Adapun keterkaitan kegiatan ini dengan nilai-nilai dasar profesi PNS (ANEKA) secara lengkap dapat dilihat pada Lampiran 12 yaitu laporan kegiatan 8.
B. Analisis Dampak Nilai-Nilai Dasar Nilai-nilai dasar PNS yaitu ANEKA yang merupakan singkatan dari Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu dan Anti Korupsi jika dilaksanakan dalam kehidupan pekerjaan sehari-hari, tentu akan meningkatkan kualitas PNS tersebut serta organisasi secara umum. Namun sebaliknya, jika -nilai tersebut tidak dapat diterapkan maka akan menimbulkan dampak yang negatif. Dampak tidak diterapkannya nilai-nilai dasar ANEKA pada kegiatan aktualisasi akan dijelaskan per nilai dasar ANEKA, yaitu sebagai berikut: berikut: 1. Akuntabilitas Nilai dasar akuntabilitas berkaitan dengan pertanggungjawaban dari apa yang dikerjakan. Dampak yang dapat terjadi apabila nilai akuntabilitas tidak diterapkan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a.
Tanggung Jawab (Responsibilitas) Apabila tidak bertanggungjawab bertanggungjawab terhadap tugas yang diberikan
dengan tidak melaksanakan tugas atau tidak bersungguh-sungguh dalam melaksanakan tugas tersebut maka pekerjaan akan selesai dalam waktu lama, hasilnya asal-asalan dan
dapat mengganggu keberlanjutan
kegiatan-kegiatan yang harus dilaksanakan selanjutnya. Misalnya adalah apabila kegiatan pengentrian dokumen SHPB tidak segera dilaksanakan, maka kegiatan itu akan melewati tenggang waktu yang diberikan untuk melakukan entri. b. Kejelasan dan Laporan Kejelasan merupakan hal yang penting dalam melakukan suatu kegiatan, karena tanpa kejelasan, kegiatan yang telah kita lakukan akan salah, khususnya kegiatan baru yang belum pernah kita lakukan sebelumnya. Dengan kejelasan kita memiliki gambaran yang tepat tentang
45
suatu kegiatan. Misalnya dalam kegiatan pemeriksaan dokumen Survei Lembaga Keuangan yang merupakan kegiatan Seksi Statistik Distribusi. Ketidakjelasan terhadap tata cara pemeriksaan dan hal-hal yang perlu diperhatikan dapat mengakibatkan pemeriksaan yang salah sehingga data menjadi tidak valid. c. Konsistensi Konsistensi merupakan suatu ketetapan dari setiap tindakan yang dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku untuk menjamin stabilitas. Penerapan yang tidak konsisten dari sebuah kebijakan, prosedur, sumber daya akan memiliki konsekuensi terhadap tercapainya lingkungan kerja yang tidak akuntabel, akibat melemahnya komitmen dan kredibilitas anggota organisasi. Misalnya dalam kegiatan pengumpulan data sekunder untuk penyusunan Statistik Politik dan Keamanan tidak menerapkan sikap konsisten untuk selalu mengumpulkan data yang sebenarnya, maka hal ini akan merusak kredibilitas BPS sebagai penyedia data terpercaya untuk semua. d. Netralitas Netralitas merupakan salah satu indikator akuntabilitas. Netralitas ditunjukkan dengan sikap netral PNS dari kepentingan tertentu. Netralitas berarti seorang PNS tidak memihak sesuatu pada sisi tertentu. Sikap tidak netral dapat mengakibatkan terjadinya hubungan yang tidak harmonis di dalam dunia kerja. Hal ini tentu saja akan berdampak pada kinerja pegawai dan unit kerja tersebut. Misalnya dalam kegiatan penyusunan notula rapat pelaksanaan PBDT tahun 2015, dibutuhkan sikap netralitas dalam mencatat seluruh pendapat dari peserta rapat dan tidak berpihak pada suatu pendapat tertentu saja. e.
Penggunaan Sumber Daya Milik Negara Penggunaan sumber daya milik Negara dengan benar perlu
diterapkan pada saat menyelesaikan kegiatan. Jika menggunakan sumber daya milik Negara bukan untuk keperluan kerjaan, maka hal ini akan mengganggu proses kegiatan yang bisa membuat kegiatan tersebut tidak 46
selesai atau bisa selesai tapi tidak tepat waktu. Misalnya pada saat mengumpulkan data atau pencacahan kendaraan dinas digunakan untuk pergi ketempat lain, dikhawatirkan kegiatan pencacahan menjadi tidak selesai/lama selesai.
2. Nasionalisme Nasionalisme
dipahami
sebagai
implementasi
nilai-nilai
dasar
pancasila. Apabila sikap ini tidak diimplementasikan dalam pekerjaan, dampak-dampak yang akan timbul yaitu sebagai berikut: a.
Taqwa Sebagai umat beragama, taqwa kepada Tuhan YME merupakan
suatu kewajiban. Dalam melakukan segala kegiatan harus disertai dengan Taqwa kepada Tuhan, apabila tidak, jiwa kita akan merasa tidak nyaman dan hasilnya akan sia-sia karena kita mengerjakannya tanpa iman dan kesadaran bahwa pekerjaan ini dilakukan untuk umat. Misalnya ketika melakukan
kegiatan
pengumpulan
data
sekunder
dalam
rangka
penyusunan Statistik Politik dan Keamanan, dibutuhkan sikap takwa supaya muncul kesadaran diri bahwa pekerjaan ini dibutuhkan oleh masyarakat luas. b. Adil Dalam dunia kerja maupun dunia sehari-hari, sikap adil sangat dibutuhkan sebagai perwujudan dari sila kelima dalam Pancasila. Apabila sikap adil tidak dilaksanakan, akan berakibat pada munculnya sikap ketidakjujuran dan diskriminasi dalam dunia kerja. Misalnya dalam kegiatan penyusunan notula rapat pelaksanaan PBDT tahun 2015, dibutuhkan sikap adil dalam mencatat seluruh pendapat dari peserta rapat dan tidak berpihak pada suatu pendapat tertentu saja. c.
Gotong Royong Kerja sama atau gotong royong dalam melakukan suatu kegiatan itu
merupakan hal yang penting. Hal ini dikarenakan dengan kerja
47
sama(gotong royong), suatu kegiatan dapat selesai lebih cepat dan lebih baik juga, karena adanya monitoring dari masing-masing anggota yang saling bekerja sama. Misalnya pada kegiaan entri SHPB, ketika ditemukan komoditas yang tidak sesuai dengan perusahaanya maka kemudian ditanyakan kembali kepada subject matter agar sebagai wujud kerja sama supaya kegiatan dapat berjalan dengan baik. d. Menghargai Orang Lain Dalam
setiap
kegiatan,
sikap
menghargai
orang
lain
sangat
dibutuhkan. Jika hal ini tidak dilakukan, maka orang lain pun tidak akan menghargai kita dan cenderung mempersulit. Contohnya apabila dalam suatu kegiatan kita tidak mengucapkan terimakasih setelah selesai pencacahan, responden bisa saja merasa
tersinggung, dan pada
pencacahan yang berikutnya, kita akan sulit berkoordinasi dengan mereka, sehingga proses pengumpulan data terhambat dan bisa tidak selesai. e.
Rela Berkorban/Ikhlas Dalam melaksanakan kegiatan, ada kalanya pekerjaan tersebut
memerlukan waktu di luar jam kerja untuk menyelesaikannya. Pada saat seperti inilah sikap rela berkorban dibutuhkan supaya pekerjaan tersebut dapat segera diselesaikan dengan hasil yang baik pula meskipun ada waktu luang yang dikorbankan. Contohnya ketika pelaksanaan entri SHPB membutuhkan waktu pada jam istirahat, sikap ini harus diterapkan supaya pekerjaan tersebut dapat segera diselesaikan dengan hasil yang baik pula meskipun harus mengorbankan waktu luang di luar jam kerja. f.
Pengabdian Apabila tidak ada sikap pengabdian dalam melakukan kegiatan, maka
wujud kesetiaan kita terhadap negara pada umumnya serta organisasi secara khususnya tidak dapat dibuktikan. Hal ini akan berdampak terhadap hasil pekerjaan yang terkesan asal-asalan supaya cepat selesai yang kemudian akan mengurangi kualitas dari pekerjaan tersebut.
48
3.
Etika Publik Etika publik berkaitan dengan perilaku yang baik ketika berhubungan
dengan orang lain/publik. Dampak yang dapat terjadi apabila nilai etika publik tidak diterapkan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a. Profesional Profesional berarti kompeten dalam melaksanakan tugasnya. Apabila hal itu tidak diimplementasikan, berarti melakukan pekerjaan atau tugas tanpa keahlian atau kompetensi. Hal ini berdampak pada kualitas pekerjaan
yang
dihasilkan.
Misalnya
saat
melakukan
kegiatan
pemeriksaan, tanpa sikap profesional untuk melakukannya sesuai dengan SOP, maka kualitas dokumen hasil pemeriksaan tidak akan baik. b. Teliti Kecermatan dan ketelitian diperlukan dalam setiap pelaksanaan pekerjaan agar output yang dihasilkan dari suatu proses pekerjaan dapat terjamin ketepatannya atau kebenarannya. Apabila sikap ini tidak dilaksanakan, maka hasil pekerjaan akan berkurang kualitasnya. Misalnya pada kegiatan receiving dan batching dokumen FKP, sikap teliti dibutuhkan supaya dokumen dapat terkumpul dengan baik. Apabila tidak teliti, dokumen FKP tersebut bisa tertukar antardesa yang mengakibatkan kesalahan fatal. c.
Menghargai Orang Lain Sikap menghargai sangat diperlukan dalam dunia kerja terutama
berhubungan dengan rekan kerja. Apabila tidak ada sikap saling menghargai, akan berdampak pada ketidakharmonisan dan sikap saling mencemburui terhadap sesama pegawai. Misalnya ketika sedang melakukan konsultasi dengan Kasie Statistik Sosial dalam melakukan kegiatan-kegiatan aktualisasi, jika tidak menerapkan sikap menghargai, akan muncul ketidakharmonisan yang menyebabkan berkurangnya kualitas pekerjaan.
49
d. Sopan santun Sikap sopan adalah perilaku yang berbudi pekerti dan menjunjung tinggi tata karma dalam setiap kegiatan. Apabila tidak sopan dalam melakukan setiap bagian pekerjaan maka akan berdampak pada hilangnya norma tingkah laku dalam kehidupan sehari-hari di dunia kerja. Hilangnya rasa saling menghargai dan dapat menyinggung perasaan rekan kerja atau atasan. e. Komunikasi Komunikasi sangat penting dalam kegiatan-kegiatan yang dilakukan. Dengan tidak adanya komunikasi, dapat terjadi kesalahpahaman, karena tidak adanya saling tukar pikiran, pengalaman ataupun ide, sehingga masing-masing hanya berasumsi dan dapat menjurus pada pemikiran yang negatif. 4.
Komitmen Mutu Komitmen mutu dapat dikaitkan dengan melakukan setiap pekerjaan
harus dengan tujuan menghasilkan output yang berkualitas baik. Dampak yang dapat terjadi apabila nilai komitmen mutu tidak diterapkan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a. Efektivitas Bekerja secara efektif akan memberikan hasil yang baik sesuai dengan harapan. Apabila suatu pekerjaan tidak dilakukan secara efektif, maka hasil pekerjaan tersebut akan menjadi kurang memuaskan sehingga berakibat pada kualitas data. Contohnya yaitu apabila kita tidak mengerjakan entri data dengan efektif adalah apabila ditemukan data yang kurang wajar, kita tidak bertanya kepada subject matter , hal ini dapat mengakibatkan data yang kita entri akan kurang baik hasilnya. b. Efisiensi Efisien sangat penting dalam pengerjaan suatu kegiatan. Jika kita tidak efisien, akan terjadi pemborosan sumber daya, penyalahgunaan alokasi, penyimpangan prosedur, dan mekanisme yang keluar alur. 50
Contohnya dalam kegiatan pencacahan dengan wilayah kerja yang sama, akan lebih baik jika dilakukan pada waktu yang sama agar lebih menghemat waktu maupun sumber daya. c.
Berorientasi pada Mutu Orientasi mutu berhubungan dengan bagaimana dalam proses
maupun hasil dari suatu pekerjaan senantiasa untuk menjaga mutu. Ketika suatu kegiatan tidak dilakukan penjagaan mutu terhadap hasil yang diperoleh maka output dari suatu kegiatan menjadi tidak berkualitas karena terdapat kesalahan pada hasilnya. Misalnya pada kegiatan penyusunan laporan Supas 2015, apabila dilakukan dengan asal-asalan agar cepat selesai, hal ini mengakibatkan hasil laporan tersebut menjadi jelek dan tidak akuntabel.
5.
Anti Korupsi Anti korupsi adalah mental untuk melawan kerusakan, kebobrokan
yang dapat merusak diri sendiri, orang lain, masyarakat, maupun negara. Dampak yang dapat terjadi apabila nilai anti korupsi tidak diterapkan dapat dilihat dari beberapa indikator berikut: a. Jujur Jujur memiliki arti melaksanakan semua pekerjaan dengan tidak menyimpang dari prinsip moralitas. Jujur merupakan salah satu nilai yang paling utama dalam anti korupsi dan merupakan modal dasar dalam kehidupan bersama. Apabila tidak ada sikap jujur dalam melakukan pekerjaan, maka akan berdampak pada kualitas data yang dihasilkan oleh BPS. Misalnya pada pengumpulan data sekunder dalam rangka penyusunan Statistik Politik dan Keamanan. Apabila tidak menerapkan sikap jujur, maka isian yang belum terisi akan diisi dengan data karangan sendiri. Padahal hal tersebut bertentangan dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu menghubungi instansi terkait tentang kelengkapan isian data tersebut. Jika sikap jujur tidak dilaksanakan, akan menimbulkan gejala-gejala korupsi.
51
b. Mandiri Mandiri dapat diartikan dengan mengandalkan diri sendiri tanpa banyak bergantung pada orang lain. Apabila dalam melakukan pekerjaan tidak diimplementasikan maka akan berakibat pada terganggunya orang lain dan dapat merugikan orang lain. Misalnya saat membuat notula rapat PBDT 2015 tidak dilaksanakan secara mandiri dan meminta bantuan orang lain maka akan mengganggu tugas orang tersebut. c.
Disiplin Disiplin berarti taat pada peraturan yang berlaku dan melaksanakan
sesuatu dengan penuh tata tertib. Jika dalam melaksanakan kegiatan tidak menerapkan sikap disiplin khususnya disiplin waktu, maka target waktu yang diberikan untuk menyelesaikan kegiatan tersebut dapat saja tidak tercapai atau dengan kata lain terlambat. Ketika kegiatan menjadi terlambat maka akan menimbulkan masalah yang lain misalnya kegiatan lain menjadi ikut terhambat. Serta atasan tidak lagi percaya dengan pekerjaan kita yang sering terlambat. Misalnya kegiatan entri data pada seksi statistik distribusi, semua data harus dikirim dengan waktu deadline yang berdekatan, jika kita tidak disiplin dalam melakukan entri, dengan jumlah kuesioner yang banyak untuk dientri bisa saja kita tidak mengumpulkan data tersebut sesuai dengan deadline waktu yang ditentukan, sehingga menghambat kegiatan pengolahan data di pusat. d.
Kerja keras Kerja keras merupakan suatu usaha mengeluarkan segala daya dan
upaya
untuk
mencapai
tujuan
yang
diharapkan.
Apabila
tidak
diimplementasikan berakibat pada tidak tercapainya target yang telah ditentukan. Misalnya dalam kegiatan pengumpulan data sekunder dalam rangka Statistik Politik dan Keamanan. Jika tidak melaksanakan sikap kerja keras, maka data sekunder yang terkumpul tidak sesuai dengan target dan banyak isian yang kosong/tidak diisi.
52