Adapun penjelasan dari tiap fase dalam kerangka Precede Proceed Theory adalah sebagai berikut: 1.
Fase 1 (diagnosa sosial) Adalah proses penentuan persepsi seseorang terhadap kebutuhan dan kualitas hidupnya dan aspirasi untuk lebih baik lagi, dengan penerapan berbagai informasi yang didesain sebelumnya. Partisipasi masyarakat adalah sebuah konsep pondasi dalam diagnosis sosial dan telah lama menjadi prinsip dasar bagi kesehatan dan pengembangan komunitas. Hubungan sehat dengan kualitas hidup merupakan hubungan sebab akibat. Input pendidikan kesehatan kesehatan,, kebijakan, regulasi dan organisasi menye menyebabkan babkan perubahan out come, yaitu kualitas hidup. Fase ini membantu masyarakat (community ( community)) menilai kualitas hidupnya tidak hanya pada kesehatan. Adapun untuk melakukan diagnosa sosial dilaksanakan dilaksanaka n dengan mengidentifikasi masalah kesehatan melalui review l iterature (hasilhasil penelitian), data (misalnya BPS, Media massa), group method. Hubungan sebab akibat dapat terjadi secara langsung melalui kebijakan sosial, intervensi pelayanan sosial, sosial, kebijakan kebijakan kesehatan dan dan program kesehatan.
a.
Bagian atas yaitu kebijakan sosial atau keadaan sosial, mengindikasikan masalah kesehatan mempengaruhi kualitas hidup, sehingga kualitas hidup dapat memotivasi dan mampu mengatasi berbagai masalah kesehatan. Kualitas hidup sulit diukur dan sulit didefinisikan; ukuran obyektif (indikator sosial), yaitu angka pengangguran, kepadatan hunian, kualitas air. Ukuran subyektif (informasi dari anggota masyarakat tentang kepuasan hidup, kejadian hidup yang membuat stress, individu dan sumber daya sosial.
b.
Bagian bawah yaitu intervensi kesehatan, mengindikasikan kondisi sosial dan kualitas hidup dipengaruhi oleh masalah kesehatan. kesehatan.
2.
Fase 2 (diagnosa epidemiologi) Masalah kesehatan merupakan hal yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup seseorang, baik langsung maupun tidak langsung. Yaitu penelusuran masalah-masalah kesehatan yang dapat menjadi penyebab dari diagnosa sosial yang telah diprioritaskan. Ini perlu dilihat data kesehatan yang ada dimasyarakat berdasarkan berdasarkan indikator kesehatan yang bersifat negatif yaitu morbiditas dan mortalitas, serta yang bersifat positif yaitu angka harapan hidup, cakupan air bersih, cakupan rumah sehat. Untuk menentukan prioritas masalah kesehatan, dilakukan dengan beberapa tahapan, diantaranya:
a.
Masalah yang mempunyai dampak terbesar pada kematian, kesakitan, lama hari kehilangan kerja, biaya rehabilitasi, dan lain-lain.
b.
Apakah kelompok ibu dan anak-anak yang mempunyai resiko.
c.
Masalah kesehatan yang paling rentan untuk i ntervensi.
d.
Masalah
yang
merupakan
daya
ungkit
tinggi
dalam
meningkatkan
status
kesehatan,economic savings. e.
Masalah yang belum pernah disentuh atau di intervensi.
f.
Apakah merupakan prioritas daerah/ nasional.
3.
Fase 3 (diagnosa perilaku dan lingkungan) Pada fase ini terdiri dari 5 tahapan, antara lain:
a.
Memisahkan penyebab perilaku dan non perilaku dari masalah kesehatan.
b.
Mengembangkan penyebab perilaku
1)
Preventive behaviour (primary, secondary, t ertiary)
2)
Treatment behaviour
c.
Melihat important perilaku
1)
Frekuensi terjadinya perilaku
2)
Terlihat hubungan yang nyata dengan masalah kesehatan
d.
Melihat changebility perilaku
e.
Memilih target perilaku Untuk mengidentifikasi masalah perilaku yang mempengaruhi status kesehatan, digunakan indikator perilaku seperti: pemanfaatan pelayanan kesehatan (utilisasi), upaya pencegahan (prevention action), pola konsumsi makanan (consumtion pattern), kepatuhan (compliance), upaya pemeliharaan sendiri (self care). Untuk mendiagnosa lingkungan diperlukan lima tahap, yaitu: membedakan penyebab perilaku dan non perilaku; menghilangkan penyebab non perilaku yang tidak bisa diubah; melihat important faktor lingkungan, melihat changeability faktor lingkungan, memilih target lingkungan.
4.
Fase 4 (diagnosa pendidikan dan organisasi ) Mengidentifikasi kondisi-kondisi perilaku dan lingkungan yang status kesehatan atau kualitas hidup dengan memperhatikan faktor-faktor penyebabnya. Mengidentifikasi faktor-faktor yang harus diubah untuk kelangsungan perubahan perilaku dan lingkungan. Merupakan target antara atau tujuan dari program. Ada 3 kelompok masalah yang berpengaruh terhadap perilaku, yaitu:
a.
Faktor predisposisi ( predisposing factor ): pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai, dan lain-lain.
b.
Faktor penguat (reinforcing factor ): perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, dan lain-lain.
c.
Faktor pemungkin (enabling factor ): lingkungan fisik tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, dan l ain-lain. Tahap proses menyeleksi faktor dan mengatur program:
a.
Identifikasi dan menetapkan faktor-faktor menjadi 3 kategori
Mengidentifikasi penyebab-penyebab perilaku dan dipilah-pilah sesuai dengan 3 kategori yang ada: predisposing, enabling, reinforcing factors. Metode: 1)
Formal
a)
Literatur
b)
Checklist dan kuesioner
2)
Informal
a)
Brainstorming
b) Normal group process (NGP) b.
Menetapkan prioritas antara kategori Menetapkan faktor mana yang menjadi obyek intervensi, dan seberapa penting dari ke-3 faktor yang ada.
c.
Menetapkan prioritas dalam kategori Berdasarkan pertimbangan:
1)
Important: prevalensi, penting dan segera di atasi menurut logis, pengalaman, data dan teori
2)
Immediacy: seberapa penting
3) Necessity: mungkin prevalensi rendah, tapi masih harus dimunculkan perubahan lingkungan dan perilaku yang terjadi 4)
Changeability: mudah untuk diubah
5.
Fase 5 (diagnosa administrasi dan kebijakan) Pada fase ini dilakukan analisis kebijakan, sumber daya dan kejadian-kejadian dalam organisasi yang mendukung atau menghambat perkembangan promosi kesehatan.
a. Administrative diagnosis 1)
Memperkirakan atau menilai resorces/ sumber daya yang dibutuhkan program
2)
Menilai resorces yang ada didalam organisasi atau masyarakat
3)
Mengidentifikasi faktor penghambat dalam mengimplementasi program Tahap diagnosa administrasi, antara lain:
1)
Menilai kebutuhan sumber daya
a)
Time
b) Personnel c) Budget 2)
Menilai ketersediaan sumber daya
a) Personnel b) Budgetary contraints (keterbatasan budget) 3)
Menilai penghambat implementasi
a)
Staff commitment and attitude
b)
Goal conflict
c) Rate of change d) Familiarity e)
Complexity
f)
Space
g)
Community barriers
b. Policy diagnosis 1)
Menilai dukungan politik
2)
Dukungan regulasi atau peraturan
3)
Dukungan sistem didalam organisasi
4)
Hambatan yang ada dalam pelaksanaan program
5)
Dukungan yang memudahkan pelaksanaan program Tahapan diagnosa kebijakan, antara lain:
1)
Menilai kebijakan, regulasi dan organisasi
a) Issue of loyality b)
Consistency
c) Flexibility d) Administrative of professional direction 2)
Menilai kekuatan politik
a) Level of analysis b)
The zero-sum game
c)
System approach
d) Exchange theory e) Power equalization approach f) Power educative approach g)
Conflict approach
h) Advocacy and education and community development Implementasi:
Kunci keberhasilan implementasi: 1.
Pengalaman
2.
Sensitif terhadap kebutuhan
3.
Fleksibel dalm situasi kondisi
4.
Fokus pada tujuan
5.
Sense of humor Evaluasi dan accountability :
Evaluasi: membandingkan tujuan dengan standar object of interest :
1.
Mengukur quality of life
2.
Indikator status kesehatan
3.
Faktor perilaku dan lingkungan
4.
Faktor predisposing, enabling, reinforcing
5.
Aktivitas intervensi
6.
Metode
7.
Perubahan kebijakan, regulasi atau organisasi
8.
Tingkat keahlian staf
9.
Kualitas penampilan dan pendidikan
Object of interest : 1. Input 2. Intermediate effects 3.
Outcome Tingkatan Objective:
1.
Ultimate objectives : sosial dan kesehatan
2. Intermediate objectives: perilaku dan lingkungan 3. Immediate objective: educational, regulatory, policy Tingkat Evaluasi: 1.
Evaluasi proses Evaluasi dari program promosi kesehatan yang dilaksanakan
2.
Evaluasi impact Menilai efek langsung dari program pada target perilaku ( predisposing, enabling, reinforcing factors) dan lingkungan
3.
Evaluasi outcome Evaluasi terhadap masalah pokok yang pada proses awal perencanaan akan diperbaiki: satus kesehatan dan quality of life.