20 Kaidah Memahami Riba 24 September 2009 | Dibaca : 3234 kali | 0 Komentar | Kategori: Hukum - Hukum Perdagangan Sebelum membaha tentang kaidah-kaidah dalam riba! kita perlu memahami terlebih dahulu ebuah maalah penting! "akni apa ebenarn"a "ang dimakud barang-barang riba#i itu$ Kita katakan! bah#aan"a ebagian dari barang-barang riba#i telah diterangkan oleh %abi shallallahu ‘alaihi wa sallam& Dan ebagian "ang lain telah ditambahkan oleh para ulama' karena keamaan ilat (ebab (ebab dengan barang-barang riba "ang nabi ebutkan! eperti )ma! perak! gandum halu! gandum gan dum kaar! kurma! garam dan anggur& Dalam hadit *a'mar dalam ri#a"at *ulim diebutkan bah#a nabi berabda! “Makanan ditukar dengan makanan harus sama.” +pakah barang-barang riba#i"ah itu han"a terdiri dari nama-nama "ang nabi ebutkan atau etiap barang "ang memiliki i,at eperti barang "ang nabi ebutkan$ Pendapat pertama: Kaum Dahiri"ah mengatakan bah#aan"a barang riba#i"ah itu
han"a nama-nama "ang %abi udah ebutkan a.a& +dapun elainn"a maka tidak termauk barang riba#i"ah& /ni adalah pendapat /bnu 1ail dari madhab Hambali&
Pendapat kedua: ah#aan"a barang-barang riba#i"ah itu tidak han"a terbata pada
barang-barang "ang diebutkan oleh nabi a.a! namun .uga tercakup etiap barang "ang memiliki keamaan i,at dengan barang-barang "ang diebutkan nabi itu& Dari pendapat ini! para ulama kemudian berbeda pendapat tentang ilat ebab(alaan ebab(alaan barang-barang "ang diebutkan nabi ehingga diebut ebagai barang-barang riba#i& Sebagaimana "ang kita ebutkan ebelumn"a bah#a nabi men"ebutkan barang-barang riba#i"ah berupa ema! perak! gandum halu! gandum kaar! kurma dan garam& Perbedaan pendapat "ang dimakudkan adalah ebagai berikut: dari ema dan perak - Pendapat pertama: ah#a ilat dari
adalah ukuran timbangan& +dapun barang-barang elainn"a "ang empat "ang terebut dalam nah adalah ukuran takaran& /ni adalah pendapat +bu Hani,ah dan +hmad& +ta daar pendapat inilah maka hukum riba berlaku pada etiap barang-barang "ang dapat ditimbang-baik itu makanan atau elainn"a- dan etiap barang-barang "ang dapat di takar- baik itu makanan atau elainn"a-& +ta daar pendapat ini pula hukum riba berlaku untuk bei& arangiapa "ang menukar bei dengan bei harulah eukuran dan tunai! karena memiliki .eni "ang ama nanti akan di.elakan dalam kaidah bah#a apabila barang "ang ditukar itu adalah barang "ang e.eni! maka harulah eukuran dan tunai& *enurut pendapat ini maka hukum riba berlaku pada ema! bei! tembaga! kuningan! timah dll& egitu pula berlaku pada barang barang lain "ang dapat ditimbang eperti kain! utera! #ol! kapa dan emua barang "ang dapat ditimbang& egitu pula hukum ini berlaku untuk barang-barang "ang dapat ditakar
eperti gandum halu! gandum kaar! kurma! bera dan emua benda cair! eperti min"ak dan uu&/nilah pendapat pertama "aitu timbangan dan takaran& Dengan ilat ini berlakulah hukum riba untuk etiap barang "ang dapat ditimbang dan ditakar baik berupa makanan atau elainn"a& - Pendapat kedua: /mam S"a,ii rahimahullah berpendapat bah#a ilat alaan dari ema
dan perak adalah karena keduan"a merupakan tandard harga untuk barang-barang lainn"a alat tukar& +dapun ke empat barang "ang lainn"a! maka ilat n"a adalah .eni makanan& +ta daar pendapat ini maka hukum riba berlaku untuk: •
•
)ma dan perak a.a& +dapun timah! bei! tembaga db! tidak berlaku hukum riba#i& 5eni makanan& *aka etiap makanan termauk barang riba#i! tidak terkait dengan kondiin"a "ang biaa ditimbang atau ditakar&
- Pendapat ke tiga: /mam *alik berpendapat bah#a ilat dari ema dan perak adalah alat tukar& +dapun empat barang lainn"a maka ilat n"a karena barang-barang terebut
merupakan makanan pokok dan makanan impanan& 6aitu makanan ehari-hari dan makanan "ang dapat diimpan dalam .angka #aktu "ang lama& Seperti gandum! maka ia adalah makanan pokok dan biaa diimpan dalam #aktu lama& egitu pula gandum! "air! .agung dan .e#a#ut& - Pendapat keempat: S"aikul /lam /bnu 7aimi""ah rahimahullah berpendapat bah#a ilat dari ema dan perak adalah alat tukar "aitu barang "ang bia digunakaan untuk pemba"aran bagi barang elainn"a& +dapun empat barang lainn"a ilat n"a adalah
makanan "ang biaa ditakar atau ditimbang& Sebagai contoh: 1. Pertukaran antara satu Apel dengan dua Apel. Apakah berlaku hukum riba?
*enurut *adhab Hana,i dan Hanbali: 7idak berlaku hukum riba& Karena keduan"a bukan termauk barang "ang biaa diukur dengan takaran atau timbangan! namun dengan .umlah atau bilangan& *enurut *adhab S"a,ii: erlaku hukum riba! karena apel adalah makanan& *enurut *adhab /mam *alik: 7idak berlaku hukum riba! karena apel bukanlah ema! perak maupun makanan pokok "ang biaa diimpan& 2. Satu sho’ gandum halus ditukar dengan dua sho’ gandum halus. Apakah berlaku hukum riba?
*enurut madhab Hana,i dan Hanbali: erlaku hukum riba! karena pertukaran ter.adi pada barang "ang biaa diukur dengan takaran& *enurut madhab S"a,ii: erlaku .uga! karena pertukaran ter.adi pada makanan&*enurut madhab *aliki: erlaku! karena
pertukaran ter.adi pada makanan pokok "ang biaa diimpan& *enurut S"aikhul /lam: erlaku! karena pertukaran ter.adi pada makanan "ang biaa diukur dengan takaran& . Satu kilogram besi ditukar dengan dua kilogram besi.
*enurut madhab Hana,i dan Hanbali: erlaku karena bei termauk barang "ang biaa diukur dengan timbangan& *enurut madhab S"a,ii: tidak berlaku! karena bukan ema atau perak& ukan pula makanan pokok "ang diimpan& *enurut "aikhul /lam: tidak belaku! karena ilat menurut beliau adalah alat tukar! makanan "ang ditakar atau ditimbang& !. Satu pena ditukar dengan dua pena
*enurut madhab Hana,i dan Hambali: 7idak berlaku& Karena bukan termauk barang "ang biaa diukur dengan takaran maupun timbangan akan tetapi bilangan& *enurut *adhab S"a,ii: 7idak berlaku& Karena bukan ema atau perak& ukan pula makanan& ilat "ang digunakan pada madhab ini adalah tatun"a ebagai makanan atau alat tukar& *enurut S"aikul /lam: 7idak berlaku& Karena ilat menurut beliau adalah alat tukar! makanan "ang dapat ditimbang atau ditakar& Kita mengetahui barang riba#i"ah menurut S"aikul /lam adalah: •
•
arang "ang men.adi alat tukar eperti 8i"al! Dinar dan Pound! erta apa a.a "ang men.adi alat tukar manuia& arang-barang "ang men.adi makanan "ang ditakar atau makanan "ang ditimbang dan inilah pendapat "ang ro.ih dalam maalah ini&
/nilah kaidah-kaidah "ang haru dipahami dalam permaalahan riba: KAIDAH PERTAMA
;<=>?@ : AT UVWX YZ?@ ?@^ jf\?@^ Setiap barang yang jenis dan ilatnya sama maka boleh ditukarkan dengan berdasar pada dua syarat; yaitu sama banyaknya dan tunai.
erdaarkan perkataan S"aikhul /lam! uang ri"al termauk barang 8iba#i& +pabila ri"al ditukar dengan ri"al keduan"a ama .eni dan ilat n"a maka haru terpenuhi dua "arat: Sama ban"ak dan tunai& ontoh: •
0 ri"al ditukar dengan 0 ri"al! 0 ri"al ditukar dengan 0 ri"al! dan haru tunai dan barangn"a ada ditempat erah terima barang ditempat tranaki& Karena terkadang tranaki ecara tunai akan tetapi barangn"a tidak ada di tempat& Hal ini
•
•
ter.adi dengan keepakatan antara keduan"a bah#a tranaki tunai tetapi tidak boleh langung diambil& Seperti perkataan! “"amu datang 2 #am lagi baru kamu ambil barangn$a.” 7erkadang .uga ada "ang pen"erahan"a ditunda atau tunai akan tetapi barang tidak langung diambil& 6ang benar adalah tunai dan barang langung diambil& 7ukar menukar daging& erdaarkan pendapat S"aikul /lam /bn 7aimi"ah maka daging termauk barang riba#i! karena daging adalah makanan "ang laim diukur dengan timbangan& *aka tatkala aling menukar daging onta haru terpenuhi dua "arat ama ban"akn"a dan langung dierah terimakan& ula termauk barang riba#i karena termauk makanan "ang laim diukur dengan timbangan& 7atkala hendak tukar menukar gula maka #a.ib terpenuhi kedua "arat di ata&
KAIDAH KEDUA
: f^ IJ@^ RC CEFX _`?@ X E@^ YZ?@ ?@^ jf\?@ Setiap barang ribawi yang ilatnya sama namun berbeda jenis barangnya apabila hendak ditukar maka disyaratkan harus tunai atau langsung diserah terimakan.
ontoh: •
•
8i"al ditukar dengan Pound& ilat n"a ama "aitu alat tukar& *aka "arat pertukarann"a adalah tunai atau erah terima ecara langung& +dapun keamaan .umlah maka ini bukan "arat& Daging onta dengan daging kambing& ilat dari kedua barang ini adalah makanan "ang laimn"a diukur dengan timbangan& 5eni dari kedua barang ini berbeda& *aka di"aratkan tunai dan diperbolehkan untuk melebihkan alah atu barang& Karena nabi berabda! “Apabila #enis barang berbeda% maka #uallah sekehendak kalian asalkan tunai.”
•
andum kaar S"a'ir dengan gandum halu irr& ilat n"a ama "aitu makanan "ang laim diukur dengan takaran& +pabila keduan"a hendak ditukar maka di"aratkan untuk tunai& +dapun haru ama ban"akn"a! maka ini bukanlah "arat& Kita diperbolehkan men.ualn"a ekehendak kita&
KAIDAH KETIGA
RC>T q UVWX @IV <=IJ A<^ _`?@ X E@^ YZ?@
Kaidah ini berlaku menurut madhab +bu Hani,ah dan +hmad& 7elah kita ketahui ebelumn"a bah#a pendapat madhab ini mar.uh lemah& ontoh: •
•
Perak ditukar dengan tembaga& ilat dari keduan"a adalah timbangan& Perak dn tembaga keduan"a laim diukur dengan timbangan& *aka eperti ini boleh di.ual dengan ekehendak hati! dan tidak di"aratkan haru tunai& 5uga tidak di"aratkan haru ama ukurann"a& Seandain"a kita men.ual 2 kg tembaga dengan kg perak dengan tempo tertentu maka ini diperbolehkan& )ma dengan bei& *adhab ini mengatakan bah#a ilat n"a adalah timbangan& sleh kerenan"a tidak mengapa kita men.ualn"a euai dengan keinginan kita&
KAIDAH KEEMPAT
RC>T UVWX _`?@ I@ @WX CEvG LVI]O wx=Q ^ LTIV y@[^vG LTIV y@[^ ^ IG IV L?MT UVWX _`?@ }\>E@ @~ ?@^ jf\?@ -2 & z^<{>?@^ ;<=>?@ - : A?@^ jf\?@ Tukar menukar An-Naqd (mata uang logam) atau antara uang kertas dengan uang kertas (atau barang logam dengan yang lainnya) jika sama jenisnya maka harus memenuhi dua persyaratan yaitu (!) sama ukurannya dan (") serah terima se#ara tunai. Adapun apabila berbeda jenisnya maka syaratnya hanya satu yaitu serah terima se#ara tunai. •
•
ontoh barang "ang e.eni: 8i"al audi ditukar dengan ri"al audi& ontoh an %a1d dengan an %a1d para ulama apabila men"ebutkan an %a1d maka "ang dimakudkan adalah ema dan perak & )ma dengan ema& ontoh "ang berbeda .eni: )ma dengan perak& *aka diper"aratkan haru tunai& ontoh lainn"a adalah .ika kita men.ual ema dan uang lembaran& Keduan"a berbeda .eni dengan ilat "ang ama "aitu alat tukar& *aka di"aratkan haru tunai& +tau .ika kita men.ual perak dengan uang lembaran maka "aratn"a adalah tunai&
KAIDAH KEIMA
;<=>?@^ z^<{>?@ q^ G<>?@^ jf\?@ q CEFT xX L\]?@ X E@ TfG[ Setiap barang ribawi yang berbeda ilatnya maka tidak disyaratkan tunai juga tidak disyaratkan sama ukurannya.
5ika kita menukar barang riba#i atu dengan "ang lainn"a padahal ilat n"a berbeda maka tidak ada "arat apapun "ang haru dipenuhi&
•
•
•
8i"al dengan kurma& &lat dari ri"al adalah alat tukar& +dapun kurma maka ilatn"a adalah makanan "ang laim diukur dengan timbangan& *aka tidak ada "arat "ang haru dipenuhi untuk aling menukarn"a& andum halu dengan ema& andum halu ilatn"a adalah makanan "ang laim diukur dengan takaran& +dapun ema ilatn"a adalah alat tukar& S"a'ir andum kaar dengan perak& *aka tidak ada "arat untuk keduan"a&
KAIDAH KEE!AM
z^<{>?@ q^ G<>?@^ jf\?@ RC>T q UVWX TfG[ C• €fQ L?M?@^ Tukar menukar barang ribawi dengan barang bukan ribawi atau saling menukar antara barang bukan ribawi maka tidak ada syarat yang harus dipenuhi.
Dalam kaidah ini ada 2 bentuk tranaki& & 7ukar menukar antara barang riba#i dengan barang bukan riba#i! maka tidak ada "arat untuk keduan"a& ontoh: • • •
)ma dengan pakaian& )ma dengan buah .eruk! 8i"al dengan pakaian&
7idak ada "arat dalam pertukaran ini& Kita boleh men.ual ekehendak kita& 7idak haru ama! tidak pula haru tunai& 2& 7ukar menukar barang bukan riba#i& 7idak diper"aratkan apa-apa dan tidak ada ilat pada kedua barang tb& ontoh: • • •
Pakaian dengan kitab ‚keduan"a bukan barang riba#i-! *obil dengan buku! Pakaian dengan rumah&
/ni emua bukan barang riba#i& 7atkala kita hendak menukar barang ‚riba#i dengan barang bukan riba#i atau dua-duan"a bukan barang riba#i! maka tidak ada "arat "ang haru dipenuhi& KAIDAH KETU"UH
;<=>?@^ z^<{>?@ RC>T j<?@ ƒ„ ZX zfGC?@ _`?@ M<@ IQ …@MC?@^ …Mf`?@ ^ †f?@ ‡x>Eq C; q G<>?@^ jf\?@ ˆ?„^
$erbedaan jenis atau kualitas bukan %aktor yang diperhitungkan pada barang ribawi sejenis. &ang dipersyaratkan adalah persamaan ukuran dan harus tunai.
7atkala hendak tukar menukar barang riba#i "ang e.eni maka haru ama .umlah ukurann"a dan tunai! mekipun terdapat perbedaan kualita& ontoh: Pertukaran antara kurma dengan kurma& Keduan"a memiliki .eni "ang ama& *aka #a.ib dilakukan ecara tunai dan ama ukurann"a& 5ika atu ho' maka ditukar dengan atu ho'& *ekipun alah atu kurma dengan kualita bagu dan "ang lainn"a .elek! tetap tidak boleh kita mengatakan kita tukar ho' kurma macam "ang ini dengan 2 ho macam "ang itu& Perbedaan macam kurma tidaklah berpengaruh karena perbedaan macam pada .eni "ang ama tidaklah berpengaruh& Demikian pula kualita& /ni kualita bagu dan ini kualita buruk& /ni kurma merek + berkualita bagu dan ini kurma merek berkualita buruk& *ekipun ada perbedaan! "ang atu kurma baru dan "ang lainn"a kurma lama! tetap haru ama ukurann"a& Keterangan ini berdaar pada hadit +bu Said tatkala mendatangi %abi shallallahu ‘alaihi wa sallam di Khaibar& /apun datang dengan memba#a kurma .aniiib kualita baik "ang maih baru& %abipun bertan"a! “Apakah semua kurma "haibar seperti ini ?” para ahabat men.a#ab! “'idak wahai (asulullah. "ami mengambil satu sho kurma #aniib dengan dua sho’ kurma al #am’u )kualitas buruk*.” %abi berabda! “+auhkan dia. &ni adalah salah satu #enis riba.”
Hadit ini menun.ukkan bah#a perbedaan macam atau kualita barang tidak berpengaruh elama maih dalam .eni "ang ama& ontoh: •
•
• •
andum& andum memiliki macam "ang beragam& al khintoh! al la1iimi! dan al *ia""ah& *aka tatkala al khintoh ditukar dengan al khintoh haru ecara tunai dan ama .umlahn"a& Daging& +pabila berbeda macamn"a api mialn"a daging api irab dengan api .amuu! +pabila hendak ditukar antara ini dan itu elama keduan"a maih amaama daging api maka haru ecara tunai dan ama ban"akn"a& Suu& Daging kambing& +pabila ditukar daging domba dengan daging kambing namun dengan penambahan maka ini termauk riba& Perbedaan macam kambing ini tidak dilihat dan han"alah haru terpenuhi "arat tunai dan ama ukurann"a&
KAIDAH KEDEAPA!
:QC?@ ƒ[<]=G ;<=>?@^ z^<{>?@ AfŠT A I ‹G Œ xX z^<{>?@^ ;<=>?@ UX RC>@
Setiap kondisi yang disyaratkan harus sama jumlah ukurannya maka harus benarbenar sama menurut ukuran standard yang diakui oleh syariat. 'engan takaran yang standard jika barang takaran dan dengan timbangan standard jika barang timbangan.
Kapan di"aratkan haru ama ukurann"a$ 6akni apabila pertukaran ter.adi pada barang riba#i "ang ama .enin"a& +pabila di"aratkan haru ama maka haru diamakan menurut ukuran tandard "ar'i& 7idak boleh dengan ukuran embarangan& Karena barang-barang riba#i ini memiliki ukuran tandard ecara "ar'i& %abi berabda! “,mas dengan ,mas% seukuran dengan ukuran $ang sama. Perak dengan perak% seukuran dengan ukuran $ang sama.” sleh karenan"a apabila eeorang menukar ho' ema
dengan ho' ema! hal ini termauk riba mekipun kelihatann"a ama& *engapa demikian$ karena tidak menggunakan ukuran tandard "ang diakui oleh "ariat& Seandain"a kita ambil ema pertama "ang diukur dengan ho' atuan olume dan kita timbang dengan timbangan tandardn"a& Kemudian kita ambil ema kedua dan kita timbang dengan timbangan tandardn"a! tentu kita akan mendapatkan perbedaan& Demikian haln"a dengan barang lain& +pabila kita menimbang barang "ang laimn"a ditakar berdaar atuan olume atau menakar barang "ang laimn"a ditimbang berdaar atuan berat maka hal ini termauk dalam praktek riba& ontohn"a perak& kuran tandard menurut "ariat adalah dengan timbangan& +kan di.elakan tentang kaidah ukuran tandard& &ns$a Allah. 7atkala 0 kg gandum ditukar dengan 0 kg gandum maka ini termauk riba& Karena kita menggunakan ukuran timbangan atuan berat& Padahal gandum ukuran tandardn"a adalah takaran berdaar atuan olume& +dapun kg atau gram adalah ukuran timbangan berat& Pertukaran ini haru diukur dengan tandard "ar'i& andum adalah barang "ang laim ditakar& *aka kita mengukurn"a dengan alat ukur eperti ho'! #a1! mud db& +dapun barang-barang timbangan diukur dengan alat timbangan eperti kg! gram! pound dll& KAIDAH KE#EM$IA!
z^<{>?@ R@C>@ ŽIQ IQ QC?@ [<]=?@ RC>T Œ q CE zfGCG zfG[ L?M
Demikian pula pada pertukaran barang riba#i dengan barang bukan riba#i& 7idak diper"aratkan menggunakan ukuran tandard "ar'i& Pada pertukaran barang riba#i dengan barang riba#i .eni lainn"a! tidak diper"aratkan haru dengan ukuran tandard& *engapa$ karena beda .eni maka tidak diper"aratkan haru ama .umlahn"a& Diper"aratkan haru menggunakan ukuran tandard "ar'i apabila ter.adi pada barang barang "ang diper"aratkan haru ama ukurann"a karena ama .enin"a& +dapun .ika
kita tukarkan barang riba#i dengan barang riba#i .eni lainn"a maka kita boleh mengukurn"a euai dengan kehendak kita& aik pada barang-barang takaran maupun timbangan& ontoh barang riba#i dengan barang riba#i .eni lain: •
•
Pertukaran ema dengan kurma& Sama a.a apakah dengan timbangan! takaran atau tidak diukur ama ekali& Kurma laimn"a diukur dengan takaran& +kan tetapi apabila hendak kita tukar dengan ema atau ri"al maka tidak mengapa kita mengukurn"a dengan timbangan& egitu pula ema& andum halu dengan gandum kaar& Keduan"a laim diukur dengan takaran& Selama tidak diper"aratkan haru ama ukurann"a maka tidak di"aratkan pula haru diukur dengan ukuran tandard& 5uallah ho' gandum kaar dengan 2 ho gandum halu& +tau 0 kg gandum kaar dengan 20 kg gandum halu& +tau .uga ho' gandum kaar dengan 0 kg gandum halu& Diukur dengan timbangan atau takaran! emua boleh& +kan tetapi haru tunai&
ontoh pertukaran barang "ang berbeda dan tidak ama .enin"a: •
•
Kurma dengan ri"al! maka hal ini tidak mengapa& *ialn"a apabila kita membelin"a dari pedagang kurma& ukann"a menakar! pedagang itu malah menimbangn"a& /ni boleh& *engapa demikian$ Karena kita tidak diharukan untuk men"amakan ukuran& +ntara kurma dan ri"al berbeda .enin"a& Demikian pula contohn"a apabila kita membeli bera& Kemudian diberikan 2 kg bera bukan dengan ukurun ho'&/ni tidak mengapa& Kita tidak membeli barang riba#i "ang e.eni! akan tetapi beda .eni& Dalam kontek ini! kita tidak diper"aratkan haru menggunakan ukuran tandard "ar'i kerena kita tidak di"aratkan untuk men"amakan ukuran&
egitu pula .ika kita mengganti atau menukar barang riba#i dengan barang bukan riba#i& +tau tukar menukar barang "ang bukan riba#i! maka tidak ada "arat menggunakan ukuran tandard& Seperti kita menukar ba.u dengan ba.u& *engapakah para ulama men"aratkan untuk menggunakan alat ukur "ang tandard$ 7idak lain upa"a ter#u.ud keamaan dengan ebenarn"a& %abi berabda: ’O @f{G @f‘ ’=G x “Misal dengan semisaln$a dan sama dengan persamaann$a.”
7idaklah ter#u.ud peramaan ini kecuali dengan ukuran "ang tandard& KAIDAH KE#EPUUH
ŠO LTI=?@ IQ —\‘^ U\Q “@ ”\ N?@ I–Q X A<
arang apa saja yang dikenal oleh penduduk adinah pada *aman nabi sebagai barang yang la*im diukur dengan takaran maka ia diukur dengan takaran. arang apa saja yang dikenal oleh penduduk akkah pada *aman nabi sebagai barang yang la*im diukur dengan timbangan maka dia diukur dengan timbangan selamanya hingga hari kiamat.
Kaidah inilah "ang ingin kita .elakan terkait dengan landaan penggolongan barang "ang ditimbang atau barang "ang ditakar& Perin"a tatkala kita hendak menukar barang riba#i "ang e.eni ehingga diper"arakan untuk ama berdaar ukuran tandard "ariat& Dari ini timbul pertan"aan! barang apa a.a "ang ukuran tandarn"a adalah timbangan$ barang apa a.a "ang ukuran tandardn"a takaran$ maka kita .elakan! bah#aan"a dalam kaidah ini terdapat patokan-patokan bb: & Seluruh bi.i-bi.ian termauk barang "ang ditakar& Hal ini mencakup ban"ak barang eperti gandum halu! gandum kaar! .e#a#ut! kacang! db& 2& Seluruh benda cair adalah barang "ang ditakar uu! "ogurt! min"ak! madu db& maka tatkala hendak bertukar antara madu dengan madu! haru diukur dengan takaran& egitu pula gandum dengan gandum! haru diukur dengan takaran pula& 3& Seluruh benda logam adalah barang "ang diukur dengan timbangan eperti bei! tembaga! kuningan db& /ni adalah pendapat madhab Hana,i dan Hanbali& 6ang benar! tidaklah berlaku hukum riba kecuali pada ema dan perak& Sedangkan menurut pendapat S"aikhul /lam! maka ema dan perak dan apa-apa "ang termauk alat tukar atau alat pemba"aran& 4& ulu dan e.enin"a termauk barang-barang "ang diukur dengan timbangan eperti #ool! utera! kapa dll& Segala hal "ang men.adi bahan baku pakaian termauk barang "ang diukur dengan takaran& & Kurma dan e.enin"a termauk barang "ang diukur dengan takaran& Kaidah mengatakan bah#a barang apa a.a "ang dikenal di kalangan penduduk *adinah pada aman nabi ebagai barang takaran! maka barang itu dianggap barang "ang diukur dengan takaran& Hal ini berlaku elaman"a& Seperti bi.i-bi.ian dan benda-benda cair& Demikian pula etiap barang "ang dikenal oleh penduduk *akkah pada aman nabi ebagai barang timbangan maka dianggap ebagai barang "ang diukur dengan timbangan elaman"a& Seperti benda logam! ema! dan perak& Hal ini ditun.ukkan oleh hadit nabi "ang berbun"i! “'akaran itu dengan takarann$a penduduk madinah dan timbangan itu dengan timbangann$a penduduk Makkah.”
Sebagian ulama berkata! ˜)ma dan perak diukur dengan timbangan! adapun empat barang riba#i lainn"a diukur dengan takaran& +dapun elainn"a maka dikembalikan menurut kebiaaan ma"arakat etempat&™ ontoh! menukar ekantong bera dengan ekantong bera& Hal ini tidak boleh& Karena bera termauk barang riba#i& 7idak boleh ditukar dalam keadaan belum diukur dengan ukuran tandard "ariat& KAIDAH KE#E$EA#
š _Š]?@ q v{?@ UX ŽCJ €?@ UX ŽCJ
Setiap barang yang haram untuk dilebihkan haram pula untuk ditunda pembayarannya. 'an tidak berlaku sebaliknya.
Kapan barang diharamkan untuk dilebihkan$ 6aitu tatkala ama .enin"a& *aka haram pula untuk ditunda pemba"arann"a& ontoh! ema dengan ema& Haram untuk dilebihkan& Kita tidak boleh men.ual 00 kg ema dengan 20 kg ema& *aka haram pula untuk ditunda pemba"arann"a& Kita tidak boleh menukar ema dan ema dengan tempo& Kaidah ini tidak berlaku untuk kau ebalikn"a& 7erkadang haram untuk ditunda pemba"arann"a akan tetapi tidak diharamkan untuk dilebihkan& Seperti ema dan perak& Haram untuk menunda pemba"aran! haru tunai! akan tetapi tidak haram untuk melebihkan alah atun"a& 5adi boleh kita men.ual 00 gr ema dengan 200 gr perak& KAIDAH KEDUA $EA#
/ni adalah praktek riba .ahili""ah& Sebagai gambaran! eeorang memberi hutang kepada orang lain& Saatn"a tiba #aktu pemba"aran! ia mengatakan! “Pilih engkau lunasi hutangn$a atau engkau tambah bungan$a.” Seeorang menghutangi 00 gr ema& Saatn"a pemba"aran tiba! ia mengatakan! “"amu lunasi atau engkau tambahi.” Penambahan .umlah ini dikerenakan penambahan tempo pemba"aran& KAIDAH KETIGA $EA#
L€^<]=?@ ž Ÿ —? ¡[?@ [„ Ÿ] @~ Apabila terdapat keadaan yang membuat tidak sempurnanya si%at sama pada salah satu jenis barang ribawi disebabkan oleh jenis atau sebab lain maka tidak sah penggantinya.
+pabila pertukaran ter.adi pada barang riba#i e.eni maka di"aratkan adan"a peramaan atau erah terima ecara kontan& sleh karenan"a apabila tidak empurna peramaan .umlah barang diebabkan .eni barang itu endiri atau ebab lain maka tidak ah pertukarann"a& *ialn"a! tatkala kita men.ual roti "ang terbuat dari gandum dengan gandum& Diini terdapat cacat peramaan .umlah barang& Karena gandum diukur dengan takaran ukuran olume edangkan roti tidak mungkin diukur dengan takaran& +kan datang pen.elaan tentang hukum apabila barang-barang riba#i "ang tidak lagi dapat diukur dengan timbangan atau takaran lantaran telah diproe men.adi produk lain& +pakah barang terebut maih tetap termauk barang riba#i atau telah berubah$ diini terdapat perbedaan pendapat& 6ang terpenting apabila kita menukar roti "ang terbuat dari gandum
dengan gandum! kita katakan bah#a peramaan .umlah diini tidak empurna& Karena gandum diukur dengan takaran adapun roti tidak laim diukur dengan takaran& KAIDAH KEEMPAT $EA#
f : †f?@^ < Q@fV =T ¤¥O <œ O<?@ 'ua barang yang terbuat dari satu bahan yang sama maka keduanya adalah sejenis. +enis adalah sesuatu yang memiliki nama khusus men#akup berbagai ma#am,tipe. Adapun yang dimaksud Tipe,a#am men#akup semua item dengan karakter yang berbeda-beda.
Kaidah ini menerangkan pengertian .eni dan macam: •
•
•
•
andum adalah .eni "ang mencakup berbagai macam "ang berbeda& andum ada beberapa macam& Seperti khintoh! la1imi! mai"ah! db& Kurma adalah .eni "ang mencakup kurma a.#ah! kurma ukari! kurma barkhi db& Daging adalah .eni "ang mencakup daging onta! daging kambing! daging api db& Kambing adalah .eni "ang mencakup domba! kiba" db&
ontoh kau: al khintoh adalah macam dari .eni gandum& 5enin"a gandum! edangkan macam(tipen"a khintoh& +pabila kita memiliki ekantong gandum al khintoh! dan ekantong lagi gandum al khintoh& Kedua kantung ini macamn"a ama! namun bia berbeda pada datn"a atau i,atn"a& *aka macam barang mencakup ata item-item "ang berbeda& +pabila memliki perbedaaan tipe(maca maka ini diebut .eni barang& ontoh lain: Kurma a ukar"& Kita pun"a 3 kantong kurma a ukar"& 7iga kantong ini dinamakan macam& *engapa$ Karena udah terpecah men.adi item-item "ang berbeda& 7elah kita baha bah#a pertukaran barang "ang e.eni tidak melihat kepada perbedaan macam& 7atkala kita hendak menukar gandum dengan gandum! kita tidak melihat perbedaan macamn"a& 5ika kita menukar gandum khintoh dengan gandum la1iim atau mai"ah maka tetap diharukan tunai dan dalam .umlah "ang ama& +palagi .ika barangn"a emacam eperti khintoh dengan khintoh& KAIDAH KEIMA$EA#
I]??@ <–X RC>@ <–{`G §]G @~ ¨<›œ@ †^CX +enis barang yang berma#am-ma#am apabila dijual dengan jenisnya disyaratkan adanya kesamaan si%at yang dimaksudkan dalam akad.
andum halu .eni da1ii1 apabila ditukar dengan gandum halu .eni da1ii1 maka di"aratkan haru ama dalam tingkat kehaluann"a& 7idak boleh men.ual ho' gandum halu .eni da1ii1 dengan ho' gandum halu .eni .urai ‚ beda tingkat kehaluan-! karena tidak ama& 7atkala kita membeli khintoh dengan khintoh atau mai"ah dengan mai"ah ‚macam gandum-! maka tidak ada pengaruh perbedaan macam elama maih dalam .eni "ang ama& +tau tatkala kita membeli daging domba dengan daging kambing! maka ini tidak ada perbedaan! diharukan ama dan tunai& KAIDAH KEE!AM $EA#
U{ZG —©<ª _› f G zfGCG _\X L]?
Kaidah ini berdaar pada pendapat S"aikul /lam& +dapun pendapat "ang mahur dari madhab Hanbali dan Hana,i bah#a hal itu tidak beri,at mutla1& +da dua keadaan: & Pertukarann"a dengan .eni lain mekipun bahan alin"a atu maka ini boleh& Seperti pertukaran roti dengan bubur& 2& Pertukarann"a dengan .eni "ang ama& Seperti roti dengan roti! bubur dengan bubur& *aka dalam hal ini diharukan ama& 6ang paling penting diperhatikan dari kaidah ini adalah: +pabila barang "ang laim ditakar atau ditimbang udah berubah lantaran diolah men.adi produk baru! apakah maih tetap termauk barang riba#i$ *enurut S"aikhul /lam: arang timbangan atau takaran "ang berubah lantaran diolah men.adi produk baru maka udah bukan lagi barang riba#i mekipun di.ual dengan "ang e.enin"a& •
•
Seandain"a kita tukarkan ho' gandum "ang udah diubah men.adi roti dengan 2 ho' gandum "ang maih ali! maka hal ini boleh menurut S"aikhul /lam& Karena beliau mengatakan bah#a gandum "ang udah diolah men.adi roti bukan lagi termauk barang riba#i mekipun kita .ual dengan "ang e.enin"a& Setiap "ang diolah maka ia udah tidak lagi termauk barang riba#i& ontoh lagi pada barang "ang ditimbang -S"aikul ilam tidak memandang adan"a ilat pada barang "ang ditimbang! beliau tidak memandang bah#a ebab barang mauk dalam kategori riba#i itu karena barang "ang ditimbang& Seperti .ika kita men.ual be.ana dari bei dengan bei& *aka bei "ang udah diolah men.adi be.ana bukan lagi mauk barang riba#i& Sehingga boleh kita men.ual ketel dari bei dengan bei mentah& Sama a.a apakah dengan ukuran ama atau dilebihkan! tunai atau tempo! emuan"a boleh dilakukan& S"aikhul /lam berpendapat! apabila
barang udah bukan lagi barang riba#i lantaran telah diolah men.adi produk lain maka tidak lagi berlaku hukum-hukum riba#i& Pendapat "ang ma"hur dari madhab Hanbali dan Hana,i adalah barang-barang riba#i "ang ditakar apabila telah diolah men.adi produk lain maka tetap dalam tatun"a barang riba#i& 7idak boleh tukar-menukar gandum dengan roti .uga tidak boleh roti dengan roti kecuali dengan "arat haru ama .umlahn"a& 8oti ditukar dengan roti ah .ika ama keringn"a& +dapun roti dengan gandum hal ini tidak ah menurut madhab ini& Dalam hal barang-barang "ang ditimbang! mereka memandang bah#a barang-barang "ang udah diolah men.adi produk lain bukan lagi barang riba#i& *aka boleh menukarkan ketel dari bei dengan 2 ketel& *ekipun keduan"a beraal dari bei& *ereka membedakan antara barang timbangan dan barang takaran& +dapun "aikul ilam memandang bah#a etelah barang riba#i itu berubah men.adi barang bukan riba#i lantaran udah diolah men.adi produk lain-baik "ang ditimbang maupun "ang ditakarmaka tidak lagi berlaku hukum riba#i& KAIDAH KETU"UH $EA#
L?M
Kaidah ini berbeda dengan pendapat S"aikul /lam& eliau berpendapat bah#a ongko pembuatan berpengaruh& Sedangkan .umhur ulama berpendapat bah#a bia"a tambahan untuk ongko pembuatan tidak berpengaruh dalam pertukaran& *aka tatkala kita menukar ema "ang telah dibentuk dengan ema "ang belum dibentuk! kemudian diberikan tambahan bia"a pembuatan maka hal ini termauk dalam riba& Hal ini didaari oleh hadit «udholah bin baid bah#a dia membeli cincin dengan dinar "ang ada mutiaran"a& *aka tatkala hendak dilepakan ada bia"a tambahan& *aka %abi shallallahu ‘alaihi wa sallam berabda! “+angan% hingga kamu melepaskann$a.” Selain itu nabi .uga berabda! “,mas dengan emas $ang setara. Perak dengan perak $ang setara.”
Pendapat "ang benar dalam maalah ini adalah pendapat .umhur ulama "aitu pembuatan tidaklah berpengaruh& /ni merupakan kebalikan dari pendapat S"aikhul /lam /bnu 7aimi"ah& 5ika kita menginginkan adan"a tambahan dari ongko pembuatan maka kita katakan bah#a ini tidak boleh dan .atuh kepada riba& Haditn"a .ela! “,mas dengan emas% perak dengan perak% $ang sama dan semisal.” KAIDAH KEDEAPA! $EA#
<=–{› C• O <=IJ ¬O ^ <=–]O^ U{`G zfGC?@ L?M
Para ulama menamain"a ebagai —[M^ …f`Q I ŸO L?v{O maalah ˜ mud kurma a.#ah dan dirham&™ +.#ah merupakan alah atu .eni kurma madinah& Permaalahan "ang dikenal dengan ˜mud kurma a.#ah dan dirham™ ini ada 2 gambaran: & Pertukaran barang riba#i dengan e.enin"a "ang pada keduan"a ada barang lain "ang tidak e.eni& 2& Pertukaran barang riba#i dengan e.enin"a! pada alah atun"a terdapat barang lain "ang tidak e.eni& ontoh gambaran +: *enukar mud kurma a.#ah dengan mud kurma a.#ah& Pada keduan"a terdapat barang lain "ang tidak e.eni& 6ang pertama ada dirhamn"a "ang kedua .uga ada dirhamn"a& 5umhur ulama mengatakan bah#a kau eperti ini tidak boleh& Karena ada unur tipu mulihat pada barang riba#i "ang e.eni dengan penambahan& S"aikul /lam berpendapat boleh .ika .umlah mud keduan"a ama dan .umlah dirhamn"a .uga ama& ontoh gambaran : Satu mud kurma a.#ah "ang diertai dirham dengan 2 mud kurma a.#ah& 5umhur berpendapat tidak boleh& +dapun pendapat kedua mengatakan .ika mud ditukar mud dan dirhamn"a ebagai pemba"aran ata kelebihann"a! maka ini boleh& 7atkala kita membeli perhiaan intan dari pembuatn"a& Kita memberin"a perhiaan lama! kemudian kita mengambil perhiaan baru& Pembuat perhiaan meminta kita haru menambah! apakah ini boleh$ atau kita memberi 20 gr perhiaan lama dan mengambil gr perhiaan baru "ang udah dibentu! apakah ini boleh$ /ni mauk dalam maalah ˜mud kurma a.#ah dan dirham™& Karena kita telah menukar barang riba#i dengan e.enin"a! pada alah atun"a terdapat uang dirham "ang bukan dari .enin"a! menurut .umhur ulama ini boleh& *enurut S"aikhul /lam apabila tambahann"a ebagai bia"a pembuatan barang maka hal ini boleh& +kan tetapi pendapat "ang benar adalah tidak boleh menukar karena hadit telah .ela menerangkan! “,mas dengan emas-” demikian pula kiah «udholah ketika membeli cincin "ang ada mutiaran"a dengan dinar maka %abi berabda! “+angan% sampai kamu lepaskan mutiaran$a.” maka "ang benar menukar barang riba#i dengan .enin"a tidak dibenarkan adan"a tambahan& Haru ama antara keduan"a dalam timbangan& 7idak berpengaruh ongko pembuatan& Sebagaimana kami .elakan ebelumn"a! bah#a macam barang itu tidak berpengaruh apa-apa& Soluin"a! kita .ual perhiaan lama kita dan kita tahan dirhamn"a! baru kemudian uangn"a kita gunakan untuk membeli "ang baru& +kan tetapi "ang men.adi maalah! ebagian pembuat perhiaan itu mengatakan! “Aku akan membeli darimu dengan s$arat kamu nanti harus membeli dariku.” *aka kita katakan! diini kita ter.atuh dalam riba! "aitu ema ditukar ema dengan tambahan& Karena "aratn"a adalah kita men.ual kepadan"a dan kitapun haru membeli darin"a& /ni eolah-olah kita menukar ema dengan ema dengan harga tambahan& /mam +hmad mengatakan! “,ngkau #ual barangmu dan ambil hargan$a. alu /ari tempat lain. &ni dilakukan untuk menghindari s$ubhat riba. +ika tern$ata tidak menemukan tempat lain $ang bisa memenuhi kebutuhan kita maka tidak mengapa kembali ke tempat semula.”
KAIDAH KE#EM$IA! $EA#
Ÿ ?@ L\€ L\;<==?@ X ˆ eraguan terhadap kesamaan ukuran dihukumi seperti adanya penambahan.
5ika ter.adi keraguan apakah ukuran barang udah ama atau belum! maka dianggap adan"a penambahan& Dengan demikian #a.ib bagi kita mematikann"a dengan menggunakan ukuran tandard "ariat& 7idak mengetahui bah#a barang itu eukuran ama a.a artin"a dengan mengetahui bah#a barang itu ada kelebihan& KAIDAH KEDUAPUUH
® L\=]?@ Ž<O ŽfT wx=]?@ ‡C IQ I{?@ ^ ˆ?@ Nª Apakah #ek atau giro dapat mengantikan uang dalam pembayaran
/ni adalah permaalahan modern "ang ter.adi tatkala menukar barang "ang mengharukan pemba"aran tunai& ontoh ema dengan ri"al& Ketika hendak membeli ema! kita diharukan untuk memba"ar tunai karena bertemun"a 2 barang riba#i& Kitapun lanta memberikan cek ebagai ganti uang ri"al& +pakah cek ini bia menggantikan poii uang ecara "ariat$ Para ulama kontemporer berbeda pendapat& Sebagian mereka berpendapat bah#a cek bia menggantikan uang& Penggunaan cek untuk .ual beli telah men.adi kebiaaan manuia aman ini& *aka cek menggantikan dirham& *aka tatkala kita membeli ema dan kita men"erahkan cek! hukumn"a boleh& Pendapat ebagian "ang lainn"a adalah bah#a cek tidak dapat menggantikan dirham& 7atkala kita membeli ema atau perak atau pound dengan ri"al Saudi! tidak cukup dengan memberikan cek& Karena pemberian cek tidak dianggap ebagai pemba"aran tunai& +laann"a "aitu apabila cek ini hilang atau terbakar apakah akan kembali kepada "ang memberi cek atau tidak$ .a#abn"a adalah kembali& /ni menun.ukkan bah#a cek tidaklah tunai& erbeda keadaann"a apabila dalam poii dirham& 5ika kita mengambil ema dan kita beri 000 ri"al dan tern"ata hilang atau terbakar ri"al itu! apakah dianggap tunai$ .a#abn"a i"a& +pakah akan kembali kepada "ang pun"a$ .a#abn"a tidak& +dapun cek akan kembali& /ni menun.ukkan cek tidak dianggap kontan& Pendapat ketiga mengatakan hal ini perlu perincian& 5ika cekn"a ali maka boleh& 5ika cekn"a koong maka tidak boleh& Karena cek ali enilai dengan harga "ang tercantum& Dan pendapat ketiga inilah "ang lebih dekat kepada kebenaran& Allahu a’lam. ¯¯¯ #umber:
Situ S"aikh Kholid bin +li +l *u"ai1ih http:((###&almohai1eh&com(inde°&php$ option±content²tak±ie#²id±0³²/temid±´
Dipublikai ulang dari http:((###&direktori-ilam&com