Puisi Doa Chairil Anwar

KEDALAMAN MAKNA DOA CHAIRIL ANWAR 

DOA

 Kepada Pemeluk Tegu Teguh h

Tuhanku Dalam termangu Aku masih menyebut nama Mu

Biar susah sungguh Mengingat Kau penuh seluruh

Caya Mu panas suci Tinggal Tinggal kerdip lilin di kelam sunyi

Tuhanku

Aku hilang bentuk  Remuk 

Tuhanku

Aku mengembara di negeri asing

Tuhanku Di pintu Mu aku mengetuk  Aku tidak bisa berpaling

13 November 1943

Chairil Anwar lahir pada tanggal 26 Juli !22 di Medan" Chairil mengenyam  pendidikan M"#"$"%" namun tidak tamat" Chairil mulai menulis dan menerbitkan sa&ak'sa&aknya pada (aman pendudukan Jepang" Chairil pernah men&adi redaktur  )*elanggang+ ,ruang kebudayaan -iasat. !/0'!/!1 dan redaktur *ema -uasana ,!/!1" Chairil membawa perubahan radikal dalam bidang sastra nd3nesia lewat  puisi'puisinya yang berbeda dan membawa aliran baru sehingga Chairil dikenal sebagai pel3p3r angkatan 4/5 dalam bidang puisi" Karya'karyanya bersiat re73lusi3ner dan penuh 7italitas" Chairil Anwar merupakan sastrawan yang sangat eksentrik" -emasa hidup Chairil tidak memiliki peker&aan tetap. suka keluyuran. &3r3k. pemabuk. per3k3k   berat. selalu kekurangan uang. penyakitan. dan tingkah lakunya men&engkelkan" 8idupnya &uga diwarnai 3leh beberapa wanita yang dicintainya yang &uga turut  berpengaruh dalam penciptaan puisi'puisinya. seperti Mirat. Dien Tamaela. -ri Ayati. C3rrie. Marsiti. dan R33sye" Chairil Anwar meninggal tanggal 20 April !/! di usianya yang ke'26 tahun karena sakit tius dan dimakamkan di Karet ,Jakarta1" )D3a+ adalah puisi yang diciptakan Chairil pada tanggal 9 :37ember !/9" Budaya atau adat istiadat Medan yang merupakan tanah kelahirannya tidak   berpengaruh pada puisi yang mengusung tema religius ini yaitu hubungan antara manusia dengan -ang ;enciptanya. sehingga puisi ini bisa dikatakan bersiat universal " Diksi yang digunakan Chairil dalam puisi ini sudah sangat sesuai dengan tema. pilihan kata'katanya indah dan dapat mewakili perasaan manusia yang mengucap d3a pada Tuhan"  :ilai religius adalah nilai yang paling men3n&3l di puisi )D3a+ karya pel3p3r  angkatan
 begitu kecil. tak berdaya di hadapan Tuhannya. tersirat pada baris  /Aku hilang  bentuk // remuk // . dan Chairil mengingatkan pada manusia bahwa dalam men&alani hidup di dunia yang tak tentu arah ini. manusia harus tetap berpasrah pada Tuhan. tersirat pada baris /Tuhanku // aku mengembara di negeri asing // Tuhanku // di pintu  u aku mengetuk // aku tidak bisa berpaling //. Chairil cukup senang bermain'main dengan beberapa ma&as" ;ada rase /kerdip lilin/ terdapat ma&as pers3niikasi yang menyatakan bahwa lilin'lilin se3lah'3lah  berkerdip menemani si peman&at d3a" Ma&as meta3ra tampak pada rase  /negeri asing/ yang membandingkan secara langsung antara dunia ana ini dengan negeri yang asing. &uga pada kalimat  /!i pintu u aku mengetuk/   yang membandingkan secara langsung antara pintu Tuhan dengan pengampunan dan penyerahan diri pada Tuhan" Ma&as hiperb3la tampak pada baris  /Aku hilang bentuk // remuk //   yang mengumpamakan secara berlebihan bagaimana s3s3k se3rang manusia saat berd3a di hadapan Tuhannya" Ma&as ple3nasme ditampilkan pada rase  /penuh seluruh/ dan  /kelam sun"i/   yang memberikan penegasan dengan pilihan kata yang tepat dan halus" Ma&as'ma&as yang digunakan Chairil berhasil memberikan nilai estetika pada puisi )D3a+ ini" Kebaikan puisi )D3a+ ini terletak pada kesederhanaan tema yang diusung Chairil Anwar" Tema tentang k3munikasi antara makhluk dan ;enciptanya sangat akrab di kehidupan masyarakat baik sebelum. semasa. dan setelah (aman Chairil Anwar sehingga puisi ini tak lekang dimakan (aman" -ebagai pel3p3r angkatan
dalam di setiap kata'katanya ini" Kelemahan yang 7ital ini sungguh sangat disayangkan" ;enyair'penyair yang se&alan dengan s3s3k Chairil Anwar diharapkan dapat sedikit luwes dalam menulis puisi dengan mempertimbangkan bagaimana caranya agar sebuah puisi dapat dimengerti 3leh para pembaca baik penikmat sastra maupun  pembaca awam sekalipun. tanpa mengurangi estetika dan idealisme gaya penulisan  puisi tersebut. sehingga makna dan amanat dari puisi dapat benar'benar dipahami 3leh  pembaca. tidak hanya sep3t3ng'p3t3ng sa&a" -3lusi yang dapat dipertimbangkan adalah dengan memperkaya diri dengan bahasa'bahasa yang mendarah daging dalam masyarakat. serta dengan senantiasa mengu&ic3bakan puisi tersebut pada satu atau dua  pembaca terlebih dahulu dan banyak menerima ad7is'ad7is dari para seni3r"

 