APLIKASI JURNAL STASE KEPERAWATAN MATERNITAS
“EFEKTIFITAS MASSASE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST OPRASI SECTIO CAESAREA DI RSUD Dr. ADHYATMA, MPH SEMARANG”
DI SUSUN OLEH : 1. 2. 3. 4.
JATI BERLIA PRASANTI M. MUSTAGHFIRIN SUSI WULANDARI TIRA SEPTIA TRISNA
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG 2014 BAB I PENDAHULUAN A. JUDUL EFEKTIFITAS
MASSASE
ROLLING
(PUNGGUNG)
TERHADAP
PRODUKSI ASI PADA IBU POST OPERASI SECTIO CAESARIA DI RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH PALEMBANG TAHUN 2011 B. LATAR BELAKANG
Pembangunan manusia sejak dini meliputi aspek pendidikan,
pendapatan perkapita dan kesehatan
(Perinasia,
2010).
Hal ini
ditunjukkan oleh hasil Indeks Pembangunan Manusia(IPM). Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Indonesia memperoleh
nilai 67,0 yaitu
menduduki peringkat 109 dari191 negara di dunia (Perinasia, 2010). Realita dalam pembangunan Indonesia adalah keterbatasan dana. Oleh sebab itu investasi harus diprioritaskan pada kegiatan berisiko rendah dan manfaatnya berkesinambungan.Salah satu upaya pembangunan inovatif adalah dengan investasi kesehatan-gizi (ASI Ekslusif) dan pendidikan. Salah satu manfaat investasi kesehatan gizi (ASI Ekslusif) adalah perkembangan Kegagalan
dan
pertumbuhan
pemberian
ASI
Ekslusif
emosional akibat
dan
intelektual
kegagalan
anak.
dalam proses
menyusui, hal ini disebabkan oleh timbulnya beberapa masalah, baik masalah ibu maupun pada bayi. Berdasarkan SDKI (2007), jumlah pemberian ASI Ekslusif di Indonesia masih rendah yaitu, 32% dari total kelahiran bayi. Kondisi ini sangat bertentangan dengan yang terjadi dengan pemberian susu formula. Diketahui pada tahun yang sama, bayi-
bayi yang lahir di fasilitas kesehatan lebih cenderung untuk tidak mendapatkan ASI secara ekslusif. Masalah dari ibu yang timbul selama menyusui dapat dimulai sejak sebelum persalinan (periode antenatal), pada masa post partum dini dan masa post partum lanjut. Masalah menyusui dapat pula diakibatkan karena keadaan khusus. Selain itu ibu sering benar mengeluhkan bayinya sering menangis atau menolak menyusu. Sering diartikan bahwa ASInya tidak cukup atau ASInya tidak enak,
sehingga
sering
menyebabkan
diambilnya
keputusan
untuk
menghentikan Menyusui. Masalah menyusui pada keadaan khusus adalah ibu melahirkan dengan Sectio Caesarea (SC). Ibu yang mengalami SC dengan pembiusan tidak mungkin dapat menyusui bayinya dengan inten, karena ibu harus dipindahkan ke ruang Recovery Room. Walaupun saat ini pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dapat juga dilakukan di ruang operasi, namun tidak semua rumah sakit memiliki kebijakan serupa Di Indonesia jumlah kelahiran dengan SC tergolong tinggi. Pada 64 rumah sakit di Jakarta didapatkan angka berkisar 35,7-55,3% dari
17.665
kelahiran. Selain faktor prosedural yang terjadi pada ibu yang mengalami persalinan SC, terdapat pula faktor endokrin. Seperti pendapat tim Perinasia (2010) bahwa faktor keberhasilan menyusui dipengaruhi oleh gizi ibu yang baik, kelainan endokrin, lingkungan sudiosial, ekonomi, politik maupun psikologis. Dalam hal ini, tindakan anastesi pada pasien SC menyebabkan
terhambatnya
pengeluaran
hormon
oksitosin
akibat
anastesi lumbal. Hormon oksitosin ini berdampak pada pengeluaran hormon
prolaktin
sebagai stimulasi produksi ASI pada ibu selama
menyusui. Oleh sebab itu perlu dilakukan stimulasi refleks oksitosin sebelum ASI dikeluarkan atau diperas. Bentuk stimulasi yang dilakukan pada ibu adalah dengan massaserolling (punggung). Tindakan ini dapat memberikan sensasi relaks pada ibu dan melancarkan aliran syaraf serta salran ASI kedua payudara (Perinasia, 2010). Berdasarkan hasil studi pendahuluan di RSMH, Rumah Sakit Bari, Rumah Sakit Muhammadyah, Rumah Sakit Siti Khadijah Palembang diketahui ibu dengan persalinan SC belum dilaksanakan IMD, kontak antara ibu dan bayi dimulai setelah ibu berada diruang perawatan. Hal ini tentu saja berdampak pada penundaan stimulasi ASI antara ibu dan bayi di masa krisisnya, yaitu satu jam setelah melahirkan). Data yang diperoleh di RS Muhammadyahpersalinan Section Caesarea (SC) selama bulan Januari s/d September 2011 sebanyak 1057
orang, melihat masih tingginnya persalinan melalui SC dan pentinya pemberian ASI, maka peneliti berkeinginan untuk melihat efektifitas massage rolling (punggung) terhadap produksi ASI pada pasien post SC di Rumah Sakit MuhammadyahPalembang tahun 2011.
C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas massase rolling (punggung) untuk meningkat kan produksi ASI pada ibu post SC di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang tahun 2011.
BAB II RESUME JURNAL A. PENELITI Maliha Amin* Rehana** Herawati Jaya
B. TEMPAT PENELITIAN Ruang kebidanan RSMuhammadyah Palembang
C. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektifitas massase
rolling (punggung) untuk meningkat kan produksi ASI pada ibu post SC di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang tahun 2011
D. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan quasi eksperimen, yang bertujuan untuk melihat efektifitas massage rolling (punggung) yang dirancang oleh peneliti. Post test only design with control group, yaitu suatu pengukuran hanya dilakukan pada saat akhir penelitian (Sugiyono,
2001).
Bentuk
rancangan penelitian ini dapat diperhatikan skema seperti dijelaskan berikut ini: Skema 4.1 Rancangan penelitian . 02-04= XI
01 02 Keterangan :
O1 : Produksi ASI ibu post operasi sebelum dilakukan massage rolling
(punggung) X : Intervensi berupa pemberian massage rolling (punggung) O2 : Produksi ASI ibu dalam menyusui setelah perlakuan pemberian massage rolling (punggung) O3: Produksi ASI pada kelompok pembanding adanya intervensi
melalui
(kontrol),
sebelum
massage rolling (punggung) pada
kelompok perlakuan O4 : Produksi ASI ibu pada kelompok pembanding
setelah
dilakukan intervensi melalui pemberian massage rolling (punggung) XI : Perbedaan Kelancaran Produksi ASI pada kelompok
intervensi
dan kelompok kontrol Sampel penelitian dalam penelitian ini diambil sebanyak 32responden. Terdiri dari 16 responden kelompok kontrol dan 16 responden kelompok intervensi , dengan kriteria inklusi : Bersedia untuk diteliti Post SC ≥ 24 jam
SC pertama kali
Tidak mengalami gangguan jiwa
Tidak mengalami penyakit fisik atau
komplikasi yang menyertai ibu dan
bayinya
Pendidikan minimal lulusan SD.
Tempat penelitian ini dilakukan di Ruang Kebidanan RS Muhammadyah Palembang. Penelian ini di laksanakan pada bulan September s/d November 2011. Teknik pengumpulan data dari responden melalui wawancara
metode
dengan menggunakan kuesioner yang sudah disusun
peneliti. Kuesioner terdiri dari karakteristik dan observasi produksi ASI yang terdiri dari indicator bayi : 6 item, ibu : 10 item. Total observasi produksi ASI : 16 item. Apabila hasil yang ditemukan ya diberi nilai 1 dan bila tidak diberi nilai 0. Analisis univariat dilakukan untuk melihat sebaran dari karakteristik ibu antara lain; umur, paritas, tingkat pendidikan. Analisis bivariat, untuk mengetahui normality responden digunakan uji kolmogorov-sminov. Uji perbedaan, penelitian ini menggunakan
design quasi experimental pre test-post dipergunakan rumus t-test dengan membandingkan
kedua
mean.
Untuk mengetahui
perbedaan produksi ASI kelompok intervensi sebelum dan sesudah perlakukan digunakan uji beda dua mean dependent samples test pairet t – test. Untuk mengetahui perbedaan tingkat produksi ASI kelompok kontrol digunakan uji beda dua mean dependent samples test pairet t-test. Untuk
mengetahui
perbedaan
kelompok intervensi dan kelompok
kontrol
tingkat produksi ASI sesudah
perlakukan
digunakan uji beda dua mean independent samples t test. Untuk analisis bivariat tersebut dianalisis dengan tingkat kepercayaan 95% (alpha 0,05)
E. HASIL PENELITIAN Tabel 5.1 Distribusi Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi Menurut Karakteristik Responden di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011
No
karakteristik
1 Umur: - Risiko (<20 th & >
kelompok interval
%
kontrol
%
5
31,3
6
37,5
11
68,8
10
62.5
11
68,8
8
50
2
12,5
6
37,5
3
18,8
2
12,5
35 th) - Tidak Risiko(20 -35 tahun)
2
Paritas - Primipara - Multipara - Grand Multipara
3
Pendidikan - SD - SMP
4
9 2
56,3 12,5 31,3
4
25
4
25
8
50
- SMU
5
Pekerjaan
2
12,5
3
18,8
- bekerja
14
87,5
13
81,3
11
68,8
12
75
5
31,3
4
25
1
6,3
7
43,8
15
93,8
9
56,3
Ibu rumah tangga
5
Produksi ASI Pretest - Tidak Lancar
- lancar 6
Produksi ASIPosttest - Tidak Lancar - lancar
Dari table 5.1 diatas dapat dilihat pada kelompok intervensi jumlah usia ibu yang beresiko(<20 th & > 35 th) ada 5 ibu (31,3%) dan yang tidak beresiko (20 -35 tahun) ada 11 ibu (68,8%), sedangkan untuk kelompok kontrol jumlah usia ibu yang beresiko ada 6 (37,5%) dan yang tidak beresiko ada 10 ibu (62,5%) Sebagian besar responden dalam penelitianini adalah ibu primipara yaitu sebanyak 11 ibu (68,8) pada kelompok intervensi, sedangkan pada kelompok kontrol ada 8 ibu (50%), paritas multipara pada kelompok intervensi ada 2 ibu (12,5%) pada kelompok kontrol ada 6 ibu (37,5%). Paritas grand multipara pada kelompok intervensi ada 3 ibu (18,8%) pada kelompok kontrol ada 2 ibu (12,5%). Tingkat pendidikan ibu pada kelompok intervensi 9 ibu (56,3%) berpendidikan tamat SD, 2 ibu berpendidikan tamat SMP (12,5%) dan 5 ibu (31,3% berpendidikan tamat SMU. Sedangkan untuk kelompok kontrol 4 ibu (25%) berpendidikan tamat SD, 4 ibu (25%) berpendidikan tamat SMP dan 8 ibu (50%) berpendidikan
tamat SMU Ibu pada kelompok intervensi yang tidak bekerja ada 14 ibu (87,%) dan yang bekerja ada 2 ibu (12,5%), sedangkan pada kelompok control yang tidak bekerja ada 13 ibu (81,3%) dan yang bekerja ada 3 ibu (18,8%). Produksi ASI Pretest pada ibu yang dilakukan intervensi adalah 11 ibu (68,8%) tidak lanvar dan 5 ibu (5%) lancar, sedangkan untuk kelompok kontrol produksi ASI pretest yang tidak lancar sebanyak 12 ibu (75%) dan 4 ibu (25%) lancar. frekuensi produksi ASI Posttest pada ibu yang dilakukan intervensi ada 1 ibu (6,3%) yang tidak lancer, dan 15 ibu (93,*%) yang produksi ASI nyaq lancar, sedangkan pada kelompok kontrol produksi ASI Posttest yang tiak lancar ada 7 ibu (43,8%) dan produksi ASI yang lancar sebanyak 9 ibu (56,3%). Tabel 5.2 Pengaruh Produksi ASI Ibu Post SC Sebelum Dilakukan Tindakan Massage Rolling (Punggung) Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011 Variable Produksi
Mean
SD 3,872
SE 0,968
ASI
8,06
2,768
0,692
- Intervensi
5,94
- Kontrol
p value 0,084
N 16 16
Dari table 5.3 di dapatkan nilai rata-rata produksi ASI pengukuran pre pada kelompok intervensi adalah 8,06 dengan standar deviasi 3,872, sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai produksi ASI pengukuran pengukuran pre 5,94 dengan standar deviasi 2,768 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,084. Jadi tidak ada perbedaan yang bermakna rata-rata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi. Tabel 5.3 Pengaruh Produksi ASI Ibu Post SC Setelah Dilakukan Tindakan Massage Rolling (Punggung) Pada Kelompok Kontrol dan Kelompok Intervensi di Rumah Sakit Muhammadyah Palembang Tahun 2011
Variable Produksi
Mean
SD 2,522
SE 0,631
ASI
13,31
2,971
0,743
- Intervensi
9,81
p value 0,001
N 16 16
- Kontrol
Dari table 5.4 di dapatkan nilai rata-rata produksi ASI pengukuran post pada kelompok intervensi adalah 13,31 dengan standar deviasi 2,522, sedangkan pada kelompok kontrol didapat nilai produksi ASI pengukuran pengukuran post 9,81 dengan standar deviasi 2,971 . Hasil uji statistik didapatkan nilai p value = 0,001. Jadi ada perbedaan yang bermakna rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massase rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi.
F. SARAN PENELITIAN
1. Bagian Diklat Rumah Sakit Muhammadyah Palembang hendaknya melakukan
sosialisasi
dan
seminar mengenai massage rolling
(punggung) pada perawat dan tenaga kesehatan di bagian Kebidanan. 2. Perawat di ruang rawat inap kebidanan Rumah Sakit Muhammadyah Palembang melakukan peranannya sebagai educator dalam upaya meningkatkan kesuksesan menyusui pada ibu dengan seksio sesarea. Dapat dilakukan tindakan demonstrasi massage rolling (punggung) pada ibu post partum SC dengan melibatkan suami selama prosesnya.
G. KESIMPULAN 1. Tidak ada perbedaan yang signifikan rata- rata produksi ASI ibu post SC sebelum dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,084 2. Ada perbedaan yang signifikan rata-rata produksi ASI ibu post SC sesudah dilakukan massage rolling (punggung) pada kelompok kontrol dan intervensi, dengan p value = 0,001 3. Ada perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest pada kelompok kontrol dengan value = 0,001 4. Pelaksanaan massage rolling (punggung) sangat
efektif dalam
meningkatkan produksi ASI pada ibu post SC. nilai p value = 0,001
BAB III PEMBAHASAN A. EFEKTIFITAS MASSASE ROLLING (PUNGGUNG) TERHADAP PRODUKSI ASI PADA IBU POST OPRASI SECTIO CAESAREA 1.
Ny.S
(31 Tahun)
447683
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10.
Ny.U Ny.P Ny.I Ny. M Ny. Y Ny. R Ny.S Ny. D Ny.I
(40 Tahun) (28 Tahun) (30 Tahun) (33 Tahun) (25 Tahun) (19 Tahun) (21 Tahun) (33 Tahun) (32 Tahun)
404507 447631 447677 412101 107591 447849 206440 447934 394910
Dari hasil observasi ke-10 responden yang dilakukan massase rolling (punggung) rata-rata 7 responden produksi ASI lancar. B. ANALISIS JURNAL Jurnal tetang efektifitas massase rolling (punggung) terhadap produksi ASI pada ibu post oprasi sectio caesaria memiliki kekurangan dan kelebihan : 1. Kekurangan Penelitian dalam jurnal ini kriteria inklusi dijelaskan secara terperinci yaitu bersedia untuk diteliti, post SC > 24 jam, SC pertama kali, tidak mengalami gangguan jiwa, tidak mengalami penyakit fisik atau komplikasi yang menyertai ibu dan bayinya, pendidikan minimal lulusan SD namun untuk kriteria ekslusinya tidak dicantumkan. Kritertia ekslusi merupakan faktor pengganggu peneliti yang seminimal mungkin harus ditekan sehingga penelitian dalam jurnal ini dapat meminimalisir terjadinya bias dalam hasil penelitian yang dilakukan. 2. Kelebihan Peneilitian dalam jurnal ini dapat dilakukan secara pragmatis dimana pun baik rumah sakit, puskesmas, praktik bidan, tempat pelayanan lain yang terdapat proses persalinan. Selain itu, media atau bahan yang digunakan pun mudah dan murah untuk mendukung tindakan massase rolling (punggung). Jurnal ini dapat menjadi refrensi untuk membantu memperlancar ASI pada ibu post SC. Hasil dari penelitian jurnal ini tentang dilakukannya massase rolling (punggung) terhadap kelompok intervensi dan kontrol menunjukkan hasil yang jelas sehingga pembaca dapat mengetahui efektifitas massase rolling (punggung terhadap produksi ASI pada ibu post SC. Jurnal ini menggunakan referensi rata-rata kurang dari sepuluh tahun sehingga data informasinya lebih baru dan sesuai dengan perkembangan berdasarkan penemuan terbaru penelitian. C. IMPLIKASI KEPERAWATAN Perawat atau petugas kesehatan yang lain dapat berperan sebagai konselor, motivator, dan edukator kesehatan khususnya dalam menerapkan teknik massase rolling (punggung) dalam memberikan sensasi relaks dan melacarkan ASI pada pasien
post SC. Sehingga dapat memotivasi dan mempermudah pasien post SC dalam menyusui. Massase rolling (punggung) akan memberikan kenyamanan dan membuat rileks ibu karena massase dapat merangsang pengeluaran hormon endorpin serta dapat menstimulasi refleks oksitosin. Dari hasil pengaplikasian teknik massase rolling (punggung) tersebut juga didapatkan hasil bahwa antara teknik massase rolling (punggung) efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada pasien post SC.
BAB IV PENUTUP A. KESIMPULAN Hasil implikasi jurnal ini menunjukkan bahwa teknik massase rolling (punggung) sangat efektif dalam meningkatkan produksi ASI pada ibu post SC. B. SARAN 1. Rumah Sakit Rumah sakit dapat menerapkan dan membuat prosedur tetap terkait teknik ini sebagai alternatif peningkatan produksi ASI pada ibu post SC.
2. Instansi Pendidikan Dalam kurikulum pendidikan keperawatan atau kebidanan dapat memasukkan teknik massase rolling (punggung) kedalam mata ajar praktikum, sehingga dapat diajarkan di laboratorium dan siap diaplikasikan ketika praktik di Rumah sakit atau pelayanan kesehatan yang lain. 3. Mahasiswa Mahasiswa ikut serta dalam memfasilitasi penyediaan sumber informasi mengenai efektivitas teknik rolling (punggung) terhadap peningkatan produksi ASI pada post SC. 4. Masyarakat Bagi para ibu post SC yang produksi ASI tidak lancar dapat membuktikan keefektifan teknik ini setelah diterapkan oleh para petugas kesehatan, sehingga informasinya dapat disebarkan ke ibu post SC yang lain.
DAFTAR PUSTAKA
Bobak, I.M., Lowdermik,D. & Jensen, M.D. (1995). Keperawatan Maternitas. Alih Bahasa. Wijayarini, M.A. & Anugerah, P.I. Edisi 4. Jakarta : EGC. Cohen, S.M, Kenner, C.A., & Andrea, O. (1991). Maternal, neonatal and woman’s health nursing. USA: Holling Sworth Spring House. Dalimartha, et al. (2008). Care Yourself Hipertensi. Jakarta. Hanifa, W. (1992). Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono. May, K.A., & Mahlmeister, L.R. (1990). Comprehensive maternity nursing : Nursing process and childbearing family. Philadelpia: JB Lippincott Company. Murray, M.C., Kinney, E.S., & Gorrie, T.M. (2001). Foundation of maternal newborn nursing. Philadelpia WB : Saunders Co.
Perinesia. (2010). Program menejemen laktasi. Bina rupa aksara : Jakarta. Primasari. Perbedaan efektifitas metode breast care dari depan dan belakang terhadap kelancaran produksi ASI di RSUP Soeradi Jawa Tenga. (2008). Pilliteri, A. (2003). Maternal & child health nursing care of the childbearing family. Philadelpia:Williams & Wilkins.