BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Perkembangan keluarga merupakan proses perubahan yang terjadi pada sistemkeluarga meliputi; perubahan pola interaksi dan hubungan antar anggota keluargadisepanjang waktu. Perubahan ini terjadi melalui beberapa tahapan atau kurun waktu tertentu.Pada setiap tahapan mempunyai tugas perkembangan yang harus dipenuhi agartahapan tersebut dapat dilalui dengan sukses. Perawat perlu memahami setiap tahapan perkembangan keluarga serta tugas tugasperkemabangannya.Hal ini penting mengingat tugas perawat dalam mendeteksi adanyamasalah keperawatan yang dilakukan terkait erat dengan sifat masalah yaitu potensialatau aktual.
1.2 Tujuan 1.2.1
Tujuan Umum
Meningkatkan keluarga
kemampuan
mereka,
sehingga
keluarga dapat
dalam
memelihara
meningkatkan
status
kesehatan kesehatan
keluarganya 1.2.2
a.
Tujuan Khusus
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi masalahmasalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d.
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e.
Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu hidupnya
1
1.3 Manfaat
a. Mahasiswa manpu memahami tentang konsep keluarga. b. Mahasiswa dapat mengetahui arti peranan dalam keluarga khususnya dalam tahap perkembangan. c. Memberikan pengalaman pada mahasiswa tentang pola kebiasaan keluarga di Indonesia.
2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran, dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap anggota keluarga.(Duvall dan Logan, 1986). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya. (Bailon dan Maglaya, 1978). Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Departemen Kesehatan RI, 1988). Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah : 1. Terdiri dari dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi. 2. Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap memperhatikan satu sama lain. 3. Anggota keluarga berinteraksi satu sama lain dan masing-masing mempunyai peran sosial : suami, istri, anak, kakak dan adik. 4. Mempunyai
tujuan
:
menciptakan
dan
mempertahankan
budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2.2
Struktur Keluarga
1. Patrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
3
2. Matrilineal : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam beberapa generasi dimana hubungan itu disusun melalui jalur garis ibu. 3. Matrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah ibu. 4. Patrilokal : sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga sedarah suami. 5. Keluarga kawinan : hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri. Dari struktur keluarga diatas, maka dapat dipahami bahwa struktur keluarga memiliki ciri-ciri yaitu : 1. Terorganisasi : saling berhubungan, saling ketergantungan antara anggota keluarga. 2. Ada keterbatasan : setiap anggota memiliki kebebasan, tetapi mereka juga mempunyai keterbatasan dalam mejalankan fungsi dan tugasnya masingmasing. 3. Ada perbedaan dan kekhususan : setiap anggota keluarga mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
2.3
Ciri-Ciri Keluarga
1. Suami sebagai pengambil keputusan. 2. Merupakan suatu kesatuan yang utuh. 3. Berbentuk monogram. 4. Bertanggung jawab. 5. Pengambil keputusan. 6. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa. 7. Ikatan kekeluargaan sangat erat.
2.4
Bentuk Keluarga
1. Tradisional : a. The nuclear family (keluarga inti).
4
Keluarga yang terdiri dari suami, istri dan anak. b. The dyad family Keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa anak) yang hidup bersama dalam satu rumah. c. Keluarga usila Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dengan anak sudah memisahkan diri. d. The childless family Keluarga
tanpa
anak
karena
terlambat
menikah
dan
untuk
mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita. e. The extended family (keluarga luas/besar) Keluarga yang terdiri dari tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear family disertai : paman, tante, orang tua (kakaknenek), keponakan, dll). f.
The single-parent family (keluarga duda/janda) Keluarga yang terdiri dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan (menyalahi hukum pernikahan).
g. Commuter family Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pekan (weekend). h. Multigenerational family Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah. i.
Kin-network family Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi, telpon, dll).
j.
Blended family
5
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya. k. The single adult living alone / single-adult family Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati. 2.
Non-tradisional : a. The unmarried teenage mother Keluarga yang terdiri dari orang tua (terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah. b. The stepparent family Keluarga dengan orangtua tiri. c. Commune family Beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya) yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama. d. The nonmarital heterosexual cohabiting family Keluarga yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan. e. Gay and lesbian families Seseorang
yang
mempunyai
persamaan
sex
hidup
bersama
sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners). f.
Cohabitating couple Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
g. Group-marriage family Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya. h. Group network family
6
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya. i.
Foster family Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
j.
Homeless family Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan mental.
k. Gang Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam kehidupannya.
2.5
Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan, yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut : 1. Peranan ayah. Ayah sebagai suami dari istri, berperanan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya, serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. 2. Peranan ibu. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya, serta
7
sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. 3. Peranan anak : Anak-anak melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan tingkat perkembangannya, baik fisik, mental, sosial dan spiritual.
2.6
Fungsi Keluarga
1. Fungsi biologis : a. Meneruskan keturunan. b. Memelihara dan membesarkan anak. c. Memenuhi kebutuhan gizi keluarga. d. Memelihara dan merawat anggota keluarga.
2. Fungsi Psikologis : a. Memberikan kasih sayang dan rasa aman. b. Memberikan perhatian di antara anggota keluarga. c. Membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga. d. Memberikan identitas keluarga.
3. Fungsi sosialisasi : a. Membina sosialisasi pada anak. b. Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan tingkat perkembangan anak. c. Meneruskan nilai-nilai budaya keluarga.
4. Fungsi ekonomi : a. Mencari sumber-sumber penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga. b. Pengaturan penggunaan penghasilan keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga. c. Menabung untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga di masa yang akan datang (pendidikan, jaminan hari tua).
8
5. Fungsi pendidikan : a. Menyekolahkan anak untuk memberikan pengetahuan, ketrampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan bakat dan minat yang dimilikinya. b. Mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa yang akan datang dalam memenuhi peranannya sebagai orang dewasa. c. Mendidik anak sesuai dengan tingkat-tingkat perkembangannya.
2.7 Tahap Perkembangan Keluarga.
1. Tahap I: Keluarga pemula Keluarga pemula adalah keluarga yang baru menikah, keluarga baru, dan perpindahan dari keluarga asal atau status lajang ke hubungan baru yang intim. Tugas perkembangan keluarganya adalah membangun perkawinan yang saling memuaskan, menghubungkan ikatan persaudaraan secara harmonis, keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai orang tua). Masalah kesehatan tahap ini adalah : a. Penyesuaian seksual dan peran pernikahan. b. Penyuluhan dan konseling keluarga berencana. c. Penyuluhan dan konseling prenatal. d. Komunikasi dan informasi, kurangnya informasi dapat mengakibatkan masalah seksual, emosional, ketakutan, rasa bersalah, kehamilan yang tidak
direncankan,
penyakit
kelamin
(sebelum
dan
sesudah
pernikahan) (Ali, 2009). 2. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak Keluarga yang sedang mengasuh anak adalah tahap yang dimulai dari kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan. Tugas perkembangan keluarnya adalah membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintregasikanbayibarukedalamkeluarga), memperthankanpernikahan
yang
memuaskan,
dan
memperluas
persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran orang tua, kakek dan nenek.
9
Masalah kesehatan tahap ini adalah : a. Pendidikan maternitas yang berpusat pada keluarga. b. Perawatan bayi yang baik. c. Pengenalan dan penanganan masalah kesehatan fisik secara dini. d. Imunisasi e. Konseling perkembangan anak. f.
Keluarga berencana.
3. Tahap III : keluarga dengan anak usia prasekolah Keluarga dengan anak usia prasekolah adalah dimulai ketika anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun (saat ini keluarga terdiri dari 3-5 orang anggota keluarga yaitu suami, istri dan anak). Tugas perkembangan keluarganya adalah memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang bermain, privasi, keamanan dan lain lain kemudian mensosialisasikan anak, mempertahankan hubungan yang sehat didalam keluarga (hubungan perkawinan dan hubungan orangtua serta anak) dan diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas). Masalah kesehatan fisik utama pada tahap ini adalah : a. Penyakit menular yang lazim pada anak-anak. b. Anak terjatuh. c. Luka, luka bakar. d. Keracunan Sedangkan masalah psikososial keluarga yang utama adalah : a. Hubungan pernikahan, beberapa studi meneliti adanya penurunan kepuasan yang dirasakan oleh banyak pasangan suami istri pada tahap ini. b. Persaingan antara kakak dan adik. c. Keluarga berencana. d. Kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan. e. Masalah komunikasi keluarga. f.
Peran perawat pada tahap ini adalah:
10
1) Memberikan penyuluhan kesehatan dan konseling dalam hal pencegahan
masalah
kesehatan
utama,
seperti
merokok,
penyalahgunaan obat dan alkohol, seksualitas, keselamatan, diet dan nutrisi, olahraga, dan penanganan stres/dukungan sosial. 2) Membantu
anak
membentuk
gaya
hidup
yang
sehat
dan
memfasilitasi pertumbuhan fisik, intelektual, emosional, dan sosial secara optimal (Ali, 2009). 4. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah. Keluarga dengan anak usia sekolah adalah dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun (dimulai masuk sekolah dasar) dan berakhir pada usia 13 tahun (awal dari masa remaja). Tugas perkembangan keluarganya adalah mensosialisasikan anakanak, termasuk meningkatkan prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan teman sebaya yang sehat, mempertahankan hubungan pernikahan yang memuaskan, memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga. Masalah kesehatan tahap ini adalah : a. Orang tua akan mulai berpisah dengan anak karena anak sudah mulai memiliki banyak teman sebaya (hati-hati dengan pengaruh lingkungan anak). b. Orang tua mengalami banyak tekanan dari luar, misalnya dari sekolah dan komunitas, untuk menyesuaikan anak dengan komunitas dan sekolah. c. Kecacatan/kelemahan anak akan tampak pada periode ini melalui pengamatan perawat sekolah dan guru. Mereka dapat mendeteksi gangguan penglihatan, gangguan pendengaran, gangguan wicara, kesulitan belajar, gangguan tingkah laku, perawatan gigi yang tidak adekat, pengamanan anak, penyalahgunaan obat/zat, dan penyakit menular. 5. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja. Keluarga dengan anak remaja adalah dimulai ketika anak petama berusia 13 tahun hingga berusia 19 tahun atau 20 tahun. Tugas
11
perkembangan
keluarganya
adalah
mengembangkan
kebebasan
bertanggungjawab ketika anak remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri, memfokuskan kembali hubungan pernikahan, berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak. Masalah kesehatan tahap ini adalah : a. Pada orang tua yang berusia 35 tahun resiko penyakit jantung koroner meningkat di kalangan pria dan perubahan perkembangan dari biasanya sudah mulai tampak. b. Penyalahgunaaan obat dan alkohol, keluarga berencana, kehamilan yang tidak di kehendaki. c. Hubungan keluarga orangtua dan anak perlu mendapat perhatian serius karena periode ini adalah periode rawan. d. Peran perawat dalam tahap ini: 1) Mendeteksi perubahan yang terjadi pada orang tua dan anak-anak. 2) Memberi pendidikan dan konseling yang intensif. 3) Melaksanakan upaya penanggulangan (pencegahan peningkatan kesehatan dan penyembuhan) dengan mandiri atau tujukan. 6. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda adalah fase yang ditandai oleh anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan “rumah kosong” ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tugas perkembangan keluarganya adalah memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga yang baru yang didapat melalui pernikahan anak-anak, melanjutkan/memperbarui keharmonisan pernikahan dan menyesuaikan kembali hubungan pernikahan, membantu orangtua lanjut usia dan cenderung sakit-sakitan dalam kehidupan dan kesehatannya. Masalah kesehatan tahap ini adalah : a. Komunikasi kaum dewasa muda dengan orangtua mereka perlu ditingkatkan. b. Masalah dalam hal transisi peran bagi suami istri.
12
c. Masalah perawatan orangtua lanjut usia. d. Munculnya masalah kesehatan yang bersifat kronis dan perubahan situasi fisik (kolesterol tinggi, obesitas, tekanan darah tinggi). e. Masalah gaya hidup perlu mendapat perhatian, kebiasaan minum alkohol, merokok, makan dan lain-lain. f.
Peran perawat pada tahap ini adalah memberi pendidikan dan konseling pada keluarga, merawat orang tua lanjut usia dengan anggota keluarga yang bermasalah, mengkaji kebutuhan/permasalahan keluarga dan berupaya menanggulanginya (Ali, 2009).
7. Tahap VII : Orangtua usia pertengahan. Orangtua usia pertengahan adalah dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir pada pension atau kematian salah satu pasangan orang tua (44-45 tahun sampai dengan 16-18 tahun kemudian). Tugas perkembangan keluarganya adalah menciptakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan, mempertahankan hubungan harmonis dan penuh arti dengan para orangtua lansia dan anak-anak, memperkokoh hubungan pernikahan. Masalah kesehatan tahap ini adalah : a. Masalah yang berhubungan dengan pemahaman mengenai kebutuhan, misalnya promosi kesehatan, istirahat yang cukup, kegiatan pada waktu luang, tidur, nutrisi yang baik, program olahraga yang teratur. b. Maslah
yang
berhubungan
dengan
keharmonisan
hubungan
pernikahan. c. Masalah yang berkaitan dengan keharmonisan hubungan dengan anggota keluarga (anak-anak, cucu, orangtua lansia dan lain-lain). d. Masalah yang berhubungan dengan perawatan keluarga, antara lain perawatan orangtua lanjut usia atau yang tidak mampu merawat dirinya sendiri. e. Peran perawat: 1) Memberikan pendidikan dan konseling keluarga dalam hal pemenuhan
kebutuhan
keluarga,
keharmonisan
hubungan keluarga, pencegahan penyakit.
13
pernikahan,
2) Memberi/ membina/ melatih keluarga dalam hal perawatan orang tua lanjut usia (Ali, 2009).
8. Tahap VIII : Keluarga usia tua. Tahap ini dimulai ketika salah satu/ pasangan suami istri memasuki masa pensiun, sampai dengan salah satu pasangan meninggal dunia. Tugas
perkembangan
keluarganya
adalah
mempertahankan
pengaturan hidup yang memuaskan : menyesuaikan diri terhadap pendapatan yang menurunkan, menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan keluarga antar generasi, meneruskan upaya memahami eksistensi mereka/penelaahan dan integrasi hidup. Masalah kesehatan adalah : a. Masalah kesehatan lanjut usia karena menurunnya kekuatan fisik, sumber finansial yang tidak memadai, isolasi sosial, kesepian dan banyak kehilangan yang lain mengakibatkan lansia rentan secara psikologis. b. Isolasi sosial, depresi, gangguan kognitif, masalah psikologis merupakan masalah kesehatan yang serius. c. Kemampuan saling menolong suami-istri lansia dalam merawat pasangannya perlu ditingkatkan. Karena penuaan dan banyaknya masalah, suami istri lansia perlu saling menolong. Umumnya suami lebih sulit merawat orang lain, sementara istri kebalikannya. d. Defisiensi nutrisi yang dapat mengganggu kesehatan, misalnya lemah, bingung, depresi, konstipasi, dan lain-lain. e. Masalah yang berkaitan dengan perumahan, penghasilan yang kurang cocok, kurang rekreasi, dan fasilitas perawatan yang kurang memadai banyak merugikan kesehatan lansia f. Peran perawat adalah memberi bantuan tidak langsung dengan merujuk individu atau pasangan lansia ke sumber-sumber komunitas yang sesuai untuk mengatasi masalah mereka(Ali, 2009).
14
Perberbedaan Tahap Perkembangan Carter dan McGoldrick
Duvall
(Family
(sociological perspective, 1985)
therapy
perspective,
1989) Keluarga antara : masa bebas Tidak (pacaran) deawasa muda
diidentifikasi
karena
periode waktu antara dewasa dan menikah tak dapat ditentukan
Terbentuknya
keluarga
baru
Keluarga baru menikah
melalui suatu perkawinan Keluarga yang memiliki anak
1. Keluarga dengan anak baru
usia muda (anak usia bayi sampai
lahir (usia anak tertua sampai
usia sekolah).
30 bulan) 2. Keluarga dengan anak pra sekolah (usia anak tertua 2,55 tahun) 3. Keluarga dengan anak usia sekolah (usia anak tertua 612 tahun)
Keluarga yang memiliki anak
Keluarga dengan anak remaja
dewasa
(usia anak tertua 13-20 tahun)
Keluarga yang mulai melepas anaknya untuk keluar rumah
1. Keluarga
mulai
melepas
anak sebagai dewasa (anakanaknya mulai meninggalkan rumah) 2. Keluarga yang hanya terdiri dari orang tua saja/keluarga usia
pertengahan
(semua
anak meninggalkan rumah) Keluarga lansia
Keluarga lansia
(Suprajitno, 2004).
15
2.8 Tugas Keluarga Sesuai Tumbuh Kembang Keluarga.
1. Keluarga pemula. perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah: a. Membina hubungan intim yang memuaskan. b. Menetapkan tujuan bersama. c. Membina hubungan dengan keluarga lain, teman dan kelompok social. d. Mendiskusikan rencana memiliki anak atau KB. e. Persiapan menjadi orang tua. f. Memahami 2. Keluarga yang sedang mengasuh anak. Tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah: a. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi, seksual, dan kegiatan). b. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan. c. Membagi peran dan tanggung jawab (bagaimana peran orang tua terhadap bayi dengan memberi sentuhan dan kehangatan. d. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak. e. Konseling KB post partum 6 minggu. f. Menata ruang untuk anak. g. Biaya atau dana Child Bearing. h. Memfasilitasi role learning anggota keluarga . i.
Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah. Tugas perkembangan adalah menyesuaikan pada kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang, proses belajar, dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran berikutnya. Tugas perkembangan keluarga saat ini adalah: a. Pemenuhan anggota keluarga. b. Membantu anak bersosialisasi. c. Beradaptasi dengan anak baru lahir, anak yang lain juga terpenuhi.
16
d. Mempertahankan hubungan di dalam maupun di luar keluar ga. e. Pembagian waktu individu, pasangan dan anak. f. Pembagian tanggung jawab. g. Merencanakan kegiatan dan waktu stimulasi tumbuh dan kembang anak. 4. Keluarga dengan anak usia sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan di luar rumah, sekolah dan lingkungan lebih luas. b. Mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya intelektual. c. Menyediakan aktivitas untuk anak. d. Menyesuaikan pada aktivitas komuniti dengan mengikutsertakan anak. e. Memenuhi kebutuhan yang meningkat termasuk biaya kehidupan dan kesehatan anggota keluarga 5. Keluarga dengan anak remaja. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: a. Pengembangan terhadap remaja (memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang yang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi). b. Mememlihara komunikasi terbuka. c. Memelihara hubunga intim dalam keluarga. d. Mempersiapkan perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga. 6. Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa muda. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: a. Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar. b. Mempertahankan keintiman. c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
17
d. Mempersiapkan
anak
untuk
hidup
mandiri
dan
menerima
kepergian anaknya. e. Menata kembali fasilitas dan sumber yang ada pada keluarga. f. Berperan suami-istri, kakek dan nenek. g. Menciptakan lingkungan rumah yang dapat mejadi contoh bagi anak-anaknya. 7. Orang tua usia pertengahan Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: a. Mempunyai lebih banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial dan waktu santai. b. Memulihkan hubungan antara generasi muda tua. c. Keakraban dengan pasangan. d. Memelihara hubungan atau kontak dengan anak dan keluarga. e. Persiapan masa tua atau pensiun 8. Keluarga usia tua. Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah: a. Penyesuaian tahap masa pension dengan merubah cara hidup. b. Menerima
kematian
pasangan,
kawan,
dan
mempersiapkan
kematian. c. Mempertahankan keakraban pasangan dan saling merawat. d. Melakukan life review masa lalu.
Tugas Perkembangan Keluarga Sesuai Tahap Perkembangan. No. Tahap Perkembangan
Tugas Perkembangan (Utama)
1.
a. Membina hubungan intim yang
Keluarga baru menikah.
memuaskan. b. Membina
hubungan
dengan
keluarga lain, teman, dan kelompok social. c. Mendiskusikan
18
rencana
memilki
anak. 2.
Keluarga dengan anak baru
a. Mempersiapkan menjadi orang tua.
lahir.
b. Adaptasi dengan perubahan adanya anggota
keluarga,
interaksi
keluarga, hubungan seksual, dan kegiatan. c. Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya. 3.
Keluarga dengan anak usia
a. Memenuhi
pra sekolah.
kebutuhan
anggota
keluarga, misal kebutuhan tempat tinggal, privasi, dan rasa aman. b. Membantu
anak
untuk
bersosialisasi. c. Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yang lain (tua) juga harus terpenuhi. d. Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga
(keluarga
lain
dan
lingkungan sekitar). e. Pembagian waktu untuk individu, pasangan,
dan
anak
keluarga
mempunyai
(biasanya tingkat
kerepotan yang tinggi). f. Pembagian tanggung jawab anggota keluarga. g. Merencanakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak. 4.
Keluarga dengan anak usia sekolah.
a. Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan lebih luas (yang tidak
19
atau kurang diperoleh dari sekolah atau masyarakat). b. Mempertahankan
keintiman
pasangan. c. Memenuhi meningkat,
kebutuhan
yang
termasuk
biaya
kehidupan dan kesehatan anggota keluarga. 5.
Keluarga
dengan
anak
a. Memberikan
remaja.
kebebasan
yang
seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi. b. Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga. c. Mempertahankan
komunikasi
terbuka antara anak dan orang tua. Hindarkan terjadinya perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan. d. Mempersiapkan perubahan sistem peran
dan
keluarga
peraturan untuk
kebutuhan
(anggota) memenuhi
tumbuh-kembang
anggota keluarga. 6.
Keluarga
mulai
melepas
a. Memperluas jaringan keluarga dari
anak sebagai dewasa.
keluarga
inti
menjadi
keluarga
besar. b. Mempertahankan
keintiman
pasangan. c. Membantu sebagai masyarakat.
20
anak
untuk
keluarga
mandiri
baru
di
d. Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah. 7.
Keluarga usia pertengahan.
a. Mempertahankan individu
dan
kesehatan pasangan
usia
pertengahan. b. Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anakanaknya dan sebaya. c. Meningkatkan keakraban pasangan. 8.
Keluarga usia tua
a. Mempertahankan kehidupan
suasana
rumah
tangga
yang
saling menyenangkan pasangannya. b. Adaptasi dengan perubahan yang akan terjadi: kehilangan pasangan, kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga. c. Mempertahankan
keakraban
pasangan dan saling merawat. d. Melakukan life review masa lalu.
2.9 Persepsi keluarga tentang kesehatan.
Persepsi ini untuk mempertahankan keadaan keluarga agar tetap memiliki
produktivitas
memberikan
perawatan
yang
tinggi
kesehatan
kemampuan
mempengaruhi
keluarga status
dalam
kesehatan
keluarga. Bagi tenaga kesehatan yang profesional , persepsi tentang kesehatan merupakanpertimbangan vital dalam pengkajian keluarga. Untuk menempatkan dalam perspektif, persepsi ini merupakan salah satu persepsi fungsi keluarga dalampemenuhan kebutuhan fisik seperti makan, pakaian, tempat tinggal dan perawatan kesehatan, keluarga
21
menyedikan makanan, pakaian, perlindungan dan memelihara kesehatan. Keluarga merawat anggota keluarga yan mengalami gangguan kesehatan. Keluarga juga berperan penting untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan , yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan kelurga dalam memberikan
asuhan
keperawatan
mempengaruhi
status
kesehatan
keluarga. Kesangupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dan tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. Perawat perlu memberikan intervensi pada keluarga untuk membantu keluarga dalam peningkatan pemberdayaan peran keluarga. Memberikan alasan mengapa keluarga menjadi penting, karena keluarga sebagai sistem diatasnya. Keluarga sebagai suatu sistem, dimana sistem keluarga merupakan bagian dari subsistem, perubahan pada salah satu anggota kelurga akan mempengaruhi semua anggota keluarga, mempelajari keluarga secara utuh lebih mudah dari pada mempelajari masing-masing anggotanya.keluarga masih merupakan unit utaa dimana pencegahan dan penobatan penyakit dilakukan. Masih sangat ditemukan keterlibatan dan dukungan dalam keluarga dimana tnpa hal ini proses rehabilitas akan susah dilakukan didalam kelurga.ketidakmampuan kelurga mengenal masalah kesehatan, termasuk bagaimana persepsi kelurga terhadap tingkat keparahan penyaki, pengertian, tanda dan gejala, faktor penyebab dan persepsi kelurga terhadap masalah yang dialami keluarga, keluarga merawat anggota keluarga anggota keluarga yang sakit, seperti bagaimana keluarga mengetahui keadaan sakitnya, sifat dan perkembangan perawatan yangdiperlukan, sumber-sumber yang ada dalam keluarga serta sikap kelurga terhadap sakit. Mengenal masalah kesehatan keluarga. Kesehatan merupakan kebutuhan kelurga yang tidak boleh diabaikan karena tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatan lah kadang seluruh kekuatan sumber daya dan keluarga habis, memutuskan tindakan kesehata yang tepat bagikelurga, tugas ini merupakanupaya keluarga yang utama
22
untuk mencari pertolongan yang tepat sesuaiengan keadaan kelurg, dengan pertimbangansiapa
diantara
kelurga
yang
mempunyai
kemampuanmemutuskan untuk menentukan tindakan keluarga. Merawat kelurga yang dialami gangguan kesehatan. Seringkali kelurga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar, tetapi keluarga memiliki keterbatasan yang telah diketahui oleh keluarga sendiri. (Sumijatu, 2005). Beberapa hal persepsi keluarga mengenai kesehatan, yaitu : 1. Ketidaksanggupan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga, disebabkan karena: a. Kurang pengetahuan/ketidaktahuan fakta. b. Rasa takut akibat masalah yang diketahui. c. Sikap dan falsafah hidup. 2. Ketidaksanggupan keluarga mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat, karena: a. Tidak memahami mengenai sifat,berat dan luasnya masalah. b. Masalah kesehatan tidak begitu menonjol. c. Keluarga tidak sanggup memecahkan masalah karena kurang pengetahuan dan kurangnya sumber daya keluarga. d. Tidak sanggup memilih tindakan diantara beberapa pilihan. e. Ketidakcocokan pendapat dari anggota-anggota keluarga. f. Tidak tahu tentang fasilitas kesehatan yang ada. g. Takut dari akibat tindakan. h. Sikap negatif terhadap masalah kesehatan. i. Fasilitas kesehatan tidak terjangkau. j. Kurang percaya terhadap petugas dan lembaga kesehatan. k. Kesalahan informasi terhadap tindakan yang diharapkan. 3. Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit, disebabkan karena: a. Tidak mengetahui keadaan penyakit, misalnya sifat, penyebab, penyebaran, perjalanan penyakit, gejala dan perawatannya serta pertumbuhan dan perkembangan anak.
23
b. Tidak
mengetahui
tentang
perkembangan
perawatan
yang
diperlukan. c. Kurang/tidak ada fasilitas yang diperlukan untuk perawatan. d. Tidak seimbang sumber-sumber yang ada dalam keluarga, misalnya keuangan, anggota keluarga yang bertanggung jawab, fasilitas fisik untuk perawatan. e. Sikap negatif terhadap penyakit. f. Konflik individu dalam keluarga. g. Sikap dan pandangan hidup. h. Perilaku yang mementingkan diri sendiri. 4. Ketidaksanggupan mempengaruhi
memelihara
kesehatan
lingkungan
dan
rumah
perkembangan
yang
pribadi
dapat anggota
keluarga, disebabkan karena: a. Sumber-sumber keluarga tidak cukup, diantaranya keuangan, tanggung jawab/wewenang, keadaan fisik rumah yang tidak memenuhi syarat. b. Kurang dapat melihat keuntungan dan manfaat pemeliharaan lingkungan rumah. c. Ketidaktahuan pentingnya sanitasi lingkungan. d. Konflik personal dengan keluarga. e. Ketidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit. f. Sikap dan pandangan hidup. g. Ketidakompakan keluarga, karena sifat mementingkan diri sendiri, tidak ada kesepakatan, acuh terhadap anggota keluarga yang mempunyai masalah. 5. Ketidakmampuan
menggunakan
sumber
dimasyarakat
guna
memelihara kesehatan, disebabkan karena: a. Tidak tahu bahwa fasilitas kesehatan itu ada. b. Tidak memahami keuntungan yang diperoleh. c. Kurang
percaya
terhadap
petugas
kesehatan
dan
kesehatan. d. Pengalaman yang kurang baik dari petugas kesehatan.
24
lembaga
e. Rasa takut pada akibat dari tindakan. f. Tidak terjangkau fasilitas yang diperlukan. g. Tidak adanyafasilitas yang diperlukan. h. Rasa asing dan tidak ada dukungan dari masyarakat. i. Sikap dan falsafah hidup. (Effendy, 2011)
25
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tiap tahap perkembangan berbeda satu sama lain. Namun pada perbedaan carter dan dulvall yang ada ditabel pada dasaranya sama perbedaannya hanya pada pembagian di usia. Teori carter hanya menyebutkan anak usia bayi sampai lansia tidak spesifik menyebutkan usianya. Sedangkan dalam teroi dulvall lebih spesifik dalam pembagian usianya. Dari mulai bayi usia 30bulan sampai 20 tahun hingga individu dapat bebas dari keluarganya. Pada tugas tiap individu setiap tahap perkembangan yang paling berperan dalam hal ini adalah orangtua. Dalam uraian diatas yang ada pada tabel lebih banyak dijelaskan tentang bagaimana orangtua, suami-istri dalam membimbing, mengawasi anaknya sampai mampu melepas anaknya. Setelah itu peran orang tua usia pertengahan sampai usia lanjut lebih ditekankan untuk mempertahankan suasana dalam rumah tangga, dalam hal ini anak juga turut serta dalam menciptakan suasana yang stabil didalam keluarga karena anak sudah mengerti arti keluarga dan perannya. Keluarga juga berperan penting untuk melaksanakan praktek asuhan keperawatan , yaitu mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan kelurga dalam memberikan
asuhan
keperawatan
mempengaruhi
status
kesehatan
keluarga. Kesangupan keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dan tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan. Perawat perlu memberikan intervensi pada keluarga untuk membantu keluarga dalam peningkatan pemberdayaan peran keluarga. Memberikan alasan mengapa keluarga menjadi penting, karena keluarga sebagai sistem diatasnya.
26
3.2 Saran
Terima
kasih
atas
partisipasi
anggota
kelompok
yang
telah
bekerjasama untuk menyelesaikan masalah ini. Makalah ini memang belum sempurna ataupun belum sesuai dengan format penulisan makalah terbaru tahun 2017. Pemilihan diksi yang belum tepat juga menjadi salah satu masalah dari pembuatan makalah ini. Untuk itu kami mohon kepada pembaca ataupun dosen pembimbing untuk memberikan masukan dan kritikan tentang tulisan kami ini. Saran dan masukan yang anda berikan akan menjadi acuan kami untuk menyusun makalah selanjutnya. Terima kasih.
27
DAFTAR PUSTAKA Ali, Z. (2009). Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC. Effendy, N. (2011). Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC Harnilawati. (2013). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulawesi Selatan: Pustaka As Salam. Sumijatu, d. (2005). Konsep Keperawatan Komunitas. Jakarta: EGC. Suprajitno. (2004). Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi dalan Praktik. Jakarta: EGC.
28