A. Unsur Intrinsik 1. Tema Tema yang dapat di ambil dari cerpen ini adalah tema percintaan, kisah seseorang yang sangat mencintai dan ditinggalkan kekasihnya untuk selamalamanya akibat kesalah pahaman yang terjadi. 2. Tokoh Tokoh dalam cerpen : Nilam Elga Alin Flora Ibu Nilam Ayah Nilam Ibu Elga 3. Penokohan Karakter tokoh dalam cerpen : Nilam = (Protagonis) Penyabar, penuh kasih sayang (terhadap Elga), baik hati, tidak gengsi Elga = (Protagonis) Misterius, penuh kasih sayang (terhadap Nilam) Alin = (Protagonis) Peduli, baik hati Flora = (Antagonis) Tidak peduli Ibu Nilam = (Protagonis) Pengertian, penuh kasih sayang (terhadap Nilam), pemberi solusi (terhadap Nilam) Ayah Nilam = (Protagonis) Pengertian Ibu Elga = (Protagonis) Pengertian 4. Alur Alur yang terjadi dalam cerpen ini adalah Alur Maju a. Situasional (situation) Pagi ini Elga datang menemuiku, duduk di sampingku dan tersenyum menatapku. b. Generating Sircumtense Elga menatapku dengan hangat, penuh harapan dan tatapannya itu selalu membuatku bisa memaafkannya. Aku sungguh mencintainya, tidak hanya itu aku pun kehilangan sahabatku, dan aku tidak peduli akan perkataan orang lain. c. Rishing Action Buat kesekian kalinya Elga berselingkuh, aku pun tidak berdaya dengan kenyataan ini, Elga menghancurkan kepercayaanku. d. Klimaks Aku tak bisa memaafkan diriku sendiri. Elga meninggal tertabrak karena aku. Dia mengejarku untuk meminta maaf tapi aku tidak memperdulikannya karena rasa sakit hatiku padanya. Jika saja aku memaafkannya tidak akan terjadi kejadian seperti ini. Dia menghembuskan nafas terakhirnya dipelukanku, disaat terakhir dia berjanji takan menyakitiku lagi, disaat dia mengatakan mencintaiku dan ingin
5.
6.
7.
8.
menikah denganku. Dia mengatakan semuanya disaat meregang nyawa, itu sungguh membuatku sangat menyesali semua ini. e. Denaumeants Satu minggu peninggalan Elga, aku mendapatkan sebuah kotak kecil berwarna merah, mawar merah yang telah layu, dan amplop merah dari ibu Elga, didalam kotak merah itu terdapat sepasang cincin dan kubuka ampolop merah itu. Amplop merah itu bertuliskan Janji Terakhir dari Elga yang tidak akan menyakitiku lagi dan sebuah lamaran pernikahan darinya. Aku pun menangis berlari menghampiri ibuku dan ibuku memelukku erat, kami pun menangis bersama-sama. Latar - Tempat : Kampus (Pertemuan antara Elga, Nilam, Alin, Flora) Ruang Tamu (Ketika Elga menunggu Nilam untuk pergi dinner) Tenda pinggir jalan/ Warung kecil (Ketika Nilam dan Elga dinner) Parkiran kampus (ketika Nilam melihat Elga berselingkuh dengan Flora) Kamar (Ketika Elga menangis atas penghianatan cinta Elga) Jalan Raya (Ketika Elga tertabrak) - Waktu : Pagi (Ketika Nilam bertemu dengan Elga) Malam (Ketika Nilam dan Elga dinner, Ketika Nilam melihat Elga berselingkuh dengan Flora) - Suasana : Romantis dan Senang (Ketika disepanjang perjalanan Elga menggenggam erat tangan Nilam dan Nilam bersandar dibahu Elga menikmati perjalanan) Tegang (Ketika Nilam melihat Elga selingkuh) Sedih (Ketika Elga meninggal) Sudut Pandang Dalam cerita ini pengarang memposisikan dirinya sebagai tokoh utama yaitu Nilam, karena pengarang menggunakan kata „aku‟ dalam tokoh Nilam. Oleh karena itu pengarang seakan-akan terlibat dalam cerita ini sebagai Nilam. Gaya Bahasa Majas : Pada paragraph 6 di cerita ini ditemukan majas hiperbola : “Setiap hari Elga datang ke rumah dan meminta maaf, bahkan Elga sempat semalaman berada di depan gerbang rumahku, tapi aku tidak menemuinya” kalimat ini menunjukan pengungkapan yang dilebih-lebihkan. Ketika kita memiliki pasangan jagalah dengan baik perasaan dari Amanat pasangan kita, jangan sampai pasangan kita memiliki prasangka buruk terhadap kita, itu akan membuat ke rumitan dalam berhubungan.
B. Unsur Ekstrinsik 1. Latar Kehidupan Pengarang Latar kehidupan dari pengarang Efih Sudini Afrilya yaitu merasakan bagaimana ditinggalkan oleh sang kekasih yang sangat dicintainya akibat oleh kesalahannya sendiri. 2. Latar Belakang Sosial, Politik, Budaya Latar belakang sosial pengarang Efih Sudini Afrilya yaitu memiliki sebuah keluarga yang lengkap dan sahabat yang sangat mencintai dan menyayanginya meskipun sang kekasih sudah tiada.