PERKEMBANGAN KOGNITIF DI MASA BAYI
1. Teori Piaget mengenai perkembaangan bayi Piaget berpendapat bahwa, sebagaimana fisik kita memiliki struktur yang memungkinkan kita untuk beradaptasi dengan dunia, kita membangun struktur mental yang dapat membantu kita beradaptasi dengan dunia. Piaget berfokus bahwa anak-anak secara aktif membangun dunia kognitif mereka sendiri. a. Proses-proses kognitif Piaget membangun beberapa konsep yang digunakan oleh anakanak ketika mereka membangun pengetahuannya mengenai dunia, diantaranya: i. Skema Menurut Piaget (1954), ketika seorang bayi mencoba membangun pemahamannya mengenai dunia, maka otak mereka yang sedang berkembang itu menciptakan skema, yakni berbagai tindakan atau representasi mental yang mengorganisasikan pengetahuan. Menurut teori Piaget, skema perilaku (aktivitas fisik) merupakan ciri yang berkembang dimasa bayi. Skema bayi dibangun dengan tindakan-tindakan sederhana yang dapat ditampilkan terhadap objek-objek, seperti mengisap, melihat dan menggenggam. ii. Asimilasi dan Akomodasi Untuk menjelaskan mengenai bagaimana anak-anak menggunakan
dan
mengadaptasi
skema-skemanya,
Piaget
menawarkan dua konsep: asimilasi dan akomodasi. Asimilasi tejadi ketika anak-anak menggunakan skema-skema yang telah dimilikinya untuk menangani informasi atau pengalaman baru. Akomodasi terjadi ketika anak-anak menyesuaikan skemaskemanya agar sesuai untuk mengolah informasi dan pengalaman
baru. Asimilasi dan akomodasi sudah berfungsi ketika bayi masih berusia sangat dini. iii. Organisasi Menurut Piaget, untuk dapat memahami dunianya, anakanak
berusaha
mengorganisasikan
pengalamannya
secara
kognitif. Dalam teori Piaget, yang dimaksudkan dengan organisasi
adalah
pengelompokkan
perilaku-perilaku
dan
pemikiran-pemikiran yang terpisah satu sama lain kedalam suatu sistem yang tingkatannya lebih tinggi. iv. Ekuilibrasi Menurut
Piaget,
asimilasi
dan
akomodasi
selalu
menggiring anak untuk mencapai tahap yang lebih tinggi. Anakanak secara terus menerus melakukan asimilasi dan akomodasi dalam usaha mencapai keseimbangan dalam diri anak terjadi peralihan anatra kondisi kognitif yang seimbang dan tidak seimbang, seiring dengan berlangsungnya proses asimilasi dan akomodasi untuk menghasilkan perubahan kognitif. Ekuilibrasi adalah istilah yang digunakan Piaget untuk merujuk pada mekanisme peralihan anak-anak dari satu tahap berfikir ke tahap berikutnya. Menurut Piaget, proses-proses ini mengakibatkan individu berkembang melalui empat tahap perkembangan, pemahaman dunia yang berbeda akan mengakibatkan tahap seseorang lebih maju dibandingkan dengan orang lain. Kondisi yang terdapat dalam suatu tahap secara kualitatif berbeda dengan tahap lainnya. dengan perkataan lain, cara anak-anak bernalar di suatu tahap akan berbeda dengan di tahap lainnya. inilah fokus kita dalam tahap Piaget mengenai perkembangan kognitif bayi. b. Tahap perkembangan sensorimotor
Tahap sensorimotor berlangsung sejak bayi lahir hingga usia 2 tahun. Dalam tahap ini bayi membangun suatu pemahaman mengenai dunia dengan cara mengoordinasikan pengalaman-pengalaman sensoris (contohnya melihat dan mendengar) melalui tindakan-tindakan fisikmotorik-oleh karenanya diberi istilah sensorimotor. i. Sub tahap Piaget membagi tahap sensorimotor kedalam enam subtahap, diantaranya: 1. Refleks sederhana Subtahap sensorimotor yang pertama menurut Piaget, berhubungan dengan satu bulan pertama kelahiran. Pada subtahap ini, koordinasi sensasi dan tindakan terutama melalui refleks. 2. Kebiasaan awal dan reaksi serkuler primer Subtahap kedua menurut Piaget, berkembang di antara sia 1 hingg 4 bulan. Dalam subtahap ini, bayi mengkoordinasikan sensasi dan dua tipe skema: kebiasaan dan reaksi sirkuler. 3. Reaksi sirkuler sekunder Subtahap ketiga menurut Piaget, berkembang di antara usia 4 hingga 8 bulan. Dalam subtahap ini, bayi menjadi lebih berorientasi pada objek, berkembang melampaui preokupasi terhadap diri sendiri. 4. Koordinasi reaksi sirkuler sekunder Subtahap keempat menurut Piaget, berlangsung antara usia 8 hingga 12 bulan. Tindakan bayi menjadi lebih diarahkan keluar, bayi mengkoordinasikan skema dan bertindak dengan sengaja. 5. Reaksi serkuler tesier, kesenangan terhadap hal baru dan keingintahuan
Subtahap kelima menurut Piaget, berkembang diantara usia 12 hingga 18 bulan. Dalam subtahap ini, bayi-bayi menjadi tergugah minatnya terhadap berbagai objek dan berbagai hal yang dapat mereka lakukan terhadap objek-objek itu. 6. Internalisasi skema Subtahap keenam dan terakhir menurut Piaget, berlangsung natar usia 18 hingga 24 bulan. Dalam subtahap
ini,
bayi
mengembangkan
kemampuan
menggunakan simbol-simbol primitif. ii. Ketetapan objek Piaget berpendapat bahwa ketetapan objek adalah salah satu petunjuk penting dalam perkembangan kognitif bayi. Pada akhir periode sensorimotor, bayi sudah dapat memahami objek sebagai bagian yang terpisah dari dirinya dan bersifat permanen. Ketetapan objek adalah pemahaman bahwa objek-objek masih tetap ada meskipun tidak dapat dilihat, didengar atau disentuh. Menurut Piaget, tercapainya ketetapan objek merupakan suatu prestasi penting.
2. Pembelajaran, mengingat dan konseptualisasi a. Pengkondisian Teknik pengkondisian operant secara khusus telah digunakan oleh para peneliti untuk mendemonstrasikan persepsi dan penyimpanan informasi oleh bayi mengenai aksi-aksi perseptual-motorik. b. Atensi Atensi adalah tindakan memfokuskan sumber daya mental, dan atensi di masa bayi berkaitan dengan habituasi. Di tahun pertama, atensi kebnayakan berupa pengorientasian/investigtif, tapi atensi yang ditahan telah berperan penting. Habituasi adalah menurunnya responsitivitas
terhadap sebuah stimulus setelah penayangan stimulus tersebut secara berulang. Apabila stimulus yang berbeda ditayangkan dan bayi memberikan atensi terhadap stimulus itu, berarti terjadi dishabituasi. Atensi bersama berperan penting dalam perkembangan bayi, terutama dalam perkembangan bahasa. c. Memori Memori adalah tindakan mempertahankan informasi selama berjalannya waktu. Jean Mendler (2004) menyatakan bahwa bayi dalam eksperimen Rovee Collier hanya memperlihatkan memori implisit. Memori implisit merujuk pada memori yang tidak disertai dengan ingatan yang disadari. Sedangkan memori eksplisit merujuk pada memori yang disadari, mengenai fakta-fakta dan penglaman-pengalaman yang diketahui secara sadar dan mampu dinyatakan oleh individu. Memori sadar pada kebanyakan bayi-bayi muda itu agak rapuh dan tidak bertahan lama, meskipun memori implisit untuk tindakan perseptual-motorik mereka cukup banyak. d. Meniru Andrew Meltzoff berpendapat bahwa kemampuan meniru memiliki dasar biologis, karena bayi dapat meniru ekspresi wajah pada beberapa hari petama setelah kelahiran. Namun beberapa ahli menyatakan bahwa bayi hanya sekedar berespons secara otomatis terhadap stimulus tertentu. e. Pembentukan konsep dan kategorisasi Mandler berpendapat bahwa kategori konseptual baru terbentuk di usia 7 hingga 9 bulan ke atas. Konsep pertama yang dimiliki oleh bayi bersifat luas. Selama dua tahun pertama kehidupan, konsep yang luas ini secara bertahap menjadi semakin terdeferensiasi.
3. Perbedaan individual dan pengukuran a. Ukuran perkembangan bayi
Arnold Gesell mengembangkan sebuah pengukuran yang dapat dipakai memilah bayi-bayi yang memiliki potensi normal dari bayi-bayi yang kurang normal. Secara khusus, alat ukur ini berguna untuk agenagen adopsi, yang menampung bayi-bayi dalam jumlah besar dan mengantri untuk ditempatkan. b. Memprediksi intelegensi Tes-tes untuk bayi mengandung jauh lebih banyak item-item yang berkaitan dengan perkembangan perseptual-motorik dan mencakup pengukuran interaksi sosial.
4. Perkembangan bahasa a. Mendefinisikan Bahasa Bahasa adalah suatu bentuk komunikasi-baik yang diucapkan, ditulis, atau diisyaratkan-yang didasarka pada sebuah sistem simbol. Bahasa terdiri dari kata-kata yang digunakan oleh komunitas serta ketentuanketentuan yang diperlukan untuk memvariasikan dan mengombinasikan kata-kata tersebut. b. Sistem-sistem aturan berbahasa i. Fonologi Sistem bunyi bahasa. Fonem adalah satuan bunyi terkecil yang terdapat dalam bahasa. ii. Morfologi Sistem mengenai satuan-satuan bermakna yang digunakan untuk membentuk kata. iii. Sintaksis Sistem mengenai cara mengkombinasikan kata-kata untuk membentuk frase dan kalimat yang masuk akal. iv. Semantik Sistem mengenai makna atau kalimat. v. Pragmatik
Sistem mengnai cara menggunakan percakapan yang sesuai dan pengetahuan mengenai cara menggunakan Bahasa secara efektif sesuai konteksnya. c. Bagaimana bahasa berkembang i. Mengenali bunyi Bahasa Sebelum mempelajari kata-kata, bayi dapat mengenali perbedaan yang halus antara bunyi-bunyi bahasa (Sachs, 2009). Penelitian Kuhl (2007) telah mendemonstrasikan bahwa sejak lahir hingg usia 6 bulan, bayi adalah “warga dunia”: Mereka hampir dapat mengenali apabila terjadi berubahan bunyi, tidak peduli dari bahasa apa suku-suku kata yang diperdengarkan itu. Namun selama enam bulan berikutnya, bayi semakin dapat menangkap perubahan bunyi dari “bahasanya” sendiri (yakni bahasa
orangtuanya))
dan
secara
bertahap
kehilangan
kemampuan untuk mengenali perbedaan-perbedaan bunyi yang tidak penting dalam bahasa tersebut, ii. Celotehan dan vokalisasi lain Jauh sebelum bayi mampu menyuarakan kata-kata baku, mereka sudah mampu membuat berbagai vokalisasi (Sachs. 2009). Komunikasi awal ini berfungsi sebagai latihan suara, komunikasi, dan menarik perhatian orang lain (Lock, 2004). Selama setahun pertama kehidupan bayi, mereka mampu membuat urutan berikut ini:
Menangis. Bayi dapat menangis sejak lahir. Menangis mengindikasikan perasaan gelisah.
Mendekut. Bayi mendekut (cooing) di usia 2 hingga 4 bulan (Menn & Stoel-Gannon, 2009)
Celoeh. Dipertengahan tahun pertama kehidupan, bayi berceloteh.
iii. Bahasa tubuh Bayi menggunakan bahasa tubuh sekitar usia 8 hingga 12 bulan. Sejumlah bahasa tubuh awal bersifat simbolik. Menurut para ahli bahasa, gerakan menunjuk adalah indikator penting dari aspek sosial bahasa, dan berkembang sesuai urutan. iv. Kata-kata pertama Anak-anak telah mampu memahami kata-kata pertama mereka sebelum mampu mengucapkannya (Pan & Uccelli, 2009). Sejak usia 5 bulan bayi sudah mengenali nama-nama mereka sendiri. Pada umunya, bayi memahami sekitar 50 kata di usia 13 bulan, namun mereka tidak dapat mengucapkan kebanyakan katakata itu sampai sekitar 18 bulan. Kata-kata pertama anak meliputi nama orang yang penting baginya. Kosa kata bayi akan mengingat setelah ia mampu mnegucapkan kata-kata pertamanya (Pan & Uccelli, 2009). v. Ungkapan dua kata Ketika berusia 18 hingga 24 bulan, anak-anak biasanya mengucapkan ungkapan yang terdiri dari dua-kata. Dalam upaya untuk dapat mengungkapkan makna dari ungkapan yang hanya terdiri dari dua-kata ini, anak-anak banyak mengandalkan bahasa tubuh, nada, konteks. d. Pengaruh faktor biologis dan lingkungan i. Pengaruh faktor biologis Kemampuan untuk berbicara dan memahami bahasa melibatkan peralatan vocal tertentu dan juga sistem saraf dengan kemampuan tertentu. Sejumlah sarjana berpendapat bahwa adanya persamaan yang nyata, dalam hal bagimana anak-anak memperoleh kemahiran bahasa, merupakan bukti penting bahwa
bahasa memiliki basis biologis. bahasa kebanyakan diproses di hamisfer otak kiri. ii. Pengaruh lingkungan Menurut
para
ahli
perilaku,
bahasa
merupakan
keterampilan kompleks yang diperoleh melalui belajar. Banyak ahli bahasa menyatakan bahwa pengalaman seorang anak, khususnya bahasa yang dipelajari dan konteks terjadinya proses belajar itu, dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap pemerolehan bahasa (Goldfield & Snow. 2009).