UPAYA INDUSTRI PERBENIHAN DALAM PEMENUHAN PRINSIP ENAM TEPAT BENIH
“Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Industri Perbenihan”
Disusun Oleh Kelompok 2: Prestilia Ningrum
150310080098
Reza Putra Yodhana
150310080100
Rakhmi PrimadianthiS.
150310080103
Utari Nur Riski
150310080108
Gina Mariana Dewi
150310080124 150310080124
Tiara Kusuma Dewi
150310080127
Risman Taufik
150310080133 150310080133
Marlon Sipahutar
150310080134
Yogiandre Ravenalla
150310080136
Wendi Irawan Dediarta
150310080137
Rina Paramita
150310080139
Agribisnis Kelas C
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERISTAS PADJADJARAN 2011
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Latar Belakan Belakang g
Input dasar yang paling penting dalam pertanian adalah mutu benih. Mutu benih meliputi mutu genetik, fisiologik, dan fisik. Mutu benih mencakup semua hal yang berkaitan dengan atribut fisik, biologis, patologis dan genetik yang akan menent menentuka ukan n produk produksi si tanama tanaman. n. Mutu Mutu geneti genetik k adalah adalah benih benih yang yang mempun mempunyai yai identi identitas tas geneti genetik k yang yang murni murni dan mantap mantap,, dan apabil apabilaa ditana ditanam m mewuju mewujudka dkan n kinerj kinerjaa pertan pertanama aman n yang yang homoge homogen n sesuai sesuai dengan dengan yang yang didisk didiskrip ripsik sikan an oleh oleh pemulianya (Sadjad, 1994). Mutu fisiologik adalah mutu benih yang ditentukan oleh daya hidup (viabilitas) (viabilitas) benih sehingga sehingga mampu mampu menghasilka menghasilkan n tanaman tanaman yang normal. Klasifikasi mutu benih didasarkan pada kinerja fisik seperti kebersihan, kesegaran butiran serta keutuhan keadaan kulit benih, tanpa ada luka atau retakretak. Penampilan fisik penting artinya karena benih dalam kemasan akan menjadi menarik bagi calon pembeli (Sadjad, 1997). Atribut kualitas yang paling penting adalah viabilitas (mutu fisiologik). Mutu benih yang baik merupakan dasar bagi produktivitas pertanian yang lebih baik. Kondisi sebelum, selama dan sesudah panen menentukan mutu benih. Walaupun Walaupun mutu benih yang dihasilkan dihasilkan baik, penanganan penanganan yang kurang kurang baik akan menyebabkan mutu langsung menurun . Untuk mendapatkan produktivitas dan kualitas yang tinggi maka perbaikan teknik budi daya harus dimulai dari penggunaan benih unggul bermutu. Sejalan dengan hal tersebut, maka proses produksi proses produksi dan penanganan benih perlu mendapat perhatian yang serius, agar target mendapatkan benih yang memenuhi kriteria enam tepat, yaitu tepat jenis (varietas), tepat jumlah, tepat mutu, tepat waktu, tepat lokasi, dan tepat harga dapat terpenuhi. Benih merupakan masukan yang penting dalam dalam proses proses produk produksi si tanama tanaman. n. Kualit Kualitas as benih benih sangat sangat berpen berpengar garuh uh terhada terhadap p penampilan dan hasil tanaman. Produksi benih berkualitas merupakan proses yang panjang, dimulai dari pemilihan bahan tanaman, pemeliharaan tanaman, panen serta penanganan setelah panen. Agar produksi benih berhasil, selain mempertimbangkan aktor genetik
(bahan (bahan tanama tanaman), n), perlu perlu pula pula diperh diperhatik atikan an faktor faktor-fa -fakto ktorr lainny lainnyaa sepert sepertii lokasi lokasi produksi, iklim, isolasi, ketersediaan serangga penyerbuk, tenaga yang terampil dan murah, murah, serta serta sistem sistem transp transport ortasi asi yang yang memadai memadai (Sukar (Sukarman man et al . 1997a: 1997a: 1997b ). Penanganan benih perlu dilakukan secara khusus dan serius. Kelalaian atau keterlambatan dalam penanganan benih akan menyebabkan daya berkecambah menurun atau kematian benih. Penanganan benih mencakup kegiatan pemanenan, pengeringan,
pemilahan
( grading ),
perlakuan
benih
( seed seed
treatment ), ),
pengemasan, penyimpanan, dan pengujian. Penanganan benih perlu pula memperhatik memperhatikan an kelompok kelompok benih, benih, seperti seperti benih ortodoks, ortodoks, rekalsitran rekalsitran (benih yang tidak tahan terhadap desikasi), atau intermediate (semirekals (semirekalsitran). itran). Melalui Melalui cara panen dan penanganan benih yang optimal, mutu fisiologis benih dapat dipertahank dipertahankan an lebih lama. Kemamp Kemampuan uan indust industri ri benih benih untuk untuk memaso memasok k benih benih bermutu sampai ke pedesaan merupakan prasyarat dalam mempercepat pengembangan varietas unggul baru (VUB). (VUB).
1.2 Tujuan Tujuan Penulisan Penulisan
Maka Makala lah h ini ini dibu dibuat at agar agar pemb pembac acaa meng menget etah ahui ui meng mengen enai ai Indu Indust stri ri Perben Perbeniha ihan n khusus khususnya nya dalam dalam upaya upaya pemenu pemenuhan han enam enam tepat tepat benih benih sehing sehingga ga Industri Perbenihan Nasional memiliki standar kualitas yang semakin baik.
1.3 Metode Penulisan Metode yang digunakan dalam penulisan makalah ini adalah melalui studi pustaka yang bersumber dari media elektronik. Selain itu juga dengan mencari berbagai informasi menyangkut enam tepat benih pada Industri Perbenihan di Indonesia.
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Ind ndu ustri stri Per Perbe beni nih han
Indust Ind ustri ri ben benih ih mer merupa upakan kan sy syarat arat pen pentin ting g bag bagii per pertan tanian ian tan tanggu gguh h yan yang g berorientasi pasar. Industri benih merupakan tahap akhir perkembangan perbenihan dan termasuk dalam kelompok agribisnis. Disebut industri menurut Sadjad (1997), karena prosesnya berawal dari produk yang belum siap pakai dan berakhir menjadi produk siap pakai yang berupa benih suatu varietas tanaman. Sela Se lanj njut utny nyaa di diny nyat atak akan an se seba baga gaii in indu dust stri ri hi hili lir, r, in indu dust stri ri be beni nih h me meng ngha hada dapi pi permintaan benih berkualitas yang bersumber dari permintaan pasar untuk suatu komoditas dengan syarat-syarat tertentu. Dalam pertanian maju, benih memegang peranan penting sebagai sistem penyalur ("delivery system") atau pembawa teknologi baru ("carrier of new techno tec hnolog logy") y").. Beb Bebera erapa pa tek teknol nologi ogi bar baru u (va (varie rietas tas bar baru) u) dis disamp ampaik aikan an ke pet petani ani melalu mel aluii ben benih ih ber bermut mutu. u. Kua Kualita litass ben benih ih var variet ietas as ung unggul gul har harus us dik diketa etahui hui bai baik k seba se baga gaii ko komp mpon onen en ku kunc ncii di da dala lam m pa pake kett in inpu putt ya yang ng di dibu butu tuhk hkan an un untu tuk k memperbaiki memp erbaiki produ produksi ksi tanam tanaman an maup maupun un sebag sebagai ai katali kataliss untuk mengeksploitas mengeksploitasii teknologi baru dalam produksi tanaman. Untu Un tuk k me meme menu nuhi hi pe perm rmin intaa taan, n, be beni nih h ti tida dak k da dapa patt di dipr prod oduk uksi si se secar caraa mendad men dadak ak atau sec secara ara lan langsu gsung, ng, tet tetapi api mem memerlu erlukan kan per perenc encana anaan an yan yang g bai baik. k. Perencanaan dan penanganan yang kurang baik dapat merugikan produksi benih. Pemuli Pem uliaan aan tan tanama aman n yan yang g akt aktif if dan pro produk duktif tif mer merupa upakan kan das dasar ar unt untuk uk ind indust ustri ri benih. Varietas baru yang dilepas harus sampai ke petani dengan sifat-sifat yang unggul (produksi tinggi, resisten terhadap hama dan penyakit utama dan lain-lain). Keaslian kultivar atau klon dapat dijamin melalui pengawasan mutu yang ketat yang merupakan komponen industri benih.
2.2 Prinsip Enam Tepat Benih
Permasalahan Permasalahan dalam bidang bidang industri industri perbenihan perbenihan haruslah haruslah dapat diatasi dengan dengan segera segera karena karena hal tersebu tersebutt akan akan mempen mempengar garuhi uhi produk produktiv tivita itass hasil hasil
pertanian, salah satu cara untuk memperbaiki permasalahan dalam bidang perbenihan adalah dengan menerapkan prinsip enam tepat benih yaitu: 1) Tepa Tepatt vari variet etas as 2) Tepat epat jum jumlah lah 3) Tepat mu mutu 4) Tepat wak wakttu 5) Tepat epat lok lokasi asi 6) Tepat ha harga
1. Prinsip Tepat Varietas Seiring dengan kemajuan pertanian tanaman pangan, maka semakin besar pula tuntutan terhadap ketersediaan benih varietas unggul bermutu sebagai salah satu faktor yang menentukan keberhasilan produksi tanaman pangan. Untuk mencapai maksud tersebut, maka program-program pengembangan perbenihan diarahkan pada optimalisasi sistem perbenihan. Berikut adalah beberapa value chain components yang seharusnya dapat menjadi acuan dalam Prinsip Tepat Varietas : •
Pengembangan Varietas Seirin Seiring g dengan dengan mening meningkat katnya nya jumlah jumlah pendud penduduk, uk, mening meningkat kat pula pula
kebutuhan kebutuhan pangan pangan nasional. nasional. Dukungan Dukungan penyediaan benih varietas varietas unggul unggul bermutu bagi petani merupakan bagian yang penting dalam mendukung upaya upaya pening peningkat katan an produk produktiv tivita itass tanama tanaman. n. Dalam Dalam melaks melaksana anakan kan upaya upaya tersebut diperlukan peran pihak-pihak terkait baik yang berhubungan dengan legi legisl slas asii maup maupun un tekn teknis is di Pusa Pusatt dan dan Daera Daerah. h. Untu Untuk k mela melanc ncar arka kan n dan dan mensin mensinerg ergika ikan n pelaks pelaksana anaan an kegiat kegiatan an dan memant memantau au serta serta mengev mengevalu aluasi asi perkembangan pelaksanaan program-program pengembangan perbenihan dalam dalam upaya upaya penyed penyediaa iaan, n, produk produksi si dan distri distribus busii benih benih variet varietas as unggul unggul bermutu diperlukan adanya koordinasi, pengawalan, monitoring dan evaluasi serta pelaporan secara intensif dan terpadu. •
Produksi Benih Penggunaan Penggunaan benih varietas varietas unggul unggul bermutu, bermutu, merupakan merupakan salah satu
faktor dalam mencapai keberhasilan peningkatan produktivitas dan produksi
tana tanama man n pang pangan an.. Seme Sement ntar araa itu, itu, peni pening ngka kata tan n prod produk uksi si pang pangan an belu belum m diimba diimbangi ngi oleh oleh produk produksi si pangan pangan yang yang lebih lebih rendah rendah dari dari laju pening peningkat katan an kebutuhannya.Untuk itu benih varietas unggul bermutu harus tersedia secara berkesinambungan mulai dari pengadaan Benih Penjenis, perbanyakan Benih Dasar, Benih Pokok sampai kepada Benih Sebar. Upaya yang dilakukan untuk peningkatan produksi ditempuh melalui sistem sistem eksten ekstensif sifika ikasi si dan intens intensifi ifikas kasi. i. Guna Guna tercap tercapain ainya ya tujuan tujuan tersebu tersebutt tentun tentunya ya ditunj ditunjang ang dengan dengan keberad keberadaan aan instit institusi usi perben perbeniha ihan n yang yang salah salah satunya adalah Penangkar Benih yang sampai saat ini penumbuhannya belum optimal. •
Seed Processing Guna melindungi para konsumen benih dalam hal ini petani, maka benih yang beredar harus memenuhi standar minimal yang telah ditet ditetap apka kan. n. Untu Untuk k meng menget etah ahui ui mutu mutu beni benih h ters terseb ebut ut,, sebe sebelu lum m beni benih h disalurkan disalurkan terlebih dahulu harus di uji di laboratorium. laboratorium. Dengan Dengan demikian demikian laboratorium uji merupakan instalasi yang mempunyai andil cukup penting dalam menentukan mutu benih. Sehubungan dengan hal tersebut, mulai dari dari pera peralat latan an samp sampai ai sumb sumber erda daya ya manu manusi sian anya ya dala dalam m hal hal ini ini anali analiss hendaknya harus benar-benar dipersiapkan sesuai dengan persyaratan yang ditent ditentuka ukan. n. Hal ini perlu perlu memper memperhat hatika ikan n sarana sarana dan prasar prasarana ana yang yang lengkap dan terkalibrasi dengan baik, oleh karena peralatan yang tidak memadai memadai akan menyebabk menyebabkan an hasil uji yang tidak tidak sempurna. sempurna. Demikian Demikian juga sumber daya yang tidak memenuhi kualifikasi tertentu akan dapat mempengaruhi hasil ujinya.
•
Pasar dan Pemasaran Benih Dala Dalam m upay upayaa tetap tetap terj terjami aminn nnya ya mutu mutu beni benih h yang yang bere bereda darr di pasaran sampai ke tangan petani atau konsumen pengguna benih, maka kegiatan pengawasan mutu tidak hanya berhenti sampai pada pengadaan benih dan pelabelan saja, tetapi mutu benih tetap diawasi sampai peredarannya di pasaran, hal ini dimaksudkan untuk menghindari kemungkinan terjadinya pemalsuan dan masih diperdagangkannya benih benih yang sudah kadaluarsa atau menjelang atau habis masa berlakunya
label. Apabila pengawas benih menemukan benih yang labelnya sudah kadalu kadaluars arsaa maka maka harus harus segera segera menghe menghenti ntikan kan penjua penjualan lan/per /pereda edaran rannya nya.. Untuk itu perlu dilakukan kegiatan pengecekan mutu benih yang beredar atau atau pengaw pengawasa asan n terhad terhadap ap benihbenih-ben benih ih yang yang bereda beredarr dipasa dipasaran ran yang yang bertujuan untuk menjaga agar benih yang diperdagangkan selalu memenu memenuhi hi standa standarr mutu mutu dan ketent ketentuan uan lain lain yang yang berlak berlaku, u, pengec pengeceka ekan n mutu mutu benih benih teruta terutama ma dilaku dilakukan kan pada pada kelomp kelompok ok benih benih yang yang mutuny mutunyaa diragukan. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk meningkatkan pengawasan terhadap peredaran benih serta untuk mendapatkan data-data yang lebih akurat perlu adanya bimbingan terhadap para pengawas benih di daerah serta optimalisasi optimalisasi dan keseriusan para pengawas pengawas benih dalam kegiatan pengawasan mutu benih yang yang beredar di pasaran.
2.
Prinsip Tepat jumlah
Peny Penyed ediaa iaan n beni benih h berm bermut utu u haru haruss meng mengik ikut utii prin prinsi sip p tepa tepatt juml jumlah ah.. Maksudnya adalah ketersediaan benih haruslah sesuai dengan luas tanam yang ada. ada. Adanya Adanya ketida ketidakse kseimb imbang angan an antara antara stok stok dan kebutu kebutuhan han inilah inilah yang yang pada pada umumnya memicu maraknya peredaran benih palsu atau benih kualitas rendah. Benih seperti ini sangat merugikan petani dan menghilangkan kepercayaan petani terhadap benih bermutu.
3. Prinsip Tepat mutu Benih bermutu tentulah mempunyai kelebihan dibandingkan benih asalan. Keteran Keterangan gan mutu mutu dicant dicantumk umkan an pada pada label label yang yang tertera tertera pada pada kemasa kemasan n benih. benih. Artinya bila lingkungan mendukung maka potensi produksinya menyamai seperti tert tertera era pada pada label labelny nya. a. Prin Prinsi sip p tepa tepatt mutu mutu juga juga dija dijadi dika kan n pedo pedoma man n untu untuk k menentukan jumlah benih yang diperlukan dalam luasan areal pertanaman.
4. Prinsip Tepat Waktu
Prinsip tepat waktu adalah benih tersedia pada saat musim tanam tiba. Stok benih yang banyak tidak berarti bila saat dibutuhkan ketersediaan tidak ada. Halhal yang secamam ini dapat disebabkan transportasi yang terhambat . Value Chain Marketing (Subsistem Marketing (Subsistem Perbenihan) meliputi : •
Pengembangan Pengembangan dan Pelepasan Varietas
Yaitu suatu usaha agar varietas yang diproduksi memiliki sifat yang sama seperti seperti pada pada saat saat variet varietas as ini dicipt diciptaa oleh oleh pemuli pemuliaa tanama tanaman. n. Peruba Perubahan han sifat sifat genetik genetik mempengaru mempengaruhi hi kepekaan kepekaan benih terhadap hama penyakit penyakit dan ekologis, respon terhadap pemupukan sehingga mempengaruhi kualitas dan hasil panen. •
Produksi dan Sertifikasi Benih
Yaitu sama dengan produksi biji, tetapi harus memenuhi persyaratan yang ditentukan BPSB yang telah memberi persyaratan untuk kelas benih tertentu. •
Pengolahan dan Penyimpanan Benih
Pengolahan
Pros Proses es peng pengol olah ahan an beni benih h tida tidak k sama sama deng dengan an pros proses es
pengolahan biji. Setelah proses berlangsung, benih harus tetap ‘hidup’ dan meme memenu nuhi hi pers persya yara ratan tan yang yang diten ditentu tuka kan n BPSB BPSB (mis (misal al:: bata batass maks maks k.a, k.a, % viabilitas, kemurnian benih, kesehatan benih). Penyimpanan Penyimpanan dilakukan untuk benih yang tidak langsung dipakai (karena kelebihan memang harus disimpan dulu sebelum ditanam). Untuk menghambat deteriorasi (kemunduran), harus disimpan dengan metode tertentu agar benih tidak mengalami kerusakan/penurunan mutu. •
Pasar dan Pemasaran
Jalur Produsen Benih ke Konsumen (petani) harus diatur sedemikian rupa sehingga sampai ke petani tepat waktu dan kondisi tetap prima (sesuai saat selesai proses). Dalam upaya menjamin ketersediaan benih bermutu dari varietas unggul serta meningkatka meningkatkan n penggunaa penggunaannya nnya oleh petani petani maka program program pengembang pengembangan an perbenihan
dari
hulu
sampai
hilir
harus
lebih
terarah,
terpadu,
dan
berkesinambungan. Hal ini pentin penting g artinya artinya mengin mengingat gat sistem sistem produk produksi si benih benih meliba melibatkan tkan berbagai institusi. Pelaksanaan program pengembangan perbenihan perlu memper mempertim timban bangka gkan n potens potensi, i, permas permasala alahan han,, dan kendal kendalaa yang yang dihada dihadapi pi serta serta
sumb sumber er daya daya yang yang mend menduk ukun ung. g. Seca Secara ra umum umum rangk rangkaia aian n kegi kegiat atan an dala dalam m pengembangan perbenihan meliputi optimalisasi dukungan penelitian dalam produksi dan distribusi benih sumber dan benih sebar, pengendalian mutu melalui sertifikasi benih, dan optimalisasi fungsi f ungsi kelembagaan perbenihan. Beberap Beberapaa saran saran yang yang dapat dapat dilaku dilakukan kan oleh oleh para para indust industri ri perben perbeniha ihan n di Indonesia agar dapat memenuhi prinsip tepat waktu baik dalam produksi maupun dalam pemasarannya pemasarannya sehingga sehingga dapat diterima diterima oleh konsumen konsumen yaitu petani secara tepat waktu juga. Saran tersebut diantaranya: 1. Dipe Diperlu rluka kan n tena tenaga ga tera teramp mpil il dan dan berp berpen enga gala laman man.. Hal ini ini dika dikaren renak akan an pekerjaan pengadaan bibit bergenetik unggul merupakan pekerjaan yang bersifat
spesifik dan
teknologinya
memerlukan
tenaga
trampil
dan
berpengalaman di bidangnya mengingat waktu yang dibutuhkan untuk riset cukup lama jangka waktunya. 2. Pada Pada pros proses es prod produk uksi si bibi bibit, t, khus khusus usny nyaa jeni jeniss tana tanama man n hutan hutan dan dan jeni jeniss tana tanama man n
ende endemi mik k
tert terten entu tu
meme memerl rluk ukan an
kual kualif ifik ikas asii
peng pengal alam aman an
dan dan
kemampuan teknis penyediaan bibit tertentu. 3. Proses Proses produk produksi si bibit bibit sangat sangat ditentu ditentukan kan oleh musim dimana dimana pada pada saat saat musim tanam yang jatuh pada musim hujan, bibit sudah harus tersedia dan siap siap salur. salur. Apabil Apabilaa produk produksi si bibit bibit tidak tidak tepat tepat waktu waktu maka maka keberh keberhasi asilan lan tanaman akan berkurang. 4. Pada saat akan dilakukan dilakukan sertifikasi sertifikasi dilakukan dilakukan dengan dengan segera agar kondisi kondisi dari benihnya tidak cepat rusak. 5. Diperlu Diperlukan kan jalur jalur yang yang pasti pasti dalam dalam pendis pendistri tribus busian ian benih benih kepada kepada petani petani yakni harus diatur sedemikian rupa sehingga sampai ke petani tepat waktu dan kondisi tetap prima (sesuai saat selesai proses). Demikian beberapa saran yang dapat dipertimbangkan oleh para industri perbenihan di Indoneia. Selain itu dalam hal ini tidak luput juga dari campur tangan pemerintah sebagai penentu kebijakan. Oleh karena itu, diperlukan juga koordinasi dari pemerintah kepada para industri perbenihan di Indonesia Dengan demikian untuk menjamin ketersediaan benih yang berkualitas dalam jumlah yang mencukupi mencukupi dan tepat waktu serta harga yang terjangkau terjangkau oleh masyarakat luas maka pengelolaan terhadap sumber-sumber benih yang telah ada
perlu dilakukan secara terus menerus agar dapat berdaya guna dan berhasil guna serta diperlukan adanya dukungan-dukungan baik kepada industri perbenihan itu sendiri dan terutama kepada petani
5. Prin Prinsi sip p Tep Tepat at Loka Lokasi si
Prinsip tepat lokasi adalah ketersediaan benih pada areal-areal pertanaman. Semakin luas areal pertanaman sepatutnya ketersediaan benih juga cukup.
6. Prinsip tepat harga
Benih sebagai sarana produksi yang membawa sifat-sifat varietas tanaman, benih berperan penting dalam menentukan tingkat hasil yang akan diperoleh. Beni Benih h varie varieta tass ungg unggul ul umum umumny nyaa dira diraki kitt untu untuk k memi memili liki ki sifat sifat-s -sif ifat at yang yang menguntungkan, antara lain ; 1. daya daya hasi hasill tingg tinggii 2. tahan tahan terhada terhadap p hama penya penyakit kit 3. umur umur panen panen yang yang singk singkat at 4. mutu dan produksi hasil panen yang sesuai sesuai dengan keinginan konsumen. konsumen. Salah satu kendala penggunaan benih bermutu dikalangan petani (terutama petani kecil) adalah harga yang tidak terjangkau. Masalah harga benih bermutu bersertifikat yang di produksi oleh industri perbenihan modern harganya lebih mahal dari benih lokal dan benih yang tidak bersertifikat. Kita ketahui bahwa untuk memperoleh benih yang berkualitas unggul/bermutu harus melalui proses yang bertahap dan tidak mudah untuk direalisasikan, tahapan dalam memperoleh benih unggul selain memakan waktu yang cukup lama juga memerlukan biaya yang yang cukup cukup besar besar mulai mulai dari dari pengem pengemban bangan gan variet varietas, as, penguj pengujian ian lapang lapangan, an, pengujian laboratorium hingga kepada sertifikasi benih sehingga pada umumnya benih yang berkualitas unggul dan bersertifikat mempunyai nilai jual/harga yang lebih mahal jika dibandingkan dengan harga benih lokal yang kurang bermutu atau benih yang tidak bersertifikat. Selain itu tentu tidak dapat disamakan antara harga biji jagung yang akan digunakan sebagai benih dengan jagung yang digunakan sebagai pangan atau pakan. Prinsip tepat harga ini dapat terganggu disebabkan stok/ketersediaan yang
kurang ataupun penyediaan yang tidak tepat waktu. Kondisi ini menyebabkan petani tidak dapat membeli benih bermutu sehingga target penggunaan benih bermutu tidak tercapai dan akhirnya berdampak pada produksi produksi dan produktivitas. Sebagian besar Petani di Indonesia adalah kecil/gurem yang luas tanah dan permodalan yang kecil, skala produksi dan skala ekonomi yang kecil sehingga bagaimana para petani ini dapat menggunakan benih bermutu yang bersertifikat mengingat benih merupakan salah satu faktor produksi dalam usaha tani.
2.3
Industri Perbenihan di Indonesia
Sektor industri sebagaimana yang dimaksud dalam APBN adalah usaha industri industri yang berciri ekonomi ekonomi masyarakat masyarakat sebagai sebagai penggerak penggerak ekonomi melalui melalui pemerataan pembangunan, menetapkan program penghapusan kemiskinan serta memperluas kesemptan kerja dan kesempatan berusaha. Dengan demikian usaha pengembangan
ektor
agroindustri
akan
dapat
mempercepat
pengentasan
kemiskinan yang dirasakan masyarakat indonesia saat ini. Dampak langsung dari pengembangan agroindustri adalah kebutuhan bibit yang sangat tinggi, secara komvensional kebutuhan tersebut sulit dipenuhi secara cepat. Dinegara maju, aflikasi teknologi baru seperti penggunaan benih sintetik telah dirasakan manfaatnya. Industri benih merupakan syarat penting bagi pertanian yang berorentasi pasar. Industri merupakan tahap akhir perkembangan perbenihan dan termasuk dalam dalam kelomp kelompok ok agribi agribisni snis. s. Disebu Disebutt ndustr ndustrii menuru menurutt sadjad sadjad (1997) (1997),, karena karena prosesnya berawal dari produk yang belum siap pakai dn berakhir menjadi produk siap pakai yang berupa benih suatu varietas tanaman. Industri benih menghadapi permintaan benih berkualitas dari permintaan pasar dengan syarat syarat tertentu. Industri perbenihan dan perbibitan swasta nasional adalah seluruh kegiatan dalam dalam meng mengha hasi silk lkan an beni benih/ h/bi bibi bitt ungg unggul ul baru baru berp berpro rodu dukt ktiv ivita itass ting tinggi gi dan dan berkualitas tinggi dengan daya saing tinggi, memperbanyaknya, mengedarkannya dan memasarkann memasarkannya, ya, baik dalam satu kelembagaan kelembagaan usaha ataupun bagiannya, bagiannya, seperti penangkar benih dan lain-lain, yang memanfaatkan potensi sumber daya hayati nasional secara bijak dan lestari.
Memb Memban angu gun n
indu indust stri ri
perb perben enih ihan an
dan dan
perb perbib ibit itan an
swast wastaa
nasi nasion onal al
merupakan upaya mendasar dalam pembangunan sektor pertanian keseluruhan. Sebab benih dan bibit varietas unggul bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas dan kualitas produk suatu usaha tani, baik itu usaha tani besar maupun maupun usaha tani kecil. Membangun Membangun industri industri perbenihan perbenihan dan perbibitan perbibitan swasta nasional merupakan landasan yang baik bagi proses produksi dan industri pangan dan industri lainnya yang berbasis produk pertanian. Berdasarkan teknologi yang digunakan industri benih dapat dibagi menjadi lima tingkat yaitu: 1. Indu Indust stri ri beni benih h ting tingka katt satu satu,, tekn teknol olog ogii yang yang digu diguna naka kan n sede sederh rhan ana, a, pembersihan benih hanya menggunakan menggunakan tampah. 2. Industri Industri benih tingkat tingkat dua.industri dua.industri menggunak menggunakan an mesin mesin pembersih pembersih seperti”air screen cliner”. 3. Industri Industri benih tingkat tingkat tiga.industr tiga.industrii ini melaksanakan melaksanakan pemilahan benih benih yang sudah bersih. setelah dibersikan dibersikan benih ipilah berdasarkan berdasarkan besar, panjang, panjang, lebar, tebal atau berat butiran. Industri benih ini benih yang prima. 4. Indu Indust stri ri beni benih h ting tingka katt empa empat. t.in indu dust stri ri ini ini sela selau u berh berhub ubun unga gan n deng dengan an kegi kegiat atan an
lemb lembag agaa
pene peneli liti tian an
dan dan
peng pengem emba bang ngan an
disa disamp mpin ing g
pros proses es
produksinya seperti industri tingkat tingkat tiga 5. Indu Indust stri ri beni benih h ting tingka katt lima lima.. Indu Indust stri ri ini ini memi memili liki ki kema kemamp mpua uan n untu untuk k memp mempro rodu duks ksii pengembangan
beni benih h
hasi hasill
disini,selain
litb litban ang g
send sendir iri. i.
Kegi Kegiat atan an
memproduksi
hibrida
pene peneli liti tian an yang
dan dan selalu
diperbaharui diperbaharui,juga ,juga melakukan melakukan penelitian penelitian dan pengembang pengembangan an bioteknolo bioteknologi. gi. Indu Indust stri ri beni benih h ting tingka katt lima lima mene menera rapk pkan an tekn teknol olog ogii sang sangat at cang canggi gih h dan dan memeiliki memeiliki kemampuan kemampuan dalam mengusahank mengusahankan an rekayasa rekayasa genetik genetik sehingga sehingga benih yang dihasilkan memiliki keunggulan yang sangat spesifik. Industri benih tingkat lima tidak memerlukan lembaga sertifikasi eksternal karena program sertifikasnya diakreditasi sehingga kebenaran informasi mutunya terpercaya(sadjad 1997). Berdasarkan dasar usahanya industri benih dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
1) Usah Usahaa perb perben enih ihan an kecil kecil (UPK (UPK), ), yait yaitu u usah usahaa beni benih h yang yang dike dikelo lola la oleh oleh rakyat dan relatif kecil serta pemasarannya terbatas pada daerah setempat. Kelompok ini mungkin dapat disamakan dengan industri benih tingkat satu. 2) Usaha Usaha perben perbeniha ihan n besar besar (UPB), (UPB), yaitu usaha usaha benih benih yang yang dilaku dilakukan kan oleh perusahaan atau koperasi dengan skala yang relative besar dan jangkauan pemasaran yang lebih luas (Direktorat bina perbenihan,1998). perbenihan,1998). 3) Untuk Untuk benih benih “ortod “ortodoks oks”, ”, kelomp kelompok ok ini biasa biasa digolo digolongk ngkan an pada pada indust industri ri benih tingkat IIV seperti untuk benih kapas, rosella, kenap, yute, linum, wijen, bunga matahari, jarak, ketumbar, jinten, adas dan juga jambu mete asal teknologin teknologinya ya disesuaika disesuaikan. n. Untuk UPK dan UPB biasanya biasanya dilakukan dilakukan oleh lemb lembag agaa lemba lembaga ga pene peneli litia tian, n, seda sedang ngka kan n untu untuk k usah usahaa usah usahaa keti ketiga ga dan dan keempat biasa dilakukan oleh pengusaha baik pemerintah atau swasta. Industri perbenihan dan perbibitan nasional merupakan salah satu industri hulu hulu di sekt sektor or pert pertan ania ian n prap prapro rodu duks ksi, i, yang yang berp berpera eran n sang sangat at mene menent ntuk ukan an keberhasilan sektor pertanian secara keseluruhan, termasuk industri pasca panen, seperti industri pangan dan lain-lain. Yang dimaksud dengan industri perbenihan dan perbibitan perbibitan nasional nasional adalah seluruh kegiatan kegiatan dalam menghasilkan menghasilkan benih/bibi benih/bibitt unggul unggul baru berproduktivita berproduktivitass tinggi tinggi dan berkualitas berkualitas tinggi dengan dengan daya saing tinggi, memperbanyaknya, mengedarkannya dan memasarkannya, baik dalam satu kelembagaan usaha ataupun bagiannya, seperti: penangkar benih dan lain-lain, yang memanfaatkan potensi sumber daya hayati nasional secara bijak dan lestari. Memban Membangun gun indust industri ri perben perbeniha ihan n dan perbib perbibita itan n nasion nasional al merupa merupakan kan upaya upaya mendasar dalam pembangunan sektor pertanian keseluruhan. Sebab benih dan bibit varietas unggul bermutu merupakan penentu batas atas produktivitas dan kualitas produk suatu usaha tani, baik itu usaha tani besar maupun usaha tani kecil. Membangun industri perbenihan dan perbibitan merupakan landasan yang baik bagi proses produksi dan industri pangan dan industri lainnya yang berbasis produk pertanian. Produk industri perbenihan dan perbibitan yang unggul dan berkualitas tinggi serta murah akan menjamin keuntungan dan memperkecil resiko bagi petani produsen, baik itu dari usaha tani kecil ataupun besar (komoditi pangan dan komoditi lainnya). Bagi petani tanaman pangan penggunaan benih/
bibit unggul yang spesifik wilayah dari produk industri benih, akan memberikan jaminan keuntungan bagi usaha taninya. Dengan demikian upaya tersebut mening meningkat katkan kan taraf taraf hidup hidup dan kesejah kesejahtera teraan an para para petani petani di desa-d desa-desa esa,, serta serta membantu mengentaskan kemiskinan di desa-desa. Namun demikian, khusus untuk komoditi tanaman, sekalipun UU No. 29 Th. 2000 Tentang PVT telah diundangkan 7 (tujuh) tahun yang lalu dan Kantor Pusat Perlindungan Varietas Tanaman telah bertugas selama kurang lebih 4 tahun terakhir, kenyataan menunjukkan jumlah varietas unggul yang diusulkan untuk dilindungi di Kantor Pusat PVT relatif masih sedikit, sekalipun dalam tahun yang sedang berjalan ini tendensinya menunjukkan adanya peningkatan dalam jumlah varietas yang didaftarkan untuk dilindungi. Sebagian besar varietas yang akan dilindungi tersebut bersal dari industri benih multinasional. Industri perbenihan nasion nasional al nampak nampakny nyaa belum belum bangki bangkitt seperti seperti yang yang diharap diharapkan kan.. Demiki Demikian an juga juga varietas unggul produk kelembagaan penelitian milik Pemerintah masih sedikit yang diajukan untuk dilindungi. Kondisi tersebut tidak menguntungkan bagi pembangunan pertanian dan khus khusus usny nyaa para para peta petani ni prod produs usen en,, sert sertaa meng mengha hamb mbat at upay upayaa
peng pengen enta tasa san n
kemisk kemiskina inan n di kalang kalangan an petani petani produs produsen en usaha usaha tani tani kecil. kecil. Pemban Pembangun gunan an dan pengembangan usaha industri perbenihan dan perbibitan swasta nasional tingkat mene meneng ngah ah dan dan keci kecill perl perlu u dipa dipacu cu.. Seme Sement ntar araa itu itu impo imporr beni benih h cende cenderu rung ng meningkat dan industri benih multinasional berupaya mendominasi pasar benih dalam dalam negeri. negeri. Belum Belum bangki bangkitny tnyaa indust industri ri perben perbeniha ihan n dan perbib perbibita itan n swasta swasta nasion nasional al perlu perlu dicari dicari kendal kendalany anya. a. Demiki Demikian an juga juga penyeb penyebab ab masih masih sediki sedikitny tnyaa produk pemuliaan lembaga penelitian pemerintah yang didaftarkan untuk dilindungi.
2.4 Permasal Permasalahan ahan Pelaku Pelaku Industr Industrii Perbenihan Perbenihan
Permasalahan pelaku industri perbenihan dapat digolongkan menjadi 4 kategori yaitu: 1) Umum •
Terdapat Terdapat kerancuan kerancuan persepsi mengenai mengenai sertifikat sertifikat benih, benih, OECD Scheme, ISTA ISTA Rules Rules yang yang mengha menghamba mbatt perkem perkemban bangan gan indust industri ri benih. benih. Bebera Beberapa pa
prinsip
sertifikat
benih
tidak
diterapkan,
reproducibility
hasil
uji
laboratoriu laboratorium m belum mendapatkan mendapatkan perhatian perhatian yang memadai. Tidak terdapat pemilihan antara mekanisme produksi benih komersial dengan produksi benih untuk rescue programs (missal ( missal antisipasi kekeringan, penanggulangan eksplo eksplosi si hama). hama). Akibat Akibatnya nya,, penera penerapan pan sertif sertifika ikatt benih benih belum belum mampu mampu memberikan jaminan mutu sebagaimana mestinya. •
Belum terdapat kebijakan yang jelas mengenai pemilihan peranan antara sector swasta dengan pemerintah dengan perbenihan. Pemerintah bersaing dengan dengan swasta swasta dalam dalam produk produksi si dan distri distribus busii benih benih komers komersial ial,, padaha padahall partisipasi swasta juga ingin ditingkatkan. Inisiasi upaya perbaikan dari kelemahan ini telah mulai tampak.
•
Implementasi Implementasi kebijakan kebijakan pembangun pembangunan an pertanian, pertanian, masih sangat sangat terfokus terfokus pada peningkatan kualitas produk. Komitmen terhadap kebijakan yang terkait dengan peningkatan mutu produk pertanian baru mulai tampak jelas dalam beberapa tahun terakhir.
•
Perl Perlin indu dung ngan an HAKI HAKI (hak (hak atas atas keka kekaya yaan an Inte Intele lekt ktua ual), l), masi masih h lema lemah, h, perlindungan varietas tanaman belum efektif menyebabkan partisipasi swasta swasta dalam dalam peneli penelitia tian n (pemul (pemuliaan iaan)) dan dalam dalam indust industri ri benih benih sangat sangat terbatas.
•
Beberap Beberapaa peratu peraturan ran perund perundang angan an terlalu terlalu ketat ketat dan tidak tidak practi practicabl cablee dan kontradiktif. Contoh: dalam Undang-undang no.12/1992 semua benih bina (var (varie ieta tass
ungg unggul ul))
yang yang
dipe diperd rdag agan angk gkan an
haru haruss
dise disert rtif ifik ikas asii
tanp tanpaa
memper memperhat hatika ikan n skala, skala, komers komersial ialisa isasin sinya; ya; sertif sertifika ikatt benih benih (berda (berdasar sarkan kan OECD OECD Scheme Scheme)) merupa merupakan kan satu-s satu-satu atunya nya mekani mekanisme sme pengaw pengawasa asan n mutu mutu dalam dalam produk produksi si dan distri distribus busii benih, benih, padaha padahall telah telah terbit terbit PP 15 1991, 1991, Kepp Keppres res 12/1 12/199 992, 2, SK Ment Mentan an 303/ 303/19 1994 94 tent tentan ang g stan standa dard rdis isas asii yang yang membuka peluang penerapan manajemen mutu 2) R & D : plasmanutfah plasmanutfah dan pelepasa pelepasan n varietas varietas •
Perlindung Perlindungan an dan pengelolaan pengelolaan (terutama (terutama karakterisas karakterisasi, i, dokumentas dokumentasii dan konservasi) plasma nutfah masih lemah. Ketersediaan plasma nutfah untuk pemuliaan menjadi lebih terbatas.
•
Pengembangan varietas oleh lembaga penelitian milik pemerintah belum banyak berorientasi pasar, sehingga volume permintaan benih dari banyak varietas tidak feasible secara komersial karena varietasnya kurang sesuai dengan preferensi pasar.
•
DUS (disti (distinct nctnes ness, s, unifor uniformit mity, y, stabil stability ity)) test test belum belum diterap diterapkan kan dalam dalam evalua evaluasi si variet varietas. as. Tanpa Tanpa DUS, DUS, varieta varietass akan akan sulit sulit diiden diidentifi tifikas kasii secara secara objektif sehingga akan menimbulkan masalah dalam sertifikat benih dan dalam perlindungan varietas tanaman.
•
Penyu Penyusun sunan an dan revisi revisi berkal berkalaa terhad terhadap ap daftar daftar variet varietas as komers komersial ial atau varietas varietas yang layak untuk belum dilaksanakan dilaksanakan secara efektif. Sertifikasi benih diterapkan terhadap semua varietas (komersial dan non komersial) tanpa memperhatikan kelayakannya, sehingga menimbulkan inefisiensi.
•
Kegiatan produksi dan penyimpanan BS (breeder seed) dari varietasvarieats yang telah dilepas sangat lemah, fasilitas sangat tidak memadai sehingga kontinuitas ketersediaan BS bagi produsen benih tidak terjamin.
•
Mekanisme pengendalian mutu dalam produksi dan distribusi BS belum mengikuti jalur formal (sertifikasi benih berdasarkan OECD Scheme, ISTA Rule Ruless atau atau syst system em mutu mutu ISO ISO seri seri 9000 9000), ), sehi sehing ngga ga belu belum m mamp mampu u menunjukkan jaminan mutu.
3) Produksi Produksi dan pemasaran pemasaran •
Benih bersertifikat masih Efisiensi produksi rendah. Nisbah anatara volume benih lulus uji lab dengan luas tanaman lulus inspeksi lapangan sangat rendah dan beragam. Untuk FS, SS dan ES kedelai di Jawa pada MK 93 dan MH 93/94 berkisar antara 23 kg/ha – 1500 kg/ha dan untuk padi MK 97 dan MH 97/98 97/98 berkis berkisar ar antara antara 1,10 1,10 ton/ha ton/ha – 5,82 5,82 ton/ha ton/ha (Nugra (Nugraha, ha, 2000), 2000), sehingga belum memadai untuk menghadapi persaingan sehat dalam bisnis.
•
Penyeb Penyebab ab rendah rendahnya nya efisie efisiensi nsi adalah adalah produk produktiv tivita itass (seed (seed yield) yield) rendah rendah,, pembatalan kontrak sepihak oleh penangkar karena harga calon benih tidak menarik, penjualan sebagai calon benih untuk meningkatkan pendapatan asli daerah (khusus kasus di BBI, BBU), dan pengendalian mutu tidak efektif (tingkat ketidak-lulusan tinggi)
•
Pada tahun 2000, total produksi benih padi (ES) ( ES) diperkirakan mencapai 38% dari kebutuhan (lebih dari 90.000 ton/tahun), dan hanya sekitar 8 varietas yang penyerapan pasarnya (annual seed sale) lebih dari 1800 ton/tahun (PT, SHS, 1999)
4) Pengawasan Pengawasan dan dan pengendal pengendalian ian mutu •
Bebe Bebera rapa pa prin prinsi sip p dari dari sert sertifi ifika kasi si berd berdas asark arkan an OECD OECD Sche Scheme me sepe sepert rtii evalua evaluasi si kelaya kelayakan kan variet varietas as untuk untuk sertifi sertifikas kasi, i, penent penentuan uan kelas kelas benih, benih, verifikasi verifikasi varietas dalam produksi produksi benih (BS, FS, SS, dan ES), dan sealing sealing belum diterapkan secara lugas.
•
Beberap Beberapaa prinsi prinsip p dalam dalam penguj pengujian ian mutu mutu benih benih berdas berdasark arkan an ISTA ISTA Rules Rules sepe sepert rtii
stan standa dard rdis isas asii
meto metode de
(val (valid idit itas as,,
repr reprod oduc ucib ibil ilit ity) y),,
seal sealin ing, g,
standa standardi rdisas sasii alat, alat, lab acuan acuan yang yang terakre terakredit ditasi asi,, dan efisien efisiensi si penguj pengujian ian belum mendapatkan perhatian yang memadai. •
Penerapan sertifikasi benih tanpa memperhatikan feasibility-nya, dan tanpa dikaitkan dengan kaidahkaidah komersialisasi.
•
Efisiensi pengendalian mutu internal masih rendah seperti terlihat dalam tingkat kel ulusan inspeksi lapangan dan kelulusan uji lab yang rendah. Untuk benih padi (kelas ES), kelulusan inspeksi lapangan berkisarantara 78 – 86 %, dan kelulusan kelulusan uji lab antara 73 – 99 % (Nugraha, 2000). 2000).
•
Penera Penerapan pan sistem sistem standa standardi rdisas sasii nasion nasional al dalam dalam produk produksi si benih, benih, misal misal sertifi sertifikas kasii sistem sistem mutu mutu berdas berdasark arkan an ISO seri seri 9000) 9000) belum belum secara secara lugas, lugas, missal LSSM dan lab uji belum diakreditasi, kompetensi personel dan mutu produk belum teruji, sehingga jaminan jaminan mutu belum dapat diharapkan.
2.5 Solusi Permasalahan Industri Perbenihan
Motivasi dan sosialisasi kepada mereka dan tenaga-tenaga senior untuk bergerak di bidang industri perbenihan/perbibitan swasta nasional perlu dilakukan seca secara ra inte intens nsif if,, dise disert rtai ai deng dengan an inve invest stas asii perm permod odal alan an yang yang besa besarr untu untuk k menumbuh menumbuhkan kan industri industri perbenihan/p perbenihan/perbibi erbibitan tan nasional nasional tingkat tingkat menengah menengah dan kecil. Perlu dikembangk dikembangkan an pula “participatory “participatory plant breeding” untuk menunjang menunjang pengembangan industri perbenihan/perbibitan oleh Perguruan Tinggi dan
kelem kelemba baga gaan an pene peneli liti tian an mili milik k nega negara ra yang yang memi memilik likii tena tenaga ga-te -tena naga ga seni senior or pemuliaan. Selain dari pada hal-hal yang diuraikan tadi, perlu pula ditekankan bahwa sejalan sejalan dengan dengan pengemban pengembangan gan industri industri perbenihan perbenihan/perb /perbibitan ibitan swasta swasta nasional, nasional, diarahkan pula agar industri tersebut dalam menghasilkan varietas/jenis unggul baru yang bermutu lebih didorong menghasilkan menghasilkan varietas/jenis yang sesuai dengan daya dukung wilayah spesifik (Interaksi Genotip × Lingkungan, atau G × E harus diperhatikan). Varietas/jenis unggul spesifik wilayah akan memiliki daya saing yang yang ting tinggi gi di pasa pasarr dala dalam m nege negeri ri diba diband ndin ing g beni benih h impo imporr dan dan akan akan lebih lebih terjangkau oleh para petani produsen. Satu Satu hal yang yang perlu perlu dicerm dicermati ati dan difiki difikirka rkan n secara secara seksam seksamaa adalah adalah mengen mengenai ai keangg keanggota otaan an Negara Negara Republ Republik ik Indone Indonesia sia dalam dalam organi organisas sasii dunia dunia UPOV. Banyak keuntungan yang bisa diraih dari keanggotaan UPOV dan juga kerugian yang perlu diwaspadai bila Indonesia menjadi anggota UPOV. Sejak awal penyusunan RUU PVT telah digariskan agar undang-undang yang tersusun “in “in conf confor ormi mity ty”” deng dengan an peru perund ndan anga gan n UPOV UPOV,, namu namun n teta tetap p mend mendah ahul uluk ukan an kepentingan negara dan bangsa. Salah satu pasal dalam UU No. 29 Th. 2000 Tentang PVT, yaitu Pasal 7 dengan seluruh ayat-ayatnya, melindungi varietas loka lokall mili milik k masy masyara araka kat, t, seba sebaga gaii mili milik k nega negara, ra, dan dan perat peratur uran an UPOV UPOV tida tidak k menghenda menghendaki ki adanya adanya pasal tersebut. Keanggotaan Keanggotaan Indonesia Indonesia dalam organisasi UPOV sebaiknya menunggu sampai produk industri perbenihan/perbibitan swasta nasional mampu bersaing di pasar, terutama di pasar dalam negeri. Untuk sampai ke titik tersebut perlu dilakukan dilakukan pengkajian aspek sosial, ekonomi dan peraturan peraturan perundangan yang seksama. Perlu waktu untuk sampai ke sana dan harus dikaji secara seksama.
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari Dari pembah pembahasa asan n makala makalah h di atas mengen mengenai ai upaya upaya indust industii perben perbeniha ihan n dalam pemenuhan prinsip enam tepat benih, maka dapat ditarik kesimpulan antara lain : •
Input dasar yang paling penting dalam pertanian adalah mutu benih.
•
Sala Salah h satu satu cara cara untu untuk k memp memper erba baik ikii
perm permas asal alah ahan an dala dalam m bida bidang ng
perbenihan adalah dengan menerapkan prinsip enam tepat benih yaitu: 1. Tepa Tepatt varie varieta tass 2. Tepa Tepatt jum jumla lah h 3. Tepa Tepatt mut mutu u 4. Tepa Tepatt wakt waktu u 5. Tepa Tepatt lok lokas asii 6. Tepa Tepatt harg hargaa •
Peng Penggu guna naan an prin prinsi sip p enam enam tepa tepatt haru haruss kons konsis iste ten n untu untuk k memp memperl erlua uass
penggunaan benih bermutu di kalangan kalangan petani. •
Permasalahan pelaku industri perbenihan terdapat 4 kategori yaitu:
Umum
R & D : plasmanutfah dan pelepasan varietas
Produksi dan pemasaran
Pengawasan dan pengendalian mutu
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2010. Diakses melalui: http://www.sinartani.com/komoditas/pangan/4553-sistem-perbenihantanaman-pangan.html [Pada tanggal 5 Oktober 2011]. Anonim. 2011. Diakses melalui: http://produksibenih.wordpress.com/2010/12/11/modul-karakteristik benih.html [Pada tanggal 5 Oktober Oktober 2011]. Anonim. 2010. Diakses melalui: http://www.4shared.com/file/K145nRXS/MODUL_Karakteristik_Benih_t ana.html [Pada tanggal 5 Oktober 2011].