Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
PENGGUNAAN MEDIA DAN ALAT PERAGA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan) Oleh: Atik Fibrianti
article aims to understand the meaning of media and and teaching Abst Abstract ract : This article aids; The nature of learning mathematics; The purpose of learning mathematics; and objects in mathematics learning.
K eywor ywor ds: media, teaching aids, mathematics Latar Belakang
Mata pelajaran Matematika adalah merupakan salah satu serangkaian mata pelajaran yang mempunyai peran penting dalam pendidikan. Matematika merupakan salah satu bidang studi yang sangat mendukung perkembagan ilmu pengatahuan dan teknologi. teknologi. Namun sayangnya masih banyak siswa yang menggap mata pelajaran Matematika Matemati ka sebagai mata pelajaran yang sulit, tidak ti dak menyenangkan dan menakutkan. Hal ini terjadi terja di dikarenakan masih banyak siswa yang mengaliami kesulitan-kesulitan dalam menyelesiakan soal-soal matematika. Marti (dalam Rostina Rosti na Sundayana, 2013: 2) mengemukakan bahwa, meskipun matematika dianggap memiliki tingkat kesulitan yang tinggi, namaun setiap orang harus mempelajarinya karena merupakan sarana untuk memecahkan masalah sehari-hari. Pemecahan masalah tersebut meliputi penggunaan penggunaan informasi, penggunaan pengetahuan tentang bentuk dan ukuran, penggunaan pengetahuan menghitung dan yang terpenting adalah kemampuan melihat serta menggunakan hubungan-hubungan hubungan-hubungan yang ada. a da. Rostina Sundayana (2013) Untuk menciptkan proses pembelajaran yang berkualitas dan bermakna, tenaga pendidik dalam hal ini guru seringkali menemukan kesulitan dalam memberikan materi pembelajaran khususnya bagi guru matematika. Dalam proses belajar bela jar mengajar di sekolah menujukan kekurangan dan keterbatasan. Terutama dalam memberikan gambaran konkret dari materi yang disampaikan sehingga hal tersebut berakibat langsung kepada rendah dan tidak meratanya kualitas hasil yang dicapai oleh peserta didik. Kondisi Kondisi semacam ini akan terus terjadi selama sel ama guru matematika masih menganggap me nganggap bahwa dirinya merupakan sumber belajar bagi peserta didik dan mengabaikan peran media pembelajran. Kemp (1994) Kontribusi media dalam pembelajran adalah: 1) Penyampaian pembelajaran lebih terstandar. 2) Pembelajaran lebih menarik. 3) Waktu penyampaian pembelajaran lebih singkat.
92 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
4) Kualitas pembelajran dapat di tingkatkan. 5) Proses pembelajaran dapat berlangsung kapanpun dan dimanapun diperlukan. 6) Sikap positip siswa dalam materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat ditingkatkan. 7) Peran guru berubah kearah yang postif. Untuk meminimalisir kesulitan-kesulitan dalam memecahkan soal-soal matematika maka peran Media dan Alat Peraga sangatlah diperlukan untuk memudahkan para peserta didik dalam mendapatkan pengalaman dalam pembelajaran matematika terutama untuk materi-mat materi-materi eri yang membutukan pemahaman matematika secara abstrak. Harus diakui bahwa media dan alat peraga memberikan kontribusi positif dalam suatu proses pembelajran. Pembelajaran dengan menggunakan media yang tepat akan memberika hasil yang optimal bagi pemahaman peserta didik terhadap materi yang sedang dipelajari.
Rumusan Masalah
Dari gambaran diatas maka penulis merumuskan masalah dalam artikel ini adalah sebagai berikut: 1) Apa pengertian media dan alat peraga? 2) Apakah yang dimaksud hakikat pembelajaran matematika? 3) Apakah tujuan dari pembelajaran matematika? 4) Apa saja obyek dalam pembelajaran matematika?
Pembahasan 1) Pengertia Media dan Alat Peraga
Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium medium yang yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan. Gerlac dan Ely (1971) mengatakan bahwa media dipahami secara garis besar adalah manusia, materi atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, pengetahuan, dan sikap. Gagne dan Briggs (1975) dalam Arsyad (2002) menyatakan bahwa media pembelajaran meliputialat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran yang antara lain buku, tape-recorder, kaset, video kamera, film, slide, foto, gambar, grafik, televisi dan computer
93 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
Hamalik (1989) mengatakan bahwa hubungan komonikasi akan berjalan lancar dengan hasil yang maksimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut dengan media komunikasi. Rostina Sundayana (2013) Berpendapat memposisikan media sebagai sebagai suatu alat atau sejenisnya yang dapat dipergunakan sebagai pembawa pesan dalam suatu kegiatan pembelajaran. Pesan dikmaksud adalah materi pelajaran. Dari berbagai pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari seseorang ke orang lain sehingga dapat memotivasinya untuk belajar. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi intruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untu belajar dimana keberadaan media tersebut agar pesan dapat lebih mudah dipahami dan dimengerti oleh siswa. Ali (1989) dalam Rostina Sundayana berpendapat bahwa alat peraga adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyatakan pesan merangsang pikiran, perasaan dan perhatian dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar. Menurut Rusffendi (1992) Alat Peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Sedangkan menurut Elly Estiningsih (1994) alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga adalah suatu benda asli dan benda tiruan yang digunakan dalam proses belajar mengajar yang menjadi dasar bagi tumbuhnya konsep berpikir abstrak bagi peserta didik. Menurut Rusffendi Alat Peraga adalah alat yang menerangkan atau mewujudkan konsep matematika. Model benda nyata yang digunakan untuk mengurangi keabstrakan materi matematika dinamakan alat peraga pembelajaran matematika. Alat peraga matematika dapat diartikan sebagai suatu perangkat benda yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan mengemb angkan konsep-konsep atau prinsip-prins prinsip-prinsip ip dalam matematika. Dengan demikian alat peraga dapat disimpulkan sebagai benda nyata (konkret) yang dibuat, disusun, dihimpun secara sengaja digunakan untuk membantu pemahaman, penanaman, pengembangan konsep matemati ka. Jenis alat peraga dikelompokan menjadi dua yaitu: 1)
Alat peraga dua dan tiga demensi, misalnya kerangka bangun ruang, bagan, grafik, poster, gambar mati, peta datar, peta timbul, globe, dan papan tulis.
2)
94 |
Alat peraga yang diproyeksikan, misalnya film, slide dan filmstrip .
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
Dalam pembelajaran pengunaan alat peraga memilki beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihan penggunaan alat peraga: a) Menumbuhkan minat belajar siswa karena pembelajaran lebih menarik; b) Memperjelas makna bahan pelajaran sehingga siswa lebih mudah memahaminya; c) Metode mengajar akan lebih bervariasi sehingga siswa tidak mudah bosan; dan d) Kegiatan pembelajaran akan lebih aktif a ktif Kekurangan penggunaan alat peraga: 1) Lebih banyak memakan waktu (persiapan baha ba han n al alat at pe pera raga ga); ); 2) Ke Kema maua uan n ber erko korb rban an se seca cara ra ma mate teri ri;; da dan n 3) Me Menu nunt ntut ut gu guru ru le leb bih kr krea eati tif. f.
Perbedaan Media Dengan Alat Peraga Perbedaan media dengan alat peraga terletak pada fungsinya dan bukan pada substansinya. Suatu sumber belajar disebut alat peraga bila hanya berfungsi sebagai alat bantu ba ntu pem pembel belajar ajaran an saj saja; a; da dan n sum sumber ber be belaja lajarr dis disebu ebutt med media ia bi bila la mer merup upaka akan n bag bagian ian integral dari seluruh proses atau kegiatan. Media memiliki tugas sebagai guru dan menjadi sumber belajar bagi peserta didiknya. Dengan demikian media memiliki peran utama dalam keberhasilan pendidikan sedangkan alat peraga hanya menjadi perantara dalam memudahkan penyampaian informasi dari guru kepada peserta didiknya.
2) Hakikat Pembelajaran Matematika
Pengertian Matematika Kata matematika berasal dari perkataan Latin mathematika yang mulanya diambil dari perkataan Yunani mathematike yang berarti mempelajari. Perkataan itu mempunyai asal katanya mathema yang berarti pengetahuan atau ilmu (knowledge, science). Kata mathematike berhubungan pula dengan kata lainnya yang hampir sama, yaitu mathein atau mathenein yang artinya belajar (berpikir). Jadi, berdasarkan asal katanya, maka perkataan matematika berarti ilmu pengetahuan yang didapat dengan berpikir (bernalar).
Matematika lebih
menekankan kegiatan dalam dunia rasio (penalaran) , bukan menekankan dari hasil eksperimen atau hasil observasi matematika terbentuk karena pikiran-pikiran manusia, yang berhubungan dengan ide, proses, dan penalaran (Russeffendi ET, 1980: 148). Matematika terbentuk dari pengalaman manusia dal am dunianya secara empiris. Kemudian pengalaman itu diproses di dalam dunia rasio, diolah secara
95 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
analisis dengan penalaran di dalam struktur kognitif sehingga sampai terbentuk konsep-konsep matematika supaya konsep-konsep matematika yang terbentuk itu mudah dipahami oleh orang lain dan dapat dimanipulasi secara tepat, maka digunakan bahasa matematika atua notasi matematika yang bernilai global (universal). Konsep matematika didapat karena proses berpikir, karena itu logika adalah dasar terbentuknya matematika. Pada awalnya cabang matematika yang ditemukan adalah Aritmatika atau Berhitung, Aljabar, Geometri setelah itu ditemukan Kalkulus, Statisti ka, Topologi, Aljabar Abstrak, Aljabar Linear, Himpunan, Geometri Linier, Analisis Vektor , dll. 1)
2)
3)
4) 5)
Beberapa Definisi Para Ahli Mengenai Matematika antara lain: Russefendi (1988) Matematika terorganisasikan dari unsur-unsur yang tidak didefinisikan, definisi-definisi, aksioma-aksioma, dan dalil-dalil di mana dalildalil setelah dibuktikan kebenarannya berlaku secara umum, karena itulah matematika sering disebut ilmu deduktif. James dan James (1976: 50). Matematika adalah ilmu tentang logika, mengenai bentuk, susunan, besaran, dan konsep- konsep yang berhubungan satu dengan lainnya. Matematika terbagi dalam tiga bagian besar yaitu aljabar, analisis dan geometri. Tetapi ada pendapat yang mengatakan bahwa matematika terbagi menjadi empat bagian yaitu aritmatika, aljabar, geometris dan analisis dengan aritmatika mencakup teori bilangan dan statistika. Johnson dan Rising dalam Russefendi (1972: 32) Matematika adalah pola berpikir, pola mengorg mengorganisasikan, anisasikan, pembuktian yang logis, matematika itu adalah bahasa yang menggunakan istilah yang didefinisikan dengan cermat, jelas dan akurat representasinya dengan simbol dan padat, lebih le bih berupa bahasa simbol mengenai ide daripada mengenai bunyi. Matematika adalah pengetahuan struktur yang terorganisasi, sifat-sifat dalam teori-teori dibuat secara deduktif berdasarkan kepada unsur yang tidak didefinisikan, aksioma, sifat atau teori yang telah dibuktikan kebenarannya adalah ilmu tentang keteraturan pola atau ide, dan matematika itu adalah suatu seni, keindahannya terdapat pada keterurutan dan keharmonisannya. Reys – Reys – dkk dkk (1984: 16) Matematika adalah telaahan tentang pola dan hubungan, suatu jalan atau pola berpikir, suatu seni, suatu bahasa dan suatu alat. Kline (1973: 25) Matematika itu bukan pengetahuan menyendiri yang dapat sempurna karena dirinya sendiri, tetapi adanya matematika itu terutama untuk membantu manusia dalam memahami dan menguasai permasalahan sosial, ekonomi, dan alam.
Pembelajaran Matematika Belajar adalah perubahan yang relatif permanen dalam prilaku atau potensi prilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat diperkuat.. Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. Seseorang
96 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
diangggap telah belajar sesuatu jika dia dapat menujukan perubahan prilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa stimulus dan output yang beruparespon. Stimulus adalah apasaja yang diberikan oleh guru kepda pelajar, sedangkan respon berupa reaksi atau tanggapan pelajar terhadap stimulus yang diberikan oleh guru tersebut. Proses yang terjadi antara stimulus dan respon tidak penting untuk diperhatikan karena dapat diamati dan tidak dapat diukur , yang dapat diamati adalah stimulus dan respon, oleh karena itu apa yang diberikan oleh guru (stimulus) dan apa yang diterima oleh pelaja r (respon) harus dapat diamati dan diukur (http: //id. wikipedia. org/wiki/belajar). org/wiki/belajar). Belajar adalah suatu suat u proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi i nteraksi dengan lingkunganya (Uno, 2009). Hamalik (2001) medefinisikan, Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu melalui melal ui interaksi dengan lingkungan. Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian belajar adalah suatu proses siswa membangun gagasan gagasan atau pemahaman sendiri untuk untuk berbuat, berbuat, berpikir, berinteraksi sendiri, baik melalui pengalaman mental, pengalaman fisik maupun pengalaman emosioanal, yang menyebabkan perubahan tingkah laku siswa. Perubahan-perubahan tersebut adalah perubahan pengetahuan, pemahaman, keterampilan, nilai dan sikap.
Pentingnya Pembelajaran Matematika Matematika Pentingnya pelajaran matematika tidak lepas dari peran matematika dalam segala aspek kehidupan oleh karena itu matematika tidak terlepas dari pembelajaran. Menurut aliran behavioristic pembelajaran adalah usaha guru membentuk tingkah laku yang diinginkan dengan menyediakan lingkungan atau simulasi. Aliran kognitif mendefinisikan pembelajaran sebagai cara guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir agar mengenal dan memahami sesuatu yang sedang di pelajari (Darsono: 2000). Sedangkan aliran humanistic mendefinisikan pembelajran adalah memeberikan kebeasan kepada siswa untuk memilih bahan pelajaran dan cara mempelajarinya sesuaia dengan minat dan kemampuannya (Sugandi: 2004) dalam Hamdani (2010: 23). Dari pendapat para ahli di atas disimpulkan bahwa pembelajaran adalah sebagai upaya sistematis yang terdapat interaksi didalamnya baik itu antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, siswa dengan sumber belajar, sehingga mengarah kepada perubahan tingkah laku siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
97 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
Dengan demikian Pembelajaran Matematikan dapat dikatakan siswa belajar tentang konsep dan struktur matematika yang terdapat dalam materi yang dipelajari atau proses pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif membangun pengalaman dan pengetahuan matematika. Dari uraian di atas disimpulkan bahwa pembelajaran matematika merupakan proses aktif dan konstruktif konstruktif sehingga siswa dapat menyelesaikan masalah yang ada dan menjadi pengalaman belajar sekaligus menjadi penerima atau sumber .
Matematika Adalah Ilmu Deduktif Matematika dikenal sebagai ilmu deduktif, karena proses mencari kebenaran (generalisasi) dalam matematika berbeda dengan ilmu pengetahuan alam dan ilmu pengetahuan yang lain. Metode pencarian kebenaran yang dipakai adalah metode deduktif, tidak dapat dengan cara induktif. Pada ilmu pengetahuan alam adalah metode induktif dan eksperimen. Walaupun dalam matematika mencari kebenaran itu dapat dimulai dengan cara induktif, tetapi seterusnya generalisasi yang benar untuk semua keadaan harus dapat dibuktikan dengan cara deduktif. Dalam matematika suatu generalisasi dari sifat, teori atau dalil itu dapat diterima kebenarannya sesudah dibuktikan secara deduktif.
Matematika sebagai Ratu dan Pelayan Pelayan Ilmu Matematika sebagai ratu ilmu artinya matematika sebagai alat dan pelayan ilmu yang lain. Matematika sebagai suatu ilmu yang berfungsi melayani ilmu pengetahuan. Matematika tumbuh dan da n berkembang untuk dirinya sendiri sebagai suatu
ilmu,
juga
untuk
melayani
kebutuhan
ilmu
pengetahuan
dalam
pengembangan dan operasionalnya. Matematika sebagai ratu ilmu dimaksudkan bahwa matematika adalah sebagai sumber dari ilmu yang lain lain.. Banyak sekali cabang ilmu pengetahuan yang pengembangan teori-teorinya didasarkan pada pengembangan konsep matematika. Sebagai contoh, contoh, banyak banyak teori-teori dan cabangcabang dari fisika dan kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan di kembangkan melalui konsep kalkulus, khususnya tentang persamaan differensial. Contoh lain, teori
98 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
ekonomi mengenai permintaan dan penawaran yang dikembangkan melalui konsep fungsi dan kalkulus tentang differensial dan integral.
Kegunaan Matematika Matematika sebagai pelayan ilmu yang lain. Banyak ilmu-ilmu yang penemuan dan pengembangannya pengembangannya bergantung dari matematika. matematika . Contoh
Dalam
ilmu
kependudukan,
matematika
digunakan
untuk
memprediksi jumlah penduduk, Banyak Banyak teori-teori dari Fisika dan Kimia (modern) yang ditemukan dan dikembangkan melalui konsep Kalkulus. Matematika digunakan manusia untuk memecahkan masalahnya dalam kehidupan sehari-hari. Contoh Mengadakan transaksi jual beli, maka manusia memerlukan proses perhitungan matematika yang berkaitan dengan bilangan dan operasi hitungnya. Menghitung luas daerah dan laju kecepatan kendaraan. Menghitung jarak yang ditempuh dari suatu tempat ke tempat yang lain.
3) Tujuan Pembelajaran Matematika
Matematika diajarkan di sekolah membawa misi yang sangat penting, yaitu mendukung ketercapaian tujuan pendidikan nasional. Secara umum tujuan pendidikan matematika di sekolah dapat digolongkan digolongkan menjadi: 1) Tujuan yang bersifat formal, menekankan kepada menata penalaran dan membentuk kepribadian siswa. 2) Tujuan yang bersifat material menekankan kepada kemampuan memecahkan masalah dan menerapkan matematika. Secara lebih terinci, tujuan pembelajaran matematika dipaparkan pada buku standar kompetensi mata pelajaran matematika sebagai berikut (Melly, dkk., 2013: 13): 1) Melatih cara berpikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan, misalnya melalui kegiatan penyelidikan, eksplorasi, eksperimen, menunjuk kesamaan, perbedaan, konsistensi dan inkonsistensi. 2) Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, intuisi, dan penemuan dengan mengembangkan pemikiran divergen, orisinil, rasa ingin tahu, membuat prediksi dan dugaan, serta mencoba-coba. 3) Mengembangkan kemampuan memecahkan masalah.
99 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
4) Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan antara lain melalui pembicaraan lisan, grafik, peta, diagram, dalam menjelaskan gagasan. Kebiasana yang sering terjadi guru mengajarkan matematika dengan menerangkan konsep dan operasi matematika. Memberikan contoh soal dan penyelasaian soal atau mengerjakan soal tersebut kemudian siswa diberi soal latihan yang sejenis dengan contoh soal yang sudah diterangkan oleh guru. Model pembelajran ini menekan me nekan pada menghapal konsep dan prosedur matematika guna menyelesaikan soal. Freudhental (1973) menyebutnya model pembelajaran mekanistik. Model i ni guru menekankan pembelajaran matematika bukan pada pemahaman siswa terhadap konsep dan operasinya, melainkan pada pelatihan simbul-simbul matematika dengan penekanan pemberi informasi dan latihan penerapan algoritma. Biasanya dalam pembelajran ini guru menggunakan metode ceramah atau biasa disebut guru sentris. Pentingnya Media dan Alat Peraga dalam pembelajaran Matematika Media dan alat peraga sangat berperan dalam menikatkan pemahaman dan kualitas pembelajaran yang sedang berlangsung termasuk untuk meningkatan pemahaman dan kualitas pembelajaran matematika. Menurut Rostina Sundayana (2013) dengan menggunakan media, konse p dan simbol-simbol matematika yang tadinya bersifat abstrak a bstrak menjadi konkret, sehingga dapat memberikan pengenalan konsep dan simbul matematika sejak dini, disesuaikan dengan taraf berfikir anak. Penggunaan alat peraga yang tepat memungkinkan semua siswa dapat melihat dengan jelas baik ba ik tulisan maupun gambar, atau keterangan yang diperlukan untuk memperjelas bagian-bagian alat peraga tersebut. Pemilihan dan penggunaan alat peraga yang tepat akan mampu menciptakan pembelajaran yang efektif dan efisien yang akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa yang optimal.
4) Obyek Pembelajaran Matematika
Menurut Gagne, secara garis besar ada 2 macam objek yang dipelajari siswa dalam matematika, yaitu objek-objek langsung (direct objects) dan objek-objek tak langsung (indirect objects).
100 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
1) Objek-objek langsung a) Fakta (abstrak) berupa konvensi-konvensi (kesepakatan) dalam matematika unutk memperlancar pembicaraan-pembicaraan dalam matematika, seperti lambang-lambang. Di dalam matematika, fakta merupakan sesuatu yang harus diterima, tanpa pembuktian karena merupakan kesepakatan. Sebagai contoh Simbol bilangan “3” sudah dipahami sebagai bilangan “tiga”. Jika disajikan angka “3” orang sudah dengan sendirinya menangkap maksudnya yaitu “ti ga”. Sebaliknya kalau seseorang seseorang mengucapakan kata “tiga” dengan sendirinya dapat disimbolkan dengan “3”. b) Konsep adalah ide abstrak yang dapat digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan objek, apakah objek tertentu merupakan contoh konsep atau bukan. Suatu konsep yang berada dalam lingkup matematika disebut sebagai onsep matematika. “Segitiga” adalah nama suatu konsep abstrak. Dengan konsep itu sekumpulan objek dapat digolongkan sebagai contoh atau bukan contoh. Konsep berhubungan erat dengan definisi. Definisi adalah ungkapan yang membatasi suatu konsep. Dengan adanya definisi ini orang dapat membuat ilustrasi atau gambar atau lambang dari konsep yang didefinisikan. Sehingga menjadi semakin jelas apa yang dimaksud dengan konsep tertentu. Konsep trapesium misalnya bila dikemukakan dalam definisi “trapesium adalah segiempat yang tepat sepasang sisinya sejajar” akan menjadi jelas maksudnya. Konsep trapesium dapat juga dikemukakan dengan definisi lain, misalnya “segiempat yang terjadi jika sebuah segitiga dipotong oleh sebuah garis yang sejajar salah satu sisinya adalah trapesium. Kedua definisi trapesium memiliki isi kata atau makna kata yang berbeda, tetapi mempunyai jangkauan yang sama. c) Operasi/keterampilan matematika adalah operasi-operasi dan prosedur prosedur dalam matematika matematika yang merupakan suatu proses untuk mfencari suatu hasil tertentu. Sebagai contoh misalnya “penjumlahan”, “perkalian”, “gabungan”, “irisan dan sebagainya. d) Prinsip (abstrak) adalah objek matematika yang komplek. Prinsip adalah suatu pernyataan bernilai benar, yang yang memuat dua dua konsep atau lebih dan menyatakan hubungan antara konsep-konsep tersebut. 2) Objek-objek tak langsung la ngsung Objek-objek tak langsung dari pembelajaran matematika meliputi kemampuan berfikir logis, kemampuan memecahkan masalah , kemampuan berfikir analitis, sikap positif terhadap matematika, ketelitian, ketekunan, kedisiplinan dengan demikian objek-objek tak langsung berkaitan dengan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, menyelidiki yang membutuhkan pemikiran kreatif, bersikap kritis, teliti dan pengembangan sikap positif lainnya lainnya dan hal-hal lain lai n yang secara implisit akan dipelajari jika siswa sedang mempelajari matematika.
101 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526
Penggunaan Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Matematika (Karya Tulis Ilmiah Makalah Pendidikan)
| 2018 2018
Simpulan
Media pembelajaran matematika adalah alat yang digunakan untuk menunjang pembelajaran matematika agar siswa lebih le bih memahami materi dan dapat merangsang pola pikir siswa. Adapun fungsi media pembelajaran matemtika adalah a dalah untuk membuat pemebalajaran matematika menjadi lebih menarik dan untuk mempermudah anak dalam belajar matematika. Banyak macam-macam media yang digunakan dalam media pembelajaran, namun, salah satu jenis media pembelajaran matematika yang sering digunakan adalah alat peraga matematika. Alat peraga adalah salah satu komponen atau unsur penentu efektivitas belajar. Alat peraga mengubah materi ajar yang yang abstark menjadi konkret dan
realistik. Salah satu
pemenuhan kebutuhan untuk pembelajaran matematika adalah penyedian perangkat alat peraga, penggunaan alat peraga dalam pembelajaran khususnya pembelajaran matematika akan mengmaksimalkan fungsi fungsi seluruh panca indra siswa yang akan berujung pada peningkatan efektivitas siswa dalam belajar, misalnya siswa akan melihat, mendengar dan meraba dan kemudian akan menggunakan pikirannya secara logis dan realistis.
Daftar Pustaka
Abddurrahman, M. 2003. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2002. Media Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Gerlach, V. G. dan Elly, D. P. 1971. Teaching and Media. A. Systematic Approsch. Engliewood Cliffs: Prentice-Hill, Inc. Hamalik, Oemar. 1989. Media Pendidikan. Bandung: Citra Aditya. Hamalik, Oemar. 2001. Proses Belajar Mengajar. Jakarta. Bumi Aksara. Hamdani. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Bandung: CV Pustaka Setia. Hudojo, H., 1988. Mengajar Belajar Matematika. Matema tika. Depdikbud: Jakarta. Kemp, Jerrold E. 1994. Designing Effective Instruction. New York: MacMillan Publisher. Melly dan Mimi. 2013. Pembelajaran Matematika SD/MI. Pekanbaru: Benteng Media. Sadiman, Arif S. dkk. 2006. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sundayana, Rostina. 2013. Media dan Alat PeragaDalam Pembelajaran Matematika. Bandung: CV. Alfabeta. Uno, Hamzah B. 2009. Teori Motivasi & Pengukuranya, Cetakan ke-5. Jakarta. Bumi Aksara. http://id.wikipedia.org/wiki/belajar
102 |
Jurnal Pendidikan Dasar, Edisi XV, ISSN: 2355-1526