0,15
0,30
0,60
1,18
2,36
4,75
9,5
19,5
25
<0,15
UKURAN AYAKAN (MM), DALAM SKALA LOG.
LOLOS KUMULATIF (%)
18
LABORATORIUM UJI BAHAN
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Fax. (022) 2016150 Ext. 266 Bandung
Pokok
:
Pengujian Agregat
No. Uji
:
03
Materi
:
Analisa Saringan Agregat Halus dan Kasar
Halaman
:
REFERENSI
ASTM C.136-96a, test method for sieve analysis of fine and coarse aggregates.
SNI 03-1968-1990, metode pengujian tentang analisa saringan agregat halus dan kasar.
ASTM C33, Standard Specification for Concrete Aggregates
TUJUAN
Menentukan distribusi atau prosentase butiran baik agregat halus maupun agregat kasar untuk digunakan dalam campuran beton.
Untuk menentukan agregat halus dan agregat kasar masuk kedalam spesifikasi yang ditentukan.
DASAR TEORI
Agregat merupakan bahan utama dalam pembuatan beton yang jumlahnya antara 70 - 80 % dari semua pembentuk beton. Persyaratan agregat diantaranya harus bersih, keras dan mempunyai susunan butir (gradasi) yang baik. Gradasi agregat sangat berpengaruh pada kekuatan beton. Jika gradasi agregat sudah sesuai dengan spesifikasi, maka kualitas beton akan baik karena tidak ada rongga yang terdapat dalam beton. Sebaliknya jika gradasi agregat tidak sesuai dengan spesifikasi maka kualitas beton akan kurang baik karena akan terdapat rongga di dalam beton yang tidak terpenuhi satu atau beberapa ukuran agregat.
Untuk menentukan ukuran agregat yang diinginkan, dapat dilakukan melalui analisa ayakan/saringan agregat. Analisa saringan agregat adalah penentuan persentase berat butiran agregat yang lolos dari satu set saringan, yang kemudian angka-angka persentasenya ditabelkan dan digambarkan pada grafik atau kurva distribusi butir. Menurut prosedur uji ASTM C – 136, analisa saringan meliputi :
penentuan jumlah maksimum agregat
penentuan ukuran ayakan yang digunakan
penentuan persen (%) tertinggal dan lolos kumulatif
penentuan kurva gradasi
penentuan angka kehalusan
Menurut PBI–1974, ukuran butir maksimum butir agregat yang dapat digunakan adalah :
1/5 jarak cetakan
1/3 tebal plat beton
3/4 jarak bersih antara tulangan
Dalam melakukan analisa ayakan ini dapat digunakan beberapa tipe ayakan dengan ukuran lubang dalam mm berdasarkan standar-standar yang telah ditetapkan untuk mutu beton dari suatu negara, diantaranya :
ISO (International Standard Organization) dan PBI – 1971, adalah 31,5; 16; 8; 4; 2; 1; 0,5; 0,25; 0,125.
ASTM (American Standard), adalah 50; 25; 19; 12,5; 9.5; 4,75; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3; 0,15.
Standard Belanda (N. 480), adalah 46; 23; 11,2; 5,6; 2,8; 1,4; 0,6; 0,3; 0,15.
British Standard (BS),adalah 50; 37,5; 20; 14; 10; 5; 2,36; 1,18; 0,6; 0,3; 0,15.
Besar agregat maksimum yang diperbolehkan menurut BS adalah 40 mm, sedangkan menurut PBI–1971 adalah 31,5 mm.
Gradasi agregat yang baik untuk beton adalah dimana gradasi (susunan butir) pada agregat terdiri dari agreagt halus dan agregat kasar yang disusun sacara teratur dan kontinyu (menerus). Tujuannya untuk meminimalisir ruang udara pada beton, sehingga dapat diperoleh beton yang tingkat kepadatannya tiggi, mudah dikerjakan dan mudah di alirkan.
Gambar 1. Gradasi Menerus (Continous Grade)
Selain ditentukan dengan distribusi butirannya, mutu agregat juga dapat ditentukan melalui beberapa standar persyaratan atas dasar angka modulus kehalusan (Fineness Modulus/ FM). Modulus Kehalusan adalah Jumlah persentase tertahan kumulatif untuk satu seri ukuran ayakan yang kelipatan dua, dimulai dari ukuran terkecil 0,15 mm dibagi 100.
ASTM C.33 dan SK SNI S-04-1989 F, mensyaratkan nilai FM agregat halus untuk aduk dan beton masing-masing: 2,3-3,1 dan 1,5-3,8. Sedangkan untuk agregat kasar SK SNI S-04-1989, mensayaratkan 6,0-7,1.
Minimum benda uji Analisa Ayak Agregat kasar dan halus diantaranya:
Ukuran maks. 2,36 mm, berat minimum 100 gram
Ukuran maks. 4,75 mm, berat minimum 500 gram
Ukuran maks. 3/8", berat minimum 1000 gram
Ukuran maks. 1/2", berat minimum 2500 gram
Ukuran maks. 3/4", berat minimum 5000 gram
Ukuran maks. 1", berat minimum 10000 gram
Ukuran maks. 1,5", berat minimum 15000 gram
Ukuran maks. 2", berat minimum 20000 gram
Ukuran maks. 2,5", berat minimum 25000 gram
Ukuran maks. 3", berat minimum 30000 gram
Ukuran maks. 3,5", berat minimum 35000 gram
Tabel 1. Susunan butir agregat halus menurut ASTM – 33
Ukuran Ayakan ( mm )
% Tembus Kumulatif
9,6
4,8
2,4
1,2
0,6
0,3
0,15
100
95 – 100
80 – 100
50 – 85
25 – 60
10 – 30
2 – 10
Susunan butir agregat kasar menurut ASTM – C33
PERALATAN DAN BAHAN
PERALATAN
No.
Alat
Gambar
Keterangan dan Spesifikasi
1.
Timbangan
Timbangan ini mampu menahan beban maksimum 30 kg, dengan ketelitian 0,01 gr.
2.
Ayakan
Ayakan ini digunakan untuk mengayak agregat kasar dan agregat halus yang terdiri dari beberapa ukuran lubang ayakan. Ukuran Lubang ayakan: 75 mm; 63,5 mm; 50 mm; 37,5 mm; 25 mm; 19 mm; 12,5 mm; 9,5 mm; 4,75 mm; 2,36 mm; s/d <0,15mm
3.
Mesin Penggetar Ayakan
Alat ini berguna untuk mengayak agregat dengan cara menggetarkan susunan ayakan yang ada di atasnya secara merata sehingga dapat diketahui agregat mana yang lolos dan tertahan pada ayakan tertentu secara tepat.
4.
Kuas dan sikat kawat
Alat untuk membersihkan sisa agregat yang menempel pada cawan ataupun ayakan pada saat pengujian berlangsung.
6.
Ember
Alat sebagai alat penampung agregat sementara sebelum dilakukannya pengujian.
8
Sendok Spesi
Alat yang terbuat dari logam dengan pegangan yang dilapisi kayu untuk mengambil agregat.
9
Pan
Alat untuk menyimpan agregat pada saat berlangsungnya pengujian.
BAHAN
1. Agregat Kasar
2. Agregat Halus
PROSEDUR PELAKSANAAN PENGUJIAN
Pengujian Agregat Halus
Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Masukan agregat pada susunan ayakan, dengan ukuran ayakan terbesar berada dibagian atas dan diakhiri dengan pan pada bagian bawah.
Letakan pada mesin penggetar, jalankan mesin selama 15 menit.
Keluarkan agregat yang tertahan di masing-masing ayakan, lalu masukan agregat ke dalam pan kemudian diberi tanda/nama sesuai ayakan yang menahannya.
Timbang beratnya. Bersihkan masing-masing ayakan dimulai dari ayakan teratas dengan kuas cat yang lembut setiap agregat akan ditimbang.
Catat lalu hitung dan tentukan persentase tertahan dan lolos kumulatifnya serta fine modulusnya (FM), lalu plotkan kedalam bentuk kurva gradasi agregat.
Untuk agregat halus yang tertahan pada saringan 4,75mm dipisahkan dan di timbang.
Pengujian Agregat Kasar ( Metode ASTM)
Siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan.
Masukan agregat kedalam saringan yang berukuran:
19.0025.00
19.00
25.00
12.50
12.50
4.759.50 Agregat Kasar
4.75
9.50
PAN
PAN
Untuk melakukan pengayakan, dilakukan secara manual yakni dengan menggoyangkan ayakan oleh dua orang selama 10 menit.
Setelah itu agregat kasar yang tertahan di masing-masing ayakan, kita masukan kedalam pan yang berbeda menurut ukuran ayakannya masing-masing kemudian beri tanda/nama pada pan tersebut sesuai ukuran ayakan yang menahannya.
Timbang agregat kasar yang tertahan menurut ukuran ayakan tadi.
Hitung dan tentukan persentase tertahan dan lolos kumulatifnya serta fine modulusnya (FM), lalu plotkan kedalam bentuk kurva gradasi agregat.
PERHITUNGAN
Data
Data dan grafik dalam formulir.
Perhitungan
6.2.1. Agregat Halus
A. Agregat Halus (Untreatment)
Agregat halus dalam kondisi asli terlalu kasar sehingga tidak masuk dalam persyaratan ASTM C33
Agregat halus dalam konsidi asli tidak memenuhi ASTM C-33 karena agregat terlalu kasar dan memiliki nilai FM yang tidak sesuai persyaratan.
Fine Modulus (FM) Agregat Halus ASTM =
93.20 + 86.00 + 73.15 + 54.81 + 37.28 + 21.40 + 11.91 + 2.28 100=3.800
B. Agregat Halus ASTM C33 (Treatment)
Setelah dilakukan treatment dengan cara tidak menggunakan agregat tertahan ayakan >5mm. Agregat halus dapat dipakai dalam campuran beton karena sudah memenuhi persyaratan ASTM C33
Agregat yang sudah ditreatment dengan cara agregat >4,75mm harus di buang, dapat dipakai karena sudah memenuhi ASTM C-33 dengan nilai 2.6 < FM < 3.1
Fine Modulus (FM) Agregat Halus ASTM (Treatment)
92.17 + 83.86 + 69.07 + 47.96 + 27.76 +9.49 + 100=2.985
6.2.2. Agregat Kasar
A. Agregat Kasar (Untreatment)
Agregat Kasar dalam kondisi asli terlalu kasar sehingga tidak masuk dalam persyaratan ASTM C33
Agregat kasar dalam konsidi asli tidak memenuhi ASTM C-33 karena agregat terlalu kasar dan memiliki nilai FM yang tidak sesuai persyaratan.
Fine Modulus (FM) Agregat Halus ASTM =
99.63 + 99.56 + 99.45 + 99.25 + 98.87 +96.87 +90.77+11.26 100=6,957
B. Agregat Kasar ASTM C33 (Treatment)
Setelah dilakukan treatment dengan cara tidak menggunakan agregat tertahan ayakan >5mm. Agregat halus dapat dipakai dalam campuran beton karena sudah memenuhi persyaratan ASTM C33
Agregat kasar yang sudah ditreatment dengan cara agregat >25,00 mm harus di buang, sudah dapat dipakai karena sudah memenuhi ASTM C-33
Fine Modulus (FM) Agregat Halus ASTM (Treatment)
99.62 + 99.55 + 99.44 + 99.24 +99.84 +96.78 +90.52+9..81 100=6,929
KESIMPULAN
1. Agregat Halus
Memenuhi ASTM C-33 dengan menghilangkan agregat halus >4,75mm dengan FM = 2,985
2. Agregat Kasar
a. Memenuhi ASTM C-33 dengan spec 19-9,5 dengan FM = 6,929.
KURVA GRADASI AGREGAT HALUS