BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH
5.1
Kegia Ke giatan tan// Indikat Indikator or Kegi Kegiata atan n yang Ber Bermas masal alah ah
Berdasarkan Berdasarkan prioritas prioritas masalah, ditemukan masalah jumlah cakupan cakupan suspek suspek TB paru menjadi prioritas masalah utama. Pada hasil cakupan program (SPM) Puskesmas Secang I, cakupan suspek TB paru pada bulan Januari sampai dengan bulan Mei 2012 adalah 12,6 %. Sedangkan target Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang adalah sebesar 80%. Hasil ini menunjukkan bahwa hasil cakupan suspek TB paru pada bulan Januari sampai dengan Mei 2012, belum mencapai target SPM Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang tahun 2012. 5.2 5.2
Kera Kerang ngka ka Piki Pikirr Masa Masala lah h Masalah adalah kesenjangan antara harapan atau tujuan yang ingin dicapai dengan
kenyataan sesungguhnya sehingga menimbulkan rasa tidak puas. Dengan demikian untuk memutuskan adanya masalah perlu tiga syarat yang harus dipenuhi, yaitu: •
Adanya kesenjangan.
•
Adanya rasa tidak puas.
•
Adanya rasa tanggung jawab untuk menanggulangi masalah tersebut. Urutan dalam siklus pemecahan masalah antara lain:
•
Identifikasi atau inventarisasi masalah
•
Penentuan prioritas masalah
•
Penentuan penyebab masalah
•
Memilih penyebab yang paling mungkin
•
Menentukan alternatif pemecahan masalah
•
Penetapan pemecahan masalah
•
Penyusunan rencana penerapan
•
Monitoring dan evaluasi
Siklus Pemecahan Masalah
1. Identifikasi Masalah
2. Penentuan Prioritas Masalah
8. Monitoring & Evaluasi
3. Penentuan Penyebab Masalah
7. Penyusunan rencana penerapan
6. Penetapan pemecahan masalah terpilih 5. Menentukan alternatif pemecahan masalah
4. Memilih Penyebab yang paling mungkin
Gambar 4. Siklus Pemecahan masalah 5.3.
Analisis penyebab masalah Hal yang mendasari timbulnya kesenjangan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang dicapai dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Untuk membantu menentukan kemungkinan penyebab masalah dapat dipergunakan diagram tulang ikan (fish bone). Untuk menganalisa penyebab masalah manajemen puskesmas, digunakan pola pendekatan sistem dan pendekatan
mutu. Pendekatan sistem meliputi input ( Man, Method, Money, Machine, Material ), proses ( P1 : Perencanaan, P2 : Penggerakkan dan Pelaksanaan, P3 : Pengawasan, Pengendalian, dan Penilaian ) dan lingkungan.
Tabel. Kemungkinan penyebab masalah manajemen Puskesmas dengan Pendekatan system.
INPUT Man
Kelebihan •
Kekurangan
Tersedia
tenaga
kesehatan (dokter, perawat, dan
bidan)
•
suspek TB.
dalam
menemukan suspek TB.
Terbatasnya jumlah kader dalam menemukan
•
Kurangnya pelatihan untuk kader dalam
menemukan suspek TB. •
Tersedinya
petugas
laboratorium.
Money
Tersedianya
dana
dalam Terbatasnya dana dan penyaluran dana yang kurang
menemukan suspek TB Method
•
terselenggara dengan baik
Tersedia SOP penemuan
•
suspect TB paru. •
program
berkesinambungan
Tersedia
SOP
Puskesmas berupa
yang
penyuluhan
kepada masyarakat mengenai pencegahan,
pemeriksaan sputum BTA
penyebab serta pengobatan TB.
(+). •
Kurangnya
•
Prosedur belum dilaksanakan dengan benar.
•
Tidak
Terdapat buku pedoman
program TB. Material
•
Tersedia
untuk
laboratorium
pemeriksaan
kasus
TB BTA (+). •
Tersedianya
melakukan
tersedia
tempat
pemeriksaan
khusus
untuk
fisik,
dan
laboratorium/tempat pengeluaran sputum. poliklinik,
pustu dan PKD
dalam
menemukan suspek TB.
Machine
alat-alat
•
Kurangnya pot sputum sesuai standar.
pemeriksaan dalam kasus
•
Alat yang tersedia tidak selalu memadai
•
Tersedia
TB. •
untuk mendeteksi kasus-kasus TB tergantung ketersediaan yang diberikan Dinkes.
Tersedia OAT. Kelebihan
LINGKUNGAN
Kekurangan •
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit
TB dan bahayanya. •
Pasien kurang mengerti cara pengeluaran sputum.
•
Kurangnya kepatuhan pasien dalam menyerahkan
sputum ke laboratorium.
PROSES P1
Kelebihan Tersedianya • jadwal pelayanan di
•
kader.
puskesmas,
pustu dan PKD
P2
Kekurangan Kurangnya perencanaan pelatihan petugas kesehatan dan •
Kader
dan
masyarakat
•
terhadap kegiatan pemberantasan
jadwal pelayanan pada pustu
dalam
menemukan suspek TB
•
Kurangnya konseling pentingnya pemeriksaan sputum
oleh tenaga kesehatan kepada pasien.
bersifat kooperatif
Kurangnya
•
Kurangnya penyuluhan mengenai TB.
•
Kurangnya koordinasi pencatatan laporan mengenai
kasus TB
TB •
Kurangnya
jadwal pelayanan pada pustu
dalam
menemukan kasus TB
P3
•
Terdapatnya
•
Penemuan kasus TB hanya dilakukan secara pasif.
•
Kurangnya evaluasi tentang deteksi dini suspek TB.
•
Kurangnya pengawasan peran serta pustu, polindes, PKD
laporan mengenai jumlah
suspek
dan posyandu dalam deteksi suspek TB.
TB •
Terdapatnya
laporan
daftar
pasien tersangka
•
Kurangnya pencatatan pasien yang menyerahkan sputum.
•
Kurangnya koordinasi dengan balai pengobatan swasta
dalam pencatatan dan pelaporan suspek TB
dan suspect TB •
Tidak ada pencatatan pasien yang melakukan penyerahan
sputum < 3x
PROSES P2 P1
•
Kurangnya konseling pentingnya pemeriksaan sputum oleh tenaga kesehatan kepada pasie n. Kurangnya penyuluhan mengenai TB.
Kurangnya perencanaan pelatihan Kurangnya jadwal pelayanan Pustu dalam
Kurangnya koordinasi pencatatan laporan mengenai kasus TB Kurangnya jadwal pelayanan pada pustu dalam menemukan kasus TB Penemuan kasus TB hanya dilakukan secara pasif.
P3 Kurangnya penyuluhan tentang penyakit TB dan pentingnya pemeriksaan sputum oleh tenaga kesehatan Kurangnya evaluasi tentang deteksi dini kasus TB.
kepada pasien.
Kurangnya jadwal pelayanan Kurangnya pengawasan peran serta Pustu, Polindes, PKD dan Posyandu.
Kurangnya koordinasi pencatatan pelaporan kasus TB. Penemuan kasus TB hanya di lakukan secara pasif
Tidak adanya pencatatan pasien yang menyerahkansputum kurang dari 3 kali. Kurangnya koordinasi dengan BP swasta dalam pencatatan dan pelaporan kasus TB.
Kurangnya pot sputum sesuai standar.
MASALAH Penemuan Suspek TB Machine
Alat yang tersedia tidak selalu memadai untuk
Method •
mendeteksi kasus-kasus TB tergantung ketersediaan yang diberikan Dinkes.
Kurangnya program Puskesmas yang berkesinambungan berupa penyuluhan kepada masyarakat mengenai pencegahan, penyebab serta pengobatan TB.
•
Prosedur belum dilaksanakan dengan benar
Material Money Keterbatasan dana dalam menemukan suspek TB
Tidak tersedia tempat khusus untuk melakukan pemeriksaan fisik, dan laboratorium /tempat
pengeluaran sputum.
Man •Terbatasnya jumlah kader dalam menemukan suspek T B. -Kurangnya pelatihan untuk kader dalam menemukan suspek TB.
LINGKUNGAN INPUT
Kurangnya pengetahuan Masyarakat mengenai penyakit TB dan bahayanya. Pasien kurang mengerti cara pengeluaran sputum. Kurangnya kepatuhan pasien dalam menyerahkan sputum ke laboratorium.
Gambar . Diagram Fish Bone 5.4. Konfirmasi Kemungkinan Penyebab Masalah
Setelah melakukan konfirmasi kepada koordinator program pemberantasan penyakit menular khususnya penemuan kasus TB dengan BTA (+), dari kemungkinan penyebab masalah diatas didapatkan masalah yang paling mungkin yaitu : 1. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai penyakit TB. 2. Kurangnya pengawasan peran serta Pustu, Polindes, PKD. 3. Kurangnya konseling mengenai pentingnya pemeriksaan sputum oleh tenaga kesehatan kepada pasien. 4. Kurangnya pengalokasian dana untuk penyuluhan dan menemukan suspek TB. 5. 5.5.
Petugas kesehatan belum aktif dalam menjaring suspek TB.
Penentuan Alternatif Pemecahan Masalah\ Tabel . Alternatif Pemecahan Masalah No. Penyebab Masalah 1. Kurangnya pengetahuan 2.
mengenai bahaya TB. Kurangnya pengawasan
Alternatif Pemecahan Masalah masyarakat Penyuluhan mengenai TB dan bahaya peran
yang di akibatkan oleh penyakit TB. serta Memberikan pengarahan kepada
pustu, polindes, PKD dan posyandu petugas Pustu, Polindes, PKD dan dalam deteksi kasus TB. 3.
Kurangnya
konseling
pemeriksaan
sputum
pengeluaran
sputum
Posyandu untuk dapat berperan aktif dalam mendeteksi kasus TB. pentingnya Penyuluhan mengenai pentingnya dan oleh
cara pemeriksaan
sputum
dan
cara
tenaga pengeluaran sputum kepada pasien
4.
kesehatan kepada pasien tersangka TB. tersangka TB Kurangnya pengalokasian dana untuk Mengalokasikan
5.
penyuluhan dan menemukan suspek TB. untuk penyuluhan penyakit TB Petugas belum melakukan anamnesis Memberikan pengarahan kepada secara mendalam dalam menjaring kasus petugas TB
kelengkapan
dana
kesehatan anamnesis
Puskesmas
mengenai dalam
menjaring kasus TB. 5.6.
Penentuan Pemecahan Masalah
Dari hasil analisis pemecahan masalah didapatkan alternatif pemecahan masalah sebagai berikut:
a) Penyuluhan mengenai TB dan bahaya yang di akibatkan oleh penyakit TB. Dengan demikian diharapkan timbul kesadaran masyarakat dalam penemuan suspek TB b) Memberikan pengarahan kepada petugas Pustu, Polindes, PKD dan Posyandu untuk dapat berperan aktif dalam mendeteksi kasus TB. c) Penyuluhan mengenai pentingnya pemeriksaan sputum dan cara pengeluaran sputum kepada pasien tersangka TB. Sehingga masyarakat dapat mendukung dan berperan aktif dalam penemuan kasus TB. d) Mengalokasikan dana Puskesmas untuk penyuluhan penyakit TB. e) Memberikan pengarahan kepada petugas mengenai kelengkapan anamnesis dalam menjaring kasus TB.
PENYEBAB MASALAH
ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai bahaya TB
Penyuluhan mengenai TB dan bahaya yang di akibatkan oleh penyakit TB
Kurangnya pengawasan peran serta pustu, polindes, PKD dan posyandu dalam Deteksi kasus TB
Memberikan pengarahan kepada petugas Pustu,Polindes,PKD,dan
Posyandu
untuk
dapat melakukan anamnesis lebih dalam serta berperan aktif dalam menjaring kasus TB.
Petugas belum melakukan anamnesis secara mendalam dalam menjaring kasus TB.
Penyuluhan
mengenai
pentingnya
pemeriksaan sputum dan cara pengeluaran sputum kepada pasien tersangka TB
Kurangnya konseling pentingnya pemeriksaan sputum dan cara pengeluaran sputum oleh tenaga kesehatan pada tersangka TB
Mengalokasikan Dana Puskesmas Untuk Penyuluhan dan penjaringan suspek TB
Kurangnya brosur pamflet poster yang berkaitan dengan penyakit TB. 5.7.
PENENTUAN
PEMECAHAN
MASALAH
MATRIKS MENGGUNAKAN RUMUS MxIxV/C
DENGAN
KRITERIA
Setelah menemukan alternatif pemecahan masalah, maka selanjutnya dilakukan penetuan prioritas alternatif pemecahan masalah. Penentuan prioritas alternatif pemecahan masalah dapat dilakukan dengan menggunakan kriteria matrix dengan rumus M x I x V / C. Penyelesaian masalah sebaiknya memenuhi kriteria, sebagai berikut : 1.
Efektivitas program
Pedoman untuk mengukur efektivitas program: •
Magnitude ( m ) Besarnya penyebab masalah yang dapat diselesaikan.
•
Importancy ( I ) Pentingnya cara penyelesaian masalah
•
Vulnerability ( v ) Sensitifitas cara penyelesaian masalah
Kriteria m, I, dan v kita beri nilai 1-5 Bila makin magnitude maka nilai nya makin besar, mendekati 5. Begitu juga dalam melakukan penilaian pada kriteria I dan v. 2.
Efisiensi pogram
Biaya yang dikeluarkan untuk menyelesaikan masalah ( cost ) Kriteria cost ( c ) diberi nilai 1-5. Bila cost nya makin kecil, maka nilainya mendekati 1. Berikut ini proses penentuan prioritas alternative pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix : Tabel 6. Hasil akhir penentuan prioritas pemecahan masalah
Penyelesaian
Nilai
Kriteria
I 4 3 2 1
V 4 3 2 1
Hasil akhir
Urutan
(M x I x V) / C 21.33 9 4 0.25
I II III IV
Masalah A B C D
M 4 3 2 1
C 3 3 2 4
Setelah melakukan penentuan prioritas alternatif penyebab pemecahan masalah dengan menggunakan kriteria matrix maka didapatkan urutan prioritas alternatif pemecahan penyebab masalah rendahnya penemuan suspek TB di wilayah kerja Puskesmas Secang I adalah sebagai berikut :
a.
Penyuluhan mengenai TB dan bahaya yang di akibatkan oleh penyakit TB.
Dengan demikian diharapkan timbul kesadaran masyarakat dalam penemuan kasus TB. b.
Memberikan pengarahan kepada petugas Pustu, Polindes, PKD dan
Posyandu untuk dapat melakukan anamnesis lebih dalam serta berperan aktif dalam menjaring kasus TB. c.
Penyuluhan
mengenai
pentingnya
pemeriksaan
sputum
dan
cara
pengeluaran sputum yang benar kepada pasien tersangka TB. Sehingga masyarakat dapat mendukung dan berperan aktif dalam penemuan kasus TB. d.
Penambahan dana untuk penjaringan aktif suspek TB.
5.8 PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN KEGIATAN Tabel. Plan of Action Peningkatan Cakupan suspek TB di Puskesmas Secang 1
Kegiatan
Tujua
Sasara
Temp
n
n
at
Pelaksana
Waktu
Biaya
Metode
Tolak ukur
Meningkat nya Menyesua
Penyuluh an
Menin
kepada
gkatka
pengetahu
ikan Masyar
Dokter
masyarak n
akat di
Disesu
umum dan
at tentang penget
wilayah
aikan
kordinator
gejala-
ahuan
kerja
denga
program
gejala
masya
Puskes
n
TB di
dan
rakat
mas
acara
Puskesmas
bahaya
tentan
Secang
penyakit
g TB
secang
an dan
kegiatan
perubahan
di
pola hidup
masyarak
Ceramah
yang
at, seperti
Anggaran
dan
berisiko
pada
Puskesmas
tanya
TB
jawab
Terlaksana
posyandu balita,
nya
posyandu
penyuluha
lansia,
TB.
n
pengajian
mengenai TB di secang Meningkat
Menin gkatka nkepat Melakukan sosialisasi terhadap petugas kesehatan tentang deteksi dini TB
uhan tenaga keseha tan terhad ap SOP kasus TB
nya Staf
Diskusi
medis puskes mas Secang bidan PKD, perawat pustu
tatap Puskes mas Salam an I
muka
Kepala Puskesmas secang 1
3 bulan/x
Anggaran
mengena
Puskesmas
i deteksi dini kasus TB
kepatuhan petugas kesehatan terhadap SOP Terlaksana nnya sosialisasi untuk petugas kesehatan
Plan of Action Peningkatan Suspek TB
Kegiatan
Tujuan
Sasar
Temp
an
at
Pela ksan
Wakt u
a
Bi ay
Metode
Tolak Ukur
a
Saat pasie n Melakukan penyuluhan mengenai cara pengeluaran sputum dan pentingnya pemeriksaan sputum
Agar pasien suspek TB dapat mengeluarka
Pasien suspek TB
Puskes mas Secan g1
n sputum secara benar
Petu gas kese hata n
suspe
Meningkatnya
k TB
pasien tersangka
datan g
-
berob
Tatap
TB yang dapat
muka
mengeluarkan sputum secara
at
benar dan disiplin
perta ma
Pengalokasian
dana Memudahka n untuk penyuluhan pelaksanaan penyakit TB paru program penyuluhan
Kepala Puskes mas Secan gI
Pukes mas Secan gI
kali Unit Setia kerja p P2M setah un sekali
-
Menyisih Kemudahan dalam kan dana melaksanakan penyuluh program penyuluhan an Jamkesm as dan dana transport luar gedung
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan Berdasarkan standar pelayanan minimal (SPM) yang menunjukkan hasil kegiatan Puskesmas pada Bulan Januari – Mei 2012, didapatkan Masalah dengan prioritas masalah suspek TB. Hasil cakupan program SPM Puskesmas Secang 1, cakupan suspek TB adalah 12,6 %. Alternatif pemecahan masalah yang akan diterapkan antara lain dengan memberikan penyuluhan kepada masyarakat tentang pengobatan dan pencegahan penyakit TB. Dengan alternatif kegiatan yang dapat dilakukan antara lain : a. Penyuluhan mengenai TB dan bahaya yang di akibatkan oleh penyakit TB. Dengan demikian diharapkan timbul kesadaran masyarakat dalam penemuan kasus TB. b. Memberikan pengarahan kepada petugas Pustu, Polindes, PKD dan Posyandu untuk dapat melakukan anamnesis lebih dalam serta berperan aktif dalam menjaring kasus TB.
c. Penyuluhan
mengenai
pentingnya
pemeriksaan
sputum
dan
cara
pengeluaran sputum yang benar kepada pasien tersangka TB. Sehingga masyarakat dapat mendukung dan berperan aktif dalam penemuan kasus TB. d. Penambahan dana untuk penyuluhan dan penjaringan aktif suspek TB.
Alternatif tersebut di atas berdasarkan metode hanlon kualitatif, maka didapatkan kegiatan yang paling bermanfaat adalah peningkatan Penyuluhan mengenai TB dan bahaya yang di akibatkan oleh penyakit TB dan Memberikan pengarahan kepada petugas Pustu, Polindes, PKD dan Posyandu untuk dapat melakukan anamnesis lebih dalam serta berperan aktif dalam menjaring kasus TB.
6.2
Saran
1.
Terhadap Puskemas Secang I : •
Meningkatkan frekuensi penyuluhan mengenai bahaya penyakit TB
terhadap masyarakat yang tinggal di Wilayah Puskesmas Secang I
2.
•
Meningkatkan Penjaringan aktif lintas program.
•
Meningkatkan alokasi dana untuk kegiatan pencegahan penyakit TB
•
Sistem pelaporan adanya suspek TB yang ada.
Untuk masyarakat •
Masyarakat diharapkan untuk lebih mawas diri terhadap gejala-gejala
TB •
Lebih aktif untuk memeriksakan diri di Puskesamas bila di curigai
terdapat gejala TB •
Penderita TB diharapkan untuk kontrol dan berobat secara teratur ke
Puskesmas •
Diharapkan peran serta dan dukungan keluarga dalam pengobatan
penyakit TB