1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar belakang Penyak Penyakit it yang yang Dapat Dapat Dicega Dicegah h Dengan Dengan Imunis Imunisasi asi (PD3I) (PD3I) seperti seperti TBC, TBC,
Diphteri,Pertusis, Campak, Tetanus, Polio, dan Hepatitis B merupakan salah satu penyebab kematian anak di negaranegara berkembang termasuk Indonesia! Diperkirakan ",# $uta kematian pada anak atau %& pada balita di Indonesia adalah akibat PD3I! Di'teri merupakan salah satu penyakit menular yang dapat dicegah dengan imun imunis isasi asi (PD3 (PD3I)! I)! Di'te Di'teri ri adal adalah ah peny penyak akit it yang yang dise diseba babk bkan an oleh oleh kuma kuman n Corynebacte Corynebacterium rium diphtheria diphtheria oleh oleh karena karena itu penyak penyakitny itnyaa diberi diberi nama nama serupa serupa dengan dengan kuman penyebabny penyebabnya! a! ebelum ebelum era aksinasi, aksinasi, racun yang dihasilkan dihasilkan oleh kuman kuman ini sering meyebabkan meyebabkan penyakit penyakit yang serius, bahkan bahkan dapat menimbulkan menimbulkan kematia kematian!T n!Tap apii se$ak se$ak aksin aksin di'ter di'terii ditemu ditemukan kan dan imunisa imunisasi si terhada terhadap p di'teri di'teri digalakkan, $umlah kasus penyakit dan kematian akibat kuman di'teri menurun dengan dra drast stis is!Di'teri !Di'teri termasuk penyakit menular yang $umlah kasusnya relati' tinggi!Tinggginya tinggi!Tinggginya kasus di'teri sangat dipengaruhi adanya adanya program imunisasi!
1.2
Tujuan
"! *ntuk mengetahui pengertian di'teri! +! *ntuk mengetahui penyebab ter$adinya penyakit di'teri! 3! *ntuk mengetahui tanda dan ge$ala pada indiidu yang terkena penyakit di'teri! ! *ntuk mengetahui pato'isiologi penyakit di'teri! %! *ntuk mengetahui epidemiologi penyakit di'teri! -! *ntuk mengetahui penanganan penyakit di'teri!
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan Kecamatan umberjambe
2
BAB 2. TINJAUAN TEORI
+!" Pengertian Di'teria adalah suatu penyakit bakteri akut terutama menyerang tonsil, 'aring,laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadangkadang kon$ungtia atau agina! Timbulnya lesi yang khas disebabkan oleh cytoto.in spesi'ik yang dilepas oleh bakteri!/esi nampak sebagai suatu membran
asimetrik
keabuabuan
yang
dikelilingi
dengan
daerah
in'lamasi!Tenggorokan terasa sakit, sekalipun pada di'teria 'aucial atau pada di'teri 'aringotonsiler diikuti dengan kelen$ar lim'e yang membesar dan melunak!Pada kasuskasus yang berat dan sedang ditandai dengan pembengkakan dan oedema di leher dengan pembentukan membran pada trachea secara ektensi' dan dapat ter$adi obstruksi $alan napas! Di'teri hidung biasanya ringan dan kronis dengan satu rongga hidung tersumbat dan ter$adi ekskorisasi (ledes)!In'eksi subklinis (atau kolonisasi) merupakan kasus terbanyak! Toksin dapat menyebabkan myocarditis dengan heart block dan kegagalan $antung kongesti' yang progresi',timbul satu minggu setelah ge$ala klinis di'teri! Bentuk lesi pada di'teri kulit bermacammacam dan tidak dapat dibedakan dari lesi penyakit kulit yang lain, bisa seperti atau merupakan bagian dari impetigo (0adun, +11-)!
+!+ 2pidemiologi Di'teria masih merupakan penyakit endemic dibanyak negara di dunia! Pada aal tahun "451an ter$adi peningkatan insidensi kasus di'teria pada negara bekas *ni oiet karena kekacauan program imunisasi, dan pada tahun "441an masih ter$adi epidemic yang besar di 6usia dan *kraina! Pada tahun +111an epidemic di'teria masih ter$adi dan men$alar ke negaranegara tetangga!
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
!
ebelum
era
aksinasi,
di'teria
merupakan
penyakit
yang
sering
menyebabkan kematian! 7amun se$ak mulai diadakannya program imunisasi DPT(di Indonesia pada tahun "4#), maka kasus dan kematian akibat di'teria berkurang sangat banyak! 8ngaka mortalitas berkisar %"1&, sedangkan angka kematian di Indonesia menurut laporan Parati ! Basuki yang didapatkan dari rumah sakit di kota 9akarta(6C:), Bandung(6H), :akasar(6;), enmarang(60), dan Palembang(6:H) ratarata sebesar "%&! Di Indonesia, dari data lima rumah sakit di 9akarta, Bandung, :akassar, emarang, dan Palembang, Parati !Basuki melaporkan angka yang berbeda! elama tahun "44""44-, dari #3 pasien di'teria, terdapat %& usia balita, +#& usia kurang dari " tahun, +& usia %4 tahun, dan & usia diatas "1 tahun! Berdasarkan suatu 0/B di'teria di kota emarang pada tahun +113, dilaporakan baha dari 33 pasien sebanyak -& berusia "% tahun serta 31& berusia %" tahun! 0husus proinsi umatera elatan, selama tahun +113+114 penemuan kasus di'teri cenderung ter$adi penurunan, kasus terbanyak pada tahun +11# ("+ kasus) dan terendah pada tahun +113 (+ kasus), meskipun demikian umatera elatan merupakan proinsi terbesar kedua untuk kasus di'teri pada tahun +115!:eskipun di'teri sekarang dilaporkan hanya $arang di 8merika erikat, di era preaccine, penyakit ini adalah salah satu penyebab paling umum dari penyakit dan kematian pada anakanak!
+!3 2tiologi Penyebab penyakit di'teri adalah Corynebacterium diphtheriae!Berbentuk batang gram positi', tidak berspora, bercampak atau kapsul!In'eksi oleh kuman si'atnya tidak inasie, tetapi kuman dapat mengeluarkan to.in, yaitu e.oto.in!2.oto.in yang diproduksi oleh bakteri merupakan suatu protein yang tidak tahan terhadap panas dan cahaya!Bakteri dapat memproduksi toksin bila terin'eksi oleh bakterio'ag yang mengandung toksigen!To.in di'teri ini, karena mempunyai e'ek patoligik meyebabkan orang $adi sakit! 8da tiga type ariants dari Corynebacterium diphtheriae ini yaitu < type mitis, type intermedius dan type
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
"
grais!Corynebacterium
diphtheriae
dapat
dikalsi'ikasikan
dengan
cara
bacteriophage lysis men$adi "4 tipe! Tipe "3 termasuk tipe mitis, tipe termasuk tipe intermedius, tipe # termasuk tipe grais yang tidak ganas, sedangkan tipetipe lainnya termasuk tipe grais yang irulen!Corynebacterium diphtheriae ini dalam bentuk satu atau dua arian yang tidak ganas dapat ditemukan pada tenggorokan manusia, pada selaput mukosa! =rganisme ini terlokalisasi di tenggorokan yang meradang bila bakteri ini tumbuh dan mengeluarkan eksotoksin yang ampuh! el $aringan mati, bersama dengan leukosit, eritosit, dan bakteri membentuk eksudat berarna kelabu suram yang disebut pseudomembran pada 'aring! Di dalam pseudomembran, bakteri berkembang serta menghasilkan racun! 9ika pseudomembran ini meluas sampai ke trakea, maka saluran na'as akan tersumbat dan si penderita akan kesulitan berna'as! ebelum era aksinasi, racun yang dihasilkan oleh kuman ini sering meyebabkan penyakit yang serius, bahkan dapat menimbulkan kematian!Tapi se$ak aksin di'teri ditemukan dan imunisasi terhadap di'teri digalakkan, $umlah kasus penyakit dan kematian akibat kuman di'teri menurun dengan drastis!
+! :ani'estasi 0linis :ani'estasi klinis penyakit di'teri tergantung pada berbagai 'aktor dan berariasi, tanpa ge$ala sampai keadaan yang hipertoksik serta 'atal! ebagai 'aktor primer adalah imunitas pasien terhadap toksin di'teri, irulensi serta kemampuan kuman C!Di'terie membentuk toksin, dan lokasi penyakit secara anatomis! >aktor lain termasuk umur, penyakit sistemik penyerta dan penyakit pada daerah naso'aring yang sudah ada sebelumnya! Di'teri bisa memberikan ge$ala seperti penyakit sistemik, tergantung pada lokasi penyakit secara anatomi, namun demam $arang melebihi 35,4?C!
+!!" Di'teri hidung Di'teri hidung pada aalnya menyerupai common cold, dengan ge$ala pilek ringan tanpa atau disertai ge$ala sistemik ringan! ekret hidung pada
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
#
aalnya
serous, kemudian serosanguinus, pada beberapa kasus ter$adi
epistaksis! Pengeluaran sekret bisa hanya berasal dari satu lubang hidung ataupun dari keduanya! ekret hidung bisa men$adi
mukopurulen
dan
di$umpai ekskoriasi pada lubang hidung luar dan bibir bagian atas yang terlihat seperti impetigo! Pada pemeriksaan rinoskopi anterior tampak membran putih pada daerah septum nasi! ekret hidung kadang mengaburkan adanya membran putih pada septum nasi!
@ambar "! Di'teri hidung kanan 8bsorpsi toksin di'teri pada hidung sangat lambat dan ge$ala sistemik yang timbul tidak nyata, sehingga dalam penegakan diagnosis dibutuhkan aktu yang lebih lama! Pada penderita yang tidak diobati, pengeluaran sekret akan berlangsung beberapa hari sampai beberapa minggu, dan ini merupakan sumber penularan! In'eksi dapat diatasi secara cepat dengan pemberian antibiotika!
+!!+ Di'teri tonsil 'aring @e$ala di'teri tonsil 'aring pada saat radang akut akan memberi keluhan nyeri tenggorokan, demam sampai 35,% ?C, nadi cepat, tampak lemah, na'as berbau, anoreksia, dan malaise! Dalam " A + hari kemudian timbul membran yang melekat, berarna putih A kelabu menutup tonsil, dinding 'aring, meluas ke uula dan palatum molle atau ke baah ke laring dan trakea (gambar +)!
@ambar +! Di'teri tonsil, 'aring
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
$
*saha melepas membran akan mengakibatkan perdarahan! /im'adenitis serikalis dan submandibular bila ter$adi bersamaan dengan udim ringan $aringan lunak leher yang luas, akan menimbulkan bullneck! elan$utnya, ge$ala tergantung dari dera$at penetrasi toksin dan luas membran! Pada kasus berat, dapat ter$adi kegagalan perna'asan atau sirkulasi, dapat $uga ter$adi paralisis palatum molle baik unilateral maupun
bilateral,
disertai
kesukaran
menelan
dan
regurgitasi!
Penurunan kesadaran, koma, kematian bisa ter$adi dalam " minggu sampai "1 hari! Pada kasus sedang, penyembuhan ter$adi berangsur dan bisa disertai penyulit miokarditis atau neuritis! Pada kasus ringan membran akan terlepas dalam #A"1 hari dan biasanya ter$adi penyembuhan sempurna!
+!!3 Di'teri laring Di'teri laring biasanya merupakan perluasan di'teri 'aring, $arang sekali di$umpai berdiri sendiri! @e$ala klinis di'teri laring sukar dibedakan dari tipe in'ectious croups yang lain, seperti stridor yang progresi', suara parau, dan batuk kering! Pada obstruksi laring yang berat terdapat retraksi suprasternal, supraklaikular, intrakostal dan epigastrial! Bila ter$adi pelepasan membran yang menutup $alan na'as bisa ter$adi kematian
mendadak!
Pada
kasus
percabangan trakeobronkial! Pada
berat,
membran dapat meluas ke
di'teri laring
yang ter$adi sebagai
perluasan dari di'teri 'aring, maka ge$ala yang tampak merupakan campuran ge$ala obstruksi dan toksemia dimana didapatkan demam tinggi, lemah, sianosis, pembengkakan kelen$ar leher! Di'teri $enis ini merupakan di'teri paling berat karena bisa mengancam nyaa penderita akibat gagal na'as!
@ambar 3! Di'teri laring
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
%
+!% 0omplikasi 0omplikasi bisa dipengaruhi oleh irulensi kuman, luas membran, $umlah toksin, aktu antara timbulnya penyakit dengan pemberian antitoksin! 0omplikasi di'teri terdiri dari< "! In'eksi sekunder, biasanya oleh kuman streptokokus dan sta'ilokokus yang akan memperberat ge$ala Di'teri +! In'eksi lokal < obstruksi $alan na'as akibat membran atau udim $alan na'as 3! In'eksi sistemik karena e'ek eksotoksin 0omplikasi yang ter$adi antara lain kerusakan $antung, yang bisa berlan$ut men$adi gagal $antung! 0erusakan sistem sara' berupa kelumpuhan sara' menyebabkan gerakan tak terkoordinasi, bahkan bisa berakibat kelumpuhan! 0omplikasi berat lainnya
yang bisa segera menimbulkan kematian adalah
obstruksi $alan na'as!
+!- Prognosis Prognosis penyakit di'teri dipengaruhi beberapa hal, yaitu tergantung pada< "! *sia penderita :akin rendah usia penderita makin $elek prognosis! 0ematian paling sering ditemukan pada anak kurang dari tahun dan ter$adi sebagai akibat tercekik oleh membran di'teri! +! ;aktu pemberian antitoksin, yaitu semakin cepat pemberian antitoksin prognosis semakin baik! 3! Tipe klinis di'teri :ortalitas tertinggi pada di'teri 'aringlaring (%-,5&) menyusul tipe naso'aring (5,&) dan 'aring ("1,%&) ! 0eadaan umum penderita, yaitu prognosis baik pada penderita dengan gii baik! Di'teri
yang
disebabkan
prognosis buruk!
emakin
semakin
penyakit yang
berat
oleh
luas
strain
daerah diderita!
grais
yang
biasanya
diliputi
Di'teri
memberikan
membran
laring
lebih
di'teri, mudah
menimbulkan akibat 'atal pada bayi atau pada penderita tanpa pemantauan perna'asan ketat! Ter$adinya trombositopenia megakariositik atau miokarditis
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
&
yang disertai kelainan atrioentrikuler menggambarkan prognosis yang lebih buruk!
+!# Penatalaksanaan Tu$uan pengobatan penderita di'teria adalah menginaktiasi toksin yang belum terikat secepatnya, mencegah dan mengusahakan agar penyulit yang ter$adi minimal, mengeliminasi C! Diphtheriae untuk mencegah penularan serta mengobati in'eksi penyerta dan penyulit di'teria! 8ntitoksin di'teri hanya berpengaruh pada toksin yang bebas atau yang terabsorpsi pada sel, tetapi tidak menetralisasi toksin yang telah melakukan penetrasi ke dalam sel! +!#!" Pengobatan umum Pasien diisolasi sampai masa akut terlampaui dan biakan hapusan tenggorok negati' + kali berturutturut, pada umumnya pasien tetap diisolasi selama + 3 minggu! Istirahat tirah baring selama kurang lebih +3 minggu, pemberian cairan serta diet yang adekuat, makanan lunak dan mudah dicerna, cukup mengandung protein dan kalori! Penderita diaasi ketat kemungkinan ter$adinya komplikasi antara lain dengan pemeriksaan 20@ pada hari 1, 3, # dan setiap minggu selama % minggu! 0husus pada di'teri laring di$aga agar na'as tetap bebas serta di$aga kelembaban udara dengan menggunakan nebulier!
+!#!+ Pengobatan 0husus a! 8ntitoksin < 8nti Di'teri erum (8D) 8ntitoksin harus diberikan segera setelah diagnosis di'teri! Dengan pemberian antitoksin pada hari pertama, angka kematian pada penderita kurang dari "&! 7amun dengan penundaan lebih dari hari ke-, angka kematian ini bisa meningkat sampai 31&! Tabel "! Dosis 8D :enurut /okasi :embran dan /ama akit
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
'
ebelum Pemberian 8D harus dilakukan u$i kulit atau u$i mata terlebih dahulu, oleh karena pada pemberian 8D dapat ter$adi reaksi ana'ilaktik, sehingga harus disediakan larutan adrenalin "<"111 dalam spuit! *$i kulit dilakukan dengan penyuntikan 1," ml 8D dalam larutan garam 'isiologis "<"111 secara intrakutan! Hasil positi' bila dalam +1 menit ter$adi indurasi "1 mm! *$i mata dilakukan dengan meneteskan " tetes larutan serum "<"1 dalam garam 'isiologis! Pada mata yang lain diteteskan garam 'isiologis! Hasil positi' bila dalam +1 menit tampak ge$ala hiperemis pada kon$ungtia bulbi dan lakrimasi! Bila u$i kulit atau mata positi', 8D diberikan dengan cara desentisasi (Besredka)! Bila u$i hipersensitiitas tersebut diatas negati', 8D
harus
diberikan
sekaligus
secara
intraena!
Dosis
8D
ditentukan secara empiris berdasarkan berat penyakit dan lama sakit, tidak tergantung pada berat badan pasien, berkisar antara +1!111"+1!111 0I seperti tertera pada tabel "! Pemberian 8D intraena dalam larutan garam 'isiologis atau "11 ml glukosa %& dalam "+ $am! Pengamatan terhadap kemungkinan e'ek samping obat dilakukan selama pemberian antitoksin dan selama + $am berikutnya Demikian pula perlu dimonitor ter$adinya reaksi hipersensitiitas lambat (serum sickness)! b! 8ntibiotik 8ntibiotik diberikan bukan sebagai pengganti antitoksin melainkan untuk membunuh
bakteri,
menghentikan
produksi
toksin
dan
mencegah penularan organisme pada kontak! C! Diphtheriae biasanya rentan terhadap berbagai agen initro, termasuk penisilin, eritromisin,
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1(
klindamisin, ri'ampisin dan tetrasiklin! ering ada resistensi terhadap eritromisin pada populasi yang padat $ika obat telah digunakan secara luas! ang dian$urkan hanya penisilin atau eritromisin! 2ritromisin sedikit lebih unggul daripada penisilin untuk terapi di'teri naso'aring! Dosis < ") Penisilin prokain +%!111%1!111 *EkgBBEhari i!m! , tiap + $am selama " hari atau bila hasil biakan 3 hari berturutturut ()! +) 2ritromisin 1%1 mgEkgBBEhari, maks + gEhari, p!o! , tiap - $am selama " hari! 3) Penisilin @ kristal aFua "11!111"%1!111 *EkgBBEhari, im atau i dibagi dalam dosis! ) 8moksisilin! %) 6i'ampisin! -) 0lindamisin! Terapi diberikan selama " hari! Tidak adanya organisme diperoleh sekurangkurangnya dua biakan berturutturut dari hidung dan tenggorok yang diambil ber$arak + $am sesudah selesai terapi! c! 0ortikosteroid Belum ada persamaan pendapat mengenai kegunaan obat ini pada di'teri! Dian$urkan korikosteroid
diberikan kepada kasus di'teri
yang
disertai dengan ge$ala obstruksi saluran na'as bagian atas dapat disertai atau tidak disertai bullneck
dan bila terdapat
penyulit
miokarditis,
namun pemberian kortikosteroid untuk mencegah miokarditis ternyata tidak terbukti! Dosis < Prednison ",1",% mgEkgBBEhari, p!o! tiap -5 $am pada kasus berat selama " hari! +!#!3 Pengobatan Penyulit Pengobatan terutama ditu$ukan untuk men$aga agar hemodinamika tetap baik!Penyulit
yang
disebabkan
reersibel!
Bila
pasien mulai
gangguan
perna'asan
yang
oleh
toksin
gelisah,
yang
iritabilitas
pada
umumnya
meningkat
serta
progresi' merupakan indikasi tindakan
trakeotomi! Pengobatan terhadap miokarditis dengan istirahat total, tidak boleh ada aktiitas, diet lunak dan mudah dicerna, dan pemberian
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
11
digitalis! edangkan pengobatan terhadap neuritis yang mengakibatkan ter$adi
paralisis
otot
perna'asan dilakukan arti'isial respirasi dengan
menggunakan intermitten positie pressure dan $alan na'as harus selalu di$aga!
+!#! Pengobatan 0ontak Pada anak yang kontak dengan pasien sebaiknya diisolasi sampai tindakan berikut terlaksana, yaitu biakan hidung dan tenggorok serta ge$ala klinis diikuti setiap hari sampai masa tunas terlampaui, pemeriksaan serologi dan obserasi harian! 8nak yang telah mendapat imunisasi dasar diberikan booster toksoid di'teria!
+!#!% Pengobatan 0arier 0arier adalah mereka yang tidak menun$ukkan keluhan, mempunyai u$i chick
negati'
tetapi
mengandung
basil
di'teria
dalam
naso'aringnya!Pengobatan yang dapat diberikan adalah penisilin "11 mgEkgBBEhari oralEsuntikan, atau eritromisin1 mgEkgBBEhari selama satu minggu!:ungkin diperlukan tindakan tonsilektomi E adenoidektomi!
+!5 Pencegahan
+!5!" Isolasi Penderita Penderita di'teria harus di isolasi dan baru dapat dipulangkan setelah pemeriksaan sediaan langsung menun$ukkan tidak terdapat lagi Corynebacterium Diphtheriae
+!5!+ Imunisasi Pencegahan dilakukan dengan memberikan imunisasi DPT (di'teria, pertusis, dan tetanus) pada bayi, dan aksin DT (di'teria, tetanus) pada anak
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
12
anak usia sekolah dasar!*ntuk penderita di'teri diberikan imunisasi B/> dan =6I!
+!5!3 Pencarian dan kemudian mengobati karier di'teria Dilakukan dengan u$i chick, yaitu bila hasil u$i negati' (mungkin penderita karier pernah mendapat imunisasi), maka harus diiakukan hapusan tenggorok!9ika ternyata ditemukan C! diphtheriae, penderita harus diobati dan bila perlu dilakukan tonsilektomi!
BAB. 3 INTERVENSI
1.1
P)*+T ,-/0 +-K Pada penderita Difteri dan masarakat Dusun Krajan Desa
Jambearum ang telah menjadi KL3 di desa Jambearum apakah pemberian penuluhan dan pendidikan kesehatan pemberian
imunisasi
difteri
akan
efektif
mengenai
dalam
upaa
peningkatan kesadaran dan pengetahuan warga terhadap wabah difteri selama 1 pertemuan dengan durasi !( menit 4 P 5 Penderita Difteri dan masarakat di desa Jambearum ) 5 Penuluhan dan pelatihan mengenai pemberian imunisasi difteri
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1!
*5 +
5
Peningkatan
kesadaran dan
pengetahuan
masarakat
tentang wabah difteri. T 5 1 pertemuan dengan durasi !( menit 1.2
umber literature /iteratur didapatkan dengan cara melakukan searching di internet
menggunakan ebsite www.scholar.google.com dengan keyord imunisasi dan imunisasi BLF ORI ! Dari sana kemudian kami melakukan akses ke dalam situs yang dimaksud yang berisi beberapa pen$elasan terkait imunisasi !Diantaranya
http://dinkes.surabaya.go.id6 http://www.imunisasi.
http://posyandu.org/ 6
net/ 6
http://dinkes.surabaya.go.id/ 6
www.diskes.jabarprov.go.id dan lainlain! /iterature yang diperoleh merupakan pen$elasan terkait imunisasi B/> dan =6I!
1.!
Teori dan konsep )nter7ensi
!.!.1 De8nisi a) B/> (Back /og >ighting) B/> (Penyulaman) adalah upaya akti' melengkapi imunisasi dasar pada anak yang berumur "3 tahun!asaran prioritas adalah desa atau kelurahan yang selama + tahun berturut turut tidak mencapai desa *CI (*niersal
Child
Immuniation)!B/>
tergolong
dalam
imunisasi
tambahan diamana de'inisinya adalah kegiatan imunisasi yang dilakukan atas
dasar
ditemukannya
masalah
dari
hasil
pemantauan
atau
ealuasi!0egiatan ini si'atnya tidak rutin, membutuhkan biaya khusus dan kegiatannya dilaksanakan pada suatu periode tertentu! b) =6I (=utbreak 6esponse Imuniation) =6I
adalah
Imunisasi
yang
dilakukan
dalam
penanganan
0/B!Dilaksanakan pada daerah yang terdapat kasus penyakit PD3I, dalam hal ini adalah Di'teri! asarannya adalah anak usia "+ bulan sEd "%
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1"
tahun, melakukan =6I terbatas di ilayah sekitar 0/B, sesaat setalah 0/B ter$adi!
!.!.2 /ekanisme B/> dan =6I berupa imunisasi yang dilakukan pada masayarakat menggunakan aksin yaitu salah satunya DPT!Gaksin DPT adalah aksin yang bisa diberikan pada anak yang berumur kurang dari # tahun!Gaksin diberikan dalam bentuk suntikan, yang disuntikkan pada otot lengan atau paha!Imunisasi DPT diberikan sebanyak 3 kali, yaitu pada saat anak berumur + bulan (DPT I), 3 bulan (DPT II) dan bulan (DPT III)!elang aktu pemberian aksin tidak kurang dari minggu! Imunisasi DPT ulang diberikan " tahun sete lah DPT III dan pada usia prasekolah (%- tahun)! etelah mendapat serangkaian imunisasi aal, sebaiknya diberikan booster aksin DPT pada usia ""- tahun kemudian setiap "1 tahun karena aksin hanya memberikan perlindungan selama "1 tahun!
!.!.! )ndikasi dan kontraindikasi a! Indikasi ") Balita berumur kurang dari # tahun! +) Belum pernah diaksinasi di'teri! b! 0ontraindikasi ") 8nak dengan penyakit ringan seperti pilek, dapat diaksinasi! 7amun anak dengan penyakit yang berat atau parah harus menunggu hingga mereka pulih sebelum aksinasi DTaP! +) 8nak yang memiliki alergi yang parah setelah pemberian dosis DTaP tidak diperbolehkan menerima dosis lainnya! 3) 8nak yang menderita penyakit pada otak atau system sara' dalam aktu # hari setelah pemberian dosis DTaP tidak diperbolehkan mendapatkan dosis lainnya! ) DTaP tidak diperbolehkan untuk diberikan pada siapappun yang berusia diatas # tahun!
!.!." 0fek samping
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1#
a! 0e$angke$ang atau pingsan b! 0e$ang demam c! :enderita demam dengan lebih dari "1%1> atau lebih dari 1,% 1C d! yok
!.!.# 0fekti7itas dan keamanan penggunaan a! :emberikan kekebalan akti' dalam aktu yang bersamaan terhadap penyakit di'teri, pertusis (batuk re$an), tetanus! b! 8pabila ter$adi penyakit tersebut, akan $auh lebih ringan dibanding terkena penyakit secara alami! ecara alamiah sampai batas tertentu tubuh $uga memiliki cara membuat kekebalan tubuh sendiri dengan masuknya kumankuman kedalam tubuh! 7amun bila $umlah yang masuk cukup banyak dan ganas, bayi akan sakit! Dengan semakin berkembangnya teknologi dunia kedokteran, sakit berat masih bisa ditanggulangi dengan obatobatan! 7amun bagaimanapun $uga pencegahan adalah $auh lebih baik dari pada pengobatan! c! ebesar 5%& balita yang mendapat imunisasi DPT terlindungi dari ancaman di'teri selama "1 tahun sehingga setiap "1 tahun harus mendapat booster!
1." )mplikasi dan -ekomendasi )nter7ensi )munisasi adalah upaa ang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan 9imunitas: pada bai atau anak sehingga terhindar dari penakit.Pentingna imunisasi didasarkan pada pemikiran
bahwa
pencegahan
penakit
merupakan
upaa
terpenting dalam pemeliharaan kesehatan anak.Tu$uan imunisasi untuk mencegah ter$adinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1$
penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat atau populasi atau bahkan menghilngkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar ariola!0eadaan yang terakhir lebih mungkin ter$adi pada $enis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti misalnya penyakit di'teri!Tu$uan imunisasi adalah untuk mencegah ter$adinya penyakit tertentu pada seseorang dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu dari dunia seperti pada imunisasi cacar variola!0eadaan yang terakhir ini lebih mungkin ter$adi pada $enis penyakit yang hanya dapat ditularkan melalui manusia, seperti penyakit di'teri! :an'aat imunisasi tidak hanya dirasakan oleh pemerintah dengan menurunnya angka kesakitan dan kematian akibat penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, tetapi $uga dirasakan oleh < a! *ntuk 8nak :encegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian! b! *ntuk 0eluarga :enghilangkan kecemasan dan psikologi pengobatan bila anak sakit! :endorong pembentukan keluarga se$ahtera apabila orang tua yakin baha anaknya akan men$alani masa kanakkanak yang nyaman! Hal ini mendorong penyiapan keluarga yang terencana, agar sehat dan berkualitas! c! *ntuk 7egara :emperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan bangsa yang kuat dan berakal untuk melan$utkan pembangunan 7egara!(Proerati +1"1)!
ebagian besar masarakat dusun Krajan desa Jambearum kurang
mengetahui
tentang
pentingna
imunisasi.
/ereka
banak ang beranggapanbahwa jika mereka tidak sakit maka mereka tidak membutuhkan obat. elain itu6 banak dari kalangan masarakat6 mulai dari anak;anak ang takut dengan suntik.+leh karena itu6 penting dilakukan pendidikan kesehatan
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1%
pada masarakat tentang pentingna imunisasi difteri untuk mencegah KL3.
BAB. 4 PENUTUP
".1
Kesimpulan Di ft eri ada lah p en aki t
a ng
di se bab ka n ole h
kuman Corynebacterium diphtheriae, oleh karena itu penyakitnya diberi nama serupa dengan kuman penyebabnya!:asa inkubasi penyakit di'teri ini + A % hari,
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1&
masa penularan penderita + minggu se$ak masa inkubasi, sedangkan masa penularancarier bisa sampai - bulan!Pencegahan di'teri dilakukan dengan cara, yaitu< isolasi penderita imunisasi, dengan memberikan imunisasi DPT pada bayi dan aksin DT pada anak usia sekolah dasar! edangkan pada penderita di'teri diberikan imunisasi B/> dan =6I! Pengobatan di'teria dilakukan untuk menginaktiasi toksin
yang
belum
terikat secepatnya,
mencegah
dan
mengusahakan agar penyulit yang ter$adi minimal, mengeliminasi C! diptheriae untuk
mencegah
penularan
penyulit di'teria.Pengobatan
serta
umum!
mengobati
in'eksi
Pengobatan
khusus,
penyerta yaitu
dan
dengan
memberikan antitoksin ( Anti Diptheriar erum !, antibiotic dan kortikosteroid!
1.!
aran Di'teri adalah penyebab kematian pada anakanak, maka disarankan untuk
anakanak a$ib diberikan imunisasi yaitu aksin DPT yang merupakan a$ib pada anak, tetapi kekebalan yang diperoleh hanya selama "1 tahun setelah imunisasi! ehingga orang deasa sebaiknya men$alani aksinasi booster (DT) setiap "1 tahun sekali, dan harus dilakukan pencarian dan kemudian mengobati carier di'teri dan dilkaukan u$i schick! elain itu, $uga disarankan untuk mengurangi minum es karena minum minuman yang terlalu dingin secara berlebihan dapat mengiritasi tenggorokan dan menyebabkan tenggorokan tersa sakit!9uga men$aga kebersihan badan, pakaian, dan lingkungan karena di'teri mudah menular dalam lingkungan yang buruk dengan tingkat sanitasi rendah!Dan makanan yang dikonsumsi harus bersih yaitu makan makanan sehat % sempurna!
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe
1'
DAFTAR PUSTAKA
8rticle
ource
8ll
8bout
Di'teri!diakses
dari
httpT26I Asuhan
"eperawatan
Di#teri!+1"1!diakses
dari
httpT26I Hastomo!+115! $a%alah &entang 'enya%it $enular Di#teri!Politeknik 0esehatan ogyakarta, diakses dari httpakultas 0edokteran *niersitas Indonesia 0adun I 7yoman!+11-! $anual 'emberantasan 'enya%it $enular ! 9akarta< CG In'omedika! , +1"+! BLF dan ORI Cegah Rantai 'enularan Di#teri. http
Laporan Pendahuluan Kegawatdaruratan Difteri Di Dusun Krajan Desa Jambearum Kecamatan umberjambe