tumor non-metastatik bila kurang dari 5 cm ukurannya yang tidak melibatkan putting.prosedur meliputi dignostik ( menentukan tipe sel ) dan atau pengobatan bila dikombinasi dengan terapi radiasi. Berdasarkan tujuan terapi pembedahan, mastektomi dibedakan menjadi dua macam yaitu tujuan kuratif dan tujuan paliatif. Prinsip terapi bedah kuratif adalah pengangkatan seluruh sel kanker tanpa meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Terapi bedah kuratif ini dilakukan pada kanker payudara stadium dini(stadium 0, I dan II). Sedangkan tujuan terapi bedah palliatif adalah untuk mengangat kanker payudara secara makroskopik dan masih meninggalkan sel kanker secara mikroskopik. Pengobatan bedah palliatif ini pada umumnya dilakukan untuk mengurangi keluhan-keluhan penderita seperti perdarahan, patah tulang dan pengobatan ulkus, dilakukan pada kanker payudara stadium lanjut,yaitu stadium III dan IV. Prosedur pengangkatan sel kanker dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Mastektomi radikal, yaitu Mengangkat seluruh payudara, kulit, otot mayor dan minor, nodus limfe aksila dan jaringan lemak disekitarnya. 2. Mastektomi radikal modifikasi, seperti mastektomi radikal tetapi otot pektoralis mayor dipertahankan. 3. Mastektomi sederhana, Mengangkat payudara dengan mempertahankan otot-otot yang menyokong. 4. Mastektomi parsial, Mengangkat lesi dan jaringan disekitarnya termasuk nodus limfe. 5. Lumpektomi, Mengangkat lesi dan 3 sampai 5 cm jaringan ditepinya, jaringan payudara dan kulitnya dipertahankan.
Beberapa tipe mastektomi mastektomi yang ada pada saat ini 1. Mastektomi Preventif (Preventive Mastectomy)
Mastektomi preventif disebut juga prophylactic mastectomy. mastectomy. Operasi ini dapat berupa total mastektomi dengan mengangkat seluruh payudara dan puting. Atau berupa subcutaneous mastectomy, mastectomy, dimana seluruh payudara diangkat namun puting tetap dipertahankan. Penelitian menunjukkan bahwa tingkat kekambuhan kanker payudara dapat dikurangi hingga 90% atau lebih setelah mastektomi preventif pada wanita dengan risiko tinggi.
MASTEKTOMI
Gambar payudara seorang wanita 25 tahun. menjalani prophylacyic mastectomy dan telah mengalami rekonstruksi dengan menutup lubang bekas operasi dengan dengan jaringan yang diambil dari perutnya.
2. Mastektomi Sederhana atau Total (Simple or Total Mastectomy)
Mastektomi dengan mengangkat payudara berikut kulit dan putingnya, namun simpul limfe masih dipertahankan. Pada beberapa kasus, sentinel node biopsy terpisah dilakukan untuk membuang satu sampai tiga simpul limfe pertama.
MASTEKTOMI
Total mastectomy
3. Mastektomi Radikal Termodifikasi (Modified Radical Mastectomy)
Terdapat prosedur yang disebut modified radical mastectomy (MRM)-mastektomi radikal termodifikasi. MRM memberikan trauma yang lebih ringan daripada mastektomi radikal, dan ssat ini banyak dilakukan di Amerika. Dengan MRM, seluruh payudara akan diangkat beserta simpul limfe di bawah ketiak, tetapi otot pectoral (mayor dan minor) – otot penggantung payudara – masih tetap dipertahankan. Kulit dada dapat diangkat dapat pula dipertahankan, Prosedur ini akan diikuti dengan rekonstruksi payudara yang akan dilakukan oleh dokter bedah plastik.
MASTEKTOMI
Modified Radical Mastectomy
4. Mastektomi Radikal (Radical M astectomy)
Mastektomi radikal merupakan pengangkatan payudara ‘komplit’, termasuk puting. Dokter juga akan mengangkat seluruh kulit payudara, otot dibawah payudara, serta simpul limfe (getah bening). Karena mastektomi radikal ini tidak lebih efektif namun merupakan bentuk mastektomi yang lebih ‘ekstrim’ , saat ini jarang dilakukan.
MASTEKTOMI
4. Mastektomi Parsial atau Segmental (Partial or Segmental M astectomy)
Dokter dapat melakukan mastektomi parsial kepada wanita dengan kanker payudara stadium I dan II. Mastektomi parsial merupakan breast-conserving therapy- terapi penyelamatan payudara yang akan mengangkat bagian payudara dimana tumor bersarang. Prosedur ini biasanya akan diikuti dengan terapi radiasi untuk mematikan sel kanker pada jaringan payudara yang tersisa. Sinar X berkekuatan penuh akan ditembakkan pada beberapa bagian jaringan payudara. Radiasi akan membunuh kanker dan mencegahnya menyebar ke bagian tubuh yang lain.
MASTEKTOMI
Partial Mastectomy
5. Quandrantectomy
Tipe lain dari mastektomi parsial disebut quadrantectomy. Pada prosedur ini, dokter akan
mengangkat
tumor
dan
lebih
banyak
jaringan
payudara
dibandingkan
dengan lumpektomi.
MASTEKTOMI
Quandrantectomy Mastektomi tipe ini akan mengangkat seperempat bagian payudara, termasuk kulit dan jaringan konektif (breast fascia). Cairan berwarna biru disuntikkan untuk mengidentifikasi simpul limfe yang mengandung sel kanker.
6. Lumpectomy atau sayatan lebar,
Merupakan pembedahan untuk mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan normal di sekitarnya. Lumpektomi (lumpectomy) hanya mengangkat tumor dan sedikit area bebas kanker di jaringan payudara di sekitar tumor. Jika sel kanker ditemukan di kemudian hari, dokter akan mengangkat lebih banyak jaringan. Prosedur ini disebuat re-excision (terjemahan : pengirisan/penyayatan kembali).
MASTEKTOMI
Lumpectomy
7. E xcisional B iopsy
Biopsi dengan sayatan juga mengangkat tumor payudara dan sedikit jaringan normal di sekitarnya. Kadang, pembedahan lanjutan tidak diperlukan jika biopsy dengan sayatan ini berhasil mengangkat seluruh tumor.
MASTEKTOMI
Excisional Biopsy
B. INDIKASI OPERASI MASTEKTOMI
Kanker payudara stadium dini (I,II) Kanker payudara stadium lanjut lokal dengan persyaratan tertentu Keganasan jaringan lunak pada payudara.
C. KONTRA INDIKASI OPERASI MASTEKTOMI
Tumor melekat dinding dada Edema lengan Nodul satelit yang luas Mastitis inflamatoar
D. PERSIAPAN PERIOPERATIF MASTEKTOMI 1. Fase Preoperatif Mastektomi
Fase preoperatif dimulai ketika ada keputusan untuk dilakukan intervensi dan diakhiri ketika pasien dikirim ke kamar operasi. Lingkup aktivitas keperawatan selama waktu tersebut dapat mencakup penetapan pengkajian dasar pasien. Wawancara praoperatif dan menyiapkan pasien untuk anestesi yang diberikan dalam pembedahan a. Pengkajian : Identitas pasien Tanda-tanad vital Riwayat penyakit : alergi, penyakit paru (asma, PPOM, TB paru), penggunaan narkoba, alkoholisme, menggunakan obat seperti kortikosteroid dan obat jantung Riwayat kesehatan keluarga : DM. Hipertensi Status nutrisi : BB, puasa, tinggi badan Keseimbangan cairan dan elektrolit Ada tidaknya gigi palsu, pemakaian lensa kontak, atau cat kuku dan implan prosthesis lainnya Pencukuran daerha operasi Kolaborasi dengan dokter anestesi tentang pemberian jenis anestesi dan pemakaian obat anestesi yang akan dilakukan Pemeriksaan penunjung : rontgen, EKG, pemeriksaan laboratorium (darah lengkap, faal hepar, faa ginjal, masa pembekuan darah), biopsi, pemeriksaan gula darah Informed consent Penentuan status ASA Diagnosa keperawatan pre operasi Mastektomi
Cemas berhubungan dengan krisis situasional Kurang pengetahuan berhubungan dengan keterbatasan paparan Nyeri akut berhubungan dengan agen injuri biologi
Rencana Keperawatan pre operatif Mastektomi: DIAGNOSA KEP. Cemas berhubungan
NOC Setelah
dilakukan
NIC Anxiety reduction :
dengan perubahan status
asuhan
keperawatan
Tenangkan pasien
kesehatan
selama.....
pasien
Jelaskan seluruh prosedurt tindakan
menunjukan anxiety
kepada pasien dan perasaan yang
control
mungkin
dengan
kriteria hasil: pasien kooperatif Mampu
muncul
pada
saat
melakukan tindakan Berusaha
memahami
keadaan
pasien
mengidentifikasikan
Berikan informasi tentang diagnosa,
cemas dengan bahasa prognosis dan tindakan tubuh yang tenang Vital sign dbn
Mendampingi mengurangi
pasien
untuk
kecemasan
dan
meningkatkan kenyamanan Dorong menyampaikan
pasien
untuk
tentang
isi
perasaannya Kaji tingkat kecemasan Dengarkan dengan penuh perhatian Ciptakan hubungan saling percaya Bantu pasien menjelaskan keadaan yang bisa menimbulkan kecemasan Bantu mengungkapkan
pasien hal
untuk hal
yang
membuat cemas Ajarkan pasien teknik relaksasi Berikan obat obat yang mengurangi cemas Kurang
pengetahuan
Setelah
tentang
penyakit,
asuhan
perawatan,pengobatan
dilakukan
Teaching : Dissease Process
keperawatan Kaji tingkat pengetahuan klien dan
selama......,
keluarga tentang proses penyakit
kurang paparan terhadap pengetahuan klien elaskan tentang patofisiologi informasi meningkat dengan penyakit, tanda dan gejala serta kriteria hasil lien
penyebabnya mampu ediakan informasi tentang kondisi
menjelaskan kembali klien apa yang dijelaskan
erikan
informasi
tentang
lien kooperative saat perkembangan klien dilakukan tindakan
iskusikan
perubahan
gaya
hidup
yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau kontrol proses penyakit elaskan
alasan
dilaksanakannya
tindakan atau terapi ambarkan komplikasi yang mungkin terjadi njurkan klien untuk mencegah efek samping dari penyakit ali sumber-sumber atau dukungan yang ada
Nyeri akut b.d injuri biologi
agen
Setelah asuhan
njurkan klien untuk melaporkan tanda dan gejala yang muncul pada petugas kesehatan dilakukan Lakukan pengkajian nyeri secara keperawatan komprehensif
selama 1x pertemuan nyeri klien berkurang dengan kriteria hasil: Nyeri terkontrol
termasuk
lokasi,
karakteristik, durasi, frekuensi Monitor vital sign Gunakan terapeutik
teknik untuk
komunikasi mengetahui
Klien menggunakan pengalaman nyeri teknik farmakologi
non untuk
mengurangi nyeri Tanda vital dalam rentang normal
Ajarkan teknik relaksasi nafas mengurangi nyeri
dalam
untuk
2. Fase Intraoperatif Mastektomi
Fase intra operatif dimulai ketika pasien masuk atau dipindah ke instalasi bedah dan berakhir saat
pasien
dipindahkan
ke
ruang
pemulihan.
Aktivitas keperawatan yang dilakukan selama tahap intra operatif meliputi 4 hal, yaitu : a. Safety Management (Pengaturan posisi pasien) Faktor penting yang harus diperhatikan ketika mengatur posisi di ruang operasi adalah: daerah operasi, usia, berat badan pasien, tipe anastesidan nyeri. Posisi yang diberikan tidak boleh mengganggu sirkulasi, respirasi, tidak melakukan penekanan yang berlebihan pada kulit dan tidak menutupi daerah atau medan operasi. - Kesejajaran fungsional maksudnya adalah memberikan posisi yang tepat selama operasi. Operasi yang berbeda akan membutuhkan posisi yang berbeda pula -
supine
Pemajanan area pembedahan maksudnya adalah daerah mana yang akan dilakukan
tindakan pembedahan. Dengan pengetahuan tentang hal ini perawat dapat mempersiapkan daerah operasi dengan teknik drapping -
Mempertahankan
posisi
sepanjang
prosedur
operasi
dengan tujuan untuk mempermudah proses pembedahan juga sebagai bentuk jaminan keselamatan pasien dengan memberikan posisi fisiologis dan mencegah terjadinya injury. - Memasang alat grounding ke pasien - Memberikan dukungan fisik dan psikologis pada klien untuk menenagkan pasien selama operasi sehingga pasien kooperatif. -
Memastikan bahwa semua peralatan yang dibutuhkan telah siap seperti : cairan infus,
oksigen, jumlah spongs, jarum dan instrumen tepat. b. Monitoring Fisiologis - Melakukan balance cairan -
Memantau kondisi cardiopulmonal meliputi fungsi pernafasan, nadi, tekanan darah,
frekuensi denyut jantung, saturasi oksigen, perdarahan dll. - Pemantauan terhadap perubahan vital sign c.
Monitoring Psikologis
- Memberikan dukungan emosional pada pasien - Berdiri di dekat klien dan memberikan sentuhan selama prosedur induksi - Mengkaji status emosional klien - Mengkomunikasikan status emosional klien kepada tim kesehatan (jika ada perubahan)
d. Pengaturan dan koordinasi Nursing Care - Memanage keamanan fisik pasien - Mempertahankan prinsip dan teknik asepsis Obat-obat anestesi : 1. Obat-obat premedikasi SA 0,001-0,002 mg/KgBB Midazolam 0,1-0,2 mg/KgBB Fentanyl 1-2 mcg/KgBB Pethidin 1 mg/KgBB 2. Obat antiemetik Ondansetron 4mg/2mL Sotatic 10mg/2 mL 3. Obat induksi Propofol 1,5-2,5 mg/Kg/BB 4. Obat musculorelaksan Recorium bromide 0,5-1 mg/Kg/BB Sucynil Colin 1 mg/KgBB Roculax 0,5-1 mg/KgBB 5. Obat emergency Adrenalin injeksi Epidrin injeksi Dexamethason injeksi Aminophilin injeksi 6. Obat analgetik Ketorolac 30 mg/ 1 mL Torasix 30mg/1 mL 7. Oat antidotum Prostigmin dan narkan 8. Cairan yang diperlukan Kristaloid seperto ringer laktat, aquadest 25 CC untuk larutan obat, as sering Koloid seperti fimahest atau gelofusion
MASTEKTOMI
Prosedur Operasi Mastektomi
Secara singkat tekhnik operasi dari mastektomi radikal modifikasi dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Penderita dalam general anaesthesia, lengan ipsilateral dengan yang dioperasi diposisikan abduksi 900, pundak ipsilateral dengan yang dioperasi diganjal bantal tipis. 2. Desinfeksi lapangan operasi, bagian atas sampai dengan pertengahan leher, bagian bawah sampai dengan umbilikus, bagian medial sampai pertengahan mammma kontralateral, bagian lateral sampai dengan tepi lateral skapula. Lengan atas didesinfeksi melingkar sampai dengan siku kemudian dibungkus dengan doek steril dilanjutkan dengan mempersempit lapangan operasi dengan doek steril 3. Bila didapatkan ulkus pada tumor payudara, maka ulkus harus ditutup dengan kasa steril tebal ( buick gaas) dan dijahit melingkar. 4. Dilakukan insisi (macam – macam insisi adalah Stewart, Orr, Willy Meyer, Halsted, insisi S) dimana garis insisi paling tidak berjarak 2 cm dari tepi tumor, kemudian dibuat flap. 5. Flap atas sampai dibawah klavikula, flap medial sampai parasternal ipsilateral, flap bawah sampai inframammary fold , flap lateral sampai tepi anterior m. Latissimus dorsi dan mengidentifikasi vasa dan. N. Thoracalis dorsalis 6. Mastektomi dimulai dari bagian medial menuju lateral sambil merawat perdarahan, terutama cabang pembuluh darah interkostal di daerah parasternal. Pada saat sampai pada tepi lateral m.pektoralis mayor dengan bantuan haak jaringan maamma dilepaskan dari m. Pektoralis minor dan serratus anterior (mastektomi simpel). Pada mastektomi radikal otot pektoralis sudah mulai 7. Diseksi aksila dimulai dengan mencari adanya pembesaran KGB aksila Level I (lateral m. pektoralis minor), Level II (di belakang m. Pektoralis minor) dan level III ( medial m. pektoralis minor). Diseksi jangan lebih tinggi pada daerah vasa aksilaris, karena dapat mengakibatkan edema lengan. Vena-vena yang menuju ke jaringan mamma diligasi. Selanjutnya mengidentifikasi vasa dan n. Thoracalis longus, dan thoracalis dorsalis,
interkostobrachialis. KGB internerural selanjutnya didiseksi dan akhirnya jaringan mamma dan KGB aksila terlepas sebagai satu kesatuan (en bloc) 8. Lapangan operasi dicuci dengan larutan sublimat dan Nacl 0,9%. 9. Semua alat-alat yang dipakai saat operasi diganti dengan set baru, begitu juga dengan handschoen operator, asisten dan instrumen serta doek sterilnya. 10. Evaluasi ulang sumber perdarahan 11. Dipasang 2 buah drain, drain yang besar ( redon no. 14) diletakkan dibawah vasa aksilaris, sedang drain yang lebih kecil ( no.12) diarahkan ke medial. 12. Luka operasi ditutup lapais demi lapis
Komplikasi operasi Mastektomi Dini :
-
pendarahan,
-
lesi n. Thoracalis longus wing scapula
-
Lesi n. Thoracalis dorsalis.
Lambat : - infeksi
-
nekrosis flap
-
wound dehiscence
-
seroma
-
edema lengan
-
kekakuan
sendi bahu kontraktur
Mortalitas
hampir tidak ada
Diagnosa Keperawatan intra operatis yang sering muncul Mastektomi :
- Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan tekanan inspirasi dan ekspirasi karena pemberian agent anastesi. - Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan, prosedur invasif dan truma jaringan. - Resiko cidera berhubungan dengan anastesi dan pembedahan.
Rencana Keperawatan intra operatif Mastektomi:
DIAGNOSA NOC KEP. Pola nafas Setelah
tidak
NIC
dilakukan
asuhan
Airway
and
breathing
efektif keperawatan selama..... pasien management :
berhubungan
menunjukan
respiration
dengan
control dengan kriteria hasil:
Monitor ventilasi (jalan dan suara nafas)
penurunan
Jalan nafas adequat
tekanan
Suara nafas vesikuler
dengan head tilt chin leaf / jaw
Saturasi O2 dbn
trust positioning
inspirasi
dan
Lakukan management ventilasi
ekspirasi
Pasang alat bantu nafas : mouth
karena
airway/orofaringeal
pemberian
LMA
agent anastesi.
tube,
ET,
Monitor keakuratan fungsi ET, LMA Lakukan assisted respiration
Resiko infeksi Setelah
dilakukan
asuhan
berhubungan
keperawatan
dengan
menunjukkan
pembedahan,
protection, enviroment, host
prosedur
and
invasif
agent
selama......, infection
control
dengan
dan kriteria hasil
truma jaringan.
Terkendalinya
Kendalikan kamar
operasi
prosedur
masuk
untuk
pasien
maupun petugas Batasi jumlah personil di kamar operasi
nfection
control Luka dan keadaan sekitar bersih
Monitor vital sign dan saturasi O2 secara periodik Infection control management
Kendalikan sterilitas ruangan dan peralatan yang dipakai Lakukan cuci tangan bedah, pemakaian jas operasi, pemakaian sarung tangan dan duk operasi sesuai prosedur. Terapkan
prosedur
septik
aseptik. Lakukan penutupan luka sesuai prosedur Kolaborasi pemberian antibiotik Environment kontrol
Resiko
cidera Setelah
dilakukan
berhubungan
keperawatan
dengan
menunjukkan
anastesi
dan neuromuscular
pembedahan.
asuhan
selama...... injury
Injury control management Anatomis dan imobil position Pasang groundit kouter dengan
protection benar
dengan kriteria hasil : Tidak terjadi luka baru diluar organ target Instrument terhitung lengkap sebelum dan sesudah operasi.
Melakukan tindakan anastesi sesuai dengan prosedur Memasang alat bantu pernafasan sesuai dengan prosedur Hindari
manipulasi
jaringan
berlebihan Penggunaan instrument yang tepat dan benar Perhitungan jumlah instrument sebelum dan sesudah operasi yang
MASTEKTOMI
3. Fase Post operastif Mastektomi
a. Fase pasca anesthesia. Setelah dilakukan mastektomi, penderita dipindah ke ruang pemulihan disertai dengan oleh ahli anesthesia dan staf profesional lainnya. 1) Mempertahankan ventilasi pulmoner. Menghindari terjadiya obstruksi pada periode anestesi pada saluran pernafasan, diakibatkan penyumbatan oleh lidah yang jatuh, kebelakang dan tumpukan sekret, lendir yang terkumpul dalam faring trakea atau bronkhial ini dapat dicegah dengan posisi yang tepat dengan posisi
miring/setengah telungkup dengan kepala ditengadahkan bila klien tidak bisa batuk dan mengeluarkan dahak atau lendir, harus dilakukan penghisapan dengan suction. 2) Mempertahankan sirkulasi Pada saat klien sadar, baik dan stabil, maka posisi tidur diatur ”semi fowler” untuk mengurangi oozing venous (keluarnya darah dari pembuluh-pembuluh darah halus) lengan diangkat untuk meningkatkan sirkulasi dan mencegah terjadinya udema, semua masalah ini gangguan rasa nyaman (nyeri) akibat dari sayatan luka operasi merupakan hal yang pailing sering terjadi 3) Masalah psikologis. Payudara merupakan alat vital seseorang ibu dan wanita, kelainan atau kehilangan akibat operasi payudara sangat terasa oleh pasien,haknya seperti dirampas sebagai wanita normal, ada rasa kehilangan tentang hubungannya dengan ssuami, dan hilangnya daya tarik serta serta pengaruh terhadap anak dari segi menyusui. 4) Mobilisasi fisik. Pada pasien pasca mastektomi perlu adanya latihan-latihan untuk mencegah atropi otot-otot kekakuan dan kontraktur sendi bahu, untuk mencegah kelainan bentuk (diformity) lainnya, maka latihan harus seimbang dengan menggunakan secara bersamaan. b. Perawatan post mastektomi 1) Pemasangan plester /hipafik Dalam hal ini pemasangan plester pada operasi mastektomi hendaknya diperhatikan arah tarikan-tarikan kulit (langer line) agar tidak melawan gerakkan-gerakkan alamiah, sehingga pasien dengan rileks menggerakkan sendi bahu tanpa hambatan dan tidak nyeri untuk itu perlu diperhatikan cara meletakkan kasa pada luka operasi dan cara melakukan fiksasi plester pada dinding dada. Plester medial melewati garis midsternal Plester posterior melewati garis axillaris line/garis ketiak Plester posterior(belakang) melewati garis axillaris posterior. Plester superior tidak melewati clavicula Plester inferior harus melewati lubang drain Untuk dibawah klavicula ujug hifavik dipotong miring seperti memotong baju dan dipasang miring dibawah ketiak sehingga tidak mengangu grakkan tangan. 2) Perawatan pada luka eksisi tumor. Bila dikerjakan tumorektomi,pakai hipafik ukuran 10 cm yang dibuat seperti BH sehingga menyangga payudara .
3) Klien yang dikerjakan transplantasi kulit kalau kasa penutup luka basah dengan darah atau serum harus segera diganti, tetapi bola penutup (thiersch) tidak boleh dibuka. 4) Pemberian injeksi dan pengambilan darah. 5) Pengukuran tensi
Diagnosa keperawatan post operasi yang sering muncul Mastektomi:: Resiko aspirasi berhubungan dengan status kesadaran, reflek menelan belum optimal karena pemakaian obat anastesi -
Resiko cidera berhubungan dengan tingkat kesadaran pasien
Rencana intervensi keperawatan post operasi Mastektomi: DIAGNOSA KEP. Resiko aspirasi berhubungan dengan status kesadaran, reflek menelan belum optimal karena pemakaian obat anastesi
NOC
NIC
Setelah dilakukan asuhan
Aspiration Precaution :
keperawatan menunjukkan
selama......, Monitor tingkat kesadaran dan reflek control
dengan kriteria hasil Airway terkontrol dan adequat Reflek menelan efektif
menelan Monitor status airway dan bebaskan airway Lakukan suctioning jika perlu Posisikan supinasi atau posisi SIM pada operasi jalan nafas
Resiko cidera Setelah dilakukan asuhan berhubungan keperawatan selama......, dengan tingkat kesadaran menunjukkan risk control pasien dengan kriteria hasil Pasien terbebas dari cidera
Environment Management : Sediakan lingkungan yang aman dan nyaman Posisikan tidur sesuai instruksi medis / anastesi
Pasien komunikatif dan Memasang side trail tempat tidur kooperatif Hindari dari perabot yang berbahaya Kaji tingkat kesadaran Dampingi selama pasien belum sadar penuh Lindungi arah gerakan dan jangan lawan
gerakan pasien Rangsang kesadaran pasien ke Compos Mentis Alat invasif terkontrol
DAFTAR PUSTAKA
Closkey ,Joane C. Mc, Gloria M. Bulechek.(1996). Nursing Interventions Classification (NIC). St. Louis :Mosby Year-Book. Johnson,Marion, dkk. (2000). Nursing Outcome Classifications (NOC). St. Louis :Mosby Year-Book Juall,Lynda,Carpenito
Moyet.
(2003). Buku
Saku
Diagnosis
Keperawatan
edisi
10.Jakarta:EGC Price Sylvia, A (1994), Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Jilid 2 . Edisi 4. Jakarta. EGC Sjamsulhidayat, R. dan Wim de Jong. 1998. Buku Ajar Imu Bedah, Edisi revisi. EGC : Jakarta. Smeltzer, Suzanne C. and Brenda G. Bare. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah : Brunner Suddarth, Vol. 2. EGC : Jakarta. Sjamsuhidajat. R (1997), Buku ajar Ilmu Bedah, EGC, Jakarta Wiley dan Blacwell. (2009). Nursing Diagnoses: Definition & Classification 2009-2011, NANDA.Singapura:Markono print Media Pte Ltd