TAHSIN, TARTIL DAN TAHFIDZ*
Oleh : Asep Ridwan H, S.Hi* Hakim PA Kalianda A. Pendahuluan
Al Qur’ Qur’an an bisa bisa dika dikata taka kan n seba sebaga gaii kita kitab b suci suci yang yang unik unik,, kare karena na dibandingkan dengan kitab suci samawi lainnya Al Qur’an memiliki banyak dimensi. Yang saya maksud disini adalah; bahwa ketika kitab suci samawi lainnya lainnya hanya memiliki memiliki fungsi fungsi sebagai sebagai pedoman pedoman hidup umatnya, umatnya, maka al Qur’an hadir dengan berbagai dimensinya. Fungsi utama al Qur’an adalah pedoman bagi umat nabi Muhammad sebagai wahyu Allah yang harus diyakini dan diamalkan. Keimanan terhadap al Qur’an merupakan suatu dasar dari pokok keimanan aqidah Islam. Isi al Qur’an adalah suatu aturan bagi manusia yang kita namai sebagai syari’at. Disini Disinilah lah alasa alasan n sehing sehingga ga al Qur’a Qur’an n memilik memilikii banya banyak k nama nama teraki terakitt dengan dengan fungsinya fungsinya,, seperti seperti : Al Huda yang berarti berarti petunjuk petunjuk,, al Bayan Bayan yang berarti berarti memberikan penjelasan bagi manusia, Al tadzkir yang berarti pengingat, Al furqon yang berate pembeda antara yang benar dan salah, dan lain-lain. Akan tetapi tetapi yang menarik menarik adalah bahwa bahwa kehadiran kehadiran al Qur’an tidak tidak hanya berada dalam dimensi aqidah dan syari’ah saja, Ia juga hadir dalam dimensi lain diantaranya : a. Medi Mediss / Al Syif Syifaa aa ; al Qur’ Qur’an an meru merupa paka kan n obat obat bagi bagi orang orang yang yang sakit sakit.. Dalam Dalam kedudu kedudukan kannya nya sebaga sebagaii obat obat memili memiliki ki dua fungsi fungsi,, yaitu yaitu obat obat penyakit yang yang bersifat bersifat jasadi dan ruhani. b. Dime Dimens nsii Mist Mistiis ; suatu uatu saa saat Rasulu sululllah lah per pernah nah dig diguna una-gun -gunaa ole oleh seor seoran ang g pene penenu nung ng hing hingga ga kemu kemudi dian an turu turun n sura suratt al Fala Falaq q seba sebaga gaii penangkal dari kekuatan sihir. c. Dimens Dimensii ilmu penget pengetahu ahuan an ; al qur’an qur’an banyk banyk memberi memberikan kan penget pengetahu ahuan an bagi manusia baik bidang medis, fisika, dll. d. Dime Dimens nsii este esteti tiss ; sala salah h satu satu kemu kemu’j ’jiz izat atan an al al Qur’ Qur’an an ada adala lah h dari dari sis sisii keindahan bahasa dan bacaannya. e. Dimensi ibadah ; al qur’an merupakan media ibadah melalui pembac pembacaa aanny nnya. a. Al Qur’a Qur’an n sendir sendirii secara secara lughow lughowii berart berartii bacaa bacaan n – berasal dari kata qara’a artinya membaca. Dan untuk menjadikannya bernilai ibadah maka membaca al Qur’an menggunakan ilmu tersendiri.
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 1
B. Keutamaan Hamil al Qur’an Hamala secara bahasa berarti mengandung atau membawa. Adapun haamil adalah isim fa’il dari hamala yang berarti orang yang mengandung atau membawa. Yang dimaksud dengan Hamil al Qur’an adalah orang yang mengorientasikan hidup bagi al Qur’an. Hal itu bisa dilakukan secara langsung atau sesuai dengan profesinya masing-masing. Yang termasuk kedalam haamilil Qur’an diantaranya adalah : 1. Orang yang mengamalkan al Qur’an baik dalam bentuk pengamalan maupun pengajaran. 2. Penghafal al Qur’an 3. Pembaca al Qur’an 4. Yang mempelajari al Qur’an 5. Senang Mendengarkan al Qur’an 6. Cinta terhadap al Qur’an 7. Orang yang membesarkan al Qur’an Terdapat banyak sekali keutamaan membaca dan menghafal al Qur’an serta mengamalkan al Qur’an. Keutamaan haamil al Qur’an diantaranya : 1. Dirindukan surga, sebagaimana hadits Nabi saw :
,قرانال مقح : بعقة خصققى ا قة مسقتان الج نمض ئو ,الجيع ومط,نسفظ الوح “Sesungguhnya surga merindukan empat golongan ; haamil al Qur’an, yang menjaga lidah, yang memberi orang yang kelaparan, dan yang puasa Ramadhan”. 2. Diberi keutamaan yang sempurna dari Allah :
َ َ َ َ َ ََشغَ ْ َ ض مَ ف أ ه ت ي ط أ ت ل لْه اُ ْ ِ س َ ُُْ ْ مَ ْ َ رِْكِذَن وُ رآْ ُ ْ مَ ُ َ َ ْ الِرِئ ّال ِ ََ ك ُ ض ض َكَ ِ ي ئ س ال ط أ ْ ِ ِ ِ ِ ْ ْ َفَ و َ ىَ َ ِه ّ َ ْخَ ىَ َ ِه ّال ِه ِ Tahsin, Tartil dan Tahfidz 2
“Barang siapa yang tersibukan dengan al Qur;an dan masalah agama maka Aku akan beri ia karuniai yang paling utama yang diminta oleh orang yang berdoa dan keutamaan kalam Allah dari semua kalam-Nya seperti karunia yang Allah berikan kepada makhluk-Nya”. HR Turmudzi.
3. Diberikan rahmat dan ketenangan :
ُْ تَ لىَعَ َ ِه ّال ِ يُُ ب ٍ ْيَ بفِ ٌ َ تَِن كَ َ َ تْ ا مَ َ َ ْ مِ ْ َ َ ّال ّ ال ِ َ َة وُ َيِس َْيَه بُ َ ُ َداَ َ تََ وِه ْ ْ ْ َزلَ َ ِّ إ ْ ُْتَ ي ُ ِْ يَ َ ّال َ َ ِئ حَ َة وُ ْ ِ َُد َ فيِ هُ ْ ُ رََكَذَة وُ َ ْال ْ َ حْ رّ ال ُْ تّ ْ “Tidaklah berkumpul suatu kaum dalam rumahnya kemudian dibacakan kitab Allah dan bersolawat kecuali Allah akan menurunkan ketenangan dan memberikan rahmat dan para malaikat menjaga, Allah akan menyebutkan orang yang ada didalamnya”. HR Daud 4. Masuk surga dan keluarga diselamatkan dari api neraka.
ّال هُ َ خَ َْه أُ َ ْ َ ت َّع َ ّ ةَ لْا ّجَ ْه الُ ِ حَ َ وُرَ ْ فَ نَ رآْ ُ َ َو َ َ َ ْ مَ َ َ ُ َ َ َ فِ هُ َع ُ ل و د ك ه ت ي ب ّشَ َو ِ ْ ّال ِ َ َ ْ ْ َ ْ ُ ْ َ ْ ُ ِ أ ْ مِ ٍرَ “Barang siapa yang mempelajari al Qur’an kemudian menjelaskannya dan menjaganya maka akan masuk surga Allah dan akan diberi syafaat kepada 10 keluarganya kesemuanya diharamkannya dari api neraka”.HR. Ibnu Majah
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 3
C. Ruang Lingkup Tahsin, Tartil dan Tahfidz dalam Ulum al Qur’an Dalam khazanah ilmu-ilmu keislaman, terdapat ulumul qur’an. Para ulama berpendapat bahwa yang dimaksud dengan ulumul qur’an adalah setiap ilmu yang objek materinya adalah al Qur’an. Secara sederhana pembagian ulmul qur’an dapat dilihat pada table berikut : Bacaan ilmu tajwid Ilmu maghmat / nagham Ilmu qiroat Ulum al Qur’an
Penulisan
rasm al Qur’an Tartibul ayah wa al surah
Kandungan/tafsir
I’jaz al Qur’an, Aqsam al Qur’an, amtsal al Qur’an, Muhkam mutasyabih, nasikh mansukh, nuzul al Qur’an, al maki wa al madani, qisos al Qur’an, qawaid tafsir, dll.
Ilmu Tajwid, Ilmu Qiroat dan Ilmu Nagham Ketiga ilmu diatas merupakan ilmu yang digunakan dalam membaca al Qur’an. Definisi dari ketiga ilmu tersebut adalah sebagai berikut : Ilmu Tajwid Tajwid secara bahasa adalah at tahsiinu yang berarti membaguskan sedangkan menurut terminology para ulama adalah :
دووال الص ه مه ومستح حر ء كطبه أ عر Tahsin, Tartil dan Tahfidz 4
و يوالت يلترك ير ذال و “Ilmu yang dengannya bias mengetahui cara memberikan kepada setiap huruf hak dan mustahaqnya yang terdiri atas sifat-sifat huruf, hukum mad dan lain sebagainya. Sebagai contoh adalah tarqiq, tafkhim dan yang semisalnya”. Ulama ahli tajwid menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan hak huruf adalah hukum yang menempel terhadap huruf sedari asalnya, seperti hukum makhroj dan sifat. Sedangkan mustahaq huruf adalah hukum baru yang timbul setelah huruf berpadu dengan huruf lainnya. Objek daripada ilmu tajwid tiada lain adalah huruf-huruf hijaiyah, baik ketika ia sedang bersendirian (makhorijul huruf dan sifatul huruf ), atau ketika huruf sudah berhubungan dengan huruf lain baik dalam satu kalimat maupun lebih (ahkamul huruf, ahkamul mad),maupun ketika huruf sudah membentuk suatu kalimat dan hubungannya dengan kalimat lain dalam satu ayat atau lebih (ahkamul waqfi wal ibtida). Ilmu Qiroat Ilmu qiroat adalah ilmu yang mempelajari perbedaan lafadz–lafadz al Qur’an baik yang disepakati maupun yang iktilaf oleh para ahli qiroat yang diperoleh melalui periwayatan. Contoh :
خرب
Dalam membaca Ada ulama ahli qiroat yang membaca sesuai dengan tulisan tersebut adalah
خرب
juga yang di-ibdal-kan (digantikan posisi harkat) menjadi Objek daripada ilmu qiroat adalah kalimat-kalimat dalam al Qur’an dalam hal perbedaan bacaannya. Adapun qiroat yang mutawatir, yaitu ada tujuh yang disebut dengan qiroat sab’ah. Qiroat sab’ah ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Pengklasifikasian didasarkan kepada panjang dan pendeknya bacaan mad jaiz munfashil. - kelompok yang membacanya dua harkat ( ) disebut dengan kelompok (cepat). - kelompok yang membacanya 4 harkat ( ) disebut dengan kelompok (pertengahan)
حقققد
ققرققد و
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 5
صر
قققققق
-
Kelompok yang membacanya 6 harkat ( dengan kelompok (lambat)
ققيقققر
ح د
ف ك ث ي ر ا ب ر و ا ا ب
ق ق ر ا ا ل ق ق م ق ق ر ا انك Martabat pembacaan al Qur’an
ر د و ئ ك س
ي ر
ز
قققق ) disebut
ن ل
ب ز
قققروا ابقققى و م ر ا ب
اب
ا ل ا ب ئىكس و ح ةشع خ خ و
Ilmu Nagham Ilmu nagham adalah ilmu lagu al Qur’an. Yaitu ilmu yang mempelajari lagulagu yang digunakan dalam membaca al Qur’an. Tingkatan dalam pembacaan al Qur’an berdasarkan penggunaan lagu terdiri dari tiga tingkatan : 1. Mu’allam ; adalah membaca al Qur’an pada tingkat belajar, sehingga pembacaan difokuskan pada benar atau salahnya bacaan dan tidak menggunakan lagu. Dalam beberapa hal mu’allam memiliki persamaan dengan tahsin. 2. Murottal ; adalah membaca al Qur’an yang menfokuskan pada dua hal yaitu kebenaran bacaan dan lagu al Qur’an. Karena konsentrasi bacaan difokuskan pada penerapan tajwid sekaligus lagu, maka porsi lagu qur’an tidak dibawakan sepenuhnya. Hanya pada nada asli atau jawab
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 6
dengan tingkat suara sedang. 3. Mujawwad ; adalah membaca al Qur’an dengan lagunya secara sempurna baik dalam tingkatan nadanya maupun jenis dan variasi lagu.
Tahsin, Tartil dan Tahfidz Adapun tahsin merupakan definisi dari tajwid secara bahasa yang berarti membaguskan, ia memiliki persamaan dengan yang berarti berupaya untuk menjadikan baik. Secara leksikal tahsin berarti membaguskan bacaan al Qur’an atau dengan kata lain membaca al Qur’an dengan sebaik-baiknya. Tentu saja untuk mencapainya berarti dengan menggunakan ilmu tajwid – tahsin adalah membaca al Qur;an dengan menggunakan kaidah-kaidah ilmu tajwid. Tartil berasal dari dari kata ratala yang memiliki arti sama dengan hasan atau tahsin yaitu membaguskan bacaan. Dalam al qur’an kata tartil terdapat dalam dua tempat, yaitu surat al Furqan ayat 32 dan al muzammil ayat 4, dan diartikan sebagai bacaan yang teratur dan benar. Dalam khazanah ilmu qiroat, tartil merupakan tingkatan dalam bacaan al Qur’an ) ) yang berarti bacaan yang lambat dan menggunakan bacaan riwayat yang termasuk kepada martabat tartil. Sehingga yang dimaksud dengan tartil adalah membaca al Qur’an dengan menggunakan riwayat tartil. Adapun tahfidz berasal dari kata hafadzo yang berarti menjaga. Tahfidz termasuk kepada mashdar yang berarti menjaga dengan sangat. Adapun makna yang dimaksud disini adalah menghafal al Qur’an. Upaya menghafal al Qur’an sudah ada sejak masa nabi. Nabi adalah sayidul huffadz (pimpinan para hafidz), dan menghafal al Qur;an merupakan salah satu upaya pelestarian la Qur’an selian dari pada penulisan.
لجيدب نيا
ققراءال ققمرا
D. Mengenal Pola Lagu Murottal Lagu Murottal sebenarnya terdiri dari tujuh lagu sebagaimana lagu pada mujawwad. Meskipun demikian yang populer dibawakan hanya beberapa lagu saja, seperti lagu Rasy, hijaz dan nahwand. Setiap lagu-lagu al Qur’an, ketika dimurotalkan pada dasarnya memiliki nada dan variasi yang dinamis, akan tetapi kita dapat membuat pola-pola dari lagu tersebut sehingga bacaan murotal
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 7
kita memiliki keajegan. Jumlah dan bentuk pola murotal tergantung daripada jenis lagunya sendiri. Dapat diambil contoh : Lagu Nahwand terdiri dari tiga tingkatan ; nahwand ashli, nahwand jawab dan nahwand jawabul jawab. Nahwand ashli memiliki tiga bentuk lagu murotal, yaitu : - Pola 1 ; nada keatas/ashli silim rofa’ - Pola 2 : nada lurus / ashli silim jawab - Pola 3 : nada kebawah / ashli silim nuzul Kemudian dari Nahwand jawabul jawab terbentuk satu buah pola , yaitu pola 4 dengan nada jawabul jawab. Kemudian dari pola 1 didapat variasi baru yang bisa kita namakan pola 5 sebagai turunan dari pola 1. kita dapat pula mencari variasi-variasi baru dan kita berikan nama pola dengan urutan nomor. Pola-pola diatas akan sangat membantu bagi yang baru belajar murotal. Dalam murotal kita akan menggunakan komposisi lagu sebagai berikut : Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 1 Pola 2 Pola 3 Pola 4 Pola 2 Pola 3 Pola 5 Pola 1 Pola 3 Pola diatas merupakan satu komposisi lagu nahwand yang utuh. Kemudian kita dapat mengulang-ulangnya kembali. Bilamana sudah mahir, maka kita dapat membuat variasi-variasi baru dengan pola-pola baru. Kita pula dapat membuat komposisi lagu yang berbeda-beda. Seperti dari pola 1 langsung ke pola 3 kemudian pola 4 kemudian ke pola 1 dan berulang-ulang.
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 8
Demikianlah metode pola murottal. Ia didapat dari lagu mujawwad dengan memformulasikan lagu pada tingkat yang lebih sederhana. Mencari mana lagu yang sifatnya ashli dan ajeg dengan lagu yang merupakan variasi atau turunan dari lagu asli. Selain itu, bagi yang sudah mahir, dalam satu pembacaan kita dapat menggabungkan berbagai komposisi lagu menjadi suatu gubahan yang lengkap. Diawali dengan bayati, dilanjutkan dengan lagu-lagu lainnya, dan diakhiri dengan bayati akhir. Selamat mencoba !. *Makalah disampaikan pada kegiatan sekolah al Qur’an di Mesjid Salam ITB, 22 September 2007 * Dosen Fakultas Syari’ah UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Praktisi al Qur’an.
Tahsin, Tartil dan Tahfidz 9