TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN MENGANALISIS KASUS MANAJEMEN LABA YANG ADA DI INDONESIA
( PT. GREAT RIVER INTERNATIONAL TBK )
Disusun oleh : 1. Khisna Indriana 2. Leni Rosiyani
(142140018) (142140230)
UPN “VETERAN” YOGYAKARTA 2016 KRONOLOGI KASUS PT GREAT RIVER INTERNATIONAL TBK
PT Great River International merupakan perusahaan pakaian jadi berkualitas tinggi dan terkemuka di Indonesia. PT Great River International Didirikan oleh Sukanta Tanudjaja dan Sunjoto Tanudjaja pada tahun 1976 dengan nama PT. Great River Garments Industries. Kemudian pada tahun 1996 Berganti nama menjadi PT Great River International. Pada awalnya, PT Great River International mengalami perkembangan yang sangat pesat hal ini ditandai dengan diperolehnya beberapa kali penghargaan dari majalah Asiamoney dan berhasil lulus sertifikasi ISO 9002 untuk quality management. Namun mulai tahun 2002, PT. Great River International mulai mengalami kesulitan keuangan dengan mengajukan permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) ke Pengadilan Niaga. Permohonan PKPU tersebut diajukan sehubungan dengan permohonan pailit yang diajukan oleh Citibank atas utang senilai US $10 juta yang berasal dari US $ 2 juta dari Revolving Credit Agreement pada 16 Februari 1994 dan US $ 8 juta dari Revolving Credit Agreement-Domestic Trade Payable Onshore tanggal 16 November 1995. PT Great River International memperkirakan jumlah kewajibannya yang telah dan akan jatuh tempo, di luar utangnya kepada Citibank, adalah sebesar US $179.291.292.
Sedangkan
total
aset
yang
dimiliki
diperkirakan
sebesar
Rp1.674.716.315.355. Perusahaan garmen PT Great River International Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 1,023 trilyun per September 2002, melonjak dari periode yang sama tahun sebelumnya yang masih membukukan rugi bersih Rp 11,298 milyar. Dimana Akuntan publik Justinus Aditya Sidharta terindikasi
melakukan
kesalahan dalam mengaudit laporan keuangan PT. Great River Internasional, Tbk. Kasus tersebut muncul setelah adanya temuan auditor investigasi dari Bapepam yang menemukan indikasi penggelembungan account penjualan, piutang dan asset hingga ratusan milyar rupiah pada laporan keuangan Great River yang mengakibatkan perusahaan tersebut akhirnya kesulitan arus kas dan gagal dalam membayar utang. Berdasarkan investigasi tersebut Bapepam menyatakan bahwa akuntan publik yang memeriksa laporan keuangan Great River ikut menjadi tersangka.
ANALISIS KASUS PT GREAT RIVER INTERNATIONAL TBK Berdasarkan uraian permasalahan pada kronologi kasus PT Great River International Tbk dapat kami simpulkan kasus tersebut sepertinya timbul akibat
adanya pengendalian internal yang kurang ketat oleh pihak manajemen. Jika perusahaan terjadi deficit pada anggaran tentu saja kemampuan perusahaan dalam membayar hutang-hutangnya menjadi berkurang sehinggga perusahaan mengalami kesulitan dalam membayar hutang-hutangnya. Serta Tata kelola perusahan Great River tidak baik dilihat dari kondisi perusahaan Great River yang melanggar prinsip tata kelola pada PT Great River Internasional Tbk Yaitu: 1. Transparansi: prinsip keterbukaan dalam proses keputusan dan penyampain informasi.keterbukaan perusahaan
Great
dalam River
penyampaian transparansi
informasi. terlihat
Dalam
kasus
dilanggar
pada:
menggelembungkan akun penjualan atau penyimpanan dana obligasi sehingga kenyataan isi laporan keuangan perusahaan great river tidak sesuai dengan kondisi kenyataan sebenarnyaa. 2. Akuntabilitas: prinsip dimana para pengelola berkewajiban untuk membina sistem akuntansi yang efektif untuk menghasilkan laporan keuangan yang dapat dipercaya.
Dalam kasus Great river ini pihak manajemen tidak
mengelola sistem akuntansi yang efektif sehingga menghasilkan laporan keuangan yang tidak dapat dipercaya. Perhitungan pajak untuk menghindari sanksi pajak metode pencatataan akuntansi yang diterapkan Great River berbeda dengan ketentuan yang ada. Menghindari sanksi pajak untuk mengurangi biaya pembayaran pajak dimana jika cogs di masukkan biaya bahan bakunya maka cogs akan lebih tinggi dan gross profitnya menurun sehingga biaya untuk membayar pajaknya rendah. Padahal jelas sekali disini bahwa perusahaan great river bahan bakunya dari pemesannya. 3. Independensi : keadaan dimana para pengelola dalam mengambil suatu keputusan bersifat profesional, bebas dari konflik kepentingan dan bebas dari pengaruh atau tekanan. Pelanggaran prinsip ini terjadi pada: dimana empat orang direksi perusahaan itu ditetapkan menjadi tersangka, termasuk pemiliknya Sunjoto Tanudjaja. Dimana menyebabkan hilangnya obyektifitas Justinus A.
PENYELESAIAN KASUS PT GREAT RIVER INTERNATIONAL TBK Kasus PT Great River Internasional Tbk ini sebenarnya telah diselesaikan oleh auditor dari pihak BAPEPAM pada saat itu (sekarang OJK). Auditor mendeteksi
adanya kecurangan dari pihak akuntan publik dan lemahnya pengendalian internal dari pihak manajemen. Selain itu juga hukuman yang pantas bagi akuntan publik yang bersangkutan juga sudah dijatuhkan yaitu berupa pembekuan profesi selama 2 tahun. Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) telah melimpahkan kasus penyajian laporan keuangan Great River ke Kejaksaan Agung pada tanggal 20 Desember 2006. Dalam laporan tersebut, empat anggota direksi perusahaan tekstil itu ditetapkan menjadi tersangka, termasuk pemiliknya, Sunjoto Tanudjaja. Bapepam menemukan adanya indikasi konspirasi dalam penyajian laporan keuangan Great River. Tak tertutup kemungkinan, Akuntan Publik yang menyajikan laporan keuangan Great River itu ikut menjadi tersangka. Terdeteksinya kecurangan tersebut dapat dilihat pada overstatement atas penyajian akun penjualan dan piutang dalam Laporan Keuangan GRIV per 31 Desember 2003 dan penambahan aktiva tetap perseroan, khususnya yang terkait dengan penggunaan dana hasil emisi obligasi, yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Untuk jenis kasus seperti ini dapat dihindari dengan cara pengendalian internal yang lebih ketat serta apabila kasus seperti ini sudah terlanjur terjadi maka sebaiknya berikan sanksi yang membuat jera atas penyalahgunaan maupun kesalahan dalam manajemen laba, baik sanksi bagi auditor maupun perusahaan tersebut. Menunjuk Pengumuman Bursa No. Peng-01/BEJ-PSJ/SPT/01-2005 tertanggal 13 Januari 2005 mengenai suspensi perdagangan saham GRIV yang telah berjalan lebih dari 2 (dua) tahun, serta kondisi PT Great River International Tbk yang saat ini tidak berjalan normal (operasional perusahaan lumpuh) sesuai kapasitas yang ada dan dipandang berpengaruh terhadap going concern Perusahaan Tercatat, dimana belum terdapat indikasi pemulihan yang memadai atas kondisi tersebut, maka mengacu pada Peraturan Pencatatan PT Bursa Efek Jakarta. Atas dasar hal tersebut, Bursa Efek Jakarta memutuskan untuk menghapuskan pencatatan Efek PT Great River International Tbk. yang berlaku efektif pada tanggal 2 Mei 2007. Selain itu terdapat pertimbangan lain yang mendasari keputusan penghapusan pencatatan Efek Perseroan yaitu belum dipenuhinya kewajiban penyampaian Laporan Keuangan dan kewajiban finansial Perseroan kepada Bursa berupa penyampaian Laporan Keuangan Tahunan Auditan Tahun 2004 dan 2005 serta Laporan Keuangan Triwulan I, Tengah Tahunan dan Triwulan III Tahun 2005 dan 2006 serta denda keterlambatan penyampaian Laporan Keuangan baik Auditan
maupun triwulanan tahun 2004, 2005 dan 2006 dan pembayaran Biaya Pencatatan Tahunan (ALF) tahun 2005 dan 2006 hingga saat dikeluarkannya pengumuman ini.
Sumber : https://m.tempo.co/read/news/2007/05/21/056100366/bapepam-limpahkan-berkasgreat-river-awal-juni https://bisnis.tempo.co/read/news/2006/06/19/05679113/kasus-great-river-kekejaksaan