Tugas Besar Mata Kuliah Teknologi BahanFull description
rekayasa betonDeskripsi lengkap
EWEWEWFull description
Full description
Laporan Praktikum Pemeriksaan Kadar Lumpur Dalam Agregat HalusFull description
Praktikum Beton Unissula
Praktikum Beton Unissula
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Subjek Topik
I.
: Pengujian Bahan Agregat Agregat No. Uji : Uji Kadar Butir Lolos Saringan No.200 Untuk Halaman Agregat Halus dan Kasar Kasar
: 3 : 1/5
REFERENSI
SNI 03-4142-1996, Metoda Uji Kadar Bahan Lolos no. 200 (0,075). ASTM C.33-2001, Specification for Concrete Aggregate. SK SNI S-04-2417-1989-F, Spesifikasi Agregat sebagai Bahan Bangunan. II. TUJUAN
Untuk menentukan kadar lumpur (butir lolos no. 200) yang terkandung dalam agregat kasar dan agregat halus yang diambil dari uji bahan di labolatorium dengan cara pencucian. III. DASAR TEORI
Lumpur adalah gumpalan atau lapisan yang menutupi permukaan butiran agregat dan lolos ayakan No. 200. Kandungan kadar lumpur pada permukaan butiran agregat akan mempengaruhi kekuatan ikatan antara pasta semen dan agregat sehingga akan mengurangi kekuatan dan ketahanan beton. Lumpur dan debu halus hasil pemecahan batu adalah partikel berukuran antara 0,002 mm s/d 0,006 mm ( 2 s/d 6 mikron ). Adanya Lumpur dan tanah liat menyebabkan bertambahnya air pengaduk yang diperlukan dalam pembuatan beton, disamping itu pula akan menyebabkan berkurangnya ikatan antara pasta semen dengan agregat sehingga akan menyebabkan turunnya kekuatan beton yang bersangkutan serta menambah penyusutan dan creep. Oleh karena itu penting bagi kita untuk melakukan pengujian, sehingga didapat kadar Lumpur yang memenuhi syarat yaitu tidak boleh lebih dari 5 % untuk agregat halus dan 1 % untuk agregat kasar.
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Subjek Topik
: Pengujian Bahan Agregat No. Uji : Uji Kadar Butir Lolos Saringan No.200 Untuk Halaman Agregat Halus dan Kasar
: 3 : 2/5
IV. PERALATAN DAN BAHAN 4.1. Peralatan No.
Nama Peralatan, gambar dan keterangan
No.
Cawan
1
Nama Peralatan, gambar dan keterangan Ayakan No. 16 (1,18 mm) dan No. 200 (0,075 mm)
2
Digunakan sebagai wadah agregat dalam proses pengujian.
Digunakan untuk menyaring atau memisahkan agregat kasar dan halus. Timbangan
Ember
3
4
Digunakan sebagai wadah dalam proses pencucian agregat sebelum di oven.
Digunakan untuk mengetahui berat agregat yang diuji.
Alat pembagi contoh (Riffle Sampler)
Oven
5
6
Digunakan untuk membagi agregat menjadi dua sample yang samarata.
Digunakan dalam proses pengeringan agregat untuk mendapatkan kering oven
LABORATORIUM UJI BAHAN JURUSAN TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG Jl. Gegerkalong Hilir Ds. Ciwaruga Kotak Pos 6468 BDCD Tlp. (022) 2013789, Ext. 266 Bandung
Subjek Topik
: Pengujian Bahan Agregat No. Uji : Uji Kadar Butir Lolos Saringan No.200 Untuk Halaman Agregat Halus dan Kasar
: 3 : 3/5
4.2 Bahan
1. Air bersih. 2. Agregat kasar kering oven dengan berat 1.25 kali benda uji dengan besar butir maksimum 9.6 mm. 3. Agregat Halus dengan berat ± 1000 gram.. V. LANGKAH KERJA
1. Siapkan semua peralatan yang akan digunakan. 2. Timbang agregat yang akan diuji, hasil berat = (W 1) 3. Masukan agregat ke dalam ember dan tuangkan air bersih ke dalamnya hingga agregat terendam. 4. Aduk agregat agar terpisah dari bagian-bagian yang halus (lumpur), lalu tuangkan suspensi yang kelihatan keruh tersebut dengan perlahan-lahan ke dalam susunan ayakan No. 16 dan No. 200 .
5. Ulangi langkah 3 dan 4 diatas beberapa kali sampai air cucian (bilasan) dalam cawan/ember nampak jernih. 6. Bilas butiran-butiran yang tertinggal diatas susunan ayakan hingga air bilasan nampak jernih. 7. Masukan agregat yang telah dicuci tersebut dalam cawan, lalu keringkan agregat tersebut dalam oven dengan suhu 110 °C selama kurang lebih 24 jam sampai berat tetap. 8. Timbang agregat yang telah dioven tersebut dan catat beratnya (W 2). 9. Hitung kadar lumpur =