LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI UMUM PERCOBAAN II & III STERILISASI DAN PENYIAPAN MEDIA
NAMA
: MUH. NALIS
STAMBUK
: F1C1 09 027
PROGRAM STUDI
: KIMIA
KELOMPOK
: II
ASISTEN
: WAODE FITRIA SAKINA
JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS HALUOLEO KENDARI 2012
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Untuk menelaah bakteri dan jamur di laboratorium, kita harus dapat menumbuhkan atau mengembangkan bakteri dan jamur tersebut. Adanya pembiakan bakteri dan jamur dimaksudkan untuk memudahkan pemeriksaan yang akan dilakukan di dalam laboratorium, sehingga jika sewaktu-waktu kita memerlukan bakteri dan jamur untuk suatu percobaan, maka bakteri dan jamur tersebut telah tersedia. Biakkan bakteri dan jamur tersebut dapat disimpan di dalam lemari es untuk waktu yang lama tanpa ada kerusakan. Populasi mikroba di alam sekitar kita sangat besar dan kompleks. Ratusan spesies mikroba menghuni bagian tubuh kita, seperti mulut, saluran pencernaan dan kulit. Udara, tanah, dan air yang merupakan komponen alam sebagai tempat tinggal kita juga dihuni oleh beragam mikroorganisme. Campuran mikroba tersebut dapat dipisahkan dengan tehnik isolasi. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakan campuran menjadi satu biakan murni (populasi sel yang semuanya berasal dari satu sel induk). B. Rumusan Masalah permasalahan pada percobaan ini adalah 1. Bagaimanakah proses sterilisasi pada alat dan bahan pada penyiapan media? 2. Bagaimanakah cara penyiapan media NA dan PDA?
C. Tujuan Percobaan Tujuan dari percobaan ini adalah 1. Mengetahui proses sterilisasi yang baik dan benar pada alat dan bahan yang digunakan untuk pembuatan media. 2. Mengetahui cara penyiapan media NA dan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat – alat dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Dalam praktek, sterilisasi atau media dapat dikerjakan secara mekanik (misalnya dengan cara penyaringan), secara kimia dengan menggunakan desinfektan atau cara fisik dengan pemanasan, sinar ultra violet, sinar X dan lain-lain. Cara-cara sterilisasi yang digunakan tergantung pada macam dan sifat bahan yang akan disterilkan misalnya ketahanan terhadap panas atau bentuk bahan yang disterilkan apakah itu berupa padat, cair atau gas (Sutedjo, 1991). Alat-alat yang digunakan antara lain: inkubator, autoklaf, erlenmeyer, pemanas, alumunium foil, lampu Bunsen, cawan petri, neraca Ohauss dengan ketelitian 0,1 g, gelas ukur, tabung reaksi, kapas, motor steril, pipet (0,1, 1,0 dan 10 ml) dan pro pipet, janke dan kunkel, mikroskop binokuler,gelas objek, glass speader, jarum oase dan colony counter. Analisis dan identifikasi bakteri pada sampel dilakukan di laboratorium mikrobiologi laut (Feliatra, et al, 2004). Medium diperkaya adalah medium yang ditambah zat tertentu yangmerupakan nutrisi spesifik untuk jenis mikroba tertentu. Medium ini digunakan untukmembuat kultur
diperkaya
(enrichment
culture)
dan
untuk
mengisolasi
mikroba
spesifik,dengan cara mengatur faktor lingkungan (suhu, pH, cahaya), kebutuhan nutrisi spesifikdan sifat fisiologinya. Dengan demikian dapat disusun medium
diperkaya untuk bakteriyang bersifat khemoheterotrof, khemoototrof, fotosintetik, dan untuk mikroba lain yangbersifat spesifik (Rismayani, 2009). Keragaman yang luas dalam hal tipe nutrisi dianatar mikroorganisme diimbangi oleh tersedianya berbagai media yang banyak macamnya untuk kultivasinya. Macam media yang tersedia dapat dikelompokkan dengan berbagai cara. Selain menyediakan nutrien yang sesuai untuk kultivasi mikroorganisme, juga perlu disediakan kondisi fisik yang memungkinkan pertumbuhan optimum. Mikroorganisme tidak hanya amat bervariasi dalam persyaratan nutrisinya, tetapi juga menunjukkan respons yang berbeda-beda terhadap kondisi fisik di dalam lingkungannya. Untuk keberhasilan kultivasi berbagai tipe bakteri, dibutuhkan satu kombinasi nutrien serta lingkungan fisik yang sesuai. Perkembangbiakkan bakteri dipengaruhi beberapa faktor, yaitu suhu, cahaya, pengeringan (kelembaban), keasaman (pH), pengaruh O2 dari udara, pengaruh tekanan osmotik, pengaruh mikroorganisme di sekitarnya, serta pengaruh zat kimia (disinfektan) terhadap mikroba (Pelczar, 1986). Agar atau agar-agar merupakan suatu bahan turunan dari rumput laut. Berdasarkan sejarah dan konteks modern, agar biasa digunakan sebagai makanan pencuci mulut di Jepang, tetapi kemudian ditemukan kegunaan agar yang sangat penting, yakni sebagai substrat padat untuk mengisi kultur media dalam pekerjaan mikrobiologi. Bahan berbentuk gel ini merupakan polisakarida yang tak bercabang yang diperoleh dari membran sel beberapa spesies alga merah, terutama dari genus
Gelidium dan Gracilaria, atau rumput laut (Sphaerococcus euchema). Secara komersial, agar dibuat dari Gelidium amansii (http://id.wikipedia.org/wiki/Agar). Sterilisasi merupakan upaya meniadakan propagul FMA yang tidak diinginkan, jasad pathogen pada media, dan benih-benih gulma. Sterilisasi dapat dilakukan dengan bahan kimia ataupun autoklaf bersuhu dan tekanan tinggi. Sterilisasi dengan autoklaf selain dapat mematikan jasad renik juga meningkatkan kelarutan unsure mikro yang merugikan FMA (Wolf et al., 1989). Dalam penelitian ini, faktor tunggal sterilisasi tidak berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan P. javanica dan perkembangan struktur intraradikal G. etunicatum. Sterilisasi vermikompos telah dilaporkan tidak berpengaruh nyata terhadap kolonisasi dan pertumbuhan tanaman Sorghum (Cavender et al., 2003) sekalipun peneliti lain melaporkan hal yang sebaliknya (Grappelli et al.,1987) (Abimanyu D., et al, 2007).
BAB III METODE PERCOBAAN
A. Waktu dan Tempat Percobaan Percobaan ini dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 13 oktober 2012 bertempat di Laboratorium Kimia Fakultas MIPA Universitas Haluoleo. B. Alat dan Bahan 1. Alat Alat-alat yang digunakan pada percobaan ini adalah erlenmeyer, gelas ukur, pipet ukur, gelas piala, tabung reaksi, autoklaf, cawan Petri, kaca penutup, kapas, aluminium foil,autoklaf, gelas kimia, botol ampul. 2. Bahan Bahan-bahan yang digunakan pada percobaan ini adalah aquades, agar-agar, kaldu ikan, dekstrosa, kaldu kentang, pepton.
C. Prosedur Kerja 1. Untuk Penyiapan Media Media NA 0,125 g pepton + 3 g agar-agar - Dimasukkan dalam Erlenmeyer - Ditambahkan 100 mL ekstrak ikan - Dipanaskan sambil diaduk hingga homogenya - Disterilkan dengan autoklaf Media NA Media PDA
2 g dekstrose + 3 g agar-agar + 1,4 mL asam tartrat - Dimasukkan dalam Erlenmeyer - Ditambahkan 100 mL ekstrak kentang - Dipanaskan
sambil
diaduk
homogenya - Disterilkan dengan autoklaf Media PDA
hingga
BAB IV HASILDAN PEMBAHASAN
A. Hasil Pengamatan Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, alat-alat yang digunakan untuk sterilisasi dan penyiapan media adalah sebagai berikut:
Autoklaf
Cawan Petri
Botol Ampul
Tabung Reaksi
Pipet Ukur + Filler
Erlenmeyer
B. Pembahasan Sterilisasi adalah suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba. Dalam praktek, sterilisasi atau media dapat dikerjakan secara mekanik (misalnya dengan cara penyaringan), secara kimia dengan menggunakan desinfektan atau cara fisik dengan pemanasan, sinar ultra violet, sinar X dan lain-lain. Cara-cara sterilisasi yang digunakan tergantung pada macam dan sifat bahan yang akan disterilkan misalnya ketahanan terhadap panas atau bentuk bahan yang disterilkan apakah itu berupa padat, cair atau gas. Sterilisasi dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyaringan. Sengan cara pemanasan, sterilisasi dikelompokkan menjadi 4 macam, yakni sterilisasi dengan pemijaran, dengan udara kering (panas kering), dengan uap air panas, dan dengan menggunakan uap panas bertekanan (panas basah). Dari keempat metode sterilisasi pemanasan tersebut, metode yang digunakan untuk sterilisasi pada percobaan ini adalah dengan menggunakan uap panas bertekanan. Alat yang digunakan untuk sterilisasi dengan uap panas bertekanan ialah autoklaf. Alat ini terdiri atas suatu bejana tahan tekanan tinggi yang dilengkapi dengan manometer dan klep bahaya. Prinsip dasar dari autoklaf ini ialah tekanan dan panas (suhu tinggi). Sterilisasi dengan autoklaf merupakan cara sterilisasi yang paling baik jika dibandingkan dengan cara sterilisasi lainnya. Bahan-bahan atau alatalat yang disterilkan dengan autoklaf adalah bahan-bahan atau alat-alat yang tidak rusak terhadap pemanasan dan tekanan tinggi.
Pada percobaan ini, alat-alat yang disterilkan dengan menggunakan autoklaf adalah cawan petri, tabung reaksi, dan botol ampul. Masing-masing alat tersebut dibungkus rapat dengan kertas sebelum dimasukkan dalam autoklaf. Di dalam autoklaf, alat-alat tersebut akan disterilkan dengan suhu dan tekanan tinggi. Karena mikroorganisme tidak dapat hidup pada keadaan tersebut,
maka semua
mikroorganisme yang terdapat dalam alat-alat tersebut dapat dihilangkan, sehingga diperoleh alat-alat yang steril yang siap digunakan untuk pengerjaan mikrobiologi. Pupukan laboratorium
yang disebut
digunakan media
untuk
(jamak)
menumbuhkan atau
medium
mikroorganisme (tunggal).
di
Pembiakan
mikroorganisme di laboratorium memerlukan media yang berisi zat hara serta lingkungan pertumbuhan yang sesuai bagi mikroorganisme. Zat hara digunakan untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan untuk pergerakan. Lazimnya, media biakan mengandung air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta ”trace elements”. Dalam bahan dasar media ini dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleosida. Berdasarkan bentuknya, media dibedakan atas 3, yaitu media padat, media cair, dan media semi-padat. Media padat diperoleh dengan menambahkan agar. Agar tidak diuraikan mikroorganisme dan membeku di bawah suhu 45°C. Kandungan agar sebagai bahan pemadat dalam media padat 1,5-2%. Contoh media padat yang digunakan pada percobaan ini adalah Nutrient Agar (NA), Potato Dextrose Agar
(PDA), dan Plate Count Agar (PCA). Masing-masing 10 g NA, 11,25 g PCA, dan 19,5 g PDA dilarutkan dalam 500 mL akuades dalam erlenmeyer. Untuk menghomogenkan media, larutan-larutan tersebut kemudian diaduk dengan magnetic stirer sampai media larut sempurna. Media yang telah jadi disimpan dalam lemari pendingin atau kulkas jika belum digunakan agar awet dan tidak rusak. Kalau media akan digunakan, media dipanaskan kembali untuk mencairkannya, sehingga mudah untuk dituang ke dalam wadah pembuatan media.
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Dari hasil percobaan yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba.Susunan dan kadar nutrisi suatu medium untuk pertumbuhan mikroba harus seimbang agar mikroba dapat tumbuh optimal. 2. Isolasi mikroba berarti memisahkan satu jenis mikroba dari biakkan campuran menjadi biakan murni.
DAFTAR PUSTAKA Abimanyu D., et al, 2007. “produksi spora glomus etunicatum berbasis bahan alami”, Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia. Edisi Khusus, No. 3. Feliatra, et al, 2004. “Isolasi dan Identifikasi Bakteri Probiotik dari Ikan Kerapu Macan (Ephinephelus fuscogatus) dalam Upaya Efisiensi Pakan Ikan”. Jurnal Natur Indonesia vol.6(2). Pelczar, M. J. 1986. Dasar-Dasar Mikrobiologi, UI-Press, Jakarta. Rismayani, 2009, ”Pembuatan Media Tumbuh Mikroba”, Pusat Penelitian Mikroorganisme. Sutedjo dkk. 1991. Mikrobiologi Tanah, Rineka Cipta, Jakarta. http://id.wikipedia.org/wiki/Agar (Diakses, 15 oktober 2012).