Disusun Oleh: TIM
KEMENTERIAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN PEN DIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN PENDIDIK DAN TENAGA TEN AGA KEPENDIDIKAN KEPENDIDIKAN PENDIDIKAN MENENGAH 2012
BAB I PERAWATAN DAN PERBAIKAN ALAT FISIKA
Alat-alat fisika umumnya terdiri alat dari bahan logam, kayu, kaca. Perawatan alat tersebut dilakukan dengan menyimpan alat pada tempat yang cukup kering (tidak lembab) lembab) dan tidak terpanasi oleh oleh cahaya matahari; matahari; membersihkan alat secara kontinu setiap minggu atau selang beberapa hari, bergantung pada kondisi ruang penyimpanan alat, dan menempatkan alat pada posisi yang tepat, tidak ditumpuk begitu saja.
Perbaikan alat-alat laboratorium fisika dapat kita bagi dalam 2 jenis yaitu, perbaikan ringan dan perbaikan berat. Perbaikan ringan adalah perbaikan yang dapat kita lakukan sendiri dengan menggunakan alat dan perkakas yang ada di laboratorium, sedangkan perbaikan berat memerlukan peralatan dan perkakas yang lebih khusus. Dalam buku ini hanya akan dibahas perbaikan alat-alat fisika yang tergolong dalam perbaika ringan. Alat-alat fisika yang dapat diperbaiki secara ringan meliputi catudaya ( power power suply ) meter dasar (basic (basic meter ), ), Avo-meter, pemancar dan dan penerima gelombang gelombang 3 cm, dan komponenkomponenkomponen lsitrik, jangka sorong, mikrometer sekrup, neraca empat lengan, mikroskop, dan lain-lain.
A. Catudaya atau Power supply Jika pada saat catudaya dihidupkan dengan menekan sakelar on/off
pada
posisi on, on, tetapi arus listrik tidak ada, ada beberapa kemungkinan antara lain sebagai berikut ini. a. Sekering catudaya putus. Sekering catudaya umumnya dipasang di bagian belakang catu daya. Jika catudaya pada saat sakelar pada posisi on tidak ada ada arus listrik dari catudaya tersebut, periksalah sekeringnya. Ada kemungkinan sekeringnya putus. Sekering catudaya terbuat dari tabung dengan dinding kaca, ujung kedua tebung dilapisi logam, dan di dalam tabung itu terdapat kawat yang
1
menghubungkan kedua ujung logam. Memeriksa sekering dilakukan dengan mengamati kawat di dalam tabung sekering itu. Jika kawat di dalam tabung itu putus, sekering catudaya itu harus diganti dengan yang baru. b. Kabel penghubung catudaya ke listrik PLN putus atau lepas. Umumnya kerusakan kabel penghubung terjadi karena kawat dalam kabel lepas
dari
steker
atau
kawat
dalam
kabel
ada
yang
putus.
Cara
memperbaikinya adalah sebagai berikut. Bukalah steker, lalu periksa apakah ada kawat kabel yang lepas dari jepitan logam dalam steker, jika ada sambungkan kembali.
Jika sambung kawat logam dan steker dalam keadaan tersambung dengan baik, periksalah kawat dalam kabel dengan menggunakan AVO meter. Putar sakelar AVO meter pada posisi untuk mengukur hambatan (Ohm meter). Posisikan sakelar pada posisi maksimum untuk pengukuran hambatan (umumnya mega Ohm). Sentuhkan dahulu kedua batang pemeriksa ( probe), jika menunjukkan nilai 0 (nol) Ohm, AVO meter itu dapat digunakan. Sentuhkan ujung salah satu batang pemerksa ke ujung kabel yang diperiksa, ujung lain batang pemeriksa ke ujung lain kabel yang diperiksa, jika AVO meter menunjukkan nilai 0 (nol) berarti kabel itu masih dalam keadaan baik, jika menunjukkan nilai Ohm yang besar (kilo Ohm atau mega Ohm) berarti kawat dalam kabel itu ada yang putus. Kawat yang putus dalam kabel bisanya terjadi pada bagian kabel yang sering dibengkokkan. Jika putus, gantilah dengan yang baru. Cara yang lebih mudah untuk menguji apakah kawat dalam kabel itu putus atau tidak adalah dengan mengganti dahulu dengan kabel yang lain. Jika dengan kabel yang lain jalan, berarti kawat dalam kabel yang diganti ada yang putus.
c. Sakelar on/off rusak Beberapa sakelar ada yang dapat dibuka, sehingga kita dapat memeriksa bagian dalamnya. Pemeriksaan sakelar dilakukan untuk sakelar yang dapat dibuka. Bukalah sakelar itu, lalu periksalah. Jika tidak jalannya catu daya
2
karena sakelar, pada bagian dalam sakelar ada logam yang lepas atau sambungakn kabel ke sakelar lepas. B. Meter dasar Kerusakan yang biasa terjadi pada meter dasar adalah jarum meter pada posisi tidak digunakan tidak menunjuk ke angka 0 (nol). Jika ini terjadi gunakan obeng untuk memutarkan skrup yang letaknya di bawah kotak meter. Putar jarum meter itu sampai jarum menunjuk ke angka 0.
Kerusakan berat yang sering terjadi pada meter dasar adalah ada kawat halus di dalam kumparan, yang letaknya di dalam kotak, yang putus. Akibat putusnya kawat halus kumparan adalah meter dasar tidak bekerja. Kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dengan perlatan yang ada di laboratorium sekolah. Kerusakan yang lain adalah sambungan kabel pada skrup terminal putus atau skrupnya lepas. Ini dapat diperbaiki dengan menyolder sambungan kabel yang lepas dan jika skrupnya lepas dapat dipasang kembali.
Meter dasar dilengkapi dengan kotak shunt dan multiplier. Kotak shunt berisi rangkaian seri hambatan dan dipasang pada terminal meter dasar untuk mengukur kuat arus listrik.
Gambar 1.1 a Meter dasar sebelum dipasang kotak shunt
Gambar 1.1 b Meter dasar dengan kotak shunt
3
Kotak multiplier berisi rangkaian seri hambatan dan dipasang pada terminal meter dasar
untuk mengukur tegangan listrik (volt). Kerusakan yang dapat
terjadi pada kedua kotak ini adalah lepasnya skrup pada terminalnya. Jika terjadi kerusakan ini skrup diperbaiki pemasangannya. C. Komponen-komponen listrik Kerusakan yang sering terjadi pada kompoenen-komponen listrik adalah pada dudukan batere, dudukan lampu, sakelar pisau, hambatan geser, dan kotak hambatan. Kerusakan-kerusakan dan perbaikannya adalah sebagai berikut ini. a. Dudukan batere Kerusakan pada dudukan batere umumnya terjadi karena sambungan kabel lepas dan keping logam atau pegas pada dudukan batere berkarat. Jika sambungan lepas dapat disolder kembali. Jika terjadi perkaratan pada keping logam atau pegasnya, perbaiki dengan cara mengampelas keping logam atau pegas itu. Karat pada keping logam atau pegas mengakibatkan terhambatnya arus listrik dari batere ke kabel yang disambungkan ke dudukan batere itu.
Gambar 1.2 a dudukan bateri
Gambar 1.2 b baterai dengan dudukannya
b. Dudukan lampu Kerusakan pada dudukan lampu umumnya terjadi pada skrup dan sambungan kabel. Jika skrup longgar dikencangkan lagi dan jika sambungan kabel putus disolder kembali.
4
c. Sakelar pisau Kerusakan yang terjadi pada sakelar pisau umumnya terjadi karena karat dan keping pisau pada dudukannya longgar. Jika terjadi karat perbiki dengan cara logam-logam sambungan pada sakelar diampelas. Jika kerusakan terjadi karena longgar, bagian-bagian yang longgar dikencangkan kembali dengan menggunakan tang.
Gambar 1.3 sakelar pisau dengan ON dan OFF
d. Hambatan geser Kerusakan yang sering terjadi pada hambatan geser adalah keping geser tidak menempel pada kumparan kawat dan sambungkan kabel yang lepas. Keping geser yang tidak menempel pada kumparan kawat ditekuk ke sebelah dalam dengan menggunakan tang sehingga keping geser dapat menempel kembali pada kumparan kawat. Sambungan kabel dalam hambatan geser yang lepas disambungkan kembali dengan cara disolder.
Gambar 1.4 Hambatan geser (Rheostat)
e. Kotak hambatan Kotak hambatan merupakan alat yang dalam praktikum digunakan untuk mengubah-ubah besar hambat yang besar hambatannya itu tertera pada label di luar kotak hambatan. Bagian dalam kotak hambat berisi beberapa hambatan.
5
Kerusakan ringan yang sering terjadi pada kotak hambatan adalah putusnya kabel yang dapat kita perbaiki sendiri dengan cara disolder.
D. Multimeter Analog Avo meter merupakan alat yang digunakan untuk mengukur Arus, Tegangan, dan hambatan listrik. Secara terpisah bahwa alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur arus dinamakan Amperemeter . Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur tegangan disebut Voltmeter. Alat ukur listrik yang digunakan untuk mengukur hambatan disebut Ohmmeter. Dikarenakana pengukuran arus, tegangan, dan hambatan hanya dengan menggunakan satu alat sehingga dinamakan multimeter analog . Jika alat ini digunakan untuk mengetes alat-alat listrik ada pula yang menyebutnya multitester .
Gambar 1.5a Avo-meter analog jenis SP-20 D (lama)
Gambar 1.5b Avo-meter jenis baru
1) Pemeliharaan dan Perbaikan Avo-meter/multitester analog Untuk memahami cara pemeliharaan dan perbaikan Avo-meter/multimeter analog, perlu diketahui hal-hal berikut ini :
Peringatan dalam penggunaan
Data instrumentasi
Persiapan pemakaian dan Cara-cara pengoperasian dan cara-cara pemeliharaan
6
A. Peringatan dalam penggunaan Avo-meter
Periksalah Avo-meter, kabel ukur, dan peralatan lainnya setiap kali akan digunakan. Dalam aktivitas kita yang berkaitan langsung dengan kelistrikan harus selalu berfikir bahwa listrik dan alat-alat listrik dalam keadaan hidup (on) dan jangan sebaliknya. Jangan mengadakan pengukuran hambatan dalam keadaan ada arus listrik (hidup). Alat ini jangan dipegang tetapi letakkan di tempat yang kering. Diusahakan agar tubuh kita tidak menjadi bagian dari listrik. Demikian pula dalam cara pengukuran masing-masing besaran listrik berbeda, seperti pengukuran tegangan 220 Volt (AC) dan tegangan 220 Volt (DC), untuk itu harus dijaga jangan sampai terjadi kesalahan dalam penggunaan Avo-meter tersebut.
Avo-meter dapat mengukur 7 (tujuh) fungsi , seperti terlihat pada skala kaca. Disamping itu dapat mengukur 20 jangkah pengukuran atau saklar putar
(switch
rotasi).
Skala
kaca
diperlukan
untuk
mengurangi
kemungkinan kesalahan baca secara paralaks.
Bacalah informasi ini sampai tuntas, karena salah dalam pemakaian alat ini dapat membahayakan diri berupa kejutan listrik, rusaknya alat, dan alat yang sedang ditest.
Periksa Avo-meter atas kerusakan bodinya, dan tidak dipakai alat ini jika pecah/rusak, kotor, atau kondisinya rusak berat.
Putarlah saklar secara penuh. Perhatikan setiap langkah ketika memutar saklar, harus tepat pada posisinya (20 posisi). Jangan dipakai apabila saklar putar itu kendor.
Periksalah kabel ukur apabila ada kerusakan, seperti jika ada yang pecah atau tidak terisolasi, kendor, pinnya/ujung kabel pengetesan bengkok. Apabila ditemukan keadaan seperti itu sebaiknya tidak digunakan. Tetapi harus diperbaiki dulu.
Letakkan Avo-meter pada permukaan yang rata. Gunakan obeng kecil untuk menyetel “ O “, baca skala sebelah kiri.
7
Masukkan kabel warna hitam pada posisi “ – “ dan yang merah ke “ + “. Pastikan semua komponen dalam kondisi baik, bila longgar (sunda : “loncer”) sebaiknya tidak dipakai.
Putar saklar pada posisi “x 1K “, pertemukan/satukan kedua ujung kabel dan test.
Jika telah menyimpang ke sebelah kanan, putarlah tombol penyetel “0
“
Bacalah jarum penunjuk sampai tepat diangka “0” (skala paling atas di sebelah kanan). Apabila ini tidak tercapai berarti baterai lemah dan harus diganti.
Baterai yang ada di dalam Avo-meter (sebagai power), hanya dipakai untuk mengukur hambatan dalam batas maksimum yaitu Kilo Ohm. Jika kita melihat dalam saklar putar dapat diposisikan pada “ x 1” , “x 10”, dan “x 1K”.
B. Data Instrumentasi Avo-meter 1. Ciri-ciri :
Ada 7 (tujuh) fungsi pada skala kaca dan 20 (dua puluh) putaran (posisi saklar putar).
Kekar dan tahan kejutan
Standard industri, dan terminal banana plug
Plat kaca (di atas skala)
Dilindungi oleh sekering
Gerakan jarum penunjuk Avo-meter dilindungi oleh diode
Fungsi pengetes baterai bergagang
Cocok untuk di laboratorium IPA, rumah, hobby, dan profesional. 2. Spesifikasi :
Kepekaan
: 20 K VDC, 9 K VAC.
Ketelitian
: DC 3 % skala penuh AC 4 % skala penuh 3 % dari panjang busur.
Sekering
: satu (1) ½ Ampere 250 V, ¼ “ x 1 ¼ “
Sumber daya
: Dua (2)baterai, 1,5 Volt AA
Ukuran
: 5,4 “H x 3,7 “W x 1,8 “D
Massa
: 9,5 ons (270 gram)
8
3. Interval dan ketelitian :
Tegangan DC
: 0-2,5/10/50/250/500/1000 VDC
Tegangan AC
: 0-2,5/10/50/250/500/1000 VAC
Arus DC
: 0-5 mA/50 mA/500 mA
ADC
Hambatan
: 0-10K/100K/10M (50/500/50 K skala tengah)
Baterai
: 1,5 V/9V DC
Suara Buzzer Decibel : -8 s.d + 62 dB
4. Kemasan
Lengkap dengan satu set kabel test,
Dua baterai @ 1,5 Volt type AA telah terpasang
Satu sekering terpasang + satu sekering cadangan
Buku petunjuk/informasi penggunaan, jika masih baru (satu paket dalam kemasan).
3) Persiapan pemakaian dan cara-cara pengoperasian Avo-meter
Prosedur/mekanisme pemakaian Avo-meter harus diperhatikan
Jika tegangan AC kebalikan dari yang akan diukur, maka untuk pengukuran dB (deci Bell) bacalah skala dB pada plat dan pembetulan seperti pada skala tercetak di sebelah kanan.
1. Mengukur Arus DC (arus seaah)
Letakkan saklar putar pada posisi 500 mA (0,5 A) Avo-meter type SP20D dan SP-15D (mulailah dari nilai yang tertinggi).
Letakkan saklar putar pada 20 A DC Avo-meter type/model FC-2
Letakkan/masukkan kabel test/probe warna merah untuk kutub positip (+) dan warna hitam untuk kutub negatif (-),Avo-meter type SP-20D dan SP-15D.
Letakkan/masukkan kabel test/probe warna merah pada DC 20 A terminal dan kabel hitam pada “COM” terminal. Jangan selalu diputar ke arah “COM” dan “V--mA” terminal. Apabila dilakukan sangat berbahaya, karena dapat mengakibatkan terjadinya kejutan listrik sehingga alat ini akan rusak.
9
Untuk Avo meter type FC-2
Pengukuran arus DC tidak dilindungi dan hanya mempunyai hambatan yang kecil. Dengan demikian jangan dipakai pada arus di atas 500 mA DC (type SP-20D dan SP-15D) atau pada arus di atas 20 A DC (type FC-2).
Harus dipasang seri dengan rangkaian yang akan diukur.
Jauhkan alat ini dari sistem rangkaian yang ditest dan buang isi dari capasitor dan induktor.
Sambungkan kabel test ke sistem rangkaian sehingga membentuk rangkaian seri dengan alat ini untuk pengukuran arus. Arus harus masuk lewat kabel merah dan keluar lewat kabel hitam dengan jarum skala bergerak naik.
Pengukuran ini tidak diperuntukkan untuk mengetahui arus pada baterai, karena bila ingin dipaksakan untuk mengukur arus pada baterai maka akan terjadi kejutan listrik/jarum penunjuk akan menyimpang sangat cepat. Kecuali jika baterai dihubungkan dengan bola lampu kemudian kita ingin mengetahui arus yang lewat bisa dihubungkan secara seri.
2. Mengukur tegangan AC/DC
1000 V AC/DC adalah tegangan maksimal yang dapat diukur dengan alat ini. Pengukuran tegangan lebih tinggi dari batas ini dapat berbahaya misalnya, kejutan listrik, Avo-meter bisa terbakar, dan lainlain.
Pilih tegangan AC/DC dengan saklar putar, pilihlah nilai yang lebih tinggi dari tegangan maksimum yang akan diukur. Misalnya tegangan PLN 220 V AC, maka posisikan pada 250 VAC karena angka ini yang lebih tinggi dan lebih dekat dengan stop kontak PLN yang akan diukur.
Letakkan kabel ukur ini pada dua titik pada rangkaian untuk tegangan yang akan dikur : - DC selalu yang berwarna merah pada “ + “ AC selalu bebas atau tidak melihat warna kabel.
10
Membaca tegangan DC dengan memakai skala DC (tulisan warna hitam) di bawah kaca atau di bawah skala k atau
.
Gunakan
angka-angka skala sesuai dengan posisi saklar putar.
Membaca tegangan AC dengan memakai skala AC merah atau tegangan maksimum 10 Volt AC menggunakan skala AC merah. Gunakan skala penuh yang sesuai dengan pilihan saklar putar.
Lepaskan kabel test pada saat merubah skala pengukuran.
Skala dB dapat juga digunakan untuk mengukur daya dalam milliwatt (mW) pada beban 600 Ohm dan tegangan AC dengan beban 600 Ohm. Tegangan AC 0,775 V rms
Pada 600 Ohm sama dengan 1 mW atau “0” dB (type SP-20D dan type FC-2).
3. Mengukur Hambatan
Pengukuran hambatan pada suatu rangkaian harus tanpa daya (aliran arus listrik).
Lepaskan power supplay/catu daya/adaptor dari rangkaian pada saat merubah pengukuran hambatan lainnya, sebab dapat menyebabkan timbulnya kejutan listrik, kerusakan Avo-meter , dan alat yang akan ditest.
Pastikan pada peralatan elektronik tidak ada aliran listrik.
Pastikan bahwa tidak ada daya listrik/arus listrik sama sekali pada rangkaian yang akan diukur. Pilihlah dengan saklar putar pada range (interval) yang dicari. Letakkan ujung kabel test dan stel sampai “0” Ohm.
Hubungkan titik pada dua kawat hambatan. Bacalah skala “OHMS” dan kalikan dengan skala yang dipilih, contoh : saklar putar pada posisi “k”, maka nilai yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk harus dikalikan 1000
( 1 k = 103 ) .
Dalam pembacaan hasil ukur dari hambatan terdapat tambahan nilai dari
konduksi,
untuk
itu
dianjurkan
supaya
membuka
hambatan/tahanan dari rangkaiannya untuk menghindari konduksi.
11
4. Pemeliharaan Avo-meter.
Seperti telah disebutkan bagian C (di atas), dinyatakan bahwa :
Periksalah Avo-meter, kabel ukur, dan peralatan lainnya setiap kali akan digunakan.
Dalam aktivitas kita yang berkaitan langsung dengan kelistrikan harus selalu berfikir bahwa listrik dan alat-alat listrik dalam keadaan hidup (on) dan jangan sebaliknya.
Jangan mengadakan pengukuran hambatan dalam keadaan ada arus listrik (hidup). Alat ini jangan dipegang tetapi letakkan di tempat yang kering. Diusahakan agar tubuh kita tidak menjadi bagian dari listrik.
Demikian pula dalam cara pengukuran masing-masing besaran listrik berbeda, seperti pengukuran tegangan 220 Volt (AC) dan tegangan 220 Volt (DC), untuk itu harus dijaga jangan sampai terjadi kesalahan dalam penggunaan Avo-meter tersebut.
Pemeliharaan : mengganti baterai
Buka semua terminal dari pengukuran untuk menghindari kejutan listrik.
Putuskan sambungan kabel dari rangkaian alat tersebut
Balik alat ke atas dan letakkan pada permukaan yang lembut supaya kaca plastik tidak rusak/cacat karena tergores.
Bukalah sekrup philip dan angkat tutup ke bawah Angkat baterai dengan uang logam Ganti dengan yang baru 1,5 V DC ukuran AA dengan polaritas (kutub + dan kutub -) yang tepat.
Tutup dan pasang kembali sekrup, dan jangan terlalu keras memutarnya.
Penggantian sekering :
Putuskan sambungan kabel dari rangkaian alat tersebut
Balik alat ke atas dan letakkan pada permukaan yang lembut supaya kaca plastik tidak rusak/cacat karena tergores.
Bukalah sekrup philip dan angkat tutup ke bawah
12
Cabutlah sekering yang rusak, ganti dengan yang baru dengan ukuran0,5 A, 250V, ¼” x 1 ¼ “.
Ganti sekering yang tepat, dan jangan coba-coba memakai kawat yang dihubungkan langsung karena berbahaya dan dapat merusak Avo-meter.
Pembersihan :
Bagian luar Avo meter dapat dibersihkan dengan kain halus dan kering untuk menghilangkan minyak, gemuk, dan kotoran berupa debu. Jangan memakai larutan atau detergent serta jangan dipoles.
Apabila basah pada bagian dalam, keringkan bagian dalam dan luar dengan angin + 25 PSI.
13
Analisa Kerusakan Multimeter Analog 1) Rangkaian Elektronik Multimeter 180
6K
5K
180
100 2M
500
V A C
250 800K 50 _
+
10
39K _
100
+
500
1M
V D C
250 50 160K 10 3,9
500m
10
25m 0,25
9K
K
200
10 X
19
1X
14
2). Analisa Kerusakan pada pengukuran hambatan (OHM-meter)
Pada pengukuran hambatan, menunjukkan sekala penuh / tidak menunjukkan angka nol
Tidak Ya Apakah ApakahFuse Fusebekerja
Ganti Ganti 1,51,5 A A
Tidak Baterai sudah sudah lemah Baterai lemah
Ya
Ganti 1,5 V
Tidak
Periksa PeriksaSakelar SakelarPutar, Putar, Apakah ? Apakah kontak tidak kontak
Ya
Perbaiki dengan menekan kontak
Ya
Ganti Ganti hambatan hambatandengan dengan nilai nilai yang yang sesuai sesuai
Tidak
Bongkar PCB,apakah hambatan Bongkar PCB,apakah depan putus depan / terbakar ? hambatan putus /
Tidak
Potensiometer Potensiometerterbakar terbakar/ tak ?
Ya Solder lagi / ganti yang baru
Tidak Ya Sambungan ? Sambungandikumparan dikumparanputus putar
Solder lagi
Tidak Buka penutup kumparan putar putar Buka penutup kumparan ,apakah terbakar ? ,apakah terbakar
Ya
Alat Alat ukur ukurrusak rusak(VU) (VU)
Tidak
Selesai
15
3) Analisa kerusakan pada pengukuran Tegangan AC/DC Jarum tidak menun juk/hanya menunjuk di skala tertentu saja ?
Tidak
ya Ganti fuse (pengaman)
Periksa Periksafuse fuseapakah apakahrusak rusak? Tidak
ya
Periksa sakelar putar , apakah Periksa sakelar putar , apakah kontak tak terhubungkan ? kontak tak terhubungkan Tidak
Perbaiki ring
ya
Tidak Bongkar PCB periksa Hambatan Bongkar PCB periksa Hambatan seri,apakah ada yang terbakar ? seri,apakah ada yang terbakar ? Tidak R=39 K K dan 22 M R=39 Tidak
Ganti R
ya
tidak Periksa sambungan resistor apa ada Periksa sambungan resistor apa yangyang terlepas ada terlepas Tidak Periksa sambungan dan kondisi kumparan putar, apakah rusak ?
Solder
ya
Solder lagi / alat ukur rusak (VU) Solder lagi / alat ukur rusak (VU)
16
4) Analisa kerusakan pada pengukuran kuat arus DC Jarum tidak menunjuk / hanya sebagian
Tidak ya
Ganti Fuse(pengaman)
Periksa fuse apakah
ya Perbaiki
Sakelar putar apakah tidak kontak ?
Tidak
Periksa R shunt, Apakah ada yang terbakar ? R=10 dan 3,9
ya Ganti R
Tidak
Periksa sambungan pada tiap resistor, ada an le as ?
ya Solder lagi
Tidak
Periksa Kumparan , rusak ?
ya
Sambung lagi/ alat ukur rusak (VU)
Tidak
Selesai
17
E. Temometer Termometer yang ada di laboratorium fisika ada beberapa jenis, yaitu termometer umum (berisi raksa atau alkohol), termometer klinis ( untuk mengukur suhu badan), termometer lab./termometer dinding (untuk mengukur kelembaban udara)
dan termometer maksimum minimum. Masing-masing
termometer ini mempunyai rentang skala yang berbeda, misalnya : 0
0
5 s. d 50 ;
5 s. d 105 ( x 1.0 C);
10 s. d 110
5 s. d 360 (x 1 C);
0
0
0
0
0
0
0
0
(x 0,5 C); 0
Gambar 1.6 Jenis termometer laboratorium/termometer dinding
Beberapa masalah yang sering timbul pada termometer adalah sebagai berikut a. Termometer pecah pada saat akan diambil / digunakan b.
Skala termometer pudar atau terhapus
c. Cairan dalam termometer terpisah/patah Untuk memecahkan masalah di atas, alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut. 1.
Menjaga termometer agar tidak pecah a. Untuk menjaga agar termometer tidak terjatuh saat diambil, pada ujung atas termometer hendaknya diberi benang (benang kasur ) atau tali rafia.
18
b. Pada waktu termometer digunakan mengukur suhu cairan, termometer hendaknya tidak digunkan sebagai pengaduk. Ketika digunakan mengukur cairan, bola termometer disentuhkan pada dasar wadah c. Termometer hendaknya disimpan dalam bungkusnya (berupa plastik) atau pada kotaknya yang terbuat dari dus. Simpan termometer secara horizontal di lemari atau laci. 2. Teknik mengatasi termometer yang patah/pecah
Jika
cairan
dalam
termometer
terpisah/patah,
untuk
menyambungkannya kembali dapat dilakukan dengan cara merendam termometer dalam campuran es, air dan garam (jika perlu CO2 kering). Jika hal ini tidak berhasil, letakkan termometer dalam freezer sampai cairan dalam termometer bergabung kembali. Apabila dengan cara di atas masih belum berhasil panaskan termometer dalam air. Pemanasan dilakukan dalam penangas minyak. Hati-hati, jangan memanaskan melewati kapasitas termometer itu.
F. Mikrometer Sekrup Mikrometer memiliki ketelitian sepuluh kali lebih teliti daripada jangka sorong. Ketelitiannya sampai 0,01 mm. Kita ketahui bahwa mikrometer terdiri dari poros tetap, poros geser/putar, skala utama, skala nonius, pemutar dan pengunci.
Gambar 1.7 a Foto Mikrometer sekrup
Gambar 1.7 b Skema Mikrometer sekrup
Menjaga/merawat Mikrometer sekrup
Pastikan bahwa disimpan di tempat yang tidak lembab
Berikan minyak pelumas pada poros geser/putar secara rutin (minimal 2 bulan sekali).
19
Pastikan bahwa ketika menyimpan, posisi poros tetap dan poros putar menyentuh (skala nonius dan utama 0,00).
Pastikan bahwa pengunci tidak difungsikan (tidak digeser ke kiri).
Teknik Memperbaiki untuk kerusakan ringan
Kerusakan biasanya ditandai dengan munculnya karat yang ada pada poros geser/putar sehingga praktis sulit untuk digerakkan.
Bila ini yang terjadi, sediakan minyak tanah dan minyak goreng masing masing satu sendok, selanjutnya campurkan dan aduk sampai betulbetul bercampur
Teteskan hasil minyak campuran tersebut ke bagian poros geser/putar yang berkarat, dan tunggu kira-kira 1-2 jam (perhatikan gambar)
Pemutar
Cobalah putar pada bagian poros, dengan cara memutar pada bagian pemutar. Bila ini masih sulit coba gunakan tang yang dilapisi kain untuk menggerakkan bagian poros geser/putar.
G. Jangka Sorong Jangka sorong memiliki batas ketelitian 0,1 mm, artinya ketepatan pengukuran dengan alat ini sampai 0,1 mm terdekat. Jangka sorong memiliki dua macam skala yaitu skala utama (cm) dan skala nonius (mm).
20
Gambar 1.8 a Foto Jangka sorong
Gambar 1.8 b Skema Jangka sorong, dengan skala utama dan nonius
Menjaga/merawat Jangka sorong
Pastikan bahwa disimpan di tempat yang tidak lembab
Posisikan ujung skala nonius (dapat digeser-geser) dan ujung skala utama berimpit (skala nonius dan utama 0,00).
Berikan pelumas pada bagian pengunci dan bagian yang bergesekan.
Teknik Memperbaiki untuk kerusakan ringan
Kerusakan biasanya ditandai dengan munculnya karat yang ada pada pengunci (baut putar bagian atas) sehingga antara skala nonius dan skala utama tidak dapat digeser-geser.
Bila ini yang terjadi, sediakan minyak tanah dan minyak goreng masing masing satu sendok, selanjutnya campurkan dan aduk sampai betulbetul bercampur
Teteskan hasil minyak campuran tersebut ke bagian pengunci yang berkarat, dan tunggu kira-kira ½ jam (perhatikan gambar).
21
Cobalah putar pada bagian pengunci, dengan cara memutar pada bagian baut putar. Bila ini masih sulit coba gunakan tang yang dilapisi kain untuk melepas/mengendurkan bagian pengunci.
H. Neraca empat lengan Neraca ini seringkali rusak atau tidak dapat digunakan dikarenakan faktor kelalaian dalam penggunaan, penyimpanan, maupun proses kesetimbangan (menunjuk angka nol atau setimbang).
Gambar 1.9 Proses kesetimbangan neraca 4 lengan
Apabila proses kesetimbangan ternyata tidak dapat tercapai atau tetap tidak dapat menunjuk angka nol, maka ada 2 cara. Cara pertama geser beban kecil skala paling depan ke kanan sampai mencapai keseimbangan, dan berilah tanda menunjukkan angka berapa dari beban kecil yang telah digeser tersebut. Ketika digunakan untuk menimbang, maka nilai /angka tersebut nantinya
22
sebagai pengurang. Jadi, massa beban yang ditimbang dikurangi angka/skala dari beban kecil yang telah digeser itu. Cara kedua, pada bagian dudukan piring penimbang yang menggantung, anda lepas dan bagian bawahnya anda buka menggunakan obeng +, dan isilah atau kurangilah beban (berupa gotri, paku, besi kecil/bubuk).
Gambar 1.10 Identifikasi kerusakan neraca
I. VIBRATOR Vibrator merupakan alat yang sering digunakan untuk sumber gelombang contohnya untuk menunjukkan gelombang stasioner pada tali. Adapun bentuk vibrator adalah sebagai berikut :
Gambar 1.11 a Vibrator yang digunakan sebagai sumber gelombang menggunakan tegangan AC
Gambar 1.11 b Vibrator yang digunakan sebagai sumber gelombang menggunakan tegangan DC
23
Vibrator seringkali mengalami kerusakan akibat kesalahan tegangan input pada vibrator, akibat lain karena tali yang diikatkan pada ujung vibrator terlalu kencang sehingga getaran vibrator menjadi terganggu akibatnya baut dan sistem rangkaian yang ada di dalam mengalami kerusakan. Cara perawatan dengan alat vibrator ini adalah dalam penggunaan harus teliti dan tali jangan terlalu tegang.
J. Tikker Timer Ticker timer biasanya digunakan untuk percobaan Gerak Lurus Berubah Beraturan (GLBB), dan ticker timer merupakan bagian terpenting dalam percobaan GLBB tersebut. Adapun komponen/instrumen lain yang diperlukan antara lain catudaya, kertas carbon, kertas panjang, dan kereta dinamika. Ticker timer dapat juga
difungsikan sebagai vibartor. Kerusakan yang
seringkali terjadi pada ticker timer pada sumber tegangan yang terlalu besar. Kita ketahui bahwa alat ini maksimal menggunakan tegangan 3-6 Volt.
Gambar 1.12 a Ticker timer dengan sumber tegangan AC atau DC (bentuk yang ada dalam KIT Mekanika)
Gambar 1.12 b Ticker timer dengan sumber tegangan AC atau DC
Cara memperbaiki ticker timer yang rusak khususnya pada bagian rangkaian listriknya dengan cara disolder jika ada yang putus, atau mengganti komponen seperti resistor, atau komponen lainnya.
24