BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Bayi berat lahir rendah (BBLR) maupun bayi kurang bulan (BKB) merupakan masalah utama di Negara berkembang termasuk Indonesia. BBLR sampai saat ini masih merupakan masalah di Indonesia, karena merupakan penyebab kesakitan dan kematian pada masa neonatal. Menurut SKRT 2001, 29% kematian neonatal karena BBLR. Masalah yang sering timbul sebagai penyulit BBLR adalah hipotermi, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, infeksi sepsis, dan gangguan minum. Dengan banyaknya penyulit pada BBLR, BBLR, kita harus harus dapat mencegahnya mulai dari meningkatkan pengetahuan ibu tentang BBLR dan langkah-langkah untuk mencegah hal tersebut.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum Mahasiswa mampu : a. Menjelaskan tentang penyebab dan komplikasi BBLR. b. Melakukan manajemen BBLR dengan berbagai penyulitnya sesuai dengan fasilitas yang tersedia. 2. Tujuan Khusus Mahasiswa memiliki kemampuan untuk : a. Menjelaskan beberapa penyebab dan factor predisposisi BBLR. b. Mengidentifikasikan BBLR menurut masa gestasi. c. Melakukan manajemen BBLR. d. Melaksanakan pengkajian terhadap klien dengan kemudian di analisa dan ditentukan diagnose kebidanan dengan menentukan prioritas masalah.
1
e. Menyusun rencana asuhan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan prioritas. f.
Melakukan dan menerapkan rencana yang telah ditentukan.
g. Mengevaluasi keefektifan semua rencana asuhan yang telah ditetapkan.
2
e. Menyusun rencana asuhan selanjutnya untuk memenuhi kebutuhan klien sesuai dengan prioritas. f.
Melakukan dan menerapkan rencana yang telah ditentukan.
g. Mengevaluasi keefektifan semua rencana asuhan yang telah ditetapkan.
2
BAB II TINJAUAN TEORI A. KONSEP DASAR BBLR 1. DEFENISI
Bayi berat lahir rendah ( BBLR ) adalah bayi baru lahir ( BBL) dengan berat badan lahir kurang dari 2500 gram. Dahulu bayi baru lahir yang berat badan lahir kurang atau sampai dengan 2500gram disebut premature.untuk mendapatkan keseragaman, pada kongres “European Periatal Medicine ke II di London (1970)” telah disusun definisi sebagai berikut: a. Bayi kurang bulan
:
bayi
dengan
masa
kehamilan
<37minggu(259 hari) b. Bayi cukup bulan
: bayi dengan masa kehamilan mulai 37
minggu sampai dengan 42minggu (259-293 hari) c. Bayi lebih bulan
: bayi dengan masa kehamilan mulai 42
minggu atau lebih (294 hari atau lebih) Dengan pengertian diatas maka bayi dengan berat badan lahir rendah dapat di bagi menjadi dua golongan yaitu prematuritas dan dismaturitas. Prematuritas murni adalah bayi lahir dengan umur kehamilan <37minggu dan mempunyai berat badan sesuai dengan berat badan untuk masa kehamilan, atau disebut bayi kurang bulan sesuai masa kehamilan(BKB-SMK). Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa kehamilan. Dismatur dapat terjadi dalam preterm ,aterm, dan posterm. Dismatur ini dapat disebut juga bayi kurang bulan untuk masa kehamilan (BKB-KMK). Bayi cukup bulan-kecil masa kehamilan (BCB-KMK). Bayi lebih bulan – bulan – kecil masa kehamilan (BLB-KMK).
3
2. ETIOLOGI
PREMATURITAS MURNI Menurut besarnya penyebab kelahiran bayi premature dapat dibagi : a. Factor Ibu 1) Penyakit : Toksemia gravidarum Perdarahan antepartum Trauma fisis dan psikologis Nefritis akut Diabetes mellitus Infeksi akut atau tindakan operative. 2) Usia Angka kejadian tertinggi ialah pada usia ibu di bawah 20 tahun dan pada multigravida yang jarak kelahiran telalu dekat. Kejadian terendah adalah pada usia ibu antara 26-35 tahun. 3) Keadaan social ekonomi Keadaan
ini
sangat
berperan
tehadap
timbulnya
prematuritas. Kejadian tertinggi pada golongan sosio dan ekonomi rendah. Hal ini disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal yang kurang, demikian pula kejadian prematuritas pada bayi yang lahir dari perkawinan yang tidak sah ternyata lebih tinggi bila dibandingkan dengan bayi yang lahir dari perkawinan yang sah. b. Factor janin Hidramnion
4
Kehamilan ganda umumnya akan mengakibatkan lahir bayi
BBLR Infeksi Kelainan kromosom Cacat bawaan Arteri umbilikalis tunggal.
c. Factor Plasenta Kelainan plasenta Abrasio plasenta Plasenta Previa
3. PENYAKIT BAYI PREMATUR
Semua penyakit pada neonatus dapat mengenai premature, tetapi ada beberapa penyakit tertentu yang terutama terdapat pada bayi premature. Hal ini disebabkan oleh factor pertumbuhan, misalnya belum cukup surfaktan terbentuk pada penyakit membrane hialin. Demikian pula kejadian hiperbilirubinemia pada bayi premature lebih tinggi dibandingkan dengan neonatus cukup bulan karna factor kematangan hati. Beberapa penyakit yang ada hubungannya dengan prematuritas : a) Sindrom gangguan pernapasan idiopatik Disebut juga penyakit membrane hialin karna ada pada stadium terakhir akan terbentuk membrane hialin yang melapisi alveolus paru. b) Pneumonia Aspirasi Sering ditemukan pada premature, karna reflex menelan dan batuk belum sempurna. Penyakit ini dapat dicegah dengan perawatan yang baik. c) Perdarahan Intraventrikular
5
Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral biasanya disebabkan oleh karena anoksia otak. Biasanya terjadi bersamaan dengan pembentukan membrane hialin pada paru. Sayang sekali sering tidak mungkin membedakan dispnu yang disebabkan oleh perdarahan otak ini dengan yang disebabkan oleh syndrome gangguan pernapasan ideopatik. Kelaianan biasanya hanya ditemukan pada otopsi. d) Fibroplasias retrolental Penyakit ini terutama ditemukan pada bayi premature dan disebabkan oleh gangguan oksigen yang berlebihan. Dengan menggunakan oksigen dalam konsentrasi tinggi, akan terjadi vasokontriksi pembuluh retina. Kemudian setelah bayi bernapas dengan udara bisa lagi pembuluh darah ini akan mengalami vasodilatasi dan selanjutnya akan disusul dengan proliferasi pembuluh darah baru secara tidak teratur kelainan ini biasanya terlihat pada bayi yang berat badannya < 2kg. Telah mendapat oksigen dengan konsentrasi tinggi (lebih dari 40%). Stadium akut penyakit ini dapat terlihat pada umur 3-6 minggu dalam bentuk dilatasi arteri dan vena retina. Kemudian diikuti oleh pembuluh kapiler baru secara tidak teratur pada ujung vena. Kumpulan pembuluh darah baru ini tampak sebagai perdarahan. Akhirnya sebagai kapiler baru ini tumbuh kearah korpus vitreum dan lensa. Selanjutnya akan terjadi edema pada retina dan retina dapat terlepas dari dasarnya dan keadaan ini merupakan keadaan yang ireversibel. Pada stadium akhir akan terdapat masa retrolental yang terdiri dari jaringan ikat. Keadaan ini dapat terjadi bilaretal dengan mikroftalmus kamar depan yang menyempit, pupil mengecil, dan tidak teratur visus menghilang. Selain itu dapat pula disertai retardasi mental dan ‘cerebral palsy’.
6
Pengobatan
pada
stadium
dini
dapat
dicoba
dengan
memberikan ACTH atau kortikosteroid. Hal yang paling penting ialah pencegahannya, yaitu: a. Pada bayi BBLR penggunaan oksigen tidak melebihi 40% dan hal ini dapat dicapai dengan memberikan oksigen melalui corong dengan kecepatan 2 liter/menit. b. Tidak menggunakan oksigen untuk mencegah timbulnya apnea atau sianosis. Pemberian oksigen pada bayi yang berat badannya kurang dari 2 kg harus berhati-hati dan sebaiknya PaO2 selalu di monitor. e) Hiperbilirubenemia Bayi premature lebih sering mengalami hiperbilirubinemia dibandingkan dengan bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan factor kematangan hepar sehingga konjugasi bilirubin indirect mnjadi bilirubine direk belum sempurna. 4. DIAGNOSA BBLR
Menentukan usia kehamilan berdasarkan : 1. Perhitungan HPHT sampai tanggal saat persalinan. 2. Maturitas fisik dan neurologist bayi (ballard score). A. Diagnostik a. Anamnesis Umur ibu, riwayat persalinan sebelumnya, jumlah paritas, jarak kelahiran sebelumnya, kenaikan BB selama hamil, aktifitas, penyakit yang diderita selama hamil, obat-obatan yang diminum selama hamil. b. Pemeriksaan fisik Berat badan < 2500 gram Panjang badan ≤ 45 cm Lingkaran dada < 30 cm
7
Kepala > badan (relatif) Kulit tipis, tansparan Lanugo banyak Lemak subkutan kurang Osifikasi tengkorak sedikit Ubun-ubun dan sutura lebar Genitalia-imatur : desensus testikulorum biasanya belum
sempurna dan labia minor belum tertutup oleh labia mayora. Pembuluh darah kulit banyak terlihat dan peristaltis usus
pun terlihat. Rambut biasanya tipis, halus, dan teranyam sehingga sulit
terlihat satu persatu. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup sehingga
elastisitas daun telinga masih kurang. Jaringan mammae belum sempurna, putting susu belum
terbentuk dengan baik. c. Bayi kecil :
Posisi fetal (dekubitus-lateral)
Pergerakan kurang/ masih lemah
Lebih banyak tidur
Tangisan lemah
Pernapasan belum teratur dan sering serangan apnoe
Otot masih hipotonik sikap slalu dalam keadaan kedua tungkai dalam abduksi, sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap kesatu jurusan.
Kekuatan reflex leher lemah
Reflex moro baik
Reflex mengisap dan menelan belum sempurna.
8
Reflex batuk belum sempurna
Kulit mengkilta dan licin serta terdapat pitting edema.
5. PENANGANAN
Mengingat belum sempurnanya kerja alat – alat tubuh yang perlu untuk pertumbuhan dan perkembangan dan penyesuaian diri dengan lingkungan hidup diluar uterus maka perlu di perhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian cairan dan nutrisi, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi serta mencegah kekurangan vitamin dan zat besi. a. Pengaturan suhu
1) Menghangatkan dan mempertahankan suhu tubuh 2) Ruangan hangat :
Pastikan suhu ruangan paling rendah 26ºC.
Pastikan bayi dalam pakaian yang hangat
Letakkan bayi dalam boks, jauhkan dari dinding yang dingin atau aliran udar (jendela, pintu)
Ukur suhu bayi dan ruangan 4x sehari
Suhu ruangan yang dianjurkan menurut berat bayi :
UMUR dan BB
Suhu Inkubator
0 - 6 jam
awal
< 1200 gr
35,0ºC
34,0-
34,1ºC
33,9-
33,4ºC
32,8-
kisaran
35,4ºC 1201-1500 gr 34,4ºC 1501-2500gr 33,8ºC
9
> 2500gr
32,9ºC
32,0-
35,0ºC
34,0-
34,0ºC
33,5-
33,1ºC
33,2-
32,8ºC
31,4-
34,0ºC
34,0-
33,8ºC
33,8-
32,8ºC
31,8-
32,4ºC
31,0-
34,0ºC
34,0-
33,6ºC
33,1-
32,6ºC
31,6-
33,8ºC
6 – 12 jam < 1200 gr 35,4ºC 1201-1500 gr 34,4ºC 1501-2500gr 33,8ºC > 2500gr 33,8ºC
12 – 24 jam < 1200 gr 35,4ºC 1201-1500 gr 34,3ºC 1501-2500gr 33,8ºC > 2500gr 33,7ºC
24 – 36 jam < 1200 gr 35,0ºC 1201-1500 gr 34,2ºC 1501-2500gr
10
33,6ºC > 2500gr
32,1ºC
31,7-
33,5ºC Pada waktu malam hari, tambahkan penghangat. Jangan digunakan untuk bayi dengan berat < 1500gram
3) Kontak kulit a. Lekatkan kulit bayi pada kulit ibu atau orang lain, diusahakan bayi dalam keadaan telanjang menempel kulit ibu. b. Lihat KMC untuk cara pelaksanaannya c. Suhu ruangan minimal 25ºC d. Ukur suhu tubuh bayi 2 jam setelah dilakukan kontak kulit.bila suhu <36,5ºC periksa kembali bayi dan tentukan langkah selanjutnya. b. Pemberian cairan dan nutrisi
Pada bayi premature reflex isap,telan,dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan terutama lipase masih kurang disamping itu kebutuhan protein 35gram/hari dan tinggi kalori (110 kal/kg BB/hari),agar berat badan bertambah sebaik-baiknya. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada bayi premature dapat diberi minum ASI dengan mengisap sendiri, ASI di perah kemudian diminumkan dengan menggunakan sendok,atau dengan pipa nasogastrik. Bila tidak dapat memenuhi semua kebutuhan per oral, maka diberikan sebanyak yang dapat ditoleransi lambungnya dan sisanya diberikan dengan IVFD.
B. TINJAUAN MANAJEMEN KEBIDANAN
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
11
a. Manajemen kebidanan adalah suatu metode dan pendekatan pemecahan
masalah
dalam
pemberian
pelayanan
asuhan
kebidanan. Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan oleh bidan serta merupakan metode yang terorganisir melalui tindakan logical yang memberikan keuntungan
kepada
pasien
dalam
memberikan
pelayanan
kebidanan (Varney.1997.hal. 25) b. Pengertian lain dari Manajemen Kebidanan adalah suatu metoda pemecahan masalah untuk mengorganisir pemikiran dan tindakan menjadi berurutan secara logis. Suatu kerangka acuan tentang bagaimana bidan berpikir dan bertindak, setapak demi setapak, saat mengasuh klien. (Pusdiknas.2001. hal.1) 2. Tahapan dalam Manajemen Asuhan Kebidanan menurut Varney’s Menurut Varney’s, proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah, dimulai dari pengumpulan data dan diakhiri dengan evaluasi asuhan kebidanan. Langkah-langkah tersebut sebagai berikut : a. Memeriksa dan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk penilaian secara sempurna dari klien. b. Mengidentifikasi masalah actual atau diagnosa secara teliti berdasarkan interpretasi yang benar. c. Mengidentifikasi diagnose/masalah potensial yang mungkin dapat terjadi dari masalah atau diagnose yang telah diidentifikasi. d. Menilai adanya kebutuhan untuk intervensi segera oleh bidan atau dokter dan atau tindakan konsultasi, kolaborasi oleh anggota tim kesehatan lain berdasarkan kondisi klien. e. Mengembangkan suatu rencana tindakan yang komperehensif dengan didukung oleh penjelasan serta rasional yang benar
12
dengan penekanan pada keputusan yang diambil pada tahap sebelumnya. f.
Melaksanakan rencana tindakan secara efisien dan menjamin rasa aman klien.
g. Menilai tentang efektivitas tindakan yang telah diberikan serta mengadakan penyesuaian kembali pada step atau langkah sebelumnya pada setiap aspek dari proses manajemen yang tidak efektif. Hal-hal yang dari setiap proses manajemen akan dijelaskan tersendiri. Dengan demikian penjelasan serta contoh sederhana dari tugas apa yang terdapat dari setiap langkah dapat diperjelas melelui proses yang meliputi orientasi tindakan dan proses klinik. 3. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan Proses manajemen kebidanan terdiri dari langkah-langkah yang dimulai dari pengumpulan data dasar yang diakhiri dengan evaluasi. Setiap langkah dapat diuraikan atau dirubah untuk dipakai sebagai batas tugas dan kewajiban dan ini sangat bervariasi dengan bagaimana kondisi klien saat ini. Ketujuh langkah terdiri dari keseluruhan kerangka kerja yang dipakai dalam segala situasi. B. Langkah tersebut sebagai berikut : a. Pengkajian dan analisis data dasar Pengkajian dan analisis data dasar merupakan langkah awal manajemen kebidanan. b. Merumuskan diagnose / masalah actual Menginterpretasikan data secara khusus (spesifik) ke dalam suatu rumusan diagnose dan masalah. Dalam menetapkan lengkah
ini
professional
bidan-bidan sebagai
dasar/
menggunakan arahan
untuk
pengetahuan mengambil
tindakan. c. Merumuskan diagnose atau masalah potensial
13
Pada tahap ini mengidentifikasi masalah potensial yang mungkin akan terjadi atau yang akan dialami oleh klien jika tidak mendapatkan penanganan yang tidak akurat yang dilakukan melalui pengamatan yang cernat, observasi yang akurat dan persiapan untuk segala sesuatu yang mugkin terjadi bila tidak segera ditangani dapat membawa dampak yang lebih berbahaya sehigga mengancam kehidupan klien. d. Melaksanakan tindakan segera atau kolaborasi Menentukan intervensi yang harus langsung segera dilakukan oleh
bidan
sesuai
dengan
kewenangannya
untuk
mengantisipasi kemungkinan terjadinya anemia berat. Bidan dapat berkonsultasi ataupun kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain yang lebih ahli sesuai dengan keadaan klien. Tindakan segera pada klien anemia berat adalah dengan mengkonsultasikan kepada dokter yang lebih ahli untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut. e. Membuat perencanaan tindakan asuhan kebidanan Mengembangkan
rencana
secara
komprehensif
yang
ditentukan pada tahap sebelumnya, juga mengantisipasi diagnose dan masalah perawatan secara komprehensif yang didasari atas rasional tindakan yang relevan dan diakui kebenarannya, sesuai kondisi dan situasi berdasarkan analisa dan asumsi yang seharusnya dikerjakan atau tidak oleh bidan. f.
Pelaksanaan tindakan asuhan kebidanan Langkah implementasi atau pelaksanaan di dalam manajemen kebidanan dilaksanakan oleh bidan ataupun kerja sama dengan tenaga kesehatan lain berdasarkan rencana yang telah ditetapkan, bidan juga harus memonitor kemajuan kesehatan klien. Pelaksanaan asuhan kebidanan diupayakan sefektif
14
mungkin, hemat, dan berkualitas, serta sesuai rencana yang komprehensif. g. Evaluasi asuhan kebidanan Langkah akhir dari manajemen kebidanan adalah evaluasi, namun sebenarnya evaluasi ini dilakukan pada setiap langkah manajemen kebidanan. Pada tahap evaluasi, bidan harus mengetahui sejauh mana keberhasilan asuhan kebidanan yang diberikan kepada klien. 4. Dokumentasi asuhan kebidanan (Pusdiknas. 200. Hal. 1-41) Dokumentasi hasil asuhan kebidanan adalah tahap untuk mengumpulkan seluruh proses pembuatan asuhan kebidanan yang dituangkan dalam bentuk SOAP ( Subyektif Obyektif Assessment Planning). Subyektif berisikan apa yang dikatakan oleh klien tersebut, Obyektif berisi apa yang dilihat dan dirasakan oleh bidan sewaktu melakukan pemeriksaan dan hasil laboratorium, Assessment berisi kesimpulan apa yang dibuat dari data-data subyektif dan obyektif tersebut di atas,dan planning berisi apa yang dilakuakan berdasarkan hasil pengaevaluasian tersebut. Pendokumentasian bentuk SOAP sangat penting dilakukan sebagai bahan pertanggungjawaban dab tanggung gugat penulis ysng memberikan asuhan, SOAP ini dipakai oleh karena grafik metodenya merupakan progesi informasi yang sistematis yang mengirganisir penemuan dan konklusi bidan menjadi suatu rencana asuhan. Metoda ini merupakan penyulingan inti sari dari proses penatalaksanaan kebidanan untuk tujuan penyediaan dan pendokumentasian asuhan dan metode SOAP merupakan urutan-urutan yang dapat membantu bidan dalam mengorganisir pikiran dan dapat memberikan asuhan yang menyeluruh.
15
DAFTAR PUSTAKA Prawirohardjo, Sarwono. 2008. Ilmu kebidanan. Jakarta: PT Bina Pustaka Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta: Fitramaya
16
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI NY. “R” DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 12 SEPTEMBER 2011 No register
: 1991.81
Tanggal lahir
: 12 September 2011, pukul 07.00 Wita
Tanggal pengkajian
: 12 September 2011, pukul 08.00 Wita
Langkah I : A.
IDENTIFIKASI DATA DASAR
IDENTITAS I.
Identitas Bayi Nama
: Bayi ”R”
Tanggal lahir
: 12 September 2011, pukul 07.00 Wita
Anak ke
: II (dua)
Jenis kelamin : perempuan II.
B.
Identitas Orang tua Nama
: Ny “R” / Tn “R”
Umur
: 31 tahun / 35 tahun
Nikah/lamanya
: 1 / ± 2 tahun
Suku
: Makassar / Makassar
Agama
: Islam / Islam
Pendidikan
: D II / SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta / Wiraswasta
Alamat
: Jl. Tolo Jeneponto
Data Biologis / Fisiologis 1. Riwayat kehamilan a. G11 P 1 A0 b. HPHT tanggal
: 20-02-2011, HTP tanggal 27-11-2011
17
c. Ibu memeriksakan kehamilannya di Puskesmas sebanyak 4 kali. d. Ibu mendapat imunisasi TT 1 pada umur kehamilan 16 minggu dan TT 2 pada umur kehamilan 20 minggu. e. Saat hamil ibu mngkonsumsi tablet Fe, Vit.B com, kalk. f.
Ibu pernah merasakan nyeri perut yang hebat saat hamil dan pengeluaran darah dari jalan lahir.
g. Ibu tidak mempunyai riwayat penyakit jantung, DM, asma, hipertensi, hepatitis, dan PMS. 2. Riwayat persalinan a. Ibu melahirkan tanggal 12 September 2011 pukul 07.00 WITA di RSU Labuang Baji Makassar dengan pertolongan persalinan secara SC. b. Penolong persalinan adalah dokter. c. Bayi segera menangis. 3. Riwayat Kelahiran a. Bayi lahir tanggal 12 september 2011 pukul 07.00 wita. b. BBL : 2000 gram c. PBL: 44 cm d. LD : 28 cm e. LK : 32 cm f.
JK : perempuan
g. APGAR SCORE : 8/10 4. Riwayat social ekonomi a. Orang tua sangat senang dengan kelahiran bayinya dan berharap sanggup memenuhi kebutuhan bayinya. b. Orang tua berharap mampu memenuhi kebutuhan nutrisi bayinya. c. Orang tua berharap mampu merawat bayinya dengan baik.
18
d. Status ekonomi keluarga menengah. e. Biaya persalinan ditanggung oleh suami. 5. Riwayat Pemenuhan Kebutuhan Dasar a. Nutrisi / Cairan -
Bayi belum menyusu pada ibunya.
-
Refleks isap masih lemah, reflex menelan baik.
-
Pemberian susu setiap 2 jam. BB (dalam kg) x kebutuhan cairan pada hari I (60 ml) 10 kali pemberian BBL : 2000 gr = 2 kg 2 x 60
= 12 cc
10 Terakhir diberikan pukul 10.00 wita sebanyak 12 cc. b. Eliminasi sejak pukul 07.45 – 12.30 wita -
-
BAK :
Frekuensi : 2 kali .
Warna
: kuning muda
BAB :
Frekuensi : ± 3 kali/hari
Konsistensi : lunak
Warna
: mekonium
c. Personal hygiene -
Bayi nampak bersih
-
Popok bayi diganti setiap kali basah
-
Baju bayi diganti setiap kali kotor dan basah
-
Tali pusat dibersihkan setiap pagi
d. Istirahat -
Lamanya tidur belum dapat diidentifikasi.
19
Bayi sering terbangun jika popoknya basah dan merasa
-
lapar. 5. Data psikosial a. Kedua orang tua dan keluarga sangat bahagia dengan kelahiran bayinya. b. Ibu sudah berinteraksi dengan bayinya. c. Ibu berharap dapat merawat anaknya setelah kembali ke rumah. d. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah antara suami dan istri 6. Pemeriksaan umum A. Pemeriksaan antropometri 1. BBL
: 2000 gram (normal : 2500-4000 gram)
2. PBL
: 44 cm (normal : 48-52 cm)
3. LD (lingkar dada) : 28 cm (normal : 33-35 cm) 4. LK (lingkar kepala) : 32 cm (normal : 30-38 cm) 5. LP (lingkar perut) : 27 cm (normal : 35-38 cm) 6. Panjang lengan
: 12,5 cm
7. Panjang kaki
: 19,5 cm
8. LILA
: 7,5 cm (normal : 9-11 cm)
B. TTV 1. Frekuensi jantung
: 140x/menit
2. Pernapasan
: 42x/menit
3. Suhu
: 36,5 ˚C (Bayi dirawat dalam infant warmer dengan suhu
36,5 C)
C. Pemeriksaan fisik 1. Kepala a. Rambut hitam, tipis, sutura menyatu dan tidak ada moulage
20
b. UUK (ubun-ubun kecil) dan UUB (ubun-ubun besar) rata dan tidak tampak jelas. c. Tidak ada caput succadeneum dan tidak ada cephal hematoma serta tidak ada luka/laserasi. 2. Mata a. Simetris kiri dan kanan b. Konjungtiva merah muda dan sclera putih. c. Tidak ada oedema pada mata dan tanda-tanda infeksi pada mata. 3. Hidung a. Lubang hidung simetris kiri dan kanan b. Tidak ada secret dan gerakan cuping hidung tidak ada. 4. Mulut/bibir a. Bibir lembab dan merah b. Simetris kiri dan kanan & tidak ada kelainan congenital 5. Telinga a. Simetris kiri dan kanan b. Tidak ada serumen, bagian telingan luar lengkap c. Elastisitas (+) 6. Leher a. Tonus otot baik b. Tidak
ada
benjolan
dan
nyeri
tekan,
tidak
ada
pembengkakan 7. Dada a. Dada simetris b. Fraktur klavikula (+) c. Putting susu terbentuk d. Areola datar e. Terlihat retraksi dada saat respirasi.
21
8. Abdomen a. Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril. b. Tidak ada perdarahan pada tali pusat. c. Abdomen teraba lembek pada saat bayi tidak menangis. 9. Genitalia dan anus a. Terdapat labia minora dan labia mayora b. Terdapat lubang uretra, vagina dan lubang anus 10. Ekstremitas atas dan bawah a. Simetris kiri dan kanan b. Jumlah jari tangan lengkap, tidak ada penyelaputan, tidak ada fraktur, dan gerakan normal c. Kaki kiri dan kanan simetris, dan jari kaki lengkap. d. Pergerakan kaki normal dan kaki kiri jarang digerakkan. e. Tidak terdapat fraktur,tidak ada penyelaputan. 11. Punggung dan bokong a. Tidak ada benjolan / pembengkakan pada punggung dan bokong. b. Bercak mongol (+). 12. Kulit a. Warna kulit kemerahan dan terdapat verniks kaseosa. b. Tidak ada tanda lahir. c. Lanugo tipis dibagian belakang telinga dan punggung. 13. Reflex a. Reflex rooting (+) b. Reflex moro (+) c. Reflex menggeng (+) d. Reflex babinski (+) e. Tonik reflex (+)
22
LANGKAH II
: IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH AKTUAL
Diagnose : BKB/KMK/BBLR (Premature) DS : Ibu mengatakan HPHT tanggal 20 Februari 2011 DO :
-Tafsiran persalinan tanggal 27 November 2011 -Tanggal lahir 12 September 2011 pukul 07.00 Wita -BBL : 2000 gram -PBL : 44 cm
Analisa dan interpretasi data Bayi kurang bulan (BKB) yaitu
umur kehamilan kurang dari 37
minggu (259 hari). Dari HPHT tanggal 20 Februari 2011 ke tanggal lahir 12 september 2011 maka umur kehamilan yaitu 29 minggu 1 hari, dari data tersebut dapat dikatakan bayi kurang bulan (BKB). (Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita 2010, hal 27). Masalah actual : -
LANGKAH III
: ANTISIPASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL
Gangguan pemenuhan nutrisi DS : DO :
-BBL : 2000 gram -Refleks hisap lemah
Analisa dan interpretasi data Bayi dengan BBLR timbul kelainan seperti gangguan perencanaan dan problem nutrisi akibat motilitas usus berkurang, volume lambung berkurang sehingga pengosongan lambung bertambah dan kerja dari sfringter cardiosofagus belum sempurna menyebabkan gangguan pemenuhan nutrisi pada bayi. (Sarwono Prawirohardjo, hal 77 6).
LANGKAH IV
: TINDAKAN EMERGENCY/KOLABORASI
Tidak ada data yang mendukung perlunya tindakan segera/kolaborasi
23
LANGKAH V A.
: RENCANA ASUHAN KEBIDANAN
Tujuan 1.
Kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi Criteria : a. Penurunan berat badan tidak lebih dari 10 % dari berat badan lahir pada 7 – 10 hari pertama b. BAK > 6x dalam 24 jam
2.
Tidak terjadi infeksi tali pusat a. Tali pusat tidak merah, tidak bengkak, tidak keluar cairan, (nanah), tidak panas, tidak berbau. b. S : 36,5 - 37,5°C
3.
Tidak terjadi hipotermi TTV dalam batas normal a. N : 120 – 160 x / menit b. S : 36,5 – 37,5 c. P : 30 -60 x / menit
B.
Rencana tindakan 1. Jelaskan tentang tindakan yang akan dilakukan pada orang tuanya (ibu) Rasional : meminta persetujuan tindakan (informed consent) harus selalu dilakukan sebelum melakukan tindakan. Dengan adanya informed consent diharapkan orang tua/keluarga akan mengetahui tujuan asuhan dan lebih cooperative dalam pemberian asuhan. 2. Pertahankan teknik septic dan aseptic dalam melakukan perawatan pada bayi Rasional : dengan teknik septic adan aseptic setiap kali melakukan perawatan pada bayi dapat mencegah terjadinya infeksi silang antara petugas kesehatan dengan bayi. 3. Observasi TTV dan timbang BB bayi
24
Rasional : TTV merupakan indicator adanya perubahan kondisi bayi dan BB merupakan indicator untuk memantau pertumbuhan bayi. 4. Lakukan perawatan tali pusat bayi Rasional :
pada neonatus sangat rentan terhadap infeksi mikroorganisme sehingga menjaga kebersihan tubuh dan tali pusat dapat mencegah atau mengurangi resiko terjadinya infeksi.
5. Ganti popok/pakaian setiap kali basah (BAK/BAB) Rasional :
urine dan feses adalah kotoran tempat perkembangbiakan kuman/mikroba sehingga bila kotoran tersebut tidak dibersihkan dapat menimbulkan iritasi/gatal pada genital.
6. Anjurkan ibu untuk memberi ASI pada bayinya dibantu susu formula Rasional :
dengan pemberian ASI dan susu formula maka kebutuhan nutrisi bayi dapat terpenuhi dan mempererat hubungan psikologis ibu dan bayi.
7. Observasi tanda-tanda infeksi Rasional :
dengan mengobservasi tanda-tanda infeksi dapat diketahui sedini mungkin ada tidaknya infeksi tali pusat dan memudahkan dalam melakukan tindakan selanjutnya.
8. Pertahankan bayi dalam infant warmer Rasional :
perawatan dalam infant warmer dapat memberi kehangatan pada bayi untuk mencegah terjadinya hipotermi dimana BBLR rentan terhadap perubahan suhu.
LANGKAH VI
: IMPLEMENTASI
Tanggal 12 september 2011, pukul 08.10 Wita 1. Menjelaskan kepada orang tua/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
25
Hasil : orang tua/keluarga setuju dengan intervensi yang akan diberikan 2. Melakukan teknik septic dan aseptic sebelum dan sesudah melakukan tindakan Hasil : mencuci tangan sebelum/sesudah melakukan tindakan 3. Mengobservasi TTV dan BB bayi Hasil : TTV :
-N : 140x/menit -P : 42x/menit -S : 36,5˚C
BBS : 2000 gram 4. Melakukan perawatan tali pusat Hasil : tali pusat dirawat setiap kali bayi telah dimandikan 5. Mengganti popok/pakaian setiap kali basah (BAK/BAB) Hasil : pakaian/popok bayi diganti setiap kali basah/kotor 6. Menganjurkan ibu untuk member ASI pada bayinya dan dibantu susu formula Hasil : bayi diberi susu formula selama perawatan, tetapi kadang-kadang diberi ASI 7. Mengobservasi tanda-tanda infeksi Hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas, bernanah dan berbau. 8. Mempertahankan bayi dalam infant warmer Hasil : suhu tubuh bayi terjaga dengan baik
LANGKAH VII : EVALUASI Tanggal 12 september 2011, pukul 12.00 Wita 1. Keadaan umum baik 2. TTV dalam batas normal a. N : 140x/menit b. P : 42x/menit
26
c. S : 36,5˚C 3. Berat badan sementara : 2000 gram 4. Tali pusat terbungkus dengan kasa steril 5. Tidak terjadi ruam popok 6. Ibu mengerti tentang pemberian ASI pada bayi 7. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti bengkak, merah, panas, bernanah, dan berbau. 8. Bayi dirawat dalam infant warmer dengan suhu 36,5˚C
27
PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI PADA BAYI NY. “R” DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH DI RSU LABUANG BAJI MAKASSAR TANGGAL 12 SEPTEMBER 2011 No register
: 1991.81
Tanggal lahir
: 12 September 2011, pukul 07.00 Wita
Tanggal pengkajian
: 12 September 2011, pukul 08.00 Wita
IDENTITAS I.
II.
Identitas Bayi Nama
: Bayi ”R”
Tanggal lahir
: 12 September 2011, pukul 07.00 Wita
Anak ke
: II (dua)
Jenis kelamin
: perempuan
Identitas Orang tua Nama
: Ny “R” / Tn “R”
Umur
: 31 tahun / 35 tahun
Nikah/lamanya
: 1 / ± 2 tahun
Suku
: Makassar / Makassar
Agama
: Islam / Islam
Pendidikan
: D II / SMA
Pekerjaan
: Wiraswasta / Wiraswasta
Alamat
: Jl. Tolo Jeneponto
DATA SUBJEKTIF (S) a. Ibu mengatakan bahwa bayinya lahir tanggal 12 september 2011 pukul 07.00 Wita ditolong oleh dokter dengan persalinan section sesarea di RSU Labuang Baji Makasar.
28
b. Ibu sulit berinteraksi dengan bayinya karena bayinya dirawat di kamar bayi pada infant warmer. c. Ibu masih sulit untuk bergerak.
DATA OBJEKTIF (O) 1. BBL : 2000 gram (normal : 2500-4000 gram) 2. BBS : 2000 gram 3. PBL : 44 cm (normal : 48 cm – 52 cm) 4. TTV : a. N : 140x/menit b. P : 42x/menit c. S : 36,5˚C 5. Kepala : sutura menyatu/tidak ada moulage, UUK (ubun-ubun kecil) dan UUB (ubun-ubun besar) rata dan tidak tampak jelas, tidak ada caput succadeneum dan tidak ada cephal hematoma serta tidak ada luka/laserasi. 6. Mata : Simetris kiri dan kanan, konjungtiva merah muda dan sclera putih, tidak ada oedema pada mata dan tanda-tanda infeksi pada mata. 7. Hidung : Lubang hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada secret dan gerakan cuping hidung tidak ada. 8. Mulut/bibir : Bibir lembab dan merah, simetris kiri dan kanan & tidak ada kelainan congenital 9. Telinga : simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, bagian telingan luar lengkap, elastisitas (+) 10. Leher : Tonus otot baik, tidak ada benjolan dan nyeri tekan, tidak ada pembengkakan 11. Dada : Dada simetris, fraktur klavikula (+), putting susu terbentuk, areola datar, terlihat retraksi dada saat respirasi.
29
12. Abdomen : Tali pusat masih basah dan terbungkus kasa steril, tidak ada perdarahan pada tali pusat, abdomen teraba lembek pada saat bayi tidak menangis. 13. Genitalia dan anus : Terdapat labia minora dan labia mayora, terdapat lubang uretra, vagina dan lubang anus 14. Ekstremitas atas dan bawah : Simetris kiri dan kanan, jumlah jari lengkap, tidak ada penyelaputan, tidak ada fraktur, dan gerakan normal 15. Punggung dan bokong: Tidak ada benjolan / pembengkakan pada punggung dan bokong, bercak mongol (+). 16. Kulit : Warna kulit kemerahan dan terdapat verniks kaseosa, tidak ada tanda lahir, lanugo tipis dibagian belakang telinga dan punggung. 17. Reflex : Reflex rooting (+), reflex moro (+), reflex menggeng (+), reflex babinski (+), tonik reflex (+) 18. Pengukuran antropometri tanggal 12 september 2011 a. PB
: 44 cm (normal : 48-52 cm)
b. LD (lingkar dada)
: 28 cm (normal : 33-35 cm)
c. LK (lingkar kepala)
: 32 cm (normal : 30-38 cm)
d. LP (lingkar perut)
: 27 cm (normal : 35-38 cm)
e. Panjang lengan
: 12,5 cm
f.
: 19,5 cm
Panjang kaki
g. LILA
: 7,5 cm (normal : 9-11 cm)
19. Apgar score : 8/10
ASSESMENT (A) a. Diagnose : BKB/KMK/BBLR b. Masalah actual : c. Masalah potensial : potensial terjadi gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi.
30
PLANNING (P) Tanggal 12 september 2011, pukul 08.10 – 10.00 Wita 1. Menjelaskan kepada orang tua/keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan Hasil : orang tua/keluarga setuju dengan intervensi yang akan diberikan 2. Melakukan teknik septic dan aseptic sebelum dan sesudah melakukan tindakan Hasil : mencuci tangan sebelum/sesudah melakukan tindakan 3. Mengobservasi TTV dan BB bayi Hasil : TTV :
-N : 140x/menit -P : 42x/menit -S : 36,5˚C
BBS : 2000 gram 4. Melakukan perawatan tali pusat Hasil : tali pusat dirawat setiap kali bayi telah dimandikan 5. Mengganti popok/pakaian setiap kali basah (BAK/BAB) Hasil : pakaian/popok bayi diganti setiap kali basah/kotor 6. Menganjurkan ibu untuk member ASI pada bayinya dan dibantu susu formula Hasil : bayi diberi susu formula selama perawatan, tetapi kadang-kadang diberi ASI 7. Mengobservasi tanda-tanda infeksi Hasil : tidak terdapat tanda-tanda infeksi seperti merah, bengkak, panas, bernanah dan berbau. 8. Mempertahankan bayi dalam infant warmer Hasil : suhu tubuh bayi terjaga dengan baik
31
(BAYI BERAT LAHIR RENDAH)
OLEH :
AKADEMI KEBIDANAN TAHIRAH ALBAETI BULUKUMBA 2011/2012
32