Siapakah Abu Nawas? Tokoh yang dinggap badut namun juga dianggap ulama besar ini— sufi, tokoh super lucu yang tiada bandingnya ini aslinya orang Persia yang dilahirkan pada tahun 750 M di Ahwaz m...
FTHFJGH
Kumpulan cerita-cerita lucu Abu NawasFull description
ini adalah contoh salah satu hikayat dari pelajaran Bahasa Indonesia kelas X, semester 2, beserta unsur intrinsik dan juga unsur ekstrinsiknya. smoga bermanfaat :)))))))
analisis hikayat
Kisah Abu Nawas Akan DisembelihFull description
Deskripsi lengkap
analisa angin pada bandaraFull description
sassFull description
TURBIN ANGINFull description
Mata kuliah klimatologiFull description
Sila baca dan amalkanDeskripsi lengkap
jlknnlkklDeskripsi lengkap
Peramalan Gelombang
analisis pangan kadar abuDeskripsi lengkap
mengenai perhitungan dan pengertian kadar abuFull description
kFull description
Full description
mengenai perhitungan dan pengertian kadar abuDeskripsi lengkap
Full description
ikatan angin coy
Abu Nawas Menangkap Angin Abu Nawas kaget bukan main ketika ketika seorang utusan Baginda Raja datang ke rumahnya. Ia harus menghadap Baginda secepatnya. Entah permainan apa lagi yang akan dihadapi kali ini. Pikiran Abu Nawas berloncatan ke sana kemari. kemari. Setelah tiba di istana Baginda Raja menyambut Abu Nawas dengan sebuah senyuman. !Akhir"akhir !Akhir"akhir ini aku sering mendapat gangguan perut. #ata tabib pribadiku aku kena serangan angin.! kata Baginda Raja memulai pembicaraan. !Ampun $uanku $uanku apa yang bisa hamba lakukan hingga hamba dipanggil.! tanya Abu Nawas. !Aku hanya menginginkan engkau menangkap angin dan memenjarakannya.! memenjarakannya.! kata Baginda. Abu Nawas hanya diam. $ak $ak sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Ia tidak memikirkan bagaimana cara menangkap angin nanti tetapi ia bingung bagaimana cara membuktikan bahwa yang ditangkap itu memang benar"benar benar"benar angin. #arena angin tidak bisa dilihat. $idak ada benda yang lebih aneh dari angin. $idak seperti halnya halnya air walaupun tidak berwarna berwarna tetapi masih bisa dilihat. Sedangkan angin tidak. Baginda hanya memberi Abu Nawas waktu tidak lebih dari tiga hari. Abu Nawas pulang membawa pekerjaan rumah dari Baginda Raja. Namun Abu Nawas tidak begitu sedih. #arena berpikir sudah merupakan bagian dari hidupnya bahkan merupakan suatu kebutuhan. Ia yakin bahwa dengan berpikir akan terbentang jalan keluar dari kesulitan kesulitan yang sedang dihariapi. %an dengan berpikir pula ia yakin bisa menyumbangkan sesuatu kepada orang lain yang membutuhkan terutama orang"orang miskin. #arena tidak jarang Abu Nawas menggondol sepundi penuh uang emas hadiah dari Baginda Raja atas kecerdikannya. kecerdikannya. $etapi $etapi sudah dua hari ini Abu Nawas belum juga mendapat mendapat akal untuk menangkap angin apalagi memenjarakannya. Sedangkan besok adalah hari terakhir yang telah ditetapkan Baginda Raja. Abu Nawas hampir putus asa. Abu Nawas benar " benar tidak bisa tidur walau hanya sekejap. &ungkin sudah takdir' kayaknya kali ini Abu Nawas harus menjalani hukuman karena gagal melaksanakan perintah Baginda Ia berjalan gontai menuju istana. %i sela"sela kepasrahannya kepada kepada takdir ia ingat sesuatu yaitu Aladin dan lampu wasiatnya. !Bukankah jin itu tidak terlihat(! Abu Nawas bertanya kepada diri sendiri. ia
berjingkrak girang dan segera berlari pulang. Sesampai di rumah ia secepat mungkin menyiapkan segala sesuatunya kemudian manuju istana. %i pintu gerbang istana Abu Nawas langsung dipersilahkan masuk oleh para pengawal karena Baginda sedang menunggu kehadirannya. %engan tidak sabar Baginda langsung bertanya kepada Abu Nawas. !Sudahkah engkau berhasil memenjarakan angin hai Abu Nawas( ! !Sudah Paduka yang mulia.! jawab Abu Nawas dengan muka berseri"seri sambil mengeluarkan botol yang sudah disumbat. #emudian Abu Nawas menyerahkan botol itu. Baginda menimbang"nimang batol itu. !&ana angin itu hai Abu Nawas(! tanya Baginda. %i dalam $uanku yang mulia.! jawab Abu Nawas penuh tak)im. !Aku tak melihat apa"apa.! kata Baginda Raja. !Ampun $uanku memang angin tak bisa dilihat tetapi bila Paduka ingin tahu angin tutup botol itu harus dibuka terlebih dahulu.! kata Abu Nawas menjelaskan. Setelah tutup botol dibuka. Baginda mencium bau busuk. Bau kentut yang begitu menyengat hidung. !Bau apa ini hai Abu Nawas(! tanya Baginda marah. !Ampun $uanku yang mulia tedi hamba buang angin dan hamba. masukkan ke dalam botol. #arena hamba takut angin yang hamba buang itu keluar maka hamba memenjarakannya dengan cara menyumbat mulut botol.! kata Abu Nawas ketakutan. $etapi Baginda tidak jadi marah karena penjelasan Abu Nawas memang masuk akal. !*eheheheh kau memang pintar Abu Nawas.! $api... jangan keburu tertawa dulu dengar dulu apa kata Abu Nawas. !Baginda...+! !,a Abu Nawas+! !*amba sebenarnya cukup pusing memikirkan cara melaksanakan tugas memenjarakan angin ini.! !-alu apa maksudmu Abu Nawas(! !*amba. minta ganti rugi.! !#au hendah memeras seorang Raja(! !h bukan begitu Baginda.! !-alu apa maumu(! !Baginda harus memberi saya hadiah berupa uang sekedar untuk bisa belanja dalam satu bulan.! !#alau tidak(! tantang Baginda. !#alau tidak... hamba akan menceritakan kepada khalayak ramai bahwa
Baginda telah dengan sengaja mencium kentut hamba+! !*ah(! Baginda kaget dan jengkel tapi kemudian tertawa terbahak"bahak. !Baik permintaanmu kukabulkan+!