Laporan Praktikum ke-8 Kesehatan Hewan Ternak
Hari,Tanggal Waktu Dosen Asisten
: Senin, 13 November 2017 : 14.00-18.00 WIB : Drh. Heryudianto Vibowo : Bapak Dahlan
MANAJEMEN PERKANDAN PERKANDANGAN GAN DAN SIMULASI PENATAAN LETAK KANDANG AYAM
Disusun oleh : Kelompok 5 / Praktikum 2 Dwiky Ramadhan Dayanti Novaliani Dini Alfina Desi Qisti Mawada N. Anggi Agustian
J3P115009 J3P115017 J3P115057 J3P215070 J3P215061
PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2017
PENDAHULUAN
Perkembangan dunia peternakan saat ini semakin meningkat, khususnya di peternakan ayam. Peternakan ayam merupakan penghasil daging dan telur untuk memenuhi sebagian besar konsumsi protein hewani. Dalam s uatu usaha peternakan unggas, pemeliharaan kandang dan peralatannya merupakan bagian penting dalam peningkatan produksi ternak. Produktivitas dan reproduktivitas hanya hanya dapat dicapai secara optimal apabila ternak dalam keadaan baik. Perlu sekiranya diperhatikan kenyamanan kandang sehingga mampu mendukung tercapainya performan ayam yang optimal. optimal. Jumlah peralatan yang yang ada di dalam kandang seperti tempat pakan, tempat minum, alat pemanas dan lainnya juga mendukung dalam pemeliharaan ternak. Oleh karena itu tatalaksana pemeliharaan kandang dan peralatannya merupakan salah satu syarat tercapainya target tar get produksi yang optimal Menurut Samin (2001), kandang adalah sebuah tempat untuk ayam beristirahat setelah beraktivitas, tempat bereproduksi, dan memudahkan peternak memantau ternak. Kandang ayam yang nyaman dan memenuhi syarat – syarat perkandangan akan berdampak positif karena ternak menjadi tenang dan tidak stress. Jika kandang sudah memenuhi syarat, maka ternak akan memberikan imbalan produksi yang lebih baik bagi peternak seperti pertumbuhan dan pertambahan bobot badan sesuai dengan yang di harapkan. Kandang secara mikro menyediakan lingkungan yang nyaman agar ternak terhindar dari cengkraman predator. Kandang harus dibuat ditempat yang cukup sinar matahari. Hindari pembangunan kandang ditempat yang teduh atau sinar matahari tidak dapat menyinari kandang karena tertutup rimbun pepohonan atau bangunan tinggi (Suprijatna, 2005). Biosekuriti merupakan proses yang juga menentukan keberhasilan suatu peternakan. Biosecuriti bertujuan untuk mencegah penyebaran penyakit dalam kandang. Agen infeksi, yang menyebabkan penyakit klinis maupun sub klinis menurunkan produktivitas dan keuntungan dalam peternakan. Sangat penting untuk melakukan kontrol terhadap semua factor terkait. Faktor factor ini termasuk spesies ayam, lokasi dan layout property dan area produksi, sumber air minum, status penyakit pada daerah daerah itu, jenis unggas lain pada daerah kandang, kandang, ada atau tidaknya hewan liar serta interaksi dengan personel yang terkait dengan pelaksanaan peternakan . interaksi ini termasuk pengambilan ayam hasil panen, petugas pembersih kandang, kontraktor, dan petugas pengirim DOC serta pakan (Jeffry 1997). Penerapan biosekuriti berdasarkan prinsip agar penyakit tidak masuk ke peternakan dan agar peternakan tidak membawa penyakit ke luar. Program biosekuriti yang efektif akan menjaga agar peternakan bebas dari penyakit, atau apabila ada agen penyakit, program biosekuriti akan mengeliminasi agen penyakit
tersebut atau menurunkan jumlahnya sampai ke level yang tidak berbahaya (Butcher dan Richard 2013). Praktikum kesehatan hewan ternak kali ini bertujuan untuk mengetahui manajemen kandang dan simulasi penataan letak kandang ayam.
2 METODELOGI
2.1 Waktu dan tanggal
Praktikum ini dilaksanakan tanggal 13 November 2017, pukul 14.00-18.00 WIB. Tempat pelaksanaan praktikum dilakukan di GG Kandang, Kampus Gunung Gede, Program Diploma Keahlian Paramedik Veteriner, Institut Pertanian Bogor.
2.2 Alat dan bahan
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah alat tulis dan kamera.
3 HASIL
3.1 Peralatan yang yang Terdapat pada pada Kandang Ayam Broiler
a. Alat-alat kebersihan b. Tempat pakan dan minum c. Sumber listrik d. Recording e. Lampu penerangan f. Termo hygrometer g. Pakan ayam h. Pembatas (chick guard) i. Timbangan digital dan gantung j. Brooder + gas (penghangat ruangan) k. Sekam l. Sikat m. Nippel drinking n. Katrol o. Tirai plastik (terpal)
3.2 Penataan Letak Kandang Ayam
16
17
15
9
11
12
8
7
10
19
PARKING LOT
PARKING LOT
13
5
4
2
20
:
= Shower room = Bundaran pertigaan = Zona merah/Zona bebas = Zona kuning/Zona bebas terbatas = Zona Hijau/Zona terlarang = Pembatas/tembok = Dipping 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
6
18
1
Keterangan
14
Pos Masjid Kantin Mess Ruang obat-obatan Laboratorium Kantor Gudang penyimpanan sementara
3
Keterangan
:
= Shower room = Bundaran pertigaan = Zona merah/Zona bebas = Zona kuning/Zona bebas terbatas = Zona Hijau/Zona terlarang = Pembatas/tembok = Dipping 1. Pos 2. Masjid 3. Kantin 4. Mess 5. Ruang obat-obatan 6. Laboratorium 7. Kantor 8. Gudang penyimpanan sementara 9. Tack room 10. Gudang pakan 11. Gudang sekam 12. Insenerator 13. Pembuangan limbah 14. Kandang 1 15. Kandang 2 16. Kandang 3 17. Kandang isolasi hewan sakit 18. Parkiran kendaraan khusus penyimpanan pakan dan lain-lain 19. Parkiran kendaraan petugas kantor, mess, dan lain-lain 20. Gerbang
4 PEMBAHASAN
4.1 Manajemen dan Peralatan Kandang Ayam Broiler
Dalam pembuatan kandang ayam broiler harus memeprhatikan kapasitas kandang. Kapasitas kandang berkaitan dengan kepadatan kandang, dan kondisi ini juga berhubungan dengan iklim mikro kandang. Populasi yang terlalu padat menyebabkan ayam akan stress sehingga menurunkan produksi, selain itu juga akan
berpengaruh pada efisien penggunaan pakan. Sedangkan populasi yang yang terlalu kecil akan menyebabkan kandang kurang efisien dan akan berpengaruh pada pertumbuhan bobot badannya yang kurang optimal karena ayam banyak bergerak. Pada peternakan ayam broiler yang kami kunjungi jumlah ayam yang diternakan yaitu 800 ekor. Menurut Rasyaf (2000), kapasitas kandang ayam pedaging sesuai dengan tingkat umur ayam pedaging yaitu: a. Umur 1 hr -1 minggu mi nggu = 40-50 ekor DOC/m2 b. Umur > 7 hr- 2 minggu= minggu= 20-25 ekor ayam/ m2 c. Umur > 2 minggu 8-12 ekor ayam/ m2 Jenis peralatan kandang yang digunakan selama proses produksi ayam pedaging adalah : a. Tempat pakan Tempat pakan yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai dari 1 hari sampai panen terdiri dari chick feeder tray digunakan umur 1 hari sampai satu atau dua minggu dengan kapasitas 100 DOC / buah.
Gambar 1 Chick feeder tray umur 1 hari – 1 1 atau 2 minggu Setelah ayam berumur dua minggu maka tempat pakan untuk anak ayam diganti seluruhnya dengan tempat pakan ayam ayam dewasa. Pada umumnya menggunakan round feeder (tempat pakan bundar) dengan kapasitas yang berbeda beda. Tempat pakan kapasitas 3-5 3 -5 kg dengan diameter dia meter 40 cm digunakan untuk 20 ekor ayam pedaging. Sedangkan tempat pakan kapasitas 7 kg digunakan untuk 15 ekor ayam pedaging. Kapasitas tempat pakan berhubungan dengan eating space seekor ayam.
Gambar 2 Chick feeder tray umur > 2 minggu sampai panen. b. Tempat Air Minum Tempat air minum yang digunakan selama proses pemeliharaan mulai umur 1 hari sampai satu atau 2 minggu adalah chick found dengan kapasitas 75 DOC/ buah. Selanjutnya untuk ayam yang sudah berumur lebih dari 2 minggu menggunakan tempat air bundar (round ( round drinker ) baik yang manual atau secara otomatis. Untuk tempat air minum manual, dengan kapasitas bervariasi: 600 ml, 1 liter, 1 gallon dan 2 gallon, kapasitas 2 gallon untuk 100 ekor ayam pedaging, sedangkan tempat air minum otomatis yang circumference 110 cm untuk kapasitas 50-75 ekor/buah. Kapasitas tempat air minum berhubungan dengan drinking space. space. Ada dua bentuk tempat air minum yaitu berbentuk bundar dan panjang, dengan standar drinking space yang sama yaitu tempat minum manual memanjang standar 1 cm/ekor, sedangkan tempat minum manual bundar standar 1 cm/ekor.
Gambar 3 Tempat minum manual
Gambar 4 Tempat minum otomatis (nippel drinking) c. Alat pemanas/ heater Sumber energi panas dapat diperoleh dari listrik, gas, minyak tanah, batu bara, serbuk / gerjaji kayu yang halus atau menggunakan kayu bakar. Pilihlah sumber energi yang mudah didapat, dan murah biaya energinya, agar tidak terjadi biaya tinggi, dan gunakan gunakan sesuai kebutuhan suhu kandang. kandang.
Gambar 5 Penghangat (kiri brodder, kanan lampu) d. Termometer Termometer yang dapat dipakai untuk mengukur suhu contohnya termometer maximum dan minimum, serta termometer air raksa. Termometer diletakkan tergantung pada dinding kandang/pagar pembatas.
Gambar 6 Termometer air raksa e. Termo hygrometer Termo hygrometer dapat digunakan untuk mengukur suhu dan kelembapan ruangan kandang.
Gambar 7 Termo hygrometer e. Dinding kandang Dinding kandang bisa dibuat sistem semiterbuak agar pertukaran udara dalam kandang bisa berjalan dengan baik sehingga bau kotoran atau pakan bisa keluar atau berganti dengan udara segar. Bahan yang digunakan untuk dinding kandang pada bagian bawah adalah dinding gedhek, sedangkan bagian atasnya dibuat dari potongan bambu yang dibelah atau dihaluskan, atau dengan menggunakan kawat ram. Bila menggunakan bilah bambu, jarak antara bilah satu dengan yang lain kira-kira selebar dua jari orang dewasa atau 5-6 cm, yang dipasang dalam posisi tegak berdiri. Dinding juga dilengkapi dengan tirai dari plastik atau kain, tujuannya agar bila sewaktu-waktu ada angin kencang atau hujan, tirai tersebut bisa bermanfaat sebagai pelindung.Tirai ini diatur sesuai kebutuhan yaitu umur anak ayam, dan bahan yang digunakan secara umum plastik. Tirai ini berfungsi untuk menahan udara, atau angin kencang masuk kedalam kandang, disamping itu untuk insulator agar suhu kandang dapat terjaga kestabilannya.
f. Lantai kandang Menurut Edjeng dan Umiyati (2005), ada 3 sistem lantai kandang pada kandang ayam broiler yaitu : 1. Sistem Lantai rapat (litter (litter ) Sistem ini menggunakan lantai tanah yang sudah dipadatkan atau seme n plester, lalu di atasnya ditaburi dengan bahan litter (alas lantai). Untuk lantai dari tanah yang dikeraskan, biasanya tanah dicampur dengan pasir dan kapur agar lebih bisa menyerap air dan menetralisir amonia. Sedangkan bahan litter yang digunakan umumnya adalah sekam padi. Selain sekam padi, juga bisa digunakan serbuk gergaji, serutan kayu yang halus, potongan kulit kacang, ataupun tongkol jagung. Pada prinsipnya, bahan alas litter yang akan digunakan adalah tidak menimbulkan debu, mudah menghisap air, mudah didapatkan, dan sebaik mungkin harganya tidak mahal. Semakin tebal lapisan atau alas litter , maka suhu ruangan kandang akan semakin hangat. Namun, lapisan litter yang terlalu tebal akan menambah beban kerja karyawan bilamana akan mengganti bahan litter tersebut dengan yang masih segar. Keuntungan utama dari penggunaan alas litter ini adalah ayam lebih merasa nyaman karena terhindar dari lepuh pada bagian dada atau bagian lainnya lantaran bergesekan dengan dengan lantai. Namun, kelemahan dari penggunaan alas litter ini adalah mudah dan cepat basah sehingga bisa menimbulkan bau yang tidak sedap atau tengik. Selain itu, alas litter yang basah juga bisa mengundang berbagai bibit penyakit seperti CRD (penyakit saluran pernapasan) dan snot. Untuk itulah, peternak harus rajin mengganti bahan litter dengan yang masih segar bilamana sudah terlihat basah ataupun lembab. 2. Sistem lantai tenggang / alas berlubang Sistem lantai renggang banyak dipakai pada kandang baterai atau kandang cage (berbentuk sangkar). Lantai yang digunakan bisa terbuat dari kayu, bilah bambu atau dari kawat ram. Ukuran kerenggangan lantai sangat bergantung pada umur dan ukuran ayam yang dimasukkan. Lubang yang dihasilkan dari kerenggangan lantai harus diukur agar kaki ayam bisa langsung la ngsung terjatuh ke lantai penampungan kotoran. Keuntungan dari lantai renggang ini adalah keadaan lantai selalu bersih lantaran kotoran ayam akan langsung jatuh ke tempat t empat penampungan kotoran yang berada di bawah lantai. Selain itu, pertukaran udara akan semakin bagus karena lantai juga berfungsi sebagai lubang ventilasi. 3. Sistem alas campuran Sistem alas campuran merupakan perpaduan antara lantai alas litter dan alas berlubang. Bagian yang alasnya berlubang adalah adala h untuk lokasi l okasi tempat mengotori alas litter. Sedangkan bagian yang memakai alas litter digunakan untuk tempat ayam berkumpul atau istirahat.
Gambar 8 Litter terbuat dari sekam padi g. Chick guard/ pagar pembatas Chick guard digunakan untuk membatasi ruang gerak anak ayam, dan agar lebihmudah dalam mengatur kondisi lingkungan kandang yang nyaman seperti suhu dan kelembaban kandang. Bahan yang dapat digunakan yaitu seng dan plastic tirai, dll.Tinggi pembatas 40-50 cm, prinsipnya tidak mengganggu aktivitas dalam tatalaksana harian kandang.
gambar 9 Chick guard pada kandang yng dikunjungi h. Atap kandang Atap kandang sebaiknya menggunakan bahan-bahan yang tidak menhantarkan panas seperti genting, rumbia, ataupun anyaman daun kelapa. Paling disarankan adalah memakai atap dari genting karena tidak mudah bocor, tahan lama, daya refleksi terhadap panas matahari cukup bagus, dan tidak menjadi sarang tikus sebagaimana bila menggunakan atap dari daun kelapa. Namun, bila menggunakan atap dari bahan yang bisa menghantarkan panas seperti seng, maka di bawahnya dilapisi dengan bahan-bahan yang bisa menyerap panas seperti bambu atau kayu. Atap ditata dengan kemiringan tertentu agar suhu kandang tidak terlalu panas. Selain itu, bentuk atap bisa dibuat ganda dengan lubang angin yang disebut dengan sistem monitor dengan tujuan agar pertukaran per tukaran udara di dalam kandang lebih terjaga. Namun, bisa juga dengan memakai sistem atap tunggal dengan lubang udara yang disebut sistem semimonitor.
f. Ventilasi kandang Ventilasi dan temperatur kandang harus diatur sedemikian rupa agar pertukaran udara bagus dan ayam tidak merasa gerah atau sumpek di dalam kandang. Lubang-lubang ventilasi dibuat pada semua sisi dinding kandang, bisa dengan mempergunakan bilah-bilah bambu atau dengan menggunakan kawat ram. Untuk mendukung pertukaran udara agar lebih bagus, di dalam kandang dipasang beberapa kipas angin yang berfungsi untuk menyedot udara kotor dari kandang dan untuk menghembuskan angin segar ke dalam kandang.
4.2 Penataan Letak Kandang Ayam
Menurut Shulaw dan Bowman (2001), biosekuriti adalah semua aspek manajemen yang diberlakukan untuk mencegah organism penyebab penyakit pada unggas maupun penyakit zoonosis yang masuk dari luar peternakan. Biosekuriti terdiri dari dua elemen penting yaitu bio-kontaimen dan bio-ekslusi. Bio-kontaimen adalah pencegahan terhadap datangnya virus terinfeksi, sedangkan bio-ekslusi adalah menjaga supaya virus yang ada tidak keluar atau menyebar. Penerapan biosekuriti pada peternakan dibagi menjadi 3 yaitu isolasi, pengendalian lalu lintas, dan sanitasi-desinfeksi. Isolasi merupakan penempatan atau pemeliharan hewan di dalam lingkungan yang terkendali. te rkendali. Pagar kandang akan menjaga dan melindungi unggas serta akan mencegah masuknya hewan lain ke dalam kandang. Isolasi ini juga untuk memisahkan unggas berdasarkan kelompok umur, karena unggas muda lebih rentan terhadap serangan penyakit dibandingkan yang tua. Pengedalian lalu lintas dilakukan terhadap lalu lintas menuju area peternakan dan lalu lintas di dalam area peternakan. Pengendalian lalu lintas diterapkan pada manusia, peralatan, barang, pakan dan unggas. Tindakan pengendalian berupa penyediaan fasilitas kolam dipping dan spraying pada pada pintu masuk untuk kandaraan, penyemprotan desinfektan terhadap kandang dan peralatannya, sopir, penjual serta petugas lain dengan mengganti pakaian dengan pakaian khusus. Sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan berkembang biaknya mikroba pembusuk dan pathogen dalam makanan, minuman, peralatan dan bangunan yang dapat merusak pangan asal hewan dan membahayakan kesehatan manusia (Marriott 1999). Sanitasi berkaitan erat dengan desinfeksi. Tindakan sanitasi berupa desinfeksi kandang, bahan, manusia dan peralatan yang masuk ke area peternakan serta kebersihan pegawai di peternakan. Sanitasi meliputi pembersihan dan desinfeksi secara teratur terhadap kandang, bahan- bahan dan peralatan yang masuk ke area peternakan. Desinfeksi adalah upaya yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari mikroorganisme secara fisik dan kimia. Sanitasi peternakan meliputi kebersihan kandang, sampah, feses dan air yang digunakan. Air yang digunakan untuk
konsumsi ternak dan kebutuhan lainnya harus memenuhi persyaratan air bersih. Jika menggunakan air tanah atau dari sumber lainnya, lai nnya, maka air harus diperlakukan sedemikian rupa sehingga memenuhi persyaratan air bersih (DITJEN PKH 2014). Zona Biosekuriti dibagi dibagi menjadi tiga, yaitu zona I (zona bebas (di luar areal peternakan pembibitan)), zona II (zona bebas terbatas), dan zona III (zona terlarang (kandang)). Zona bebas (di luar areal peternakan pembibitan) merupakan zona atau daerah yang berada di luar lokasi peternakan pembibitan. Daerah ini sangat sulit untuk dikendalikan dari tindakan Biosekuriti karena menyangkut hubungan dengan pihak diluar peternakan. Zona bebas terbatas adalah daerah di dalam peternakan dimana kegiatan-kegiatan yang dilakukan lebih banyak bersifat administratif. Tamu yang mempunyai kepentingan hanya boleh diterima sampai pada zona tersebut. Kegiatan bongkar muat pakan, peralatan, penjemuran se kam dan pengumpulan sak sering dilakukan di area ini. Zona terlarang adalah daerah di dalam peternakan pembibitan dimana kegiatan yang dilaksanakan yang dilakukan meliputi semua kegiatan tekhnis produksi dan pemeliharaan itik. Semua orang dilarang masuk daerah ini, kecuali karyawan yang mempunyai program kerja teknis produksi saja (DITJEN PKH 2014).
SIMPULAN Manajemen perkandangan merupakan salah satu faktor penting ba gi ternak dan peternak. Kandang memliki fungsi untuk menjaga ayam supaya tidak berkeliaran, memudahkan peternak memantau ternak, dan melindungi ternak dari predator. Kandang juga mempengaruhi kualitas hasil peternakan. Kandang yang baik dan nyaman untuk ayam akan menambah pendapatan bagi para pemiliknya, dan posisi kandang harus sesuai dengan syarat kandang yag baik. Kandang dikatakan nyaman apabila ayam nyaman tinggal didalamnya, didal amnya, sehingga dapat tumbuh dan berproduksi secara optimal. Untuk itu harus dilakukan pemeliharaan terhadap kandang dan peralatannya agar tidak ada kesalahan dalam pemeliharaan ternak. Penataan letak kandang ayam difungsikan agar penyakit tidak masuk ke peternakan dan agar peternakan tidak membawa penyakit ke luar. Program biosekuriti yang efektif akan menjaga agar peternakan bebas dari penyakit, atau apabila ada agen penyakit, program biosekuriti akan mengeliminasi agen penyakit tersebut atau menurunkan jumlahnya sampai ke level yang tidak berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
[DITJEN PKH 2014] Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. 2014. Amankan ternak dari penyakit peternakan dengan biosecurity [internet]. [diakses
2017
Nov
18].
Tersedia
pada:
http://web.bptukdi.info/2014/01/amankan-peternakan-dari-penyakitternak.html. Bowman GL, Shulaw WP. 2001. On-farm biosecurity: traffic control and sanitation. J sanitation. J Prev Vet Med 6:01-03. 6:01-03. Butcher G D, Richard D M. 2013. Disease 2013. Disease Prevention in Commercial Poultry. University of Florida IFAS Extension Edjeng.S, Umiyati .A. 2005. Ilmu Dasar Ternak Unggas. Unggas. Jakarta (ID): Penebar Swadaya. Jeffry J S. 1997. Biosecurity 1997. Biosecurity for Poultry Flocks. University of California, Veterinary Medicine Teaching and Research Center. Marriott N G. 1999. Principles of Food Sanitation 4th ed. Gaithersburg, Mar yland: AN Aspen Publication. Rasyaf M. 2000. Beternak 2000. Beternak Ayam Pedaging . Jakarta (ID): Penebar Swadaya.