Analisis Analisis Naskah Naskah Kuno Kuno Takepa Takepan n Sasak Sasak (Temban (Tembang g Sinom Sinom Srinata) Srinata) Mengg... Mengg...
http://henped http://henpedia.blog ia.blogspot.c spot.co.id/20 o.id/2015/01/a 15/01/analisis nalisis-nask -naskah-kun ah-kuno-take o-takepan-sa pan-sa... ...
Analisis Naskah Kuno Kuno Takepan Sasak Sasak (Tembang Sinom Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sastra Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Menggunakan Teori Resepsi Sinkronik *
A.
Pengantar 1.
Latar atar Belaka lakan ng Indonesia Indonesia merupaka merupakan n salah satu negara negara yang mempunyai mempunyai kebuday kebudayaan aan yang yang sangat sangat beranek beraneka a ragam, baik jumlahnya maupun bentuknya. Dengan keanekaragaman ini, Indonesia memiliki daya tarik tersendiri bagi bangsa lain dari berbagai belahan dunia untuk mengetahuinya bahkan tidak sedikit juga yang mempelajarinya, karena selain beraneka ragam, budaya Indonesia juga dikenal sangat unik. Kebuday Kebudayaan aan merupaka merupakan n identitas identitas suatu bangsa bangsa yang yang harus dihormati dihormati dan dijaga dijaga serta perlu dilestarikan agar kebudayaan tersebut tidak punah dan bisa menjadi warisan bagi generasi seterusnya. Selain itu, kebudayaan juga menyimpan nilai-nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Salah satu khazanah budaya yang dimiliki bangsa Indonesia tepatnya di Lombok yang menyimpan kekayaan nilai dan ilmu pengetahuan tradisional adalah naskah kuno. Naskah-naskah tersebut tertulis di atas daun lontar dengan aksara ha na ca ra ka yang ka yang di Lombok dikenal dengan aksara jejawan. Bahasa yang digunakan digunakan adalah bahasa kawi, tergolong tergolong bahasa bahasa Jawa Tengaha Tengahan n dan Jawa Kuno, Kuno, di samping samping naskah-naskah yang berbahasa sasak. Seiring dengan pekembanga zaman, penetrasi huruf latin dan industri perbukuan menyebabkan naskah-naskah kuno yang disebut takepan makin ditinggal pemiliknya. Bahkan ada diantaranya yang diperjual-b diperjual-belika elikan n sebagai sebagai barang barang antik. Tentu Tentu keadaan keadaan ini sangat sangat mempriha memprihatinkan tinkan untuk kehidupan kehidupan budaya Sasak pada masa yang akan datang. Ketika sumber-sumber tertulis sudah tidak dijumpai dan narasumber yang menguasai naskah juga sudah tak tersisa maka masyarakat masyarakat Sasak pada masa-masa yang akan datang akan sulit mencari jati dirinya. Saat ini naskah-naskah tersebut masih banyak dijumpai di masyarakat, tetapi pembacanya sudah sangat terbatas, nyaris punah. Di Museum Negeri NTB juga ada ribuan koleksi yang belum tersentuh pengkajian. pengkajian. Demikian pula di museum-mus museum-museum eum mancanegar mancanegara a tersimpan tersimpan naskah-nas naskah-naskah kah Sasak yang sangat bersejarah yang belum tergali.
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Memahami realitas seperti ini, upaya pelestarian Naskah Kuno Takepan Sasak sangat perlu dilakukan oleh semua kalangan, baik pemerintah maupun masyarakat. Sebagai salah satu upaya pelestarian
budaya ini, disusunlah karya
tulis
tentang
“ Analisis
Naskah
Kuno
Takepan
Sasak
Menggunakan Teori Resepsi Sinkronik” ini. Harapannya, hasil analisis ini dapat dijadikan rujukan untuk melakukan kajian yang lebih mendalam tentang Naskah Kuno Takepan Sasak. 2.
Rumusan Masalah Apakah yang terkandung dalam Naskah Kuno takepan Sasak berdasarkan teori resepsi sinkronik?
3.
Tujuan Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kandungan atau muatan isi yang ada dalam Naskah Kuno Takepan Sasak.
4.
Landasan Teori a.
Naskah Kuno Takepan Sasak Naskah Kuno Takepan Sasak adalah naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dan dirangkai menjadi satu kesatuan dengan cara diikat di tengah. Takepan Sasak ini pada umumnya menggunakan bahasa Kawi dan bahasa Sasak. Dalam perkembangannya ada asimilasi bahasa antara bahasa Kawi dan bahasa Sasak dalam takepan untuk mencapai guru lagu dan sekaligus membangun rima puitiknya. Menurut isinya, Takepan Sasak terdiri dari berbagai macam tema, diantaranya Wayang Menak, kisah-kisah hikmah, ilmu pengetahuan, keagamaan, babad, perumpamaan, dan lain-lain. Dari segi tulisannya, Takepan Sasak juga memiliki keunikan dalam gaya tulisan yang digunakan. Di samping ada keindahan, juga ada rahasia-rahasia aksara tertentu yang dijadikan ciri. Tulisan-tulisan khas ini dalam kalangan para kawi dikenal dengan nama saraq.[1]
b.
Teori Resepsi Sastra 1)
Pengertian Secara etimologi resepsi berasal dari bahasa Latin yaitu recipere yang berarti penerimaan atau penyambutan pembaca. Dalam arti luas resepsi diartikan sebagai pengolahan teks, cara-cara pemberian makna terhadap karya, sehingga dapat memberikan respon terhadapnya. Respon yang dimaksudkan tidak dilakukan antara karya dengan seorang pembaca, melainkan pembaca sebagai proses sejarah atau pembaca dalam periode tertentu.
[2]
Menurut Pradopo (2007: 218) resepsi adalah ilmu keindahan yang didasarkan pada tanggapan-tanggapan pembaca terhadap karya sastra. Karya sastra sangat erat hubungannya dengan pembaca, karena karya sastra ditujukan kepada kepentingan pembaca sebagai penikmat karya sastra. Selain itu, pembaca juga yang menentukan makna dan nilai dari karya sastra, sehingga karya sastra mempunyai nilai karena ada pembaca yang memberikan nilai. Resepsi
sastra
merupakan
aliran
sastra
yang
meneliti
teks
sastra
dengan
mempertimbangkan pembaca selaku pemberi sambutan atau tanggpan. Dalam memberikan sambutan dan tanggapan tentunya dipengaruhi oleh faktor ruang, waktu, dan golongan sosial.[3] 2)
Konsep Dasar Resepsi sastra secara singkat dapat disebut sebagai aliran yang meneliti teks sastra dengan bertitik-tolak pada pembaca yang memberi reaksi atau tanggapan terhadap teks itu. Pembaca selaku pemberi makna adalah variabel menurut ruang, waktu, dan golongan sosialbudaya. Hal itu beraarti bahwa karya sastra tidak sama pembacaan, pemahaman, dan penilaiannya sepanjang masa atau dalam seluruh golongan masyarakat tertentu. Ini adalah fakta yang diketahui oleh setiap orang yang sadar akan keragaman interpretasi yang diberikan kepada karya
sastra.
Teori
resepsi
sastra
dengan
Jauss
sebagai
orang
pertama
yang
telah
mensistematiskan pandangan tersebar ke dalam satu landasan teoritis yang baru untuk mempertanggungjawabkn variasi dalaam interpretasi sebagai sesuatu yang wajar. Menurut teori ini, dalam memberikan smbutn terhadap suatu karya sastra, pembaca diaraahkan oleh ‘horison harapan’ (horizon of expectation). Horison harapan ini merupakan
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
interaksi antara karya sastra dan pembaca secara aktif, sistem atau horison harapan karya sastra di satu pihak dan sistem interpretasi dalam masyarakat penikmat di lain pihak. Konsep ‘horison’ menjadi dasar teori Juss. Ia ditentukan oleh tiga kriteria, yaitu: (1) Norma-norma umum yang terpancar dari teks-teks yang telah dibaca oleh pembaca; (2) pengetahuan dan pengalaman pembaca atau semua teks yang telah dibaca sebelumnya; (3) pertentangan antara fiksi dan kenyataan, misalnya kemampuan pembaca memahami teks baru, baik dalam horison ‘sempit’ dari harapn-harapan sastra maupun dalam horison ‘luas’ dari pengetahuan tentang kehidupan. Konsep teori yang kedua dikemukakan oleh Wolfgang Iser, terutama terlihat dalam karangannyaa yang berjudul Die Appel-struktur der Texte (1975). Di sini Iser membicarakan konsep efek (wirkung), ialah cara sebuah teks mengarahkan reaksi pembaca terhadapnya. Menurut Iser sebuah teks sastra dicirikan oleh kesenjangan atau bagian-bagian yang tidak ditentukan (indeterminate sections). Kesenjangan tersebut merupakan satu faktor penting efek yang hadir dalam teks untuk diisi oleh pembaca. Jika kesenjangan itu sedikit, teks dapat mendatangkan kebosanan kepada pembaca, hal ini dipertentangkan dengan kesenjangan yang meningkat. Bagian-bagian yang tidak ditentukan ini disebut juga dengan istilah tempat-tempat terbuka (blank, openness) di dalam teks. Proses pemahaman sebuah karya sastra merupakaan bolak-balik pembacaan untuk mengisi blank itu, sehingga seluruh perbedaan segmen dan pola dalam
perspektif
teks dapat
dihubungkan menjadi satu
kebulatan.
Itulah
alasan
yang
mengantarkan Iser pada pendapat bahwa pusat pembacaan setiap karya sastra adalah interaksi antara struktur dengan penyambutannya.[4] 3)
Metode dan Penerapan Dalam penelitian resepsi dapat dilakukan dalam dua cara, yaitu resepsi sastra sinkronik dan diakronik. Respsi sastra sinkronik adalah cara penelitian resepsi terhadap sebuah karya sastra dalam satu masa atau periode. Jadi yang diteliti itu resepsi (tanggapan) pembaca dalam satu kurun waktu. Biasanya dalam satu kurun waktu ada norma-norma yang sama dalam memahami karya sastra. Akan tetapi, karena tiap-tiap orang itu mempunyai cakrawala harapan sendiri berdasarkan pengetahuan dan pengalmanya, maka mereka akan menanggapi sebuah karya sastra secara berbeda-beda. Untuk mengetahui tanggapan-tanggapan yang bermacam-macam itu, dapat dikumpulkan tanggapan-tanggapan pembaca yang menulis biasanya adalah seorang kritikus, ataupun dapat dilakukan dengan mengedarkan angket kepada pembaca-pembaca sekurun waktu. Dari hasil angket yang diedarkan itu, dapat diteliti konkretisasi dari masingmasing pembaca. Dengan demikian dapat disimpulkan bagaimana nilai sebuah karya sastra itu pada suatu kurun waktu. Untuk menguji menguji bermacam-macam tanggapan karya sastra secara historis, perlu digunakan
resepsi
sastra
diakronis.
Resepsi
sastra
diakronis
dapat
dilakukan
dengan
mengumpulkan tanggapan-tanggapan pembaca ahli sebagai wakil-wakil pembaca dari tiap-tiap periode. Dalam penelitian diakronis diteliti dasar-dasar apa yang diguanakan oleh pembaca di setiap periode, norma-norma apa yang menjadi dasar konkretisasinya, dan diteliti criteria apa yang menjadi dasar penilaianya. Jadi penelitian diakronis memerlukan data documenter yang memadai. Akhirnya bila sebuah karya sastra dapat diketahui dasar konkretisasinya dan penilaianya di setiap periode yang dilaluinya, maka dapat disimpulkan nilai estetikanya sebagi karya seni sastra.[5] B.
Pembahasan 1.
Translasi Naskah Kuno Takepan Sasak Sebagai bahan analisis, penulis mengambil salah satu tembang dalam Naskah Kuno Takepan Sasak, yaitu Tembang Sinom Srinata. Berikut hasil translasinya. HURUF LATIN raja putra hawot sakar
BAHASA SASAK raden nune jongkor matur
BAHASA INDONESIA Raden nune[6] bersimpuh hormat
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
ngarassuku matur haris
nyiduk gading matur alus
Bertemu bercerita dengan halus
duh gusti panambahan
duh datu penembahan
Wahai raja penembahan
dѐning
kawula
puniki
kerana’ kaji siniki diwe
Karena saya ini masih muda
punggung
muda
mule jati kaji masih kanak
Memang benar saya adalah pemuda yang
yuwakti
pacu
sungguh-sungguh
tata kahot karitambuh
tate-praniti
pusti dahat
dengan
singerage datu, masih kaji
Tata cara orang yang menjadi raja, saya masih sangat kurang tahu
nde’ tao gati praniti ngawi bawa
tate-care
dengan
si
Tata cara orang memerintah
merentah selokadѐ wong hamukti
tetegelan dengan si kuase
Pegangan orang yang menguasai negara
negare bangat
wuhunpe
jaran
saking paduka maling
mandat
nunas ice, dekaji ican kaji
Saya
memohon,
baginda
memberi
pitung dait perito’
petunjuk
ade’ kaji si nenaon sekedi’
Supaya saya mengetahui sedikit
berombo’
Bertambah pengetahuan saya sedikit
saya
kawulawruhѐ wuwuh pewikan sedidik
penenao’
kaji
sekedi’ nulyah
masem
wata
kemos
datu
pendite
si
Baginda raja tersenyum manis
pendika
gegedeng
ngandika harum hamanis
sambil ne bemanis alus
Sambil bermanis halus
pangѐran maskunini
duh nune, raden bijangku
Wahai pemuda, raden anakku
panronten
kawulang jari
rungu
ara’
siq
mau’
kaji jadi baginda pernah mendegar
dedengah
wekasan
saking
sepuh
pemajaraan
lekan
pare
senlana
lingsir
sepajaran hing huni huni
nasehat si dait petunjuk
Pelajaran dari orang terdahulu Nasehat dan petunjuk dari dulu
lekan lae’-lae’ mawi tembang pangiling paduka
ngadu tembang ade’ne si jari ngiling-iling lai’ dekaji
ngadag tѐ jaking bintang
nganjer
lonjar
cahyene
lagu’
panas
Menggunakan
tembang
agar
menjadi
ingat-ingat pada kita Terang benderang cahayanya bintang
bintang padang
panas
punang
menah
Terang tetapi panas oleh matahari
mawi
pembaun jelo
lan subur bumi pertala
gemuh subur tana’ te si
Subur makmur tanah tempat kita bercocok
betalet
tanam
gumilang
candra
tenang-tandur
purnama sini
purname
hening toyaning jeladri
dait
bulan
meneng ngelenyong
Tenang terlihat bulan purname Dan sangat jernih air laut
ai’ segare kukuh
lir
hadaging
gunung
kuat-kekah
mara’ Kuat-kekar seperti gunung
penganjeng gunung
gunucuh
guntur
begeluduk guntur begerem
Bergemuruh guntur terdengar
lindur,
Lidur, seperti rasanya bumi bergoyang
panangkar pradag
hindur
hombah
pertiwi dan
mara’ne
ngecok
gumi sumilir
bagjapa hagar
maruta
elen-enges angin alus
si
tejau’
isi’ Sejuk tenan terbawa oleh angin sepoi
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
ngadag tѐ jaking bintang
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
nganjeng lonjar cahye ne
Terang benderang cahayanya bintang
bintang punika lambang sejati
sino
mule
tetu
jari
Itu memang betul menjadi lambaang
lambang hutamanѐ
wong jari kelebihan dengan si
hangamban buya
Menjadi kelebihan orang yang memerintah
merentah
gampang
hulih
hamukti
nde’ te gampang-gampang
Tidak akan mudah untuk bisa menduduki
gen mau’ nokolin pangket
pangkat yang akan memerintah
si’ gen merentah dudu sambarang jalmi
nde’ne
sepaye-paye
Tidak sembarang manusia
manusie dudu
seseliran
yang
mulene pepile’an allah si
hagung
kuase
rѐh habot karya rinembat
senga’
berat
Memang pilihan Allah Yang Maha Kuasa
lalo’ Karena sangat berat pekerjaan yang dihadapi
pegawean si te andangin dѐnjiti punyjal peterti
ade’ te si’ onya’-onya’ bae,
Agar kita berhati-hati dan halus tinggi hati
serte
kita perasaaan kita
alus-tinggi
angen-
perate’ te kerana’ hawa
becik
katingal
daning wong katah punang
rawi
Karena bagus atau jelek pekerjaan kita, pasti
pegawean te, gen ne tetao’ akan diketahui oleh orang banyak bae isi’ dengan lue’.
padang jelo,
panas
bagus-lenge
si
bedoe
menah
dait
caahye
panas
si
Matahari, yang memiliki cahaya yang terang dan panas yang mengeringkan apa-apa
nggoroang ape-ape sesindarin marang sang haji
isi’ne tesindir dengan si jari datu
mundi kardi ngayoming
si
bala
pelenga’
ngraksani sepati hurip
Digunakan sebagai penyindir bagi orang yang menjadi raja
bekewajiban
gen
serte
berkewajiban
senuga’ kaule-bale
masyarakat
ade’ ne rungu’ selapu’ hal
Supaya dia mengurus segala hal
yang
dait
berhubungan
si
mate atawe si irup
dan
mengurus
memberikan warga
kaule-bale,
perhatian
untuk
seluruh
pen
batek
Yang
dengan
warga
masyarakat,
yang sudah meninggal atau yang masih hidup
hadil jan pilih hanih
malik ade’ adil, nde’ ne
Selain itu, supaya adil,
bine-kire pengangen ne lai’ perhatian sopo’-sopo’ kaule rata hulih raharja nѐpun
selapu’
ne
nerima’
keselehan
kepada
tidak memberikan
salah
satu
warga
masyarakat (golongan tertentu)
pade
mau’ Semuanya ne si
dapat
menerima
kesolehan
hidupnya
irup hangurar
nganon
mekarya
gemah ripah kang dѐn purih
nejak
nyuruh
Mengajak serta menyuruh warga masyarakat
kaule-bale pade pacu-pacu
agar
pasu, nde’ ne mayus-pali
malasan
ade’
Agar
ne
pendait
si
pade
ne
dalem
bagye irup
sungguh-sungguh, mereka
tidak
mendapatkan
bermalas-
kebahagiaan
dalam hidup ini
seseni
dadi tyang cipta karsa jari kawula sedaya
serte
serte
moko’in kemele’
selapu’
pengangen kaule-bale
Menjadi
pewujud
harapan
waarga masyarakat semua
dan
kemauan
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
subur kang bumi pertala
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
gemuh subur tana’ te si
Subur makmur tanah tempat kita bercocok
betaletan
tanam
punika bisal kang jati
ie sine misal ne gati
Ini adalah pemisalannya
sinten hikang humadag
sai jua’ si gen ngerage
Siapa saja yang akan menjadi pemerintah
wata
pemerentah
pekumpulan hirap wong
ie tao’ ne beselanggah/
Tempatnya bersandar/bergantung keinginan
dilik
begantung
orang yang menjadi rakyat
kemelet
kemele’-
dengan
si
jari
kaulen namsi sakѐh turhudani
ade’ j elap t e rungu’ s ape jua’ sijari kenne ne
sakang
sakwѐh
sabala
nѐpun
Supaya cepat diurus apa saja yang menjadi keinginannya
si ele’ selapu’ kaule make
Dari seluruh rakyat, baik desa maupun dasan
sedese yadian dasan
pahit
manis
kang
ketandang
onya’-lenge si
jari
pade
pendaitn irup le’ gubuk-
Bagus atau jelek yang mereka rasakan dalam hidup di kampung halamannya
karangne habot
hѐntѐng
kang
pinanggih
mangdѐ hagѐ keduluran kelakonan
berat atawe deang, susah-
Berat
atau
senang si pendaitne
dirasakan
nda’ ne bae gen te-ndeng-
Jangan
ndengan, ngatih jelo lain,
hari yang
ade’ ne jelap terungu’, nda’ mereka ne
maran
diri’
ringan,
sampai
senang
diundur-undur,
lain,
tidak
susah
agar cepat merasa
yang
menunggu
diurus,
kurang
agar
dikasihi/
nde’ diperhatikan
tekangen gumilang
cahya
ning
menah tandur cahye
ne
hulan
bulan purname
lambang bagus halus jati
ie pertande ne si bagus
Terang benderang cahayanya bulan purnama Itu pertanda yang bagus dan sangat halus
alus gati dѐn halon hanis hartika
ade’
ne
alus
lembut
Supaya dia halus lembut dalam berbahasa
base-krane luhur semu kalawan budi
semu-budi
ne
ade’
ne
Laku budinya supaya dia bagus selalu
bagus bae dalas nganggo palimarmi
tebel rase kasih-sayang lan
Tebal rasa kasih sayangnya
mrangsa
lai’ sekelue’ kaule-bale ne
Kepada seluruh rakyatnya yang ditimpa oleh
ganѐpun
siq timpa’ isi’ penyusah
musibah
mesubawa mѐsem hѐgar
subawe tilah serte sebeng
Tetap tegar dan murah senyum
gungtur
tan
ne
merue
demen-kemos dana darma tulus hasih
besemu, nde’ ne kanggo
Berlaku,
pelit,
membantu orang lain
tulus ihlas
nulung
tidak
boleh
pelit,
tulus
ikhlas
dengan hikung
gawѐ
hѐman
satya sagung warga
ade’ ne si tekangen serte tetunah
isi’
Supaya dia disayang dan disenangi oleh
senuga’ semua rakyatnya.
kaule-bale jelidri hawening toya
mara’ segare si meneng ai’ Seperti air laut yang jernih airnya ne temisalangan
lai’
ke
Dimisalkan
misal wicaksana luwih
waged/ ceket si merentah
memerintah
selokanѐ kang nelѐndre
jari pemargine dengan si
Menjadi
negel perentah
perintah
pada
penguat
kemampuan
orang
yang
dalam
meme
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
tan honang hѐmeng hing
nde’ te kanggo gancang
Kita tidak boleh lancang dan malas untuk
pikir
gen pine dait ipuh mikir
berpikir
gepah kesusu ngeling
malik nde’ te onya’ si jelap
Juga
lalo’
keputusan
nyugulang
kerante-
jangan
terlalu
cepat
mengambil
memutus mangde
luput
lemah
ade’ te si nde’ tibe sala’
Supaya kita tidak salah
adeng-adeng sekewale ne
Pelan-pelan yang penting tetap diurus
keliru halon cawong kelakonan
terungu’ titi timbang jro ning pikir
bagus-bagus si’ te timbang
Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu
bejulu dalem pikir
dalam pikiran
yѐn wuspu lunlanyugya
kerana’
malih rinasanan
putus
lamun nde’
ne
ne
uah
kanggo
Karena kalau sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan
malik teraosang kukuh
kuwat
hadaging
harga
kekah-kuat mara’ ke entek
Tegar kuat seperti gunung yang berdiri
gunung si nganjeng
pucukѐ nginggil
hing
puncak ne toneng le’ langit
Puncaknya menjulang ke langit
semangkana tamsil kang
meno
Seperti itu misalnya kekuatan orang yang
raja
dengan
wyati misal
pemargin
si
jari
datu
menjadi raja/pemimpin
gumi
alam
Yang menjaga bumi milik Allah
merentah kang hambawa mangku
si
pelenga’
bumi
doen Allah
keras ngagam sastra haji
ade’
ne
si
tetu-kuat
metegel lai’ unin kitab dait
Supaya benar-benar kuat berpegang teguh pada kitab dan tata adat
awik-awik hambѐ laning
walakon
ade’ ne tebele bae si aran
Supaya kebenaran tetap dibela
patut
kepatutan
nurahagѐ suka duka
malik nda’ te si jelap lalo’ Juga jangan kita terlalu cepat suka atau suke
atawe
duke,
sili
duka, marah atau senang
atawe gemen tahan cobe deyakti
malik ade’ te tahen bae lai’ Juga agar kita tahan cobaan dan godaan cobe atawe gode
datan
yagya
homah
bingsir pangartika
nde’ ne kanggo celuh-celih
Tidak
pendiken
menjadi pemerintah
dengan
jari
boleh
celuh-celih
ketika
seseorang
pemerentah gumredeg
guntur
begeluduk tender guntur
Bergerumuh suara guntur mengagetkan
hanengkar
ninjotan
lambang kagungan para
temisalang bale’ wibawen
Dimisalkan sebagai wibawa seseorang yang
haji
dengan si jari raje
menjadi raja/pemimpin
dѐn
lindih
ngraksѐng
raga nganggo
sifat
kang
hutami
ade’ ne si’ apik bae jaga’ Supaya
pinuji
minulya
kang
apik
dalam
menjaga
dan
serte periri’ diri’ ne
memperbaiki dirinyaa
ade’ te ngadu sifat dengan
Supaya kita menggunakan sifat orang yang
mule tinggang-utame
betul-betul tinggi dan utama
sepole-tingkah polah
dia
simule-mule gati
lan
te
ade’ Segala tutur tinggah kita agar betul-betul
tekasub
yang terbaik
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
wise
karas
wiseng
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
ade’ te tao keras, ade’ te
Supaya kita bisa keras, supaya kita bisa
tao lembut, nurut tao’ ne
lembut,
si mule mekadu
penggunaannya
sepihir pamrih ramѐ hing
nda’ peripitang jari baunte
Jangan hanya mencari keuntungan untuk diri
karya
memesa’
sendiri saja, dan bersungguh-sungguh
wambut
doang,
serte
sesuai
dengan
tempat
pasu pacu hajang
gaduh
hasad
pejao’
perate’
si
hasad
dengki
dengki
sepola hangewu wuheka
lamune
wibawan
ngerogo’ gune-mandin te
ini’
ngeno,
ie
menjauhkan hati dari rasa hasad dan dengki Kalau bisa seperti itu, perintah kita akan sangat mengena (berhasil)
si merentah kadya
lindur
wobah
patala
mara’
lindur
si
ngecok
Seperti gempa yang menggoyangkan bumi
gumi
misal
wibawa
para
misal wibawe ne si jari
Misalkan
karpati
datu
raja/pemimpin
sepi tuduh sepakonya
berembe jua’ si ne merito’ Bagaimanapun juga cara menunjukkan dan dait besuru’
samya linawo nanyukti sepeb
jaluk
sepawѐh
nde’
ne
wibawa
orang
yang
menjadi
menyuruh/ memerintah
ara’
gen
bani
Tidak
ada
yang
akan
bangge, lapu’ tejalani
durhaka/menolak, semua dijalani
semenoan
Begitu
sepengendeng
sami
atawe si paicene
dѐning traswanѐ kawula
kerana’
tulus
nѐpun
perekan
yadian
juga
yang
berani
dimintai
atau
dikehendakinya trasne kaule
Karena
ketulusan
cara
kepada
seluruh
rakyatnya
bale-ne mile
haja
sewenang-
ie kerana’ ne, nda’ gati
Itu karenanya, jangan sekali-kali bertindak
wenang
seonan-onan
sewenang-wenang
titi timbang kang rumiyin
bagus-bagus
isi’
te
Timbanglah baik-baik terlebih dahulu
nimbang ia bejulu mangdѐ
langgang
ade’ ne si belo pengangen
satyanѐ kawula bawita
ne kale bale satye ngiring
sumilir maru tapa ngѐgar
adeng penimporne angin
Supaya dia panjang pengharapannya ketika ‘bale satya ngiring’ Hembusan angin sepoi yang menyejukkan
pengelen katyup hangin sesindir
tetiup
isi’
angin
jari
Ditiup oleh angin jadi sindiran
sesindir nalѐndra kang ngangban
datu si perangenang kaule
kawula
ne
den hadil-hadil sayakti
ade’ ne si mule adil gati
sedaya warga sami pulih
selapu’
kaule
bale
Raja yang memikirkan rakyatnya/kaumnya Supaya dia benar-benar adil
ne
Semua rakyat/kaumnya bisa merasakan
ngerasa’ tan hana keseliran kalbu
nde’
ne
ara’
si
kesel
Tidak ada yang resah berharap
berangen tanpa bѐde papawirya desadu lunrata sami
nda’ ne te bedayang sugih-
Tidak
miskin
miskin
si
le’
dese
dasan
pade
dibedakan
antara
yang
kaya
dan
Yang di desa ataupun di kota
selapu’ dening ratu yakti habdi kawula bala
senga’ si aran datu pule jari ngayain kaule-bale si lue’
Karena yang namanya raja adalah pelayan kaum yang banyak
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
raja putra kang myarsa
raden terune si gegedeng
Raden terune yang mendengar
ngungun hѐran tan sisipi
momot benga’ gati-gati
Terdiam sangat heran
langkung
mule
patut
Memang lebih patut sebagai pelajaran
pemajaran
senuga’ pengajaran
nurana sasisip sedidik
nde’ ne ara’ tao’ ne pelih
Tidak ada tempatnya salah sedikitpun
patut
lebih
si’
sekedi’ hangalam sajroning hati
gen ne tao’ gati le’ dalem
Memang sangat ditahu dalam batin
pekayunan ring
sabdanѐ pandita
selapu’
ratu
pandite
widagda basra rasan
base
wicusuk
sunwar
sugihhing dending yakti
pubjul
manik
ne
kerane
datu
ne
si
Seluruh ‘manik’ nya datu Pandita Bahasa
kramanya
yang
bermanik,
lewat
bemanik, liwat isi’ bagus
dengan bagus
doeg
Pintar dan pandai kaya akan daya dan upaya
dait
ceket
sugih
daye-upaye
sesukran jati ne si mule mekasub, si
ciptakara
beakal-budi yen
nempuh
Jati dirinya memang baik, berakal budi dalam menempuh sengsara susah
sengkale-susah hѐnak kawun raja putra
bagus lalo isi’ ne insan
Sangat bagus dan baik sekali perangai Raden
pekayunan raden terune
Teruna
lai’
datu
Mendatangi rumah Datu Pandita
tatyahi
pandite
pan kadawon mung ngwѐ
senga’ begedeng le’ bawon
Karena berumah di atas gunung
harga
gunung
sedayanѐ tinon hasri
selapu’ ne pade solah sing
won
tening
purana
pegedengan
Semuanya indah dilihat
tegita’ raden rahaden habjeseng hing
terune
mecingkak
ngadeg
leq
Raden Teruna berjingkak di atas guunung
atas
gunung
hukir milabuya bipta humantuk
jangke
nde’
ara’ Hingga tidak ada satupun batin yang sakit
pekayunan ne gen mantuk hangumbali
hanѐng
si gen tulak malik aning
Yang akan kembali ke Mekkah
mekah
mekah
sirne lara jroning hati
penyakit pekayunan ne si
Penyakit batin yang kemarin, kini hilang
rubin-rubin,
sudah
nane
uah
telang setibe
paran
hangsal
sarang kusumѐ rara
embe ja’ lai’-andang ne,
Kemanapun arah dia pergi, asalkan bisa
asalne si mesareng kance
bersama Dende Ayu
dende ayu. [
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
2.
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Hasil Analisis Analisis ini dilakukan melalui wawancara langsung mengenai kandungan isi maupun bentuk dari Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) dengan empat orang narasumber yang notabene merupakan penekun naskah kuno dan tokoh adat masyarakat. Hasil wawancara tersebut akan disajikan sebagai berikut. a.
Narasumber 1 Nama lengkap
: Marjono (Pembayun Lembuak)
Alamat
: Dusun Lembuak Barat Desa Lembuak Kecamatan Narmada
Usia
: 63 tahun
Hasil wawancara : Pada narasumber pertama ini, informasi yang didapatkan tentang naskah kuno Takepan Sasak khususnya Tembang Sinom Srinate cukup banyak. Beliau menuturkan bahwa Tembang Sinom Srinata ini mengisahkan tentang Rade Repat Maje yang berguru pada seorang ulama tentang bagaimana memerintah (menjadi pemerintah/pemimpin yang baik). Jadi, tembang ini penuh dengan nuansa muda. Sebagaimana makna dari tembang sinom itu sendiri yaitu masa muda. Di dalam tembang ini dikisahkan bahwa ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemimpin. Kesembilan pemisalan ini dapat kita jadikan panduan dalam menjalankan kepemimpinan. Adapaun kesembilan pemisalan tersebut adalah sebagai berikut. a.
Terang benderang cahayanya bintang Ini adalah lambang kelebihan orang yang menjadi pemimpin. Tidak akan mudah untuk bisa menduduki jabatan/pangkat sebagai seorang pemimpin. Karena pemimpin bukanlah sembarang manusia, melainkan manusia yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena pekerjaan yang dihapai sangat berat. Supaya seorang pemimpin berhati-hati dan berbudi halus perasaannya.
b.
Matahari, yang memiliki cahaya yang terang, dan panas yang mengeringkan apa-apa Ini adalah sindiran bagi seorang pemimpin, yang berkewajiban untuk memberikan perhatian dan mengurus seluruh kaum/rakyatnya. Supaya dia mengurus segala hal yag berhubungan dengan kaumnya, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Selain itu, supaya bisa adil, tidak memberikan perhatiannya kepada sekelompok orang tertentu. Semua harus mendapat perlakuan yang sama oleh
pemimpin. Mengajak serta menyuruh rakyatnya agar bersungguh-
sungguh dan tidak bermalas-malasan. Agar mereka mendapat kebahagiaan dalam hidup ini. Pemimpin menjadi pewujud[7] harapan dan keinginan kaumnya. c.
Subur makmur tanah tempat kita bercocok tanam Ini adalah pemisalan bagi siapa saja yang menjadi pemerintah. Tempatnya bersandar/bergantung keinginan orang yang menjadi rakyat. Supaya cepat diurus apa saja yang menjadi pengharapan dan keinginannya. Dari seluruh rakyat, baik di desa maupun di kota. Bagus atau jelek yang mereka rasakan ketika hidup di kampung halamannya. Berat atau ringan, susah senang yang dirasakan.
d.
Terang benderang cahayanya bulan purnama Ini pertanda yang sangat bagus dan halus. Supaya dia halus dan lembut dalam bertutur kata. Laku budinya supaya tetap baik dan halus. Memiliki rasa kasih sayang yang tebal kepada seluruh rakyatnya yang ditimpa oleh musibah. Tetap tegar dan murah senyum. Tidak pelit dan tulus ikhlas dalam membantu orang lain. Supaya dia disayang dan disenangi oleh rakyatnya.
e.
Seperti air laut yang jernih airnya Dimisalkan sebagai kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Menjadi penguat orang yang memerintah. Pemerintah tidak boleh lancang dan malas untuk berpikir. Juga jangan terlalu cepat mengambil keputusan, agar tidak salah. Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu. Karena kalau sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan.
f.
Tegar dan kuat seperti gunung yang berdiri, puncaknya menjulang ke langit
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Ini pemisalan kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemerintah/pemimpin. Yang menjaga bumi milik Allah. Supaya benar-benar kuat dalam berpegang teguh pada ajaran agama dan tata adat. Supaya kebenaran tetap dibela. Juga jangan terlalu cepat suka atau duka, marah atau senang. Juga agar kita tahan cobaan dan godaan. g.
Bergerumuh suara kilat mengagetkan Ini dimisalkan sebagai wibawa seorang pemimpin. Supaya dia apik dalam menjaga dan memperbaiki dirinya. Supaya kita menggunakan sifat orang yang betul-betul tinggi dan utama. Segala tutur tingkah laku agar betul-betul yang terbaik. Supaya kita bisa keras, bisa lemah sesuai dengan tempatnya. Jangan mencari keuntungan hanya untuk diri sendiri. Jauhkan hat dari rasa dengki dan hasad. Kalau bisa seperti itu perintah kita akan sangat manjur.
h.
Seperti gempa yang menggoyangkan bumi Misalkan wibawa orang yang menjadi pemerintah. Apapun yang ditunjukka dan diperintahkan. Tidak ada satupun yang berani membangkang, semua mesti dijalani. Begitu juga yang diminta atau dikehendakinya. Karena ketulusan cara kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu jangan sekali-kali bertindak sewenang-wenang. Timbanglah baik-baik terlebih dahulu.
i.
Hembusan angin sepoi yang menyejukkan Ini adalah sindiran bagi pemerintah yang sedang memikirkan rakyatnya. Supaya dia benar-benar adil. Semua rakyatnya bisa merasakan hal yang sama. Tidak ada keresahan dalam diri rakyat. Tidak dibedakan antara yang kaya dan miskin yang di desa maupun di kota. Karena pemerintah adalah pelayan bagi rakyatnya.
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
b.
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Narasumber 2
Nama lengkap
: Papuk Radiah
Alamat
: Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga Kecamatan Narmada
Usia
: ± 120 tahun
Hasil wawancara : Tidak banyak yang didapat dari narasumber 2 ini. Beliau mengaku sudah banyak lupa karena sudah terlalu tua. Beliau menuturkan bahwa tembang sinom srinata ini adalah tembang yang banyak mengisahkan tentang kehidupan kaum muda. Tembang ini hanya sebagian kecil dari tembangtembang yang ada. Semuanya itu memiliki makna perjalanan hidup manusia dari dalam kandungan hingga kembali kepada Allah SWT. Tembang ini berisi petuah bagi seorang pemimpin/pemerintah. Bagaimana mestinya menjaadi pemerintah yang baik. Karena pemerintah itu bukanlah manusia sembarangan. Melainkan manusia yang sudah dipilih oleh Yang Maha Kuasa. Oleh karena itu, manusia yang sudah dipilih menjadi pemimpin, harus mampu mengembang amanah dari Allah untuk menjalankan kepemimpinan. Selanjutnya beliau mennuturkan: “Lamun ku ndek salaq, araq siwaq macem pemisalan dengan si gen jari pemerentah. Ye lueq te bahas leq tembang sine. Ngumbe ntan adeq te siq adil jari pemimpin. Ye wah taoq boyaq leq dalem ne.” “Kalau saya tidak salah, ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemerintah. Itu yang banyak dibahas di tembang ini. Bagaimana cara berlaku adil. Di sinilah kita cari di dalamnya.” Demikianlah yang didapat dari narasumber 2. c.
Narasumber 3
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Nama lengkap
: Papuk Batiman
Alamat
: Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga Kecamatan Narmada
Usia
: ± 90 tahun
Hasil wawancara : Pada narasumber ke-3, beliau hanya mengisahkan cerita secara keseluruhan karena saat diwawancarai, narasumber sedang memiliki banyak kesibukan. Beliau menuturkan bahwa Tembang Sinom Srinate mengisahkan tentang seorang pemuda berama Raden Repat Maje yang menghadap kepada seorang alim ulama. Raden ini adalah raden muda dan pemuda yang baik, ia bertanya kepada ulama tentang bagaimana cara menjadi pemerintah yang baik. Kemudian ulama bercerita bahwa beliau pernah mendengar tuturan dari para pengelingsir [8] tentang cara menjadi pemerintah yang baik. Kemudian beliau menjelaskan ada sembilan pemisalan yang dapat dijadikan panduan/pedoman dalam memimpin. Setelah ulama selesai bercerita, raden pun terdiam, terheran-heran dan terkagumkagum. Demikianlah yang didapat dari wawancara pada narasumber ke-3.
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
d.
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Narasumber 4
Nama lengkap
: Papuk Serite
Alamat
: Dusun Repok Tatar RT 03 Desa Lebah Sempaga Kecamatan Narmada
Usia
: ≥ 150 tahun
Hasil wawancara : Pada narasumber keempat ini, hanya sedikit informasi yang didapati. Pasalnya narasumber sudah sangat tua dan memiliki masalah pada pengengarannya. Dalam wawancara beliau menuturkan bahwa dalam Tembang Sinom Srinate ada sembilan titik. Saya menafsirkan kesembilan titik ini sebagai sembilan perumpamaan atau pemisalan yang dapat dijadikan penduan dalam menjadi pemimpin yang baik. Selanjutnya beliau juga menuturkan bahwa tembang-tembang ini harus digali kembali oleh masyarakat masa kini, karena tembang ini menyimpan banyak sekali kearifan lokal di Lombok. Selain Takepan Sasak, ada juga naskah lain yang disebut Bel atau Serat menat. Naskah ini berisi sejarah Lombok. Dari beberapa hasil
wawancara dapat disimpulakan bahwa tembang Sinom Srinata ini
mengisahkan tentang Rade Repat Maje yang berguru pada seorang ulama tentang bagaimana memerintah (menjadi pemerintah/pemimpin yang baik). Jadi, tembang ini penuh dengan nuansa muda. Sebagaimana makna dari tembang sinom itu sendiri yaitu masa muda. Di dalam tembang ini dikisahkan bahwa ada sembilan pemisalan orang yang menjadi pemimpin. Kesembilan pemisalan ini dapat kita jadikan panduan dalam menjalankan kepemimpinan. Adapaun kesembilan pemisalan tersebut adalah sebagai berikut. a.
Terang benderang cahayanya bintang Ini adalah lambang kelebihan orang yang menjadi pemimpin. Tidak akan mudah untuk bisa menduduki jabatan/pangkat sebagai seorang pemimpin. Karena pemimpin bukanlah sembarang
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
manusia, melainkan manusia yang memang sudah ditetapkan oleh Allah Yang Maha Kuasa. Karena pekerjaan yang dihapai sangat berat. Supaya seorang pemimpin berhati-hati dan berbudi halus perasaannya. b.
Matahari, yang memiliki cahaya yang terang, dan panas yang mengeringkan apa-apa Ini adalah sindiran bagi seorang pemimpin, yang berkewajiban untuk memberikan perhatian dan mengurus seluruh kaum/rakyatnya. Supaya dia mengurus segala hal yag berhubungan dengan kaumnya, baik yang sudah meninggal dunia maupun yang masih hidup. Selain itu, supaya bisa adil, tidak memberikan perhatiannya kepada sekelompok orang tertentu. Semua harus mendapat perlakuan yang sama oleh
pemimpin. Mengajak serta menyuruh rakyatnya agar bersungguh-
sungguh dan tidak bermalas-malasan. Agar mereka mendapat kebahagiaan dalam hidup ini. Pemimpin menjadi pewujud[9] harapan dan keinginan kaumnya. c.
Subur makmur tanah tempat kita bercocok tanam Ini adalah pemisalan bagi siapa saja yang menjadi pemerintah. Tempatnya bersandar/bergantung keinginan orang yang menjadi rakyat. Supaya cepat diurus apa saja yang menjadi pengharapan dan keinginannya. Dari seluruh rakyat, baik di desa maupun di kota. Bagus atau jelek yang mereka rasakan ketika hidup di kampung h alamannya. Berat atau ringan, susah senang yang dirasakan.
d.
Terang benderang cahayanya bulan purnama Ini pertanda yang sangat bagus dan halus. Supaya dia halus dan lembut dalam bertutur kata. Laku budinya supaya tetap baik dan halus. Memiliki rasa kasih sayang yang tebal kepada seluruh rakyatnya yang ditimpa oleh musibah. Tetap tegar dan murah senyum. Tidak pelit dan tulus ikhlas dalam membantu orang lain. Supaya dia disayang dan disenangi oleh rakyatnya.
e.
Seperti air laut yang jernih airnya Dimisalkan sebagai kemampuan dalam menjalankan pemerintahan. Menjadi penguat orang yang memerintah. Pemerintah tidak boleh lancang dan malas untuk berpikir. Juga jangan terlalu cepat mengambil keputusan, agar tidak salah. Pertimbangkanlah baik-baik terlebih dahulu. Karena kalau sudah diputuskan, tidak boleh lagi dibicarakan.
f.
Tegar dan kuat seperti gunung yang berdiri, puncaknya menjulang ke langit Ini pemisalan kekuatan yang dimiliki oleh seorang pemerintah/pemimpin. Yang menjaga bumi milik Allah. Supaya benar-benar kuat dalam berpegang teguh pada ajaran agama dan tata adat. Supaya kebenaran tetap dibela. Juga jangan terlalu cepat suka atau duka, marah atau senang. Juga agar kita tahan cobaan dan godaan.
g.
Bergerumuh suara kilat mengagetkan Ini dimisalkan sebagai wibawa seorang pemimpin. Supaya dia apik dalam menjaga dan memperbaiki dirinya. Supaya kita menggunakan sifat orang yang betul-betul tinggi dan utama. Segala tutur tingkah laku agar betul-betul yang terbaik. Supaya kita bisa keras, bisa lemah sesuai dengan tempatnya. Jangan mencari keuntungan hanya untuk diri sendiri. Jauhkan hat dari rasa dengki dan hasad. Kalau bisa seperti i tu perintah kita akan sangat manjur.
h.
Seperti gempa yang menggoyangkan bumi Misalkan wibawa orang yang menjadi pemerintah. Apapun yang ditunjukka dan diperintahkan. Tidak ada satupun yang berani membangkang, semua mesti dijalani. Begitu juga yang diminta atau dikehendakinya. Karena ketulusan cara kepada seluruh rakyat. Oleh karena itu jangan sekali-kali bertindak sewenang-wenang. Timbanglah baik-baik terlebih dahulu.
i.
Hembusan angin sepoi yang menyejukkan Ini adalah sindiran bagi pemerintah yang sedang memikirkan rakyatnya. Supaya dia benar-benar adil. Semua rakyatnya bisa merasakan hal yang sama. Tidak ada keresahan dalam diri rakyat. Tidak dibedakan antara yang kaya dan miskin yang di desa maupun di kota. Karena pemerintah adalah pelayan bagi rakyatnya.
C.
Penutup 1.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis, dapat disimpulkan bahwa Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom
Analisis Naskah Kuno Takepan Sasak (Tembang Sinom Srinata) Mengg...
http://henpedia.blogspot.co.id/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sa...
Srinata) mengandung ilmu-ilmu lokal yang bersumber pada ajaran agama tentang bagaimana menjadi seorang pemerintah/pemimin yang baik. 2.
Saran Analisis ini jauh dari kesmepurnaan dan masih banyak terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena it u, perlu dilakukan analisis lebih mendalam tentang Naskah Kuno Takepan Sasak melalui pendekatanpendekatan yang berbeda.
Daftar Pustaka
Fathurrhman, Agus. 2014. Belajar Aksara Jejawan. Mataram: Persaudaraan Asah Makna. Firdaus, 2013. Kajian Teori Resepsi dan Penerapannya (Online: firdhaus-nyatafib11.web.unair.ac.id/artikel_detail-82034-Umum-Menggali-KedalamanSastra:Kajian-Teori-Resepsi-dan-Penerapanya.html.) Diakses pada 5 Januari 2015 Pukul 14.20 Wita. Kumpulan Tembang Sasak Naskah Kuno Takepan Sasak Padmopusito, Asia. 1993. Teori Resepsi dan Penerapannya. Yusuf, Kamal. 2009. Teori Sastra. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.
* Dian Mahendra (NIM. E1C013005)
[1] H. L. Agus Fathurrhman, Belajar Aksara Jejawan (Mataram: Persaudaraan Asah Makna, 2014), hlm. 19. [2] Asia Padmopusito, Teori Resepsi dan Penerapannya (1993), hlm. 75. [3] Kamal Yusuf, Teori Sastra (Surabaya: IAIN Sunan Ampel, 2009), hlm. 45. [4] Asia Padmopusito, Teori Resepsi dan Penerapannya (1993), hlm. 77. [5] Firdaus, Kajian Teori Resepsi dan Penerapannya (Online: firdhaus-nyata-fib11.web.unair.ac.id/artikel_detail82034-Umum-Menggali-Kedalaman-Sastra:Kajian-Teori-Resepsi-dan-Penerapanya.html.) Diakses pada 4 Januari 2015 Pukul 14.20 Wita.
[6] Raden Repat Maje [7] Yang mewujudkan adalah Allah, melalui perantara pemimpin [8] Orang-orang terdahulu [9] Yang mewujudkan adalah Allah, melalui perantara pemimpin