ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2001

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Belakang Peneliti Penelitian an

Inflasi dan pengangguran sudah sejak lama menjadi permasalahan yang dihadapi oleh banyak negara, terutama negara sedang berkembang. Inflasi sering didefinisikan sebagai kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus (Boe (Boedi dion ono, o,199 1992) 2).. Deng Dengan an kenai kenaikan kan harga harga bara barang ng ters terseb ebut ut,, pere pereko konom nomia ian n akan akan menga mengala lami mi keti ketida daks ksta tabi bila lan n seca secara ra meny menyel elur uruh uh dan dan akan akan memp mempen enga garu ruhi hi peril perilak aku u pemerintah dan masyarakat. Pemerintah berusaha untuk menekan laju inflasi di bawah 10% karena persentase tersebut menjadi menjadi semacam semacam batas psikologis psikologis yang dipakai dipakai sebagai sebagai ukuran stabilitas stabilitas harga, dan itu juga berarti stabilitas perekonomian makro secara menyeluruh (Prasentiontono,1993,hal 126). T.Nakamura dalam artikelnya yang berjudul “Inflation in the Republic of Korea, Phillipine Phillipine and Indonesia” Indonesia” menyebutkan menyebutkan alasan mengapa mengapa inflasi inflasi begitu begitu penting penting untuk mendapatkan perhatian pemerintah, yaitu : a) inflas inflasii dapat memper memperbur buruk uk neraca neraca pembaya pembayaran ran

1

Trusted by over 1 million members

Try Scribd FREE for 30 days to access over 125 million titles without ads or interruptions! Start Free Trial Cancel Anytime.









b) inflasi inflasi dapat menurunkan menurunkan tabungan tabungan domestik domestik yang yang merupakan merupakan sumber dana investas investasii bagi negara sedang berkembang c) defisit defisit neraca neraca perdagangan perdagangan akan akan dapat menaikkan menaikkan jumlah jumlah utang utang luar negeri negeri Dengan alasan-alasan tersebut, maka pemerintah menetapkan untuk menekan inflasi tidak mencapai dua digit. Pembicaraan Pembicaraan mengenai inflasi mulai sangat populer di Indonesia Indonesia ketika ketika terjadi terjadi inflasi inflasi yang mencapai 650% pada pertengahan tahun 1960-an. 1960-an. Berdasarkan Berdasarkan pengalaman pengalaman pahit tersebut, tersebut, pemerintah pemerintah senantiasa senantiasa berusaha untuk mengendalikan mengendalikan laju inflasi. inflasi. Di bawa bawah h ini ini adal adalah ah lapor laporan an infl inflas asii dari dari Nove Novemb mber er 1999 1999 s/d s/d Juni Juni 2002 2002 berd berdas asar arka kan n perhitungan inflasi tahunan. Tabel 1.1 Bulan Tahun

Tingkat Inflasi

June 2002 May 2002 April 2002 March 2002 February 2002 January 2002 December 2001 November 2001 October 2001 September 2001 August 2001 July 2001 June 2001 May 2001 April 2001 March 2001 February 2001 January 2001 December 2000 November 2000 October 2000

11.48 % 12.93 % 13.30 % 14.08 % 15.13 % 14.42 % 12.55 % 12.91 % 12.47 % 13.01 % 12.23 % 13.04 % 12.11 % 10.82 % 10.51 % 10.62 % 9.14 % 8.28 % 9.35 % 9.12 % 7.97 %









March 2000 February 2000 January 2000 December 1999 November 1999

- 1.10 % -0.84 % 0.35 % 2.01 % 1.75 %

Sumber : Laporan Bank Indonesia Juli 2002

Pengangguran adalah kelompok masyarakat yang sudah masuk dalam golongan angkatan kerja, tapi mereka tidak bekerja, atau tidak mendapatkan pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan (Paul R.Milgran dan John Robert,1992) Pengangguran merupakan masalah yang ada di seluruh negara di dunia, terutama negara-negara sedang berkembang. Sebenarnya pengangguran merupakan masalah sosial, namun pada akhirnya menjadi masalah ekonomi juga karena akan mempengaruhi tingkat pertumbuhan perekonomian negara. Sebagai negara baru/negara miskin (kebanyakan), jumlah lapangan pekerjaan di negara sedang berkembang masih belum dapat menampung jumlah pencari kerja. Pengang Penganggur guran an di berbaga berbagaii negara negara akan menimb menimbulk ulkan an banyak banyak gejola gejolak k ekonom ekonomii seperti halnya dengan inflasi akan mempengaruhi kegiatan ekonomi secara keseluruhan. Tidak tertampungnya tenaga kerja dalam suatu kegiatan ekonomi disebabkan oleh banyak hal diantaranya, kurangnya keahlian yang dimiliki oleh si tenaga kerja dan terbatasnya jumlah lapangan pekerjaan yang tersedia. Menurut Dr. Payaman J.Simanjuntak, dunia ketenagakerjaan nasional kini tengah menghadapi masalah besar yaitu timpangnya laju kesempatan kesempatan kerja dibandingkan dibandingkan dengan pertambahan pertambahan angkatan angkatan kerja setiap tahunnya. Menur Menurut ut data data Bada Badan n Pusa Pusatt Stat Statis isti tik k (BPS (BPS), ), tingk tingkat at penga pengang nggur guran an di Indo Indone nesi siaa menunjukkan kecenderungan naik sejak tahun 1997 hingga 1999 dan sedikit menurun









pengang penganggur guran an terseb tersebut ut dinyat dinyataka akan n sebaga sebagaii persen persentas tasee dari dari penjuml penjumlahan ahan banyak banyaknya nya penganggur terbuka dan setengah penganggur terpaksa terhadap banyaknya orang yang tercakup sebagai angkatan kerja. Berb Berbic icar araa meng mengen enai ai peng pengan angg ggur uran an di Indo Indone nesi sia, a, maka maka yang yang dima dimaks ksud ud adal adalah ah pengangguran terbuka dan belum meliputi mereka yang termaksud dalam pengangguran tersel terselubun ubung g (disgu (disguise ised d unempl unemploym oyment) ent) atau atau seteng setengah ah pengang penganggur guran an yang yang angkany angkanyaa selama ini jauh lebih besar dibandingkan angka pengangguran terbuka dan yang lebih mena menari rik, k, penga pengang nggur guran an terb terbuka uka ini ini didom didomin inas asii oleh oleh kelu keluar arga ga masy masyar araka akatt yang yang berpend berpendidi idikan kan cukup cukup tinggi tinggi.. Data Data pengang penganggur guran an tercat tercatat at di Indone Indonesia sia adalah adalah data data peng pengang anggu gura ran n terb terbuk uka, a, tidak tidak term termas asuk uk penga pengangg nggur uran an ters tersel elub ubung ung atau atau sete setenga ngah h pengangguran seperti ibu RT, dan mahasiswa yang masih belajar. Pengangguran terbuka adalah angkatan kerja yang masuk dunia kerja namun tidak memperoleh memperoleh pekerjaan pekerjaan atau masih mencari pekerjaan. Kondisi Kondisi seteng setengah ah pengangg penganggura uran n terbagi terbagi lagi lagi menjad menjadii dua keadaan keadaan,, yaitu yaitu seteng setengah ah pengangguran kentara dan setengah pengangguran tidak kentara. Setengah pengangguran kent kentar araa (visible visible underemploymen underemployment t ) mence mencerm rmin inka kan n ketid ketidakc akcuk ukupa upan n dala dalam m volu volume me pekerjaan, sedangkan setengah pengangguran tidak kentara (invisible underemployment ) menc mencer ermi mink nkan an

keti ketida dakt ktep epat atan an

pene penem mpat patan

sumbe umberr

daya daya

manus anusiia

atau atau

ada ada

ketidakseimbangan antara tenaga kerja dengan faktor produksi. Defin Definis isii beker bekerja ja sang sangat at longg longgar ar sehi sehing ngga ga bata batass anta antara ra oran orang g yang yang beker bekerja ja dan dan pengang penganggur guran an tipis. tipis. Orang Orang dikata dikatakan kan telah telah bekerj bekerjaa jika jika telah telah melaku melakukan kan kegiat kegiatan an









dengan lainnya, tergantung dari keadaan negara tersebut, terutama dalam menentukan berapa jam seseorang dapat digolongkan menjadi kelompok yang telah bekerja. Dengan minimnya jam kerja yang dipersyaratkan dalam definisi ini, sangat banyak orang yang termasuk dalam angkatan kerja. Dalam angka kelompok pengangguran terlihat lebih sedikit sedikit dari keadaan nyatanya. nyatanya. Dapat saja jumlah penganggur di Indonesia Indonesia dalam angka terlihat terlihat lebih sedikit dibandingkan dibandingkan dengan negara tetangga. tetangga. Padahal Padahal kenyataanny kenyataannyaa tidak demiki demikian, an, secara secara riil riil mungki mungkin n saja saja sebena sebenarny rnyaa jumlah jumlah pengangg penganggura uran n lebih lebih tinggi tinggi di Indonesia. Hal ini dapat terjadi karena standar minimum jam bekerja di negara lain lebih tinggi dibandingkan dengan standar yang digunakan di Indonesia. Sebagai Sebagai perband perbanding ingan, an, Orgasi Orgasisas sasii Buruh Buruh Intern Internasi asiona onall (ILO-I (ILO-Inte nterna rnatio tional nal Labour Labour Organi Organizat zation ion)) juga juga mengel mengeluar uarkan kan defini definisi si baku tentan tentang g pengang penganggur guran an dan seteng setengah ah pengangguran. Definisi ini disusun atas tiga kriteria, yaitu tidak bekerja, bersedia bekerja, dan sedang mencari pekerjaan. Penganggur didefinisikan sebagai seseorang yang termasuk kelompok pendudu penduduk k usia usia kerja kerja yang yang selama selama period periodee terten tertentu tu tidak tidak bekerja bekerja,, bersed bersedia ia meneri menerima ma pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan. Orang yang termasuk dalam kelompok ini disebut penganggur terbuka atau penganggur penuh (open (open unemployment ). ). Diantara Diantara tujuan-tuj tujuan-tujuan uan kebijakan kebijakan ekonomi ekonomi makro, makro, inflasi inflasi dan pengangguran pengangguran merupakan masalah tersendiri yang cukup menyita perhatian pemerintah. Untuk mengatasi inflasi, sebelu sebelum m mengam mengambil bil kebija kebijakan kan,, harus harus diketa diketahui hui terleb terlebih ih dahulu dahulu faktor faktor-fa -fakto ktorr yang yang meny menyeb ebab abka kan n timb timbul ulny nyaa infl inflas asi. i. Harg Hargaa baran barang-b g-bar aran ang g umum umum yang yang dipan dipanta tau u oleh oleh









permintaan agregat lebih besar daripada laju pertumbuhan penawaran agregat, maka akan timbul inflasi yang didorong oleh permintaan (demand pull inflation-Nopirin,1997) Dalam kaitannya dengan inflasi, jumlah pengangguran bisa dipengaruhi melalui perusahaan perusahaan tempat pekerja bekerja, atau lewat pasar tenaga kerja. Pada perusahaan, perusahaan, saat terjadi inflasi, harga barang produksinya naik sehingga perusahaan mendapat keuntungan tambaha tambahan. n. Tambaha Tambahan n keuntun keuntungan gan terseb tersebut ut diguna digunakan kan untuk untuk mening meningkat katkan kan kapasi kapasitas tas produk produksin sinya. ya. Pening Peningkat katan an kapasit kapasitas as produks produksii memerl memerlukan ukan tambah tambahan an sumber sumber daya daya termasuk tenaga kerja, sehingga menyerap tenaga kerja, dan hal itu menyebabkan angka pengangguran berkurang. Namun Namun jika jika terjad terjadii deflas deflasii (infla (inflasi si negati negatif), f), harga harga barang barang-bar -barang ang turun, turun, sehing sehingga ga pendapatan perusahaan berkurang. Di sisi lain, pengeluaran perusahaan tetap, antara lain untuk gaji karyawan. Sehingga untuk menjaga kelangsungan hidup perusahaan dilakukan PHK oleh oleh pemil pemilik ik perusa perusahaa haan n terhada terhadap p karyaw karyawan, an, teruta terutama ma yang yang tidak tidak atau atau kurang kurang produktif. Tabel 1.2 Pengangguran berdasar Tingkat Pendidikan pada th 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001 Tingkat Pendidikan 1997 1998 1999 2000*) 2001**) Tidak Bersekolah 216,495 257,330 278,500 221,242 851,426 SD 760,172 911,782 1,151,252 1,216,976 1,893,565 SLTP 736,375 984,104 1,159,478 1,367,892 1,786,317 SLTA 2,106,182 2,479,739 2,886,216 2,546,355 2,933,490 Diploma I/II 37,676 47,380 90,230 Akademi/Diploma II I II 104,054 128,037 153,696 184,690***) 251,134***) Universitas 236,352 254,111 310,947 276,076 289,099 Total 4,197,306 5,062,783 6,030,319 5,813,231 5,813,231 *) Tidak termasuk Provinsi Maluku **) Mencari kerja, mendirikan usaha/perusahaan baru, tidak ada kesempatan kerja, dan akan memulai pekerjaan di masa depan ***) Academi / Diploma I/II/III Sumber : Survei Tenaga Kerja Nasional Nasional 1997, 1998, 1999, 2000 dan 2001 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.











Hampir sama halnya dengan pasar tenaga kerja. Saat terjadi inflasi, pendapatan per perus usah ahaa aan n

meni mening ngka kat, t,

sehi sehing ngga ga

peru perusa saha haan an

bern bernia iatt

meni mening ngka katk tkan an

kapa kapasi sita tass

produksiny produksinya. a. Perusahaan Perusahaan menbutuhkan menbutuhkan tenaga kerja baru, dan bersedia bersedia membayar upah diat diatas as upah upah nomin nominal al.. Tingg Tinggin inya ya upah upah ters terseb ebut ut mena menari rik k mina minatt tena tenaga ga kerj kerjaa untu untuk k bergabu bergabung ng bersam bersamaa perusa perusahaa haan n terseb tersebut. ut. Berbed Berbedaa jika jika terjad terjadii deflas deflasi. i. Pendapa Pendapatan tan perusahaan perusahaan berkurang, berkurang, sementara sementara pengeluaran pengeluaran tetap. Dalam situasi ini perusahaan perusahaan tidak akan menaik menaikkan kan upah pekerj pekerjany anya, a, malah malah ada kemung kemungkin kinan an melakuk melakukan an pemutu pemutusan san hubungan kerja, sehingga menambah jumlah angka pengangguran. Salah satu alat untuk mengamati hubungan antara tingkat inflasi dan pengangguran adalah kurva Phillips, yang dihasilkan dari pengamatan A.W Phillips terhadap hubungan empiris empiris antara antara tingkat perubahan perubahan upah dan pengangguran pengangguran di Inggris pada tahun tahun 18611957. Hasil pengamatan tersebut menyatakan menyatakan bahwa antara antara tingkat tingkat perubahan perubahan upah dan pengang penganggur guran an memili memiliki ki hubunga hubungan n yang yang negatif negatif atau atau terbal terbalik. ik. Phill Phillips ips menggu menggunaka nakan n tingkat perubahan upah karena upah akan mempengaruhi daya beli konsumen, yang kemudian kemudian mempengaruh mempengaruhii harga barang dan jasa, dan pada akhirnya juga mempengaruhi mempengaruhi inflasi (Mankiew,1997). Kurva Phillips adalah suatu fenomena empirik untuk mencari at

te i, dan

da

at it

terd terd

t du

te i infl infl i

be ai

ked









perubah perubahan an upah upah pekerja pekerja/ti /tingka ngkatt inflas inflasii dan tingka tingkatt pengang penganggur guran, an, kurva kurva Phill Phillips ips merupakan salah satu alat analisis bagi pengambil kebijakan moneter atau pemerintah Penelitian ini dimaksud untuk mengetahui bentuk kurva Phillips di Indonesia. Apakah kurva kurva Philli Phillips ps di Indones Indonesia ia betulbetul-bet betul ul berben berbentuk tuk kurva, kurva, atau atau garis garis linier linier.. Hal ini dilakukan karena menurut data dan sejarah perekonomian moneter Indonesia, perubahan inflasi sangat besar, dan dipengaruhi oleh banyak kejadian di dalam maupun luar negeri. Seperti terjadi Perang Teluk pada tahun 1991 atau deregulasi perbankan tahun 1983 dan 1988 yang dampaknya terhadap peredaran uang cukup besar. Selain itu, akan dilihat pula bagaimana kurva Phillips di Indonesia dalam jangka pendek maupun jangka panjang. panjang. Secara Secara teoritis, teoritis, dalam jangka panjang kurva Phillips Phillips berbentuk berbentuk garis vertikal (Thomas M. Humphrey, 1976). Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menilai bahwa permasalahan tersebut menari menarik k untuk untuk diteli diteliti, ti, karena karena kausali kausalitas tas antara antara inflas inflasii dan pengang penganggur guran an dengan dengan menggun menggunakan akan analisi analisiss Phill Phillips ips Curve Curve di Indones Indonesia ia terbil terbilang ang masih masih jarang jarang.. Hal ini diseba disebabkan bkan karena karena adanya adanya asumsi asumsi bahwa bahwa Philli Phillips ps Curve Curve tidak tidak berlak berlaku u di Indone Indonesia sia.. Period Periodee yang yang dipili dipilih h adalah adalah tahun tahun 1990-2 1990-2001 001 dengan dengan alasan alasan keters ketersedi ediaan aan data data dan nt

kt

kup

nj

tuk tuk

liti liti kau lita lita

ta

infl infl i dan









Pada saat pengangguran pengangguran rendah, inflasi inflasi cenderung akan meningkat. meningkat. Sebaliknya Sebaliknya pada saat pengangguran pengangguran tinggi, inflasi inflasi cenderung menurun. menurun. Hubungan Hubungan yang berlawanan antara inflasi dan pengangguran dikenal dengan kurva Phillips. Kurva Phillips adalah hubungan relatif. Pengangguran yang dipertimbangkan rendah atau tinggi berhubungan dengan apa yang disebut dengan tingkat pengangguran alami. Inflasi yang yang dipert dipertimb imbang angkan kan rendah rendah atau atau tinggi tinggi berhubu berhubunga ngan n dengan dengan tingka tingkatt inflas inflasii yang yang diharapkan. Gambar 1.1 – Kurva Phillips

Kurva Phillips mengaitkan inflasi upah dengan pengangguran melalui persamaan sbb : (dw/dt)/w = h(U) dimana h’<0, maka ketika pengangguran meningkat, akan menyebabkan inflasi upah menurun. Menahan pergerakan harga satu demi satu ke arah arah pergerakan upah, sehingga dapat ditulis kembali sbb : π

= (dp/dt)/p = h(U)

maka inflasi harga akan berkorelasi negatif dengan pengangguran.









Ketika Ketika Fried Friedman man member memberika ikan n cerama ceramahny hnyaa pada tahun tahun 1976, 1976, hubungan hubungan jangka jangka panjan panjang g antara antara inflas inflasii dan pengangg penganggura uran n masih masih diperd diperdebat ebatkan. kan. Selama Selama tahun tahun 60-an, 60-an, kebanya kebanyakan kan ahli ahli ekonomi ekonomi percay percayaa bahwa bahwa rata-r rata-rata ata tingkat tingkat pengang penganggur guran an yang yang lebih lebih rendah dapat terjadi terus-menerus terus-menerus jika ada yang bersedia untuk menerima menerima tingkat inflasi yang secara permanen lebih tinggi (tapi stabil). Friedman menggunakan pidato Nobelnya untuk menyampaikan dua argumentasi tentang pertukaran inflasi dan pengangguran ini. Pertama, dia melihat kembali alasan pertukaran pada jangka pendek tidak akan berlaku pada jangka jangka panjang. Meningkatkan permintaan nomina nominall untuk untuk menuru menurunka nkan n pengang penganggur guran an akan akan mengaki mengakibat batkan kan

pening peningkat katan an upah









meningkat, dan kesempatan kerja dan output akan mengalami ekspansi. Pada akhirnya, pekerja pekerja akan menyadari menyadari bahwa tingkat harga umum telah mengalami mengalami kenaikan dan upah riil riil mere mereka ka seben sebenar arny nyaa tida tidak k meni meningk ngkat at,, meng mengar arah ah pada pada peny penyes esuai uaian an yang yang akan akan mengembalikan perekonomian pada tingkat penggangguran alaminya. Argumen Argumen yang kedua dari Friedman Friedman adalah bahwa kemiringan kemiringan dari kurva Phillips Phillips sebenarnya dapat menjadi positif--inflasi yang lebih tinggi akan diasosiasikan dengan rata-rata pengangguran yang lebih tinggi. Pada tahun 1970-an, banyak perekonomian yang mengalami kenaikan inflasi dan pengangguran secara simultan. Friedman berusaha memb member erika ikan n suat suatu u hipo hipote tesi siss yang yang bers bersif ifat at seme sement ntar araa untu untuk k feno fenome mena na ini. ini. Dala Dalam m pandangannya, inflasi yang lebih tinggi cenderung diasosiasikan dengan inflasi yang mudah berubah-rubah berubah-rubah dan ketidakpast ketidakpastian ian inflasi inflasi yang lebih besar. besar. Ketidakpast Ketidakpastian ian ini mengurangi efisiensi ekonomi yang seharusnya seimbang sesuai dengan perencanaannya, ketidaksempurnaan dalam sistem indeksasi menjadi lebih terlihat, dan pergerakan harga menimbulkan tanda-tanda yang membingungkan mengenai jenis-jenis perubahan harga relatif yang mengindikasikan perlunya ada perubahan pada sumber daya. Korela Korelasi si positi positiff antara antara inflas inflasii dan pengang penganggur guran an yang yang dikemu dikemukaka kakan n oleh oleh Fried Friedman man setelah itu digantikan oleh korelasi negatif pada awal 1980-an, dimana pada saat itu











inflasi. Seperti halnya dengan penyesuaian perekonomian, harga akan terus meningkat dan pengangguran akan mulai meningkat lagi dan kembali pada tingkat alaminya. Ketika gangguan penawaran mendominasi (seperti yang terjadi pada tahun 1970-an), inflasi dan pengangguran pada awalnya akan cenderung bergerak ke arah yang sama. Hampir Hampir semua semua ahli ahli ekonom ekonomii mengik mengikuti uti Fried Friedman man untuk untuk meneri menerima ma bahwa bahwa tidak tidak ada pertukaran pertukaran dalam jangka panjang yang akan mengakibatkan mengakibatkan pengangguran pengangguran permanen yang lebih rendah untuk dipertukarkan dengan inflasi yang lebih tinggi. Dan sebagai bagian dari alasan penerimaan ini adalah berdasarkan kontribusi dari Lucas.

1.3 Perumusan Perumusan Masalah Masalah

Masala Masalah h yang yang akan akan diangk diangkat at dalam dalam peneli penelitia tian n ini adalah adalah bagaim bagaimana ana hubunga hubungan n antara inflasi dan pengangguran di Indonesia? Bahasan masalah ini juga akan melihat









1) Pene Peneli liti tian an ini ini dila dilaku kukan kan untu untuk k meli melihat hat baga bagaim imana anaka kah h hubun hubunga gan n sebab sebab akiba akibatt (kausalitas) antara inflasi dan pengangguran di Indonesia. Jika salah satu variabel di antara variabel inflasi dan pengangguran diketahui variabel mana yang paling besar pengar pengaruhny uhnyaa terhada terhadap p variab variabel el lainny lainnya, a, maka maka akan akan lebih lebih mudah mudah bagi pembuat pembuat keputusan untuk membuat kebijakan yang efektif dengan memakai hasil penelitian ini sebagai bahan pertimbangan. 2) Menge Mengeta tahu huii kemung kemungki kinan nan terj terjad adin inya ya penyi penyimp mpan angan gan terh terhad adap ap kurva kurva Phil Philli lips ps;; kemungkinan terjadinya penyimpangan pada kurva Phillips di Indonesia bukan hal yang yang must mustah ahil il.. Peny Penyim impa pang ngan an itu itu bisa bisa beru berupa pa bent bentuk uk kurv kurvaa Phil Philli lips ps,, atau atau penyi penyimpa mpangan ngan yang yang terjad terjadii pada pada model model kurva kurva Phill Phillips ips.. Jika Jika pada pada model model kurva kurva Philli Phillips, ps, tingka tingkatt inflas inflasii (perub (perubaha ahan n upah) upah) merupa merupakan kan variab variabel el depende dependen, n, dimana dimana tingkat inflasi akan dipengaruhi oleh jumlah pengangguran. Bisa terjadi kemungkinan









1.5.1

Model

1.5.1.1 Model Linier Linier

Model linier standar dari kurva Phillips jangka pendek berdasarkan teori dan literatur empiris ditunjukkan oleh persamaan:

π τ

ε

(

∗

= π τ + γ υ − υ τ

) + ε τ

dimana : π

υ

υ

τ

= tingkat inflasi = tingkat pengangguran

* = non accelerating inflation rate of unemployment (NAIRU) : dimana pada saat tingka tingkatt penggan pengganggur gguran an = ekspektasi.

υ

*, ting tingka katt infl inflas asii sama sama denga dengan n ting tingkat kat infl inflas asii









Berdasarkan Berdasarkan

konsep-konsep konsep-konsep yang yang telah diuraikan, diuraikan, estimasi estimasi tentang tentang hubungan hubungan

variab variabelel-var variab iabel el penyeb penyebab ab inflas inflasii di Indones Indonesia ia didasa didasarka rkan n atas atas faktor faktor-fa -fakto ktorr yang yang mempengaruhi besarnya tingkat harga agregat di Indonesia. Spesifikas Spesifikasii faktor-fakt faktor-faktor or yang mempengaruhi mempengaruhi inflasi di Indonesia Indonesia dinyatakan dinyatakan dalam fungsi berikut ini : Pt = C0 + C1(wp) wp) + C2(e) + C3log(Mt/Pt-1) + C4log( y) y) + C5i Dimana : wp = biaya tenaga kerja (upah buruh) e

= nilai tukar nominal (nominal exchange rate)

Mt = jumlah uang yang beredar pada tahun t Pt = tingkat harga dalam negeri pada tahun t y

= pendapatan nasional riil (real income), dan









c) Pengan Penganggur gguran an : angkata angkatan n kerja kerja yang sudah sudah memasu memasuki ki usia kerja kerja yang yang kehilan kehilangan gan pekerjaan atau sedang mencari pekerjaan selama satu bulan lalu dan beberapa minggu terakhir atau sedang menunggu pekerjaan baru dalam 30 hari ke depan.

1.5.3

Data

Data pengamatan diperoleh dari BPS, Laporan Keuangan BI, Depnaker, Laporan International Monetary Funds melalui International Financial Statistic. Terd Terdap apat at kelem kelemah ahan an dala dalam m pero perole leha han n data, data, teru teruta tama ma data data penga pengang nggur guran an.. Data Data pengangguran selama ini hanya diperoleh dari BPS, yaitu data sensus penduduk, SUPAS, dan SAKERNAS. Data pengangguran tidak diterbitkan tiap tahun. Untuk memenuhi kekurangan data ini akan diolah dengan data yang diperoleh dari instansi lainnya. Kelema Kelemahan han lainny lainnyaa adalah adalah tidak tidak tersed tersedian ianya ya data data pengang penganggur guran an secara secara kuartal kuartalan an











Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan metode runtun waktu untuk melakukan estimasi terhadap kurva Phillips di Indonesia. Selain itu juga menggunakan beberapa alat uji. Alat uji yang pertama yaitu uji akar-akar unit. Uji ini merupakan suatu uji untuk mengamati apakah koefisien tertentu dari model autoregresif yang ditaksir memp mempun unya yaii nila nilaii 1 atau atau tida tidak. k. Peng Penguj ujia ian n ini ini ditu dituju jukan kan untu untuk k meng menget etahu ahuii adany adanyaa anggapan anggapan stasio stasionar narita itass pada persam persamaan aan yang yang sedang sedang diesti diestimas masi. i. Untuk Untuk menget mengetahui ahui root dilakukan pengujian Dickey-Fuller adanya unit root dilakukan pengujian Dickey-Fuller (DF (DF – Test), antara lain ;









Dalam Dalam peneli penelitia tian n ini akan dihit dihitung ung koefisi koefisien en determ determina inasi si (R 2), yait yaitu u angk angkaa yang yang menunjukkan menunjukkan besarnya besarnya kemampuan kemampuan varians/pe varians/penyebar nyebaran an dari variabel-var variabel-variabel iabel bebas menerangkan variabel-variabel tidak bebas dengan tujuan untuk menyakinkan kebenaran hubungan fungsi tersebut. Besarnya koefisien determinasi berkisar antara nol s/d satu. Model dianggap baik apabila koefisien determinasi sama dengan 1, artinya varians dari variab variabel el bebas bebas semaki semakin n dapat dapat menjel menjelask askan an varian varianss variab variabel el tidak tidak bebas bebas (mendek (mendekati ati 100%). Untuk melihat kesesuaian antara hasil model dengan teori yang ada dapat dilihat

















ANALISIS TERHADAP HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA INFLASI DAN PENGANGGURAN DI INDONESIA PERIODE 1990-2001

Recommend Documents