Selama satu bulan Hok Cie Lan dan Lam Ie Lie berdiam bersama Ceng thian Sinnie mereka menerima banyak petunjuk dari Ceng Thian Sinnie dalam ilmu pedang dan ilmu pukulan sehingga kedua gadis itu memperoleh kemajuan sangan sangat pesat sekali Pagi hari itu, disaat sarapan pagi, dari arah luar goa itu terdengar suara siulan yang panjang sekali bukan main suara siulan itu, Ceng Thian Sienie mengerutkan sepasang alisnya, muka berobah, karena sebagai seorang yang memilki kepandaian tinggi, dia dapat merasakan bahwa orang yang bersiul itu memiliki iwekang yang sangat tinggi sekali. "siapakah orang itu?" berpikir Ceng Thian Sinnie didalam hatinya, diapun telah memberi isyarat kepada Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan agar tidak bersuara. terdengar suara Cepppp ! yang keras sekali menancapnya sesuatu ditumpukan salju muka goanya. Cepat2 Ceng Thian Sienie telah keluar goa itu, diikuti oleh Hok Cie Lan dan Lam Ie Lie Mereka melihat sebatang bendera segi tiga telah menancap diatas tumpukan salju. ditengah2 bendera itu terdapat sulaman. Hati Ceng Thian Sienie jadi terkejut sekali karena dia mengetahui bahwa bendera itu merupakan bendera tanda kebesaran Beng-kauw "Ternyata tokoh dari Beng-kauw..." Serunya kemudian suara siulan panjang kembali terdengar bersusul2 disertai dengan suara tertawa yang nyaring sekali, panjang menggema Tidak berselang lama tampak beberapa sosok tubuh telah berlari2 mendatangi dengan cepat sekali. Keadaan disekitar tempat itu licin karena terbungkus salju, tetapi sosok2 tubuh itu dapat berlari dengan cepat sekali. itu telah membuktikan bahwa ilmu meringankan tubuh orang tersebut sangat sempurna sekali. Dan dalam sekejap mata saja sosok2 itu telah berada dihadapan Ceng Thian Sinnie. "tamu2" itu tidak lain adalah Yo Siauw dengan diiringi beherapa tokoh Beng-kauw, yaitu Hoan Yauw, Wie It Siauw dan beberapa tokoh lainnya. Muka mereka tampak muram waktu berhadapan dengan Ceng Thian Sienie. Hok Cie Lan dan Lam Ie Lie dari golongan muda, jadi terkejut dan girang melihat tokoh2 Bengkauw ini. Mereka telah lama dengar nama besar Beng-kauw, sedang Cu Goan Ciang memenangkan peperangan dan menjadi Kaisar adalah atas bantuan dari Beng Kauw dan siapa tahu kini mereka berhadapan dengan beberapa orang tokoh2 Beng-kauw itu. "Nona Cie Jiak, engkau telah hidup mensuci kan diri dan mencukur rambut, tetapi nyatanya engkau masih melakukan berbagai perbuatan yang tidak terpuji, yang benar2 kami tak duga ! Lihat .." Ceng Thian Sinnie mengawasi benda yang berada ditangan Yok Siauw, dia menyambutnya waktu melihat benda itu adalah segulung surat "Bacalah !" kata Yo Stauw. "Engkau akan paham apa maksud kedatangan kami ketempatmu !" Hati Ceng Thian Sienie segera tergetar merasakan adanya sesuatu peristiwa yang tidak menggembirakan telah terjadi. karena disamping Yo Siauw bicara dengan muka yang muram nada suaranya juga terdengar demikian kasar. Surat itu ternyata sepucuk surat yang tidak panjang bunyinya, antara lain isinya "Beng Kauw yang jaya... Perjuangan kalian telah berhasil, Cu Goan yang berada dibawah panji Beng kauw telah berhasil menjadi Kaisar. Tetapi urusanku dengan pihak Beng-kauw masih juga belum dapat diselesaikan. Dengan ini aku mengirimkan hadiah untuk kalian, tiga batok kepala dari tiga orang anggota Beng-kauw yang telah merasakan kehebatan Kiu Im Pek Kut Jiauw.... harap diterima dengan baik!" 'Dari Ciu Cie Jiak'. Ceng Thian Sienie jadi berobah guram segera dia menyadari ada seseorang yang ingin merusak nama baiknya. Siapa yang telah memalsukan tulisan nya? yang setiap tarikan dan
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 8 dari 55
goresannya sama "Ini......bukan ditulis olehku !" kata Ciu Cie Jiak.
dengan
tulisannya.
"Kami tidak ingin mengetahui apakah ditulis olehmu ataupun bukan, tetapi yang jelas engkau yang melakukan pembunuhan terhadap ketiga orang anggota Beng kauw dengan mempergunakan ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw !" kata Yo Siauw dengan suara yang dingin. "sejak engkau mensucikan diri sesungguhnya kami yakin engkau akan mengambil jalan terang dan juga jalan yang baik, namun nyatanya engkau masih tetap melakukan perbuatan2 rendah ...jubah kependetaanmu itu hanya dipergunakan sebagai kedok belaka . . . !" Muka Ciu Cie Jiak jadi berobah merah padam pucat dan ke-hijau2an bergantian jika dulu Yo Siauw berkata begitu, tentu Ciu Cie Jiak telah membawa adatnya yang keras, namun sekarang karena dia telah hidup mensucikan diri dan mengikuti ajaran2 Sang Budha, hatinya agak sabar dan dia masih bisa menindih perasaan mendongkolnya itu. "Yo Kauwcu," katanya kemudian sambil menghela napas. "Terserah bagaimana tanggapan tetapi justru surat ini bukan ditulis oleh ku dan juga bukan perbuatanku membinasakan anggota Beng kauw." "lalu engkau ingin menimpahkan urusan pada siapa ?" tanya Yo Siauw dingin. "Telah lima tahun Pienie tidak keluar dari sini, telah lima tahun pula Pienie hidup mengasingkan diri. Jika terjadi urusan seperti ini seharusnya Yo Kauwcu menyelidiki dulu persoalan ini agar jelas, jangan sampai terjadi kekeliruan dan segera menuduh secara membuta" "Hemmm, itu belum seberapa !" kata Yo Siauw dengan suara yang tetap dingin dan wajah semakin guram. "mengenai diri Thio Kauwcu juga, engkau telah melakukan tipu muslihat sehingga Thio Kauwcu mengundurkan diri dari jabatan karena ancamanmu bukan !" "Aah?" Melihat muka Ceng Thian Sienie yarg berobah. Yo Siauw telah tertawa sinis. "Engkau yang telah memaksa Thio Kauwcu dengan caramu yang licik sehingga Thio Kauwcu telah mengundurkan diri dan lenyap begitu saja hanya meninggalkan pesan menyerahkan kedudukan Kauwcu kepadaku!" "Belum lama inilah kami baru mengetahui bahwa pengunduran diri Thio Kauwcu disebabkan oleh mu" "Atas alasan apakah engkau menuduhku memaksa Thio Kauwcu sehingga mengundurkan diri dari dan meninggal pergi sebagai pemimpin kalian?" Karena semakin lama Yo Siauw juga telah semakin diliputi kegusaran, dan dia telah bersuara tawar. "Dalam keadaan ini mungkin orang2 persilatan akan mengangap bahwa engkau benar2 telah mensucikan diri.. tetapi kami memiliki bukti" dan setelah berkata begitu, tampak Yo Siauw menoleh kebelakang "Koan It, kemari kau!" Dari rombongan orang2 Beng-kauw itu telah muncul seorang lelaki berusia lima puluh tahun, tubuh tegap dan gagah. "Katakan apa yang engkau lihat dan pernah alami empat tahun yang lalu dikota Miang-cukwan!" "Baik Yo Kauwcu !” mengangguk Koat It dengan ber-sungguh2. "Waktu itu aku masih ingat, tepat diharian Ceng Beng empat tahuh yang lalu, disaat Cu Goan Ciang tengah kemakam orang tuanya, justru dikota Miang-cu kwan sangat ramai sekali. Secara kebetulan aku bertemu dengan Thio Kauwcu, yang saat itu ber sama Tio Beng Hujin (Nyonya Tio Beng)...waktu itu Thio Kauwcu telah menanyakan banyak sekali mengenai perkembangan Beng-kauw, dan aku telah menjelaskan seluruhnya dengan jelas. Bahkan aku sempat meminta kepada Thio Kauw cu agar kembali memimpin kami, tetapi Thio Kauwcu saat itu telah berkata dengan wajah yang muram "Sayang sekali aku memiliki kesulitan, hingga aku tidak dapat memenuhi keinginan kalian ! Sebetulnya memang berat aku harus berpisah dengan kalian. tetapi terhadap urusan yang http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 9 dari 55
kuhadapi. benar2 membuat aku sedih ! Apa yan kulakukan ini hanya untuk menjauhi diri dari desakan beberapa orang yang telah memaksa... " "Dan waktu kutanyakan siapa yang telah memaksa Thio Kauwcu meninggalkan kedudukan nya itu, padahal kepandaian Thio Kauwcu sangat tinggi, Thio Kauwcu tidak menyebutkan! Hanya saja saat itu wajahnya sangat muram. Dan disaat aku tengah heran. Tio Beng Bujin telah memegang tangan Thio Kauwcu dan berkata "Sudahlah, kita tidak perlu mengingat-ingat peristiwa yang menyedihkan... bukankah Ciu Jiak Ciecie pun telah hidup mengasingkan diri dan mencukur rambut untuk memperoleh jalan terang dan saat itu Thio Kauwcu hanya mengangguk saja, Setelah bercakap2 beberapa saat lagi, Thio Kauwcu bersama Thio Beng Hujin meninggalkanku, karena mereka memiliki urusan iain...." "Engkau telah mendengar sendiri, bukan? Dalam pengalaman yang telah dialami oleh Koan It bisa ditarik kesimpulan orang yang telah memaksa Thio Kauwcu meninggalkan kedudukan Kauwcu dan meninggalkan kami adalah tipu muslihatmu juga!" Tubuh Ceng Thian Sienie jadi gemetaran karena dia sangat gusar sekali, disaat itu dia telah berkata "Kalian terlalu sembarang menuduhku... Sampai saat ini belum pernah sekalipun aku bertemu degan mereka lagi! juga menurut cerita dari orangmu itu, Thio Kauwcu dan Tio Beng bukan menyatakan bahwa Pienie yang telah memaksanya meninggalkan Beng kauw, bukan ?". "Hemm, kesalahan dan dosamu sangat banyak, engkau harus ikut kami agar nanti bisa kami memeriksanya dengan teliti ! Jika kelak memang engkau tidak bersalah, tentu kami akan meminta maaf, tetapi jika benar2 semua peran ini dilakukan olehmu, maka engkau harus mempertanggung jawabkannya" Tubuh Ceng Thian Sienie gemetar keras, mukanya merah padam, tampaknya dia marah sekali. "Sudahlah Pienie juga tidak bisa memaksa kalian mempercayai perkataan dan keteranganku, tetapi pieniepun tak mau ikut bersama kalian !sekarang terserah kepadamu saja Yo Kauwcu tindakkan apa yang ingin kau lakukan terhadap diriku" Yo Siauw telah menoleh kepada Hoan "Tangkaplah wanita siluman itu, Hoan Hiante !"
Yauw
katanya
dalam
bentuk
perintah
Hoan Yauw berseru : "Siap laksanakan perintah Kauwcu !" dan tampak Hoan Yauw telah melompat kedepan Ceng Thian Sienie hanya mengawasi dengan waspada untuk menghadapi segala kemungkinan. Sedikitpun Ceng Thian Sienie tidak merasa takut terlebih lagi memang dia tidak pernah melakukan apa yang dituduhnya kepadanya. "Ciu Cie Jiak, karena engkau membangkang perintah Kauwcu, maka terpaksa kami harus mempergunakan kekerasan kata Hoan Yauw dengan suara yang nyaring. Ceng Thian Sienie yang "Silahkan" katanya dengan suara yang dingin.
segera
mengibaskan
Hudtimnya.
"Jaga serangan" bentak Hoan Yauw sambil mengulurkan tangaanya, yang meluncur melancarkan serangan, dia menyerang dengan tangan ynag berkelebat-kelebat beberapa kali, untuk mencekal pergelangan tangan Ciu Cie Jiak, karena Hoan Yauw mengetahui bahwa Ciu Cie Jiak miliki Kiu Im Pek Kut Jiaw yang luar biasa ganasnya. Tetapi Ceng Thian Sienie telah mengeluarkan suara tertawa dingin, dia mempergunakan Hudtimnya untuk menangkis.Hoan Youw menarik pulang tangannya. Tetapi Ceng Thian Sinnie telah mengeluarkan suara bentakan kecil,dia telah melancarkan serangan yang cepat sekali susul menyusul dengan gerakan Hudtimnya. angin serangan Hudtim itu telah menyambar deras kearah muka Hoan Yauw. Yo Siauw dan anggota Beng-kauw yang lainnya waktu melihat hal ini jadi terkejut. Dalam lima tahun mereka berpisah, ternyata kepandaian Ciu Cie Jiak yang telah menjadi niekouw ini bertambah hebat, Hoan Yauw sendiri jadi terkejut dan berlaku hati2. Dia merasakan tenaga yang menyambar dari Hudtim itu sangat kuat sekali, membuat tubuh nya tergoncang dan bulu2 emas Hudtim itu menyambar deras akan menghantam mukanya. dia http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 10 dari 55
tidak bisa mengelakkan serangan itu dengan hanya memiringkan kepalanya, karena jika sampai jatuh menghantam bahunya, tentu akan membuat tulang Pundaknya hancur. Maka jalan satu2nya Hoan Yauw telah lompat mundur beberapa langkah, tangan kanannya bergerak berkelebat beberapa kali untuk menahan terjangan Ceng Thian Sienie lebih lanjut. Hoan Yaow kembali melompat melancarkan serangan dengan pergunakan kedua tangannya Dia telah melancarkan serangan yang dasyat dari kedua tangannya dengan mengerahkan tenaga dalam sangat kuat sekali. Iwekang yang dipergunanya itu hampir meliputi delapan bagian dari seluruh tenaga yang dimilikinya. Ceng Thian Sienie jadi terkejut juga, tetapi tidak menjadi jeri, bahkan dengan cepat Hudtimnya telah di gerak2an dengan jurus2 ilmu Pedang Go Bie Kiam Hoat. Walaupun dia tidak mempergunakan pedang, namun Hudtimnya itu sama berbahayanya dengan pedang. Gumpalan bulu Hudtim itu dapat menotok jalan darah sekali2 mencar dan terbuka, dimana ujung dari bulu2 Hudtim yang terbuat dari emas itu dapat menjadi kaku dan tegang, lalu menyambar dengan kuat. Tentu saja cara menyerang yang dilakukan oleh Ceng Thian Sienie merupakan cara2 menyerang yang sangat luar biasa, serangan itu merupakan serangan2 yang bisa mematikan. Hoan Youw tidak berani berlaku ayal degan cepat dia mengeluarkan suara seruan dan telah menggerakan tangan kirinya menangkis, sedangkan tangan kanannya telah mendorong dengan mempergunakan Iwekang yang sangat kuat sekali. Mereka berdua segera terlibat dalam pertempuran yang sangat hebat sekali. Serangan2 yang sangat mematikan. Selama lima tahun terakhir ini sejak kemenangan pasukan Beng-kauw mengusir penjajah, dan Cu Goan Ciang telah berhasil naik tahta menjadi kaisar, maka Hoan Yauw banyak berlatih diri mempergunakan waktu2 luangnya, untuk mempertinggi kepandaiannya. Memang sebelum Thio Bu Kie meninggalkan Beng Kauw, Hoan Yauw sering dapat petunjuk darinya Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan yang menyaksikan jalannya pertempuran yang begitu hebat. menjadi tertegun kagum. Hati mereka tergoncang keras, seumur hidup mereka baru kali ini mereka menyaksikan pertempuran seperti ini. sehingga mereka merasa bahwa kepandaiannya ternyata masih dangkal sekali"
Jilid ke 2 Diantara menderunya angin serangan Hoan Yauw itu, Ceng Thian Sienie telah terdesak hebat dan suatu kali jari tangan kanan Hoan Youw telah menyambar akan mencengkeram pergelangan tangan nikouw itu, Tentu saja hal ini mengejutkan Ceng Thian sinnie, jika sampai pergelangan tangannya tercengkeram oleh lawannya tersebut. berarti pergelangan tangannya bisa hancur teremas. Tidak bisa dia menerima begitu saja kecelakaan yang akan menimpa dirinya, terlebih lagi dalam keadaan penasaran sekali, dimana dia telah dituduh melakukan suatu perbuatan yang tidak pernah dilakukannya. Waktu itu, jari tangan Hoan Yauw hampir menyentuh kulit pergelangan tangannya, dalam keadaan demikian, tiba2 Ceng Thian Sinnie telah membalikkan tangannya, tahu2 tangannya itu telah melejit kesamping dan terangkat sedikit, menyambar kearah dada Hoan Yauw dengan kuku lima jari tangan kiri terpentang kuat ! Hoan Yauw kaget bukan main. Yo Siauw dan tokoh2 Beng Kauw lainnya juga terkejut, bahkan Yo Siauw telah mengeluarkan, suara seruan "Kiu Im Pek Kut Jiauw !" Memang Ceng Thian Sienie telah mempergunakan dengan terpaksa sekali salah satu jurus Kiu Im Pek Kut Jiauw, karena keselamatan pergelangan tangannya tengah terancam sekali.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 11 dari 55
Hoan Yauw segera melompat kebelakang menyelamatkan dadanya namun agak sedikit terlambat. "breeettt !" baju dibagian dadanya itu telah robek terkena cengkeraman jari2 tangan Ceng Thian Sienie. Muka Hoan Yauw sampai berobah pucat, dan dia hanya dapat melepaskan napas lega, karena dadanya tidak sampai robek berlobang oleh cengkereman tangan Ceng Thian Sienie Semua itu disebabkan Ceng Thian Sienie dalam mempergunakan jurus Kiu Im Pek Kut jiauw tidak mempergunakan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, karena dia masih mau mengampuni Hoan Yauw, dan tidak mau kesalahpaham ini menjadi berlarut2, dia hanya bermaksud membela diri belaka. Disamping itu juga Hoan Yauw memang dapat bergerak gesit sekali, sehingga hanya bajunya saja yang kena dirobek jari2 tangannya "Wanita siluman benar apa yang kami duga!" bentak Hoan Yauw dengan gusar. "Walaupun engkau telah mensucikan diri, ternyata kau masih tetap meyakinkan dan memperdalamkan ilmu sesatmu itu ... Rupanya jubah pertapaanmu itu hanya dipergunakan sebagai kedok belaka. ..! Terimalah seranganku ini . .. . !" Membarengi dengan perkataannya itu denngan cepat sekali tubuh Hoan Youw telah melompat ketengah udara, bagaikan seekor burung elang, kedua tangannya itu diulurkan akan mencengkeram kepala Ceng Thian Sienie dengan mempergunakan salah satu jurus Eng Jiauw Kang (Tenaga Cakar Elang), yang mengandung kekuatan Iwekang yang sangat hebat sekali. Serangan yang dilancarkan oleh Hoan Youw merupakan serangan2 yang sangat hebat sekali walaupun dia hanya mempergunakan ilmu mencengkeram Eng Jiauw Kang yang dicampur dengan ilmu mencengkeram Kim-naciu, tetapi karena disebabkan dia mempergunakannya dengan disertai Iwekangnya yang sangat hebat, maka hebat pula ancamannya. Nikouw itu lalu mengeluarkan suara dingin, kali ini dia telah bisa mengatur pernapasan pula, karena waktu Hoan Yauw melompat menjauh.. kesempatan selama beberapa detik itu dimanfaatkan Ceng Thian Sienie untuk mengatur pernapasannya. Ceng Thian Sienie telah menggerakan hudtimnya, mengibas pergelangan tangan kanan Hoan Yauw. Tetapi Hoan Yauw merupakan salah seorang tokoh Beng kauw, Dengan cepat dia telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras, dan menarik pulang tangan kanannya, tetapi tangan kirinya dipergunakan untuk menghantam pundak Ceng Thian Sienie. Kembali terjadi pertarungan yang ramai diantara mereka yang mana masing-masing mengeluarkan ilmu terhebat yang mereka kuasai. Yo Siauw dan tokoh2 Bengkouw yang lainnya waktu melihat pertempuran itu, jadi mengerutkan sepasang alis mereka, karena mereka lihat Ceng Thian Sienie memang benar2 hebat dan sulit ditundukan. Mereka jadi teringat waktu dalam pertemuan Enghiong Tai Hwee, justru Cie Jiak telah berhasil merubuhkan Thio Bu Kie dan orang-orang murid Bu Tong Pay, dimana Cie Jiak yang saat itu masih menjabat kedudukan Ciangbujin Go Bie Pay, berhasil mengangkat nama Go Bie Pay menjadi harum sekali. Memang sesungguhnya Bu Kie tidak akan dapat dikalahkan oleh Cie Jiak, dia hanya menarik pulang tenaga dalamnya disaat keadaan sangat genting, sehingga melukai dirinya sendiri. Tetapi keadaan seperti itu tidak diketahui oleh siapapun juga, maka orang2 yang menyaksikan hanya menduga bahwa Bu Kie telah muntah darah dan terluka oleh Cie Jiak. Hanya Cie Jiak sendiri yang mengetahui bahwa Bu Kie yang mengalah kepadanya Yo Siauw dan tokoh2 Beng Kauw juga menduga bahwa Bu Kie dikalahkan Cie Jiak, maka mereka sejak semula telah meramalkan bahwa mereka akan menghadapi lawan yang berat dan tangguh. Hoan Yauw yang memiliki pikiran yang panjang, waktu mau berangkat ke tempat berdiamnya Ceng Thian Sienie, telah memberitahukan kepada Yo Siauw, agar mengajak beberapa orang tokoh Bengkauw yang memiliki kepandaian tinggi, sebab mereka mengetahui bahwa Ceng Thian sienie (Ciu Cie Jiak) memiliki kepandaian yang tidak bisa dipandang lemah, namun mereka tetap harus menghadapinya.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 12 dari 55
Kini melihat Ciu Jiak, atau Ceng Thian Sienie mulai mempergunakan ilmu andalannya Kiu Im Pek Kut Jiauw, maka Yo Siauw bermaksud untuk mclompat maju guna membantu Hoan Yauw. Tetapi Wie It Siauw telah menahannya. "Jangan... Kauwcu, biarkan saja Hoan Toako tertanding menghadapi siluman wanita itu. . . . tampaknya mereka berimbang. Jika bisa, biarlah Hoan toako yang menangkap dan nundukkannya . . . .!" Mendengar dirinya di sebut2 sebagai "siluman wanita" tentu saja Ceng Thian Sienie gusar sekali, tubuhnya sampai gemetar keras. "Telah lima tahun aku hidup tenang tenteram, aku tidak bermaksud untuk melakukan perbuatan yang melanggar pantangan Hiapgie, tetapi kenyataan kalian terlalu mendesakku ...! Biarlah sekali ini aku melanggar sumpahku, untuk mengunakan ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw lagi...!" Dan karena telah mengambil keputusan seperti itu dengan cepat Ceng Thian Sienie telah melempar hudtimnya kesamping, dan ber-siap2 dengan kedua tangannya yang telah diisi oleh hawa iwekang yang dahsyat sambil menantikan serangan Hoan Yauw. Melibat sikap Ceng Thian Sienie, Hoan Yauw telah mengeluarkan seruan perlahan dia mengetahui apa yang akan dilakukan Ceng Thian Sienie, yaitu akan mempergunakan ilmu sesatnya, yaitu Kiu Im Pek Kut jiauw maka Hoan Yauw juga tidak berani berani ceroboh. Dengan memusatkan seluruh kekuatan yang ada dia telah melancarkan serangan dan sekali bergerak sudah tiga jurus serangan dia keluarkan kearah jalan darah yang mematikan. "Hemmm!" Ceng Thian Sienie mengibaskan tangannya, disamping dia mengelakkan diri dari serangan Hoan Youw, juga kedua tangannya itu tampak bergerak beberapa kali didepan Hoan Youw, tidak memberikan kesempatan Hoan Youw untuk bernapas. Hati Hoan Youw jadi terkesiap, dia sampai mengeluarkan suara tertahan, semangatnya seperti terbang meninggalkan raganya, karena jari tangan kanan Ceng Thian Sienie telah berada atas kepalanya, dengan jari2 tangan terpentang, dan siap meluncur turun akan menerobos mencoblos batok kepalanya. Yo Siauw dan tokoh2 Beng-kauw yang lainnya jadi sangat terkejut, mereka mengeluarkan suara teriakan tertahan. Dengan cepat sekali Hoan Youw telah mengeluarkan suara bentakan yang keras sekali. Dia melompat kebelakang kemudian bergulingan diatas tumpukan salju. Ceng Thian Sienie tidak mengejarnya lagi tetapi dapat dirasakan oleh Hoan Yauw Jika tadi Ceng Thian Sienie memang bermaksud mencelakai Hoan Youw jangan harap dia bisa selamat. Tadi Ceng Thian Sienie memang telah menarik pulang sebagian tenaga dalamnya dan tidak meneruskan serangannya, maka Hoan Yauw bisa lolos dari serangan itu, tetapi tidak urung sebagian dari rambutnya telah terkelupas berikut kulitnya, sehingga dia disamping merasa nyeri dan dingin, darah merah juga telah membasahi rambutnya. Yo Siauw melompat kesamping Hoan "Bagaimana Hoan Hiante.. apakah kau terluka ?"
Yauw,
tanyanya
dengan
khawatir.
Hoan Yauw menggelengkan kepalanya dengan muka pucat dan malu karena dia dan semua orang tahu bahwa telah dikalahkan dan diberi belaskasihan oleh lawannya. "Kauwcu... Aku akan mengadu jiwa dengan siluman itu !" kata Hoan Youw sambil kembali memasang kuda-kuda siap menyerang kembali. Tetapi Yo Siauw telah mencekal lengannya "Jangan, biarlah aku saja yang meminta petunjuknya!" dan setelah berkata begitu dengan cepat Yo Siauw melangkah menghampiri Ceng Thian Sienie. Saat itu Ceng Thian Sienie berkata dengan dingin "Kalian jangan terlalu memaksaku menurunkan tangan kejam kepada kalian, sesungguhnya aku tidak tahu menahu dengan peristiwa yang kalian tuduhkan semuanya bukan perbuatan Pienie, demi nama Sang Buddha percayalah kepada Pienie, Begitu pula persoalan Thio Kauwcu, tidak ada sangkutpautnya lagi dengan Pienie sejak pertemuan Bu Tong San,
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 13 dari 55
dihadapan Thio Sam Hong Cinjin dimana sejak aku menyerahkan kedudukan Ciangbujin Go Bie Pay kepada Thio Kauwcu, aku tak pernah bertemu pula dengannya !" "Memang engkau merupakan pendekar wanita yang hebat ilmu silat dan ilmu lidahnya. Kami memang tidak bakat untuk menandingimu. Tetapi aku Yo Siauw justru ingin sekali diberi petunjuk beberapa jurus darimu" Kata2 itu bernada merendahkan diri, tetapi sesungguhnya merupakan sindiran yang sangat tajam sekali, sindiran yang merupakan tamparan pedas untuk Cie Jiak, yang diejek secara tidak langsung. Ceng Thian Sienie jadi gusar sekali, dia berkata dengan suara yang dingin mengandung kemendongkolan "Yo Kauwcu, engkau terlalu mendesak..." Tetapi belum lagi Ceng Thian Sienie menyelesaikan perkataannya itu, justru tampak Yo Siauw telah menggerakkan tangan kanannya sambil membentak "Terimalah seranganku" Ceng Thian Sienie tidak bisa meneruskan perkataannya, karena dari telapak Yo Siauw telah keluar serangkum angin serangan yang dahsyat luar biasa. Terpaksa Ceng Thian Sienie memberikan perlawanan, tapi dia tidak memiliki kesempatan untuk memberikan penjelasan atau berkata lagi, karena Yo Siauw dengan gencar sekali lancarkan gempuran2 yang sangat hebat sekali Serangan2 yang dilancarkan oleh Yo Siauw merupakan serangan2 yang semuanya bisa mematikan, karena itu Ceng Thian Sienie tidak berani berlaku ayal, karena sedikit saja dia berlambat dan terkena serangan, itu. berarti dirinya akan segera terbinasa. Diantara berkesiuran angin serangan Yo Siauw Kauwcu itu, tampak Ceng Thian Sienie berulang kali terdesak hebat, dan suatu kali, terpaksa Ceng Thian Sienie telah mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw untuk mendesak balik Yo Siauw. Tetapi kepandaian Yo Siauw sangat hebat dan sempurna sekali, walaupun usianya telah lanjut, dia memiliki kekuatan yang bukan main dahsyatnya. Dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras sekali, dia telah melompat kesamping dan dia melompat begitu bukan hanya ingin menghindarkan diri tapi dibarengi dengan tangan kanannya yang telah diulurkan akan mencengkeram iga Ceng Thian Shienie. Maka dari itu, Ceng Thian Sienie tidak bisa meneruskan serangan Kiu Im Pek Kut Jiauw nya, karena dia harus melompat mundur menggelakkan diri dari cengkeraman tangan Yo Siauw Mempergunakan kesempatan seperti itu, berkali-kali Yo Siauw melancarkan serangan2 yang hebat bukan main, memaksa Ceng Thian Sienie untuk mundur mengelakkan diri dan tidak memiliki kesempatan lagi untuk mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw. Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan yang melihat Ceng Thian Senie terdesak begitu hebat, dengan sendirinya jadi mengawasi jalannya pertempuran itu dengan khawatir, Walaupun Ceng Thian Sienie memang bukan guru mereka, tetapi setidak2nya Ceng Thian Sienie pernah menolong mereka berdua dan memperlakukan mereka berdua sangat baik sekali. Tetapi mereka pun tidak bisa untuk maju membantu, karena kepandaian mereka masih dangkal. Kedua gadis itu hanya dapat berdiri mematung saja dengan mata terpentang lebar2. Disaat dia melihat serangan2 Yo Siauw masih menyambar dengan gencar kepada dirinya, dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat nyaring. Ceng Thian Sienie telah menggerakan kedua tangannya dia telah melancarkan gempuran2 yang sangat hebat bukan main. Ceng Thian Sinie kembali mempergunakan ilmu andalannya, Kiu lm Pek Kut Jiauw. Gerakan yang dilakukannya memang sangat cepat dan dahsyat, untuk sejenak dapat membendung serangan2 Yo Siauw.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 14 dari 55
Tetapi saat itu Yo Siauw tengah dalam keadaan gusar dan penasaran sekali, bahkan dia telah membalas melancarkan serangan2 yang sangat hebat sekali, maka kedua tenaga yang sangat kuat sekali telah saling bentur dan saling menggempur. "DaaaRRHkkk !" menggelegar terdengar suara benturan kedua kekuatan itu, membuat Yo Siauw Kauwcu telah terhuyung mundur, dan Ceng Thian Sienie juga telah terhuyung mundur dengan tubuh yang tergoncang dan muka yang pucat, karena tadi mereka telah sama2 mempergunakan kekuatan tenaga Iwekang tingkat tinggi dengan saling benturnya kedua tenaga yang sangat hebat itu membuat mereka tadi seperti terhantam runtuhan gunung. "Mari kita bertempur seribu jurus lagi...!" Dengan cepat Yo Siauw telah melangkah maju bersiap2 akan melancarkan serangan pula. Tetapi Ceng Thian "Yo Kauwcu, tunggu dulu...aku ingin bicara"
Sienie
telah
berseru
Muka Yo Siauw telah berobah tidak sedap karena dia sangat penasaran sekali... sebagai Beng kauwcu jelas dia memiliki kepandaian yang sangat tinggi sekali, Tetapi kini menghadapi Ceng Thian Sienie nampaknya dia tidak berdaya, membuat dia jadi penasaran sekali. Dengan suara yang parau mengandung kegusaran yang sangat, Yo Siauw telah membentak "Apa pula yang hendak dibicarakan? Bukankah kau tidak mau mengakui bahwa engkau yang telah mendesak dan memaksa Thio Kauwcu melepaskan kedudukan Kauwcu dan juga engkau yang telah membinasakan ketiga murid Beng Kauw??" dan setelah berkata begitu, Yo Siauw mendengus tertawa dingin beberapa kali, melanjutkan pula perkataannya "Maka dari itu tidak ada pula perkataan2 yang perlu diucapkan!" "Yo Kauwcu, jika engkau mempercayai aku, tentu aku akan bicara terus terang... kata Ceng Thian Sienie tanpa memperdulikan sikap Kauwcu itu." "Katakanlah" suara Yo Siauw sangat dingin. "Aku akan berusaha membantu kalian mencari pembunuh ketiga orang anggota Beng kauw dan juga berusaha menyelidiki apakah benar Thio Kauwcu pernah mengatakan bahwa aku yang telah mendesak dia meninggalkan Beng kauw dan Tio Beng pernah berkata kepada Koan It Siecu (tuan Koan It). bahwa akulah ya mendesak Thio Bu Kie keluar dari Beng Kauw... Bukankah tadi Koan It Siecu hanya mengatak bahwa Thio Beng berucap bahwa aku telah hidup mensucikan diri dan mencukur rambut, tapi dia sama sekali tidak menyebut2 bahwa aku telah memaksa Thio Kauwcu meninggalkan Beng-kauw! Hanya kalian saja yang telah meraba2 dan menduga saja ..... Bukankah begitu????" "Tetapi, walaupun bagaimana tidak bisa kami mempercayai mulut seorang wanita siluman seperti engkau" Muka Ceng Thian Sienie telah berobah jadi merah, dia gusar sekali karena disebut sebagai wanita siluman. "Walaupun aku pernah malang melintang mengacaukan Bu Lim dengan kepandaianku, tetapi belum pernah aku melakukan perbuatan terkutuk! Selain aku pernah bermaksud membinasa In Lee, sama sekali aku tidak pernah melakukan perbuatan2 lainnya yang bisa merusak nama baikku atau juga melanggar peraturan Hiapgie didalam persilatan....! Sedangkan kalian di sebut sebagai patriot yang berjuang untuk mengusir penjajah, tetapi tahukah kalian bahwa banyak anggota Beng-kauw yang memiliki moral rendah dan hina, bukankah disamping di nama Bengkauw, kalian juga dinamakan perkumpulan Mo Kauw (perkumpulan iblis)?" Mendengar perkataan Ceng Thian Sienie yang terakhir, Wie It Siauw, Hoan Yauw dan tokoh2 lainnya telah mengeluarkan seruan2 murka. Tetapi lain dengan Yo Siauw. Memang sejak dulu Yo Siauw memiliki mikiran yang sangat panjang. Dia mendengar kata2 Ceng Thian Sienie sangat beralasan, Walaupun Koan It telah menceritakan bahwa Thio Bu Kie pernah menyatakan bahwa dia terpaksa meninggalkan Bengkauw karena desakan seseorang ? Dan juga walaupun Koan It telah menceritakan apa yang dibicarakan oleh Tio Beng, namun kata2 itu bukan berbunyi bahwa Ciu Cie Jiak yang telan mendesak Thio Bu Kie untuk meninggalkan Beng kauw melainkan Tio Beng telah menyatakan bahwa Ciu Cie Jiak telah mencukur rambut dan hidup mensucikan diri belaka ! http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 15 dari 55
Berpikir sejenak Yo Siauw lalu "Yang jelas kami tidak mungkin melepaskanmu sebelum urusan ini menjadi jelas!"
berkata
Ceng Thian Sienie tersenyum pahit. "Sesungguhnya, semua tuduhan kalian itu sungguh tidak berdasar , Jika memang aku melakukannya tentu aku akan berani mempertanggung jawabkannya! Mengapa aku harus merasa takut pada kalian ? Bukankah jika kita bertempur dan aku mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw kalian belum tentu bisa merubuhkan diriku... paling tidak kita akan celaka bersama2." Yo Siauw berpikir perkataan Ceng Thian nie memang beralasan, karena walaupun mereka maju semuanya dan Cie Jiak bersungguh2 mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw, mereka belum tentu dapat merubuhkan Nikouw ini dengan cepat. Kemungkinan mereka bisa merubuhkannya dengan mencelakai Ceng Thian Sienie, tetapi mereka juga jelas tidak akan luput dari ancaman bahaya. "Sekarang berikanlah kesempatan kepadaku tiga bulan, untuk menyelidiki urusan ini !" kata Ceng Thian Sienie "Aku akan berusaha menyelidiki sampai berhasil, sebetulnya siapa orangnya yang telah 'menjual' namaku Jika dalam tiga bulan aku tidak berhasil tentu akan menemui kalian ... terserah apa yang akan kalian lakukan dan jika kalian tidak mempercayaiku, tiga bulan kemudian kalianpun boleh mencariku dengan membawa sebanyak2nya orang2 Beng-kauw. Dan juga jika kalian masih kuatir aku akan membantah dan memberikan perlawanan, kalian boleh mengundang tokoh2 persilatan untuk memutuskan urusan ini dengan adil..!". Mendengar perkataan Ceng Thian Sienie, tampak Yo Siauw jadi bimbang. Tetapi kemudian dia telah menganguk. "Baiklah, kali ini kami mau memberikan kesempatan kepadamu untuk menyelidiki persoalan itu, walaupun sesungguhnya kami yakin bahwa semua itu tentunya hanya akal muslihatmu tetapi jangan harap engkau lolos diri tangan kami! Tiga bulan lagi kami akan datang kelembah ini pula untuk mengetahui duduk urusan yang seharusnya. jika engkau berdusta mempergunakan waktu, tiga bulan itu untuk bersembunyi dan melari diri, disaat itu sudah tidak ada perkataan lainnya, kami akan mengadili walaupun engkau melarikan diri dan bersembunyi diujung langit, kami tetap mengejarmu..!" "Begitupun boleh! Tiga bulan mendatang dihari dan waktu yang sama seperti sekarang kita bertemu lagi !" dan setelah berkata begitu dengan menahan perasaan mendongkolnya, Ceng Thian Sienie telah mengambil sikap mempersilahkan sang 'tamu tidak diundang' untuk meninggalkan lembah tempat tinggalnya itu. Setelah mengawasi sesaat lamanya pada Ceng Thian Sienie, Yo Siauw memutar tubuhnya mengajak kawan2nya meninggalkan lembah itu, setelah orang2 Beng-kauw terlalu, Ceng Thian Sienie menghela napas jengkel. Kepada Lam le Lie dan Hok Cie Lan, Ceng Thian Sienie berkata "Kini kalianpun pergilah karena kita tidak bisa terlalu lama dilembah ini.. aku memiliki urusan sangat penting sekali ..untuk membersihkan nama baikku yang dinodai seseorang.. !" Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan merasa berat utnk berpisah dengan Ceng Thian Sienie. Mereka menyatakan keinginan mereka untuk ikut merantau bersama Ceng Thian Sienie, dan ikut membantu menyelidiki persoalan aneh yang telah menimpa diri niekauw itu. Tetapi Ceng Thian Sienie telah menolaknya .. menurut pendapat Ceng Thian Sienie, jika dia didampingi oleh kedua gadis ini maka dia kurang leluasa untuk melakukan penyelilidikan. Akhirnya Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan berpamitan kepada Ceng Thian Sienie. Didalam hati kedua gadis ini mendoakan agar beliau dapat dengan mudah menyelesaikan persoalannya itu. --- demonking --Setelah kedua gadis itu berlalu, Ceng Thian Sienie juga mempersiapkan segala sesuatu untuk bekalnya, kemudian diapun telah meninggalkan lembah itu untuk mulai melatukan penyelidikan. Tujuannya adalah Bu Tong San, dia ingin menemui Thio Sam Hong, cikal-bakal Bu Tong Pay itu, karena dia bermaksud meminta keterangan dari Thio Sam Hong.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 16 dari 55
Sebagai guru besar Bu Tong Pay, dan juga karena Thio Bu Kie telah dianggap anak oleh Thio Sam Hong, kepada Thio Sam Hong itulah Ceng Thian Sienie ingin meminta pendapat dan ingin menceritakan kesulitannya itu Dua hari Ceng Thian Sienie melakukan perjalanan dengan cepat, dan dia telah tiba didusun Poliu-cung, Karena selama dua hari dua malam Ceng Thian Sienie melakukan perjalanan mengejar waktu tanpa beristirat. Dia sangat letih sekali. Lalu Ceng Thian Sienie berhenti untuk menginap dan beristirahat di sebuah penginapan kecil Setelah berada dikamarnya disaat Ceng Thian Sienie tengah duduk bersemedhi untuk memulihkan kebugarannya, dia mendengar suara ketukan dijendela kamarnya. Ceng Thian Sienie jadi mengerutkan alisnya. dia jadi heran dan menduga2, siapa yang tengah mengetuk2 jendela kamarnya. Ceng Thian Sienie melompat turun dari pembaringannya, dia segara menghampiri dan membuka jendela itu, tetapi tahu2 dari luar telah menyambar kearahnya sebuab benda bulat hitam yang menyambar dengan keras sekali. Datangnya timpukan itu demikian tiba2, terpaksa dia mempergunakan tangan kirinya mengibas dengan ujung lengan bajunya menyampok benda bulat itu, yang lalu terbanting menggelinding dilantai. Cepat sekali Ceng Thian Sienie telah melompat keluar dari kamarya, tetapi dia hanya sempat melihat dikejauhan sesosok bayangan yang tengah melompati dinding pekarangan rumah penginapan itu. "Berhenti!" bentak Ceng Thian Sienie Dia telah mengejar dengan gerakan yang gesit sekali. Tetapi sosok bayangan itu sudah tidak lihat lagi, telah lenyap dalam kegelapan mata entah menghilang kemana. Setelah berlari2 sekian lama disekitar tempat itu dan tidak berhasil menemui sosok bayangan itu, yang telah menghilang seperti juga telah menerobos masuk kedalam tanah, dengan kesal dan jengkel Ceng Thian Sienie kembali kamarnya. Dia malewati jendela kamarnya seperti tadi dia keluar mengejar sosok tubuh itu. Dihampirinya benda bulat yang tadi dipergunakan "tamu" gelap itu untuk menimpuknya, dia berjongkok disamping benda itu. Namun waktu Ceng Thian Sienie melihat benda bulat yang menggeletak itu segera mengeluarkan suara seruan tertahan karena sangat terkejut, jantungnya juga berdetak keras. Ternyata benda hitam bulat itu tidak lain adalah sebuah kepala manusia yang rambutnya menutupi mukanya. Darah dari leher yang halus itu masih terlihat merah kehitam2an telah mengering. Hati Ceng Thian Sienie jadi tergetar karena melihat pemandangan yang mengiriskan hati. Dan yang paling mengejutkan ha Ceng Thian Sienie justru dia mengenali muka potongan kepala manusia itu, yang tidak lain adalah Lam Ie Lie! Lama Ceng Thian Sienie mengawasi dengan mata terpentang lebar2, kepala tanpa tubuh ini merupakan pemandangan yang mengerikan, tetapi justru yang lebih mengerikan lagi adalah tatapan mata Lam Ie Lie yang mendelik tidak bergerak seolah tengah marah kepadanya Sambil menghela napas Ceng Thian Sienie bangkit untuk duduk dengan lesu ke pembaringannya, Dia heran bukan main dan menduga2 siapa orang yang tadi telah menimpukan kepala Lam Ie Lie ini. Tentu orang itu yang telah membinasakan Lam Ie Lie. Lalu bagaimana nasib Hok Cie Lan, enci dari gadis yang malang ini? benar2 Ceng Thian Sienie jadi diliputi teka-teki yang tak bisa dipecahkannya, Dia jadi menyesal juga mengapa dua hari yang lalu, waktu Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan ingin melakukan perjalanan bersama2 dengan dia, telah ditolak permintaan kedua gadis itu Ceng Thian Sienie jadi tergoncang terus hatinya, dia menyadari tentu ada seseorang yang memperhatikan setiap gerak-geriknya. Sebab tadi orang itu justru telah mengetuk jendela
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 17 dari 55
kamarnya dengan berani, kemudian menimpuk dengan batok kepala Lam Ie Lie disaat daun jendela dibuka oleh Ceng Thian Sienie. Jika orang itu tidak memiliki kepandaian yang sangat tinggi, tentunya orang itu tidak berani melakukan perbuatan yang nekad seperti itu. Ceng Thian Sienie jadi jengkel dan penasaran sekali, dia sampai tidak bisa memejamkan matanya untuk tidur sampai menjelang subuh. Padahal Ceng Thian Sienie bermalam dirumah penginapan ini untuk beristirahat karena dia sangat letih tetapi urusan yang satu ini tentu saja tidak bisa membuat hati nya tenang. "Walaupun bagaimana aku harus dapat menyelidiki urusan ini... tentu orang itu memang bermaksud mempermainkan diriku, dan yang dijadikan sasaran adalah kedua gadis ini, Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan, hemm.. hanya sekedar untuk mempermainkan diriku! Kasihan kedua gadis itu, mereka menjadi sasaran disebabkan urusanku! Tetapi bagaimana nasib Hok Cie Lan sekarang?, apakah dia bisa meloloskan diri atau tidak ?" Sambil berpikir begitu, Ceng Thian Sienie mengawasi batok kepala Lam Ie Lie Tiba2 Ceng Thian Sienie jadi tertarik, dia melihat sesuatu diatas kepala Lam Ie Lie. Segera dihampiri kepala itu, lalu dia menyingkap rambut sigadis yang tanpa badan ini, dan memperhatikan dengan seksama. Kembali Ceng Thian Sienie jadi terkejut, karena dia melihat lima buah lobang yang cukup besar diatas kepala mayat itu. "Kiu Im Pek Kut Jiauw !". serunya tertahan Itulah Kiu Im Pek Kut Jiauw, ilmu sakti cengkeraman Tulang Putih yang dimilikinya ! Tetapi siapakah pembunuh Lam Ie Lie, yang tampaknya memiliki ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw juga? Kepala Ceng Thian Sienie jadi pusing tujuh keliling, lama dia termenung kemudian setelah yakin pembunuh itu tentunya tidak akan memperlihatkan diri lagi sampai menjelang pagi. lalu Ceng Thian Sienie merebahkan tubuhnya dipembaringan dan tidur, disamping sangat lelah dan mengantuk juga Ceng Thian Sienie menyadari. bahwa dia membutuhkan istirahat untuk mengurangi rasa letih dan penatnya. --- demonking --Keesokkan harinya.. mentari sudah mulai menampakkan dirinya.. sinarnya sidikit banyak telah berhasil melingkupi seluruh permukaaan bumi termasuk juga dusun Po-liu-cung, orang2 sudah memulai dengan aktivitasnya masing2. Ceng Thian Sienie baru terbangun dari tidurnya. Begitu membuka matanya, dia melihat batok kepala Lam Ie Lie, maka setelah menghela napas, Ceng Thian Sienie mengeluarkan sehelai kain dan membungkus kepala itu. Setelah membersihkan meja, Ceng Thian Sienie memanggil pelayan untuk mempersiapkan makanan untuknya. Pelayan itu telah mempersiapkan dengan cepat makanan untuk niekouw ini, yang dibaWa kedalam kamarnya. Setelah menaruh makanan diatas meja pelayan itu mengeluarkan sepucuk surat yang katanya tadi pagi ada seseorang yang menitipkan surat ini kepadanya untuk disampaikan pada seorang Niekauw yang menginap dikamar ini. Cepat2 Ceng Thian Sienie mengambil surat itu, dan dia segera memberi uang tip kepada pelayan itu. Setelah mengunci pintu kamarnya, barulah Ceng Thian Sienie membuka lipatan kertas itu, dan membaca isi surat tersebut. berbunyi seperti ini: "Selamat bertemu! Semalam aku telah ngirimkan hadiah cukup antik dan menarik untukmu! Sampai jumpa lagi!" Isi surat itu singkat dan tidak terdapat tulisan lainnya. Juga disitu tidak dijelaskan siapa pengirimnya.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 18 dari 55
Tubuh Ceng Thian Sienie jadi menggigil menahan kemarahan hatinya, dia telah mengawasi sejenak surat itu dan dia menyadari ada seseorang yang ingin mempermainkan dirinya. Ceng Thian Sienie meremas kertas surat itu sekali dan hancurlah kertas itu menjadi kepingan2 halus. Apakah itu adalah orang2 Bengkauw yang hendak mempermainkan dirinya ? Tetapi tidak mungkin! walaupun Bengkauw dikenal juga sebagai perkumpulan Mo-kauw (perkumpulan Iblis) tapi mereka merupakan orang2 yang gagah dan juga tidak mungkin anggota Beng-kauw itu mempelajari ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw. Sedang Ceng Thian Sienie duduk termenung dengan pikiran yang kusut, dia mendengar suara langkah kaki dimuka pintu kamarnya. Disusul dengan suara ketukan dipintu kamarnya. "Sienie titipan untuk mu!" Ceng Thian Sienie jadi mengerutkan sepasang alisnya, dia mengenali suara itu suara sipelayan tetapi siapakah yang telah mengirim bingkisan untuknya? Setelah berpikir sejenak, Ceng Thian Sienie bangkit juga dari duduknya, dia membuka pintu kamarnya Dengan sikap yang menghormat sekali pelayan itu telah mengangsurkan sebuah bungkusan kepada Ceng Thian Sienie. Bungkusan itu sangat rapih, dibungkus secarik kain berkembang. Ceng Thian Sienie menyambuti bungkusan itu dan memberikan tip lagi satu tail perak pada sipelayan. Kemudian niekouw ini telah mengunci pintu kamarnya, dan membawa bungkusan itu yang diletak diatas meja. Melihat bentuk bnngkusan yang cukup besar itu, Ceng Thian Sienie jadi menduga2 sendiri Dibukanya per-lahan2 bungkusan itu, dan matanya jadi terpentang lebar2 karena terkejut waktu melihat isi bungkusan itu, yang tidak lain sebuah batok kepala manusia lagi. Kepala manusia itu tidak lain dari batok kepala Hok Cie Lan ! Jadi kedua gadis ini telah terbinasa dengan cara yang sama ! Setelah tertegun sejenak dengan gusar Ceng Thian Sienie membungkus kembali kepala Hok Cie Lan kemudian dia memanggil sipelayan. Pelayan itu menduga bahwa si niekouw menerima bingkisan yang sangat berharga dan mungkin ingin memberikan hadiah pula kepadanya, maka begitu mendengar Ceng Thian Sienie memanggilnya, pelayan itu telah berlari2 mendatangi cepat sekali. "Masuk..!” perintah Ceng Thian Sienie Waktu pelayan itu berdiri dimuka pintu kamarnya dengan sikap hormat Pelayan itu telah melangkah masuk dengan tubuh agak dibungkukkan. "Ada perintah apakah, sinnie ?" tanyanya sambil tersenyum2. "Plakk !" tangan kanan Ceng Thian Sienie telah melayang menempiling muka pelayan itu, yang kontan menjerit kesakitan dan pipinya segera bengkak merah. Dia jadi kaget dan gugup bercampur gusar. "Kau.... kau .. mengapa memukulku ?" tanya sipelayan dengan mendongkol, sambil mengusap2 pipinya yang bengkak sakit itu. "Cepat katakan, siapa yang telah meminta kepadamu menyampaikan bingkisan ini kepadaku ?" bentak Ceng Thian Sienie dengan suara yang dingin. "Seorang anak lelaki berusia "Apakah ada suatu yang salah ?".
dua
belas
tahun"
menyahuti
pelayan
itu.
"Anak lelaki kecil ?" tanya Ceng Thian Sienie yang jadi heran. Semula dia menduga tentunya orang yang semalam berhasil lolos dari kejaraanya itu. "Ya, seorang anak lelaki kecil"
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 19 dari 55
"Kenalkah kau dengannya?" "Tidak, aku baru melihatnya pertama kali ini .. dan bukan orang sini.. jika tidak tentu aku kenal" "Apa yang dikatanya ?" "Meminta tolong kepadaku untuk menyampaikan bingkisan ini Kepada seorang nikouw yang bermalam dipenginapa ini maka.. jika bukan Sienie tentu tidak ada orang lainnya Niekauw yang bermalam disini" "Engkau mengetahui apa isinya ?" "Tidak ..." "Apakah anak laki2 kecil itu mengatakan isi hungkusan ini ?" "Dia cuma bilang, ini adalah bingkisan istimewa !" Ceng Thian Sienie berdiam sejenak, dia telah berpikir keras. "Apakah sekarang aku boieh keluar Sienie ?" tanya pelayan yang jadi tidak 'betah' berada didalam kamar si Niekouw, karena bukannya hadiah yang diperolehnya justru tadi dia telah ditempiling oleh Ceng Thian Sienie. Mukanya jadi bengkak merah sakit sekali "Tunggu dulu dan tadi yang mengirimkan surat, apakah anak lelaki kecil itu juga ?” tanya Ceng Thian Sienie. "Bukan.. tetapi seorang anak perempuan berusia sekitar dua belas tahun..". Kembali Ceng Thian Sienie bertambah heran dan diliputi perasaan aneh menghadapi urusan ini. "keluarlah kau , Tetapi ingat jika ada yang mengirimkan sesuatu untukku engkau jangan menerimanya, cepat2 panggil aku agar dapat bertemu dengan orang itu, atau juga engkau ajak saja orang itu datang menemuiku ! Mengerti?" "Mengerti... Sekarang aku boleh keluar, Sinnie ?" tanya pelayan itu. "Pergilah..." Ceng Thian Sienie mengibaskan tangannya. Semula Ceng Thian Sienie bermaksud melanjutkan perjalanannya hari ini, tetapi karena adanya peristiwa ini telah membuat dia membatalkan maksudnya dan dia ingin bermalam satu dua malam lagi ditempat ini, karena dia yakin tentu pembunuh Hok Cie Lan dan Lam le Lie akan memperlihatkan dirinya. Juga yang terpikir Ceng Thian Sienie saat itu adalah persoalan ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw, mungkin ketiga orang anggota Beng-kauw yang dikatakan oleb Yo Siauw telah terbunuh oleh ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw itu, dibinasakan oleh orang ini juga, sehingga timbul salah paham orang2 Beng Kau menduga Ceng Thian Sienie sebagai pambunuhnya, sebab ilmu itu memang hanya dimilik Ceng Thian Sienie seorang. Dia telah membuka bungkusan kepala Hok Cie Lan untuk memeriksa batok kepala itu sekali lagi, dia melihat diatas batok kepala itu memang terdapat lima lobang bekas jari tangan. Karena itu Ceng Thian Sienie telah memeriksa lebih teliti kelima lobang yang terdapat dibatok kepala Hok Cie Lan, dan hatinya jadi terkejut sekali. Sebagai seorang ahli Kui Im Pek Kut Jiauw tentu saja Ceng Thian Sienie mengetahui sifat2 dan tanda2 dari ilmu tersebut. Melihat lobang yang dalam seperti itu, maka Ceng Thian Sienie menyadari bahwa kepandaian orang yang membinasakan Hok Cie Lan itu tidak berada disebelah bawahnya. sekian Ceng Thian Sienie tidak juga berhasil menemukan petunjuk untuk mengetahui siapa orang yang memiliki kepandaian Pek Kut Jiauw itu, dia juga tidak berhasil memikirkan siapa orang itu, karena setahu dia setelah Song Ceng Su binasa ditangan Thio Sam Hong di Bu Tong San maka tidak ada orang lainnya yang memiliki. pandaian Kui Im Pek Kut Jiauw.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 20 dari 55
Tetapi sekarang ternyata ada orang lain yang mengerti ilmu itu, bahkan tampaknya kepandai Kiu Im Pek Kut Jiauwnya itu tidak lemah, bahkan boleh jadi melebihi kepandaian yang dia miliki. Setelah membungkus kepala Hok Cie Lan dan Lam Ie Lie menjadi satu, maka Ceng Thian Sienie keluar dari kamarnya, Diluar rumah penginapan itu dia berpapas dengan sipelayan, yang telah cepat2 menghidari dirinya. Diam2 Ceng Thian Sienie jadi merasa lucu dan kasihan juga terhadap pelayan itu yang tadi telah dihajarnya. Maka dia melambaikan tangannya memanggil pelayan itu. Semangat sipelayan seperti terbang meninggalkan raganya, seketika itu juga mukanya berobah menjadi pucat pasi, dan hatinya menyesal mengapa tadi dia tidak pura2 sibuk saja. kemudian menuju kebelakang meninggalkan si niekoaw ? Tetapi karena telah dipanggil, sipelayan tidak berani tidak menghampiri. "Ada perintan apakah, Sienie ?" tanyanya dengan sikap hormat dan hati kebat kebit diapun tidak berani terlalu dekat menghampiri Ceng Thian Sienie karena dia takut kalau2 tangan niekouw itu kembali main menempilingnya. Tetapi Ceng Thian Sienie malah mengangsurkan dua tahil perak yang diletakkan dia atas meja yang ada dekatnya. "Untukmu !" kata Ceng Thian Sienie "ambillah !" Pelayan itu mengambilnya dengan ragu2 tapi berulang kali mulutnya mengucapkan terimakasih yang tidak berkesudahan. Sedangkan dalam hatinya berpikir. "Aneh sekali Niekouw ini, dia sukar diterka hatinya. Tidak hujan tidak angin memberikan hadiah demikian besar kepadaku. Tetapi tadi mengapa waktu disampaikan bingkisan, bukannya dia menghadiahi aku, justelah memberi persenan tempilingan" Ceng Dian Sienie telah melangkah keluar penginapan itu, dia menyusuri jalan raya dusun itu keadaan didusun ini tidak begitu ramai karena memang dusun ini berpenduduk sedikit. Hanya sekali2 saja dia bertemu dengan satu dua orang penduduk kampung ini. Waktu Ceng Thian Sienie tengah memperhatikan tempat2 yang dilaluinya, dari arah depan berjalan seorang lelaki. Dilihat dari bentuk lelaki itu pasti seorang pemuda. Wajahnya tidak bisa dilihat jelas karena dia menundukkan kepalanya dalam2, Lelaki ini berjalan tanpa menoleh2 kekiri-kanan, maka hampir saja dia nyeruduk Ceng Thian Sienie untung saja waktu itu Ceng Thian Sienie mengingkir kesamping sehingga mereka tidak sampai saling bertubrukan. Ceng Thian Sienie baru saja ingin menegur orang itu yang jalan main nyeruduk saja tapi orang itu dengan kepala masih tertunduk telah berkata "Selamat bertemu Ceng Thian Sienie" Dan sambil berkata begitu tahu2 kakinya telah menjejak tanah, dia telah berlari dengan cepat sekali, secepat angin. Ceng Thian Sienie jadi tertegun, tetapi dia tersadar, dia segera mengejar dengan cepat. "Hei tunggu ?" teriak Ceng Thian Sienie dan keras dugaannya bahwa orang inilah yang telah memberikan 'bingkisan' batok kepala Hok Cie Lan dan Lam le Lie kepadanya. Tetapi orang itu berlari dengan cepat sekali, tubuhnya seperti terbang menuju keluar kampung itu. Dengan penasaran Ceng Thian Sienie mengempos semangatnya dan mengejarnya... Tetapi karena orang itu berlari dengan cepat sekali, maka tidak mudah bagi Ceng Thian Sienie untuk menyusulnya. Saat itu tampak orang tersebut telah menghampiri permukaan hutan, Ceng Thian Sienie jadi mengerahkan seluruh kesanggupan berlari Cepatnya, karena jika orang itu berhasil memasuki hutan tentu akan sulit untuk melakukan pengejaran.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 21 dari 55
"Hei... berhenti ..!" teriak Ceng Thian Sienie sambil menggerakkan tangannya mengambil salju yang digenggamnya menjadi bulat dan dilontarkan kearah orang itu, mengincar jalan darah penting dipunggung belakang orang itu. Tetapi orang didepan itu telah melompat kesamping, maka timpukan itu lolos tidak mengenai sasaran. Dan orang itu melompat kesamping bukan untuk berhenti. melainkan masih terus juga berlari dengan cepat sekali, dan dalam sekejap mata telah masuk kedalam hutan itu. Ceng Thian Sienie akhirnya mengejar sampai dimuka hutan itu. Dia telah melompat masuk kedalam hutan itu dengan sikap waspada dan bersiap2 untuk menghadapi segala kemungkinan. Hutan itu sangat gelap sekali, pohon pohon yang tumbuh lebat menutup cabaya matahari menerobos masuk Dalam keadaan yang samar2 seperti itu Ceng Thian Sienie telah memperhatikan dengan cermat sekelilingnya. Tetapi walaupun Ceng Thian Sienie telah memasuki hutan itu lebih dalam, masih belum berhasil melihat bayangan orang buruannya itu. Tiba2 mata Ceng Thian Sienie yang tajam telah melihat sesosok tubuh berada diatas pohon tanpa membuang2 waktu lagi karena kuatir sempat melarikan diri, Ceng Thian Sienie menjejakan kakinya dan tubuhnya melompat ketengah udara, tangannya diulurkan untuk mencengkeram pergelangan tangan orang itu. Tetapi waktu tangan Ceng Thian Sienie terjulur untuk mencengkeram dan hanya terpisah setengah meter lagi. sosok tubuh itu tetap tidak bergerak, dan waktu itupun Ceng Thian Sienie sempat melihat sosok tubuh seorang wanita, malah yarg membuat Ceng Thian Sienie jadi mengeluarkan seruan kaget dan cepat menarik pulang tangannya itu, karena dia melihat sosok tubuh wanita itu tidak memiliki kepala ! Tubuhnya telah meluncur turun lagi, dan dia menengadah mengawasi keatas memperhatikan sosok tubuh tanpa kepala itu. Ternyata sosok tubuh itu terikat seutas tali disebuah dahan, membuat sosok tubuh itu tergantung ditengah udara. Setelah memperhatikan sejenak dan berhasil menindih goncangan hatinya, Ceng Thian Sienie telah mengenalinya bahwa sosok mayat wanita itu tidak lain dari sosok tubuh Lam Ie Lie yang dikenalinya dari pakaiannya. "Betapa kejamnya pembunuh yang telah membinasakan gadis ini, sampai mayatnyapun dijadikan bahan permainan sedemikian rupa ..!" berpikir Ceng Thian Sienie "Jika aku berhasil bertemu dengannya, tentu akanku membinasakannya ..!" Ceng Thian Sienie teringat bahwa kepala Lam Ie Lie masih berada didalam kamar dirumah penginapan, maka segera dia memutar tubuhnya berlari2 kembali kedusun itu, kemudian kembali kedalam hutan itu. Dia bermaksud untuk mengubur mayat Lam Ie Lie... Tetapi waktu dia tiba ditempat mana tadi tubuh Lam Ie Lie tergantung tanpa kepala, ternyata ditempat tersebut telah kosong sama sekali. Tidak terlibat suatu apapun juga, tubuh atau mayat dari Lam Ie Lie telah lenyap. Kembali Ceng Thian Sienie jadi tertegun dia gusar sekali, namun dia murka tanpa berdaya dipermainkan sedemikian rupa oleh seseorang, yang tidak diketahuinya. Disaat perasaan marah, gusar, penasaran dan sedih telah bercampur bergolak menjadi satu didalam hati Ceng Thian Sienie. Kedua kepala Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan telah dibawanya pulang kembali kerumah penginapannya. Karena Ceng Thian Sienie kuatir, kalau dia mengubur kedua batok kepala dari Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan didalam hutan itu, nanti kedua kepala Lam le Lie dan Hok Cie Lan akan dikirim 'pulang' kepadanya lagi!
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 22 dari 55
Malam itu Ceng Thian Sienie rebah dia pembaringannya dengan gelisah sekali, karena dia benar2 mendongkol dan marah. Dia jadi berpikir keras berusaha menerka, siapa yang telah mempermainkan dirinya seperti ini. Yang lebih mengherankan lagi justru orang itu tampaknya memiliki kepandaian cukup tinggi tidak berada dibawah kepandaiannya sendiri, maka tentunya dia bukun orang sembarangan. Lalu apa maksud orang itu mempermainkan dirinya ? Sampai jauh malam Ceng Thian Sienie tidak bisa memecahkan teka teki yang membingungkan itu. Kentungan kedua telah berlalu, dan walaupun malam telah demikian larut, Ceng Thian Sienie masih belum dapat tidur dengan nyenyak. Dalam keadaan yang hening dan sunyi seperti itu, tiba2 Ceng Thian Sienie telah mendengar suara langkah kaki didekat jendala kamarnya Suara langkah kaki seseorang yang sangat ringan sekali. Hati Ceng Thian Sienie jadi tercekat, dengan gesit sekali dia telah melompat kepinggir jendela kamarnya dan memang pendengarannya sangat tepat. Dia menduga bahwa orang yang tengah mendekati kamarnya ini tentu orang yang sedang mempermainkan dirinya itu. Begitu orang tersebut mengetuk jendela kamarnya dia akan melancarkan serangan dengan ilmu Bu Kek Kang Ciang (Pukulan Udara Kosong) dari dalam...
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 23 dari 55
Jilid ke 3 Lewat sejenak tanpa membuang2 waktu dengan cepat Ceng Thian Sienie telah mengayunkan tangannya yang kiri dengan tenaga iwekang yang dasyat mempergunakan ilmu pukulan Bu Kek Kang Ciang "Bukkk!" Ceng Thian Sienie memang berhasil sesosok tubuh telah terpental dua tombak lebih tentu saja hal ini menggembirakan Ceng Thian Sienie dia melompat untuk menghampiri orang itu, Tangan kanannya telah diangkatnya untuk melancarkan serangan lagi kesosok tubuh yang menggeletak diatas tanah, namun waktu akan menghantamkanya, dia jadi terkejut sebab sosok tubuh itu tidak memiliki kepala. Bahkan dia segera mengenali dari pakaiannya yaitu Lam le Lie, Dengan mengeluh jengkel, Ceng Thian Sienie dengan cepat mengawasi sekitar tempat itu, dan sempat melihat sesosok bayangan menyelinap diluar dinding rumah penginapan itu. "Walaupun bagaimana kali ini aku harus dapat membekuk batang lehernya..." Tanpa membuang waktu, dengan gusar sekali Ceng Thian Sienie mengejarnya. Dia telah mengerahkan seluruh ginkang-nya, dia mengejar sekuat tenaga dan dalam sekejap mata mereka telah saling kejar mengejar dalam jarak terpisah belasan tombak. Jarak mereka akhirnya semakin dekat hanya terpisah beberapa tombak saja. Orang itu terus berlari menuju keluar perkampungan, dan seperti kemarin dia berlari menuju kearah hutan. Tetapi Ceng Thian Sienie yang telah menduga maksud orang itu, tidak mau memberikan kesempatan lagi, dia telah mengeluarkan suara bentakan yang mengguntur, disaat itulah dia telah berlari secepat angin. Ceng Thian Sienie telah merogoh saku jubahnya, tahu2 tangan kanannya telah melontarkan dan meluncurlah beberapa kepingan uang logam. "Sringgg.. sring sring..". tiga titik telah menyambar punggung, paha dan kaki. Angin serangan dari ketiga logam itu mendesing kuat sekali, menunjukkan Ceng Thian Sienie menimpuknya dengan kuat sekali. Orang yang diserang tersebut tampak terkejut juga, terpaksa dia harus mengelakan diri, Tubuhnya yang tengah berlari cepat tahu2 telah doyong kesamping kanan, dia mempergunakan tangan kirinya untuk menyampok samberan senjata rahasia yang menuju kepaha dan kakinya, sedangkan senjata yang menyambar kepunggungnya telah lewat tidak berhasil mengenai sasaran karena tubuh orang telah miring kesamping. Diwaktu berhasil menyampok senjata rahasia yang menyambar paha dan kakiya itu, dan disaat itu pula Ceng Thian Sienie telah melompat gesit sekali, dia telah menghadang jalan larinya orang itu. Dengan mata yang terpentang lebar2, Ceng Thian Sienie telah mengawasi orang itu, dia dapat melihat bahwa orang tersebut hanyalah seorang pemuda berusia diantara dua puluh dua tahunan yang wajahnya tampan sekali, dibawah sinar rembulan tampak dia menarik bukan maen Bahkan dalam sekejap mata itu hati Ceng Thian Sienie agak tergoncang, wajah pemuda itu mirip sekali dengan Thio Bu Kie, bahkan jauh lebih tampan ! Namun cepat sekali Ceng Thian Sienie berhasil menindih goncangan hatinya dia telah membentak dengan bengis "Apa maksudmu selalu mempermainkan diriku ? Siapa kau sebenarnya?" Pemuda itu sudah tidak melarikan diri dan tengah bertolak pinggang dengan sikap yang tenang dan disertai suara tertawa mengejek berkata "Hahaha... siapa mempermainkan siapa... aku tak mengerti maksudmu?" Muka Ceng Thian Sienie jadi berobah merah padam karena gusar sekali. "Kita tidak saling kenal, kitapun tak pernah berurusan tetapi mangapa engkau mempermainkan diriku sedemikian rupa? kaukah yang telah membinasakan kedua gadis itu Hok Cie Lan dan Lam Ie Lie?" Pemuda itu kenbali tertawa dengan suara yang keras "Jika memang benar aku, apa maumu ? Jika bukan, apa pula yang hendak kau lakukan ?"
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 24 dari 55
Melihat cara pemuda itu yang angin2an, maka tanpa membuang waktu Ceng Thian sienie telah membentak "Rupanya engkau harus merasakan kehebatan Hudtimku, jika tidak engkau tentu akan membual mulut besarmu itu terus!" Sambil berkata begitu Ceng Thian Sienie mengulurkan tangannya meraba pinggang ,dia telah mencabut hudtimnya yang kemudian dikibaskannya "Bersiap2lah untuk menerima serangan.. segera keluarkan senjatamu!" kata Ceng Thian Sienie dengan suara membentak. "Hemmm, menghadapi niekouw seperti kau, mengapa harus mempergunakan senjata ?" jawabnya sambil badannya berdiri tegak dengan sikap yang menantang. Tentu saja Ceng Thian Sienie jadi gusar bukan main dengan mengeluarkan suara bentak bengis, tampak hudtim Ceng Thian Sienie telah menyambar datang dengan kecepatan yang sangat dahsyat karena serangan itu disertai oleh tenaga iwekang yang luar biasa kuatnya. Bulu2 Hudtim itu telah menyambar bergabung menjadi satu, dan menuju ke salah satu jalan darah didekat lengan pemuda itu. Tetapi pemuda itu benar2 angkuh dan meremehkan serangan yang dilakukan Ceng Thian Sienie Dia berdiri tegak mengawasi saja datang serangan itu, dan telah menantikan sampai dekat, barulah dia bergerak dengan gerakan yang sangat aneh, tubuhnya telah bergerak dengan gerakan yang sangat cepat sekali, tahu2 dia telah berada dibelakang Ceng Thian Sienie. Ceng Thian Sienie jadi terkejut karena telah kehilangan sasaran, dan dia jadi lebih terkejut lagi waktu dari arah belakang punggungnya dirasakan menyambarnya angin serangan yang hebat sekali, yang menuju kejalan darah yang mematikan. Tanpa menoleh lagi, dengan cepat Ceng Thian Sienie telah menggerakkan Hudtimnya untuk menyampok kebelakang.. Saat itu sipemuda memang telah melancarkan serangan dengan telapak tangannya kearah pungggung Ceng Thian Sienie, dia menyerang dengan mempergunakan tenaga yang sangat kuat sekali sehingga menimbulkan angin serangan yang dahsyat sekali. Ceng Thian Sienie menduga hal ini akan membuat bentrokan yang terjadi antara tangan dan Hudtim tetapi pemuda itu benar2 hebat sekali, walaupun usianya masih sangat muda kenyataanhya dia liehay sekali. Begitu tangannya akan tersampok dengah Hudtim, dia tidak menarik pulang tangannya itu bahkan dia telah membalikkan telapak tangannya, tahu2 tangannya itu turun beberapa dim kebawah, kemudian nyelonong lagi akan mencengkeram pundak Ceng Thian Sienie. Niekouw ini yang merasakan sambaran angin serangan kearah bahunya, jadi mengeluarkan teriakan yang sangat keras. Dengan cepat Ceng Thian Sienie telah membalikkan sedikit tubuhnya dan melepaskan hudtimnya diganti dengan serangan tangan kirinya sambil mementang kelima jarinya kearah belakang disertai angin berhawa dingin itulah salah satu gerakan dari ilmu Kiu Im Pek Ku Jiauw yang liehay. Tetapi pemuda itu sama sekali tidak perlihatkan perasaan jeri menghadapi ilmu hebat seperti Kiu Im Pek Jiauw itu, dengan mengeluarkan suara seruan dia telah menghentak kepalanya kesebelah belakang dan waktu lehernya menjadi sasaran jari Ceng Thian Sienie. maka dengan gerakan yang sangat cepat sekali, tangan pemuda itu telah terangkat mendahului menghajar kepala Ceng Thian Sienie dengan kelima jari tangan kanannya yang terpentang kuat sekali. Ceng Thian Sienie jadi terperanjat, karena pemuda itu justru telah menyerang kepalanya dengan mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw yang sama. Keruan saja Ceng Sienie harus cepat2 menarik pulang tangannya, karena jika dia meneruskan serangannya memang dia bisa saja mencengkram leher pemuda itu, namun kepala Ceng Thian Sienie juga akan lebih dulu dilobangi jari tangan pemuda itu! Tentu saja hal ini tidak dikehendaki oleh Ceng Thian Sienie, maka dia melompat mundur dengan gerakan cepat. http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 25 dari 55
Pemuda itu tidak mengejar dan bergerak dari tempatnya hanya mengawasi Ceng Thian Sienie dengan sorot mata mengejek dan mulutnya tersenyum sinis sambil mengeluarkan kata2 ejekan sangat pedas kepada Ceng Thian Sienie "Kiu Im Pek Kut Jiauw yang kau miliki ternyata hanya begini saja... jika tadi aku bersungguh2 ingin membolongi batok kepalamu, dengan mudah aku bisa melakukan! untuk mengelakkan cengkeraman dileherku, mudah saja kulakukan dengan cara seperti ini ..." Dan pemuda itu lalu menggerak bahunya tahu2 kepalanya telah dimundurkan kebelakang, tubuhnya juga terdoyong kebelakang sedikit, tetapi anehnya tangan kanannya yang diulurkan tetap maju kedepan. Ceng Thian Sienie jadi pucat. Karena apa yang dilakukan oleh pemuda itu merupakan gerakan yang bisa menghindarkan diri dari serangan dilehernya dan juga disamping itu akan bahayakan dirinya karena jari2 tangan pemuda itu terus juga akan melobangi batok kepalanya "Bagaimana ?" mengejek "Apakah engkau mengaku kalah ?"
pemuda
itu
dengan
suara
yang
sinis.
"Bagaimana kau bisa ilmu itu? Siapa gurumu?" bentak Ceng Thian Sienie dengan suara yang mengandung kegusaran tetapi nikouw ini telah berusaha menahan kemarahan dihatinya "Tentu saja aku tahu ilmu itu dari guruku dan tidak perlu engkau menanyakan guruku... karena menghadapi diriku saja engkau takkan sanggup apalagi berhadapan dengan guruku... Jika engkau masih penasaran.. ayolah kita coba lagi?" Ceng Thian Sienie memang tengah penasaran dia tidak yakin bahwa pemuda itu lebih tinggi dari kepandaiannya. "Jaga serangan...!" tampak Ceng Thian Sienie telah melompat dan melancarkan serang yang gencar sekali. Kali ini dia telah mempergunakan kedua tangannya lancarkan serangan2 dengan mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw. Hanya saja yang membingungkan Ceng Thian Sienie justru disaat itu tampaknya sipemuda mengenal benar ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw-nya dua kali ia melancarkan serangan yang hebat selama itu pula sipemuda dapat mengelakkan dan menyelamatkan dirinya dari ancaman bahaya dengan gerakan yang indah sekali. Penasaran, gusar, bercampur aduk menjadi satu dihati Ceng Thian Tampak Ceng Thian Sienie mengulangi beberapa kali serangan kepada sipemuda itu.
Sienie.
Serangan2 yang dilakukan oleh Ceng Thian Sienie merupakan serangan2 yang sangat hebat sekali, serangan2 yang mematikan, karena Ceng Thian Sienie telah mengeluarkan Kiu im Pek Kut Jiauw mulai dari jurus kedelapan puluh satu sampai jurus yang kesembilan puluh. Gerakan2 tangan dan Hudtimnya itu seperti juga hujan dan angin, tangannya meluncur dengan cepat sekali, dengan gerakan2 yang sangat dahsyat dan luar biasa sekali, dan benar2 mematikan. Kaiau saja serangan itu mengenai sasaran-nya dengan tepat. Namun nyatanya pemuda itu bisa mengelak diri dan selalu dapat memunahkan serangan2 yang dilancarkan oleh Ceng Thian Sienie. Bahkan dalam keadaan demikian, tampak pemuda itu berulang kali telah melancarkan serangan2 balasan yang sangat hebat sekali, yang memaksa Ceng Thian Sienie harus mengundurkan diri dari tempatnya berada. Beberapa kali Ceng Thian Sienie telah terdesak hebat. Tentu saja hal ini telah membuat Ceng Thian Sienie kian heran dan bingung saja, sebab sesungguhnya Ceng Thian Sienie memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dan didalam rimba persilatan sudah jarang ada orang yang bisa menandingi kepandaiannya. Sedangkan tokoh2 Beng-kauw, seperti Hoan Yauw dan Wie It Siauw dan lain2nya sama sekali tidak bisa menandinginya hanya Yo Siauw saja kiranya yang berimbang ilmu dan kepandaiannya. Maka aneh sekali jika sekarang pemuda biasa melancarkan serangan2 mendesak Ceng ThianSienie. Tentu saja keadaan seperti ini telah membuat Ceng Thian Sienie memutar otak
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 26 dari 55
menga ingat2, siapakah orang pandai dalam rimba persilatan yang memiliki juga kepandaian Kiu Im Pek Kut Jiauw itu. Tetapi sebegitu lama Ceng Thian Sienie tidak berhasil mengingat siapapun juga, karena setahunya didalam persilatan hanya dia seorang yang menguasai ilmU Kiu Im Pek Kut Jiauw ilmu yang berbau 'sesat' itu. Song Jin Su, puteranya Song Wang Kiauw memang pernah mempelajari ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw itu dari Ceng Thian Sienie yang saat itu masih mempergunakan nama Ciu Cie Jiak dan menjadi Ciangbujin Go Bie Pay. Tetapi Song Jin Su telah terbinasa dihukum oleh Thio Sam Hong, Tay Suhu dari Bu Tong Pay Maka sekarang, entah siapa yang telah menurunkan kepandaian Kiu Im Pek Kut Jiauw kepada pemuda itu, Siapakah guru pemuda itu? Karena berpikir demikian maka Ceng Thian Sienie jadi terlambat melancarkan serangan. Dalam keadaan demikian pemuda tersebut telah melompat dengan gerakan yang lincah waktutubuhnya melayang ditengah udara dengan cepat sekali telah melancarkan serangan berantai dengan kedua kakinya meluncur dahsyat sekali. Gerakan yang dilakukan oleh pemuda itu benar2 mengejutkan Ceng Thian Sienie, meskipun diapun tahu jurus serangan pemuda itu adalah salah satu jurus dari ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw namun serangannya sangat aneh .. gerakan tangan telah diubah menjadi gerakan kaki tetapi justru telah menambah kedasyatan dan kehebatan jurus itu. Untuk menyampok kaki pemuda itu sudah tidak keburu.. sehingga semangatnya seperti terbang meninggalkan raganya, kaki pemuda itu meluncur turun dengan secepat kilat maka dia tidak mungkin bisa mengelakkan diri lagi dari gempuran 'jari kaki' Kiu Im Pek Kut Jiauw yang dahsyat itu. Karena putus asa Ceng Thian Sienie jadi memejamkan matanya menantikan kematian yang akan menjelang datang. Namun disaat memejamkan matanya sejenak, kaki pemuda itu tidak juga tiba dikepalanya. Waktu Ceng Thian Sienie membuka matanya, dia melihat pemuda itu telah melompat menjauhi dirinya beberapa tombak, dan saat itu sipemuda itu telah berkata dengan suara yang mengandung penasaran "Sayang In-moay melarang aku untuk membinasakan Thio Bu Kie, Tio Beng, anggota Bengkauw dan termasuk engkau juga..." Setelah berkata begitu, sipemuda telah memutar tubuhnya untuk berlalu. "Tunggu dulu!" teriak Ceng Thian Sienie dengan suara keras sekali. "Engkau menyebut2 In-moay, apakah adik In-mu itu yang bernama In Lee?" Pemuda itu tersenyUm "Jika benar, kau mau apa? jika tidak, apa pula yang kau kehendaki?"
mengejek.
Hati Ceng Thian Sienie jadi tergoncang. Seperti diketahui In Lee mencintai Thio Bu Kie dalam khayalannya disaat Bu Kie masih kecil dan berusia belasan tahun. [Baca Kisah Membunuh Naga/It Thian Kiam To Liong To] "Apa hubunganmu dengan In moaymu itu?" tanya Ceng Thian Sienie agak gelisah. "Tidak perlu kau tahu!" menyahuti pemuda itu. "Engkaukah juga yang telah membinasa orang2 Beng kauw yang dibunuh dengan mempergunakan Kiu Im Pek Kut Jiauw?" "Tidak salah". "Tetapi mengapa engkau memalsukan surat dan menjual namaku, menyatakan bahwa yang membinasakan ketiga orang anggota Bengkauw itu adalah aku ?”. "Aku hanya bergurau saja, aku ingin lihat apakah engkau dengan mengandalkan Kiu Im Pek Kut Jiauw akan sanggup melayani orang2 Beng kauw? maka aku terpaksa harus bersandiwara
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 27 dari 55
seperti itu. Ketiga orang Beng-kauw itu terlalu tengik, dengan miliki kepandaian seujung rambut itu saja, mereka terlalu bertingkah. maka aku bereskan jiwa mereka. Lalu batok kepalanya kukirim ke Beng-kauw. agar menjadi bukti bahwa engkau, Ciu Cie Jiak yang telah membinasakan ketiga anggota Beng-kauw itu, bukankah didalam rimba persilatnya hanya engkau seorang saja yang memiliki dan menguasai ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw ?" ”Kurang ajar...! kau ini pemuda licik dan kejam !" mendesis Ceng Thian Sienie dengan suara yang gemetar karena menahan kemarahan. "Memang aku seorang pemuda yang kurang ajar, licik dan kejam ! In-moay juga selalu mengatakan begitu. Maka dari itu, sekarang kalaupun seluruh rimba persilatan mengatakan aku sebagai pemuda yang kejam dan berotak sinting, aku tidak akan perduli, justru aku senang dan mau menerima julukan itu, justru aku akan bertambah2 kejam lagi, seluruh orang yang menentangku, akan kubinasakan dengan Kiu Im Pek Kut Jiauw ! Tidakkah itu merupakan suatu hal yang baik sekali !" Bulu tengkuk Ceng Thian Sienie jadi berdiri mendengar perkataan pemuda itu Memang hebat sekali akibatnya jika sampai pemuda itu mengobrak-abrik dunia persilatan dengan mempergunakan ilmu Kiu Im Pek Kut Jiauw dan semuanya ditimpahkan kedalam dosa2nya. Tubuh Ceng Thian Sienie gemetaran keras dia tidak bisa menguasai kemarahan lagi dengan seruan murka, tubuh Ceng Thian Sienie telah melompat ketengah udara dan telah melancarkan serangan yang sangat kuat sekali, Tenaga dan angin serangan dari jurus Kiu Im Pek Kut Jiauw yang dicampur dengan jurus2 Go Bie Kiam Hoat (Ilmu pedang Go Bie) kearah sipemuda dengan dahsyat sekali. Tetapi pemuda itu tidak takut sedikitpun juga, dia mengeluarkan suara ketawa mengejek. Tetapi Ceng Thian Sienie Sudah tidak ngacuhkan dan tidak memperdulikan lagi ejekan pemuda itu, dengan cepat sekali dia telah melancarkan gempuran2 dengan mengerahkan seluruh tenaga Iwekangnya. Memang terlihat betapa pemuda itu jadi terdesak hebat, dia tidak tahan menghadapi gempuran2 tenaga yang dahsyatnya melebihi runtuhan gunung. Walaupun pemuda itu memiliki kepandaian yang sangat aneh namun menghadapi tenaga Iwekang Ceng Thian Sienie yang telah melatih lwekangnya puluhan tahun tentu saja dia tidak bisa bernapas dan dia tidak bisa balik membalas lancarkan serangan. Tetapi pemuda itu sangat berani, sama kali dia tidak merasa takut, bahkan berulang kali dia berusaha menghadapi gempuran tenaga Iwekang yang dilancarkan oleh Ceng Thian Sienie. Setiap gerakan yang dilakukannya merupakan gerakan2 yang sangat dahsyat sekali, juga dia sering mengeluarkan gerakan2 yang sangat aneh dan janggal. Tetapi waktu kedua orang itu tengah bertempur seru dari kejauhan terdengar suara seruling yang mengalun perlahan dan lembut. "In-moay!" teriak pemuda itu disela pertempuran dengan suara mengandung kegembiraan yang sangat. Mendengar itu tubuh Ceng Thian Sienie jadi gemetar sedikit, hatinya juga tergetar. Disebabkan perasaan terkejutnya itu, membuat gerakan Ceng Thian Sienie jadi tertahan sejenak, dia agak lambat melancarkan pukulan. Kesempatan itu telah dipergunakan oleh pemuda itu untuk mendesak Ceng Thian Sienie dengan hebat sehingga membuat Ceng Thian Sienie agak gugup dan berulang kali mati2an harus mengelakkan diri dari serangan2 yang mematikan itu. Disaat itu tampak dari arah utara mendatangi seseorang. Semula hanya dalam bentuk titik bayangan hitam saja diantara hamparan salju yang putih, tetapi semakin lama semakin besar dengan cepat sekali, membuktikan bayangan itu memiliki ginkang (ilmu lari cepat) yang luar biasa.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 28 dari 55
Sosok tubuh itu makin lama semakin dekat, dan akhirnya telah tiba didekat kedua orang yang tengah saling bertempur itu. "Long jie, jangan kurang ajar !" bentak sosok tubuh itu. Pemuda yang dipanggil Long-jie (anak Long) telah tertawa perlahan, setelah melepaskan pukulan maut yang membuat Ceng Thian Sienie terudur kebelakang, dia segera melompat mengundurkan diri meninggalkan niekouw itu dan berdlri disamping orang yang baru datang itu. Napas Ceng Thian Sienie jadi agak memburu, dan dia mengawasi dengan sorot mata yang tajam kearah orang yang baru datang itu. hatinya segera tergoncang. Orang yang baru muncul itu tengah mempermainkan dan mengusap-usap seruling yang terbuat dari bambu putih itu memiliki tangan tubuh yang kurus jangkung, dan rambutnya terpotong pendek, mukanya kurus dan panjang. matanya yang cemerlang berbentuk indah, hidungnya mancung dan bibirnya manis sekali tipis agak panjang kesamping, karena dia tengah tersenyum dengan manis memandang Ceng Thian Sienie. Dialah In Lee. "Ciu Ciecie!" kata In Lee sambil tersenyum manis. "Kita lama tidak bertemu, apakah selama ini engkau sehat2 saja?" "Terima kasih... Pienie kagum sekali akan didikanmu terhadap seorang pemuda seperti dia itu..." Dengan nada suara sedikit jengkel menunjuk kearah pemuda itu. In Lee menghela napas. "Long-jie memang sulit diatur!" katanya kemudian "Maafkanlah Ciu Ciecie, dengan memandang mukaku maukah engkau memaafkan kekurang ajarannya" "Untuk diriku pribadi memang tidak jadi persoalan, tetapi justeru yang menjadi soalan adalah pembunuhan2 yang telah dilakukannya...!" "Pembunuhan2? Long jie telah melakukan pembunuhan?" tanya In Lee sambil mementang matanya itu lebar2. "Dia telah banyak sekali melakukan pembunuhan kejam..!" Jawab Ceng Thian Sienie cepat Mendengar itu muka In Lee jadi berobah, tiba2 dia mengangkat tangan kanannya yang mencekal serulingnya. "Plaakkk!" serulingnya itu telah dipukul kepunggung sipemuda yang ada disampingnya. Pemuda itu sedikitpun tidak menangkis atau mengelakkan dan dipukul telak sekali oleh In Lee. Namun yang membuat Ceng Thian Sienie mendongkol, dia melihat pemuda itu bukan meringis kesakitan atau meng-aduh2, bahkan telah me-nyengir2 saja. "Nah Ciu Ciecie, dia telah kupukul. puaskah engkau?" tanya In Lee kepada Ceng Thian Sienie yang tetap dipanggilnya dengan sebutan Ciu Ciecie seperti dulu, walaupun dia melihat Cie Jiak telah mencukur rambut menjadi nikoaw. Sikap yarg diperlihatkan In Lee sama saja dengan sikap seorang ibu mengajar anaknya yang nakal. "Hemmm, soal kau telah memukulnya atau tidak, itu bukan urusanku mcnyahuti Ceng Thian Sienie. "Tetapi justru orang2 yang dibinasakannya adalah tiga orang anggota Bengkauw, dan dua orang gadis yang tidak bersalah semuanya telah dibinasakan dengan serangan Kiu Im Pek Kut Jiauw" "Ah.....begitukah ?" tanya In Lee seperti tidak percaya. Dia telah menoleh kepada sipemuda, lalu tanyanya "Benarkah Long jie? engkau telah membinasakan tiga orang anggota Beng-kauw dan dua orang gadis yang tidak bersalah, seperti yang dikatakan oleh Ciu Ciecie ?" "Mereka terlalu mendesakku, ketiga anggota Beng-kauw itu telah menghinaku keterlaluan..!" In Lee telah menggerakkan tangannya lagi, sulingnya telah memukul lagi kepunggung LongJie. Seperti tadi Longjie tidak mengelakkan diri dari serangan itu, sehingga terdengar suara yang keras, namun dia hanya nyengir saja. "Anak bandel, benar2 kau kejam dan licik.. aku mengajari kau ilmu silat bukan untuk berkelahi atau membinasakan"
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 29 dari 55
"Hemm" Long jie tertawa dingin. "Jika ada orang yang memakimu, menghinamu, apakah kau akan berdiam diri saja ?". "Siapa yang menghinaku?" tegur In Lee marah. "Dia ..!" dan Long jie telah menunjuk Ceng Thian Sienie. "Dia yang telah menghinamu, dia memaki engkau seorang sinting, dan tidak waras... apakah aku harus diam diri saja ?". Muka In Lee benar2 berobah. "Ciu Ciecie, benarkah yang dikatakan Longjie itu" tegur In Lee kepada Ceng Thian Sienie. Tubuh Ceng Thian Sienie jadi gemetar menahan kegusaran yang sangat hebat dia telah berkata dengan suara murka. "Kau....!!! kau hebat sekali..!" karena lalu marah, Ceng Thian Sienie tidak bisa balas memaki sipemuda yang mulutnya sangat liehay itu. Sipemuda terlihat menyengir saja, nyengir puas. Sedangkan In Lee hanya tersenyum katanya. "Memang Longjie sangat hebat, dia cerdas sekali" Mendengar itu tentu saja Ceng Thian Sienie tambah mendongkol karena In Lee ternyata telah salah mengartikan perkataannya. Ceng Thian Sienie menghela napas. Dia melihat Long jie sangat disayang sekali oleh In lee dan tampaknya juga dia pandai sekali ber-muka2 memanjakan in Lee. Terlihat dari caranya yang tidak berusaha mengelakkan diri dari pukulan2 yang dilakukan In Lee, hal itu saja membuktikan bahwa Long-jie memang sengaja ingin memanjakan In Lee. Inilah sangat berbahaya, tampaknya Long-jie berhasil menguasai In Lee. dan yang dikhawatirkan kalau2 In Lee ke!ak diperalat oleh sipemuda tersebut. "Siapakah namanya" tanya Ceng Thian Sienie kepada In Lee. "Maksudku nama dia itu" niekouw itu telah menunjuk kepada Long Jie "Namanya Ie Thian Long" In Lee menjelaskan "Hemm.. sekali lagi Pienie meminta agar kau lebih hati2 dalam mengawasi sepak terjangnya, dia sangat licik" kata Ceng Thian Sienie. Mata Ie Thian Long mendelik kearah siniekouw. Sedang In Lee mengangguk. "Benar dan Tepat sekali Ciu Ciecie menilai dalam soal ini telah kuketahui Sejak kujumpai dia, memang telah kulihatnya dia kejam dan licik sekali, bertangan telengas, sama dengan sifat yang miliki 'Thio Bu Kie-ku' dulu." Ceng Thian Sienie jadi terkejut, hatinya mencelos, In Lee mempersamakan Ie Thian Long dengan Thio Bu Kie?, Tak lama Ceng Thian Sienie telah tersadar bahwa Thio Bu Kie yang dimaksudkan oleh In Lee adalah Thio Bu Kie yang berada dalam khayalan In Lee. "Oh ya.. Ciu Ciecie, sesungguhnya kemana tujuanmu sekarang ini?" tanya I n Lee mengalihkan persoalan. "Aku ingin pergi Bu Tong San...Untuk bertemu dengan Thio Cinjin". "Benar...???! Nanti tolong sampaikan salamku kepadanya..." Ceng Thian Sienie mengiyakan sambil melirik kearah perut In Lee. Walaupun perut itu belum terlalu besar, tetapi Ceng Thian Sienie mengetahui bahwa In Lee benar2 tengah 'berbadan dua'. In Lee yang melihat lirikan mata Ceng Thian Sienie, mukanya jadi berobah merah. Tampaknya dia jadi malu, maka katanya "Baiklah Ciu Ciecie, kami pergi dulu !" dan setelah berkata begitu, In Lee menoleh kepada Ie Thian Long, katanya lagi "Mari Long jie, kita pergi..". "Baiklah In-moay" mengangguk Ie Thian Long, dia telah menatap kearah Ceng Thian Sienie dengan sambil tersenyum sinis kemudian dia telah memutar tubuhnya mengikuti in Lee.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 30 dari 55
Ceng Thian Sienie hanya berdiri tertegun ditempatnya, hatinya tergoncang hebat saat itu. Bahaya yang bisa ditimbulkan oleh pemuda yarg bernama Ie Thian Long itu pasti hebat sekali karena jika dilihat dari tindak tanduknya jelas dia seorang pemuda yang licik dan juga bertangan telengas bukan main. Kemudian dia telah kembali kerumah penginapannya. Keesokkan paginya Ceng Thian Sienie telah melakukan perjalanan ke Bu Tong San. Selama dalam perjalanan dia tidak menemui suatu peristiwa apapun juga, dan setengah bulan kemudian dia telah tiba Bu Tong San. Thio Sam Hong Sesungguhnya telah hitup menyendiri disebuah ruang kecil dibelakang kuil melewati hari2 tua tanpa ingin menerima kunjungan siapapun juga. Jie Lian Cu yang menggantikan kedudukkan Ciangbujin Bu Tong Pay, karena Song Wan Kiauw yang telah turun dari kedudukan Ciangbujin akibat perbuatan Song Jin Su. Telah menyambut kedatangan Ceng Thian Sienie. Setelah basa-basi sejenak, maka Ceng Thian Sienie mulai mengemukakan maksud kedatangannya, dia juga menceritakan pengalamannya dengan Yo Siauw Kauwcu Beng-kauw, dan juga menceritakan pengalamannya mengenai sepak terjang Ie Thian Liong dan In Lee. Mendengar semua itu Jie Lian Cu jadi terkejut dan agak gelisah, dia tidak bisa segera memutuskan tindakan. Dia lalu menemui Thio Sam Hong dan meminta untuk dibantu memberikan nasehat dan saran. Mendengar semua peristiwa hebat itu, Thio Sam Hong akhirnya keluar juga menemui Ceng Thian Sienie "Sungguh tak terduga.. bahwa Nona In Lee bisa memiliki seorang pasangan seperti itu.. Sepertinya akan terjadi kekacauan setelah muncul bibit baru yang buruk Seperti pemuda itu" kata Thio Sam Hong sambil menghela napas panjang setelah mendengar cerita dari Ceng Thian Sienie. Usianya telah lanjut tubuhnya kurus dan mukanya cekung. Namun matanya yang memancar cahaya gemilang membuktikan bahwa Iwekang yang dilatih Thio Sam Hong telah mencapai tingkat yang benar2 sempurna. Thio Sam Hong menghela napas lagi. "Untuk persoalan Beng-kauw... Biarlah nanti kutulis sepucuk surat kepada Yo-kauwcu, Jika dia masih tidak mengerti, mintalah kepada Yo-Kauwcu untuk menemui aku, sehingga nanti bisa kujelaskan persoalan yang sebenarnya". Mendengar perkataan Thio Sam Hong yang terakhir, Ceng Thian Sienie jadi girang dan haru. Cepat2 dia menekuk kakinya, dia telah berlutut menyatakan terima kasihnya. Thio Sam Hong telah membangunkan Cen Thian Sienie dari berlututnya, dan segera meminta alat2 tulis kepada Jie Lian Cu untuk menulis surat yang ditujukan kepada Yo Kauwcu. Dalam suratnya itu Thio Sam Hong menjelaskan bahwa Thio Bu Kie pernah bertemu dengannya dan menyatakan bahwa Bu Kie belum pernah bertemu dengan Ceng Thian Sienie selama lima tahun, sejak penyerahan kedudukan Ciangbunjin Go Bie Pay itu oleh Cie Jiak. Maka apa yang tersiar itu adalah merupakan hal2 yang belum jelas duduk persoalannya, maka Thio Sam Hong meminta kebijaksanaan Yo Kauwcu agar ikut menyelidikinya persoalan tersebut. Dan kelak Thio Sam Hong juga akan mengirim orang untuk memanggil Bu Kie dan Tio Beng agar urusan menjadi terang. Disamping itu Thio Sam Hong menjelaskan didalam suratnya, bahwa Bu Kie memang pernah menyatakan isi hatinya kepadanya, bahwa dia meninggalkan kedudukan Beng kauw karena untuk kepentingan Bengkauw juga. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan Ciu Cie Jiak atau yang sekarang bergelar Ceng Thian Sienie. Selesai menulis surat itu, Thio Sam Hong mengggulungnya dan menyerahkannya kepada Ceng lan Sienie.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 31 dari 55
Bukan main rasa terima kasih Ceng Thian Sienie dan menyatakan terima kasihnya sampai berulang kali. --- demonking --In Lee dan Ie Thian Long telah berada diluar perkampungan Song kie-cung, mereka tampak mesra sekali. Sejak berpisah dengan Ceng Thian Sienie. In Lee tidak mau berpisah lagi dengan le Thian Long. "Engkau harus selalu mendampingi aku!" kata In Lee. "Ciu Ciecie telah menceritakan ulah2mu, jika engkau meninggalkan aku untuk melakukan perbuatan2 yang memalukan, nanti kuhajar patah kedua kakimu, agar kau tidak dapat pergi jauh2!" "Jangan kuatir In moay, biarpun aku jahat dan licik seperti mereka, tetapi aku sangat baik terhadapmu bukan? Biarlah semua orang membenci aku, tapi jika ada seorang saja yang sayang padaku, yaitu engkau yang mencintai aku, itu sudah lebih dari cukup!" mesra sekali kata2 Ie Thian Long. Memang In Thian Long sangat licik, Pertemuan mereka juga terjadi sangat aneh sekali, waktu itu Ie Thian Long merupakan seorang pemuda berusia delapan belas tahun, dia hidup miskin dan sengsara sekali. Dengan modal kecerdasan dan kelicikannya dia berhasil menipu sana-sini. Namun suatu hari, terbongkar juga kebusukannya. sehingga orang2 yang pernah tertipu olehnya, jadi gusar dan memukulinya. Ie Thian Liong saat itu telah menjerit2 meminta ampun dan bersumpah untuk tidak akan melakukan penipuan lagi. Namun penduduk kampungnya yang mengetabui bahwa Ie Thian Liong adalah seorang pemuda yang buruk sifat dan tabiatnya, memukulinya terus. Seperti seekor anjing gila orang2 yang sebal terhadapnya terus memukulinya. Karena benar2 terdesak dan tak mungkin diampuni oleh orang2 yang memukulinya, Ie Thian Long jadi berbalik kalap dan nekad, sebisa-bisanya dia melawan dengan cakaran dan gigitan seperti seekor binatang buas. Namun tidak terduga. disaat itu muncul seorang gadis yang cara berpakaiannya tidak keruan, rambutnya berpotongan pendek2 kusut dan pikirannya seperti tidak waras .. dialah In Lee. Sekali mengibaskan tangannya, orang2 yang memukuli Ie Thian Long terpelanting kena serangan tenaga kebasan tangan In Lee In Lee yang kurang waras pikirannya, dan melihat bahwa wajah Ie Thian Long mirip2 dengan Bu Kie, tampan sekali dan pakaiannya yang kumal lusuh dan sikap yang garang dan buas mirip sekali seperti Bu Kie kecil yang ganas kejam sekali, yang berada dalam alam khayalannya. Dia pun lalu menganggap bahwa Ie Thian Long adalah Bu Kie kecil yang kini telah dewasa. Disaat itu Ie Thian Long memang licik, dia telah mempergunakan kesempatan yang ada yaitu dia mempergunakan se-baik2nya kesintingan In Lee. Terlebih lagi memang dia melihat, walaupun pakaian dan rambut gadis itu tidak keruan dan berotak sinting, namun In Lee sesungguhnya sangat cantik. Maka setelah melakukan perjalanan bersama cukup lama, dia bermaksud kemudian menipu gadis itu dengan caranya yang licik dan akhirnya dia berhasil membujuk In Lee untuk "menikah" dengannya di saksikan langit dan bumi. In Lee juga telah mencintai benar Ie Thian Long, dia telah pasrahkan jiwa dan raganya Disamping itu In Lee juga telah menurunkan seluruh kepandaian dan ilmunya termasuk Kiu Im Pek Kut Jiauw. Dasarnya Ie Thian Liong memang sangat cerdik dan cerdas, maka setiap pelajaran yang diturunkan In Lee dapat diterimanya dengan baik dan cepat. Dalam waktu lima tahun saja Ie Thian Long telah dapat mewarisi seluruh kepandaian In Lee, bahkan dia dapat mencampur-campur gerakkan silat yang sulit berdasarkan hasil kreativitasnya sendiri, yang kurang mungkin hanya latihan iwekang dan tenaga murninya saja. Ie Thian Long kini telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang kuat dan sakti.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 32 dari 55
Jilid ke 4 Diantara angin yang berhembus sepoi2, Matahari memancarkan sinarnya yang terik, tetapi dengan adanya pohon, muka In Lee dan Ie Thian Long bisa terhindar dari sengatan cahaya matahari. "Panas sekali hawa udara hari ini...!" kata In Lee. "Ya, musim dingin akan segera berlalu, saljupun mulai mencair...!" menyahuti Ie Thian Long sambil menunjuk kearah tumpukan salju yang sebagian telah mencair. Ie Thian Long menghampiri tumpukan salju itu, dan menyepak2 genangan air yang berasal dari salju yang mencair, lalu mengambil sedikit salju yang digulungnya bulat. Saat itu seekor burung Liar tampak terbang rendah, maka dengan cekatan sekali Ie Thian Long menimpukkan gumpalan salju itu. "Wutt...!" gumpalan salju itu terbang menyambar kearah burung itu, mengenai tepat kepala burung tersebut, yang seketika itu mengeluarkan suara pekikannya dan meluncur turun ketanah. Setelah menggelepar, burung itu tak bergerak lalu mati. Ie Thian Long tersenyum puas. Tetapi in Lee menegurnya "Kau terlalu kejam, burung itu tidak memiliki kesalahan apa2 terhadapmu, tetapi engkau telah membinasakannya !" "Ya, aku tengah latihan.. ternyata tenagaku telah kian memperoleh kemajuan...!" menyahut Ie Thian Long sambil tersenyum lebar dan menghampiri In Lee, duduk disampingnya. "Tetapi latihan bisa kau pergunakan dengan cara lain" kata In Lee. "Ingat In Moay-moay, jika seseorang yang kuat, tentu akan menang, jika yang lemah tertindas.. Itulah hukum dunia!" kata Ie Thian Long. "Benar, tetapi itu hanya umumnya, dan sering kali terjadi juga, yang benar memperoleh kemenangan juga" bantah In Lee. "Itu jika memang nasibnya tengah baik.. Tetapi yang pasti hukum didunia ini adalah yang kuat dan hebat, dialah yang menang, yang lemah tertindas ! Bukankah akupun pernah mengalami betapa aku telah dikeroyok dan dipukuli penduduk kampung ? Bukankah disaat itu karena aku tidak sanggup memberikan perlawanan makanya aku sangat menderita ?". "Tetapi nyatanya engkau tidak sampai mati bukan?, secara kebetulan aku menyaksikan peristiwa itu dan menolongimu.." tanya In Lee. "Jika waktu itu tidak ada engkau ? Apa yang akan terjadi saat itu ?" tanya Ie Thian Long. "Ah Long-jie, seharusnya engkau tidak berpikir begitu! Didalam dunia persilatan terdapat banyak sekali tokoh2 persilatan, contohnya seperti Thio Bu Kie, dia berusia masih sangat muda tetapi dia hebat dan tidak selalu menggunakan kekuatannya saja untuk menghadapi masalah.. padahal usianya mungkin sebaya dengan kau !". Mendengar perkataan In Lee, muka Thian Long berobah, dia jadi merasa mendongkol mendengar In Lee memuji Thio Bu Kie. Entah mengapa disaat itulah Ie Thian Long jadi merasakan sesuatu yang menyelinap dihatinya, walaupun dia belum pernah bertemu dengan Thio Bu Kie, dia jadi membenci orang she Thio itu. Bahkan diapun jadi sirik dan jika memiliki kesempatan tentu dia ingin sekali mencelakai orang she Thio itu. In Lee melihat sikap Ie Thian Long yang berdiam diri saja, dia tertawa, tanyanya."Apa yang kau pikirkan, Long Jie ?" "Aku sedang memikirkan, bagaimana cara aku bisa memiliki kepandaian sangat tinggi dan sempurna, agar aku kelak menjadi tokoh Te-it Enghiong (Pendekar Nomor Satu di Dunia Persilatan)
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 33 dari 55
"Itulah khayalan yang terlalu tinggi" menyahuti In Lee. "Engkau tidak tahu.. disamping Thio Bu Kie masih banyak lagi orang yang sangat sempurna ilmunya seperti orang-orang Bu Tong pay, Siauw Lim pay dan tokoh2 dari Beng Kauw.. Berlatihlah dengan giat... Jangan memikirkan yang tidak-tidak dulu.. ?" "Tetapi semua itu belum menjamin bisa jadi yang terpandai didalam Rimba persilatan" menyahuti Ie Thian Long dengan suara yang perlahan, wajahnya muram, dia memperguna ujung kakinya untuk mencongkel-congkel salju2 yang mulai menipis karena teriknya matahari. In Lee tertawa sambil mencekal tangan suaminya. katanya dengan manja."Long-Jie, engkau harus percaya kepadaku, Jika memang engkau telah menguasai ilmu yang kuberikan dengan baik, jarang ada yang bisa menandingimu! malah Jika engkau telah berhasil menguasainya dengan sempurna Thio Bu Kie pun sulit merubuhkan kau!" "Benarkah itu ?" "Apakah aku pernah berdusta kepadamu?" "Tetapi justru aku ragu2, kalau2 nanti aku tidak bisa mengangkat kepata didalam rimba persilatan! aku kuatir, justru terhadap Ceng Thian Sienie saja tidak sanggup aku rubuhkan!" "Long-jie, jika anak kita yang pertama lahir.. nama apa yang hendak kau berikan ?" tanya In Lee mengalihkan persoalan. "Terserah kepadamu, In-moay..!" menyahuti Thian Long. "Tetapi yang pasti, aku ingin anak kita itu kelak dapat menjadi seorang pendekar nomor satu di rimba persilatan...!". "Jangan kau berpikir begitu" kata In Lee, "Asal anak kita itu dapat lahir dengan sehat dan baik, itupun sudah cukup...!". Dan setelah berkata begitu In Lee merebahkan kepalanya didada Thian Long. Thian Long menghela napas. Melihat sikap ini.. dia jadi terharu juga karena dia merasakan betapa In Lee mencintai dia, dan juga selama ini telah memperlakukan dia dengan baik sekali. Maka dibelainya rambut In Lee dengan lembut "Kau menghendaki anak lelaki atau perempuan, Long-jie ?" bisik In Lee. "Kalau bisa sepasang ..... !" menyahuti Thian Long. "Kau meminta aku melahirkan sepasang tanya In Lee sambil tersenyum lebar. "Ya.. jika memang dapat ..... !" "Tiadakah kau merasa kasihan kepadaku?" tanya In Lee sambil tetap tersenyum. "Mengapa ?" tanya Thian Long. "Melahirkan anak bukan pekerjaan yang mudah dan ringan, disamping menderita kesakitan yang hebat, juga sangat tersiksa. karena disaat melahirkan bagi seorang wanita, itulah saatnya dimana dia mempertaruhkan jiwanya, antara hidup dan mati. Jika gagal dia melahirkan, tentu dia akan mati!" Thian Long tersenyum lebar. "Sudahlah In Moay-moay, kau tidak perlu khawatir seperti itu, lihatlah... semua isteri dipermukaan dunia ini melahirkan anak, dan tanya mereka... apakah selamat ?! Buktinya aku dilahir oleh ibuku, dan selamat. Dan kau juga dilahirkan oleh ibumu, dan ibumu selamat...Bukan!". Disinggung soal ibunya, In Lee jadi berobah murung, dia menundukkan kepalanya, mukanya jadi muram sekali. Ie Thian Long jadi terkejut, dia menduga salah bicara. Sebenarnya In Lee jadi terkenang masa lalunya dan dia berusaha untuk melenyapkan kenangan pahit. Tetapi kenyataannya dia tidak dapat, kenangan pahit dimasa lalunya itu memberikan luka cukup parah dihatinya, maka In Lee telah hela napas beberapa kali.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 34 dari 55
"In-moay, apakah aku telah salah bicara?" tanya Thian Long terkejut. In Lee menggelengkan kepalanya. "Tidak Long-jie...kau cukup baik, jika memang kelak aku berhasil melahirkan anak kita dengan selamat, itulah memang baik" "Aku yakin engkau akan selamat, engkau akan sehat2 saja...! Didunia ini aku hanya mencintaimu seorang...!". In Lee merangkul mesra sekali, mereka diam sesaat lamanya. Tetapi pendengaran In Lee yang tajam justru saat itu mendengar suara langkah2 kaki yang sangat ringan sekali, Cepat dan gesit. Benar saja, tidak lama kemudian dari arah depan mereka mendatangi beberapa sosok tubuh tengah berlari2 dengan cepat. Waktu beberapa sosok tubuh itu telah dekat, terlihat mereka berjumlah lima orang, dan semuanya berpakaian sebagai Hweshio dengan kepala yang dicukur gundul. Para Hweshio itu hanya melirik sekejap pada Thian Long dan In Lee tanpa menghentikan larinya. "Ginkang mereka sempurna sekali...!" bisik In Lee setelah para Hwesio itu lewat. Thian Long yang menyadari telah mengangguk. Diam-diam dia telah mengawasi kelima Hweeshio yang kian menjauh itu. Tampaknya tergesa2 seperti ingin melakukan sesuatu pekerjaan yang penting. "Rupanya mereka tengah mengejar sesuatu..." kata In Lee. "Bagaimana kalau kita ikuti mereka ?" tanya Thian Long. "Untuk apa?" In Lee baik bertanya "Sepertinya telah terjadi hal yang genting.. baiknya kita juga ikut melihat" In Lee menggeleng. "Tidak ... lita tidak perlu menyampuri urusan2 orang" "Kalau begitu kau tunggu saja sebentar disini.. aku ingin menyusul mereka" Melihat Thian Long yang sudah keras kepala itu, In Lee hanya bisa mengela napas sambil berkata "Ya sudah... mari kita ikuti mereka.. namun kau harus berjanji tidak akan membuat keributan" Thian Long tidak menyahuti namun kepalanya mengangguk Kelima orang pendeta yang berkepala gundul itu ternyata dapat berlari dengan cepat. Tapi In Lee dan Thian Long juga memiliki ginkang yang sempurna sehingga mereka bisa mengejarnya dengan cepat tidak lama kemudian mereka telah dapat melihat kelima orang pendeta itu lagi. Kelima orang pendeta itupun rupanya mengetahui bahwa diri mereka telah diikuti oleh In Lee dan Thian Long. Tetapi kelima pendeta itu tidak mau memperdulikannya, mereka terus saja berlari dengan cepat dan gesit sekali. Walaupun saat itu jalan sangat licin, tetapi mereka bisa berlari demikian cepat diatas salju, telah membuktikan bahwa lima Hweshio itu memiliki kepandaian yang tidak bisa diremehkan. Disaat itu Thian Long dan In Lee jadi menduga2, entah siapa kelima orang pendeta itu. Kepandaian mereka bukan sembarang, namun melihat sikap mereka yang agak tergesa2 dan gugup itu, tentunya mereka memiliki urusan sangat penting sekali. Dan keadaan kelima hweshio itulah yang telah membuat Thian Long dan In Lee jadi penasaran juga dan ingin sekali mengetahui apa yang hendak dilakukan oleh kelima pendeta itu. In Lee dan Thian Long memang memiliki kepandaian yang sangat tinggi, dengan sendirinya mereka tidak kuatir kalau2 nanti kelima pendeta itu marah dan melancarkan serangan kepada mereka, karena In Lee dan Thian Long yakin bahwa mereka memiliki kepandaian yang bisa menghadapi segala kemungkinan yang akan terjadi. Kelima Hweshio telah sampai dipermukaan sebuah lembah yang cukup ]uas sekali, tampak pohon2 masih tertutup diselimuti lapisan salju. Warna yang putih menyilaukan mata itu menghampar diseluruh lembah.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 35 dari 55
Kelima Hweshio itu telah berhenti berlari, salah seorang diantara kelima Hweshio itu telah berkata dengan suara yang cukup nyaring. "Sam-te (adik ketiga)...kita telah tiba ditempat tujuan, mulai sekarang kita harus berhati-hati" Terdengar keempat yang lainnya telah mengiyakan. Keadaan dilembah itu sepi dan sunyi karena tidak terlihat seorang manusiapun. Kelima Hweeshio itu telah mengawasi sekitar tempat itu, mereka telah memperhatikannya dengan seksama. "Udara demikian dingin, cukup buruk bagi kita!" katanya. "Maka dari itu jika kelak muncul, kita harus menghadapinya dengan penuh perhatian, agar dia dapat kita tundukan" Kata salah seorang Hwesio itu. "Benar Ji-ko (kakak kedua) kita harus mengeluarkan seluruh kepandaian kita, karena 'dia' bukanlah merupakan orang yang sembarangan, jika kali ini kita gagal melaksanakan tugas, berarti kita akan memperoleh kesulitan tidak kecil dihari-hari mendatang" "Benar .. tetapi kitapun harus bisa menjaga diri dan kita harus kompak, jika gagal sedikit saja dan kita salah perhitungan, niscaya segalanya akan rusak !". "Siapakah 'dia' itu?" berpikir Thian Long "Tampaknya 'dia' itu seorang yang luar biasa!" karena berpikir begitu, Thian Long memutuskan, walaupun bagaimana dia ingin mengikuti perkembangan selanjutnya. Thian Long dan In Lee mencoba mendengarkan percakapan mereka lebih jauh, tetapi untuk menangkap percakapan kelima hweshio itu cukup sulit juga, sebab suara hweeshio-hweeshio itu semakin perlahan saja, dan jarak mereka terpisah cukup jauh, oleh karena itu suara percakap lima pendeta itu tidak berhasil didengar mereka lagi. Disaat itu, yang tadi dipanggil dengan sebutan Ji-ko, telah berkata lagi dengan suara yang agak meninggi. "Apakah sekarang saja kita memanggil dia keluar ?" tanyanya pada keempat orang kawannya. Hweeshio yang tadi dipangil dengan Sam-te itu telah mengangguk. Begitu juga dengan ketiga pendeta lainnya telah mengiyakan "Baiklah Kalau memang begitu kita harus sudah bersiap-siap menghadapinya.." kata si hweeshio yang tadi disebut Ji-ko itu. Wajahnya tampak memancarkan sikap tegang, sedangkan keempat hweshio lainnya juga memperlihatkan ketegangan yang luar biasa. Thian Long dan In Lee yang melihat sikap lima hweeshio itu, tentu saja jadi heran, mereka berdua jadi menduga2 entah kejadian hebat bagaimana yang akan mereka saksikan nanti. Menurut yang mereka lihat, kepandaian kelima hweshio itu tentu cukup hebat, namun tampaknya mereka gugup sekali, maka tentu orang yang akan mereka temui itu merupakan seorang yang sangat hebat kepandaiannya. Thian Long jadi semakin tertarik. "Mari kita mendekati mereka...!" ajaknya pada In Lee. Tetapi In Lee telah menggeleng. ”Jangan...nanti mereka salah paham dan kita berurusan dengan mereka ! Lebih baik kita tunggu saja disini untuk menyaksikan apa yang akan mereka lakukan...". Thian Long tidak membantah, dia menurut dan duduk terus disamping In Lee. "Toako...kita mulai saja ! Engkau saja memanggil "dia" keluar..!" Hweshio yang dipanggil sebagai Kakak tertua itu, telah mengangguk perlahan. Kemudian dia telah menarik napas dalam2, tampaknya dia tengah memusatkan seluruh kekuatan tenaga dalamnya, dia mengerahkan Iweekangnya, dan kemudian dia berteriak dengan suara sangat keras yang menggema disekitar lembah itu. "Sam-ciu Lam giu Kwee Bin Liang, lima hweeshio Siauw Lim Sie datang berkunjung harap kau menyambut keluar !" teriaknya. Suara teriakan hweshio itu, walaupun terdengarnya biasa saja, namun memiliki getaran tenaga Iweekang yang sangat kuat sekali, suara itu dapat didengar sampai sejauh puluhan li.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 36 dari 55
Hal ini mengejutkan Thian Long dan In Lee, mereka melihat bahwa si hweshio yang dipanggil Toako itu memiliki Iwekang yang kuat sekali. Disamping itu yang ngejutkan In Lee dan Thian Long, ternyata hweshio itu merupakan pendeta2 dari kuil Siauw Lim Sie. Lalu siapakah musuh mereka yang dipanggil dengan sebutan Sam Ciu Lam Giu Kwee Bin Liang ? Nama itu belum pernah didengar In Lee maupun Thian long. Tetapi yang pasti tentu saja Sam-ciu Lam giu itu bukan seorang yang sembarangan, sebab lima pendeta Siauw-lim-sie itu memperlihatkan sikap segan mereka. Keadaan disekitar lembah itu sunyi sekali, disaat itu juga suara sihweshio Toako itu telah menggema berpantulan tak hentinya dan menggetarkan lembah itu. Thian Long dan In Lee mengawasi terus sampai akhirnya mereka terkejut mendengar suara lain yang aneh sekali, seperti suara erangan yang sangat dahsyat, dan juga mengerikan sekali. "Suara apakah itu ?" tanya Thian Long dengan suara yang terkejut. In Lee tidak sempat menyahuti, karena suara erangan yang aneh nadanya itu, telah terdengar semakin dekat. Muka kelima hweshio dari Siauw lim itu juga telah berobah dengan hebat, tubuh mereka agak tergetar terpengaruh oleh suara yang sangat dahsyat itu. Jika tadi suara seruan dari hweeshio Siauw Lim Sie yang dipanggil dengan sebutan Toako itu telah menggetarkan lembah itu dengan kekuatan iwekang dan telah membuat Thian Long dan In Lee menjadi kagum atas kesempurnaan tenaga dalam hweeshio itu. Namun kini Thian Long dan In Lee lebih terkejut lagi, karena justru suara erangan itu membuktikan keluar dari tenaga iwekang yang beberapa kali lipat lebih kuat dari iwekang hweshio itu sendiri, karena suara erangan itu seperti juga ingin meruntuhkan gunung dan membalik lautan. Tentu saja itu merupakan semacam ilmu yang sangat hebat sekali, karena mengandung kekuatan tenaga dalam yang luar biasa dahsyatnya. Tidaklah mengherankan jika dalam keadaan demikian, tampak muka kelima hweshio itu telah berobah. Mereka memang telah menyadarinya bahwa kekuatan iwekang mereka tidak mungkin menandingi kekuatan tenaga dalam dari orang yang tengah mendatangi dan mengeluarkan suara erangan yang hebat itu. Disaat suara erangan itu terhenti telah terdengar suara orang berkata dari jarak yang jauh, berasal dari dalam lembah itu. "Kedatangan kalian hanya akan mengantarkan jiwa dengan sia2 saja. Dengan memandang muka terang Hongthio tua Siauw Lim Sie, maka kuizinkan kalian pergi, janganlah datang kembali ketempat ini...!!. Inilah hebat, dengan hanya berkata begitu, orang yang berada didalam lembah itu telah ngetahui bahwa hweeshio2 itu berjumlah lebih dari satu orang !. Orang yang didalam lembah itu tentu memiliki ilmu mujijat "Bian Lie Tian Hoat" atau ilmu mendengarkan suara dari jarak jauh ribuan lie, semacam ilmu yang jarang sekali diyakini oleh orang2 sembarangan. In Lee sendiri kaget, jika harus mengerahkan tenaga iwekangnya sambil bercakap2 demikian, tentu dia belum dapat lakukannya dengan leluasa, karena tentunya akan meletihkan sekali untuk menggunakan iwekang yang disalurkan seperti itu. Tentu saja In Lee jadi kagum dan berbisik pada Thian Long dengan suara yang perlahan. "Kita harus berhati-hati orang didalam lembah itu merupakan seorang yang luar biasa" Thian Long mengiyakan, sejak tadi telah memasang mata dan mengawasi terus kelima hweeshio itu, karena Thian Long ingin mengetahui tindakan apa yang akan dilakukan oleh kelima pendeta Siauw Lim Sie itu. Hweshio yang tadi dipanggil dengan sebutan Toako "Kwee Bin Liang, keluarlah ! kami tak akan pergi dari sini !"
itu
telah
berkata
lagi.
"Apakah kalian tidak akan menyesal ? kalian tidak takut jika aku keluar memperlihatkan diri, maka orang yang melihat itu harus mampus tanpa terkecuali"
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 37 dari 55
"Kwee Bin Liang, kami datang mengunjungimu, karena kami membawa sebuah urusan, jika memang engkau merasa dirimu memiliki kepandaian tinggi, cepat keluarlah.. jangan menyembunyikan ekormu saja !". Terdengar suara erangan lagi yang sangat kuat dan aneh. Kemudian disusul dengan terdengarnya suara tertawa bergelak2 yang sangat hebat.. suara tertawa itu seperti bergema berulang2 berpantulan dari dalam lembah itu, membuat Thian Long dan In Lee jadi terperanjat, karena waktu mereka mendengar suara tertawa yang hebat itu, mereka merasakan jantung mereka jadi tergoncang hebat dan hati mereka berdebar2 darah terasa berjalan lebih cepat dari sebelumnya dan mendesir2 denyutan dipelipis kepala mereka. "Cepat kerahkan lwekangmu ! ini sangat bahaya sekali !" kata In Lee memberikan peringatan kepada Thian Long. Thian Long mengiyakan, dia lalu mengerahkan seluruh kekuatan tenaga murninya dan menyalurkan tenaga iwekangnya, sehingga dia dapat menindih getaran suara tertawa itu. Sedangkan In Lee sendiri lalu memulih goncangan hatinya dengan beberapa kali menahan napas panjang dan memusatkan iwekangnya. Kelima hweshio dari Siauw Lim Sie sangat terkejut sekali. Thian Long dan In Lee sempat melihat bahwa kelima pendeta itu telah berobah wajahnya menjadi pucat dan tubuh mereka agak bergetar. Suara tertawa itu terdengar semakin keras, dan juga sambung menyambung tidak hentinya. Bahkan suara tertawa itu bergelombang terus, semakin lama semakin hebat saja. Kelima hweshio itu juga menyadari bahaya yang mengancam diri mereka cepat2 memusatkan dan mengerahkan tenaga dalam mereka untuk melindungi diri mereka dari pengaruh suara tertawa yang luar biasa itu. Si Toako jadi penasaran sekali, tampak dia telah mengerahkan tenaga dalamnya, kemudian berteriak dengan suara yang sangat nyaring sekali. "Kwee Bin Liang, jika memang engkau ingin memamerkan kepandaianmu, keluarlah ! Jangan pengecut hanya menyembunyikan diri saja. Kami tidak gentar dengan kekuatan iwekang dalam nada suara tertawamu itu...! atau kami akan menerjang masuk kedalam dan jangan mengatakan bahwa kami sebagai tamu tidak mengenal sopan santun dan etika !". Suara sipendeta yang dipanggil Toako itu telah mendengung sangat keras dan kuat menggetarkan sekitar tempat itu. Dia telah berkata2 dengan suara yang sangat keras sekali, karena dia ingin berusaha untuk menindih kekuatan dan gentaran suara tertawa Kwee Bin Liang. Namun tampaknya iweekang yang miliki hweshio yang dipanggil sebagai Toako itu masih berada dibawah kepandaian Kwee bin Liang , suara seruannya itu tidak berhasil menindih kekuatan yang terkandung didalam suara tertawa orang dari dalam lembah itu, suara hweshio yang dipanggil toako itu seperti lenyap tidak terdengar jelas. Suara tertawa orang didalam lembah itu semakin terdengar keras dan nyaring, rupanya orang didalam lembah itu telah berlari cepat sekali mendatangi. Kelima hweshio itu tampak berdiri dengan sikap tegang menantikan munculnya orang she Kwee itu. Thian Long dan In Lee juga mengawasi dengan penuh perhatian, karena mereka ingin sekali mengetahui siapakah sebenarnya orang yang dipanggil dengan nama Kwee Bin Liang itu. Tiba2 tampak sesosok bayangan dengan cepat sekali berlari mendatangi para hweshio itu. Dibarengi dengan berhenti dan lenyapnya suara tertawa yang bergemuruh itu, terlihatlah seseorang telah berdiri dihadapan kelima Hweshio itu. Dan orang yang baru sampai itu melirik sejenak kearah dimana terdiam Thian Long dan In Lee lalu menghadapi kelima Hweeshio itu. Dialah seorang berusia diantara limapuluh tahun, keadaannya tidak luar biasa, wajahnya biasa seperti wajah manusia, tetapi justru yang agak luar biasa ialah bentuk kedua tangan yang tampaknya sangat panjang melebihi lututnya, sehingga tampaknya jari2 tangannya tersebut seperti juga akan Menyentuh bumi.. pakaiannya juga sangat aneh sekali, karena dia
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 38 dari 55
memakai sepotong kulit kerbau yang sangat kasar buatannya, bentuk tubuhnya tidak terlalu besar dan tidak terlalu tinggi, namun juga tidak terlalu kurus. Sihweshio yang tadi dipanggil dengan sebutan "Toako" telah tertawa dingin, katanya "Sekarang kita bisa mulai menyelesaikan urusan lima tahun yang lampau" Orang tua aneh itu telah tertawa perlahan seperti meremehkan kelima hweeshio itu. "Kalian lima hweshio kepala gundul dari tingkat keenam di Siauw Lim Sie, benar2 mau mati mengantarkan jiwa, menghampiri ketempatku ini!.... Nah, sekarang katakan, urusan apa yang kalian hendak selesaikan denganku !". "Kwee Bin Liang !" bentak sihweshio "toako" itu dengan suara yang bengis. "Lima tahun yang lalu, benarkah engkau telah membinasakan seorang yang bernama Tam Siu Hweshio...! perbuatan busuk dan keji seperti itu ingin kau akui atau tidak ? atau engkau ingin menyangkalnya seperti pengecut menyembunyikan ekor?" Ejekan hweeshio itu, membuat tubuh Kwee Bin Liang jadi gemetar keras. "Huh.." mendengus orang she Kwee dengan sorot mata yang bersinar tajam. "Kalian terlalu memaksa... Baiklah! Tam Siu Hweshi merupakan seorang pengkhianat yang pantas menerima hukuman matinya ! jika tidak disebabkan dia, tentu Thio su seng telah berhasil menjadi Kaisar dan tahta kerajaan tidak akan terjatuh ditangan Cu Goan Ciang! Namun akibat pengkhianatan yang dilakuian keledai gundul itu, tentu saja telah menimbulkan kedudukan Thio Su Seng tergoncang dan menyebabkan kekalahan hebat dipihak thio Su seng ...... !" "Kami tidak mau tahu apa persoalannya anta Thio Su Seng dengan Cu Goan Ciang yang merupakan urusan2 yang menyangkut negara dan kami tidak ingin mencampurinya tapi yang ingin kami tuntut adalah kematian Tam Siu Hweeshio itu terjadi dengan sangat mengenaskan sekali, tubuhnya dipotong2 dan dijadikan umpan anjing2 kelaparan.. Itulah yang sangat menyedihkan sekali ! ... kami juga telah menerima laporan ini dan kami meminta pertanggungjawaban karena engkaulah yang telah memberikan saran pada Thio Su Seng, agar Tam Siu Hweshio menjalani hukuman seberat itu!". Muka Kwee Bin Liang jadi bengis sekali. "Apa hubungannya Tam Siu Hweshio dengan pihak Siauw Lim Sie kalian ?" tanyanya mengejek. "Yang kuketahui, Tam Siu Hweshio bukan dari siauw Lim Sie" "Tepat ! Tepat sekali ! Memang Tam Siu Hweshio bukan dari SiauW Lim Sie tetapi sebagai rekan sesama agama, kami harus bersimpati dan ikut bersedih hati atas kematian yang mengenaskan dan telah terjadi didiri Tam Siu Hweshio ! Maka dalam keadaan demikian dapatkah kami berpeluk tangan saja !". Kwee Bin Liang telah tertawa dingin, katanya dengan suara mengejek. "Hemm..., kesatria kesiangan !" katanya mengejek sinis. "Sekarang dengarlah ! Jika benar aku yang telah memberikan usul kepada Thio Su Seng agar menghukum manusia pengkhianat seperti Tam Siu Hweeshio itu, lantas apa yang kalian hendak perbuat terhadap diriku ?". "Tentu saja kami menuntut kau membayar hutang jiwa itu, sebab Thio Su Seng sendiri telah meninggal...!" kata sihweeshio yang menjadi loako" itu. "Apakah kalian telah memikirkannya masak2 ?" "Maksudmu ?" tanya Hweeshio itu dengan suara yang tidak sabar. "Kalian tentu telah menyadarinya, berurusan denganku merupakan persoalan yang tidak mudah, karena begitu kalian melibatkan diri berurusan denganku, maka kalian sulit sekali lepas lagi ?". "Itu adalah urusan yang kedua, karena dengan beraninya kami mendatangi tempat ini berarti juga kami berani Menerima akibat apa saja .... !" "Tunggu dulu ! Kalian belum menjelas nama kalian seorang demi seorang, karena pantang bagiku untuk berurusan dengan orang yang tidak bernama!".
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 39 dari 55
Muka Hweeshio yang menjadi Toako itu telah menjadi merah padam. "Aku yang menjadi Toa Suheng (kakak nomer pertama atau yang tertua), aku bergelar Kim Ie Siansu, Ini Jiteku (adik kedua), bergelas Kim Sun Siansu, dan ini Sam te, bergelar Kim Lin Siansu, Sia-te (adik keempat) bergelar Kim Ang Siansu, sedangkan Ngote (adik kelima) bergelar Kim Wan Siansu ! Nah, kini telah mendengar nama kami semua, tentu engkau tidak akan mengatakan bahwa kami ini yang tidak pantas untuk berurusan bukan ?" Mendengar itu Kwee Bin Liang telah tertawa bergelak2 dengan suara yang keras sekali! sejenak lamanya dia tidak menyahuti pertanyaan si Toako, yang bergelar Kim Ie Siansu tersebut "Benar! Benar!" kata Kwee Ban Liang setelah berganti tertawanya, "Walaupun kalian bukan manusia2 ternama dalam rimba persilatan dan hanya memiliki kepandaian yang biasa saja tetapi setidak2nya kalian masih pantas untuk binasa ditelapak tanganku.. !" Kim Ie Siansu sudah tidak bisa menahan sabaran hatinya dia telah melompat mendekati Kwee Bin Liang, tangan kanannya dikibaskan dan memberi isyarat agar adik2 seperguruan itu mulai mengepung orang she Kwee tersebut. Tetapi Kwee Bin Liang sama sekali tidak memperlihatkan sikap gentar, dia malah perlihatkan sikap meremehkan lawan2nya. Tampak dia telah tertawa dengan sikap yang sangat menyeramkan, sehingga In Lee dan Thian Long yang menyaksikan dari jauh tergetar hati mereka karena sikap yang diperlihatkan oleh Kwee Bin Liang mengandung hawa pembunuhan yang sangat mengerikan. Saat itu Kim Ie Siansu telah mengeluarkan suara bentakan yang sangat keras, dia telah mengibaskan lengan jubah pertapaannya yang menyebabkan angin menyambar kuat sekali "wuttt !" Tentu saja Kwee Bin Liang terkejut melihat cara menyerang yang begitu aneh, yang dilancarkan si Hweshio, dan dia juga melihat serangan Kim Sun Siansu dan Kim Wan Siansu telah menyambar dengan cepat sekali. Serangan itu dua2nya mengancam dada Kwee Bin Liang telah meluncur dengan hebat sekali. Berbareng Kim Lin Siansu dan Kim Ang Siansu juga telah mengeluarkan suara bentakan, telah menggerakkan tangan mereka masing2 melancarkan serangan. Ternyata kelima pendeta Siauw Lim Sie itu melancarkan serangan dengan mempergunakan jurus Ngo Heng Kun Hoat. Tetapi dengan gerakan yang sangat cepat, terlihat tubuh Kwee Bin Liang telah bergetar2 seperti orang yang terhuyung. Dan dalam keadaan seperti itu, tampak Kwee Liang telah mengeluarkan suara seruan, kedua tangannya bergantian telah mengibas. Dari kedua telapak tangannya itu telah menyambar keluar kekuatan tenaga dalam yang luar biasa hebatnya. Disaat itu, Kwee Bin Liang bergerak satu kali saja, begitu tenaga serangannya berhasil memunahkan tenaga serangan yang dilancarkan lawannya itu, dengan cepat sekali Kwee Bin Liang menundukkan kepalanya sedikit, merendahkan bahunya lima dim, kedua lututnya agak tertekuk kedepan lalu disertai dengan bentakan yang keras sekali, dia telah mendorong Kim Ie Siansu. Gerakan yang dilakukan oleh Kwee Bin Liang memang merupakan serangan yang bisa mematikan, karena dalam dorongan kedua telapak tangannya itu disertai oleh getaran kekuatan tenaga dalam yang bukan main kuatnya. "Wutt...serr !!" Kim Ie Siansu jadi terkejut dan telah cepat2 melompat mundur. Gerakan yang dilakukan oleh Kim Ie Siansu sangat cepat, namun tidak urung dia merasakan juga angin tenaga dari Kwee Bin Liang. Kim Ang Siansu yang melihat saudara seperguruannya yang tertua itu tengah terancam oleh tangan yang dilancarkan Kwee Bin Liang, jadi mengeluarkan suara seruan yang sangat kuat dan keras sekali, sambil menyusuli dengan serangan untuk mengalihkan perhatian Kwee Bin Liang.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 40 dari 55
Serangan nekad seperti ini tidak berani diremehkan oleh Kwee Bin Liang. Dengan mendengus dingin mengejek, tampak Kwee Bin Liang menggeser kedudukan kakinya, dia telah menyampok dengan mempergunakan tangan kanannya. "Plakk !" kuat sekali tangkisan yang dilakunnya itu. karena mana tenaga tangkisan itu telah membuat tubuh Kim Ang Siansu jadi terhuyung kebelakang beberapa langkah. "Hemm, dengan hanya memiliki kepandaian seperti ini berani menampakkan diri didepan hidungku ! Sungguh kerbau tolol mencari mampus !" mendesis Kwee Bin Liang dengan suara dingin dan dia telah mengeluarkan suara bentakan lagi, menyusuli mana tangan kanannya telah meluncur melancarkan serangan yang sangat hebat. Tetapi Kim Ang Siansu dengan cepat menyingkir menjauhi diri, sedangkan Kim Ie Siansu bersama ketiga adik seperguruannya yang lain telah cepat2 melancarkan serangan yang seempak kepada Kwee Bin Liang, serangan Kim Sun Siansu yang paling hebat, serangan itu telah meluncur dengan sembilan bagian tenaga dalamnya dan mempergunakan jurus2 Ngo Heng Kun Hoat yang luar biasa. Serangan2 itu telah mendesir dahsyat kearah punggung Kwee Bin Liang. Tentu saja Kwee Bin Liang tidak berani berlaku ayal, karena dia telah memperhatikan tenaga serangan lawan2nya itu tidak dapat dipandang rendah. Dengan mengeluarkan suara seruan keras Kwee Bin Liang telah memutar kedua tangannya, dia telah mengeluarkan suara bentakan, dan tak terduga saat itulah telapak tangannya yang kiri mendorong tepat mengenai dada Kim Sun Siansu. "Bukk ! Plakk !" keras gempuran itu, disamping menghantam dada Kim Sun Siansu, juga tangan Kwee Bin Liang yang lainnya telah menangkis serangan yang dilancaran Kim Lin Siansu. Tubuh Kim Sun Siansu telah huyung satu tombak lebih, dia mengeluarkan suara keluhan dan kemudian "Uwaahh..!" Kim Sun Siansu telah memuntahkan darah segar yang banyak sekali. Tampak Kim Ie Siansu tidak membuang2 waktu lagi, dengan nekad dan kalap, dia telah mengeluarkan seluruh kekuatan tenaga dalam lancarkan gempuran, karena dia hendak memberi kesempatan yang ada untuk menggempur Kwee Bin Liang ketika orang she Kwee itu mencurahkan seluruh kekuatannya untuk menyerang Kim Sun Siansu. Tetapi Kwee Bin Liang benar2 hebat sekali dengan mudah telah mengelakkan diri dari serangan itu, dengan cepat sekali dia menyingkir kesamping, Cepat2 Kim Ie Siansu telah mendekati Kim Sun Siansu, tanyanya dengan tergesa "Apakah kau tidak terluka ?". Kim Sun Siansu hanya menggeleng dengan muka pucat pasi, padahal dia telah terluka cukup parah. Mendadak Kwee Bin Liang telah mengeluarkan suara tertawanya yang semakin lama jadi semakin keras dan kuat sekali. Suara tertawa Kwee Bin Liang bagaikan hendak meruntuhkan langit dan menghancurkan bumi. Kelima hweshio Siauw Lim Sie itu jadi terkejut bukan main, mereka merasakan hatinya tergoncang keras sekali, karena tekanan suara tertawa itu disertai oleh tenaga dalam yang kuat sekali. Disaat seperti ini dengan cepat Kim Ie Siansu berlima mengerahkan semangat dan telah mengeluarkan suara teriakan nyaring, mereka berlima berusaha untuk menindih suara tertawa Kwee Bin Liang. Namun kelima hweeshio dari Siauw Lim itu gagal. Mereka tidak berhasil menindih suara tertawa Kwee Bin Liang itu. Untuk melompat melancarkan serangan, Kim Ie Siansu berlima tidak berani, sebab iweekang kelima pendeta dari Siauw Lim Sie itu akan terpecahkan dan tergempur hebat. Jalan satu2nya bagi mereka hanyalah mengerahkan tenaga dalam masing2, untuk melindungi mereka dari getaran suara tertawa Kwee Bin Liang. Kim Sun Siansu yang telah terluka didalam, tahu2 telah melompat2 seperti ingin menari2, terpengaruh oleh kekuatan tenaga tertawa dari Kwee Bin Liang. Kim Ie Siansu yang melihat ini tentu saja jadi terkejut sekali, dan dia telah berteriak "Pusatkan Pikiran !" teriakan itu dimengerti
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 41 dari 55
oleh keempat adik seperguruannya, yaitu mempergunakan ilmu semedhi mempersatukan raga dan pikiran. Kim Sun Siansu telah memusatkan seluruh kekuata bathinnya dan dia berhasil mengendalikan dirinya tidak sampai menari2 lagi lalu telah cepat2 duduk dan menjalankan ilmu semedhi mempersatukan raga dan pikiran. Kim Ie dan ketiga adik seperguruannya yang lain juga telah berusaha untuk menjalankan ilmu mempersatukan raga dan pikiran itu. Disaat itu memang kelima pendeta dari Siauw Lim Sie ini berhasil menenangkan goncang hati mereka, dan tidak terpengaruh sejenak oleh suara tertawa Kwee Bin Liang. Thian Long dan In Lee mengawasi semua itu dengan perasaan tidak menentu. Waktu Kwee Bin Liang tertawa dengan suara yang sangat keras sekali In Lee dan Thian Long juga telah menutup diri mempergunakan kekuatan lwekang mereka hingga mereka tidak perlu sampai terpengaruh oleh kekuatan tertawa Kwee Bin Liang yang ngandung kekuatan Iwekang dahsyat luar biasa. Tetapi dengan mengeluarkan suara bentakan yang sangat bengis Kwee Bin Liang telah melanjutkan lagi suara tertawanya. Tampaknya orang she Kwee ini jadi penasaran sekali, karena suara tertawanya itu sedikitpun tidak berhasil untuk mempengaruhi lawannya. Maka dia telah menambah kekuatan tenaga Iwekangnya dengan mengeluarkan suara tertawa yang sangat kuat sekali. Suara tertawanya yang kali ini menyerupai suara ringkik kuda itu begitu dasyat. Membuat tubuh kelima pendeta Siauw Lim Sie itu bergoyang2, tampaknya mereka sangat berat sekali untuk memberikan perlawan kepada Kwee Bin Liang. Disaat seperti itulah, tampak Kwee Bin Liang telah mengeluarkan suara tertawa yang lebih keras lagi, tentu saja dengan disertai Iweekang yang lebih sempurna. Tahu2 tubuh kelima pendeta Siauw Lim itu telah terlempar dari duduknya. Bahkan Kim Sun Siansu telah mengeluarkan suara pekikan dan jeritan yang menyayatkan hati, telah terpental tinggi, kemudian tubuhnya turun meluncur cepat sekali, terbanting diatas tanah dan napasnya telah berhenti. Dari telinga, mulut, hidung, dan mata, telah mengucur darah merah segar membasahi tumpukkan salju. Kim Ie Siansu dan keempat pendeta Siauw Lim lainnya jadi terkejut bukan main, tetapi merekapun tengah sangat terancam, mereka tidak berdaya untuk menolongi saudara seperguruan yang malang nasibnya itu. Kwee Bin Liang melihat ini, segera menambah keras suara tertawanya lagi. maka seketika itu Kim Lin Siansu tidak bisa bertahan lebih lanjut. Dengan mengeluarkan suara teriakan telah melompat dan kemudian jatuh terbanting dengan tubuh berlumuran darah, sekujur pori2 kulit ditubuhnya telah mengeluarkan darah...itulah kematian yang sangat mengenaskan. Tubuh Kim Ie Siansu dan dua orang adik seperguruannya bergetar keras dan keringat membanjir keluar deras sekali. Mereka telah mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalam yang mereka miliki. Tetapi tekanan dari nada suara tertawa Kwee Bin Liang sangat kuat sekali itu, membuat mereka sesak bernapas. Dan akhirnya karena sudah tidak kuat lagi, Kim Ie Siansu bersama kedua adik seperguruannya itu telah menjerit juga, tubuh mereka telah terjengkang rubuh ditanah dengan darah membanjir deras sekali. Hal itu disebabkan mereka telah berkelebihan mengerahkan seluruh kekuatan tenaga dalam maka mereka telah binasa tanpa sempat berbuat apa2 lagi. Saat itu Kwee Bin Liang yang melihat kelima orang lawannya telah berguguran dengan cara yang mengenaskan, telah tertawa sejenak lamanya, karena hatinya puas bukan main. Namun kemudian suara tertawanya itu terhenti, dia memutar tubuhnya kearah dimana In Lee dan Thian long dengan sorot mata yang sangat tajam sekali. Keadaan disekitar tempat itu jadi sunyi dan cukup mengerikan dengan kelima tubuh manusia yang bergelimpangan ditanah.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 42 dari 55
In Lee dan Thian Long jadi berdebar hati mereka, karena In Lee dan Thian Long tak mengetahui apa yang hendak dilakukan Kwee Bin Liang terhadap mereka, karena jago tua itu telah berdiri diam saja, dengan tidak mengucapkan sepatah katapun tapi hanya mengawasi mereka dua. Thian Long yang melihat gelagat kurang baik seperti itu, telah cepat2 merangkapkan kedua tangannya, dia berkata sambil tersenyum "Kami berdua secara kebetulan lewat ditempat ini dan merasa aneh sekali oleh sikap kelima hwesio itu yang berteriak2 dilembah ini, maka kami telah berhenti sejenak untuk melihat apa yang hendak mereka lakukan...!". Kwee Bin Liang telah tertawa dingin. "Siapa kalian ?" bentaknya tanpa mempedulikan perkataan Thian Long. "Dihadapanku jangan harap kalian bisa berdusta ! Kalian m liki kepandaian yang jauh lebih tinggi dari kelima keledai gundul yang tidak tahu diri itu, maka jangan sekali2 kalian berpura2 bodoh" Mendengar perkataan Kwee Bin Liang, Thian Long dan In Lee jadi kagum juga akan mata jago tua itu. Thian Long sendiri telah tersenyum, katanya. "Menang kami memiliki sedikit kepandaian kamipun sama sekali tidak bermaksud meembunyikan keadaan kami yang sebenarnya bukankah tadi aku hanya mengatakan bahwa kami secara kebetulan lewat ditempat ini belaka, tapi tidak mengatakan bahwa kami tidak berkepandaian ?". Mendengar tanggapan yang diberikan Thian Long, Kwee Bin Liang jadi tertegun. Memang itu tadi tidak menyebut2 perihal dia tidak memiliki kepandaian. Maka dalam hal ini dia sendirilah yang telah salah bicara. Dan dia dapat menduga kedua orang ini memiliki kepandaian yang jauh lebih tinggi dari kelima hweeshio dari Siauw Lim Sie itu, karena kedua muda mudi itu sama sekali tidak terpengaruh oleh suara tertawanya, ini membuktikan kedua muda mudi ini memiliki kepandaian yang tinggi melebihi kepandaian Kim Ie Siansu. Walaupun Thian Long dan In Lee tadi terpisah dalam jarak yang cukup jauh namun setidak2nya suara tertawa Kwee Bin Liang yang disertai tenaga Iwekang itu, bisa mencapai belasan tombak untuk mencelakai korbannya. Inilah yang telah membuat Kwee Bin Liang jadi menduga bahwa kedua muda mudi itu miliki Iwekang yang kuat dan kepandaian tinggi, lebih lagi setelah dia memperhatikan mata Thian Long dan In Lee memancar sinar yang sangat tajam sekali, membuktikan bahwa In Lee dan Thian Long memiliki kepandaian sangat tinggi sekali. "Baik ! Kalian juga harus mampus karena kalian telah menyaksikan kematian kelima pendeta itu...!" kata Kwee Bin Liang dengan bengis sekali. Tetapi Thian Long dan In Lee mana takut menghadapi sikap Kwee Bin Liang seperti itu. Walaupun Thian Long dan In Lee telah melihat kepandaian orang she Kwee tersebut, tetapi sudah tentu mereka tidak mau dibentak2 seperti itu, terlebih lagi Thian Long. "Lopeh (paman)" katanya, sengaja Thian Long tidak memanggil dengan sebutan Locianpwe(golongan tingkat yang lebih tua) melainkan memanggil dengan panggilan biasa "Jika memang engkau merasa tidak senang kami menyaksikan tindak tandukmu tadi, mengapa engkau tidak membinasakan kelima hweshio itu didalam lembah saja ? Bukankah disana kami tidak melihatnya ? Jalan ini adalah jalan umum, siapa saja boleh mempergunakan jalan ini untuk berlalu lintas...!". Mendengar perkataan Thian Long yang berani itu, Kwee Bin Liang semakin gusar saja, dia membentak bengis. "Pemuda tolol.. memang engkau bebas mempergunakan jalan ini, dan tidak ada yang melarangnya, namun dalam urusan ini engkau telah melihat kelima hweshio Siauw Lim Sie itu kubinasakan, maka jika sampai kalian berdua kubebaskan tentu kalian akan bercerita kepada orang2 persilatan, bahwa kelima hweshio Siauw Lim Sie itu dibinasakan oleh Kwee Bin Liang sehingga kelak pihak Siauw Lim Sie akan mengutus orangnya untuk mencariku ..... !" Mendengar perkataan Kwee Bin Liang, Thian Long tertawa bergelak, dengan sikap mengejek. "Apakah semula engkau tidak berpikir dulu kalau kelima hweeshio itu dari Siauw Lim Sie ?! Sekarang disaat engkau telah membinasakan mereka, mengapa engkau justru jadi takutan seperti itu ? "
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 43 dari 55
Muka Kwee Bin Liang jadi berobah merah padam, karena dia malu bercampur marah. Dengan mengeluarkan suara bengis, dia berjingkrak. "Pemuda kurang ajar, engkau tidak usah mengajariku !" katanya dengan suara keras. Kwee Bin Liang merasakan bahwa Thian long sangat liehay lidahnya, maka dia tidak bicara terlalu banyak, percuma saja jika dia berdebat dengan pemuda yang tampaknya pintar dan agak licik ini. Maka Kwee Bin Liang hanya "Bersiap2lah kalian menerima kematian...!".
menendengus
dan
berkata
bengis.
"Tunggu dulu" kata Thian Long. "Kau ingin bicara apa ?" tanya Kwee Bin Liang dengan bengis, karena selama hidupnya, tidak pernah ada seorangpun yang berani berlaku kurang ajar sedemikian rupa padanya. Sehingga dia sekarang menjadi marah sekali karena Thian Long selalu memperlihatkan sikap tenang2 saja. Selama dia mengabdikan diri pada Thio Su Seng, tidak pernah ada orang yang tidak menghormatinya. Bahkan Thio Su seng sendiri, pernah mengirimkan utusan kepadanya untuk menyatakan penghargaannya atas jasa2nya sehingga Thio Su Seng dapat naik tahta menjadi Kaisar. (Waktu itu Thio Su Seng memang berhasil menjadi kaisar selama satu bulan, setelah itu dirubuhkan oleh Cu Goan Ciang dan merebut kekuasaannya. Waktu lima tahun yang lalu Thio Su Seng terbinasakan dalam pertempuran melawan pasukan Cu Goan Ciang, maka Kwee Bin Liang, telah melarikan diri dan hidup mengasingkan dilembah itu.
Jilid ke 5 Sesungguhnya Kwee Bin Liang sudah tidak mau mencampuri urusan keduniawian, dan ingin hidup menyendiri melewati hari2 tua dengan tenang. Namun belakangan ini banyak jago2 persilatan yang mencari2nya, menuntut balas atas kematian orang2 yang pernah terbinasa ditangan Kwee Bin Liang dimasa dia mengabdikan diri dibawah kekuasaan Thio Su Seng. Maka terpaksa pula belakangan Kwee Bin Liang melakukan pembunuhan2 terhadap orang2 yang menyatroninya. Karena jika dia membiarkan orang yang mendatangi tempatnya ini berlalu dalam keadaan masih hidup dan jika sampai tersiar lebih luas lagi berita mengenai dirinya berada dilembah ini, tentu akan membahayakan dirinya dan juga akan membuat dia tidak bisa melewati waktu2nya dengan tenang. Itulah sebabnya setiap orang yang datang kelembah ini akan dibinasakannya. Termasuk kelima hweshio Siauw Lim Sie itu. Kini Thian Long memperlihatkan sikap ugal2annya terhadap dia, maka tentu saja Kwee Bin Liang jadi marah sekali, dia membentak dengan bengis. “Pemuda kurang ajar... siapakah engkau sesungguhnya!". “Aku she Ie dan bernama Thian Long...” menyahuti Thian Long sambil tersenyum, sikapnya mengejek dan meremehkan Kwee Bin Liang. “Dan ini isteriku, In Lee...!”. Mendengar itu sepasang alis Kwee Bin Liang jadi mengkerut dalam2. Dia mulai berjalan mendekati mereka berdua. Dia belum pernah mendengar nama kedua muda-mudi ini, dia jadi heran juga, dengan memiliki kepandaian yang begitu tinggi, In Lee dan Thian Long tidak pernah terlibat dalam pergolakan perjuangan kaum kesatria dalam menentang penjajah dan nama mereka pernah didengarnya. “Siapa gurumu ?" tanya Kwee Bin Liang tambah penasaran. “Mengapa harus menanyakan segala persoalan guruku ?” tanya Thian Long mengejek. “Hemm, mungkin aku kenal dengan gurumu itu, dan mungkin bisa kuampuni jiwa kalian !” kata Kwee Bin Liang. Thian Long tertawa dingin. “Hemm.., engkau kenal dengan guruku ? Sedangkan guruku berada didepan hidungmu, kau http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 44 dari 55
masih tidak mengetahuinya !” katanya dengan tawar. “Inilah guruku, merangkap menjadi isteriku ! In Lee adalah guruku ! Kau mengenalnya?” Muka Kwee Bin Liang jadi berobah, dia tertegun dan menatap In Lee dalam2. In Lee hanya berdiri tenang tersenyum2 saja, sama sekali tidak memperlihatkan perasaan kuatir. “Engkau jangan bergurau, anak muda tolol..” kata Kwee Bin Liang penasaran sekali. “Katakan yang sebenarnya, siapa gurumu !”. Thian Long jadi tertawa bergelak2 dengan suara yang sangat keras sekali. “Aku sudah mengatakannya dengan jujur bahwa guruku itu adalah isteriku... Engkau tidak mau mempercayainya, maka itu urusanmu sendiri !”. Tetapi waktu Thian Long berkata sampai disitu, tampak Kwee Bin Liang telah menggeserkan tangan kanannya, dia telah mengibas den mempergunakan tujuh bagian tenaga dalamnya. Angin kibasan tangan kanannya itu telah meluncur menyambar kearah Thian Long dengan tiba2 sekali sangat kuat bukan main. Tetapi Thian Long sama sekali tidak gentar, dia juga tidak gugup walaupun diserang secara seperti itu. Thian Long mengeluarkan suara tertawa dingin, dengan berani Thian mengangkatkan tangan kanannya, dia menangkisnya dengan kekerasan juga.
Long telah
“Bukkk !” terdengar suara benturan yang kuat sekali dari dua macam tenaga dalam yang dahsyat luar biasa, menyusul Thian Long membalikkan tangan kanannya kemudian disusul dengan tangan kirinya yang berkelebat2 beberapa kali didepan muka Kwee Bin Liang, sehingga membuat orang she Kwee itu jadi terkerkejut sekali dan mengeluarkan suara seruan tertahan, sebab tahu2 tangan kanan, Thian Long meluncur akan mencengkeram batok kepalanya. Ujung jari2 tangan itu telah menempel dirambut Kwee Bin Liang, dan angin serangannya yang dingin itu seperti telah menyentuh kepalanya. “Ihh !” Kwee Bin Liang telah mengeluarkan suara seruan kaget bercampur heran, dia telah cepat2 menjejakkan kakinya, tubuhnya telah melompat tinggi sekali, dan dia dengan cepat mengelakkan diri dari cengkeraman jari tangan Thian Long. Tetapi waktu kedua kakinya telah berhasil berdiri kembali diatas tanah dan telah memandang kearah Thian Long, mulutnya telah menggumam perlahan, “Mustahil..! Sangat mustahil!” Thian Long tidak mengejarnya dan juga tidak melancarkan serangan susulan pemuda itu hanya berdiri memandangi Kwee Bin Liang sambil tersenyum simpul. “Bagaimana ?” tanya Thian Long “Apakah engkau sekarang sudah mempercayai bahwa isteriku itu adalah guruku?...Itulah Kiu Im Pek Kut Jiauw !!” “Ya, memang Kiu Im Pek Kut Jiauw... Tetapi inilah mustahil sekali, sangat mustahil...!”menggumam Kwee Bin Liang, seperti tidak mempercayai apa yang dialaminya. “Dan tahukah engkau..” meyambung Thian Long “Bahwa didalam dunia ini hanya dua orang saja yang berhasil mempelajari Kiu Im Pek Kut Jiauw, kedua orang itu, yang pertama adalah Ciang bun Go Bie Pay yang bernama Ciu Cie Jiak, dan wanita yang kedua yang telah berhasil meyakinkan Kiu Im Pek Kut Jiauw itu adalah guruku ini, In Lee istriku juga ..! Dan sekarang, aku adalah orang yang ketiga..” Setelah berkata begitu, tampak Thian Long tertawa bergelak2 dengan suara yang sangat keras sekali, tubuhnya sampai tergoncang. “Long-jie.. !” bentak In Lee kepada suaminya yang merangkap sebagai murid itu, karena In Lee yakin sikap yang diperlihatkan Thian Long itu pasti akan menyinggung perasaan Kwee Bin Liang. Benar saja Kwee Bin Liang telah tertawa, muka orang tua itu merah padam karena marah sekali. “Aku tidak takut sedikitpun, untuk berhadapan dengan Kiu Im Pek Kut Jiauw, ilmu tidak ada http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 45 dari 55
artinya itu...! Hemm, apa sulitnya ilmu jari tangan untuk melobangi batu atau batok kepala manusia ! Hanya aku heran, ilmu sesat seperti itu masih ada juga yang mau mempelajarinya...!”. Alis Thian Long mengkerut dalam2 matanya memerah menahan marah, dia tidak menyangka Kwee Bin Liang akan mengejeknya. Lalu katanya. “Engkau terlalu ceroboh sekali berkata2 ! walaupun engkau dari tingkatan tua, tetapi manusia seperti engkau tidak bisa membuat kami risau ! Tadi memang engkau berhasil membinasakan kelima Hweshio Siauw Lim Sie itu, karena mereka manusia2 tolol yang mencari mampus, tetapi sekarang seranganku ini lain daripada yang lain, bersiaplah...!”. Dan setelah berkata begitu, dengan mengeluarkan suara hentakan yang sangat keras dan bengis sekali Thian Long telah melompat, dia menggerakkan kedua tangannya, maka tangannya itu berkelebat2 didepan mata Kwee Bin Liang, sehingga pandangan mata orang she Kwee itu jadi berkunang2. Dengan cepat sekali Thian Long telah menggerakkan tangannya, dengan menimbulkan angin serangan yang keras sekali, tampaklah jari2 tangannya meluncur keatas kepala Kwee Bin Liang. Serangan itu mengejutkan hati Kwee Bin Liang, mukanya memucat.. sementara tubuhnya mati2an berusaha berkelit, tetapi saat dia baru melangkah mundur beberapa langkah serangan berikutnya dari Thian Long telah tiba lagi, begitulah serangan deras meluncur tanpa dia sanggup melawannya, tak sampai belasan jurus disaat itulah tanpa bisa dielakkan 1agi dirasakan batok kepalanya sakit bukan main, dia mengeluarkan suara jeritan dan tubuhnya telah jatuh terkulai dengan batok kepalanya berlobang oleh kelima jari tangan Thian Long. “Long-jie ?" teriak In Lee terkejut, dia tak menyangka bahwa Thian Long akan menurunkan tangan kejam seperti itu kepada Kwee Bin Liang. Yang mengherankan In Lee pula, mengapa Kwee Bin Liang bisa terbinasa ditangan Thian Long, suami merangkap muridnya itu ? Bukankah tadi tenaga Iwekang Kwee Bin Liang sangatlah kuat dan sempurna sekali dan kepandaian yang dimilikinya juga sangat hebat sekali. Dalam persoalan ini In Lee sama sekali tak menyangka bahwa dirinya telah diperdaya dan didustai Thian Long. Semula In Lee hanya menduga Thian Long hanya memiliki tiga atau empat bagian dari kepandaian yang diturunkannya, tetapi siapa sangka jika kepandaian Thian Long sesungguhnya telah berada diatas kepandaian In Lee sendiri ? “Dia terlalu kurang ajar sekali ! Jika dia menghina diriku mungkin aku bisa menahan tapi dia telah menghina Kiu Im Pek Kut Jiauw yang telah kau ajarkan padaku.. itu.. berarti juga menghinamu, In Lee, mana dapat hal itu kubiarkan ! dia memang harus mampus...... !” Senang juga hati In Lee mendengar kata2 itu, setidak2nya Thian Long seperti ingin memperlihatkan bahwa dia sangat setia dan cinta terhadapnya, maka berkuranglah perasaan tak senangnya terhadap tindakan pemuda itu. In Lee telah berkata lagi, “Long-jie sesungguhnya mengherankan sekali, orang she Kwee itu yang memiliki Iwekang sempurna dan juga kepandaian tinggi sekali, tetapi oleh engkau hanya dalam beberapa jurus saja telah berhasil membinasakannya...!”. Thian Long tertegun sejenak, hampir ‘kedok’nya untuk mengelabui In Lee bahwa ‘tidak memiliki kepandaian yang tinggi’ itu terbongkar oleh tindakannya yang satu ini. Cepat2 Thian Long telah tertawa lebar, katanya. “Ha Ha Ha.. Itu hanya secara kebetulan saja, ketika dia tidak menduga2 dan juga tengah terkejut mendengar nama Kiu Im Pek Kut Jiauw, lalu akupun telah melancarkan serangan2 yang gencar tanpa memberikan kesempatan kepadanya dan juga memang Kiu Im Pek Kut Jiauw sangat liehay sekali, tanpa engkau yang turun tangan sendiri, ternyata orang she Kwee itu telah dapat kubinasakan...!”. In Lee hanya mengangguk saja, walaupun keterangan yang diberikan oleh Thian Long kurang dapat diterima dalam akal sehatnya, namun In Lee tidak mau berdebat. Setelah memandangi sejenak kepada mayat Kwee Bin Liang, In Lee mengajak Thian Long meninggalkan tempat itu.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 46 dari 55
Selama dalam perjalanan In Lee jadi berpikir keras, dia melihat bahwa Thian Long memiliki kepandaian yang telah tinggi sekali. Mungkin jika dirinya yang berhadapan dengan Kwee Bin Liang, dia sendiri tidak yakin bisa membinasakan orang she Kwee itu dalam waktu yang demikian singkatnya. Sehingga walaupun bagaimana kenyataan seperti ini telah membuat In Lee jadi menduga2 darimana Thian Long bisa memperoleh kemajuan yang demikian pesat ? Tetapi sekarang In Lee tidak bisa menduga2, atau menerkanya sampai berapa tinggi kepandaian dan kesempurnaan ilmu yang telah dilatih Thian Long. Thian Long yang melihat sepanjang jalan In Lee hanya berdiam diri saja, telah rasakan bahwa istrinya ini mulai menaruh curiga kepadanya. Maka Thian Long berusaha Menghibur Lee dengan berbagai caranya, memperlakukan istrinya dengan sikap yang manis mengeluarkan kata2 sanjungan yang sangai mesra penuh kasih sayang. Memang In Lee untuk sementara waktu kecurigannya berkurang terhadap Thian Long, namun walaupun bagaimana kecurigaan itu tetap saja sulit dilenyapkan. --- demonking --Sore itu terlihat seseorang tampak berlari dengan cepat dijalan setapak tak jauh dari hutan sebelah timur dusun kecil didaerah See Kok, sosok tubuh itu ternyata sosok tubuh seorang kakek berpakaian kotor compang-camping seperti pakaian pengemis dan membawa lari seorang gadis yang dipanggul dipunggungnya, kakek itu kelihatan sesekali tertawa dan menepuk pinggul si gadis yang dipanggul diatas pundaknya itu. Tampak tak lama kemudian dia segera berbelok dan kini langsung memasuki hutan, mencari tempat persembunyian dan secara tak sengaja dia melihat sebuah guha dan mendapatkan guha yang terlindung rapat itu maka segera si kakek itui melempar gadis yang dipondongnya itu dan tertawa terkekeh-kekeh. “Hah-hah, heh-heh ..... kau cantik dan menggairahkan, Hong Cu. Kau telah berani mati menyerang aku. Aku mengampunimu kalau kau menyerah baik-baik, nah, bagaimana.... apakah kau mau melayani aku. Aku cinta padamu.... cup..ngok!” si kakek mencium dan membuang kipasnya di sudut, tertawa dan memeluk gadis ini dan sigadis yang bernama Hong Cu itu menjerit. Gadis itu merasa muak dan marah serta benci sekali kepada kakek cabul ini. Liurnya yang memuncrat sana-sini membuat ia jijik, hampir muntah-muntah. Dan ketika kakek itu menggerayangi tubuhnya dan meremas-remas, gadis ini meronta dan memaki-maki sambil mengutuk serta menyumpah-serapah mengeluarkan semua kemarahannya. “Terkutuk, bedebah jahanam. Lepaskan aku, Ciang Pie Kay. Lepaskan aku! Pergi..... pergi dari sini .... !” Kakek itu memang tak lain adalah Ciang Pie Kay yang saat pertama dulu pernah kepergok Ceng Thian Sienie ketika hendak berbuat cabul terhadap dua orang gadis cantik yaitu Lam Ie Lie dan Hok Cie Lan. Dan ternyata hari ini pun dia telah mendapatkan korban seorang gadis lagi yang entah berasal dari mana. “Hah-hah, heh-heh ..... aku akan pergi kalau kau sudah memenuhi permintaanku, Hong Cu. Terimalah cintaku baik-baik dan aihh ..... mulus sekali kulitmu, cup!” kakek itu mencium dan kini mendaratkan bibirnya yang kering ke tengkuk. Hong Cu serasa ingin pingsan dan gadis itu menjerit-jerit, teriakannya bergema menggetarkan hutan. Melihat ini kakek itu berkerut dan khawatir ada orang datang, gadis ini membuatnya tak senang maka ia menampar dan menotok urat gagu gadis itu. “Diamlah, tenanglah. Di sini hanya ada kita berdua dan kau tak usah berteriak-teriak.” Hong Cu mendelik. Kakek itu telah melepas pakaiannya sementara pakaian di tubuhnya sendiri telah dirobek. Tengkuk dan bagian kulit pundaknya telah terbuka. Lalu ketika si kakek terkekeh dan merobek lebih ke bawah lagi, dada dan perut gadis itu terbuka mulus maka Ciang Pie Kay tak sabar dan langsung menerkam.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 47 dari 55
“Heh-heh, indah sekali, Hong Cu. Perut dan pinggangmu indah sekali. Aihh, kau membuatku mengilar!” Hong Cu tak dapat berbuat apa-apa selain menangis dan mengguguk. Ia tak dapat meronta lagi setelah ditotok, juga tak dapat menjerit karena urat gagunya disumbat. Tapi ketika si kakek merobek celananya dan siap bertindak lebih jauh lagi, mendadak terdengar bentakan dan teguran lirih. “Tua bangka, kau mengacaukan samadhiku. Jangan ganggu gadis itu dan pergilah!” Kakek itu mendadak terbang terbawa angin kuat. Ciang Pie Kay kaget bukan main karena bersamaan dengan suara itu serangkum angin dahsyat mendorongnya dari belakang. Ia menoleh dan sempat melihat wajah seorang pemuda samar-samar di sudut guha, berbaju putih dan tampan gagah dengan sepasang mata yang mencorong di malam gelap. Ia tak tahu bahwa di dalam guha ternyata ada penghuninya, nafsu birahi membuatnya mabok dan tidak waspada lagi. Ia tersentak, kaget bukan main. Maka ketika ia mencelat dan terbang keluar guha, sudah menahan dan mengerahkan sinkang namun masih juga terlempar keluar maka kakek itu berteriak keras bergulingan di luar. “Bressss!” Ciang Pie Kay berubah mukanya dan pucat bukan main. Ia menyambar kipasnya menggaet pakaian, sambil bergulingan ia menutupi bagian bawah tubuhnya yang terbuka. Dan ketika ia meloncat bangun dan mendelik ke dalam, tak tahu siapa pemuda baju putih itu dan bagaimana tahu-tahu ada di dalam maka kakek itu memekik dan menerjang maju lagi, kini siap dengan kipas di tangan. “Keparat, siapa kau, anak muda. Berani benar kau menyerang aku. Keluarlah, terima kematianmu!” Kakek ini menyambar dan menusuk ke dalam. Ia telah dapat mengira2 di mana pemuda baju putih itu duduk, ia menusukkan kipasnya dengan amat kuat, tangan kiri juga bergetar siap dengan pukulan yang mengandung tenaga iweekang. Tapi ketika ia menusuk ke tempat itu dan jelas kipasnya mengenai dada lawan tiba-tiba kakek ini terkejut karena dari dada itu keluar semacam tenaga karet yang membuat kipasnya membalik. Ia sudah menyerang dengan sekuat tenaga dan kini tiba-tiba didorong sekuat tenaga pula, pemuda itu hanya bertahan dan tenaganya itulah yang membalik. Maka ketika kakek ini menjerit dan terbang keluar oleh daya pukulannya sendiri, untuk kedua kalinya mencelat dan terlempar maka Ciang Pie Kay terbanting dan babak belur oleh tolakan lawan yang amat dahsyat itu. “Aiihhhhhh ..... !” Kakek ini mengeluarkan suaralengking seperti gorila menjerit. Ia terhempas dan bergulingan menabrak pohon, berhenti setelah kepalanya menghantam bagian pohon yang keras. Dan ketika kakek itu merasa pening dan nanar sejenak, kaget dan pucat maka wajahnya seketika itu juga berubah dan ia seakan menghadapi seorang pemuda siluman, dia bangun terhuyung dan tak terasa tangan yang memegang kipas bergetar tak henti2nya. “Bocah, siapa kau. Sebutkan namamu atau aku tak mau sudah!” “Hm, nama tak ada artinya bagimu, orang tua. Pergi dan perbaikilah watakmu yang jahat ini. Aku masih hendak melanjutkan samadhiku dan jangan ganggu lagi.” Kakek itu tentu saja penasaran sekali. “Kau memangnya seorang siluman? Baik, aku akan menyerangmu sekali lagi, anak muda. Kalau kali ini aku kalah dan roboh biarlah aku angkat kaki!” Ciang Pie Kay menerjang dan melepas kemarahannya. Ia tak percaya bahwa serangannya tak mampu merobohkan lawan. Kalau kipasnya dapat ditahan maka jarum2 berbisa di ujung kipas itu tentu tidak. Ia akan mengeluarkannya! Maka ketika kakek itu membentak dan masuk lagi, menyambar dan memencet ujung kipas maka sebelum serangan itu tiba jarum-jarum haluspun
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 48 dari 55
berhamburan menyambar lawan, dan kakek ini masih menambahinya lagi dengan pukulan di tangan kirinya. “Mampuslah!” Pemuda baju putih itu tak tampak mengelak. Ia duduk tenang namun sepasang matanya tibatiba lebih mencorong menunjukkan ketidaksenangannya. Ia diam saja sampai serangan itu datang, begitu juga jarum-jarum halus yang tak mungkin kelihatan di tempat gelap itu. Di tempat terang saja tidak, apalagi di tempat gelap. Tapi ketika jarum dan kipas menghantam ke depan, tangan kirinyapun sudah menghantam juga tepat mengenai perut pemuda itu maka si kakek pengemis itu menjerit karena baju pemuda itu tiba-tiba menggelembung dan semua jarum-jarum yang dihamburkan ke depan tahu2 membalik berikut pukulannya yang mengandung iweekang dengan tenaga penuh itu terpental dan kipasnya menghantam kepala kakek itu sendiri. “Aduh, crep-erep-desss ..... !” Ciang Pie Kay terbanting dan terguling-guling di luar. Ia kaget setengah mati karena semua jarum2nya menancap di tubuhnya sendiri, jarum itu tertolak oleh tenaga sakti yang membuat baju lawan menggelembung. Tenaga pukulannya membalik dan kipas menghajar kepala sendiri, kakek ini jatuh bangun maka sadarlah si kakek itu bahwa ia memang berhadapan dengan seorang pemuda sakti. Namun Ciang Pie Kay bukanlah manusia baik-baik, maka dengan cepat dia meloncat bangun dan menelan obat penawar tiba-tiba kakek ini meloncat lagi ke mulut guha dan memencet gagang kipasnya mengeluarkan asap beracun. “Pemuda siluman, kau hebat, aku mengaku kalah. Tapi biarlah kau mampus bersama gadis siluman itu..... wushhh!” Asap atau senjata berbahaya ini menghembus ke dalam guha, kuat dan menyebar dan Hong Cu terbelalak. Ia sudah merasa hawa panas yang membakar kulit mukanya, bau busuk juga membuat ia hampir muntah2. Tapi mendadak pemuda di sudut itu mendengus dan menggerakkan ujung bajunya, angin yang kuat menyambar balik dan semua asap berbahaya itu keluar guha dan menyambar Ciang Pie Kay sendiri. “Aughhhh...!” si kakek berteriak dan melempar tubuh bergulingan. Wajahnya terbakar dan mengelupas, si kakek kaget bukan main. Tapi ia segera mengambil bubuk obatnya dan sambil bergulingan menyembuhkan luka bakar, kakek pengemis cabul ini benar2 sudah gentar akhirnya kakek itu melengking dan lari tunggang-langgang. Ia benar2 bertemu batunya. Malah bukan sembarang batu melainkan batu cadas yang sangat keras. “Tobaat ..... aduh, tobaatt ..... ! Keparat kau, anak muda. Kau pemuda iblis!” Hong Cu kagum bukan main. Ia meremang oleh teriakan Ciang Pie Kay itu karena dapat menduga betapa menderitanya kakek itu. Asap dan jarum-jarum beracun menyambar tubuhnya sendiri. Tapi ketika itu ia sadar bahwa ia merasa ada sesuatu yang mencoba untuk membebaskan jalan darahnya, angin dingin menyelinap dan menotok punggung maka gadis ini telah dapat meloncat bangun, matanya bersinar2 dan kini dapat melihat di tempat gelap itu seorang pemuda berwajah tampan yang telah menolongnya. “Inkong ... inkong telah menolongku. Terima kasih atas bantuannya. Ah, tak tahu harus kubalas bagaimana semua budi baikmu ini, inkong. Dan bolehkah aku tahu siapa inkong yang mulia!” “Hm, jangan membuatku kikuk dengan sebutan itu. Pulang dan kembalilah ke tempat asalmu, cici. Anggap tak ada apa-apa di sini dan lupakanlah semuanya itu. Aku ingin melanjutkan samadhiku.” Hong Cu tertegun. “Maaf, aku.... aku tak boleh mengetahui nama penolongku yang mulia? Apakah aku tak cukup berharga di depan inkong?”
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 49 dari 55
“Hm, cici tak usah berlebihan. Entah bagaimana kau sampai dibawa ke sini dan pulanglah segera, bawa bajuku ini!” Pemuda itu melepas bajunya dan melemparkannya kepada Hong Cu, tepat menutupi tubuh dan Hong Cu sadar. Ia tak ingat bahwa bagian tubuh atasnya telanjang, ia merah padam. Tapi tiba2 ia menangis karena merasa tak boleh mengetahui nama penolongnya, betapapun aib itu hampir menimpa maka gadis ini mengguguk dan tersedu. “Inkong (tuan penolong), aku Hong Cu dari Sin-hong-pang tak biasa menerima budi orang lain. Hari ini kau menolongku, membebaskanku dari aib yang tak bakal kulupakan seumur. Apakah aku demikian rendah tak dapat mengetahui nama penolongku? Apakah aku demikian hina hingga tak boleh meugingat-ingat namamu? Kalau begitu lebih baik aku mati, inkong. Biar kubayar semua budimu dengan nyawa ini!” Meskipun tidak besar namun nama sin hong-pang (Perkumpulan Burung Hong Sakti) ini sudah banyak dikenal sebagai perkumpulan dimana seluruh penghuni perkumpulan ini adalah wanita. Diantara orang2 persilatan sudah mengetahui penghuni sin hong pang ini adalah wanita2 cantik dan lihai yang memiliki ilmu kepandaian tinggi, terutama sekali mengenai ilmu ginkang dan permainan ilmu rambut mereka. Mendadak Hong Cu tiba-tiba meloncat dan menumbukkan kepalanya ke dinding guha, gadis itu demikian kecewa. Pemuda baju putih terkejut dengan capat pemuda itu menggerakkan tangannya dan angin kuat menahan gadis ini di tengah jalan, Hong Cu terpelanting maka pemuda itu menghela napas berkata perlahan. “Baiklah, kusebut namaku, cici Hong Cu, tapi setelah itu kau harus pergi dan jangan ceritakan keberadaanku di sini kepada orang lain. Aku Thio Bu Kie.” “Apa?” gadis itu meloncat bangun, wajah memancarkan kegembiraan yang sangat. “Thio Bu Kie? Jadi.... jadi Thaihiap ini adalah Kauwcu dari Beng Kauw yang namanya harum sampai menjulang kelangit itu...?” “Hemm, jangan berlebih-lebihan. Aku memang orang Beng Kauw, enci Hong Cu, tapi sekarang sudah tidak menjabat sebagai Kauwcu lagi dan namanya tidak samapi kelangit segala... Hemm...Sudahlah kau pulang saja dan ingat kata-kataku tadi.” “Tapi.... tapi, ah!” gadis ini terbata2, kekaguman dan kegembiraannya memuncak. “Kau jauh jauh ke sini mau apa, Thio-Thaihiap, tentu ada sesuatu yang bersifat penting. Aku barangkali dapat membantu dan biarkanlah membantumu!” “Hm, tak ada apa-apa. Pergi dan keluarlah, enci Hong Cu, ingat bahwa aku masih hendak melanjutkan semadhiku!” Kini gadis itu tertahan tak dapat mengeluarkan kata2 lagi mendengar suara yang kuat dan demikian berwibawa hingga gadis Sin-hong-pang ini tak berani membuka mulut, ia termangu. Tapi mengangguk dan menarik napas dalam tiba-tiba gadis ini bergerak dan meloncat keluar. “Baiklah, aku gembira bertemu dengan mu, Thio-Thaihiap. Aku tak akan mengganggumu dan lanjutkanlah samadhimu!!' Thio Bu Kie tersenyum. Dan ketika Hong Cu berkelebat dan keluar guha maka pemuda inipun memejamkan mata dan melanjutkan samadhinya. Tapi benarkah Hong Cu gadis Sin-hong-pang itu meninggalkan tempat? Temyata tidak. Gadis ini memang benar meninggalkan guha dan melompat keluar, tapi bukan kembali ke Sin-hong pang melainkan duduk dan melamun di luar guha. Dan ketika Thio Bu Kie melanjutkan samadhinya gadis inipun duduk bersila dan memejamkan mata. Tapi berat bagi gadis ini untuk mengosongkan pikiran. Bagaimana tidak berat kalau tiba-tiba ia merasa jatuh cinta kepada pemuda itu. Benar, Hong Cu telah terkena panah asmara dan kesaktian serta kehebatan Thio Bu Kie tak lupa diingatnya seumur hidup. Dan ketika gadis itu teringat betapa Thio Bu Kie memberikan bajunya, kini baju itu melekat dan menempel di tubuhnya maka gadis ini tak dapat tidur atau minum dengan enak. Baju pemberian
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 50 dari 55
Thio Bu Kie itu serasa mengeluarkan getar-getar nikmat yang membuatnya mabok. Baju itu seolah Thio Bu Kie sendiri, yang memeluk dan melindunginya dari hawa dingin. Gadis itu tampak tersenyum2 berkembang-kempis sendiri, bau keringat Thio Bu Kie yang menempel di situ terasa harum dan memabokkan maka gadis yang sedang tergila-gila ini berjaga semalam suntuk tanpa dapat tidur atau meram. Dan Hong Cu merasa betapa bahagianya saat itu. Wajah Thio Bu Kie selalu terbayang2. Kegagahan dan budi baik pemuda ini selalu membetotnya. Dan tak terasa tiga hari tiga malam ia duduk di situ, tetap berjaga dan tidak beranjak ke mana-mana maka Thio Bu Kie-lah yang repot dan kelabakan! Getar atau perasaan kasih seorang wanita amatlah tajam. Thio Bu Kie tak menyangka bahwa gadis Sin-hong-pang itu masih di situ, berjaga dan tersenyum2 serta berseri sendiri. Dan ketika malam itu Thio Bu Kie membuka mata terusik bayangan Hong Cu, entah kenapa samadhinya buyar oleh bayangan gadis Sin-hong-pang ini maka bertepatan dengan itu ia mendengar desah dan napas panjang seorang wanita. Napas Hong Cu! “Ah, kau di situ, Hong Cu?” tak terasa Thio Bu Kie memanggil dan berseru. Sebagai seorang berkepandaian tinggi tentu saja telinganya yang tajam mendengar desah itu, betapapun lembutnya. Dan ketika seseorang bergerak dan muncul di situ, di mulut guha maka Hong Cu tersipu malu dan menegur, ganti bertanya. “Thaihiap memanggilku? Thaihiap butuh pertolonganku?” “Ah!” Thio Bu Kie tertegun, sinar bulan menerobos masuk dan menyinari wajah gadis itu, wajah yang agak sembab dengan rambut yang sedikit kusut, wajah yang memelas dan penuh iba. Wajah orang jatuh cinta! Lalu ketika pemuda itu tertegun dan membelalakkan mata, sa ma sekali tak disangkanya gadis Sin-hong pang ini berada di sini maka Hong Cu masuk dan berjalan sedikit tersipu, wajah itu memerah namun sinar matanya berseri-seri, hangat! “Maaf, Thaihiap, aku menjagamu agar tak ada orang lain masuk. Aku khawatir kakek cabul itu datang mengganggu lagi. Aku ingin kau tentram dan tenang. Lanjutkanlah samadhimu!” “Tidak!” Thio Bu Kie tiba-tiba melompat turun, menggeleng dan tergetar, sikap dan kata-kata itu jelas membuatnya takut sekali. “Kau tak boleh di sini, Hong Cu, kau jelas mengganggu samadhiku. Mana mungkin bersamadhi kalau bayangan wajahmu mengusik aku!” “Ah, Thaihiap teringat aku? Jadi.... jadi Thaihiap juga selalu terbayang seperti aku tak dapat melupakan Thaihiap?” “Hong Cu .... !” “Terima kasih! Ooh, aku... aku juga tak dapat melupakanmu, Thaihiap. Aku juga selalu terbayang-bayang dirimu. Aku tak dapat meninggalkan tempat ini!” dan Hong Cu yang menubruk dan tersedu gembira tiba-tiba saja memeluk dan menangis di dada Thio Bu Kie, dia salah mengerti dan mengira Thio Bu Kie terbayang-bayang seperti dirinya, menyambut dan membalas cintanya padahal yang dimaksud pemuda itu adalah sebaliknya. Thio Bu Kie terganggu justeru oleh bayangan gadis ini, begitu kuat mengeluarkan getaran cinta hingga samadhinya kacau. Seketika itu jga Thio Bu Kie berontak dan gadis itu terpelanting menjerit, Hong Cu kaget bukan main. “Tidak... tak boleh.. aku tak menyambut cintamu, Hong Cu.. getaran pikiranmu mengganggu dan mengacaukan konsentrasiku. Kau Harus pergi dan jangan kemari lagi... Keluarlah ...!!! Gadis itu terpekik, sikap dan kata2 Thio Bu Kie yang seperti itu telah merobek2 dan menyayat2 hatinya, kata demi kata yang keluar dari mulut Thio Bu Kie seakan palu godam yang bertubitubi menghantam perasaannya. Lalu mendadak ia melengking dan berkelebat keluar, gadis ini tersedu dan mengguguk di luar guha cinta yang ditolak mentah-mentah tiba-tiba berbalik menjadi benci yang meluap-luap, berkobar, mendidih! “Thio Bu Kie, kau.... kau laki-laki jahanam. Kau mempermainkan aku.. Kau menusuk2 hatiku setelah semula manis dan lembut. Ooh, biar aku mati, manusia keparat. Biar aku mati... dukk!” http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 51 dari 55
Thio Bu Kie terkejut meloncat keluar. Gadis Sin-hong-pang itu ternyata menumbukkan kepalanya di sebatang pohon, gagal dan menumbukkan lagi namun untuk yang ketiga kali Thio Bu Kie berkelebat menyambar. Pemuda ini menampar hingga Hong Cu terbanting dan mengeluh. Thio Bu Kie tak ingin gadis itu bunuh diri. Tapi ketika Hong Cu mengguguk dan meloncat bangun lagi, beringas, mendadak gadis itu berteriak dan.... menumbukkan kepalanya di perut Thio Bu Kie. “Kalau begitu biar aku mati di tanganmu.... mati di tanganmu....!” Thio Bu Kie berkelit dan menotok pundaknya. Baginya mudah saja mengelak dari serangan ini dan melumpuhkan. Tapi ketika Hong Cu berteriak-teriak dan roboh di tangan Thio Bu Kie, pemuda itu bingung menghadapi sikap histeris ini maka gadis itu memaki-maki dan meludahi Thio Bu Kie. Tak ada jalan lain bagi pemuda ini kecuali menotoknya pingsan, gadis itu harus ditenangkan dulu. Dan ketika Hong Cu roboh dan tidak bergerak-gerak lagi, semua caci-maki dan keributan lenyap maka Thio Bu Kie dapat mengusap keringat yang terasa dingin! Kini dia bingung. mau diapakan gadis Sin-hongpang ini? Dilempar dan dibuang keluar hutan? Rasanya tak berperikemanusiaan. Lalu diapakan? Biar disitu dan sadar untuk kemudian mengamuk dan mencaci-maki lagi? Dia yang tak tahan! Thio Bu Kie terpekur dan duduk serba salah, samadhinya benar-benar kacau balau. Mendadak dari arah depan berkelebat banyak bayangan dan tahu-tahu belasan wanita-wanita cantik telah mengepungnya. “Ini enci Hong Cu. Keparat, ia ditawan musuh!” “Ah, dan rupanya pemuda ini jai-hwacat (penjahat pemerkosa wanita). Jahanam, bunuh dan rampas enci Hong Cu!” Thio Bu Kie terkejut. Ia baru saja duduk dan terpekur memandang gadis Sin hong-pang itu ketika tiba-tiba saja gadis2 atau wanita2 muda ini muncul. Mereka cantik-cantik namun berwajah beringas, tentu karena melihat Hong Cu itu. Dan belum ia bangun tahu-tahu mereka itu sudah menyerang dan membentaknya. “Jai-hwa-cat, kau kiranya penculik enci Hong Cu. Setelah dibawa Ciang Pie Kay kau kiranya membawanya ke sini. Ah, mana tua bangka Ciang Pie Kay itu dan kau tentu temannya!” Thio Bu Kie sudah diserang dengan pedang serta serangan dari yang lainnya segera menyerbunya ganas sekali. Mereka ini ternyata adalah wanita2 Sin-hong-pang dan mereka kini menemukannya di situ. Tadi jerit dan teriakan Hong Cu terdengar, gadis-gadis Sin-hong-pang itu memang mencarinya karena selama tiga hari ini Hong Cu tak pernah pulang. Gadis yang sedang kasmaran (tergilagila) kepada Thio Bu Kie itu tengah dicari oleh para sumoinya tentu saja khawatir. Dan ketika mereka mendapatkan Hong Cu di situ sementara Thio Bu Kie duduk terpekur seolah berjaga, dugaan apalagi kalau bukan yang buruk maka para murid Sin-hong-pang ini menjadi marah dan langsung menyerang Thio Bu Kie dengan beringas. Hal ini mengejutkan Thio Bu Kie namun dengan cepat pemuda itu mengelak dan menangkis, berseru menghalau semua senjata dan cepat meloncat bangun. Pedang para wanita itu terpental. Tapi ketika mereka melengking dan marah menyerang lagi, Thio Bu Kie dimaki-maki maka pemuda itu terbelalak dan tiba-tiba mengibaskan ujung lengan bajunya, membentak. “Nona2, tunggu. Aku bukan jai hwa-cat. Hong Cu kutolong dari kekejian Ciang Pie Kay dan tahan semua senjata kalian!” Para gadis menjerit. Pedang mereka mencelat ketika kali ini dikibas pemuda baju putih itu, semua berteriak dan terpelanting. Dan ketika Thio Bu Kie bergerak dan menotok mereka, cepat sekali maka semuanya roboh dan tak satupun dapat bangkit berdiri. “Maaf, ini buktinya. Kalau aku berniat jahat tentu kalian tak sekedar kurobohkan, tentu kubunuh. Nah, aku bukan jai-hwa-cat dan justeru kebetulan kalian berada di sini. Hong Cu kuselamatkan dari kakek cabul itu, Ciang Pie Kay sudah pergi.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 52 dari 55
Dan karena kalian ada di sini sekarang bawalah gadis itu dan kembalilah ke Sin-hong-pang!” Thio Bu Kie membebaskan lagi totokannya dan belasan gadis itu tertegun. Mereka seakan tak percaya akan kelihaian pemuda ini karena begitu mudahnya pemuda itu merobohkan mereka. Sekejap tadi pundak mereka seakan disentuh ujung jari yang mengeluarkan getaran listrik, menyengat dan mereka tahu2 lumpuh. Tapi begitu dibebaskan lagi dan semuanya berlompatan bangun, ragu dan takjub menjadi satu Tiba-tiba seorang di antaranya berseru. “Sobat, kalau begitu kenapa kami tadi mendengar jeritan dan makian enci Hong Cu. Kalau ia tak kau ganggu tak mungkin berteriak-teriak sampai kami dengar. Nah, jawablah kenapa begitu dan kenapa pula enci Hong Cu sekarang pingsan!” Thio Bu Kie terkejut, mukanya merah, tentu saja tak mungkin memberi tahu itu karena ini persoalan pribadi. Hong Cu marah-marah karena ia menolak cintanya, tak mungkin ia memberi tahu karena selain tak gampang dipercaya juga bakal mencoreng arang di wajah gadis itu sendiri. Betapapun ia harus menjaga muka, itu rahasia Hong Cu. Tapi karena sekarang ia dituntut menjawab sementara jawaban tak segera datang maka wajah pemuda ini yang menimbulkan curiga gadis-gadis itu menjadikan mereka marah dan merasa ditipu. Wajah Thio Bu Kie yang memerah dianggap sedang mencari alasan dan hendak menyembunyikan pikiran kotor. “Kalau begitu kau bohong!” bentakan itu meledak lagi. “Kau mencari-cari dan hendak mengadaada, sobat. Betapapun lihainya kau namun kami dari Sin-hong pang tak boleh kaupermainkan. Serbu, bunuh pemuda ini!” Thio Bu Kie gugup dan bingung sekali. Gadis yang membentak itu sudah mengajak temantemannya dan mereka mengangguk. Apa yang dilihat dan dirasa memang benar, mereka curiga kembali kepada Thio Bu Kie, maka begitu membentak dan maju menyerang Thio Bu Kie, gadis-gadis Sin-hong-pang itu marah lagi maka merekapun menyerang. Thio Bu Kie berkelit dan berseru mengangkat tangannya. “Heii, nanti dulu. Dengar dulu omonganku. Aku tidak mengada-ada atau menipu. Tahan, biarkan aku bicara lagi..... plak-plak-plak!” dan Thio Bu Kie yang menangkis dan menghalau semua senjata akhirnya kembali membuat gadis-gadis itu terkejut namun kekaguman dan keterkejutan mereka berbalik menjadi rasa gusar. Pemuda selihai ini ternyata hendak berbuat kotor, menipu dan mencari-cari alasan untuk mengelabuhi mereka. Maka mereka membentak dan menerjang kembali, gadis-gadis itu kalap maka Thio Bu Kie merasa tak ada jalan lain kecuali membalas dan merobohkan mereka. Pemuda ini berteriak siasia sementara hujan senjata masih terus menyambar. Namun ketika dia membentak dan mengibaskan lengannya, pedang kembali mencelat maka Thio Bu Kie menggerakkan ujung jari dan sekali dia menotok maka belasan gadis itu roboh serentak. “Baik, aku tak dapat membujuk kalian. Robohlah dan biarkan aku bicara!” Para gadis mengeluh tertahan. Pedang yang terlepas dari tangan membuat masing-masing terkejut, namun belum hilang kagetnya tiba-tiba pundakpun tertotok lumpuh. Satu demi satu terjerembab dan berdirilah Thio Bu Kie mengusap keringat. Ia bukan takut menghadapi lawan2nya ini melainkan oleh kesalahpahaman itu. Urusan bisa merembet panjang. Maka ketika semua roboh dan ia berdiri dengan muka bingung, merah, berkatalah Thio Bu Kie dengan suara lantang bahwa ia tak menipu. “Kalian menyulitkan aku, tapi boleh percaya boleh tidak. Aku tak mengganggu gadis ini dan silakan ambil kalau kalian mau. Bukti bahwa aku tak mencelakai kalian sudah lebih dari cukup, selanjutnya kalian tanya sendiri enci kalian Hong Cu itu dan jangan menuduh aku macammacam!” Thio Bu Kie membebaskan Hong Cu dan merasa bahwa inilah satu-satunya jalan. Ia harus meyakinkan gadis-gadis Sin hong-pang itu dan kebimbangan kembali membayang. Sikap Thio Bu Kie yang sungguh2 membuat para gadis itu percaya lagi, meskipun setengah.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 53 dari 55
Dan ketika Thio Bu Kie mengurut leher gadis itu dan membebaskan alam kesadarannya, seorang di antara gadis Sin-hong-pang itu berseru agar mereka dibebaskan juga, tak akan menyerang kalau Hong Cu dibebaskan maka Thio Bu Kie mengangguk dan membebaskan lagi gadis-gadis itu. “Baik, tapi janji harus dipegang teguh. Siapa melanggar akan kulempar sampai keluar hutan!” “Kami tak akan menyerangmu kalau kau benar. Kalau enci Hong Cu sudah bicara dan membenarkan kata-katamu kami tak akan membuta, sobat. Tapi kalau kau bohong biarpun harus mati kami juga tak akan menyerah!” Thio Bu Kie mengangguk. Sekarang semua gadis-gadis itu dibebaskannya kembali termasuk Hong Cu. Gadis yang pingsan dan kini diurut itu membuka matanya, siuman. Tapi begitu Hong Cu meloncat bangun tiba-tiba ia berteriak, matanya bertemu Thio Bu Kie. “Orang she Thio, kau boleh membunuh aku, Biar aku mati di tanganmu atau kau yang mampus di tanganku!” Thio Bu Kie terkejut. Ia sudah merasa khawatir kalau gadis Sin-hong-pang ini kalap. Ia justeru sedang diuji oleh gadis2 Sin-hong-pang yang lain. Maka begitu Hong Cu menyerangnya dan tak melihat saudara-saudaranya yang lain di situ, rupanya kebencian dan kemarahannya begitu meledak maka ia menyerang dan ini membuat alis murid-murid Sin-hong-pang berkerut. Tak terasa kemudian gadis2 itu kembali serentak menyerang. “Berhenti...!, jangan menyerang. Tanya dulu saudara kalian ini, nona2. Apakah benar aku mengganggunya!” Salah seorang gadis sin hong pang yang terdepan akan menyerang itu bernama Siok Hoa tampak tertegun. Kemarahan yang sudah berkobar jadi surut lagi, bentakan atau suara Thio Bu Kie itu sungguh2 berwibawa membuatnya tertegun. Dan ketika yang lain juga terkejut dan tertegun, kebimbangan kembali mengganggu maka Siok Hoa berseru pada Hong Cu apakah Thio Bu Kie telah mengganggu nya. “Maaf enci Hong Cu...!, benarkah pemuda ini bukan jai-hwa-cat. Kami jadi bingung melihat sikapnya, enci Hong Cu. Bagaimana kau marah2 kepadanya sementara dia berkata telah menolongmu dari tangan Ciang Pie Kay!” “Jangan dengarkan ocehannya. Ia telah menghina dan mempermalukan aku, Siok Hoa. Serang dan robohkan pemuda ini. Bunuh!” “Apakah dia telah memperkosamu!” “Keparat, jangan tanya macam-macam Siok Hoa. Kau harus dapat mengartikan sendiri kemarahanku. Maju dan cepat bantu aku atau biar aku mampus di tangannya..... plak-dess!” Hong Cu terbanting dan menjerit bergulingan, terpental oleh kibasan angin pukulan Thio Bu Kie. Melihat hal ini Siok Hoa membentak dan me nyerang Thio Bu Kie, dan ketika yang lain juga berseru dan menerjang pemuda itu maka Thio Bu Kie terbelalak karena sudah dikeroyok belasan gadis2 Sin-hong pang yang masing2 memekik dan lebih percaya Hong Cu. “Hemm, kau menyembunyikan persoalan. Baik, kau membuatku marah, Hong Cu. Aku akan menghajarmu dan yang lain-lain ini. Pergilah, aku tak mau bicara lagi!” dan Thio Bu Kie yang gusar tak mampu menahan diri lagi akhirnya membentak dan berkelebat mengibaskan kedua lengan bajunya. Disambar sebelah lengan baju saja gadis-gadis Sin-hong-pang itu sudah menjerit, apalagi dua lengan baju sekaligus. Maka ketika mereka terlempar dan berteriak dengan pekik tinggi, melambung melampaui pohon-pohon besar maka Hong Cu dan teman-temannya ini tak ayal lagi mencelat dan tertiup bagai disapu angin kencang. Thio Bu Kie telah habis sabar dan terhembuslah gadis-gadis itu menjauhi guha. Mereka melayang dan jatuh di luar hutan, puluhan meter dari tempat itu dimana semuanya tentu saja berteriak ngeri. Dan ketika masing-masing berdebuk dan menjerit kesakitan, untung Thio Bu Kie tidak mengerahkan semua tenaganya maka hanya Hong Cu yang terbanting dan pingsan di sana.
http://goldyoceanta.wordpress.com
Halaman 54 dari 55