ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH : AMINAH NUR M.L 090304067
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN
SKRIPSI
OLEH : AMINAH NUR M.L 090304067
Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan
JUDUL SKRIPSI
: ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN NAMA : AMINAH NUR M.L NIM : 090304067 PROGRAM STUDI : AGRIBISNIS
Komisi Pembimbing
Ketua
Ir.Lily Fauzia, MSi
Anggota
Siti Khadijah, SP.MSi
ABSTRAK AMINAH NUR M.L (090304067) (090304067) dengan judul penelitian penelit ian ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI PADA SKALA INDUSTRI RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN. Penelitian ini dibimbing oleh Ibu Ir. Lily Fauzia, MS i dan Ibu Siti Khadijah, SP, MSi. Nilai tambah merupakan penambahan nilai suatu komoditi komoditi akibat adanya perlakuan tertentu terhadap komoditi tersebut. Nilai tambah menjadi sangat penting dalam meningkatkan pendapatan pendapatan masyarakat. Salah satu cara untuk meningkatkan nilai tambah adalah melalui proses pengolahan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan susu kedelai, untuk menganalisis besarnya nilai tambah yang diperoleh dar i pengolahan susu kedelai pada skala industri industr i rumah tangga, untuk mengetahui berbagai kendala yang terdapat dalam usaha pengolahan kedelai menjadi susu kedela i serta untuk mengetahui upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala tersebut. Penentuan daerah penelitian dilakukan secara purposive purposive (sengaja), di daerah-daerah tempat berdirinya usaha t ersebut. Metode pengambilan sampel yaitu dengan cara snow ball. Metode analisis yang digunakan digunakan adalah meto de perhitungan nilai tambah, yaitu nilai produk dikurangi dikurangi dengan nilai bahan baku
RIWAYAT HIDUP AMINAH NUR M.L, dilahirkan di Deli Tua pada tanggal 22 Januari 1991 dari
Ayahanda Muhammad Rum Lubis dan Ibunda Nursakiyah Lubis. Penulis merupakan anak keempat dari lima bersaudara. Penulis menyelesaikan pendidikan formal di SD Yayasan Pendidikan Islam Deli Tua, Deli Serdang tahun 2003, MTs Yayasan Perguruan Istiqlal Deli Tua, Deli Serdang tahun 2006, SMA Yayasan Pembinaan Keluarga Medan, Kota Medan tahun 2009 dan pada tahun yang sama penulis diterima di Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara melalui jalur Ujian Masuk Bersama (UMB).
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ANALISIS NILAI TAMBAH DALAM PENGOLAHAN SUSU KEDELAI
PADA SKALA INDUSTRI
RUMAH TANGGA DI KOTA MEDAN” .
Dengan segala kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar besarnya dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Papa tersayang Muhammad Rum Lubis dan Mama tercinta Nursakiyah Lubis yang dengan kasih sayangnya selalu memberi doa, motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya.
Segala hormat dan terima kasih penulis ucapkan kepada Kakanda Namora Rizki Lubis, S.Pd dan Fauziah Nur M.L, SP, Abangda Adiyadh Riyadh M.L, SE, dan Adinda Muhammad Yusuf M.L, yang terus memberi dukungan dan semangat kepada penulis untuk terus berkarya. Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis ucapkan kepada seluruh temanteman seperjuangan di stambuk 2009 Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian USU, yang telah banyak membantu penulis dalam menemukan arti pentingnya hidup bersama. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Medan, September 2013
DAFTAR ISI Hal. ABSTRAK .................................................................................................
i
RIWAYAT HIDUP..................................................................................... ii KATA PENGANTAR ................................................................................ iii DAFTAR ISI .............................................................................................. v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii DAFTAR GAMBAR .................................................................................. viii DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. ix PENDAHULUAN Latar Belakang .................................................................................... Identifikasi Masalah ............................................................................ Tujuan Penelitian ................................................................................. Kegunaan Penelitian
1 4 5 5
HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Daerah Penelitian ................................................................ 25 Letak Geografis dan Lingkup Wilayah Penelitian ...................... 25 Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kota Madya ................. 25 Kepadatan Penduduk .................................................................. 27 Kota Medan Secara Ekonomi...................................................... 28 Kota Medan Secara Sosial .......................................................... 30 Karakteristik Responden .................................................................... 31 Sistem Produksi Usaha Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai ..... 32 Penggunaan Bahan Baku ............................................................ 32 Penggunaan Modal Investasi ...................................................... 33 Penggunaan Tenaga Kerja .......................................................... 34 Proses Pembuatan Susu Kedelai ......................................................... 36 Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kacang Kedelai .......... 42 Input dan Output ........................................................................ 43 Biaya Bahan Penunjang (Sumbangan Input Lain) ...................... 43 Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan Rasio Nilai Tambah Susu Kedelai ............................................... 45 Berbagai Kendala dan Upaya dalam Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian ............................................................................ 47 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan
50
DAFTAR TABEL No
Judul
1
Tingkat Konsumsi Pangan (Kacang-kacangan di Kota Medan Tahun 2012 Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai dengan Beberapa Bahan Makanan Lain Perbandingan Komposisi Kandungan Berbagai Jenis Zat dalam Susu Kedelai dan Susu Sapi Sebaran Pengolahan Susu Kedelai di 6 Kecamatan Kota Medan Luas Wilayah dan Rasio Terhadap Luas Kota Medan Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2011 Struktur Perekonomian Kota Medan Tahun 2007-2011 Indeks Pembangunan Masyarakat Karakteristik Responden Pembuat Susu Kedelai Rata-Rata Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai dan Penggunaan Kacang Kedelai dalam Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Rata-Rata Modal Investasi pada Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian
2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
Hal
2 7 12 20 26 27 29 30 31 32
34
DAFTAR GAMBAR No. Judul 1. Skema Kerangka Pemikiran
Hal. 18
2. Kerangka Proses Pembuatan Susu Kedelai
36
3. Dokumentasi Proses Pembuatan Susu Kedelai
40
DAFTAR LAMPIRAN
No. Judul 1. Karakteristik Pengusaha Susu Kedelai di Daerah Penelitian
2.
Biaya Bahan Baku Pembuatan Susu Kedelai
3.
Penggunaan Peralatan pada Pengolahan Susu Kedelai
4.
Penggunaan Tenaga Kerja per Produksi (per hari ) pada Pengolahan Susu Kedelai
5.
Biaya Penggunaan Gula pada Pengolahan Susu Kedelai
6.
Biaya Penggunaan Garam pada Pengolahan Susu Kedelai
7.
Biaya Penggunaan Vanili pada Pengolahan Susu Kedelai
8.
Biaya Penggunaan Daun Pandan pada Pengolahan Susu Kedelai
9.
Biaya Penggunaan Air pada Pengolahan Susu Kedelai
10. Biaya Penggunaan Plastik pada Pengolahan Susu Kedelai 11. Biaya Penggunaan Karet pada Pengolahan Susu Kedelai 12. Biaya Penggunaan Bahan Bakar (Gas/M.Lampu) pada Pengolahan
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Pembangunan pertanian harus dipandang dari dua pilar utama secara terintegrasi dan tidak bisa dipisahkan yaitu pertama, pilar pertanian primer (on-farm agriculture/agribusiness) yang merupakan kegiatan usahatani yang menggunakan
sarana dan prasarana produksi (input factors) untuk menghasilkan produk pertanian primer; kedua, pilar pertanian sekunder (down-stream agriculture/ agribusiness) sebagai kegiatan meningkatkan nilai tambah produk pertanian
primer melalui pengolahan (agroindustri) beserta distribusi dan perdagangannya (Baroh, 2007). Komoditas pertanian pada umumnya mempunyai sifat mudah rusak sehingga
defisit meningkat dari 968 ribu ton (1998) menjadi 1,1 juta ton pada tahun 2001 dan 1,4 juta ton pada tahun 2005 atau meningkat sebesar 8,73 % per tahun (Suprapto, 2001). Di Kota Medan, konsumsi terhadap kacang kedelai cukup besar dibandingkan dengan konsumsi terhadap jenis kacang-kacangan lainnya. Data mengenai konsumsi untuk tanaman pangan khususnya kacang-kacangan di kota Medan dapat dilihat pada Tabel berikut : Tabel 1. Tingkat Konsumsi Pangan (Kacang-Kacangan) di Kota Medan Tahun 2012 Jenis Pangan
Konsumsi Pangan (Gr/Kap/Hr)
Kacang Tanah
2,1
Kacang Kedelai
9,6
sedangkan industri lainnya seperti industri kecap dan sari kedelai membutuhkan kedelai sebanyak 12 persen dari total kebutuhan nasional (Adisarwanto, 2008). Kemampuan produksi domestik yang rendah dalam penyediaan kedelai bila dibandingkan dengan permintaan memerlukan upaya untuk memperkecil kesenjangan. Upaya tersebut dapat ditempuh dengan cara intensifikasi di sentra produksi, ektensifikasi dan diversifikasi yang tertumpu pada potensi sumberdaya. Strategi yang berpijak pada keunggulan sumber daya seperti pemanfaatan lahan, tenaga kerja, modal dan lainnya merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan efisiensi usahatani guna mengurangi impor yang pada gilirannya dapat menciptakan nilai tambah dan membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat banyak. Hal ini bisa terwujud apabila kebijakan yang sedang berlangsung dan
protein lainnya. Sama seperti produk olahan kedelai lainnya, dalam proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pasti juga akan menciptakan nilai tambah dan juga meningkatkan nilai guna dari produk tersebut (Cahyadi, 2007). Susu kedelai saat ini sudah mulai dilirik oleh banyak orang untuk dijadikan sebagai salah satu alternatif usaha untuk meningkatkan pendapatan terutama di Kota Medan, karena disamping permintaan terhadap susu kedelai tersebut terus meningkat, proses pembuatannya juga cukup sederhana. Untuk itu, peneliti tertarik untuk melakukan suatu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana proses pembuatan susu kedelai tersebut dan seberapa besar nilai tambah yang diciptakan dari adanya pengolahan kedelai menjadi susu kedelai ini serta apa saja kendala yang dihadapi oleh para pembuat susu kedelai dalam
Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.
Untuk mengetahui proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai.
2. Untuk menghitung dan menganalisis besarnya nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada usaha industri rumah tangga di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang terdapat dalam proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai di daerah penelitian. 4. Untuk mengetahui apa saja upaya-upaya yag dapat dilakukan untuk mengatasi berbagai kendala yang terdapat dalam usaha susu kedelai tersebut di daerah penelitian.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka Kacang Kedelai
Kedelai merupakan tanaman
asli daratan Cina dan telah dibudidayakan oleh
manusia sejak 2500 SM. Sejalan dengan makin berkembangnya perdagangan antar negara yang terjadi pada awal abad ke-19, menyebabkan tanaman kedelai juga ikut tersebar ke berbagai negara tujuan perdagangan tersebut, yaitu Jepang, Korea, India, indonesia, Australia dan Amerika. Kedelai mulai dikenal di Indonesia sejak abad ke-16. Awal mula penyebaran dan pembudidayaan kedelai yaitu di Pulau Jawa, kemudian berkembang ke Bali, Nusa Tenggara dan pulau pulau lainnya (Irwan, 2006).
kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Tabel 2.Perbandingan Antara Kadar Protein Kedelai Dengan Beberapa Bahan Makanan Lain Bahan Makanan Kadar Protein (%) Susu skim kering 36,00 Kedelai 35,00 Kacang hijau 22,00 Daging 19,00 Ikan segar 17,00 Telur ayam 13,00 Jagung 9,20 Beras 6,80 Tepung singkong 1,10 Sumber : Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (2000)
Agroindustri
Menurut Badan Pusat Statistik (2007), industri pengolahan merupakan suatu
sebagai suatu tahapan pembangunan sebagai kelanjutan dari pembangunan pertanian tetapi sebelum tahapan pembangunan tersebut mencapai tahapan pembangunan industri. Soekartawi(b) (2000) juga menyebutkan bahwa agroindustri memiliki peranan yang sangat penting dalam pembangunan pertanian. Hal ini dapat dilihat dari kontribusinya dalam hal meningkatkan pendapatan pelaku agribisnis, menyerap tenaga kerja, meningkatkan perolehan devisa, dan mendorong tumbuhnya industri lain. Menurut Hicks (1995), agroindustri adalah kegiatan dengan ciri : (a) meningkatkan nilai tambah (b) menghasilkan produk yang dapat dipasarkan atau digunakan atau dimakan
1. Kurang tersedianya bahan baku yang cukup dan kontinu. 2. Kurang
nyatanya
peran
agroindustri
di
perdesaan
karena
masih
berkonsentrasinya agroindustri di perkotaan. 3. Kurang konsistennya kebijakan pemerintah terhadap agroindustri. 4. Kurangnya
fasilitas
permodalan
(perkreditan)
dan
kalaupun
ada
prosedurnya amat ketat. 5. Kualitas produksi dan prosesing yang belum mampu bersaing. Nilai Tambah
Pada proses distribusi komoditas pertanian terjadi arus yang mengalir dari hulu ke hilir, yang berawal dari petani dan berakhir pada konsumen akhir. Komoditas pertanian mendapat perlakuan-perlakuan seperti pengolahan, pengawetan, dan
Sumber-sumber nilai tambah dapat diperoleh dari pemanfaatan faktor-faktor produksi (tenaga kerja, modal, sumberdaya alam dan manajemen). Karena itu, untuk menjamin agar proses produksi terus berjalan secara efektif dan efisien maka nilai tambah yang diciptakan perlu didistribusikan secara adil. Analisis nilai tambah merupakan metode perkiraan sejauh mana bahan baku yang mendapat perlakuan mengalami perubahan nilai (Hardjanto, 1993). Menurut Hayami, et all (1987), analisis nilai tambah pengolahan produk pertanian dapat dilakukan dengan cara sederhana, yaitu melalui perhitungan nilai tambah per kilogram bahan baku untuk satu kali pengolahan yang menghasilkan produk tertentu. Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai tambah untuk pengolahan dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu faktor teknis dan faktor pasar. Faktor teknis
Besarnya nilai tambah tergantung dari teknologi yang digunakan dalam proses produksi dan adanya perlakuan lebih lanjut terhadap produk yang dihasilkan. Suatu perusahaan dengan teknologi yang baik akan menghasilkan produk dengan kualitas yang lebih baik pula, sehingga harga produk akan lebih tinggi dan akhirnya akan memperbesar nilai tambah yang diperoleh (Suryana, 1990). Susu Kedelai
Susu kedelai akhir-akhir ini telah banyak
dikenal sebagai susu alternatif
pengganti susu sapi. Hal ini dikarenakan susu kedelai mempunyai kandungan protein yang cukup tinggi dengan harga relatif lebih murah jika dibanding dengan sumber protein lainnya. Untuk meningkatkan kandungan gizinya, susu kedelai dapat diperkaya dengan vitamin dan mineral yang dibutuhkan tubuh kita. Susu
mencerna makanan yang berlemak. Untuk lebih jelasnya, kandungan zat pada susu kedelai dan susu sapi dapat dilihat pada Tabel sebagai berikut : Tabel 3. Perbandingan Komposisi Kandungan Berbagai Jenis Zat dalam Susu Kedelai dan Susu Sapi Komposisi
Susu Kedelai
Air (%) Kalori (kkal) Protein Prote in (%) Karbohidrat (%) Lemak (%) Vit.B1 (%) Vit.A (%) Kalsium (mg) Fosfor (mg) Besi (mg) Sumber : Departemen Kesehatan Kesehatan RI (2010) (2010)
88,60 52,99 4,40 3,80 2,50 0,04 0,02 15 49 1,2
Susu Sapi
88,33 61,00 3,2 4,3 3,5 0,03 1,00 143,00 60,00 1,70
Susu kedelai merupakan minuman yang bergizi tinggi, terutama karena
menerangkan sifat hubungan diantara tingkat produksi yang akan di capai dengan jumlah faktor-faktor produksi yang digunakan digunakan (Sukirno, 1996).
Menurut Agung (2008), secara umum istilah ”produksi” diartikan sebagai penggunaan atau pemanfaatan sumberdaya yang mengubah suatu komoditas komoditas menjadi komoditas lainnya yang sama sekali berbeda, baik dalam pengertian apa, di mana atau kapan komoditas-komoditas itu dialokasikan, maupun dalam pengertian apa yang dapat dikerjakan oleh konsumen terhadap komoditas itu. Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Perkaitan diantara faktor-faktor produksi dan tingkat produksi yang diciptakannya dinamakan fungsi produksi. Faktor-faktor produksi dapat dibedakan kepada empat
Fungsi produksi adalah abstraksi yang menggambarkan suatu proses produksi. Fungsi produksi adalah sebuah deskripsi matematis atau kuantitatif dari berbagai macam kemungkinan-kemungkinan produksi teknis yang dihadapi oleh suatu perusahaan (Beattie dan Taylor, 1996). Pengolahan Komoditas Pertanian
Pengolahan sebagai salah satu subsistem dalam agribisnis merupakan suatu alternatif terbaik untuk dikembangkan. Dengan kata lain, pengembangan pengembangan industri pengolahan diperlukan guna t erciptanya keterkaitan keterka itan antar sektor pertanian dengan de ngan sektor industri. Industri pengolahan akan memiliki kemampuan yang baik jika kedua sektor tersebut di atas memiliki keterkaitan yang sangat erat, baik keterkaitan ke depan (forward linkage) maupun ke belakang (backward (backward linkage).
Tetapi kebanyakan petani langsung menjual hasil pertaniannya karena ingin mnedapat uang kontan yang cepat. Karena itu penanganan pasca panen tidak diperhatikan sehingga tidak diperoleh nilai tambah oleh petani, bahkan nilai hasil pertanian itu sendiri menjadi rendah. Sedangkan bagi pengusaha ini menjadi kegiatan utama, karena dengan pengolahan yang baik maka nilai tambah barang pertanian meningkat sehingga mampu menerobos pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri. 2. Kualitas Hasil Salah satu tujuan dari hasil pertanian adalah meningkatlan kualitas. Dengan kualitas yang lebih baik, maka nilai barang menjadi lebih tinggi dan kebutuhan konsumen menjadi terpenuhi. Perbedaan kualitas bukan saja menyebabkan adanya
petani mengolah sendiri hasil pertaniannya ini untuk mendapatkan kualitas hasil penerimaan atau total keuntungan yang lebih besar. Dari proses pengolahan komoditas pertanian akan diperoleh nilai tambah. Pengertian nilai tambah (value added) adalah pertambahan nilai sutu produk atau komoditas karena mengalami proses pengolahan, pengangkutan, ataupun penyimpanan dalam suatu produksi. Dalam proses pengolahan nilai t ambah dapat didefenisikan sebagai selisih antara nilai produk dengan nilai bahan baku dan input lainnya, tidak termasuk tenaga kerja ( Hayami et al, 1987). Adapun tujuan pengolahan hasil (agroindustri) antara lain adalah : 1. Mengawetkan (preserving) bagi hasil pertanian yang mudah rusak dan mudah busuk.
digemari oleh masyarakat adalah susu kedelai. Karena susu kedelai merupakan minuman berprotein yang tinggi pengganti susu sapi. Dalam proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai ditemukan beberapa masalah atau kendala seperti fluktuasi harga kedelai di pasaran, ketidakpastian pasokan bahan baku, teknologi pengolahan yang seder hana, kurangnya modal dan pemasarannya yang masih terbatas. Dari hasil olahan, kemudian dihitung besarnya nilai tambah dari output dengan memperhatikan berbagai komponen penting dalam pengolahan yaitu : nilai output, biaya bahan baku, dan biaya penunjang lainnya yang menjadi penentu besarnya nilai tambah yang dihasilkan. Hasil perhitungan nilai tambah yang didapat kemudian dianalisis dengan rumus tertentu untuk ditentukan apakah tergolong
Kedelai
Upaya-upaya yang dapat dilakukan
Agroindustri Susu Kedelai
Kendala-kendala dalam Agroindustri Susu Kedelai
Susu Kedelai Penjualan Penerimaan
Nilai Tambah
Biaya-biaya yang harus dihitung : -Biaya Bahan Baku -Biaya Penunjang lainnya
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan landasan teori yang dibuat, maka hipotesis dari penelitian ini adalah : 1.
Proses pengolahan kedelai
menjadi susu kedelai yang dilakukan masih
tergolong sederhana. 2. Nilai tambah yang dihasilkan dari proses pengolahan kedelai menjadi susu kedelai pada usaha industri rumah tangga di daera h penelitian masih rendah.
METODOLOGI PENELITIAN
Metode Penentuan Daerah Penelitian
Daerah penelitian ditentukan secara Purpossive (disengaja), yaitu
di daerah-
daerah tempat berdirinya usaha industri rumah tangga ( home industry) yang mengadakan pengolahan terhadap kedelai menjadi susu kedelai di Kota Medan, yaitu di : Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Area, Kecamatan
Medan Sunggal, dan
Kecamatan Medan Tembung. Metode Pengambilan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah pengusaha pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai yang ada di Kota Medan. Pengambilan sampel dilakukan
Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil wawancara langsung dengan responden, yaitu pengusaha susu kedelai dengan mempergunakan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu sesuai dengan tujuan dan kebutuhan penelitian. Sedangkan data sekunder merupakan data pelengkap yang bersumber dari berbagai instansi terkait seperti Kantor Kelurahan, Badan Pusat Statistik, Dinas Perindustrian dan Perdagangan serta literatur yang terkait. Metode Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini terlebih dahulu ditabulasi kemudian diolah secara manual, lalu dijabarkan dan dianalisis dengan metode analisis yang
Untuk hipotesis yang kedua yaitu untuk melihat berapa besar nilai tambah dari proses pengolahan kacang kedelai sampai menjadi susu kedelai maka digunakan rumus perhitungan nilai tambah dari metode Hayami, yaitu : NT = NP – (NBB + NBP)
Keterangan : NT
= Nilai Tambah (Rp/Kg)
NP
= Nilai Produk Olahan (Rp/Kg)
NBB
= Nilai bahan Baku (Rp/Kg)
NBP
= Nilai Bahan Penunjang (Rp/Kg)
(Suryana, 1990). Kriteria ujinya yaitu : Jika Rasio nilai tambah > 50 % maka nilai tambah tergolong tinggi
Defenisi
1. Usaha pengolahan kedelai dalam penelitian ini adalah usaha yang melakukan pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai. 2. Susu Kedelai adalah susu yang terbuat dari kedelai. Susu kedelai diperoleh dengan cara penggilingan biji kedelai yang telah direndam dalam air. 3. Input adalah bahan baku utama yang dibutuhkan dalam satu kali proses produksi yang dihitung dalam satuan kg. 4. Output adalah jumlah susu kedelai yang dihasilkan dalam satu kali proses produksi dihitung dalam satuan kg. 5. Harga input adalah rata-rata harga beli bahan baku (kacang kedelai) di daerah penelitian. 6. Harga Output adalah rata-rata harga jual output (susu kedelai) di daerah
11. Rasio nilai tambah menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai output dan dinyatakan dalam persen (%). Batasan Operasional
1. Daerah penelitian adalah kecamatan-kecamatan di Kota Medan yang terdapat usaha pengolahan susu kedelai, yang terdiri dari Kecamatan Medan Johor, Kecamatan Medan Amplas, Kecamatan Medan Helvetia, Kecamatan Medan Area, Kecamatan Medan Sunggal, dan Kecamatan Medan Tembung. 2. Sampel dalam penelitian ini adalah pemilik usaha industri rumah tangga (home industry) yang hanya memproduksi susu kedelai.
3. Skala usaha dalam penelitian ini adalah skala Rumah Tangga. 4. Waktu penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2013.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Deskripsi Daerah Penelitian Letak Geografis Kota Medan dan Lingkup Wilayah Penelitian
Letak geografis Kota Medan pada kisaran 3° 30' – 3° 43' LU dan 98° 35' - 98° 44' BT dengan ketinggian 2,5 - 37,5 m dpl , serta memiliki luas wilayah sebesar 265,10 Km² (26.510 Ha). Secara administratif, Kota Medan terdiri dari 21 Kecamatan dan 151 Kelurahan serta memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
Utara
: Kabupaten Deli Serdang dan Selat Malaka
Selatan
: Kabupaten Deli Serdang
Barat
: Kabupaten Deli Serdang
Tabel 5. Luas Wilayah dan Rasio terhadap Luas Kota Medan
1
Medan Tuntungan
20,68
Rasio terhadap Luas Kota Madya (%) 7,80
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17
Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area Medan Kota Medan Maimun Medan Polonia Medan Baru Medan Selayang Medan Sunggal Medan Helvetia Medan Petisah Medan Barat Medan Timur Medan Perjuangan Medan Tembung
14,58 11,19 9,05 5,52 5,27 2,98 9,01 5,84 12,81 15,44 13,16 6,82 5,33 7,76 4,09 7,99
5,50 4,22 3,41 2,08 1,99 1,12 3,40 2,20 4,83 5,82 4,96 2,57 2,01 2,93 1,54 3,01
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Km²)
Kepadatan Penduduk
Jumlah penduduk Kota Medan tahun 2011 sebanyak 2.117.224 jiwa, jika dibandingkan dengan lahan seluas 265,10 Km² dapat digambarkan kepadatan penduduk
Kota
Medan
adalah
sebanyak
7.987
jiwa/Km².
Angka
ini
menggambarkan bahwa setiap 1 Km² terdapat 7.987 jiwa. Secara rinci, kepadatan penduduk Kota Medan menurut Kecamatan dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk Kota Medan Tahun 2011
1
Medan Tuntungan
20,68
Jumlah Penduduk (Jiwa) 81.798
2 3 4 5
Medan Johor Medan Amplas Medan Denai Medan Area
14,58 11,19 9,05 5,52
125.456 115.543 141.866 96.647
No
Kecamatan
Luas Wilayah (Km²)
Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km²) 3.955
8.605 10.326 15.676 17.509
dengan jumlah penduduk yang ada. Sedangkan kepadatan penduduk paling rendah adalah Kecamatan Medan Labuhan yaitu sebesar 3.063 Jiwa/Km², padahal Kecamatan Medan Labuhan merupakan Kecamatan yang memiliki wilayah terluas diantara kecaman-kecamatan lainnya di Kota Medan. Hal ini menunjukkan bahwa wilayah yang dimiliki oleh Kecamatan Me dan Labuhan relatif sangat besar jika dibandingkan dengan jumlah penduduk yang menempatinya. Kota Medan Secara Ekonomi
Pada hakekatnya pembangunan ekonomi daerah adalah serangkaian usaha dan kebijakan yang bertujuan meningkatkan taraf hidup masyarakat, memperluas lapangan kerja dan pemerataan pembagian pendapatan masyarakat. Kinerja pembangunan ekonomi daerah mempunyai peranan yang amat penting karena
Tabel 7. Struktur Perekonomian Kota Medan 2009-2011 No
1 2
Kelompok Sektor
Pertanian Pertambangan
Primer
3 4 5
Industri Listrik, Gas dan Air Bangunan
Sekunder
6 7 8 9 Tersier
Perdagangan Pengangkutan Keuangan Jasa
Kontribusi Terhadap PDRB (%) 2009
2010
2011
2,815 0,004
2,773 0,004
2,671 0,003
2,819
2,778
15,96 1,75 9,54
14,89 1,706 9,498
14,97 1,698 9,782
27,263
26,096
26,454
25,916 19,082 14,625 10,292
26,741 19,958 13,797 10,626
26,924 18,948 14,274 10,723
71,125
70,870
69,917
2,674
Kota Medan Secara Sosial
Kondisi sosial yang terbagi atas pendidikan, kesehatan, kemiskinan, keamanan dan ketertiban, agama dan lainnya merupakan faktor penunjang dan penghambat bagi pertumbuhan ekonomi Kota Medan. IPM (Indeks Pembangunan Masyarakat) Kota Medan mengalami peningkatan selama masa waktu 2007-2010 dimana mengindikasikan bahwa tingkat kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat cenderung semakin membaik. Selain itu, peningkatan ini juga meningkatkan daya beli dan pendapatan masyarakat sehingga mampu meningkatkan derajat kesehatan dan tingkat pendidikan yang ditandai dengan bertambahnya usia harapan hidup, rata-rata lama bersekolah dan meningkatnya konsumsi (daya beli) perkapita masyarakat Kota Medan. Berikut
Karakteristik Responden
Karakteristik responden dalam penelitian ini meliputi umur, tingkat pendidikan, jumlah tanggungan, lama berusaha dan luas gedung usaha. Secara rinci, karakteristik responden pengolah susu kedelai dapat dilihat pada T abel 9. Table 9. Karakteristik Responden Pembuat Susu Kedelai Karakteristik Sampel
Satuan
Rataan
Range
Umur
Tahun
46,2
24-60
Tingkat Pendidikan
Tahun
12,3
0-16
Jumlah Tanggungan
Jiwa
1,8
0-3
Tahun
5
3-11
41
20-75
Lama Berusaha Luas Gedung Usaha
Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 1), 2013
Sistem Produksi Usaha Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai
Dalam melakukan sistem produksi susu kedelai, ada beberapa hal yang perlu diketahui antara lain : penggunaan bahan baku, penggunaan modal investasi dan operasional serta penggunaan tenaga kerja. Penggunaan Bahan Baku
Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara dengan responden di daerah penelitian, diketahui bahwa bahan baku untuk membuat susu kedelai yaitu kacang kedelai cukup tersedia sesuai dengan kebutuhan. Namun, sebagian besar bahan baku yang digunakan dalam proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian berasal dari impor. Hal ini dikarenakan oleh kurang tersedianya kedelai lokal untuk memenuhi kebutuhan pengusaha secara rutin. Kedelai lokal hanya tersedia
Tabel 10 di atas memperlihatkan bahwa rata-rata frekuensi pengolahan kedelai menjadi susu kedelai yang dilakukan responden di daerah penelitian adalah 6,2 hari (4-7 hari)/minggu, 25,8 hari (16-30 hari)/bulan, dan 309,6 hari (192-360 hari)/tahun. Sedangkan rata-rata jumlah penggunaan kedelai untuk memproduksi susu kedelai di daerah penelitian adalah 5,8 Kg perharinya. Penggunaan Modal Investasi
Setiap
kegiatan
dalam
proses
produksi,
mutlak
membutuhkan
modal.
Ketersediaan modal yang mencukupi dalam menjalankan suatu usaha sangat diperlukan demi keberlangsungan usaha yang dijalankan. Besar atau kecilnya modal yang dibutuhkan, bergantung pada skala usahanya. Semakin besar skala usaha yang dijalankan, semakin besar pula modal yang dibutuhkan. Demikian
Tabel 11. Rata-Rata Modal Investasi pada Usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Investasi Mesin Giling/Blender Ember/Baskom Panci Rebusan Sendok aduk Saringan/Kain Saring Tong Rendaman Lemari Pendingin Kompor/Kompor Gas Cangkir/Gelas
Jumlah Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 3), 2013
Harga 1.047.000 44.700 69.500 13.750 7.100 42.000 1.980.000 541.000 3.900 3.748.950
Penggunaan Tenaga Kerja
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam sebuah proses produksi.
Tabel 12. Rata-Rata Penggunaan Tenaga Kerja dalam usaha Pengolahan Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013 Uraian
Frekuensi Pembuatan Susu Penggunaan Tenaga Kerja Kedelai (Hari) (HKP) 1,69 Per Hari 10,5 Per Minggu 6,2 43,60 Per Bulan 25,8 523,2 Per Tahun 309,6 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 4), 2013
Dalam proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian, sumber tenaga kerja yang digunakan berasal dari dalam keluarga. Untuk satu kali produksi per harinya dibutuhkan tenaga kerja sebesar 1,69 HKP. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa ketersediaan tenaga kerja di daerah penelitian cukup tersedia.
Proses Pembuatan Susu Kedelai
Ada 2 jenis metode proses/tahapan dalam pembuatan susu kedelai yang di lakukan di daerah penelitian. Perbedaannya terletak pada saat proses setelah penggilingan. Sebagian responden langsung menyaring kedelai yang sudah digiling, dan sebagian lagi melakukan penambahan air, baru kemudian memasaknya. Secara lengkap proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian dapat digambarkan dalam kerangka sebagai berikut :
1. Pencucian I
2. Perendaman
Berikut adalah penjelasan dari kerangka tahapan dalam membuat susu kedelai di daerah penelitian : 1. Pencucian I Proses pertama yang dilakukan dalam pengolahan kedelai menjadi susu kedelai adalah pencucian kacang kedelai. Kacang kedelai dicuci sampai bersih untuk mengeluarkan kotoran-kotoran yang terikut ke dalam kacang kedelai. Bahan yang digunakan dalam penucian ini adalah cukup dengan air tanpa ada penambahan bahan-bahan lainnya. 2. Perendaman Kedelai direndam sampai air rendamannya meresap ke dalam kacang, agar mudah dalam proses penggilingan serta pati yang dihasilkan dari kacang kedelai akan lebih banyak. Perendaman ini dilakukan selama kurang lebih 8
4. Pencucian II Setelah kacang kedelai direbus sampai mengembang dan lunak, maka langkah selanjutnya adalah pencucian yang ke II. Tetapi sebelum dilakukan pencucian yang ke II, kacang kedelai yang baru selesai direbus tersebut harus didinginkan terlebih dahulu selama kurang lebih 15 menit. Setelah dingin barulah kedelai dicuci untuk kedua kalinya. Pada proses pencucian yang kedua ini, kacang kedelai dicuci untuk membuang kulit kedelai yang sudah terkelupas pada saat perebusan, sehingga memudahkan dalam proses penggilingan. 5. Penggilingan Kacang kedelai digiling sampai halus dan patinya keluar. Alat yang digunakan untuk proses penggilingan ini di daerah penelitian adalah blender atau ada
b. Penambahan Air Untuk metode II, kacang kedelai yang sudah digiling, kemudian diberi penambahan air. Penambahan air ini disesuaikan dengan kebutuan dan jumalh kacang kedelai yang akan diproduksi menjadi susu kedelai. 7. Pemasakan Dari proses penyaringan tersebut dihasilkanlah sari pati kedelai yang biasa kita sebut dengan nama susu kedelai. Selanjutnya, susu kedelai ini dimasak lagi selama kurang lebih 10-15 menit. Dalam pemasakan ini, bahan yang ditambahkan adalah gula, garam, vanili, dan daun pandan. Alat yang digunakan dalam proses pemasakan ini adalah panci dan kompor. Pada saat pemasakan ini, susu kedelai harus terus diaduk sampai mendidih. Setelah mendidih atau kurang lebih 10-15 menit dimasak, susu kedelai sudah siap
dengan bobot susu kedelai yang akan dijual per bungkusnya. Ada yang berbobot 1,2 ons perbungkus, ada yang 1,3 ons, 1,5 ons dan yang terbesar adalah 2 ons per bungkus. Untuk lebih mengetahui proses pembuatan susu kedelai, berikut disajikan dokumentasi dari proses pembuatan susu kedelai.
Pencucian I Kacang Kedelai
Perendaman Kacang Kedelai
Pemasakan Susu Kedelai
Pengemasan Susu Kedelai
Gambar 3. Dokumentasi Proses Pembuatan Susu Kedelai
Dari wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden, didapati bahwa sebagian besar sampel masih menggunakan alat-alat yang sederhana dan tidak berkapasitas tinggi atau belum menggunakan peralatan yang canggih dalam proses pembuatan susu kedelai di daerah penelitian seperti yang terlihat pada
Nilai Tambah yang Diperoleh dari Pengolahan Kacang Kedelai
Nilai tambah merupakan pertambahan nilai yang terjadi karena suatu komoditi mengalami proses pengolahan, pengangkutan, dan penyimpanan dalam suatu proses produksi (penggunaan/pemberian input fungsional). Besarnya nilai tambah dipengaruhi oleh faktor teknis dan faktor nonteknis. Informasi yang diperoleh dari hasil analisis nilai tambah adalah besarnya nilai tambah, rasio nilai tambah dan balas jasa yang diterima oleh pemilik-pemilik faktor produksi (Sudiyono, 2004). Metode analisis yang digunakan untuk mengetahui nilai tambah yang diperoleh dari pengolahan kacang kedelai sehingga menjadi susu kedelai adalah metode perhitungan nilai tambah model Hayami. Namun, penulis hanya mengambil rumus dari metode Hayami tersebut untuk menghitung besarnya nilai tambah dan
Input dan Output
Input adalah penjumlahan bahan baku yang digunakan selama satu periode produksi untuk diproses sampai menjadi susu kedelai dan dikur dengan satuan Kg bahan baku. Output adalah penjumlahan produk/output yang dihasilkan selama satu periode produksi
yang diukur dalam satuan Kg produk. Rata-rata
penggunaan bahan baku (input) dan Output yang dihasilkan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 13. Tabel 13.Rata-Rata Penggunaan Input dan Output yang dihasilkan di Daerah Penelitian Tahun 2013 Uraian
Per Hari Per Minggu Per Bulan
Penggunaan Bahan Baku/Input (Kg) 5,8 37,4 156,4
Output/Produk yang Dihasilkan (Kg) 21,712 139,18 581,64
dan sebagainya. Secara rinci biaya bahan penunjang (sumbangan input lain) pada pembuatan susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 14. Tabel 14. Input Lain yang Digunakan dalam Pengolahan Susu Kedelai No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Uraian
Gula Garam Vanili Daun Pandan Air Plastik Karet Bahan Bakar (M.Lampu/Gas) Bensin Listrik
Biaya (Rp) 47.730 421 1.700 3.000 3.000 9.709 2.220 9.685 8.500 5.256,8
Total 91.221,8 Penggunaan Bahan Baku (Kg) 5,8 Sumbangan Input Lain (Rp/Kg) 15.727,9 Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 5,6,7,8,9,1011,12,13,14), 2013
Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan Rasio Nilai Tambah
Secara rinci harga input, harga output, nilai output, nilai tambah dan rasio nilai tambah susu kedelai dapat dilihat pada Tabel 15. Tabel 15. Harga Input, Harga Output, Nilai Output, Nilai Tambah dan Rasio Nilai Tambah Susu Kedelai di Daerah Penelitian Tahun 2013 No Uraian 1 Harga Input 2 Harga Output 3 Nilai Output 4 Nilai Tambah 5 Rasio Nilai Tambah Sumber : Analisis Data Primer (Lampiran 15), 2013
Nilai (Rp/Kg) 8.650 12.700 46.990 22.612 48,2 %
Rata-rata harga input (bahan baku) di daerah penelitian adalah sebesar Rp. 8.650.
Besarnya nilai tambah yang didapat dari perhitungan sejalan dengan besarnya rasio nilai tambah terhadap nilai outputnya. Rasio nilai tambah ini didapat dari pembagian antara nilai tambah dengan nilai output yang dinyatakan dalam persen (%). Rasio nilai tambah ini menunjukkan persentase nilai tambah dari nilai output, artinya jika rasio nilai tambah > 50% maka nilai tambah lebih besar dari pada nilai output dan nilai tambah tergolong tinggi, sedangkan jika rasio nilai tambah ≤ 50%, maka nilai tambah yang dihasilkan lebih kecil dari nilai outputnya dan nilai tambah tergolong rendah. Rasio nilai tambah yang diperoleh dalam pengolahan susu kedelai ini adalah 48,2 %. Secara matematis rasio nilai tambah pengolahan susu kedelai yaitu sebagai berikut : .
100%
48 2 %
Berbagai Kendala dan Upaya dalam Usaha Pengolahan Kedelai Menjadi Susu Kedelai di Daerah Penelitian
Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti dengan responden di daerah penelitian, maka didapatlah beberapa kendala dalam usaha pengolahan susu kedelai ini di daerah penelitian yaitu : 1. Proses pengolahan yang masih menggunakan alat yang sederhana. Sebagian
besar
pengusaha
menggunakan blender
susu
kedelai
di
daerah
penelitian
masih
dalam proses pembuatan susu kedelai. Hal ini
meyebabkan kurang efektifnya waktu pemproduksian susu kedelai, karena blender hanya memiliki kapasitas penggilingan yang relatif sedikit jika dibandingkan dengan mesin penggiling kedelai. Penggilingan kedelai dengan menggunakan blender membutuhkan waktu hingga 30-40 menit per kg kacang
modal yang terbatas juga proses pembuatan susu kedelai yang masih menggunakan alat sederhana seperti yang telah dijelaskan sebelumnya karena keterbatasan modal untuk membeli peralatan yang lebih bisa menunjang usaha mereka. Modal yang mereka gunakan untuk usahanya ada yang bersumber dari tabungan/modal sendiri, ada yang dari pinjaman kepada keluarga/kerabat dan sebagainya. 3. Pemasaran yang masih terbatas Jangkauan pemasaran yang masih terbatas pada daerah-daerah sekitar menyebabkan
penjualan
susu
kedelai
tersebut
juga
tidak
mengalami
peningkatan secara signifikan. Pemasaran hanya sampai di lingkungan terdekat dari pengusaha/pembuat susu kedelai. Selain itu, karena pemasaran yang masih
Dengan permodalan yang cukup, mereka juga bisa memperbaiki kualitas produk mereka baik dari variasi rasa, tampilan maupun kemasan dan bisa juga di beri labeling. Dengan seperti itu, konsumen lebih tertarik untuk membeli produknya.
Sehingga produksi meningkat, penjualan juga meningkat, keuntungan yang diperoleh juga meningkat. Tidak hanya itu, kualitas produk yang meningkat juga akan meningkatkan nilai tambah dari produk tersebut.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Proses pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai pada skala industri rumah tangga di daerah penelitian masih tergolong sederhana. 2. Nilai tambah (value added ) yang dihasilkan dari pengolahan kacang kedelai menjadi susu kedelai pada skala industri rumah tangga di daerah penelitian masih rendah. 3. Kendala-kendala yang terdapat dalam usaha pengolahan susu kedelai pada skala industri rumah tangga di daerah penelitian yaitu proses pengolahan yang masih menggunakan alat yang sederhana, keterbatasan modal dan pemasaran yang masih terbatas.
Kepada Pemerintah Dengan mempertimbangkan modal investasi awal yang dikeluarkan oleh pengusaha susu kedelai cukup besar, maka pemerintah diharapkan dapat memfasilitasi para pengusaha susu kedelai skala industri rumah tangga dalam hal akses permodalan pengembangan usaha, antara lain berupa : Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit investasi, modal kerja lainnya. Untuk meningkatkan kualitas dan jaminan ketersediaan bahan baku secara lokal, pemerintah diharapkan membina petani kedelai untuk bekerja sama dengan usaha pengolahan kedelai melalui pola kemitraan. Kepada Peneliti Selanjutnya Agar melakukan penelitian yang lebih terperinci tentang pendapatan riil
DAFTAR PUSTAKA Adisarwanto, T. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta. Agung, I.G.N.,N.H.A. Pasay, Sugiharto. 2008. Teori Ekonomi Mikro, Suatu Analisis Produksi Terapan. PT. raja Grafindo. Jakarta. Badan Ketahanan Pangan Sumatera Utara. 2013. Bagian Konsumsi Pangan. Medan Badan Pusat Statistik Sumatera Utara. 2007. Direktori Industri Pengolahan. Medan. Baroh, I. 2007. Analisis Nilai Tambah dan Distribusi Keripik Nangka Studi Kasus pada Agroindustri Keripik Nangka di Lumajang. LP UMM. Malang. Beattie, B.R. dan C.R. Taylor. 1996. Ekonomi Produksi. UGM Press. Yogyakarta. Cahyadi, W. 2007. Kedelai Khasiat dan Teknologi. Bumi Aksara. Jakarta. Direktorat Gizi Departemen Kesehatan RI. 2010. Daftar Komposisi Bahan Makanan. Jakarta.
Soekartawi (a). 1999. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. _________(b). 2000. Pengantar Agroindustri. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Sudiyono, A. 2004. Pemasaran Pertanian. UMM Press. Malang Sukirno, S. 1996. Pengantar Mikroekonomi. Edisi Kedua. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta. Suprapto (a). 2001. Bertanam Kedelai. Penerbit Swadaya. Jakarta. ________(b). 2006. Proses Pengolahan dan Nilai Tambah. Penebar Swadaya. Jakarta. Suryana, A. 1990. Diversifikasi Pertanian dalam Proses Mempercepat Laju Pembangunan Nasional. Pustaka Sinar Harapan. Jakarta.
Lampiran 1. Karakteristik Pengusaha Susu Kedelai Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Umur (Tahun)
24 28 60 60 53 48 55 24 54 56 462 46,2
Lama Pendidikan
Jumlah Tanggungan
Lama Berusaha
(Tahun) 16 16 6 9 9 12 15 16 12 12 123 12,3
(Jiwa) 0 1 3 2 2 3 2 0 2 3 18 1,8
(Tahun) 4 3 3 4 3 7 5 3 11 7 50 5
Luas Gedung Usaha (m²)
30 20 36 24 40 75 60 30 50 45 410 41
Lampiran 2. Biaya Bahan Baku dalam Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Kedelai (Kg)
Sampel
Hari
6 3 4 5 3 8 10 2 12 5 58 5,8
Minggu 36 18 28 35 12 56 60 10 84 35 374 37,4
Bulan Tahun 144 1.728 72 864 120 1.440 150 1.800 48 576 240 2.880 240 2.880 40 480 360 4.320 150 1.800 1.564 18.768 156,4 1.876,8
Harga Total Harga Beli Kedelai (Rp) Kedelai (Rp/Kg) Hari Minggu Bulan Tahun 12.000 72.000 432.000 1.728.000 20.736.000 8.500 25.500 153.000 612.000 7.344.000 8.500 34.000 238.000 1.020.000 12.240.000 8.000 40.000 280.000 1.200.000 14.400.000 8.500 25.500 102.000 408.000 4.896.000 8.000 64.000 448.000 1.920.000 23.040.000 8.500 85.000 510.000 2.040.000 24.480.000 8.000 16.000 80.000 320.000 3.840.000 8.000 6.000 672.000 2.880.000 34.560.000 8.500 42.500 297.500 1.275.000 15.300.000 86.500 500.500 3.212.500 12.203.000 140.100.000 8.650 50.050 321.250 1.220.300 14.010.000
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 11 1,1
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 3.000.000 3.000.000 150.000 150.000 2.000.000 2.000.000 200.000 200.000 240.000 240.000 180.000 360.000 2.000.000 2.000.000 255.000 255.000 2.000.000 2.000.000 265.000 265.000 10.290.000 10.470.000 1.029.000 1.047.000
Mesin Giling/Blender Umur Ekonomis Biaya Penyusutan (Rp) (Tahun) Nilai Hari Minggu Bulan Tahun Akhir 50.000 5 1.638,9 12.291,6 49.166,6 590.000 5.000 2 201,4 1.510,4 6.041,6 72.500 50.000 5 1.083,3 8.125 32.500 390.000 10.000 2 270,8 1.979,2 7.916,7 95.000 5.000 2 326,4 2.447,9 9.791,7 117.500 5.000 2 493,1 3.697,9 14.791,6 177.500 50.000 5 1.083,3 8.125 32.500 390.000 15.000 2 333,3 2.500 10.000 120.000 50.000 5 1.083,3 8.125 32.500 390.000 10.000 2 354,2 2.656,3 10.625 127.500 250.000 32 6868 51.458,3 205.833,2 2.470.000 25.000 3,2 686,8 5.145,83 20.583,32 247.000
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai ( Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 3 2 2 2 1 2 3 1 5 2 23 2,3
Harga Total Nilai (Rp) Harga (Rp) Akhir 10.000 30.000 0 15.000 30.000 0 7.500 15.000 0 15.000 30.000 0 15.000 15.000 0 15.000 30.000 0 50.000 150.000 0 7.000 7.000 0 20.000 100.000 0 20.000 40.000 0 174.500 447.000 0 17.450 44.700 0
Ember Umur Ekonomis (Tahun)
Hari
0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 0,5 5 0,5
166,67 166,67 83,3 166,67 83,3 166,67 833,3 38,9 555,6 222,2 2.483,3 248,33
Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun
1.250 5.000 1.250 5.000 625 2.500 1.250 5.000 625 2.500 1.250 5.000 6.250 25.000 291,7 1.166,7 4.166,7 16.667 1.666,7 6.666,7 18.625,1 74.500,4 1.862,51 7.450,04
60.000 60.000 30.000 60.000 30.000 60.000 300.000 14.000 200.000 80.000 894.000 89.400
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 2 1 1 1 1 2 2 1 2 2 15 1,5
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 50.000 100.000 50.000 50.000 50.000 50.000 35.000 35.000 50.000 50.000 50.000 100.000 50.000 100.000 40.000 40.000 50.000 100.000 35.000 70.000 174.500 695.000 17.450 69.500
Panci Rebusan Umur Ekonomis Biaya Penyusutan (Rp) (Tahun) Nilai Hari Minggu Bulan Akhir 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 0 1 138,9 1.041,7 4.166,7 0 1 138,9 1.041,7 4.166,7 0 1 97,22 729,2 2.916,7 0 1 138,9 1.041,7 4.166,7 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 0 1 111,1 833,3 3.333,3 0 1 277,8 2.083,3 8.333,3 0 1 194,4 1.458,3 5.833,3 0 10 1.930,6 14.479,1 57.916,6 0 1 193,06 1.447,91 5.791,66
Tahun
100.000 50.000 50.000 35.000 50.000 100.000 100.000 40.000 100.000 70.000 695.000 69.500
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 2 1 1 1 1 2 1 1 2 2 14 1,4
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 10.000 20.000 8.000 8.000 7.500 7.500 10.000 10.000 16.500 16.500 12.000 24.000 8.500 8.500 7.000 7.000 10.000 20.000 8.000 16.000 97.500 137.500 9.750 13.750
Sendok Aduk Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Akhir 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 5 0 0,5
Hari
111,1 44,4 41,7 55,6 91,7 133,3 47,2 38,9 111,1 88,9 763,9 76,39
Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun
833,3 333,3 312,5 416,7 687,5 1.000 354,2 291,7 833,3 666,7 5.729,2 572,92
3.333,3 1.333,3 1.250 1.666,7 2.750 4.000 1.416,7 1.166,7 3.333,3 2.666,7 22.916,7 2.291,67
40.000 16.000 15.000 20.000 33.000 48.000 17.000 14.000 40.000 32.000 275.000 27.500
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 6.000 6.000 8.000 8.000 7.500 7.500 5.000 5.000 6.500 6.500 7.000 7.000 8.500 8.500 7.000 7.000 7.500 7.500 8.000 8.000 71.000 71.000 7.100 7.100
Saringan/Kain Saring Umur Ekonomis Biaya Penyusutan (Rp) (Tahun) Nilai Hari Minggu Bulan Tahun Akhir 0 0,5 33,3 250 1.000 12.000 0 0,5 44,4 333,3 1.333,3 16.000 0 0,5 41,7 312,5 1.250 15.000 0 0,5 27,8 208,3 833,3 10.000 0 0,5 36,1 270,3 1.083,3 13.000 0 0,5 38,9 291,7 1.166,7 14.000 0 0,5 47,2 354,2 1.416,7 17.000 0 0,5 38,9 291,7 1.166,7 14.000 0 0,5 41,7 312,5 1.250 15.000 0 0,5 44,4 333,3 1.333,3 16.000 0 5 394,4 2.857,8 11.833,3 142.000 0 0,5 39,44 285,78 1.183,33 14.200
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 1 1 1 1 1 1 2 1 2 1 12 1,2
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 50.000 50.000 55.000 55.000 30.000 30.000 20.000 20.000 50.000 50.000 15.000 15.000 45.000 90.000 30.000 30.000 25.000 50.000 30.000 30.000 350.000 420.000 35.000 42.000
Tong Rendaman Umur Ekonomis Biaya Penyusutan (Rp) (Tahun) Nilai Hari Minggu Bulan Tahun Akhir 3.000 3 261,1 326,4 1.305,6 15.667 3.000 3 288,9 361,1 1.444,4 17.333 3.000 3 150 187,5 750 9.000 2.000 3 100 125 500 6.000 3.000 3 261,1 326,4 1.305,6 15.667 1.000 3 77,8 97,2 388,9 4.666,7 3.000 3 483,3 604,2 2.416,7 29.000 3.000 3 150 187,5 750 9.000 3.000 3 261,1 326,4 1.305,6 15.667 3.000 3 150 187,5 750 9.000 27.000 30 2.183,3 2.729,2 10.916,8 130.999,7 2.700 3 218,33 272,92 1.091,68 13.099,97
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
Harga (Rp) 2.500.000 1.200.000 2.000.000 1.800.000 3.000.000 1.500.000 2.000.000 2.300.000 2.000.000 1.500.000 19.800.000 1.980.000
Kulkas/Lemari Pendingin Umur Ekonomis (Tahun) Total Nilai Hari Harga (Rp) Akhir 2.500.000 0 5 1.388,9 1.200.000 0 5 666,7 2.000.000 0 5 1.111,1 1.800.000 0 5 1.000 3.000.000 0 5 1.666,7 1.500.000 0 5 833,3 2.000.000 0 5 1.111,1 2.300.000 0 5 1.277,8 2.000.000 0 5 1.111,1 1.500.000 0 5 833,3 19.800.000 0 50 11.000 1.980.000 0 5 1.100
Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun
10.416,7 5.000 8.333,3 7.500 12.500 6.250 8.333,3 9.583,3 8.333,3 6.250 82.499,9 8.249,99
41.666,7 20.000 33.333,3 30.000 50.000 25.000 33.333,3 38.333,3 33.333,3 25.000 329.999,9 32.999,99
500.000 240.000 400.000 360.000 600.000 300.000 400.000 460.000 400.000 300.000 3.960.000 396.000
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 550.000 550.000 150.000 150.000 180.000 180.000 725.000 725.000 850.000 850.000 180.000 180.000 1.200.000 1.200.000 750.000 750.000 650.000 650.000 175.000 175.000 5.410.000 5.410.000 541.000 541.000
Kompor/Kompor Gas Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Hari Akhir 0 2 763,9 5.000 2 201,4 5.000 2 243,1 0 2 1.006,9 0 2 1.180,6 5.000 2 243,1 0 2 1.666,7 0 2 1.041,7 0 2 902,8 5.000 2 236,1 20.000 20 7.486,3 2 2.000 748,63
Biaya Penyusutan (Rp) Minggu Bulan Tahun
5.729,2 1.510,4 1.822,9 7.552,1 8.854,1 1.822,9 12.500 7.812,5 6.770,8 1.770,8 56.145,7 5.614,57
22.916 6.041,7 7.291,7 30.208,3 35.416,7 7.291,7 50.000 31.250 27.083,3 7.083,3 224.582,7 22.458,27
275.000 72.500 87.500 362.500 425.000 87.500 600.000 375.000 325.000 85.000 2.965.000 296.500
Lampiran 3. Penggunaan Peralatan Pada Pengolahan Susu Kedelai (Lanjutan)
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Jumlah (Unit) 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10 1
Harga Total (Rp) Harga (Rp) 3.000 3.000 4.000 4.000 3.500 3.500 5.000 5.000 4.500 4.500 3.000 3.000 5.500 5.500 3.000 3.000 2.500 2.500 5.000 5.000 39.000 39.000 3.900 3.900
Cangkir/Gelas Umur Ekonomis (Tahun) Nilai Akhir 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 0,5 0 5 0 0,5
Biaya Penyusutan (Rp) Hari Minggu Bulan Tahun
16,7 22,2 145,8 27,8 25 16,7 19,4 16,7 13,9 27,8 332 33,2
125 166,7 145,8 208,3 187,5 125 229,2 125 104,2 208,3 1.625 162,5
500 666,7 583,3 833,3 750 500 916,7 500 416,7 833,3 6.500 650
6.000 8.000 7.000 10.000 9.000 6.000 11.000 6.000 5.000 10.000 78.000 7.800
Lampiran 4. Penggunaan Tenaga Kerja per Produksi (per Hari) pada Pembuatan Susu Kedelai
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Ratarata
Jumlah Pemakaian Tenaga Kerja Satu Kali Proses Produksi (HKP) Pencucian Perendaman Perebusan Penggilingan Penyaringan Pemasakan TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK TKDK TKLK
0,07 0,04 0,04 0,06 0,06 0,11 0,11 0,03 0,06 0,07 0,65 0,065
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
1,14 0,86 0,71 0,69 0,91 0,57 0,91 0,69 0,91 1,14 8,53 0,853
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,43 0,14 0,14 0,11 0,07 0,09 0,17 0,53 0,53 0,43 2,64 0,264
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,14 0,21 0,07 0,17 0,17 0,14 0,11 0,11 0,28 0,21 1,61 0,161
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,14 0,14 0,06 0,14 0,06 0,17 0,17 0,03 0,17 0,14 1,22 0,122
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
0,07 0,04 0,06 0,08 0,06 0,09 0,07 0,04 0,09 0,07 0,67 0,067
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Pengemasan TKDK TKLK
0,21 0,11 0,18 0,18 0,11 0,22 0,26 0,06 0,18 0,09 1,6 0,16
0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total TK HKP 2,2 1,54 1,26 1,43 1,44 1,39 1,80 1,49 2,22 2,15 16,92 1,69
Lampiran 5. Biaya Penggunaan Gula pada Pengo lahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3. 096 Rata-rata 25,8 309,6 6,2
Kebutuhan Gula (Kg)
Sampel
Hari Minggu Bulan Tahun 4 24 96 1.152 1,5 9 36 432 3 21 90 1.080 4 28 120 1.440 2,4 9,6 38,4 460,8 4 28 120 1.440 8 48 192 2.304 1 5 20 240 10 70 300 3.600 3 21 90 1.800 40,9 263,6 1.102,4 13.228,8 4,09 26,36 110,24 1.322,88
Harga Total Harga Beli Gula(Rp) Gula (Rp/Kg) Hari Minggu Bulan Tahun 11.000 44.000 264.000 1.056.000 12.672.000 13.000 19.500 117.000 468.000 5.616.000 12.000 36.000 252.000 1.080.000 12.960.000 12.000 48.000 336.000 1.440.000 17.280.000 12.000 28.800 115.200 460.800 5.529.000 11.000 44.000 308.000 1.320.000 15.840.000 11.000 88.000 528.000 2.112.000 25.344.000 13.000 13.000 65.000 260.000 3.120.000 12.000 120.000 840.000 3.600.000 43.200.000 12.000 36.000 252.000 1.080.000 12.960.000 119.000 477.300 3.077.200 12.876.800 154.521.600 11.900 47.730 307.720 1.287.680 15.452.160
Lampiran 6. Biaya Penggunaan Garam pada Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Garam (Kg)
Sampel
Hari Minggu 0,3 1,8 0,075 0,45 0,2 1,4 0,25 1,75 0,15 0,6 0,4 2,8 0,25 1, 5 0,05 0,25 0,3 2, 1 0,13 0,91 2,11 13,6 0,211 1,36
Bulan Tahun 7,2 86,4 1,8 21,6 6 72 7,5 90 2,4 28,8 12 144 6 72 1 12 9 108 3,9 46,8 56,8 681,6 5,68 68,16
Harga Garam (Rp/Kg) 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 2.000 20.000 2.000
Total Harga Beli Garam(Rp) Hari 600 150 400 500 300 800 500 100 600 260 4.210 421
Minggu 3.600 900 2.800 3.500 1.200 5.600 3.000 500 4.200 1.820 27.120 2.712
Bulan 14.400 3.600 12.000 15.000 4.800 24.000 12.000 2.000 18.000 7.800 113.600 11.360
Tahun 172. 800 43.200 144.000 180.000 57.600 288.000 144.000 24.000 216.000 93.600 1.363.200 136.320
Lampiran 7. Biaya Penggunaan Vanili pada Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Kedelai (Kg)
Total Biaya Penggunaan Vanili (Rp)
Sampel
Hari
6 3 4 5 3 8 10 2 12 5 58 5,8
Minggu 36 18 28 35 12 56 60 10 84 35 374 37,4
Bulan 144 72 120 150 48 240 240 40 360 150 1.564 156,4
Tahun 1.728 864 1.440 1.800 576 2.880 2.880 480 4.320 1.800 18.768 1.876,8
Hari 2.000 1.000 1.000 2.000 1.500 2.500 2.500 1.000 3.000 1.500 17.000 1.700
Minggu 12.000 6.000 7.000 14.000 4.000 17.500 15.000 5.000 21.000 10.500 112.000 11.200
Bulan 48.000 24.000 30.000 60.000 16.000 75.000 60.000 20.000 90.000 45.000 468.000 46.800
Tahun 576.000 288.000 360.000 720.000 192.000 900.000 720.000 240.000 1.080.000 540.000 5.616.000 561.600
Lampiran 8. Biaya Penggunaan Daun Pandan pada Pengolahan Susu Kedelai
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25,8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Kebutuhan Daun Pandan (Kg) Hari
1,2 0 0, 8 1 0 1,6 0 0 1, 2 1 6,8 0,68
Minggu
7,2 0 5,6 7 0 11,2 0 0 8,4 7 46,4 4,64
Bulan
28,8 0 24 30 0 48 0 0 36 30 196,8 19,68
Tahun
345,6 0 288 360 0 576 0 0 432 360 2.037,6 203,76
Harga Daun Pandan (Rp/Kg) 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 5.000 30.000 3.000
Total Harga Beli Daun Pandan (Rp) Hari
6.000 0 4.000 5.000 0 8.000 0 0 6.000 5.000 34.000 3.400
Minggu
36.000 0 28.000 35.000 0 56.000 0 0 42.000 35.000 232.000 23.200
Bulan
144.000 0 120.000 150.000 0 240.000 0 0 180.000 150.000 984.000 98.400
Tahun
1.728.000 0 1.440.000 1.800.000 0 2.880.000 0 0 2.160.000 1.800.000 11.808.000 1.180.800
Lampiran 9. Biaya Penggunaan Air pada Pe ngolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Kedelai (Kg)
Biaya Penggunaan Air (Rp)
Sampel
Hari
6 3 4 5 3 8 10 2 12 5 58 5,8
Minggu 36 18 28 35 12 56 60 10 84 35 374 37,4
Bulan 144 72 120 150 48 240 240 40 360 150 1.564 156,4
Tahun 1.728 864 1.440 1.800 576 2.880 2.880 480 4.320 1.800 18.768 1.876,8
Hari 8.000 5.000 4.000 6.000 4.000 0 0 3.000 0 0 30.000 3.000
Minggu 48.000 30.000 28.000 42.000 16.000 0 0 15.000 0 0 179.000 17.900
Bulan 192.000 120.000 120.000 180.000 64.000 0 0 60.000 0 0 736.000 73.600
Tahun 2.304.000 1.440.000 1.440.000 2.160.000 76.800 0 0 720.000 0 0 8.140.800 814.080
Lampiran 10. Biaya Penggunaan Plastik pada Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Plastik (Kg)
Sampel
Hari Minggu 0,5 3 0,3 1,8 0,35 2,45 0,33 2,31 0,23 0,92 0,67 4,69 0,83 4,98 0,17 0,85 1,0 7 0,42 2,94 4,8 30,94 0,48 3,094
Bulan Tahun 12 144 7,2 86,4 10,5 126 9,9 118,8 3,68 44,16 20,1 241,2 19,9 239,04 3,4 40,8 30 360 12,6 151,2 129,28 1.515,6 12,928 155,16
Harga Plastik (Rp/Kg) 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 21.000 20.000 20.000 20.000 21.000 202.000 20.200
Total Harga Beli Plastik (Rp) Hari 10.000 6.000 7.000 6.600 4.600 14.070 16.600 3.400 20.000 8.820 97.090 9.709
Minggu 60.000 36.000 49.000 46.200 18.400 98.490 99.600 17.000 140.000 61.740 626.430 62.643
Bulan 240.000 144.000 210.000 198.000 73.600 422.100 398.400 68.000 600.000 264.600 2.618.700 261.870
Tahun 2.880.000 1.728.000 2.520.000 2.376.000 883.200 5.065.200 4.780.800 816.000 7.200.000 3.175.200 31.424.400 3.142.440
Lampiran 11. Biaya Penggunaan Karet pada Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Karet (Kg)
Sampel
Hari Minggu Bulan Tahun 0,15 0,9 3,6 43,2 0,08 0,48 1,92 23,04 0,11 0,77 3,3 39,6 0,10 0,7 3 36 0,07 0,28 1,12 13,44 0,21 1,47 6,3 75,6 0,26 1,56 6,24 74,88 0,05 0,25 1 12 0,32 2,24 9, 6 115,2 0,13 0,91 3,9 46,8 1,48 9,56 39,98 479,76 0,148 0,9 56 3,998 47,976
Harga Karet (Rp/Kg) 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 15.000 150.000 15.000
Total Harga Beli Karet (Rp) Hari 2.250 1.200 1.650 1.500 1.050 3.150 3.900 750 4.800 1.950 22.200 2.220
Minggu 13.500 7.200 11.550 10.500 4.200 22.050 23.400 3.750 33.600 13.650 143.400 14.340
Bulan 54.000 28.800 49.500 45.000 16.800 94.500 93.600 15.000 144.000 58.500 599.700 59.970
Tahun 648.000 345.600 594.000 540.000 201.600 1.134.000 1.123.200 180.000 1.728.000 702.000 7.196.400 7196.640
Lampiran 12. Biaya Penggunaan Bahan Bakar (Gas/M.Lampu) pada Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Kedelai (Kg)
Sampel
Hari
6 3 4 5 3 8 10 2 12 5 58 5,8
Minggu 36 18 28 35 12 56 60 10 84 35 374 37,4
Bulan 144 72 120 150 48 240 240 40 360 150 1.564 156,4
Tahun 1.728 864 1.440 1.800 576 2.880 2.880 480 4.320 1.800 18.768 1.876,8
Hari 5.000 17.000 21.250 5.000 2.300 6.000 6.400 1.200 7.200 25.500 96.850 9.685
Biaya Penggunaan Bahan Bakar (M.Lampu/Gas) (Rp) Minggu Bulan Tahun 35.000 120.000 1.440.000 102.000 408.000 4.896.000 148.750 637.500 7.650.000 35.000 150.000 1.800.000 9.200 36.800 440.000 42.000 180.000 2.160.000 38.400 153.600 1.843.200 6.000 24.000 288.000 50.400 216.000 2.592.000 178.500 765.000 9.180.000 644.500 736.000 32.290.800 64.450 73.600 3.229.080
Lampiran 13. Biaya Penggunaan Bensin pada Pengolahan Susu Kedelai
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun
6 6 7 7 4 7 6 5 7 7 62 6,2
24 24 30 30 16 30 24 20 30 30 258 25, 8
288 288 360 360 192 360 288 240 360 360 3.096 309,6
Kebutuhan Minyak Bensin (L) Hari
2 1 1,5 2 1 2,5 2 1 3 1,5 16,5 1,65
Minggu
12 6 10,5 14 4 17,5 12 5 21 10,5 105,5 10,55
Bulan
48 24 45 60 16 75 48 20 90 45 441 44,1
Tahun
576 288 540 720 192 900 576 240 1080 540 5.292 529,2
Harga Minyak Bensin (Rp/L) 5.000 5.000 5.000 4.500 5.000 5.000 4.500 4.500 5.000 5.000 48.000 4.800
Total Harga Beli Bensin (Rp) Hari
10.000 5.000 7.500 9.000 5.000 12.500 9.000 4.500 15.000 7.500 85.000 8.500
Minggu
60.000 30.000 52.500 63.000 20.000 87.500 54.000 22.500 105.000 52.500 547.000 54.700
Bulan
240.000 120.000 225.000 270.000 80.000 375.000 216.000 90.000 450.000 225.000 2.291.000 229.100
Tahun
2.880.000 1.440.000 2.700.000 3.240.000 960.000 4.500.000 2.592.000 1.080.000 5.400.000 2.700.000 27.492.000 2.749.200
Lampiran 14. Biaya Penggunaan Listrik pada Pengolahan Susu Kedelai Frekuensi Pembuatan Susu Kedelai (Hari) Minggu Bulan Tahun 1 6 24 288 2 6 24 288 3 7 30 360 4 7 30 360 5 4 16 192 6 7 30 360 7 6 24 288 8 5 20 240 9 7 30 360 10 7 30 360 Total 62 258 3.096 Rata-rata 6,2 25,8 309,6
Kebutuhan Kedelai (Kg)
Biaya Penggunaan Listrik (Rp)
Sampel
Hari
6 3 4 5 3 8 10 2 12 5 58 5,8
Minggu 36 18 28 35 12 56 60 10 84 35 374 37,4
Bulan 144 72 120 150 48 240 240 40 360 150 1.564 156,4
Tahun 1.728 864 1.440 1.800 576 2.880 2.880 480 4.320 1.800 18.768 1.876,8
Hari 5.580 4.664 2.668 4.640 6.248 5.600 7.500 4.000 6.600 5.068 52.568 5.256,8
Minggu 33.480 27.984 18.676 32.480 24.992 39.200 45.000 20.000 46.200 35.476 644.500 64.45 0
Bulan 134.000 111.000 80.000 140.000 100.000 168.000 180.000 80.000 200.000 152.000 1.346.000 134.600
Tahun 1.607.040 1.343.232 960.480 1.670.400 1.199.616 2.016.000 2.160.000 960.000 2.376.000 1.824.480 16.117.248 1.611.724,8
Lampiran 15. Perhitungan Jumlah dan Harga Output pada Pengolahan Susu Kedelai
Sampel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total Rata-rata
Jumlah Pemakaian Kedelai (Kg)
6 3 4 5 3 8 10 2 12 5 58 5,8
Bobot Output (Ons/Bungkus)
1,5 1,3 1,5 1,5 2,0 1,2 1,5 1,5 1,5 2,0 15,5 1,55
Jumlah Output (Bungkus)
150 84 104 100 69 200 250 52 300 125 1434 143,4
Total Bobot Output (Kg)
22,5 10,92 15,6 15,0 13,8 24,0 37,5 7,8 45,0 25,0 217,12 21,712
Jumlah Harga Output per Output Kg (Rp/Bungkus) (Bungkus/Kg) 7 2.000 8 1.500 7 2.000 7 1.500 5 2.000 8 1.500 7 2.000 7 2.000 7 2.000 5 2.500 68 19.000 6,8 1.900
Harga Output per Kg (Rp/Kg)
14.000 12.000 14.000 10.500 10.000 12.000 14.000 14.000 14.000 12.500 127.000 12.700