UBPOH Bali PLTU Jeranjang Unit 3
MATERI IN HOUSE TRAINING MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
1. 2. 3. 4. 5. 6.
DISUSUN OLEH : MUNARTO 7093125JA (Ketua) NASIR 6485459K3 M.THAIB 6081033K3 HADI UTOMO 6485083JA I WAYAN MURDANA 6485282JA NURKUKUH BAYUAJIE 840731030I
PT INDONESIA POWER UNIT BISNIS PEMBANGKITAN OPERASI & PEMELIHARAAN BALI 2014
MATERI IN HOUSE TRAINING
INDONESIA
w
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
PENGESAHAN Nama Penyusun Munarto
Jabatan Dinas
Tanda Tangan
0a
Ketua Tim Pendampingan Regu 1
Hadi Utomo
Anggota Tim Pendampingan Regu
L
I Wayan Murdana
Anggota Tim Pendampingan Regu
1
Nasir
Anggota Tim Pendampingan Regu
L
M. Thaib
Anggota Tim Pendampingan Regu
1
Nurkukuh
Disetujui oleh Jimker
Anggota Tim Pendampingan Regu 1
B.
:
Manajer Plant
@/lW--*-
ll 4
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
KONSTRUKSI DAN PRINSIP KERJA 1.1. Pengertian Umum. Pada sebuah unit pembangkit thermal, sistem air pendingin adalah sistem yang sangat penting dan utama karena sistem ini dapat mengatur perpindahan panas dan menjaga kestabilan suhu pada peralatan unit pembangkit. Sistem pendingin terdiri dari 2 peralatan utama, yaitu : 1. CWP (Circulation Water Pump) 2. Condensor Pada satu sistem unit pembangkit termal khususnya untuk PLTU diperlukan Sistem Pendingin Utama. Fungsi utama dari sistem air pendingin utama adalah menyediakan dan memasok air pendingin yang diperlukan untuk mengkondensasikan uap bekas dan drain uap di dalam kondensor. Air pendingin utama merupakan media pendingin untuk menyerap panas laten uap bekas dari turbin yang mengalir kedalam kondensor. Untuk mengkondensasikan uap menjadi air diperlukan air pendingin. Air yang digunakan sebagai media pendingin utama yang akan dibahas disini ialah air laut. Tanpa pasokan air pendingin turbin tidak dapat dioperasikan. Bila air pendingin berkurang maka vakum pada Condensor akan turun dan pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan derating dan bila vakum terus turun akan mengakibatkan unit trip, karena itu air pendingin utama merupakan unsur yang vital pada sebuah PLTU. Pada sistem pendingin sisi air laut, Air laut yang telah dipakai untuk mendinginkan peralatan di unit pembangkit mengalir kembali ke discharge tunnel, kemudian dialirkan kembali ke laut.
Gambar 1. Kondenser dan CWP
3
MATERI IN HOUSE TRAINING
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
1.2. Peralatan Utama Sistem pendingin air laut 1.2.1. Pompa air sirkulasi (Circulation Water Pump) CWP berfungsi untuk memompa air laut masuk ke condenser sebagai air pendingin untuk proses kondensasi & masuk ke sistem pendingin pada unit pembangkit tenaga listrik. CWP berada di sea water intake area yaitu lokasi yang agak jauh dari unit sentral pembangkit dan mendekati sumber air laut. Pompa ini berbentuk vertikal dengan suctionnya berada pada kedalaman laut sehingga dapat mengalirkan air pendingin dengan maksimal. Contoh spesifikasi & Announciator CWP di PLTU Jeranjang. Spesifikasi Kapasitas
: 3204 m3/jam/pompa
Head Total
: 27 m
Putaran
: 980 rpm
Daya Motor
: 292,5 kW
Tegangan
: 6,3 kV
Weight
: 11500 kg
Announciator a. Discharge press high (2,5 bar/0,25 MPa) b. 6,3 kV motor trip c. Sea water level low trip Beberapa peralatan pendukung yang ada di water intake area suatu unit pembangkit adalah: 1. Batu pemecah ombak dan jaring Berfungsi
memecah ombak/arus dan pembatas antara lautan lepas dan water intake.
Penghalang agar ikan-ikan besar tidak masuk area water intake
Menjaring kotoran/sampah
4
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
2. Bar Screen Bar screen adalah saringan kasar pada sisi masuk air laut sebelum dipompa oleh CWP yang berfungsi untuk menyaring berbagai macam kotoran air laut yang berukuran sedang, sehingga air laut yang dipompa CWP menjadi bersih. Untuk kotoran yang tersaring bar screen dibersihkan secara manual. Bar screen terbuat dari batang logam pipih yang dirangkai sehingga membentuk semacam teralis. Dipasang pada saluran masuk air pendingin sebelum saringan putar.
Gambar 2. Bar Screen
5
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
3. Travelling Screen Travelling screen berfungsi sebagai penyaring semua benda sampai yang berukuran relatif kecil dan yang lolos dari Bar screen. Saringan travelling screen lebih halus daripada bar screen sehingga air laut yang dipompa oleh CWP adalah air laut yang sangat bersih. Travelling screen menggunakan sistem penyaring dengan penggerak motor untuk memutar saringan yang berupa rangkaian segmen – segmen kasa baja yang membentuk suatu screen. Kotoran yang tersaring pada travelling screen akan dibersihkan dengan air laut yang dipompa oleh Screen Wash Pump dan sampahnya dibuang secara manual.
Gambar 3. Travelling Screen
Spesifikasi: Motor Power
: 3 / 4,5 kW
Net Mesh size
: 2000 mm
Nominal width of the net
: dia 8 mm
4. Pompa pencuci screen (Screen Wash Pump) Screen wash pump merupakan pemasok air yang dialirkan ke nosel penyemprot guna membersihkan saringan putar. Air yang digunakan adalah juga air pendingin utama (air laut). Pompa ini dapat dioperasikan secara manual. Perbedaan tekanan yang tinggi mengindikasikan bahwa saringan sudah mulai tersumbat sampah. Spesifikasi : 6
MATERI IN HOUSE TRAINING
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
Pompa Jumlah
: 3 / 4 screen
Kapasitas
: 432 m3/jam
Head total
: 11 m
Rev
: 1450 rpm
Motor Daya
:18,5 kW
Rev
: 1.470 rpm
Tegangan
: 380 v
Arus
: 36,3 A
Cos ⱷ
: 0,85
Weight
: 169 kg
Connection
: delta
1.2.2. Condensor Condensor adalah tangki yang berfungsi untuk menampung uap yang telah digunakan low pressure turbine untuk selanjutnya mengalami proses kondensasi. Condensor merupakan tempat kondensasi atau merubah fasa uap dari turbin menjadi air kondensat dengan media pendingin air laut yang dialirkan didalam tube-tube kondensor. Proses pada kondensor yang terjadi adalah proses perpindahan panas. Panas dari uap bekas diteruskan ke massa Fluida pendingin melalui media pemisah yaitu permukaan perpindahan panas yang dibuat dengan pipapipa dengan ketebalan yang tipis dalam jumlah banyak untuk mencapai effektifitas transmisi (proses kondensasi dalam kondensor).
7
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
Gambar. Kondenser
Masalah yang umum dan sering terjadi pada kondensor adalah Fouling, Fouling memperbesar hambatan yang berarti menurunkan transmitasi. Fouling disebabkan oleh lumpur atau binatang laut seperti tritip atau karang hijau akan mempertinggi resistansi sehingga akan menurunkan kecepatan Transmitasi yang menghambat perpindahan panas dari Last Stage Steam Turbine ke air pendingin, karena itu harus dihambat laju fouling terhadap pipa kondensor yang dapat menurunkan performance kondensor. Untuk mencegah hal itu maka pada Condensor terdapat beberapa peralatan yang berfungsi sebagai pelindung, yaitu :
Chlorination Injection, berfungsi melemahkan atau memabukkan biota laut (ikan, tiram, kerang dll ) sehingga tidak berkembang biak di water intake tunnel.
Pada PLTU jenis kondensor yang digunakan adalah berupa shell and tube , dimana air laut mengalir didalam tube untuk mendinginkan uap bekas yang berasal dari turbin, pada proses kondensasi ini mengakibatkan sisi uap kondensor (termasuk hotwell) berada dalam kondisi vakum . Karena kondisi tekanan pada kondensor yang vakum maka uap bekas dari LP turbin bisa bergerak dengan mudah menuju kondensor,selanjutnya pada kondensor akan terjadi proses kondensasi. Air hasil dari proses kondensasi (Air kondensat) kemudian ditampung di tempat penampung air kondensat yang disebut Hotwell. Vakum pada kondensor harus selalu dijaga. Jika terlalu rendah akan terjadi feedback pressure pada turbin yang dapat menyebabkan kerusakan fatal pada turbin. Bila aliran air pendingin berkurang maka vakum akan turun dan pada kondisi ekstrim dapat mengakibatkan dearating dan bila vakum terus turun akan mengakibatkan unit trip , karena itu air pendingin utama merupakan unsur yang vital pada sebuah PLTU. 8
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
Ball Cleaning System (Tapproge Ball System) , berfungsi untuk membersihkan pipa-pipa (tubes) pendingin kondensor dari kotoran seperti lumpur dan kotoran halus dengan cara menginjeksikan bola karet (Tapproge Ball) kedalam pipa-pipa pendingin kondensor secara terus menerus proses ini dilakukan oleh pompa sirkulasi (Circulation Pump) dengan cara memompakan bola tapproge pada sisi masuk air pendingin dan mengambil kembali bola pada sisi keluar air pendingin untuk selanjutnya disirkulasikan kembali pada kondensor.
9
MATERI IN HOUSE TRAINING
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
1.3. Persiapan Start CWP NO 1
KEGIATAN Persiapan
OPERASI
EKSEKUTOR
Inlet valve CWP open
Operator Lokal
Periksa level air laut pada Intake
Room.
Operator Lokal
Level
permukaan air laut minimum 2,2 m. Pastikan kondisi Intake Room
Operator Lokal
bebas dari sampah. Periksa level chlorine serta posisi
dosing
pump
Operator Lokal
pada
stroke dan speed 100%. Periksa tekanan dan level oli
Operator Lokal
pada tangki Hydrolic Control Buttrerfly Check Valve cukup. Tekanan oli pada pada tangki 15 MPa. Pastikan tombol emergency
Operator Lokal
motor CWP dalam kondisi bebas/ realese Periksa katub-katub pendingin
Operator Lokal
Bearing dan Sealing Water pada kondisi normal.
Pastikan supply daya 6,3 kV untuk CWP sudah siap (stand-
Operator Lokal
by) pada panel house CWP Lakukan proses venting di Inlet dan Upper Kondensor dengan
membuka
Operator Lokal
Venting
Valve secara manual
10
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
2
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
Pelaksanaan Start
Operasikan
pompa
Spray
Operator lokal
Water kemudian buka katup ceratan outlet CWP. Pastikan tekanan
nomal
pada
0,08
MPa. Operasikan Filter
Rotary
pada
Screen
panel
Operator lokal
local
(kondisional). Koordinasikan
dengan
Operator lokal
operator DCS bahwa CWP telah siap dioperasikan Klik tombol ”START” pada MK230ASCS
Operator DCS
untuk
menghidupkan CWP 1# atau MK
230BSCS
untuk
menghidupkan CWP 2#. CWP akan mulai beroperasi
Operator lokal
saat Hydrolic Control Buttrerfly Check Valve membuka 15 % dan Inlet Valve (MV 220 SCS dan
MV
221
SCS)
di
Kondensor terbuka 100 %. Lakukan monitoring terhadap CWP
setelah
(Pengamatan
Operator lokal
start vibrasi,
discharge press, sealing water flow). Lakukan dengan
proses
venting
membuka
venting
Operator lokal
Line CWP secara manual. Buka Flushing Valve untuk suplai air ke Spray Water dan
Operator lokal
Seal Bearing di panel Rotary Screen
Filter
(jika
yang
dioperasikan CWP 2#). Jika dari katup venting di CWP keluar 100 % air selanjutnya tutup
katup
venting
Operator lokal
untuk 11
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
mengakhiri proses venting. Buka katup MV 217SCS dan MV 218SCS secara manual
Operator DCS
dan bertahap untuk mengatur tekanan Inlet Kondensor pada tekanan 0,004 MPa (PT 256 dan PT 258) dan debit aliran air
pendinginan
(FT
205)
6.500 m3/jam. Jika kondisi sudah normal aktifkan logic interlock motor
Operator DCS
CWP MK216LS dari DCS.
Lakukan
monitoring
operasional
peralatan
Operator lokal & DCS
dan
pengisian laporan/ log-sheet setiap jam.
1.4. Stop CWP NO 1
KEGIATAN Pelaksanaan Stop
OPERASI Stop
CWP
EKSEKUTOR
dilakukan
jika
Operator DCS
temperatur uap keluar turbin (TE 214) di bawah 50 degC. Stop Interlock CWP.
Operator DCS
Klik tombol ”STOP” pada MK
Operator DCS
230ASCS untuk stop CWP 1# atau MK 230 BSCS untuk stop CWP 2#. CWP akan stop saat posisi Hydrolic
Control
Operator Lokal
Buttrerfly
Check Valve menutup
75 %
dan Inlet Valve (MV 220SCS dan
MV
221SCS)
Kondensor menutup
di
100 %.
Stop Rotary Screen Filter dari
Operator Lokal
panel lokal. Stop
pompa
Spray
Water
Operator Lokal
untuk Rotary Screen Filter 12
MATERI IN HOUSE TRAINING
UBPOH Bali - PLTU Jeranjang #3
MENGOPERASIKAN SISTEM PENDINGIN UTAMA
kemudian tutup katup ceratan outlet CWP.
Operator Lokal
Tutup semua katub pendingin Bearing dan Sealing Water.
Operator Lokal
Stop dan tutup katup Chlorine Dosing Pump.
13