aplikasi filsafat pada aborsi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari separuh (104,6 juta orang) dari total penduduk Indonesia (208,2 juta orang) adalah perempuan. amun, kualitas hidup perempuan jauh tertinggal dibandingkan laki laki!la !laki ki.. "asi "asih h sedik sedikit it sekal sekalii perem perempu puan an #ang #ang mend mendap apat at akses akses dan dan pelu peluan ang g untu untuk k berpartisipasi optimal dalam dala m proses pembangunan. $idak heran bila jumlah perempuan pere mpuan #ang menikmati hasil pembangunan lebih terbatas dibandingkan laki!laki. %al itu terlihat dari semakin turunn#a turunn#a nilai &ender!related &ender!related 'eelopment 'eelopment Inde (&'I) Indonesia Indonesia dari 0,6*1 atau peringkat ke 88 (%'+ 18) menjadi 0,664 atau peringkat ke 0 (%'+ 2000) (&-I /I, 2000). &'I mengukur angka harapan hidup, angka melek huru3, angka partisipasi murid sekolah, dan pendapatan kotor per kapita (&ross 'omesti 5rodut&'5) riil per kapita antara laki!laki laki!laki dan perempuan. perempuan. 'i bidang bidang pendidikan pendidikan,, terdapat terdapat perbedaan perbedaan akses dan peluang antara laki!laki dan perempuan terhadap kesempatan memperoleh pendidikan. "enurut 7usenas 1, jumlah perempuan #ang berusia 10 tahun ke atas #ang buta huru3 (14,1) lebih besar daripada laki!laki pada usia #ang sama (6,9) (&-I /I, 2000).
:ngka ;ematian Ibu (:;I) menurut surei demogra3i kesehatan Indonesia (7';I) 14 masih ukup tinggi, #aitu 90 per 100.000 kelahiran (&-I /I, /I, 2000). 5en#ebab kematian ibu terbesar (*8,1) adalah perdarahan dan eklampsia. ;edua sebab itu sebenarn#a dapa dapatt dieg diegah ah deng dengan an peme pemeri riks ksaa aan n keham kehamila ilan n (anten (antenat atal al are are: :) ) #ang #ang memad memadai. ai.
an#ak hal #ang men#ebabkan seorang perempuan tidak menginginkan kehamilann#a, antara lain karena perkosaan, kehamilan #ang terlanjur datang pada saat #ang belum diharapkan, janin dalam kandungan menderita aat berat, kehamilan di luar nikah, gagal ;>, dan sebagain#a. ;etika seorang perempuan mengalami kehamilan tak diinginkan (;$'), diantara jalan keluar #ang ditempuh adalah melakukan upa#a upa#a aborsi, aborsi, baik baik #ang #ang dilaku dilakukan kan sendiri sendiri maupun maupun dengan dengan bantua bantuan n orang orang lain. lain. >an#ak >an#ak diantaran#a #ang memutuskan untuk mengakhiri kehamilann#a dengan menari pertolongan #ang #ang tidak tidak aman aman sehing sehingga ga mereka mereka mengal mengalami ami kompli komplikasi kasi serius serius atau atau kematia kematian n karena karena ditang ditangani ani oleh oleh orang orang #ang #ang tidak tidak kompet kompeten en atau atau dengan dengan peralat peralatan an #ang #ang tidak tidak memenu memenuhi hi standar. ;eputusan untuk melakukan aborsi bukan merupakan pilihan #ang mudah. >an#ak perempuan harus berperang mela?an perasaan dan kepera#aann#a mengenai nilai hidup seorang alon manusia #ang dikandungn#a, sebelum akhirn#a mengambil keputusan. >elum lagi lagi penilai penilaian an moral moral dari dari orang! orang!ora orang ng sekitarn sekitarn#a #a bila bila sampai sampai tindak tindakann ann#a #a ini diketah diketahui. ui. %an#a orang!orang #ang mampu berempati #ang bisa merasakan betapa perempuan berada dalam dalam posis posisii #ang #ang suli sulitt dan dan mend mender erita ita keti ketika ka haru haruss memu memutu tusk skan an untu untuk k meng mengak akhi hiri ri kehamilann#a.
:borsi sering kali dita3sirkan sebagai pembunuhan ba#i, ?alaupun seara jelas >adan ;esehatan 'unia (<%-) mende3inisikan aborsi sebagai penghentian kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan atau kurang dari 22 minggu (<%- 2000). 'engan perkembangan tehnologi kedokteran #ang sedemikian pesatn#a, sesungguhn#a perempuan tidak harus mengalami kesakitan apalagi kematian karena aborsi sudah dapat diselenggarakan seara sangat aman dengan menggunakan tehnologi #ang sangat sederhana. >ahkan dikatakan bah?a aborsi oleh tenaga pro3esional di tempat #ang memenuhi standar, tingkat keamanann#a 10 kali lebih besar dibandingkan dengan bila melanjutkan kehamilan hingga persalinan. 7a#angn#a, masih ban#ak perempuan di Indonesia tidak dapat menikmati kemajuan tehnologi kedokteran tersebut. "ereka #ang tidak pun#a pilihan lain, terpaksa beralih ke tenaga #ang tidak aman #ang men#ebabkan mereka beresiko terhadap kesakitan dan kematian. $eriptan#a kondisi ini terutama disebabkan karena hukum di Indonesia masih belum berpihak kepada perempuan dengan melarang tindakan ini untuk dilakukan keuali untuk men#elamatkan ibu dan ba#in#a. :kibatn#a, ban#ak tenaga pro3esional #ang tidak bersedia memberikan pela#anan ini@ ?alaupun ada, seringkali diberikan dengan bia#a #ang sangat tinggi karena besarn#a konsekuensi #ang harus ditanggung bila diketahui oleh pihak #ang ber?ajib. 5erkiraan jumlah aborsi di Indonesia setiap tahunn#a ukup beragam. %ull, 7ar?ono dan egitu juga kemampuan untuk mengendalikann#a. 'i Indonesia saat ini 62 juta remaja sedang bertumbuh di $anah :ir. :rtin#a, satu dari lima orang Indonesia berada dalam rentang usia remaja. "ereka adalah alon generasi penerus bangsa dan akan menjadi orangtua bagi generasi berikutn#a. $entun#a, dapat diba#angkan, betapa besar pengaruh segala tindakan #ang mereka lakukan saat ini kelak di kemudian hari tatkala menjadi de?asa dan lebih jauh lagi bagi bangsa di masa depan. ;etika mereka harus berjuang mengenali sisi!sisi diri #ang mengalami perubahan 3isik!psikis!sosial akibat pubertas, mas#arakat justru berupa#a keras men#embun#ikan segala hal tentang seks, meninggalkan remaja dengan berjuta tanda tan#a #ang lalu lalang di kepala mereka. 5andangan bah?a seks adalah tabu, #ang telah sekian lama tertanam, membuat remaja enggan berdiskusi tentang kesehatan reproduksi dengan orang lain. Aang lebih memprihatinkan, mereka justru merasa paling tak n#aman bila harus membahas seksualitas dengan anggota keluargan#a sendiri. $ak tersedian#a in3ormasi #ang akurat dan BbenarC tentang kesehatan reproduksi memaksa remaja bergeril#a menari akses dan melakukan eksplorasi sendiri. :rus komunikasi dan in3ormasi mengalir deras mena?arkan petualangan #ang menantang. "ajalah, buku, dan 3ilm pornogra3i #ang memaparkan kenikmatan hubungan seks tanpa mengajarkan tanggung ja?ab #ang harus disandang dan risiko #ang harus dihadapi, menjadi auan utama mereka. "ereka juga melalap BpelajaranC seks dari internet, meski saat ini aktiitas situs pornogra3i baru sekitar 2!9, dan sudah munul situs!situs pelindung dari
pornogra3i . %asiln#a, remaja #ang beberapa generasi lalu masih malu!malu kini sudah mulai melakukan hubungan seks di usia dini, 19!1* tahunD %asil penelitian di beberapa daerah menunjukkan bah?a seks pra!nikah belum terlampau ban#ak dilakukan. 'i Eatim, Eateng, Eabar dan LampungF 0,4 G * 'i 7uraba#aF 2,9 'i Ea?a >aratF perkotaan 1,9 dan pedesaan 1,4. 'i >aliF perkotaan 4,4. dan pedesaan 0. $etapi beberapa penelitian lain menemukan jumlah #ang jauh lebih 3antastis, 21!90 remaja Indonesia di kota besar seperti >andung, Eakarta, Aog#akarta telah melakukan hubungan seks pra!nikah. >erdasarkan hasil penelitian :nnisa oundation pada tahun 2006 #ang melibatkan sis?a 7"5 dan 7": di ianjur terungkap 42,9 persen pelajar telah melakukan hubungan seks #ang pertama saat duduk di bangku sekolah. >eberapa dari sis?a mengungkapkan, dia melakukan hubungan seks tersebut berdasarkan suka dan tanpa paksaan. ;etakutan akan hukuman dari mas#arakat dan terlebih lagi tidak diperbolehkann#a remaja putri belum menikah menerima la#anan keluarga berenana memaksa mereka untuk melakukan aborsi, #ang sebagian besar dilakukan seara sembun#i!sembun#i tanpa mempedulikan standar medis. 'ata <%- men#ebutkan bah?a 1*!*0 persen kematian ibu disebabkan karena pengguguran kandungan #ang tidak aman. >ahkan 'epartemen ;esehatan +I menatat bah?a setiap tahunn#a terjadi =00 ribu kasus aborsi pada remaja atau 90 persen dari total 2 juta kasus di mana sebgaian besar dilakukan oleh dukun. B.
Rumusan Masala
5raktek :borsi #ang terus >ekembang subur dan sudah tidak malu!malu lagi. 7elain karena lemahn#a penerapan hukum , juga dianggap bisa membantu program ;>. !. "u#uan
/ntuk mengetahui dan memahami tentang aborsi #ang terjadi pada remaja dan "engkaji penerapan 3ilsa3at pada aborsi D. Manfaat
1. "an3aat institusi "akalah ini diharapkan dapat berman3aat bagi semua pihak dan dapat memberikan in3ormasi bagi instansi terkait dalam merenanakan langkah!langkah penegahan dan penanggulangan :borsi . 2. "an3aat ilmiah "akalah diharapkan dapat menjadi bahan re3erensi #ang sangat berharga dalam menambah khasanah literatur studi tentang :borsi . 9. "an3aat praktis "akalah ini sebagai ilmu dan penambah ?a?asan untuk menumbuhkan dan mengembangkan keinginan dan kemampuan dalam rangka menunjang proses pembelajaran bagi mahasis?a sendiri.
BAB II PEMBAHA$AN A. %ilsafat dan Ilmu $erta &b#ek 'a#iann(a ilsa3at seara har3iah berarti upa#a nalar untuk memahami suatu 3enomena, seara bahasa, philosoph# berasal dari dua kata dalam bahasa Aunani #akni, philo dan 7ophia. Eika digabungkan, kedua kata tersebut akan memiliki artiCinta akan kebijaksanaan. "enurut %arun asution, 3alsa3at berasal dari bahasa Aunani #ang tersusun dari dua kata, #akni philein dalam arti inta dan sophos dalam arti hikmat (?isdom). %arun mengatakan bah?a orang :rab memindahkan kata Aunani philosophia ke dalam bahasa mereka dan men#esuaikann#a dengan tabiat susunan kata!kata :rab, #aitu 3alsa3ah dengan pola 3aHlala, 3aHlalah dan 3iHlal. >erdasarkan pola kalimat (kata) tersebut, maka pen#ebutan kata 3ilsa3at dalam bentuk kata benda seharusn#a 3alsa3ah atau 3ilsa3at. Lebih lanjut %arun mengatakan bah?a kata 3ilsa3at #ang ban#ak digunakan dalam bahasa Indonesia, sebetuln#a bukan murni berasal dari bahasa :rab 3alsa3ah dan juga bukan murni dari bahasa >arat philosoph#. :kan tetapi, kata 3ilsa3at ini merupakan gabungan dari keduan#a (bahasa :rab dan >arat). "enurut +asjidi, makna asal dari kata hikmat adalah tali kendali #ang digunakan pada seekor kuda untuk mengekang keliarann#a. Euga berarti pengetahuan atau kebijaksanaan. :tas dasar itu, maka diambillah kata hikmat sebagai sinonim dari kata 3ilsa3at. ;arena seseorang #ang memiliki hikmat (pengetahuan) itu, seharusn#a dapat lebih bijaksana dan dapat membentengi dirin#a dari perbuatan 'ari pengertian dan de3inisi 3ilsa3at #ang dikemukakan oleh para ahli dan 3iloso3 sebagaimana tersebut di atas, dapat dipahami bah?a ilasa3at adalah usaha spekulati3 #ang rasional, sistematik dan konseptual untuk memperoleh pengetahuan atau pandangan #ang selengkap mungkin mengenai realitas (kebenaran). $ujuann#a adalah untuk mengungkapkan atau menggambarkan dengan kata! kata, hakekat realitas akhir #ang mendasar dan n#ata.
ilsa3at adalah ?aana tempat berlangsungn#a penelusuran kritis terhadap berbagai pern#ataan dan asumsi #ang umumn#a merupakan dasar suatu pengetahuan 'ata ilmu dan pengetahuan adalah dua buah kata #ang merupakan kata majemuk, sehingga dalam penggunaann#a sehari!hari selalu dirangkai dan membentuk satu arti, #akni ilmu pengetahuan. amun, apabila dilihat dalam perspekti3 kemuliaan, tern#ata kata ilmu dan pengetahuan mempun#ai arti tersendiri. 5engetahuan mempun#ai makna #ang sama dengan kno?ledge dalam bahasa Inggris. 'alam hal ini, antara pengetahuan dengan ilmu (siene G Inggris) memiliki perbedaan makna utaman#a pada penggunaann#a. "enurut al!&haali sebagaimana #ang dikutip oleh eep 7umarna bah?a, pengetahuan adalah hasil aktiitas mengetahui, #akni tersingkapn#a suatu ken#ataan ke dalam ji?a sehingga tidak ada keraguan di dalamn#a 5engetahuan berlangsung dalam dua bentuk dasar #ang berbeda. 5ertama, pengetahuan #ang ber3ungsi untuk dinikmati dan memberikan rasa puas dalam hati manusia. ;edua, pengetahuan #ang patut digunakan atau diterapkan dalam menja?ab kebutuhan praktis. 'ari dua bentuk dasar pengetahuan tersebut, kemudian melahirkan tiga maam pengetahuan, #akni pengetahuan tentang sains, 3ilsa3at dan mistik. 5engetahuan selalu memberi rasa puas dengan menangkap tanpa ragu terhadap sesuatu. 5engertian pengetahuan seperti itulah #ang telah membedakann#a dengan ilmu #ang selalu menghendaki penjelasan lebih lanjut dari apa #ang sekedar dituntut oleh pengetahuan. "uhammad %atta memberikan pengertian #ang berbeda antara pengetahuan dengan ilmu pengetahuan.
'ari aman 5lato (948 7") sampai masa al!;indi (120 "), boleh dikatakan tidak ada batas antara 3ilsa3at dan ilmu pengetahuan. ;arena seorang 3iloso3 pada aman tersebut pasti menguasai semua ilmu. $etapi dengan adan#a perkembangan da#a pikir manusia #ang mengembangkan3ilsa3at pada tingkat praktis, sehingga ilmu mengalami lonatan perkembangan dibandingkan dengan lonatan 3ilsa3at. ahkan ?ila#ah kajian 3ilsa3at seolah menjadi lebih sempit dibandingkan dengan masa a?al perkembangann#a dari pada ?ila#ah kajian ilmu. -leh karena itulah, munul suatu anggapan bah?a untuk saat ini, 3ilsa3at tidak lagi dibutuhkan bahkan dianggapn#a kurang relean lagi dikembangkan. 7ebab manusia saat ini lebih membutuhkan ilmu #ang si3atn#a praktis dari pada 3ilsa3at #ang terkadang sulit CdibumikanC. Lalu pertan#aann#a sekarang, benarkah demikian ;artini ;artono (16) seperti #ang dikutip oleh eep 7umarna mengemukakan bah?a ilmu telah menjadi sekelompok pengetahuan #ang terorganisir dan tersusun seara sistematis. $ugas ilmu menjadi lebih luas, #akni bagaimana ia mempelajari gejala!gejal sosial le?at obserasi dan eksperimen;ebenaran 3ilsa3at tidak dapat dibuktikan oleh 3ilsa3at itu sendiri, tetapi han#a dapat dibuktikan oleh teori!teori keilmuan melalui obserasi dan eksperimen atau memperoleh justi3ikasi ke?ah#uan. 'engan demikian, tidak setiap 3iloso3 dapat disebut sebagai ilmu?an. 7ebalikn#a, tidak semua ilmu?an dapat disebut 3iloso3. "eskipun ara kerjan#a sama, #akni sama!sama menggunakan aktiitas ber3ikir, tetapi aktiitas ber3ikir ilmu?an sangat berbeda dengan aktiitas ber3ikir 3iloso3 7elain itu, 3ilsa3at dan ilmu sama!sama menari kebenaran. Ilmu bertugas melukiskan, sedangkan 3ilsa3at bertugas untuk mena3sirkan kesemestaan. :ktiitas ilmu digerakkan oleh pertan#aan Hbagaimana menja?ab pelukisanH, sedangkan 3ilsa3at menja?ab atas pertan#aan lanjutan Hbagaimana sesungguhn#a 3akta itu, dari mana a?aln#a dan akan ke mana akhirn#aH. 'ari gambaran #ang dikemukakan di atas memberikan pemahaman bah?a 3ilsa3at di satu sisi dapat menjadi pembuka bagi lahirn#a ilmu pengetahuan, tetapi pada sisi #ang lain ia juga dapat ber3ungsi sebagai ara kerja akhir ilmu?an. $egasn#a, 3ilsa3at sebagai induk ilmu pengetahuan dapat menjadi pembuka dan sekaligus pamungkas keilmuan #ang tidak dapat diselesaikan oleh ilmu. B. Pandangan %ilsafat "entang Aborsi 'ilihat dari sudut pandang 3ilsa3at, kita dapat menjabarkann#a menurut ontologi, epistemologi, dan aksiologi. 'alam ontologi, akan membahas apa itu aborsi. :borsi merupakan berhentin#a kehamilan sebelum usia kehamilan 20 minggu #ang mengakibatkan kematian janin. 'alam epistemologi, akan membahas seara mendalam proses #ang terlibat dalam aborsi. 5roses tersebut dia?ali dengan membunuh janin di dalam kandungan dengan menggunakan alat penjepit, setelah itu potongan!potongann#a akan dikeluarkan satu persatu dari dalam kandungan. 'alam proses ini akan terjadi pendarahan #ang hebat sehingga dapat membaha#akan sang ibu #ang sedang mengandung, dan bila peralatan tidak steril dapat men#ebabkan in3eksi. 'alam aksiologi, akan membahas kegunaan aborsi dalam kehidupan ini. :borsi dilakukan karena ban#ak sebab, misaln#a pemerkosaan #ang men#ebabkan kehamilan, kegagalan progam ;>, hamil di luar nikah, dan lain!lain. $api masalah aborsi ini sering menimbulkan kon3lik dalam hukum, #ang mana disamakan dengan membunuh. $api hukum ini semu, karena tidak ada kejelasan mengenai a?al dari kehidupan itu kapan. -leh karena itu, aborsi sering disalahgunakan oleh berbagai pihak. !. Pandangan Pan)asila "entang Aborsi 7eorang dokter tidak diperbolehkan untuk melakukan tindakan pengguguran kandungan (abortus prookatus). >ahkan sejak a?al seseorang #ang akan menjalani pro3esi dokter seara resmi disumpah dengan 7umpah 'okter Indonesia #ang didasarkan atas 'eklarasi Eene?a
#ang isin#a men#empurnakan 7umpah %ippokrates, di mana ia akan men#atakan diri untuk menghormati setiap hidup insani mulai dari saat pembuahan. 'ari aspek etika, Ikatan 'okter Indonesia telah merumuskann#a dalam ;ode tik ;edokteran Indonesia mengenai ke?ajiban umum, pasal =dF 7etiap dokter harus senantiasa mengingat akan ke?ajiban melindungi hidup makhluk insani. 5ada pelaksanaann#a, apabila ada dokter #ang melakukan pelanggaran, maka penegakan implementasi etik akan dilakukan seara berjenjang dimulai dari panitia etik di masing!masing +7 hingga "ajelis ;ehormatan tika ;edokteran (";;). 7anksi tertinggi dari pelanggaran etik ini berupa BpenguilanC anggota dari pro3esi tersebut dari kelompokn#a. 7anksi administrati3 tertinggi adalah pemeatan anggota pro3esi dari komunitasn#a. D. &ntologi* Epistemologi* dan Aksiologi Aborsi 'isebutkan oleh 7uriasumantri (16), bah?a pengetahuan pada dasarn#a memiliki tiga landasan #aitu@ ontologi, epistemologi, dan aksiologi. ;ajian mengenai aborsi pun akan ditinjau dari tiga landasan tersebut. -ntologi membahas tentang apa #ang ingin diketahui atau dengan kata lain merupakan suatu pengkajian mengenai teori tentang ada. 'asar ontologis dari ilmu berhubungan dengan materi #ang menjadi ob#ek penelaan ilmu tentang keaingan tersebut. 'ari pemahaman tersebut maka kajian ontologi hakikat dan struktur pengetahuan tentang aborsi tersebut. E. Definisi Aborsi "enggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah BabortusC. >erarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ini adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum diberi kesempatan untuk bertumbuh. 'alam dunia kedokteran dikenal 9 maam aborsi, #aituF 1. :borsi 7pontan :lamiah 2. :borsi >uatan 7engaja 9. :borsi $erapeutik "edis :borsi spontan alamiah berlangsung tanpa tindakan apapun. ;eban#akan disebabkan karena kurang baikn#a kualitas sel telur dan sel sperma, sedangkan :borsi buatan sengaja adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu sebagai suatu akibat tindakan #ang disengaja dan disadari oleh alon ibu maupun si pelaksana aborsi (dalam hal ini dokter, bidan atau dukun beranak). :borsi terapeutik medis adalah pengguguran kandungan buatan #ang dilakukan atas indikasi medik. 7ebagai ontoh, alon ibu #ang sedang hamil tetapi mempun#ai pen#akit darah tinggi menahun atau pen#akit jantung #ang parah #ang dapat membaha#akan baik alon ibu maupun janin #ang dikandungn#a. $etapi ini semua atas pertimbangan medis #ang matang dan tidak tergesa! gesa. %. Agama Dan Aborsi
5embahasan mengenai hal ini #aitu dari segi agama Islam (:l!Juran :borsi) serta agama ;risten (:lkitab :borsi) untuk menggambarkan pemahaman lebih lanjut mengenai aborsi dan agama. 5ertama!tama dari segi agama Islam dan kemudian dari segi agama ;risten. Al+,uran - Aborsi
/mat Islam pera#a bah?a :l!Juran adalah /ndang!/ndang paling utama bagi kehidupan manusia. :llah ber3irmanF B;ami menurunkan :l!Juran kepadamu untuk menjelaskan segala sesuatu.C (J7 16F8) Eadi, jelaslah bah?a a#at!a#at #ang terkandung
didalam :l!Juran mengajarkan semua umat tentang hukum #ang mengendalikan perbuatan manusia. $idak ada satupun a#at didalam :l!Juran #ang men#atakan bah?a aborsi boleh dilakukan oleh umat Islam. 7ebalikn#a, ban#ak sekali a#at!a#at #ang men#atakan bah?a janin dalam kandungan sangat mulia. 'an ban#ak a#at!a#at #ang men#atakan bah?a hukuman bagi orang!orang #ang membunuh sesama manusia adalah sangat mengerikan. Pertama "anusia G berapapun keiln#a G adalah iptaan :llah #ang mulia. :gama Islam sangat menjunjung tinggi kesuian kehidupan. >an#ak sekali a#at!a#at dalam :l!Juran #ang bersaksi akan hal ini. 7alah satun#a, :llah ber3irmanF B'an sesungguhn#a ;ami telah memuliakan umat manusia.C(J7 1=F=0) 'edua "embunuh satu n#a?a sama artin#a dengan membunuh semua orang. "en#elamatkan satu n#a?a sama artin#a dengan men#elamatkan semua orang. 'idalam agama Islam, setiap tingkah laku kita terhadap n#a?a orang lain, memiliki dampak #ang sangat besar. irman :llahF B>arang siapa #ang membunuh seorang manusia, bukan karena sebab!sebab #ang me?ajibkan hukum Kishash, atau bukan karena kerusuhan di muka bumi, maka seakan!akan dia telah membunuh manusia seluruhn#a. 'an barang siapa #ang memelihara keselamatan n#a?a seorang manusia, maka seolah!olah dia telah memelihara keselamatan n#a?a manusia semuan#a.C (J7 *F92) 'etiga /mat Islam dilarang melakukan aborsi dengan alasan tidak memiliki uang #ang ukup atau takut akan kekurangan uang. >an#ak alon ibu #ang masih muda beralasan bah?a karena penghasilann#a masih belum stabil atau tabungann#a belum memadai, kemudian ia merenanakan untuk menggugurkan kandungann#a. :langkah salah pemikirann#a. :#at :l! Juran mengingatkan akan 3irman :llah #ang bun#in#aF B'an janganlah kamu membunuh anak!anakmu karena takut melarat. ;amilah #ang memberi reeki kepada mereka dan kepadamu juga. 7esungguhn#a membunuh mereka adalah dosa #ang besar.C (J7 1=F91) 'eempat :borsi adalah membunuh. "embunuh berarti mela?an terhadap perintah :llah . "embunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Eenis aborsi #ang dilakukan dengan tujuan menghentikan kehidupan ba#i dalam kandungan tanpa alasan medis dikenal dengan istilah Babortus prookatus kriminalisC #ang merupakan tindakan kriminal G tindakan #ang mela?an :llah. :l!Juran men#atakanF B:dapun hukuman terhadap orang!orang #ang berbuat keonaran terhadap :llah dan +asul#a dan membuat benana kerusuhan di muka bumi iala hF dihukum mati, atau disalib, atau dipotong tangan dan kakin#a seara bersilang, atau diasingkan dari mas#arakatn#a. %ukuman #ang demikian itu sebagai suatu penghinaan untuk mereka di dunia dan di akhirat mereka mendapat siksaan #ang pedih.C (J7 *F96) 'elima
7ejak kita masih berupa janin* :llah sudah mengenal kita. 7ejak kita masih sangat keil dalam kandungan ibu, :llah sudah mengenal kita. :l!Juran men#atakanFC'ia lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diiptaka#a unsur tanah dan sejak kamu masih dalam kandungan ibumu.C(J7F *9F92) Eadi, setiap janin telah dikenal :llah, dan janin #ang dikenal :llah itulah #ang dibunuh dalam proses aborsi.
'eenam $idak ada kehamilan #ang merupakan BkeelakaanC atau kebetulan. 7etiap janin #ang terbentuk adalah merupakan renana :llah. :llah meniptakan manusia dari tanah, kemudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. 7emua ini tidak terjadi seara kebetulan. :l!Juran menatat 3irman :llahF B7elanjutn#a ;ami dudukan janin itu dalam rahim menurut kehendak ;ami selama umur kandungan. ;emudian kami keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai ba#i.C (J7 22F*) 'alam a#at ini malah ditekankan akan pentingn#a janin dibiarkan hidup Bselama umur kandunganC. $idak ada a#at #ang mengatakan untuk mengeluarkan janin sebelum umur kandungan apalagi membunuh janin seara paksaD
'etu#u abi "uhammad 7:< tidak pernah menganjurkan aborsi. >ahkan dalam kasus hamil diluar nikah sekalipun, abi sangat menjunjung tinggi kehidupan . %amil diluar nikah berarti hasil perbuatan inah. %ukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku inah. :kan tetapi abi "uhammad 7:< G seperti dikisahkan dalam ;itab :l!%udud G tidak memerintahkan seorang ?anita #ang hamil diluar nikah untuk menggugurkan kandungann#aF 'atanglah kepadan#a (abi #ang sui) seorang ?anita dari &hamid dan berkata,C/tusan :llah, aku telah berina, suikanlah aku.C. 'ia (abi #ang sui) menampikn#a. sok harin#a dia berkata,C/tusan :llah, mengapa engkau menampikku "ungkin engkau menampikku seperti engkau menampik "aHis. 'emi :llah, aku telah hamil.C abi berkata,C>aiklah jika kamu bersikeras, maka pergilah sampai anak itu lahir.C ;etika ?anita itu melahirkan datang bersama anakn#a (terbungkus) kain buruk dan berkata,CInilah anak #ang kulahirkan.C Eadi, hadis ini meneritakan bah?a ?alaupun kehamilan itu terjadi karena ina (diluar nikah) tetap janin itu harus dipertahankan sampai ?aktun#a tiba. >ukan dibunuh seara keji. /. Hukum Dan Aborsi
"enurut hukum!hukum #ang berlaku di Indonesia, aborsi atau pengguguran janin termasuk kejahatan, #ang dikenal dengan istilah B:bortus 5rooatus riminalisC Aang menerima hukuman adalahF 1. Ibu #ang melakukan aborsi 2. 'okter atau bidan atau dukun #ang membantu melakukan aborsi 9. -rang!orang #ang mendukung terlaksanan#a aborsi >eberapa pasal #ang terkait adalahF Pasal 229
1.
>arang siapa dengan sengaja mengobati seorang ?anita atau men#uruhn#a supa#a diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan harapan, bah?a karena pengobatan itu hamiln#a dapat digugurkan, dianam dengan pidana penjara paling lama empat tahun atau denda paling ban#ak tiga ribu rupiah.
2. Eika #ang bersalah, berbuat demikian untuk menari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai penarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidanan#a dapat ditambah sepertiga. 9. Eika #ang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani penarian maka dapat diabut hakn#a untuk melakukan penarian itu. Pasal 341
7eorang ibu #ang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas n#a?a anakn#a, dianam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 342
7eorang ibu #ang, untuk melaksanakan niat #ang ditentukan karena takut akan ketahuan bah?a akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas n#a?a anakn#a, dianam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan renana, dengan pidana penjara paling lama sembilan tahun. Pasal 343
;ejahatan #ang diterangkan dalam pasal 941 dan 942 dipandang, bagi orang lain #ang turut serta melakukan, sebagai pembunuhan atau pembunuhan dengan renana. Pasal 346
7eorang ?anita #ang sengaja menggugurkan atau mematikan kandungann#a atau men#uruh orang lain untuk itu, dianam dengan pidana penjara paling lama empat tahun. Pasal 347
1. >arangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang ?anita tanpa persetujuann#a, dianam dengan pidana penjara paling lama dua belas tahun 2. Eika perbuatan itu mengakibatkan matin#a ?anita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama lima belas tahun. Pasal 348
1. >arangsiapa dengan sengaja menggugurkan atau mematikan kandungan seorang ?anita dengan persetujuann#a, dianam dengan pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan 2. Eika perbuatan itu mengakibatkan matin#a ?anita tersebut, dikenakan pidana penjara paling lama tujuh tahun. Pasal 349
Eika seorang tabib, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan #ang tersebut pasal 946, ataupun melakukan atau membantu melakukan salah satu kejahatan #ang diterangkan dalam pasal 94= dan 948, maka pidana #ang ditentukan dalam pasal itu dapat ditambah dengan sepertiga dan dapat diabut hak untuk menjalankan penarian dalam mana kejahatan dilakukan. $indakan aborsi menurut ;itab /ndang!undang %ukum 5idana (;/%5) di Indonesia dikategorikan sebagai tindakan kriminal. 5asal!pasal ;/%5 #ang mengatur hal ini adalah pasal 22, 941, 942, 949, 946, 94=, 948, dan 94. "enurut ;/%5, aborsi merupakanF ! !
5engeluaran hasil konsepsi pada setiap stadium perkembangann#a sebelum masa kehamilan #ang lengkap terapai (98!40 minggu). 5engeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan (berat kurang dari *00 gram atau kurang dari 20 minggu).'ari segi medikolegal maka istilah abortus, keguguran, dan kelahiran prematur mempun#ai arti #ang sama dan menunjukkan pengeluaran janin sebelum usia kehamilan #ang ukup. H. Resiko Aborsi
:borsi memiliki resiko #ang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang ?anita. $idak benar jika dikatakan bah?a jika seseorang melakukan aborsi itu Btidak apa!apa dan langsung boleh pulangC. Ini adalah in3ormasi #ang sangat men#esatkan bagi setiap ?anita, terutama mereka #ang sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan #ang sudah terjadi. :da 2 maam resiko kesehatan terhadap ?anita #ang melakukan aborsiF 1. +esiko kesehatan dan keselamatan seara 3isik 2. +esiko gangguan psikologis Resiko kesehatan dan keselamatan fisik
5ada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko #ang akan dihadapi seorang ?anita, seperti #ang dijelaskan dalam buku Bats o3 Li3eC #ang ditulis oleh >rian lo?es, 5hd #aituF 1. ;ematian mendadak karena pendarahan hebat
2. ;ematian mendadak karena pembiusan #ang gagal 9. ;ematian seara lambat akibat in3eksi serius disekitar kandungan 4. +ahim #ang sobek (/terine 5er3oration) *. ;erusakan leher rahim (erial Laerations) #ang akan men#ebabkan aat pada anak berikutn#a 6. ;anker pa#udara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada ?anita) =. ;anker indung telur (-arian aner) 8. ;anker leher rahim (erial aner) . ;anker hati (Lier aner) 10. ;elainan pada plaentaari!ari (5laenta 5reia) #ang akan men#ebabkan aat pada anak berikutn#a dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutn#a 11. "enjadi mandultidak mampu memiliki keturunan lagi (topi 5regnan#) 12. In3eksi rongga panggul (5eli In3lammator# 'isease) 19. In3eksi pada lapisan rahim (ndometriosis) Resiko kesehatan mental
5roses aborsi bukan saja suatu proses #ang memiliki resiko tinggi dari segi kesehatan dan keselamatan seorang ?anita seara 3isik, tetapi juga memiliki dampak #ang sangat hebat terhadap keadaan mental seorang ?anita. &ejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai B5ost!:bortion 7#ndromeC (7indrom 5aska!:borsi) atau 5:7. &ejala!gejala ini diatat dalam B5s#hologial +eations +eported :3ter :bortionC di dalam penerbitan $he 5ost!:bortion +eie? (14). 5ada dasarn#a seorang ?anita #ang melakukan aborsi akan mengalami hal!hal seperti berikut iniF 1. ;ehilangan harga diri (82) 2. >erteriak!teriak histeris (*1) 9. "impi buruk berkali!kali mengenai ba#i (69) 4. Ingin melakukan bunuh diri (28) *. "ulai menoba menggunakan obat!obat terlarang (41) 6. $idak bisa menikmati lagi hubungan seksual ( *) 'iluar hal!hal tersebut diatas para ?anita #ang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah #ang tidak hilang selama bertahun!tahun dalam hidupn#a. I. Upa(a 0ang Dilakukan 1Upaya Mengurangi !ortus "uatan #legal di $alangan %enaga $esehatan2
5ara dokter dan tenaga medis lainn#a, hendaklah selalu menjaga sumpah pro3esi dan kode etikn#a dalam melakukan pekerjaan. Eika hal ini seara konsek?en dilakukan pengurangan kejadian abortus buatan ilegal akan seara signi3ikan dapat dikurangi. 'alam deklarasi -slo (1=0) tentang pengguguran kandungan atas indikasi medik, disebutkan bah?a moral dasar #ang diji?ai seorang dokter adalah butir La3al 7umpah 'okter #ang berbun#iF C7a#a akan menghormati hidup insani sejak saat pembuahanF oleh karena itu :bortus buatan dengan indikasi medik, han#a dapat dilakukan dengan s#arat!s#arat berikutCF 5engguguran han#a dilakukan sebagai suatu tindakan terapeutik. 7uatu keputusan untuk menghentikan kehamilan, sedapat mungkin disetujui seara tertulis oleh dua orang dokter #ang dipilih berkat kompetensi pro3esional mereka. 5rosedur itu hendaklah dilakukan
seorang dokter #ang kompeten di instalasi #ang diakui oleh suatu otoritas #ang sah. Eika dokter itu merasa bah?a hati nuranin#a tidak memberanikan ia melakukan pengguguran tersebut, maka ia hendak mengundurkan diri dan men#erahkan pelaksanaan tindakan medik itu kepada seja?atn#a #ang lain #ang kompeten. 7elain memahami dan mengha#ati sumpah pro3esi dan kode etik, para tenaga kesehatan perlu pula meningkatkan pemahaman agama #ang dianutn#a. "elalui pemahaman agama #ang benar, diharapkan para tenaga kesehatan dalam menjalankan pro3esin#a selalu mendasarkan tindakann#a kepada tuntunan agama.
BAB III PENU"UP A. 'esimpulan
1. 'alam ontologi, membahas seara mendalam apa itu aborsi dari berbagai sudut pandang 2.
'alam epistemologi, membahas seara mendalam proses #ang terlibat dalam aborsi. 5roses tersebut dia?ali dengan membunuh janin di dalam kandungan dengan menggunakan alat penjepit, setelah itu potongan!potongann#a akan dikeluarkan satu persatu dari dalam kandungan.
9. 'alam aksiologi, membahas kegunaan aborsi dalam kehidupan ini. :borsi dilakukan karena ban#ak sebab, misaln#a pemerkosaan #ang men#ebabkan kehamilan, kegagalan progam ;>, hamil di luar nikah, dan lain!lain 4. 5roses pembuktian atas kasus :bortus >uatan Ilegal sangat sulit dan rumit, mengingat para pihak dalam melakukan perbuatan tersebut selalu didahului pemukatan (jahat) untuk saling merahasiakan. *. >agaimanapun juga tindakan abortus adalah merupakan tindakan #ang tidak dapat ditolerir baik dari segi hukum maupun agama. 6. >agi tenaga kesehatan, khususn#a 'okter, >idan dan Euru -bat, anaman pidana melakukan perbuatan :bortus >uatan Ilegal dapat ditambah sepertiga dari anaman hukumann#a. B.
$aran 3 $aran
1. 'iharapkan kepada orangtua agar lebih memperhatikan kondisi keadaaan anak khususn#a perempuan, seperti membatasi pergaulan, dan memberikan in3ormasi lebih a?al tentang aborsi, serta ilmu agama #ang lebih mendalam dengan harapan agar si anak tidak terjebak dalam kondisi #ang kemungkinan dapat terjadi seperti itu. 2.
/ntuk itu baik pemerintah, mas#arakat, sekolah dan orangtua agar dapat memberikan masukan (suplemen) khusus kepada remaja ?anita, agar pola pikir tentang arah!arah negati3 dapat dihindari sejak dini 9. %endakn#a para tenaga kesehatan agar selalu menjaga sumpah pro3esi dan kode etikn#a dalam melakukan pekerjaan, sehingga pengurangan kejadian :bortus >uatan Ilegal dapat dikurangi.
PU$"A'A &-I /I. Laporan asional $indak Lanjut ;on3erensi $ingkat $inggi :nak ('ra3t). 'esember 2000.
"ohtar, +ustam, 18=, 7inopsis -bstetri, disi 2, Malentino &roup, "edan
<%-!7:+-. +egional %ealth +eport 18F ous on idakara >andung, 6 -ktober 2002. :rtikel. 7#a3ruddin. :bortus 5rooatus dan %ukum. /7/!Librar#. 2009
erdasarkan hasil penelitian perspekti3 pada tahun 189 di seluruh rumah sakit spesialis, komplikasi aborsi (baik spontan maupun indued) bertanggung ja?ab terhadap kira! kira *0 persen kematian ibu. 5en#ebab kematian utama adalah peritonitis umum dan septikemia (>a!$hike, 1=). >erdasarkan kondisi tempat dilakukann#a aborsi dan metode #ang digunakan, berbagai komplikasi berat bisa terjadi. ;omplikasi seperti sepsis, perdarahan, trauma genital dan abdominal, per3orasi uterus atau keraunan bisa berakibat 3atal apabila terlambat ditangani. ;ematian juga bisa merupakan komplikasi sekunder dari gangren atau gagal ginjal akut. >erbagai komplikasi aborsi ilegal dilaporkan dari penelitian terhadap 840 ?anita di Ibadan, igeria, pada tahun 18 #aituF sepsis, perdarahan, per3orasi uterus, trauma saluran genital ba?ah, gagal ginjal, koma serta emboli. 'ari 840 pasien tersebut, = persen atau * orang meninggal karena komplikasi! komplikasi tersebut (<%-, 18). 7etengah dari aborsi tidak aman dunia terjadi di :sia, sepertigan#a terjadi :sia $engah 7elatan. :sia $engah 7elatan juga memiliki angka kematian ibu terkait aborsi #ang ukup besar, kira! kira 2 ribu kematian per tahun. :ngka aborsi tidak aman di :sia $engah 7elatan dan :sia $enggara sama #aitu kira! kira 20 per 1000 ?anita usia reprodukti3. %ampir 9 juta aborsi tidak aman terjadi di :sia $enggara dan men#ebabkan 8000 ibu meninggal (<%-, 18). &ambar 1 menunjukkan estimasi kematian ibu #ang disebabkan oleh aborsi tidak aman pada tahun 1*!2000. 5rogram aksi (program o3 ation) ;on3erensi Internasional 5opulasi dan 5embangunan (on3erene on 5opulation and 'eelopment) merekomendasikan kepada pemerintah dan
organisasi terkait lainn#a untuk menjadikan akibat aborsi terhadap kesehatan sebagai masalah utama kesehatan mas#arakat dan untuk mengurangi kejadian aborsi dengan meningkatkan pela#anan keluarga berenana. /ntuk melaksanakan rekomendasi tersebut, pembuat keputusan politik memerlukan in3ormasi tentang apa saja pengaruh negati3 aborsi terhadap kesehatan ?anita, prealensi aborsi serta determinan #ang mempengaruhi terjadin#a aborsi (%ensha?, 7ingh dan %aas, 1@ ojomi et al., 2006). 'ata #ang komprehensi3 tentang kejadian aborsi di Indonesia tidak tersedia. >erbagai data #ang diungkapkan adalah berdasarkan surei dengan akupan #ang relati3 terbatas. 'iperkirakan tingkat aborsi di Indonesia adalah sekitar 2 sampai dengan 2,6 juta kasus per tahun, atau 49 aborsi untuk setiap 100 kehamilan. 'iperkirakan pula bah?a 90 persen di antara aborsi tersebut dilakukan oleh penduduk usia 1*!24 tahun. 'ata 7';I #ang menakup perempuan ka?in usia 1*!4 tahun menemukan bah?a tingkat aborsi pada tahun 1= diperkirakan 12 persen dari seluruh kehamilan #ang terjadi. :ngka tersebut tidak jauh berbeda dengan hasil analisa data 7urei 'emogra3i dan ;esehatan Indonesia 2002!2009 (), sedangkan dukun han#a menangani 1* persen kasus aborsi. 'i daerah pedesaan, dukun mempun#ai peran #ang dominan dalam memberikan pela#anan aborsi, kasus #ang ditangani menapai 84 persen. ;lien terban#ak berada pada kisaran usia 20!2 tahun baik di perkotaan seban#ak 4*,4 persen maupun di pedesaan seban#ak *1,* persen. 7ebuah penelitian #ang menggunakan data 7urei 'emogra3i dan ;esehatan Indonesia (7';I) tahun 1= pada 1.*69 perempuan usia subur dengan status menikah sebagai sampeln#a, ditemukan bah?a *0, persen kehamilan #ang tidak diinginkan terjadi pada kelompok usia 1*!1 tahun. 7eban#ak 11, persen di antaran#a berupa#a mengakhiri kehamilann#a, baik dengan ara tradisional maupun medis. /pa#a pengguguran dengan melakukan sendiri atau 3amili 11 orang (ketidak!berhasilan =,* persen), dukun 20 orang (ketidakberhasilan * persen), bidan 2* orang (ketidakberhasilan 88 persen), dan bantuan dokter seban#ak 29 orang. ara pengguguran #ang ban#ak digunakan adalah dengan minum jamu atau ramuan seban#ak 4,4 persen, pil 2=,* persen, pijat 8, persen, suntik =, persen, sedot 9,* persen dan kuret 2,8 persen. 5enelitian ;untari (2008) dengan menggunakan data 7';I 2002!2009 menunjukkan bah?a angka aborsi di Indonesia dari tahun ke tahun enderung mengalami peningkatan. >eberapa pemberitaan lokal dan nasional akhir!akhir ini juga ban#ak memberitakan praktek aborsi baik
#ang dilakukan oleh dokter maupun bukan dokter. >eberapa terungkap karena adan#a laporan korban meninggal ataupun laporan mas#arakat #ang resah. %ukum tentang aborsi sendiri sampai saat ini masih menjadi perdebatan di mas#arakat, meskipun "ajelis /lama Indonesia sudah mengeluarkan 3at?a haram untuk aborsi keuali pada kondisi!kondisi tertentu. 7umpah dokter men#atakan bah?a dokter akan menghargai hidup insani sejak mulai a?al pembentukan , tetapi sikap kalangan pro3esi dokter terhadap aborsi juga belum seragam. 7angsi bagi dokter #ang melanggar dari I'I maupun komite etik sampai saat ini juga belum BjelasC dan terkesan menutupi. "asalah tersebut diatas diangkat oleh 5anitia 7eminar :borsi akultas ;edokteran /II ditinjau dari sudut pandang "edis, 5sikis, etik dan :gama. :dapun tujuann#a adalah untuk F 1. "emberikan in3ormasi tentang realita 3akta aborsi #ang terjadi di Indonesia 2. "emberikan uraian tentang aborsi, dilihat dari sudut pandang agama, klinis, etik dan psikis agar mas#arakat bisa menentukan sikap #ang tepat 9. "embekali mahasis?a dan praktisi kedokteran kesehatan agar mampu bersikap #ang tepat mengenai aborsi karena aborsi merupakan BujianC #ang ukup ban#ak dijumpai dalam praktek kesehatan. 4. "enjadikan seminar sebagai media in3ormasi dan promosi akultas ;edokteran /niersitas Islam Indonesia *. "enerapkan atur 'harma 5erguruan $inggi
HUBUNGAN POLA MAKAN, RIWAYAT PENYAKIT DAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 6 KOTA KENDARI TAHUN 2014