Anatomi dan fisiologi sistem limbik Merupakan bagisn otak yang terdiri atas jaringan allokorteks yang melingkar di sekeliling hilus hemister serebri serta berbagai struktur lain yang lebih dalam amigdala, hipokampus, dan nuklei septal. Sistem limbik (rhincencephalon) berperan dalam fungsi penghidu, perilaku perilaku makan, serta bersama bersama dengan hipotalamus berfungsi dalam perilaku seksual, emosi, takut dan marah, serta motivasi. Rangsangan sistem limbik menimbulkan menimbulkan efek otonom terutama perubahan tekanan darah dan pernapasan, diduga efek otonom ini merupakan bagian dari fenomena kompleks seperti respons, emosi, dan perilaku. Rangsangan nuklei amigdaloid menimbulkan gerakan mengunyah dan menjilat, serta aktivitas lainnya yang berhubungan dengan makan. Apabila terjadi lesi amigdala akan menimbulkan hiperfagia. Sistem limbik diterapkan untuk bagian otak yang terdiri atas jaringan allokorteks sekeliling hilus hemister serebri bersama struktur yang letaknya le bih dalam yaitu amigdala, hypokampus dan nuklei septal. Disebut rhinensefalon rhinensefalon karena berhubungan berhubungan dengan penghidu. Fungsi sistem limbik : a) Perilaku makan b) Bersama dengan talamus mempengaruhu perilaku seksual, emosi (marah dan takut), serta motivasi c) Perubahan tekanan darah dan pernapasan merupakan bagian dari fenomena kompleks terutama respons emosi dan perilaku d) Hyperfagian dan comnifagia
ANATOMI DAN FISIOLOGI HIPOTALAMUS HIPOTALAMUS Bagian terbesar dari otak terletak pada bagian ventral dari talamus, di atas kelenjar pituitari dan membentuk dasar dari dinding lateral ventrikel III. Hipotalamus mempunyai beberapa nuklei. Setiap nukleus mempunyai tugas sendiri-sendiri dalam mengatur fungsi internal tubuh. Salah satu fungsi nukleus adalah mengatur keseimbangan tubuh. Pada permukaan basal otak hipotalamus ditandai oleh struktur khiasma optikum, tuber sinerium, dan korpora mamilaria. Efek stimulasi hipotalamus terhadap sistem saraf simpatik adalah mengintegrasikan respons otonom dengan berbagai area aktivitas otak. Pengaruh jalur saraf ini disalurkan melalui sera-serat difuse (mmenyebar luas) yang disalurkan melalui susunan fibrae periventrikularis, periventrikularis, fibrae hipotalamus, dan fasikulus. Hipotalamus dianggap sebagai salah satu pusat utama yang berkaitan denganekspresi emosi karena berfungsi menerjemahkan emosi yang ditimbulkan di daer ah korteks melalui proses asosiasi
intrakortikal hingga menjadi reaksi emosional yang sesuai dengan keadaan. Hipotalamus merupakan daerah sinaps yang penting dalam jalur-jalur yang bersangkutan dengan kegiatan makan dan minum (rasa haus dan lapar). ANANTOMI DAN FISIOLOGI MEDULA SPINALIS
Medula spinalis merupakan bagian dari saraf pusat yang menggambarkan perubahan terakhir pada perkembangan embrio. Semula ruangannya besar kemudian mengecil menjadi kanalis sentralis. Medula spinalis terdiri atas dua belahan yang sama di persatukan oleh struktur intermedia yang dibentuk oleh sel saraf dan didukung oleh jaringan intertisial. Medulla spinalis membentang dari foramen magnum sampai setinggi vertebra lumbalis I dan II, ujung bawahnya runcing menyerupai kerucut yang disebut
konus medularis,
terletak di dalamkanalis
vertebralis melanjut sebagai benang-benang (filum terminale) dan akhirnya melekat pada vertebra koksigialis pertama. Kira-kira setinggi vertebra servikalis III sampai vertebra torakalis II, medulla spinalis menebal ke sampingpenebalan ini dinamakan
intumensensia servikalis.
Struktur permukaan. Pada permukaan depan (ventral) terdapat celah yang dalam disebut fisura
mediana anterior. Pada permukaan belakang (dorsal) terdapat alur sulkus medialus posterior yang membagi medulla spinalis menjadi dekstra dan sinistra yang simetris, sedangkan di sisi samping (lateral) terdapat alur yang panjang dinamakan sulkus lateralis anterior. Pada alur ini terdapat serabut halus yang membentuk radiks anterior. Pada jarak tertentu saraf spinalis keluar darin me dulla spinalis melalui foramen intervertebralis pada segmen yang sama dan kolumna vertebralis yang tidak sama. Struktur bagian dalam. Dinding kanalis dilapisi oleh sel-sel epindim disekitar kanalis se ntralis terlihat
substansi yang berwarna abu-abu berbentuk seperti huruf H disebut substansia grisea, terdiri atas sel saraf, serabut saraf tidak bemielin, neuroglia, dan pembuluh darah. Substansia yang berwarna putih terdapat di sekeliling subtansia grisea disebut substansia alba, terdiri atas berkas serabut saraf be rmielin tersusun membujur sepanjang medulla spinalis Pada segmen servikalis ke VIII sampai lumbal II di antara kornu anterior dan posterior terdapat tonjolan kesamping (kornu lateral) berbentuk batang dinamakan kolumna anterior, posterior, dan lateralis. Bagian kiri dan kanan subtansia grisea dihubungkan oleh kommisura grisea anterior dan kommisura grisea posterior, sedangkan subtansia alba kiri dan kanan dihubungkan oleh kommisura alba anterior dan kommisura alba posterior. Fungsi medulla spinalis adalah sebagai berikut. 1. Medulla spinalis sebagai pusat saraf mengintegrasikan sinyal sensoris yang datang dan mengaktifkan respon motorik secara langsung tanpa campur tangan otak. Funsi ini terlihat pada kerja reflek spinal untuk melindungi tubuh dari bahaya dan menjaga pemeliharaan tubuh. 2. Sebagai pusat perantara, antara susunan saraf tepi dan otak(susunan saraf pusat). Semua komando motorik volunter dari otak dikomunikasikan terlebih dahulu pada pusat motorik spinal lalu kemudian ke otot-otot tubuh. Pusat motorik spinal akan memproses sinyal sebagaimana mestinya sebelum mengirimkannya ke otot. Demikian juga sinyal sensoris dari reseptor perifer
ke pusat otak harus terlebih dahulu dikomunikasikan ke pusat sensorik di medulla spinalis. Pada medulla spinalis sinyal sensoris sebagian besar diproses dan diintegrasikan. Oleh karena itu medulla spinalis dikatakan sebagi tampat komunikasi dua arah antara otak dan medula spinalis. ANATOMI DAN FISIOLOGI MEDULA OBLONGATA
Merupakan bagian dari batang otak yang paling bawah yang menghubungkan pons varoly dengan medulla spinalis. 1. Bagian-bagian Medulla Oblongata a.
Traktus Asenden Dalam medulla yang tertutup, nukleus penghantar dari jaras kolumna dorsalis (fasikuli grasilis dan kuneatus) membentuk suatu berkas serabut yang menyilang, lemnikus medialis. Bagian bawah didapati pada bagian ventral lemnikus dan bagian atas tubuh pada bagian dorsal traktus spinotalamikus (yang nenyikang di sumsum tulang belakang) berjalan ke atas di sepanjang medulla oblongata, sebagaimana juga traktus spinoretikulapis dan traktus spinoserebreralis ventralis. Traktus spinoseberalis dorsalis dan traktus kuneosereberalis yang berlanjut ke dalam pedunkulus sereberalis inferior.
b.
Traktus Desenden Traktuskortikospinalis dalam piramid mulai menyilang dari peralihan antara medulla oblongata ke sumsum tulang belakang , dekusasi ini terjadi sepanjang beberapa milimeter. Beberapa serabut dari traktus kortikospinalis yang berasal dari korteks serebrum sensorik, berakhir di dalam nukleus-nukleus kolumna dorsalis dan m emodifikasi fungsinya. Karena serabut-serabut dalam piramid hanya merupakan serabut kortikospinal saja, maka lesi , di tempat ini tidak akan menimbulkan disfungsi neuron-neuron motorik atas yang khas. Badan sel traktus spinalis desenden dari saraf kranial V yang mewakili tiga bagian dari traktus ini, di dalam ganglion semilunaris, Serabut dari traktus menghantar rasa nyeri, suhu dan raba kasar dari wajah ke stasiun penghubung pertama, yaitu nukleus spinalis dari saraf kranial V atau paru kaudalis. Bagian mendibularis di wakili di dorsal dari nukleus, dan bagian attadmikus diwakili di ventral. Ke dua golongan muncul dari sel-sel dalam nukleus spinalis dan kemudian menyilang dan naik di dalam suatu berkas difus untuk berakhir dalam talamus. Fasikulus lorgi- tudinalis medialis dan traktus tektospinalis merupakan hal penting yang berhubungan dengan pengontrolan tatapan mata (gaze) dan gerakan kepala. Kedua traktus ini turun ke dalam sumsum tulang belakang servikalis. Fasikulus longitudinalis medialis muncul dari nukleus-nukleus vestibularis, traktus tektospinalis dalam otak tengah kontralateral.
c.
Nukleus saraf kranial Nukleus hipoglasus, nukleus motorik dorsalis dari vagus, dan nukleus dari traktus solitarius ditemukan di dalam medulla oblongata, berke lompok disekeliling leanis sentralis, dalam medula oblongata, nukleus-nukleus ini terletak di bawah ventrikel ke empat. Nukleus hipoglasus, yang homolog dengan nukleus kornu anterior pada sumsum tulang belakang, mengirimkan serabut-serabutnya ke ventral di antara piramis dan nukleus divarius inferior
untuk keluar sebagai saraf ini. Saraf ini mempersarafi semua otot lidah. Nukleus motorik dorsalis dari saraf yang merupakan nukleus parasimpatik praganglion yang mengarimkan serabut-serabut lateral ke dalam saraf. 2. Letak Anatomi oleh segi lokasi, medulla oblongata unggul dengan saraf tulang belakang, dan rendah pada pons. Bagian dari brainstem, sering dikenal sebagai otak rendah. Sumsum belakang yang sering digunakan untuk berfikir dibagi dalam dua bagian : a. Terbuka Bagian yang unggul sirip belakang permukaan sum-sum tulang belakang yang dibentuk oleh ke empat kamar jantung. b. Tertutup Bagian rendah atau bagian dimana pusat kanal terletak di sumsum tulang belakang. Daereh antara anterior median sulcus dan anterolateral sulcus yang diduduki oleh sebuah ketinggian di salah satu sisi dikenal sebagai piramid dari sumsum belakang oblongata. Ketinggian ini disebabkan oleh sistem corticospinal. Di bagian bawah sumsum belakang beberapa serat saling silang sehingga obliterating anterior median yang retak. Hal ini dikenal sebagai decussation dari piramid. Beberapa lainnya serat yang berasal dari anterior median re tak di bagian atas decussation dari piramid dan menjalankan laterally diseluruh permukaan pons dikenal sebagai serat arcuate external. Diantara anterolateral dan posterolateral sulcus dibagian atas sumsum belakang yang ditandai oleh pembengkakan yang dikenal sebagai olyvary tubuh. Hal ini disebabkan oleh masa yang besar dari otak kecerdasan dikenal sebagai rendah olyvary inti. Antara yang posterior median sulcus dan posterolateral sulcus berisi truchts yang masuk dari belakang funiculus dari saraf t ulang belakang. Ini adalah fasciculus grascilis, mediali berbaring disamping mid line, dan fasciculus cuneatus, lying laterally. Berkas ini di akhir dibulatkan elevation dikenal sebagai gracile dan cuniate tubercles. Mereka adalah yang disebabkan oleh masa dari otak kecerdasan dikenal sebagai inti gracilis dan inti cuneatus. Tempat diatas tubercles dibelakan aspek sumsum belakang adalah diduduki oleh 3 lekuk, yang membentuk bagian bawah lantai ke-4 kamar jantung. Lekuk adalah bounded yang baik dismping oleh celeberall gagang bunga rendah, yang menghubungkan sumsum belakang ke otak. Bagian bawah sumsum belakang, langsung ke lateral fasiculus cuneatus, yang ditandai oleh ketinggian lain longitudinal dikenal sebagai tuberculum cinereum. Hal ini disebabkan oleh se buah kumpulan yang abu-abu tulang belakang dikenal sebagai dari inti saraf trigeminal. Yang abu-abu ini dituitupi oleh lapisan serat sraf yang membentuk dari sistim trigminal. Sumsum belakang yang didefinisikan oleh comissural serat, persimpangan dari sisis ipsilateral disraf tulang belakang ke samping contralateral. 3. Fungsi sumsum belakang yang oblongata berfungsi sebagai kontrol autonomic, dan relai sinyal anatra saraf otak dan saraf tulang belakang, merupakan organ yang menghantarkan impuls dari medulla spinalis dan otak. Ia juga bertanggung jawab untuk mengendalikan beberapa poin utama autonomik dan fungsi-fungsi tubuh antara lain sebagai berikut :
a.
Respirasi
b. Tekanan darah c.
Muntah
d. BAB e. BAK f.
Reflek
4. Pasokan Darah Darah ke sumsum belakan yang diberikan oleh sejumlah arteri : a. Anterior tulang belakang arteri Anterior tulang belakang arteri merupakan pasokan seluruh bagian dari sumsum belakang oblongata. Seperti halnya stoke akan merusak sistem yang berbentuk piramid, ditengahtengah lemniscus, dan hypoglossal inti ini me nyebabkan suatu sindrom yang berada ditengah-tengah yang berkenaan dengan sumsum sindrom. b. Posterior inferior cerebellar arteri (pica) Merupakan sebuah cabang utama yang berhubungan dengan tulang belakang arteri, memberikan posterolateral arteri bagian dari sumsum belakang. c.
Cabang langsung yang berhubungan dengan tulang belakang arteri Cabang ini berhubungan dengan tulang belakang arteri yang merupakan tempat antara dua anteries, termasuk inti solitarius dan indrawi nuklei serat. Berkenaan dengan ini sumsum lateral sindrom dapat disebabkan oleh kemacetan, baik pica atau yang berhubungan dengan tulang belakang arteri. Oblongata sumsum belakang yang lebih re ndah adalah bagian brainstem. Anatomis oleh segi lokasi, adalah berhubungan dengan cotok tulang belakang dan ke caudal pons. Untuk manusia atau lainnya yang berkaki dua, ini berarti adalah saraf tulang belakang diatas, dibawah pons, dan lebih dahulu ke otak. Oblongata sumsum belakang yang bertanggung jawab besar untuk mengendalikan sejumlah outomatic fungsi tubuh, termasuk respirasi, tekanan darah, denyut jantung dan reflek arcs.
5. PERANAN MEDULA OBLONGATA 1) Medula Oblongata Sebagai Pusat Pernafasan : Medula Oblongata memiliki peran sebagai pusat pernapasan di dua tempat : a.
Dorsal group --> kelompok neuron yang membentuk pernapasan otomatis.
b. Ventral group --> kelompok neuron yang mempersarafi o tot-otot pernapasan. Terhadap kemoreseptor yang sensitif terhadap perubahan konsentrasi ion H+ dan konsentrasi CO2. 2)
Medula Oblongata Sebagai Pusat Pengaturan Jantung: a.
cardioaccelerator center meningkatkan denyut dan kekuatan kontraksi jantung (melalui saraf simpatis).
b.
cardioinhibitori center menurunkan denyut jantung ke pacemaker nervus vagus (saraf parasimpatis)
3) Medula Oblongata Sebagai Pusat vasomotor Medula sebagai pusat vasomotor berfungsi mengontrol diameter pembuluh darah melalui saraf simpatis dalam pengaturan tekanan darah.
4) Medula Oblongata Sebagai Pusat Refleks nonvital Medula oblongata sebagai pusat refleks nonvital refleks untuk menelan, muntah, batuk, bersin, dan tersedak. ANATOMI DAN FISIOLOGISISTEM SARAF KRANIAL nervus cranial (saraf otak)
saraf otak merupakan susunan saraf yang terdapat pada bagian kepala. Saraf otak akan keluar dari otak melalui lubang yang terdapat pada tulang tengkorak lalu berhubungan erat dengan otot, indra pengelihatan, indra pendengaran, indra penciuman, indra pengecap, dan indra perasa. Di dalam cranial ada dua saraf cranial yang merupakan serabut campuran atau gabungan yaitu saraf motorik dan saraf sensorik yang merupakan stasiun penghubung untuk im puls-impuls dari pusat-pusat saraf yang lebih tinggi ke organ efektor dan impuls saraf perifer ke pusat-pusat saraf dalam susunan saraf pusat. Nervus cranial juga merupakan bagian yang penting dari lengkung-lengkung refleks, melalui batang otak hubungan antara neuron sensorik dengan neuron motorik terjalin melalui sel neuron. Fungsi nervus cranial
Nucleus sensorik dan motorik nervus cranial m erupakan stasiun penghubung untuk impuls-impuls dari pusat-pusat saraf yang lebih tinggi kea lat-alat efektor, se dangkan untuk impuls-impuls dari perifer akan menuju ke pusat-pusat saraf yang lebih rendah dalam susunan saraf. Serat-serat yang berasal dari pusat fungsional yang lebih tinggi mengadakan hubungan sinaptik dengan sel-sel neuron motorik dalam batang otak. Dari nuclei sensoris nervus cranial timbul serat-serat neuron untuk menghantarkan impus-impuls tersebut ke arah cranial di dalam batang otak dan berakhir dalam thalamus. Dari thalamus, impuls sensori dilanjutkan kea rah korteks serebri(korteks sensori) oleh seratserat talamo kortikalis. Dalam batang otak, serat-serat ini mengeluarkan cabang-cabang kolateral dan berakhir dalam formasi retikularis. Serat sensoris sekunder mengeluarkan cabang kolateral dan mengadakan sinapsis dengan sel-sel neuron formasi retikuralis. Cabang-cabang ini merupakan bagian dari susunan asendens. Ada 12 pasang saraf cranial dengan nomer dan nama dari depan ke belakang secara berurutan. Kedua belas pasang saraf ini akan diuraikan sebagai berikut. 1. Nervus olfaktorius (N.I) Merupakan jalur sentral sel saraf olfaktorius dalam membrane mukosa bagian atas rongga hidung di atas konka nasalis superior. Berkas serabut saraf ini membungkus lamina kribiformis ossis etmoidalis dan berakhir pada bulbus olfaktorius dalam fossa cranial anterior. Pada ujung posterior bulbus olfaktorius keluar suatu berkas putih yang disebut traktus olfaktorius. Berkas ini berjalan ke belakang melekat pada serebrum pada daerah substansia perforate anter ior dan berakhir setelah bercabang menjadi stria olfaktorius medialis dan lateralis. Sifat saraf ini sebagai saraf penghidu (penciuman) yang membawa rangsangan bau-bauan dari rongga hidung ke otak dan bersifat motorik.
Saraf penghidu yang keluar dari bawah dahi disebut lobus olfaktorius. Saraf ini keluar melalui lubang yang ada dalam tulang t ipis menuju rongga hidung, selanjutnya menuju sel-sel pengindra. 2. Nervus optikum (N.II) Nervus ini panjangnya ± 4 cm, meninggalkan orabita melalui kanalis optikus bersama arteri optika masuk ke dalam cranium. Di dalam orbita, saraf ini di kelilingi oleh duramater, arakhnoid, dan piamater yang menyertakan perluasan kavum arakhnoid. Serabut saraf yang berasal dari belahan nasal retina menyebrang ke kontra lateral sedangkan serabut saraf dari belahan temporal retina tetap pada sisi yang sama. Permukaan atas khiasma optikum berjalan ke belakang mengintari sisi lateral otak tengah sampai ke korpus genikulatum lateral, sifatnya sensoris dalam mempersarafi bola mata untuk membawa rangsangan pengelihatan ke otak. Serabut saraf mata yang keluar dari bukit IV dan pusatnya dari serabut tersebut memiliki tangkai otak dan bertemu dengan tangkai hipofisi membentang sebagai saraf mata. Ser abut saraf yang terletak di sebelah sisi saluran optic yang datang dari sebelah kanan retina terdapat di dalam optic kiri dan kanan. Serabut saraf tersebut berfungsi sebagai re fleks pupil dan refleks mata yang melampaui korpus genikulatum lateral. 3. Nervus okulomotorius (N.III) Mempersarafi otot orbita kecuali muskulus obliges superior dan muskulus rektus lateralis. Selain itu, nervus ini juga mempersarafi muskulus spinkter pupilae dan muskulus siiaris melalui serabut-serabut parasimpatis. Nervus okulomotorius muncul dari aspek anterior otak tengah bagian medial dari pedunkulus serebri menembus arakhnoidea dan durameter berjalan ke depan pada dinding lateral sinus kavernosus lalu bercabang menjadi ramus inferior yang masuk ke orbita melalui fisura orbita superior. Sifatnya motorik otot penggerak bola mata, di dalam saraf terkandung serabut-serabut saraf otomom para simpatis. Saraf penggerak mata keluar dari sebe lah tangkai otak menuju ke lekuk mata dan persarafan otot yang mengangkat kelopak mata. 4. Nervus trokhlearis (N.IV) Merupakan saraf cranial yang paling halus dan mempersarafi muskulus obligues superior otak tengah tapat di bawah kolikus inferior kemudian melengkung ke depan mengintari sisi lateral pedunkulus serebri. Setelah menembus arakhnoid dan durameter, lalu bejalan ke depan. Pada dinding lateral sinus kavernosus terletak sedikit di bawah nervus okulomotorius. Nervus troklearis masuk ke orbita melalui fisura orbitalis superior. Sifatnya motorik, mempersarafi otootot orbita. Memutar mata yang pusatnya terletak di belekang pusat saraf penggerak mata. Saraf ini masuk ke dalam lekuk mata menuju orbital miring ke atas mata. 5. Nervus trigeminus (N.V) Saraf cranial yang paling besar dari serabut-serabut sensorik ke kulit kepala, muka, mulut, gigi, rongga hidung, sinus paranasalis, dan serabut otot pengunyah (muskulus tensor palatine dan muskulus tensor timpani). Nervus trigeminus muncul dari permukaan ante rior ponds varolii sebagai radiks sensorik kecil yang terletak medial terhadap radiks sensorik. Saraf ini berjalan ke depan, keluar dari fossa krani posterior di bawah sinus petrosus superior yang berasal dari lapisan meningeal duramater. Setelah sampai di lekuk apeks pars petrous ossis temporalis dalam fossa krani media, radiks sensorik mengembang dan membentuk ganglion trigeminus
yang terletak dalam kantomg durameter disebut kavum trigeminus. Radiks motoriks nervus ini terletak di bawah ganglion sensorik. Saraf ini bersifat majemuk (sensorik dan motorik) dan mempunyai 3 cabang, yaitu: a. Nervus optikus b. Nervus maksilaris c.
Nervus mandibularis
6. Nervus abdusen (N.VI) Merupakan saraf motorik yang mempersarafi muskulus rektus lateralis bola mata yang muncul dari permukaan anterior otak. Di dalam alur antara tepi bawah pons varolii dan medulla oblongata pertama terletak dalam fossa kranii posterior kemudian menembus durameter, lateral terhadap dorsum sellae membelok tajam ke depan melintasi tepi atas pars petrosa ossis temporalis. Setelah ke sinus kavernosus, akan berjalan ke depan di bawah lateral arter i karotis kemudian masuk ke orbita lewat fisura orbitalis superior. Sebagai saraf penggoyang sisi mata, saraf ini keluar di sebelah jembatan pontis menembus selaput otak sela tursika setelah sampai di lekuk mata menuju ke otot lurus sisi mata. 7. Nervus fasialis (N.VII) Memiliki satu radiks motorik dan satu radiks sensorik yaitu nervus intermedius. Radiks motorik mempersarafi oto-otot muka, kulit kepala dan aurikula, muskulus buksinator, muskulus platisma, muskulus stilohioideus, dan venter posterior m uskulus digastrik. Radiks sensorik mengandung serabut pengecap 2/3 dari anterior lidah dasar mulut dan palatum mole yang menghantarkan serabut-serabut sekreto motorik pada simpatis untuk glandula submandinularis, sub lingualis, glandula maksilaris, dan kelenjar dalam hidung serta palatum. Funsinya sebagai mimic wajah dan menghantarkan rasa pengecap. Saraf ini keluar di sebelah belakang beriringan saraf pendengaran. 8. Nervus koklea festibularis (N.VIII) Terdiri atas 2 perangkat saraf yaitu : a.
nervus koklearis (saraf pendengaran) rangasangan bunyi getaran udara dengan frekiensi bunyi yang dapat ditangkap oleh telinga disalurkan ke dalam liang telinga luar dan menggetarkan membrane timpani. Dalam indra pendengaran ini, getaran mekanisme diubah oleh nervus akustikus dan nervus koklearis lalu disalurkan ke luar di daerah perbetasan pons varoli dan medulla oblongata bagian dorsal. Nuclei dan nervus koklearis bersatu dengan yang lain, dari nuclei rangsangan bunyi dihantarkan pada ke dua sisi melalui saraf yang berjalan ke atas yang ber gabung dalam lemnikus lateralis dan berakhir di kolikus inferior kemudian ke korpus genikolatum medial. Sebagian saraf yang ke korpus genikolatum medial, rangsangan bunyi dihantarkan melalui radiasio auditoris ke girus superior lobus temporalis sebagai pusat pendengaran pada korteks.
b. Nervis vestibularis (saraf keseimbangan) Rangsangan gaya berat ditangkap oleh indra pengimbang yaitu mokula sakuli dan macula utrikuli yang terletak di dalam labirin. Selain dari otot dan tulang, rangsangan gerak dan sikap kepala ditangkap oleh Krista yang terdapat di dalam bagian yang melebar dari kanalis semi sirkularis dalam labirin. Dari mokula dan Krista kluar saraf yang memebentuk nervus
vestibularis yang berjalan dalan nervus koklea vestibularis bersama dengan nervus koklearis. Sebagian saraf yang berjalan di fesikulus longitudinalis medialis berhenti di olive, dari olive keluar serat-serat saraf yang berhubungan dengan serebelum dan vestibularis untuk mengkoordinasikan otot-otot. 9. Nervus paringeus (N.IX) Mempunyai 4 komponen a. Komponen motorik mempersarafi otot yang mengerakkan stiloparingeus atau faring kea rah atas b. Komponen sensorik : mengurus perasaaan palatumolle, epiglottis, dan diding faring bagian atas. c.
Komponen yang menghantarkan rasa pengecap sepertiga lidah bagian belakang
d. Komponen parasimpatis yang merangsang sekresi kelenjar ludah glandula parotis. 10. Nervus Pagus (N.X) Terdiri atas serabut saraf motori dan sensorik yang mempersarafi jantung dan segabian traktus respiratorius. Nervus fugus muncul dari permukaan anterior bagian atas medulla oblongata berupa 8-10 radiks kecil sepanjang alur antara oliva dan pedunkulus serebri inferior yang terletak di bawah nervus glasofarungeus. Saraf ini berjalan ke lateral di bawah serebelum dalam fosa cranial posterior dan keluar dari cranium melalui bagian pusat foramen yugolaris. Nervus fugos mempunyai 3 komponen : a. Komponen motorik yang dipersarafi otot faring dan otot yang mengerkana pita suara di dalam laring. b. Komponen sensoris mengurus persarafan bagian bawah laring. c.
Komponen terbesar yaitu saraf parasimpatis yang mempersarafi sebagian besar alat dalam tubuh (paru-paru, jantung, ginjal, pancreas, limfe, glandula renalis, lambung, usus, dan kolon transversum)
11. Nervus (N.XI) Saraf motorik terdiri dari bagain-bagian berikut ; a. Radiks cranial yang kecil tersebar melaui cabang-cabang yaitu nervus pagus ke muskulus palatum mole, faring dan laring. b. Radiks spinalis yang besar mempersarafi muskulus sternikleidomastoideus dan muskulus trapezius. c.
Radiks cranial muncul dari permukaan anterior bagian atas madula oblongata berupa 5 radiks kecil sepanjang alur disepanjang oliva dan pedunkulus serebralis inferior, terletak di bawah nervus pagus berjalan ke lateral sebelum fossa krani, posterior be rgabung dengan radiks spinalis. Radiks spinalis keluar dari sel saraf kolumna anterior. Serabur saraf ini muncul pada permukaan lateral medulla spinalis membentuk trunkus berjalan le sisi medulla spinalis masuk ke cranium melalui foramen magnum menikung ke lateral bersambung dengan radiks kranialis. Setelah melewati foramen yugolaris radiks kranialis terpisah dari radiks spinalis dan melekat pada gangglin onferior nervus fagus. Serabut radiks kr anialais disebarkan pada cabang rekurens faringeal dan laryngeal nervus fagus. Radiks spinalis berjalan ke belakang dank ke samping melintasi vena yugolaris interna mencapai bagian atas muskulus
sternokleidomastoideus. Sebagai sraf tambahan nervus asesorius terbagi dalam 2 bagian yang berasal dari otak dan dari sumsum tulang belakang. 12. Nervus hipoglossus (N.XII) Merupakan saraf motorik untuk otot lidah. Saraf ini muncul dalam sejumblah radiks kecil pada permukaan anterior medulla oblongata dalam alur diantara piramis dan olive. Radiks ini be rjalan ke lateral dalam fossa kranii posterior, lalu keluar dari cranium melalui kanalis hipoglassus dari kanalis radiks bergabung membentuk traktus. Sebagai saraf lidah,saraf ini terdapat di dalam sumsum penyambung dan bersatu melewati lubang yang terdapat di dalam sisi poramen oksifitalis. Saraf ini memberikan cabang pada otot yang melekat pada tulang lidah dan otot lidah. Kerusakan pada nervus hipoglossus otot lidah pada sisi yang sama akan mengalami kelumpuhan, posisi mulut tertarik ke sisi yang sehat, saat lidah di julurkan akan membelok ke sisi yang lumpuh, otot yang lumpuh mengalami atropi, dan bila di raba terasa tonus otot melemas. Kerusakan pada daerah nucleus akan terjadi perangsangan yang menyebabkan timbulnya gerakan spontan setempat yang disebut fasikulus. Kerusakan kortiko gularis yang mengatur nervus XII akan terjadi kelumpuhan tonus otot lidah meninggi
ANANTOMI DAN FISIOLOGI SISTEM SARAF SPINAL Anatomi dan fisiologi saraf spinal 31n pasang saraf spinal berawal dari korda melalui radiks dorsal (posterior) dan ventral (anterior). Pada bagian distal radiks dorsal ganglion, 2 radiks bergabung membentuk satu saraf spinal. Semua saraf tersebut adalah saraf gabungan (motorik dan sensorik), membawa informasi ke korda melalui neuron aferen dan meninggalkan korda melalui neuron eferen. 1. Saraf spinal diberi nama dan angka sesuai dengan regia kolumna vertebra tem pat munculnya saraf tersebut. a. Saraf serviks ada 8 pasang dari C1 sampai C8. b. Saraf toraks ada 12 pasang dari T1 sampai T12. c.
Saraf lumbal ada 5 pasang dari L1 sampai L5.
d. Saraf sacral ada 5 pasang dari S1 sampai S5. e. Saraf kogsiks ada 1 pasang. 2. Divisi. Setelah saraf spinal meninggalkan korda melalui foramen intervertebra, saraf kemudian bercabang menjadi 4 divisi. a. Cabang meningeal kecil masuk kembali ke medulla spinalis melalui foramen sama yang digunakan saraf untuk keluar dan mempersarafi meninges, pembuluh darah medulla spinalis, dan ligament intervertebral. b. Ramus dorsal (porterior) terdiri dari serabut yang menyebar kea rah posterior untuk mempersarafi otot dan kulit pada bagian belakang kepala,leher, dan pada trunkus diregia saraf spinal.
c.
Cabang ventral (anterior) terdiri dari serabut yang mensuplai bagian anterior dan lateral pada trunkus dan anggota gerak.
d. Cabang viseral adalah bagian dari SSO. Cabangn ini memiliki ramus komunikans putih dan ramus komunikans abu-abu yang membentuk hubungan antara medulla spinalis dan
ganglia pada trunkus simpatis SSO. 3. Fleksus adalah jarring-jaring serabut saraf yang terbentuk dari ramus ventral seluruh saraf spinal, kecuali T1 dan T11. Yang merupakan saraf interkosta. a. Fleksus serviks terbentuk dari ramus ventral ke 4 saraf serviks pertama (C1,C2,C3,C4) dan sebagian C5. Saraf ini menginervasi otot leher dan kulit k epala,leher, serta dada. Saraf terpenting yang berawal dari fleksus ini adalah saraf frenik yang menginervasi. b. Fleksus brakial terbentuk dari ramus sentral saraf serviks C5 ,C6,C7,C8 dan saraf torak pertama T1 dengan melibatkan C4 adan T2. Saraf dari fleksus brakial mensuplai lengan atas dan beberapa otot pada leher dan bahu. c.
Fleksus lumbal terbentuk dari ramus saarf lumbal L1,L2,L3,L4 dengan bantuan T12. Saraf dari fleksus ini menginervasi kulit dan otot dinding abdomen, paha, dan genetalia eksternal. Saraf terbesar adalah saraf femoral, yang mensuplai otot fleksor paha dan kulit pada paha anterior, regia panggul dan tungkai bawah.
d. Fleksus sacral terbentuk dari ramus ventral saraf sacral S1,S 2, dan S3 serta kontribusi dari L4,L5 dan S4. Saraf dari fleksus ini menginervasi anggota gerak bawah, bokong, dan regia perineal. Saraf terbesar adalah saraf sklatik. e. Fleksus koksik terbentuk dari ramus ventral S5 dan saraf spinal koksik, dengan kontribusi dari ramus S4. Fleksus ini merupakan awal saraf koksik yang me nsuplai regia koksik.
Susunan saraf otonom usus,dan ginjal. Alat ini mendapat dua jenis persarafan otonom yang fungsinya saling bertentangan, kalau yang satu merangsang yang lainnya menghambat dan sebaliknya. Kedua susunan saraf ini disebut saraf simpatis dan saraf parasimpatis. Fungsi saraf otonom : mengatur motilitas dan sekresi pada kulit,pembuluh darah, dan organ viseral,dengan cara merangsang pergerakan otot polos dan kelenjar eksokrin. Regulasi otonom akan dibawa oleh serabut saraf simpatis dan parasimpatik.
Saraf simpatis Terletak di dalam kornu lateralis medula spinalis servinal VIII sampai dengan lumbal 1,dari sini keluar akson yang mengikuti saraf motorikdi dalam radiks anterior. Setelah keluar dari kanalis vertebralis, saraf simpatis keluar dari radiks motorik dan masuk ke dalam trunkus simpatikus (trancus symphatikus) merupakan suatu rantai ganglia simpatis yang terdapat di sebelah kiri dan kanan kolumna vertebralis. Trunkus simpatikus kiri dan kanan pada daerah sakral bagian bawah bergabung menjadi satu dalam ganglion. Pada daerah servikal terdapat 3 buah ganglia.
1. Ganglion stelatum ( ganglion stellatum) 2. Ganglia servikalis media ( ganglion servikale medium) 3. Ganglia servikal suferior ( ganglion servikale suferius)
Di dalam trunkus simpatikus,saraf simpatis langsung bersipnasis berjalan keatas dan kebawah , keluar dari ganglion simpatis bergabung kembali dengan nervus spinal Pada bagian abdomen, saraf simpatis melewati trunkus simpatikus membentuk saraf perifer tersendiri. Saraf simpatis bersal dari torakal V sampai dengan XI membentuk nervus splanknikus mayor ( nervus splanchnicus major) yang berasal dari torakal X,XI,dan XII membentuk nervus splanknikus minor. Setelah keluar dari ganglion mesenterikus suferior, saraf ini menbentuk jala saraf yang di sebut pleksus solares. Saraf simpatis yang berasal dari torakal V sampai dengan IX mengurus persarafan semua alat-alat yang berada di dalam rongga abdomen. Saraf torakal I sampai dengan IV mempersarafi jantung dan paru-paru. Alat-alat dalam kepala mendapat persarafan simpatis yang berpusat pada kornu latealis medula spinalis servikal VIII dan torakal I. Saraf ini berjalan keatas dalam trunkus simpatikus dan bersinaps dalam salah satu ganglion servikal lalu berjalan mengikuti percabangan arteri karotis komumnis untuk merpersarafi pembuluh darah muka, kelenjar keringat, kelenjar ludah, kelenjar air mata, dan pupil.
Saraf parasimpatis Mengurus kontriksi pupil berjalan dengan nukleus okulomatorius yang bersinaps di ganglion siliare yang terdapat di dalam orbita dan mempersarafi pupil. Saraf ini mengurus seksresi kelenjar air mata, kelenjar sublingualis,dan kelenjar mandibularis,serta kelenjar mukosa rongga hidung. Pusat saraf ini terdapat dalam pons varolii bagian bawah. Saraf yang mengurus kelenjar air mata dan mukosa rongga hidung berpusat pada nuklei maksilaris. Saraf-sarafnya keluar bersama nervus fasialis kemudian berjalan dalam nervus petrosus superfisialis mayor bersinapsis di ganglion speno palatinum mengurus kelenjar air mata dan kelenjar mukosa hidung. Saraf yang mengurus kelenjar ludah sublingualis dan submandibularis berpusat pada nukleus salivatorius superior. Saraf ini mengkuti nervus VII kemudian berjalan di dalam korda timpani bergabuung dengan nervus lingualis kemudian bersipnasis di ganglion submandibularis. Dari ganglion ini berjalan saraf II ke kelenjar yang disarafinya yaitu glandula submandibularis dan sublingualis. Saraf para simpatis yang
mengurus glandula parotis berpusat pada nukleus salivatorius inferior di dalam medula oblongata. Sarafsaraf ini mengikuti nervus IX dan bersinapsis di ganglion optikum di dalam fossa zigomatikum yang terletak di bawah voramen opale, sedangkan serat-serat post ganglionnya mempersarafi kelenjar parotis. Di bawah nukleus salivatoreus inferior terdapat nukleus dorsalis (nervus X) yang menjadi pusat pernapasan parasimpatis sebagai alat tubuh yaitu: jantung,paruparu,gastrointestinal,ginjal,pankreas,limfa,hepar,dan glandula suprarenalis. Kolon desendens sigmoid,rektum,kandung kemih,dan alat reproduksi di persarafi oleh saraf para simpatis yang berpusat pada sakral II – IV. saraf ini berpusat pada kornulateralis dan meningalkan medula spinalis di dalam radiks motorik membentuk nervus splanknikus pelvis,serta bersinapsis di dalam ganglion yang disarafinya. Fungsi saraf parasimpatis. Mengurus miksi dan defikasi. Kolon desendens,sigmoideum,dan rektum mendapat persarafan dari bagian sakral.