ANALISIS SWOT PT XL AXIATA TBK Kekuatan (Streghts) 1. Keuangan
Perseroan melakukan komunikasi secara aktif dengan para investor melalui kegiatan hubungan investor yang terencana untuk meningkatkan loyalitas investor terhadap
perseroan. XL memberikan penawaran yang berfokus pada kebutuhan pelanggan akan layanan Voice dan SMS diperkenalkan untuk mengurangi penurunan pendapatan dan substitusi dari Voice dan SMS ke data. Kontribusi pendapatan VAS (Value Added Services) terhadap pendapatan total pemakaian meningkat sebesar 3% karena
permintaan untuk Data meningkat. Dengan munculnya layanan Interkoneksi Seluler & Layanan International Roaming
membantu dalam peningkatan pendapatan sebesar 2% dari tahun 2012. Memiliki sumber penghasilan lain yg semakin dikembangkan dengan adanya penyewaan sejumlah aset yg dimiliki.
2. Proses Internal
Menetapkan tiga tujuan utama yang dicapai yaitu cakupan wilayah yang lebih luas,
kapasitas data yang lebih besar, dan kualitas layanan yang lebih baik. XL meluncurkan teknologi baru di Indonesia bernama “Location Based Advertising”
yang digunakan untuk mengetahui lokasi pelanggan dan lokasi tertentu. XL juga telah menyelesaikan base transceiver station (BTS) dan instalasi serat optik baru pada bulan Desember 2013 yang dapat meningkatkan kualitas dan kecepatan transmisi mobile terutama untuk daerah di Luar Jawa khususnya Samarinda di Kalimantan Timur, Banjarmasin di Kalimantan Selatan dan Minahasa di Sulawesi
Utara. Dalam mencapai bisnis layanan digital, perseroan memiliki strategi khusus yaitu internalisasi budaya, pengembangan organisasi, penempatan orang-orang terbaik dan
pengelolaan kinerja. Selama tahun 2013, perseroan melakukan pengembangan organisasi seperti bagian organisasi direktorat marketing untuk lebih memperjelas akuntabilitas dan menjadi lebih fokus terhadap pelayanan pelanggan.
Perseroan lebih mengutamakan merekrut kandidat secara internal untuk menempati posisi-posisi yang tersedia dikarenakan karyawan internal telah memiliki kesesuaian
karakter dan nilai-nilai dengan budaya perusahaan. Dalam hal pengendalian internal, PT XL AXIATA selalu melibatkan entitas anak
dimana perusahaan memiliki pengendalian bersama dengan setiap venturer. Memberikan fasilitas yang baik setiap pegawai. Sejak 2002 mengikuti program pensiun di PT Asuransi Jiwa Manulife dengan menanggung sebesar 7% dari gaji
pokok pegawai untuk iuran pensiun tiap bulannya guna memenuhi hak-hak pegawai. Memberikan jaminan uang pesangon dengan jumlah yang sangat pantas bagi pegawai
yang terkena pemecatan secara suka rela. Meningkatkan jumlah kompensasi berbasis saham bagi setiap pegawainya yang berprestasi
3. Pertumbuhan dan Pembelajaran
XL berkomitmen untuk terus meningkatkan semua potensi pegawai melalui aktivitas pelatihan dan pengembangan. Sepanjang tahun 2013, XL menyelenggarakan total 314 pelatihan yang dilakukan sendiri (in-house training) dan workshop yang melibatkan
sebagian besar pegawai dari seluruh direktorat dan fungsi. Selama 2013, Layanan Digital XL telah memperluas kemitraan dengan para pemain industri utama seperti Huawei, Ericsson, Alfamart, Blue Bird untuk mendukung
kebutuhan pelanggan dalam gaya hidup digital. Sejak tanggal 19 Maret 2014, PT XL AXIATA Tbk telah mengakuisisi PT AXIS Telekom Indonesia, sehingga kekuatan dam perluasan pasar semakin baik.
4. Pelanggan
Pembentukan direktorat manajemen layanan XL menggarisbawahi pentingnya
perlindungan dan kepuasan pelanggan di semua strategi bisnis XL. Membuka Pusat Layanan Pelanggan/Call Center dalam upaya meningkatkan
pelayanan kepada pelanggan. Melakukan berbagai kerjasama dengan mitra operator telekomunikasi luar negeri yg cukup banyak guna meluaskan jangkauan pelayanan terhadap konsumen.
Kelemahan (Weaknesses) 1. Keuangan
Jumlah aset tidak lancar masih mendominasi dibandingkan dengan aset lancar, dimana total liabilitas lebih besar daripada total ekuitas perusahaan, hal ini
menunjukkan bahwa perusahaan masih mengandalkan hutang dalam pendanaannya Kurang mampu menekan beban operasional perusahaan sehingga perusahaan
tidakmampu mancapai laba atau keuntungan yang maksimal. 2. Pelanggan Tarif yang mahal jika dibanding dengan operator lain Pilihan paket yang harganya menjadi naik Banyak syarat dan ketentuan berlaku sehingga dapat membingungkan pengguna Beberapa tarif murah yang ditawarkan tidak didukung dengan jaringan yang kuat 3. Internal Proses Sulit mengadakan perpindahan karyawan/pegawai (rolling) dari satu bagian ke bagian
lainnya karena pegawai hanya memperhatikan bidang spesialisasinya sendiri saja Kurangnya koordinasi antar pegawai secara menyeluruh karena para pegawai
mementingkan bidangnya sendiri 4. Pertumbuhan dan Pembelajaran Kurangnya akses keamanan dari pihak XL terhadap penipuan undian berhadiah yang mengatasnamakan PT. XL Axiata melalui SMS atau telepon yang dapat merugikan
orang lain Fitur yang diberikan belum memadai bagi pengguna XL Sinyal belum dapat mencakup keseluruhan jika berada di daerah pelosok atau di dalam gedung di Indonesia
Peluang (Opportunities) 1. Pelanggan Menurut lembaga riset Business Monitor International, jumlah pelanggan seluler pada akhir 2013 telah mencapai 301 juta dan diperkirakan akan mencapai 343 juta pada tahun 2018. Angka ini jauh melampaui pelanggan fixed line dan fixed-wireless. Jumlah yang sangat besar tersebut telah menjadikan Indonesia sebagai salah satu
pasar seluler terbesar di dunia. Indonesia juga tercatat memiliki jumlah pengguna media sosial yang luar biasa besar. Pengguna Facebook tercatat 62 juta, Twitter 19,5 juta Line 14 juta dan Path 4 juta.
Fakta tersebut telah menjelaskan mengapa saat ini operator seluler di Indonesia fokus
untuk mendorong pertumbuhan pelanggan Data dan pendapatan terkait Data. Penggunaan smartphone yang semakin meluas karena harga yang semakin
terjangkau, ketersediaan konten dan aplikasi internet yang semakin beragam. Peningkatan kebutuhan pelanggan terhadap teknologi 4G sebagai tuntutan untuk
menyediakan akses data yang lebih cepat. Penggunaan smartphone masyarakat Indonesia adalah selama 189 menit atau lebih dari 3 jam per hari merupakan sebuah durasi yang mengejutkan. Fenomena ini melahirkan peluang industri mobile yang sangat potensial. Selain membuka media sosial, internet mobile saat ini masih lebih banyak digunakan untuk mengakses informasi seperti berita atau riset produk, masing masing di angka 94% dan 95% dari
jumlah pengguna. 2. Internal Proses Tren positif permintaan teknologi akses nirkabel terbaru, yaitu generasi 4 (4G) yang menyediakan layanan video, data, dan suara berbasis IP (Internet Protocol) dimana akses kecepatan data lebih tinggi. Ada dua macam teknologi yang menjadi poros dari perkembangan teknologi 4G, yaitu WiMax dan LTE (Long Term Evolution). LTE lebih cocok dengan jaringan GSM sebagai jaringan mobile yang dominan saat ini, sehingga jalur evolusi nirkabel cenderung mengarah ke LTE. Teknologi LTE
merupakan ekosistem teknologi nirkabel terbesar. Layanan data dan VAS yang didukung penuh oleh LTE, masih akan berkembang
dengan pesat. Komitmen pemerintah untuk menyusun Rencana Pita Lebar Indonesia (RPI) 20142019. Penyusunan RPI dimaksudkan untuk memberikan arah dan panduan bagi percepatan perluasan pembangunan broadband nasional yang terintegrasi. Sehingga mendorong perusahaan penyelenggara jaringan dan operator membangun jaringan
akses sampai ke rumah pengguna. Meningkatnya penggunaan kartu debit dan kartu kredit di Indonesia, dimanfaatkan perusahaan untuk melakukan penyesuaian terhadap metode pembayaran melalu Kartu
Debit Kredit Visa dan MASTERCARD. 3. Pertumbuhan dan Pembelajaran Ketersediaan jumlah SDM di Indonesia, membuat PT. XL Axiata mudah untuk mencari SDM bertalenta tinggi sesuai dengan kriteria yang perusahaan inginkan.
Semakin meningkatnya tuntutan pemenuhan GCG untuk mengimbangi dinamika dan tantangan bisnis telekomunikasi yang harus terus mengikuti perkembangan teknologi yang sangat cepat, XL akan secara berkala melakukan penyempurnaan tata kelola
perusahaan khususnya pada proses pengambilan keputusan. 4. Keuangan Banyaknya masyarakat yang menggunakan fasilitas mobile banking ditandai dengan peningkatan jumlah pelanggan sebesar 38%, telah meningkatkan pendapatan Mobile
Banking meningkat sebesar 35% di tahun 2014. Pada tahun 2014 jumlah pengiklan mencapai 370 pelanggan dengan jumlah iklan ditayangkan sebanyak 5.800 iklan. Hal tersebut mengakibatkan meningkatkan
pendapatan bersih dari Mobile Advertising sebesar 64%. Semakin meningkatnya ketertarikan pihak ketiga untuk menawarkan bekerjasama (joint venture) dengan PT. XL Axiata dapat meningkatkan penyertaan modal. Salah satunya adalah perjanjian joint venture dengan SK Planet Co.Ltd dan SK Planet
Global Holding Pte. Ltd. Tumbuh pesatnya industri telekomunikasi, membuat PT. XL Axiata bekerja sama dengan berbagai perusahaan untuk melakukan jual-beli menara dengan skema menguntungkan. Hal ini terbukti dengan perolehan dana sebesar Rp5,6T di tahun 2014 untuk mengurangi beban dan meningkatkan arus kas
Ancaman (Threats) 1. Keuangan Masih sedikitnya kerjasama antara XL dengan provider yang ada di luar negeri sehingga membuat pelayanan terhadap pengguna XL berkurang dan terhambat
serta berpengaruh terhadap pendapatan XL itu sendiri. Promosi yang dilakukan oleh para kompetitor perusahaan merupakan ancaman yang perlu diperhatikan. Ketertarikan konsumen terhadap produk dari kompetitor
lain memungkinkan beralihnya konsumen perusahaan ke produk lain. 2. Pelanggan Kondisi cuaca yang buruk juga menjadi ancaman XL karena menyebabkan terjadinya gangguan sinyal XL itu sendiri dan menghambat pelayanan terhadap
pelanggan Daya konsumsi masyarakat yang semakin rendah karena disebabkan adanya jaringan data internet seperti WIFI yang memungkinkan lebih cepat aksesnya dan
lebih mudah menggunakannya dibandingkan menggunakan jaringan data internet
dari provider. Beberapa bangunan yang memiliki ketebalan tertentu seperti ball room dan ruangan tertutup lainnya akan menghambat sinyal XL dan pelayanan jaringan
kepada pelanggan. 3. Proses Internal Semakin banyaknya operator baru di Indonesia yang menawarkan nilai, fitur dan
layanan yang lebih tinggi. Tarif yang lebih murah yang ditawarkan operator lain dibandingkan dengan XL. Eksistensi XL sebagai provider di Indonesia masih kurang dibandingkan provider
yang sudah lama berdiri. 4. Pertumbuhan dan Pembelajaran Berhubung dengan adanya MEA atau Masyarakat Ekonomi ASEAN tahun 2015 menyebabkan terjadinya persaingan yang lebih besar yang berasal dari luar negeri khususnya ASEAN dari beberapa aspek seperti aspek tenaga kerja maupun
kegiatan usaha atau perdagangan di Indonesia. Kemajuan industri telekomunikasi di Indonesia dan kemajuan teknologi di dunia yang sangat cepat dan selalu berubah, maka XL dituntut untuk terus cepat melakukan trasformasi perubahan dengan kemajuan teknologi yang ada.