ANATOMI MERPATI
(Columba domestica)
Oleh :
Nama : Anjar Sari
NIM : B1A016123
Rombongan : V
Kelompok : 5
Asisten : Anastasia Sintanora Elizabeth
LAPORAN PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS BIOLOGI
PURWOKERTO
2017
I. PENDAHULUAN
Latar Belakang
Aves adalah Vertebrata yang dapat terbang, karena mempunyai sayap yang merupakan modifikasi anggota gerak anterior. Sayap pada Aves berasal dari elemen-elemen tengah dan distal. Respirasi Aves bagian paru-paru yang berhubungan dengan sejumlah kantong udara. Kantong-kantong udara tersebut berfungsi sebagai alat-alat tambahan dan sebagai penghasil suara saat terbang (Radiopoetro, 1977).
Aves merupakan hewan yang tubuhnya berbulu, kaki bagian depan termodifikasi menjadi sayap dan diadaptasikan untuk terbang. Kaki belakang untuk berjalan dan bertengger yang berjari empat. Mulutnya berparuh dan terkadang tidak terdapat gigi. Tengkoraknya mempunyai kordil osifitas yang tunggal (Stoner, 1957).
Burung merpati (Columba domestica) merupakan salah satu Aves yang dekat dengan manusia. Selain dipelihara untuk kesenangan, burung merpati juga dikonsumsi. Secara tradisional, burung merpati umumnya diberi pakan berupa jagung, beras merah, sisa nasi, dan terkadang dibiarkan mencari pakan sendiri. Pemeliharaan dan pemberian pakan yang kerap tidak memadai tersebut, menyebabkan merpati yang dipelihara sering berkeliaran (Sahara et al., 2013).
Burung Merpati mempunyai adaptasi istimewa yaitu adanya kelenjar crop yang dibagi menjadi dua bagian pada dinding crop di kedua sisinya. Penyimpan zat-zat yang disebut pigeon milk yang masuk ke dalam rongga crop dan dikeluarkan dari dalam oesophagus dan diberikan kepada anak burung untuk membantu memperoleh makanannya (Weichert, 1959). Menurut Stoner (1957), merpati termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar atau bertelur.
Burung Merpati (Columba domestica) dipilih sebagai preparat pada praktikum ini dikarenakan Burung Merpati mudah didapat, merupakan burung peliharaan dan dijual bebas dipasaran dengan harga yang terjangkau. Burung Merpati (Columba domestica) telah mewakili kelas Aves dengan ordo Columbiformes dan familia Columbidae. Anatomi burung merpati mudah diamati. Organ bagian dalam dari
burung merpati jelas dan mudah dibedakan.
Tujuan
Tujuan dari praktikum Struktur Hewan kali ini adalah untuk mengetahui morfologi dan anatomi Merpati (Columba domestica).
II. MATERI DAN METODE
Materi
Alat yang digunakan adalah bak preparat, pinset, gunting bedah, dan kain lap.
Bahan yang digunakan adalah merpati (Columba domestica) dan kloroform.
Metode
Metode yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut:
Burung Merpati (Columba domestica) dibius dengan menggunakan kloroform sampai mati.
Sebelum dilakukan pembedahan, langkah awal yaitu bulu-bulu yang terdapat pada daerah dada, perut, dan leher dibasahi dengan air kemudian dicabuti sebersih mungkin.
Pembedahan dimulai dengan melepas kulit yang membungkus daerah dada, tembolok, dan leher. Terdapat dua otot pada daerah tersebut yaitu carina sterni dan basi sterni. Otot ventral merpati diamati.
Pembedahan dimulai pada bagian sepanjang carina sterni dengan menggunakan gunting. Pembedahan selanjutnya dilakukan pada daerah perut, pengguntingan dimulai dari depan cloaca menuju ke depan ke kiri kanan basi sterni, dengan memotong rusuk-rusuk sampai ke tulang furcula.
Kemudian pembedahan dilakukan dengan melepaskan organ-organ dari rongga perut yaitu dengan menggunting ujung dari lambung bagian anterior dan pangkal dari rectum untuk mengamati sistem pencernaan yang lebih sempurna.
Semua organ-organ dan sistem organ diamati.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Gambar 1. Morfologi Kepala Merpati (Columba domestica)
Keterangan :
Nares externa
Cerome
Paruh superior
Paruh inferior
Palpebra inferior
Organon visus
Membrana nictitans
Palpebra superior
Lubang telinga
Collar
Gambar 2. Morfologi Bulu Merpati (Columba domestica)
Keterangan :
Plumae
Plumulae
Filoplumae
Radioli
Radii
Umbilicus superior
Calamus
Umbilicus inferior
Rami
Vexillum
Rachis
Gambar 3. Anatomi Viscera In-situ Merpati (Columba domestica)
Keterangan :
Paruh
Organon visus
Oesophagus
Trachea
Ingluvius
Pulmo
Atrium
Ventricle
Proventriculus
Kantung udara
Intestine
Ventriculus
Hepar
Gambar 4. Anatomi Sistem Pencernaan Merpati (Columba domestica)
Keterangan :
Oesophagus
Ingluvius
Proventriculus
Ventriculus
Duodenum
Jejunum
Ileum
Rectum
Cloaca
Hepar
Pancreas
Ductus hepaticus
Ductus pancreaticus
Caecum
Gambar 5. Anatomi Sistem Urogenitalia Merpati (Columba domestica) Betina
Keterangan :
Osteum tuba
Ren
Oviduct
Uterus
Ureter
Vesica urinaria
Cloaca
Ovarium
Bursa fibrisi
Gambar 6. Anatomi Sistem Urogenitalia Merpati (Columba domestica) Jantan
Keterangan :
Testis
Vas defferens
Vas efferens
Ren
Ureter
Vesica urinaria
Cloaca
Urethra
Gambar 7. Anatomi Cakar Merpati (Columba domestica)
Keterangan :
Cuneus
Unguis
Subunguis
Nail pad
Gambar 8. Anatomi Otot Ventral Merpati (Columba domestica)
Keterangan :
Foramen trioceus
Muscullus coracobrachialis
Carina sterni
Muscullus pectoralis mayor
Muscullus pectoralis minor
Pembahasan
Klasifikasi Burung Merpati (Columba domestica) menurut Hoogerwerf (1949) adalah sebagai berikut:
Phyllum : Chordata
Subphyllum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Columbiformes
Family : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba domestica
Columba domestica merupakan salah satu dari kelas Aves. Burung ini termasuk hewan berdarah panas dan berkembang biak dengan ovipar atau bertelur. Columba domestica mampu mengenal habitatnya. Ketika burung dilepas maka ia akan kembali ke sarangnya (Storer & Usinger, 1978).
Morfologi tubuh burung dibedakan atas caput (kepala), collar (leher), truncus (badan), dan ekor (cauda). Sepasang extremitas anterior merupakan alae (sayap) yang terlipat seperti huruf Z pada tubuh burung waktu tidak terbang. Extremitas posterior berupa kaki, otot daging paha kuat, sedangkan bagian bawahnya bersisik dan bercakar. Truncus digestivus terdiri dari cavum oris dilanjutkan ke pharynx yang pendek, kemudian oesophagus yang panjang dan terjadi perluasan yang disebut crop yaitu sebagai tempat penimbunan bahan makanan sementara, dari lambung akan dilanjutkan oleh intestinum yang terbagi atas bagian yang halus dan bagian akhir adalah rectum ke cloaca dan terakhir ke anus (Jasin, 1989).
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca. Kelenjar pencernaan burung merpati diantaranya adalah pancreas dan hepar. Burung merpati tidak memiliki vesica felea, karena burung merpati merupakan hewan pemakan biji-bijian yang tidak mengandung banyak lemak sehingga tidak memiliki vesica felea yang berfungsi untuk mengemulsi lemak. Organ-organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan (Walter & Sayles, 1959).
Menurut Parchami & Dehkordi (2011), saluran pencernaan pada burung terdiri dari paruh dan merupakan modifikasi dari gigi, rongga mulut, pharynx yang berupa saluran pendek, oesophagus yang dibagian tengahnya pada pangkal leher melebar menjadi tembolok yang merupakan tempat penyimpanan sementara lalu menuju lambung. Lambung terbagi menjadi dua, lambung kelenjar dan lambung otot. Pencernaan berlanjut ke usus halus yang terdiri dari duodenum, jejunum, ileum lalu menuju usus besar dan bermuara pada cloaca. Duodenum berbentuk seperti huruf U dan dibagian proksimal dan distalnya terdapat pancreas, ductus cysticus bermuara ke duodenum bagian distal yang membawa empedu dari hati langsung ke sistem saluran pencernaan. Jejunum dan ileum yaitu usus halus sesudah duodenum, usus bagian-bagiannya tidak nyata, rectum adalah usus kasar yang bermuara di cloaca.
Sistem respirasi pada Columba domestica terdiri atas trachea yang berlanjut sebagai dua buah bronchi pada siring (alat suara). Paru-paru dilengkapi dengan kantung-kantung udara (ada sembilan buah, empat berpasangan dan satu median). Fase aktif respirasi itu adalah ekspirasi dan fase inspirasinya yaitu inhalasi (Brotowidjoyo, 1994).
Columba domestica memerlukan kadar oksigen yang tinggi karena tingginya metabolisme dalam tubuhnya, paru-paru relatif kecil dan pepat. Tonjolan keluar membentuk pasangan kantung udara yang memasuki beberapa bagian tubuh, bahkan sampai ke dalam rongga dan di dalam tulang bercampur dengan sumsum tulang terdapat di luar paru-paru. Kantung tersebut akan mengembang mengempis sehingga udara pernapasan dapat keluar masuk paru-paru pada saat otot tubuh berkontraksi terutama sewaktu terbang (Djuhanda, 1982).
Sistem ekskresi dari Merpati (Columba domestica) memiliki sepasang ginjal bertipe metanephros. Ginjal (ren) berbentuk memanjang dan berlekuk. Ginjal pada merpati berwarna coklat tua. Saluran ureter bermuara di vesica urinaria yang kemudian langsung menuju ke cloaca (Brotowidjoyo, 1994).
Merpati jantan mempunyai testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian paling cranial, saat musim kawin ukurannya membesar, merupakan tempat pembuatan dan penyimpanan spermatozoa. Saluran reproduksinya adalah tubulus mesonephros membentuk ductus efferens dan epididymis. Ductus wolf bergelung dan membentuk ductus defferens. Ductus defferens bagian distal pada burung-burung kecil, bentuknya sangat panjang membentuk sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari ductus efferens berdilatasi membentuk ductus ampula yang bermuara di cloaca sebagai ductus ejakulatori. Ductus efferens berhubungan dengan epididymis yang kecil kemudian menuju ductus defferens. Ductus defferens tidak ada hubungannya dengan ureter ketika masuk cloaca (Pratiwi, 1996).
Sistem reproduksi Merpati betina terdiri atas oviduct, ovarium, tuba falopii, osteum tuba, bursa fibrisi dan bermuara pada cloaca. Organ utama sistem reproduksi pada merpati betina yaitu ovarium yang terletak di bagian dorsal rongga abdomen. Saluran reproduksinya adalah oviduct yang berkembang hanya yang sebelah kiri, bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulum yang punya bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai osteum, sebelah posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membran sel telur dalam dan luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur (Pratiwi, 1996).
Berdasarkan letaknya bulu terbagi menjadi 3 macam yaitu remiges, tetrices, retrices. Remiges berupa bulu besar yang terdapat pada sayap, bentuknya simetris, digunakan untuk terbang. Tectrises berupa bulu-bulu kecil yang menutupi tubuh burung. Rectrises adalah bulu-bulu ekor, bentuknya simetris, digunakan sebagai kemudi saat terbang. Berdasarkan strukturnya, bulu terbagi menjadi 3 macam, yaitu : plumae, plumulae dan filoplumae. Plumae terdiri dari calamus, rachis, rami, radii dan radioli. Filoplumae hanya terdiri calamus dan rami saja. Plumulae merupakan bulu yang lebih kecil dari plumae, mempunyai calamus yang pendek, vexillumnya tidak kukuh karena tidak ada radioli. Filoplumae disebut juga bulu rambut karena bentuknya seperti rambut yang hanya dibangun oleh calamus dan rami. Keseluruhannya membentuk bendera bulu atau vexillum. Plumulae merupakan bulu yang sangat halus (Djuhanda, 1982).
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
Morfologi tubuh merpati terdiri dari caput (kepala), collar (leher), truncus (badan), dan ekor (cauda). Alat gerak utama pada burung adalah sayap dan kaki. Tubuhnya tertutupi oleh bulu-bulu, yaitu remiges, retrices, dan tetrices. Berdasarkan strukturnya bulu dibedakan menjadi plumae, plumulae, dan filoplumae.
Sistem pencernaan pada burung merpati (Columba domestica) terdiri dari mulut, oesophagus, lambung, usus halus, usus besar dan berakhir di cloaca. Ginjal merupakan salah satu alat ekskresi pada merpati. Saluran keluar pada merpati mengarah ke posterior yaitu ureter yang bermuara ke vesica urinaria. Sistem genitalia betina pada burung hanya ada satu ovarium yaitu ovarium sebelah kiri saja sedangkan pada sistem genitalia jantan mempunyai gonad yaitu testis.
B. Saran
Saran untuk praktikum ini adalah sebaiknya demo pembedahan merpati lebih terkoordinir lagi agar lebih efektif dan seluruh praktikan dapat melihat dengan seksama.
DAFTAR PUSTAKA
Brotowidjoyo, M. D. 1994. Zoology Dasar. Jakarta: Erlangga.
Djuhanda, T. 1982. Anatomi dari Empat Species Hewan Vertebrata. Bandung:
Armico.
Hoogerwerf, A. 1949. De Avifauna van Tjibodas en Omgeving Inclusief het natuur monument Tjbodas, Gn Gede west Java. Plantentuin van Indonesia, Bogor: De
Kon.
Jasin, M. 1989. Sistematika Hewan Vertebrata dan Invertebrata untuk Universitas.
Jakarta: Sinar Wijaya.
Parchami, A., & Dehkordi, R. A. 2011. Lingual Structure in the Domestic Pigeon (Columba Livia Domestica): A Light and Scanning Electron Microscopic
Study. World Applied Sciences Journal, 12(9), pp. 1517-1522.
Pratiwi, D. A. 1996. Biologi 2. Jakarta: Erlangga.
Radiopoetro. 1977. Zoology. Jakarta: Erlangga.
Sahara, A., Prastowo, J., Widodo, D., Rohayati, E., & Widyarini, S. (2013). Identifikasi Cacing Trematoda dan Gambaran Patolog Ginjal Burung Merpati
yang Terinfeksi. Jurnal Veteriner, 14(4), pp. 402-407.
Stoner, T. 1957. General Zoologi. Tokyo: Kogakhusa Company, LTD.
Storer, & Usinger. 1978. General Zoology. New York: Hill Book Company.
Walter, H. E., & Sayles, L. P. 1959. Biology of The Vertebrates. New York: The
Macmilan Company.
Weichert, C. 1959. Elements of Chordate Anatomy Second Edition. New York: McGraw-Hill Book Company Inc.