Agama dalam Arus Post-Modern Post-Modern Oleh Sutomo*
Agama selamanya hanya hanya akan menjadi menjadi hiasan dan patung belaka, jika umatnya tidak da pat merasionalkan ajaran agama itu sendiri . Permasalahan pokok pokok dari era yang satu ini (Post-Modern) (Post-Modern) adalah anti kemapanan, kemapanan, menentang menentang segala hal yang berbau kemutlakan dan baku, menghindari suatu sistematika uraian dan pemecahan persoalan yang bersifat skematis, serta memanfaatkan memanfaatkan nilai-nilai yang berasal dari berbagai aneka ragam sumber.(Amin Abdullah) Agama, dari segi doktrin didefinisikan sebagai seperangkat seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara manusia dengan Tuhan, Tuhan, alam dan manusia lainnya. Secara antropologis, agama sebagai sistem keyakinan yang dapat menjadi bagian dan inti dari sistemsistem nilai kebudayaan masyarakat, dan menjadi pendorong atau penggerak serta pengontrol bagi tindakan anggota masyarakat untuk berjalan sesuai dengan kebudayaan dan ajaran agamanya. Sejauh ini, bebricara soal agama, di sadari atau tidak, claim sepihak claim sepihak selalu muncul. Hal ini tidak lepas dari doktrin agama itu sendiri, tapi hal yang tidak patut dilakukan agama adalah pemaksaan terhadap kebenaran sepihak. Ini sesuai dengan peran ganda agama, yaitu individu dan masyarakat. Terhadap individu, agama berperan sebagai penyucian diri, sarana penyucian jia dalam memberi berbagai pegangan dan pedoman untuk mencapai kesempurnaan hidup. Terhadap masyarakat, agama sebagai sarana penting dalam tata sosial dan efektif untuk membentuk sistem sosial tertentu berdasarkan dogma normatifnya. Sejarah masyarakat telah menunjukkan suatu perkembangan dalam sistem sosialnya, sebagaimana perkembangan dalam pemikiran, pengetahuan dan perkembangan masyarakat itu sendiri. Setidaknya beraal dari pola perkembangan primitif, tradisional, modern, dan berujung pada posmodern. Syahdan, masyarakat primitif, masih menganut kepercayaan animisme dan dinamisme, mereka menganggap baha sebagian alam mengandung kekuatan ghaib. ghaib. Sehingga pemenuhan kebutuhan dan pemecahan masalahpun akhirnya melalui langkahlangkah irasional, salah satunya melalui sesajen untuk mengendalikan dan menundukkan kekuatan-kekuatan ghaib yang dipandang sebagai sumber segala kejadian. Tapi setelah masyarak masyarakat at berkembang berkembang dalam bentuk agraris. agraris. !epercayaa !epercayaan n alam primitif mulai bergeser bergeser dan menemukan menemukan tampilan yang baru, dan akhirnya sampai pada "aman modern atau industri. #anyak gejala-gejala sosial yang muncul akibat perubahan masyarakat pasca- agraris ini. $i antaranya sikap rasionalitas terhadap bidang hidup kemasyarakatan, termasuk bidang kepercayaan atau agama. %eledaknya urbanisasi, sikap hidup yang dinamis, dinamis, bebas, individualisti individualistik, k, dan materiali materialistik. stik. !enyataan !enyataan tersebut tersebut tentu membaa membaa perubaha perubahan n dalam dalam pandangan pandangan manusia manusia terhadap kepercayaan atau agama. $ari sejarah perkembangan masyarakat dan sistem kepercayaan di atas, menunjukkan baha agama atau kepercayaan akan ditinggal umatnya, manakala tidak mampu memberikan solusi atas masalah pelik yang dibutuhkan. &ebih-lebih bagi agama yang dipandang menghambat kemajuan dan perkembangan masyarakat. Seperti pada masyarakat #arat, sebagian besar di antara mereka telah meninggalkan agamanya ketika berada pada masa transisi positivisme dan industrialisasi kebutuhan hidup. %ereka gagal membaa agamanya dan gagal membangun nilai-nilai agama pada masyarakat sekarang. Ada beberapa alasan alasan sosiologis yang menyebabkan makin rendahnya rendahnya jumlah orang menjalankan menjalankan amalan-amalan amalan-amalan keagamaan. $i antara antara faktor-fak faktor-faktor tor yang mempengar mempengaruhi uhi adalah adalah adanya adanya sekulerisa sekulerisasi, si, iklim iklim penalaran penalaran dan skeptisism skeptisismee serta ketidakpr ketidakprakti aktisan san sembahyang. Sampai sekarang, masyarakat #arat banyak yang menempuh jalan hidup secara atheis. atheis. Setidaknya, mereka berhaluan agnostis, agnostis, yaitu sikap hidup yang percaya terhadap Tuhan dan namun tidak beragama. 'ntuk itu, pemeluk pemeluk agama agama harus harus bisa mengaktualisa mengaktualisasika sikan n diri untuk merespon merespon agama agama secara secara kontekstua kontekstual, l, tanpa adanya penghalang yang membayangi nalar spiritualnya. $an ini berarti menghargai adanya relativisme dalam tafsir agama, sebagaimana prinsip posmodern itu sendiri.
1. % D.
Dinamisme dan Animisme dalam Dunia Moderen
Ketika berbicara tentang dunia moderen, terbayang dalam benak seseorang berbagai alat canggih, obat-obatan teruji dan lainnya. Hal ini hanya memandang kulit luarnya saja tanpa men yatu dengan kehidupan yang sebenarnya. Dalam masyarakat yang katanya moderen, ternyata masih banyak ditemukan praktik-praktik pembuatan dan penggunaan penggunaan azimat, meminta tolong orang pintar agar tidak tidak turun hujan ketika hajatan, kekuatan keris dan lainnya. Fenomena di atas terjadi di pedesaan maupun di kota besar seperti Surabaya. Hal tersebut sudah menjadi kebiasaan dan banyak ditemukan penulis di desanya juga di sebuah pondok yang ditempati sekarang di Surabaya. Surabaya. ang ang diketahui penulis, sesepuh sesepuh pondok membuat azimat dengan tulisan tangan lalu di- scan dan scan dan tinggal memperbanyak !biasanya santri yang melakukan". Selebihnya tentang yang lain-lain terkait dengan petunjuk atau himabuan tidak diketahui. Karena hal tersebut berhubungan dengan sesepuh dan tamunya. Di akhir makalah ini penulis melampirkan contoh azimat yang pernah dia print dia print . #ertolak belakang dengan $enomena di atas, sebagian orang !peneliti" mengatakan bah%a agama lahir untuk menja%ab ketidakmampuan atau keterbatasan manusia. Sehingga ketika melihat sejarah manusia yang tidak sanggup menjelaskan alam, mereka menuhankan alam. Hal ini terus berkembang dari sekian banyak kekuatan yang yang dipercaya samapai pada satu kekuatan tertinggi tertinggi !monoteisme" seiring dengan perkembangan manusia. Dan menurut mereka !peneliti" agama ini akan hilang setelah manusia semakin maju dan sanggup menjelaskan segalanya. &pa yang dikatakan di atas tidak sepenuhnya benar. &pa lagi lagi melihat $enomena yang ada di mana Dinamisme dan &nimisme sebagai kepercayaan yang sering dikaitkan dengan masyarakat primiti$, ternyata masih banyak ditemukan prakteknya di du nia moderen sekarang ini. #ahkan bisa dikatakan berkembang dengan semakin banyaknya penemuan hal-hal baru. 'ksisnya Dinamisme dan &nimisme dalam dunia moderen, khususnya di pedesaan memberikan sinyal bah%a kepercayaan ini seakan menyatu dengan manusia dan tidak bisa ditinggalkan, tetapi hanya perlu diluruskan. Karena dipercayai atau tidak, mereka yang merasakan e$eknya !kekuatan" tidak mungkin menolaknya. Dan terkait hal-hal gaib yang tidak tampak oleh mata, di sini bukan %ilayah pengetahuan yang mudah diterangkan dan pembuktiannya dirasakan banyak orang. (etapi (etapi harus mempunyai pengalaman sendiri dalam membuktikan objekti)itasnya. Dalam kitab-kitab kuno karya ulama sala$ sendiri, banyak ditemukan beberapa ajaran atau tulisan yang mengandung unsur &nimisme dan Dinamisme. Selain azimat dan keutamaan-keutamaan, ada juga ayat atau bacaan-bacaan tertentu yang memiliki $ormula dengan ketentuannya. Kitab yang terkenal dalam bahasannya akan h al yang mengandung &nimisme dan Dinamisme ini seperti Abu seperti Abu Ma’syar Ma’syar dan Syamsul Ma’arif yang yang biasa dipegang dan menjadi rujukan para kiai. kiai. *ontoh yang dapat diambil dalam +slam sendiri misalnya keutamaan keutamaan hari tertentu, ayat-ayat ayat-ayat yang memiliki nilai lebih ketika dibaca sesuai prosedur yang ditentukan, keutamaan nama-nama tertentu dan lain
bagi pembaca semua.
Thursday, July 30, 2009 AGAMA P!M!T!" &&& /++(F &sal 0sul &gama rimiti$ ada dasarnya agama primiti)e mempunyai dua asal-usul yaitu 1. suatu ajaran yang bersumber langsung dari (uhan yang berupa %ahyu yang kemudian diturunkan kepada manusia, yeng terbuktu dengan diturunkannya &dam kedunia, namun terjadi penyele%engan agama oleh para pemeluknya. Sehingga agama yang pada dasarnya monotheisme menjadi politeisme dan bahkan animisme. uka oleh sebab itu (uhan menurunkan kembali utusannya guna meluruskan penyele%engan tersebut. 2. agama bersumber pada kajian antropologis, sosiologis, histories, dab psikologis, karena agama merupakan suatu $enomena soaial ataupun spiritual yang mengalami e)olusi dari bentuk yang sederhana , biasa disebut dengan agama primiti)e, kepada bentuk yang sempurna. +stilah primiti$ dicirikan pada manusia atau sekelompok orang yang hidup pada %aktu lampau, oleh karena itu primiti$ tidak diliat sebagai sesuatu yang ada dan hidup pada masa lampau, tetapi dapat saja terjadi pada seseorang pada saat sekarang masyarakat modern. #erdasarkan indikasi tertentu yang menunjukkan adanya karakteristik sebagai manusia primiti$, bisa dilihat dari prilaku, pandangan, ataupun tradisi yang masih primiti$ sebagai contoh pada umumnya orang primiti$ tidak bisa menciptakan elektonik yang serba canggih, sehingga menganggap itu sebuah benda yang sangat keramat. selain itu, orang desa masih banayk yang bersi$at primiti$ dibanding orang kota, baik dari segi pendidikan maupun kepercayaaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat. #erdasarkan hal tersebut, belum ada kesepakatan atau kesamaan p andangan berkanaan dengan istilah primiti$, namun apabila pengertian primiti$ ini dikaitkan dengan agama, seperti yang dikemukakan oleh guru besar dari &ntropologi sosial yang bernama '. ritchard beliau menyatakan bah%a agama primiti$ merupakan merupakan bagian dari agama pada umumnya. #ahkan, semua orang orang yang berminat pada agama harus mengakui suatu studi tentang pandangan dan praktek keagamaan pada masyarakat primiti$ yang beraneka ragam coraknya. &pabila dilihat dari segi sudut pandangnya, +slam, Kristen, Hindu dan agama-agama lainnya dapat dikategorikan sebagai agama primiti)e, atau bera%al dari praktek-praktek praktek-praktek agama primiti, mungkiin agama ini derkembang derkembang dari agama yang kecil menjadi besar, besar, yang dalam kurun %aktu yang sangat lama tejadilah perkambanagn agama tersebut. #anyak kita jumpai sistem ritus, kepercayaan dan etika-etika manusia primiti$ misalnya, dinamisme, $etitisme, dan lain-lain yang dimana kesemuanya itu merupakan nama-nama ilmiah bagi su atu jenis keagamaan, agama primiti)e sendiri tidak mengenal adanaya isme-isme, kecuali orang yang memeluk agama +slam ia akan menyebut dirirnya muslim, sedangkan orang primiti)e tigak mengenal apakah dirinya animisme, dinamisme atau sebagainya. Dalam hal ini manusia primiti)e adalah sekelompok masyarakat yang memiliki cirri dan karakteristik yang mempunai isme-isme, praktek, dan tradisi tertentu yang dianut dan diyakininya. Seperti adanya kepercayaan terhadap mahluk-mahluk halus dan pemujaan terhadap ar%ah-ar%ah nenek moyang, atau melakukan ritual tertentu terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan diperyacaya memiliki kekuatan gaib.
aka dengan adanya hal semacam ini timbulah adanya upacara bersaji atau sesajen pada mas yarakat primiti$, seperti halnya upacara bersaji dimana bersaji ini merupakan suatu ke yakinan dan sudah menjadi doktrin, karena kegiatan ini merupakan per%ujudan dari agama. ang memiliki $ungsi sosial untuk mengintensi$kan solidaritas masyarakat yang dijujukan pada De%a melalui adanay korban binatang misalnya, yang dalam hal ini darahnya disajikan untuk para De%a, sedangkan dagingnya untuk kita, seperti halnya yang terjadi pada kelompok masyarakat #ugis yang berada dikalimantan barat, yang dimana pada tiap tahunnya kelompok ini mengadakan upacara bersaji atau dalam kelompok ini disebut dengan 3akan-makan4, upacara makan-makan ini biasanya dilaksanakan didalam s ebuah kelambu yang diadakan di atas tempat tidur orang yang melaksanakan upacara tersebut, dalamupacara ini disediakan alat-alat seperti beras kuning, beras putuh, telur ayam kampong yang mentah dan yang masak masing-masing satu buah. Dalam pelaksanaan upacara ini setiap anak diusapkan minyak %angi dari telapak kaki sampai pada ubun-ubun, dan biasanya dilakukan oleh keluarga yang dianggap paling tua. #isa kakek, ayah, atau kakak tertuan dalam keliarga tersebut, sedangkan %aktunya biasa dilaksanakan setiap satu tahun sekali. una menghindarkan diri atau keluarga dari gangguan setan atau 5in yang ada dalam keluarga tersebut, serta agar semua keluarga selalu berada dalam keselamatan, serta menjauhkan diri dari gangguan penunggu laut. #iasanya upacara semacam ini %ajib dilakukan pada tiap tahun, apa bila tidak melakukan hal tersebut maka dalam satu keluarga dan salah satu dari keluarga tersebut ada yang tidak sempurna kehidupannya. #aik dalam hal jodoh, rizki, ataupun nasibnya dalam menjalani hidup. 6amun upacara atau adapt semacam ini dapat hilang atau tidak %ajib lagi dilakukan apabila salah satu keturunan dari keluarga tersebut yaitu anaknya menikah bukan dengan oaring yang berketurunan bugis, maka ia keturunan berikutnya boleh melaksanakan boleh juga tidak. 6amun sebelumnnya belau harus berjanji dulu untuk meninggalkan hal tersebut agar tidak dikucilkan oleh keluarga. Dalam hal ini sangat bertentangan dengan ajaran islam karena mereka meminta pertolongan kepada selain &llah. 6amun adapt-adat semacam ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat primiti$ didaerah tersebut, %alaupun mempunyai dampak positi$ terhadap kehidupan bermasyarakat. +ani merupakan salah satu contoh dari sebagian masyarakat primiti)e yang masih mempertahankan upacara atau adapt tersebut pada zaman modern saat ini, dan %alaupun mereka memeluk agama islam serta rajin beribadah. Setelah melihat uraian diatas dapat dikatakan bah%a masyarakat primiti)e berpadangan bah%a dunia dan alam sektarnya buk anlah objek tetai sebagai subjek, lain halnya dengan masyarakat modern memandang dirinya sebagai subjek sedangkan alam sebagai objeknya. &kibat dari tidak bisanya membedakan antara subjek dan objek antara antara manusia dan alam sektarnya, akhirnya akhirnya masyarakat primiti)e memandang sakrala sakrala terhadap sesuatu yang dapat menimbulkan man$aat, kebaikan dan bencana, sebagai contoh apabila ada yang sakit mereka lebih mempercayai dukun dari pada dokter. Selain itu keris pohon yang rindang mereka menganggap semua itu memiliki sesuatu yang sangat sacral sehingga perlu dipeliharan dan dihormati. 5ika kita amati denda-benda tersebut menjadi sacral dikarenakan sikap manusi itu sendiri yang selalu menganggap benda itu sacral, dalam hal ini kehidupan manusia primiti)e dipanihi dengan upacara keagamaan. 7leh karena itu upacara-upacara keagamaan me%arnai akti)itas kehidupan mereka, sepert pada saat membuka sa%ah, lading, perka%inan, serta perbuatan-perbuatan lainny. Dalam setiap upacara memiliki mitenya tersendiri, yang mempunyai suatu naskah atau scenario dari seluruh perbuatan manusia yang harus dilakukan pada setiap upacara dalam hidupnya. &gama-agama primiti$ meskipun disana sini bersi$at sinkretis, pada hakaekatnya sangat berbeda-beda karena telah bercampurnya bebagai unsure. Satu conto adalah beberapa agama yang bersi$at demonistis !kepercayaan dan pemujaan terhadap roh" tetapi ada agama yang sama sekali tidak mengandung unsure-unsur demonisme. Demikian pula ada daerah tertentu yang tak mengenal totemisme, tetapi didaerah lain ada sisa-sisa toteisme yang tak jelas dan sukar ditetapkan. % . #entu$ % &entu$ A'ama Primiti( ada dasarnya dasarnya bentuk bentuk &gama &gama ada yang bersi$at bersi$at primiti$ primiti$ dan ada pula yang dianut oleh masyarakat masyarakat yang telah meninggalka meninggalkan n $ase keprimiti$ keprimiti$an. an. &gama 8 agama agama yang terdapat terdapat dalam masyarakat masyarakat primiti$ primiti$ ialah Dinamisme, Animisme, Monoteisme Politeisme Politeisme dll, adapun adapun pengertiannya adalah sebagai berikut berikut 9:;9:; 1" Agama Dinamisme ialan ialan &gama yang mengandung kepercayaan kepercayaan pada kekuatan kekuatan gaib yang misterius. misterius. Dalam Dalam $aham ini ada benda 8 benda tertentu yang mempunyai kekuatan gaib dan berpengaruh pada kehidupan manusia sehari 8 hari. Kekuatan gaib itu ada yang bersi$at baik dan ada pula yang bersi$at jahat. Dan dalam bahasa ilmiah kekuatan gaib itu disebut " Agama Monoteisme Monoteisme ialah &danya pengakuan yang hakiki bah%a (uhan satu, (uhan aha 'sa, encipta alam semesta dan seluruh isi kehidupan ini baik yang bergerak maupun yang tidak bergerak. ?" Agama Politeisme ialah Politeisme ialah mengandung kepercayaan kepada de%a-de%a. De%a-de%a dalam politeisme talah mempunyai tugas-tugas tertentu. (ujuan beragama dalam politeisme bukan hanya memberi sesajen atau persembahan kepada de%a-de%a itu, tetapi juga menyembah dan berdoa kepada mereka untuk menjauhkan amarahnya dari masyarakat yang bersangkutan. ersamaan dari agama-agama agama-agama primiti$ tersebut adalah manusia manusia membujuk kekuatan supernatural supernatural dengan penyembahan dan saji-sajian saji-sajian supaya mengikuti kemauan manusia. erbedaan politeisme erbedaan politeisme dan dan henoteisme @ henoteisme @ 5ika pada politeisme, kepercayaan kepada de%a-de%a dan mengakui de%a terbesar diantara para de%a. ada henoteisme, henoteisme, mengakui satu tuhan untuk satu bangsa, dan bangsa-bangsa lainnya mempunyai tuhannya sendiri. Keduanya masih menyakini de%a-de%a lain atau tuhan-tuhan lain!bukan monoteisme" monoteisme".9A;9A;
[5][5] [6][6]
ada manusia dari yang primitip sampai yang modern yang tidak mengenal agama atau dalam pengertian primitip keyakinan akan hal-hal Tida$ ada yang gaibBsihirBmagi !magic". Dalam masyarakat apapun selalu ada ke yakinan mengenai adanya realita yang dianggap kekal, baka dan suci !Sacred" dan realita alam nyata yang kita diami yang bersifat tidak kekal, fana, dan duniawi !ro$ane". duniawi !ro$ane". enurut Mircea Eliade, tokoh sejarah agama Canusia menyadari realita yang suci !sacred" karena realita itu menyatakan dirinya sebagai sesuatu yang samasekali berbeda kenyataannya dari yang dunia%i !pro$ane". ernyataan itu disebut sebagai hierophany hierophany.C .C 91; Dalam hubungan dengan realita baka yang dianggap suci itu umumnya orang-orang memandangnya dengan hormat disertai larangan dan pantangan bila berhubungan dengannya. Keyakinan demikian demikian diiringi dengan keyakinan adanya kekuatan supranatural supranatural khususnya kekuatan gaibBsihirBmagi, atau ide-ide mengenai adanya mahluk halus, roh-roh, setan, roh nenek moyang yang telah mati, atau de%a-de%i !gods" yang berasal atau berada dalam dalam realita yang suci tersebut. Taylor yang 7rang yang meletakkan dasar studi antropologi agama adalah Edward B. Taylor yang mengatakan
Cesensi agama primitip adalah animisme, keyakinan akan mahluk halus, dan keyakinan ini berasal dari pena$siran yang keliru tetapi konsisten tentang mimpi, penglihatan, halusinasi, kesurupan, dan gejala-gejala yang sama.C 92; andangan ini menuntun kepada sikap yang membedakan ji%a dari badan, dimana ji%a akan terus akan mengalami kehidupan sesudah mati karena dalam kenyataannya mereka yang mati sering menampakkan diri dalam mimpi, membayang-bayangi mereka yang masih hidup dalam ingatan dan penglihatan, dan mempengaruhi tujuan hidup manusia, ini memba%a kepada keyakinan akan setan dan roh-roh nenek moyang dan akan kehidupan sesudah mati di alam lain. CKepercayaan &nimistis &nimistis melahirkan rasa takut dan rasa hormat terhadap banyak macam gejala alami. 7rang pun memuja tempat-tempat tertentu, sementara para leluhur pun dikeramatkan dan d iharapkan berkatnya.C 9>; &nimisme menurut (aylor, (aylor, sebagai $ilsa$at dan agama orang-orang primitip, dihasilkan dari pengamatan dan penyimpulan !akan mimpi, halusinasi dll" secara spontan. (aylor terkenal sebagai pelopor yang mempromosikan teori e)olusi agama dalam buku karyanya 'The Primitie !ulture' yang yang ditulisnya pada tahun 1E2. andangan (aylor (aylor terbatas karena menganggap orang-orang primitip itu sebagai terlalu perenung dan rasional, padahal $aktanya banyak sekali penyelidikan baru menunjukkan bah%a orang-orang orang-orang biadab sekalipun, sudah memiliki minat selain pada mengail ikan ikan dan berkebun juga upacara dan $esti)al suku yang lebih luas daripada hanya pengalaman perenungan mimpi perorangan. Dalam studi sejarah agama dimulai dari (aylor (aylor kuat adanya pendapat yang menganggap bah%a telah terjadi perkembangan agama dimulai dari keyakinan adanya mana !manism" mana !manism" ke keyakinan akan roh"roh dibalik segala sesuatu !animism" menuju keyakinan akan patung akan patung !totemism", #imat !totemism", #imat !$etishism", !$etishism", penyembahan alam dan roh"roh, roh"roh, kemudian kepada de%a-de%i G setan-setan !polytheism", dan terakhir kepada ide akan keberadaan Allah keberadaan Allah yang tunggal !monotheism". !monotheism". Sekalipun demikian banyak tokoh sejarah agama seperti Mircea seperti Mircea $liade mengatakan $liade mengatakan bah%a faham bah%a faham eolusi ge#ala agama dari yang sederhana sampai yang kompleks adalah hipotesa yang tidak dapat dibuktikan 9B*77/; dibuktikan 9B*77/;9?; 9?;,, demikian juga Andrew Lang dalam dalam buku 'The Making of %eligion' !1IEI" !1IEI" membuktikan bah%a teori e)olusi agama tidak cocok dengan apa yang sebenarnya telah terjadi dalam sejarah agama. andangan menolak dikemukakan oleh Robert Brow C(eori e)olusi agama sedang dirumuskan kembali dengan anggapan bah%a onotheisme telah terjadi pada bayang-bayang masa praC(eori sejarah. Dipelopori oleh astor Jilliam Schmidt dari Jina, para anthropolog telah memperlihatkan bah%a ratusan agama suku bangsa yang terpencil sampai pada masa kini tidaklah primiti$ dalam arti agama asali yang belum berkembang. #angsa-bangsa ini mempunyai ingatan tentang CSang Hiang (unggalC, Sang encipta &llah #apa yang lemah lembut, &llah ini tidak lagi dipuja, sebab tidak ditakuti ... Dengan demikian kita melihat bah%a e)olusi agama yang mulai dari &nimatisme primiti$, tidak lagi dapat diterima sebagai aioma !kenyataan", dan bah%a beberapa antropolog percaya bah%a onotheisme mungkin saja lebih primiti$ daripada &nimisme.C 9:; enelitian lebih lanjut antropologi modern dapat dijumpai dalam karya Sir ames !ra"er . +a mengemukakan adanya tiga masalah yang dihadapi oleh agama primitip, yaitu !i" hal"hal gaib&sihir&magi !magic" gaib&sihir&magi !magic" dan hubungannya dengan agama dan pengetahuanL !ii" totemisme !penghormatan totemisme !penghormatan patung" dan aspek sosiologis keyakinan kunoL dan !iii" kultus kesuburan dan kesuburan dan tanam-tanaman. Dalam buku 'The olden (ough,' Frazer Frazer menunjukkan dengan jelas bah%a animisme bukan satu-satunya keyakinan pada budaya primitip. 7rang primitip berusaha untuk menguasai alam untuk tujuan praktis, ini dilakukannya secara langsung melalui upacara dan mantra, menguasai angin dan iklim, dan binatang dan panen agar mengkuti kemauannya. #aru setelah usahanya menguasai alam ini mengalami kesulitan barulah manusia mencari usaha meminta bantuan roh-roh yang lebih tinggi seperti setan, roh nenek-moyang atau de%a-de%i. Disinilah Frazier membedakan antara kepercayaan )lmu kepercayaan )lmu aib !agic, aib !agic, yaitu keyakinan bah%a manusia dapat menguasai alam" dan Agama dan Agama !/eligion, !/eligion, yaitu pengakuan akan keterbatasan manusia dan pencarian pencarian kuasa yang lebih tinggi darinya sejalan sejalan perkembangan pengetahuan". #anyak pujian dan kritik ditujukan pada tulisan Frazier yang dianggap sudah lebih maju dari tulisan (aylor, (aylor, yang umumnya membedakan antara )lmu Pengetahuan !Science" Pengetahuan !Science" yang dihasilkan dari pengalaman dan )lmu dan )lmu aib&Sihir&Magi !agic" aib&Sihir&Magi !agic" yang dihasilkan dari tradisi. +lmu engetahuan dipimpin akalbudi dan diuji oleh pengamatan, terbuka akan kebaikan untuk seluruh komun itas, sedangkan +lmu agic berkisar kebatinan !mysticism" dan berbau okultisme yang diajarkan melalui a%al yang rahasia yang diturunkan secara bakat atau di%ariskan secara eksklusip. 5adi dari pengertian Frazer kedua realita itu tidak saling bergantung dalam arti kata tidak harus bah%a +lmu engetahuan diahasilkan karena perkembangan +lmu aib !agic". !agic". #ila +lmu engetahuan dilandaskan konsepsi k ekuatan-kekuatan alam, +lmu aib dihasilkan oleh keyakinan akan adanya kekuatan atau kekuatan atau tenaga !po%er" yang bersi$at batin dan tidak berpribadi yang secara umum diyakini oleh orang-orang primitip.
#agi ircea 'liade C (aik bagi orang primitip atau masyarakat modern, yang suci *sacred+ *sacred+ itu disamakan dengan suatu kekuatan atau tenaga *power+C *power+C 9B*77/;9A; 9B*77/;9A;.. ekuatan atau ekuatan atau tenaga ! tenaga ! power&force" power&force" yang diyakini oleh kebanyakan orang-orang primitip sampai sekarang biasa disebut antara lain sebagai mana di mana di elanesia, arung-uiltha di arung-uiltha di suku &borijin &ustralia, wakan&orenda&manitu yang wakan&orenda&manitu yang diyakini orang-orang +ndian &merika dapat ditemui secara uni)ersil di semua suku-suku primitip di dunia dimana +lmu aibBSihir dipraktekkan. Dari banyak pengamat antropologi agama, ditemukan d alam semua agama primitip adanya keyakinan akan kekuatan !po%erB$orce" supranatural yang tidak berpribadi yang menggerakkan semua hal yang ada disekitar kehidupan orang-orang dan juga dalam realita yang suci. ana inilah dan bukan animisme yang merupakan esensi ilmu gaib agama pra-animisme. Kepercayaan akan ana yang juga sering disebut sebagai dinamisme !dynamism" yang berasal dari istilah elanesia dan secara umum kemudian digunakan oleh para ahli antropologi. Keberadaan ana jelas diakui oleh semua ahli yang umumnya sepakat untuk mempercayai bah%a Mana bah%a Mana adalah kekuatan yang tidak berpribadi *impersonal power+ . Emile #urk$eim dalam penelitiannya akan suku-suku +ndian di &merika mengemukakan bah%a umumnya suku-suku itu mempercayai adanya kekuatan kekuatan unggul ! pre"eminent pre"eminent power " yang bisa diman$aatkan, karenanya banyak yang kemudian menganggapnya sebagai semacam dewa yang berkuasa semacam berkuasa sehingga banyak yang menyebutnya sebagai roh roh besar !great spirit", tetapi dari penelitian suku-suku itu sendiri ternyata bah%a pernyataan terakhir mengenai roh besar itu tidak didukung kenyataan. &. Karakter asyarakat odern Sekalipun perkembangan kehidupan manusia terkadang terlalu kompleks untuk dijelaskan, kita bisa menyebutkan beberapa karakter yang umumnya dimiliki oleh 3manusia modern,4 yang membuat mereka berbeda dari masyarakat sebelum modernis muncul. #eberapa karakter itu adalah ertama, rasional. asyarakat modern sangat percaya pada kekuatan akal manusia. +ni meniscayakan segala sesuatu dipahami dan dimengeti melalui penalaran rasio, termasuk hal-hal yang sebelumnya diterima manusia begitu saja sebagai suatu keyakinan atau peristi%a alamiah. anusia modern berpikir bah%a tidak ada sesuatu yang tidak dapat d ipertanyakan secara kritis dan rasional. #ila orang tradisional bisa dibungkam, orang modern justru menuntut penjelasan dan pembuktian rasional dari siapa pun juga, termasuk dari otoritas tertinggi sekalipun. Dalam paradigma ini, sesuatu dinyatakan benar bila dapat dibuktikan dan diterima secara logis atau rasional . hal 8 hal yang tidak rasional tidak atau kurang mendapat tempat alam masyarakat modern. Karena itu, sebagian besar ajaran agama dan tradisi pun acap ditolak atau, kalau tidak, dirasionalisasi oleh masyarakat modern. &gama &gama yang mengajarkan hal 8 hal irasional bahkan dipandang sebagai sisa 8 sisa kepercayaan primiti$ !primiti)e culture". Kedua, terobsesi dengan perubahan atau kemajuan. anusia modern senang melahirkan perubahan 8 perubahan besar disegala bidang, terutama menyangkut hal 8 hal yang mendasar dalam kehidupan. (elah banyak perubahan yang digulirkan oleh masyarakat modern. ang ang paling mencolok misalnya perubahan dalam sarana komunikasi dan transportasi. ada masa kita sekarang, manusia dapat mengelilingi bumi tak lebih dari satu hari saja, dan dapat bekomunikasi langsung dengan mereka yang berada mereka yang berada di belahan bumi terjauh saat sekarang juga. #agian dari obsesi manusia modern akan perubahan dan kemajuan adalah obsesi akan kecepatan dan kemudahan. anusia modern terpacu untuk membuat perubahan atau trans$ormasi agar lebih cepat. Jaktu Jaktu menjadi sedemikian berarti bagi manusia modern. Sampai 8 sampai, obsesi akan kecepatan ini telah sering justru membuat manusia modern mengidap time"sickness !mabuk-%aktu", suatu keadaan di mana %aktu senantiasa dirasa menghilang, dan manusia tak pernah merasa cukup %aktu, dan merasa harus mengayuh lebih cepat untuk dapat mengejarnya. anusia modern menghargai %aktu tapi juga cenderung tertekan oleh %aktu. anusia modern sering terasa tertuntut untuk membuat %aktu mereka produkti$. anusia modern tak jarang merasa terganggu dengan penundaan ataupun keharusan menunggu yang lama. Segala hal hal diusahakan dibuat lebih padat, lebih singkat. Hatta, dongeng di tempat tidur tidur untuk anak 8 anak pun dibuat agar *uma belangsung satu menit. #elajar membaca &lMuran &lMuran dibuat agar bisa ditempu dalam > jam. emasak dibuat tidak lebih > menit. #ahkan menulis buku dibuat agar sikap dalam 1 minggu. (ak jarang, stopwatch stopwatch pun dipakai oleh manusia modern untuk 3menghemat4 %aktu dan meladani tekanan untuk bergerak lebih cepat. ereka keranjingan dan gila dengan kecepatan speedaholic". !speedaholic". Dalam situasi seperti itu, indi)idu sering sering tak bisa lagi melakukan perubahan, tetapi melayani melayani perubahan. Selain keranjingan dengan kecepatan, manusia modern juga mengejar kemudahan. Segalanya dibuat tersedia dimana saja, berada dalam jangkauan, bahkan dalam genggaman. Ketiga, mengandalkan sains dan teknologi. engandalan akal dan obsesi akan perubahan dan kecepatan membuat manusia modern terus melakukan ino)asi dan pengembangan dalam bidang sains dan teknologi. (elah banyak kemajuan sains dan teknologi yang dihasilkan, sampai 8 sampai zaman modern disebut- sebut sebagai the age of science and science and technology !zaman sains dan teknologi". Dengan sains dan teknologi, manusia semakin tidak tergantung pada alam, karena misalnya bisa menciptakan kendaraan yang lebih cepat dari kudaL bisa menciptakan lampu 8 lampu listrik yang lebih terang dari lilin, obor, obor, atau api unggunL dan bisa menciptakan teknologi email email yang jauh lebih cepat dan e$isien ketimbang surat diatas lontar yang dikirim le%at seorang utusan. Karena cenderung lebih percaya pada sains, manusia modern mempunyai ketergantungan pada sains. Ketergantungan ini memunculkan gejala saintisme di tengah masyarakat modern, di mana ilmu pengetahuan berkembang menjadi semacam 3berhala4 yang dipertuhankan oleh manusia modernyang sudah menjauh dari yang sakral. ada sisi lain, percapaian sains dan teknologi, ditambah dengan obsesi akan perubahan, kemajuan dan kecepatan, telah banyak berkonstribusi pada krisis lingkungan yang melanda dunia. anusia anusia modern telah mengekplorasi dan mengekploitasi alam alam secara besar 8 besaran yang berdampak pada rusaknya ekosistem. ekosistem. (idak hanya krisis lingkungan, pencapaian sains dan teknologi oleh masyarakat modern juga berkonstribusi pada krisis sosial dan budaya, yakni ketika hal ini memungkinkan dominasi masyarkat modern modern yang menguasai teknologi terhadap masyarakat masyarakat yang masih modern praindustriL dulu ini misalnya direprensitasikanoleh direprensitasikanoleh kolonialisme. eempat, cenderung materialis. odernisasi tumbuh dari akar 8akar materialisme. asyarakat modern cenderung materialis dan konsumeris dan hedonis. odernisme sendiri telah ditopang oleh mesin ekonomi yang disebut kapitalisme, yang telah menggiring manusia modern untuk untuk berorientasi materi. Di tengah orientasi materi ini, tak jarang muncul kehampaan spritual dalam diri manusia modern. ereka kerap terjangkiti ketidak seimbangan psikologis karena menyandarkan dan mengarahkan h idup pada materi. ereka pun rentan penyakit keji%aan, seperti kecemasan, kesepian, kebosanan, perilaku menyimpang, dan psikomatis. ereka bahkan sering merasa teralienasi karena lupa pada diri sendiri. Dengan bantuan teknologi disegala aspek kehidupan, manusia modern ternyata ternyata justru terjebaka dalam rantai rantai tak putus ketergantungan pada alat alat yang turut membuatnya terasing dri kualitas dan kemampuan ji%a dan raganya sendiri. anusia modern tak jarang kehilangan makna hidup juga karena harus mengikuti tuntunan perubahan. ereka terus berada dalam situasi terdesak untuk mengantsipasi dan melayani perubahan yang terjadi dengan sangat cepat. Sebagian manusia modern pun justru diperbudak oleh tuntunan sosial untuk menyesuaikan diri dengan perubahan. ereka juga tak punya %aktu untuk melakukan re$leksi tentang eksitensi diri, hingga mereka cenderung letih jasmani dan letih mental. anusia modern dihinggapi krisis makna, dan dihantui dislokasi, disorientasi, malaise spiritual, dan split-personality yang akut. Diri mereka justru tereksploitasi oleh pekerjaan yang mereka lakukan. anusia modern dipacu
semangat kerja yang tinggi untuk menumpuk modal, untuk memuaskan orientasi materi mereka. eradaban modern di mulai telah menjadi peradaban material yang tidak tidak memberi ruang pada ekspresi dan artikulasi artikulasi spritual serta penemuan makna hidup. Krisis spritual masyarakat modern pada gilirannya tak jarang membuat mereka mecari 8 cari ketenangan dalam acara 8 acara hiburan, liburan, dan berbagai kegiatan yang lebih bersi$at spiritual seperti yang digambarkan oleh $enomena tumbuhnya spiritual gaya baru ala new age. age. &kan tetapi, ini sering kali juga tidak menghilangkan orientasi materi dari diri manusia modern. elima, terobsesi dengan kebebasan. Sekalipun terkadang manusia modern justru terbelenggu dengan tuntutan untuk berubah dan cepat, manusia modern pada dasarnya menganggungkan kebebasan. odernisasa sering diterjemahkan sebagi upaya melepaskan semua belenggu dan meraih kebebasan ! freedom" freedom" dalam hampir semua bidang kehidupan. 7bsesi akan kebebasan inilah yang akan menyuburkan indi)idualisme dalam masyarakat modern. +ndi)idu dipandang memiliki hak 8 hak yang tak boleh d iganggu gugat. anusia modern telah mengembangkan konsep hak sedemikian rupa untuk menjamin terciptanya kebebasan indi)idu dalam hal apa pun- beragama, berpendapat , dan sebagainya. Hal ini juga menjelaskan mengapa dalam masyarakat modern, ikatan pada tradisiBadat berkurang, sehingga misalnya, solidaritas kekerabatan menipis,tradisi menjodohkan anak menghilang, kaum perempuan diberi keluasan untuk berkiprah d i luar rumah dan mengembangkan karir, ikatan pernikahan dianggap tak terlalu sakral, dan kemandirian anak ditanamkan sejak masih sangat kecil. Seiring dengan obsesi akan kebebasan ini, manusia modern juga terobsesi dengan keterbukaan. anusia modern dituntun untuk berpikiran terbuka, bisa menerima pandangan dan gagasan orang lain, menjalin hubungan secara secara terbuka, menampilkan diri secara terbuka, terbuka, dan menjalankan tanggung ja%ab secara terbuka pula. anusia modern terbuka pada hal- hal yang baru atau berbeda, dan tidak menekankan hirarki. Karena itu %ajar bila manusia modern dicirikan dengan heterogenitas, sistem pelapisan yang terbuka, mobilitas sosial yang tinggi, dan perubahan sosial yang sangat cepat. eenam, memberi penghargaan dan imbalan berdasarkan prestasi. anusia modern tidak memberikan imbalan berdasarkan kasta atau status sosial, tapi berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan hasil kerja. #. Si$a) muslim terhada) modernitas unculnya modernitas pada mulanya menjadi tema amat penting dalam pemikiran dan perdebatan di antara kaum muslim, yang membuat mereka terbela ke dalam beberapa arus sikap, yang spektrumnya terbentang dari sikap menolak sepenuhnya !biasanya karena menggapnya bertentangan dengan tradisi +slam yang yang harus dipegang", sikap menerima dengan salekti$, salekti$, hingga sikap menerima sepenuhnya !yang kadang berimplikasi pada penomorduaan tradisi"L tradisi"L dari sikap yang menggap +slam dan modernitas sebagai sebagai tidak sesuai, sikap yang menggap modernitas perlu dikritisi dalam kerangka +slam, +slam, hingga yang menggap +slam dan modernitas sepenuhnya sesuai. Sering kali berdasarkan perbedaan sikap ini, kaum muslim dipetakan menjadi tiga kelompok ertama, kaum tradisional, yakni yang berpegang teguh pada tradisi dan tidak melihat modernitas sebagai sesuatu yang penting untuk diikuti. andangan kelompok ini mengasumsi bah%a tradisi !turats !turats"" dan modernitas !hadatsah !hadatsah"" tidak atau kurang kompatibel. Kedua, kaum modernis, yang bersikap sangat terbuka pada modernitas dan melihatnya penting atau harus diikuti. Kelompok ini memandang bah%a tradisi dan modernitas cukup kompatibel. Dalam kelompok ini emang ada cenderung meninggalkan tradisi, namun ada pula yang mengharmoniskan atau merekonsiliasikan tradisi dan modernitas. Secara umum mereka melihat modernitas bisa di ikuti dengan tetap menganut tradisi, bahkan melihat +slam sendiri telah mempunyai karakter modern sejak kemunculannya. Ketiga, kaum selekti)is, yang melihat modernitas memiliki sisi 8 sisi yang berla%anan atau merusak tradisi dan karenanya tak seharusnya diikuti. ereka tidak menolak ataupun menerima modernisasi sepenuhnya, tetapi memilih 8 milih bagian tertentu dari modernitas, entah dengan sikap kritis ataupun tidak. emetaan atau taksonomi semacam ini telah mendapat berbagai kritik dari para pemikir dan pengamat +slam. (idak hanya karena bisa mereduksi spekrum yang luas di kalangan kaum muslimin, tapi juga karena, terutama berkat peran negara dalam menggalangkan modernisasi, pemetaan semacam ini makin lama lama makin menjadi kurang rele)an mengingat modernisasi itu kian tak bisa dihindari pengaruhnya. unculnya arus 8 arus baru seperti neomodernisme dan tradisionalisme atau postradisionalisme, yang sama 8 sama memandang penting khazanah intelektual +slam dari modernitas, membuat perbedaan di antar respon muslim terhadap modernitas menjadi semakin tipis. &kan tetapi, jejak ataupun sebagian mani$estasi dari ketiga arus itu tetap bisa kita lihat di dunia +slam de%asa ini. Karenanya, kita masih melihat sebagian atau banyak muslim yang, meski tidak tertutup sama sekali, kurang terbuka pada modernitas. *. Karakrer uslim odern uslim modern di sini bisa dide$inisikan sebagai muslim yang terbuka pada modernitas. (entu muslim modern mempunyai karakter yang tak bisa diseragamkan, tapi beberapa karakter keislaman yang umum tampak pada muslim modern, yang membedakan mereka dari yang sering disebut uslim (radisional, bisa dirinci sebagai berikut Pertama, menekankan kesetaraan dan tidak menekankan hirarki. uslim modern tidak lagi memandang penting, misalnya, gelar kehormatan kyai atau haji. &lih 8 alih, gelar akademik 8 meski tidak mesti 8 lebih disandangkan. uslim modern juga meninggalkan adat dalam masyarakat yang berorientasi hirarki, seperi kebiasaan sembah kebiasaan sembah atau atau sungkem sungkem,, menggunakan bahasa alus untuk kelas tertentu, berbusana layak raja dan ratu dalam pernikahan, dan sebagainya. uslim modern lebih mendukung egalitarianisme. emimpin tidak dihormati layaknya dalam masyarakat tradisional,dan kaum perempuan diberi ruang peran dan partisipasi yang lebih luas di luar rumah, termasuk di masjid dan organisasi 8 tak terkecuali organisasi organisasi dalam bentuk negara. uslim modern mendukung ide 8 ide demokrasi, kesetaraan kesetaraan jender, dan hak asasi. edua, menekankan solidaritas berdasarkan cita 8 cita, pandangan, perjuangan, atau keorganisasian, dan tidak menekankan solidaritas berdasarkan kekeluargaan, kekeluargaan, kesukuan, ataupun kedaerahan. uslim modern sering sering melampaui ikatan-ikatan komunal kekeluargaan, kekeluargaan, kesukuan dan kedaerahan dalam membangun hubungan sosial. ereka lebih mementingkan tujuan ketimbang asal 8 usul daerah atau keluarga seseorang. Di kalangan muslim modern, perkumpulan kedaerahan !berdasarkan desa atau kota tertentu", perkumpulan kesukuan !berdasarkan etnis tertentu", perkumpulan kekerabatan !berdasarkan !berdasarkan keturunan bani tertentu", kurang populer atau kurang diutamakan, meski bisa saja ikatan primordial atau komunal membantu mengeretkan mengeretkan pertemanan di kalangan mereka. uslim uslim modern lebih cenderung kosmopolit. etiga, menekankan pentingnya ijtihad dan menghindari taklid. engikuti kecenderungan rasional masyarakat modern, uslim modern sering berupaya melahirkan iijtihat sendiri berdasarkan al-Mur=an dan hadist dalam banyak hal,ketimbnag mengikuti pendapat-pendapat mazhapmazhap ulama klasik.bagi mereka , itu ijtihat selalu terbuka lebar.selogan lebar.selogan kembali ke al-Mur=an dan sunah sangat pop uler di kalangan muslim modernis. bagi mereka, rain tape prestasi atau penapsiran ulang dan rasionalisasi adalah hal yang mungkin dan perlu bila keliahatan ada petentengan antara ajaran ajaran 8ajaran islam dengan kondisi terba%ah perubahan perubahan zaman. uslim modern menjauhi kebiasan membuat membuat karya-karya yang hanya merupakan 3syarah4 atau4hasyia4 dari karya 8karya ulama sebelum nya,dan menghasilkan karya-karya karya-karya hasil mereka sendiri . Dengan kecenderungan ini, muslim modern di pandang sering melakukan pemurnian !huri$iakasi" terhadap tradisi , dan mengedepan kan pembaruan !re$ormasi". !re$ormasi". e empat , menekan kan pemahaman rasional terhadap ajaran agama . uslim modern meninggalkan %arisan tradisi yang bernilai bersi$at takhayul,syirik,atau berbau berbau klenik. uslim modern misal nya tidak mengenal ritual ritual atau upacara-upacara upacara-upacara tak berdasar tertentu untuk merayakan suatu hari , menyelamati suatu tempat, melihara benda 3kramat4 tertentu. e lima, lima, berorientasi pada kemajuan.uslim kemajuan.uslim modern berupaya mmemujutkan unsur-unsur ke modern-an yang bisa memajukan umat, seperti menyelenggarakan pendidikan modern , rumah sakit modern atau lembaga amil zakat modern, dan menguasai sains dan teknologi. engusaan sains dan teknologi dipahami sebagai bagian iman dan amal saleh, serta sarana kehidupan yang penting untuk mencapai kebahagian dunia dan akhirat.
7rientasi pada kemajuan ini membuat muslim modern memandang dan menyikapi kehidupan dunia secara akti$ dan tidak menganjurkan praktik 8 praktik menjauhi pergumulan kehidupan. ereka ereka mengembangkan etos kerja yang yang bisa mendukung pencapaian kemajuan ini, misalnya dengan kerja keras, kedisiplinan, peman$aatan %aktu sebaik 8 baiknya, dan berorientasi tujuan. eenam, memberi perhatian besar pada moralitas sosial atau akhlak-akhlak yang berdampak luas secara sosial. eski juga mengindahkan amal atau akhlak yang si$atnya lebih indi)idual atau berdimensi batiniah, uslim modern sering menekankan pentingnya menjauhi dan menyingkirkan perbuatan-perbuatan buruk 8 seperti korupsi, perjudian, dan sebagainya 8 yang mempunyai pengaruh buruk secara luas dalam masyarakat, dan melembagakan perbuatan 8 perbuatan baik yang berdampak luas- seperti menjalankan lembaga yang menyantuni kaum dhua$a, mengembangkan suatu ka%asan islami !seperti konsep Maryah thaiyyibah" yang menjamin adanya kepedulian sosial dan hubungan sosial yang baik di antara para %arganya. uslim modern memandang hal ini sebagai bagian penting dari ajaran +slam, yang menjadi kandungan dari ajaran amar makruf nahi mungkar. 7rientasi pada kemasalahan sosial ini sering kali tidak terbatas pada persoalan keumatan saja, tetapi juga kebangsaan dan kemanusiaan, sesuai dengan prinsip +slam sebagai rahmatan lil alamin. +ni ditunjukan misalnya dengan mengembangkan gerakan 8 gerakan yang membangun toleransi atas keragaman dan kesaling mengertian diantara umat agama yang berbeda, atau yang berkontribusi pada pelestarian lingkungan. 0ntuk mendukung ter%ujudnya kemasalahan sosial, muslim modern tidak menarik diri dari memerhatikan kehidupan sosial. &lih 8 alih , muslim modern terlibat akti$ untuk menegakkan moralitas politik- seperti penunaian amanat, penegakan keadilan , dan sebagainya 8 dan mendorong kebijakan 8 kebijakan yang bisa mendukung terciptanya masyarakat +slam yang sebenar 8 benarnya.
Thursday, July 30, 2009 AGAMA P!M!T!" &&& /++(F &sal 0sul &gama rimiti$ ada dasarnya agama primiti)e mempunyai dua asal-usul yaitu 1. suatu ajaran yang bersumber langsung dari (uhan yang berupa %ahyu yang kemudian diturunkan kepada manusia, yeng terbuktu dengan diturunkannya &dam kedunia, namun terjadi penyele%engan agama oleh para pemeluknya. Sehingga agama yang pada dasarnya monotheisme menjadi politeisme dan bahkan animisme. uka oleh sebab itu (uhan menurunkan kembali utusannya guna meluruskan penyele%engan tersebut. 2. agama bersumber pada kajian antropologis, sosiologis, histories, dab psikologis, karena agama merupakan suatu $enomena soaial ataupun spiritual yang mengalami e)olusi dari bentuk yang sederhana , biasa disebut dengan agama primiti)e, kepada bentuk yang sempurna. +stilah primiti$ dicirikan pada manusia atau sekelompok orang yang hidup pada %aktu lampau, oleh karena itu primiti$ tidak diliat sebagai sesuatu yang ada dan hidup pada masa lampau, tetapi dapat saja terjadi pada seseorang pada saat sekarang masyarakat modern. #erdasarkan indikasi tertentu yang menunjukkan adanya karakteristik sebagai manusia primiti$, bisa dilihat dari prilaku, pandangan, ataupun tradisi yang masih primiti$ sebagai contoh pada umumnya orang primiti$ tidak bisa menciptakan elektonik yang serba canggih, sehingga menganggap itu sebuah benda yang sangat keramat. selain itu, orang desa masih banayk yang bersi$at primiti$ dibanding orang kota, baik dari segi pendidikan maupun kepercayaaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat. #erdasarkan hal tersebut, belum ada kesepakatan atau kesamaan p andangan berkanaan dengan istilah primiti$, namun apabila pengertian primiti$ ini dikaitkan dengan agama, seperti yang dikemukakan oleh guru besar dari &ntropologi sosial yang bernama '. ritchard beliau menyatakan bah%a agama primiti$ merupakan merupakan bagian dari agama pada umumnya. #ahkan, semua orang orang yang berminat pada agama harus mengakui suatu studi tentang pandangan dan praktek keagamaan pada masyarakat primiti$ yang beraneka ragam coraknya. &pabila dilihat dari segi sudut pandangnya, +slam, Kristen, Hindu dan agama-agama lainnya dapat dikategorikan sebagai agama primiti)e, atau bera%al dari praktek-praktek praktek-praktek agama primiti, mungkiin agama ini derkembang derkembang dari agama yang kecil menjadi besar, besar, yang dalam kurun %aktu yang sangat lama tejadilah perkambanagn agama tersebut. #anyak kita jumpai sistem ritus, kepercayaan dan etika-etika manusia primiti$ misalnya, dinamisme, $etitisme, dan lain-lain yang dimana kesemuanya itu merupakan nama-nama ilmiah bagi su atu jenis keagamaan, agama primiti)e sendiri tidak mengenal adanaya isme-isme, kecuali orang yang memeluk agama +slam ia akan menyebut dirirnya muslim, sedangkan orang primiti)e tigak mengenal apakah dirinya animisme, dinamisme atau sebagainya. Dalam hal ini manusia primiti)e adalah sekelompok masyarakat yang memiliki cirri dan karakteristik yang mempunai isme-isme, praktek, dan tradisi tertentu yang dianut dan diyakininya. Seperti adanya kepercayaan terhadap mahluk-mahluk halus dan pemujaan terhadap ar%ah-ar%ah nenek moyang, atau melakukan ritual tertentu terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan diperyacaya memiliki kekuatan gaib. aka dengan adanya hal semacam ini timbulah adanya upacara bersaji atau sesajen pada mas yarakat primiti$, seperti halnya upacara bersaji dimana bersaji ini merupakan suatu ke yakinan dan sudah menjadi doktrin, karena kegiatan ini merupakan per%ujudan dari agama. ang memiliki $ungsi sosial untuk mengintensi$kan solidaritas masyarakat yang dijujukan pada De%a melalui adanay korban binatang misalnya, yang dalam hal ini darahnya disajikan untuk para De%a, sedangkan dagingnya untuk kita, seperti halnya yang terjadi pada kelompok masyarakat #ugis yang berada dikalimantan barat, yang dimana pada tiap tahunnya kelompok ini mengadakan upacara bersaji atau dalam kelompok ini disebut dengan 3akan-makan4, upacara makan-makan ini biasanya dilaksanakan didalam s ebuah kelambu yang diadakan di atas tempat tidur orang yang melaksanakan upacara tersebut, dalamupacara ini disediakan alat-alat seperti beras kuning, beras putuh, telur ayam kampong yang mentah dan yang masak masing-masing satu buah. Dalam pelaksanaan upacara ini setiap anak diusapkan minyak %angi dari telapak kaki sampai pada ubun-ubun, dan biasanya dilakukan oleh keluarga yang dianggap paling tua. #isa kakek, ayah, atau kakak tertuan dalam keliarga tersebut, sedangkan %aktunya biasa dilaksanakan setiap satu tahun sekali. una menghindarkan diri atau keluarga dari gangguan setan atau 5in yang ada dalam keluarga tersebut, serta agar semua keluarga selalu berada dalam keselamatan, serta menjauhkan diri dari gangguan penunggu laut. #iasanya upacara semacam ini %ajib dilakukan pada tiap tahun, apa bila tidak melakukan hal tersebut maka dalam satu keluarga dan salah satu dari keluarga tersebut ada yang tidak sempurna kehidupannya. #aik dalam hal jodoh, rizki, ataupun nasibnya dalam menjalani hidup. 6amun upacara atau adapt semacam ini dapat hilang atau tidak %ajib lagi dilakukan apabila salah satu keturunan dari keluarga tersebut yaitu anaknya menikah bukan dengan oaring yang berketurunan bugis, maka ia keturunan berikutnya boleh melaksanakan boleh juga tidak. 6amun sebelumnnya belau harus berjanji dulu untuk meninggalkan hal tersebut agar tidak dikucilkan oleh keluarga. Dalam hal ini sangat bertentangan dengan ajaran islam karena mereka meminta pertolongan kepada selain &llah. 6amun adapt-adat semacam ini masih banyak dilakukan oleh masyarakat primiti$ didaerah tersebut, %alaupun mempunyai dampak positi$ terhadap kehidupan bermasyarakat. +ani merupakan salah satu contoh dari sebagian masyarakat primiti)e yang masih mempertahankan upacara atau adapt tersebut pada zaman modern saat ini, dan %alaupun mereka memeluk agama islam serta rajin beribadah.
A'ama Primiti(
#A# ! P+DA--A+
A. atar #ela$an' A'ama Primiti(
Dilihat dari segi &gama dan rimiti$ !keadaan yang sangat sederhanaL belum maju" yang masing 8 masing memiliki keeratan satu sama lain, sering kali banyak di salah artikan oleh orang 8 orang yang belum memahami bagaimana menempatkan posisi &gama dan posisi keadaan yg sangat sederhana pada suatu kehidupan. ada dasarnya agama primiti$ mempunyai dua asal-usul yaitu Pertama suatu Pertama suatu ajaran yang bersumber langsung dari (uhan yang berupa %ahyu yang kemudian diturunkan kepada manusia, yeng terbuktu dengan diturunkannya &dam kedunia, namun terjadi penyele%engan agama oleh para pemeluknya. Sehingga agama yang pada dasarnya monotheisme monotheisme menjadi politeisme politeisme dan bahkan animisme. animisme. uka oleh sebab itu (uhan menurunkan kembali utusannya guna meluruskan meluruskan penyele%engan tersebut. edua agama bersumber bersumber pada kajian kajian antropologi antropologis, s, sosiologis, sosiologis, histories, histories, dan psikologis, psikologis, karena agama merupakan suatu $enomena $enomena sosial ataupun spiritual yang mengalami e)olusi dari bentuk yang sederhana , biasa disebut dengan agama primiti$, kepada bentuk yang sempurna.
#A# !! PM#AASA+ A. Pen'ertian
engertian Agama engertian Agama Dalam masyarakat +ndonesia selain dari kata agama, dikenal pula kata 3 din4 din4 dari bahasa &rab dan kata 3religi 3 religi44 dari bahasa 'ropa. &gama berasal dari kata Sanskrit. Satu pendapat mengatakan bah%a kata itu tersusun dari dua kata, 3a4 yang berarti tidak dan 3 gama4 gama4 yang berarti pergi, maka kata &gama dapat diartikan tidak pergi, tetap di tempat, di%arisi turun 8 temurun.191; Sedangkan kata 3 Din4 Din4 itu sendiri dalam bahasa Semit berarti undang 8 undang atau hukum. Dalam bahasa &rab kata ini mengandung arti menguasai, menundukkan, patuh, hutang, balasan, kebiasaan. &dapula kata /eligi yang berasal dari bahasa atin. enurut satu pendapat asalnya ialah 3relegere4 yang mengandung arti mengumpulkan, membaca dan dapat juga kata relegare juga bisa diartikan mengikat. 7leh karena itu agama adalah suatu ketetapan yang dibuat oleh (uhan ang ang aha 'sa secara mutlak atau tanpa adanya campur tangan siapa saja. enurut Kamus #esar #ahasa +ndonesia ! K##+" kata primiti$ yaitu keadaan yg sangat sederhanaL belum maju !tt peradabanL terbelakang" kebudayaan.292; +stilah primiti$ atau kebudayaan ! keadaan yg sangat sederhanaL belum maju " dicirikan pada manusia atau sekelompok orang yang hidup pada %aktu lampau, oleh karena itu primiti$ tidak dilihat sebagai sesuatu yang ada dan hidup pada masa lampau, tetapi dapat saja terjadi pada seseorang pada saat sekarang masyarakat modern. #erdasarkan indikasi tertentu yang menunjukkan adanya karakteristik sebagai manusia primiti$, bisa dilihat dari prilaku, pandangan, ataupun tradisi yang masih primiti$ sebagai contoh pada umumnya orang primiti$ tidak bisa menciptakan elektonik yang serba canggih, sehingga menganggap itu sebuah benda yang sangat keramat. selain itu, orang desa masih banayk yang bersi$at primiti$ dibanding orang kota, baik dari segi pendidikan maupun kepercayaaan terhadap benda-benda yang dianggap keramat. #erdasarkan hal tersebut, belum ada kesepakatan atau kesamaan pandangan berkanaan dengan istilah primiti$, namun apabila pengertian primiti$ ini dikaitkan dengan agama, seperti yang dikemukakan oleh guru besar dari &ntropologi sosial yang bernama '. ritchard beliau menyatakan bah%a agama primiti$ merupakan bagian dari agama pada umumnya. #ahkan, semua orang yang berminat pada agama harus mengakui suatu studi tentang pandangan dan praktek keagamaan pada masyarakat primiti$ yang beraneka ragam coraknya.>9>; &pabila dilihat dari segi sudut pandangnya, +slam, Kristen, Hindu dan agama-agama lainnya dapat dikategorikan sebagai agama primiti$, atau bera%al bera%al dari praktek-prakt praktek-praktek ek agama primiti, primiti, mungkiin mungkiin agama ini derkembang derkembang dari agama yang kecil menjadi menjadi besar, besar, yang dalam kurun %aktu yang sangat lama tejadilah perkambanagn agama tersebut. #anyak kita jumpai sistem ritus, kepercayaan dan etika-etika manusia primiti$ misalnya, dinamisme, $etitisme, dan lain-lain yang dimana kesemuanya itu merupakan nama-nama ilmiah bagi suatu jenis keagamaan, agama primiti$ sendiri tidak mengenal adanaya isme-isme, kecuali orang yang memeluk agama +slam ia akan menyebut dirirnya muslim, sedangkan orang primiti$ tigak mengenal apakah dirinya animisme, dinamisme atau sebagainya. Dalam hal ini manusia primiti$ adalah sekelompok masyarakat yang memiliki cirri dan karakteristik yang mempunai isme-isme, praktek, dan tradisi tertentu yang dianut dan diyakininya. Seperti adanya kepercayaan terhadap mahluk-mahluk halus dan pemujaan terhadap ar%ah-ar%ah nenek moyang, atau melakukan ritual tertentu terhadap benda-benda yang dianggap keramat dan diperyacaya memiliki kekuatan gaib. aka dengan adanya hal semacam ini timbulah adanya upacara bersaji atau sesajen pada masyarakat primiti$, seperti halnya upacara bersaji dimana bersaji ini
1 2 3