke!%, difteri merupakan penyebab umum dari kematian bayi dan anak ! anak muda. Penyakit ini uga diumpai pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. leh karena itu, menaga kebersihan sangatlah penting, karena berperan dalam menunang kesehatan kita *. +uuan #. +uuan umum aitu, aitu, agar -ahasis"a/i memahami tentang penyakit difteri difter i pada anak . +uuan khusus a.
Definisi difteri
b.
tiologi
c.
+anda dan 0eala
d.
Patofisiologi
e.
Penatalaksanaan -edis
f.
1omplikasi
g. Asuhan 1epera"atan
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil toksik (racun) Corynebacterium diphteriae. (Iwansain.2008). Difteri adalah infeksi saluran pernafasan yang disebabkan oleh Corynebacterium diphteriae dengan bentuk basil batang gram positif (Jauhai!nuu"in. 2008). Difteri adalah suatu infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri penghasil racun Corynebacterium diphteriae. (Fua"i! Hasan. 2008). 2adi kesimpulannya difteri adalah penyakit infeksi mendadak yang disebabkan oleh kuman Corynebacterium diphteriae *. tiologi Penyebabnya adalah Corynebacterium diphteriae. *akteri ini ditularkan melalui percikan ludah yang berasal dari batuk penderita atau benda maupun makanan yang telah terkontaminasi oleh bakteri. *iasanya bakteri ini berkembangbiak pada atau disekitar selaput lender mulut atau tenggorokan dan menyebabkan peradangan. Pe"arnaan sediaan langsung dapat dialkuakan dengan biru metilen atau biru toluidin. *asil ini dapat ditemukan dengan sediaan langsung dari lesi. -enurut 'taf 3lmu 1esehatan Anak 4153 dalam buku kuliah ilmu kesehatan anak, sifat bakteri Corynebacterium diphteriae 6 #. 0ram positif . Aerob 7. Polimorf 8. +idak bergerak $. +idak berspora Disamping itu bakeri ini dapat mati pada pemanasan 9%: C selama #% menit, tahan beberapa minggu dalam es, air, susu dan lendir yang telah mengering.+erdapat tiga enis basil yaitu bentuk gra;is, mitis, dan intermedius atas dasar perbedaan bentuk koloni dalam biakan agar darah yang mengandung kalium telurit. *asil Difteria mempunyai sifat6 #. -ambentuk psedomembran yang sukar dianggkat, mudah berdarah, dan ber"arna
putih keabu!abuan yang meliputi daerah yang terkena.terdiri dari fibrin, leukosit, aringan nekrotik dan kuman.
. -engeluarkan eksotoksin yang sangat ganas dan dapat meracuni aringan setelah
beberapa am diserap dan memberikan gambaran perubahan aringan yang khas terutama pada otot antung, ginal dan aringan saraf. -enurut tingkat keparahannya, 'taff 3lmu 1esehatan Anak 4153 membagi penyakit ini menadi 7 tingkat yaitu 6 #. 3nfeksi ringan bila pseudomembran hanya terdapat pada mukosa hidung dengan geala hanya nyeri menelan. . 3nfeksi sedang bila pseudomembran telah menyaring sampai faring (dinding belakang rongga mulut), sampai menimbulkan pembengkakan pada laring. 7. 3nfeksi berat bila teradi sumbatan nafas yang berat disertai
dengan geala
komplikasi seperti miokarditis (radang otot antung), paralysis (kelemahan anggota gerak) dan nefritis (radang ginal). #$nuu% &a'ian iu *$s$ha%an ana* FKUI, penyakit ini uga dibedakan menurut lokasi
geala yang dirasakan pasien 6 #. Difteri hidung 0eala paling ringan dan paling arang (&). -ula!mula tampak pilek, kemudian secret yang keluar tercampur darah sedikit yang berasal dari pseudomembran. Penyebaran pseudomembran dapat mencapai faring dan laring. . Difteri faring dan tonsil ( Difteri 4ausial ). Difteri enis ini merupakan difteri paling berat karena bisa mengancam nya"a penderita akibat gagal nafas. Paling sering diumpai ( <$&). 0eala mungkin ringan tanpa pembentukan pseudomembran. Dapat sembuh sendiri dan memberikan imunitas pada penderita.Pada kondisi yang lebih berat dia"ali dengan radang tenggorokan dengan peningkatan suhu tubuh yang tidak terlalu tinggi, pseudomembran a"alnya hanya berupa bercak putih keabu!abuan yang cepat meluas ke nasofaring atau ke laring, nafas berbau, dan ada pembengkakan regional leher tampak seperti leher sapi (bull’s neck). Dapat teradi sakit menelan, dan suara serak serta stridor inspirasi "alaupun belum teradi sumbatan laring. 7. Difteri laring dan trakea Lebih sering merupakan penalaran difteri faring dan tonsil, daripada yang primer. 0eala gangguan nafas berupa suara serak dan stridor inspirasi elas dan bila lebih berat timbul sesak nafas hebat, sianosis, dan tampak retraksi suprasternal serta epigastrium. Ada bull=s neck, laring tampak kemerahan dan sembab, banyak sekret, dan permukaan ditutupi oleh pseudomembran. *ila anak terlihat sesak dan payah sekali perlu dilakukan trakeostomi sebagai pertolongan pertama. 8. Difteri kutaneus dan ;aginal Dengan geala berupa luka mirip saria"an pada kulit dan ;agina dengan pembentukan membrane diatasnya. >amun tidak seperti saria"an yang sangat nyeri, pada difteri, luka yang teradi ustru tidak terasa apa!apa. Difteri dapat pula timbul pada daerah konungti;a dan umbilikus.
$. Diphtheria 1ulit, 1onungti;a, +elinga Diphtheria kulit berupa tukak di kulit, tepi elas dan terdapat membran pada dasarnya. 1elainan cenderung menahun. Diphtheria pada mata dengan lesi pada konungti;a berupa kemerahan, edema dan membran pada konungti;a palpebra. Pada telinga berupa otitis eksterna dengan sekret purulen dan berbau. C. +anda dan geala a. Demam, suhu tubuh meningkat sampai 7?,@ derat Celcius, b. *atuk dan pilek yang ringan. c. 'akit dan pembengkakan pada tenggorokan d. -ual, muntah , sakit kepala. e. Adanya pembentukan selaput di tenggorokan ber"arna putih ke abu abuan kotor. f.
1aku leher
D. Patofisiologi *asil hidup dan berkembangbiak pada traktus respiratorius bagian atas terutama bila terdapat peradangan kronis pada tonsil, sinus, dan lain!lain.'elain itu dapat uga pada ;ul;a, kulit, mata, "alaupun arang teradi. Pada tempat!tempat tersebut basil membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin.Pseudomembran timbul lokal kemudian menalar kefaring, tonsil, laring, dan saluran nafas atas. 1elenar getah bening sekitarnya akan membengkak dan mengandung toksin. ksotoksin bila mengenai otot antung akan menyebabkan miokarditis toksik atau ika mengenai aringan saraf perifer sehingga timbul paralysis terutama otot!otot pernafasan. +oksin uga dapat menimbulkan nekrosis fokal pada hati dan ginal, yang dapat menimbulkan nefritis interstitialis. 1ematian pasien difteria pada umumnya disebabkan oleh teradinya sumbatan alan nafas akibat pseudomembran pada laring dan trakea, gagal antung karena miokardititis, atau gagal nafas akibat teradinya bronkopneumonia. Penularan penyakit difteria adalah melalui udara (droplet infection), tetapi dapat uga melalui perantaraan alat atau benda yang terkontaminasi oleh kuman difteria.Penyakit dapat mengenai bayi tapi kebayakan pada anak usia balita. Penyakit Difteria dapat berat atau ringan bergantung dari ;irulensi, banyaknya basil, dan daya tahan tubuh anak. *ila ringan hanya berupa keluhan sakit menelan dan akan sembuh sendiri serta dapat menimbulkan kekebalan pada anak ika daya tahan tubuhnya baik. +etapi kebanyakan pasien datang berobat sering dalam keadaan berat seperti telah adanya bullneck atau sudah stridor atau dispnea. Pasien difteria selalu dira"at dirumah sakit karena mempunyai resiko teradi komplikasi seperti mioarditis atau sumbatan alan nafas (>gastiyah, #@@<).
-enurut
3"ansain,%%? dalam http6//""".i"ansain."ordpress.com secara
sederhana
pathofisiologi difteri yaitu 6 #. 1uman difteri masuk dan berkembang biak pada saluran nafas atas, dan dapat uga pada ;ul;a, kulit, mata. . 1uman membentuk pseudomembran dan melepaskan eksotoksin. Pseudomembran timbul lokal dan menalar dari faring, laring, dan saluran nafas atas. 1elenar getah bening akan tampak membengkak dan mengandung toksin. 7. *ila eksotoksin mengenai otot antung akan mengakibatkan teradinya miokarditis dan timbul paralysis otot!otot pernafasan bila mengenai aringan saraf. 8. 'umbatan pada alan nafas sering teradi akibat dari pseudomembran pada laring dan trakea dan dapat menyebabkan kondisi yang fatal. . Penatalaksanaan Pengobatan umum dengan pera"atan yang baik, isolasi dan penga"asan 10 yang dilakukan pada permulan dira"at satu minggu kemudian dan minggu berikutnya sampai keadaan 10 kali berturut!turut normal dan pengobatan spesifik. Pengobatan spesifik untuk difteri 6 #. AD' (Antidifteri serum), %.%%% 5/hari selama hari berturut!turut dengan
sebelumnya harus dilakukan ui kulit dan mata. a. +'+ AD' AD' %,%$ CC murni dioplos dengan auades # CC. Diberikan %,%$ CC intracutan +unggu #$ menit
indurasi
dengan garis
tengah # cm (B) b. CAA P-*3A> ! +est Positif *'D1A !
+est >egatif
secara
D3P/3
c. Drip/3 %% CC cairan D$& %,$ salin. Ditambah AD' sesuai kebutuhan. Diberikan selama 8 sampai 9 am obser;asi geala cardinal. . Antibiotik, diberikan penisillin prokain $%%%5/kg**/hari sampai 7 hari bebas
demam. Pada pasien yang dilakukan trakeostomi ditambahkan kloramfenikol <$mg/kg**/hari dibagi 8 dosis. 7. 1ortikosteroid, untuk mencegah timbulnya komplikasi miokarditis yang sangat
membahayakan, dengan memberikan predison mg/kg**/hari selama 7!8 minggu. *ila teradi sumbatan alan nafas yang berat dipertimbangkan untuk tindakan trakeostomi. *ila pada pasien difteri teradi komplikasi paralisis atau paresis otot, dapat diberikan strikin E mg dan ;itamin *# #%% mg tiap hari selama #% hari.
4. Pemeriksaan penunang a. Pemeriksaan laboratorium6 Apusan tenggorok terdapat kuman Corynebakterium difteri (*uku kuliah ilmu kesehatan anak, #@@@). b. Pada pemeriksaan darah terdapat penurunan kadar hemoglobin dan leukositosis polimorfonukleus, penurunan umlah eritrosit, dan kadar albumin. Pada urin terdapat albuminuria ringan (>gastiyah, #@@<). c. Pemeriksaan bakteriologis mengambil bahan dari membrane atau bahnan di ba"ah membrane, dibiak dalam Loffler, +ellurite dan media blood ( ampengan, #@@7 ). d. Lekosit dapat meningkat atau normal, kadang terkadi anemia karena hemolisis sel darah merah (ampengan, #@@7 ) e. Pada neuritis difteri, cairan serebrospinalis menunukkan sedikit peningkatan protein (ampengan, #@@7 ). f. 'chick +es6 tes kulit untuk menentukan status imunitas penderita, suatu pemeriksaan s"ab untuk mengetahui apakah seseorang telah mengandung antitoksin. 0. 1omplikasi acun difteri bisa menyebabkan kerusakan pada antung, sistem saraf, ginal ataupun organ lainnya6 a. -iokarditis bisa menyebabkan gagal antung b. 1elumpuhan saraf atau neuritis perifer menyebabkan gerakan menadi tidak terkoordinasi
dan geala lainnya (timbul dalam "aktu 7!< minggu) c. 1erusakan saraf yang berat bisa menyebabkan kelumpuhan d. 1erusakan ginal (nefritis).
BAB III ASUHAN KEPERA+ATAN PADA ANAK DEN,AN ,AN,,UAN PERNAFASAN- DIFTERI
F. Pengkaian #. *iodata a. 5mur
6*iasanya teradi pada anak!anak umur !#% tahun dan arang
ditemukan pada bayi berumur diba"ah 9 bulan dari pada orang de"asa diatas #$ tahun b. 'uku bangsa
6 Dapat teradi diseluruh dunia terutama di negara!negara miskin
c. +empat tinggal 6 *iasanya teradi pada penduduk di tempat!tempat pemukiman yang
rapat!rapat, higine dan sanitasi elek dan fasilitas kesehatan yang kurang . 1eluhan 5tama 1lien marasakan demam yang tidak terlalau tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia, lemah 7. i"ayat 1esehatan 'ekarang 1lien mengalami demam yang tidak terlalu tinggi, lesu, pucat, sakit kepala, anoreksia 8. i"ayat 1esehatan Dahulu 1lien mengalami peradangan kronis pada tonsil, sinus, faring, laring, dan saluran nafas atas dan mengalami pilek dengan sekret bercampur darah $. i"ayat Penyakit 1eluarga Adanya keluarga yang mengalami difteri 9. Pola 4ungsi 1esehatan a.
Pola nutrisi dan metabolisme 2umlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoraksia
b.
Pola akti;itas 1lien mengalami gangguan akti;itas karena malaise dan demam
c.
Pola istirahat dan tidur 1lien mengalami sesak nafas sehingga mengganggu istirahat dan tidur
d.
Pola eliminasi 1lien mengalami penurunan umlah urin dan feses karena umlah asupan nutrisi kurang disebabkan oleh anoreksia
<. Pemeriksaan fisik Pada diptheria tonsil ! faring a.
-alaise
b. 'uhu tubuh G 7?,@ : c c.
Pseudomembran ( putih kelabu ) melekat dan menutup tonsil dan
d. dinding faring e.
*ulneck
Diptheriae laring a.
'tridor
b.
'uara parau
c.
*atuk kering
d.
Pada obstruksi laring yang berat terdpt retraksi suprasternal, sub costal dan supracla;icular Diptheriae hidung
b.
Pilek ringan 'ekret hidung serosanguinus
c.
Lecet pada nares dan bibir atas
d.
-embran putih pada septum nasi.
a.
mukopurulen
3. Diagnosa kepera"atan #.
Pola nafas napas tidak efektif b/d edema laring.
.
1etidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia.
3.
>yeri akut b/d proses inflamasi.
2. encana 1epera"atan
NO
D
I
TUJUAN
INTER/ENSI
RASIONAL
'etelah dilakukan #. bser;asi tanda J tanda #. untuk mengetahui tindakan kepera"atan
;ital.
keadaan umum
tentang Hygen
Posisikan pasien semi
pasien.
fo"ler.
.Agar pasien
.
theraphy selama #I8 am diharapkan pola 7.
Anurkan pasien agar merasa lebih nyaman
nafas pasien kembali
tidak terlalu banyak
7.Agar sesak tidak
normal.
bergerak.
bertambah.
1riteria hasil 6 a.
8.
1olaborasi dengan tim
8.-empertahankan
4rekuensi pernafasan
medis dalam pemberian
kebutuhan oksigen
dbn
terapi
yang maksimal bagi
Hygen
pasien
b. 3rama nafas sesuai dengan yang diharapkan. c.
Pengeluaran sputum pada alan nafas
d.
+idak ada suara nafas tambahan e.
f.
*ernafas mudah +idak ada dyspnea
2
'etelah dilakukan
#. 5ntuk
tindakan kepera"atan
mengetahui
selama #H8 am nutrisi #. -onitor intake kalori
II
pemasukan atau
klien dapat terpenuhi.
dan kualitas konsumsi
1riteria hasil 6
makanan.
1lien dapat mengetahui
. *erikan porsi kecil
porsi kecil mudah
tentang penyakit yang
dan makanan
dikonsumsi oleh
dideritanya.
lunak/lembek.
klien dan mencegah
b.
Adanya minat dan
7.
selera makan. c.
Porsi makan sesuai
*erikan makan
sesuai dengan selera. 8.
+imbang ** tiap hari
intake makanan. .
-akanan dalam
teradinya anoreksia. 7.
-eningkatkan
intake makanan.
kebutuhan d.
** meningkat.
8.
-engetahui
kurangnya ** dan efektifitas nutrisi yang diberikan.
1
III
'etelah dilakukan
#. Lakukan pengkaian
#. untuk mengetahui
tindakan kepera"atan
nyeri secara menyeluruh
lokasi nyeri dan
selama #H8 am
meliputi lokasi, durasi,
deraat nyeri,
diharapkan nyeri
frekuensi, kualitas,
sehingga dapat
berkurang atau hilang.
keparahan nyari dan
dilakukan
1riteria hasil 6
factor pencetus nyeri
pengobatan yang
.bser;asi
tepat.
a. Pasien dapat mengatakan nyeri yang
ketidaknyamanan non
dirasakan
;erbal
b. >yeri berkurang
7.Aarkan untuk
Kaah tidak meringis. menggunakan teknik non d. 'kala nyeri berkurang. e.
farmakologi misal
.
Agar dapat
mengetahui tingkat nyeri pada pasien. 7.
elaksasi dapat
( %!
relaksasi, guided imageri, merelaksasi otot J
++ normal
terapi musik dan distraksi otot sehingga nyeri
8.1endalikan factor
dapat berkurang dan
lingkungan yang dapat
pasien bisa rileks.
mempengaruhi respon
8.
Lingkungan
pasien terhadap
yang tenang dapat
ketidaknyamanan misal
menadikan pasien
suhu, lingkungan, cahaya,
dapat istirahat.
kegaduhan.
$.
Agar nyeri
$.1olaborasi6 pemberian berkurang dan pasien analgetik sesuai indikasi
cepat sembuh..
BAB I/ PENUTUP
A. K$siuan
Difteri merupakan salah satu penyakit yang sangat menular (contagious disease). Penyakit ini disebabkan oleh infeksi bakteri Corynebacterium diphtheriae, yaitu kuman yang menginfeksi saluran pernafasan, terutama bagian tonsil, nasofaring (bagian antara hidung dan faring/ tenggorokan) dan laring. Penularan difteri dapat melalui kontak hubungan dekat, melalui udara yang tercemar oleh karier atau penderita yang akan sembuh, uga melalui batuk dan bersin penderita. Penderita difteri umumnya anak!anak, usia di ba"ah #$ tahun. Dilaporkan #% & kasus difteri dapat berakibat fatal, yaitu sampai menimbulkan kematian. 'elama permulaan pertama dari abad ke!%, difteri merupakan penyebab umum dari kematian bayi dan anak ! anak muda. Penyakit ini uga diumpai pada daerah padat penduduk dengan tingkat sanitasi rendah. leh karena itu, menaga kebersihan sangatlah penting, karena berperan dalam menunang kesehatan kita. B. Saan
untuk pembuatan makalah ini saya menyadari masih banyak kekurangan saya berharap bagi pembacanya untuk mengkritik guna untuk menyempurnakan makalah ini.terima kasih
DAFTAR PUSTAKA
'tephen '. tetanus edited by.*ehrman, dkk. Daa Iu K$s$ha%an Ana* N$s3n Fal.#%%8! %<. disi #$!2akarta 6 0C, %%% -erdani, A., dkk. %%7 . Bu*u A4a In5$*si "an P$"ia%i T3is .*adan Penerbit 3DA3, 2akarta. Dr.
usepno
Fasan,
dkk. Bu*u
Kuiah
Iu
K$s$ha%an
Ana*
Fa*u%as
K$"3*%$anUni6$si%as In"3n$sia . 2ilid 33. Fal $9?!<.. Cetakan kesebelas 2akarta6 %%$