PALPASI PALPASI REKTAL
Tujuan
Tujuan Tujuan dilakukannya dilakukannya palpasi rektal pada sapi betina betina adalah mengetahui mengetahui letak dan posisi organ reproduksi betina, diagnosa kebuntingan dan estimasi usia kebuntingan, mengetahui keadaan normal dan abnormal organ reproduksi betina, mendiagnosa beberapa penyakit reproduksi, serta diagnosa kemajiran, recovery embrio pada transfer embrio, dan inseminasi buatan.
Frekuensi
Pelaks Pelaksana anaan an palpasi palpasi rektal rektal dilaku dilakukan kan sebanya sebanyak k 9 hari hari dari tangga tanggall 18 November !1" # 8 November !1" di $PT %e&an 'oba (akultas )edokteran %e&an $niversitas *yiah )uala.
Prinsip
+eto +etode de palp palpasi asi rekta rektall memud memudah ahka kan n kita kita dalam dalam mene menent ntuk ukan an letak letak dan dan bentuk anatomi serta abnormalitas yang terjadi pada organ reproduksi betina melalui rectum. *elain itu, melalui palpasi rektal juga dapat diketahui perubahan perubahan yang terjadi pada organ reproduksi betina sehingga membantu dalam pengaplikasian metode -nseminasi uatan /-0 dan Transfer mbrio /T0, memperm mempermuda udah h melaku melakukan kan pemerik pemeriksaan saan kebunt kebunting ingan an dan memban membantu tu dalam dalam penanganan kasus penyakit reproduksi.
Cara Kerja
2lat dan ahan 2lat yang digunakan digunakan dalam melakukan melakukan palpasi rektal adalah &earpack, &earpack, glove, tali dan ember. ahan yang digunakan adalah minyak dan ai r.
*ampel Pemeriksaan *ampel yang digunakan dalam pelaksanakan palpasi rektal ini adalah sapi dengan ear tag 1!3!, 1!48, 1!"!, 1!"8, 1!"!, 1!5, 1!8, !138, 1!49, dan 1!"8. Prosedur Pemeriksaan •
*api direstrain dengan menggunakan tali pada nostal atau tiang penyangga.
•
Palpator berdiri dalam posisi yang tepat dengan kaki kiri di depan dan kaki kanan dibelakang untuk meminimalisir resiko cidera karena gerakan sapi yang tibatiba.
•
Pakai glove lalu oleskan minyak pada punggung tangan.
•
6ekati sapi dari arah belakang dan pegang ekor sapi dengan tangan yang tidak memakai glove.
•
+asukkan tangan kedalam rektum, tangan dibuat berbentuk kerucut dan dimasukkan perlahan dengan cara memutar. 7ika sapi merejan dengan kuat, maka dilakukan tindakan penekanan pada tulang belakang sapi agar rejanan berkurang.
•
*etelah tangan palpator memasuki rektum, palpator harus mengeluarkan sebagian feses terlebih dahulu agar palpator lebih leluasa saat melakukan palpasi.
•
Perabaan dimulai dari cerviks uteri, dengan tanda khusus terabanya cincin cerviks /annulus cervicalis0.
•
Palpasi terus dilakukan ke arah depan hingga mencapai corpus uteri dan biforcatio cornualis, sehingga dapat dibedakan cornua uteri deter dan sinister.
•
2pabila cornua uteri terasa asimetris, mengindikasikan bah&a kemungkinan sapi tersebut bunting. $ntuk lebih meyakinkan, palpasi dilanjutkan sampai ditemukan ovarium. 2danya benjolan besar dan keras pada ovarium /Corpus Luteum0 akan mendukung hipotesa kebuntingan he&an.
Hasil
%asil kegiatan palpasi rektal pada sapi betina selama 9 hari pada tanggal 1 November !1" sampai dengan 8 November !1" dapat dilihat pada tabel di ba&ah ini:
Tabel 1. Palpasi Rektal. No 1
Hari/tanal *elasa, 1 Nov
Sapi Hasil !iskusi *api yang digunakan ear Terabanya servik yang ukurannya
!1"
tag 1!3! kecil dan konsistensi lembek. *api yang digunakan ear Terabanya servik dan cornua yang
4
!1" )amis, ! Nov
tag 1!48 tidak simetris. *api yang digunakan ear Terabanya servik yang ukurannya
!1"
tag 1!"!
7um=at, 1 Nov
*api yang digunakan ear Pada sapi ear tag 1!"8 terabanya
!1"
tag :
"
kecil dan konsistensinya lembek. servik dengan konsistensi lembek
1. 2.
1!"8 1!"!
dan ovarium dengan ukuran kecil konsistensinya lembek. Pada sapiear tag 1!"! terabanya servik dengan ukuran kecil dan
3
*enin, " Nov
konsistensinya lembek. *api yang digunakan ear *api dinyatakan bunting karena
!1"
tag 1!5
terabanya foetus dan merasakan desiran A."terina #e!iana$ dan
5
*elasa, 3 Nov
terabanya servik yang membesar. *api yang digunakan ear Terabanya servik dengan ukuran
!1"
tag 1!8
ukurannya lebih kecil dari kelereng. *api yang digunakan ear Terabanya servik dengan ukuran
!1"
tag !138
sebesar telunjuk dan ovarium kiri
jari telunjuk dengan konsistensi lembek dan ovarium kanan lebih
8
)amis, Nov
besar dari pada kiri. *api yang digunakan ear *api dinyatakan bunting karena
!1"
tag 1!49
terabanya servik yang membesar serta merasakan desiran A."terina
9
7um=at, 8 Nov
#e!iana. *api yang digunakan ear Terabanya servik dengan ukuran
!1"
tag 1!"8
kecil dengan konsistensi yang
kenyal. ;ambar. )egiatan Palpasi
%iskusi
Palpasi rektal atau eksplorasi rektal adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk mendiagnosa kebuntingan yang dilakukan pada ternak besar seperti kuda, kerbau dan sapi. Prinsipnya adalah dilakukan palpasi uterus melalui dinding rektum untuk meraba pembesaran yang terjadi selama kebuntingan, fetus atau membran fetus. Teknik yang dapat digunakan pada tahap a&al kebuntingan ini adalah akurat dan hasilnya dapat langsung diketahui />estari, !!50. >ebih lanjut ?usuf /!!30 mengatakan bah&a dalam pelaksanaan palpasi rektal sangat dibutuhkan kepekaan dan kebiasaan untuk mengenali organorgan yang dipalpasi. +etode palpasi rektal pada uterus telah sejak lama dilakukan. Teknik yang dikenal cukup akurat dan cepat ini juga relatif murah. Namun demikian dibutuhkan petugas yang terampil dan berpengalaman sehingga akan diperoleh diagnosa yang tepat melalui pengaplikasian metode ini. Teknik ini hanya dapat dilakukan pada he&an dengan usia kebuntingan diatas 4! hari />estari, !!50. *elain untuk kepentingan pemeriksaan kebuntingan, palpasi rektal juga dapat digunakan untuk mendeteksi adanya kelainan atau abnormalitas pada alat kelamin betina /misalnya piometra, kista ovarium, dan sebagainya0. )egiatan palpasi rektal juga berguna untuk mengetahui posisi atau kondisi normal alat kelamin di dalam tubuh he&an betina. +enurut Toelihere /19830, palpasi rektal terhadap uterus dan ovarium adalah cara mendiagnosa kebuntingan yang paling praktis. +engetahui letak dan posisi organ reproduksi betina sangatlah mendukung kegiatan palpasi ini, misalnya posisi ovarium yang hanya dapat teraba pada bagian lateral dan agak kranial dari cervik. erdasarkan pada kegiatan palpasi yang telah dilakukan oleh penulis, tidak terdapat adanya tandatanda kebuntingan pada sapi betina yang dipalpasi. %al ini disebabkan oleh sapi betina yang masih muda /sapi dara0 sehingga siklus estrus belum berlangsung secara normal pada sapisapi tersebut. 6ua ekor sapi menunjukkan gejala berahi yang ditandai adanya discharge vagina ber&arna bening yang keluar dari vulva, namun tidak ada tandatanda kebuntingan yang teraba pada saat palpasi dilakukan pada sapi tersebut meskipun sapisapi tersebut berada di kandang yang sama dengan pejantan. 6ischarge tersebut juga tetap keluar selama @ 4 hari berikutnya pada kedua sapi. +enurut +anan /!!!0, terdapat beberapa hal yang dapat mengindikasikan bah&a ternak mengalami kebuntingan, yaitu:
1. Palpasi perektal terhadap cornua uteri, teraba cornua uteri membesar karena berisi cairan plasenta /amnion dan alantois0. . Palpasi perektal terhadap cornua uteri, kantong amnion. 4.
*elip selaput fetal, alantocorion pada penyempitan terhadap uterus dengan ibu jari dan jari telunjuk secara lues.
". Perabaan dan pemantulan kembali fetus di dalam uterus yang membesar yang berisi selaput fetus dan cairan plasenta. 3. Perabaan plasenta. 5. Palpasi arteri uterina media yang membesar, berdinding tipis dan berdesir /fremitus0. 6eteksi kebuntingan dini pada ternak sangat penting bagi manajemen reproduksi ditinjau dari segi ekonomi. +engetahui bah&a ternaknya bunting atau tidak mempunyai nilai ekonomis yang perlu dipertimbangkan sebagai hal penting bagi manajemen reproduksi yang harus diterapkan. +enurut 7ainudeen and %afeA /!!!0, ada beberapa perubahan pada alat kelamin betina yang dapat dijadikan acuan dalam penetapan status kebuntingan he&an melalui metode palpasi rektal, seperti yang tertera pada Tabel .
Tabel &. Peruba'an alat kela(in betina )an !apat !ipalpasi pa!a saat setiap u(ur kebuntinan.
Spesies
"(ur Kebuntinan *bulan+
Peruba'an ,an Terja!i
$terus statis dengan '> yang tumbuh *api B )erbau
Pertama
pada satu ovarium. Pembesaran tanduk uterus karena
)edua
adanya
)etiga
cairan fetus $terus mulai turun, fetus teraba $terus berada pada lantai abdominal, fetus sulit diraba, cotyledon : diameter 3
)eempat )etujuh
cm teraba pada dinding uterus, arteri uterina media
)etujuh
akhir
kebuntingan
)uda
Pertama
hypertrofi dan terjadi fremitus 'otyledon, fremitus dan bagian dari fetus dapat 6iraba 'ervi kontraksi dan statis, tanduk uterus membengkak )antong chorioallantois pada bagian sepertiga
)edua
ba&ah ventral tanduk uterus, tanduk uterus membengkak )antong chorioallantois berkembang
)etiga
cepat dan turun ke badan uterus. $terus mulai turun Permukaan
)eempat
)elima )etujuh
dorsal
uetrus
teraba
seperti kubah menggembung. (etus dan bagian fetus teraba $terus terletak jauh di dasar rongga
abdominal )etujuh menjelang (etus lebih mudah teraba. $terus
%a-tar Pustaka
2rthur, ;. (. Noakes, 6. . Pearson, %. and Parkison, T. +. 1995. Ceterinary ondon : E..*ounders. 7ainudeen, +.<. and %afeA. .*.. !!!. Pregnancy 6iagnosis, dalam %afeA, .*. and %afeA, . !!!. ippincott Eilliams B Eilkins. Philadelphia. >estari, T. 6. !!5. +etode 6eteksi )ebuntingan pada Ternak *api. (akultas Peternakan $niversitas Padjadjaran. andung. Skripsi: ". +anan 6. !!!. Ilmu Kebidanan Pada Ternak . Nangroe 2ceh 6arussalaam. $niversitas *yahkuala Partodihadjo, *. 199. -lmu aboratorium