Analisis Kualitatif Vitamin
A. Tujuan
Mahasiswa terampil dalam melakukan analisis kualitatif berbagai vitamin.
Mahasiswa mampu menjelaskan setiap proses yang terjadi pada analisis kualitatif vitamin.
B. Dasar Teori Terdapat 13 jenis vitamin yang dibutuhkan oleh tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang dengan baik. Vitamin Vitami n tersebut antara lain la in vitamin vit amin A, C, D, E, K, dan B (tiamin, riboflavin, (tiamin, riboflavin, niasin, niasin, asam asam pantotenat, biotin, pantotenat, biotin, vitamin vitamin B6, vitamin B12, B12, dan folat). folat). Walau memiliki peranan yang sangat penting, tubuh hanya dapat memproduksi vitamin D dan vitamin K dalam bentuk provitamin yang tidak aktif. Oleh karena itu, tubuh memerlukan asupan vitamin yang berasal dari makanan yang kita konsumsi. Buah- buahan buahan dan sayuran terkenal memiliki kandungan vitamin yang tinggi dan hal tersebut sangatlah baik untuk tubuh. Asupan vitamin lain dapat diperoleh melalui suplemen melalui suplemen makanan. Vitamin memiliki peranan spesifik di dalam tubuh dan dapat pula memberikan manfaat kesehatan. Bila kadar senyawa ini tidak mencukupi, tubuh dapat mengalami suatu penyakit. Tubuh hanya memerlukan vitamin dalam jumlah sedikit, tetapi jika kebutuhan ini diabaikan maka metabolisme maka metabolisme di dalam tubuh kita akan terganggu karena fungsinya tidak dapat digantikan oleh senyawa lain. Gangguan kesehatan ini dikenal dengan istilah avitaminosis. avitaminosis. Contohnya adalah bila kita kekurangan vitamin kekurangan vitamin A maka kita akan mengalami kerabunan. Di samping s amping itu, asupan vitamin juga tidak boleh berlebihan karena dapat menyebabkan gangguan metabolisme pada tubuh. Penuaan tubuh merupakan hasil akumulasi dari berbagai kerusakan sel dan jaringan yang tidak dapat diperbaiki. Pada keadaan normal, kerusakan pada sel dan jaringan tubuh dapat diperbaiki melalui proses replikasi sel tubuh yang juga dikenal dengan istilah mitosis. mitosis. Akan tetapi, pada berbagai kasus sel yang rusak tidak lagi dapat diperbaharui, melainkan terus terakumulasi. Hal inilah yang
berpotensi menyebabkan penuaan pada tubuh. Senyawa radikal bebas merupakan salah satu agen yang berkontribusi besar dalam peristiwa ini. Vitamin (bahasa Inggris: vital amine, vitamin) adalah sekelompok senyawa organik amina berbobot molekul kecil yang memiliki fungsi vital dalam metabolisme setiap organisme, yang tidak dapat dihasilkan oleh tubuh. Nama ini berasal dari gabungan kata bahasa Latin vita yang artinya "hidup" dan amina (amine) yang mengacu pada suatu gugus organik yang memiliki atom nitrogen (N), karena pada awalnya vitamin dianggap demikian. Kelak diketahui bahwa banyak vitamin yang sama sekali tidak memiliki atom N. Dipandang dari sisi enzimologi (ilmu tentang enzim), vitamin adalah kofaktor dalam reaksi kimia yang dikatalisasi oleh enzim. Pada dasarnya, senyawa vitamin ini digunakan tubuh untuk dapat bertumbuh dan berkembang secara normal. Vitamin merupakan satu dari berbagai jenis senyawa yang dapat menghambat reaksi perusakan tubuh oleh senyawa radikal bebas terkait dengan aktivitas antioksidannya. Asupan vitamin antioksidan yang cukup akan membantu tubuh mengurangi efek penuaan oleh radikal bebas, terutama oleh oksigen bebas yang reaktif. Selain itu, vitamin juga berkontribusi dalam menyokong sistem imun yang baik sehingga risiko terkena berbagai penyakit degeneratif dan penyakit lainnya dapat ditekan, terutama pada manula. Jadi, secara tidak langsung, asupan vitamin yang cukup dan seimbang dapat menciptakan kondisi tubuh yang sehat dan berumur panjang. Vitamin merupakan suatu senyawa yang telah lama dikenal oleh peradaban manusia. Sudah sejak ribuan tahun lalu, manusia telah mengenal vitamin sebagai salah satu senyawa yang dapat memberikan efek kesehatan bagi tubuh. Seiring dengan berkembangnya zaman dan ilmu pengetahuan, berbagai hal dan penelusuran lebih mendalam mengenai vitamin pun turut diperbaharui. Garis besar sejarah vitamin dapat dibagi menjadi 5 era penting. Disetiap era tersebut, terjadi suatu kemajuan besar terhadap senyawa vitamin ini yang diakibatkan oleh adanya kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan
TAHUN PENEMUAN VITAMIN ALAMI DAN SUMBERNYA Tahun penemuan
Vitamin
Nama biokimia
Ditemukan di
1909
Vitamin A Retinol
Wortel
1912
Vitamin B1 Tiamin
Susu
1912
Vitamin C Asam askorbat
Jeruk sitrun
1918
Vitamin D Kalsiferol
Keju
1920
Vitamin B2 Riboflavin
Telur
1922
Vitamin E Tokoferol
1926
Vitamin B12 Sianokobalamin
Minyak
mata
bulir
gandum, Telur
1929
Vitamin K Filokuinona
Kuning telur
1931
Vitamin B5 Asam pantotenat
Susu
1931
Vitamin B7 Biotin
Hati
1934
Vitamin B6 Piridoksin
Kacang
1936
Vitamin B3 Niasin
Ragi
1941
Vitamin B9 Asam folat
Hati
Secara garis besar, vitamin dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok besar, yaitu vitamin yang larut dalam air dan vitamin yang larut dalam lemak. Hanya terdapat 2 vitamin yang larut dalam air, yaitu B dan C, sedangkan vitamin lainnya, yaitu vitamin A, D, E, dan K bersifat larut dalam lemak. Vitamin yang larut dalam lemak akan disimpan di dalam jaringan adiposa (lemak) dan di dalam hati. Vitamin ini kemudian akan dikeluarkan dan diedarkan ke seluruh tubuh saat dibutuhkan. Beberapa jenis vitamin hanya dapat disimpan beberapa hari saja di dalam tubuh, sedangkan jenis vitamin lain dapat bertahan hingga 6 bulan lamanya di dalam tubuh. Berbeda dengan vitamin yang larut dalam lemak, jenis vitamin larut dalam air hanya dapat disimpan dalam jumlah sedikit dan biasanya akan segera hilang
bersama aliran makanan. Saat suatu bahan pangan dicerna oleh tubuh, vitamin yang terlepas akan masuk ke dalam aliran darah dan beredar ke seluruh bagian tubuh. Apabila tidak dibutuhkan, vitamin ini akan segera dibuang tubuh bersama urin. Oleh karena hal inilah, tubuh membutuhkan asupan vitamin larut air secara terus-menerus. Mengkonsumsi terlalu sedikit vitamin dapat menyebabkan gangguan gizi. Oleh karena itu, orang yang makan berbagai macam makanan tidak mungkin kekurangan banyak vitamin. Kekurangan vitamin D merupakan pengecualian. Hal ini sering terjadi pada kelompok orang tertentu (seperti orang tua) meskipun mereka memakan berbagai macam makanan. Untuk vitamin yang lainnya, kekurangan vitamin dapat terjadi jika seseorang mengikuti diet ketat yang tidak memiliki cukup vitamin . Gangguan yang mengganggu pencernaan mencerna makanan (disebut gangguan malabsorpsi) dapat menyebabkan kekurangan vitamin. Beberapa gangguan mengganggu penyerapan lemak.
C. Alat, Sampel dan Bahan Alat
Tabung reaksi
Rak tabung reaksi
Pipet tetes
Termometer
Penangas air
Hot plate
Gelas ukur
Sampel
Asam askorbat
Tiamin HCl
Nikotinamid
Bahan
K 3{FE(CN)6}
Isobutanol
Fehling A ( larutan CuSO 4.5H2O
PbSO4
7% )
KOH-etanol
Fehling B ( 35g K Na-tartrat +
AgNO3 5%
10g NaOH + air hingga 100ml )
CH3COOH 3 N
FeSO4
Amoniak encer ( 375 ml amonia
H2SO4
ditambah
Metilen biru
1000ml )
KMnO4
FeCl3 1% pH indikator
NaOH 2 N dan 6 N
CuSO4
Na2CO3
air
secukupnya
ad
D. Cara Kerja 1. Asam askorbat
Reaksi besi(III)klorida Sejumlah zat ditambah FeCl3 1% pada pH 6-8. Zat yang mengandung gugus asam hidroksi aromatik akan terbentuk warna ungu.
Larutan 5 mg zat dalam 5 ml air , mereduksi ( menghilangkan warna ) pereaksi fehling ( campuran sama banyak larutan fehling A dan B beberapa saat sebelum digunakan ) dalam keaadaan dingin, jika dipanaskan reduksi berlangsung lebih cepat . demikian jika pada larutan kalium permanganat, menghilangkan warna dari kalium permanganat.
Pemeriksaan senyawa pereduksi 1 ml campuran pereaksi fehling I dan fehling II sama banyak ditambahkan 20 mg zat lalu dipanaskan 30 menit diatas penangas air , bila terjadi reduksi akan terbentuk endapan tembaga(I)oksida berwarna merah bata.
2 ml larutan zat 2% ditambah 2 ml air, 100 mg NaHCO 3, 20 mg fero sulfat, kocok, biarkan. Terbentuk warna ungu. Kemudian tambahkan asam sulfat encer,warna menjadi hilang.
Pada 2 ml larutan zat 2% ditambah 4 tetes larutan metilen biru, hangatkan pada suhu 40oC , warna biru tua menjadi biru muda atau hilang dalam 3 menit ( Anonim, 1995 ).
2. Tiamin HCl/aneurin HCl ( Vitamin B 1 )
Reaksi tiokrom Sejumlah 10 mg zat ditambah dengan 3 ml NaOH 2 N , 2 tetes larutan kalium heksasianoferat(III) 5% yang dibuat segar,dan 5 ml isobutanol , kemudian dikocok kuat-kuat selama beberapa menit . setelah terpisah , lapisan atas berfluoresensi biru-ungu.
Kepada 10 mg zatditambahkan 1ml larutan Pb(II)asetat 10% dan 2 ml NaOH 6 N, segera terbentuk warna kuning. Pada pemanasan terbentuk endapan coklat-hitam.
10 mg zat ditambahkan 2 ml NaOH 3N , segera terbentuk warna kuning.
Panaskan 50 mg zat dengan 2 ml larutan KOH-etanol dalam tabung reaksi bertutup pada tangas air selama 15 menit. Larutannya menunjukkan reaksi positif terhadap klorida ( Anonim, 1979 ). Cara uji klorida : larutan zat 2% ditambah larutan AgNO 3 5% terbentuk endapan putih yang tidak larutdalam HNO3, tapi larut dalam amoniak encer setelah sebelumnya dicuci dengan air dan membentuk endapan kembali bila ditambah HNO3 ( Anonim, 1979 ).
3. Piridoksin HCl ( Vitamin B 6)
Reaksi ferri klorida Sejumlah 5 mg zat dilarutkan dalam 1 ml air, netralkan dengan NaHCO 3, tapi atau HCl , lalu direaksikan dengan 2 tetes larutan FCl 3 1% yang dibuat segar. Terbentuk warna merah sampai ungu.
Reaksi gabungan dengan asam sulfanilat terdiazotasi Sejumlah 10 mg zat dilarutkan dalam 1 ml NaOH 3 N.tambahkan campuran segar yang terdiri dari atas larutan asam sulfat dan larutan NaNO2 10% sama banyak. Terbentuk larutan berwarna kuning tua sampai jingga. Kemudian tambahkan 2 ml asam asetat 3 N. Warna berubah jadi merah.
Kedalam larutan 50 mg zat dalam 1 ml air ditambahkan 1 tetes Larutan tembaga sulfat 2% dan 1 ml NaOH 3 N. Terbentuk warna biru-ungu.
Panaskan 50 mg zat dengan 2 ml larytan KO-etanol dalam tabung reaksi bertutup pada tangas air selama 15 menit. Larutannya menunjukkan reaksi positif terhadap klorida ( Anonim, 1979 ). Cara uji klorida : larytan zat ditambah larutan AgNO 3 5%, terbentu endapan putih yang tidak larut dalam HNO3, tapi larut dalam amoniak encer setelah sebelumnya dicuci dengan air dan membentuk endapan kembali bila ditambah HNO3 ( Anonim, 1979 ).
4. Nikotinamid
Sejumlah 100 mg zat dan 5 ml NaOH 6 N dipanaskan, terbentuk amoniak.
Sejumlah 100 mg zat dan 100 mg natrium karbonat yang sudah dikerimgkan dipansakan tercium bau piridin.
E. Data Pengamatan
No 1
Uji Asam askorbat
Perlakuan
( Vitamin C )
Reaksi besi(III)klorida +NaHCO3 +
Teori
FeCl3 1%+ HCl.
5 mg asam askorbat + 5 ml air +
Terbentuk warna
+
ungu.
Reduksi berlangsung
pereaksi Fehling ( campuran ).
cepat , warna biru
5 mg asam askorbat + 5 ml air + 5
hilang, warna
ml KMnO4 .
KMnO4 hilang.
Pemeriksaan senyawa pereduksi
Hasil
1 ml campuran pereaksi I dan II +
Terbentuk endapan
-
-
merah bata.
20 mg asam askorbat (dipanaskan 30 menit).
2 ml asam askorbat + 2 ml air +100
mg NaHCO3 + 20 mg ferro sulfat (kocok).
+
Terbentuk warna
+
ungu.
asam sulfat encer.
Warna menjadi hilang.
2 ml asam askorbat zat 2% + 4
Warna biru tua
tetes metilen biru (hangatkan pada
menjadi biru muda
suhu 40oC).
atau hilang.
+
2
Tiamin HCl
( Vitamin B1 )
Reaksi tiokrom
Larutan terpisah,
Tiamin HCl + 3 ml NaoH+ 3 tetes
lapisan atas
kalium heksasianoferrat(III) 5% +
berfluoresensi biru-
5 ml isobutanol (kocok kuat-kuat).
ungu.
Tiamin HCl + 31 ml larutan Pb(III)asetat
+
2
ml
-
Segera terbentuk
+
warna kuning.
NaOH.(dipanaskan)
Pada pemanasan terbentuk endapan coklat-hitam.
Tiamin HCl + NaOH 3 .
Segera terbentuk
+
warna kuning.
Tiamin
HCl
+
KOH-etanol
Terbentuk endapan
(dipanskan) 15 menit.
putih tidak larut jika
Larutan + AgNO3 + HNO3.
ditambahkan HNO3
Amoniak encer + HNO3.
Endapan larut dan
+
endapan putih terbentuk lagi. 3
Piridoksin HCl
( Vitamin B6 )
Piridoksin HCl + 1 tetes larutan
tembaga sulfat + 1 ml NaOH 3 N.
Piridosin HCl + campuran NaOH
Terbentuk
warna
+
biru-ungu.
Terbentuk larutan
5N + asam sulfat + larutan NaNO 2
kuning tua sampai
10%.
jingga.
+ 2 ml asam asetat 3 N.
Warna berubah
+
-
menjadi merah.
Piridoksin HCl + 2 ml larutan KOH-etanol
(dipanaskan
dan
Larutan menunjukan reaksi positif
tertutup ). + larutan AgNO 3 5%+
terhadap klorida,
HNO3.
terbentuk endapan putih tidak larut.
+ Amoniak encer + HNO 3
Endapan larut kemudian terbentuk endapan kembali.
+
4
Nikotinamid
100 mg Nikotinamid + 5 ml NaOH
( dipanaskan ).
Terbentuk amoniak
+
Bau seperti air kencing.
100 mg Nikotinamid + 100 mg
Tercium bau piridin
Natrium Karbonat ( dipanaskan )
F. Pembahasan Vitamin adalah zat-zat kimia organik dengan kompoisi bergam yang dalam jumlah kecil dibutuhkan untuk memelihara fungsi metabolisme normal berfungsi sebagai metabolisme organisme, memelihara kesehatan, mengatur pembentukan tulang dan mengubah lemak dari kaarbohidrat menjadi energi. Praktikum kali ini bertujuan untuk penentuan vitmin C dengan perlakuan kerja yaitu sampel dimasukkan kedalam tabung reaksi dan ditambahkan dengan NaHCO3. Fungsi dari percobaan larutan ini adalah untuk mengasamkan larutan agar dapat diidentifikasi dan ditambahkan dengan larutan FeCl3. Fungsi dari penambahan FeCl3 adalah untuk memberikan kompleks warna pada sampel. Dari percobaan yang dilakukan larutan yang dihasilkan adalah kompleks berwarna ungu pada asam askorbat+FeCl3 1% hal ini menunjukkan hasil yang positif dan hasilnya juga sesuai dengan teori yang ada. Untuk reaksinya adalah : Kemudian pada uji asam askorbat dimana pada praktikum 5 mg asam askorbat ditambahkan pereaksi fehling atau campuran kemudian 5 mg asam askorbat ditambahkan 5 mL air dan ditambahkan 5 mL kalium permanganat hasilnya seharusnya reduksi berlangsung cepat, warna biru hilang dan warna kalium permanganat hilang tetapi pada praktikum kami hasilnya negatif berarti hal ini berbanding terbalik dengan literatur. Hal ini mungkin disebabkan karena kurang telitinya praktikan dalam melakukan uji tersebut. Kemudian pada pemeriksaan enyawa pereduksi 1 mL campuran reaksi I dan II dimana ditambahkan 20 mg asam askorbat kemudian dipanakan selama 30 menit, hasil yang di dapat seharusnya yerbentuk endapan merah bata. Pada perlakuan uji asam askorbat ini juga menghasilkan hasil yang negatif. Selanjutnya pada perlakuan uji asam askorbat, 2 mL larutan asam askorbat 2 % ditambahkan dengan 2 mL air dan 100 mg NaHCO 3 di tambah lagi dengan 20 mg ferro sulfat kemudian dikocok. Pada percobaan yang telah dilakukan hasilya positif terbentuk warna ungu. Setelah itu larutan ditambah dengan asam sulfat encer dan warna pada larutan menjadi hilang. Ini membuktikan bahwa percobaan yang telah dilakukan berhasil, sesuai dengan literatur dan teori yang ada.
+
Perlakuan yang terakhir dari uji asam askorbat, 2 mL larutan asam askorbat 2 % ditambahkan 4 tetes metilen biru kemudian dihangatkan pada suhu 40°C. Pada percobaan yang telah dilakukan hasilnya adalah positif, warna biru tua menjadi biru muda atau hilang dalam 3 menit. Percobaan ini sesuai dengan literatur dan teori yang ada. Selanjutnya pada uji tiamin HCl ( vitamin B 1 ) pada perlakuan reaksi tiokrom, 10 mg tiamin HCl ditambah dengan 3 ml NaOH , 2 tetes larutan kalium heksaianoferrat(III) 5% yang dibuat segar dan 5 ml isobutano, kemudian larutan dikocok kuat-kuat selama beberapa menit.pada percobaan yang dilakukan menunjukan hasil yang negatif karena tidak sesuai dengan teori yang ada yaitu jika positif larutan terpisah, lapisan atas berfluoresensi biru-ungu. Pada perlakuan selanjutnya 10 mg tiamin HCl ( vitamin B1 ) ditambahkan 1 ml pb(II)asetat 10% dan 2 ml NaOH 6 N .percobaan yang dilakukan mennjukan hasil yang positif dimana larutan segera terbentuk warna kuning dan pada pemanasanterbentuk endapan coklat-hitam.pada percobaan ini berhasil dilakukan dan percobaanyapun sesuai dengan literatur dan dasar teori. Kemudian pada uji tiamin HCl dimana perlakuannya yakni 10 mg tiamin HCl (vitamin B) ditambahkan 2 ml NaOH 3 N , percobaan yang dilakukan menunjukkan hasil yang positif dimana hasilnya adalah larutan segera terbentuk warna kuning. Pada perlakuan yang terakhir uji tiamin HCL ( vitamin B 1) dimana perlakuannya adalah 50 mg tiamin HCl dengan 2 ml larutan KOH-etanol dalam tabung reaksi tertutup pada tangas air selama 15 menit larutannya menunjukan reaksi positif terhadap klorida. Untuk uji klorida larutan tiamin HCl 2% ditambah larutan AgNO3 5%, percobaan menunjukan hasil yang dimana terbentuk endapan putih tidak larut jika ditambahkan HNO 3 ,tapi larut dalam amonia encer dan membentuk endapan kembali saat ditambahkan HNO 3, pada percobaan ini menghasilkan hasil yang positif dan sesuai dengan teori. Pada percobaan piridoksin HCl ( vitamin B 6 ) pada perlakuan reaksi ferri klorida , 5 mg piridoksin HCl dilarutkan dalam 1 ml air, keudian dinetralkan bening NaHCO3 apabila pH larutan tersebut asam atau dinetralkan dengan HCl apabila PH larutan tersebut basa , lalu direaksikan dengan 2 tetes larutan FCl 3 1% yang dibuat segar, apabila terbentuk warna merah sampai ungu percobaan menunjukan hasil yang positif . Pada perlakuan reaksi gabungan dengan asam sulfanilad terziadotasi pada uji piridoksin HCl, 10 mg piridoksin HCl dilarutkan dalam 1 ml NaOH 3 N.kemudian ditambahkan campuran segar yang terdiri dari larutan asam sulfat dan larutan NaNO2 10% sama banyak, terbentuk larutan berwarna kuning tua
sampai jingga. Kemudian larutan di tambahkan dengan 2 ml asam asetat 3 N. Percobaan yang dilakukan menunjukan hasil yang negatif karena larutan tidak berubah menjadi warna merah. Teori yang ada apabila percobaan yang dilakukan menunjukan hasil positif, warna larutan akan berubah menjadi merah. Pada perlakuan selanjutnya larutan 50 mg piridoksin HCL dalam 1 ml air ditambahkan 1 tetes larutan tembaga sulfat 2% dan 1 ml NaOH 3 N, akan terbentuk warna biru-ungu apabila percobaan menunjukan hasil yang positif. Percobaan yang telah dilakukan menunjukan hasil positif karena hasilnya sesuai dengan teori yang ada. Pada perlakuan yang terakhir 50 mg piridoksin HCL dipanaskan dengan 2 ml larutan KOH-etanol dalam tabung reaksi akan tertutup pada tangas air selama 15 menit. Larutan menunjukan reaksi positif terhadap klorida. Untuk uji klorida larutan zat ditambahkan larutan AgNO3 5%, maka akan terbentuk endapan putih yang tidak larut dalam AgNO3, tapi endapan putih tersebut akan larut dalam amoniak encer dan terbentuk endapan kembali jika ditambahkan HNO3. Pada percobaan ini di dapatkan hasil yang positif dan sesuai dengan teori yang ada. Pada perlakuan uji Nikotinamid sejumlah 100 mg nikotinamid dan 5 ml NaOH 6 N dipanaskan, terbentuk amoniak apabila hasilnya positif. Percobaan yang telah dilakukan menunjukan hasil positif karena larutan berbau seperti air kencing. Untuk perlakuan uji nikotinamid selanjutnya, nikotinamid 100 mg dan 100 mg natrium karbonat yang sudah di kering d panaskan. Percobaan yang telah dilakukan menunjukan hasil positif karena serbuk yang dipanaskan berbau piridin, ini menunjukkan bahwa percobaan yang telah dilakukan sesuai dengan teori yang ada.
G. Kesimpulan Dari hasil percobaan telah dilakukan, maka dapat disimpilkan bahwa:
Analisis kualitatif vitamin dapat dilakukan dengan beberapa uji Setiap uji yang di lakukan memiliki proses yang berbeda-beda dan membaerikan hasil yang berbeda pula Kesalahan-kesalahan yang terjadi dapat disebabkan oleh ketidaktelitian dalam praktikum dan juga sudah terkontminasinya bahan atau alat yang digunakan.
DAFTAR PUSTAKA Anonim. (internet) tersedia dalam http:// www.slideshere.net / DewicDea / metode- analisis – vitamin (diakses pada tanggal 1-10-2014, 14:28). Anonim(internet) tersedia dalam http:// dcyeheesadonana.wordpesr.com /2013/05/27/ identifikasi-vitamin/(diakses pada tanggal 1-10-2014, 14:34) Anonim,2009. ANALISA KUALITATIF BIOMOLEKUL. (internet) tersedia dalam http:// www.acodemia.edu//4559390/ percobaan-ix-analisa-kualitatif biomolekul (diakses pada tanggal 1-10-2014, 14:31) Fessenden dan fersenden.1986. KIMIA ORGANIK JILID II, Jakarta:Erlangga. Anah shot, ray,dkk.2010. ANALISIS KUALITATIF VITAMIN . Makassar: fakultas ilmu-ilmu kesehatan universitas islam negeri alauddin. Salmiah,dkk. Hasanuddin.
2011.VITAMIN.
Makasar:
Fakultas
Farmasi
Universitas
Dirjen POM.1979.”Farmakope Indonesia Edisi III”. Depkes RI: jakarta Tim Dosen UIT.2011.”Penuntun praktikum Biokimia”. Universitas Indonesia Timur: Makassar.