ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. S POST HISTEREKTOMI ATAS INDIKASI MIOMA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA TAHUN 2012
KARYA TULIS ILMIAH
Disusun guna untuk memenuhi salah satu syarat Ujian Akhir Pendidikan Diploma DIII Kebidanan
Disusun Oleh :
NOVIA HENDRI PURWATI NIM. B 09.097
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2012
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. S Post Histerektomi Atas Indikasi Mioma Uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Karya Tulis Imiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Retno Wulandari, SST, selaku Pembimbing yang telah memberikan pengarahan, masukan dan motivasi kepada penulis. 4. Bapak Bambang Sugeng W, selaku kepala bagian pendidikan dan penelitian di RSUD DR. Moewardi yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data. 5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas segala bantuan yang telah diberikan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
6. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Ny. S yang telah bersedia untuk diambil datanya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini 8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih banyak kekurangan, oleh karena saran sangat penulis harapkan demi kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi semua pihak.
Surakarta,
September 2012
Penulis
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta Prodi DIII Kebidanan Karya Tulis Ilmiah, September 2012 Novia Hendri Purwati B09.097 ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. S POST HISTEREKTOMI ATAS INDIKASI MIOMA UTERI DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA xi + 87 halaman + 8 lampiran INTISARI Latar Belakang : Ada berbagai macam gangguan reproduksi seperti gangguan menstruasi, syndrom premenstruasi, tumor yang berasal dari otot uterus atau yang di sebut mioma uteri . Gangguan sistem reproduksi yang sering terjadi pada wanita adalah mioma uteri. Penanganan mioma uteri dengan cara histerektomi dan miomektomi. Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam. Kasus post histerektomi apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan infeksi dan juga penyembuhan luka insisi yang cukup lama serta perdarahan pada kasus mioma uteri, adanya pendarahan dan perlunya pengawasan dan observasi karena dapat menyebabkan kematian ibu. Tujuan : Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bagi penulis dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada penderita mioma uteri dengan pendekatan 7 langkah Varney. Metode Penelitian Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus dengan menggunakan metode deskriptif . Studi kasus ini dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Subyek studi kasus adalah Ibu nifas Ny. S dengan pada tanggal pada tanggal 10 – 16 Agustus 2012. Pada kasus ini instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data dengan menggunakan format asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi dan data lembar status atau dokumentasi. Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil data primer dan data sekunder. Hasil Penelitian : Pada kasus Ny.S dengan post histerektomi atas indikasi mioma uteri setelah dilakukan asuhan selama 10 hari yaitu mengobservasi KU, TTV, luka bekas operasi, tetesan infus, jumlah urine, memberitahu ibu puasa sampai flatus, memberi dukungan moril, memberi terapi didapatkan hasil sebelum pulang keadaan ibu baik, tidak ada perdarahan, tidak ada pus, tidak berbau pada luka jahitan post histerektomi dan pada waktu kontrol ibu mengatakan sudah mampu melakukan kegiatan kecil seperti menyapu dan memasak Kesimpulan : Dalam kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek. : Asuhan Kebidanan, gangguan reproduksi post histerektomi, mioma uteri Kepustakaan : 25 Literatur (tahun 2002 – 2012) Kata kunci
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO Banyak orang keluar masuk dalam kehidupan anda tapi hanya sahabat sejati yang akan meninggalkan jejak di kaki di sanubari anda Jarak Antara Kita Dan Sukses Harus Dipupuk Dengan Jembatan Pengembangan yaitu Pembentangan Kekuatan Yang Ada Pada Diri Kita. Jangan Dirusak Secara Sengaja Oleh Kemalasan, Keminderan Dan Ketakutan Menyeberang Jangan takut pada masa depan dan jangan menangis untuk masa lalu
PERSEMBAHAN : Karya Tulis Ilmiah ini aku persembahkan : 1. Allah SWT yang telah memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya sehingga terwujud Karya Kecil ini. 2. Papah & Mamah terima kasih tuk semuanya........ tanpamu aku bukanlah apa-apa, terima kasih atas do’amu dan dukungan yang tak henti-hentinya. Papah semangat yah.... pasti bisa sehat lagi..... Amiin 3. Masku “Hendra“, Adikku “Nanda” terima kasih motivasi dan do’anya 4. My Beloved ”Ferry Mukti” terima kasih dukungan,semangatmu selama ini you’re my spirite. 5. Sahabat-sahabatku (Melinda, Lisa, Anik), kalian akan selalu ada di dalam jiwa, di relung hati dan di setiap kehidupanku, semoga ini akan abadi, semoga perjalanan ini menjadikan kita semakin dewasa. 6. Almamater ku tercinta.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
CURICULUM VITAE
BIODATA Nama
: Novia Hendri Purwati
Tempat /Tanggal Lahir
: Grobogan, 11 November 1990
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat Rumah
: Asram Polisi Panularan RT 05, RW 08 Surakarta
PENDIDIKAN 1. SD Negeri Tugu Surakarta
Lulus tahun 2003
2. SMP Negeri 15 Surakarta
Lulus tahun 2006
3. SMA Batik I Surakarta
Lulus tahun 2009
4. Prodi III Kebidanan STIkes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2009 / 2010
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................... iii KATA PENGANTAR .................................................................................. iv INTISARI .................................................................................................... vi MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii CURRICULUM VITAE .............................................................................. viii DAFTAR ISI ............................................................................................... ix DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................ xi BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang .......................................................................... 1 B. Perumusan Masalah................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ...................................................................... 4 D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5 E. Keaslian Studi Kasus ................................................................. 6 F. Sistematika Penulisan ................................................................ 7 BAB II. TINJAUAN PUSTAKA A. Teori Medis ............................................................................... 10 1. Gangguan Reproduksi ......................................................... 10 2. Mioma Uteri ........................................................................ 16 3. Histerektomi ....................................................................... 21 B. Teori Manajemen Kebidanan .................................................... 26 C. Data Perkembangan................................................................... 41
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
D. Landasan Hukum ...................................................................... 42 BAB III. METODOLOGI A. Jenis Studi Kasus....................................................................... 43 B. Lokasi Studi Kasus ................................................................... 43 C. Subyek Studi Kasus .................................................................. 43 D. Waktu Studi Kasus ................................................................... 43 E. Instrumen Studi Kasus .............................................................. 44 F. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 44 G. Alat dan Bahan ......................................................................... 47 BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN A. Tinjauan Kasus.......................................................................... 49 1. Pengkajian ........................................................................... 49 2. Interpretasi Data ................................................................. 57 3. Diganosa Potensial .............................................................. 58 4. Antisipasi ............................................................................ 58 5. Rencana Tindakan ............................................................. 59 6. Pelaksanaan ........................................................................ 59 7. Evaluasi .............................................................................. 60 B. Pembahasan Kasus .................................................................... 78 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .............................................................................. 84 B. Saran ........................................................................................ 86 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.
Surat Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal
Lampiran 2.
Surat Balasan Ijin Pengambilan data Awal
Lampiran 3.
Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 4.
Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5.
Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6.
Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 7.
Lembar Observasi
Lampiran 8.
Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang diharapkan dibandingkan dengan keadaan di negara-negara lain. Indonesia masih tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi menjadi perhatian bersama bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan Negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (Manuaba, 2009). Ada berbagai macam gangguan reproduksi seperti gangguan menstruasi, syndrom premenstruasi, tumor yang berasal dari otot uterus atau yang di sebut mioma uteri. Gangguan sistem reproduksi yang sering terjadi pada wanita adalah mioma uteri ( Joedosaputra, 2005). Di Jawa Tengah mioma uteri merupakan indikasi utama dilakukannya histerektomi yaitu sekitar 600.000 kasus setiap tahun, sedangkan miomektomi hanya sekitar 37.000 kasus (Victory et-al, 2006). Kejadian mioma uteri lebih tinggi pada usia di atas 35 tahun, yaitu mendekati angka 40%. Tingginya angka kejadian mioma uteri antara usia 35 – 50 tahun, menunjukkan adanya hubungan mioma uteri dengan estrogen yang meningkat. Mioma uteri dilaporkan belum pernah terjadi sebelum menarche dan menopause (Notoatmodjo, 2005).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Angka kejadian mioma uteri di Negara berkembang maupun negaranegara maju masih relative banyak. Di Indonesia masih ditemukan penderita mioma uteri 2,39-11,7% dari semua penderita ginekologi yang dirawat (Joedosaputra, 2005). Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi dan sekitar 40%- 50% pada wanita usia diatas 40 tahun. Mioma uteri jarang ditemukan sebelum menarche (sebelum mendapatkan haid). Sedangkan pada wanita menoupose mioma uteri ditemukan sebesar 10% (Joedosaputro, 2005). Mioma uteri ini sering kali terjadi tanpa disertai gejala (asimtomatik) dan sering kali ditemukan saat pemeriksaan panggul. Hampir sebagian kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologis karena tumor ini tidak menggangu. Gejala yang dikeluhkan sangat bergantung pada tempat sarang mioma berada (serviks, intramural, sub mukosa, sub serosa) besarnya tumor, perubahan dan komplikasi yang terjadi (Wiknjosastro, 2005). Beberapa masalah dari mioma uteri yang perlu kita pikirkan adalah bahwa angka kejadian dan angka kesakitannya masih tinggi. Atas dasar itu diperlukan penangannya yang tepat pada klien (Wiknjosastro, 2005). Kasus post histerektomi atas indikasi mioma uteri apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan infeksi dan juga penyembuhan luka insisi yang cukup lama serta perdarahan pada kasus mioma uteri, adanya pendarahan dan perlunya pengawasan dan observasi karena dapat menyebabkan kematian ibu (Joedosaputro, 2005). Histerektomi adalah pengangkatan uterus yang umumnya tindakan terpilih. Histerektomi dapat dilaksanakan perabdominan atau pervaginam. Yang
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
akhir ini jarang dilakukan karena uterus harus lebih kecil dari telor angsa dan tidak ada perlekatan dengan sekitarnya. Adanya prolapsus uteri akan mempermudah prosedur pembedahan. Histerektomi total umumnya dilakukan dengan alasan mencegah akan timbulnya karsinoma servisis uteri. Histerektomi supravaginal hanya dilakukan apabila terdapat kesukaran teknis dalam mengangkat uterus (Anomim, 2008). Kasus post histerektomi apabila tidak segera ditangani akan menyebabkan infeksi dan juga penyembuhan luka insisi yang cukup lama serta perdarahan pada kasus mioma uteri, adanya pendarahan dan perlunya pengawasan dan observasi karena dapat menyebabkan kematian ibu (Joedosaputro, 2005). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilaksanakan di RSUD Dr. Moewardi Surakarta tentang pasien dengar sistem gangguan reproduksi mulai bulan Januari sarnpai Desember 2011 dengan jumlah 2.447 orang, infeksi saluran kencing 1.116 orang (45,6%), mioma uteri 361 orang (14,75%). Penanganan mioma uteri dilakukan kuretage sebanyak 203 kejadian (56,2%), histerektomi sebanyak 98 kejadian (27,2%) dan penanganan dengan miomektomi sebanyak 60 kejadian (16,62%). Kista ovarium 258 orang (10,54%), flour albus 240 orang (9,8%), menometroragia 190 orang (7,77%), amenore 165 orang (6,75%), gangguan haid 104 orang (4,25%), infertile 12 orang (0,5%), bartholini abses 1 orang (0,04%). Berdasarkan latar belakang diatas disebutkan bahwa penderita mioma uteri masih tinggi. Maka penulis tertarik mengambil kasus dengan judul "Asuhan Kebidanaan Gangguan Reproduksi Pada Ny. S Post histerektomi atas Indikasi Mioma Uteri."
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. Perumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas masalah yang timbul adalah "Bagaimanakah asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta dengan menggunakan pendekatan 7 langkah varney?"
C. Tujuan Studi Kasus 1. Tujuan umum Memperoleh pengalaman secara nyata, meningkatkan pengetahuan dan kemampuan bagi penulis dalam memberikan Asuhan Kebidanan pada Ny. S post histerektomi dengan indikasi mioma uteri dengan pendekatan 7 langkah varney. 2. Tujuan khusus a. Penulis mampu 1) Melakukan pengkajian secara lengkap pada Ny. S post histerektomi dengan indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 2) Menginterprestasi data yang meliputi diagnosa kebidanan, masalah kebutuhan pada Ny. S post histerektomi dengan indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 3) Merumusan diagnosa potensial pada Ny. S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 4) Mengidentifikasi antipasti atau tindakan segera pada Ny. S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5) Menyusun perencanaan tindakan yang akan dilakukan pada Ny. S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta 6) Melaksanakan perencanaan tindakan yang telah disusun dalam bentuk pelaksanaan tindakan pada Ny. S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi 7) Melakukan evaluasi terhadap tindakan kebidanan pada Ny S post histerektomi dengan indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi b. Penulis mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan praktek pada kasus Ny S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta c. Penulis mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada kasus Ny S post histerektomi atas indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
D. Manfaat Studi Kasus 1. Bagi diri sendiri Penulis dapat menerapkan teori ilmiah dan memberikan Asuhan kebidanan pada klien post histerektomi atas indikasi mioma uteri. 2. Bagi profesi Mampu memberikan pelayanan asuhan kebidanan pada pasien post histerektomi atas indikasi mioma uteri yang menerapkan manajemen Varney.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3. Bagi institusi a. Rumah Sakit Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan khususnya pelayanan Asuhan kebidanan pada klien post histerektomi dengan indikasi mioma uteri. b. Pendidikan Dapat sebagai referensi untuk penatalaksanaan tentang asuhan kebidanan post histerektomi atas indikasi mioma uteri.
E. Keaslian studi kasus Judul asuhan kebidanan pada Ny S post histerektomi atas indikasi mioma uteri sudah pernah dilakukan oleh : 1. Rachmawati (2006) dengan judul "Asuhan Kebidanan Pada Ny Y dengan post histerektomi karena mioma uteri." Kesimpulan : Asuhan kebidanan yang di berikan pada Ny.Y dengan di berikan infus RL 24 tetes per menit, terapi obat oral berupa asam mafenamat 10 tablet 3 x 500 mg, mirabion 10 tablet 1 x 250 mg sehari, mufamox 10 tablet 3 x 500 mg sehari, antasida 10 tablet 3 x 500 mg sehari diberikan selam 7 hari. Keadaan ibu sebelum pulang baik, maka Ny Y dianjurkan untuk kontrol ulang dari rumah sakit. 2. Rina Novita Sari (2004), dengan judul " Asuhan kebidanan pada gangguan sistem reproduksi dengan mioma uteri pre dan post histerektomi di RSUD Wonogiri." Kesimpulan : Asuhan kebidanan diberikan pada Ny S dengan mioma adalah kuretase dan operasi histerektomi sudah berhasil post kuretase pasien diberi infus metronidazol 40 tetes per menit, obat oral
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
berupa asam asetat. Post histerektomi pasien dianjurkan terapi radiasi sebanyak 2 kali kemudian diberikan obat oral berupa kaditik 3 x 25 mg, metrotrexat 3 x 250 mg, magestrol asetat 3 x 250 mg, hasil asuhan yang diberikan dalam 12 hari telah berhasil didapatkan keadaan ibu sudah baik, ibu diperbolehkan pulang, maka Ny. S dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan menganjurkan untuk kontrol ulang 2 hari dari rumah sakit 3. Wahyu Prihatini (2004), dengan judul "Asuhan Kebidanan pada Gangguan Sistem Reproduksi dengan Mioma Uteri dan anemi di RS.Panti Waluyo. Kesimpulan : Asuhan kebidanan yang di berikan pada NY. S dengan di berikan terapi obat oral berupa kaditik 3 x 25 mg, metrotrexat 3 x 250 mg, magestrol asetat 3x 250 mg, tablet Fe 3 x 1 diberikan selama 5 hari. Kuretase dan operasi histerektomi sudah berhasil. Keadaan ibu sebelum pulang baik, maka Ny S dianjurkan untuk menjaga kebersihan dan menganjurkan untuk kontrol ulang dari rumah sakit. Perbedaan studi kasus yang penulis lakukan dengan keaslian di atas terletak pada subjek, waktu dan lokasi dan asuhan yang diberikan. Sedangkan kesamaan studi kasus dengan keaslian terletak pada terapi yang diberikan.
F. Sistematika Penulisan Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri atas 5 bab, penulis menyusun sistematika sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini berisi latar belakang kasus, perumusan masalah, tujuan studi kasus manfaat studi kasus, keaslian study kasus dan sistematika penulisan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB II
: TINJAUAN TEORI Membahas tentang teori medis yang mencangkup pengertian, klasifikasi, etiologi, patofisiologi, tanda dan gejala, perubahanperubahan sekunder, komplikasi, diagnosis cara mengatasi, penanganan, penatalaksanaan, pengertian histerektomi, indikasi, jenis-jenis histerektomi, cara perawatan luka histerektomi dan teori manajemen kebidanan, yang meliputi pengkajian interprestasi data, diagnosa
potensial,
identifikasi
antipasti,
perencanaan,
penatalaksanaan, evaluasi, data perkembangan (menggunakan SOAP) dan kerangka konsep. BAB III
: METODOLOGI Bab ini berisi jenis studi, lokasi studi, subyek studi, waktu studi, instrumen studi, teknik pengumpulan data dan alat yang dibutuhkan.
BAB IV
: TINJUAN KASUS DAN PEMBAHASAN Bab ini berisi tinjauan kasus yang meliputi pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, tindakan segera, rencana tindakan, pelaksanaan, evaluasi dan data perkembangan dengan menggunakan SOAP serta pembahasan yang menguraikan kesenjangan antara teori dan praktek.
BAB V
: PENUTUP Dalam bab ini membahas tentang kesimpulan dan saran untuk menjawab tujuan penulisan dan menyatakan inti dari pembahasan,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
sedangkan saran dirumuskan untuk menanggapi kesenjangan dan merumuskan alternatif pemecahan masalah. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Teori Medis 1. Gangguan Sistem Reproduksi a. Pengertian Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan
reproduksi
(Manuaba
dalam
essawibawa,
2011).
Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup infeksi pada saluran genetalia, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasaan pada alat reproduksi wanita, infertilitas, dan lain- lain (Essawibawa, 2011). b. Jenis gangguan reproduksi 1) Gangguan menstruasi Menurut Varney (2006), gangguan menstruasi terdiri dari : a) Amenore Amenore merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa. b) Dismenorhoe Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c) Menoragia Menoragia merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang pada awalnya berada dibawah label perdarahan
uterus
disfungsional
(disfunctional
uterine
bleeding, DUB). d) Metroragia Metroragia adalah apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika terdapat insiden bercak darah atau perdarahan di antara menstruasi. e) Oligomenore Oligomenore adalah aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit. f) Sindrom pramenstruasi Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku (misalnya perut menggembung, perubahan suasana hati, perubahan nafsu makan) yang dicerminkan saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua wanita beberapa waktuantara menarche dan menopouse. 2) Nyeri abdomen dan panggul Jenis nyeri abdomen dan panggul terbagi menjadi 2 yaitu : a) Nyeri akut Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri abdomen akut secara akurat merupakan keahlian penting dalam perawatan kesehatan wanita.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b) Nyeri kronis Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang yang sering kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan dalam jangka waktu yang lama. c) Inkontinensia Urine Pengeluaran urine secara tidak sadar merupakan kondisi yang membuat stres dan yang tidak dilaporkan karena berbagai alasan, seperti rasa malu, pengingkaran, dan adanya anggapan bahwa satu-satunya pilihan penanganan adalah pembedahan. d) Kista ovarium Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan oleh bidan baik pada saat pemeriksaan panggul atau dari hasil pemeriksaan ultrasonografi. e) Tumor/kanker pada endometrium Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium setiap tahunnya, tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kanker servik. kemungkinan terjadi paling sering pada wanita berusia lebih dari 50 tahun. f) Infeksi saluran genital seperti kandidiasis vulvovagina. Pada umumnya disebabkan oleh Candida Albicans, gambaran klinisnya sendiri adalah adanya rabas berwarna putih, kental, berwarna seperti keju dan dapat juga encer atau bersifat cair yang secara umum disebut Keputihan (Flour Albus).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Mioma uteri a.
Pengertian 1) Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat yang menumpangnya (Wiknjosastro, 2007). 2) Mioma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari sel- sel otot polos yang mengandung sejumlah jaringan ikat yang berbeda yang mungkin terdiri dari sel- sel otot polos yang telah mengalami degenarsi (Rayburn, 2001). 3) Mioma uteri adalah tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat (Manuaba, 2001).
b.
Klasifikasi Sarang mioma di uterus dapat berasal dari serviks uterus hanya 1- 3%, sisanya adalah dari korups uteri . Menurut letaknya, mioma dapat diklasifikasikan sebagai berikut (Manuaba, 2001) : 1)
Mioma submukosa di uterus, adalah mioma uteri yang terdapat di lapisan mukosa uterus dan tumbuh kearah kavum uterus, mioma submukosa ini dapat pula bertangkai dan keluar ke vagina melalui kanalis servikalis yang disebut myomagebrut.
2)
Mioma intramural, terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Mioma ini dalam pertumbuhannya dapat mengenai komponen subserosa atau submukosa.
3)
Mioma subserosa, adalah mioma uteri yang terdapat di lapisan serosa uterus dan tumbuh ke arah rongga peritoneum, mioma
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
subserosa dapat pula bertangkai yang disebut mioma pedunkularis, dan apabila terlepas dari induknya dan berjalan – jalan atau dapat menempel pada rongga peritoneum. c.
Etiologi dan pathogenesis Penyebab mioma uteri belum diketahui secara pasti sampai saat ini. Tumor ini mungkin berasal dari sel otot yang normal, dari otot imatur yang ada di dalam miometrium atau sel dari embrional pada dinding pembuluh darah uterus. Darimanapun asalnya, mioma mulai dari benih- benih multiple yang sangat kecil dan tersebar
pada
miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat tetapi progresif (bertahuntahun, bukan dalam hitungan bulan), di bawah pengaruh esterogen sirkulasi, dan jika tidak terdeteksi dan diobati dapat membentuk tumor dengan berat 10 kg atau lebih, namun sekarang sudah jarang karena cepat terdeteksi (Derek, 2001) . Mula - mula mioma berada di bagian intramural, tetapi ketika tumbuh dapat berkembang ke berbagai arah. Setelah menopause, ketika esterogen tidak lagi disekresi dalam jumlah yang banyak, mioma cenderung atrofi (Derek, 2001). d.
Tanda dan gejala Hampir separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan ginekologis karena tumor ini tidak mengganggu. Gejala yang dikeluhkan sangat bergantung pada tempat sarang mioma uteri berada (servik, intramural, submukosa, subserosa), besarnya tumor,
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
perubahan dan komplikasi yang terjadi (Wiknjosastro, 2007). Adapun tanda dan gejala mioma uteri adalah sebagai berikut : 1) Perdarahan Abnormal Gangguan perdarahan yang terjadi adalah gangguan haid seperti hipermenorea, menoragia, metroragia atau menometroragia yang disebabkan oleh : a) Permukaan endometrium yang lebih luas daripada biasa. b) Atrofi endometrium di atas mioma submukosa. c) Miometrium tidak dapat berkontraksi optimal karena adanya sarang mioma dantara serabut miometrium, sehingga tidak dapat menjepit pembuluh darah yang melaluinya dengan baik (Wiknjosastro, 2007). 2) Rasa nyeri Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma yang disertai nekrosis setempat dan peradangan. Pada pengeluaran mioma submukosa yang akan dilahirkan dan pertumbuhan yang menyempit pada
kanalis
servikalis
dapat
menyebabkan
disminorhoe
(Wiknjososastro, 2007). 3) Akibat tekanan Gangguan ini tergantung dari besar dan tempat mioma uteri. Penekanan pada kandung kemih akan menyebabkan poliuria, pada uretra dapat menyebabkan retensi urine, pada ureter dapat
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
menyebabkan
hidroureter
dan
hidronefrosis,
pada
rectum
menyebabkan obstipasi dan tensemia. Pada pembuluh darah limfe di panggul dapat menyebabkan oedema tungkai dan nyeri panggul (Wiknjosastro, 2007). e.
Perubahan sekunder Perubahan pada mioma uteri yang terjadi sebagian bersifat degenerasi. Perubahan tersebut adalah : 1) Atrofi Mioma uteri akan mengalami penyusutan atau mengecil. Biasanya terjadi pada wanita sesudah menoupuse dan sesudah kehamilan menjadi kecil (Wiknjosastro, 2007). 2) Degenerasi Hialin Perubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut. Tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi
sebagian
besar
atau
hanya
sebagian
kecil
(Wiknjosastro, 2007). 3) Degenerasi Kistik Dapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian besar dari mioma menjadi cair, sehingga terbentuk ruanganruangan yang tidak teratur berisi seperti agar- agar dapat juga terjadi pembengkakan
yang
luas
dan
bendungan
limfe
sehingga
menyerupai limfangioma. Dengan konsisten yang lunak ini tumor sukar dibedakan dari kiste ovarium atau suatu kehamilan (Wiknjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4) Degenerasi membantu Terutama terjadi pada wanita berusia lanjut karena adanya gangguan dalam sirkulasi. Dengan adanya pengendapan garam dapur pada sarang mioma menjadi keras dan memberikan bayangan pada rontgen (Wiknjosastro, 2007). 5) Degenerasi merah Pada perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Patogenensis diperkirakan karena suatu nekrosis sub akut sebagai gangguan vascularisasi. Pada pembelahan dapat dilihat dari sarang mioma seperti daging mentah berwarna merah yang disebabkan oleh pigmen hemosiderin dan hemofusin (Wiknjosastro, 2007). 6) Degenerasi lemak Degenerasi lemak merupakan lanjutan dari degenerasi hialin (Wiknjosastro, 2007). f.
Komplikasi Komplikasi yang ditimbulkan karena adanya mioma uteri menurut Wiknjosastro (2005) ,antara lain: 1) Degenerasi ganas Mioma uteri menjadi leimiosarkoma ditemukan hanya 0,320,6% dari seluruh mioma, serta merupakan 50- 70% dari semua sarcoma uterus. Keganasan umumnya baru ditemukan pada pemeriksaan
histologist
uterus
yang
telah
diangkat
(Wiknjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Torsi (Putaran Tangkai) Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut, sehingga mengalami nekrosis. Dengan demikian terjadilah sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan- lahan gangguan akut tidak terjadi. Hal ini hendaknya banyak
sarang
mioma
dalam
rongga
peritoneum
(Wiknjosastro, 2007). g.
Diagnosa Menurut Wiknjosastro (2007), diagnosis yang dapat dilakukan terhadap pasien adalah sebagai berikut: 1) Anamnesis a) Timbulnya benjolan di perut bagian bawah dalam waktu yang relative lama dan pasien merasa berat pada perut bagian bawah. b)
Kadang- kadang disertai gangguan haid, buang air kecil atau buang air besar
c) Nyeri perut bila terinfeksi, terpuntur atau pecah. 2) Pemeriksaan fisik (pemeriksaan luar ) a) Palpasi abdomen didapatkan tumor abdomen bagian bawah. b) Konsistensi padat, kenyal, permukaan tumor umumnya rata. Mioma yang teraba lunak dan dapat menyebabkan kelainan bentuk uterus sangat sulit untuk dibedakan dari uterus gravidus.bahkan dari laparataromi, waktu perut terbuka kadangkadang tidak mungkin dibuat diagnose yang tepat. c) Mioma uteri mudah ditemukan melalui pemeriksaan bimanual rutin uterus (Wiknjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3) Ultrasonografi (USG) Penggunaan USG dalam pemeriksaan ini untuk menentukan jenis tumor, lokasi mioma, ketebalan endometrium, apakah tumor berasal dari uterus, ovarium atau kadung kencing untuk menentukan adanya cairan bebas di dalam rongga abdomen dan untuk membedakan tumor ovarium padat atau kistik. Mioma juga dapat dideteksi dengan CT Scan (Tomografi Computer) ataupun MRI (Macnetic Resonance Imaging), tetapi kedua pemeriksaan lebih mahal dan tidak memvisualisasi uterus sebaik USG. 4) Pemeriksaan laboratorium Digunakan untuk mengetahui kadar struktur biokimia darah. Pemeriksaan ini dapat menunjukkan keadaan umum dan adanya penyakit lain dalam tubuh pasien. Pemeriksaan darah meliputri hitung darah lengkap, golongan darah dan apusan darah. h.
Penatalaksanaan Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor, dan terbagi atas : 1) Penanganan konservatif Cara penanganan konservatif dapat dilakukan sebagai berikut : a) Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodic setiap 3-6 bulan. b) Monitor keadaan Hb c) Pemberian zat besi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
d) Penggunaan agonis GnRH, agonis GnRH bekerja dengan menurunkan regulasi gonadotropin yang dihasilkan oleh hipofisis anterior. Akibatnya, fungsi ovarium menghilang dan diciptakan keadaan “menoupause” yang reversible. Sebanyak 70% mioma mengalami reduksi dari ukuran uterus telah dilaporkan terjadi dengan cara ini, menyatakan kemungkinan manfaatnya pada pasien perimenopausal dengan menahan atau mengembalikan pertumbuhan mioma sampai menoupuse yang sesungguhnya penggunaan kemungkinan
mengambil agonis
alih.
GnRH
dilakukan
Tidak
jangka
kuretase
terdapat
panjang mioma
resiko
dan
tetapi
setelah
terapi
dihentikan, hal ini akan segera didapatkan dan pemeriksaan dihentikan tetapi,
hal ini akan segera didapatkan dan
pemeriksaan klinis yang dilakukan (Winkjosastro, 2007). 2) Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa : a) Miomektomi Miomektomi
adalah
pengambilan
sarang
mioma
tanpa
pengangatan rahim/ uterus (Raybrun, 2001). Miomektomi lebih sering di lakukkan pada penderita mioma uteri secara umum. Suatu studi mendukung miomektomi dapat dilakukan pada wanita yang masih ingin bereproduksi teteapi belum ada analisa pasti tentang teori ini tetapi penatalaksanaan ini paling disarankan kepada wanita yang belum memiliki keturunan setelah penyebab lain disingkirkan (Chelmow, 2005).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b) Histerektomi Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk mengangkat rahim, baik sebagian ( subtotal ) tanpa serviks uteri ataupun
seluruhnya
(total)
berikut
serviks
uteri
(Wiknjosastro, 2007). Histerektomi dapat dilakukan bila pasien bila tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki mioma uteri yang simptomatik atau yang sudah bergejala. 3. Histerektomi a. Pengertian 1) Histerektomi dikenal dengan juga dengan operasi pengangkatan rahim. Berasal dari kata histera berarti memotong atau mengangkat. Tindakan ini hanya dilakukan berdasarkan alas an- alasan medis atau indikasi tertentu (Anonim, 2007). 2) Histerektomi adalah pengangkatan rahim keseluruhan yang dipertimbangkan pada wanita yang sudah tidak menginginkan anak lagi, mioma uteri yang berulang setelah miomektomi, dan nyeri hebat
yang
tidak
sembuh
dengan
terapi
konvensional
(Joedosepoetra, 2005). b. Indikasi 1) Adanya tumor jinak rahim, misalnya mioma. Meski jinak, tumor dapat
membesar sehingga dikhawatirkan menekan jaringan
disekitarnya.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Bila terdapat gejala- gejala prakanker atau hiperplasi selaput rahim ( endometrium ) serta prakanker dileher rahim. Histerektomi untuk prakanker, terutama dilakukan pada wanita yang sudah punya anak cukup dan tingkat prakankernya tergolong berat, misalnya kanker leher rahim yang disebut disaplasia berat sampai carcinoma in situ. 3) Kanker pada badan dan leher rahim stadium awal. Kalau itu yang menjadi alasan akan dilakukan histerektomi radikal. Operasi ini juga dilakukan pada wanita usia lanjut yang menderita kanker indung telur dan saluran tuba. 4) Rupture uteri 5) Perdarahan hebat pasca persalinan meliputi : a) Atonia uteri b) Afibrinogenemia atau hipofibrinogenemia pada plasenta c) Plasenta inkreta dan perkreta d) Couvelaire uterus tanpa kontraksi e) Uterine terputus f) Hematoma yang luas pada rahim 6) Kematian janin dalam rahim dan missed abortion dengan kelainan darah ( Muchtar, 2000). c.
Jenis- jenis histerektomi Berdasarkan luas dan bagian rahim yang diangkat, tindakan histerektomi dapat dikategorikan pada tiga jenis yaitu: 1) Histerektomi Total
: Bila badan dan leher rahim diangkat.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Histerektomi Sub Total : Hanya bagian atas uterus atas yang diangkat
sedangkan
mulut
rahim
dibiarkan pada tempatnya. 3) Histerektomi Radikal :
Bila
leher
rahim
beserta
jaringan
penggantung diangkat sampai kedinding panggul dan 1/3 panjang saluran vagina. Ketiga jenis histerektomi ini menutup kemungkinan wanita untuk hamil, termasuk melalui bayi tabung, tidak dipungkiri pula setelah operasi histerektomi wanita kerap mengalami depresi, menganggap dirinya bukan wanita lagi. Padahal tanpa rahim sesungguhnya wanita dapat lebih bias menikmati hidupnya. Histerektomi pada gangguan system reproduksi mioma uteri dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada penderita yang memiliki leiomioma yang simptomatik atau yang sudah memenuhi criteria ACOG untuk histerektomi adalah sebagai berikut: 1) Terdapatnya 1 sampai 2 leioma asimptomatik atau yang dapat teraba dari luar dan dikeluhkan pasien. 2) Perdarahan uterus berlebihan. 3) Rasa tidak nyaman di pelvis akibat mioma uteri. Histerektomi mengundang dua akibat, yaitu panjang saluran vagina dan peran leher rahim. Pada histerektomi subtotal, tidak ada perubahan panjang saluran vagina, sehingga tidak mengganagu hubungan seksual. Begitu pula histerektomi total. Namun histerktomi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
radikal dengan sendirinya memperpendek saluran vagina 1/3 sampai setengahnya.dengan terangkatnya rahim beserta leher rahim, banyak yang beranggapan bahwa kenikmatan seksual pada wanita jadi berkurang (Anonim, 2007). Perawatan Post Histerektomi menurut Husodo (2002), pada bedah
kebidanan
perabdominan
seperti
halnya
Histerektomi
memerlukan perhatian dan perawatan khusus karena keberhasilan dan kegagalan operasi sedikit banyaknya ditentukan oleh perawatan pasca bedah yaitu : 1) Perawatan pertama pembalutan luka insisi dibersihkan dengan baik. Dan melakukan perawatan luka, medikasi luka. Luka insisi di bersihkan dengan alkohol secara periodik dan mengobservasi keadaan luka insisi apakah luka sembuh atau terdapat tanda- tanda infeksi. 2) Sebelum pindah kamar perawatan lakukan observasi tanda- tanda vital dan jumlah cairan yang masuk dan keluar sampai beberapa jam pasca bedah. 3) Karena pasien puasa selama 24 jam pertama pasca operasi. Maka cairan perinfus diberikan cukup banyak mengandung elektrolit agar tidak terjadi dehidrasi, hipertermia dan komplikasi organ lainnya. Cairan yang diberikan biasanya dekstrosa 5% NaCl, dan Ringer laktat secara bergantian dengan anjuran 20 tetesan per menit.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
4) Pemberian cairan per infus dihentikan setelah penderita flatus, lalu mulailah pemberian makanan, dan minuman peroral. Sebenarnya pemberian sedikit minum sudah boleh diberikan pada 6- 10 jam pasca bedah berupa air putih atau air es hisap yang jumlahnya dapat dinaikan dihari pertama dan kedua pasca bedah. Setelah infuse dihentikan, berikan makanan bubur saring, minuman air buah dan susu, selanjutnya secara bertahap diperbolehkan makan bubur dan makan makanan biasa. 5) Sejak pasien sadar dalam 24 jam pertama rasa masih nyeri dirasakan didaerah operasi. Untuk mengurangi rasa nyeri tersebut dapat diberikan obat- obatan anti sakit dan penenang seperti injeksi IM pethidin dengan dosis 10- 15 mg. Dengan obat- obat diatas, pasien yang kurang tenang dan gelisah akan merasa lebih tenang. 6) Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk membantu jalannya penyembuhan penderita. Seperti miring kekanan dan kekiri sudah dapat dimulai sejak 6-10 jam setelah penderita sadar dan berguna untuk menguraikan sisa obat anastesi. 7) Perawatan pengosongan kandung kemih dengan pemasangan kateter tetap agar menghindari retensi urin. Jika kandung kemih penuh, menimbulkan rasa nyeri dan tidak enak pada pasien dan menghalangi involusi uterus dan menyebabkan perdarahan. 8) Pemberian obat- obatan seperti : antibiotik dan anti inflamasi (metronidazol, amoxicillin, dll), urotonika. Jika perlu pada pasien
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dengan gangguan kontraksi/ perdarahan ( misoprostol, oksitosin, methergin, prostatglodin), analgesic/ anti nyeri ( pethidin, ibuprofen, morjin) vitamin (vit A, B1, zat besi) untuk mempercepat proses penyembuhan,
pencegahan infeksi
dan
menghindari
komplikasi lainnya. 9) Melakukan pemeriksaan darah lengkap terutama kadar Hemoglobin untuk mengetahui apakah kadar Hb ibu rendah atau masih dalam batas normal setelah operasi ataupun terjadi perdarahan sebelum dan saat operasi sehingga perlunya kantung darah untuk transfusi darah sesuai kebutuhan.
B. TEORI MANAJEMEN 1. Pengertian Manajemen Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan- penemuan ketrampilan dalam rangkaian tahapan yang logis untuk pengambilan suatu keputusan yang berfokus untuk klien ( Varney, 2004). 2. Langkah- langkah Manajemen Kebidanan Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan membentuk kerangka yang lengkap yang bisa diaplikasikan dalam situasi. Akan tetapi langkah tersebut bias dipecah- pecah ke dalam tugas- tugas tertentu dan semuanya bervariasi sesuai dengan kondisi klien. Menurut Varney (2004), ada 7 langkah manajemen varney :
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
a.
Langkah 1 : Pengkajian Pada langkah satu dikumpulkan semua data yang dibutuhkan untuk menilai keadaan klien secara keseluruhan, baik data subyektif maupun data obyektif. 1) Data subyektif adalah data yang merupakan pernyataan yang disebabkan oleh pasien dan dicatat sebagai kutipan langsung dan hanya mencatat tanda- tanda dan sesuai dengan kasus yang diambil penulis mioma uteri, maka pada pengkajian lebih difokuskan pada pemeriksaan gynekologis (Varney, 2004). Pengkajian pasien meliputi : a) Identitas pasien (1)
Nama pasien Dikaji pasien dengan nama jelas dan lengkap, untuk menghindari adanya kekeliruan atau membedakan dengan pasien lainnya (Depkes,2009).
(2)
Umur Umur pasien dikaji untuk mengetahui apakah pasien termasuk golongan resiko tinggi terserang mioma uteri, karena mioma uteri lebih sering ditemukan pada wanita pada umur 35-34 tahun (Depkes, 2009).
(3)
Agama Dengan mengetahui agama pasien maka petugas dapat memberikan
dukungan
moril
sesuai
dengan
kepercayaannya (Depkes, 2009).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(4)
Suku/bangsa Untuk mengetahui factor pembawa/ ras. Pada wanita dengan ras. Pada wanita dengan khas tertentu khususnya wanita berkulit hitam angka kejadian mioma uteri tinggi (Depkes, 2009).
(5)
Tingkat pendidikan Latar
belakang
pendidikan
akan
mempengaruhi
pengertian dan tingkat pengetahuan pasien terhadap masalah kesehatan reproduksi ( Depkes, 2009). (6)
Pekerjaan Pekerjaan akan mempengaruhi aktivitas, istirahat, gizi, tingkat social ekonomi dan besarnya penghasilan (Depkes, 2009).
(7)
Alamat Untuk
mengetahui
tempat
tinggal
pasien
(Depkes, 2009). b) Keluhan utama Untuk mengetahui alasan/ keluhan utama yang menyebabkan pasien dating berkaitan dengan penyakitnya. Pada mioma uteri alasan masuk biasanya adalah ibu merasakan nyeri sekali setiap menstruasi disertai nyeri di bagian panggul dan dalam sebulan bias mengalami dua kali menstruasi dan darah menstruasi banyak. Pada saat post histerektomi biasanya pasien mengeluhkan adanya nyeri pada daerah luka bekas jahitan (Wiknjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c) Riwayat haid Untuk mengetahui menarche umur berapa, apakah siklus haidnya teratur atau tidak berapa hari lamanya haid, banyaknya darah yang keluar pada waktu haid. Apakah ada keluhan nyeri pada saat haid, kapan tanggal haid terakhir. Pada kasus mioma uteri biasanya haidnya lama, bias sebulan dua
kali
haidnya,
nyeri
pada
waktu
mens
(Wikjosastro, 2007). d) Status perkawinan Berapa kali kawin, berapa usia kawin pertama, berapa lama perkawinan, suami yang ke berapa (Wikjosastro, 2007). e) Riwayat kehamilan, persalinan, nifas yang lalu Riwayat kehamilan dikaji untuk mengetahui apakah ibu pernah hamil dan bersalin, apa keadaan anak hidup. Mioma uteri lebih sering di dapat pada wanita multipara atau kurang subur dan mioma uteri dapat menyebabkan infertilitas (Wikjosastro, 2007). f) Riwayat KB Riwayat KB terutama dikaji untuk mengetahui penggunaan
KB
hormonal
rangsanagan
esterogen
yaitu
merupakan
esterogen, factor
karena
predisposisi
terjadinya mioma uteri (Wikjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
g) Riwayat kesehatan (1) Riwayat kesehatan sekarang Untuk mengetahui keadaan pasien saat ini dan mengetahui adakah penyakit lain yang biasa memperberat keadaan pasien (Wikjosastro, 2007). (2) Riwayat kesehatan yang lalu Apakah
penderita
pernah
menderita
suatu
penyakit kronis, menular, penyakit infeksi, apakah pernah menjalani operasi dan jenis operasi apa yang dialami dan kapan operasi tersebut (Wikjosastro, 2007). (3) Riwayat kesehatan keluarga Untuk mengetahui apakah dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular seperti: AIDS, hepatitis, TBC, dan penyakit menurun seperti: Asma, jantung, DM, hipertensi, maupun keturunan kembar (Wikjosastro 2007). h) Pola kebiasaan sehari- hari (1)
Pola nutrisi Pola nutrisi perlu dikaji bagaimana variasi makanan, bagaimana kuantitas dan kualitas makanan, apakah ada makanan pantangan atau tidak, karena setelah operasi penderita mioma uteri biasanya mengalami anemia, dan lemas akibat perdarahan yang berlebihan. Pada pasien post histerektomi
atas
indikasi
mioma
uteri
biasanya
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
diperbolehkan
makan
dan
minum
setelah
flatus
(Wiknjosastro, 2007). (2)
Pola eliminasi Apakah ada keluhan BAK, bagaimana warnanya, berapa kali kencing dalam sehari, apakah ada keluhan BAB, bagaimana konsistensinya, berapa kali BAB dalam sehari. Pada pasien post histerektomi atas indikasi mioma uteri terpasang dower cateter karena pasien belum boleh banyak bergerak (Wiknjosastro, 2007).
(3)
Istirahat Pola istirahat dikaji mengenai kebiasaan ibu tidur malam dan siang hari (Wiknjosastro, 2007).
(4)
Personal hygine Berapa kali dalam sehari aktivitas mandi, gosok gigi,dan ganti pakaian. Bagaimana kebersihan daerah kelamin (Wiknjosastro, 2007).
(5)
Aktivitas seksual Berapa kali dalam seminggu ibu melakukan hubungan seksual, karena adanya mioma uteri dalam uterus yang membesar
dan
dapat
menimbulkan
perdarahan
(Wiknjosastro, 2007).
i) Data psikologis
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Dikaji untuk mendapatkan dukungan moral dan penjelasan sehingga pasien lebih tenang. Pada pasien mioma uteri biasanya pasien mengatakan khawatir, takut dan cemas (Depkes, 2009). 2) Data obyektif a)
Pemeriksaan fisik (1) Keadaan umum
: Untuk mengetahui keadaan umum pasien
baik,
sedang
lemah.
Biasanya keadaan umum pasien dengan post histerektomi lemah karena
mengalami
anemia
(Depkes, 2009). (2) Kesadaran pasien
: Apakah pasien sadar sepenuhnya (composmentis),
apatis,
somnolen, delirium, semi koma atau koma. Kesadaraan pasien post histerektomi koma atau syok karena
perdarahan
setelah
dilakukan histerektomi
(Depkes,
2009). (3) Tekanan Darah
: Meningkat karena hipertensi dan kecemasaan yang dialami ibu dapat menjadi factor predisposisi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Batas
normal
tekanan
darah
120/80 mmHg (Depkes, 2009). (4) Nadi
: Denyut nadi dihitung dalam 1 menit. Normal nadi 60- 80 x/ menit.
Pada
histerektomi
pasien denyut
post nadinya
meningkat (Depkes, 2009). (5) Suhu
: Pada pasien post histerektomi Meningkat Karena adanya infeksi pada mioma. Normal suhu rectal/ 370C
axilla
360C
dan
(Depkes, 2009). (6) Respirasi
:
Pasca operasi menjadi menurun, hal
ini
berpengaruh
dengan
keadaan ibu yang masih lemah. Normal respirasi 78- 85 x/menit (Depkes, 2009). b)
Pemeriksaan sistematis, meliputi : (1) Rambut
: Apakah tampak bersih atau kotor, mudah di cabut atau tidak (Depkes, 2009).
(2) Mata
: Apakah conjungtiva anemia atau tidak, apakah sclera tampak ikterik atau tidak (Depkes, 2009).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(3) Mulut
: Apakah ada stomatitis, bersih atau kotor, pada gigi caries atau tidak
(Depkes,
2009). (4) Leher
: Apakah ada pembesaran kelenjar tiroid atau tidak (Depkes, 2009).
(5) Dada
: Apakah keadaan dada pada saat bernafas normal atau tidak (Depkes, 2009).
(6) Perut
: Apakah tampak bekas luka operasi. Pada kasus post histerektomi ini nampak bekas luka operasi di perut
(Depkes,
2009). (7) Vulva
: Apakah ada varices, apakah ada bekas luka perineum (Depkes, 2009).
(8) Anus
:
Apakah ada haemoroid (Depkes, 2009).
(9) Ekstremitas : Simetris atau tidak, ada oedema atau tidak. Pada pasien post histerektomi pada tangan terpasang infus
(Depkes,
2009). c)
Status khusus obstetri (1)
Inspeksi (a) Mammae : Apakah
kedua
mammae
simetris
(Depkes, 2009). (b) Abdomen : Apakah tampak adanya pembesaraan atau tidak (Depkes, 2009).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(c) Urogenital : Apakah ada perdarahan yang keluar. Pada kasus ini terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah terpasang DC (Manuaba, 2001) (2)
Palpasi Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah pengangkatan
uterus
dalam
rahim
berhasil
(Manuaba, 2001). (3)
Auskultasi Untuk mengetahui apakah terdapat suara pekak atau tidak di bagian perut maka diketahui terjadi distensi atau tidak (Husodo, 2002).
(4)
Pemeriksaan penunjang Pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan urine (warna, kejernihan, bau dan protein) (Saifudidin, 2002). Yang termasuk dalam data penunjang yang di butuhkan dalam
menegakkan
diagnose
mioma
uteri
adalah
Pemeriksaan darah (hemoglobin) untuk mengetahui kadar Hb ibu kurang atau tidak pasca operasi untuk indikasi diberikannya
transfusi
darah
jika
diperlukan.
(Wiknjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b.
Langkah 2 : Interprestasi data Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnose dan kebutuhan klien berdasarkan interprestasi data yang benar atas data- data yang dikumpulkan, diinterprestasikan sehingga dapat dirumuskan diagnose dan masalah di gunakan karena masalah yang spesifik. Rumusan diagnose dan masalah digunakan karena masalah tidak dapat diidentifikasikan serta diagnose tetap membutuhkan penanganan (Varney, 2004). 1) Diagnosa kebidanan Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan oleh bidang dalam lingkup praktek kebidanan (Varney, 2004). Diagnosa Ny X, umur…….. tahun, P… A… post histerektomi atas indikasi Mioma uteri DS
: a) Ibu mengatakan nyeri di daerah luka bekas operasi. b) Ibu mengatakan merasa lemas dan pusing
DO
: a) Keadaan umum pada post histerektomi lemah. b) Kesadaraan pada pasien post histerektomi koma atau syok
karena
perdarahan
yang
terjadi
setelah
dilakukannya histerektomi. c) Vital sign : TD :120/ 70 mmHg S : 36,50C
N : 86x/Menit
R : 20x/menit
d) Inspeksi Terdapat luka bekas operasi yang masih basah, luka bekas operasi tertutup kain kassa (manuaba, 2001).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
e) Palpasi Waktu melakukan pemeriksaan abdomen, maka kandung kemih dan rectum dalam keadaan kosong. Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan apakah penagangkatan tumor dalam rahim berhasil, dan tidak adanya indikasi apapun dalam pemeriksaan (Engram, 2001). f) Auskultasi Tidak
terdapat
suara pekak
di bagian perut
(Husodo, 2002). g) Genetalia Terdapat pengeluaran pervaginam berupa darah (Alimul, 2006). 2) Masalah Masalah
adalah
masalah
yang
berkaitan
dengan
pengalaman klien yang ditemukan dari hasil pengkajian/ yang menyertai diagnosa sesuai dengan keadaan pasien (Varney, 2004). Pada kasus mioma uteri masalah yang dihadapi pasien yaitu kecemasan dan nyeri pada bekas operasi Histrektomi (Engram, 2000). 3) Kebutuhan Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum terindentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan melakukan analisa data (Varney, 2004).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Penanganan post histrektomi dengan indikasi mioma uteri memerlukan dukungan moril tentanga keadaannya, kebutuhan gizi dan relaksasi untuk mengurangi rasa nyeri pada bekas jahitan (Engram, 2000). c.
Langkah 3 : Diagnosa potensial Pada langkah ini kita mengidentifikasikan diagnose potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose baru, langkah ini membutuhkan antisipasi pencegahan bila memungkinkan, menunggu sambil mengamati dan bersikap siap bila hal tersebut benar- benar terjadi (Varney, 2004). Pada kasus post histrektomi dengan indikasi mioma uteri yang dapat terjadi antara lain : perdarahan, infeksi pada luka operasi histrektomi (Djuwantono, 2004).
d.
Langkah 4 : Antisipasi Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses managemen kebidanan. Managemen bukan hanya selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja tetapi juga selama klien tersebut bersama bidan terus- menerus. Beberapa data mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan terus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu. Dalam kondisi tertentu klien mungkin juga akan memerlukan. Konsultasi dan kolaborasi yang paling tepat dalam managemen asuhan kebidanan (Varney, 2004). Perawatan luka, observasi perdarahan pada luka operasi (Observasi tanda- tanda infeksi) dengan cara kolaborasi dengan dokter SpOG ataupun mandiri (Wiknjosastro, 2007).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
e.
Langkah 5 : Perencanaan Perencanaan yaitu merencanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah- langkah sebelumnya (Varney, 2004). Langkah
ini
merupakan
lanjutan
dari
diagnose
yang
telah
diidentifikasikan atau diantisipasi setiap rencana harus dapat disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan dan pasien agar dapat dilaksanakan dengan efektif. Pada langkah ini tugas seorang bidan merumuskan rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan bersama sebelum melaksanaknnya. Semua petugas yang dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus mencerminkan nasional yang benar- benar valid berdasarkan pengetahuan teori yang berhubungan dan up to date (Varney, 2004). Penatalaksanaan ibu post histerektomi atas indikasi mioma uteri menurut Husodo (2002), terdiri atas : 1) Perawatan luka insisi 2) Observasi keadaan umum dan vital sign(tekanan darah, suhu, respirasi, nadi) 3) Observasi cairan yang masuk dan keluar 4) Berikan cairan infuse yang banyak dan mengandung elektrolit yang diperlukan : Dektrose 5%, Nacl 0,9%, Ringer laktat. Secara bergantian dengan dosis 20 tetes per menit. Apabila pasien sudah flatus diperbolehkan minum ataupun makan. 5) Memberikan obat- obatan anti sakit dan penenang seperti injeksi IM pethidine dengan dosis 10- 15 mg.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
6) Beritahu pasien boleh bergerak miring kekiri dan kekanan setelah 6- 10 jam ibu sadar. 7) Berikan obat antibiotik, analgesik (anti nyeri), anti inflamasi, sesuai dengan kebutuhan dan sediakan transfusi darah untuk waspada terhadap kemungkinan perdarahan pasca bedah. 8) Pemasangan dower cateter untuk menghindari retensi urine. 9) Lakukan pemeriksaan kadar hemoglobin pada ibu. f.
Langkah 6 : Pelaksanaan Langkah keenam
adalah
pelaksanaan
rencana
asuhan
menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah kelima. Perencanaan ini dilakukkan seluruhnya oleh bidan, pasien, dan tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melaksanakan sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaan tersebut (Varney, 2004). Pelaksanaan asuhan kebidanan pada post histrektomi atas indikasi mioma uteri sesuai dengan perencanaan yang telah di buat. g.
Langkah 7 : Evaluasi Langkah ini merupakan evaluasi apakah rencana asuhan yang meliputi kebutuhan benar- benar telah terpenuhi secara efektif atau tidak (Varney, 2004). Menurut hellen varney, alur berfikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah untuk mengetahui apa yang telah dilakukkan oleh seorang bidan melalui proses berfikir sistematis.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Pada kasus gangguan reproduksi post histerektomi atas indikasi mioma uteri tingkat keberhasilan cukup tinggi, dengan berbagai tindakan yang telah dilakukan sesuai rencana yang di susun. Hasil yang diharapkan berupa keadaan umum ibu baik, tidak terjadi perdarahan, tidak terjadi infeksi pada bekas operasi
(Djuwantono,
2004).
C. Data perkembangan Menurut Varney (2004), data perkembangan menggunakan SOAP meliputi : S : Subyektif Menggunakan pendokumentasian, hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. O : Obyektif Menggunakan pendokumentasian hasil pemikiran fisik klien, hasil laboratorium untuk mendukung pemberian asuhan pada ibu post histerektomi atas indikasi mioma uteri. A : Assessment Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interprestasi data subyektif dan obyektif suatu indentifikasi : 1. Diagnose atau masalah 2. Antisipasi diagnosa atau masalah potensial 3. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau kolaborasi dengan dokter SpOG.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
P : Plan Menggambarkan
pendokumentasian
dari
tindakan
perencanaan
assessment.
D. Landasan Hukum Dalam penanganan ibu post histerektomi atas indikasi mioma uteri, bidan
mempunyai
kewenangan
berdasarkan
Kep
Menkes
No.369/Menkes/SK/III/2007 tentang standar profesi bidan yang disebut dalam kompetensi bidan ke-9 yaitu melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reproduksi post histerektomi atas indikasi mioma uteri. Salah satunya bidan memiliki ketrampilan dasar melakukan kolaborasi dan atau rujukan secara cepat dan tepat pada wanita/ ibu dengan gangguan system reproduksi (IBI, 2005).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB III METODOLOGI
A. Jenis studi kasus Jenis studi kasus adalah deskriptif yaitu untuk menemukan atau mengembangkan subyek secara nyata dengan bentuk studi kasus individu yaitu suatu metode yang berdasarkan keadaan sebenarnya studi kasus (Notoatmodjo, 2002).
B. Lokasi Studi Kasus Lokasi merupakan tempat dimana pengambilan kasus dilaksanakan (Notoadmojo, 2002). Studi kasus dilaksanakan di RSUD Dr Moewardi Surakarta.
C. Subyek Studi Kasus Subyek adalah seseorang yang akan dikaji sampel untuk dilakukan studi kasus (Notoatmodjo, 2002). Subyek kasus ini adalah Ny. S dengan post histerektomi atas indikasi mioma uteri.
D. Waktu Studi Kasus Waktu
merupakan
batas
waktu
dimana
pengambilan
kasus
dilaksanakan (Notoadmodjo, 2002). Studi kasus ini dilaksanakan pada tanggal 10 – 19 Agustus 2012.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
E. Instrumen Studi Kasus Instrumen adalah alat yang digunakan untuk melakukan pengambilan data dalam proposal yang penulis susun menggunakan alat bantu yang berupa format asuhan kebidanan pada gangguan system reproduksi dan data lembar status
atau
dokumentasi
pasien
tentang
kesehatan
sebelumnya
(Notoadmojo, 2002).
F. Tehnik Pengumpulan Data 1.
Data primer Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari pasien (Notoadmojo, 2002). Cara mendapatkan data primer yaitu dengan : a.
Wawancara Wawancara adalah suatu prosedur yang dilakukan untuk mendapatkan keterangan secara lisan dari responden
(Notoadmojo,
2010). Pengambilan kasus ini penulis melakukan wawancara dengan pasien dan keluarganya, tenaga kesehatan. b.
Observasi (Pengamatan) Observasi adalah suatu prosedur yang terencana antara : Melihat, mencatat, jumlah dan taraf aktifitasn tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diamati (Notoadmojo, 2010 ). Dalam kasus post histerektomi pada indikasi mioma uteri penulis melakukan observasi untuk mengetahui perkembangan asuhan yang telah diberikan dengan menggunakan lembar status pasien.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Observasi keadaan umum pasien, observasi kesadaraan, observasi pengeluaran pervaginam, luka operasi, TTV (Nadi, respirasi, tekanan darah, dan suhu badan pasien). c.
Pemeriksaan fisik Pemeriksaan fisik adalah tehnik pengumpulan data dengan cara memeriksa pasien secara langsung. Dengan menggunakan berbagai cara seperti pemeriksaan fisik secara inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi sebagai penunjang pemewriksaan, agar mendapatkan diagnose yang jelas dan tepat (Notoadmojo, 2010). 1) Inspeksi Suatu proses observasi yang dilakukan secara sistematis dengan menggunakan indera penglihatan, pendengaran dan penciuman
sebagai
suatu
alat
untuk
pengumpulan
data
(Nursalam, 2001). Dalam pengambilan kasus ini penenliti melakukan inspeksi pada pasien post mioma uteri dari kepala sampai kaki. 2) Palpasi Suatu tehnik yang menggunakan indera peraba, tangan dan jari. Dalam hal ini dilakukan untuk memeriksa abdomen (Nursalam, 2001). 3) Perkusi Suatu
pemeriksaan
dengan
jalan
mengetuk
atau
membandingkan kiri kanan pada setiap daerah permukaan tubuh
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
dengan tujuan menghasilkan suara. Perkusi bertujuan untuk mengidentifikasi lokasi, ukuran, bentuk dan kosistensi jaringan (Nursalam, 2001). Dalam pengambilan kasus ini peneliti melakukan perkusi pada daerah abdomen pasien mioma uteri tersebut. 4) Auskultasi Pemeriksaan dengan jalan mendengarkan suara yang diahasilkan
oleh
tubuh
dengan
menggunakan
stetoskop.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengidentifikasi frekuensi jantung (Nursalam, 2001). Pada pengambilan kasus ini peneliti melakukan auskultasi untuk mengetahui frekuensi jantung. 2. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari lingkungan studi kasus. Meliputi : a.
Studi dokumentasi Dokumentasi adalah tehnik pengumpulan data yang diperoleh dengan cara mengambil semua data yang terdapat dalam catatancatatan atau dokumen- dokumen yang ada (Notoadmojo, 2010). Dokumen merupakan pertanyaan tertulis yang disusun oleh seseorang atau lembaga untuk keperluan pengujian. Dalam hal ini dilakukan untuk melengkapi data yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti. Dokumen dapat berupa catatan rekam medik atau dokumen
yang
menyajikan
informasi
tentang
berbagai
hal
(Notoadmojo, 2010).
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Dokumentasi ini didapat dengan melihat catatan Rekam Medik (RM) pasien umum di RSUD Dr Moewardi Surakarta. b.
Studi Kepustakaan Studi kepustakaan yaitu bahan-bahan pustaka yang sangat penting dalam memunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian (Notoadmojo, 2010). Bahan pustaka dalam kasus ini penulis mengambil dari bukubuku dan internet yang berhubungan dengan mioma uteri dari tahun 1999 – 2011.
G. Alat-Alat dan Bahan Alat dan bahan yang dibutuhkan dalam tehnik pengumpulan data lain : 1. Wawancara Menggunakan alat: a. Format pengkajian pada gangguan sistem reproduksi b. Buku tulis c. Alat tulis 2. Observasi a. Spigmomanometer b. Stetoskop c. Thermometer 3. Dokumentasi menggunakan alat a. Format asuhan kebidanan dengan gangguan sistem reproduksi b. Alat tulis
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Ruang
: Mawar 3
No. registrasi
: 614168
Tgl. Masuk
: 8 Agustus 2012
A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tanggal 10 Agustus 2012, Pukul 13.00 WIB a. Identitas 1) Biodata Nama
: Ny.S
Nama
: Tn.B
Umur
: 47 tahun
Umur
: 49 tahun
Agama
: Islam
Agama
: Islam
Suku bangsa : Jawa, Indonesia
Suku bangsa : Jawa
Pendidikan
: SMP
Pendidikan
: STM
Pekerjaan
: IRT
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Purbayan RT 10 RW 8 Baki Sukoharjo
b. Anamnesa (data subyektif) 1) Keluhan utama Ibu mengatakan masih lemas dan terasa nyeri pada luka jahitan setelah menjalani operasi pengangkatan rahim tanggal 10 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2) Riwayat haid a) Menarche
: Ibu mengatakan haid pertama umur 12 tahun.
b) Siklus
: Ibu mengatakan siklusnya haidnya 28 hari
c) Keluhan
: kadang-kadang mengalami menstruasi diluar siklus haid.
d) Lamanya
: Ibu mengatakan lamanya haid 7 hari.
e) Banyaknya
: Ibu mengatakan ganti pembalut 2 – 3 kali per hari.
f) Teratur/tidak teratur : Ibu mengatakan tidak teratur setiap bulan. g) Sifat darah
: Ibu mengatakan sifat darah encer, berwarna merah, kadang hanya bercak.
h) Dismenorhoe
: Ibu mengatakan kadang nyeri saat haid.
3) Riwayat perkawinan Ibu mengatakan perkawinannya syah, kawin satu kali pada umur 21 tahun, dengan suami umur 23 tahun, lamanya 26 tahun dan punya 3 anak. 4) Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang Lalu No
Tgl/Thn Partus
Umur Anak
Tmpat Partus
Umur Khamilan
Jenis Partus
Penolong
1. 2. 3.
20-08-92 18-05-99 21-04-00
16 tahun 10 tahun 9 tahun
RB RB RB
9 bulan 9 bulan 9 bulan
Normal Normal Normal
Bidan Bidan Bidan
Jenis P P P
Anak BB (gram) 31 30 34
Nifas PB (cm) 49 48 49
Kead
Laktasi
Baik Baik Baik
2 tahun 2 tahun 2 tahun
Keadaan Anak Sekarang Hidup Hidup Hidup
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5) Riwayat KB a) Setelah melahirkan anak pertama, ibu menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan selama 2 tahun dan tidak ada keluhan. b) Setelah melahirkan anak kedua, ibu menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan selama 1 tahun dan tidak ada keluhan. c) Setelah melahirkan anak ketiga, ibu menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan selama 2 tahun sampai sekarang dan ibu tidak ada keluhan selama menjadi akseptor KB suntik 3 bulanan. 6) Riwayat kesehatan a) Riwayat kesehatan sekarang Ibu mengatakan setelah operasi merasakan nyeri pada luka jahitan dan ibu masih takut untuk bergerak. b) Riwayat kesehatan yang lalu Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti: Jantung
: Ibu mengatakan jantung tidak terasa berdebardebar dan keluar keringat dingin pada telapak tangan.
DM
: Ibu mengatakan tidak pernah merasakan haus, lapar, dan buang air kecil pada malam hari.
Asma
: Ibu mengatakan tidak sesak nafas atau sukar bernafas.
TBC
: Ibu mengatakan tidak pernah batuk dalam waktu yang lama + 100 hari disertai dengan keluhan dahak.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Ginjal
: Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit saat BAB / BAK dan sakit pada pinggang bagian belakang.
Hipertensi : Ibu
mengatakan tidak
pernah
mempunyai
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg. Hepatitis
: Ibu mengatakan pada mata, kuku, dan kulit tidak berwarna kuning.
Epilepsi
: Ibu mengatakan tidak pernah kejang disertai keluarnya busa dari mulut.
c) Riwayat Kesehatan Keluarga Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti DM, asma, hipertensi dan penyakit menular seperti TBC dan hepatitis. 7) Pola Kebiasan sehari- hari a) Pola nutrisi (1)Selama dirumah sakit (a) Makan 2- 3 kali sehari, porsi satu piring, sayur, lauk dan kadang ada buah. (b) Minum 5- 6 kali sehari air putih, teh, dan kadang kopi. (2)Sesudah operasi (a) Pasien belum diperbolehkan makan oleh perawat. (b) Pasien belum diperbolehkan minum oleh perawat karena masih puasa.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b) Pola eliminasi (1)Selama dirumah sakit (a) BAB 1 kali sehari, konsistensi lunak, warna sesuai yang dimakan dan bau khas. (b) BAK 4- 5 kali sehari, konsistensi cair, warna kuning jernih bau khas. (2)Sesudah operasi Sesudah operasi belum BAB, masih terpasang dower cateter. c) Pola istirahat (1)Selama dirumah sakit Tidur malam 7-8 jam, siang 1-2 jam sehari. (2)Sesudah operasi Setelah operasi ibu mengatakan tidur siang belum bisa tidur nyenyak. d) Personal hygine (1)Selama di rumah sakit Mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari, ganti pakaian 1 kali sehari, ganti pembalut selama perdarahan 2 kali sehari. (2)Sesudah operasi ibu mengatakan belum mandi, tetapi menyuruh keluarganya untuk mengusap keringat dengan menggunakan waslap basah.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
e) Pola Aktivitas Sebelum operasi ibu mengerjakan pekerjaan rumah tangga seperti mencuci, menyapu dan membersihkan rumah dilakukan sendiri. Setelah operasi ibu belum berani melakukan aktivitas dan hanya tiduran di tempat tidur. f) Pola seksual Sebelum masuk rumah sakit ibu melakukan hubungan seksual secara teratur 2-3 kali dalam seminggu, dan terasa nyeri pada saat melakukan hubungan seksual. g) Data psikososial Ibu mengatakan sangat cemas dan pasrah, yakin bahwa penyakitnya akan sembuh. c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif) 1) Status Generalis a) Keadaan umum : Lemah b) Kesadaraan
: Somnolen
c) Tanda vital
: tekanan darah
: 100/70 mmHg
Suhu
: 36,5o C
Nadi
: 86 x/menit
Respirasi
: 20 x/menit
2) Pemeriksaan Sistematis a) Kepala (1) Rambut
: Warna hitam, bersih, tidak rontok, dan tidak mudah dicabut.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(2) Mata
: Conjugtiva pucat berwarna merah muda dan sclera berwarna putih.
(3) Mulut
: Gigi dan caries, gusi tidak berdarah dan tidak ada stomatitis.
(4) Hidung
:
Bersih,
tidak
ada
benjolan,
terpasang O2 2 L. b) Leher (1) Kelenjar gondok
: Tidak ada pembesaran kelenjar
(2) Tumor
: Tidak ada benjolan
(3) Pembesaran Kelenjar Limfe Tidak ada pembesaran kelenjar limfe c) Dada dan Axilla (1) Dada
: Simetris, normal
(2) Mammae (a)Membesar
: Tidak ada pembesaran
(b)Tumor
: Tidak ada benjolan
(c)Simetris
: Simetris kanan – kiri
(d)Putting susu
: Menonjol
(e)Kolostrum
: Tidak ada
(3) Axilla (a)Benjolan
: Tidak Benjolan
(b)Nyeri
: Tidak nyeri
d) Abdomen (1) Pembesaran hati
: Tidak ada pembesaran hati
(2) Benjolan / Tumor
: Tidak ada benjolan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(3) Nyeri Tekan
: Tidak ada nyeri
(4) Luka Bekas Operasi : Ada bekas luka operasi post histerektomi tertutup kasa steril e) Anogenital (1) Vulva vagina (a)Varices
: Tidak ada varices
(b)Luka
: Tidak ada luka
(c)Kemerahan
: Tidak ada
(d)Nyeri
: Tidak ada
(e)Kelenjar Bartolini : Tidak ada pembengkakan (f) Pengeluaran pervaginam Ada pengeluaran pervaginam berupa bercak darah (2) Anus (a) Haemoroid
: Tidak ada varices, tidak ada haemoroid
(b) Keluhan lain
: Tidak ada keluhan
f) Ektermitas Atas
: Simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 28 tetes per menit.
Bawah
: Simetris, tidak ada kelainan , tidak oedema.
3) Pemeriksaan penunjang pemeriksaan laboratorium Hasil pemeriksaan tanggal 9 Agustus 2012 Hemoglobin : 12 gram %
normal 12 – 16 gr%
Eritrosit
normal 4,5 – 11 UL
: 4,46 100 UL
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Trombosit
: 4,4 105 UL
normal 150 – 500 UL
Hematokrit : 34%
normal 35 – 45%
Leukosit
normal 4000 – 11.000 UL
: 7,5 103 UL
Golongan darah : B USG
: Adanya massa pada uterus sebesar telur ayam.
2. Interprestasi data a. Diagnosa kebidanan Ny.S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi atas indikasi mioma uteri 3 jam setelah operasi. Dasar: 1) Data subyektif a) Ibu mengatakan terasa nyeri pada luka bekas operasi pengangkatan rahim. b) Ibu mengatakan takut menggerakkan tubuh karena takut terasa nyeri pada luka jahitan bekas operasi. c) Ibu mengatakan cemas dengan keadaannya. 2) Data obyektif a) Keadaan umum : Lemah b) Kesadaraan
: Somnolen
c) Tanda vital
: Tekanan darah
d) Abdomen
: 100/70 mmHg
Suhu
: 36,5o C
Nadi
: 88x/ menit
Respirasi
: 24x/ menit
: ada luka bekas operasi, tertutup kasa steril.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
e) Ektermitas Atas
: simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 28 tetes per menit.
Bawah
: simetris, tidak ada kelainan , tidak oedema.
f) Terpasang dower cateter : pengeluaran urine 50 cc, warna kuning jernih. b. Masalah Ibu mengatakan tidak nyaman dan merasa cemas terhadap luka jahitan bekas operasi. c. Kebutuhan Beri dukungan moril dan informasi pada ibu tentang keadaanya. 3. Diagnosa potensial Terjadi infeksi pada luka bekas jahitan. 4. Antisipasi Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk perawatan post histerektomi. Pemberian terapi injeksi : a. Cefotaxime
: 3 x 1 gr IV/8 jam
b. Metronidasol
: 3 x 1 gr IV/8 jam
c. Alinamin F
: 3 x 1 amp IV/8 jam
d. Vit C
: 2 x 1 amp IV/12 jam
e. Antalgin
: 2 x 1 amp IV/12 jam
f.
: 3 x 1 amp IV/8 jam
Vitamin b complex
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
5. Rencana tindakan
Tanggal 10 Agustus 2012
Pukul 14.10 WIB
a. Observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, tetesan infuse 28 tetes per menit, setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian, observasi pengeluaran urine. b. Beritahu ibu untuk berpuasa sampai flatus karena peristaltik usus belum normal. c. Beri informasi ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan. d. Beri dukungan moril pada ibu dan keluarga. e. Beri terapi obat sesuai advis dokter. 1) Cefotaxime
: 3 x 1 gr IV/8 jam
2) Metronidasol
: 3 x 1 gr IV/8 jam
3) Alinamin F
: 3 x 1 amp IV/8 jam
4) Vit C
: 2 x 1 amp IV/12 jam
5) Antalgin
: 2 x 1 amp IV/12 jam
6) Vitamin b complex
: 3 x 1 amp IV/8 jam
6. Pelaksanaan Tanggal 10 Agustus 2012
Pukul 14.20 WIB
a. Pukul 14.20 WIB mengobservasi keadaan umum, tanda- tanda vital, luka bekas operasi, tetesan infuse 28 tetes per menit, jumlah urine dalam dower cateter setiap 15 menit pada 1 jam pertama dan 30 menit pada 4 jam kemudian. b. Pukul 14.25 WIB Memberitahu ibu puasa sampai flatus.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
c. Pukul 14.27 WIB Memberi informasi ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan, yaitu karena telah dilakukan pembedahan pada perut ibu dengan cara dilakukan insisi pada perut ibu untuk mengambil penyakit ibu dan telah dilakukan juga jahitan untuk menutupi bekas insisi tersebut, sehingga menyebabkan nyeri pada bekas operasi. d. Pukul 14.30 WIB Memberi dukungan moril pada ibu dan keluarga. e. Pukul 14.35 WIB Memberi terapi obat sesuai advis dokter diberikan yaitu : 1) Cefotaxime
: 3 x 1 gr IV/8 jam
2) Metronidasol
: 3 x 1 gr IV/8 jam
3) Alinamin F
: 3 x 1 amp IV/8 jam
4) Vitamin b complex
: 3 x 1 amp IV/8 jam
7. Evaluasi Tanggal 10 Agustus 2012
Pukul 15.30 WIB
a. Keadaan umum : Lemah Kesadaraan
: Somnolen
Tanda- tanda vital : Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Respirasi
: 20x / menit
Nadi
: 82x / menit
Suhu
: 36, 5o C
Keadaan luka bekas operasi : tertutup kassa, basah, tidak ada perdarahan, tidak ada tanda- tanda infeksi. Infuse RL terpasang 28 tetes per menit. Jumlah pengeluaran urin dalam dower cateter +50 cc
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Ibu masih puasa belum flatus c. Ibu sudah mengerti tentang penyebab nyeri yang dirasakan d. Ibu dan keluarga sudah diberi dukungan moril tentang keadaan sekarang e. Ibu sudah diberi terapi obat sesuai advis dokter
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DATA PERKEMBANGAN I Ruang : Mawar 3 RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tanggal 11 Agustus 2012, Pukul 09.00WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan masih merasa nyeri pada luka bekas operasi. 2. Keluarga ibu mengatakan ibu sudah flatus kemarin pukul 18.00 WIB dan ibu sudah diberi minum dan tidak muntah setelah diberi minum. 3. Ibu mengatakan merasa senang operasinya dapat berjalan dengan lancar. 4. Ibu mengatakan belum berani miring kanan-kiri dan belum bisa melakukan aktivitas. 5. Ibu mengatakan sudah bisa tidur pada malam hari tetapi belum nyenyak. O : Obyektif 1.
Keadaan umum
: Lemah
2.
Kesadaraan
: Composmentis
3.
Tanda- tanda vital
: Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Respirasi
: 20x / menit
Nadi
: 82x/ menit
Suhu
: 36,3o C
4.
Abdomen : keadaan luka jahitan luka tertutup kasa dan tidak ada perdarahan
5.
Ekstermitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 28 tetes per menit. Ekstermitas bawah simetris, tidak ada kelainan , tidak oedema.
6.
Terpasang dower cateter pengeluaran urine + 100 cc jam 09.00 WIB, warna kuning jernih.
7.
Terpasang O2 2 liter pada hidung ibu.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
A : Assesment Ny. S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi atas indikasi mioma uteri hari ke-2. P : Pelaksanaan Tanggal 11 Agustus 2012, Pukul 09.10 WIB 1. Pukul 09.15 WIB.Mengobservasi tetesan infuse RL 24 tetes per menit dan jumlah pengeluaran urine dalam dower cateter, mengobservasi luka bekas operasi setiap 4 jam. 2. Pukul 09.20 WIB. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan miring ke kanan dan kiri. 3. Pukul 09.35 WIB. Menganjurkan keluarga untuk menyibin ibu dan jaga luka tidak boleh terkena air. 4. Pukul 09.40 WIB. Memberikan dukungan moril pada ibu agar dapat menerima keadaannya. 5. Pukul 09.45 WIB. Memberikan terapi obat sesuai dengan advis dokter. a. Cefotaxime
: 3 x 1 gr IV/8 jam
b. Metronidasol
: 3 x 1 gr IV/8 jam
c. Alinamin F
: 3 x 1 amp IV/8 jam
d. Vit C
: 2 x 1 amp IV/12 jam
e. Antalgin
: 2 x 1 amp IV/12 jam
f. Vitamin b complex
: 3 x 1 amp IV/8 jam
6. Pukul 09.50 WIB. Menganjurkan ibu untuk makan makanan yang bergizi, mengandung protein supaya cepat dalam penyembuhan luka dan tidak berpantang makanan. 7. Pukul 09.55 WIB. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup 8. Pukul 12.00 WIB. Mengobservasi keadaan umum dan TTV pada ibu
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Evaluasi Tanggal 11 Agustus 2012, Pukul 12.30 WIB 1. Keadaan umum Tanda- tanda vital
: Lemah : Tekanan Darah: 120/80 mmHg Respirasi
: 22x / menit
Nadi
: 80x / menit
Suhu
: 36, 5o C
2. Infuse terpasang 24 tetes per menit dan jumlah pengeluaran urine dalam dower + 250cc 3. Ibu sudah disibin, luka tidak kena air 4. Ibu merasa tenang dan dapat menerima keadaanya sekarang. 5. Ibu sudah diberikan injeksi sesuai dengan advis dokter. 6. Masih terpasang O2
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DATA PERKEMBANGAN II Ruang : Mawar 3, RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tanggal 12 Agustus 2012, Pukul 09.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan nyeri pada luka bekas operasi mulai berkurang. 2. Ibu mengatakan sudah miring ke kanan dan ke kiri. 3. Ibu sudah makan dan minum yang disediakan dari rumah sakit dengan 1 porsi piring bubur nasi, 1 mangkok sayur bayam, 1 telur, 1 buah pisang, 1 gelas air putih. 4. Ibu mengatakan sudah tidur dengan nyenyak pada siang maupun malam hari. 5. Ibu mengatakan belum BAB. O : Obyektif 1. Keadaan umum
: Lemah
2. Kesadaraan
: Composmentis
3. Tanda- tanda vital : Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Respirasi
: 20x / menit
Nadi
: 82x/ menit
Suhu
: 36,3o C
4. Abdomen terdapat luka bekas jahitan luka tertutup kassa steril. 5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 24 tetes per menit. Ekstremitas bawah simetris, tidak ada kelainan , tidak oedema. 6. Urogenital : pengeluaran pervaginam berupa bercak darah, terpasang dower cateter pengeluaran urine sebanyak 50 cc 7. Hidung masih terpasang O2 2 l.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
8. Hasil pemeriksaan laboratorium Hemoglobin
: 11 gram%
Eritrosit
: 4,64 100UL
Hematokrit
: 35%
Leukosit
: 7,6 103UL
Golongan darah : B A : Assesment Ny. S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi atas indikasi mioma uteri hari ke-3. P : Pelaksanaan Tanggal 12 Agustus 2012, Pukul 09.10 WIB 1. Pukul 09.15 WIB. Mengobservasi tetesan infuse RL 24 tetes per menit dan jumlah pengeluaran urine dalam dower cateter setiap 4 jam . 2. Pukul 09.20 WIB. Menganjurkan ibu untuk memenuhi kebutuhan nutrisi dengan makan makanan sesuai kebutuhan yang telah disediakan rumah sakit. 3. Pukul 09.25 WIB. Menganjurkan ibu untuk belajar duduk. 4. Pukul 09.30 WIB. Melakukan medikasi luka jahitan post histerektomi dengan ganti balutan kassa steril baru. a. Membuka hepafix dengan dibasahi NaCl. b. Membuka kassa yang menutupi luka bekas operasi c. Luka dibersihkan dengan NaCl. d. Mengeringkan luka dengan kassa steril. e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan supratul. f. Menutup luka bekas operasi dengan kassa steril. 5. Pukul 09.35 WIB. Memberikan terapi obat sesuai dengan advis dokter. a. Cefotaxime
: 3 x 1 gr IV / 8 jam
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
b. Metronidasol
: 3 x 1 gr IV / 8 jam
c. Alinamin F
: 3 x 1 amp IV / 8 jam
d. Vit C
: 2 x 1 amp IV / 12 jam
e. Antalgin
: 2 x 1 amp IV / 12 jam
f. Vitamin b complex
: 3 x 1 amp IV / 8 jam
6. Pukul 09.40 WIB. Melepas O2 sesuai advis dokter 7. Pukul 12.00 WIB. Mengobservasi keadaan umum dan tanda-tanda vital. Evaluasi Tanggal 12 Agustus 2012, Pukul 12.00 WIB 1. Keadaan umum
: Lemah
Kesadaraan
: Composmentis
Tanda- tanda vital
: Tekanan darah : 110/70 mmHg Respirasi
: 28x / menit
Nadi
: 80x / menit
Suhu
: 36, 2o C
2. Infuse terpasang 24 tetes per menit dan jumlah pengeluaran urine dalam dower + 300 cc 3. Ibu sudah makan (1 porsi piring bubur nasi, 1 mangkok sayur bayam,
1
telur, 1 buah pisang, 1 gelas air putih) jam 11.45 WIB dari rumah sakit 4. Ibu sudah belajar duduk 5. Medikasi sudah dilakukan, keadaan luka mulai kering, tidak berbau dan tidak ada pus 6. Ibu sudah mendapatkan injeksi sesuai dengan advis dokter. 7. Oksigen sudah dilepas sesuai advis dokter
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DATA PERKEMBANGAN III Ruang : Mawar 3, RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tanggal 13 Agustus 2012, Pukul 09.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan keadaanya sudah mulai membaik. 2. Ibu mengatakan sudah tidur nyenyak pada siang hari maupun malam hari. 3. Ibu mengatakan tidak berpantang makanan dan telah makan makanan dari rumah sakit. 4. Ibu mengatakan sudah bisa duduk walau masih dengan bantuan. 5. Ibu mengatakan belum BAB. 6. Ibu mengatakan pasrah dan yakin bahwa penyakitnya akan sembuh. O : Obyektif 1. Keadaan umum
: Lemah
2. Kesadaraan
: Composmentis
3. Tanda- tanda vital
: Tekanan darah
4. Urogenital
: 110/80 mmHg
Respirasi
: 22x / menit
Nadi
: 82x/ menit
Suhu
: 36,4o C
: pengeluaran pervaginam berupa bercak darah, terpasang
dower
cateter
pengeluaran
urine
sebanyak 50 cc 5. Ekstremitas atas simetris, tidak ada oedema, pada tangan sebelah kanan terpasang infuse RL 24 tetes per menit. Ekstremitas bawah simetris, tidak ada kelainan, tidak oedema. 6. Keadaan luka jahitan : tertutup kasa steril.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
A : Assesment Ny. S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi atas indikasi mioma uteri hari ke-4. P : Pelaksanaan Tanggal 12 Agustus 2012, Pukul 09.15 WIB 1. Pukul 09.25 WIB. Menganjurkan ibu untuk makan sesuai menu rumah sakit. 2. Pukul 09.30 WIB. Melakukan medikasi luka jahitan post histerektomi dengan bethadine dan kassa steril. a. Membuka hepafix dengan dibasahi NaCl. b. Membuka kassa yang menutupi luka bekas operasi c. Luka dibersihkan dengan NaCl. d. Mengeringkan luka dengan kassa steril. e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan supratul. f. Menutup luka bekas operasi dengan kassa steril. 3. Pukul 09.35 WIB. Memberikan terapi obat sesuai dengan advis dokter. a. Asam mefenamat (250 mg)
: 3 x 1 10 tablet
b. mufamox
: 2 x 1 10 tablet
4. Pukul 09.40 WIB. Meminta ibu untuk meminum terapi obat dari dokter. 5. Pukul 12.00 WIB. Mengobservasi keadaan umum dan tanda- tanda vital. 6. Pukul 12.10 WIB. Melaksanakan advis dokter untuk melepas infuse dan dower cateter. Evaluasi Tanggal 12 Agustus 2012, Pukul 12.20 WIB 1. Keadaan umum Kesadaraan
: Lemah : Composmentis
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tanda- tanda vital
: Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Respirasi
: 28x / menit
Nadi
: 80x / menit
Suhu
: 36o C
2. Infus telah dilepas. 3. Dower cateter telah dilepas. 4. Ibu sudah makan (nasi 1 porsi piring, 1 mangkok sayur bayam, tempe, telur, 1 buah pisang, 1 gelas susu) sesuai menu di rumah sakit. 5. Ibu sudah mulai belajar berjalan sedikit demi sedikit dengan dibantu keluarga. 6. Ibu sudah minum obat sesuai dengan advis dokter agar lekas sembuh.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
DATA PERKEMBANGAN IV Ruang : Mawar 3, RSUD Dr. Moewardi Surakarta Tanggal 13 Agustus 2012, Pukul 09.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan merasa keadaanya mulai membaik. 2. Ibu mengatakan sudah makan makanan dari rumah sakit dan tidak berpantang makanan. 3. Ibu mengatakan sudah bisa tidur nyenyak pada siang hari maupun pada malam hari. 4. Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan berkurang. 5. Ibu mengatakan sudah bisa berjalan walaupun masih dibantu. 6. Ibu mengatakan BAB 1 x/hari dan BAK dikamar mandi dan tidak ada keluhan. O : Obyektif 1. Keadaan umum
: Lemah
2. Kesadaraan
: Composmentis
3. Tanda- tanda vital
: Tekanan darah
: 110/80 mmHg
Respirasi
: 28x / menit
Nadi
: 84x/ menit
Suhu
: 36o C
4. Keadaan luka jahitan
: tertutup kasa steril.
A : Assesment Ny. S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi atas indikasi mioma uteri hari ke-5. P : Pelaksanaan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tanggal 13 Agustus 2012, Pukul 09.10 WIB 1. Pukul 09.15 WIB. Melakukan medikasi luka jahitan post histerektomi dengan bethadine dan kassa steril. a. Membuka hepafix dengan dibasahi NaCl. b. Membuka kassa yang menutupi luka bekas operasi c. Luka dibersihkan dengan NaCl. d. Mengeringkan luka dengan kassa steril. e. Mengolesi luka bekas jahitan dengan betadine dan memberikan supratul. f. Menutup luka bekas operasi dengan kassa steril. 2. Pukul 09.20 WIB. Menjelasakan kepada ibu tentang keadaan lukanya yang semakin membaik. 3. Pukul 09.25 WIB. Menjelaskan kepada ibu untuk menjaga luka tetap kering selama dirumah. 4. Pukul 09.30 WIB. Menganjurkan ibu untuk makan sesuai menu di rumah sakit dan ibu tidak boleh berpantang makanan karena untuk penyembuhan luka. 5. Pukul 09.35 WIB. Memberikan terapi obat sesuai dengan advis dokter untuk dibawa pulang. a. Asam mefenamat (250 mg )
: 3 x 1 10 tablet
b. Mirabion
: 1 x 1 10 tablet
c. Mufamox
: 2 x 1 10 tablet
d. Vit C (250mg)
: 1 x 1 10 tablet
6. Pukul 09.40 WIB. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 3 hari lagi. Evaluasi
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tanggal 13 Agustus 2012, Pukul 10.45 WIB 1. Medikasi telah dilakukan, keadaan luka baik, tertutup kassa, kering, tidak berbau dan tidak ada pus. 2. Ibu mengerti tentang keadaan lukanya yang semakin membaik dan ibu merasa senang. 3. Ibu bersedia untuk menjaga luka agar tidak terkena air. 4. Ibu bersedia untuk makan dan tidak berpantang makanan. 5. Ibu sudah minum obat sesuai dengan advis dokter. 6. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 3 hari lagi 7. Ibu sudah pulang jam 10.45 WIB.
DATA PENGEMBANGAN V
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(WAKTU KONTROL I)
Tanggal 16Agustus 2012, Pukul 10.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan ingin memeriksakan diri 2. Ibu mengatakan tidak ada pantang makanan dan mau mengkonsumi makanan yang bergizi. 3. Ibu mengatakan luka bekas jahitan sudah tidak nyeri. 4. Ibu mengatakan luka tidak terkena air selama di rumah. 5. Ibu mengatakan sudah mampu melakukan pekerjaan rumah. Misalnya menyapu dan memasak. O : Obyektif 1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaraan
: Composmentis
3. Tanda-tanda vital : Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Suhu
: 36o C
Nadi
: 82x/menit
Respirasi
: 20x/menit
4. Keadaan luka jahitan tertutup kassa A: Assasment Ny. S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi hari ke- 6
P: Pelaksanaan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tanggal 16 Agustus 2012, Pukul 10.15 WIB 1. Pukul 10.15 WIB. Mendampingi dokter melakukkan heating aff post histerektomi sebagian sesuai advis dokter 2. Pukul 10.20 WIB. Menganjurkan ibu untuk tidak berpantang makan karena untuk mempercepat penyembuhan luka 3. Pukul 10.25 WIB. Menganjurkan ibu untuk merawat luka agar tetap kering 4. Pukul 10.30 WIB. Melanjutkan terapi obat sesuai advis dokter, yaitu : a. Asam mefenamat (250 mg ) : 3 x 1 b. Mirabion
:1x1
c. Mufamox
:2x1
d. Vit C (250mg)
:1x1
5. Pukul 10.35 WIB. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 3 lagi Evaluasi Tanggal 19 Agustus 2012, Pukul 11.10 WIB 1. Keadaan umum
: baik
2. Jahitan operasi sudah aff sebagian sesuai advis dokter, keadaan luka baik, kering, tidak ada tanda-tanda infeksi. 3. Ibu mengerti cara merawat luka bekas operasi dan akan melakukannya dirumah. 4. Ibu mengerti dan paham luka tidak boleh terkena air. 5. Ibu sudah diberi terapi sesuai advis dokter, dan tahu jadwal minumnya. 6. Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
DATA PENGEMBANGAN VI
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
(WAKTU KONTROL II)
Tanggal 19 Agustus 2012, Pukul 10.00 WIB S : Subyektif 1. Ibu mengatakan ingin kontrol ulang. 2. Ibu mengatakan sudah makan makanan yang bergizi dan tidak ada pantangan makanan selama di rumah 3. Ibu mengatakan luka bekas jahitan sudah tidak nyeri. 4. Ibu mengatakan sudah mampu melakukan pekerjaan rumah. Misalnya menyapu dan memasak.
O : Obyektif 1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaraan
: Composmentis
3. Tanda-tanda vital : Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Suhu
: 36o C
Nadi
: 82x/menit
Respirasi
: 20x/menit
4. Keadaan luka jahitan tertutup kassa
A: Assasment Ny. S P3A0 umur 47 tahun post histerektomi hari ke- 10.
P: Pelaksanaan
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Tanggal 19 Agustus 2012, Pukul 10.15 WIB 1. Pukul 10.15 WIB. Mendampingi dokter melakukan heating up post histerektomi. 2. Pukul 10.20 WIB. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga bahwa keadaan luka ibu sudah kering. 3. Mengajari ibu merawat luka post histerektomi agar dapat dilakukan di rumah dengan cara memberi betadine pada luka dan menghindari luka terkena air secara terus-menerus 4. Pukul 10.25 WIB. Melanjutkan terapi obat sesuai advis dokter, yaitu : e. Asam mefenamat (250 mg ) : 3 x 1 10 tablet f. Mirabion
: 1 x 1 10 tablet
g. Mufamox
: 2 x 1 10 tablet
h. Vit C (250mg)
: 1 x 1 10 tablet
5. Pukul 10.30 WIB. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang jika ada keluhan. Evaluasi Tanggal 16 Agustus 2012, Pukul 11.10 WIB 1. Heating up post histerektomi sudah dilakukan dan jahitan sudah terlepas semua 2. Ibu dan keluarga sudah mengerti hasil pemeriksaan bahwa keadaan luka ibu sudah kering. 3. Ibu sudah paham dan mengerti cara
merawat luka dengan memberi
betadine pada luka dan menghindari luka terkena air secara terus-menerus 4. Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
B. PEMBAHASAN KASUS Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan membahas kesenjangan antara teori yang didapat dengan praktek langsung di lapangan selama melaksanakan asuhan kebidanan pada Ny.S atas indikasi mioma uteri. Kesenjangan-
kesenjangan
yang
ditemukan
juga
memerlukan
pemecahan masalah, dengan melaksanakan asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh bidan dalam menangani masalah kebidanan. Setelah penulis melaksanakan asuhan kebidanan ternyata ditemukan perbedaan nyata dari segi diagnose atau masalah yang timbul pada tinjuan pustaka
dan
kasus.
Sehingga
dapat
diuraikan
pembahasan dengan
menggunakan manajemen kebidanan 7 langkah varney yang dirumuskan sebagai berikut: 1. Pengkajian Pada kasus Ny. S P3A0 post histerektomi dengan indikasi mioma uteri sedang dalam pengkajian dilakukan dengan pengumpulan data subyektif dan obyektif. Data Subyektif pada kasus keluhan utama Ibu mengatakan masih lemas dan terasa nyeri pada luka jahitan setelah menjalani operasi pengangkatan rahim tanggal 10 Agustus 2012, pukul 10.00 WIB. Riwayat haid ibu mengatakan tidak teratur setiap bulan dan
Ibu mengatakan
kadang nyeri saat haid. Data Obyektif status generalis, keadaan umum : lemah, Kesadaraan : composmentis, Tanda vital : tekanan darah : 100/70 mmHg, Suhu : 36,5o C, Nadi : 86x/ menit, Respirasi: 20x/ menit, abdomen terdapat luka jahitan post histerektomi tertutup kasa steril.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Menurut
Wiknjosastro
(2007), keluhan utama pada post
histerektomi dengan indikasi mioma uteri alasan masuk biasanya adalah ibu merasakan nyeri sekali setiap menstruasi disertai nyeri di bagian panggul dan dalam sebulan bias mengalami dua kali menstruasi dan darah menstruasi banyak. Pada saat post histerektomi biasanya pasien mengeluhkan adanya nyeri pada daerah luka bekas jahitan. Menurut Varney (2004), data subyektif yaitu Ibu mengatakan nyeri di daerah luka bekas operasi, Ibu mengatakan merasa lemas dan pusing. Menurut Depkes (2009), Keadaan umum biasanya keadaan umum pasien dengan post histerektomi lemah karena mengalami anemia. Kesadaran pasien: Kesadaraan pasien post histerektomi koma atau syok karena perdarahan setelah dilakukan histerektomi. Tekanan Darah meningkat karena hipertensi dan kecemasaan yang dialami ibu dapat menjadi factor predisposisi. Batas normal tekanan darah 120/80 mmHg. Nadi. Dari pengkajian diatas didapatkan keluhan yang sama antara kasus dan teori, yaitu rasa nyeri setelah menjalani operasi, sehingga tidak ditemukan kesenjangan antara kasus dan teori. 2. Interprestasi data Pada interprestasi data ini setelah diperoleh data dari ibu , maka didapatkan diagnosa Ny. S P3A0 umur 47 tahun dengan post histerektomi atas indikasi mioma uteri, masalah yang muncul yaitu ketidaknyamanan dan rasa cemas terhadap luka jahitan bekas operasi, sehingga ibu diberikan dukungan moril dan informasi tentang keadaanya.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
Sedangkan pada teori menurut Engram (2000), masalah pasca operasi yang muncul dalam masa ini adalah kecemasan dan tidak nyaman dengan keadaannya dan penangan post histerektomi atas indikasi mioma uteri memerlukan dukungan moril dan informasi tentang keadaannya, jadi pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan praktek. 3. Diagnosa potensial Pada kasus Ny.S P3A0 post histerektomi dengan mioma uteri tidak ditemukan diagnose potensial, karena tepatnya penanganan dan observasi post histerektomi. Sedangkan menurut Saifuddin (2002), post histerektomi atas indikasi mioma uteri yang dapat terjadi antara lain: syok, terjadinya konstipasi terjadinya perdarahan dan infeksi. Pada langkah ini diagnose potensial pada kasus ini tidak muncul karena tepatnya penanganan. 4. Antisipasi Antisipasi pada Ny S dengan post histerektomi atas indikasi mioma uteri adalah perawatan luka dengan medikasi dan pemberian terapi sesuai advis dokter berupa: cefotaxime 3 x 1 gr IV, Metronidasol 3 x 1 gr IV , Alinamin F 3 x 1 amp IV,Vit C 2 x 1 amp IV, Antalgin 2 x 1 amp IV, Vitamin B complex 3 x 1 amp IV. Sedangkan menurut Saifuddin (2002), post histerektomi dengan indikasi mioma uteri diberikan antibiotic untuk mencegah terjadinya infeksi dan perawatan luka dengan kassa perut harus dilihat pada suatu hari pasca bedah, bila basah dan berdarahharus diganti, umumnya kassa
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
perut dapat diganti pada hari ke 3- 4 sebelum pulang dan seterusnya pasien mengganti setiap hari luka dapat diberi salep betadhine sedikit. Antisipasi atau tindakan segera pada kasus ini sudah dilakukan, sehingga kondisi ibu membaik tanpa ada komplikasi, jadi pada langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. 5. Perencanaan Perencanaan pada kasus observasi keadaan umum, tanda-tanda vital, tetesan infuse 28 tetes per menit, pada 4 jam pertama setiap 1 jam, observasi pengeluaran urine, beritahu ibu untuk berpuasa sampai flatus supaya peristaltik usus normal kembali, beri informasi ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan, beri dukungan moril pada ibu dan keluarga, beri terapi obat sesuai advis dokter yaitu Cefotaxime : 3 x 1 gr IV/8 jam, Metronidasol: 3 x 1 gr IV/8 jam, Alinamin F: 3 x 1 amp IV/8 jam, Vit C: 2 x 1 amp IV/8 jam, Antalgin: 2 x 1 amp IV/8 jam, Vitamin B complex : 3 x 1 amp IV/8 jam Sedangkan menurut Saifuddin (2002), yaitu lakukan manajemen post histerektomi, pemberian cairan, mobilisasi dini, diit perawatan luka, antibiotic, sehingga rencana pada kasus Ny.S dengan post histerektomi atas indikasi mioma uteri tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dilapangan. 6. Pelaksanaan Pada kasus pelaksanaan yaitu Pukul 14.20 WIB mengobservasi keadaan umum, tanda- tanda vital, luka bekas operasi, tetesan infuse 28
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
tetes per menit, jumlah urine dalam dower cateter pada 4 jam pertama setiap 1 jam., Pukul 14.25 WIB Memberitahu ibu puasa sampai flatus, Pukul 14.27 WIB Memberi informasi ibu tentang penyebab nyeri yang dirasakan, yaitu karena telah dilakukan pembedahan pada perut ibu dengan cara dilakukan insisi pada perut ibu untuk mengambil penyakit ibu dan telah dilakukan juga jahitan untuk menutupi bekas insisi tersebut, sehingga menyebabkan nyeri pada bekas operasi, Pukul 14.30 WIB, memberi dukungan moril pada ibu dan keluarga, Pukul 14.35 WIB Memberi terapi obat sesuai advis dokter diberikan yaitu : Cefotaxime : 3 x 1 gr IV/8 jam, Metronidasol : 3 x 1 gr IV/8 jam, Alinamin F: 3 x 1 amp IV/8 jam, Vit C: 2 x 1 amp IV/8 jam, Antalgin : 2 x 1 amp IV/8 jam, Vitamin b complex : 3 x 1 amp IV/8 jam Pelaksanaan yang dilaksanakan berdasarkan perencanaan yang telah disusun oleh penulis. Dalam teori menurut Donald (2002), pelaksanaan asuhan kebidanan pada post histerektomi dengan indikasi mioma uteri bias dilakukan oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya, pelaksanaan asuhan mioma uteri adalah disesuaikan dengan rencan tindakan. 7. Evaluasi Pada kasus Ny.S dengan post histerektomi atas indikasi mioma uteri telah dilakukan asuhan kebidanan selama 10 hari dengan control ulang ke RSUD Dr Moewardi dua kali, sebelum pulang keadaan ibu baik, tidak ada perdarahan, tidak ada pus, tidak berbau pada luka jahitan post
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
histerektomi dan pada waktu kontrol ibu mengatakan sudah mampu melakukan kegiatan kecil seperti menyapu dan memasak. Keadaan umum : baik, kesadaraan : composmentis, tanda- tanda vital: tekanan darah: 110/ 70 mmHg, Suhu : 36,4o C, nadi : 84x/ menit respirasi : 22x/ menit, Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan. Menurut Djuwantono (2004), post histerektomi atas indikasi mioma uteri tingkat keberhasilan cukup tinggi, dengan berbagai tindakan yang telah dilakukan sesuai rencana yang di susun. Hasil yang diharapkan berupa keadaan umum ibu baik, tidak terjadi perdarahan, tidak terjadi infeksi pada bekas operasi.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
BAB V PENUTUP
Pada tahap akhir pembuatan laporan Karya Tulis Ilmiah tentang Asuhan Kebidanan pada Ny. S dengan Post histerektomi dengan indikasi mioma uteri di RSUD Dr. Moewardi, penulis dapat menuliskan kesimpulan dan beberapa saran untuk lebih meningkatkan Asuhan Kebidanan, khususnya pada ibu dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri antara lain: A. Kesimpulan Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney pada ibu dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai berikut: 1. Dalam melakukan pengkajian terhadap Ny. S dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri dilaksanakan dengan pengumpulan data subyektif yang diperoleh dari hasil wawancara dari pasien post operasi dengan keluhan masih lemas dan terasa nyeri pada luka bekas jahitan setelah menjalani operasi, sedangkan data obyektif didapatkan dari pemeriksaan fisik yang meliputi keadaan umum lemah, tekanan darah 110/80 mmHg, nadi 82 x/menit, suhu 36,50 C, respirasi 20 x/menit, abdomen terdapat luka bekas operasi pengangkatan rahim, terpasang infus RL 24 tetes/menit, pengeluaran urine dalam dower kateter + 50 cc.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
2. Interpretasi data dilakukan dengan pengumpulan data secara teliti dan akurat, sehingga didapatkan diagnosa yaitu Ny. S umur 47 tahun P3Ao dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri yang disertai masalah yaitu ketidaknyamanan dan rasa cemas terhadap luka jahitan operasi, kebutuhan yaitu ibu diberikan dukungan moril dan informasi tentang keadaannya. 3. Diagnosa potensial pada kasus Ny. S dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri tidak muncul. 4. Antisipasi pada Ny. S dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri agar tidak terjadi di diagnosa potensial, yaitu medikasi dan pemberian terapi sesuai advis dokter berupa: Cefotaxime 3 x 1 gr IV, Metronidasol 3 x 1 gr IV, Alinamin F 3 x 1 Amp IV, Vit. C 2 x 1 Amp IV, Antalgin 2 x 1 Amp IV, Vitamin B Compleks 3 x 1 Amp IV. 5. Rencana tindakan yaitu dengan observasi keadaan umum ibu, tanda-tanda vital, observasi tetesan infus, observasi dower cateter, memberi informasi tentang penyebab nyeri, berikan dukungan moril, beri antibiotik, mengajarkan ibu cara mengurangi nyeri sesuai dokter dan mobilisasi. 6. Pelaksanaan pada Ny. S dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana tindakan. 7. Evaluasi pada Ny. S dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri dengan dilakukan asuhan kebidanan selama 4 hari. Dengan control ulang ke RSUD Dr Moewardi dua kali, sebelum pulang keadaan ibu baik, tidak ada perdarahan, tidak ada pus, tidak berbau pada luka jahitan post
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
histerektomi dan pada waktu kontrol ibu mengatakan sudah mampu melakukan kegiatan kecil seperti menyapu dan memasak. Keadaan umum : baik, kesadaraan : composmentis, tanda- tanda vital : tekanan darah : 110/ 70 mmHg, Suhu: 36,4o C, nadi : 84x/ menit respirasi : 22x/ menit, Ibu bersedia untuk kontrol ulang jika ada keluhan. 8. Dalam kasus ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dengan praktek.
B. Saran 1. Bidan Dalam setiap penanganan pasien hendaknya selalu menerapkan konsep asuhan kebidanan dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan sesuai dengan kondisi pasien. 2. Institusi a. Bagi Rumah Sakit Diharapkan meningkatkan pemberian asuhan kebidanan melalui pendekatan manajemen kebidanan secara komprehensif khususnya pada ibu dengan post histerektomi dengan indikasi mioma uteri, tepat dan profesional untuk meningkatkan mutu pelayanan sehingga pasien merasa aman dan nyaman. b. Bagi Institus Pendidikan Diharapkan menambah buku atau referensi di perpustakaan seperti buku gangguan sistem reproduksi, buku tentang mioma uteri dan penanganannya.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer
3. Bagi Ibu Ibu diharapkan untuk lebih kritis terhadap kesehatannya agar terdeteksi lebih dini bila terjadi kegawatan dan mampu memberikan pertolongan pertama serta cepat mengambil keputusan untuk mencari pertolongan pertama pada tempat pelayanan kesehatan.
Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer