ASKEP INKONTINENSIA URINE B AB AB I I TI NJAUAN PUSTAKA PUSTAKA
A. D E F I N I S I I nkonti nensia nensia ur in e meru meru pakan pakan salah satu satu kelu kelu han ut ama pada pada pende penderi ri ta usia lanj ut. Sepe Sepert rt i hal nya de dengan kel kel uh an pada pada suatu penyaki penyaki t bukan mer mer upakan suatu suatu diagn osa osa sehi ngga per per l u dicari penyeb penyebabanya. abanya. (Br ocklehur st dkk , 1987) 1987) I nkontenens nkontenensia ia ur in e meru meru pakan pakan elimi nasi nasi u ri ne dari dari kandung kemih kemih yang yang tidak ter ter kendali kendali atau terj terj adi dilu ar keingin an. (Br unn er , Sudart. Sudart. 2002:139 2002:1394) 4)
B.
ETIOLOGI Sei Sei r i ng dengan dengan bertambahnya usia, ada bebe beberr apa per per ubahan pada anatomi dan fu ngsi organ kemih, antara lain : melemahnya otot dasar panggul akibat kehamilan berkali-kali, kebisaan mengej mengej an yang salah salah , atau batuk batuk kr oni s. I ni mengakibatkan ses seseoran g tidak dapat menahan menahan ai r seni seni . Selai n i tu adanya adanya kontr aksi aksi ( ger ger akan) abnormal dari dindi ng kandung kemih, se sehi ngga walaupun walaupun kandung kemih bar u teri si sediki t,sudah t,sudah menim menim bulk an r asa asa in gin ber ber kemih kemih . Penye Penyebab bab in konti nensia nensia urine antara lain terkait dengan gangguan di saluran kemih bagian bawah, efek obat-obatan, produksi ur in e meni meni ngkat atau adanya gangguan gangguan kemampuan kemampuan / k ein ginan k e toil toil et. Gangguan saluran kemih bagian bawah bisa karena infeksi. Jika terjadi infeksi saluran kemih, maka tatalaksananya tatalaksananya adalah adalah terapi anti biotik a. Apabil Apabil a vagin vagin iti s atau atau u retri tis atrof i penye penyebab babnya, nya, maka dilakukan terapi estrogen topical. Terapi perilaku harus dilakukan jika pasien baru menjalani prostate prostatektomi. ktomi. Dan bil a terjadi impaksi impaksi fese feses, maka har us dihi langkan misalnya dngan makanan kaya ser at, mobil mobil itas, asuhan asuhan cai cai ran yang ade adekuat, atau j ik a perl perl u penggunaan penggunaan l aksatif aksatif . I nkonti nensia nensia ur in e juga bisa terj terj adi adi
karena produksi u ri ne berl berl ebih
karena berbagai berbagai sebab sebab.. M i salnya
gangguan metaboli metaboli k, sepe seperr ti diabetes diabetes meli tus yang yang har us tetap tetap dipantau . Seb Sebab ab lai n adalah asupan asupan cair an yang be ber l ebih an yang bisa diatasi dengan dengan mengur angi asupan cair cair an yang ber ber sif at diur eti c seper per ti k afein .
C. M ANIF ESTAS ESTASII KLI NIS I nkonti nesia nesia ur in e dapat dapat ter ter jadi dengan dengan berbagai berbagai manif estasi tasi antara l ain:
F ungsi sfin gter gter yang ter ter ganggu ganggu menyebab menyebabkan kan kandun g kemi kemi h bocor bocor bil a batuk atau ber ber sin .
Bi sa j uga dise disebabkan babkan oleh kelain an diseli diseli li ng daerah daerah salur an kencing.
F ungsi otak bes besar yang yang terganggu dan mengakibatkan mengakibatkan kontr aksi aksi kandung k emih .
Terj adi hambatan pengelu aran ur in e dengan pelebaran kandung kemih, ur in e banyak dalam
kandu ng kemih sampai kapasit as ber l ebih .
D. PATOFISIOLOGI I nkonti nensia u ri ne dapat timbul akibat hi per refl eksia detrusor pada lesi suprapons dan suprasakr al. I ni ser in g dihubun gkan dengan f rekuensi dan bil a jar as sensori k masih utuh , akan ti mbul sensasi ur gensi. Lesi L M N dih ubun gkan dengan kelemahan sf i ngter yang dapat ber mani f estasi sebagai str ess i nk onti nensia dan keti dakmampuan dar i k ontr aksi detr usor yang mengaki batkan r etensi kr onik dengan overf low. A da beberapa pembagian in konti nensi a ur in e, tetapi pada umum nya dibagi dalam 4 kelompok : a) str ess uri nary i ncontinence terj adi apabil a ur in e secar a tidak terkontr ol keluar akibat peni ngkatan tekanan di dalam peru t. Dalam h al i ni , tekanan di dalam kandung kencing menjadi l ebih besar dari pada tekanan pada ur etra. Gejal anya antara l ain kencin g sewaktu batuk, mengedan, tertawa, bersin, berlari, atau hal lain yang meningkatkan tkanan pada rongga perut. Pengobata dapat dil akuk an tan pa oper asi (mi saln ya dengan Kegel exerci ses, dan beber apa jenis obat-obatan), mau pun secara oper asi (cara yang l ebih seer i ng di pakai). b) Ur ge in conti nence ti mbul pada keadaan otot detr usor yang tidak stabil , diman otot i ni ber eaksi secara ber lebihan. Gejal anya antara lai n perasaan i ngin kencin g yang mendadak, kencing ber ul ang kal i, kencin g malam h ari . Pengobatannya dilaku kan dengan pember ian obat dan l atihan. c) Total in konti nensia di mana kencin g mengalir ke luar sepanjang waktu dan pada segala posisi tu buh, biasanya disebabkan oleh adanya f i stu la (salur an abnorm al yang mengh ubun gkan sutu or gan dalam tubuh) , mi salnya f istula vesik ovagin ali s (terbentuk salur an antar a kandung k encin g dengan vagina) dan atau fi stul a uretrovaginal is (salur an antara urethr a dengan vagina). Bi la in i dij umpai, dapat ditangani dengan ti ndakan oper asi. d) Over fl ow inconti nence adalah ur in e yang mengalir isinya yang sudah terl alu banyak di dalam kandun g kemi h aki bat otot detr usor yang l emah. Bi asanya hal i ni dij umpai pada Gangguan saraf akibat penyaki t di abetes, ceder a pada sumsum tu l ang, atau salur an k enci ng yang tersumbat. Gejal anya ber upa rasa ti dak puas setel ah kencin g (mer asa ur i ne masi h tersisa di dalam kan dung kemi h), ur i ne yang keluar sedik it dan pancarann ya lemah. Pengobatannya diar ahkan pada sumber penyebabnya.
E.
PENATALAKSANAAN Penanganan inkontinensia urine tergantung factor penyebab yang mendasarinya, namun demi ki an sebelu m terapi yang tepat dimu lai , muncul nya masalah i ni haru s di identif ik asi terl ebih dahulu. Yang sering dikerjakan pada penderita lanjut usia dengan incontinensia urine adalah memasang kateter secara menetap. Untu k beber apa per ti mbangan, mi saln ya memantau produk si ur in e dan mengatur balance cair an h al i ni masih dapat diterima, tetapi seri ng kal i pemasangan kateter in i t idak jelas dan mengandung resik o untuk terj adinya kompli kasi u mumnya adalah i nf eksi.
Ada 3 macam kateri sasi pada ink ontin ensia u ri ne : 1. kateri sasi lu ar terut ama pada pr i a yang memakai system kateter kondom. Ef ek sampin g yang utama adalah i r i tasi pada ku li t dan ser i ng l epas. 2. kateri sasi in term iten katerisasi secara intermiten dapat dicoba, terutama pada wanita lanjut usia yang menderita i nk onti nensi a uri ne. F r ekuensi pemasangan 2-4x sehar i dengan sangat memper hati kan steri l isasi dan tehni k pr osedur nya. 3. Kat er isasi secar a menetap Pemasangan k ateter secara menetap haru s benar -benar dibatasi pada indi kasi yang tepat. M i saln ya untuk ulkus dekubitus yang terganggu penyembuhannya karena ada inkontinensia urine ini. Komplikasi dari katerisasi secara terus-menerus ini disamping infeksi. Juga menyebabkan batu kandu ng kemih , abses gin jal dan bahkan pr oses keganasan dar i salu r an kemih . M emang lebih r umi t dan membutuhkan biaya ser ta tenaga untu k memakai pembalut -pembalut ser ta alas tempat ti dur dengan bahan yang baik daya ser apnya, dan secara teratu r memprogram penderi ta untu k ber kemi h. Tetapi untu k j angka panj ang, dapat dihar apkan r esik o morbi ditas yang menur un, dengan begitu ju ga ber pengar uh pada penur un an biaya per awatan. Pengelolaan i nk onti nensia ur i ne pad apenderi ta usia l anj ut, secara gari s besar dapat dikerj akan sebagai beri kut : Program rehabil itasi M elati h r espon kandung kemih agar baik l agi M elatih peri laku berk emih L atih an otot-otot dasar panggul M odifi kasi tempat untuk ber kemi h Kateri sasi baik secara berk ala atau menetap Obat-obatan, antar a l ain untu k relaksasi kandung k emi h, oster ogen Pembedahan, mi saln ya untu k mengangkat penyebab sumbatan atau keadaan patologi l ain . Lain-lain,
misalkan
penyesuaian
lingkungan
yang
mendukung
untuk
kemudahan
berkemih,
penggunaan pakaian dalam dan bahan-bahan penyerap khusus untuk mengurangi dampak inkontinensia
M enur ut K ane dkk,unt uk masing-masin g tipe dar i in konti nensia ada beberapa hal khu sus yang dianjur kan, misalnya : 1.
I nk onti nensi a tipe str ess
L atihan otot-otot dasar panggul L atihan penyesuaian berk emih Obat-obatan unt uk m er el aksasi k andun g kemi h dan estr ogen Ti ndakan pembedahan memperk uat mu ra kandung k emih 2.
I nkonti nensia ti pe ur gensi
L ati han mengenal berkemih dan menyesuai kan Obat-obatan untu k merelaksasik an kandu ng kemih dan estr ogen Tindakan
pembedahan
untuk
mengambil
sumbatan
dan
lain-lain
keadaan
patologik
yang
menyababkan ir it asi salur an kemih bagian bawah. 3.
I nkonti nensia tipe lu apan
Kateteri sasi bil a mun gkin secara i ntermit en dan kalau mungki n secara menetap. Ti ndakan pembedahan u ntu k mengangkat penyebab sumbatan 4.
I nkonti nensia tipe fu ngsional
Penyesuai an si kap ber kemih an tar a lai n dengan jadwal dan kebiasaan ber kemih . Pakaian dalam dan kain penyerap khu sus lai nnya Penyesuaian atau modifi kasi li ngkun gan tempat ber kemi h. Kalau perl u digunakan obat-obat yang merelaksasik an k andung kemih Pemakaian obat-obatan yang merelaksasikan otot-otot kandung kemih, pada umumnya mempunyai sif at anti kol in er gik. Ef ek samping yang har us diper hatikan antar a lain m ul ut terasa kering dan bahkan dapat mencetuskan terjadinya retensi urine. Kemungkinan retensi urine ini diperbesar bi l a ada penyaki t diabetes mell it us atau obstr uk si pada muara kan dung kemih . Demiki an obat-obatan dengan sif at anti-k oli geni k i ni dapat menyebabkan penur unan f ungsi kogniti f, deli ri um dan hipotensi postur al (B rockl ehur st dkk; Kane dkk) Penggun aan obat-obatan hor monal , bil a ber l angsung beber apa bul an har us secara si kl i k, dan j i ka per l u ditambah kan progesteron . Bi la diberi kan dalam kombi nasi demi ki an, efek sampi ng masin g- masing obat harus diperhatikan misalnya: perdarahn pervaginam dan kemungkinan kearah keganasan.
F.
KOMPLIKASI
Hipovolemia
Iritasi
Infeksi
Retensi ur i ne
Penur unan f ungsi kogniti f
Delirium
Postur al hi potensi
B AB I I I ASUH AN KEPERAWATAN PADA LANSI A DENGAN I NKONTINENSIA URI NE
A. PENGKAJIAN I.
I denti tas kl ien a) klien nama
:
umur
:
j enis kelami n
:
alamat
:
agama
:
tanggal masuk
:
No.CM
:
Di agnosa masuk
:
b) penan ggung j awab Nama
:
Umur
:
Jenis kelamin Alamat
: :
Pekerjaan H ub.dgn kli en
: :
II.
Keluhan ut ama
III.
Riwayat penyakit sekar ang
I V.
Riwayat penyakit dahulu
V.
Riwayat penyakit keluarga
VI .
Pola fungsional
B.
DIAGNOSA 1.
Gangguan konsep dar i berh ubungan dengan penur unan k ontrol mik si
2.
Resik o ker usakan i ntr egitas kul it berh ubungan dengan ir itasi
3.
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit
C. INTERVENNSI 1.
Gangguan konsep dar i berh ubungan dengan penur unan k ontr ol mi ksi
I ntervansi : Kaji pengetahuan kli en t entang penyakit yang dial aminya Beri in for masi kl ien tentang penyakitnya Dor ong kl ien un tuk menyatakan perasaan Dor ong kli en un tuk ber aktivi ts dan beri nteraksi dalam li ngkun ganya 2.
Resik o ker usakan i ntr egitas kul it berh ubungan dengan ir itasi
I ntervensi : I nspeksi keadaan k ul it ter hadap per ubahan warna, tu rgor , perh atikan kemer ahan Ubah posi si dengan ser i ng Beri kan per awatan kul it Jaga kuli t agar tetap ker in g Beri kan pakaian dari bahan yang dapat menyerap ai r 3.
Resiko defisit volume cairan berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang
penyakit I ntervensi : Beri in for masi kl ien tentang penyakitnya Kaji balace cairan Beri kan cair an sesuai in dikasi M otivasi kl ien untuk memenuhi kebutuhan cair an
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
I nkonti nensia ur in e mer upakan kelu han yang banyak dij umpai pada lanj ut usia. Prevalensi menin gkat dengan ber tambahnya umu r , lebih banyak didapat pada wani ta dan pada penderi ta lan sia yang dir awat di bangsal akut. Pengelol aan dan ti ndakan keperawatan lansia yang mengalami i nkonti nensia ur in e dimu lai antar a l ain dengan m embedakan apakah secara gar i s besar penyebab dari segi ur ologi atau masalah neurologi . Kemudian penti ng untu k diketahui apakah i nkonti nensia ter jadi secar aku t dan kroni k .
B.
Saran Ban tul ah lan sia dalam memper oleh kesehatan yang opti mal
DAF TAR PUSTAKA
Br unn er& suddar th. 2001. Keperawatan M edikal Bedah. Jakarta: EGC Doengoes, M ari l yn E. 2000. Rencana Asuhan K eper awatan dan Pr oses Penyaki t. Jakar ta: EGC Br ocklehur st, at all. 1987. Ur in ary I ncontinence Ger iatr ic M edicine For Student 3rd Ed. Chur chil l L ivi ngstone