LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI BALAI EMBRIO TERNAK (BET) CIPELANG BOGOR
Disusun Oleh : Saepul Anwa !""##"#$"#%!
&AK'LTAS PETERNAKAN 'NIERSITAS PADJADJARAN S'MEDANG !"#
1
KATA KATA PENGANTAR PENG ANTAR
Alha Alhamd mdul ulill illah ahir irob obil il’a ’alam lamin in,, puji puji dan dan syuk syukur ur penu penuli liss ucap ucapka kan n atas atas kehadirat kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, karunia-Nya, sehingga sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja apangan !PK" di #alai $mbrio $mbrio Ternak Ternak !#$T" %ipelang %ipelang Kabupaten Kabupaten #ogor& #ogor&
Penulisan Penulisan laporan Praktik Praktik
Kerja apangan ini merupakan salah satu syarat untuk kelengkapan akademis bagi mahasis'a (akultas Peternakan, )ni*ersitas Padjadjaran& Penulis menyadari bah'a dalam penyusunan laporan ini tidak lepas dari bantuan semua pihak& +leh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada & Pro.& Pro.& /r& /r& 0r 1usmy 1usmy 2u 2urmiati, rmiati, 3S&, /ekan (akultas (akultas Peternaka Peternakan n )ni*er )ni*ersit sitas as Padjadjaran& 4& 0ndr 0ndra' a'at atii 2udha dha Asmar smara, a, S&Pt S&Pt&, &, 3si, 3si, P1 /&, /&, Wakil kil /eka /ekan n (aku (akult ltas as Peternakan )ni*ersitas Padjadjaran& 5& /r& /r& 0r& ia #udimu #udimulya lyati ti Salman, Salman, 3P& 3P&, Koordi Koordinato natorr Prakti Praktik k Kerja Kerja apang apangan an (akultas Peternakan )ni*ersitas Padjadjaran& 6& An An Nurmeidia Nurmeidiansy nsyah, ah, S&Pt&, S&Pt&, 3&S&, 3&S&, Sekret Sekretaris aris Koordina Koordinator tor Praktik Praktik Kerja apangan (akultas Peternakan )ni*ersitas Padjadjaran . 7& /r& 1eni 0ndrijan 0ndrijani, i, S&Pt& 3&S&, 3&S&, Pembimbin Pembimbing g Praktik Praktik Kerja apangan apangan (akulta (akultass Peternakan )ni*ersitas Padjadjaran& 8& 0r& Tri Tri 1arsi, 3P& 3P& Kepala Kepala #alai $mbrio $mbrio Tern Ternak ak %ipelang, %ipelang, Kabupaten Kabupaten #ogor& #ogor& 9& Anton Anton Supriya Supriyadi, di, S&Pt& S&Pt& Kepala Kepala Seksi Seksi 0n.ormasi 0n.ormasi dan Penyeba Penyebaran ran 1asil 1asil #alai #alai $mbrio Ternak %ipelang, Kabupaten #ogor& :& Septari Septariaa ;odian ;odiansya syah, h, S&Pt& S&Pt& (ungsi (ungsiona onall Parame Paramedik dik & Kepada Kepada rekan-rekan satu tim selama kegiatan Praktik Praktik Kerja apangan apangan dari (akultas (akultas Peternakan Peternakan )ni*ersitas )ni*ersitas Padjadjaran Padjadjaran yang telah bekerja sama dalam Praktik Kegiatan apangan&
1
& & Kepada Kepada rekan-r rekan-reka ekan n mahasi mahasis'a s'a (akult (akultas as Petern Peternaka akan, n, )ni*er )ni*ersita sitass Sebelas Sebelas 3are surakarta dan 0nstitut Pertanian #ogor yang telah bekerja sama dalam pelaksanaan kegiatan ini&
Penulis menyadari bah'a dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari berbagai kekurangan, sehingga penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersi.at membangun demi kebaikan di masa yang akan datang& Semoga aporan Praktik Kerja apangan ini dapat berman.aat khususnya bagi penulis dan bagi pihak yang yang memerlukannya&
Sumedang, April 4>8
Penulis
2
DA&TAR ISI
Ba*
I-
II-
+ala,an KATA PENGANTAR & &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& i DA&TAR ISI&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
*
DA&TAR IL'STRASI&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
*ii
DA&TAR LAMPIRAN&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
*iii
KEADAAN 'M'M PER'SA+AAN 0&& 0dentitas dan Sejarah Perusahaan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 0&4& okasi Perusahaan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 4 0&5&
&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&= 00&4&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& Pendahuluan &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&= 00&5&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& Tujuan &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&> 00&6&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 3etode Pengamatan &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&> 00&6&& +bjek Pengamatan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 00&6&4& Alat Pegamatan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 00&6&5& 3etode Pengambilan /ata&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 00&7&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 1asil dan Pembahasan &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&4 00&7&& 1ubungan Sosial&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 00&7&4& 3asalah Peternakan dengan 3asyarakat&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 00&7&5& Penyelesaian 3asalah&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
3
> >
4 4 5
00&8&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&Kesimpulan dan Saran &&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&8 00&8&& Kesimpulan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 00&8&4& Saran&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& DA&TAR P'STAKA&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& LAMPIRAN&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
4
8 8 9 :
DA&TAR IL'STRASI
N/,/ +ala,an
& 4& 3. 6& 7&
Struktur +rganisasi Perusahaan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& Tata Kerja Sukahati Chicken Processing.................................. Proses Produksi Area anjutan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& Proses Produksi Area #ersih&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& Proses Produksi Area Kotor&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
5
5 6 7 7 7
DA&TAR LAMPIRAN
N/,/ +ala,an #- Ayam )ntuk Kompensasi&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 4& Penyembelihan Ayam&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&& 5& Karung #erisi Ayam 1asil Penyembelihan&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&&
6
: : =
1
I KEADAAN 'M'M BALAI EMBRIO TERNAK (BET) CIPELANG KAB'PATEN BOGOR
#-#
I0en1i1as 0an Se2aah Pen0iian BET Cipelan3 Nama Perusahaan #alai $mbrio Ternak #entuk Perusahaan #alai Kepala Perusahaan 0r& Tri 1arsi, 3P Komoditi Sapi Alamat /esa& %ipelang Kec& %ijeruk Kab& #ogor Kode Pos 8>>6 $-mail bet&cipelang@pertanian&go&id Nomor Telepon !>47" :4777, :4=:: Nomor (a !>47" :4777
Pembentukan #alai Pembibitan Ternak 1ijauan 3akanan Ternak !#PT13T" di dirikan dalam rangka menunjang pelaksanaan pembangunan sub sektor peternakan, dalam upaya meningkatkan daya guna hasil pembibitan ternak unggul maka
pada
tahun
=9:
3enteri
Pertanian
melalui
No&55BKptsB+rgBsB=9: mengeluarkan keputusannya&
surat
keputusan
3engenai kedudukan,
tugas, dan .ungsi #alai pembibitan Ternak 1ijauan 3akanan Ternak !#PT-13T"& Pada a'alnya kegiatan #PT-13T berlokasi di %isarua #ogor, dengan luas lahan 49,8 1a, dan kegiatannya di bidang ternak unggas dan aneka ternak !kelinci dan tikus putih" untuk percobaan laboratorium dan makanan burung hantu& Semakin pesatnya perkembangan teknologi di bidang peternakan, menyebabkan .ungsi-.ungsi unit pelaksana teknis tidak mampu untuk memenuhi tuntutan pembangunan sekarang, karena memerlukan kelembagaan dan alat-alat yang bisa menyediakan barang dan jasa sesuai kebutuhan yang lebih cepat dan cermat& 1al ini dapat dicapai apabila operasionalnya mampu meman.aatkan teknologi, oleh sebab itu #PT-13T melakukan perubahan nama dan tugas setelah dilakukan pemindahan ke daerah %ipelang #ogor pada tahun ==6& Akibat keterbatasan yang dimilki oleh #PT-13T %isarua terutama dalam bidang lahan serta kebebasan ruang gerak dalam melaksanakan tugas yang berasa l
2
dari akibat ketentuan peraturan baru yang dibuat pemerintah, khususnya pengguna 'ilayah puncak sebagai ka'asan 'isata, mengharuskan terjadinya pemindahan #PT-13T %isarua ke lokasi yang lain sesuai dengan persyaratan yang diperlukan untuk mengembangkan tugasnya&
Tanah seluas => 1a di /esa %ipelang,
Kecamatan %ijeruk, Kabupaten #ogor, merupakan lokasi pengganti #PT-13T %isarua, pemilihan lokasi tersebut ditunjuk setelah dilakukan peninjauan oleh /epartemen
Pertanian
dan
dinyatakan
memenuhi
kriteria
teknis
bagi
pengembangan pembibitan ternak khususnya sapi, setelah dipindahkan dari %isarua #PT-13T merubah nama menjadi #alai $mbrio Ternak !#$T" %ipelang pada tahun ==6, hal ini didorong karena terjadi perubahan .ungsi dan tugasnya& #-!
L/4asi BET Cipelan3 okasi #alai $mbrio Ternak %ipelang #ogor terletak di lereng Cunung
Salak, /esa %ipelang, Kecamatan %ijeruk, Kabupaten #ogor, Propinsi ;a'a #arat& Secara administrasti. /esa %ipelang berbatasan dengan /esa Tanjungsari !)tara", /esa %ijeruk !Selatan" /esa %ibalung !Timur", dan Kabupaten Sukabumi !#arat", lokasi #$T %ipelang dapat ditempuh melalui dua jalan utama yaitu dari %ia'i dengan jarak kurang lebih 4> Km dan melalui #atu tulis dengan jarak kurang lebih 7 Km& #$T %ipelang terletak pada ketinggian 8>>-5>> meter diatas permukaan laut !m/P", bentuk topogra.i lahan berbukit dengan kemiringan mencapai :7>D&
;enis tanah dominan latosol dan andosol, tekstur tanaha halus sampai
sedang dengan kedalaman e.ekti. lebih dari = cm dan keasaman tanah !p1 6&596&94", suhu rata-rata di %ipelang #ogor :-44 o% dan kelembaban 9>-:>D dengan rata-rata bulan basah 9-= bulan& #erdasarkan lokasinya #$T %ipelang termasuk kedalam iklim tropis tipe #, berada dalam pengaruh angin musim, dimana musim penghujan berlangsung pada bulan +ktober sampai April, dan musim kemarau berlangsung pada bulan 3ei sampai bulan September& uas bangunan di #alai $mbrio Ternak %ipelang #ogor meliputi gedung dan kandang kurang lebih 4,7 1a yang terbagi atas E kantor, perumahan pega'ai,
3
aula, masjid, gudang pakan, laboratorium in *i*o dan in *itro, dan klinik he'an, serta perkandangan yang terdiri dariE kandang ternak donor !kandang utama dan kandang rearing", kandang ternak khusus resipien !kandnag sukhoi", kandang ternak laktasi !kandang utama", kandang pejantan, kandang lelang, kandang isolasi, dan kandang a.kir& #angunan kandang membujur dari arah utara ke selatan dengan sistem perkandangan yang dipakai adalah sistem koloni, luas lahan hijauan pakan ternak kurang lebih 4> 1a, tersebar di seluruh 'ilayah #alai $mbrio Ternak dengan luas tanah secara keseluruhan kurang lebih => 1a& #-$
isi 0an Misi BET Cipelan3 <0S0 • 3enjadi Sumber #enih dan #ibit Ternak )nggul Nasional& 30S0 • & 3eningkatkan populasi ternak donor untuk optimalisasi produksi embrio& 4& +ptimalisasi ternak resipien guna meningkatkan kelahiran hasil Trans.er
$mbrio !T$" untuk penyediaan benih dan bibit sapi unggul& 5& 3eningkatkan peman.aatan sapi lokal sebagai sumber benih, bibit dan pelestarian plasma nut.ah& 6& 3eningkatkan kualitas pelayanan, penyebaran in.ormasi, pemasaran produk, monitoring dan e*aluasi serta kerjasama dalam penyediaan benih dan bibit sapi unggul& 7& 3eningkatkan sumberdaya manusia yang pro.esional melalui pendidikan dan pelatihan, seminar, 'orkshop, apresiasi sesuai dengan kompetensi dan kebutuhan pengembangan pro.esi& 8& 3eningkatkan akuntabilitas kinerja #-5
dengan
tertib
adminstrasi,
perencanaan, keuangan, koordinasi, komunikasi dan kolaborasi& S1u41u O3anisasi 0an Ta1a 'saha BET Cipelan3 andasan +rganisasi #alai $mbrio Ternak adalah Surat Keputusan 3enteri Pertanian Nomor 4:8BKptsB+T&44>B6B4>>4 tanggal 8 April 4>>4 tentang +rganisasi dan Tata Kerja #alai $mbrio Ternak& Kemudian disempurnakan kembali dengan Peraturan 3enteri Pertanian Nomor E 79BPermentanB+T&6>B7B4>5 tanggal 46 3ei 4>5 tentang +rganisasi dan Tata Kerja #alai $mbrio Ternak %ipelang, susunan orgaisasi terdiri dari & Kepala #alaiE
4
4& Subbagian Tata )saha E 5& Seksi Pelayanan Teknik Pemeliharaan TernakE 6& Seksi Pelayanan Teknik Produksi dna AplikasiE 7& Seksi 0n.ormasi dan Penyebaran 1asilE 8& Kelompok ;abatan (ungsional&
Kepala #alai $mbrio Ternak - %ipelang
Subbagian Tata )saha
Seksi Pelayanan Teknik Pemeliharaan Ternak
Seksi pelayanan Teknik Produksi dan Aplikasi
Seksi 0n.ormasi dan Penyebaran 1asil
Kelompok ;abatan (ungsional & 3edik
0lustrasi & Struktur +rganisasi #alai $mbrio Ternak %ipelang #ogor #alai $mbrio Ternak %ipelang #ogor merupakan instansi unit pelaksana teknis di bidang peternakan dan kesehatan he'an& #erada di ba'ah dan bertanggung ja'ab kepada /irektorat ;enderal Peternakan dan Kesehatan 1e'an dan secara teknis dibina oleh /irektur Perbibitan Ternak, dengan tugas melaksanakan produksi, pengembangan dan distribusi embrio ternak& /alam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, #alai $mbrio Ternak %ipelang 3enyelengarakan .ungsi & Penyusunan program, rencana kerja, dan anggaran, pelakasanaan kerja sama, serta penyiapan e*aluasi dan pelaporanE 4& Pelaksanaan pemeliharaan ternak donor, ternak resipien dan bibit ternakE
5
5& Pelaksanaan penyiapan ternak donor, supero*ulasi, inseminasi buatan, panen 6& 7& 8& 9& :&
atau .lushing, dan seleksi atau klasi.ikasi embrioE Pelaksanaan pemeliharaan embrioE Pelaksanaan penyiapan ternak resipien dan trans.er embrioE Pemantauan dan e*aluasi hasil embrioE Pelaksanaan registrasi bibit hasil trans.er embrioE Pemeliharaan, pemeriksaan kesehatan he'an, dan pelaksanaan diagnosa
penyakit he'anE =& Penyediaan pakan ternak dan pengelolaan hijauan pakan ternakE >& Pemberian pelayanan pengujian mutu embrioE & Pemberian bimbingan teknis pemeliharaan ternak donor, ternak resipien, bibit ternak, produksi, dan trans.er embrioE 4& Pemberian pelayanan teknis pemeliharaan ternak donor, ternak resipien, bibit ternak, dan kesehatan he'anE 5& Pemberian pelayanan teknis produksi dan aplikasi trans.er embrioE 6& Pemberian in.ormasi, dokumentasi, dan penyebaran embrio, hasil trans.er embrio, dan bibit ternakE 7& Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga #alai $mbrio Ternak&
#-6
Bi0an3 'saha
Komoditi ternak yang ada di #alai $mbrio Ternak !#$T" %ipelang #ogor meliputi, ternak sapi perah dan sapi potong dengan bangsa sapi yang terdiri dari Sapi #ali, (reinds 1olland, Simmental, imousin, Wagyu, Angus, #rangus, #rahman, 3adura, Sumba onggole, dan Peranakan +nggole& ;umlah populasi keseluruhan baik sapi penjantan, pedet dan betina sampai dengan tanggal >7 .ebruari sebanyak 4: ekor& Produk yang dihasilkan di #alai $mbrio Ternak %ipelang ialah bibit sapi unggul dan embrio siap trans.er, setiap tahun dilakukan pendistribusian ke setiap propinsi yang ada di 0ndonesia, dengan jumlah embrio yang disebarkan berbeda setiap tahunnya sesuai dengan keputusan yang dikeluarkan oleh Kementerian Pertanian&
#-
Mana2e,en Pe,elihaan Ru1in K/,/0i1as
6
3anajemen pemeliharaan di #$T %ipelang meliputi dari manajemen pakan, kandang dan manajemen kesehatan& /i #alai $mbrio Ternak %ipelang kegiatan manajemen pakan dan kandang dilakukan mulai pukul >9&>> W0#& Setiap petugas kandang akan melakukan pembersihan sisa pakan yang kemudian dikumpulkan di tempat pembuangan sisa pakan, pembersihan bak air minum, pembersihan lantai kandang serta memandikan sapi& # Setelah kegiatan tersebut dilakukan, maka petugas kandang akan memberikan pakan pada pukul >=&>>>&5> di sesuaikan dengan datangnya pakan hijauan yang diba'a oleh petugas di bagian penyediaan hijauan& Pakan hijauan dan konsentrat diolah di tempat yang terpisah dari kandang namun jaraknya tidak jauh dari lokasi kandang utama& Pembuatan konsentrat dilakukan sekali dalam sehari dengan jumlah produksi sebanyak 4= ton, konsentrat yang dibuat berbeda komposisi disesuaikan dengan ternak, baik untuk pedet, resipien, dan sapi donor, hal tersebut dilakukan untuk memenuhi semua kebutuhan sapi yang ada& Pakan 1ijauan di #$T %ipelang diberikan sehari dua kali dengan produksi setiap harinya berbeda-beda, tetapi dengan rata-rata pencoperan sebanyak 4 ton untuk semua kandang& 1ijauan atau rumput di #$T %ipelang didapatkan dari hasil menanam sendiri dan membeli dari luar #alai dengan sistem pembelian dua minggu sekali denganpembelian sebanyak 4> ton dalam sekali membeli& Kegiatan produksi seperti pemerahan dilakukan hanya pada sapi yang sudah melahirkan, tetapi yang dipisahkan dari anaknya dan di tempatkan di kandang terpisah yaitu, berada dikandang utama A, namun dekat dengan pedet yang ada& Pemerahan dilakukan dua kali dalam sehari pagi dan sore hari, hasil pemerahan berupa susu diberikan langsung ke pedet sebagai asupan makananya&
7
II PENANGANAN PASCA PANEN EMBRIO (FLUSHING ) DI BALAI EMBRIO TERNAK CIPELANG KAB'PATEN BOGOR
Saepul Anwa !""##"#$"#%!
!-#
A*s1a4
Penanganan hasil panen embrio (flushing " yang dilakukan di #$T %ipelang harus mele'ati beberapa tahapan e*aluasi embrio, dimulai dari proses penerimaan media hasil flushing, penyaringan, searching , koleksi, seleksi, grading, pengkodean, loading dan freezing & Tujuan e*aluasi embrio yaitu untuk mendapatkan embrio yang berkualitas baik dengan cara menilai embrio diba'ah mikroskop mengenai perkembangan sel dan kualitas embrio yang dihasilkan. Kualitas embrio dibagi kedalam empat kelas yaitu kualitas ! excellent/good ", kualitas 4 ! Fair ", kualitas 5 ! Poor ", dan kualiatas 6 ! Dead/Degeneration"& Kualitas tersebut ditentukan dari keadaan sel hidup embrio dan .ase yang sedang terjadi, untuk kualitas dan 4 embrio dibekukan, untuk kualitas 5 akan dilakukan trans.er embrio secara segar, dan untuk kualitas 6 embrio tidak digunakan karena embrio sudah mati& 3etode yang dilakukan yaitu dengan metode obser*asi serta 'a'ancara yang dilakukan dengan petugas laboratorium in vivo dan in vitro. Keywords : flushing, embrio, kualitas embrio
!-!
Pen0ahuluan
#eberapa tahun terakhir ini, kebutuhan pangan produk peternakan di 0ndonesia terus mengalami peningkatan yang sangat cepat& 3eningkatnya kebutuhan tersebut dapat terlihat dari permintaan masyarakat akan ketersediaan daging yang berkualitas, terutama berasal dari ternak ruminansia besar, akan tetapi permasalahan yang dihadapi untuk memenuhi kebutuhan tersebut masih terkendala dengan rendahnya produkti*itas dan mutu genetik ternak&
/alam
upaya mendukung usaha pemerintah dalam memenuhi kebutuhan sumber protein he'ani untuk masyarakat di 0ndonesia, maka dibutuhkan suatu teknologi dalam menunjang ketersediaan kualitas ternak unggul, salah satu teknologi yang dapat
8
dengan diterapkan ialah trans.er embrio& Trans.er embrio merupakan salah satu teknologi di bidang peternakan yang mempunyai keunggulan untuk peningkatan kualitas ternak sapi perah dan potong melalui percepatan ketersediaan ternak unggul sehingga membantu ketersediaan bahan pangan yang berkualitas baik, menunjang upaya permuliaan dan pemurnian ternak lokal !Plasma Nut.ah", dan pemenuhan calon pejantan untuk #0# Nasional atau /aerah&
!-$
Tu2uan
Tujuan penulisan laporan ini adalah & 3engetahui secara khusus cara penanganan pasca panen embrio !.lushing"& 4& 3engetahui secara khusus mengenai penentuan kualitas embrio&
!-5
Me1/0e Pen3a,a1an
3etode Pengamatan yang dilakukan dalam praktek kerja lapangan adalah sebagai berikut & 3elakukan obser*asi langsung di lapangan dengan mengamati hal F hal yang dikerjakan oleh petugas laboratorium& 4& Wa'ancara dan diskusi dengan petugas laboratorium& 5& Terlibat langsung dalam kegiatan e*aluasi embrio di laboratorium maupun pemeliharaan ternak di kandang&
!-6 +asil 0an Pe,*ahasan !-6-# Sele4si Sapi D/n/
Seleksi sapi donor yaitu salah satu tahapan dari program produksi embrio, sapi donor bisa berasal dari jenis ternak apa saja yang penting memiliki catatan yang jelas, di #alai $mbrio Ternak %ipelang sapi donor yang diprogram adalah sapi (reinsd 1olstein, Simmental, imousin, Angus, #rangus, +ngole, Sumba +ngole, Peranakan +ngole, dan Wagyu& %alon sapi donor diseleksi dengan cara melakukan palpasi rectal tujuannya untuk mengetahui kondisi organ reproduksi
9
apa sehat atau tidak, dan agar dapat mengetahui status reproduksi ! fase folikuler atau fase luteal "& Kriteria sapi donor untuk produksi embrio adalah & 3emiliki genetika unggul !Cenetik Superiority"& 4& 3empunyai catatan data indi*idu dan ri'ayat hidup meliputi tanggal dan 5& 6& 7& 8& !-6-!
lamanya birahi atau siklus birahi& #ebas dari penyakit berbahaya dan menular& 3empunyai kemampuan reproduksi yang tinggi dan sehat& Telah mengalami kelahiran minimal sekali& )mur tidak terlalu tua& Sin4/nisasi Es1us Sinkronisasi estrus adalah proses manipulasi estrus dengan cara
pemasangan de*ice progesterone intra*aginal, tujuan dari sinkronisasi estrus untuk menyeragamkan 'aktu estrus pada sapi donor dengan sapi resipien& 3etode sinkronisasi estrus yang digunakan di #$T adalah metode double dosis dengan penyutikan prostaglandin !PC(4G" sebanyak dua kali dalam selang 'aktu sebelas hari, jika mengalami estrus maka akan dilakukan inseminasi buatan& Sapi donor membutuhkan 'aktu 4-7 hari untuk memberikan respon berahi setelah pemberian prostaglandin& Proses sinkronisasi
dengan
menggunakan
hormon
PC(4G
akan
menyebabkan regresi corpus luteum !%" akibat luteolitk, secara alami hormon tersebut dihasilkan oleh uterus he'an yang tidak bunting pada hari ke-8 sampai hari ke-: siklus yangt ber.ungsi menghancurkan corpus luteum !1unuriHHal& 4>>:"& Timbulnya berahi akibat PC(4G disebabkan lisisnya Corpus uteum oleh kerja *asokontriksi PC(4G sehingga aliran darah menuju % menurun secara drastis, akibatnya kadar progesteron merangsang hipo.isa anterior melepaskan (S1 dan 1, hormon yang dihasilkan bertanggung ja'ab dalam proses .olikulogenesis dan o*ulasi, sehingga terjadi pertumbuhan dan pematangan .olikel&
(olikel-.olikel tersebut pada akhirnya menghasilkan hormon estrogen
yang memani.estasikan gejala berahi& !-6-$ Supe/7ulasi Sapi betina secara alami dapat melepaskan satu sel telur pada saat berahi, namun agar didapatkan embrio dengan jumlah banyak maka dilakukan teknik
10
supero*ulasi, dengan pemberian hormon secara eksogen sapi betina akan melepaskan lebih dari satu sel telur saat sedang berahi& )ntuk mendapatkan sel telur lebih dari satu pada 'aktu yang bersamaan maka dilakukan supero*ulasi dengan menyuntikan hormon Conadotropin !(S1", sel telur yang dapat dihasilkan 4>->> o*a pada sekali berahi& Tahapan dilakukannya supero*ulasi dalam program produksi embrio di #alai $mbrio Ternak %ipelang yaitu pertama persiapan hormon, (S1 dilarutkan dengan pelarut 4> ml untuk mematangkan .olikel sampai tahapan .olikel primer, .olikel sekunder, dan .olikel tersier yang kemudian dilakukan penyutikan PC(4G pada hari ke-5 sehingga akan terjadi estrus& Penyuntikan PC(4G pada .olikel yang telah matang akan mempercepat terjadinya estrus dan o*ulasi, setelah 4 jam mengalami berahi maka dilakukan 0#&
Penyuntikan (S1 di #$T %ipelang
dilakukan dengan cara bertahap menurun atau dari dosis besar sampai terkecil selama empat hari berturut-turut dengan pemberian 4 kali sehari pagi dan sore& !-6-5
Inse,inasi Bua1an (IB)
0nseminasi buatan dilakukan pada sapi donor yang sedang menunjukkan tanda-tanda estrus atau mengikuti sesuai dengan program supero*ulasi yang digunakan, sapi donor di 0# dengan semen beku yang sebelumnya telah malakukan penyuntikan PC(4G pada saat memperlihatkan gejalas estrus& /i #$T sendiri inseminasi dilakukan tiga kali dengan tujuan agar .ertilitas menjadi lebih tinggi dan o*um yang dilepaskan dapat terbuahi oleh sperma, cara yang digunakan setelah berahi tersebut, kedua inseminasi pada sore harinya, dan ketiga pada pagi berikutnya&
!-6-6
E,*i/ $mbrio adalah hasil .ertilisasi dan penyatuan inti dari sel telur dan sperma
baik melalui proses in vivo atau in vitro, embrio hidup bebas di dalam tuba .allopii atau uterus induk dan selama beberapa hari berkembang mencapai tahapan
11
morula sampai !lastosis expand !Soeparna, 4>6"& /alam uterus makanan embrio diperoleh dari sekresi kelenjar-kelenjar uterus diantaranya bikarbonat, pyru*at dan oksigen& Setelah implantasi embrio baru memperoleh makanan yang berasal dari induknya le'at saluran darah induk& Semua pembagian sel bersi.at mitosis sehingga setiap sel embrio mengandung kromosom diploid !4n", sejumlah besar /NA disintesa selama cle*age&
Pada tingkatan 8 sampai 54 sel, selFsel berkumpul menjadi satu
kelompok di dalam Hona pellucida, pada tahap perkembangan embrio ini disebut dengan tahapan morula dan diperkirakan butuh 'aktu 8 hari !Toliehere, =9="& Pada 'aktu jumlah sel dalam Hona pellucida mencapai 54 buah, embrio disebut morulla& %airan mulai terlihat terkumpul diantara beberapa sel dan berbentuk rongga bagian dalam disebut blastosel, sedangkan embrio kini disebut blastocyst, implantasi sapi terjadi pada hari ke -6> hari !/amayanti, 4>6"& !-6-
Panen E,*i/ Pelaksanaan panen embrio di #$T %ipelang #ogor sudah terjad'al, sapi
donor dilakukan .lushing setiap 6 bulan sekali sehingga dalam satu tahun dapat dilakukan empat kali pemanenan& Kemudian sapi donor akan diistirahatkan dari periode produksi embrio dengan cara membuntingkan sapi donor tersebut atau dengan tidak dilakukan produksi embrio selama minimal enam bulan, tujuannya adalah untuk mengembalikan .ungsi hormonal sapi donor dan menjaga kesehatan organ reproduksinya agar bisa menghasilkan embrio yang bagus pada proses produksi selanjutnya& 3etode pemanenan embrio ada dua yaitu metode dengan operasi adalah sapi akan dilakukan operasi untuk mendapatkan embrio, metode ini merpakan metode pertama kali yang sukses dalam pemanenan embrio, dan metode non operasi yaitu metode dengan cara lebih e.isien dan aman karena sapi tidak perlu dilakukan operasi terlebih dahulu& #alai $mbrio Ternak sendiri menggunakan metode non operasi karena dengan metode tersebut ternak tidak perlu di operasi terlebih dahulu, e.isiensi 'aktu, ketepatan dalam pemanen lebih baik dan ternak bisa terus melakukan siklus produksi dengan teratur& Panen atau flushing pada sapi
12
donor dilakukan pada hari ke-9 sampai hari ke-: setelah birahi dimana sebagian besar embrio sudah memasuki ujung kornua uteri pada keadaan tersebut& 1ari sesudah o*ulasi )ntuk Spesies Sapi
4-sel
:-sel 5
3asuk ke uterus 6-7
#lastocyst 8-:
Partus 498-4=>
Kuda
5
6-7
8
557-567
/omba
4 B4
5
8-9
67-78
Tabel & Perkembangan embrio setelah o*ulasi !Toliehere, =9="&
Pemanenan embrio tidak dilakukan lebih a'al karena dapat menurunkan e.isiensi koleksi embrio dengan metode non bedah, sebelum hari ke-6 yaitu pada hari ke- sampai hari ke-5 semua embrio berada di o*iduk yang dipisahkan dari uterus oleh utero-tubal juction yang hanya masih memiliki 4-: sel& Pada hari ke-6 sampai hari ke-7 setelah estrus embrio akan berpindah dari o*iduk menuju uterus, pemanenan dilakukan pada hari ke-8 sampai hari ke-9 hal ini dikarenakan embrio sudah berada di daerah uterus dan bisa untuk dipemanen secara optimal& Apabila embrio dilakukan pemanenan lebih dari hari ke-: maka dapat menyebabkan kerusakan
embrio,
karena
tahapan
embrio
sudah
mengalami
tahapan
perkembangan berikutnya dan embrio sudah keluar dari Hona pellucida, sehingga memungkikan saat dipanen embrio sudah implantasi atau embrio menjadi rusak& 3enurut (eradis, !4>>" Panen embrio sapi biasanya dilakukan pada hari ke-8 sampai ke-: setelah estrus !hari estrus I hari ke->" menghasilkan embrio dengan tingkat perkembangan .ase yang cocok untuk ditrans.er segar atau dibekukan, pada hari ke-8 seluruh o*um yang di o*ulasikan tela h berada di bagian ujung anterior tanduk uterus&
Sapi donor dalam satu kali pemanenan dapat
menghasilkan banyak embrio dengan jumlah rata-rata >-4> embrio, tetapi banyak .aktor yang mempengaruhi dari hasil panen embrio diantaranya, sapi donor yang sudah tua, tidak adanya respon yang baik pada organ reproduksi sapi donor, tidak
13
tepat dalam pengamatan birahi sehingga untuk melakukan inseminasi buatan menjadi telat, dan kesalahan saat dilakukan pemanenan& !-6-%
Me0ia +asil Panen E,*i/ (Flushing )
Setelah kegiatan panen embrio !.luhsing" selesai dilakukan, kemudian akan dilakukan e*aluasi dari hasil tersebut dimana media sebagai 'adah atau tempat sementara embrio setelah keluar dari o*arium& 3edia
tersebut
mengandung bahan-bahan yang dapat membuat embrio tetap bertahan hidup karena sudah disesuaikan dengan keadaan yang ada dalam o*arium, media yang digunakan di #alai $mbrio Ternak %ipelang ada 5 macam & 3edia Flushing adalah media yang digunakan saat pemanenan embrio& 4& 3edia "andling adalah media yang digunakan saat e*aluasi embrio dan pembersihan embrio sebelum dibekukan& 5& 3edia Freezing adalah media yang digunakan untuk embrio di bekukan dan disimpan dalam kontainer stra' dengan 'aktu penyimpanan yang cukup lama& 3edia yang digunakan untuk flushing dan sesudah flushing pada dasarnya sama, bahan yang digunakan berupa ringer laktat !Na%l (isiologis"&
3edia
flushing disiapkan terlebih dahulu dengan cara ringer laktat direndam air panas dan suhu disesuaikan dengan tubuh ternak tujuannya agar tidak terjadi cold shock. Sebelum digunakan ringer laktat ditambahkan calf serum dan antibiotik dengan dosis kurang lebih 7 ml untuk setiap 7>> ml ringer laktat& 3edia handling yaitu P#S ditambah dengan 4>D calf serum sedangkan untuk media pembekuan P#S ditambah 4>D calf serum, sukrosa, glyserol >D dan ethylene glykol, penggunaan ringer laktat !Na%l (isiologis" sebagai media tujuannya untuk pengganti makanan embrio sementara dan media yang sama dengan cairan yang ada dalam uteri& #ahan- bahan 3edia Panen dan Pasca Panen $mbrio •
#ahan-bahan 3edia Flushing & ?inger aktat !Na%l (isiologis" 4& Antibiotik !SteptomycinJPenicillin" 5& %al. Serum
14
•
•
!-6-8
#ahan-bahan 3edia "andling & Phosphate #u..ered Saline !P#S" 4& 4>D %al. Serum !%S" #ahan-bahan 3edia Pembekuan & P#S J 4>D %al. Serum !%S" 4& Clyserol >D !dalam P#S J 4>D %S" 5& $thylene glykol 6& Sukrosa !dalam P#S J 4>D %S" E7aluasi 0an Klasi9i4asi
$*aluasi embrio merupakan .aktor yang menentukan keberhasilan program trans.er embrio, e*aluasi mor.ologi embrio telah terbukti berguna memprediksi angka kebuntingan bagi ternak yang dilakukan trasn.er embrio& Kualitas embrio dapat dinilai berdasarkan mor.ologi seperti bentu, 'arna, kepadatan
sitoplasma,
dan
area
yang
mengalami
degenerasi&
Tahapan
perkembangan embrio harus sesuai dengan jumlah hari setelah estrus sapi donor terjadi, sehingga kualitas embrio bisa diketahui dengan baik& 3edia hasil flushing sebaiknya harus ditangani dengan cepat agar embrio tetap hidup, karena media hasil flushing bukan hanya berisi media tetapi terdapat juga lendir uteri dan darah, hal ini bisa mengakibatkan turunnya daya hidup maupun kualitas embrio&
$mbrio yang sudah ditemukan harus segera
dipindahkan ke media penyimpanan yang segar dan dicuci beberapa kali, seluruh proses e*aluasi embrio ini harus tetap bersih dan ditangani dengan tepat !Satio, ==>"& $*aluasi dan pengklasi.ikasi embrio sangat penting dalam penentuan trans.er embrio, karena embrio yang baik akan di trans.er ke sapi resipien yang baik pula dengan tujuan agar dapat terus berkembang sehingga embrio tersebut menjadi anak dan menjadi ternak unggul yang berkualitas&
#- &il1asi
(iltrasi merupakan proses penyaringan hasil panen dan merupakan salah satu tahapan dari e*aluasi embrio, sebelum melakukan .iltrasi harus terlebih dahulu menyiapkan alat-alat dan bahan untuk tahapan ini& Setelah alat-alat dan
15
bahan disiapkan maka petugas akan mengambil botol hasil flushing dan memastikan tertulis kode donor dan posisi kornua pada botol, kemudian petugas akan menuliskan kode donor dan posisi kornua pada dinding samping petridsh kotak bergaris& Sebelum melakukan penyaringan dilakukan pencatatan pada buku catatan embrio sebagai data balai, tujuannya untuk e*aluasi dari hasil pemanen serta pengkodean embrio sehingga program embrio dapat menjadi lebih baik lagi&& 3edia hasil flushing yang pertama akan diambil yaitu bagian lendir atau runtuhan dinding kornua yang terdapat pada cairan hasil flushing , dengan cara menggunakan pipet yang terhubung dengan balon, tujuan dari pengambilan lendir pada langkah pertama penyaringan ini adalah agar embrio yang ada pada media tidak tertutupi oleh bagian lendiri yang ukurannya lebih besar sehingga tidak akan memaksimalkan saat pencarian& endir yang telah diambil dimasukan ke dalam petridish kotak, selanjutnya dilakukan penyaringan hasil fluhsing dengan .ilter embrio sampai cairan dalam botol habis, kemudian botol penampung dibilas sebanyak tiga kali dengan media yang baru, tujuannya agar embrio yang masih menempel pada dinding botol dapat terba'a ke .ilter& Pada .ilter media cairan disisakan kurang lebih seperempat hal ini dimaksudkan cairan yang nanti dipindahkan ke petridish kotak tidak terlalu penuh, sebelum dipindahkan dasar .ilter embrio ditiup-tiup tanpa menyentuh bagian dasar tujuannya agar embrio yang berada didasar .ilter embrio tidak menempel, sehingga saat dipindahkan ke petridish kotak dapat berpindah semua& Sesudah dipindahkan media flushing menghasilkan gelembung-gelembung diatas permukaan cairan, maka untuk menghilangkan gelembung tersebut digunakan pematik tujuan pematikan yaitu untuk memudahkan petugas dalam melakukan proses pencarian, tetapi dalam tahapan pematikan harus dilakukan dengan cepat dan tepat, hal ini menghindari panas yang dihasilkan dari pematikan yang digunakan tidak mengenai embrio yang berada dalam media&
!- Seahin3 0an C/lle1i/n
16
Tahapan penyaringan sudah selesai dilakukan selanjutnya adalah pencarian embrio pada petridish kotak bergaris, proses pencarian dilakukan secara berurutan pada semua kotak petridish diba'ah mikroskop stereo dengan perbesaran paling kecil !7>-8> kali perbesaran"& ;ika petugas menemukan embrio maka akan diambil menggunakan pipet pasteur yang dihubungkan dengan selang penyedot, kemudian dipindahkan ke petridish bulat, dan dilakukan koleksi&
Koleksi adalah
pengumpulan dan penyimpanan embrio hasil dari proses pencarian dari 5 botol hasil flushing , setiap satu petridish bulat digunakan untuk ekor sapi donor atau minimal 5 botol hasil flushing sapi donor tersebut& $- Sele1i/n 0an Ga0in3
Tahapan setelah pencarian dan koleksi maka petugas akan melakukan proses seleksi pada embrio, seleksi dilakukan dengan tujuan untuk memudahkan tahapan selanjutnya dan menge*aluasi hasil dari flushing &
$mbrio dipisahkan
menjadi tiga kelompok yaitu, degeneratif Bdead ialah embrio yang a'alnya hidup namun tidak mengalami perkembangan lagi sehingga menjadi mati, kemudian unfertilized yaitu embrio yang dibuahi tetapi tidak berkembang dan hidup, dan kelompok fertil ialah embrio yang hidup tetapi memiliki .ase perkembangan yang berbeda, dan sehingga menentukan kualitas yang berbeda pula& Kualitas embrio dinilai berdasarkan .ase perkembangan dan kualitas embrio, dengan mengacu pada standar penilaian yang ditetapkan oleh #nternational $m!r%o &ransfer 'ociet% !0$TS "& Adapun da.tar kode .ase untuk penilaian perkembangan embrio sebagai berikut (ase nfertilized (ase 4 $mbrio dengan 4 sBd 4 sel (ase 5 $arl% )orulla (ase 6 )orulla (ase 7& $arl% *lastoc%sts (ase 8 *lastoc%sts (ase 9 $xpanded *lastoc%sts (ase : "atched *lastoc%sts (ase = $xpanded "atched *lastoc%sts
17
Cambar
&
#erbagai
Tahapan Perkembangan $mbrio Selain perkembangan adapula
tahapan embrio untuk
menentukan
kualitas
embrio maka dilakukan pengkodean
$xcellent
dan +ood !kode ", Fair !kode 4", Poor !kode 5", Dead dan Degeneratif !kode
6"
melakukan melalui mor.ologi
dengan identi.ikasi
pemeriksaan embrio,
sedangkan untuk kriteria klasi.ikasi kualitas embrio diuraikan sebagai berikut Kualitas $xcellent/+ood !kode " • & #entuk embrio simetris dan bulat seperti bola, dengan blastomare yang seragam baik pada ukuran, 'arna, tekstur dan kepadatan& 4& $mbrio harus memiliki bentuk yang konsisten dengan perkiraan .ase perkembangan embrio itu sendiri& 5& ona pellucida harus bulat mulus, tidak menempel pada ca'an petri atau pipet& 6& 3emiliki minimal :7D muterial seluler dalam keadaan intact dan masa embrio hidup& •
Kualitas Fair !kode 4" & Secara umum memiliki bentuk yang tidak teratur dengan kategori sedang dalam hal embrio, ukuran, 'arna dan kepadatan sel-sel indi*idual& 4& Sedikit blastomer tertekan dan sel mengalami degenerasi !>-5>D tidak beraturan"&
18
5& 3emiliki sel intact dan massa embrio hidup minimal 8>D& •
Kualitas Poor !kode 5" & #anyak blastomer yang tertekan& 4& Sel mengalami degenerasi& 5& 3emiliki ukuran sel ber*ariasi& 6& #anyak terdapat gelembung dengan ukuran besar& 7& 3emiliki sel intact dan massa embrio yang hidup 5>-7>D&
•
Kualitas Dead dan Degeneratif !kode 6" & $mbrio degenerasi& 4& Tidak terjadi pembelahan sel lagi& 5& $mbrio satu sel tidak hidup& $mbrio yang layak trans.er dan dapat dilakukan pembekuan adalah embrio
yang berkembang pada .ase 6 yaitu, morulla sampai dengan .ase : yaitu hatched !lastoc%st , dan memiliki kualitas ! $xcellent/+ood " dan kualitas 4 ! Fair "& )ntuk embrio yang bisa ditrans.er segar adalah embrio yang memiliki .ase = expand hatched !lastoc%st dengan kualitas 5 ! Poor " , sedangkan untuk kualitas 6 !/eadB/egenerati." embrio tidak digunakan karena sudah mati& !-6-; La*elin3 0an L/a0in3 Pengkodean stra menggunakan mesin la!eling dengan sistem penulisan berdasarkan urutan in.ormasi yang diuraikan sebagai berikut & Pemilik /onor atau 0sntansi 4& Nomor /onor 5& Nomor Semen Pejantan 6& Tanggal Produksi 7& (ase !Stage" $mbrio 8& Kualitas !Crade" $mbrio 9& Nomor urut produksi embrio dari satu donor Susunan identitas pada baris pertama memuat in.ormasi kode produsen !pemilik donor atau instansi", identitas betina donor, dan nomor urut embrio, baris kedua memuat in.ormasi identitas pejantan atau semen yang digunakan, dan tanggal produksi !pembekuan"&
Kode Produsen Nomor Pejantan
Nomor #etina
Nomor )rut $mbrio
Tanggal Produksi
19
BET
80172 1.6.5
Gambar 2. Labeling Embrio
Setelah dilakukan grading maka embrio akan disimpan sebelum melakukan tahapan penyimpanan embrio yang layak untuk disimpan atau dibekukan adalah dengan kode dan 4 saja, sedangkan kode 5 jika dibekukan kualitas embrio akan turun dan tidak bisa digunakan& 3edia yang digunakan untuk pembekuan embrio yaitu P#S yang mengandung >D $C ! $th%lene +l%col ", Calf serum 4>D dan antibiotik !terdiri dari antibiotik Penicillin >>&>>> 0) dan 'treptom%cin >> mg setiap liter media"& Stra' yang digunakan untuk kemasan embrio berukuran >&47 ml, 'arna Stra' disesuaikan berdasarkan bangsa sapi& Stra' dihubungkan dengan syringe ml melalui konektor, sedot sejumlah kecil media kemudian buang, dengan tujuan membilas dan mengecek kondisi stra', aat memasukkan embrio ke dalam stra' !loading ", posisikan media, rongga udara serta embrio dalam posisi bergantian, seperti tampak pada ilustrasi berikut a
b
c
b
c
d
c
b
c
b
e
Cambar 5& oading embrio kedalam stra' !a sealBpo'derE b mediaE c rongga udaraE d mediaJembrioE e cotton plug"& $mbrio yang berkualitas atau 4 dimasukkan ke dalam stra', masing-masing stra' berisi !satu" embrio&
!-6-#" Freeing E,*i/ (Pe,*e4uan) (reeHing adalah pembekuan embrio dan prsoes terakhir dalam tahapan
penanganan pasca panen embrio, sebelum embrio disimpan dalam container stra' untuk jangka 'aktu tertentu& Prosedur pembekuan embrio adalah sebagai berikut & Turunkan suhu dalam .reeHer programable dari suhu kamar sampai mencapai temperatur -9L%,
20
4& Setelah suhu mencapai -9L%, masukkan stra' yang telah berisi embrio kedalam mesin .reeHer yang berisi 3etanol& 5& /ua menit kemudian, dilakukan seeding dengan tujuan membekukan media di dalam stra' 6& /engan .orsep dingin, jepit stra' dibagian atas ! agak jauh dari posisi embrio" sampai terbentuk kristal es !seeding", biarkan selama J : menit !total pada titik seeding selama > menit"& 7& /inginkan lebih lanjut dengan kecepatan ->&5 L% tiap menit sampai mencapai suhu -5>L%& Sementara itu, %ontainer yang berisi nitrogen cair diletakkan di dekat .reeHer, 8& Setelah kurang lebih jam 9 menit, tercapai suhu -5>L% pindahkan stra' ke dalam container tadi !-=8L%" dengan cepat untuk penyimpanan& !- Kesi,pulan 0an Saan !--#
Kesi,pulan
& Pelaksanaan panen embrio di #$T %ipelang #ogor sudah terjad'al, sapi donor akan dilakukan flushing setiap 5-6 bulan sekali sehingga dalam satu tahun dapat dilakukan minimal tiga kali pemanenan& 4& $mbrio adalah hasil .ertilisasi dan penyatuan inti dari sel telur dan sperma baik melalui proses in vivo atau in vitro, hidup bebas di dalam tuba .allopii atau uterus induk dan selama beberapa hari berkembang mencapai tahapan morula sampai !lastoc%st expand & 5& Kualitas embrio dibagi kedalam empat kelas kualitas !-ualit%" yaitu, kualitas !excellent/good " yang memiliki :7D material seluler dalam keadaan intact, kualitas 4 ! Fair " yang memiliki sel intact dan massa embrio hidup 8>D, kualitas 5 ! Poor " yang memiliki sel intact dan massa embrio hidup 5>-77D, dan kualiatas 6 ! Dead/Degeneration" embrio yang tidak berkembang lagi dan mati&
!--!
Saan
& )ntuk mendapatkan kualitas embrio yang baik harus lebih diperhatikan kembali pakan yang diberikan, pengamatan siklus birahi sapi donor, dan 'aktu inseminasi buatan yang dilakukan oleh inseminator&
21
4& )ntuk meningkatkan daya simpan embrio penanganan pasca panen harus dilakukan lebih cepat dan cermat agar kualitas embrio dapat terus terjaga&
!-%
Da91a Pus1a4a
#$T& 4>7& Prosedur era *alai $m!rio &ernak Cipelang *ogor & #alai $mbrio Ternak %ipelang& #ogor Tita& /amayanti& dan 0smudiono&4>6& #lmu 0eproduksi &ernak & Airlangga )ni*eristy Press& Surabaya& 1al >: (eradis& 4>>& *ioteknologi 0eproduksi Pada &ernak & Al.abeta& #andung& 1al 57 1usnurriHal& 4>>:& 'inkronisasi *irahi Dengan Preparat "ormon Prostaglandin (P+F12& )ni*ersitas Syiah Kuala& 3alaysia Norio& S& ==. )anual of $m!r%o &ransfer dan in vitro Fertilization in Cattle 4ational ivestock *reeding Center& ;apan& 1al 4= Soeparna dan Nurcolidah& S& 4>6& #lmu 0eproduksi &ernak. #P* Press Printing & #ogor 3oHaes& Toliehere& ?& =9=& Fisiologi 0eproduksi Pada &ernak & Angkasa& #andung& 1al 469
22
LAMPIRAN
ampiran & Alat-alat Panen $mbrio
ampiran 4& 3edia 1asil Panen $mbrio ! Flushing "