3). Fase Ketiga (Analisa dan Intepretasi)
3). Fase Ketiga (Analisa dan Intepretasi)
3.8 Kerangka Pemecahan Masalah
3.8 Kerangka Pemecahan Masalah
ANALISA STRATEGI PENINGKATAN KUALITAS KERAMIK MENGGUNAKAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DI PT. SATYARAYA KERAMINDO INDAH
Alam Surya Azys, Sri Mukti Wirawati
Fakultas Teknik Industri, Universitas Banten Jaya
ABSTRACT
Competition in the ceramics industry is very tight therefore PT. Satyaraya Keramindo Indah began to see the quality of its products are Roman-branded ceramics. Quality is the main factor in this company therefore, the company will measure how far the quality of its products. In a study entitled Analysis of Quality Improvement Strategy of Ceramics at PT. Satyaraya Keramindo Indah. This study uses the method of Quality Function Deployment or which can be called with QFD. In this QFD method there is a way to be able to know the performance of the product and can measure the quality of a product. Analyze a product with questionnaire / Question Questionnaire to be answered by the consumer then in Test Validity and Reliability using this QFD tool up to 3 stages of Technical Requirement stage, Process Requirement and Procedure Quality. From those 3 stages the values of the ceramic products will be measured by priority. What consumers want and what products should not be improved.
And the results of this study conducted at PT. Satyaraya Keramindo Indah, from the analysis of quality improvement strategies using QFD. There are several attributes that must be improved quality through House Of Quality parameters that use these 3 stages. Benchmarking process or comparison with competitors, from the values contained in House Of Quality Benchmarking. Ceramic products roman superior from its competitors but there is to be improved again the quality of its products.
Keyword : Quality Function Deployment, QFD, Validitas, Reliabilitas,Technical Requirement, Process Requirement, Procedure Quality, House Of Quality, Benchmarking
1. PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi sangat pesat sehingga dunia perindustrian harus mengikuti perkembangannya. Penerapan teknologi diharapkan dapat meningkatkan proses produksi sehingga dapat menghasilkan produk yang berkualitas. kapasitas serta faktor-faktor yang mempengaruhi didalamnya. PT. Satya Raya Keramindo Indah (SRKI) merupakan Perusahaan Swasta yang memprodusen Keramik yang bertaraf Internasional.
Produk keramik PT. satyaraya Keramindoindah telah dikembangkan untuk bersaing di dunia industri. Aspek kualitas produk merupakan salah satu aspek yang menentukan daya saing produk di pasar selain harga. Untuk mengembangkan wilayah pemasaran, persoalan kualitas merupakan hal yang krusial. Dari pengamatan di lapangan, produk olahan dari tanah liat yaitu keramik. Keramik yang paling banyak beredar di pulau jawa dan berasal dari negara italia, tentunya kualitas produk yang beredar tersebut baik dari segi ketahan dan motif pada produk ini sudah tidak diragukan lagi. Perusahaan keramik telah menyadari untuk mampu bersaing, kualitas produk harus ditingkatkan. Jika kualitas berkembang, persaingan produk dijual di pasaran sangat tinggi. Meningkatnya persaingan dan jumlah pesaing akan membuat produk yang dihasilkan dari PT. Satyaraya keramindoindah slalu memperhatikan kebutuhan dan keinginan konsumen serta memenuhi kebutuhan konsumen dengan cara yang lebih tepat. Saat ini, tuntutan konsumen slalu meningkat dan berkembang sejalan dengan perkembangan teknologi didunia industri. Hal ini akan mengakibatkan cepatnya perubahan selera konsumen terhadap suatu produk. Semakin kompleks kebutuhan konsumen terhadap produk maka semakin banyak syarat - syarat produk yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan konsumen tersebut.
2. TINJAUAN PUSTAKA Kualitas
Kualitas mempunyai pengertian yang luas, tergantung pada sudut pandang yang mendefinisikannya. Sebagian besar orang mempunyai konsep pemahaman mengenai kualitas sebagai hubungan satu atau lebih karakterisitik yang diinginkan dari sebuah produk atau jasa. Walaupun konsep pemahaman secara pasti merupakan starting poin yang bagus, namun masih banyak lagi definisi kualitas yang tepat. Pada sub bab ini akan dibahas mengenai pengertian kualitas dari para ahli diantaranya juran, deming, montgomary dan Crosby.
Kualitas menjadi sangat penting bagi konsumen untuk membuat kepuasan dalam menyeleksi pesaingnya diantara penyedia produk atau jasa. Fenomena ini tersebar luas tanpa memperdulikan apakah konsumen itu individu, organisasi industri dan atau program pertahanan militer. Akibatnya pemahaman dan peningkatan kualitas adalah faktor kunci keberhasilan dari bisnis, pertumbuhan dan peningkatan persaingan. Terdapat keuntungan besar yang akan didapatkandari peningkatan kualitas dan keberhasilan menggunakan kualitas sebagai bagian yang terintegrasi dari sebuah strategi bisnis. Definisi kualitas secara tradisional adalah dasar dari pandangan bahwa produk dan jasa harus memenuhi persyaratan dari mereka yang menggunakannya.
Quality Function Deployment (QFD)
Pandangan Modern mengenai konsep kualitas memberikan fokus pada kebutuhan dan harapan konseumen. Salah satu metode yang dilakukan dalam menerjemahkan keinginan dan kebutuhan ini menjadi karakterisitik proses dan produk adalah Quality Function Deployment (QFD). Dengan berbasis pada keinginan dan kebutuhan konsumen serta kompensasi pada para pesaing, teknik tersebut akan memberikan kemungkinan sistematis dalam menghasilkan persayaratan kualitas
produk dan parameter desain yang sesuai dengan persyaratan proses produksi ( Bergman dan Klessjo, 1994).
QFD merupakan alat bantu yang baik dalam berkomunikasi, disebabkan disebabkan pengerahan keterlibatan antar bagian dalam organisasi untuk bekerjasama menghasilkan kualitas produk atau jasa yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan konsumen. Dala prakteknya, QFD bersandar pada interaksi yang membangun antar bagian-bagian desain, pemasaran, produksi serta rekayasa teknik. Fungsi silang QFD dapat diterapkan melalui bagian-bagian tersebut menghasilkan suatu keluaran yang baik. Umpan balik konsumen diperlukan guna membuat keputusan perekayasaan, pemasaran dan didesain.
Matrik House of Quality
Dalam QFD, suatu matriks yang saling berhubungan dikembangkan untukmenetapkan hubungan antara keinginan pelanggan dan parameter teknik dari produk atau jasa. Pada sisi tangan kiri (bagian 1), terdiri dari daftar input yang berisi keinginan dari konsumen. Masukan diterjemahkan ke dalam output yang teknis, yang dimasukkan di bagian 2 dari matriks itu. Output dari matriks 2 menjadi input untuk matriks bagian 3, seperti terlihat pada gambar 2.2
1 2
3
Gambar 1. Matrik House of Quality
(Sumber: Groover, 2005:769)
3. METODE PENELITIAN
Angket
Dalam penelitian, teknik pengumpulan data merupakan faktor penting dalam keberhasilan penelitian. Hal ini berkaitan dengan bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya dan apa alat yang digunakan. Jenis sumber data adalah mengenai darimana data diperoleh. Apakah data diperoleh dari sumber langsung (data primer) atau data diperoleh dari sumber tidak langsung (data sekunder).
Metode pengumpulan data merupakan teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat diperlihatkan penggunaanya melalui angket atau kuisioner dan sebagainya. Sedangkan instrument pengumpul data merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa alat , maka instrumen dapat berupa lembar cek list kuesioner.
Penerapan QFD dalam pengembangan produk keramik ROMAN yaitu sebagai berikut :
1) Fase pertama (Mengumpulkan Suara Konsumen (Voice of Customer)
prosedur umum dalam pengumpulan dalam mengumpulkan suara konsumen adalah:
a. Menentukan atribut-atribut yang dipentingkan konsumen (berupa data kualitatif) dan data ini biasanya diperoleh dari wawancara dan kuesioner
b. Mengukur tingkat kepentingan dari atribut-atribut.
2) Fase Kedua (Menyusun Rumah Kualitas/ House of Quality)
a. Pembuatan Matrik Keinginan Konsumen b. Pembuatan Parameter Teknik
c. Menentukan Hubungan Parameter Teknik dengan Keinginan Konsumen d. Korelasi Teknis
e. Benchmarking dan Penetapan Target
Merupakan analisa dari tahapan-tahapan diatas. Selain ketiga tahapan diatas, ada tahapan yang pertama kali dilakukan yaitu tahapan perencanaan dan persiapan (fase 0/ prafase).
mulai Identifikasi masalah dan tujuan penelitian
Pengumpulan Data
Identifikasi sample penelitian
Penyusunan Quisioner
Penyebaran Quisioner
Uji Validitas dan Reliabilitas
ya
tidak
Data Valid dan Reliabel
Data tidak terpakai
Quality Function Deployment method
Menentukan korelasi antar- respon
Menentukan arah perbaikan
Benchmarking
Penentuan Target
Analisa hasil pengolahan data
Usulan Perbaikan
Selesai
Gambar 2. Kerangka pemecahan masalah
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Matriks Kebutuhan Konsumen
Penyebaran Kuesioner didapat dari beberapa atribut kualitas produk keramik Roman yaitu sebagai berikut :
Tabel 1. Atribut Konsumen
No
Pertanyaan
1
Motive keramik ROMAN sangat bagus
2
Corak dan warnanya sangat bervariasi
3
Tekstur Warna keramik ROMAN sangat jelas
4
Warna keramik ROMAN sangat khas
5
Desain gambarnya sangat unik
6
Motive keramik ROMAN sangat enak diliat
7
keseimbangan Warna begitu pas
8
Warna keramik ROMAN yang beragam
9
Tekstur dari motive keramik ROMAN sangat rapih
10
Perpaduan motive dan warna begitu pas
Atribut pertanyaan kuesioner diatas merupakan sebagian dari pertanyaan yang ada didalam kuesioner itu.
Uji Validitas dan reliabilitas
Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software SPSS 20 for windows. Uji signifikansi dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan r table untuk degree of freedom ( df ) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel, pada kasus ini jumlah sampel (n) = 60 dan besarnya df dapat dihitung 60 - 2 = 58 dengan df
= 58 dan alpha= 0.745. didapat r table = 0,3301 dan 0,4143 .Bandingkan nilai Correlated Item – Total Correlation dengan hasil perhitungan r table, jika r hitung > r table dan nilai positif maka butir atau pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan valid.
Tabel 2 Hasil Uji Validitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Software SPSS 20 for windows memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,745. Jika Alpha > r tabel akan dinyatakan reliabel/konsisten. Dari hasil uji reliabilitas didapatkan hasil yang handal
atau reliabel.
Tabel 3. Hasil Uji Reliabilitas
4.2 Matriks Perencanaan
Kinerja atribut produk keramik dipandang sisi oleh para konsumen adalah untuk menentukan berapa besarnya nilai target oleh pihak perusahaan.
Tabel 4. Tingkat Kepentingan Atribut
Atribut jasa yang akan ditingkatkan dan dikembangkan perlu ditentukan bobot prioritas atribut produk tersebut. Dengan mengetahui prioritas pengembangan atribut produk, maka dapat ditentukan urutan atribut mana yang akan ditingkatkan dan dikembangkan.
Tabel 5. Hasil Perhitungan Bobot
Atribut
Derajat
Kepentingan
Rasio
Perbaikan
Sales
Point
Bobot
1
3.25
1.66
1.5
8.09
2
3.33
1.60
1.5
7.99
3
3.51
1.49
1.5
7.84
4
2.08
1.12
1.5
3.49
5
3.36
1.56
1.5
7.86
6
2.93
1.92
1.5
8.43
7
3.61
1.43
1.5
7.74
8
3.21
1.53
1.5
7.36
9
3.01
1.89
1.5
8.53
10
2.98
1.56
1.5
6.97
Interaksi Antara Keinginan Konsumen dengan Parameter Teknik
Tahap ini dimaksudkan untuk mengetahui keeratan hubungan masing-masing komponen parameter teknik dalam memenuhi keinginan konsumen.
Tiga tipe hubungan yang digunakan adalah:
= Tingkat hubungan kuat dengan nilai 9
= Tingkat hubungan sedang dengan nilai 3
= Tingkat hubungan lemah dengan nilai 1
Gambar 3. Interaksi Keinginan Konsumen dengan Parameter Teknik
Nilai Matriks Interaksi Keinginan konsumen dengan parameter teknik
Parameter teknik merupakan hasil penterjemahan dari keinginan konsumen, dari keinginan konsumen diterjemahkan ke dalam bahasa teknik yang dapat diukur untuk menentukan target yang akan dicapai dan untuk menentukan atribut mana yang nantinya akan dikembangkan. Untuk menentukan parameter mana yang harus dinaikkan atau diturunkan, tentunya kita harus wawancara dan konsultasi dengan pihak manajemen perusahaan, untuk mengetahui parameter teknik yang sesuai
dengan keinginan konsumen.
Adapun hasil dari penterjemahan dari keinginan dan kebutuhan konsumen dapat diperoleh parameter teknik sebagai berikut:
Tabel 6. Nilai Matriks Interaksi
No
Parameter Teknik
Nilai
1
Banyak motive yang digunakan
228,429
2
Warna yang realistis
164.848
3
Desain yang bagus
135.722
4
Produk yang kuat
140.972
5
Tahan lama untuk digunakan
96.664
6
Bahan baku yang teruji
17.173
7
Ketebalan yang pas
57.598
8
Mudah dipasang
45.685
9
Glazur yang berkualitas
39.497
10
Menggunakan Teknologi Canggih
174.756
11
Proses pembakaran yang Stabil
21.368
12
Harga yang high class
65.196
13
Ukuran yang bervariasi
76.765
14
Pengecekan dengan teliti
0
15
Kemasan yang bagus
0
Jumlah
1.264.673
Tabel 7. Nilai Prioritas Teknik (%)
No
Parameter Teknik
Nilai (%)
Prioritas
1
Banyak motive yang digunakan
18.06
1
2
Warna yang realistis
13.03
3
3
Desain yang bagus
10.73
5
4
Produk yang kuat
11.14
4
5
Tahan lama untuk digunakan
7.64
6
6
Bahan baku yang teruji
1.35
13
7
Ketebalan yang pas
4.55
9
8
Mudah dipasang
3.61
10
9
Glazur yang berkualitas
3.12
11
10
Menggunakan Teknologi Canggih
13.81
2
11
Proses pembakaran yang stabil
1.68
12
12
Harga yang tinggi
5.15
8
13
Ukuran yang bervariasi
6.06
7
14
Pengecekan dengan teliti
0
14
15
Kemasan yang bagus
0
15
Jumlah
99.93
Hubungan Antara Parameter Teknik
Pengidentifikasian hubungan antar parameter teknik perlu dilakukan guna mengetahui adanya pertukaran antara masing-masing atribut pada parameter teknik tersebut adalah:
1. Hubungan positif kuat yaitu apabila dua atribut tersebut masing-masing saling mendukung dalam pelaksanaannya dan sifat hubungan sangat kuat.
2. Hubungan positif moderat yaitu apabila dua masing-masing saling mendukung dalam pelaksanaannya dan sifat hubungan sedang.
3. Tidak ada hubungan yaitu bila dua atribut masing-masing tidak terdapat hubungan apapun. Penentuan prioritas terhadap parameter teknik apa yang akan dikembangkan perlu mempertimbangkan interaksi diantara parameter teknik. Interaksi antara parameter teknik dapat dilihat pada gambar 4.51
Banyak motive yang digunakan
Warna yang realistis
Desain yang bagus
Produk yang kuat
Tahan lama untuk digunakan
Bahan baku yang teruji
Ketebalan yang pas
Mudah dipasang
Glazur yang berkualitas
Menggunakan Teknologi Canggih
Proses pembakaran yang optimal
Harga yang high class
Ukuran yang bervariasi
pengecekan yang teliti
Kemasan yang bagus
Gambar 4. Hubungan antar Parameter Teknik
Matriks House Of Quality Produk Keramik
Matrik House Of Quality ini menjelaskan apa saja yang menjadi keinginan konsumen dan bagaimana memenuhinya. Matrik ini dibuat berdasarkan penggabungan pengolahan data dari penentuan derajat kepentingan sampai dengan interaksi parameter teknik, akan tetapi hasil dari matrik ini belum sepenuhnya dapat diterapkan pada operasional perusahaan
Gambar 5. House Of Quality Produk Roman
Pada gambar diatas, menggunakan teknologi canggih memiliki urutan prioritas tertinggi diantara atribut-atribut yang lain
Benchmarking
Benchmarking merupakan suatu alat peningkatan kualitas. Terdapat istilah Benchmark dan Benchmarking. Benchmark didefinisikan sebagai suatu standar dimana sebuah item dapat diukur atau dinilai. Benchmarking ialah sebuah cara sistematis untuk mengidentifikasikan, memahami dan secara kreatif menciptakan pengembangan produk, jasa, desain peralatan, proses dan diterapkan untuk meningkatkan perfomansi suatu organisasi.
Berikut ini perusahaan dan nama produk yang akan dibandingkan :
1. PT. Satyaraya Keramindoindah ( Roman )
2. PT. Mulia Industrindo ( Mulia Tile )
3. PT. Platinum Ceramics Industry ( Platinum )
Gambar 6. House Of Quality Benchmarking
Dari gambar rumah kualitas perbandingan dengan pesaing, ada beberapa atribut dalam produk keramik roman yang harus dikembangkan guna meningkatkan kepuasan konsumen dan penggunanya. Atribut yang harus dikembangkan antara lain adalah bahan baku yang teruji, Glazur yang berkualitas, Pengecekan yang teliti, kemasan yang bagus dan yang terakhir yaitu harga. Karena harga keramik roman cukup mahal.
5. KESIMPULAN
Dari penelitian yang telah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: A. Dari kesimpulan yang dilakukan dan dapat dilihat dari matriks House Of
Quality pada keinginan konsumen ke parameter teknik terdapat nilai yang paling besar yaitu Banyak motive yang digunakan dengan nilai 225,894 kemudian warna yang realisitis dengan nilai 172,848 dan menggunakan teknologi canggih dengan nilai 182,357. Dan nilai yang kecil terdapat pada bahan baku yang teruji dengan nilai 17,170 kemudian pembakaran yang optimal dengan nilai 21,368 dan Glazur yang berkualitas dengan nilai 39,497. Maka dari itu perusahaan perlu meningkatkan bahan baku yang terbaik sehingga lulus dalam test bahan baku, perusahaan perlu meningkatkan suhu temperatur agar proses pembakaran stabil.
B. Kesimpulan yang dapat dilihat dari perbandingan produk keramik roman dengan para Pesaingnya. Keramik roman rata-rata unggul dari para pesaingnya yaitu Mulia keramik dan Platinum keramik. Tetapi ada atribut keramik roman yang masih kalah dari produk para pesaingnya yaitu harga. Dari hasil matriks House Of Quality Benchmarking nilai harga dari produk roman sangat rendah yaitu 20, sementara nilai harga dari produk Mulia dan Platinum itu sebesar 25 dan 30. Oleh karena itu keramik roman masih lemah dalam penentuan harga produk, produk roman sangat mahal untuk konsumen kelas menengah.
DAFTAR PUSTAKA
Dudung Agus(2012) Merancang Produk. Bandung:PT. RemajaRosdakarya Offset. 40
Francis Francis, (2016). Engineering Approach with Quality Function Deployment For An ABET Accredited Program : A Case Study Departement of Mechanical Engineering, Lebanon : Notre Dame University-Louaize Zouk Mosbeh. 66
Junaidi (2010) Tabel r ( Koefisien korelasi Sederhana ). Http://Junaidichaniago.wordpress.com
Kholil, Muhammad.(2013). SIX SIGMA Quality for Business Improvement.
Yogyakarta : Graha Media.
Koc, Eylem.( 2015). Evaluation Of The Students Expectations For An Educational Instituition Using Quality Function Deployment (QFD) Method. Hal.8. Turkey
: Faculty of Economics and Administrative Sciences.
Muhammad Hafiz Irham, (2014) Training dan Mesin Proses Produksi. Tangerang:PT.
Satyaraya Keramindo Indah.
Saludin, (2016) Desain Untuk SIX SIGMA Cara Efektif memebangun Kinerja
Produk & Proses Prima Dari Tahap Awal. Jakarta: Mitra Wacana Media. 110
Suhendar Endang (2014) Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Akademik PAda UB Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Hal 376. Jakarta : Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam. Universitas Indraprasta PGRI.
Suroto (2014) ) Penerapan Metode Quality Function Deployment (QFD) Dalam Upaya Peningkatan Kualitas Pelayanan Akademik PAda UB. Hal.376. Jakarta: Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indraprasta PGRI.
Syamsul Anwar, (2014) Penerapan Metode Quality Function Deployment untuk peningkatan kualitas produk coklat local. Hal.80. Padang: Akademi Teknologi Industri.
Syukron, Amin.(2013). SIX SIGMA Quality for Business Improvement.
Yogyakarta: Graha Media.
Tutuhatunewa, Alfredo.(2010). Aplikasi metode Quality Function Deployment dalam pengembangan produk air minum kemasan. Ambon: Tesis, Program Studi FakultasTeknik Industri Universitas Patimura.
Yustian Okky Rizkia (2015) Analisis Pengembangan Produk Berbasis Quality Function Deployment. Tesis. Fakultas Bisnis dan Manajemen. Hal 26. Bandung: Universitas Widyatama.