ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH TUGAS KEBIJAKAN LINGKUNGAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH
Oleh:
GISKA PARWA MANIKASARI 14/375747/PMU/08458
PASCASARJANA S2 ILMU LINGKUNGAN UNIVERSITAS GADJAH MADA YOGYAKARTA 2015
Analisis Pengembangan Wilayah ANALISIS PENGEMBANGAN WILAYAH BERBASIS SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN PEMALANG PROPINSI JAWA TENGAH
Pembangunan nasional yang diarahkan pada pembangunan daerah, berdasarkan UU 32 tahun 2004 pada dasarnya adalah untuk memacu pemerataan pembangunan dan meningkatkan kesejahteraan rakyat dimana peran serta pemerintah dan masyarakat sangat penting dalam pendayagunaan potensi daerah secara optimal dan terpadu, sehingga upaya pemerataan pembangunan diseluruh tanah air mulai dari daerah maju, berkembang, dan terpencil perlu untuk ditingkatkan demi tercapainya pembangunan wilayah secara nasional. Pengembangan wilayah berbasiskan sektor unggulan daerah di Kabupaten Pemalang merupakan salah satu upaya untuk memacu perkembangan sosial ekonomi,mengurangi kesenjangan wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup
karena
dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat,
peningkatan
ketersediaan lapangan pekerjaan, peningkatan produktifitas dan pemerataan pembangunan. Tolok ukur keberhasilan pembangunan daerah pada umumnya dapat dilihat dari berbagai sisi mulai dari pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan semakin kecilnya ketimpangan pendapatan antar penduduk, antardaerah, dan antarsektor. Hal ini mengingat pembangunan dalam lingkup suatu wilayah kabupaten secara spasial tidak selalu merata. Perbedaan tingkat pembangunan akan membawa dampak tingkat kesejahteraan antarwilayah yang pada akhirnya mengakibatkan ketimpangan regional antarwilayah semakin besar. Kabupaten Pemalang memiliki potensi yang cukup besar untuk dikembangkan. Selama ini banyak potensi di wilayah Kabupaten Pemalang yang belum sepenuhnya dimanfaatkan, sehingga menjadi sulit bagi pemerintah daerah untuk menentukan prioritas sektor unggulan wilayah dalam mencanangkan pembangunan daerahnya. Apabila hal tersebut tidak dikembangkan dan dikelola dengan baik maka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pemalang akan menurun. Walaupun Kabupaten Pemalang memiliki sumberdaya yang cukup besar, kondisi tersebut tidaklah mampu untuk memecahkan berbagai masalah pembangunan. Permasalahan yang 1
Analisis Pengembangan Wilayah dihadapi Pemerintah daerah, yaitu masih kesulitan untuk menetapkan kebijakan pembangunan terhadap sektor unggulan daerah. Seolah-olah pemerintah daerah mengalami hambatan untuk memilih sektor yang mana yang harus dibangun terlebih dahulu. Untuk merumuskan konsep pengembangan wilayah berbasis potensi daerah di Kabupaten Pemalang digunakan teknik analisis wilayah berbasis asal perkembangan wilayah dengan mengelaborasi tiga sumber yakni hasil penelitian, kebijakan/pedoman dan literatur terkait. Adapun konsep yang dihasilkan dalam penelitian ini berupa konsep pengembangan wilayah Kabupaten Pemalang yang tetap mengacu pada potensi unggulan daerah di wilayah Kabupaten Pemalang dengan didukung peningkatan pendidikan masyarakat, infrastruktur jalan, air dan listrik, aksesibilitas serta kelembagaan dalam upaya peningkatan produktifitas untuk kemajuan ekonomi masyarakat dan daerah Kabupaten Pemalang. Analisis wilayah berbasis perkembangan wilayah terbagi menjadi tiga indikator kunci yaitu indikator intra region (dalam wilayah), inter region ( dari luar wilayah khususnya hubungan antar wilayah), dan supra region (di luar komponen wilayah, terkait dengan manajemen) (Muta’ali, 2014).
I. Intra Region ( Gambaran Umum Kabupaten Pemalang) A. Kondisi Geografi Kabupaten Pemalang berdasarkan letak geografisnya terletak diantara 109o 17” 30” – 109o 40’ 30” Bujur Timur (BT) dan 8o 52’ 30” – 7o20’ 11” Lintang Selatan (LS). Kabupaten Pemalang memiliki luas wilayah 111.530 ha dimana meliputi tanah sawah seluas 38.694 ha dan tanah kering seluas 72.836 ha. Luas wilayah Kabupaten Pemalang ditandai dengan batas-batas sebagai berikut: 1.
Sebelah Utara
: Laut Jawa
2.
Sebelah Timur
: Kabupaten Pekalongan
3.
Sebelah Selatan : Kabupaten Purbalingga
4.
Sebelah Barat
: Kabupaten Tegal
2
Analisis Pengembangan Wilayah Secara administrasi, Kabupaten Pemalang terbagi atas 14 kecamatan meliputi 222 desa/ kelurahan. B. Kondisi Demografi Jumlah penduduk Kabupaten Pemalang pada tahun 2012 adalah 1.277.437 jiwa. Kecamatan yang memiliki jumlah penduduk tertinggi adalah Kecamatan Pemalang dengan jumlah penduduk 175.785 jiwa, sedangkan Kecamatan yang memiliki penduduk terkecil adalah Kecamatan Warungpring (38.111 jiwa). Secara lengkap dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 1. Kondisi Demografi Kabupaten Pemalang Kecamatan
Moga Warungpring Pulosari Belik Watukumpul Bodeh Bantarbolang Randudongkal Pemalang Taman Petarukan Ampelgading Comal Ulujami J u m l a h 2012
2011
Luas (Km2)
41,41 26,31 87,52 124,54 129,02 85,98 139,19 90,32 101,93 67,41 81,29 53,3 26,54 60,55 1.115,30 1.115,30
Banyaknya Penduduk
62.991 38.111 55.314 103.790 63.712 53.223 71.009 95.326 175.785 159.044 147.513 65.408 87.590 98.621 1.277.437 1.271.157
Kepadatan Per Km2
1.521 1.449 632 833 494 619 510 1.055 1.725 2.359 1.815 1.227 3.300 1.629 1.145 1.140
Sumber: Pemalang dalam angka 2013
3
Analisis Pengembangan Wilayah C. Karakteristik Wilayah Secara topografi, Kabupaten Pemalang terdiri dari : 1. Daerah dataran pantai Yaitu daerah dengan ketinggian antara 1-5 meter diatas permukaan air laut. Daerah ini meliputi 18 desa dan 1 kelurahan terletak dibagian utara wilayah Kabupaten Pemalang. 2. Daerah dataran rendah Yaitu daerah dengan ketinggian antara 6 -15 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi 98 desa dan 5 kelurahan terletak dibagian utara wilayah Kabupaten Pemalang. 3. Daerah dataran tinggi Yaitu daerah dengan ketinggian antara 16 – 212 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi 35 desa, terletak di bagian tengah dan selatan wilayah Kabupaten Pemalang. 4. Daerah pegunungan Terbagi menjadi dua, yaitu : a. Daerah dengan ketinggian antara 213 – 924 meter diatas permukaan laut. Daerah ini meliputi 55 desa, terletak dibagian selatan wilayah Kabupaten Pemalang. b. Daerah dengan ketinggian 925 meter diatas permukaan laut, terletak di bagian selatan wilayah Kabupaten Pemalang. Daerah ini meliputi 10 desa dan berbatasan dengan Kabupaten Purbalingga
D. Potensi Ekonomi 1. Sektor Pertanian Pada Tahun 2013, produktivitas padi mengalami kenaikan sebesar 8% dari tahun sebelumnya, demikian hal nya dengan luas dan jumlah produksinya mengalami peningkatan yaitu 20,32% dna 37,38%.
4
Analisis Pengembangan Wilayah Secara umum, luas panen, produktivitas perhektar dan produksi tanaman palawija di kabupaten Pemalang tahun 2013 mengalami kenaikan dibanding tahun lalu kecuali ubi kayu dna kacang kedelai. Produksi beberapa jenis sayuran selama tahun 2013 mengalami kenaikan, sedangkan untuk produksi beberapa jenis buah-buahan ratarata juga mengalami kenaikan (Pemalang dalam angka, 2014). Total luas sawah 37.615 ha yang terdiri dari sawah irigasi 30.299 ha dan non irigasi seluas 7.316 ha. Lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas 30.299 ha yang merupakan sawah irigasi dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan seluas 16.645 ha yang terdiri dari sawah nonirigasi 7.316 ha dan kawasan hortikultura 9.329 ha. 2. Sektor Perkebunan Produksi tanaman perkebunan rakyat selama tahun 2013 terakhir secara umum mengalami peningkatan kecuali pada beberapa komoditi, yaitu kelapa sayur, cengkeh, kopi, the, kopi arabika, gelagah arjuna, dan kapas
yang justru mengalami penurunan (Pemalang dalam angka,
2014). 3. Sektor Peternakan Terdapat beberapa jenis ternak yang dikembangkan di Kabupaten Pemalang, antara lain ternak burung mulai dari ayam ras, ayam buras, itik, dan burung puyuh, terdapat pula ternak kerbau, sapi, dan kambing untuk pemanfaatan daging, kulit, dan susunya. 4. Sektor Perikanan Sub sektor perikanan meliputi kegiatan usaha perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan darat terdiri dari usaha budidaya, sawah, kolam, dan keramba) dan perairan umum (waduk, sungai, telaga, dan rawa) 5. Sektor Kehutanan Kabupaten kehutanan memiliki beberapa hutan lindung dan cagar alam. Untuk hutan produksi, Kabupaten Pemalang menghasilkan
5
Analisis Pengembangan Wilayah beberapa jenis kayu seperti Kayu Sengon, Kayu Jati, Kayu Mahoni, Kayu Pinus, Kayu Eucalyptus, dll 6. Sektor Pariwisata Dari sektor pariwisata, Kabupaten memiliki beberapa kawasan wisata alam seperti pantai widuri, Goa gunung wangi, Curug Sibedil, Curug Bengkawah, Bukit Mendelem, Curug Barong, Telaga Rengganis, Situs Plawangan, dan terdapat pula lokasi wisata buatan yaitu Widuri Water Park. Selain wisata alam dan buatan, Kabupaten Pemalang juga cocok untuk dijadikan tempat wisata kuliner. Kabupaten Pemalang memiliki berbagai jenis makanan yang tidak dijumpai di tempat lain seperti Grombyang, Lontong dekem, Kamir, Apem comal, dan Kepiting soka yang dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Selama ini, lokasi wisata yang terkenal di Kabupaten Pemalang hanyalah Pantai Widuri. Hal tersebut dikarenakan lokasi pantai yang dekat dengan jalan utama dimana sepanjang jalan tersebut dipasang papan penunjuk arah lokasi wisata dan juga banner-banner tentang Widuri, sedangkan lokasi wisata lain yang juga memiliki potensi yang besar kurang dikembangkan atau kurang dipasarkan. Problematika lain yang dihadapi Kabupaten Pemalang dalam bidang kepariwisataan dari lingkungan internal. Dari perspektif publik tampak bahwa ada beberapa pekerjaan rumah yang perlu dipecahkan berkaitan dengan kondisi internal pengembangan kepariwisataan di Pemalang, yaitu: 1. Implementasi kebijakan pengembangan obyek wisata yang belum optimal dilakukan, kendati potensi cukup tersedia. 2. strategi promosi wisata yang cenderung masih konvensional. 3. pelayanan dalam arti luas kepada wisatawan yang masih kurang terutama dalam pengamalan Sapta Pesona dari stake holders di bidang pariwisata khususnya. 4. masih relatif lemahnya koordinasi antara pelaku pariwisata, Pemerintah Daerah dan pihak terkait.
6
Analisis Pengembangan Wilayah Tabel 2. Sektor Ekonomi Basis Kecamatan Kabupaten Pemalang Pertanian
Pertanian dan Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, gas, dan air bersih
Bangunan
Perdagangan, hotel, dan restoran
Pengangkutan dan Komunikasi
Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan
Jasa-jasa
x x
x √ x x √ x √ x √ x x
x √ x x √ x √ x √ x √
x √ √ x √ √ √ √ x √ x
x √ √ x x √ x x x x √
√ x √
√ x x
√ x x
√ x √ x x √ √ x x √ √
Kecamatan
Pemalang Taman Petarukan Comal Ulujami Bodeh Ampelgading Randudongkal Bantarbolang Moga Belik
x √ x √ x x x √
x x x √ x √ x
x √ x √ x x x
x x x x x √ √
Sumber: Jurnal Teknik PWK Vol.2, 2013 Tabel 3. Sektor Ekonomi Strategis Sektor Strategis
Kecamatan
Sektor Unggulan
Sektor Potensial
Sektor Berkembang
Sektor Terbelakang
Pemalang Taman Petarukan Comal Ulujami Bodeh Ampelgading
F A F F E A A
BGHI BCDE
C FG ADEI ACEI FGI BCFH EFGH
ADE HDI BCGH BD DH
HG ABE DGI
7
Analisis Pengembangan Wilayah Sektor Strategis
Kecamatan
Sektor Unggulan
Sektor Potensial
Sektor Berkembang
Sektor Terbelakang
Randudongkal Bantarbolang Moga Belik Pulosari Watukumpul Warungpring
D A G C E B C
FGH B EH AEH AEH ACE HI
CI FG CG CFI CFGI BFG AEFG
ABE CDEHI ABE BD BD DHI BD
Sumber: Jurnal Teknik PWK Vol.2, 2013 Keterangan: A B C D E F G H I
: Pertanian : Pertambangan dan Penggalian : Industri Pengolahan : Listrik, Gas, dan Air Bersih : Bangunan : Perdagangan, Hotel, dan Restauran : Pengangkutan dan Komunikasi : Keuangan, Persewaan, dan Jasa Perusahaan : Jasa-jasa Melihat berbagai sektor di atas, dapat dikatakan bahwa Kabupaten
Pemalang memiliki potensi yang besar untuk menjadi pusat perekonomian. Namun, ketimpangan ekonomi masih terjadi antara Kabupaten Pemalang bagian utara dengan bagian selatan. Wilayah utara lebih berkembang karena dilalui oleh jalan nasional pantai utara dan juga merupakan pusat ekonomi dimana terbapat beberapa pusat perbelanjaan yang cukup besar dan juga lokasi wisata yang terkenal, sedangkan wilayah bagian selatan kurang berkembang karena kondisi fisik wilayahnya berada di daerah perbukitan serta kurang memperoleh dukungan sarana dan prasarana dari pemerintah daerah. Berdasarkan data dan karakteristik wilayah dari Tabel 2 dan Tabel 3, Kabupaten Pemalang dapat dikembangkan menjadi tiga wilayah pengembangan. Wilayah Pengembangan I terdiri dari Pemalang, Taman, dna Petarukan, Wilayah Pengembangan II terdiri dari Comal, Ulujami, Bodeh, dan Ampelgading, serta 8
Analisis Pengembangan Wilayah Wilayah Pengembangan III yang terdiri dari Kecamatan Randudongkal, Bantarbolang, Moga, dan Belik. Wilayah Pengembangan I memiliki sektor unggulan berupa hotel, perdagangan, dan restauran ditunjang dengan kelengkapan sarana dan prasarana yang memadai. Sektor pertambangan dan pengangkutan keuangan dan jasa juga sangat berpotensi untuk dikembangkan karena merupakan sektor potensial. Wilayah Pengembangan II memiliki sektor unggulan yaitu perdagangan, hotel, restauran, dan pengangkutan, komunikasi. Hal ini dikarenakan Kecamatan Comal merupakan pusat kegiatan ekonomi di wilayah bagian timur Kabupaten Pemalang. Kecamatan Comal juga memiliki kelengkapan sarana prasarana yang cukup memadai sehingga menunjang kegiatan ekonomi. Wilayah ini tergolong wilayah maju dengan rata-rata pendapatan perkapita lebih tinggi dari rata-rata Kabupaten Pemalang. Wilayah Pengembangan III memiliki sektor unggulan berupa perdagangan, hotel, restauran, dan pengangkutan komunikasi. Sektor Perdagangan juga didukung dengan kelengkapan sarana prasaraa yang memadai di wilayah selatan Kabupaten Pemalang. Kecamatan Pemalang dan Kecamatan Comal memiliki sektor unggulan yang merupakan sektor basis. Untuk itu, dalam perkembangan berikutnya strategi pengembangan
wilayahnya
yaitu
pengembangan
wilayahnya
yaitu
mempertahankan pertumbuhan dan daya saing ekonomi.
9
Analisis Pengembangan Wilayah
Gambar 1. Peta Strategi Pengembangan Wilayah
10
Analisis Pengembangan Wilayah II.
Inter Region
Kabupeten Pemalang berbatasan langsung dengan tiga kabupaten, yaitu
Kabupaten
Pekalongan,
Kabupaten
Tegal,
dan
Kabupaten
Purbalingga. Seperti diketahui bahwa Kabupaten Pemalang sisi utara dilewati oleh jalan nasional pantai utara yang secara logika merupakan
11
Analisis Pengembangan Wilayah jalur utama transportasi. Sebagai jalur utama transportasi, terdapat banyak pengendara yang melewati Kabupaten Pemalang untuk menuju kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, dan Semarang. Ketika suatu kawasan dilewati jalur transportasi utama, kawasan tersebut tentu memiliki kesempatan yang lebih besar untuk disinggahi oleh pengendara. Seperti halnya Kabupaten Pekalongan dan Tegal yang maju perekonomiannya karena adanya keuntungan dari jalan nasional Pantura ini, banyak mall yang didirikan di kedua kabupaten tersebut, ditambah dengan tata kota yang menempatkan pusat kota sepanjang jalur pantura sehingga pengendara yang melewati jalan nasional akan tertarik untuk singgah di kedua Kabupaten ini. Kabupaten Pemalang ini seharusnya memperoleh keuntungan karena letaknya diantara dua Kabupaten yang maju perekonomiannya. Ketika seorang wisatawan dari arah timur akan menuju Tegal maupun wisatawan dari arah barat akan menuju Pekalongan, Pemalang memiliki kesempatan untuk menjadi magnet yang mampu menghentikan pemberhentian wisatwan tersebut untuk menuju ke sentrasentra industri maupun kawasan wisata di Kabupaten Pemalang. Saat ini hal tersebut belum terjadi karena jalan pantura yang melewati Kabupaten Pemalang diarahkan tidak memasuki kota tetapi diarahkan kearah pinggiran kota dimana kanan kiri jalan hanya terdapat sawah. Hal tersebut menyebabkan banyak pengendara yang melewati Kabupaten Pemalang tidak menyadari keberadaan kabupaten tersebut. Ditambah dengan tidak adanya papan-papan petunjuk arah tempat wisata maupun gapura yang bagus dan memiliki ciri khas ketika menuju dan meninggalkan Kabupaten Pemalang. Pemalang memiliki variasi obyek wisata yang beragam mulai dari obyek wisata alam dan budaya yang sangat potensial untuk mendatangkan wisatawan. Namun, sebagai kabupaten yang dikelilingi sejumlah Obyek Wisata ternama di Kabupaten tetangga (Guci di Kab. Tegal dan Owa Bong di Kab. Purbalingga), Kabupaten Pemalang belum dapat memanfaatkan secara optimal Jalur Wisata Terpadu Lintas Regional (Tourism Cluster). Di sisi lain, tantangan utama yang muncul adalah potensi persaingan yang
12
Analisis Pengembangan Wilayah semakin terbuka dengan daerah lain pada era global ini untuk memperebutkan wisatawan, khususnya wisatawan nusantara. Oleh sebab itu sangat dibutuhkan strategi untuk mengembangkan kepariwisataan di Pemalang agar dapat bersaing dengan daerah lain
13
Analisis Pengembangan Wilayah III.
Supra Region Peraturan perundangan yang dijadikan landasan RTRW Kabupaten Pemalang adalah :
Undang-undang
Nomor
5
Tahun
1960
tentang
Pokok-Pokok
Pengelolaan Agraria;
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian;
Undang-undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber daya Alam Hayati dan Ekosistemnya;
Undang-undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman;
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah;
Undang-undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dengan Daerah;
Undang-undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan;
Undang-undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian;
Undang-undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana Alam;
Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
Undang-undang Nomor 27 tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84 Tambahan Lembaran Negara Nomor 4739);
Undang-undang Nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran;
Undang-undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara;
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;
Undang-undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup
Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;
Peraturan Pemerintah Nomor 36 tahun 2002 tentang Hutan Kota;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah; 14
Analisis Pengembangan Wilayah
Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional;
Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2009 tentang Kawasan Industri;
Keputusan Presiden Nomor 32 Tahun 1990 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Keputusan Presiden Nomor 33 Tahun 1990 tentang Penggunaan Tanah bagi Kawasan Industri;
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 41 Tahun 2001 tentang Pengawasan Represif Kebijakan Daerah;
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 28 Tahun 2008 tentang Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Tata Ruang Daerah;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11 Tahun 2009 tentang Pedoman Persetujuan Substansi dalam Penetapan Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi dan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Beserta Rencana Rincinya;
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 16 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten.
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 20 Tahun 2003 tentang Pengelolaan Kawasan Lindung;
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 22 Tahun 2003 tentang Sumberdaya Air;
Peraturan Daerah Propinsi Jateng Nomor 11 Tahun 2004 tentang Garis Sempadan; Dalam sektor pertanian, Kabupaten Pemalang telah menetapkan
lahan pertanian pangan berkelanjutan dan lahan cadangan pertanian pangan berkelanjutan dalam Perda RTRW No. 3 Tahun 2011 pada pasal 62 yang berada pada kawasan peruntukan pertanian. Terkait dengan sektor wisata, setelah mengetahui permasalahan dari faktor eksternal dan internalnya, perlu pula dirumuskan tentang peluang dan hambatan yang potensial muncul terkait kebijakan. Kebijakan Otonomi daerah berdasarkan Undang-Undang Nomor 32/2004 membuka 15
Analisis Pengembangan Wilayah peluang bagi daerah untuk mengoptimalkan sumberdaya yang dimilikinya. Di samping itu, peluang kerjasama antar daerah maupun dengan luar negeri pun dimungkinkan sebatas tidak mengganggu integrasi nasional. Dengan demikian sebenarnya Daerah memiliki kesempatan terbuka untuk mengembangkan
sektor
kepariwisataan,
mulai
dari
perencanaan,
penetapan peraturan kepariwisataan sesuai dengan potensi diri serta penetapan perjanjian kerjasama dengan daerah/kota di dalam negeri bahkan dengan kota lain di luar negeri. Sister city adalah salah satu bentuk perwujudannya. Namun yang paling utama adalah perlu penyiapan Sumberdaya manusia yang handal untuk mewujudkan kerjasama tersebut. Berkaitan dengan implementasi kebijakan pengembangan pariwisata yang belum optimal, perlu ditindaklanjuti dengan studi pengembangan obyek wisata yang saat ini sudah dibangun dengan dana milyaran rupiah yaitu Widuri Water Park. Dengan kata lain, keterlibatan stakeholder pariwisata dalam menentukan arah dari pengembangan Water Boom Widuri perlu dioptimalkan. Hal ini memang harus dilakukan, karena Sektor Pariwisata mempunyai multiplier effect yang sangat luar biasa bagi perkembangan ekonomi suatu daerah. Pengembangan Destinasi Wisata di daerah punggung yang cukup potensial yaitu Kawasan Moga Indah, Portofolio Desa Wisata Cikendung yang cukup menjanjikan, serta lahan seluas 40 Hektar yang dikelola oleh PT Estu Subur bisa menjadi alternatif pengembangan wisata di Kabupaten Pemalang. Berkaitan dengan masih konvesionalnya cara-cara promosi yang dilakukan selama ini seperti penerbitan bahan cetak baik booklet maupun leaflet, promosi tatap muka baik dengan model pameran maupun travel dialogue, serta promosi melalui media massa, ada baiknya mengikuti kemajuan jaman dengan membuka Situs Pariwisata Kabupaten Pemalang di dunia maya/internet tanpa mengesampingkan cara-cara sebelumnya. Terkait permasalahan kebijakan bahwa bis dan kendaraan besar tidak boleh masuk ke dalam kota dan juga jalur jalan nasional pantai utara yang tidak melewati kota dapat disiasati dengan pembuatan plank
16
Analisis Pengembangan Wilayah penunjuk arah lokasi wisata dan pembangungan gapura dengan ciri khas Pemalang.
17
Analisis Pengembangan Wilayah Daftar Pustaka Anonim. 2013. Jurnal PWK. Vol. 2. No.3 BPS. 2014. Pemalang Dalam Angka 2014. Pemalang Muta’ali,
Lutfi.
2014.
Perencanaan
Pengembangan
Wilayah
Berbasis
Pengurangan Resiko Bencana. Gama Press, Yogyakarta
18