1.
Manajemen Manajemen kandang
Kandang merupakan unsur penting dalam usaha peternakan ayam. Kandang dipergunakan mulai dari awal hingga masa berproduksi. Pada prinsipnya, kandang yang baik adalah kandang yang sederhana, biaya pembuatan murah, dan memenuhi persyaratan teknis (Fadillah. R, 2007). 2007). Hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan kandang adalah: a. Bentuk kandang dan kondisi tempat yang tersedia, b. Keadaan tanah yang akan dipergunakan, c. Biaya yang tersedia dan bahannya. Fungsi kandang yaitu untuk berlindung dari panas dan hujan, dan untuk mempermudah tata laksana dan untuk melindungi bahaya atau gangguan dari luar (predator) (Rasyaf. M, 1994). Lokasi Kandang yang baik yang sesuai untuk peternakan ayam harus terletak di lokasi yang lebih tinggi dari tempat sekitarnya, arah kandang menghadap ke barat-timur, dan dipisahkan dari percampuran orang, predator maupun unggas lain . Lokasi kandang harus jauh dari pemukiman penduduk, memiliki sumber air yang cukup terutama pada musim kemarau, bebas dari penghalang sehingga udara bebas keluar masuk, serta s erta lokasi harus memiliki akses jalan, listrik dan telepon (Santoso, 2003). Konstruksi kandang yang baik terdiri dari beberapa bagian, yaitu: 1. Atap kandang diusahakan menggunakan genting, karena tidak mudah menyerap panas yang bisa mengakibatkan temperatur di dalam kandang menjadi tinggi. Kemudian bentuk atap yang biasa digunakan adalah atap muka dua dengan lubang angin (sistem monitor) dan atap tunggal dengan lubang udara (sistem semi monitor).
2. Dinding kandang biasa dibuat dengan menggunakan bahan bambu, dan atau kawat. Celah celah pada dinding kandang hendaknya tidak dapat diterobos binatang pengganggu maupun predator. 3. Ventilasi diusahakan dibuat sebaik mungkin, sehingga akan terjadi perputaran udara di kandang, yaitu udara kotor didalam kandang akankeluar dengan mudah, dan digantikan dengan udara segar dari luar kandang. Cahaya matahari Hal ini juga diusahakan, karena cahaya matahari dapatmenghambat pertumbuhan bibit penyakit, dan merupakan provitamin D (Priatno, Martono.A, 2004). Terdapat 4 tipe kandang untuk ayam broiler. Yaitu sebagai berikut. 1. Bentuk panggung dan tanpa panggung (litter). Tipe litter lebih banyak dipakai peternak, karena lebih mudah dibuat dan lebih murah. Ciri-ciri litter yang baik menurut yaitu dapat menyerap air sehingga kandang tidak becek, bahan-bahan litter meganding vitamin B12 yang baik untuk pertubuhan, Kandang Litter Merupakan kandang yang menggunakan litter sebagai alas kandang. Keuntungan sistem ini adalah biaya relatif rendah,menghilangkan bau kotoran,jika litter kering, pembuangan kotoran lebih mudah. Kekurangannya adalah penyeberan penyakit lebih mudah, pengawasan kesehatan lewat kotoran sulit diamati 2. Tipe panggung lantai kandang lebih bersih karena kotoran langsung jatuh ke tanah, tidak memerlukan alas kandang sehingga pengelolaan lebih efisien, tetapi biaya pembuatan kandang lebih besar. Kandang Panggung Sistem ini biasanya dibuat diatas kolam ikan Bahan yang biasa digunakan untuk alas lantai adalah bambu yang dipasang secara berderet agar ayam tidak terperosok. Kelebihannya adalah sisa pakan dapat dimanfaatkan
sebagai pakan ikan, penyebaran penyakit relatif rendah. Kekurangannya jika jarak pemasangan bambu unutk alas terlalu lebar,akan dapat mengakibatkan ayam terperosok,biaya pembuatan relatif mahal. 3. Kandang cage bangunan kandang berbentuk sangkar berderet menyerupai batere dan alasnya dibuat berlubang (bercelah). Keuntungan sistem ini adalah
tingkat
produksi
individual
dan
kesehatan
masing-masing
terkontrol, memudahkan tata laksana, penyebaran penyakit tidak mudah. Kelemahan sistem ini adalahbiaya pembuatan semakin tinggi, ayam dapat kekurangan mineral, sering banyak lalat (Sugandi, 1978). 4. Kandang Ren Kandang yang mempunyai halaman pengumbaran sehingga ayam dapat bergerak dengan bebas. Sistem kandang ini mempunyai dua bagian, yaitu bagian kandang utama dan umbaran. Keuntungan sistem ren adalah ayam akan mendapat cahaya matahari lebih, dan ayam bisa mendapatkan tambahan pakan dari bagian umbaran. Kerugiannya antara lain penyakit akan dapat menyebar secara cepat dan ayam yang produktif dan yang kurang produktif sulit dibedakan (Fadill ah. R, 2007). Pada awal pemeliharaan, kandang ditutupi plastik untuk menjaga kehangatan, sehingga energi yang diperoleh dari pakan seluruhnya untuk pertumbuhan, bukan untuk produksi panas tubuh. Kepadatan kandang yang ideal untuk daerah tropis seperti Indonesia adalah 8-10 ekor/m2, lebih dari angka tersebut, suhu kandang cepat meningkat terutama siang hari pada umur dewasa yang menyebabkan konsumsi pakan menurun, ayam cenderung banyak minum, stress, pertumbuhan terhambat dan mudah terserang penyakit (Cahyono dan Bambang, 1995).
2.
Persiapan Kandang
Persiapan kandang merupakan hal yang harus dilakukan terlebih dahulu sebelum anak ayam tiba di peternakan. Hal-hal yang perlu dipersiapkan dikandang sebelum DOC masuk adalah sebagai berikut (Kartasudjana dan Suprijatna, 2010): 1. Kandang dibersihkan dari kotoran dengan menggunakan sikat atau semprotan air yang deras, dan disucihamakan. Lebih baik dilakukan pengapuran dan dikosongkan selama 1-2 minggu. Penyucihamaan dimaksudkan untuk membunuh bibit penyakit dan pengosongan selama 2 minggu untuk memotong siklus hidup bibit penyakit yang masih tertinggal. 2. Semua alat-alat yang akan dipakai dibersihkan dan didesinfeksi. Peralatan yang berukuran kecil dicelupkan kedalam larutan pencuci hama. Jika cuaca memungkinkan peralatan dikeluarkan dan dijemur, setelah kering kembalikan lagi kekandang. 3. Alat pemanas (brooder ) perlu disiapkan sebelum anak ayam tiba dari perusahaan penetasan (minimal 1 jam sebelumnya). 4. Air minum harus disediakan dalam jumlah yang cukup. Temperatur air minum harus lebih besar dari 18˚C. Lebih baik lagi kalau diberi larutan air gula 8% dan ini bisa membantu menekan mortalitas anak ayam selama 15 jam pertama dikandang. Larutan gula 8% dapat dibuat dengan melarutkan 1362 gram gula ke dalam 11,3 liter air. Jika anak ayam stress maka dapat diberikan larutan elektrolit dan vitamin selama 3-4 hari pertama. Tempat air minum minimal disediakan 2 buah untuk setiap 100 ekor, dan diisi 4 jam sebelum anak ayam tiba. 5. Sediakan ransum untuk anak ayam setelah 3 jam diberi minum
Persiapan kandang sebelum DOC datang atau masuk kedalam peternakan adalah menyiapkan box atau kandang DOC untuk tempat tinggal sementara DOC, box ini diletakkan diatas lantai kandang, tirai plastik dipasang pada keempat sisi box, lampu pemanas digantung 15 cm dari lantai box, dan disediakan thermometer untuk mengontrol suhu ruangan dengan cara digantung atau diikat pada kandang (Murtidjo, 1987). Ayam yang dipelihara secara intensif dengan cara dikandangkan secara terus menerus sepanjang hari, memerlukan peralatan-peralatan teknis yang memadai, seperti tempat pakan dan minum, alat pemanas, thermometer , dan peralatan lainnya untuk menunjang keberhasilan produksi (Rasyaf, 2005). Adapun peralatan kandang nya adalah sebagai berikut. 1.
Tempat Pakan dan Minum Tata letak tempat pakan, keadaan tempat pakan dan isi pakan harus
diperhatikan dalam pengawasaan pekerjaan sehari-hari. Tempat pakan ada yang diletakkan dalam satu baris atau diletakkan berselang-seling dengan tempat minum. Kebutuhan tempat pakan dan minum tergantung dari jumlah ayam yang dipelihara dan umur ayam. Pemeliharaan awal dengan jumlah ayam 5000 ekor, diperlukan tempat pakan sejumlah 74 buah dan tempat minum sebanyak 72 buah, sedangkan pada pemeliharaan akhir dengan jumlah ayam 4500 ekor diperlukan tempat pakan 74 buah dan tempat minum 72 buah. 2.
Alat Pemanas Alat pemanas (brooder ) berfungsi sebagai induk buatan yang memberi
kehangatan kepada anak ayam (DOC). Alat ini digunakan untuk pemeliharaan masa awal ( starter ) yang berlangsung selama 12 sampai 15 hari dimana anak ayam masih memerlukan pemanasan dalam hidupnya. Minggu pertama pemanas
dinyalakan selama 24 jam, sedangkan minggu kedua dan selanjutnya hanya dinyalakan selama 12 jam pada malam hari, namun demikian pemberian pemanas tergantung pada cuaca. 3.
Thermometer Thermometer berfungsi untuk mengontrol temperatur agar selalu optimal
sehingga kehidupan anak ayam tetap stabil dan pertumbuhan anak ayam tidak terganggu. Thermometer digunakan hanya pada periode starter yaitu umur satu sampai tiga hari memerlukan suhu antara 32˚C sampai 35˚C, pada umur 4 sampai tujuh hari memerlukan suhu 29˚C-34˚C, pada umur delapan sampai 14 hari memerlukan suhu 27˚C sampai 31˚C dan pada umur 15 hari sampai siap panen memerlukan suhu lingkungan antara 25˚C sampai 27˚C. 4.
Peralatan Lain Peralatan lain yang berhubungan dengan kegiatan sehari-hari seperti drum
air, ember, sekop, dan gerobak pengangkut pakan, selang, kawat atau tali, alat-alat kesehatan dan lain-lain. Alas yang digunakan adalah sekam karena untuk menjaga kelembaban, dan suhu. Rasyaf (2008), mengatakan bahwa untuk daerah dingin ketebalan alas litter tidak lebih dari 8 cm, sedangkan untuk daerah panas ketebalan alas litter -nya tidak lebih dari 5 cm. Litter yang digunakan pada saat praktikum berupa sekam padi karena sekam padi mudah didapatkan dan memiliki penyerapan yang baik. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Reed dan McCartney (1970) bahwa sekam paling banyak digunakan untuk alas kandang karena mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: dapat menyerap air baik, bebas debu, kering, mempunyai kepadatan (density) yang baik, dan mamberi kehatan kandang.
Kandang harus dipastikan dalam keadaan bersih dan steril sebelum DOC dimasukkan ke dalam kandang, sehingga dibutuhkan sanitasi kandang. Saat persiapan kandang sebelum DOC masuk ke kandang dilaksanakan terlebih dahulu pengkapuran dengan menggunakan larutan Kapur (CaCO 3) dan pengencer air yang berguna untuk menurunkan pH kandang dan menetralisir keadaan kandang. Hal ini sesuai dengan pendapat Fadilah (2004) bahwa pencucian kandang meliputi semua bagian menggunakan sprayer berkekuatan tinggi menggunakan kapur tohor ke bagian dalam, lantai, dan sekeliling luar kandang. Pengapuran dilakukan pada lantai, dinding, dan sekat antar kandang, selain pembersihan kandang, tempat pakan dan tempat minum juga perlu dilakukan pembersihan dengan mencucinya. Menurut Siahaan (2007), beberapa tindakan dalam sanitasi antara lain kebersihan kandang, kebersihan halaman kandang, kebersihan tempat pakan, kebersihan tempat minum, serta kebersihan sumber air ataupun pakan, sedangkan menurut Fadilah (2004), kandang dicuci dengan dengan sprayer tekanan tinggi dari bagian atas dinding dan tirai, hingga lantai. Proses pencucian ini harus meliputi semua bagian jangan sampai ada bagian yang terlewatkan serta menaburkan atau menyemprotkan kapur tohor ke bagian dalam, lantai, dan sekeliling luar kandang. 3.
Alat dan Bahan Persiapan Kandang
a.
1.
Alat
Kandang ayam broiler, berfungsi sebagai tempat berlindung ayam dari panas dan hujan.
2.
Tempat pakan ( feed tray), berfungsi sebagai wadah pakan atau ransum.
3.
Tempat minum, berfungsi sebagai wadah air minum.
4.
Sapu lidi, berfungsi untuk membesihkan kandang.
5.
Kuas, sebagai alat pembersih kandang ayam.
6.
Sprayer , sebagai alat penyemprot desinfektan.
7.
Pemanas (lampu pijar), sebagai penghangat untuk DOC dan pada malam hari.
8.
Kardus, sebagai chick guard .
9.
Timbangan, sebagai alat ukur bobot ransum dan ayam.
10. Gunting, sebagai alat untuk membuat wing tag . 11. Solasi, sebagai alat perekat. 12. Wing tag , sebagai penanda ayam. 13. Botol tetes mata, sebagai alat untuk melakukan vaksinasi ND dan Gumboro melalui mata ayam. 14. Alat tulis, sebagai alat untuk mencatat. b.
Bahan
1. Anak ayam broiler atau DOC, berfungsi sebagai ayam broiler yang akan dipelihara. 2. Ransum, berfungsi sebagai pakan ayam broiler. 3. Air minum, berfungsi sebagai air minum broiler. 4. Gula merah, berfungsi sebagai penambah energi untuk ayam. 5. Obat-obatan dan vitamin, berfungsi sebagai obat dan vitamin untuk menjaga kesehatan ayam boiler (vaksin ND dan Gumboro). 6. Desinfektan dan air kapur, berfungsi untuk memfumigasi peralatan kandang. 7. Sekam, berfungsi sebagai litter atau alas tempat berpijaknya ayam. 8. Kertas koran, berfungsi sebagai menutup alas sekam.
DAFTAR PUSTAKA
Cahyono dan Bambang, 1995. Cara Meningkatkan Budidaya Ayam Ras Pedaging
(broiler ). Penerbit Pustaka Nusatama: Yogyakarta.
Fadillah. R, 2007. Sukses Berternak Ayam Broiler . PT.Agromedia Pustaka:.
Ciganjur.
Fadilah, R. 2004. Ayam Broiler Komersial . Agromedia Pustaka. Jakarta Kartasudjana, R dan Edjeng S. 2010. Manajemen Ternak Unggas. Penebar Swadaya. Jakarta. Murtidjo. 1985. Kemajuan Muthakir dalam Ilmu Makanan Ternak Unggas. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta Priatno,
Martono.A,
2004.
Membuat
Kandang
Ayam.
PT.
Penebar
Swadaya:.Jakarta
Rasyaf, 2008. Nutrient Requirement of Poultry. National Academy of Science. Washington D.C. Rasyaf, M. 2005. Beternak Ayam Pedaging . Cetakan ke-23. Penebar Swadaya. Jakarta. Rasyaf. M, 1994. Beternak Ayam Petelur . Penebar Swadaya: Jakarta Sugandi, 1978. Tatalaksana Pemeliharaan Ayam Pedaging Strain MB 202-p
Periode
Starter – Finisher . PT. Janu Putro Sentosa: Bogor
Reed, M.J and M.G.McCartney. 1970. Alternative Litter Materials For Poultry. Siahaan
SJ.
2007.
Pengaruh
Tingkat
BiosekuritiTerhadapPemaparan
AvianInfluenza Pada Unggas Air . [Tesis]. Program Pasca Sarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.