Teknologi Pertanian
Teknologi pertanian adalah penerapan prinsip-prinsip matematika dan ilmu pengetahuan alam dalam rangka pendayagunaan secara ekonomis sumberdaya pertanian dan sumberdaya alam untuk kesejahteraan manusia. Tehnologi pertanian adalah alat, cara atau metode yang digunakan dalam mengolah/memproses input pertanian sehingga menghasilkan otuput/hasil pertanian sehingga berdayaguna dan berhasilguna baik berupa produk bahan mentah, setengah jadi maupun siap pakai. Teknologi diartikan sebagai ilmu terapan dari rekayasa yang diwujudkan dalam bentuk karya cipta manusia yang didasarkan pada prinsip ilmu pengetahuan. Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan. Soeharjo dan Patong (1984) dalam Wasono (2008) menguraikan makna teknologi dalam tiga wujud yaitu cara lebih baik, pemakai peralatan baru dan penambahan input pada usahatani. Lebih lanjut dikatakan bahwa teknologi hendaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut . Yang pertama teknologi baru hendaknya lebih unggul dari sebelumnya. mudah digunakan dan tidak memberikan resiko yang besar jika diterapkan. Mosher (1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani menurut Fadholi (1991), ada empat faktor yang perlu diperhatikan yaitu secara teknis dapat dilaksanakan. Secara ekonomi menguntungkan. Secara sosial dapat diterima dan sesuai dengan peraturan pemerintah. Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah hal-hal yang baru yang belum diketahui, diterima dan digunakan banyak orang dalam suatu lokasi tertentu baik berupa ide maupun berupa benda
atau barang. Suatu teknologi dapat diterima oleh masyarakat khususnya petani jika teknologi tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut. Segi teknis mudah digunakan. Segi ekonomi dapat memberi keuntungan dan segi sosial budaya dapat diterima serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada/berlaku. Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan dan sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani. Kondisi di lapangan menunjukkan masih rendahnya/terbatasnya informasi teknologi yang diterima oleh petani/pengguna baik dari Balai Penelitian, Balai Pengkajian maupun Perguruan Tinggi. Keberhasilan diseminasi teknologi pertanian sangat tergantung pada kesesuaian antara informasi teknologi pertanian yang didiseminasikan dengan yang dibutuhkan serta memperhatikan kebutuhan pengguna. Hasil penelitian/pengkajian akan kurang bermanfaat apabila tidak diikuti dengan usaha penyebarluasan informasi baik melalui media cetak, elektronik dan pertemuan, salah satunya Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian. Menginggat pentingnya informasi teknologi dari hasil litkaji yang dilakukan Balit dan Balai pengkajian dirasa perlu untuk dibahas dalam Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian sebelum disebarluaskan. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian merupakan forum pertemuan antara peneliti dan penyuluh BPTP dengan Dinas Lingkup Pertanian, Pemda, Penyuluh/petugas pertanian, pelatih dan pengajar bidang pertanian, widyaiswara, kontaktani/nelayan. Tujuan pelaksanaan Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian adalah sebagai wadah untuk membahas kelayakan suatu teknologi pertanian, tukar menukar pengalaman dan pemikiran/pendapat tentang kesesuaian suatu teknologi pertanian guna meningkatkan produktivitas serta menjalin kerjasama antara peneliti/penyuluh BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan penyuluh/petugas pertanian, pengambil kebijakan, pelatih, pengajar, widyaiswara,petani-nelayan/KTNA dan pihak lain yang terkait dengan pembangunan pertanian. Temu Aplikasi Paket Teknologi Pertanian pertama telah dilaksanakan pada tanggal 19 September 2003 di Aula BPTP Nanggroe Aceh Darussalam dengan tema “ Pengembangan Pengelolaan
Padi Terpadu di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam” dan tanggal 10 Desember 2003 di Aula BAPPEDA Kabupaten Aceh Barat dengan tema “ Teknologi Tepat Guna untuk mendukung Ketahanan Pangan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”.