Anastesi Infiltrasi
Anestesi infiltrasi adalah anestesi yang bertujuan untuk menimbulkan anestesi ujung saraf sar af me mela lalu luii in injek jeksi si pa pada da at atau au sek sekit itar ar jar jarin inga gan n yan ang g ak akan an di dian anest estesi esi se sehi hing ngga ga mengakibatkan hilangnya rasa dikulit dan jaringan yang terletak lebih dalam misalnya daerah kecil dikulit atau gusi (pencabutan gigi). Anasstesi ini sering dilakukan pada anak-anak untuk rahang atas ataupun rahang bawah. Mudah dikerjakan dan efektif. Daya penetrasi anastesi infiltrasi pada anakanak cukup dalam karena komposisi tulang dan jaringan belum begitu kompak.
Indikasi dan Kontra Indikasi dari Anastesi Infiltrasi Indikasi Anastesi Infiltrasi
Ada beberapa indikasi yang ditujukan untuk pemakaian anestesi infiltrasi, antara lain
!. "atal tooth#neona tooth#neonatal tal tooth "atal tooth gigi erupsi sebelum lahir "eonatal tooth gigi erupsi setelah ! bulan lahir dan biasanya biasanya gigi •
Mobiliti
•
Dapat mengiritasi menyebabkan ulserasi pada lidah
•
Mengganggu untuk menyusui
!. $ig $igii den dengan gan kar karies ies lua luas, s, kar karies ies men mencapa capaii bif bifurk urkasi asi dan tid tidak ak dap dapat at dir diresto estorasi rasi sebaiknya dilakukan pencabutan. %emudian dibuatkan space maintainer. &. 'nfeks 'nfeksii di periapikal periapikal atau di interra interradiku dikular lar dan tidak dapat disembuhkan disembuhkan kecuali kecuali dengan pencabutan. . $igi yang sudah waktunya waktunya tanggal dengan catatan bahwa penggantinya penggantinya sudah mau erupsi. . $igi sulung sulung yang yang persistensi *. $igi sulung yang mengalami impacted, karena dapat meng menghalang halangii pertu pertumbuh mbuhan an gigi tetap. +. $igi yang mengalami ulkus dekubitus . ntuk perawatan ortodonsi ortodonsi . /uper /upernume numerary rary tooth. !0. $igi penyebab penyebab abses dentoal1eolar !!.. 2ika penderita !! penderita atau ahli bedah atau ahli anestesi lebih menyukai menyukai anestesi lokal serta dapat meyakinkan para pihak lainnya bahwa anestesi lokal saja sudah cukup
!&. Anestesi lokal dengan memblok saraf atau anestesi infiltrasi sebaiknya diberikan lebih dahulu sebelum prosedur operatif dilakukan dimana rasa sakit akan muncul
Kontra Indikasi Anastesi Infiltrasi
Ada beberapa kasus dimanana penggunaan anestesi infiltrasi tidak di perbolehkan, kasus-kasus ini perlu diketahui sehingga gejala-gejala yang tidak menyenangkan dan akibat yan tidak diinginkan bisa dihindari. %ontra indikasi antara lain !. Anak yang sedang menderita infeksi akut di mulutnya. Misalnya akut infektions stomatitis, herpetik stomatitis. 'nfeksi ini disembuhkan dahulu baru dilakukan pencabutan. &. 3lood dyscrasia atau kelainan darah, kondisi ini mengakibatkan terjadinya perdarahan dan infeksi setelah pencabutan. . 4ada penderita penyakit jantung. Misalnya 5ongenital heart disease, rheumatic heart disease yang akut.kronis, penyakit ginjal#kidney disease. !. 4ada penyakit sistemik yang akut pada saat tersebut resistensi tubuh lebih rendah dan dapat menyebabkan infeksi sekunder. &. Adanya tumor yang ganas, karena dengan pencabutan tersebut dapat menyebabkan metastase. . 4ada penderita Diabetes Mellitus (DM), tidaklah mutlak kontra indikasi. . %urangnya kerjasama atau tidak adanya persetujuan dari pihak penderita.
Alat dan Bahan Anastesi Infiltrasi
Alat dan bahan yang digunakan untuk anestesi infiltrasi pada gigi sulung saat pencabutan antara lain Syringe
Adalah peralatan anestesi lokal yang paling sering digunakan pada praktek gigi. 6erdiri dari kotak logam dan plugger yang disatukan melalui mekanisme hinge spring. Cartridge
3iasanya terbuat dari kaca bebas alkali dan pirogen untuk mengindari pecah dan kontaminasi dari larutan. /ebagaian besar cartridge mengandung &,& ml atau !, ml larutan anestesi lokal. 5artridge dengan kedua ukuran tersebut dapat dipasang pada syringe standart namun umumnya larutan anestesi sebesar !, ml sudah cukup untuk prosedur perawatan gigi rutin.
Jarum
4emilihan jarum harus disesuaikan dengan kedalaman anastesi yang akan dilakukan. 2arum suntik pada kedokteran gigi tersedia dalam ukuran (sesuai standar American Dental Association 7 ADA) 8 panjang (& mm), pendek (&0 mm, dan superpendek (!0 mm). 2arum suntik yang pendek yang digunakan untuk anestesi infiltrasi biasanya mempunyai panjang & atau &,* cm. 2arum yang digunakan harus dapat melakukan penetrasi dengan kedalaman yang diperlukan sebelum seluruh jarum dimasukan ke dalam jaringan. 6indakan pengamanan ini akan membuat jarum tidak masuk ke jaringan, sehingga bila terjadi fraktur pada hub, potongan jarum dapat ditarik keluar dengan tang atau sonde. 4etunjuk !. Dalam pelaksanaan anastesi lokal pada gigi, dokter gigi harus menggunakan syringe sesuai standar ADA. &. 2arum pendek dapat digunakan untuk beberapa injeksi pada jaringan lunak yang tipis, jarum panjang digunakan untuk injeksi yang lebih dalam. . 2arum cenderung tidak dipenetrasikan lebih dalam untuk mencegah patahnya jarum. . 2arum yang digunakan harus tajam dan lurus dengan be1el yang relatif pendek, dipasangkan pada syringe. $unakan jarum sekali pakai (disposable) untuk menjamin ketajaman dan sterilisasinya. 4enggunaan jarum berulang dapat sebagai transfer penyakit. Lidocain
/ejak diperkenalkan pada tahun !99 deri1at amida dari :ylidide ini sudah menjadi agen anestesi lokal yang paling sering digunakan dalam kedokteran gigi bahkan menggantikan prokain sebagai prototipe anestesi lokal yang umumnya digunakan sebagai pedoman bagi semua agen anestesi lainnya. ;idokain dapat menimbulkan anestesi lebih cepat dari pada procain dan dapat tersebar dengan cepat diseluruh jaringan, menghasilkan anestesi yang lebih dalam dengan durasi yang cukup lama.
Deri1at amida dari :ilidide ini cukup populer yang diperkenalkan untuk tujuan klinis pada akhir tahun !990an. %ecepatan timbulnya efek,durasi aksi, potensi dan toksisitasnya mirip dengan lidocain. Mepi1acain tidak mempunyai sifat alergenik
terhadap anestesi lokal tipe ester. Agen ini dipasarkan sebagai garam hidroklorida dan dapat digunakan anestesi infiltrasi # regional. 3ila mepi1acain dalam darah sudah mencapai tingkatan tertentu , akan terjadi eksitasi sistem saraf sentral bukan depresi, dan eksitasi ini dapat berakhir berupa kon1ulsi dan depresi respirasi. Prilocain
Merupakan deri1at toluidin dengan tipe amida pada dasarnya mempunyai formula kimiawi dan farmakologi yang mirip dengan lidocain dan mepi1acaine. 4rolocain biasanya menimbulkan aksi yang lebih cepat daripada lidocain namun anestesi yang ditimbulkan tidak terlalu dalam. 4rolocain juga kurang mempunyai efek 1asodilator bila dibandingkan dengan lidocain dan bisanya termetabolisme lebih cepat.
4enambahan sejumlah kecil agen 1asokonstriktor pada larutan anestesi lokal dapat memberi keuntungan berikut ini !. mengurangi efek toksik melalui efek menghambat absorpsi konstituen. &. Membatasi agen anestesi hanya pada daerah yang terlokalisir sehingga dapat meningkatkan kedalaman dan durasi anastesi. . Menimbulkan daerah kerja yang kering (bebas bercak darah) untuk prosedur operasi. =asokonstriktor yang biasa digunakan adalah !. Adrenalin (epinephrine), suatu alkaloid sintetik yang hampir mirip dengan sekresi medula adrenalin alami. &. >elypressin (octapressin), suatu polipeptida sintetik yang mirip dengan sekresi glandula pituutari posterior manusia. Mempunyai sifat 1asokonstriktor yang dapat diperkuat dengan penambahan prilokain.
!eknik Anastesi Infiltrasi
4ada anak-anak bidang al1eolar labio-bukal yang tipis umumnya banyak terperforasi oleh saluran 1askuler. ntuk alasan inilah, maka teknik infiltrasi dapat digunakan dengan efektif untuk mendapat efek anastesi pada gigi-gigi susu atas tanpa perlu mendepositkan lebih dari ! ml larutan secara perlahan-lahan dijaringan. 4ada anak yang masih muda, rasa tidak enak dari suntikan palatum yang digunakan untuk prosedur pencabutan gigi atau pemasangan matriks, dapat dihindari dengan cara
sebagai berikut. /etelah efek suntikan supraperiosteal pada sulkus labiobukal diperoleh, jarum diinsersikan dari aspek labio-bukal, melaluiruang interproksimal, setinggi jaringan gingi1a yang melekat pada periosteum dibawahnya. jung jarum harus tetap berada pada papila dan tidak boleh menyentuh tulang. /ejumlah kecil larutan anastesi local didepositkan perlahan sampai mukoperiosteum palatal atau lingal memucat. /ejumlah kecil larutan anastesi yang didepositkan dengan cara ini akan memberikan efek anastesi yang memadai pada jaringan palatum. 6eknik ini dikenal sebagai suntikan interpapila dan sering digunakan oleh para ahli pedodonti. 4ara ahli lainnya umumya lebih suka menggunakan suntikan jet atau suntikan intraligamental.
Prosedur Anastesi Infiltrasi "aerah #ukal$la#ial$%A$%B
Masuknya jarum ke dalam mukosa ? & @ mm, ujung jarum berada pada apeks dari gigi yang dicabut. /ebelum mendeponir anastetikum, lakukan aspirasi untuk melihat apakah pembuluh darah tertusuk. 3ila sewaktu dilakukan aspirasi dan terlihat darah masuk ke dalam karpul, tarik karpul. 3uang darah yang berada di karpul dan lakukan penyuntikan pada lokasi lain yang berdekatan. Masukkan obat dengan perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak ? 0,+0 ml (!# karpul). "aerah palatal$lingual&
Masukkan jarum sampai menyentuh tulang. Masukkan obat perlahan dan tidak boleh mendadak sebanyak ? 0,& @ 0, cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut putih#pucat.
"aerah Interdental Papil
Masukkan jarum pada daerah papila interdental, masukkan obatnya sebanyak ? 0,& @ 0, cc. Akan terlihat mukosa daerah tersebut memucat. Anastesi Intraligamen
/untikan intraligamen dilakukan ke dalam periodontal ligamen. /untikan ini menjadi populer belakangan ini setelah adanya syringe khusus untuk tujuan tersebut. /untikan intraligamen dapat dilakukan dengan jarum dan syringe kon1ensional tetapi lebih baik dengan syringe khusus karena lebih mudah memberikan tekanan yang diperlukan untuk menyuntikan ke dalam periodontal ligamen.
!eknik Anastesi Infiltrasi
!. ilangkan semua kalkulus dari tempat penyuntikan, bersihkan sulkus gingi1a dengan rubber cup dan pasta profilaksis dan berikan desinfektan dengan menggunakan cotton pellet kecil. &. Masukkan jarum ke dalam sulkus gingi1a pada bagian mesial distal gigi dengan be1el jarum menjauhi gigi. . 6ekan beberapa tetes larutan ke dalam sulkus gingi1a untuk anastesi jaringan di depan jarum 'njeksi intra ligamen pada anak. . $erakkan jarum ke apikal sampai tersendat diantara gigi dan crest al1eolar biasanya kira-kira & mm. *. 6ekan perlahan-lahan. 2ika jarum ditempatkan dengan benar harus ada hambatan pada penyuntikan dan jaringan di sekitar jarum memutih. 2ika tahanan tidak dirasakan, jarum mungkin tidak benar posisinya dan larutan yang disuntikkan akan mengalir ke dalam mulut. +. /untikan perlahan-lahan, banyaknya 0,& ml. . ntuk gigi posterior, berikan suntikan di sekitar tiap akar. . Dapat pula diberikan penyuntikan di bagian mesial dan distal akar tetapi dianjurkan bahwa tidak lebih dari 0, ml larutan disuntikan ke tiap akar. 5artridge harus dibuang dan tidak boleh digunakan untuk pasien yang lain, walaupun sedikit sekali larutan yang digunakan.