Analisis Pengaruh PMA dan PMDN Terhadap PDRB (Studi Kasus Di Jawa Tengah Jangka Panjang Tahun 1978 – 2009) Febrina Ramadhanti.P Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Email:
[email protected] Dosen Pembimbing Tony S. Chendrawan,ST., SE., M.Si
ABSTRACT A capital became an important role for the economy of a country. Because the capital becomes one of the indicators in the economic growth and economic development. Capital can be a foreign investment and domestic investment. Gross domestic product also be an indicators of a country’s economic growth. Indicators to measure the economy of a region is gross domestic regional product. Investing can be done by foreign, private, or government. The purpose of research to analyze the influence of domestic investment(PMDN), foreign investment (PMA) and GDRP growth of Central Java Province. This research using time series data, start from 1978 until 2009. Also using error correction model to analyzed data. Keyword : Economic Growth, GDRP, Foreign Investment, Domestic Investment, Error correction model
Pendahuluan Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang saat ini dalam keadaan sedang memasuki proses pembangunan ekonomi. Pembangunan ekonomi menjadi salah satu hal penting dalam kemajuan suatu negara. Untuk mewujudkannya, banyak hambatan yang dihadapi Indonesia dalam melakukan pembangunan, seperti adanya masalah kemiskinan, rendahnya modal yang ada di Indonesia, rnedahnya kualitas sumbe daya manusia itu sendiri. Hambatan-hambatan tersebut harus segera diatasi agar proses
pembangunan dapat berjalan dengan lancar. Dalam sisi ekonomi untuk mengatasi hambatan-hambatan tersebut yaitu dengan cara meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi menjadi suatu dampak dari kegiatan pembangunan ekonomi. Hal ini dimaksudkan dengan adanya pertumbuhan ekonomi maka laju pertumbuhan dalam berbagai sektor mengalami peningkatan. Untuk suatu daerah, hal tersebut menjadi suatu indikator yang penting dalam perekonomian di daerah tersebut. Dalam
suatu negara atau wilayah pembangunan ekonomi menjadi suatu hal yang penting karena ketika berbicara mengenai pembangunan ekonomi maka didalamnya ada sebuah proses pembangunan yang melibatkan pertumbuhan ekonomi yang diikuti dengan beberapa perubahan. Perubahan-perubahan tersebut dapat berupa perubahan dalam struktur ekonomi maupun dala kelembagaannya, khususnya pemerintahan. Proses pembangunan pada masyarakat menurut P. Todaro dan Stephen C. Smith (2006) , ialah peningkatan ketersediaan serta perluasan distribusi berbagai barang kebutuhan hidup pokok (sandang, pangan, papan, pendidikan, kesehatan), peningkatan standar hidup yang tidak hanya berupa peningkatan pendapatan tetapi juga peningkatan penyediaan lapangan kerja, perluasan pilihan-pilihan ekonomis dan sosial. Menurut Tambunan (2001), bahwa pada awal pembangunan ekonomi suatu negara umumnya perencanaan pembangunan ekonomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Jadi, setiap negara atau wilayah harus memiliki target pertumbuhan ekonomi. Jika dalam suatu negara indikator pertumbuhan ekonomi disebut GDP (Gross Domestic Bruto) atau PDB (Produk Domestik Bruto), maka indikator pertumbuhan ekonomi dalam suatu wilayah disebut PDRB (Produk Domestik Regional Bruto). Untuk mengukur tingkat kesejahteraan pada suatu daerah, maka lebih baik menggunakan PDRB per kapita dibandingkan dengan PDRB saja. Menurut Sadono Sukirno (2004) dan M. Suparmoko (2000) faktor-faktor penentu untuk pertumbuhan ekonomi yang dicerminkan oleh PDRB per kapita antara lain tanah dan kekayaan alam lainnya, jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, barang-
barang modal dan tingkat teknologi, serta sistem sosial dan sikap masyarakat. Pemerintah Indonesia telah memberlakukan otonomi daerah sejak tahun 2001. Di Indonesia sendiri, pulau Jawa menjadi salah satu pusat pembangunan ekonomi, khususnya pada provinsi Jawa Tengah. Idealnya, setiap proses pembangunan suatu daerah didasarkan kepada kemampuan daerah itu sendiri. Namun keinginan seperti itu sangat sulit karena adanya keterbatasan sumber daya manusia, keterbelakangan teknologi, dan kekurangan modal. Dari ketiga hal tersebut yang mejadi perhatian pemerintah ialah pada poin kekurangan modal. Maka dari itu pemerintah menetapkan kebijakan berpartisipasi dalam bentuk penanaman modal atau investasi baik bagi pihak swasta maupun pihak asing. Di daerah Jawa Tengah, usaha-usaha menjalankan program pembangunan melalui kebijakan investasi telah dilakukan sejak pelita 1 yaitu serangkaian kebijakan yang dikeluarkan pemerintah daerah dalam Badan Penanaman Modal setempat. Pada dasarnya investasi merupakan pembentukan modal yang mendukung peran swasta dalam perekonomian. Menurut Harrod-Domar, dalam mendukung pertumbuhan ekonomi diperlukan investasi-investasi baru sebagai stok Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penanaman Modal Asing (PMA). Kondisi yang ada di Jawa Tengah, dinilai sangat strategis dan berpotensi untuk mencapai target pertumbuhan investasi. Selain itu, sumber bahan baku sangat layak untuk pembangunan industri. Disamping tenaga kerja yang murah, juga terdapat dua pelabuhan samudra di Semarang dan Cilacap.
Pergerakan nilai PMA dan PMDN Jawa Tengah, bersifat fluktuatif dari tahun ke tahun baik jika dilihat dari nilai realisasi investasi maupun laju presentase investasi yang terjadi. Hal ini menunjukkan karena adanya ketidakstabilan perekonomian yang dialami oleh Indonesia pada tahun 1997 hingga 1998 yang membuat para investor masih enggan untuk berinvestasi kembali.
TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Teoritis 1. PDRB PDRB merupakan penjumlahan dari semua harga dan jasa akhir atau semua nilai tambah yang dihasilkan oleh daerah dalam periode waktu tertentu, misalnya satu tahun. Untuk menghitung nilai seluruh produksi yang dihasilkan suatu perekonomian dalam suatu tahun tertentu dapat digunakan 3 cara penghitungan. Ketiga cara tersebut adalah Cara Pengeluaran, Cara Produksi atau cara produk netto dan Cara Pendapatan.
maupun yang berpatungan dengan penanam modal dalam negeri.
3. PMDN PMDN merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh para investor dalam negeri yang bertujuan untuk menambah kemampuan memproduksi barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian yang berupa pengeluaran atau pembelanjaan penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang produksi. Menurut UU no. 25 tahun 2007 tentang PMDN, yaitu Penanaman Modal Dalam Negeri merupakan kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik In donesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri yaitu perseorangan warga negara Indonesia, badan usaha Indonesia, negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan penanaman modal di wilayah negara Republik Indonesia.
2. PMA Kerangka Pemikiran Penanaman Modal Asing (PMA) merupakan penanaman modal yang dilakukan oleh pihak swasta di negara asal pemilik modal, atau penanaman modal suatu negara ke negara lain atas nama pemerintah negara pemilik modal (Jhingan, 1994). Menurut UU no. 25 tahun 2007 tentang PMA, yang dimaksud dengan Penanaman Modal Asing (PMA) adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya
PMA PDRB PMDN
Hipotesis Untuk memberikan arahan penelitian maka diajukan hipotesis sebagai berikut :
H0 : PMA/PMDN tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB. H1 : PMA/PMDN berpengaruh positif dan signifikan terhadap PDRB.
METODE PENELITIAN Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dan verifikatif (kausal) Sekarang (2011:158) mengungkapkan penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui dan menjadi mampu untuk menjelaskan karakteristik variabel yang diteliti dalam suatu situasi.Menurut Sugiyono (2005:21) metode penelitian verifikatif pada dasarnya untuk menguji teori dengan pengujian hipotesis. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder berupa data PDRB Jawa Tengah yang diperoleh dari BPS Jawa Tengah, data PMA Jawa Tengah yang diperoleh dari BKPM Indonesia, BPS Jawa Tengah dan BPS Indonesia, serta data PMDN yang di peroleh dari BKPM, BPS Jawa Tengah dan BPS Indonesia. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metodeanalisis Error Correction Model (ECM).Metode Error Correction Model digunakan untuk menganalisis model dari pengaruh PMA dan PMDN terhadap PDRB di Jawa Tengah pada jangka panjang. Metode ECM ini mempunyai beberapa kelebihan sebagai analisis pendekatan dinamis. Dalam perekonomian ketergantungan variabel dependen dengan variabel independen jarang terjadi dalam waktu yang singkat atau seketika, tetapi membutuhkan kelambanan waktu atau time lag.
Alasan digunakannya Error Correction Modeldalam penelitian ini antara lain (Ghozali, 2009) : ECM adalah salah satu model autoregresif, mengikut sertakan pengaruh pertimbangan lag dalam análisisnya sehingga model ini sesuai diterapkan dalam penelitian menggunakan data yang berbentuk time series. Kemampuan ECM dalam meliputi banyak variabel dalam analisis fenomena ekonomi jangka pendek dan jangka panjang.Dengan menggunakan ECM, dapat dianalisa secara teoritik dan empirik apakah model yang dihasilkan konsisten dengan teori atau tidak. Persamaan berikut :
yang
digunakan
sebagai
LnPDRBt = β0+β1LnPMAt + β2LnPMDNt+β3 ECT
Dengan : β0 = konstanta β1, β2 = koefisien regresi β3 = koefisien ECT LnPDRBt = Logaritma Produk Domestik Regional Bruto pada periode t LnPMAt = logaritma Penanaman Modal Asing pada periode t LnPMDNt = logaritma Penanaman Modal Dalam Negeri pada periode t ECT = Error Correction Term HASIL DAN PEMBAHASAN Faktor utama penentu keberhasilan pertumbuhan ekonomi di Jawa tengah iyalah dengan adanya peningkatan nilai PDRB. Nilai PDRB ini juga didukung dengan adanya kegiatan penanaman modal yang ada di Jawa Tengah. Baik itu Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN). Baik dari sektor
swasta maupun pemerintah yang sama-sama berperan penting dalam distribusi pemerataan pendapatan. Oleh karena itu untuk mensukseskan pembangunan dan pertumbuhan daerah maupun negara perlu diadakannya kerjasama yang baik, agar tidak terjadi ketimpangan antar daerah.
Tabel 1.2
Uji Akar Unit Dalam analisis runtut waktu, uji stasioner diketahui dengan menggunakan uji akar unit (unit root) dengan menggunakan metode ADF. Terlebih dahulu menguji setiap variabel pada derajat I(0) atau derajat level dengan hipotesis sebagai berikut: Nilai kestasioneritas data dapat juga diketahui dari nilai probabilitas Mac-Kinnon dimana nilai prob. Mac-Kinnon kecil dari nilai probabilitas kritis α = 1%, 5% atau 10%.
Tabel 1.1
Sumber olahan : eviews 8 Berdasarkan output tersebut dapat dilihat bahwa nilai prob pada variabel PMDN sebesar 0,0005 yang lebih kecil dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai t-statistik yang lebih besar dari nilai kritis 1%, 5%, dan 10% yaitu sebesar 4,931818. Ini berarti bahwa data tersebut telah stasioner.
Tabel 1.3
Sumber olahan : eviews 8 Berdasarkan output tersebut dapat dilihat bahwa nilai prob pada variabel PMA sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai t-statistik yang lebih besar dari nilai kritis 1%, 5%, dan 10% yaitu sebesar 6,834340. Ini berarti bahwa data tersebut telah stasioner.
Sumber olahan : eviews 8 Berdasarkan output tersebut dapat dilihat bahwa nilai prob pada variabel PDRB sebesar 0,0040 yang lebih kecil dari 0,05 atau dapat dilihat dari nilai t-statistik yang lebih besar
dari nilai kritis 1%, 5%, dan 10% yaitu sebesar 4,314063. Ini berarti bahwa data tersebut telah stasioner.
Uji Kointegrasi johansen Pengujian kointegrasi menggunakan selang optimal atau lag sesuai dengan pengujian sebelumnya untuk penentuan asumsi deterministik yang melandasi pembentukan persamaan kointegrasi didasarkan pada nilai kriteria informasi Akaike Information Criterion (AIC) dan Schwarz Information Criterion (SIC) yang dikembangkan oleh Johansen (Johansen Cointegration Approach). Dengan prosedur ini maka akan terlihat banyaknya hubungan kointegrasi. Syarat kointegrasi adalah seluruh variabelnya terintegrasi pada derajat yang sama dimana hasil dari pengujian ini dilakukan adalah untuk melihat hubungan jangka pendek dan jangka panjang antara variabel dependen dan independen.
Pada Uji Kointegrasi Johansen diatas menunjukan data terkointegrasi, hal ini dapat dilihat pada nilai trace statistic, yang lebih besar dari 0,05 critical value yaitu sebesar 43,35483. Sehingga persamaan ini memiliki hubungan kointegrasi yang berarti dalam jangka panjang kedua variabel ini memiliki hubungan yang signifikan. Untuk memperkuat penelitian ini akan di coba ke tahap selanjutnya menggunakan ECM untuk melihat hubungan dalam jangka panjang.
Hasil Estimasi ECM PMA dan PMDN Terhadap PDRB Tabel 1.6
Tabel 1.5
Sumber olahan : eviews 8 Pada pengujian kointegrasi yang telah dilakukan, ditemukan bahwa data dalam penelitian ini memiliki hubungan keseimbangan jangka panjang antara variabel independen dengan variabel dependen.
sumber olahan : eviews 8
Untuk menyatakan apakah model yang digunakan benar atau tidak, maka koefisien Error Correction Term harus signifikan. Nilai koefisien ECT pada tabel dapat dilihat pada nilai resid01(-1) sebesar (0,748427) (74%) yang berarti bahwa hubungan PMA
dan PMDN terhadap PDRB signifikan. Dapat dilihat bahwa nilai t-Statistic cukup tinggi yakni 5,507994 dan nilai probabilitas ECT sebesar 0,0000 yang lebih kecil dari 0,05. Hal ini berarti ECT sudah signifikan pada tingkat kepercayaan α = 5% dan menunjukkan bahwa model dari pengujian ECM ini sudah valid. Berdasarkan hasil di atas, dapat dilihat dari sisi konstanta, bahwa dalam jangka panjang, nilai konstanta (84762812) menunjukkan apabila nilai variabel independen konstan, maka besarnya nilai PDRB naik sebesar 84% persen. Tabel 1.6 menunjukan bahwa variable independen berpengaruh terhadap variabel dependen dimana Prob. t-statistiknya > α sebagai derajat kepercayaan estimasi yang digunakan (α = 5% = 0,05). Pada regresi model ecm ini dapat dilihat bahwa variabel dependen (PMA dan PMDN) mempunyai nilai signifikasi (0,0005 dan 0,0317) yang berarti bahwa variabel PMA dan PMDN berpengaruh terhadap nilai PDRB dalam jangka panjang. Hasil uji t pada regresi model ECM jangka panjang mengenai signifikasi variabel independen PMA dan PMDN yaitu sebesar 3,926930 dan 2,265763 yang berarti mempunyai nilai positif signifikan terhadap nilai PDRB dengan nilai kepercayaan estimasi sebesar 5%.
Penutup Kesimpulan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh PMA dan PMDN terhadap nilai PDRB di Jawa Tengah tahun 1978 – 2009 . Setelah melakukan analisis dan pembahasan terhadap hasil penelitian sebagaimana diuraikan dalam bab - bab
sebelumnya, maka dapat kesimpulan sebagai berikut,
diambil
1. Terdapat kointegrasi (hubungan) pada variabel independen dengan variabel dependen dalam jangka panjang. 2. Terdapat hubungan PMA dan PMDN terhadap PDRB yang berpengaruh Positif dan signifikan. 3. Keterkaitan variable PMA dan PMDN yang mempengaruhi nilai PDRB di Jawa Tengah yang signifikan dalam jangka panjang. Saran Berdasarkan pembahasan dan kesimpulan sebelumnya, perlu disampaikan beebrapa saran yang berkaitan dengan penelitian ini, yaitu: 1. Pemerintah sebaiknya tidak hanya memperhatikan dari sisi penanaman modal tetapi juga memperbaiki sumber daya manusianya agar tercipta pembangunan dan pertumbuhan ekonomi.
2. Dana investasi sebaiknya digunakan untuk pembangunan daerah-daerah yang berpotensi tetapi masih menjadi daerah yang belum tersentuh pembangunan ekonomi.
Daftar Pustaka 1. 2. 3. 4.
BPS Jateng BPS indonesia Bkpm Daniel Buffa R. R.. 2007. “ pengaruh jumlah penduduk, laju inflasi,
5.
6.
7. 8.
9.
investasi PMDN dan investasi PMA terhadap Produk Domestikk Regional Bruto Provinsi D.I Yogyakarta tahun 1985-2005”. Fakultas Ekonomi Universitas Islam Yogyakarta. P. Todaro, Michael. 2000. Pembangunan Ekonomi. Drs, Haris Munandar, M.A. Jakarta : Erlangga. Sugiyono (2005). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung. Alfabeta ............... (2011), Statistika untuk Penelitian , Bandung, Alfabeta Tandelilin, Eduardus. 2010. Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi. Edisi Pertama. Yogyakarta: Kanisius. Winarno, Wing W. 2009. Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews ed. Kedua.Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN.
10. Tambunan, Tulus T.H. 2011. Perekonomian Indonesia : Teori dan Temuan Empiris. Jakarta : Ghalia Indonesia. 11. Buthe, Tim and Helen V. Milner. The Politics of Foreign Direct Investment into Developing Countries : Increasing FDI through International Trade Agreement. American Journal of Political Science. 2008. 12. The Economics of International Investment Incentives. OECD 2002.