Padan Pa dang g - 20 2016 16
Disu Di susu sun n Ol Oleh eh : Sri Wula Wulan n Sar Sarii - 141 141000 000351 351001 0012 2 Fitria Fit riana na - 141 141000 000351 351011 0110 0 Revi Re vi Ja Jali liza zah h - 14 1410 1000 0035 3510 1007 071 1 Tre resi sia a Wi Widi diy ya Pu Putr trii - 14 1410 1000 0035 3510 1010 104 4
Transaksi antar perusahaan yang berhubungan istimewa disebut transfer antar perusahaan (intercorporate transfer).
Entitas konsolidasi adalah agregasi dari sejumlah perusahaan yang berbeda.
Laporan keuangan yang disusun oleh masing-masing afiliasi dikonsolidasi menjadi satu laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi dari seluruh entitas ekonomi seakan-akan merupakan perusahaan tunggal.
Semua aspek transfer antarperusahaan harus dieliminasi dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi, sehingga laporan keuangan tersebut terlihat seakan-akan merupakan laporan keuangan dari suatu perusahaan tunggal.
Induk Perusahaan
Anak Perusahaan A
Anak Perusahaan B
Perusahaan umumnya mencatat transaksi afiliasi menggunakan dasar yang sama dengan transaksi non-afiliasi, termasuk pengakuan laba dan rugi. Laba belum direalisasi dari transfer antarperusahaan disebut laba antarperusahaan yang belum direalisasi (unrealized intercompany profit ).
Sebagai contoh, pertama-tama, tanah dibeli oleh PT Induk dari pihak yang tidak berhubungan istimewa, kemudian dijual ke anak perusahaan, dan akhirnya dijual oleh anak perusahaan tersebut ke pihak yang berhubungan istimewa. Ketiga transaksi tersebut dan jumlah yang terkait adalah sebagai berikut: T1-Pembelian oleh PT Induk dari pihak luar seharga Rp10.000.000 T2-Penjualan dari PT Induk ke PT Anak seharga Rp15.000.000 T3-Penjualan dari PT Anak ke pihak luar seharga Rp25.000.000
Kasus A
Ketiga transaksi terjadi pada periode akuntansi yang sama. Jumlah keuntungan yang dilaporkan atas transaksi tersebut adalah sebagai berikut: PT Induk PT Anak Entitas Konsolidasi
Rp5.000.000 (Rp15.000.000-Rp10.000.000) Rp10.000.000 (Rp25.000.000- Rp15.000.000) Rp15.000.000 (Rp25.000.000-Rp10.000.000)
Keuntungan yang dilaporkan setiap entitas dianggap telah direalisai karena tanah telah terjual ke pihak yang tidak berhubungan istimewa selama periode tersebut.
Perusahaan yang berhubungan istimewa sering kali membuat jasa dari suatu perusahaan ke perusahaan lainnya. Jenis jasa antarperusahaan tersebut dapat bermacam-macam: pembelian jasa konsultasi, jasa rekayasa, jasa pemasaran, dan jasa pemeliharaan merupakan contoh jasa yang sering terjadi.
Umumnya, pendekatan yang lebih sederhana digunakan dalam eliminasi transaksi antarperusahaan dengan mengasumsikan bahwa jasa tersebut menguntungkan periode sekarang, dan karenanya setiap laba antarperusahaan atas jasa tersebut telah direalisasi pada periode dilakukannya transfer
Pada saat transfer asset tak lancar terjadi, penyesuaian sering kali diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi selama tanah tersebut masih dimiliki oleh perusahaan pembeli.
Pada saat tanah ditransfer antara pihak yang berhubungan istimewa pada nilai bukunya, tidak ada penyesuaian atau eliminasu khusus yang diperlukan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi
PT induk mengakuisisi tanah senilai Rp. 20.000 pada tanggal 1 Januari 20X1, dan menjual tanah tersebut ke anak perusahaannya, PT Anak, pada tanggal 1 Juli 20X1 sebagai berikut:
1 Januari 20X1 1)Tanah
20.000 kas
Mencatat pembelian tanah
20.000
1 Juli 20X1 2)Kas
35.000 tanah
20.000
keuntungan penjualan tanah ke PT Anak
15.000
Mencatat penjualan tanah ke PT anak PT Anak mencatat pembelian tanah dari PT Induk Sebagai berikut: 3)Tanah
35.000 kas
35.000
Mencatat pembelian tanah dari PT Induk
Karena PT Induk menjualnya kepada anak maka sifatnya adalah mentranfer asset ke anak perusahaan.
Keuntungan belum boleh diakui apabila perusahaan belum menjualnya ke pihak ke tiga
Karena transaksi tersebut merupakan transaksi antar perusahaan maka perusahaan harus mengeliminasi transaksi tersebut
4)keuntungan penjualan tanah tanah
15.000 15.000
Mengeliminasi keuntungan yang belum direalisasi dari penjualan tanah
ALOKASI ELIMINASI LABA BELUM DIREALISASI
Keuntungan atau kerugian dari transfer antarperusahaan diakui oleh afiliasi penjual dan menjadi hak pemegang saham afiliasi tersebut. Penjualan yang terjadi dari induk perusahaan ke anak perusahaan disebut penjualan arus ke bawah (downstream sale), setiap keuantungan atau kerugian dari transfer tersebut menjadi hak pemegang saham induk perusahaan.
Sedangkan penjualan dari anak perusahaan ke induk perusahaan disebut penjualan arus ke atas (upstream sale), yaitu setiap keuntungan atau kerugian menjadi hak pemegang saham anak perusahaan.
Penjualan
Eliminasi
Arus ke bawah (induk perusahaan ke anak perusahaan
Terhadap kepemilikan mayoritas
Arus ke atas (anak perusahaan ke induk perusahaan) Anak perusahaan dimiliki penuh Anak perusahaan dimiliki mayoritas
Terhadap kepemilikan mayoritas secara proporsional terhada kepemilikan mayoritas dan kepemilikan minoritas
PT Ideal memiliki 75% saham biasa dari PT Akasia. PT Ideal melaporkan laba operasi dari aktivitasnya sendiri, tidak termasuk pendapatan investasi dari PT Akasia sebesar Rp.100.000.000; PT Akasia melaporkan laba bersih sebesar Rp. 60.000.000. Termasuk didalamnya laba afiliasi penjualan adalah keuntungan belum direalisasi sebesar Rp. 10.000.000 dari transfer asset antarperusahaa. Jika pejualan tersebut merupakan transfer arus ke bawah, laba belum direalisasi dieliminasi seluruhnya dari bagian laba kepemilikan mayoritas pada saat penyusunan laporan keuangan konsolidasi.
Oleh karena itu, perhitungan laba bersih adalah sebagai berikut: Laba terpisah PT Ideal
100.000.000
Dikurangi: laba antarperusahaan yg belum Direalisasi penjualan aset arus ke bawah
(10.000.000)
laba direalisasi terpisah PT Ideal
Rp.90.000.000
Bagian purity atas laba PT Akasia Laba bersih PT Akasia
60.000.000
Bagian proporsional PT Ideal
x0,75
45.000.000
Laba bersih konsolidasi
135.000.000
Sebaliknya jika transfer antar perusahaan dari anak perusahaan ke induk perusahaan, maka laba yang belum direalisasi dari penjualan arus ke atas dieliminasi secara proporsional dari kepemilikan pemegang saham pengendali dan minoritas Laba terpisah PT Ideal
100.000.000
Bagian PT Ideal atas laba PT Akasia laba Bersih PT Akasia Dikurangi:
60.000.000
laba antar perusahaan
Yang blm direalisasi dari penjualan Aset arus ke atas
(10.000.000)
Laba direalisasi PT Ideal
50.000.000
Bagian proporsional PT Ideal Laba bersih konsolidasi
x0,75 37.500.000 137.500.000
•
•
Penjualan arus kas ke atas menyebabkan pencatatan laba antar perusahaan pada pembukuan anak perusahaan. Jika laba tersebut dari sudut pandang konsolidasi belum direalisasi, maka tidak boleh dimasukan dalam laporan keuangan konsolidasi. Eliminasi laba mengurangi kepemilikan mayoritas dan minoritas sesuai proporsi kepemilikan masing-masing
Pelepasan Aktiva di Kemudian Hari •
•
Keuntungan antar perusahaan belum terealisasi dari penjualan aset dianggap direalisasi pada saat aset tersebut dijual kembali ke pihak eksternal Pada saat keuntungan antarperusahaan belum direalisasi kemudian menjadi direalisasi, pengaruh dari proses eliminasi laba harus dibalik. Pada saat realisasi, jumlah penuh dari laba antarperusahaan yang ditangguhkan ditambahkan kembali ke penghitungan laba bersih konsolidasi dan dialokasikan ke kepemilikan minoritas darimana sebelumnya laba tersebut di eliminasi.
Transfer Aktiva Berupa Aktiva Disusutkan Jumlah penyusutan yang diakui dalam pembukuan perusahaan tiap periode atas aktiva yang dibeli dari afilaisi berdasarkan pada harga transfer antarperusahaan. Tetapi, dari sudut pandang konsolidasi penyusutkan harus didasarkan pada biaya perolehan aktiva untuk entitas konsolidasi, yaitu biaya perolehan aktiva dari pihak yang semula membeli aktiva tersebut dari pihak luar.
Pembelian Asset
Transfer Asset
PT INDUK
ENTITAS KONSOLIDASI
PT ANAK
Perlakuan laba belum direalisasi dari penjualan antarperusahaan arus keatas sama dengan perlakuan untuk penjualan arus ke bawah kecuali laba belum direalisasi, dan pengakuan realisasi berikutnya harus dialokasikan antara kepemilikan mayoritas dan minoritas.
Pada kasus dengan transfer asset antarperusahaan terjadi selama periode berjalan bukan pada akhir periode, sebagian dari keuntungan atau kerugian antarperusahaan dianggap realisasi pada periode transfer. Jika Hal itu terjadi maka ayat jurnal eliminasi kertas kerja pada akhir tahun tersebut harus memasukan pengaruh beban penyusutan dan akumulasi penyusutan. Jumlah penyesuaian ini sama dengan selisih antara penyusutan yang dicatat oleh pembeli dan penyusutan yang seharusnya dicatat oleh penjual untuk periode yang dimulai dari saat penjualan antarperusahaan.
Bagian investor dari laba antarperusahaan dari transaksi antarperusahaan dihilangkan dari laba induk perusahaan pada periode penjualan antarperusahaan dengan mengurangi akun investasi dan laba yang diakui oleh investee. Pada saat laba antarperusahaan dikemudian hari direalisasi, investor meningkatkan akun investasi dan laba yang diakui dari investee. Dengan penyesuaian ini makan laba bersih induk perusahaan akan sama dengan laba bersih konsolidasi.
Hak produksi,paten, dan jenis asset tak berwujud lain dapat dijual ke perusahaan afiliasi. Akuntansi untuk asset tak berwujud biasanya berbeda dengan akuntansi asset berwujud dalam hal amortisasi asset tak berwujud umumnya dilaporkan sebesar saldo sisa yang belum diamortisasi tanpa penggunaan akun kontra. Selain me-netto-kan akumulasi amortisasi dari asset tak berwujud terhadap biaya perolehan asset, penjualan asset tak berwujud antarperusahaan diperlakukan dengan cara yang sama dengan penjualan asset berwujud antar perusahaan.
Apabila menggunakan metode biaya untuk akuntansi investasi pada anak perusahaan, induk perusahaan mencatat dividen yang diterima dari anak perusahaan selama periode berjalan sebagai pendapatan. Dalam metode biaya, tidak ada jurnal yang dibuat untuk mencatat bagian Induk perusahaan atas laba anak perusahaan yang tidak didistribusikan, amortisasi diferensial, atas menghilangkan laba antarperusahaan belum direalisasi.