BPK - RI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRA KATAU STE EL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004, 2003 dan 2002
Nomor : 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal: 30 Maret 2005 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor
: 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005
Independent Auditor’s Report Laporan Auditor Independen/ Kami
konsolidasian
We have audited the accompanying consolidated
PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan
telah
balance sheet of PT Krakatau Steel (Persero) and
tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002, serta laporan
its subsidiaries as of December 31, 2004, 2003 and
laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus
2002, and the related consolidated statements of
kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada
income, changes in shareholders’ equity and cash
tanggal-tanggal
mengaudit
tersebut.
neraca
Kami
juga
melakukan
flows for the years then ended. We also test
pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap peraturan
company’s
perundang-undangan dan pengendalian intern. Laporan
regulations and internal control. These financial
Keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-
statements,
undangan dan pengendalian intern adalah tanggung jawab manajemen perusahaan. Tanggung jawab kami
regulations and internal control are the responsibility of the company’s management. Our
terletak
responsibility is to express an opinion on these
pada
pernyataan
pendapat
atas
laporan
compliance
compliance
with
with
government
government
keuangan, kepatuhan terhadap peraturan perundang-
financial statements, compliance with government
undangan dan pengendalian intern berdasarkan audit
regulations and its internal control based on our
kami.
audits.
Kami tidak mengaudit laporan keuangan anak-anak
We did not audit subsidiaries’ financial statements,
perusahaan, yang laporan keuangannya mencerminkan
that reflect total assets of Rp2.264.150 million
jumlah aktiva sebesar Rp2.264.150 juta (25,37%) dan
(25,37%) and total revenue of Rp2.508.307 million
jumlah pendapatan usaha sebesar Rp2.508.307 juta
(26,69%) for year ended December 31, 2004 as
(26,69%) untuk tahun buku yang berakhir tanggal
follows:
31 Desember 2004 dari:
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT Krakatau Innformation Technology;
•
PT Krakatau Information Technology;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT Pelat Timah Nusantara.
•
PT Pelat Timah Nusantara.
Laporan
keuangan
independen
lain
tersebut dengan
diaudit
pendapat
oleh
auditor
These financial statements are audited by other
wajar
tanpa
independent auditors with unqualified opinion,
pengecualian, yang laporannya telah diserahkan kepada
which reports are given to us, and our opinion, in
kami, dan pendapat kami, sepanjang berkaitan dengan
accordance to subsidiaries accounts and balances,
jumlah-jumlah untuk anak-anak perusahaan tersebut,
are based on the other independent auditors’
semata-mata hanya didasarkan atas laporan auditor
reports.
independen lain tersebut. Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit
We conducted our audits in accordance with
Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa
Government
Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan oleh
Supreme Audit Board of Republic of Indonesia and
Ikatan
auditing standards established by the Indonesia
Akuntan
Indonesia.
Standar
tersebut
Audit
standards
established
by
mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan
Institute of Accountants. These standards require
audit agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
that we plan and perform the audit to obtain
laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu
reasonable assurance that the financial statements
audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-
are free of material misstatement. An audit includes
bukti
dan
examining, on test basis, evidence supporting the
pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
amounts and disclosures in the financial statements.
yang
mendukung
jumlah-jumlah
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan
An audit also includes assessing the accounting
dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
principles used and significant estimate made by
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
management, as well as evaluating the overall
secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup pengujian
presentation of the financial statements. Beside that
atas kepatuhan perusahaan terhadap kontrak, persyaratan
an audit includes test on the company’s compliance
bantuan dan pasal-pasal tertentu peraturan perundang-
with contracts, assistance requirements and certain
undangan serta kepatuhan terhadap pengendalian intern.
articles of government regulations and compliance
Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar
with its internal control. We believe that our audits
memadai untuk menyatakan pendapat.
provide a reasonable basis for our opinion
Menurut pendapat kami, berdasarkan audit kami dan laporan auditor independen lain yang kami sebut diatas,
In our opinion, based on our audits and other independent auditors’ report, the consolidated
ii
BPK-RI/AUDITAMA V
laporan keuangan konsolidasian yang kami sebut di atas
financial statements referred to above present
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang
fairly, in all material respect, the financial position
material, posisi keuangan PT Krakatau Steel (Persero)
of PT Krakatau Steel (Persero) as of 31 December
dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004,
2004, 2003 and 2002, and the results of its
2003 dan 2002, dan hasil usaha, perubahan ekuitas, serta
operations, its changes in shareholders’ equity and
arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal
its cash flows for the years then ended, in
tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
conformity with generally accepted accounting
umum di Indonesia.
principles in Indonesia.
Audit kami laksanakan dengan tujuan untuk menyatakan
We conducted our audit to express an opinion on
pendapat
these
atas
keseluruhan.
laporan
Laporan
keuangan
keuangan
pokok
induk
secara
perusahaan
disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan
financial
statements.
Parent’s financial
statements are presented for additional analysis purpose not as part of consolidated financial
merupakan bagian laporan keuangan pokok yang
statements that require by generally accepted
diharuskan menurut prinsip akuntansi yang berlaku
accounting principles in Indonesia. These financial
umum di Indonesia. Laporan keuangan tersebut telah
statements are the object of our audit procedures
menjadi obyek prosedur audit yang kami terapkan dalam
applied
audit atas laporan keuangan pokok, dan, menurut
statements, and, in our opinion, presented fairly, in
pendapat kami, disajikan secara wajar, dalam semua hal
all material respect, in relation with overall
yang material, berkaitan dengan laporan keuangan
consolidated financial statements.
in
audit
on
consolidated
financial
pokok secara keseluruhan. Kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan dan
Compliance with government regulations and
pengendalian intern kami sampaikan secara terpisah
internal control report are delivered separately to
kepada
nomor
management
Maret
23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005 dated March 30,
manajemen
dengan
23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005
surat
kami
tanggal
30
2005.
in
our
letter
No.
2005.
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit/Audit in Charge,
Drs. Misnoto, Ak. MA No. Register Akuntan/Registered Accountant No. D-1416
Jakarta, 30 Maret 2005/March 30, 2005
iii
BPK-RI/AUDITAMA V
Dasar Penugasan Dan Ruang Lingkup Audit/Basis of Assignment and Audit Scope
1. Basis of Assignment
1. Dasar Penugasan a. Perubahan Ketiga Undang-Undang Dasar
a. Third amendment of 1945’s Constitution
Tahun 1945 pasal 23 E, 23 F dan 23 G;
article 23 E, 23 F and 23 G;
b. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 tahun
1973
tentang
Badan
b. Act No. 5 year 1973 concerning The Supreme
Pemeriksa
Audit Board of Republic of Indonesia and
Keuangan dan peraturan perundangan lainnya yang berlaku;
other government regulations; c. Supreme Audit Board of Republic
c. Surat Tugas Badan Pemeriksa Keuangan Republik
Indonesia
of
Indonesia assignment letter No. 62/ST/VII-
No. 62/ST/VII-
XV.1/9/2004
dated
September
30,
2004
XV.1/9/2004 tanggal 30 September 2004 dan
regarding audit assignment on PT Krakatau
perihal penugasan untuk melakukan audit
Steel
atas
konsolidasian
statements and environmental development
PT Krakatau Steel (Persero) dan Program
and partnership program for 2004 in Cilegon.
laporan
keuangan
(Persero)
consolidated
financial
Kemitraan dan Bina Lingkungan Tahun Buku 2004 di Cilegon. 2.
2. Audit Scope
Ruang Lingkup Audit Audit ini bersifat general audit atas
We
laporan keuangan PT Krakatau Steel (Persero)
PT
untuk
tahun
buku
yang
berakhir
conducted
Krakatau
Steel
general
audit
(Persero)
on
Financial
pada
Statements for year ended at December 31, 2004.
31 Desember 2004. Audit dilaksanakan dengan
We conducted our audits in accordance with
berpedoman pada Standar Audit Pemerintahan
Government
yang ditetapkan Badan Pemeriksa Keuangan dan
Supreme Audit Board of Republic of Indonesia
standar auditing yang diterbitkan Ikatan Akuntan
and
Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami
Audit
auditing
Indonesia
standards
standards
Institute
of
establish
establish
by
Accountants.
by
the These
untuk merencanakan dan melaksanakan audit
standards require that we plan and perform the
agar memperoleh keyakinan memadai bahwa
audit to obtain reasonable assurance that the
laporan keuangan bebas dari salah saji material.
financial
statements
are
free
of
material
misstatement. Suatu audit meliputi pemeriksaan atas
An audit includes examining on test basis
dasar pengujian bukti-bukti yang mendukung
evidence supporting the amounts and disclosures
jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan
in the financial statements. An audit also
keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas
includes assessing the accounting principles
prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta
used and significant estimate made by management, as well as evaluating the overall
iv
BPK-RI/AUDITAMA V
penilaian terhadap penyajian laporan keuangan
presentation of the financial statements. Beside
secara keseluruhan. Selain itu audit mencakup
that an audit includes test on company’s
pengujian atas kepatuhan perusahaan terhadap
compliance with contracts and certain articles of
kontrak
government
dan
pasal-pasal
tertentu
peraturan
perundang-undangan serta kepatuhan terhadap
regulation
and
compliance
of
internal control.
pengendalian intern. Kontrak,
pasal-pasal
tertentu
peraturan
We
perundang-undangan dan peraturan perusahaan
tested
government
contracts,
certain
regulations
and
articles
of
company
yang kami uji mencakup:
regulations as follows:
a. Undang-undang No. 1 tahun 1995 tentang
a. Limited Corporation Act No. 1 year 1995.
Perseroan Terbatas. b. Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang
b. Manpower Act No. 13 year 2003.
Ketenagakerjaan. c. Undang-undang No. 19 tahun 2003 tentang
c. State Owned Company Act No. 19 year 2003.
Badan Usaha Milik Negara. d. Undang-undang No. 6 tahun 1983 tentang
d. Act No. 6 year 1983 concerning Taxation
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
General Rules and Procedures as amended by
sebagaimana
yang
telah
diubah
dengan
Act No. 9 year 1994 and Act No. 16 year
Undang-Undang No. 9 tahun 1994 dan
2000.
Undang-undang No. 16 tahun 2000. e. Undang-undang No. 7 tahun 1983 tentang
e. Act No. 7 year 1983 concerning Income Tax
Pajak Penghasilan sebagaimana yang telah
as amended by Act No. 7 year 1994, Act
diubah dengan Undang-undang No. 7 tahun
No. 10 year 1994 and Act No. 17 year 2000.
1991, Undang-Undang No. 10 tahun 1994 dan Undang-undang No. 17 tahun 2000. f. Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak
Pertambahan
sebagaimana
yang
Nilai
telah
f. Act No. 8 year 1983 concerning Value Added
(PPnBM)
diubah
Tax (VAT) as amended by Act No. 11 year
dengan
1994 and Act No. 18 year 2000.
Undang-undang No. 11 tahun 1994 dan Undang-undang No. 18 tahun 2000. g. Peraturan Pemerintah No. 12 tahun 1998
g. Corporation Company Act No. 12 year 1998
tentang Perusahaan Perseroan (PERSERO)
as amended by Government Regulation No.
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
45
Pemerintah (PP) No. 45 tahun 2001 tentang
Government Regulation No. 12 year1998.
year
2001
concerning
changes
on
Perubahan atas PP No. 12 tahun 1998.
v
BPK-RI/AUDITAMA V
h. Anggaran Dasar Perusahaan PT Krakatau
h. PT Krakatau Steel (Persero) Company’s
Steel (Persero).
article of association.
i. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)
i.
pengesahan laporan keuangan tahun buku
Annual Shareholders’ Meeting to validate 2001 financial statements PT Krakatau Steel
2001.
(Persero).
j. Kontrak-kontrak PT Krakatau
penjualan
Steel
antara
(Persero)
j. Sales contracts between PT Krakatau Steel
dengan
(Persero) and its customers.
Pelanggan. k. Kontrak-kontrak pengadaan material dan jasa
k.
antara PT Krakatau Steel (Persero) dengan Pemasok.
supply
and
service
contracts
suppliers.
l. Standar Operasional Pendanaan. m. Standar
Operasional
l. Financing operational standard. Pengadaan
m.
Material/Jasa.
Material/service
procurement
operational
standard.
n. Standar Operasional Penjualan Produk. Kami
Material
between PT Krakatau Steel (Persero) and its
tidak
mengaudit
n. Product sales operational standard.
laporan
We did not audit subsidiaries’ financial
keuangan anak-anak perusahaan, yang laporan
statements,
keuangannya
Rp2.264.150 million (25,37%) and total revenue
mencerminkan
jumlah
aktiva
that
reflect
total
assets
of
sebesar Rp2.264.150 juta (25,37%) dan jumlah
of Rp2.508.307 million (26,69%) for year ended
pendapatan usaha sebesar Rp2.508.307 juta
December 31, 2004 as follows:
(26,69%) untuk tahun buku yang berakhir tanggal 31 Desember 2004 dari:
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Daya Listrik;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Bandar Samudra;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Tirta Industri;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT Krakatau Engineering;
•
PT Krakatau Information Technology;
•
PT Krakatau Medika;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT Krakatau Information Technology;
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT KHI Pipe Industries;
•
PT Pelat Timah Nusantara.
•
PT Krakatau Wajatama;
•
PT Pelat Timah Nusantara. Laporan keuangan tersebut diaudit oleh
Their financial statements are audited by
auditor independen lain dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya telah
other independent auditor with unqualified opinion, that the report given to us, and our
vi
BPK-RI/AUDITAMA V
diserahkan kepada kami, dan pendapat kami,
opinion, as long as related to subsidiaries
sepanjang
accounts and balances, are based on the auditor
berkaitan
dengan
jumlah-jumlah
untuk anak-anak perusahaan tersebut, semata-
independents’ report.
mata hanya didasarkan atas laporan auditor Independent lain tersebut Kami
audit
kami
We believe that our audits provide a
memadai
untuk
reasonable basis for our opinion. Field audits
menyatakan pendapat. Pelaksanaan audit di
are started on October 13, 2004 to March 30,
lapangan mulai tanggal 13 Oktober 2004 sampai
2005.
memberikan
yakin dasar
bahwa yang
dengan 30 Maret 2005.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
vii
BPK-RI/AUDITAMA V
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN 1
As of December 31, 2004 (With comparative figures as of December 31, 2003and 2002) (In million Rupiah, except for share data)
Per 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
Catatan/
2004
2003
2002
Notes ASSETS
A KT IVA
CURRENT ASSETS
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas Investasijangkapendek Piutang usaha Pihak ketiga Penyisihanpiutangragu-ragu Pihak hubunganistimewa Penyisihanpiutangragu-ragu Piutangusahabersih Tagihananjakpiutang Piutang lain-lain Pihak ketiga Penyisihanpiutangragu-ragu Pihak hubunganistimewa Penyisihanpiutangragu-ragu Piutanglain-lainbersih Persediaan– bersih Uangmukadan b iaya d ibayar dimuka Pajakdibayardimuka J uml a hA k t i vaL a n c a r AKTIVA TIDAK LANCAR Aktivapajaktangguhan Penyertaan Penyisihanpenurunannilai
Aktiva tetap
3
8
6 7 8
9 18
432,523 -
456,123 -
1,032,334 (23,422) 30,616 (894) 1,038,634 98,999
819,902 (24,875) 73,928 868,955 -
772,275 (26,583) 36,594 782,286 19,585
114,747 (101,895) 2,238 (51) 15,039 3,184,630 81,475 177,016 5 , 33 4 , 3 0 8
97,099 (3,932) 9,434 102,601 2,053,553 41,105 170,243 3,668,980
155,320 (2,251) 3,717 156,786 2,072,552 42,934 33,498 3,563,764
Cash and cash equivalents Short-term investments Trade receivables Third parties Provision for bad debts Related parties Provision for bad debts Trade receivables-net Factoring receivables Other receivables Third parties Provision for bad debts Related parties Provision for bad debts Other receivables-net Inventories - net Advances and prepaymentss Prepaid tax Total Current Assets NON CURRENT ASSETS
46,868 107,165 (66,532) 40,633 5,815,235
42,485 146,743 (60,682) 86,062 5,019,246
33,025 146,436 (60,682) 85,755 4,995,191
Deferred tax assets Investments Allowances for decline in value
(2,715,738) 3,099,497 175,756
(2,520,102) 2,499,143 594,535
(2,319,216) 2,675,975 529,767
Accumulated depreciation
12,862 20,753 83,062 76,139 16,720 16,958 2 2 6, 4 9 4 3 , 58 9 , 2 4 8 8 , 92 3 , 5 5 6
24,898 24,391 293,402 42,092 17,726 30,453 432,962 3,655,188 7,324,168
187,733 24,781 251,877 10,243 214,785 689,419 4,013,941 7,577,705
Restricted time deposits Advances for construction Assets not used in operation Long-term receivables Employee receivables Others
20 10
11
Akumulasipenyusutan Aktivadalampembangunan Aktiva lain-lain Deposito dibatasi penggunaannya Uangmukakonstruksi Aktiva tidak digunakan dalam operasi Piutangjangkapanjang Piutang karyawan Lain-lain J uml a hA k ti vaL a i n -la i n J uml a hA k t i vaT i da kLa n c a r J U M LA H A K T IVA
636,375 102,140
4 5
12
Fixed assets
Assets under construction Other assets
13
14
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
1
Total Other Assets Total Non-current Assets TOTAL ASSETS
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL(PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED BALANCE SHEETS (Continued)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASIAN (Lanjutan)
As of December 31, 2004 (With comparative figures as of December 31, 2003and 2002) (In million Rupiah, except for share data)
Per 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
Catatan/
2004
2003
2002
Notes
LIABILITIES AND EQUITY
KEWAJIBAN DAN EKUITAS KEWAJIBAN LANCAR
Hutang bank Hutang usaha Pihak ketiga Pihakhubunganistimewa Hutang lain-lain Pihak ketiga Pihakhubunganistimewa Kewajibananjakpiutang Hutang pajak Bebanmasihharusdibayar Uangmukapelanggandanlainnya Bagian hutang bank jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun
15
1,277,735
732,543
859,559
330,521
255,134
495,809
19,452
8,324
4,745
55,678 45,089 98,999 240,101 191,917 193,375
41,506 8,790 92,489 130,328 97,641
57,466 46,256 19,585 82,782 167,108 52,474
16 8 8 17 18
20
J uml a hK e wa ji ba nLa nc a r KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Kewajibanpajaktangguhan Kewajibanimbalankerja Hutang jangka panjang dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun J uml a hK e wa ji ba nT i da kLanc a r
18 19 20
J U MLA HK E WA J I B A N
76,683
65,367
1,443,439
1,851,151
163,873 8,562
187,125 -
143,467 -
1,083,202 1 , 25 5 , 6 3 7
936,495 1,123,621
893,984 1,037,451
3 , 8 0 1, 4 3 3
2,567,060
2,888,602
5,854
2,431
2,086
Related parties Other payables Third parties Related parties Factoring payables Taxes payable Accrued expenses Sales and other advances Current portions of long-term loans
Total Current Liabilities NON-CURRENT LIABILITIES Deferred tax liabilities Employee benefit liabilities Long term loans net of current portion Total Non-current Liabilities
MINORITY INTEREST IN NET ASSETS
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH 21 ANAK PERSH YANG DIKONSOLIDASI EKUITAS Modalsaham-nilainominal Rp1.000.000,- per sah am Modal dasar - 8.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh 2.000.000saham Modal lainnya Selisihpenilaiankembaliaktivatetap Selisih lebih akumulasi rugi atas hak minoritaspadaanakperusahaan Saldo laba E kui t a–B s e r si h
92,929 2 , 54 5 , 7 9 6
CURRENT LIABILITIES Bank loans Trade payables Third parties
OF CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
EQUITY
2,000,000 1,303,465 381
2,000,000 1,303,465 381
1,450,831 4,754,677
(5,563) 1,388,734 4,687,017
Share capital - par value Rp1.000.000 per share Authorized - 8.000.000 shares Issued and fully paid 2,000,000 shares Other capital Fixed assets revaluation surplus Accumulated losses in excess of minority interest in subsidiaries Retained earnings Equity - Net
7,324,168
7,577,705
TOTAL LIABILITIES AND EQUITY
22
23
2,000,000 1,303,465 381 1,812,423 5 , 11 6 , 2 6 9
J U M LA H K E W A J I B A N D A N E K U I T A S
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
8 , 9 2 3, 5 5 6
2
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF INCOME
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASIAN
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for earnings per share)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali laba persaham) Catatan/
2004
2003
2002
Notes
PENJUALAN BERSIH
25
9,396,816
6,570,936
6,388,333
BEBAN POKOK PENJUALAN
26
8,046,425
5,874,069
5,569,803
1,350,391
696,867
818,530
LABA KOTOR BEBAN USAHA
GROSS PROFIT OPERATING EXPENSES
27
Beban penjualan Bebanumumdanadministrasi
NET SALES COST OF GOODS SOLD
183,915 244,176
JUMLAH BEBAN USAHA LABA USAHA
195,131 194,791
196,050 185,989
428,091
389,921
382,039
922,300
306,946
436,491
Selling expenses General and administrative expenses
TOTAL OPERATING EXPENSES OPERATING INCOME OTHER INCOME (EXPENSES)
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga
34,780
54,525
Interest income
41,362
17,687
18,336
16,127
Sales of waste products
(134,788)
(140,826)
(182,714)
(51,868)
30,665
Penjualanlimbahproduksi Beban bunga Laba(rugi) selisih kurs – bersih
(87,753)
Lain-lain–bersih
(114,910)
JUMLAH
9,315
(278,402)
(130,264)
(2,390) (83,787)
Interest expenses Profit (loss) in foreign exchange Others - net
TOTAL INCOME BEFORE
LABA SEBELUM POS LUAR BIASA POS LUAR BIASA
28
LABA SEBELUM PAJAK BEBAN (MANFAAT) PAJAK
643,898
176,682
352,704
EXTRAORDINARY ITEMS
3,706
2,199
-
EXTRAORDINARY ITEMS
647,604
178,881
352,704
Pajak kini
257,349
Pajak tangguhan
(27,669)
JUMLAH
229,680
33,125
28,115
Current
34,629
89,089
Deferred
67,754
117,204
TOTAL
NET INCOME BEFORE
LABA BERSIH SEBELUM HAK MINORITAS
417,924
111,127
235,500
MINORITY INTEREST MINORITY INTEREST
HAK MINORITAS ATAS (LABA)/ RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
INCOME BEFORE TAX TAX EXPENSES (BENEFIT)
18
IN NET INCOME OF 21
(3,423)
(1,088)
(2,349)
LABA BERSIH
414,501
110,039
233,151
LABA USAHA PER SAHAM
461,150
153,473
218,246
LABA BERSIH PER SAHAM
207,251
55,019
116,576
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
3
CONSOLIDATED SUBSIDIARIES NET INCOME OPERATING INCOME PER SHARE NET INCOME PER SHARE
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002)
(In million Rupiah)
(Dalam jutaan Rupiah)
2 00 4
2 003
2 002
CASH FLOW FROM OPERATING ACTIVITIES
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaankasdaripelanggan
9,270,750
6,519,975
6,243,801
(5,636,344) (498,175)
(5,119,274) (473,698)
(101,187) (55,231)
(86,885) 298,572
(80,412) 570,417
17,687 68,530 (157,371)
34,780 9,707 (136,745)
54,525 38,765 (18,631)
(134,788) (2,222)
(140,826) (82,948)
(182,714) 46,178
(263,395)
(17,461)
508,540
Pembayaran kas kepada : Pemasok Gaji,upahdantunjanganlainnya
(8,592,535) (632,259)
Beban usaha Kasyangdihasilkandarioperasi Penerimaankasdaripenghasilanbunga Penerimaankasdarirestitusipajak Pembayarankasuntukpajak Pembayaran kas untuk beban bunga dan beban bank Penerimaan(pengeluaran)kaslainnya Kasbersihdariaktivitasoperasi
Cash payment to: Vendors Salary, wages and employee benefit Operating expenses Cash flow from operation Cash receipts from interest income Cash receipts from tax refunds Cash payments for taxes Cash payments for interests and bank charges Other cash receipts (payment) Net cash flow from operating activities
CASH FLOW FROM INVESTING ACTIVITIES
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penurunanuangmukakonstruksi Penurunan(peningkatan)ataspenyertaan Penurunan (peningkatan piutang jangka
panjang-pihakhubunganistimewa Penarikan (penempatan) investasi jangka pendek Penarikan (penempatan) investasi jangka panjang
Cash receipt from customers
3,638 45,428 1,007 (102,140) 12,036
(Penambahan)/pengurangan aktivatetap Penambahanpiutangjangkapanjang Penurunan(kenaikan)aktivalain-lain Kasbersihdariaktivitasinvestasi
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Penerimaan(pembayaran)hutangbank Kenaikan(penurunan)hutanglain-lain Pembayarandividenkas
Pembayaran untuk program kemitraan dan bina lingkungan Kenaikan (penurunan) selisih lebih akumulasi rugiatashakminoritas Kasbersihdariaktivitaspendanaan
(172,511) (34,047) 19,136 (227,453)
390 (307)
1,340 6,068
Decrease in advances for construction Decrease (increase) i n investments Decrease (increase) in long-term
(7,483)
1,122
receivables - related parties Withdrawals (placements) of short-term investments Withdrawals (placements) of long-term investments
-
-
162,835
118,077
(24,055) (42,092) 78,040
137,110(380,914)
(Additions) disposals of fixed assets Increase in l ong-term receivables Decrease (increase) in other assets
167,328
(117,197)
Net cash flow from investing activities
CASH FLOW FROM FINANCING ACTIVITIES 708,144 50,472 (63,515)
(73,189) (53,426) (42,000)
(3,824)
(5,941)
3,423
1,088
694,700
(173,467)
28,517 (98,445) (122,787) 2,349 (190,366)
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan.
Payments for partnership and community development programs Increase (decrease) in accumulated losses in excess of minority interest Net cash flow from financing activities
NET INCREASE (DECREASE) IN CASH
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS
Receipts from (repayments of) bank loan Increase (decrease) in other liabilities Payments of cash dividend
203,852
(23,600)
200,977
AND CASH EQUIVALENTS CASH AND CASH EQUIVALENTS AT BEGINNING OF THE YEAR
432,523
456,123
255,146
636,375
432,523
456,123
4
CASH AND CASH EQUIVALENTS AT END OF THE YEAR
The accompanying notes form an integral part of these consolidated financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
1.
1.
UMUM
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
GENERAL
a. Pendirian Perusahaan
a. Establishment of the Company
PT Krakatau Steel (Persero) (“Perusahaan”) didirikan tanggal 27 Oktober 1971 dengan Akta No. 34 dari Notaris Ton Thong Kie. Perusahaan didirikan untuk
PT Krakatau Steel (the “Company”) was established by notarial deed of Tan Thong Kie’s No. 34 dated October 27, 1971 to take over the Trikora’s steel
mengambil alih proyek pabrik baja Trikora.
manufacturing project.
Anggaran dasar Perusahaan telah beberapa kali mengalami perubahan. Perubahan terakhir adalah dengan akta notaris Lenny Janis Ishak, SH, No. 7 tanggal 4 Nopember 2002, mengenai perubahan kepemilikan Perusahaan. Akta perubahan tersebut telah disahkan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia dalam Surat Keputusan No. C-03934HT.01.04.TH2003 tanggal 25 Pebruari 2003.
The Company’s Articles of Association have been amended several times. The latest amendment was by notarial deed of Lenny Janis Ishak, SH No. 7 dated November 4, 2002 regarding the changes of its ownership. This amendment was approved by the Minister of Justice and Human Right of Republic of Indonesia by decree No. C-0934HT.01.04.TH2003 dated February 25, 2003.
Tujuan Perusahaan adalah melaksanakan dan menunjang kebijaksanaan dan program Pemerintah di bidang ekonomi, khususnya dalam industri baja.
The Company’s objective is to implement and support the Government’s policy and program on economic development especially in the steelindustry.
Ruang lingkup kegiatan Perusahaan meliputi, antaraain: l
The Company’s activities cover:
-
-
-
Industri baja terpadu yang memproduksi besi spons, slab baja, baja lembaran panas, baja lembaran dingin, bilet baja dan batang kawat. Perdagangan, meliputi penyelenggaraan kegiatan pemasaran, distribusi dan keagenan baik dalam maupun luar negeri. Di bidang pemberian jasa seperti jasa desain dan rancang bangun, pemeliharaan mesin, konsultasi teknis maupun penyediaan prasarana dan segala fasilitas yang menunjang kegiatan usaha Perusahaan.
Perusahaan dan pabriknya berdomisili di Cilegon, Banten. Kantor pusat Perusahaan berkedudukan di Jalan Industri No. 5, Cilegon. Perusahaan memulai operasi komersialnya pada tahun 1971.
6
-
-
-
Integrated steel industry production activities including sponge, slab, hot coil, cold roll coil, billet and wire rod; Trading, including marketing, distribution and agency in both domestic and international markets. Services, such as design and construction, machine maintenance, technical consultancy and provision of infrastructure to support the Company’s activities.
The Company and its factory are located in Cilegon, Banten. Its head office is in Jalan. Industri No. 5 Cilegon. The Company started its commercial operation in 1971.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
b.
b.
Anak Perusahaan
Anak Perusahaan pada tahun 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:
Anak perusahaan dan kegiatan pokok/ Subsidiaries' and its business a ctiviti es
Kedudukan dan tahun mulai beroperasi secara kom ersial / Locat ion and commencem ent
Distributor dan Generation and electricity
Subsidiaries
The subsidiaries of the Company in 2004, 2003 and 2002 are as follows:
Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
of commercial operation
PT Krakatau Daya L
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2004
2003
2002
Jumlahak
tiv a/ Total assets
2004
2003
2002
istri k (KDL )
penghasil list rik/ distr ibuti on o f
PT Krakatau Wajat
C ileg on ,1 9 9 6
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
4 7 3 ,5 8 2
4 3 3 ,2 5 7
4 4 4 ,1 1 5
C ileg on ,1 9 9 2
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
5 3 7 ,2 8 3
3 5 6 ,1 8 7
3 2 1 ,7 7 7
C ileg on ,1 9 9 2
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
2 4 9 ,5 8 8
2 6 9 ,9 7 7
2 6 3 ,6 0 5
C ileg on ,1 9 8 8
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
7 0 ,9 6 9
7 1 ,9 2 1
8 1 ,2 6 4
C ileg on ,1 9 9 6
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
1 2 3 ,0 6 6
1 1 7 ,0 9 7
1 1 3 ,2 7 0
C ileg on ,1 9 9 6
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
1 0 7 ,9 9 5
9 0 ,8 8 7
7 9 ,7 8 8
C ileg on ,1 9 9 6
5 2 ,2 6
5 2 ,2 6
5 5 ,3 9
6 8 ,1 0 0
4 8 ,0 2 8
3 8 ,7 7 3
C ileg on ,1 9 9 3
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
9 9 ,9 9
3 2 ,7 0 1
3 1 ,5 6 9
3 6 ,6 8 5
C ileg on ,1 9 8 6
9 3 ,8 7
9 3 ,8 7
9 3 ,8 7
3 3 4 ,0 7 9
2 9 2 ,5 7 8
2 8 6 ,6 7 1
C ileg on ,1 9 7 2
9 8 ,4 8
9 3 ,2 0
9 3 ,2 0
2 6 6 ,7 8 8
1 8 7 ,7 0 3
2 7 4 ,3 1 8
ama (KWT )
Manufaktur baja tulangan/ Reinforced steel production PT Kra katau Industrial Estate Cilegon dan Anak perusahaan (KIEC) Properti dan industri perumahan/ Property and industrial estate development PT Krakatau Engineer
ing (KE)
Rekayasa dan rancang bangun/ Construction and engineering PT Krakatau B
andar Samudera Port
Jasa pengelolaan pelabuhan/ services provider PT Krakatau Tirta Industr
i (KTI)
Distributor dan pengolahan air/ Water treatment and distri bution PT Krakatau Medika (KM) Medical
Jasa pelayanan kesehatan/ services provider
PT Krakatau Information Technology (KITech) Pemasok teknologi komputer/ Comp uter t echnology provider PT Pelat Timah Nusantara (Latinusa)
Man ufaktur baja berlapis plated steel pro duction
timah/
Ti n
PT KHI Pipe Industries (KHIP) Manufaktur pipa Baja/ production
Steel pipe
Jumlah/ Total
2,264,150
1,899,205
1,940,266
PT KIEC memiliki saham PT Citra Indokarbon Perkasa
PT KIEC owns PT Citra Indokarbon Perkasa (CIP)
(CIP), persentase kepemilikan 51% masingmasing dengan pada tahun 2004, 2003 dan 2002 dan PT Laksana Maju Jaya (LMJ), sebesar 99,99% pada tahun2003. CIP dan LMJ memulai operasi komersialnya pada tahun 2001.
with ownership in 2004, 2003, of and99,99% 2002 respectively, and of PT 51% Laksana Maju (LMJ) in 2003. CIP and LMJ commenced their commercial operation in 2001.
7
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
c.
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
c.
Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan adalah sebagai berikut:
2.
Komisaris Utama Komisaris
: :
Direktur Utama Direktur
: :
Boards of Commissioners, Directors, and Employees
The Boards of Commissioners and Directors of the Company are as follows:
Amir Sambodo Dody Syaripudin Tb. Ronny R. Nitibaskhara Ngapuli Irmea Sinisuka Boni Siahaan Daenulhay Satya Graha Somantri Kemal Masduki Fazwar Bujang Brahmono Syahrir Syah Pohan
: :
President Commissioner Commissioners
: :
President Director Directors
Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan dan anak perusahaan memiliki jumlah pegawai tetap sebanyak 8.755 orang.
As of December 31, 2004, the numbers of permanent employees of the Company and its subsidiaries were 8.755 persons.
Laporan keuangan Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004 diselesaikan oleh Manajemen Perusahaan pada tanggal 30 Maret 2005.
The Company’s financial statemen ts for the year ended 31 December 2004 were completed by the Company’s management on March 30, 2005.
2.
IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG PENTING a.
Dasar penyajian laporan keuangan konsolidasian
SUMMARY OF SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES a.
Basis of presentation of consolidated financial statements
Laporan keuangan konsolidasian disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
The consolidated financial statements are prepared in accordance with generally accepted accounting principles in Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan prinsip kesinambungan dan konvensi harga perolehan historis, kecuali untuk sebagian aktiva tetap yang telah dinilai kembali sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 109/KMK.04/79 tanggal 27 Maret 1979.
The consolidated financial statements are prepared based on going concern principles and historical cost convention, except for certain fixed assets which have been revalued based on the Decree of the Minister of Finance of Republic of Indonesia No. 109/KMK.04/79 dated March 27, 1979.
Laporan arus kas konsolidasian menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasidan pendanaan.
The consolidated statement of cash flows represents inflows and outflows of cashand cash equivalens which have been classified into cash flows from operating activity, investing activity andfinancing activity.
Angka pada laporan keuangan konsolidasian dibulatkan dan dinyatakan dalam jutaan Rupiah kecuali dinyatakan secara khusus.
Figures in the consolidated financial statements are rounded and stated in millions of Rupiah unless stated otherwise.
b.
b. Consolidation Principles
Prinsip-prinsip konsolidasian
Laporan keuangan konsolidasian mencakup laporan keuangan Perusahaan dan anak perusahaan dengan persentase kepemilikan saham baik langsung maupun
8
The consolidated financial statements cover the financial statements of the Company and all subsidiaries in which the Company has direct or
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
tidak langsung lebih dari mempunyai pengendalian.
50%
dan
Perusahaan
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
indirect ownership of more than 50% and controlling interest.
Pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002, jumlah aktiva anak perusahaan yang dikonsolidasi (lihat catatan 1.b) masing-masing mencerminkan 25,37%, 22,72% dan 25,60% terhadap jumlah aktiva konsolidasian.
As of December 31, 2004, 2003, and 2002 the total assets of consolidated subsidiaries (see Note 1.b) are 25.37%, 22.72% and 25.60% of the total consolidated assets respectively.
Proporsi bagian pemilikan pemegang saham minoritas
The proportionate share of minority stockholders in net
atas ekuitas dan laba atau rugi bersih dari anak perusahaan yang dikonsolidasi disajikan masing-masing dalam akun “Hak Minoritas atas Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada neraca konsolidasian dan “Hak Minoritas atas Laba Bersih Anak Perusahaan yang Dikonsolidasi” pada laporan laba rugi konsolidasian.
assets and net income of the consolidated subsidiaries are presented as “Minority interest in net assets of consolidated subsidiaries” in the consolidated balance sheets and as “Minority interest in net income of consolidated subsidiaries” in the consolidated statements of income
Saldo dan transaksi yang signifikan, termasuk keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi, atas transaksi antar perusahaan dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan anak perusahaan sebagai satu kesatuan usaha.
All significant inter-company balances and transactions including unrealized profit or losses between consolidated companies have been eliminated to reflect financial positions and result of operations of the Company and its subsidiaries as a single business entity.
c.
c.
Penerbitan kembali laporan keuangan tahun sebelumnya
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, anak perusahaan, telah menerbitkan kembali laporan keuangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2003. Koreksi dilakukan karena adanya pengakuan penjualan real estat di tahun 2003 yang belum memenuhi persyaratanfull accrual method seperti yang diharuskan oleh PSAK 44 “Akuntansi Real Estat”. Pengaruh atas koreksinya yaitu laba bersih yang sebelumnya dilaporkan di tahun 2003 dikurangi sebesar Rp10.573. d.
e.
PT Krakatau Industrial Estate Cilegon, a subsidiary, has reissued its financial statements for the year ended December 31, 2003. Such adjustment was made in relation to the recognition of revenue from the sale of real estates, which had not metthe requirements of full accrual method under PSAK 44 “Accounting for Real Estate”. As a result of the adjustment, the net income previously reported in the year 2003, has beenreduced by Rp10.573
d.
Setara kas
Deposito berjangka yang jatuh tempo dalam waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatannya dan tidak digunakan sebagai jaminan kredit dari bank, digolongkan sebagai “Setara Kas”.
Cash equivalents
Time deposits with maturity period less than three months and not pledged as collateral for credit facilities from bank are classified as “Cash Equivalents”.
e.
Investasi
Reissuance of prior year financial statements
Investments
1)
Deposito berjangka yang jatuh temponya lebih dari tiga bulan pada saat penempatan disajikan sebagai investasi jangka pendek dan dinyatakan sebesar nilai nominalnya.
1)
Time deposits with srcinal maturity date over three months are classified as shortterm investments and stated at their nominal value.
2)
Deposito berjangka yang jatuh temponya kurang dari tiga bulan pada saat penempatan namun dijaminkan, atau telah ditentukan penggunaannya disajikan sebagai “Deposito yang dibatasi penggunaannya”.
2)
Time deposits with srcinal maturity date of three months or less and pledged orits use is restricted are classified as “Restricted time deposits”.
9
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
3)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Investasi dalam bentuk efek ekuitas yang nilai wajarnya tersedia dan untuk semua investasi dalam bentuk efek hutang digolongkan menjadi tiga kelompok dan diperlakukan sebagai berikut: a)
3)
Diperdagangkan – efek hutang dan efek ekuitas yang dibeli dan dimiliki untuk
Investments in equity securities that the fair value is readily available and for all investment in debt securities are classified in three categories and accounted for as follows: a)
dijual kembali dalam waktu dekat diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang timbul dari pengukuran tersebut diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
3)
f.
Trading – debt and equity securities bought and held for sale in near term are stated at fair value. Unrealized gain and losses are recognized in current year consolidated statement ofincome.
b)
Dimiliki hingga jatuh tempo – investasi dalam efek hutang yang dimaksudkan untuk dimiliki hingga jatuh tempo dinyatakan dengan harga perolehannya setelah ditambah atau dikurangi dengan premi atau diskonto yang belum diamortisasi.
b)
Held-to-maturity – investment in debt securities held to maturity are stated at cost adjusted for unamortized premium or discount.
c)
Tersedia untuk dijual – investasi dalam efek yang tidak memenuhi kriteria kelompok diperdagangkan dan yang dimiliki hingga jatuh tempo diukur sebesar nilai wajarnya. Laba atau rugi yang belum direalisasi dari kepemilikan efek ini disajikan sebagai komponen ekuitas.
c)
Available-for-sale – investment in debt and equity securities not classified as either held-to-maturity securities or trading securities are reported at fair value. Unrealized gains and losses are reported as a separate component of equity.
Investasi jangka panjang dalam bentuk penyertaan saham yang nilai wajarnya tidak tersedia:
3)
Long-term investment in shares the fair value of which is not readily available.
a)
Penyertaan saham dengan kepemilikan kurang dari 20% dicatat sebesar nilai terendah antara harga perolehan atau nilai bersih yang dapat direalisasi.
a)
Investments in shares of less than 20% ownership are accounted for at the lower of cost or net realizable value.
b)
Penyertaan saham dengan persentase kepemilikan 20% atau lebih tetapi kurang dari 50% dan Perusahaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap operasi dan kebijakan keuangan perusahaan asosiasi dicatat dengan metode ekuitas. Penyertaan saham dinyatakan sebesar biaya perolehannya ditambah atau dikurangi bagian atas laba atau rugi bersih perusahaan asosiasi. Deviden yang diterima dicatat sebagai pengurang atas nilai penyertaan.
b)
Investments in shares of 20% ownership or more but less than 50% and where the Company has the ability to exercise significant influence over operating and financial policies of the associate company is accounted for using the equity method. Investment is initially stated at cost and adjusted by the proportion share of the associate company’s net profits or losses. Dividend received are recorded as a reduction to the value ofthe investment.
f.
Penyisihan piutang ragu-ragu
Penyisihan piutang ragu-ragu ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan terhadap kemungkinan tertagihnya piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
10
Provision for bad debts
Provision for bad debts is determined based on a review on collection probability of the accounts receivables status of each customer at the end of the year.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
g.
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
g.
Anjak piutang
Factoring
Sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 43, “Akuntansi Anjak Piutang”, piutang yang dijual secara tanggung renteng dicatat sebagai kewajiban anjak piutang sebesar nilai piutang yang dialihkan. Selisih antara jumlah piutang yang dialihkan
In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No. 43, “Factoring Receivable Accounting”, Account Receivables sold with recourse are recorded in the balance sheet as factoring payable at its value. The difference between its value and the cash received is
dengan hasil selama pengalihan beban bunga masa yang anjak diterima piutang. diakui sebagai
recognized as interest expense over factoring period.
h.
Transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
h. Transaction with related parties
Perusahaan dan anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sebagaimana yang dimaksud dalam PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”.
The Company and its subsidiaries engage in transactions with related parties as defined in Statement of Financial Accounting Standard No. 7, ”Disclosure of Related Parties”
Seluruh transaksi dengan pihak yang mempunyai hubungan istimewa dalam jumlah signifikan, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan persyaratan dan kondisi yang sama dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan istimewa, telah diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasian.
All transaction with related parties in significant amount, executed with or without requirement and similar condition with unrelated parties, have been disclosed in the notes to consolidated financial statements.
Transaksi Perusahaan dan anak perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara atau Daerah yang tidak terdapat hubungan kepemilikan tidak diungkapkan
Transactions between the Company and itssubsidiaries with the State Owned Companies without ownership relationship are not disclosed as transactions with
sebagai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
related parties.
i.
i.
Persediaan
Inventories
Persediaan dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasinya. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang.
Inventories are valued at the lower of cost or net realizable value. The cost of inventories is measured by the weightedaverage method.
Persediaan insurance spare diamortisasi selama lima tahun.
Insurance spares are amortized over five years.
Persediaan tanah yang dimiliki anak perusahaan tertentu untuk dijual dinyatakan berdasarkan nilai terendah antara biaya perolehan dan nilai realisasi bersih. Biaya perolehan ditentukan dengan metode rata-rata tertimbang dan disesuaikan dengan biaya pengembangan dan pematangan tanah yang terjadi.
Land held by certain subsidiary for resale, is valued at the lower of cost or net realizable value. Cost is determined based on weighted average method and adjusted with land development costincurred.
Penyisihan persediaan usang ditetapkan berdasarkan hasil penelaahan atas kondisi fisik persediaan pada akhir tahun.
Provision for obsolete inventory is determined based on review of physical condition of inventory at the end of the year.
11
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
j.
j. Aktiva tetap
Fixed assets
Aktiva tetap dinyatakan sebesar biaya perolehannya dikurangi akumulasi penyusutan, kecuali untuk sebagian dari aktiva tetap milik anak perusahaan yang diperoleh sampai tanggal 1 Januari 1979 yang telah dinilai kembali berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan
Fixed assets are recorded at cost less accumulated depreciation, except for certain fixed assets of the subsidiaries acquired before 1 January 1979 which were revalued under the decree of the Minister of Finance No. 109/KMK.04/1979 dated March 27, 1979.
No. 109/KMK.04/1979 tanggal 27 Maret 1979. Aktiva tetap, kecuali tanah, telah disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap, sebagai berikut:
Fixed assets, except land rights, are depreciated using the straight line method over the estimated useful life of the respective assetsas follows:
Golongan Bangunan Mesin dan Peralatan pabrik Peralatan proyek Alat pengangkutan Peralatan rumah dan kantor Aktiva lain-lain Tanah tidak disusutkan
Masa manfaat /Useful life (tahun / years) 20 – 40 10 – 40 10 – 20 5 – 10 2–5 2–5
Classification Buildings Machinery and plant equipment Project equipment Transportation equipment Office and house equipment Other assets Land are not depreciation
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah”, perolehan tanah setelah tanggal 1 Januari 1999 dinyatakan berdasarkan biaya perolehannya dan tidak diamortisasi. Biaya-biaya tertentu sehubungan dengan perolehan atau perpanjangan hak pemilikan tanah,
In accordance with Statement of Financial Accounting Standard No. 47, “Land Accounting”, lands acquired after January 1, 1999 are stated at its acquisition cost and are not amortized. The cost related to the acquisition or the extension of lands right, aredeferred
ditangguhkan diamortisasi sepanjang hak atas tanah ataudan umur ekonomis tanah, manaperiode yang lebih pendek.
and amortized overisitsshorter. right period or economic life of the land whichever
Biaya pemeliharaan dan perbaikan diakui sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis yang berupa peningkatan kapasitas, kualitas produksi atau kinerja dikapitalisasi dan disusutkan sesuai dengan masa manfaat ekonomis aktiva tetap yang bersangkutan.
The costs of maintenance and repairs are expensed as incurred. Expenditures that extend the useful life of the asset or provide economic benefits such as increase in capacity, production quality or performance are capitalized and depreciated in accordance with the useful life of the related fixedassets.
Apabila aktiva tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai tercatat dan akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari laporan keuangan dan keuntungan atau kerugian yang dihasilkannya diakui dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
When assets are retired or otherwise disposed of, their carrying value and the related accumulated depreciation are removed from the accounts and any resulting gain or loss are recognised in the current year consolidated statement ofincome.
Apabila nilai tercatat aktiva tetap lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, maka nilai tercatat aktiva akan diturunkan sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali. Selisih antara nilai tercatat dengan nilai yang
Where carrying values of fixed assets exceed its recoverable amount, the fixed assets are written down to their recoverable amount. Excess of carrying value over its recoverable amount is recognized as loss in the
dapat diperoleh kembali diakui sebagai rugi dan dibebankan dalam laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
current year consolidated statement ofincome.
12
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Biaya pinjaman yang secara langsung dapat diatribusikan dengan perolehan, konstruksi atau produksi suatu aktiva tertentu dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva tersebut. Kapitalisasi biaya pinjaman diakhiri apabila aktiva tersebut secara substansial telah selesai dan siap digunakan.
Borrowing costs directly attributable to the acquisition, construction or production of qualifying assets are capitalized as part of the cost of those assets. Capitalization of borrowing costs ceases when the qualifying assets are complete and ready forservice.
Aktiva tetap yang tidak digunakan lagi dalam kegiatan usaha, nilai bukunya disajikan sebagai aktiva lain-lain dan tidak disusutkan.
Unused fixed assets are classified as other assets and not depreciated.
k. Aktiva dalam pembangunan
k. Assets under construction
Aktiva dalam pembangunan dinyatakan sebesar biaya perolehannya. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing aktiva tetap yang bersangkutan pada saat aktiva tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan.
Assets under con struction are recorded at cost. The accumulated cost will be classified toeach related fixed assets when it is complete and ready to use.
l.
l.
Sewa guna usaha
Leases
Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi apabila memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan dalam PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tersebut di atas tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewamenyewa biasa. Aktiva sewa guna usaha yang
Leases are classified into capital leases when all conditions required by Financial Accounting Standard No. 30 are satisfied, or otherwise it is classified as an operating lease. Capital leases are presented in the consolidated balance sheet as part of fixed assets, and recorded at its present value of total payment during the lease period plus residual value that has to be paid
dikapitalisasi disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap dalam neraca konsolidasian dan dicatat sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap yang diperoleh melalui pemilikan langsung.
at the end of lease period. Depreciation of the assets is calculated using straight-line method based on the estimated useful life the same as those for fixed assets acquired through direct purchase.
m. Pengakuan pendapatan dan beban
m. Revenue and expenses recognition
Pendapatan dari penjualan diakui pada saat terjadinya perpindahan kepemilikan atas barang kepada pelanggan.
Revenue from sales are recognized when the title of ownership of goods has passed to the buyer.
Pendapatan dari jasa rekayasa dan instalasi komputer diakui berdasarkan persentase penyelesaian pekerjaan. Kemungkinan kerugian diakui pada saat kerugian tersebut dapat ditentukan.
Revenue from construction engineering services and computer installation is recognized based on percentage ofcompletion. Losses are recognized as soon as they become apparent.
Anak perusahaan tertentu mengakui pendapatan dari penjualan real estat dengan menggunakan metode akrual penuh (full accrual method), sesuai dengan PSAK No. 44 mengenai “Akuntansi Aktivitas Pengembangan Real Estat”.
Certain subsidiary recognizes revenue from sale of real estate based on full accrual method in accordance with the Financial Accounting Standard No. 44 concerning “The Activity Accounting for Real Estate Development”.
13
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
Beban umumnya diakui pada saat terjadinya, kecuali beban pokok penjualan tanah ditentukan berdasarkan nilai perolehan tanah yang ditambah pengeluaranpengeluaran lain untuk pengembangan tanah.
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Expenses are recognized when incurred, except for cost of land sold which is determined based on its acquisition cost and other disbursements related to the land development.
n. Imbalan kerja
n. Employee benefits
Pada tahun 2004 Perusahaan telah menerapkan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”. Imbalan kerja diakui sebagai beban sesuai dengan jasa yang telah diberikan oleh karyawan. Imbalan pasca kerja manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode projected unit credit. Metode ini menghitung beban pasca kerja atas jasa yang diberikan karyawan pada tanggal penilaian dengan memperhitungkan asumsi aktuaria yaitu tingkat bunga, perkiraan pertumbuhan gaji, estimasi tingkat pengembalian aktiva dana pensiun. Perbedaan antara asumsi aktuaria dan aktualnya serta perubahan asumsi aktuaria yang melebihi koridor 10% dialokasikan secara rata-rata sepanjang sisa masa kerja karyawan. Beban jasa lalu dialokasikan sepanjang sisa masa kerja karyawan sampai manfaatnya menjadi hak penuh karyawan.
The Company has adopted the Statement of Financial Accounting Standard No. 24 (Revision 2004) “Employee Benefits” in 2004. Employee benefits are recognized as expense in the period in which employee renders the employment services. Defined employee benefits are calculated using actuarial assumptions based on the projected unit credit method. This method reflects service rendered by employee to the dates of valuation and incorporates actuarial assumptions primarily regarding discount rate, rates of remuneration growth and expected rate of return for plan assets. Differences between actuarial assumptio ns and actual experiences, which exceed 10% corridor, are allocated over the estimated average remaining working life of employees. Past service costs are allocated over the average period until the benefits become vested.
Informasi keuangan komparatif atas dampak penerapan standar ini tidak disajikan kembali karena pengaruhnya tidak material terhadap penyajian laporan keuangan.
The comparative financial information resulting from the effect of the adoption of this standard were not restated because the effect was not material to the presentation of the financial statements.
Imbalan pasca kerja dihitung sebagai berikut:
The post employment benefits are accounted for as follow:
Dana Pensiun
Pension Plan
Untuk tujuan pelaporan keuangan, imbalan pensiun manfaat pasti dihitung dengan menggunakan asumsi aktuaria berdasarkan metode projected unit credit yang diharuskan oleh PSAK 24. Untuk tujuan pendanaannya, metode aktuaria yang digunakan adalah projected unit cost.
The defined benefit pension plan is calculated for financial reporting purposes using actuarial assumptions based on the projected unit credit method as required by PSAK 24. However, for funding purposes, the projected unit cost method is used.
Jika terdapat surplus pendanaan, aktiva diakui di laporan keuangan konsolidasi sebesar nilai kini dari pengembalian dana atau pengurangan iuran masa datang yang tersedia.
Where funding status is surplus, asset are recognized in the consolidated financial statements equal to the present value of the available refund or a reduction to the future contribution.
Imbalan pensiun iuran pasti diakui sebagai beban pada saat iuran tersebut terhutang atau dibayar.
Defined contribution pension plan is recognized as expense when the contribution becomes payable or paid.
14
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Imbalan pasca kerja selain pensiun
Post employment benefits other thanpension
Imbalan pasca kerja selain pensiun meliputi cuti berimbalan jangka panjang, imbalan pasca kerja lain yang sesuai dengan undang-undang ketenagakerjaan dan imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang sudah pensiun. Khusus untuk imbalan perawatan kesehatan
The post employment benefits other than pension include long paid service leave, other benefits in accordance with employment law and retiree health care benefits. The health care benefit is calculated using assumptions primarily regarding historical
dihitung berdasarkan asumsi-asumsi tertentu terutama data historis tentang tingkat dan frekuensi klaim kesehatan serta biaya untuk memenuhi klaim tersebut.
frequency and rates of health care claim and its cost
Beban imbalan pasca kerja ini telah diakru pada 31 Desember 2004 karena program ini belum didanai.
Such benefits have been accrued as at 31 December 2004 as they have not beenfunded.
Pesangon pemutusan hubungan kerja
Termination benefits
Pesangon pemutusan hubungan kerja diakui sebagai kewajiban dan beban sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan Kerja”.
Termination benefits are recognized as liabilities and expenses in compliance with theStatement of Financial Accounting Standard No. 24 (Revision 2004)regarding “Employee Benefits”.
o. Transaksi dan saldo dalam mata uang asing
o. Foreign currency transaction and balances
Transaksi dalam mata uang asing dicatat berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah menggunakan kurs tengah yang dikeluarkan oleh Bank Indonesia.
Transactions in foreign currencies are recorded at the rates of exchange prevailing at the time the transaction. At balance sheet date, monetary assets and liabilities denominated in foreign currency are adjusted to Rupiah using the middle exchange rates issued by Bank Indonesia.
Keuntungan atau kerugian dari selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan penjabaran aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan.
Exchange gains or losses arising from foreign currency transactions and from the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the current consolidated statement of income.
Kurs yang digunakan untuk menjabarkan aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut:
The exchange rates used to translate the monetary assets and liabilities denominated in foreign currencies as at 31 December 2004, 2003 and 2002are:
Mata uang USD 1 SGD 1 JPY 1 EUR 1
2004 (Rp) 9.290 5.686 90 12.652
2003 (Rp) 8.465 4.977 79 10.643
2002 (Rp) 8.940 5.154 75 9.370
Currencies USD 1 SGD 1 JPY 1 EUR 1
p. Pajak penghasilan
p. Income tax
Perusahaan menghitung pajak penghasilan berdasarkan PSAK No.46 tentang “Akuntansi Pajak Penghasilan”. Penangguhan pajak penghasilan dilakukan untuk mencerminkan pengaruh pajak atas beda temporer antara pelaporan komersial dan fiskal.
The Company calculates income tax based on Statement of Financial Accounting Standard No. 46 concerning “Accounting for Income Tax”. The deferral of income tax is to reflect the tax effect on temporary differences between commercial report and fiscal report.
15
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Aktiva dan kewajiban pajak tangguhan disajikan dalam jumlah bersih untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi.
Deferred tax assets and liabilities are offseted for each consolidated entity.
q. Informasi segmen
q. Segment information
Informasi segmen disajikan menurut pengelompokan segmen usaha yaitu: (1) produk baja, (2) tanah dan jasa pengelolaan kawasan industri, (3) rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya.
Segment information is presented based on the business classification (1) steel products, (2) land and real estate services and (3) engineering construction, information technology and other services.
r. Laba per saham
r. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba bersih dengan jumlah rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan sebesar 2.000.000 saham masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan2002.
Earning per share is calculated by dividing net income with weighted average of outstanding shares for the year, which are 2.000.000 shares in 2004, 2003, and 2002 respectively.
3. CASH AND CASH EQUIVALENTS
3. KAS DAN SETARA KAS
2004 Kas dan bank Deposito Rupiah
2003
2002
49,736
71,847
114,857
Cash and Banks
442,016
317,163
159,055
Deposits Indonesian Rupiah US Dollar
Dolar Amerika Serikat
(USD15,168,045 at 2004,
(USD15.168.045 pada tahun 2004,
USD5,096,353 at 2003,
USD5,096,353 pada tahun 2003, dan USD19,943,848 pada tahun 2002)
Euro Jumlah Kas dan Setara Kas
140,911 3,712
43,141 372
181,883 328
and USD19,943,848 at 2002)
636,375
432,523
456,123
Total Cash and Cash Equivalents
4. SHORT-TERM INVESTMENTS
4. INVESTASI JANGKAPENDEK 2004 DepositoBerjangka Reksadana J uml a h I nve st a si J a ng k a Pe nde k
Euro
2003
500 101,640 1 02 , 1 4 0
16
2002 -
-
-
-
Time Deposits Mutual fund
Total Short-term Investments
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
5. TRADE RECEIVABLES
5. PIUTANG USAHA 2004
2003
2002
Third Parties
Pihak Ketiga
Ekspor Domestik Jumlahpihakketiga Pihak istimewa Jumlahpiutangusaha Penyisihanpiutangragu
55,701 976,633 1,032,334 30,616 1,062,950 (24,316)
106,012 713,890 819,902 73,928 893,830 (24,875)
146,662 625,613 772,275 36,594 808,869 (26,583)
Provision for bad debts
P i u ta n g u s a h a - b e r s i h
1 , 03 8 , 6 34
868,955
782,286
Account receivables - net
2004 Pihak Ketiga Ekspor Marcegaglia SPA (USD7,851,790 tahun 2002) Balli Klockner (USD3.975.727tahun2002) Sunwell Metals Limited (USD1,566,667tahun2002) Shanghai Jin Yu Import (USD1,028,859tahun2002)
Mc Steel Tradetahun Centre Pte Ltd (USD685,123 2002) Joint Base Limited, Hong Kong (USD1.454.294 pada 2003) Metalsasia Limited, Hong Kong (USD568,449tahun 2004, USD568,449 tahun 2003 dan USD568,456 tahun 2002) CMC International (USD1.035.241 tahun 2004) Marubeni Steel Canada (USD3.066.847 tahun 2004) Andaru Singapore (USD1.094.015 tahun 2004 USD2.225.185 tahun 2003) Nakajima Steel Co, Ltd. (USD1.724.397tahun2003) Samsung Corporation (USD1.316.089tahun2003) Vietnam WCC (USD1.165.746tahun2003) Golden Source Steel (USD1.071.785 tahun2003) Sub jumlah -
2003
-
Total third parties
Related Parties Total account receivables
2002
-
70,195
-
-
35,543
-
-
14,006
-
-
9,198
-
-
6,125
-
12,311
-
5,281
4,812
5,082
9,617
-
-
28,491
-
-
10,163
18,836
-
-
14,597
-
-
11,141
-
-
9,868
-
53,553
9,073 80,638
17
Export Domestic
140,149
Third Parties Export Marcegaglia SPA (USD7,851,790 year 2002) Balli Klockner (USD3.975.727 year 2002) Sunwell Metals Limited (USD1,566,667 year 2002) Shanghai Jin Yu Import (USD1,028,859 year 2002) Mc Steel Trade Centre Ltd (USD685,123 yearPte 2002) Joint Base Limited, Hong Kong (USD1.454.294 in 2003) Metalsasia Limited, Hong Kong (USD568,449 year 2004, USD568,449 year 2003 and USD568,456 year 2002) CMC International (USD1.035.241 year 2004) Marubeni Steel Canada (USD3.066.847 year 2004) Andaru Singapore (USD1.094.015 year 2004 USD2.225.185 year 2003) Nakajima Steel Co, Ltd. (USD1.724.397 year 2003) Samsung Corporation (USD1.316.089 year 2003) Vietnam WCC (USD1.165.746 year 2003) Golden Source Steel (USD1.071.785 year 2003) Sub - total
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
2004 Metal One Asia Pte Ltd, (USD954.724tahun2003) Shin Yang Service USD757.929tahun2003) Yinchen Steel Group (USD499.972tahun2003)
2003
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2002
-
8,082
-
-
6,416
-
-
4,231
-
Metal One Asia Pte Ltd (USD954.724 year 2003) Shin Yang Service USD757.929 year 2003) Yinchen Steel Group (USD499.972 year 2003)
Lain-lain (masing-masing dibawahRp4.000)
2,149
6,645
6,513
Others (each below Rp4.000)
Jumlahekspor
55,701
106,012
146,662
Total export
70,578 62,744 48,618 30,320 29,894
43,392 32,227 12,220 42,269 10,204 6,345 21,575 -
16,492 24,898 30,860 12,977 33,579 -
Bluescope Steel
9,020 21,128 14,238 6,058 6,632 6,784 45,589 6,895 5,396 6,542 -
10,729 12,066 -
Domestic
Domestik Bluescope Steel
HamasaSteelCentre Peni Jaya Haribaja
HarapanSuksesJaya IntiSumberBaja Sakt Roda Mas Baja Inti IKPT Waijo Jumbo Power SrirejekiPerdanaSteel KalimantanSteel Gihon TOACorp-AdhiKarya SaranaCentralBajatama
ToyotaMotorManufacture BajaMakmurPerkasa Fumira IndonesiaSteelTubeW Spirit Niaga Jayamahe KaryaMandiriSemesta Papajaya Agun Sarana Steel CakungPrimaSteel BakriePipeIndustries PerjuanganSteel Frsian Valg Albatani Cipta Niaga Tekad Usaha Makmur Jasa Lestari Sinarwaja Indah SurabayaWire Hino Motors Manufacturing Sinar Ciomas SelarasdinamikaUtama Sarana Baja Ragam Citra Sub jumlah -
26,001
25,301 22,621 22,182 21,361 20,145 19,971 18,701
18,416 16,243 15,999 15,995 14,118
13,563 13,540 12,741
12,628 12,538 12,189 11,190 10,981 10,583 10,019 9,674
9,636 9,261
8,923 8,481
8,465
673,616
13,424 309,938
18
Hamasa Steel Centre Peni Jaya Haribaja
Harapan Sukses Jaya Inti Sumber Baja Sakt Roda Mas Baja Inti IKPT Waijo Jumbo Power Srirejeki Perdana Steel Kalimantan Steel Gihon TOA Corp-Adhi Karya Sarana Central Bajatama
18,839 -
Toyota Motor Manufacture Baja Makmur Perkasa Fumira Indonesia Steel Tube W Spirit Niaga Jayamahe Karya Mandiri Semesta Papajaya Agun Sarana Steel Cakung Prima Steel Bakrie Pipe Industries Perjuangan Steel Frsian Valg Albatani Cipta Niaga Tekad Usaha Makmur Jasa Lestari Sinarwaja Indah Surabaya Wire Hino Motors Manufacturing Sinar Ciomas
6,004 166,447
Selaras dinamika Utama Sarana Baja Ragam Citra Sub - total
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
2004 Pupuk Iskandar Muda BumiKayaSteelIndustry PelangiIndahCanindo Cigading Habean Centre
Perum Peruri PrimaWaruIndustri Surya Calvary SuperTataRayaSteel Indolakto FarikaDuta Agung Harapan Masa Jasa Marga Steel Pipe Industry Tumbakmas Inti Mulia ArgamasBajatama Indomilik PLN - Jakarta Cometa Can Citra Tanamas Barata Indonesia United Can Setra Usahatama Jaya PembangunanPerumahan Surya Kencana Pemda Kuningan
8,213
8,175 8,098 7,975 7,739
7,723 7,663 7,564 7,539 7,184 6,893
6,318 6,031 5,981
5,107 4,840 4,733
3,026 2,350 1,692
15,362
-
2003
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2002 Pupuk Iskandar Muda Bumi Kaya Steel Industry Pelangi Indah Canindo
11,367 6,044 17,085 5,627 9,778 49,534 10,966 17,387 7,086 10,069 9,572 5,630 22,357 5,749 17,556 14,167 6,228 5,138
21,515 30,386 31,065 5,639 5,059 7,222 6,989 -
Perum Peruri Prima Waru Industri Surya Calvary Super Tata Raya Steel Indolakto Farika Duta Agung Harapan Masa Jasa Marga Steel Pipe Industry Tumbakmas Inti Mulia Argamas Bajatama Indomilik PLN - Jakarta Cometa Can Citra Tanamas Barata Indonesia United Can Setra Usahatama Jaya Pembangunan Perumahan Surya Kencana Pemda Kuningan Others (each below Rp 5000)
Cigading Habean Centre
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp5.000)
162,809
172,612
351,289
Jumlah domestik
976,633
713,890
625,613
Total domestic
1,032,334
819,902
772,275
Total third parties Related parties (see Note 8)
Jumlah pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 8) Jumlah Piutang Usaha Penyisihan Piutang ragu-ragu Pi ut a n g us a h a - b e r s i h
30,616
73,928
36,594
1,062,950
893,830
808,869
(24,316)
(24,875)
(26,583)
Provision for bad debts
1 ,0 3 8,6 3 4
868,955
782,286
Account receivables - net
19
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Pengelompokan piutang usaha berdasarkan umurnya adalah sebagai berikut:
2004 Jumlah Amount Lancar-belumjatuhtempo Jatuh tempo: 1-30hari 3160 - hari 61 90 - hari 91-720hari >720hari Jumlah Penyisihan piutang ragu-ragu Piutangusahabersih
630,262
%
59.29
Classification of trade receivables based on its aging is as follow:
2003 Jumlah Amount 650,379
%
72.76
308,652 29.04 46,565 4.38 14,732 1.39 38,448 3.62 24,291 2.29 1,062,950 100,00
129,464 14.48 50,732 5.68 7,239 0.81 16,209 1.81 39,807 4.45 893,830 100.00
(24,316) 1,038,634
(24,875) 868,955
Seluruh piutang usaha Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Lihat catatan 15).
2002 Jumlah Amount 347,566
J um l a h
Merupakan piutang persyaratan recourse.
(26,583) 782,286
Current - not due Past due: 1- 30 days 31- 60 days 61- 90 days 91- 720 days > 720 days Total Provision for bad debts Account receivables - net
All the Company’s trade receivables are pledged as collateral of credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (See Note 15)
FACTORING RECEIVABLES 6. 2004 -
2003 -
2002 19,585
36,794 62,205 98, 999
usaha
42.97
121,756 15.05 94,576 11.69 69,102 8.54 101,737 12.58 74,132 9.16 808,869 100.00
6. TAGIHAN ANJAK PIUTANG
Gihon(USD2.190.668,48) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Rupiah USD6.695.921.22
%
yang
dijual
-
1 9 , 5 85
dengan
20
Gihon (USD2.190,668) PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Rupiah USD6.695.921.22
Total
Represents trade receivables sold with recourse condition
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
7. OTHER RECEIVABLES
7. PIUTANG LAIN-LAIN
8.
Dalam piutang lain-lain kepada pihak ketiga sebesar Rp114.747, diantaranya tagihan kepada Pemerintah atas kelebihan pembayaran pembelian gas dari Pertamina,
Other receivables of Rp114.747, includes receivable from the Government in relation to excess payment of gas purchased from Pertamina of USD10,523,742.12
sebesar USD10,523,742.12 atau setara denganRp97.766. Pembayaran oleh Pemerintah diikuti komitmen Perusahaan untuk meningkatkan penyetoran dividen dan pajak. Perusahaan belum dapat sepenuhnya memenuhi komitmen tersebut, sehingga kecil kemungkinan tagihan tersebut dapat direalisasikan. Atas dasar itu, pada tahun 2004, tagihan tersebut disisihkan sebagai beban lain-lain.
or equivalent from Government shouldto be Rp97.766. followed by Payment the Company’s commitments to increase dividend and tax payment. The Company is unable to meet the above commitments in full and therefore, the receivable is unlikely to be realized. Based on the above reasons, the receivable has been provided as other expense in 2004.
8. SIGNIFICANT BALANCESAND TRANSACTIONS WITH RELATED PARTIES
SALDO DAN TRANSAKSI SIGNIFIKAN DENGAN PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Saldo piutang dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah masing-masing sebesar 0,36%, 1,21% dan 0,53% dari jumlah aktiva konsolidasian pada tahun 2004, 2003 dan 2002, dengan rincian sebagaiberikut:
2004 Piutang usaha BrokenHillProprietarySteel CiptaDamasKarya Tobu Indonesia KerismasWitikoMakmur BukitBajaBuana Lain-lain (masing-masing dibawahRp1.000) Jumlah
6,207 18,226 4,553 1,629 30,616
2003
The related parties’ balances of receivables represent 0.36%, 1.21% and 0.53% of total consolidated assets in 2004, 2003, and 2002 respectively, with the following detail:
2002 968 19,310 11,906 2,640
Trade receivables Broken Hill Proprietary Steel Cipta Damas Karya Tobu Indonesia Kerismas Witiko Makmur Bukit Baja Buana
1,653
1,770
Others (each below Rp1.000 )
73,928
36,594
Total
30,445 14,333 12,227 15,270 -
Other receivables
Piutang lain-lain Lain-lain (masing-masing dibawahRp1.000) J umlah
2,238 2,238
9,434
3,717
Others (each below Rp1.000 )
9,434
3,717
Total
Saldo hutang kepada pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah masing-masing sebesar 1,70%, 0,62% dan 1,77% dari jumlah kewajiban konsolidasian pada
The related parties’ balances of liabilities represent 1.70%, 0.62% and 1.77% of total consolidated liabilities in 2004, 2003 and 2002 respectively, with
tahun berikut:2004, 2003 dan 2002, dengan rincian sebagai
the detail are as follows:
21
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
2004 Hutang usaha Purna Baja Heckett
KapurindoSentanaBaja Sankyu PurnaSentanaBaja Indaref SigmaMitraSejati MultiSentanaBaja Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 ) Jumlah Hutang lain-lain Pemerintah Indonesia Yayasan Dana Pensiun Krakatau Steel Lain-lain (masing-masing di bawah Rp1.000 ) Jumlah
2003
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2002
3,078 1,398 1,232 1,059 -
1,046 -
Kapurindo Sentana Baja Sankyu Purna Sentana Baja Indaref Sigma Mitra Sejati Multi Sentana Baja
4,508
1,557
3,699
Others (each below Rp1.000 )
19,452
8,324
4,745
-
-
42,000
39,724
2,263
1,715
Government of Indonesia Yayasan Dana Pensiun Krakatau Steel
5,365
6,527
2,541
Others (each below Rp1.000 )
45,089
8,790
46,256
Total
9. INVENTORIES 2004
2003
2002 Steel products
Produk baja Barang jadi eks pembelian Bahan pembantu dan suku cadang Bahan baku Barang dalam perjalanan Cadangan persediaan suku cadang Lain-lain Sub – jumlah
1,932,623 156,931
991,753 -
1,410,960 -
591,137 385,211 120,937 3,824 5,627 3,196,290
499,187 406,548 175,800 1,514 3,759 2,078,561
458,492 214,246 53,793 1,194 4,784 2,143,469
59,463 3,255,753
60,299 2,138,860
47,245 2,190,714
Jumlah Penyisihan pe rsediaan usang Persediaan - bersih
(71,123) 3,184,630
(85,307) 2,053,553
(118,162) 2,072,552
Finished goods Finished goods eks import Supplies and spare parts Raw material Goods in transit Insurance spares Others Sub - total
Non-steel products
Produk non-baja Tanah
Total
Ot er paya es
9. PERSEDIAAN
Barang jadi hasil produksi
Trade payables Purna Baja Heckett
5,325 1,198 1,834 1,419 2,457 1,651 1,060
Seluruh persediaan Perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (Lihat catatan 15).
22
Land Total Provision for inventory obsolescence
Inventories - net
All the Company’s inventories are pledged as collateral for credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (See note 15).
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIALSTATEMENTS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan , data saham, nilai tukar mata uangasing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
10. INVESTMENTS
10. PENYERTAAN Tahun 2004/Year 2004 Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
Perusahaan asosiasi/ Associated companies
Nilai tercatat 1 Januari 2004/ Carrying value January 1, 2004
Bagian laba./ (rugi) bersih perusahaan asosiasi/ Share of net income/ (loss) associated companies
Dividend kas/ Cash dividend
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Nilai tercatat 31 Desember 200 4/ Carrying value December 31, 2004
Metode ekuitas/Equity method Krakatau PT Prima Dharma Sentana Bukit PT Buana Baja
30
30
-
-
-
-
-
Total equity method Jumlah metode ekuitas/
-
-
-
5,274
-
-
-
-
5,274 5 ,2 7 4
-
5, 27 4
Cost method Metode biaya perolehan/ PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
6
45,000
-
-
-
PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
3,24
10,469
-
-
-
-
10,469
South Australian Steel and Energy
6,67
5,850
-
-
-
-
5,850
Metbelosa PT Marga PT Mandala Sakti PT Indonesia Asri Refractories
15 1,29 10
Maleo Emtiga PT PT Kerismas Witikco Makmur Laksana PT Maju Jaya
100
-
-
-
-
-
-
-
50,000 -
147
(60,681)
212
-
-
14 6, 74 3
675
-
863
-
-
-
-
-
-
32,775 899
-
-
212 50,000
29,31
Jumlah metode biaya perolehan/ Total cost method Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value
Investments - net Jumlah penyertaan bersih/
863 675
(45,000)
-
32,775 1,046
1 47
(4 5, 00 0 )
(5,850)
8 6, 06 2
-
23
-
(4 2 9 )
1 01 ,8 9 1 (66,531)
(4 5, 00 0 )
40 ,6 3 4
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIALSTATEMENTS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan , data saham, nilai tukar mata uangasing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Tahun 2003/Year 2003 Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
Perusahaan asosiasi/Associated companies
Nilai tercatat 1 Januari 2003/ Carrying value January 1, 2003
Bagian laba./ (rugi) bersih Dividend kas/ Cash dividend perusahaan asosiasi/Share of net income/ (loss) associated companies
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Nilai tercatat 31 Desember 2003/ Carrying value December 31, 2003
Metode ekuitas/Equity method
Indonesia TobuPT
30
Krakatau PT Prima Dharma Sentana Baja Buana Bukit PT
-
30
-
-
30
-
-
-
-
Total equity method Jumlah metode e kuitas/
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Cost method Metode biaya perolehan/ PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
6
PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
3,24
45,000 10,469
-
-
-
-
10,469
South Australian Steel and Energy
6,67
5,850
-
-
-
-
5,850
-
-
-
-
Metbelosa PT Marga PT Mandala Sakti
15
863
1,29
PT Indonesia Asri Refractories
675
10
50,000
PT Kerismas Witikco Makmur
29,31 100
-
-
-
Total cost method Jumlah metode biaya perolehan/
1 45 ,8 4 4
Provision for decline in Penyisihan penurunan nilai investasi/ value
(60,681)
Investments - net Jumlah penyertaan bersih/
-
-
-
212
-
50,000 -
899 -
863 675
-
-
45,000
-
-
-
-
-
-
32,775 -
-
-
212
Maleo Emtiga PT
Laksana Jaya PT Maju
-
32,775
8 99
899 -
1 4 6, 74 3
(60,681)
85 ,1 6 3
8 6, 06 2
24
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIALSTATEMENTS
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan , data saham, nilai tukar mata uangasing dan saldo dalam mata uang asing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Tahun 2002/Year 2002 Persentase pemilikan/ Percentage of ownership
Perusahaan asosiasi/ Associated companies
Nilai tercatat 1 Januari 2002/ Carrying value January 1, 2002
Bagian laba./ (rugi) bersih perusahaan asosiasi/ Share of net income/ (loss) associated companies
Dividend kas/ Cash dividend
Penambahan/ Additions
Pengurangan/ Deductions
Nilai tercatat 31 Desember 200 2/ Carrying value December 31, 2002
Metode ekuitas/ Equity method
Indonesia TobuPT
30
Krakatau PT Prima Dharma Sentana Baja Buana Bukit PT
-
30
-
-
30
-
-
-
-
Total equity method Jumlah metode ekuitas/
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Metode biaya perolehan/Cost method
PT Citra Marga Nusaphala Persada, Tbk
6
PT Seamless Pipe Indonesia Jaya
3,24
45,000
PT Broken Hill Proprietary Steel
10
South Australian Steel and Energy Marga PT Mandala Sakti
863
1,29
675
10
212
Maleo Emtiga PT PT Kerismas Witikco Makmur
50,000 29,31
Jumlah metode biaya perolehan/Total cost method
-
-
5,850 15
PT Indonesia Asri Refractories
-
6,285
6,67
Metbelosa PT
-
10,469
-
-
45,000 -
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1 1 9 ,3 5 4
212
33,367
-
863
-
-
5,850 675
-
-
-
-
-
10,469 (6,285)
-
50,000 -
3 3 ,3 6 7
33,367
( 6 ,2 8 5 )
1 4 6 ,4 3 6
Lain-lain/Other
Obligasi konversi/ Convertible bonds
33,150
Jumlah/ Total
1 5 2 ,5 0 4
Penyisihan penurunan nilai investasi/ Provision for decline in value
(60,681)
Jumlah penyertaan bersih/Investments - net
-
-
-
(33,150) 3 3 ,3 6 7
( 3 9 ,4 3 5 )
1 4 6 ,4 3 6
(60,681)
91,823
85,755
25
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Pada tahun 2002 Perusahaan dan KIEC, anak perusahaan, telah mengkonversi Rp11.050 dan Rp22.100 obligasi yang dikeluarkan oleh PT Sentralindo Bumi Persada menjadi 15.240 lembar saham yang mencerminkan kepemilikan 29,31% saham PT Kerismas Witikco Makmur (KWM). Nilai penyertaan berdasarkan hasil penilaian atas nilai saham KWM yang dilakukan
In 2002, the Company and KIEC, a subsidiary, have converted Rp11.050 and Rp22.100 bonds issued by PT Sentralindo Bumi Persada into 15,240 shares which represents 29.31% ownership of PT Kerismas Witikco Makmur (KWM). The value of investment was recorded based on valuation ofKWM share performed by an independent appraiser. This investment is
oleh penilaibiaya independen. Penyertaan dan ini dicatatperusahaan dengan metode karena Perusahaan KIEC tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap operasi dan kebijakan keuangan KWM.
recorded using cost method since the Company and KIEC have no significant influence over operational and financial policies of KWM.
Pada tahun 2004, 2003 dan 2002, penyertaan saham PT KIEC, anak perusahaan, pada PT Krakatau Prima Dharma Sentana (KPDS) adalah nihil, karena akumulasi bagian rugi bersih KIEC atas akumulasi rugi bersih KPDS telah melebihi nilai tercatat penyertaan saham KIEC pada perusahaan tersebut. Pada tanggal 16 Juli 2002 penyertaan pada PT TI dijual sepenuhnya kepada Sdr. Andi HartawanSardjito dengan nilaiRp9.184.
In 2004, 2003 and 2002, the investment of PT KIEC, a subsidiary, at PT Krakatau Prima Dharma Sentana (KPDS) was nil due to PT KIEC’s share of accumulated losses exceeded its recorded investment value. On July 16, 2002 all the investment in PT TI were sold to Andi Hartawan Sarjito for Rp9.184.
Penyisihan penurunan nilai penyertaan terdiri atas PT Maleo Emtiga Rp50.000, PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Rp10.469, South Australian Steel and Energy Rp5.850 dan PT Indonesia Asri Refractories Rp212.
The provision for decline in investment value consists of PT Maleo Emtiga Rp50.000, PT Seamless Pipe Indonesia Jaya Rp10.469, South Australian Steel and Energy Rp5.850 and PT Indonesia Asri Refractories Rp212.
Pada tahun 2002, PT KIEC menjual saham PT Broken Hill Proprietary Steel dan menghasilkan laba sebesar
In 2002, PT KIEC sold its investment in PT Broken Hill Proprietary Steelat a gain of Rp22.077.
Rp22.077. Pada tahun 2004, PT Krakatau Steel menjual saham PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) dan menghasilkan laba sebesar Rp12.120.
In 2004, the Company sold its investment in PT Citra Marga Nusapala Persada Tbk (CMNP) at a gain of Rp12.120.
26
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
11. FIXED ASSETS
11. AKTIVA TETAP
2004 Saldo Awal/
Penambahan/
Beginning
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Ending
Balances
Additions/
Deductions/
Balances
Reclassifications
Reclassifications
Pengurangan/
Saldo Akhir/
Carrying amount
Nilai tercatat Hak atas tanah Bangunan Mesindanperalatan Peralatanpabrikdanproyek Alat pengangkutan
154,983 801,005 3,705,944 29,823 16,541
Peralatanrumahdankantor
310,950
Jumlahnilaitercatat
5,019,246
1,609
-
156,592
105,919
190
686,126
98,871
5,958
7
1,928
35,774
8,000
106,313 907,853
906,734 4,293,199 10,469
4,796
412,467
111,865
5,815,235
Mesindanperalatan Peralatanpabrikdanproyek Alat pengangkutan Peralatanrumahdankantor Jumlahakumulasipenyusutan N i l abiu kbue r s i h
Plant and project equipment Transportation equipment Office and house equipment Total carrying amount Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Bangunan
Land Buildings Machinery and equipment
467,586 1,769,779 17,390 12,797 252,550 2,520,102
40,727
3,453
220,505 3,080 1,796
1,900,954
Machinery and equipment
154
20,315
Plant and project equipment
7,537
303,560
Buildings
89,330 7,450
37,452
504,861
7,143 282,465
107,924
2 ,4 9 9 ,1 4 3
Transportation equipment Office and house equipment
2,715,738
Total accumulated depreciation
3 ,0 9 9 , 4 9 7
Net book value
2003 Saldo Awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Saldo Akhir/
Beginning Balances
Reklasifikasi Additions/
Reklasifikasi Deductions/
Ending Balances
Reclassifications
Reclassifications Carrying amount
Nilai tercatat Hak atas tanah Bangunan Mesindanperalatan Peralatanpabrikdanproyek Alat pengangkutan
136,776 797,273 3,705,036 78,255 18,404
18,663
457
14,903 36,210
154,983
11,171 35,302
4,459
52,891
1,093
2,955
801,005
Machinery and equipment
29,823
Plant and project equipment
16,541
Peralatanrumahdankantor
259,447
63,917
12,415
310,950
Jumlahnilaitercatat
4,995,191
139,245
115,190
5,019,246
Mesindanperalatan Peralatanpabrikdanproyek Alat pengangkutan Peralatanrumahdankantor Jumlahakumulasipenyusutan N i l abiu kbue r s i h
Transportation equipment Office and house equipment Total carrying amount Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Bangunan
Land Buildings
3,705,944
437,785
29,962
1,626,091
165,503
62,324
2,673
11,392 181,624 2,319,216
161 21,815 47,607
2,266 85,699
861 14,773
286,103
2 ,6 7 5 ,9 7 5
27
85,217
467,586
Buildings
1,769,779
Machinery and equipment
17,390
Plant and project equipment
12,797 252,550
Transportation equipment Office and house equipment
2,520,102
Total accumulated depreciation
2 ,4 9 9 , 1 4 3
Net book value
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency) 2002
Saldo Awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Beginning
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Saldo Akhir/ Ending
Balances
Additions/
Deductions/
Balances
Reclass ifications
Reclassifications Carrying amount
Nilai tercatat Hak atas tanah Bangunan Mesindanperalatan Peralatanpabrikdanproyek Alat pengangkutan
149,990 828,187
1,683
14,897
18,179
49,093
136,776 797,273
3,852,996 71,387
67,013 9,067
214,973 2,199
3,705,036 78,255
18,539
714
849
18,404
Peralatanrumahdankantor
211,202
48,245
-
Jumlahnilaitercatat
5,132,301
144,901
259,447
282,011
4,995,191
Mesindanperalatan Peralatanpabrikdanproyek Alat pengangkutan Peralatanrumahdankantor Jumlahakumulasipenyusutan N i l abiu kbue r s i h
Machinery and Equipment Plant and project equipment Transportation equipment Office and house equipment Total carrying amount Accumulated depreciation
Akumulasi penyusutan Bangunan
Land Buildings
412,220 1,468,421 56,910 10,745 142,522 2,090,818
41,675
16,110
158,681
1,011
5,414
-
2,827 39,102 247,699
3 ,0 4 1 ,4 8 3
437,785 1,626,091 62,324
2,180
11,392
-
181,624
19,301
2,319,216 2 ,6 7 5 , 9 7 5
Buildings Machinery and Equipment Plant and project equipment Transportation equipment Office and house equipment Total accumulated depreciation
Net book value
Hak atas tanah seluas 635 Ha masih dalam proses pengalihan hak menjadi nama Perusahaan. Masa hak atas tanah ini akan berakhir pada berbagai tahun yang berbeda mulai tahun 2010 sampai dengan 2018 dan dapat diperpanjang.
635 Ha of the land rights are in the process to be transfered into the Company’s name. The land rights expire in various years from 2010 through 2018 and they are extendable.
Tanah, bangunan, mesin dan peralatan pabrik tertentu milik Perusahaan dan anak perusahaan digunakan sebagai jaminan atas fasilitas kredit yang diperoleh dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan PT Bank Niaga Tbk. (Lihat catatan 15).
Certain land, buildings, machinery and plant’s equipments are pledged ascollateral for credit facilities obtained from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk and PT Bank Niaga Tbk, (see Note 15)
Aktiva tetap Perusahaan dan anak perusahaan, kecuali peralatan kantor, kendaraan, dan peralatan laboratorium telah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya dengan nilai pertanggungan maksimum sebesar USD108,700,000.
The fixed assets of the Company and its subsidiaries, except office equipment, vehicles, and laboratory equipment are insured against risk of fire and other risks for USD108,700,000.
Biaya pinjaman yang dikapitalisasi sebagai bagian nilai aktiva tetap dan aktiva dalam penyelesaian di tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar Rp1.940, Rp9.785 dan Rp10.989.
Borrowing costs capitalized into qualifiying assets and assets under construction in 2004, 2003 and 2002 were Rp1.940, Rp9.785 and Rp10.989 respectively.
Berdasarkan surat Menteri BUMN No.S-482/MBU/2004 tanggal 16 September 2004 Perusahaan menerima hibah berupa tanah eks milik PT BPIS (dalam likuidasi) seluas
Pursuant to a letter from the Ministry of State Owned Company No. S-482/MBU/2004 dated September 16, 2004, the Company received land donation previously
5% dari 49.601 m2. Pengalihan kepemilikan atas tanah tersebut masih dalam proses sehingga tanahnya belum diakui sebagai aktiva Perusahaan.
owned by PT BPIS (under liquidation) equal to 5% of 49.601 m2. Transfer of land ownership is still in process, therefore it has not been recognized as the Company’s asset.
28
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
12. ASSETS UNDER CONSTRUCTION
12. AKTIVA DALAM PEMBANGUNAN
Aktiva Dalam Pembangunan
Tahun 2004 Tahun 2003 Tahun 2002
Saldo Awal/
Penambahan/
Pengurangan/
Beginning
Reklasifikasi
Reklasifikasi
Saldo Akhir/
Balances
Additions/
Deductions/
Reclassifications
Reclassifications
Ending Balances
Rp
594,535
204,699
623,478
175,756
Rp
529,768
81,166
16,399
594,535
Rp
489,468
144,616
104,316
529,768
Pada tanggal 31 Desember 2004, persentase penyelesaian aktiva dalam pembangunan yaitubangunan dan mesin adalah antara 15% sampai 99%. Aktiva dalam penyelesaian tersebut diperkirakan akan selesai pada berbagai tanggal di tahun 2005.
As of December 31, 2004, the percentage of completion of assets under construction i.e building and machinery is in the range of 15% to 99%. The above construction will be completed at several dates in 2005.
13. RESTRICTED TIME DEPOSITS
13. DEPOSITO YANG DIBATASI PENGUNAANNYA
2004
2003
2002 Restricted time deposits
Deposito berjangka
11,933
Rupiah
11,817
Rupiah
178,900
US Dollar
Dolar Amerika Serikat
(USD712.400 at 2004,
(USD100.000 tahun 2004,
USD350.000 at 2003
USD350.000 pada tahun 2003
929
2,963
8,833
and USD988.031 at 2002)
12,862
14,780
187,733
Total restricted time deposits
dan USD988.031 pada tahun 2002 Jumlah deposito berjangka
Reksadana
-
Jumlah deposito yang dibatasi penggunaannya
12,862
10,119
2004 6,00% - 7,10% 0,50% - 1,50%
-
24,898
Kisaran tingkat suku bunga per tahun atas deposito berjangka waktu tidak lebih dari 1 tahun adalah sebagai berikut:
Mata uang Rupiah USD
Year 2004 Year 2003 Year 2002
187,733
Total restricted time deposits
The range of interest rate per annum for the time deposits with srcinal maturity less than 1 year are as follows:
2003 6,00% - 12,50% 0,90% - 2,75%
29
Mutual fund
2002 12,75% - 17,74% 2,75% - 5,03%
Currencies Rupiah USD
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
14. LONG-TERM RECEIVABLES
14. PIUTANG JANGKA PANJANG 2004 PT Gihon PTBomaBismaIndra
2003
11,046 65,094
J uml ah
7 6 , 13 9
2002
42,092
-
PT Gihon PT Boma Bisma Indra
42,092
-
Total
Piutang kepada PT.Gihon berasal dari penyelesaian piutang alihan sebesar Rp15.058 yang ditetapkan dengan akta notaris Hadi Wibisono, SH No.24 tanggal 9 September 2004. Piutang ini akan diangsur secara bulanan prorata selama 5 tahun sejak 26 Juli 2004.
Receivable from PT.Gihon represented settlement of factoring receivables of Rp15.058 based on notarial deed of Hadi Wibisono SH no 24 dated September 19, 2004. This receivable is being paid in monthly installments for 5 years starting July 26, 2004.
Berdasarkan surat dari Menteri BUMN No.S-58/MBUMN/2003 tanggal 7 Mei 2003, Perusahaan memberikan pinjaman uang untuk program penyehatan PT Boma Bisma Indra sejumlah Rp80.000. Sesuai dengan perjanjian pinjam meminjam uang No:29/CUDUKS/KONTR/2003, pinjaman ini dikenakan tingkat bunga 8% per tahun dan akan diangsur setiap bulan Maret sejak tahun 2004 hingga 2011.
Based on a letter from the Minister of State Owned Company No.S-58/M-BUMN/2003 dated May 7, 2003, the Company has lent money for the restructuring program of PT Boma Bisma Indra totaling to Rp80.000. Based on the lending and borrowing agreement No:29/CU-DUKS/KONTR/2003, this loan bears interest rate at 8% per annum and to be paid every March starting from 2004 to 2011.
15. BANK LOANS
15. HUTANG BANK Perusahaan dan Anak perusahaan memperoleh fasilitas kredit dari beberapa bank, sebagai berikut: 2004 erusa aan Rupiah an an r ersero Kreditmodalkerja
The Company and subsidiaries have obtained credit facilities from several bank as follows:
2003
2002
-
2
145,999
US Dollar
Dolar Amerika Serikat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kredit modal kerja (USD3,838.000 tahun 2004 , , t au n , dan USD10,000,000 pa a ta un
t e Company Rupiah PT Ban Man iri (Persero) T Working capital loans
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
,
,
,
30
Working capital loan (USD, . at 4 USD1,782,378 at 2003, an USD , , at )
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
2004
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2003
2002
Kredit modal kerja untuk impor (USD81,267,541 pada tahun 2004, USD52,824,820 pada tahun 2003 dan USD53,496,197 pada tahun2002) Standard Chartered Bank
Working capital loan for imports (USD95,272,157 at 2004 USD52,824,820 at 2003
751,227
447,162
478,256
Kredit modal kerja untuk impor
and USD53,496,197 at 2002) Standard Chartered Bank Working capital loan for import
(USD14.004.615)
130,102
PT Bank Niaga Tbk Kredit modal kerja untuk ekspor (USD19.000.000 pada tahun 2004 USD15.000.000 pada tahun 2003 USD10,000,000 tahun 2002)
-
-
(USD14.004.615) PT Bank Niaga Tbk
176,510
126,975
89,400
Mata uang asing lainnya
Working capital loan for export (USD19.000.000 at 2004 USD15.000.000 at 2003 and USD10,000,000 at 2002) Other foreign currecies
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Kredit modal kerja untuk impor
937
624
-
Working capital loan for imports
Anak perusahaan Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Kredit modal kerja untuk Impor Kredit modal kerja
138,706 -
73,192 7,743
28,154 19,364
Subsidiaries Rupiah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Working Capital loan for import Working capital loans
PT Bankmodal Mandiri Kredit kerja(Persero) Tbk
32,000
26,918
44,061
PT Bank Mandiri Tbk Working (Persero) capital loans
PT Bank Negara Indonesia Tbk Kreditmodalkerja
7,598
9,839
1,500
PT Bank Negara Indonesia Tbk Working capital loans
25,000
-
PT Bank Syariah Mandiri Working capital loans
-
PT Bank Niaga Tbk
PT Bank Syariah Mandiri Kreditmodalkerja
-
PTBankNiagaTbk
5,000
J um l a h
1, 2 77, 735
732,543
859,559
Total
Perusahaan
The Company
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
Fasilitas kredit modal kerja dalam Rupiah dengan jumlah maksimum sebesar Rp150.750 dengan tingkat bunga per tahun masing-masing sebesar 14%, 17% dan 19% pada tahun 2004, 2003 dan 2002.
Working capital credit facility in Rupiah for a maximum of Rp150.750 and bear annual interest rate at 14%, 17% and 19% in 2004, 2003 and 2002 respectively.
Fasilitas kredit modal kerja dalam USD dengan jumlah maksimum sebesar USD10,000,000 dengan tingkat
Working capital credit facility in USD for a maximum of USD10,000,000 and bear annual interest rate at
bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 7,5%, 9,5% dan 10,25% per tahun.
7.5%, 9.5% and 10.25% in 2004, 2003 and 2002, respectively.
31
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Fasilitas kredit modal kerja impor dalam USD dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar USD200,000,000, USD150,000,000 dan USD135,000,000 pada tahun 2004, 2003 dan 2002 dengan tingkat bunga SIBOR + 0,25%-4% per tahun.
Working capital credit facilty for import in USD for a maximum of USD200,000,000, USD150,000,000 and USD135,000,000 in 2004, 2003 and 2002 respectively and bear interest at SIBOR + 0.25%-4% per annum.
Fasilitas bank garansi sebesar USD5,000,000.
Bank guarantee for USD5,000,000.
Hutang bank tersebut dijamin dengan piutang dagang, persediaan, tanah dan bangunan serta mesin pabrik Slab Steel Plant II.
The above bank loans are secured by trade receivables, inventories, land, building and machinery of Slab Steel Plant II.
PT Bank Niaga Tbk:
PT Bank Niaga Tbk:
Fasilitas kredit modal kerja berupa money market line dalam USD dengan jumlah maksimum masing-masing sebesar USD20.000.000, USD15.000.000 dan USD10.000.000 pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Tingkat bunga per tahun adalah 5,75% untuk tahun 2004 dan 4,5% masing-masing untuk tahun 2003 dan 2002. Fasilitas ini dijamin dengan hak tanggungan atas tanah dan bangunan serta benda lainnya yang tertera pada sertifikat HGB No. 876 atas nama Perusahaan seluas 315.380m2 yang terletak di kecamatan Pulo Merak, Cilegon.
Working capital credit facility in the form of money market line for a maximum of USD20.000.000, USD15.000.000 and USD 10.000.000 in 2004, 2003 and 2002 respectively. The annual interest rates were 5.75% in 2004 and 4.5% in 2003 and 2002 respectively. This credit facility is secured by a fiduciary transfer of the Company’s lands and buildings under certificate No. 876 of 315,380 m2 located in Pulo Merak, Cilegon.
Standard Chartered Bank:
Standard Chartered Bank:
Merupakan fasilitas letter of credit dengan jumlah maksimum sebesar USD23.000.000 dengan tingkat bunga 8% per tahun.
Letter of credit facility for a maximum of USD23,000,000 and bear interest rate at 8% per annum.
PT Bank Permata Tbk:
PT Bank Permata Tbk:
Fasilitas letter of credit dengan jumlah maksimum sebesar USD5.300.000 dengan tingkat bunga SIBOR + 1.25% per tahun.
Represents letter of credit facility for a maximum of USD5,300,000 and bear interest at SIBOR + 1.25% per annum.
Anak Perusahaan – PT KHIP
The Subsidiary – PT KHIP
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI):
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk:
Fasiltias kredit modal kerja impor dengan jumlah maksimum sebesar Rp48.000 dengan tingkat bunga 19% Jaminan atas fasilitasini lihat pada Catatan 20.
Working capital credit facility for import for a maximum of Rp48,000 and bears interest rate at 19% per annum. For collateral ofthis loan, see Note 20.
Fasiltias kredit modal kerja dengan jumlah maksimum sebesar Rp7.750 dengan tingkat bunga 19%, Jaminan atas fasilitas ini lihatpada Catatan 20.
Working capital credit facility for import for a maximum of Rp7,750. The interest rate 19% per annum. The collateralof the loan, see Note 20.
Anak Perusahaan – PT KWT PT Bank Mandiri (Pesero) Tbk :
The Subsidiary – PT KWT
Anak Perusahaan menggunakan fasilitas kredit modal kerja impor yang diperoleh Perusahaan dari PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan tingkat bunga pada tahun
The subsidary uses working capital facility which were obtained by the Company from PT Bank Mandiri (Persero) Tbk with annual interest rate for 2004, 2003
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk :
32
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2004, 2003 dan 2002 masing-masing sebesar 3.8%, 3,8% dan 3% per tahun. Tanggal jatuh tempo fasilitas ini adalah 17 Juli 2005.
and 2002 were 3.8%, 3,8% and 3% respectively. This facility is due on July 17, 2005.
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI):
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI):
Kredit modal kerja impor dengan maksimum penarikan
Working capital for import for maximum limit of
sebesar USD15,000. Tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 adalah sebesar tarif kredit offshore per tahun. Fasilitas ini jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2005. Jaminan atas pinjaman ini, lihat Catatan 20.
USD15,000. The annual interest rates for 2004, 2003 and 2002 were based on offshore credit rate. This facility is due on July 31, 2005. For collateral of the loan, see Note 20.
Kredit modal kerja dengan maksimum penarikan sebesar Rp10.000. Tingkat bunga pada tahun 2004, 2003 dan 2002 sebesar 11% per tahun. Fasilitas ini telah diperpanjang dan jatuh tempo pada tanggal 31 Juli 2005. Jaminan atas pinjaman ini, lihat Catatan 20.
Working capital with maximum limit of Rp10,000. The interest rate for 2004, 2003, 2002 were 11%, per annum . This facility has been extended and falls due on July 31, 2005. For collateral of the loan, see Note 20.
Anak Perusahaan – PT Latinusa
The Subsidiary – PT Latinusa
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
Fasiltias kredit modal kerja maksimum sebesar Rp32.000 dengan tingkat bunga per tahun masing-masing sebesar 14%, 15-18% dan 18% pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini telah jatuh tempo pada tanggal 12 Februari 2003 tetapi telah diperpanjang hingga tanggal 12 Februari 2005.
Working capital credit facility for a maximum of Rp32.000 and bear interest rate per annum at 14%, 15 - 18% and 18% in 2004, 2003, and 2002respectively. The loan has been due on February 12, 2003, however, it has been extendeduntil February 12, 2005.
Fasilitas letter of credit maksimum sebesar USD13,000,000. Fasilitas ini akan jatuh tempo pada tanggal 10 September 2005.
Letter of credit facility for a maximum of USD13,000,000. This faciltity falls due on September 10, 2005.
Pinjaman kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dijamin dengan deposito berjangka, piutang usaha, persediaan, tanah, bangunan dan sarana, mesin-mesin dan peralatan milik Perusahaan
The loans to PT Bank Mandiri (Persero) Tbk are secured by time deposits, trade receivable, inventories, land, buildings and improvements, machines and equipment owned by the Subsidiary.
Bank Syariah Mandiri:
Bank Syariah Mandiri:
Fasilitas pembiayaan murabahah untuk pembelian bahan baku. Pembiayaan ini dijamin dengan piutang usaha dan persediaan dengan nilai masing-masing sebesar Rp25.000. Margin keuntungan bank berkisar antara 16,5% sampai 17% per tahun. Pinjaman telah dilunasi di tahun 2004.
Murabahah credit facility to purchase raw material. The loan is secured by trade receivables and inventories of Rp25.000 each. Profit margin for the banks ranged between 16.5% and 17% annually. The loan was fully repaidin 2004.
33
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
16. TRADE PAYABLES
16. HUTANG USAHA 2004 a
2003
2002
et ga
PTPertamina (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara
T ir Parties
95,104
91,223
124,579
PT Pertamina (Persero) PT Perusahaan Listrik Negara
(Persero) Tin M ill Black Plate Purchase DongBu(Tolling) HyundaiMerchantMarine NusantaraPackerizing BiayaAngkutImpor BuanaCentraSwakarsa PemasanganGenset PTTiraWiraUsaha Pemerintah RI GOR Kuningan PTPupukIskandarMuda PTSteelPipeIndustriy PT Bumi Kaya Steel Industries PTAirLiquidIndonesia PTPacificDwiyasaPutra SamsungCoorporation Pemasangan EPC Eng Freedstock RHIRefractories Mitsui&Co.Limited
50,711 23,685 10,234 18,599 4,904 4,662 2,834 4,084 -
39,866 7,749 8,826 7,488 7,210 5,636 3,314 2,710 2,080 1,265 -
33,692 34,922 21,464 24,026 22,380 6,294 22,922 16,260 7,130
(Persero) Tin Mill Black Plate Purchase Dong Bu (Tolling) Hyundai Merchant Marine Nusantara Packerizing Biaya Angkut Impor Buana Centra Swakarsa Pemasangan Genset PT Tira Wira Usaha Pemerintah RI GOR Kuningan PT Pupuk Iskandar Muda PT Steel Pipe Industriy PT Bumi Kaya Steel Industries PT Air Liquid Indonesia PT Pacific Dwiyasa Putra Samsung Coorporation Pemasangan EPC Eng Freedstock RHI Refractories Mitsui & Co. Limited
MitsubishiCorporation SumitomoCorporation PTSiemensIndonesia Lain-lain (masing-masing dibawahRp2.500) Sub – jumlah Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa um au tan u g sa a
10,020
-
6,603 4,652 4,652
Mitsubishi Corporation Sumitomo Corporation PT Siemens Indonesia
105,684 330,521
77,767 255,134
170,885 500,461
19,452
8,324 ,
4,745 ,
,
Merupakan kewajiban yang terjadi akibat pendiskontoan Piutang dengan persyaratan recourse (lihat catatan 6). 2004
J u m l ah
Related Parties
ot a t ra e pay a e s
17. FACTORING PAYABLES
17. KEWAJIBAN ANJAK PIUTANG
PTBankMandiri(Persero)Tbk
Others (Each below Rp2.500) Sub Total
Represents payable resulting from receivables with recourse (seeNote 6).
2003
the
sale
2002
98,999
9 8 ,9 9 9
34
-
19,585
PT Bank Mandiri (Persero)Tbk
-
19,585
Total
of
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
18. TAXATION
18. PERPAJAKAN
Prepaid tax
Pajak dibayar dimuka 2004
Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pasal 29 PPNm asukan Restitusi PPN belum diterim a Jumlah pajak dibayar dimuka
2003
61,162 4,236 7,748 8,654 85,420 9,796 177,016
2002
131,557 4,246 84 1 1,393 21,740 10,467 170,243
17,932 3,874 7,687 4,005 33,498
2004
2003
2002
Pajak penghasilan: Pasal 21
15,457
16,734
10,447
Pasal 22
2,563
1,496
1,322
6,336
8,561
2,786
Pasal 25
6,106
1,162
221
Pasal 29
118,323
7,881
15,456
Pajak Pertambahan Nilai: Masukan (Wapu) Keluaranbersih Jumlah
7,640 87,226 240,101
8,691
28,398
50,189
18,377
92,489
82,782
Rekonsiliasi antara laba (rugi) sebelum beban (manfaat) pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasian, dan taksiran penghasilan kena pajak (rugi fiskal) Perusahaan dan anak perusahaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2004, 2003 dan 2002 adalah sebagai berikut: 2004
Income Taxes Article 21 Article 22 Article 23/26 Article 25 Article 29 Value added tax Input Output - net Total
Reconciliation between income (loss) before tax expenses (benefit) in consolidated statements of income and estimated taxable income of the Company and its subsidiaries for the years ended December 31, 2004, 2003 and 2002 is as follows:
2003
2002 Income before tax (benefit)/expenses
Laba sebelum beban
based on consolidated
(manfaat) pajak sesuai dengan laporan laba rugi konsolidasi
Total prepaid tax
Taxes payable
Hutang pajak
Pasal 23/26
Article 22 Article 23 Article 25 Article 29 VAT in Refundable VAT
647,604
178,881
352,704
statement of income
40,047
before tax expenses (benefit)
Dikurangi laba anak perusahaan Less income of subsidiaries
sebelum beban (manfaat) pajak
732
-
Income (Loss) of the Company
Laba (rugi) Perusahaan sebelum beban(manfaat)pajak
646,872
178,881
35
312,657
before tax expenses (benefit)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
2004
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
2003
2002 Positive corrections
Koreksi positif
Proporsion of net loss of
Bagian atas rugi bersih perusahaanasosiasibersih
-
99,940
2,789
1,502
Provision for bad debts
Beban bunga
6,491
5,523
15,407
Interest expenses
Beban yang tidak dapat dikurangkan sebagaibiayaoperasi
82,504
28,752
21,770
Non deductible expenses
Bebanpenyusutan
29,426
46,295
-
Bebanpajakdandenda
6,911
15,901
9,306
Natura Provisiimbalkerja KoreksiRugiFiskal2001
Lain-lain
284
associated company
-
Penyisihanpiutangragu-ragu
14,915
-
42,402
51,901
-
-
-
(12,173)
16,436
-
-
(40,654)
(25,227)
8,327
(19,518)
telahdihapuskan
(1,124)
(1,535)
(3,770)
(3,061)
-
-
(1,261)
(10,622)
Penghasilandividen
(4) -
(907)
-
bangunan Penyisihanpersediaan
(2,901) (34,450)
Lain-lain
written off Gain on sale of fixed assets for doubtful accounts Dividend income
(3,190.00)
(37)
management services
(47,112.00)
(113,715)
Depreciation expenses
(23,282)
Provision of obsolete stock
-
-
Proportion of net income
Bagian atas laba bersih perusahaanasosiasi–bersih
Interest income
Income from building
Penghasilan jasa pengelolaan Bebanpenyusutan
Others
Write off accumulated provision
Penghapusan penyisihan piutang ragu-ragu
Correction of fiscal loss 2001
Receipt of receivables
Penerimaan atas piutang yang Labapenjualanaktivatetap
Benefit in kind Provision of employee benefits
Negative corrections
Koreksi negatif Penghasilanbunga
Depreciation expense Tax expenses and penalties
(5,874)
(13,989.00)
(37,494)
-
(34,808) -
of associated companies Others
Taksiran penghasilan kena pajak
Estimated taxable income before
sebelum kompensasi akumulasi
compensation of accumulated fiscal losses previous years
rugi fiskal tahun sebelumnya – Perusahaan
870,630
172,234
165,617
sebelumnya
(158,026)
(251,807)
(318,685)
previous years Estimated taxable income
Taksiran penghasilan kena pajak (rugifiskal)
of the Company Accumulated fiscal losses
Akumulasi rugi fiskal tahun
712,604
(79,573)
36
(153,068)
(fiscal losses)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Beban (manfaat) pajak dan perhitungan taksiran hutang (tagihan) pajak penghasilan Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
The tax expenses (benefit) andthe estimated income tax payable (estimated claims for tax refunds) of the Company and its subsidiaries are asfollows Estimated taxable income
Taksiran penghasilan kena pajak Perusahaan Anakperusahaan Taksiran rugi fiskal
701,507 155,043
Perusahaan Anakperusahaan
(143,946)
-
90,356
94,226
(31,899)
(165,617)
the Company
(176,932)
(148,465)
Subsidiaries
Subsidiaries Estimated fiscal loss
Tax expense
Beban pajak Perusahaan
210,435
Anakperusahaan
46,914
the Company
33,125
28,115
Subsidiaries Tax expense based on consolidated
Beban pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi
the Company
-
257,349
2004
33,125
2003
28,115
statements of income
2002 Tax credit
Kredit pajak
the Company
Perusahaan Pasal 22
110,737
11,709
68,185
Article 22
Pasal 23
1,659
396
221
Article 23
226
176
118
Article 25 Subsidiaries
14,648
5,538
Article 22
8,633
4,815
Article 23
17,774
10,873
53,336
89,750
Pasal 25 Anak perusahaan Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Jumlah kredit pajak
11,350 5,414 9,640 139,026
Estimated income tax payable
Taksiran hutang pajak penghasilan
Article 29
Pasal 29
(Income tax receivable)
(tagihan pajak penghasilan) Perusahaan Anakperusahaan
97,812
-
(68,524)
20,511
(13,157)
6,889
1 18 , 323
(13,157)
(61,635)
Jumlah taksiran hutang (tagihan) pa j a kpe ng h a s i l a n
Article 25 Total tax credit
37
the Company Subsidiaries Total estimated income tax payables
( receivables)
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Perhitungan beban (manfaat) pajak ditangguhkan adalah sebagai berikut: 2004
The calculation of deferred tax expenses (benefits) are as follows:
2003
2002
Deferred tax (benefits) expenses
Beban (manfaat) pajak tangguhan
the Company
Perusahaan
Penyisihanpersediaanusang
-
Rugi fiskal Koreksi rugi fiskal Penyisihanpiutangragu-ragu Aktiva tetap
10,907 36,351
-
6,984 49,685
4,931 (235)
(129)
Fiscal loss correction
-
(192)
3,867
(5,323)
34,114
(21,127)
-
-
Aktiva tetap
1,593
(3,936)
(2,638)
Rugi fiskal
(7,654)
(6,997)
(3,302)
Imbalankerja Anak perusahaan
Penyisihanpersediaanusang Penyisihanpiutang ragu-ragu Imbalankerja
Lain-lain
(195)
(1,189)
(71)
562 ( 2 7, 66 9)
2004
-
-
Employee benefits Other
89,089
Total deferred tax expenses (benefits) - consolidated
The significant effect of deferred tax due to time differences between commercial reporting and tax reporting is as follows:
2003
2002
Deferred tax assets (liabilities) the Subsidiaries
Aktiva (kewajiban) pajak tangguhan Anak perusahaan Rugi fiskal
Fiscal loss Provision of doubtful account
-
34,629
Fixed assets
64
-
Pengaruh pajak tangguhan yang signifikan atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
Fixed assets Employee benefits the Subsidiaries
Provision of obsolete stock
Jumlah beban (manfaat) pajak di ta n g g u hka n - kons ol i da s i
Provision of doubtful account
315
76
(413)
Provision of obsolete stock Fiscal loss
22,102
1,822
4,508
3,148
Inventory
Piutang
4,417
4,825
5,386
(1,017)
3,588
2,389
310
-
-
Receivables Fixed assets Employee benefits Fiscal loss correction
Aktiva Tetap Imblan kerja KoreksiRugifiskal
Lain-lain A kt i vap aj akt an g g uh an
30,312
Fiscal Loss
28,907
Persediaan
10,685
658
-
-
-
42,485
33,025
339 4 6, 8 68
Perusahaan Rugi fiskal Persediaan Piutang AktivaTetap Imblan kerja Biaya yang masih hrs dibayar Kewajiban pajak tangguhan
9,570
Other
Deferred tax assets the Company Fiscal Loss
9,570
45,921
23,803
23,802
34,709
Inventory
4,674
4,488
4,040
Receivables Fixed assets Employee benefit
(223,213)
(224,985)
(228,137)
2,447
-
18,846
-
-
(187,125)
(143,467)
(163,873)
Selama tahun 2004, Perusahaan menerima beberapa
-
Accrued expenses Deferred tax liabilities
During 2004, the Company received tax assessment
38
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Surat Ketetapan Pajak (SKP). SKP yang jumlahnya signifikan adalah sebagai berikut:
letters. The significant amount based on the tax assessment letters is as follows:
Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar atas:
Underpayment tax assessment letters:
Pajak Penjualan Barang Mewah sebesar Rp2.049 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 10 Agustus 2004 Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2002 sebesar Rp1.318 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 29 April 2004.
Value Added Tax of Luxurious Goods of Rp2.049 which was paid to the state treasury on August 10, 2004. Income tax article 21 for the year 2002 of Rp1.318 which was paid to the state treasury on April 29, 2004.
Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar atas Pajak Penghasilan Pasal 22 dan Pasal 23 tahun 2002 sebesar Rp68.529. Restitusi pajak tersebut telah diterima pada bulan Mei 2004.
Overpayment tax assessment letter related to Income Tax Article 22 and Article 23 for the year 2002 of Rp68.529. The tax refund was received in May 2004.
Selama tahun 2002 Perusahaan menerima SKPKB yang jumlahnya signifikan sebagai berikut: Pajak Penghasilan Pasal 23 tahun 2000 sebesar Rp1.026 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 19 Desember 2002. Pajak Penghasilan Pasal 21 tahun 2000 sebesar Rp4.401 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 19 Desember 2002. Pajak Penghasilan Pasal 23 tahun 2000 sebesar Rp3.583 yang telah disetor ke kas negara pada tanggal 4 Desember 2002.
During 2002, the Company received significant underpayment tax assessment letters asfollows: Income Tax Article 23 for the year 2000 of Rp1.026 which was paid to the state treasury on December 19, 2002. Income Tax Article 21 for the year 2000 of Rp4,401 which was paid to the state treasury on December 19, 2002. Income Tax Article 23 for the year 2000 of Rp3.583 which was paid to the state treasury on December 4, 2002.
19. POST EMPLOYMENT BENEFITS
19. IMBALAN PASCA KERJA Cuti berimbalan jangka panjang
3.901
Long service leave benefit
Imbalan menurut undang-undang ketenaga kerjaan
3.695
Benefit in accordance with labour law
Anak Perusahaan Jumlah
966
Subsidiaries
8.562
Total
Imbalan pasca kerja meliputi imbalan pensiun manfaat pasti, imbalan pensiun iuran pasti, imbalan cuti jangka panjang, imbalan yang diatur oleh undang-undang ketenagakerjaan dan imbalan perawatan kesehatan pensiun. Imbalan Pensiun Manfaat Pasti
The post employment benefits consist of defined benefit pension plan, defined contribution pension plan, longservice leave benefit, benefits based on labor laws and retiree health care benefits. Defined Benefit Pension Plan
Program pensiun dikelola oleh Dana Pensiun Krakatau Steel yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-121/KM.17/1998 tanggal 16 Maret 1998. Sumber dana program pensiun berasal dari kontribusi karyawan dan Perusahaan. Kontribusi
The pension plan is managed by Dana Pensiun Krakatau Steel based on the Minister of Finance Decree No. KEP-121/KM.17/1998 dated March 16, 1998. The fund is contributed by both employees and the Company. Employee’s contribution to the plan is 5% of the pension
karyawan adalah sebesar 5% dari penghasilan dasar pensiun dan sisanya ditanggung oleh Perusahaan. Perhitungan beban pensiun untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 dilakukan oleh aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah dengan menggunakan metode
based salary and the remaining contribution is paid by the Company. The calculations of the pension expense for the year ended December 31, 2004 was performed by an independent actuary PT Binaputera Jaga Hikmah based on the projected unit credit method as required by
39
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
projected unit credit seperti yang diharuskan oleh PSAK 24. Asumsi aktuaria yang digunakan adalah sebagai berikut:
PSAK 24. The actuarial assumptions used are as follows:
Tingkat diskonto
12,00%
Discount rate
Tingkat hasil investasi
12,00%
Investment rate of return
Tingkat kenaikan gaji
2,50%
Remuneration growth rate
Rekonsiliasi antara status yang pendanaan kewajiban atau aktiva dana pensiun diakuidengan di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Reconciliation between fundinginstatus and pension liability or asset recognized balance sheet asplan of December 31, 2004 is as follows:
Nilai kini kewajiban aktuaria
301.875
Nilai wajar aktiva dana pensiun
924.794
Fair value of plan asset
(622.919)
Funding status (surplus)
Posisi pendanaan (surplus)
Present value of actuarial liability
Jumlah yang tidak diakui atas: Kerugian (keuntungan) aktuaria Biaya jasa lalu Kewajiban (aktiva) dana pensiun Nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang yang tersedia Kewajiban (aktiva) dana pensiun yang diakui di neraca
Unrecognized amount of: (60.454)
Actuarial loss (gain)
-
Past service cost
(562.465)
Pension plan liability (asset)
-
Present value of available refund or reduction to the future contribution
-
Pension plan liability (asset) recognized in balance sheet
Aktiva dana pensiun terutama terdiri dari deposito, suratsurat berharga dan investasi jangka panjang dalam bentuk saham. Penilaian atas nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang dilakukan berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No 510/KMK/2002 tentang Pendanaan dan Solvabilitas Dana Pensiun Pemberi Kerja. Menurut keputusan tersebut, surplus yang timbul dari perubahan metode aktuaria tidak dapat diperhitungkan sebagai iuran normal pemberi kerja. Karena surplus pendanaan tersebut timbul dari perubahan penggunaan metode aktuaria dari projected unit cost menjadi projected unit credit, maka nilai kini dari pengembalian dana dan pengurangan iuran masa datang tidak diakui sebagai aktiva Perusahaan. Beban imbalan pensiun untuk tahun yang berkahir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
The pension plan assets primarily consist of cash deposits, marketable securities and long-term investments. Valuation of the present value ofthe available refund or a reduction to the future contribution is based on the Decree of Minister Finance No 510/KMK/2002 regarding Funding and Solvability of Employer Pension Plan. Based on the decree, any surplus resulting from the change of actuarial method should not be accounted for as an employer normal contribution. Since the surplus resulted from the change of actuarial method from the projected unit cost to the projected unit credit, the present value of the available refund or reduction to the future contribution is been recognized as the Company’s assets. Pension plan expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows:
Biaya jasa kini
15.923
Biaya bunga
25.411
Interest cost
Harapan dari hasil investasi
(97.339)
Expected return on plan asset
Amortisasi koreksi aktuaria
(1.976)
Amortisation of actuarial correction
Aktiva dana pensiun yang tidak diakui
75.724
Unrecognized plan asset
Beban tahun berjalan
17.743
Current year expense
40
Current service cost
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Imbalan Pensiun Iuran Pasti
Defined Contribution Pension Plan
Anak perusahaan menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk seluruh karyawan tetap anak perusahaan yang memenuhi syarat. Kontribusi yang dibayarkan ke dana pensiun dihitung atas dasar penghasilan dasar pensiun dengan rasio sebesar 5% yang ditanggung oleh karyawan dan 10% oleh anak perusahaan. Kontribusi untuk tahun 2004, 2003 dan 2002 masing-masing adalah sebesar Rp7.108, Rp4.558 dan Rp3.471.
The subsidiaries have defined contribution pension plans covering all their permanent employees. Theemployee’s contribution is 5% of the employee’s pension based salary while the subsidiaries’ contribution is 10%. The contributions for the year 2004, 2003 and 2002 were Rp.7.108, Rp4.558, and Rp3.471 respectively.
Aktiva program pensiun anak perusahaan dikelola oleh Dana Pensiun Mitra Krakatau yang didirikan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. Kep.054/KM.17/1995 dan diberitakan dalam Lembaran Negara No. 29 tanggal 11 April 1995.
The assets of the pension plan for subsidiaries are managed by Dana Pensiun Mitra Krakatau (DPMK) which was established based on the Minister of Finance Decree No.Kep.054/KM.17/1995 and published in the State Gazette No. 29 dated April 11,1995.
Cuti Berimbalan Jangka Panjang
Long Service Leave Benefit
Beban pasca kerja ini dihitung dengan aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah menggunakan metode projected unit credit seperti yang diharuskan oleh PSAK 24. Asumsi aktuaria yang digunakan untuk menghitung kewajiban atas manfaat cuti berimbalan jangka panjang adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto Tingkat hasil investasi
The post employment benefit expense was calculated by an independent actuary PT Binaputera Jaga Hikmah using the projected unit credit method as required by PSAK 24. The actuarial assumptions used in the calculation of the long-service leave benefit are as follow:
12,00% -
Tingkat kenaikan gaji 2,50% Rekonsiliasi antara posisi pendanaan dengan kewajiban (aktiva) imbalan cuti jangka panjang yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Nilai kini kewajiban aktuaria
8.982
Nilai wajar aktiva
-
Posisi pendanaan
8.982
Jumlah yang tidak diakui atas: 8.180
Biaya jasa lalu
-
Kewajiban periode transisi
Biaya bunga Harapan dari hasil investasi Amortisasi koreksi aktuaria
Present value of actuarial liability Fair value of plan asset Funding status Actuarial loss Past service cost
(13.260)
Transition period liability
3.902
Liability
Beban atas imbalan cuti jangka panjang untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut: Biaya jasa kini
Remuneration growth rate Reconciliation between funding status and long-service leave liability recognized in the balance sheet as of December 31, 2004 is as follow:
Unrecognized amount of:
Kerugian aktuaria
Kewajiban
Discount rate Investment rate of return
Long service leave expenses for the year ended December 31, 2004 are as follows:
3.655
Current service cost
770
Interest cost Expected return on plan asset
(523)
Amortisation of actuarial correction
3.902
41
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) ANDSUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIANNOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Imbalan Menurut Undang-UndangKetenagakerjaan
Benefit In Accordance with Labor Law
Asumsi aktuaria yang digunakan untuk menghitung kewajiban imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan adalah sebagai berikut: Tingkat diskonto 12% Tingkat hasil investasi 0% Tingkat kenaikan gaji 2,5%
The actuarial assumptions used in the calculation of other post employment benefits in accordance with the labor laws are as follows: Discount rate Investment rate of return Remuneration growth rate
Rekonsiliasi antara posisi pendanaan dengan kewajiban (aktiva) imbalan pasca kerja yang diatur oleh perundangan yang diakui di neraca per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Reconciliation between funding status and other post employment benefits liability recognized in balance sheet as of December 31, 2004 is as follow:
Nilai kini kewajiban aktuaria Nilai wajar aktiva Posisi pendanaan Jumlah yang tidak diakui atas: Kerugian aktuaria Biaya jasa lalu Kewajiban periode transisi Kewajiban
24.831 24.831 9.280 8.193 (3.661) 3.695
Present value of actuarial liability Fair value of plan asset Funding status Unrecognized amount of: Actuarial loss Past service cost Transition period liability Liability
Beban imbalan pasca kerja yang diatur oleh Other post employment benefit expenses for the year perundangan untuk tahun yang berakhir 31 Desember ended December 31, 2004 areas follows: 2004 adalah sebagai berikut: Biaya jasa kini 1.059 Current service cost Biaya bunga 1.704 Interest cost Harapan dari hasil investasi Expected return on plan asset Biaya jasa lalu yang belum diakui Amortisasi koreksi aktuaria
753 179 3.695
Imbalan Perawatan Kesehatan Pensiun
Unrecognised of past service cost Amortisation of actuarial correction Retiree Health Care Benefits
Kewajiban yang diestimasi atas imbalan perawatan kesehatan pensiun per 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
The estimated liability for the retiree health care benefits as of December 31, 2004 is as follows:
Imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang sudah pensiun
27.000
Health care benefits for retired employees
Imbalan perawatan kesehatan bagi karyawan yang masih aktif
7.365
Health care benefits for active employees
Pesangon Pemutusan Hubungan Kerja
Termination Benefits
Sehubungan dengan diberlakukannya Undang-undang Ketenagakerjaan No. 13 tahun 2003 dan penerapan PSAK No. 24 (Revisi 2004) tentang “Imbalan kerja”, Perusahaan dan anak perusahaan tidak berkomitmen untuk memberhentikan seorang atau sekelompok pekerja sebelum tanggal pensiun normal atau menyediakan pesangon bagi pekerja yang menerima penawaran mengundurkan diri secara sukarela. Dengan demikian tidak ada pengakuan kewajiban dan beban pesangon PHK dalam laporan keuangan.
42
In relation to the termination benefit liability under Labor Law No. 13/2003 and application of Statement of Financial Accounting Standard No.24 (Revised 2004) regarding “Employee Benefits”, the Company and subsidiaries have no commitment to terminate employee or group of employees prior to their normal pensiun dates, or provide voluntary termination benefit program. As a result, no termination benefit liability and expense been recognized in 2004 financial statements.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
20.
20. LONG-TERM LOAN
HUTANG JANGKA PANJANG 2004
2003
2002 Bank loan
Hutang bank:
the Company
Perusahaan Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
385,643
224,912
224,912
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (USD2,763,215)
24,059
31,277
37,055
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 87,916
92,624
88,888
(EUR11,777,361) the Subsidiaries
Anak perusahaan
Rupiah
Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kreditmodalkerja
(USD3,592,179.55) Euro
Euro Eropa (EUR11,777,361)
Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk US Dollar
USD
69,282
Penangguhanpembayaranbunga
86,925
95,082
Working capital loan
-
6,142
Deferred interest payment
-
PT Bank Negara Indonesia Tbk
PT Bank Negara Indonesia Tbk Kreditinvestasi
74,225
74,225
74,650
Investment loan
Penangguhan pembayaran bunga
39,484
39,484
12,861
Deferred interest payment
9,696
9,805
Kreditmodalkerja
9,696
(Persero) T bk - Kredit investasi
25,116
15,074
15,171
Hutang konstruksi: Perusahaan Rupiah
Rupiah
728
2,819
3,639
Bank Austria Aktiengesellschaft
Bank Austria Aktiengesellschaft
(EUR 36,356,442 in 2004
(EUR36,356,442 thn 2004 459,982
411,125
383,462
EUR40,900,998 in 2003) the Subsidiaries
Anak perusahaan
Rupiah
Rupiah Jumlah
KFW Euro
Euro
Hitachi Zosen
(Persero) Tbk - Investment loan Construction loan the Company
KFW
EUR40,900,998thn2003)
Working capital loan PT Bank Rakyat Indonesia
PT Bank Rakyat Indonesia
1,176,131
Hitachi Zosen
25,018
7,685
1,013,179
959,352
27,861
38,778
Bank loan
Total
Dikurangi bagian yang jatuh tempo Less: current portion
dalam satu tahun Hutang bank
35,280
Hutangkonstruksi
57,649
48,823
26,590
Construction loan
B a g i a nj a n g ka p a n j a n g
1 , 0 8 3, 202
936,495
893,984
Long term portion
43
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
Bank Loans
Hutang Bank
The Company
Perusahaan
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk:
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk: Fasilitas kredit investasi dalam Rupiah dengan jumlah
Investment credit facility in USD for a maximum of
maksimum adalah sebesar Rp684.529 dan Rp285.000 masing-masing pada pada tahuntahun 20032004 dan 2002. Fasilitas kredit ini digunakan untuk membeli mesin dan peralatan pabrik serta pengembangan pabrik. Tingkat bunga tahunan adalah sebesar 12,5%, 8,5% dan 16 % masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Utang ini jatuh tempo pada tanggal 31 Desember 2007. Kredit investasi ini dijamin dengan deposito berjangka, piutang, persediaan dan aktiva tetap tertentu milik Perusahaan.
Rp684.529 inThis 2004 andisRp285.000 and 2002, respectively. loan to finance in the2003 acquisition of plant’s machinery and equipment and plant expansion. The annual interest rates are 12.5%, 8.5% and 16% in 2004, 2003, and 2002 respectiv ely. The loan falls due on December 31, 2007. The loan is secured by time deposits, trade receivables, inventories and certainfixed assets of the Company.
Fasilitas kredit investasi dalam Euro dengan jumlah maksimum sebesar EUR7,859,450 dan EUR3,917,911 yang digunakan untuk membiayai pembelian peralatan sehubungan dengan modernisasi pabrik Hot Strip Mills. Tingkat bunga untuk fasilitas kredit tersebut adalah masing-masing 8,06% dan 8,46% per tahun. Kredit ini akan jatuh tempo pada beberapa tanggal di tahun 2005. Kredit investasi ini dijamin secara paripassu dengan jaminan untuk fasilitas kredit modal kerja yang diperoleh Perusahaan dari bank yang sama.
Investment credit facility in Euro is for a maximum of EUR7,859,450 and EUR3,917,91 is to finance the modernization of Hot Strip Mills. Interest rates of the facility are 8.06% and 8.46% per annum respectively. The loan falls due in installments on several dates in 2005. The loan is secured on paripassu to the security for the working capital credit facility received from the same bank.
Utang dalam USD berasal dari Hak Regres atas anjak piutang sebesar USD2,763,214.60 atau setara Rp24.059 yang akan jatuh tempo sampaidengan tahun 2007.
Loan in USD srcinated from therecourse of factoring receivables of USD2,763,214.60 or equivalent to Rp24.059 and falls due in 2007.
Anak perusahaan – PT Latinusa
Subsidiary – PT Latinusa
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
Fasilitas kredit modal kerja jangka panjang dengan jumlah maksimum sebesar Rp119.082 dan dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18% masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini sebelumnya adalah pinjaman jangka pendek, namun pada tahun 2000 telah dilakukan restrukturisasi menjadi pinjaman jangka panjang. Pembayaran pokok pinjaman ini dilakukan dengan angsuran triwulanan yang dimulai pada tahun 2001 hingga 2008.
Long-term working capital loan with a maximum credit limit of Rp119.082. The annual interest rate for the loan is 18% in 2004, 2003 and 2002 respectively. The loan was previously classified as short-term loan and restructured into long-term loan in 2000. The principal of the loan is to be paid in quarterly installm ent starting from 2001 to 2008.
Fasilitas penangguhan pembayaran bunga sebesar Rp13.800, yang akan dibayar secara angsuran sebesar Rp1.000 per triwulan dimulai pada tahun 2000 hingga 2004, kecuali untuk angsuran pada tahun 2000 sebesar Rp250 dan tahun 2004 yang sebesar Rp535. Pinjaman ini dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18 % masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002.
Facility to defer its interest payment of Rp13.800, which is to be paid quarterly in installments of Rp1.000 starting from 2000 to 2004, except in 2000 and 2004, the installment is Rp535 respectively. The annual interest rate for the loan is 18% in2004, 2003 and 2002 respectively.
44
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
Subsidiary– PT KHIP
Anak perusahaan – PT KHIP PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk
Kredit investasi dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp7.250. Fasilitas ini digunakan oleh KHIP
Investment credit facility with maximum credit limit of Rp7.250. The Company used the facility to build steel
untuk membangun pabrik pipa.tahunan Fasilitas pinjaman ini dibebani tingkat suku bunga berkisar antara 15,75% hingga 17% untuk tahun 2004, sebesar 15,75 hingga 17 % pada tahun 2003 dan sekistar 19 % pada tahun 2002, dan jatuh tempo pada tanggal 31Desember 2004.
pipe factory. Theinannual loan around 15.75% to 17% 2004, interest 15,75% oftothe 17% in is 2003, and around 19% 2002. The loan fell due on December 31, 2004.
Kredit modal kerja khusus dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp15.374. Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat suku bunga sebesar sekitar 15,75% hingga 17% per tahun. Sebesar 12 % harus dibayar secara efektif mulai tahun 2002 dan 2003, sedangkan sisanya ditangguhkan dan akan dibayar secara prorata mulai tahun 2004 hingga 2009.
Working capital loan facilities with maximum credit limit of Rp15.374. The annual interest rate of the loan is around 15.75% to 17%. The 12% interest must be paid effectively starting from 2002 and 2003, and the rest is deferred and will be paid proportionally starting from 2004 to 2009.
Subsidiary– PT KWT
Anak Perusahaan – PT KWT PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Kredit investasi dengan jumlah fasilitas maksimum sebesar Rp75.688 dan dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 18% pada tahun 2004, 18% pada tahun 2003,
Investment credit facility with maximum credit limit of Rp75.688. The annual interest rate for the loan is 18% in 2003, 18% in 2003 and 14% to 21% in 2002. The
14% tempo hinggapada 21%tanggal pada tahun 2002. Fasilitas ini akan jatuh 13 Maret 2007.
credit facility will due at March 13,2007.
Berdasarkan surat dari BNI No. KPI/4/018/R tanggal 26 Januari 2000, bank menyetujui permohonan restrukturisasi pinjaman KWT, dengan melakukan penjadwalan ulang atas pembayaran pokok pinjaman menjadi pembayaran secara angsuran per triwulanan dalam jumlah yang bervariasi yang dimulai pada triwulan pertama tahun 2001 hingga 13 Maret 2010, serta dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 20%.
Based on BNI’s letter no KPI/4/018/R dated January 26, 2000, BNI has approved KWT’s proposal to restructure its loan, by rescheduling thepayment of the principal into several amounts ofquarterly installments starting from the first quarter of 2001 to March 13, 2010. The annual interest rate forthe rescheduled loan is 20%.
Fasilitas penangguhan pembayaran bunga dari BNIyang timbul dari akumulasi beban bunga yang ditangguhkan atas fasilitas kredit investasi dan kredit modal kerja yang diperoleh dari bank yang sama sejak tahun 1998. Pada bulan Januari 2000, BNI setuju untuk merestrukturisasi kredit ini. Pembayaran pinjaman akan dilakukan secara bertahap dalam jangka waktu maksimal lima tahun dengan 20 kali angsuran yang dimulai pada triwulan pertama tahun 2000 hingga tahun 2005.
Facility to postpone itsinterest payment that srcinated from the accumulation of deferred interest expenses from investment and working capital loan obtained from BNI since 1998. In January 2000, BNI agreed to restructure the loan. The loan will be repaid within 5 year-period in 20 installments starting from the first quarter of 2000 to 2005.
45
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
Kredit modal kerja Yadit dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar Rp20.000 dibebani tingkat bunga tahunan sebesar 20% pada tahun 2001 dan 2000. Fasilitas ini telah jatuh tempo pada tanggal 1 Agustus 2000. Berdasarkan surat yang sama, bank setuju untuk merestrukturisasi fasilitas ini, dengan menurunkan fasilitasnya menjadi Rp15.000 dan pembayaran dilakukan dengan angsuran triwulanan sebesar Rp500 yang dimulai sejak tanggal 1 Agustus 2000 hingga triwulan keempat tahun 2007.
Yadit working capital loan facility with maximum credit limit of Rp20.000 with annual interest rate of 20% in 2001 and 2000. The facility was due on August 1, 2000. Based on the letter mention above, the bank has agreed to restructure this loan by reducing its maximum credit limit to Rp15.000 and the payment is in quarterly basis installments of Rp500 starting from August 1, 2000 to the fourth quarter of 2007.
KWT menggunakan fasilitas kredit modal kerja impor yang diperoleh Perusahaan dari Bank Mandiri untuk pembelian bahan baku. Saldo pinjaman ini per 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp115.051.
The working capital facility for import obtained from Bank Mandiri, was used by KWT to purchase raw materials. The balance of the loan as of December 31, 2004 is Rp115.051.
Fasilitas pinjaman yang diperoleh Latinusa, KHIP dan KWT dari Bank Mandiri, dijamin dengan aktiva tetap, persediaan dan piutang usaha anak perusahaan tersebut.
The credit facilities obtained from Bank Mandiri by Latinusa, KHIP and KWT are secured by their fixed assets, inventories, and receivables.
Construction Loans
Hutang Konstruksi Perusahaan dan anak perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman untuk konstruksi dengan rincian sebagai berikut: Perusahaan
The Company and subsidiaries obtain credit facilities for construction as follows :
The Company
Fasilitas pinjaman dari KFW dalam mata uang Rupiah adalah untuk membiayai mesin sizing press di pabrik HSM. Pinjaman ini akan dilunasi dalam 20 kali angsuran setengah tahunan yang dimulai pada tanggal 15 Nopember 1995 hingga 15 Mei 2005.
The Rupiah denominated loan from KFW was used by the Company to finance Sizing Press machine in Hot Strip Mill. The loan is to be paid in 20 semi annual installments starting from November 15, 1995 to May15, 2005.
Fasilitas pinjaman dalam mata uang Schilling Austria dari Bank Austria Aktiengesellschaft adalah untuk membiayai proyek pengendalian lingkungan (dedusting system) pada pabrik baja slab dan billet, dengan jumlah maksimum sebesar ATS562,810,000 atau setara dengan EUR40,900,998. Pinjaman harus dilunasi dalam 36 kali angsuran setengah tahunan yang dimulai pada tanggal 30 April 2003 hingga 30 Oktober 2020.
The Company’s Austrian Schilling denominated loan from Bank Austria Aktiengesellschaftwas used to finance environmental protection project (dedusting system) at Billet and Slab steel plants. The maximum credit limit of the loan is ATS562,810,000 or equivalent to EUR40,900,988. This loan is to be paid in 36 semi annual installments starting from April 30, 2003 to October 30, 2020.
Subsidiary
Anak Perusahaan PT Latinusa memperoleh fasilitas kredit investasi sebesar JP¥6,925,000,000 dan telah dikonversikan menjadi pinjaman Rupiah. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Keuangan No. S 1291/MK.17.1995 tanggal 17 Oktober 1995, telah dilakukan penjadwalan ulang atas
PT Latinusa obtained investment credit facility of JP¥6,925,000,000 and has been converted into Rupiah denominated loan. Based on Minister ofFinance decree No. S 1291/MK.17.1995 dated October 17, 1995, the payment for the loan principal of Rp19.213 had been
pembayaran pokok pinjaman sebesar Rp19.213 menjadi 10 kali angsuran setengah tahunan dalam jumlah yang sama dimulai sejak tahun 2000. Pinjaman ini dibebani tingkat bunga sebesar 13,5 % per tahun masing-masing pada tahun 2004, 2003 dan 2002. Pinjaman ini dijamin dengan mesin dan bangunan yang dibiayainya.
rescheduled into 10 semi annual installments starting from 2000. The annual interest rate of the loan is 13.5% for year 2004,2003 and 2002 respectively and secured by machineries and building financed by theloan.
46
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
21.
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH DAN LABA (RUGI) BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
21. MINORITY INTEREST OF NET ASSETS AND NET INCOME (LOSS) OF THE CONSOLIDATED SUBSIDIARIES
Hak Minoritas
Hak Minoritas atas
atas Aktiva Bersih
Laba (Rugi) Bersih
yang Dikonsolidasi
yang Dikonsolidasi
M inority in terest
Minority int erest
in net assets of
in net income (loss)
consolidated
of consolidated
subsidiaries
subsidiaries 2004 the Company
Perusahaan PTIndhasanapadaPTKHIPipeIndustries
(4,996)
21
Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah
Tn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Nusantara jumlah –Sub
5,341 345
3,402 3,423
PT Citra Indokarbon Perkasa
1,873
-
213
-
PT Citra Indokarbon Perkasa
-
Sub – total
Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo at
Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada
jumlah Sub –
Sub – total
PT Yosomulyo Jajag at
PT Yosomulyo Jajag pada
PTCitraIndokarbonPerkasa
Nusantara
Subsidiaries
Anak perusahaan PTCitraIndokarbonPerkasa
PT Indhasana in PT KHI Pipe Industries
2,086
J u ml a h
2 ,431
3,423
Total
2003 the Company
Perusahaan PTIndhasanapadaPTKHIPipeIndustries
(3,662)
(1,334)
Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah
Tn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Nusantara jumlah Sub –
2,919 (743)
2,422
Nusantara
1,088
Sub – total Subsidiaries
Anak perusahaan
PT Yosomulyo Jajag at
PT Yosomulyo Jajag pada PTCitraIndokarbonPerkasa
1,873
-
PTCitraIndokarbonPerkasa
J u ml a h
PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo at
Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada jumlah Sub –
PT Indhasana in PT KHI Pipe Industries
213 2,086 1 ,343
47
-
PT Citra Indokarbon Perkasa
-
Sub – total
1,088
Total
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
Hak Minoritas Hak Minoritas atas atas Aktiva Bersih Laba (Rugi) Bersih yang Dikonsolidasi yang Dikonsolidasi M inority in terest Minority int erest in net assets of in net income (loss) consolidated of consolidated subsidiaries subsidiaries 2002 Perusahaan PTIndhasanapadaPTKHIPipeIndustries Tn. H. Moh. Hasan pada PT Pelat Timah Nusantara
(3,517) 409
jumlah Sub –
(14)
213
(2)
2,086
J u ml a h
( 1 ,022)
Nusantara Sub – total Subsidiaries PT Yosomulyo Jajag at PT Citra Indokarbon Perkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo at PT Citra Indokarbon Perkasa
(16)
Sub – total
2,349
Total
22. SHARE CAPITAL
MODAL SAHAM Sejak tanggal 31 Desember 2002, 100% atau
As of December 31, 2002, the Government of Republic
keseluruhan saham Perusahaan dimiliki oleh Negara Republik Indonesia sebagai hasil dari keputusan RUPSLB, dan sebagaimana tertuang dalam akta pernyataan keputusan rapat perubahan anggaran dasar perusahaan No.7 tanggal 4 November 2002 oleh Notaris Lenny Janis Ishak, SH, yang mengalihkan seluruh kepemilikan saham perusahaan dari PT Bahana Pakarya Industri Strategis (Persero) dan Tn. Ahmad Banani kepada Negara Republik Indonesia.
of Indonesia owns 100% of the Company’s shares in accordance with the notaried deed of Lenny Janis Ishak, SH’s. No. 7 dated November 4, 2002 regarding the change of the Company’s articles, which transferred all shares owned by PT Bahana Pakaya Industri Strategis (Persero) and Mr. Banani to the Government of the Republic of Indonesia.
Kepemilikan saham perusahaan pada 2004, 2003 dan 2002 adalah:
The ownership of the Company’s shares in 2004, 2003 and 2002 are as follows:
Pemerintah Republik Indonesia Jumlah
23.
2,365
1,873
jumlah Sub –
the Company PT Indhasana in PT KHI Pipe Industries Mr. Moh. Hasan in PT Pelat Timah
2,509
(3,108)
Anak perusahaan PT Yosomulyo Jajag pada PTCitraIndokarbonPerkasa Ny. Siti Rochmani Sumaharmoyo pada PTCitraIndokarbonPerkasa
22.
(144)
Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh Shares Issued and fully paid 2.000.000
Persentase Kepemilikan Percentage of ownership 100 %
2.000.000
100 %
Jumlah Total
2.000.000 2.000.000
Government of the Republic of Indonesia
Total
23. OTHER CAPITAL
MODAL LAINNYA Merupakan tambahan modal disetor yang belum ditetapkan statusnya ke dalam modal saham Perusahaan.
Represents addi tional paid up capital which has not been determined as the Company’s capital.
48
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
24.
24. INCOME DISTRIBUTION
PEMBAGIAN LABA Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 14 Juni 2004, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2003 sebagai
In the Annual Shareholders General Meeting held on June 14, 2004, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year
berikut: - Menambah cadangan umum atas saldo laba sebesar Rp69.525.
2003 as follows: - To increase general earnings by Rp69.525.
reserve
on
retained
-
Membayar dividen kas sebesar Rp38.514. Membayar dana untuk bina lingkungan sebesar Rp1.100; dan
-
To pay cash dividends of Rp38.514. To pay fund for community development of Rp1.100; and
-
Membayar tantiem direksi dan komisaris sebesar Rp900.
-
To pay tantiem to directors and commissioners of Rp 900.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 13 Juni 2003, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2002 sebagai berikut: - Menambah cadangan umum atas saldo laba sebesar Rp185.210. - Membayar dividen kas sebesar Rp42.000. - Membayar dana untuk pembinaan pengusaha golongan ekonomi lemah dan koperasi, bina lingkungan sebesar Rp.3.497; dan - Membayar tantiem kepada direksi dan komisaris sebesar Rp 2.444.
In the Annual Shareholders General Meeting held on June 13, 2003, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2002 as follows: - To increase general reserve on retained earning by Rp185.210. - To pay cash dividends of Rp42.000. - To donate to assist the development of small businesses and cooperatives, community development of Rp.3.497; and - To pay tantiem to directors and commissioners’ of Rp2.444.
Pada Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 28 Juni 2002, para pemegang saham menyetujui pembagian laba bersih Perusahaan tahun 2001 sebagai berikut:
In the Annual Shareholders General Meeting held on June 28, 2002, the shareholders approved the distribution of the Company’s net income for the year 2001 as follows:
-
RUPS belum dapat memberikan dan pembebasan sepenuhnya kepada Direksi dan Komisaris perusahaan atas pengurusan dan pengawasan program PUKK yang dilakukan selama tahun buku 2001 karena hingga RUPS dilaksanakan, Laporan PUKK belum selesai diaudit. Pembebasan akan diberikan pada rapat umum pemegang saham tahunan bersamaan dengan persetujuan Laporan Tahunan dan pengesahan perhitungan Tahunan tahun buku 2002.
-
The Annual Shareholders General Meeting cannot acquite et de charge the Company’s Directors and Commissioners of the PUKK program management and control performed in year 2001 because the PUKK report had not been audited. Acquite et de charge will be granted on the next annual shareholders general meeting to be held at the same time with the approval and validation of 2002 annual report.
-
Berhubung dalam tahun 2001 Perusahaan menderita kerugian maka tidak ada pembagian laba.
-
Since the Company suffered loss in 2001, there was no income distribution.
49
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
25.
25. NET SALES
PENJUALAN BERSIH 2004
2003
2002
Produk Baja Domestik LuarNegeri
7,551,395 1,545,894
4,987,156
4,908,352
1,265,784
1,252,267
30,640
7,047
Tanah dan jasa kawasan industri Tanah Jasakawasanindustri
23,414 22,847
20,825
21,942
48,417
76,458
52,280
Jasateknologiinformasi Lain-lain J u m l ah
26.
3,030 201,819 9 , 3 9 6 , 8 16
4,305 142,140 6,388,333
Others Total
5,285 184,788 6,570,936
26. COST OF GOODS SOLD
BEBAN POKOK PENJUALAN
Produk Baja
2004
Land and Industrial estate Land Industrial estate services Other services Engineering and construction Information technology
Jasa lainnya Jasarekayasadankonstruksi
Steel products Domestic Export
2003
2002
Steel Product
Pemakaianbahanbaku Upahlangsung
4,713,465 440,665
2,140,109 341,035
1,805,720 341,804
Raw material usage Direct labour
Bebanpabrikasi Jumlahbebanproduksi
3,537,499 8,691,629
2,619,670 5,100,814
2,698,924 4,846,448
Manufacturing cost Total production cost
991,753
1,410,960
1,228,072
109,588
117,792
Finished goods - beginning of year Purchase Finished goods - end of year
Persediaan barang jadi awal tahun Pembelian Persediaan barang jadi akhir tahun JumlahProdukBaja
70,608 (1,932,624)
(991,753)
(1,410,960)
7,821,366
5,629,609
4,781,352
Tanah dan jasa kawasan industri
29,410
37,828
14,002
Jasa rekayasa dankonstruksi
46,857
61,509
70,614
1,773 147,019
3,948 141,176
11,126 692,708
Non-manufaktur
Jasateknologiinformasi Jasa lainnya
Total Steel Product Non-manufacturing
TotalNonManufaktur
225,059
B eba n P okokP enj ua l a n
8 , 0 4 6 , 4 25
244,460
788,450
5,874,069
5,569,803
50
Land and industrial estate services Engineering and construction Information technology Other services Total Non Manufacturing
Cost of Goods Sold
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
27.
27. OPERATING EXPENSES
BEBAN USAHA 2004
2003
2002
e a n pen u a a n
Ongkosangkut Gaji, upah dan kesejahteraan
Selling expenses 126,982 23,996
135,699
159,857
21,534
16,256 1,414
Beban kantor
2,290
1,919
Klaimpelanggan
2,022
4,685
2,897
Transportasi dankomunikasi
12,042
15,041
12,399
Lain-lain (masing-masing dibawahRp2.000) J u ml a h B e b a n P e n j u a l a n
16,583 183, 915
16,253
3,227
195,131
196,050
Gaji, upah dan kesejahteraan 167,598
135,605
115,638 1,502
Penyisihanpiutangragu-ragu
2,043
2,960
Penyusutandanamortisasi
5,766
6,456
7,128
11,765
11,647 8,326
Bebanasuransidansewa Transportasi dankomunikasi
Total selling expenses General and administrative expenses
Beban umum dan administrasi
karyawan
Freight Salary, wages and benefits Office expenses Customer claims Transportation and communication Others (each below Rp2.000)
14,785 10,223
10,818
Jasaprofesional
5,313
6,611
6,050
Beban kantor Beban perawatan dan
4,262
5,768
13,778
2,526
2,410
12,282
19,510
Salary, wages and employee benefits Provision of doubtful acounts Depreciation and amortization Insurance and rental Transportation and communication Professionals fee Office expenses
Admi ni s t r a s i
2 44 , 1 7 6
194,791
185,989
Repair and maintenance Others (each below Rp2.000) Total general and administrative expenses
Jumlah Beban Usaha
428,091
389,921
382,039
Total Operating Expenses
pemeliharaan
9,027
Lain-lain (masing-masing di bawahRp2.000) Jumlah Beban Umum dan
28.
25,159
28. EXTRA ORDINARY ITEMS
POS LUAR BIASA Pada tahun 2004 dan 2003, PT KHI dan PT Latinusa, keduanya anak perusahaan, masing-masing memperoleh keringanan berupa pengurangan jumlah kewajiban bunga (hair cut) dari PT Bank Rakyat Indonesia Tbk dan PT Bank Mandiri Tbk masingmasing sejumlah Rp. 3.706 dan Rp.2.199.
51
In 2004 and 2003, PT KHI and PT Latinusa both subsidiaries, obtained debt waivess in form of reduction of interest payables to PT Bank Rakyat Indonesia Tbk and PT Bank Mandiri Tbk by Rp.3.706 and Rp.2.199 respectivelly.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
29.
29. SIGNIFICANT COMMITMENTS
KOMITMEN PENTING Komitmen penting pada tanggal 31 Desember 2004 adalah sebagai berikut:
Significant commitments at December 31, 2004 are as follows:
a. Letter of credit yang telah dibuka dan belum digunakan:
Perusahaan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – EUR PT Bank Niaga Tbk – USD Standard Chartered Bank – USD Anak Perusahaan – PT Latinusa Bank Mandiri – USD
a. Issued but unused letter of credit:
The Company 63,954,226 3,383,780 19,000,000 12,257,986
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – USD PT Bank Mandiri (Persero) Tbk – EUR PT Bank Niaga Tbk – USD Standard Chartered Bank – USD
Subsidiaries – PT Latinusa
9,863,151
b. Iuran kepada dana pensiun
Bank Mandiri – USD
b. Contribution to the pension plan
Status pendanaan atas Dana Pensiun Krakatau Steel (DPKS) per 31 Desember 2004 telah ditentukan berdasarkan laporan aktuaris independen PT Binaputera Jaga Hikmah. Berdasarkan laporan tersebut, Perusahaan mempunyai komitmen untuk
The funding status of Dana Pensiun Krakatau Steel (DPKS) as of 31 December 2004 has been determined based on an independent actuary report of PT Binaputera Jaga Hikmah. Based on such report, the Company has a commitment to make a
menutup sekaligus sebagian dari2005. defisit pendanaan DPKS sebesar Rp20.418 di tahun
one-off contribution cover the deficit of DPKS amounted to Rp20,418to in 2005.
c.
Perusahaan mempunyai komitmen untuk membeli tenaga listrik dengan batas maksimum sebesar 160.000 kilo Volt Ampere dari PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) berdasarkan perjanjian No. 036A/C/DU-KS/KONTR/94 tanggal 22 April 1994. Perjanjian ini berlaku efektif sejak tanggal 1 Agustus 1991 serta tidak mempunyai batas waktu, kecuali salah satu pihak bermaksud untuk mengakhiri perjanjian tersebut.
c. The Company entered into agreement No.036A/C/DU-KS/KONTR/94 with PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN) in selling and buying electricity. Based on this agreement, PLN agreed to supply the Company with maximum of 160.000 Kilo Volt Ampere of electricity. The agreement is effective from August 1, 1991 without expiry date unless otherwise decideddifferently.
d.
Pada tanggal 12 November 2004 Perusahaan mengadakan perjanjian pembelian gas dari PT Pertamina (Persero) No.48/C/DU-KS/KONTR/ 2004. Berdasarkanperjanjian tersebut yang berlaku hingga 31 Desember 2013, Perusahaan mempunyai komitmen untuk: Membeli gas minimum 29.2 milyar SCF (Standard Cubic Foot) per tahun dengan tarif USD2.40 per juta SCF yang berlaku sejak 1 Januari 2004 hingga 31 Desember 2006. Membayar harga tambahan sebesar 25% dari tarif yang berlaku jika pemakaian per hari melebihi 110 juta SCF.
d. On November 12,2004, the Company entered into a gas purchase agreement with PT Pertamina (Persero) No.48/C/DU-KS/KONTR /2004. Based on the agreement which will expire on 31 December 2013, the Company has the following commitments:
•
•
•
•
52
To purchase a minimum of 29,2 billion SCF (Standard Cubic Foot) a year at an agreed price of USD2,40 per million SCF effective from January 1, 2004 toDecember 31, 2006. To pay an additional surcharge of 25% from the agreed price if h t e daily purchase exceeds 110 million SCF.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
e.
f.
g.
Pada tanggal 3 Desember 2002, PT KTI, anak perusahaan, mengadakan perjanjian serah terima pengelolaan distribusi air bersih di komplek perumahan Arga Baja Pura (ABP) dan perumahan Bukit Palem (BP) dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilegon Mandiri Kota Cilegon.
e. On December 3, 2002, PT KTI, asubsidiary, entered into an agreement with Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Cilegon concerning the transfer of water distribution management in Arga Baja Pura Housing complex (ABP) and Bukit Palem Housing (BP). According to this agreement, the Subsidiary
Dalam perjanjian ini, anak perusahaan menyerahkan pengelolaan distribusi operasional, pemeliharaan, perawatan dan penagihan tunggakan piutang pelanggan di komplek perumahan ABP dan BP kepada PDAM Cilegon. Anak perusahaan harus menyalurkan air bersih ke PDAM yang selanjutnya disalurkan ke perumahan ABP dan BP dengan tarif Rp400 per m3 dan dapat disesuaikan apabila ada pemberlakuan tarif baru dari anak perusahaan. Anak perusahaan juga mengalihkan piutang pelanggan sebesar Rp66.175 kepada PDAM. Perjanjian ini berlaku hingga tanggal 31 Desember 2007, dan selama masa tersebut apabila PDAM bermaksud melakukan perubahan atas aset anak perusahaan, harus dengan izin tertulis dari anak perusahaan.
transferred the distribution, operation, restoration, maintenance, and the collection of receivables from customers at ABP and BP housing complex toPDAM Cilegon. The Subsidiary had to supply clean water to PDAM, and PDAM will distribute it to the customers at ABP and BP. The price of the clean water is Rp400 per m3 and will be adjusted when the subsidiary issues new tariff. The Subsidiary also transferred Rp66.175 of customers’ receivables to PDAM. The agreement is valid until December 31, 2007, and during that period, written approval should be obtained from the Subsidiary when PDAM intends to make some changes over the subsidiary assets.
Pada tanggal 14 Oktober 1997, PT KTI, anak erusahaan, mengadakan perjanjian kerja sama dengan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
f. On October 14, 1997, PT KTI, a subsidiary entered into agreement No. 07/Kontr/DU-KTI/1997 with Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Serang. The
Kabupaten Serang perjanjian dengan tersebut No. 07/Kontr/DUKTI/1997. Dalam dinyatakan bahwa kedua belah pihak sepakat untuk bekerjasama dalam penyediaan air bersih di Cilegon dan sekitarnya. Kedua belah pihak sepakat untuk membagi pelayanan tersebut di Cilegon dan sekitarnya berdasarkan segmen pasar. Untuk realisasi penjualan air bersih kepada pasar industri tertentu, setiap bulan Perusahaan bersedia membayar royalti kepada PDAM sebesar 3,5% dari harga jual air bersih untuk pelanggan industri diluar group Perudahaan.
agreement es that bothfor parti agree to cooperate in providingstat clean water theescity of Cilegon and its surroundings. Both parties agree to sharethe services in Cilegon based on market segmentation. For sales to certain industrial customers, the Subsidiary agrees to pay monthly royalty of 3.5% of its selling price for customers to other than the Subsidiary’s Group.
Pada tanggal 21 Desember 2000 Perusahaan mengadakan perjanjian pengadaan tenaga kerja borongan dengan 4 perusahaan penyedia tenaga kerja sebagai berikut: PT Delapan Mitra Mandiri (DMM) untuk jasa perawatan. PT Bajaindah Cilegon Jaya untuk jasa pekerjaan kebersihan non pabrik.
g. On December 21, 2000, the Company entered into labour supply agreement with 4 labor suppliers as follows:
•
•
•
•
•
•
PT Asa Bangun Nusantara untuk jasa pekerjaan kebersihan pabrik. PT Nusantara Bara Cilegon untuk jasa pekerjaan membantu operasi.
53
•
•
PT Delapan Mitra Mandiri (DMM) in providing maintenance services. PT Baja Indah Cilegon Jaya in providing cleaning services for other than manufacturing facilities. PT Asa Bangun Nusantara in providing cleaning services for manufacturing facilities. PT Nusantara Bara Cilegon in providing operation support services.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
Berdasarkan perjanjian-perjanjian tersebut serta perubahannya, Perusahaan mempunyai komitmen untuk membayar tarif kerja borongan dan menyesuaikan tarif kerja borongan jika terjadi perubahan peraturan perundangan. 30.
Based on those agreements and their amendments the Company has the commitments to pay labour tariff and to adjust the tariff asrequired by regulations.
30. CONTINGENCIES
KONTINJENSI a. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria /Kepala Badan Pertanahan Nasional No. 24VIII-1999 tanggal 21 Juli 1999, sertifikat tanah seluas 66,5 Ha dari total HGB No. 2/Kubangsari seluas 252 Ha dibatalkan. Dari proses peradilan yang telah diupayakan oleh Perusahaan sampai tingkat kasasi, Mahkamah Agung telah menetapkan putusan kasasinya yang menguatkan Surat Keputusan Menteri Negara Agraria tersebut. Atas putusan kasasi tersebut, Perusahaan telah mengajukan gugatan secara perdata ke Pengadilan Negeri Serang untuk mempertegas kepemilikan tanah tersebut, Pengadilan Negeri Serang dalam putusannya telah menolak permohonan tersebut. Atas penolakan tersebut Perusahaan telah mengajukan banding ke Pengadilan Tinggi di Bandung yang hingga saat ini belumdiputuskan.
a.
Based on the Minister of Agrarian Affairs/ Head of National Lands Boards decree No. 24-VIII-1999 dated July 21, 1999, the lands rights certificate No. 2/Kubangsari for 66.5 Ha of 252 Ha was revoked. The Supreme Court verdict corroborates the Minister of Agriculture/Head of National Lands Boards decree. Therefore, the Company filed a suit (civil case) to local court of Serang but was denied. As a result, the Company has appealed to the State Court in Bandung, which until nowthe decision of the court has not been received.
b. Pajak Pertambahan Nilai Masukan (PPN) dari
b.
Value Added Tax (VAT) for tax year 1997
proyek pipa untuk PT Perusahaan Gas Negara pengadaan (Persero) sejumlah Rp4.058 (dibukukan sebagai bagian dari tagihan pajak penghasilan pada neraca) dari tahun 1997 sampai saat ini masih belum dapat diperoleh kembali. PT KHIP telah mengirimkan surat keberatan kepada Kantor Pajak dan Badan Peradilan Sengketa Pajak dan pada tanggal 18 September 2001. Direktorat Jenderal Pajak telah menolak keberatan tersebut. Pada tanggal 18 Mei 2004, PT KHIP telah mengirimkan kembali surat kepada Direktorat Jenderal Pajak perihal pembetulan SKPKB PPN tahun 1997, namun hingga saat ini belum mendapat jawaban. Manajemen PT KHIP berkeyakinan akan dapat merealisasikan tagihan pajak ini. c. PT KBS, anak perusahaan menghadapi tuntutandari pihak ketiga atas transaksi pembelian scrap tahun 2004. Scrap tersebut diklaim sebagai barang milik pihak ketiga tersebut. Nilai risiko dari tuntutan tersebut belum dapat diestimasikan.
54
totalling Rp4,058, related to the pipe supplymay project for PT Perusahaan Gas Negara (Persero), not be refundable from the tax office. PT KHIP has sent claim letter to the Tax Office and Tax Disputes Justice Department. At September 18, 2001, the Directorate General of Taxes refused the claim. On May 18, 2004, PT KHIP had submitted a letter to Directorate General of Taxes regarding revision on the assessment letter of VAT under payment in 1997, however no response has been received by PT KHIP. PT KHIP’s management believes that the refund is realizable.
c.
PT KBS, a subsidiary was sued by third parties regarding purchase of steel scrap in 2004. The steel scrap were claimed as owned by the other parties. The amount of exposure could not be estimated.
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
d. Perusahaan dan VAI Clecim sebagai kontraktor Perusahaan saling mengajukan klaim karena adanya force majore dalam keterlambatan pelaksanaan proyek pembangunan CTCM-CRM. Perusahaan dan kontraktor sedang mengklarifikasi klaim masing-masing dan mencari kesepakatan yang paling menguntungkan bagi kedua belah pihak.
d. The Company and VAI Clecim, a contractor has submitted a claim to each other in relation to the force majoreduring completion of CTCM-CRM project. The Company and the contractor are still clarifying each others claim and try to resolve mutual agreement for both parties. The amount of exposure could not be estimated.
Nilai resiko dari klaim tersebut belum dapat diestimasikan. . 31.
31. SEGMENT INFORMATION
INFORMASI SEGMEN USAHA Perusahaan dan anak perusahaan mengklasifikasikan usahanya menjadi 3 (tiga) segmen usaha yaitu: produk baja, tanah dan jasa kawasan industri, serta rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya. Informasi mengenai segmen usaha Perusahaan dan anak perusahaan adalah sebagai berikut:
2004
2003
The Company and its subsidiaries classify their business into 3 (three) business segments, which are: Steel products, land and real estate services, and engineering construction, information technology and other services. The information concerning the Company’s and subsidiaries’ business segments are as follows:
2002
Penjualan Bersih Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih Laba (Rugi) bersih Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih Jumlah Aktiva Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi Informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih Jumlah Kewajiban Produk baja Tanah dan jasa kawasan industri Rancang bangun, teknologi informasi dan jasa lainnya Jumlah Eliminasi Bersih
9,484,767
6,643,490
6,376,583
53,663
58,050
31,241
915,111
850,176
892,880
10,453,541
7,551,716
7,300,705
(1,056,725) 9,396,816
(980,780) 6,570,936
(912,372) 6,388,333
500,492
94,428
223,323
6,419
5,089
10,383
38,094
40,828
25,092
545,005
140,345
258,798
(30,306)
(25,647)
110,039
233,151
(130,504) 414,501
9,514,245
7,802,549
7,994,160
249,588
269,977
263,604
876,413 10,640,246
792,759
793,896
8,865,286
9,051,660
(1,716,690)
(1,541,118)
(1,473,954)
8,923,556
7,324,168
7,577,705
4,100,650
3,131,239
21,942
35,942
31,305
308,472
246,940
275,173
4,431,064
3,414,121
3,658,572
(629,631) 3,801,433
(847,062) 2,567,060
55
3,352,094
(769,970) 2,888,602
Net Sales Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net Income (Loss) net Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net Total Assets Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net Total Liabilities Steel products Land and industrial estate Engineering, information technology and other service Total Elimination Net
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) AND SUBSIDIARIES
PT KRAKATAU STEEL (PERSERO) DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS For the year ended December 31, 2004 (With comparative figures for the years ended December 31, 2003 and 2002) (In million Rupiah, except for number ofemployee, share data, foreign exchange rate and balances in foreign currency)
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah, kecuali jumlah karyawan, data saham, nilai tukar mata uang asing dan saldo dalam mata uangasing)
32.
32. ASSETS AND LIABILITIES DENOMINATED IN FOREIGN CURRENCIES
AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2004, Perusahaan dan anak perusahaan mempunyai aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing sebagai berikut:
As of December 31, 2004, the Company and subsidiaries have assets andliabilities denominated in foreign currencies, as follows:
Mata Uang Asing
Setara Rupiah
Foreign currencies
Rupiah equivalents Assets
Aktiva Kasdansetarakas
USD
15,168,046
EUR Investasi jangka pendek Piutangusaha
293,431
USD USD
140,911 3,712 929
Short - term investments
78,045
Account receivables
100,000 8,400,922
EUR
Cash and cash equivalents
7,457
94
Tagihananjakpiutang
USD
6,695,921
62,205
Factoring receivables
Piutangjangkapanjang
USD
250,000
2,323
Long - term receivables
Uangmuka danbiaya dibayar dimuka
USD
81,896
761
Advances and prepayments
EUR
3,050
Jumlah Aktiva
39 Total Assets
289,019
Liabilities
Kewajiban Hutang bank
USD
127,995,719
1,189,080
Bank loan
Kewajibananjakpiutang
USD
6,695,921
62,205
Factoring payables
Hutangusaha danhutanglain-lain
USD EUR
8,637,727 879,462
80,244 11,127
Account payables and other payables
DEM
10,454
68
FRF
24,770
48
SGD
231,114
1,314
ITL
59,750
84
GBP
17,041
305
YEN Hutangjangkapanjang
USD EUR
13,763,249
1,239
2,763,215
24,059
43,305,250
Jumlah Kewajiban
Long - term liabilities
547,898 1,917,671
Kewajiban - Bersih
(1,628,652)
Total Liabilities Liabilities - net
33. SUBSEQUENT EVENTS
33. PERISTIWA SESUDAH TANGGAL NERACA Pada tanggal 24 Maret 2005, Perusahaan menerima Surat Ketetapan Lebih Bayar (SKPLB) No. 00041/406/03/051/ 05 dari Direktorat Jenderal Pajak yang menyetujui restitusi pajak pasal 22 dan 23 untuk masa pajak tahun
On March 24, 2005, the Company received assessment letter of tax overpayment No. 00041/406/03/051/0 5 from the Directorate General Taxation which approved the refund of income tax article 22 and 23 for 2003 of
2003 sebesar Rp59.552.
Rp59.552.
56
Lampiran (1/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) Hanya I nduk Perusahaan N E R AC A Per 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan Per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)
2004 AKTIVA Aktiva Lancar Kas dan Setara Kas Piutang Usaha Pihakketiga Penyisihan piutang ragu-ragu pihak ketiga Pihakyangmempunyaihubunganistimewa Piutangusahabersih
Tagihan anjak piutang Piutang Lain-lain Pihakketiga Penyisihan piutang ragu-ragu pihak ketiga Pihakyangmempunyaihubunganistimewa Piutanglain-lainbersih Persediaanbersih Uangmukadanpembayarandimuka Pajak dibayar dimuka J u m l a hA k t i v aL a n c a r Aktiva Tidak Lancar Aktiva pajak tangguhan Penyertaan Cadanganpenurunannilai
Aktiva tetap Akumulasipenyusutan
Aktivadalampembangunan Aktiva Lain-lain Depositodibatasipenggunaannya Uang muka kontruksi Aktivatidakdigunakandalamoperasi Piutangjangkapanjang Piutang karyawan Lain-lain Jumlahaktivalain-lain J u m l a hA k t i v aT i d a kL a n c a r J U M L A HA K T I V A
331,263 795,500 (10,322) 249,919 1,035,097 98,999 106,798 (101,439) 149,091 154,450 2,664,019 70,291 143,210 4 ,4 9 7 ,3 2 9
2003
229,827 581,708 (9,924) 314,875 886,656 93,713 (3,328) 154,241 244,626 1,652,417 27,666 145,204 3 ,1 8 6 ,3 9 7
2002
285,407 490,068 (10,377) 217,924 697,615 19,585 128,387 (2,235) 146,103 272,255 1,719,779 31,710 25,811 3,052,162
1,155,525 (66,532) 1,088,993
807,748 (60,681) 747,067
147,594 798,082 (60,681) 737,401
4,727,028 (2,266,869) 2,460,159
4,192,238 (2,138,800) 2,053,439
4,184,455 (1,955,849) 2,228,606
117,349
564,114
513,749
18,400 52,880 101,218 11,532 28,235
24,433 7,222 231,994 11,411 94,556
126,800 24,781 30,305 189,902 8,918 50,771
212,265
369,616
431,477
3 ,8 7 8 ,7 6 6
3 ,7 3 4 ,2 3 5
8 ,3 7 6 ,0 9 5
6 ,9 2 0 ,6 3 2
4,058,827 7,110,989
Lampiran (2/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan N E R AC A Per 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan Per 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam jutaan Rupiah)
2004 KEWAJIBAN DAN EKUITAS Kewajiban Lancar Hutang bank Hutang Usaha Pihak ketiga Pihakyangmempunyaihubunganistimewa
Hutang Lain-lain Pihak ketiga Pihakyangmempunyaihubunganistimewa Kewajiban anjak piutang Hutang pajak Bebanyangmasihharusdibayar Uangmukapelanggandanlainnya Hutang bank jangka panjang yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun Hutang bank Hutangsewa J u m l a hK e w a j i b a nL a n c a r Kewajiban Tidak Lancar Hutangpajak tangguhan
Hutangatasimbalan kerja Hutang bank jangka panjang - setelah dikurangi bagian jatuh tempo dalam satu tahun Hutang bank Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutangsewa J u m l a hK e w a j i b a nT i d a kL a n c a r J U M L A HK E W A J I B A N
2003
2002
1,094,431
589,851
766,480
262,483 78,997
205,550 66,575
339,168 118,062
65,233 15,385 98,999 193,933 152,946 152,094
32,423 69,020 64,990 81,479 93,363
64,867 6,612
55,552 5,516
2 ,1 8 5 ,9 8 0
162,152 7,597
893,461 9,194 1 ,0 7 2 ,4 0 4 3 ,2 5 8 ,3 8 4
30,885 51,575 19,585 46,752 93,382 37,929
41,616 5,202
1 ,2 6 4 ,3 1 9
1 ,5 5 0 , 6 3 6
183,642
136,968
-
-
706,717
696,340
11,658
14,239
9 0 2 ,0 1 7
8 4 7 ,5 4 7
2 , 1 6 6 ,3 3 6
2 ,3 9 8 , 1 8 3
Ekuitas
Modal Disetor Modal lainnya Saldo laba
2,000,000 1,303,465 1,814,246
2,000,000 1,303,465 1,450,831
2,000,000 1,303,465 1,409,341
J u m l a hE k u i t a s
5 ,1 1 7 ,7 1 1
4 ,7 5 4 ,2 9 6
4 ,7 1 2 , 8 0 6
J U M L A H K E W A J I B A ND A NE K U I T A S
8 ,3 7 6 ,0 9 5
6 ,9 2 0 ,6 3 2
7 ,1 1 0 ,9 8 9
Lampiran (3/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan LAPORAN LABA RUGI Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)
2004
2003
2002
PENJUALAN BERSIH BEBAN POKOK PENJUA LAN
7,997,638 6,914,423
5,611,273 5,105,744
5,416,471 4,830,741
LABA KOTOR
1,083,215
505,529
585,730
152,071 143,261 295,332
161,250 110,825 272,075
187,767 84,054 271,821
787,883
233,455
313,909
BEBAN USAHA Penjualan UmumdanAdministrasi Jumlah Beban Usaha LABA USAHA PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Penghasilan bunga Penjualan limbah produksi Beban bunga Laba(rugi)selisihkurs-bersih Lain-lain bersih Jumlah Penghasilan (beban) lain-lai n LABA (RUGI) SEBELUM BAGIAN LABA (RUGI)
4,476 13,506 (93,278) (82,479) (153,743) (311,518) 476,365
17,305 11,817 (87,395) (48,734) 1,048 (105,959) 127,495
25,182 (113,644) 39,234 13,167 (36,061) 277,848
ANAK PERUSAHAAN BAGIAN LABA (RUGI) ANAK PERUSAHAAN LABA SEBELUM BEBAN (MANFAAT) PAJAK BEBAN (MANFAAT) PAJAK Tahun - Berjalan Ditangguhkan Jumlah beban (manfaat) pajak L A B AB E R S I H
127,080
29,218
34,808
603,445
156,713
312,656
210,435 (21,491) 188,944
46,674 46,674
89,720 89,720
1 1 0 ,0 3 9
2 2 2 ,9 3 6
4 1 4 ,5 0 1
Lampiran (4/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah)
S a l d o3 1D e s e m b e r2 0 0 2
Modal ditempatkan dandisetor penuh
Modal lainnya
2 ,0 0 0 , 0 0 0
1 , 3 0 3 ,4 6 5
Selisih penilaian kembali aktivatetap
-
Selisih lebih akumulasilaba (rugi)atashak minoritaspada anak perusahaan -
Saldo laba (Akumulasi rugi) yangtelah Yangbelum ditentukan ditentukan penggunaannya penggunaannya
1 ,5 8 2 , 3 6 8
bersih Laba
(20,608)
Deviden kas
(5,941)
Penambahan untuk cadangan umum
185,210 2 ,0 0 0 , 0 0 0
1 , 3 0 3 ,4 6 5
-
-
bersih Laba
110,039
(42,000) (5,941)
(185,210)
1 ,7 6 7 , 5 7 8
4 ,7 1 2
(20,608)
(42,000)
Program kemitraan dan bina lingkungan
S a l d o3 1D e s e m b e r2 0 0 3
(173,02 7)
110,039
Penyesuaian atas laba tahun sebelumnya
Ekuitas bersih
-
(316,74 7)
414,501
4 ,7 5 4
414,501
Penyesuaian atas laba tahun sebelumnya
(10,572)
(10,572)
Deviden kas Program kemitraan dan bina lingkungan
(38,514) (2,000)
(38,514) (2,000)
Penambahan untuk cadangan umum S a l d o3 1D e s e m b e r2 0 0 4
69,525 2 ,0 0 0 , 0 0 0
1 , 3 0 3 ,4 6 5
-
-
1 ,8 3 7 ,1 0 3
(69,525)
(22,85 7)
5 ,1 1 7
Lampiran (5/5) PT KRAKATAU STEEL (Persero) – Hanya Induk Perusahaan LAPORAN ARUS KAS Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004 (Auditan) (Dengan angka perbandingan untuk tahun-tahun yang berakhir pada 31 Desember 2003 dan 2002) (Dalam Jutaan Rupiah) 2004 ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaankasdaripelanggan Pembayaran kas kepada : Pemasok Gaji,Upahdantunjanganlainnya
5,400,013
(7,322,227) (551,409)
(4,916,266) (385,043)
(4,615,593) (366,111)
4,476 59,943 (112,622) (93,278) (1,333) (142,815)
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan u n t u kA ) kt i v i t aO s pe r as i ARUS KAS DARI AKT IVITAS INVESTASI Penurunan/(peningkatan) uang muka Konstruksi Penurunan/(peningkatan)ataspenyertaan Penurunan/(peningkatan) piutang jangka panjang - pihak yang mempunyai hubungan istimewa Penarikan(penempatan)investasisementara Penjualan/(Pembelian)aktivatetap Penurunan/(peningkatan)uangjaminan Penurunan aktiva lain-lain Penambahan (Pengurangan)aktdlmpembangunan Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan u n t u kA ) kt i v i t a sI n v e s t a s i ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN (Penerimaan)/Penambahanhutangbank Kenaikan(penurunan)hutanglain-lain Pembayaran deviden kas Peningkatan(pembayaran)hutangsewagunausaha Pembayaran dana untuk pembinaan pengusaha golonganekonomilemahdankoperasi Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan u n t u kA ) kt i v i t a sP e n d a n a a n KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH K AD S AN SETARA K AS KAS DAN SE TAR A K AS A WA L P E N G A R U HP E R U B A H A NN I L A IT U K A R KAS D A NS E T A R A K AS A K H IR
2002
5,476,347
(13,603) Kas yang dihasilkan dari operasi Penerimaankasdaripenghasilanbunga Penerimaankasdaritagihanpajak Pembayarankasuntukpajak Pembayarankasuntukbebanbunga&Bank Kasdaripenerimaan(Pengeluaran)lain-lain
2003
7,860,033
175,038 17,305 18,239 (119,393) (87,395) 178,854 7,610
418,309 25,182 (89,720) (19,809) (101,459) 981 (184,825)
(1 5 6 ,4 1 7 )
1 8 2 ,6 4 9
2 3 3 ,4 8 4
6,032 (341,927)
348 (9,667)
1,340 30,860
130,776 70,686 22,586 (2,043) (158,711) (2 7 2 ,6 0 0 )
(42,092) 126,800 (7,783) (22,894) (301) (50,365) (5 ,9 5 3 )
700,639 (20,825) (63,514) (1,367)
(152,316) 18,983 (42,000) (2,267)
(2,000)
(5,941)
6 1 2 ,9 3 3 1 8 3 ,9 1 6 2 2 9 ,8 2 7 (8 2 ,4 7 9 ) 3 3 1 ,2 6 3
(1 8 3 ,5 4 1 ) (6 ,8 4 6 ) 2 8 5 ,4 0 7 (4 8 ,7 3 4 ) 2 2 9 ,8 2 7
1,493 139,068 (123,769) (62,279) (1 3 ,2 8 7 ) 64,285 (122,787) (4,284) (6 2 ,7 8 6 ) 1 5 7 ,4 1 1 8 8 ,7 6 2 3 9 ,2 3 4 2 8 5 ,4 0 7
BPK - RI
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN
PT KRA KATAU STE EL (PERSERO) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember 2004 LAPORAN EVALUASI KINERJA
Nomor : 23.C/AUDITAMA V/GA/3/2005 Tanggal: 30 Maret 2005 Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Jalan Gatot Subroto No. 31 Jakarta 10210 Telp. (021) 5700380, 5738740, 5720957, 5738727, 5704395 s.d 9 pesawat 511 Fax. (021) 5700380, 5723995
DAFTAR ISI
BAB I SIMPULAN
1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 2. Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan
3. 4.
5. 6.
Hal 1 1
RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan b. Produksi 2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha b. Beban Usaha c. Pendapatan dan Beban Lain-lain 2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Tingkat Kesehatan Perusahaan Perkembangan Usaha Perusahaan 4.1.Neraca 4.2. Laporan Laba Rugi 4.3. Laporan Perubahan E kuitas 4.4. Laporan Arus Kas Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Informasi Lainnya
1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3
6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) 6.2. Anak Perusahaan
3 3
BAB II HASIL EVALUASI
4
1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 2. Analisa Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan b. Produksi 2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha b. Beban Usaha c. Pendapatan dan Beban Lain-lain 2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan 3. Analisa Tingkat Kesehatan Perseroan
4 4 4 7 9 9 9 10 11 11
4. Perkembangan Usaha Perusahaan 4.1. Neraca 4.2. Laporan Laba Rugi
13 13 14
4
DAFTAR ISI
4.3. Laporan Perubahan Ekuitas 4.4. Laporan Arus Kas 4.5. Rasio Keuangan 5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern 6.
Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawas Intern 6.2. Anak Perusahaan
Hal 15 15 16 17 17 17 17
BAB I SIMPULAN 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 RKAP tahun 2004 ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 24 Desember 2003. RKAP tahun 2004 disusun dan dirumuskan sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan. 2. Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 2.1. Penjualan dan Produksi a. Penjualan Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 sebesar 1.877.992 ton atau 79,52% dari target RKAP dan meningkat sebesar 2,29% dibandingkan dengan realisasi penjualan produk baja tahun 2003. Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 dari listrik, air, dan lahan industri masingmasing sebesar 98.865 MWH, 19.622.000 m 3, dan 7,1 ha atau 37,85%, 110,85%, dan 71,00% dari target RKAP dan meningkat masing-masing sebesar 3,98%, 24,08%, dan 5,97% dibandingkan dengan realisasi penjualan produk non baja tahun 2003. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, tolling baja tulangan dan kawat, serta property dan kawasan industri masing-masing sebesar Rp48 milyar, Rp4 milyar, 213.687 kunjungan, 2.904.134 ton, 2.850 m 2, 2.648 ton, dan Rp25 milyar atau 53,93%, 50,00%, 78,36%, 108,44%, 1,70%, 30,27% serta 50,30% dari target RKAP. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari tolling baja tulangan dan kawat meningkat, sedangkan penjualan jasa lainnya menurun dibandingkan dengan realisasi tahun 2003. b. Produksi Realisasi produksi baja tahun 2004 sebesar 5.541.313 ton atau 88,30% dari target RKAP dan meningkat sebesar 17,68% dibandingkan dengan realisasi produksi baja tahun 2003. Realisasi produksi non baja tahun 2004 untuk listrik dan air masing-masing sebesar 1.082.872 MWH dan 35.517.000 m3 atau 87,53% dan 92,32% dari anggarannya dan meningkat masing-masing sebesar 9,67% dan 10,25% dibandingkan dengan realisasi produksi non baja tahun 2003. 2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 sebesar Rp9.396.816 juta atau 105,49%realisasi dari target RKAPusaha dan meningkat dengan pendapatan tahun 2003.sebesar 43,01% dibandingkan
1
b. Beban Usaha Realisasi beban usaha tahun 2004 sebesar Rp428.091 juta atau 86,03% dari anggarannya dan meningkat sebesar 9,79% dibandingkan dengan realisasi beban usaha tahun 2003. c. Pendapatan dan Beban Lain-lain Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 sebesar (Rp180.636 juta) atau 110,29% dari anggarannya sebesar (Rp163.780 juta). Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 menurun 0,08% dibandingkan dengan realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2003 sebesar (Rp130.262 juta). 2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Realisasi investasi tahun 2004 sebesar Rp111.373 juta atau 17,26% dari target RKAP dan menurun sebesar 10,34% dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2003. 3. Tingkat Kesehatan Perusahaan Tingkat kinerja perusahaan didasarkan pada Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan BUMN Non Jasa Keuangan dengan hasil bahwa tingkat kesehatan perusahaan tahun 2004 dalam kondisi “Sehat (A)” dengan total skor 70,3. Kondisi ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tingkat kesehatan tahun 2003 yaitu “Kurang Sehat (BBB)” dengan total skor 64,5. 4. Perkembangan Usaha Perusahaan Perkembangan perusahaan selama tiga tahun terakhir menunjukkan kondisi sebagai berikut: 4.1. Neraca Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp8.923.556 juta meningkat sebesar 21,84% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2003 menurun sebesar 3,35% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2002 sebesar Rp7.577.706 juta. 4.2. Laporan L aba Rugi Realisasi laba bersih tahun 2004 sebesar Rp414.501 juta meningkat sebesar 276,69% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta. Realisasi laba bersih tahun 2003 menurun sebesar 52,80% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2002 sebesar Rp233.151 juta. 4.3. Laporan Perubahan Ekuitas Saldo ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp5.116.269 juta meningkat sebesar 7,60% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta. Saldo ekuitas per 31 Desember 2003 meningkat sebesar 1,44% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2002 sebesar Rp4.687.017 juta.
2
4.4. Laporan Arus Kas Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2004 sebesar Rp636.375 juta meningkat sebesar 47,13% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 menurun sebesar 5,17% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2002 sebesar Rp456.123 juta. 5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Struktur Pengendalian Intern yang diterapkan perusahaan cukup memadai dalam mendukung aktifitas perusahaan. 6. Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Satuan Pengawasan Intern (SPI) dapat menjalankan fungsinya dalam membantu manajemen untuk menyakinkan ditaatinya prosedur dan kebijakan dalam sistem pengendalian manajemen perusahaan. Dari hasil pemeriksaan tahun 2003, sebagian besar temuan telah ditindaklanjuti. 6.2. Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai 10 (sepuluh) anak perusahaan yaitu PT Krakatau Engineering (PT KE), PT KHI Pipe Industries (PT KHI), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Plat Timah Nusantara (PT Latinusa), PT Krakatau Wajatama (PT KW), PT Krakatau Information Technology (PT KIT), PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Medika (PT KM).
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416 Jakarta, 30 Maret 2005
3
BAB II HASIL EVALUASI 1. Penyusunan dan Pelaksanaan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) Tahun 2004 RKAP disusun berpedoman pada Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. KEP-101/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 tentang Penyusunan RKAP BUMN. Penyusunan RKAP secara umum telah sesuai dengan pedoman/ketentuan yang berlaku dan kebijakan manajemen secara keseluruhan serta sesuai dengan kondisi yang ada dan prospek perkembangan perusahaan. RKAP tahun 2004 ditetapkan dan disahkan berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 Desember 2003. 2. Analisa Perbandingan antara Realisasi Hasil Usaha Tahun 2004 dengan RKAP Tahun 2004 dan Realisasi Tahun 2003 Pencapaian hasil usaha tahun 2004 dibandingkan dengan target menurut RKAP dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: 2.1. Penjualan dan Produksi a.
Penjualan Realisasi kuantitas penjualan tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Uraian 1 Penjualan Produ k Baja DalamNegeri Slab Baja BajaLembaranPanas BajaLembaranDingin Billet BatangKawat BajaTulangan Baja Profil Tin Plate Spiral Pipe Jumlah Penjualan DalamNegeri Ekspor BajaLembaranPanas BajaLembaranDingin BatangKawat BajaTulangan Baja Profil Tin Plate Spiral Pipe JumlahPenjualanEkspor Jumlah Penjualan Produk Baja
Satuan
2004 Realisasi RKAP
2003 Realisasi
% 3:4
(3-5):5
234567 Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton Ton
0 0 0 524,731 590,130 577,392 448,913 544,103 327,137 20,776 0 18,841 295,743 360,000 252,401 86,691 130,626 99,127 26,582 100,000 0 90,391 90,980 95,293 18,640 39,848 17,474 1,512,467 1,855,687 1,387,665
Ton 160,451 320,000 Ton 167,231 180,000 Ton 34,421 0 Ton 0 0 Ton 2,764 0 Ton 42 0 Ton 616 6,000 Ton 365,525 506,000 Ton 1,877,992 2,361,687
272,012 154,901 11,833 0 0 0 9,462 448,208 1,835,873
~ 88.92 82.51 ~ 82.15 66.37 26.58 99.35 46.78 81.50
~ (9.12) 37.22 10.27 17.17 (12.55) ~ (5.14) 6.67 8.99
50.14 92.91 ~ ~ ~ ~ 10.27 72.24 79.52
(41.01) 7.96 190.89 ~ ~ ~ (93.49) (18.45) 2.29
4
1 234567 Penjual an ProdukonNBaja dan Jasa Penjual an ProdukonNBaja MWH Listrik 98,865 3
Air
000.M Ha
37.85
3.98
6.7
110.85 71.00
24.08 5.97
19,622
261,214 17,702
95,084 15,814
7.1
10.0
48 4
89 8
Lahan Indu stri Penjualan Jasa Engineering SistemInformasi
Rp M ilyar Rp M ilyar
77 5
53.93 50.00
(37.66) (20.00)
Medis Jasa Pelabuhan
Kunjungan213,687 272,713 223,859 Ton 2,904,134 2,678,100 3,266,404
78.36 108.44
(4.54) (11.09)
1.70 30.27 50.30
(92.25) 242.12 (39.02)
2
Pipe Lining, Wrapping C &oating M Ton Tolli ng B aja Tulan gan &Kaw at Rp M ilyar Property &Kaw asan Indu stri
2,850 2,648 25.0
168,000 8,748 49.7
36,789 774 41.0
1) Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 sebesar 1.877.992 ton atau 79,52% dari target RKAP sebesar 2.361.687 ton. Tidak tercapainya anggaran penjualan produk baja disebabkan rendahnya pencapaian kuantitas penjualan, baik domestik maupun ekspor. Pencapaian masingmasing produk dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Realisasi penjualan domestik baja lembaran panas sebesar 524.731 ton atau 88,92% dari RKAP sebesar 590.130 ton. Tidak tercapainya target disebabkan rendahnya permintaan akibat dari tingginya stok baja lembaran panas di konsumen. Realisasi penjualan ekspor baja lembaran panas sebesar 160.451 ton atau 50,14% dari RKAP sebesar 320.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan lebih memfokuskan ke pasar dalam negeri yang memberikan margin lebih tinggi serta turunnya permintaan pasar karena adanya kenaikan harga yang signifikan; b) Realisasi penjualan domestik baja lembaran dingin sebesar 448.913 ton atau 82,51% dari RKAP sebesar 544.103 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh belum optimalnya operasi pabrik baja lembaran dingin. Realisasi penjualan ekspor baja lembaran dingin sebesar 167.231 ton atau 92,91% dari RKAP sebesar 180.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan lebih memfokuskan ke pasar dalam negeri yang memberikan margin lebih tinggi; c) Realisasi penjualan domestik billet sebesar 20.776 ton. Produk billet tidak dianggarkan untuk dijual, hanya diprioritas untuk bahan baku pabrik batang kawat dan baja tulangan; d) Realisasi penjualan domestik batang kawat sebesar 295.743 ton atau 82,15% dari RKAP sebesar 360.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh ketatnya persaingan dengan pabrikan lokal sehingga produk yang dijual hanya dibatasi untuk produk-produk yang tergolong mempunyai nilai tambah saja. Realisasi penjualan ekspor batang kawat sebesar 34.421 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor;
5
e) Realisasi penjualan domestik baja tulangan sebesar 86.691 ton atau 66,37% dari RKAP sebesar 130.626 ton. Tidak tercapainya target disebabkan perusahaan harus berebut pada pasar retail dengan produk yang berdiameter kecil. Sementara pasar proyek dengan produk berdiameter besar yang merupakan spesialisasi perusahaan masih tersendat sehubungan dengan masih sedikitnya proyek-proyek besar yang dijalankan kembali sejak krisis berlangsung; f) Realisasi penjualan domestik baja profil sebesar 26.582 ton atau 26,58% dari RKAP sebesar 100.000 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh masih terbatasnya variasi ukuran dimana hasil produksi didominasi ukuran besar sehingga tidak dapat memenuhi permintaan pasar ukuran kecil, serta masih rendahnya produktivitas pabrik. Realisasi penjualan ekspor baja profil sebesar 2.764 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor; g) Realisasi penjualan domestik tin plate sebesar 90.391 ton atau 99,35% dari RKAP sebesar 90.980 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh menurunnya permintaan pasar karena dengan mahalnya harga baja, konsumen beralih (substitusi) ke produk non baja. Realisasi penjualan ekspor tin plate sebesar 42 ton. Produk ini tidak dianggarkan untuk penjualan ekspor; h) Realisasi penjualan domestik spiral pipe sebesar 18.640 ton atau 46,78% dari RKAP sebesar 39.848 ton. Tidak tercapainya target disebabkan oleh adanya beberapa penundaan yaitu: (1) Proyek Pertamina dengan kebutuhan spiral pipe sebesar 16.725 ton; (2) Permintaan dari Total Indonesie sebesar 2.085 ton; (3) Pembangunan jembatan Suramadu. Realisasi penjualan ekspor spiral pipe sebesar 616 ton atau 10,27% dari RKAP sebesar 6.000 ton. Tidak tercapainya target anggaran disebabkan oleh lemahnya daya saing di pasar internasional karena kenaikan harga pasar pipa tidak linear dengan kenaikan harga bahan baku baja lembaran panas. Realisasi penjualan produk baja tahun 2004 meningkat sebesar 2,29% dibandingkan dengan realisasi penjualan tahun 2003 sebesar 1.835.873 ton. Hal ini disebabkan penjualan dalam negeri meningkat sebesar 8,99%. 2) Realisasi penjualan produk non baja dan penjualan jasa tahun 2004 dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 dari listrik, air, dan lahan industri masing-masing sebesar 98.865 MWH, 19.622.000 m 3, dan 7,1 ha atau 37,85%, 110,85%, dan 71,00% dari target RKAP sebesar 261.214 MWH, 17.702.000 m3, dan 10,00 ha. Tidak tercapainya target penjualan listrik disebabkan antara lain oleh:
6
(1) Rendahnya penjualan listrik ke PLN karena musim kemarau tidak sepanjang yang diperkirakan sehingga PLN bisa beroperasi normal dan mengurangi pembeliannya; (2) Rendahnya penjualan ke konsumen umum karena perusahaan tidak berhasil menambah konsumen baru. Tidak tercapainya penjualan lahan industri disebabkan oleh dibatalkannya pembelian oleh LG Chemical seluas 10,00 ha karena kesulitan memperoleh pasokan listrik. Realisasi penjualan produk non baja tahun 2004 meningkat masing-masing sebesar 3,98%, 24,08%, dan 5,97% dibandingkan dengan realisasi tahun 2003 masing-masing sebesar 95.084 MWH, 15.814.000 m 3, dan 6,70 ha; b) Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, tolling baja tulangan dan kawat, serta property dan kawasan industri masing-masing sebesar Rp48 milyar, Rp4 milyar, 213.687 kunjungan, 2.904.134 ton, 2.850 m2, 2.648 ton, dan Rp25 milyar atau 53,93%, 50,00%, 78,36%, 108,44%, 1,70%, 30,27% serta 50,30% dari target RKAP masing-masing sebesar Rp89 milyar, Rp8 milyar, 272.713 kujungan, 2.678.100 ton, 168.000 m 2, 8.748 ton, serta Rp49,7 milyar. Realisasi penjualan jasa tahun 2004 dari engineering, sistem informasi, medis, jasa pelabuhan, pipe lining, wrapping dan coating, serta property dan kawasan industri menurun masing-masing sebesar 37,66%, 20,00%, 4,54%, 11,09%, 92,25%, serta 39,02% dibandingkan dengan penjualan jasa tahun 2003 masing-masing sebesar Rp77 milyar, Rp5 milyar, 223.859 kunjungan, 2.904.134 ton, 2
36.789 m , serta Rp41 milyar, sedangkan penjualan jasa dari tolling baja tulangan dan kawat meningkat sebesar 242,12%. b. Produksi Realisasi produksi tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Uraian 1
2004 Re a l i s a s i RK AP
Satuan
2003 Re a l i s a s i
% 3: 4
(3 - 5 ) :5
99.37 88.09 89.02 67.10 101.65 94.23 70.37 13.75 99.83 89.34 37.96 88 . 3 0
22.62 18.90 14.95 7.53 26.28 38.81 (28.96) 15.11 286.93 (9.21) (31.87) 1 7. 6 8
234567
Baja Ton Besi Spons Ton Slab Baja Ton Baja Lembaran Panas Ton Baja Lembaran Dingin Ton Billet Baja Ton Batang Kawat Ton Baja Tulangan Ton Baja Profil Ton Kawat Baja Ton Tin Plate Ton Spiral Pipe Jumlah Produksi Baja Ton Non Baja MWH Listrik 000.M3 Air
1,435,896 1,445,000 1,170,985 1,189,153 1,350,000 1,000,151 1,468,885 1,650,000 1,277,865 503,273 750,000 468,017 406,607 400,000 321,978 339,231 360,000 244,386 69,664 99,000 98,058 8,799 64,000 7,644 21,962 22,000 5,676 80,439 90,040 88,596 17,404 45,848 25,546 5, 54 1, 3 13 6 , 275, 888 4, 708, 90 2 1,082,872 35,517
1,237,080 38,472
987,432 32,214
87.53 92.32
9.67 10.25
7
1) Realisasi produksi baja tahun 2004 sebesar 5.541.313 ton atau 88,30% dari target RKAP sebesar 6.275.888 ton. Tidak tercapainya sebagian besar target produksi disebabkan oleh berbagai kendala pada masingmasing pabrik antara lain: a) Produksi pabrik slab baja hanya mencapai 88,09% dari anggarannya disebabkan oleh kelangkaan bahan baku besi spons dan scrap serta tingginya harga bahan baku tersebut; b) Produksi baja lembaran dingin hanya mencapai 67,10% dari anggarannya disebabkan oleh belum optimalnya operasi pabrik setelah penyelesaian proyek Continuous Tandem Cold Mill; c) Produksi baja profil hanya mencapai 13,75% dari anggarannya disebabkan pabrik masih dalam tahap pengenalan dan uji coba (learning curve and trial) setelah dilakukan optimalisasi pada tahun 2003; d) Produksi pipa spiral hanya mencapai 37,96% dari anggarannya disebabkan oleh rendahnya permintaan pasar karena adanya rescheduling proyek-proyek minyak dan gas yang menjadi target pasar dan ketatnya persaingan pada segmen pipa diameter kecil sampai dengan sedang. Realisasi produksi baja tahun 2004 meningkat sebesar 17,68% dibandingkan dengan realisasi produksi baja tahun 2003 sebesar 4.708.902 ton. Sebagian besar produksi produk baja tahun 2004 meningkat kecuali untuk produksi baja tulangan, tin plate, dan spiral pipe. 2) Realisasi produksi non baja tahun 2004 untuk listrik dan air masing3
masing sebesar 1.082.872 MWH dan 35.517.000 m atau 87,53% dan 92,32% dari anggarannya masing-masing sebesar 1.237.080 MWH dan 38.472.000 m3. Tidak tercapainya target yang dianggarkan disebabkan kedua produk tersebut terkait dengan pola produksi baja (PT KS sebagai induk) sehingga kedua produk tersebut yaitu listrik dan air juga mengalami penurunan. Selain itu produksi listrik juga terganggu oleh tingginya harga bahan bakar minyak dan rendahnya pasokan gas alam dari PT Pertamina. Realisasi produksi non baja tahun 2004 yaitu listrik dan air meningkat masing-masing sebesar 9,67% dan 10,25% dibandingkan realisasi produksi non baja tahun 2003 masing-masing sebesar 987.432 MWH dan 32.214.000 m 3.
8
2.2. Pendapatan dan Beban a. Pendapatan Usaha Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Uraian 1
2004 Reali sasi RK AP 23456
(dalam Juta Rupiah) % 2003 Reali sasi 2 :3 (2 -4 ): 4
Produk Baja Domestik 7,551,395 6,807,527 4,987,156 110.93 1,545,894 1,609,576 1,265,784 96.04 Luar Negeri Juml ah Penjual an Produk Baja 9, 097, 289 8, 417, 103 6, 252, 940 108. 08 Tanah dan Jasa Kawasan Industri 102.92 Tanah 23,414 22,750 30,640 45.93 JasaKawasan 22,847 49,741 20,825 Jumlah Penjualan Tanah dan 63. 82 JasaKawasanIndustri 46, 261 72, 491 51, 465 Jasa Lainnya 54.18 Jasa Rekayasa dan Konstruksi 48,417 89,364 76,458 38.51 JasaTeknologiInformasi 3,030 7,868 5,285 62.89 Lain-lain 201,819 320,897 184,788 Juml ah Penjual an Jasa Lainnya 253, 266 418, 129 266, 531 60. 57 Jumlah Penjualan 9,396,816 8,907,723 6,570,936 105. 49
51.42 22.13 45. 49 (23.58) 9.71 (10. 11)
(36.68) (42.66) 9.22 (4. 98) 43. 01
Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 sebesar Rp9.396.816 juta atau 105,49% dari target RKAP sebesar Rp8.907.723 juta. Terlampauinya target pendapatan usaha disebabkan penjualan produk baja mencapai 108,08% dari target RKAP. Realisasi pendapatan usaha tahun 2004 meningkat sebesar 43,01% dibandingkan dengan realisasi pendapatan usaha tahun 2003 sebesar Rp6.570.936 juta. Hal ini disebabkan penjualan produk baja meningkat sebesar 45,49%. b. Beban Usaha Realisasi beban usaha tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
Uraian 1 Beban Penjualan OngkosAngkut Gaji, Upah, dan KesejahteraanKaryawan BebanKantor
Klaim Pelanggan Transportasi danKomunikasi Lain-lain JumlahBebanPenjualan
2004 Realisasi RKAP 2 345
(dalamJuta R upiah) 2003 % Realisasi 2:3 (2-4):4 6
126,982
184,329
135,699
68.89
(6.42)
23,996 2,291
24,759 867
21,534 1,919
96.92 264.21
11.43 19.37
2,022 8,500 4,685 23.79 (56.84) 12,042 8,766 15,041 137.37 (19.94) 16,583 25,762 16,253 64.37 2.03 183,915 252, 983 195, 131 72.70 (5.75)
9
1 2 345 6 Beban Umum dan Adm inistrasi Gaji, Upah, dan KesejahteraanKaryawan 167,597 156,508 135,605 107.09 23.59 PenyisihanPiutangRagu-ragu 2,043 1,566 2,960 130.49 (30.96) PenyusutandanAmortisasi 5,766 6,727 6,456 85.71 (10.69) BebanAsuransidanSewa 14,785 19,590 11,765 75.47 25.67 ~ Transportasi dan Komunikasi 10,223 10,662 10,818 (5.50) Jasa Profesional 5,313 15,039 6,611 35.33 (19.63) ~ BebanKantor 4,261 4,334 5,769 (26.14) Beban Perawatan dan Pemeliharaan 9,027 7,383 2,526 ~ 257.38 Lain-lain 25,159 22,834 12,282 110.18 104.85 Jumlah Beban Umum dan Administrasi 244,176 244,643 194,792 99.81 25.35 JumlahBebanUsaha 428,091 497,626 389,923 86.03 9.79
Realisasi beban usaha tahun 2004 sebesar Rp428.091 juta atau 86,03% dari anggarannya sebesar Rp497.626 juta. Hal ini disebabkan beban penjualan serta beban umum dan administrasi masing-masing sebesar 72,70% dan 99,81% dari anggarannya masing-masing sebesar Rp252.983 juta serta Rp497.626 juta. Realisasi beban usaha tahun 2004 meningkat sebesar 9,79% dibandingkan dengan realisasi beban tahun 2003 sebesar Rp389.923 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya beban umum dan administrasi sebesar 25,35%. c.
Pendapatan dan Beban Lain-lain Realisasi pendapatan dan beban lain-lain tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: (dalamJuta Rupiah) Uraian
2004 2003 % Realisasi RKAP Realisasi 2:3 (2-4):4 1 23456 PendapatanBunga 17,687 43,048 34,780 41.09 (0.49) ~ PenjualanLimbahProduksi 41,362 0 18,336 1.26 BebanBunga (134,788) (177,496) (140,826) 75.94 (0.04) ~ Laba (Rugi)Selisih Kurs - Bersih (87,753) 0 (51,868) 0.69 ~ ~ PenyisihanPenurunanNilaiInvestasi 0 0 0 Lain-lainBersih (114,910) (29,332) 9,316 391.76 (13.33) Jumlah Pendapatan (Beban) Lain-lai (278,403) (163,780) (130,262) 169.99 (0.13)
Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 sebesar (Rp278.403 juta) atau 169,99% dari anggarannya sebesar (Rp163.780 juta). Hal ini disebabkan antara lain oleh adanya rugi selisih kurs sebesar Rp87.753 juta yang tidak dianggarkan sebelumnya. Realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2004 menurun 0,13% dibandingkan dengan realisasi pendapatan (beban) lain-lain tahun 2003 sebesar (Rp130.262 juta). Hal ini disebabkan pendapatan bunga, beban bunga, dan lain-lain bersih menurun masing-masing sebesar 0,49%, 0,04%, dan 13,33%.
10
2.3. Investasi dan Sumber Pembiayaan Realisasi investasi dan sumber pembiayaan tahun 2004 dibandingkan dengan anggaran tahun 2004 dan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut:
2004 Realisasi RKAP 23456
Uraian 1 Investasi Rutin
(dalam Juta Rupiah) 2003 % Realisasi 2:3 (2-4):4
Dana Pinjaman 0 0 0 ~ ~ DanaSendiri 48,221 516,325 73,252 9.34 (34.17) JumlahInvestasi Rutin 48,221 516,325 73,252 9.34 (34.17) Pembangunan/Proyek ~ DanaPinjaman 7 48,470 8,585 0.01 DanaSendiri 63,145 80,518 42,383 78.42 48.99 Jumlah Investasi Pembangunan/Proyek 63,152 128,988 50,968 48.96 23.91 JumlahInvestasi 111,373 645,313 124,220 17.26 (10.34)
Realisasi investasi tahun 2004 sebesar Rp111.373 juta atau 17,26% dari target RKAP sebesar Rp645.313 juta. Hal ini disebabkan investasi rutin dan investasi pembangunan/proyek masing-masing hanya mencapai Rp48.221 juta dan Rp63.152 juta atau 9,34% dan 48,96% dari target RKAP masing-masing sebesar Rp516.325 juta dan Rp128.988 juta. Rendahnya realisasi investasi rutin disebabkan perusahaan menerapkan skala prioritas yang ketat. Investasi rutin yang diprioritaskan adalah investasi yang mempunyai manfaat langsung dalam mendukung pelaksanaan operasi pabrik. Tidak tercapainya anggaran investasi pembangunan/proyek disebabkan realisasi investasi pembangunan/proyek yang dibiayai dana pinjaman hanya mencapai Rp7 juta atau 0,01% dari target RKAP sebesar Rp48.470 juta. Realisasi investasi tahun 2004 menurun sebesar 10,34% dibandingkan dengan realisasi investasi tahun 2003 sebesar Rp124.220 juta. Hal ini disebabkan investasi rutin menurun sebesar 34,17%. 3. Analisa Tingkat Kesehatan Perseroan Evaluasi tingkat kesehatan BUMN didasarkan pada pedoman yang ditetapkan dengan Surat Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. KEP-100/MBU/2002 tanggal 4 Juni 2002 yang meliputi aspek penilaian dan bobot sebagai berikut: Uraian
Bobot Maksimal
Aspek Keuangan
70
Aspek Operasional
15
Aspek Administrasi Total Bobot
15 100
11
Realisasi tingkat kesehatan PT KS tahun 2004 dengan realisasi tahun 2003 adalah sebagai berikut: Indik ator
Bobot
Realisasi 2004 Nilai
Reali sasi 2003
Skor
Nilai
Sk or
Aspek Keuangan
1. ReturnOnEquity(ROE)
20.0
8.22%
12.0
2.63%
5.5
2.R eturnOnInvestment(ROI)
15.0
10.66%
9.0
7.94%
6.0
3. Rasio Kas
5.0
29.01%
4.0
29.96%
4. Rasio Lancar
5.0
209.53%
5.0
254.18%
5. CollectionPeriod(hari)
5.0
40
5.0
4.0 5.0
54
5.0
6. PerputaranPersediaan(hari)
5.0
124
3.5
111
4.0
7.P erputaranTotalAsset(TATO) 8. Rasio Total Modal Sendiri thd. TotalAktiva(TMS/TA) SubTotaA l spekKeuangan
5.0
110.62%
4.5
98.88%
4.0
10.0
57.33%
8.5
66.64%
70.0
51. 5
3.0 Baik
2.4
8.0 41.5
Aspek Operasional
1. On Time Delivery HRCRC -
Baik 3.0 Cukup
7.0
1.5
2. Utilisasi Kapasitas HR CRC WR-
3.0 Baik Sekali
3.0
3.0 Cukup
1.5
3.0 Baik
2.4
3. Capacity Utilization SubTotaA l spekOperasional
Cukup 15. 0
3.0
10. 8
10. 0
Aspek Administrasi
1.L aporanKeuanganAudited
3.0 Juni2005
0.0 April2004
3.0
2. Rancangan Rencana Kerja danAnggaranPerusahaan
3.0 27Okt.2003
3.0 Okt.2002
3.0
3. Keterlambatan Laporan Manajemen Triwulan(hari)
3.0
0
3.0
0
3.0
4. Kinerja PUKK -EffektifitasPenyaluranDana
3.0
0.0
93.69%
3.0
-TingkatPengembalianPinjaman
3.0
2.0
30.50%
1.0
SubTotaA l spekAdministrasi
15.0
8. 0
13.0
100. 0
70.3
64.5
ToS taklor GolonganTi ngkatKesehatan
Sehat
A
KurangSehat
BBB
Tingkat kesehatan perusahaan tahun 2004 dalam kondisi “Sehat (A)” dengan total skor 70,3. Kondisi ini menunjukkan kenaikan dibandingkan dengan tingkat kesehatan tahun 2003 yaitu “Kurang Sehat (BBB)” dengan total skor 64,5.
12
4. Perkembangan Usaha Perseroan Perkembangan perusahaan tahun 2002, 2003, dan 2004 adalah sebagai berikut: 4.1. Neraca
Tahun
Uraian 1
2004 2
20 03 3
200 2 45
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Naik/(Turun) (2-3):3 (3-4):4 6
Aktiva Aktiva Lancar KasdanSetaraKas InvestasiJangkaPendek PiutangUsaha Piutang Alihan PiutangLain-lain Persediaan-Bersih UangMukadanBiayaDibayarDimuka PajakDibayarDimuka JumlahAkti vaLancar Aktiva Tidak Lancar AktivaPajakTangguhan Penyertaan AktivaTetap AktivadalamPembangunan AktivaLain-lain Jumlah Akti vaTidak Lancar JumlahAkti va Kewajiban dan Ekuitas Kewajiban Lancar HutangBank HutangUsaha
636,375 432,523 456,123 47.13 (5.17) ~ ~ 102,140 0 0 1,038,634 868,955 782,286 19.53 11.08 ~ 98,999 0 19,585 (100.00) 15,039 102,601 156,786 (85.34) (34.56) 3,184,630 2,053,553 2,072,552 55.08 (0.92) 81,475 41,105 42,934 98.21 (4.26) 177,016 170,243 33,498 3.98 408.22 5, 33 4, 307 3 , 668 , 980 3, 563, 7 64 45. 3 9 2. 9 5 46,868 42,485 33,025 40,634 86,062 85,755 3,099,497 2,499,143 2,675,975 175,756 594,535 529,768 226,495 432,962 689,419 3, 58 9, 249 3 , 655 , 187 4, 0 13, 9 42 8, 923 , 5 56 7 , 324, 1 67 7, 5 77, 70 6
1,277,735 349,973
732,543 263,458
859,559 500,554
10.32 28.64 (52.79) 0.36 24.02 (6.61) (70.44) 12.23 (47.69) (37.20) ( 1. 80 ) ( 8. 94) 21. 84 ( 3. 35)
74.42 32.84
(14.78) (47.37)
HutangLain-lain 100,768 50,296 103,722 100.35 (51.51) ~ (100.00) HutangAnjakPiutang 98,999 0 19,585 HutangPajak 240,101 92,489 82,782 159.60 11.73 BebanmasihharusDibayar 191,917 130,328 167,108 47.26 (22.01) UangMukaPelanggandanLainnya 193,375 97,641 52,474 98.05 86.08 Bagian Hutang Bank Jangka Panjang yang akan JatuhTempodalamWaktuSatuTahun 92,929 76,683 65,368 21.19 17.31 Jumlah Kewaj iban Lancar 2, 54 5, 797 1, 443 , 439 1 , 851, 1 52 76. 37 ( 22. 0 2) Kewajiban Tidak Lancar Kewajiban PajakTangguhan-Bersih 163,873 187,125 143,467 (12.43) 30.43 ~ ~ HutangatasImbalanKerja(PSAK24) 8,562 0 0 HutangBankJangkaPanjang 1,083,202 936,495 893,984 15.67 4.76 Jumlah Kewaj iban Tidak Lan car 1, 2 55, 637 1, 123 , 620 1, 0 37, 4 51 11. 7 5 8. 31 JumlahKewaj iban 3, 801 , 4 33 2 , 567, 0 59 2, 8 88, 60 3 48. 09 ( 1 1. 13 ) Hak Minoritas atas Aktiva Bersih AnakPerusahaanyangDikonsolidasi 5,854 2,086 2,086 180.64 0.00 Ekuitas ModalDisetor 2,000,000 2,000,000 2,000,000 0.00 0.00 PMP 1,303,465 1,303,465 1,303,465 0.00 0.00 SelisihPenilaianKembaliAktivaTetap 381 381 381 (0.12) 0.00 Selisih Lebih Akumulasi Rugi atas HakMinoritaspadaAnakPerusahaan 0 345 (5,563) (100.00) (106.20) SaldoLaba 1,812,423 1,450,831 1,388,734 24.92 4.47 JumlahEk ui tas 5 , 116 , 2 69 4, 7 55, 0 22 4, 68 7, 01 7 7. 60 1 . 45 Jumlah Kewaj iban dan Ekuitas 8, 92 3, 556 7 , 324 , 167 7, 5 77, 7 06 21. 8 4 ( 3. 35 )
13
a.
Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp8.923.556 juta meningkat sebesar 21,84% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta. Hal ini disebabkan adanya peningkatan aktiva lancar, kewajiban lancar, kewajiban tidak lancar, dan ekuitas masing-masing sebesar 48,05%, 76,37%, 11,75%, dan 7,60%. Pospos aktiva lancar mengalami peningkatan kecuali pos piutang lain-lain, menurun sebesar 85,34%, sedangkan semua pos kewajiban lancar mengalami kenaikan. Pos kewajiban tidak lancar yang mengalami kenaikan adalah hutang bank jangka panjang sebesar 15,67%, sedangkan peningkatan ekuitas
disebabkan peningkatan laba. b. Jumlah aktiva serta kewajiban dan ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp7.324.167 juta menurun sebesar 3,35% dibandingkan dengan posisi per 31 Desember 2002 sebesar Rp7.577.706 juta. Hal ini disebabkan adanya penurunan aktiva tidak lancar dan kewajiban lancar masing-masing sebesar 8,94% dan 22,02%. Pos-pos aktiva tidak lancar yang mengalami penurunan adalah aktiva tetap dan aktiva lain-lain masing-masing sebesar 6,61% dan 37,20%, sedangkan kewajiban lancar yang mengalami penurunan adalah hutang bank, hutang usaha, hutang lain-lain, hutang anjak piutang, dan beban masih harus dibayar masing-masing sebesar 14,78%, 47,37%, 51,51%, 100,00%, dan 22,01%. 4.2. Laporan Laba Rugi
Tahun
Uraian 1 Pen jua laB n er sih Ha r gaPokokPen jua la n
2004 2 9,396,816 8,046,425
La ba(Rugi)B r uto 1,350,391 Beban Usaha Pen jua la n 183,915 U m umda nA dm in ist r asi 244,176 Jum la hBia yaUsa h a 428,091 L a b a( R u g i )U s a h a 922,300 Penghasilan (Beban) Lain-lain Pen gh a sila nB un ga 17,687 Pen jua la nLi m ba hPr oduksi 41,362 Beba nBun ga (134,788) La ba (Rugi) Selisi h K ur s - Ber sih (87,753) Pen yi sih anPen ur un a nN il aiIn vesta si 0 La in -l ai n-Ber sih (114,910) Juml a h Pen gh a si la n (Beban ) Lai n -la in (278,403) La ba (R ug i ) Se be l u m Po s Lu ar Bi as a 64 3, 89 8 Pos Lua Briasa 3,706 La b a ( R u g i ) S e b e l u m Be b a n ( Ma n f a a t ) P a j a k 64 7 ,6 04 Beban (Manfaat) Pajak Pa jak K in i 257,349 Pa jakT a ngguh an (27,669 ) Jum la hBeba n(M a n fa a t)Pa ja k 229,680 Laba (Rugi) Sebelum Hak Minoritas atas Laba (Rugi) Bersih Anak Perusah aan y a n gD i k o n s o l i d a s i 417,925 Hak Minoritas atas (Laba) Rugi Bersih A na k Per usa h aa n ya n g D ikon solida si (3,423) La b a ( R u g i ) Be r s i h 414,501 La ba ( Ru g i ) Us ah a pe r S ah am 4 61 , 15 0 La b a ( R u g i ) Be r s i h p e r S a h a m 20 7 ,2 51
2003 2002 345 6,570,936 6,388,333 5,874 ,069 5,569,803 696 ,867
818,530
195,130 194 ,792 389 ,922 3 06 ,9 45
196,050 185,989 382,039 436,491
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Naik/(Turun) ( 2-3 ) : 3 ( 3-4 ) : 4 6 43.01 2.86 36.98 5.46 93.78
(14.86)
(5.75) 25.35 9.79 2 0 0 .4 8
(0.47) 4.73 2.06 (2 9.68 )
(49.15) 34,780 54,525 125.58 18,336 16,127 (4.29) (140,826) (182,714) 69.18 (51,868) 30,665 ~ 0 0 (1 ,3 33 .4 8) 9 ,316 (2,390) 113.72 (130,263) (83,787) 2 6 4 .4 4 17 6, 68 2 35 2, 70 4 68.52 2 ,199 0 2 6 2 .0 3 1 7 8 ,8 81 352,704
(36.21) 13.69 (22.93) (269.14) ~ (4 89 .7 9) 55.47 (4 9.91 ) ~ (4 9.28 )
33,125 34,629 67,754
28,115 89,089 117,204
676.90 (179.90) 238.99
17.82 (61.13) (42.19)
1 11 ,1 27
235,500
2 7 6 .0 8
(5 2.81 )
(1,088) 1 1 0 ,0 39 15 3, 47 3 5 5 ,0 20
(2,349) 233,151 21 8 , 2 46 116,576
214.60 2 7 6 .6 9 2 0 0 .4 8 2 7 6 .6 9
(53.68) (5 2.80 ) (2 9.68 ) (5 2.80 )
14
a.
Realisasi laba bersih tahun 2004 sebesar Rp512.267 juta meningkat sebesar 365,53% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta. Hal ini disebabkan meningkatnya laba usaha sebesar 200,48%. b. Realisasi laba bersih tahun 2003 sebesar Rp110.039 juta menurun sebesar 52,80% dibandingkan dengan realisasi laba bersih tahun 2002 sebesar Rp233.151 juta. Hal ini disebabkan menurunnya laba usaha sebesar 29,68%. 4.3. Laporan Perubahan Ekuitas
Uraian
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Naik/(Turun) 2003 2002 (2-3):3 (3-4):4 2004 2 3 4 5 6 2,000,000 2,000,000 2,000,000 0.00 0.00 1,303,465 1,303,465 1,303,465 0.00 0.00 Tahun
1 Modal Ditempatkan dan Disetor Modal Lainnya Selisih PenilaianKembali 381 Aktiva Tetap 381 381 Selisih Lebih Akumulasi Laba (Rugi) atas Hak Minoritas 0 pada Anak Perusahaan 0 (5,563) Saldo Laba (Rugi) yang telah 2,039,754 1,970,229 1,785,019 Ditentukan Penggunaannya Saldo Laba (Rugi) yang belum (227,331) (519,397) (396,285) Ditentukan Penggunaannya 5,116,269 4, 754, 678 4, 687, 017 Saldo 31 Desember 2004
a.
(0.12)
~ 3.53 (56.23) 7.60
0.00
(100.00) 10.38 31.07 1. 44
Saldo ekuitas per 31 Desember 2004 sebesar Rp5.116.269 juta meningkat
sebesar 7,60% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta. Hal ini disebabkan saldo yang telah ditentukan penggunaannya meningkat sebesar 3,53%. b. Saldo ekuitas per 31 Desember 2003 sebesar Rp4.754.678 juta meningkat sebesar 1,44% dibandingkan dengan saldo ekuitas per 31 Desember 2002 sebesar Rp4.687.017 juta. Hal ini disebabkan saldo laba yang telah ditentukan penggunaannya dan saldo rugi yang belum ditentukan penggunaannya meningkat masing-masing sebesar 10,38% dan 31,07%. 4.4. Laporan Arus Kas
Uraian 1 Arus Kas dari Aktivitas Operasi Arus Kas dari Aktivitas Investasi Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
(dalam Juta Rupiah) % Perkembangan Naik/(Turun) 2003 2 002 ( 2 - 3 ) :3 ( 3 - 4 ): 4 2004 2 3 4 5 6 (263,395) (17,461) 508,540 1,408.47 ~ (227,455) 167,328 (117,197) ~ ~ 694,701 (173,467) (190,366) ~ (8.88) Tahun
Kenaikan (Penurunan) Bersih KasdanSetaraKas 203,852 (23,600) 200,977 ~ ~ Kas dan Setara Kas Awal Tahun 432,523 456,123 255,146 (9.25) 78.77 Kas dan Setara Kas Akhi r Tahun 636, 375 43 2, 523 456, 1 23 47. 1 3 ( 5. 17)
15
a.
Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2004 sebesar Rp636.375 juta meningkat sebesar 47,13% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta. Hal ini disebabkan arus kas dari aktivitas operasi meningkat sebesar 1.408,47%. b. Saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2003 sebesar Rp432.523 juta menurun sebesar 5,17% dibandingkan dengan saldo kas dan setara kas per 31 Desember 2002 sebesar Rp456.123 juta. Hal ini disebabkan arus kas dari aktivitas operasi pendanaan menurun sebesar 8,88%. 4.5. Rasio Keuangan Kinerja perusahaan dari aspek keuangan dapat terlihat dari rasio likuiditas, risiko aktivitas, rasio leverage, rasio solvabilitas, dan rasio rentabilitas tahun 2004 adalah sebagai berikut: No. I nd i k a t or Hasil A. Rasio Likuiditas Rasio 1. Kas 29.01 % 2.AcidTestRatio(QuickRatio) 65.80 % 3. Rasio Lancar 209.53 % 4.NetWorkingCapitaltoSales 54.51 % B. Rasio Aktifitas 1.ReceivableTurnOver 985.20 % 2.CollectionPeriod(hari) 40.34 hari 3.PerputaranPersediaan(hari) 123.70 hari 4.PerputaranTotalAsset(TATO) 110.62 % 5. Fixed Asset Turn Over 335.68 % 6.CurrentAssetTurnOver 208.74 % 7.SalestoNetWorkingCapital 183.46 % C. Rasio Leverage Debt to Total Asset 42.60% D. Rasio Solvabilitas 1. Solvabilitas 234.74 % 2.DebttoEquityRatio 74.30 % E. Rasio Rentabilitas 1.RasioGrossProfitMargin 14.37 % 2. EBITDA Margin 33.31 % 3. Net Profit Margin 4.41% 4. Rasio Total Modal Sendiri terhadap Total Aktiva (TMS/TA) 57.33 % 5.ReturnOnEquity(ROE) 8.22 % 6.ReturnOnInvestment(ROI) 10.66 %
16
5. Pemahaman atas Struktur Pengendalian Intern Secara umum rancangan dan pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Perusahaan cukup memadai dalam mendukung aktifitas perusahaan. Hal ini tercermin antara lain dari: a. Adanya pemisahan tugas. b. Adanya verifikasi dan persetujuan transaksi, jurnal pencatatan dan sistem pelaporan. c. Adanya kebijakan dan pedoman prosedur untuk menetapkan dan menerapkan d.
prinsip akuntansi yang berlaku umum. Adanya sistem informasi akuntansi dengan bantuan komputer berbasis Mainframe dan LAN untuk Direktorat Keuangan dan sistem informasi pengadaan berbasis SAP (System Aplication Product) untuk Sub Direktorat Logistik.
6. Informasi Lainnya 6.1. Satuan Pengawasan Intern (SPI) Selama tahun 2004, Satuan Pengawasan Intern (SPI) telah melakukan pemeriksaan pada 34 unit kerja atau 85% dari Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) tahun 2004. Dengan realisasi penerbitan LHP sebanyak 33 buah atau 82,5% dari rencana, target kinerja SPI sesuai RKAP adalah %. Hal ini menunjukkan bahwa secara umum SPI efektif dalam mendukung operasional perusahaan. Dalam memantau efektifitas kebijakan serta prosedur lain yang berkaitan dengan pengendalian selama tahun 2004 aktifitas SPI adalah sebagai berikut: Uraian Satuan Organisasi yang Diperiksa Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan a. Pemeriksaan sesuai PKPT b. Pemeriksaan Khusus Jumlah Laporan Hasil Pemeriksaan
Satuan Obyek
Realisasi 34
Rencana 40
% 85
LHP LHP LHP
33 0 33
40 0 40
82,5 0 82,5
Dari hasil pemeriksaan tahun 2003, sebagian besar temuan telah ditindaklanjuti. 6.2. Anak Perusahaan Perusahaan mempunyai 10 (sepuluh) anak perusahaan yaitu PT Krakatau Engineering (PT KE), PT KHI Pipe Industries (PT KHI), PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC), PT Plat Timah Nusantara (PT Latinusa), PT Krakatau Wajatama (PT KW), PT Krakatau Information Technology (PT KIT), PT Krakatau Bandar Samudra (PT KBS), PT Krakatau Tirta Industri (PT KTI), PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) dan PT Krakatau Medika (PT KM). Gambaran secara umum kegiatan anak perusahaan adalah sebagai berikut: a. PT KE PT KE bergerak dalam bidang konstruksi dan rekayasa. Realisasi kontrak dan pendapatan proyek tahun 2004 masing-masing sebesar Rp97.479.244.000 dan Rp62.601.930.000.
17
b. PT KHI PT KHI bergerak dalam bidang industri pipa baja. Realisasi produksi pipa baja tahun 2004 sebesar 17.404 ton dengan kapasitas terpasang sebesar 79.500 ton sehingga utilisasi kapasitas sebesar 22%, sedangkan realisasi jasa proteksi sebesar 2.932 m2. Realisasi penjualan pipa baja tahun 2004 sebesar 19.257 ton yang terdiri penjualan ke PT KS dan group sebesar 1.920 ton serta non PT KS dan group sebesar 17.337 ton, sedangkan jasa proteksi sebesar 2.850 m2. c.
PT KIEC PT KIEC bergerak dalam bidang pengelolaan kawasan industri. Realisasi pendapatan PT KIEC tahun 2004 adalah sebagai berikut: Uraian Penjualan lahan komersial Penjualan lahan industri Pemeliharaan lingkungan Persewaan tanah Pengolahan oli Perkantoran Pergudangan Hotel Permata Golf & KCC Sport Center Pengelolaan Wisma Baja Perumahan
Satuan M2 M2 M2 M2 Ton/tahun M2 M2 Room night Orang/tahun Orang/tahun M2 Unit
Nilai 70.910 /bulan /tahun
1.569.388 54.515 515
/tahun /tahun
8.166 223.200
54% 26.998 144.811 /tahun
108.638 68
d. PT Latinusa PT Latinusa bergerak dalam bidang produksi baja kemasan. Realisasi produksi baja kemasan tahun 2004 sebesar 84.062 ton dengan kapasitas terpasang sebesar 130.000 ton sehingga utilisasi kapasitas sebesar 64,66%. Realisasi penjualan tahun 2004 sebesar 90.623 ton. e. PT KW PT KW bergerak dalam bidang produksi baja tulangan, baja profil dan kawat baja. Realisasi produksi baja tulangan, baja profil, dan kawat baja tahun 2004 masing-masing sebesar 102.124 ton, 50.414 ton, dan 4.262 ton dengan kapasitas terpasang masing-masing sebesar 150.000 ton, 150.000 ton, dan 20.000 ton sehingga utilisasi kapasitas masing-masing sebesar 58,24%, 31,56%, dan 21,31%. Realisasi penjualan baja tulangan, baja profil, dan kawat baja tahun 2004 masing-masing sebesar 106.685 ton, 46.171 ton, dan 3.906 ton. f. PT KIT PT KIT bergerak dalam bidang jasa teknologi informasi. Realisasi kontrak tahun 2004 sebesar Rp21.427.012.000 yang terdiri dari kontrak berasal dari PT KS dan group sebesar Rp17.806.369.000 dan non PT KS dan group sebesar Rp3.620.643.000.
18
g. PT KBS PT KBS bergerak dalam bidang jasa pelabuhan meliputi jasa kepelabuhan (jasa dermaga dan jasa bongkar/muat), jasa cargo handling (jasa pergudangan, jasa pengarungan, dan jasa pengelolaan cargo), jasa kawasan dan workshop (coastal industrial estate, alat berat, dan workshop). Realisasi penjualan tahun 2004 sebesar Rp78.395.848.000 yang terdiri dari penjualan afiliasi sebesar Rp16.945.844.000 dan non afiliasi sebesar Rp61.450.004.000. h. PT KTI
i.
j.
PT KTI bergerak dalam3 bidang industri air. Realisasi produksi air tahun 20043 sebesar 35.516.799 m dengan kapasitas terpasang sebesar 55.987.200 m sehingga utilisasi kapasitas sebesar 63,44%. Realisasi penjualan sebesar 33.616.191 m3 yang terdiri dari penjualan ke PT KS dan group sebesar 16.533.725 m3 serta non PT KS dan group sebesar 17.082.466 m 3. PT KDL PT KDL bergerak dalam bidang pembangkit tenaga listrik. Realisasi produksi listrik tahun 2004 sebesar 1.082.872 MWH dan produksi terjual sebesar 1.020.468 MWH. PT KM PT KM bergerak dalam bidang layanan kesehatan. Realisasi pelayanan kesehatan tahun 2004 adalah sebagai berikut: Uraian Rawat jalan Rawat darurat Rawat intensif Kamar bedah Kamar bersalin Rawat inap Penunjang medis/diagnostic Hemadialisa Fisioterapi Farmasi
Satuan Orang Orang Hari Orang Orang Hari Tindakan Tindakan Tindakan Resep
Nilai 213.687 17.390 919 2.569 636 38.492 387.229 1.117 41.927 214.444
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
19
20
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Nomor : 23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005 LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan Nomor
23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005
tanggal 30 Maret 2005.
Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan Badan Pemeriksa Keuangan dan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Kepatuhan perusahaan terhadap hukum, peraturan, kontrak, dan bantuan yang berlaku bagi PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan merupakan tanggung jawab manajemen. Sebagai bagian dari pemerolehan keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material, kami melakukan pengujian terhadap kepatuhan PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan. Namun, tujuan audit kami atas laporan keuangan adalah tidak untuk menyatakan pendapat atas keseluruhan kepatuhan terhadap pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu, kami tidak menyatakan suatu pendapat seperti itu.
1 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Hasil pengujian kami menunjukkan bahwa, berkaitan dengan unsur yang kami uji, PT Krakatau Steel (Persero) mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal yang kami sebut dalam paragraf di atas. Berkaitan dengan unsur yang tidak kami uji, tidak ada satupun yang kami ketahui yang menyebabkan kami percaya bahwa PT Krakatau Steel (Persero) tidak mematuhi, dalam semua hal yang material, pasal-pasal tersebut. Namun kami mencatat masalah-masalah tertentu yang tidak material berkaitan dengan kepatuhan PT Krakatau Steel (Persero) terhadap pasal-pasal tertentu hukum, peraturan, kontrak, dan persyaratan bantuan disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada lampiran A.
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416
Jakarta, 30 Maret 2005
2 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Lampiran A A. PT Krakatau Steel 1. PT Krakatau Steel masih membayar Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) atas tanah yang sudah bukan miliknya sebesar Rp658.954.000,00
PT Krakatau Steel (PT KS) masih membutuhkan tanah untuk perluasan pabrik, sehingga perlu melakukan pembebasan hak atas tanah dan benda-benda yang ada di atasnya. Termasuk dalam pembebasan tersebut adalah proses tukar menukar tanah milik penduduk 2
yang akan digunakan sebagai lokasi pabrik seluas 1.647.385 m ≈ 164,7385 Ha. Berdasarkan Surat Pemberitahuan Pajak Terutang Pajak Bumi dan Bangunan (SPPT PBB) tertanggal 14 April 2004 diketahui bahwa PT KS masih membayar PBB atas tanah yang sudah bukan miliknya eks proses tukar menukar di atas. Perhitungan SPPT PBB yang dibayar PT KS didasarkan atas objek pajak bumi dan bangunan seluas 11.618.870 m2 dengan NJOP per m2 sebesar Rp200.000,00 sehingga NJOP sebagai dasar pengenaan PBB sebesar Rp2.323.774.000.000,00 yang dapat dirinci sebagai berikut : NJOP sebagai dasar pengenaan PBB
=
NJOPTKP (NJOP Tidak Kena Pajak)
=
Rp2.323.774.000.000 0
NJOP untuk perhitungan PBB
=
Rp2.323.774.000.000
NJKP (Nilai Jual Kena Pajak)
=
40% x Rp2.323.774.000.000
=
Rp 929.509.600.000
PBB yang Terhutang
=
0,5%x Rp 929.509.600.000
=
Rp
4.647.548.000
Dalam jumlah PBB terhutang tersebut, diantaranya sebesar Rp658.954.000,00 adalah nilai PBB untuk tanah yang sudah ditukar kepada penduduk (sudah bukan milik perusahaan lagi). Atas luas tanah dan PBB yang terutang, sebagaimana dimaksud dalam SPPT PBB, PT KS telah mengajukan permohonan keberatan melalui surat No. KU.02/150 tanggal 28 Juni 2004. Sementara menunggu jawaban atas permohonan keberatan, PT KS pada tanggal 27 Agustus 2004 membayar dahulu PBB terutang sebesar Rp4.647.548.000,00 melalui Bank Jabar Cilegon untuk menghindari denda pajak bila dibayar lewat jatuh tempo. Sesuai Undang Undang No. 12 tahun 1985 tentang PBB, pasal 4 menyebutkan bahwa yang menjadi subyek pajak adalah orang atau badan yang secara nyata mempunyai suatu hak atas bumi dan/atau memperoleh manfaat atas bumi dan/atau memiliki, menguasai, dan/atau memperoleh manfaat atas bangunan.. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS lebih bayar atas pembayaran SPPT PBB tahun 2004 sebesar Rp658.954.000,00 untuk tanah yang bukan menjadi kewajibannya. Hal tersebut disebabkan PT KS terlambat melakukan pemutakhiran objek PBB-nya. PT KS sependapat dengan temuan BPK-RI dan saat ini telah dilakukan pemutakhiran atas seluruh asset yang menjadi obyek PBB. PT KS juga akan melakukan monitoring terhadap kompensasi PBB tersebut pada SPPT PBB masa pajak tahun 2005. BPK RI menyarankan agar PT KS tetap melakukan pemutakhiran obyek PBB-nya, khususnya atas hasil penjualan asset non produktif, dan melakukan monitoring atas kompensasi PBB pada tahun 2005.
3 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
2. Penggunaan dana dalam Rekening Dana Investasi (RDI) PT Krakatau Steel tidak sesuai dengan peruntukannya
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tanggal 14 Juni 2004 telah disetujui adanya pendanaan untuk investasi yang berasal dari divestasi saham PT Krakatau Steel (PT KS) pada anak perusahaan dan pelepasan saham pada perusahaan patungan. Dana untuk investasi juga ditambah dari hasil penjualan asset non produktif yang telah disetujui penjualannya oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan surat No. S-116/MMBU/2003 tanggal 16 Juni 2003. Untuk menampung dana-dana investasi tersebut telah dibuka Rekening Dana Investasi (RDI) pada PT Bank Mandiri Cilegon Anyer pada tanggal 7 Juli 2004 dengan Rekening No.116-0004376944. RDI pertama kali diisi dari hasil penjualan saham perusahaan patungan yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada (PT CMNP) sebesar Rp57.120.000.000,00 pada tanggal 26 Juli 2004. RDI berada dalam pengelolaan Sub Direktorat Perbendaharaan PT KS, bersamasama dengan rekening lainnya untuk modal kerja. Tidak diperoleh kebijakan khusus atas RDI berkaitan penggunaan sesuai dengan tujuan pembentukannya. Hal ini memungkinkan dana RDI digunakan dalam operasi rutin perusahaan atau diperlakukan sebagai modal kerja, seperti yang terjadi pada 28 Juli 2004 dimana dana sebesar Rp 57.120.000.000,00 dipindahbukukan ke rekening giro No. 116-0084001230 dan digunakan untuk pembayaran Kredit Modal Kerja (KMK) yang jatuh tempo. Jumlah tersebut baru dikembalikan pada tanggal 5 Agustus 2004 setelah perusahaan menarik KMK kembali. RDI secara resmi diikutsertakan dalam mekanisme kebijakan kas bersama (cash pooling) berdasarkan Perjanjian Pelayanan Jasa Notional Cash Pooling No. PT KS : HK.01.02/261/2004 tanggal 24 September 2004 antara PT KS Group dan PT Bank Mandiri. Dengan diikutsertakannya RDI dalam mekanisme cash pooling, maka secara resmi RDI menjadi sama dengan rekening operasional lainnya. Dalam mekanisme cash pooling, RDI menjadi penutup rekening operasional yang overdraft. Saldo akhir RDI per 31 Desember 2004 sebesar Rp2.255.675.592,96 sedangkan sisanya dipindahkan ke deposito on call. Sesuai dengan keputusan RUPS tanggal 14 Juni 2004 tentang persetujuan pelepasan saham patungan dan surat Menteri BUMN No. S-116/M-MBU/2003 tanggal 16 Juni 2003 tentang izin penjualan asset non produktif menyebutkan bahwa dana-dana yang diperoleh adalah untuk pendanaan investasi. Kondisi di atas mengakibatkan timbulnya potensi terganggunya pencapaian pelaksanaan dan tujuan investasi sehubungan penggunaan RDI untuk operasional. Hal tersebut disebabkan PT KS sepanjang tahun 2004 mengalami kesulitan dana kas dan memandang penggunaan RDI lebih murah dibandingkan meminjam ke bank untuk menutupi masalah arus kas/cash flow. PT KS menjelaskan bahwa sesuai rencana, RDI akan dipergunakan untuk kepentingan investasi mulai tahun 2005. Namun demikian, sambil menunggu penggunaan dana tersebut untuk kepentingan investasi dan dalam rangka mengoptimalkan pengembalian/return serta untuk mengurangi biaya bunga akibat penarikan KMK (meningkatkan kondisi arus kas operasi tahun 2004 cukup sulit), maka dana dalam rekening PT KS qq dana investasi tersebut dikelola melalui mekanisme instrument cash pooling.
4 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Selanjutnya PT KS menjamin bahwa dana tersebut akan tersedia, pada saat akan dipergunakan untuk kepentingan investasi. Posisi saldo RDI pada akhir Maret 2005 menjadi sebesar Rp103.667.700.792,60,00. BPK RI menyarankan agar PT KS mengeluarkan dana dalam RDI dari mekanisme cash pooling. 3. Terdapat aktiva tetap berupa tanah dan bangunan non produktif milik PT Krakatau Steel yang dikuasai oleh Pihak Ketiga
Berdasarkan Surat Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. S-116/MMBU/2003 tanggal 6 Juni 2003, PT Krakatau Steel (PT KS) memperoleh ijin penjualan aktiva non produktifnya dengan cara penawaran terbuka tanpa lelang yang terdiri dari: a. 13 (tiga belas) persil tanah kosong; b. 5 (lima) persil tanah berikut bangunan; c. 1 (satu) set aktiva yang terdiri dari perangkat Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) 5 MW sebanyak 5 (lima) unit beserta fasilitas pendukungnya. Dari 19 (sembilan belas) item aktiva tetap tersebut di atas, sampai dengan akhir tahun 2004 diketahui baru 4 (empat) item yang sudah terjual. Berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan pada hari Jumat tanggal 31 Desember 2004 terhadap 3 (tiga) item dari 15 (lima belas) item tanah dan bangunan yang belum terjual diketahui hal-hal sebagai berikut : a. Tanah di Jl. Gunung Sahari No. 1 (Eks PN Metrika), Jakarta Pusat, luas tanah 3.508 m2, dengan HGB No. 657/1966; 658/1966; 659/1966 terlihat antara lain : 1) Banyak bangunan didirikan di atas tanah milik PT KS yang terdiri dari bangunan rumah penduduk, wartel, rumah makan, bengkel las, bengkel AC mobil (Fajar Timur AC, Tlp. 021-70649357) dan kantor (Master Express Cargo); 2) Lahan untuk bangunan tersebut dipakai tanpa surat perjanjian sewa antara PT KS dengan penghuni, tetapi berdasarkan pengakuan salah seorang penghuni bahwa mereka membayar sewa atas lahan yang dipakai pada oknum yang tidak diketahui identitasnya; 3) Tidak ada papan nama yang menunjukan bahwa tanah tersebut milik PT KS. Selain informasi di atas, juga diketahui bahwa dari tanah tersebut seluas 198 m2 telah beralih kepemilikannya masing-masing yaitu : 1) Hak Guna Bangunan (HGB) No. 657 beralih ke HGB No. 1272 dan dialihkan kembali ke HGB No. 1746 tanggal 27 Juni 1997 seluas 68 m2 atas nama PT Primatiga Ekarencana, berkedudukan di Cilacap. HGB tersebut telah diagunkan kepada PT Bank Central Asia tanggal 20 Juni 2003; 2) HGB No. 658 beralih ke HGB No. 1609 tanggal 13 Juni 1996 seluas 65 m2 atas nama PT Hidup Barutama Mandiri berkedudukan di Jakarta. Selanjutnya HGB tersebut dijual kepada Ny. Meitha Mega Djuwita Darwis tanggal 1 September 1997. Ny. Meitha Mega Djuwita Darwis, telah mengagunkannya kepada PT Bank Bumi Arta; 3) HGB No. Renny 659 beralih ke(Gouw HGB No. 1513 tanggal 5 Januari 1996 seluas 65 m2 atas nama Ny. Sahara Lie Tju). Belum ada upaya-upaya yang dilakukan PT KS Divisi Protokoler & Perkantoran Jakarta untuk membebaskan tanah tersebut dan untuk menyelesaikan adanya HGB ganda.
5 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
b.
Tanah di Jl. Taruna No. 1 (Eks PN Metrika), Pulo Gadung, Jakarta Timur, luas tanah 75.015 m2, HGB No. 10/1972 terlihat antara lain : 1) Lokasi tanah dipisahkan dengan jalan masuk PT Metbelosa; 2) Tanah sebagian dipakai untuk area parkir dan jalan masuk PT Metbelosa; 3) Hampir tigaperempat dari luas tanah didirikan bangunan permanen untuk rumah tinggal, rumah toko, rumah ibadah dan bengkel serta pangkalan truk; 4) Tanah tersebut dipakai tanpa surat perjanjian pinjam pakai atau sewa antara PT KS dengan penghuni; 5) Tidak ada papan nama yang menunjukan bahwa tanah tersebut milik PT KS. Dari dokumen yang ada diketahui bahwa sejak serah terima tanah seluas 75.015 m2 dari PN Metrika kepada PT KS, tanah dimaksud dalam keadaan kosong. Sampai pemeriksaan berakhir Divisi Protokoler & Perkantoran PT KS Jakarta hanya menguasai dengan melakukan pemagaran atas tanah seluas 6.151 m2, sisanya seluas 68.864 m2 masih dikuasai oleh warga, dan belum ada tindakan tegas dalam melakukan pengamanan atas tanah tersebut.
c.
Tanah dan Bangunan di Jl. Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat, luas 654 m2, HGB No. 446/1997 terlihat antara lain : 1) Bangunan dikuasai oleh organisasi Kesatuan Penerus Perjuangan RI (KPP-RI); 2) Bangunan bagian kiri depan disewakan menjadi kantor Koperbin dan kanan depan disewakan menjadi wartel; 3) Tanah kanan depan didirikan bangunan rumah makan; 4) Lahan untuk bangunan tersebut dipakai tanpa surat perjanjian pinjam pakai atau sewa antara PT KS dengan penghuni. Namun berdasarkan informasi dari penjaga gedung diketahui bahwa mereka membayar sewa atas bangunan dan lahan yang dipakai; 6) Papan nama PT KS dicabut sehari setelah dipasang oleh PT KS. Permasalahan dimulai sejak ditempatinya tanah dan gedung tersebut pada tanggal 31 Desember 1994 dan baru dilaporkan kepada PT KS tanggal 2 Januari 1995, dimana tanah dan gedung tersebut dipakai untuk sementara sebagai tempat penyimpanan arsip oleh KPP-RI. Upaya-upaya yang sudah dilakukan Divisi Protokoler & Perkantoran PT KS Jakarta adalah dengan beberapa kali mengirimkan surat kepada DPP-KPPRI, atau pihakpihak yang menguasai tanah dan bangunan di Jl. Proklamasi No. 45, agar segera mengosongkan gedung kantor tersebut. Terakhir dengan surat Kepala Divisi Protokoler & Perkantoran No. HK.05.02/535 tanggal 15 September 2004 perihal permohonan ketiga pengosongan kantor PT KS di Jl. Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat. Sesuai dengan Akta Notaris Lanny Janis Ishak No. 7 tanggal 4 Nopember 2002 mengenai Pernyataan Keputusan Rapat Perubahan Anggaran Dasar PT KS menyebutkan ketentuan tentang tugas dan wewenang Direksi antara lain adalah memelihara dan mengurus kekayaan Perseroan. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS tidak dapat segera menjual dan memanfaatkan hasil penjualan tanah dan bangunan non produktif untuk keperluan investasi. Hal tersebut disebabkan Direksi PT KS lalai dan tidak tegas dalam melakukan tindakan pengamanan atas tanah dan bangunan non produktif yang dikuasai oleh pihak ketiga, termasuk pengambilalihan kembali bangunan yang dipakai KPP-RI awal tahun 1995. PT KS menjelaskan bahwa pada prinsipnya pihaknya akan melakukan upaya untuk menguasai kembali terhadap tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang ditempati oleh pihak ketiga. Sampai dengan saat ini, langkah – langkah yang dapat dan telah dilakukan oleh PT KS adalah sebagai berikut :
6 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
1. Tanah di Jl. Gunung Sahari No. 1 (eks PN Metrika) Jakarta Pusat seluas 3.508 M2 HGB No. 657/1966, 658/1966 dan 659/1966. - Bangunan yang didirikan sebagai bengkel AC mobil telah dibongkar dan akan dilanjutkan dengan bangunan yang lain. - PT KS telah melakukan pengecekan ke Badan Pertanahan Nasional bahwa status tanah tersebut masih tetap sesuai dengan dokumen yang dimiliki PT KS. 2. Tanah di Jl. Taruna No. 1 (eks PN Metrika) Pulogadung Jakarta Timur seluas 75.015 M2 HGB No. 10/1972. - Area Parkir dan Jalan masuk ke PT Metbelosa secara fisik masih dikuasai PT KS. - Tanah seluas 6.151 M2 akan segera dipagar, merupakan areal yang dapat diselamatkan secara fisik saat peralihan dari PT. Metbelosa. 3. Tanah dan Bangunan di Jalan Proklamasi No. 45 Jakarta Pusat seluas 654 M2 HGB no. 446/1997. - Atas penguasaan bangunan oleh Organisasi Kesatuan Penerus Perjuangan RI (KPPRI), PT KS telah beberapa kali melakukan pendekatan baik secara langsung maupun menyurati KPPRI, agar segera mengosongkan tanah dan bangunan tersebut. - Usaha yang sedang ditempuh oleh PT KS adalah dengan menggunakan jasa pengacara J. Edwin Manurung SH. Selanjutnya untuk menyelesaikan asset tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang sementara ini ditempati oleh pihak ketiga tersebut diatas, PT KS akan membentuk Tim Kecil. BPK RI menyarankan agar PT KS konsisten dan tegas dalam menyelesaikan asset tanah dan bangunan non produktif milik PT KS yang dikuasai pihak ketiga dalam rangka pengamanan asset milik perusahaan. 4. PT Krakatau Steel mengalami kerugian sebesar Rp38.485.291.044,00 atas terhentinya proyek pembangunan Continuous Casting Machine dan pemasangan Electric Arc Furnace No. 3 dan 4 Pabrik Billet Baja
Berdasarkan laporan keuangan konstruksi per 31 Desember 2004, diketahui terdapat proyek investasi optimalisasi pada pabrik billet baja PT Krakatau Steel (PT KS) yang tidak dilanjutkan lagi. Adapun proyek investasi tersebut terdiri dari : a. Proyek pembangunan mesin cetak bergerak baru/ New Continuous Casting Machine (CCM), yang tertuang dalam kontrak pengadaan & pemasangan CCM No. 17/KONTR/DU-KS/III/1997 tanggal 24 Maret 1997 antara PT KS dengan Konsorsium Concast Standard AG (CST) dan PT Lykamandiri Sentosa Jaya (PT Likmas Jaya/PT LJ). Menurut kontrak, CST selaku penanggung jawab porsi impor sebesar USD9.016.555 sedangkan PT LJ selaku penanggung jawab porsi lokal sebesar Rp17.502.231.111 dengan total ekuivalen sebesar Rp38.970.748.556,00. b. Proyek pembangunan New Electric Arc Furnace No. 3 & 4 (EAF), yang tertuang dalam kontrak pengadaan & pemasangan EAF No. 49/KONTR/C/DU-KS/1997 tanggal 3 Juli 1997 antara PT KS dengan Konsorsium Danieli & C Officine Meccaniche SpA. (DCOM).dan PT Andaru Sinarmatra (PT AS). Menurut kontrak, DCOM selaku penanggung jawab porsi impor sebesar USD14.117.600 sedangkan PT AS selaku penanggung jawab porsi lokal sebesar Rp18.465.700.000,00. Kedua proyek dimaksud merupakan 1 (satu) paket pembangunan, dimana proyek CCM terlebih dahulu dibangun baru dilakukan proyek pemasangan EAF.
7 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Dari dokumen pembayaran diketahui bahwa PT KS telah mengeluarkan biaya sebesar Rp38.485.291.044,00 untuk kedua proyek, dengan rincian sebagai berikut : a. Proyek CCM sebesar Rp12.287.311.698,00, terdiri dari : 1) Uang muka kepada CST dibayar sebesar 15% atau USD1.352.483,25 ekuivalen Rp4.104.786.664,00 (termasuk provisi dan ongkos teleks) yang dibayarkan PT KS tanggal 6 Agustus 1997; 2) Uang muka kepada PT LJ dibayar sebesar 20% atau Rp3.500.446.222,00 yang dibayarkan PT KS tanggal 6 Agustus 1997; 3) Aktiva dalam pembangunan (premi asuransi dan IT) sebesar Rp156.818.121,00; 4) Bunga selama masa kontruksi (Interest During Construction) sebesar Rp4.429.318.417,00; 5) Biaya umum tidak langsung/General Indirect Cost sebesar Rp95.941.938,00. b. Proyek EAF sebesar Rp26.197.979.346,00, terdiri dari : 1) Uang muka kepada DCOM dibayar sebesar 15% atau USD2.117.640,00 ekuivalen Rp7.352.437.600,00 (termasuk provisi dan ongkos teleks) yang dibayarkan PT KS tanggal 10 Oktober 1997; 2) Uang muka kepada PT AS dibayar sebesar Rp3.693.140.000,00 yang dibayarkan PT KS tanggal 10 Oktober 1997; 3) Aktiva dalam pembangunan sebesar Rp10.512.174.512,00; 4) Interest During Construction sebesar Rp4.436.234.670,00; 5) General Indirect Cost sebesar Rp203.992.564,00. Atas uang muka yang dibayar tersebut, PT KS memperoleh Bank Garansi untuk masing-masing proyek, yaitu : No.
Nama
a.
Proyek CCM
b.
EAF
Pihak
Bank
Konsorsium CST
Penerbit Bank Bumi Daya
PT Likmas
Bank Bumi Daya
DCOM
ABN AMRO
PT AS
ABN AMRO
Nilai
Akhir Masa
1,352,483.35
Berlaku 01-11-1998
Rp 3.500.446.222,00
01-11-1998
USD USD
2,117,640.00
31-01-1999
Rp 3.693.140.000,00
31-01-1999
Sampai dengan masa berlaku bank garansi habis, pihak manajemen tidak melakukan perpanjangan bank garansi maupun pencairan, walaupun pihak CST telah menghentikan secara sepihak proyek CCM tersebut tanggal 8 April 1998. Selanjutnya, berdasarkan temuan BPK RI tahun buku 2003 atas saldo uang muka proyek CCM diketahui sebagai berikut : a. Uang muka proyek kepada CST sebesar Rp4.104.787.000,00 telah habis dipakai untuk menutupi biaya-biaya yang timbul dalam tahap awal proyek sampai dengan dihentikannya proyek tersebut. Proyek tersebut dihentikan (terminated) secara sepihak oleh CST tanggal 8 April 1998, sambil menunggu kelanjutan pengerjaan proyek dimaksud. Alasan CST adalah karena PT KS tidak bersedia membayar dan menandatangani sertifikat penyelesaian tahap I dan II (tercapai tgl. 19 Nopember 1997) untuk porsi impor yang menjadi tanggung jawab CST, yang menurut CST pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan.
8 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
b.
PT KS tidak sependapat atas penghentian proyek tersebut dan menganggap bahwa proyek CCM dihentikan hanya untuk sementara (suspension) dengan status kemajuan/progress proyek ± 40% karena adanya krisis moneter yang menyebabkan kenaikan biaya, sehingga tidak ada kontraktor lokal yang sanggup menanganinya. Uang muka proyek kepada PT LJ sebesar Rp3.500.446.222,00, sampai dengan saat penghentian kontrak sepihak oleh CST, porsi pekerjaan lokal belum dilaksanakan sama sekali dan belum ada pertanggungjawaban uang muka dimaksud oleh PT LJ. Tanggal 10 Desember 2001, CST melaporkan bahwa PT LJ telah menarik uang muka dari rekening bersama di Bank Duta tanpa sepengetahuan CST, sehingga uang muka proyek porsi lokal tersebut tidak jelas status dan keberadaannya.
Tindak lanjut yang sudah dilakukan PT KS, yaitu : PT KS telah mengirim surat undangan No. 77/DPT-KS/2004 tanggal 22 Juli 2004 ke CST, untuk mendiskusikan penyelesaian kontrak No. 17/KONTR/DU-KS/III/1997, dengan tujuan mendapatkan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak. b. PT KS pada tanggal 27 Agustus 2004, menanyakan ke PT LJ (anggota konsorsium) tentang progress surat PT KS ke CST. c. Informasi dari PT LJ tanggal 2 September 2004 adalah bahwa Dewan Direksi Schoelman Siemag (SMS Gmbh) sedang membahas tentang usulan penyelesaian PT KS kepada CST. SMS Gmbh ikut membahas masalah ini, karena CST telah diakuisisi oleh SMS Gmbh. Sedangkan proyek EAF sendiri karena terkait dengan proyek CCM, sampai akhir tahun 2004 pekerjaannya belum dilaksanakan oleh kontraktor. Sebelumnya, tanggal 2 November 2001, DCOM melalui suratnya telah menagih sebesar USD 650.000,00 ekuivalen Rp7.187.700.000,00 (kurs USD1 = Rp11.058) kepada PT KS atas penangguhan proyek EAF. a.
Dalam rapat koordinasi Direksi PT KS tanggal 21 Oktober 2003, sehubungan dengan RJPP 2004 – 2008, Direksi sepakat untuk tidak melanjutkan kembali proyek CCM dan EAF BSP, karena adanya keterbatasan pasokan besi spons/sponge iron untuk proses steel making. Sampai pemeriksaan berakhir, kedua proyek tersebut belum secara resmi dihentikan dengan pemberitahuan kepada konsorsium pelaksana proyek. Berdasarkan ketentuan kontrak proyek CCM No.17/KONTR/DU-KS/III/1997 tanggal 24 Maret 1997 dan proyek EAF No. 49/KONTR/C/DU-KS/1997 tanggal 3 Juli 1997 menyebutkan bahwa pemilik dapat memutus kontrak dan dalam hal ini, pemilik wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis dalam waktu tidak kurang dari 45 hari mengenai keputusannya memutus kontrak ini, dan wajib memberi kesempatan bagi Kontraktor untuk membicarakannya. Hal tersebut mengakibatkan PT KS menderita kerugian sebesar Rp38.485.291.044,00 karena pengeluaran yang dilakukan tidak memperoleh manfaat bagi perusahaan dan berpotensi untuk diklaim oleh kontraktor. Hal tersebut disebabkan Direksi PT KS tidak tegas dan konsisten atas penyelesaian kedua proyek (CCM dan EAF) dimana sampai dengan ±8 (delapan) tahun tidak ada keputusannya. PT KS menjelaskan bahwa pada tanggal 21 Oktober 2003 telah memutuskan untuk tidak melanjutkan proyek optimalisasi pembangunan EAF dan CCM BSP namun belum secara resmi memutus kontrak EAF dan CCM BSP ke Kontraktor sesuai klausul kontrak. PT
9 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
KS akan menyelesaikan kontrak, dengan meminimalkan kerugian karena klaim, dan mengharapkan uang muka yang telah dikeluarkan dapat kembali. Untuk itu atas proyek CCM BSP akan diupayakan mengalihkan uang muka yang telah diberikan menjadi uang muka proyek lain yang dapat dikerjakan SMS seperti Revamping SSP-1. Bila tidak memungkinkan akan diupayakan penyelesaian secara proporsional yang menjadi tanggungjawab PT KS atau Kontraktor, yaitu selisih antara jumlah uang muka yang telah dibayarkan PT KS dengan nilai kemajuan progress pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Kontraktor. Sedangkan atas proyek EAF BSP, PT KS akan mengupayakan uang muka yang telah dibayarkan dapat dialihkan menjadi uang muka proyek lain, antara lain pemasangan teknologi module 3 unit tiap EAP & modifikasi Electrode Drive dan membangun CCM baru dengan radius 9 meter. Untuk itu komunikasi PT KS dengan Kontraktor masing-masing telah dilakukan baik secara formal maupun informal. BPK RI menyarankan agar PT KS segera menyelesaikan dampak terhentinya proyek CCM dan EAF sesuai ketentuan dalam kontrak. 5.
PT Krakatau Steel memanfaatkan dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang belum disalurkan ke Unit Pengelola PKBL
Sebagaimana dimuat dalam Laporan Audit BPK-RI tahun 2003, sebagian dana PKBL yang merupakan penyisihan laba berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Krakatau Steel (PT KS) masih berada dalam perusahaan. Dana PKBL tersebut terpisah dari kas PT KS dan dikelola dalam sub akun AA.13.01.16 (Bank Mandiri-PUKK) yang kemudian direklasifikasi keakun AG.21.01.03-Aktiva lain-lain. Posisi saldo dana PKBL per tanggal 31 Desember 2004 adalah sebesar Rp11.299.255.161,00. Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa : a. Pengelolaan dana PKBL sejak tanggal 20 Juli 2004 telah dikeluarkan dari laporan keuangan (neraca) perusahaan melalui GJ.No.AA04070240. Posisi saldo PKBL saat itu sebesar Rp21.325.414.716,00. b. Tidak diperoleh kebijakan tentang sistem dan prosedur pengelolaan dana PKBL tersebut. c. Berdasar Surat Perjanjian No.HK.01.02/261/2004 tentang pelayanan jasa notional pooling antara Bank Mandiri dan PT KS grup, rekening dana Pembinaan Usaha Kecil dan Koperasi (PUKK) di Bank Mandiri (0004251543) termasuk sebagai salah satu rekening yang dipergunakan sebagai rekening jasa notional pooling (cash pooling). Dengan memasukkan rekening dalam mekanisme cash pooling berarti bahwa saldo rekening tersebut dapat setiap saat dipindahkan oleh Bank Mandiri atau PT KS untuk menutup overdraft pada rekening operasi PT KS grup di akhir bulan atau untuk membantu pengeluaran operasional PT KS melalui instrument deposito on call atau inter company borrowing pada mekanisme cash pooling tanpa harus mempengaruhi rekening koran fisik di Bank Mandiri atau pembukuan perusahaan. Hal ini dimungkinkan karena transaksi melalui cash pooling hanya akan dicatat dalam pembukuan perusahaan atau Bank Mandiri apabila pada akhir bulan saldo transaksi tersebut masih belum terselesaikan/outstanding. d. Dana PKBL diatas pernah dimanfaatkan sebesar Rp16.110.038.793,14 pada tanggal 31 Agustus 2004 untuk menutup saldo overdraft pada salah satu rekening operasi PT KS (rek. Bank Mandiri No.0084001230). Dana tersebut kemudian dikembalikan lagi pada tanggal 1 September 2004 sebesar Rp16.110.038.793,14 (dengan VR No.04090266).
10 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Pemanfaatan dana PKBL tersebut, sesuai hasil analisis terhadap laporan keuangan, dikarenakan sejak bulan April 2004 tingkat likuiditas PT KS mengalami penurunan. Cash ratio yang menunjukkan kemampuan PT KS untuk menutup kewajiban lancar dengan menggunakan dana yang berasal dari kas dan bank menurun dari 20% pada bulan April menjadi 2% pada bulan Juli 2004 dan 5% pada bulan Agustus. Selain itu, kondisi saldo kas/bank per 31 Agustus 2004 menunjukkan saldo negatif yang cukup besar yang harus ditutup oleh PT KS dengan menggunakan dana cash pooling, dana PKBL, dan KMK. Sesuai kondisi ini, maka PT KS memerlukan dana likuid secara cepat dan murah dimana salah satunya berasal dari dana PKBL yang dianggap sebagai dana menganggur ( iddle). Subdit Perbendaharaan berpendapat bahwa pemanfaatan dana PKBL bisa saja dilakukan e.
dengan kompensasi pemberian jasa bunga. Dana PKBL dimanfaatkan untuk kegiatan operasional PT KS melalui mekanisme cash pooling selama bulan September 2004 sebesar Rp16.000.000.000,00, kemudian pada bulan Desember 2004 sebesar Rp10.500.000.000,00 s.d Rp13.500.000.000,00 dan sebesar Rp11.000.000.000,00 selama bulan Januari 2005. Pemanfaatan dana ini diketahui dari adanya pendapatan jasa on call cash pooling (sebelum pajak) untuk rekening PKBL untuk bulan September 2004 sebesar Rp131.666.666,67, untuk bulan November 2004 sebesar Rp119.322.917,00, untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp111.162.326,00, dan untuk bulan Januari 2005 sebesar Rp93.538.194,00. Selain itu, pemanfaatan dana PKBL untuk kegiatan operasional PT KS juga nampak dari kecilnya pendapatan jasa giro notional cash pooling untuk bulan September 2004 yang hanya sebesar Rp1.505.425,15, untuk bulan Desember 2004 sebesar Rp1.291.132,00, dan untuk bulan Januari 2005 sebesar Rp1.009.162,00. Pendapatan jasa giro notional cash pooling dihitung dari saldo harian saldo rekening yang masuk dalam mekanisme cash pooling dengan menggunakan suku bunga giro Bank Mandiri yang kemudian akan didistribusikan ke masing-masing rekening secara proportional tergantung pada besaran saldo hariannya. Dengan demikian,
kecilnya jasa giro notional pooling untuk rekening PKBL menunjukkan bahwa saldo rekening PKBL dipergunakan untuk kegiatan operasional PT KS. Berdasarkan Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003 tanggal 17 Juni 2003 tentang “Program Kemitraan BUMN dengan Usaha Kecil dan Program Bina Lingkungan” Bab V pasal 16 menyebutkan adanya larangan bagi BUMN Pembina untuk menggunakan dana PKBL untuk hal-hal di luar ketentuan yang diatur dalam Keputusan tersebut. Sedangkan dalam Anggaran Dasar PT KS No.C-03934 HT.01.04.TH.2003 pasal 11 ayat 1.b. menyebutkan bahwa Direksi untuk wajib dengan itikad baik dan penuh tanggungjawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha Perseroan dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS menikmati manfaat minimal sebesar Rp81,780,821.92 yang berasal dari selisih bunga KMK dan pembayaran jasa giro cash pooling dan terhindar dari penarikan pinjaman dengan tingkat bunga yang tinggi. Hal tersebut disebabkan PT KS menganggap bahwa dana PKBL untuk sementara dapat dimanfaatkan terlebih dahulu melalui cash pooling. PT KS sependapat dengan temuan diatas dan menjelaskan bahwa bahwa sebagian dana belum semuanya disalurkan ke unit PKBL. Sambil menunggu untuk disalurkan, maka dana PKBL tersebut dikelola melalui mekanisme cash pooling dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
11 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
a. Dana tersebut perlu dioptimalkan return-nya, namun masih dalam pengendalian PT KS. b. PT KS mempunyai fasilitas manajemen kas/ cash management yang cukup baik, yaitu mekanisme cash pooling dengan memperoleh hasil yang lebih baik berupa potensi additional return dan potensi interest expense saving. Namun demikian, terhitung sejak tanggal 1 Februari 2005 dana PKBL dalam rekening PT KS tersebut, pengelolaannya telah dikeluarkan dari mekanisme cash pooling sesuai surat PT KS ke Bank Mandiri No. KU.01.001/49/2005 tanggal 28 Januari 2005. BPK RI menyarankan agar di masa mendatang PT KS tetap konsisten melaksanakan ketentuan pengelolaan dan penggunaan dana PKBL sesuai Keputusan Menteri BUMN No.Kep-236/MBU/2003 dengan segera menyalurkan dana tersebut ke Unit PKBL. 6.
PT Krakatau Steel belum memenuhi ketentuan pembayaran pajak penghasilan atas pelepasan asset non produktif minimal sebesar Rp110.842.564,00
PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan pelepasan atas tanah dan/atau bangunan yang berlokasi di Jakarta dan Cilegon atas dasar persetujuan Menteri Keuangan RI No. S.445/MK.16/1997 tanggal 25 Nopember 1997 dan Menteri BUMN No. S-116/MMBU/2003 tanggal 6 Juni 2003. Atas pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tersebut, PT KS diwajibkan untuk membayar Pajak Penghasilan (PPh) pasal 25 sesuai Peraturan Pemerintah Republik Indonesia (PP RI) No. 27 Tahun 1996 tentang pembayaran Pajak Penghasilan (PPh) atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tanggal 16 April 1996, yang ditegaskan melalui Surat Edaran Direktur Jenderal Pajak No. SE-04/PJ.33/1996 tanggal 26 Agustus 1996. Berdasarkan dokumen dan informasi dari Divisi Pajak, Asuransi dan Faktur PT KS sehubungan dengan PPh pasal 25 atas pelepasan 12 (dua belas) unit tanah dan/atau bangunan selama tahun 2003 sampai dengan 2004 oleh tim asset diketahui hal-hal sebagai berikut: a. Untuk tanah dan/atau bangunan yang dilepas melalui Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN), PPh pasal 25 disetor langsung oleh KP2LN. b. Terdapat PPh pasal 25 belum disetor minimal sebesar Rp13.786.550,00 atas pelepasan tanah di Jl. Jend. Ahmad Yani No. 122 Serang Banten dimana NJOP tahun 2004 belum diperoleh. c. PPh pasal 25 atas pelepasan tanah dan bangunan di Jl. Kemanggisan Raya No. 52 kurang bayar sebesar Rp13.081.600,00. PT KS menetapkan nilai PPh tersebut berdasarkan NJOP tahun 2004 sebesar Rp2.604.768.000,00. NJOP tersebut ternyata salah dan NJOP tahun 2004 yang seharusnya adalah sebesar Rp2.866.400.000,00. d. PPh pasal 25 atas pelepasan tanah dan bangunan di Jl. MPR Raya No.18 kurang bayar sebesar Rp83.974.414,00. PT KS menetapkan nilai PPh tersebut berdasarkan harga jual setelah diskon dan biaya taksasi sebesar Rp5.283.529.715,00. Sehubungan dengan nilai NJOP tahun 2004 lebih besar dibandingkan dengan harga jual maka PPh seharusnya dihitung berdasarkan NJOP tahun 2004 sebesar Rp6.963.018.000,00. Berdasarkan PP No. 27 Tahun 1996 tentang pembayaran PPh atas penghasilan dari pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan tanggal 16 April 1996, yang ditegaskan melalui SE Direktur Jenderal Pajak No. SE-04/PJ.33/1996 tanggal 26 Agustus 1996 yang mengatur besarnya PPh yang harus dibayar sehubungan dengan pengalihan hak atas tanah dan/atau bangunan adalah 5% (lima persen) dari nilai tertinggi antara pengalihan hak atas tanah
12 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
dan/atau bangunan pada saat terjadinya pengalihan hak dengan nilai berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) atas tanah dan/atau bangunan tersebut. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS kurang bayar PPh pasal 25 minimal sebesar Rp110.842.564,00 (Rp13.786.550,00 + Rp13.081.600,00 + Rp83.974.414,00) atas penjualan tanah dan/atau bangunan tahun 2004. Hal tersebut disebabkan Divisi Pajak Asuransi dan Faktur tidak mengetahui NJOP tanah dan/atau bangunan yang dijual tim pelepasan asset non produktif dan dalam menghitung PPh pasal 25 belum melihat serta membandingkan harga jual tanah dan/atau bangunan dengan NJOP-nya. PT KS sependapat dengan temuan BPK RI dan saat ini telah dilakukan perhitungan kembali kewajiban PPh pasal 25 atas pelepasan asset non produktif tersebut. Selanjutnya PT KS akan melakukan penyetoran sejumlah kewajiban sesuai hasil perhitungan. BPK RI menyarankan agar PT KS melalui Divisi Pajak Asuransi dan Faktur melakukan koordinasi dengan tim pelepasan asset dalam memutahirkan data-data asset non produktif dan melakukan pembayaran kekurangan pajak penjualan asset non produktif. 7. PT Krakatau Steel menyewa kendaraan dinas dan operasional terlalu mahal dan hak opsi kepemilikan sesuai ketentuan belum dimasukkan dalam kontrak
PT Krakatau Steel (PT KS) telah menyewa kendaraan dari rekanan untuk kepentingan dinas dan operasional dengan tarif sewa di kontrak untuk 157 unit kendaraan adalah sebagai berikut : a. Kendaraan Dinas dan Operasional non Pabrik No.
Jenis Kendaraan
Merk
Tarif per Bulan 15.300.000 10.650.000 4.000.000
Unit 6 24 78
1. 2. 3.
MD Direksi MD Kasubdit/GM MD Kadiv/Manajer
Toyota CAMRY Honda ACCORD Toyota SOLUNA
4.
MU Non Shift
5.
MO-Non Shift
6.
MO-Shift
Toyota KIJANG LX Toyota KIJANG LSX Toyota KIJANG LX Toyota KIJANG LSX Toyota KIJANG LSX
3.600.000 4.350.000 4.920.000 5.840.000 8.250.000
5 1 2 1 5
7.
MO Direksi
Ssyangyong MUSSO Jumlah kendaraan
9.600.000
2 124
* keterangan : MD=Mobil Dinas
MU=Mobil Utility
13 / 46
No. Kontrak Awal No.59/C/DU-KS/KONTR/2003 No.22/C/DU-KS/KONTR/01 No.60/C/DU-KS/KONTR/2000 No.61/C/DU-KS/KONTR/2000 No.47-3L/KON/LOG-KS/VIII/01 No.46-3L/KON/LOG-KS/VIII/01 No.01-3L/KONTR/LOG-KS/04 No.02-3L/KONTR/LOG-KS/04 No.10-3L/KONTR/LOGKS/IV/03 No.25/C/DL-KS/KONTR/2004
MO=Mobil Operasional
BPK RI / AUDITAMA V
b. Kendaraan Operasional Pabrik Jenis
I. Pick Up Non AC a. Standar b. Accessoris Patroli II. Minibus Standar a. AC b. Non AC Total Jumlah Kendaraan Opers.
Tarif Operasional per bulan SHIFT NON SHIFT Unit Tarif Unit Tarif 6 1
6.700.000 6.800.000
2 -
2.450.000 -
4 11
7.150.000
7 15 24
3.100.000 2.900.000
No. Kontrak Awal
No.09-3L/KONTR/LOG-KS/IV/03 & adendum kontrak No. 73-3L/AM-III/LOG-KS/VII/04
35 unit
Tarif sewa kendaraan per bulan diatas didasarkan atas rincian perhitungan Harga Patokan Sendiri (HPS) dengan komponen-komponen biaya sebagai berikut : 1) Biaya investasi/pemilikan, termasuk bunga pinjaman (bunga bank) untuk pengadaan kendaraan. 2) Biaya operasional 3) Biaya overhead 4) Keuntungan rekanan 5) Pajak & Asuransi 6) Gaji sopir Berdasarkan hasil pemeriksaan, ternyata di dalam tarif tersebut terdapat biaya pemilikan atau biaya investasi (butir 1)) yang tidak sesuai dengan Surat Keputusan Direksi PT KS No.36/C/DU-KS/Kpts/1995 tanggal 22 Februari 1995 tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi PT KS. Sesuai ketentuan diatas, apabila di dalam komponen tarif sewa terdapat unsur biaya investasi beserta bunganya, maka di dalam kontrak sewa menyewa kendaraan harus dimasukkan klausul opsi kepemilikan kendaraan yang disewa tersebut oleh PT KS pada saat kontrak berakhir. Dengan tidak adanya opsi kepemilikan dalam kontrak sewa menyewa, maka hal tersebut merupakan penyimpangan dari ketentuan diatas, sehingga PT KS membayar tarif sewa kendaraan terlalu tinggi/mahal karena ikut menanggung hampir seluruh biaya investasi yang telah dilakukan rekanan, termasuk bunganya, atas kendaraan yang disewanya. Padahal pada saat kontrak berakhir kendaraan eks sewa tersebut nantinya akan sepenuhnya menjadi milik rekanan termasuk seluruh hasil penjualannya Besarnya komponen biaya investasi yang dibebankan rekanan dalam tarif sewa kendaraan seperti terinci dalam tabel di bawah ini :
14 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
a) Kendaraan Dinas & Operasional non Pabrik Jenis Mobil
M. Dinas Direksi M. Dinas Kasubdit M. Dinas Kadiv M. Opers- Direksi M. Utility – LX - LSX
Biaya Investasi/Pemilikan (per bulan) Per unit/kendaraan Jumlah Total kendaraan Rp8.428.464 6 Rp 50.570.784 Rp7.206.336 24 Rp 172.952.064 Rp1.628.452 78 Rp 127.019.256 Rp5.276.764 2 Rp 10.553.528 Rp2.676.147 5 Rp 13.380.735 Rp3.564.308 1 Rp 3.564.308
M. Opers. – Shift M. Opers. – Nshift LX - Nshift LSX Jumlah kendaraan
Rp1.562.968 Rp2.250.948 Rp2.988.175
5 2 1 124
Rp Rp Rp
7.814.840 4.501.896 2.988.175
Total pengenaan biaya pemilikan/investasi atas seluruh kendaraan sewa oleh rekanan (per bulan)
Rp 393.345.586
Total pengenaan biaya investasi selama periode kontrak (60 bulan)
Rp23.600.735.160
b) Kendaraan Operasional Pabrik Jenis Mobil
Biaya Investasi/Pemilikan (per bulan) Per unit/kendaraan Jumlah Total kendaraan
Minibus Pick Up-Standar Pick Up-Accesoris
Rp869.023 Rp552.554 Rp514.578
26 8 1 35
Rp22.594.598 Rp 4.420.432 Rp 514.578
Total pengenaan biaya pemilikan/investasi atas seluruh kendaraan sewa oleh rekanan (per bulan)
Rp27.529.605
Jumlah kendaraan
Total pengenaan biaya investasi selama periode kontrak (24 bulan)
Rp660.710.520
c) Total pengenaan biaya investasi/pemilikan oleh rekanan dalam tarif sewa di kontrak - Kendaraan dinas & operasional non pabrik : Rp23.600.735.160 - Kendaraan operasional pabrik : Rp 660.710.520 - Total : Rp24.261.445.680 Terhadap hal diatas, pihak Direktorat Akuntansi dan Keuangan juga sependapat bahwa tarif sewa murni yang selama ini ditanggung oleh PT KS semestinya tidak boleh memasukkan unsur biaya perolehan (biaya investasi) beserta bunganya. Namun demikian dalam melakukan persetujuan pembayaran biaya sewa kendaraan pihaknya hanya
15 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
mendasarkan pada dokumen kontrak yang dibuat oleh Direktorat Logistik. Selanjutnya disebutkan bahwa atas tarif sewa yang dibayarkan PT KS tersebut pihak Akuntansi dan Keuangan tidak mengetahui dasar perhitungannya, termasuk dalam hal ini apabila ada unsurunsur biaya sewa yang semestinya tidak boleh dimasukkan dalam pembayaran tarif sewa murni seperti yang selama ini berlaku. Dalam penentuan harga/tarif sewa kendaraan seharusnya Direktorat Logistik PT KS mengikuti SK Direksi No.36/C/DU-KS/Kpts/1995 tanggal 22 Februari 1995 tentang Pedoman Kebijakan Akuntansi PT KS. Kondisi tersebut mengakibatkan terjadinya kemahalan pembayaran tarif sewa yang berasal dari pengenaan biaya investasi/pemilikan oleh rekanan dalam kontrak sewa kendaraan dinas dan operasional sebesar Rp24.261.445.680,00. Hal tersebut disebabkan pelaksana pengadaan jasa di Direktorat Logistik PT KS tidak memperhatikan ketentuan yang ditetapkan Direksi PT KS dalam hal penentuan tarif sewa kendaraan. Selain itu unsur-unsur pelaksana dari direktorat lain yang juga memiliki kompetensi dan kewenangan tidak dilibatkan oleh Direktorat Logistik dalam proses pengadaan jasa dimaksud. PT KS d.h.i Direktorat Logistik menjelaskan bahwa untuk menindaklanjuti indikasi kemahalan yang terjadi dalam kontrak sewa, pihaknya akan melakukan negosiasi dengan rekanan d.h.i PT Cilegon Motor dan PT Purna Sentana Baja dengan maksud : a. Mengevaluasi ulang tarif dengan memperhitungan nilai sisa yang wajar. b. Menambah klausul kontrak dengan memasukkan hak opsi kepemilikan, artinya pada saat akhir kontrak seluruh kendaraan menjadi milik PTKS, atau bilamana dalam perhitungan tarif awal ada komponen nilai sisa atas aktiva dimaksud maka PT KS mempunyai hak untuk membeli seharga nilai sisa tersebut. Hasil negosiasi ini nantinya akan dimasukkan sebagai adendum atas perjanjian sewa yang masih berlaku sampai saat ini. BPK-RI menyarankan agar PT KS d.h.i Direktirat Logistik menarik kembali pembayaran sewa yang terlalu tinggi/mahal kepada rekanan atau membuat addendum kontrak sewa dengan memasukkan klausul bahwa kendaraan sewa tersebut menjadi milik PT KS. Selain itu Direksi PT KS agar menertibkan juga pelaksanaan pengadaan jasa sewa kendaraan di seluruh anak perusahaan, mengikuti ketentuan yang berlaku di induk perusahaan. 8. Pembelian suku cadang dari CV Berkah Putera menyimpang dari ketentuan dan merugikan PT Krakatau Steel sebesar USD 61.277,50
PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan pengadaan suku cadang berupa cylinder assy senilai USD 61.277,50 kepada CV Berkah Putera (CV BP) dengan kontrak No. 45045033 tanggal 16 Oktober 2002. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas proses pengadaan suku cadang di atas, ditemukan adanya indikasi penyimpangan dan ketidaktaatan terhadap ketentuan yang berlaku, yaitu : a. PPL ternyata tidak menolak surat penawaran CV BP yang tidak dilengkapi bukti korespondensi dengan pihak agen/pabrikan seperti yang dipersyaratkan di dokumen surat permintaan penawaran. PPL tetap memproses penawaran CV BP yang tidak memenuhi persyaratan tersebut dan bahkan menetapkannya sebagai pemenang pemilihan langsung. Apabila ketentuan diatas diterapkan pada saat evaluasi penawaran, maka penawaran CV BP dapat dinyatakan gugur secara administratif.
16 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
PT KS menjelaskan bahwa kegiatan pengadaan yang dilakukan oleh Panitia Pemilihan Langsung (PPL) dalam pengadaan suku cadang diatas tidak lepas dari upaya untuk membantu memberdayakan serta memberikan kesempatan pengusaha daerah/lokal. Namun demikian jika dalam pelaksanaan ternyata menimbulkan potensi kerugian bagi PT KS, maka kepada perusahaan lokal d.h.i CV Berkah Putera tetap akan dimintai pertanggungjawaban sesuai ketentuan yang telah disepakati. Untuk itu PT KS akan meminta pernyataan tertulis dari rekanan yang bersangkutan mengenai kesediaan untuk menyelesaikan kewajiban diatas. BPK RI menyarankan agar Direksi PT KS segera meminta pertanggungjawaban kepada rekanan terkait sesuai maksud diatas, dan meminta pertanggungjawaban pihak pelaksana pengadaan suku cadang dimaksud apabila potensi kerugian di atas tidak tertanggulangi. 9. Pelaksanaan penerimaan alumunium pellet eks CV Safari Senja yang menyalahi ketentuan kontrak berpotensi merugikan PT Krakatau Steel senilai Rp520.000.000,00
PT Krakatau Steel (PT KS) telah melakukan perjanjian jual beli/PC No.45049295 tanggal 25 April 2003 berupa bahan pembantu yaitu alumunium pelllet (AP), berkadar unsur alumunium minimum 98%, sebanyak 40 ton dengan pihak CV Safari Senja (CV SS) selaku pemasok. Ketentuan mengenai kandungan/kadar tersebut harus dibuktikan dari hasil pemeriksaan kualitas oleh penilai independen/independent surveyor (PT Sucofindo). Namun dalam pelaksanaannya pada saat penerimaan barang, pihak Dinas Penerima & Pemeriksa Barang PT KS tidak memperoleh hasil pengujian kualitas (kadar alumunium) oleh PT Sucofindo. Untuk itu Dinas Penerimaan & Pemeriksa Barang melakukan pengujian kualitas sendiri dengan menggunakan laboratorium PT KS dimana hal tersebut menyalahi ketentuan yang tercantum di perjanjian jual beli. Berdasarkan hasil uji kualitas oleh laboratorium PT KS, selanjutnya diterbitkan bukti penerimaan barang dan laporan inspeksi (Receiving & Inspection Report/RIR) untuk AP yang dipasok oleh CV SS berikut ini : No. 1. 2.
Receiving & Inspection Report (RIR) Nomor Tanggal Kuantitas (Ton) 49604970 13/05/2003 20,160 49608313 27/05/2003 19,760
Chemical Lab Test Report Nomor Tanggal 2939/CL/KS/V/2003 08/05/2003 3212/CL/KS/V/2003 27/05/2003
% 98,31 98,32
Pada saat dilakukan pertemuan di Direktorat Logistik tanggal 7 Juni 2003 untuk membahas kiriman/pasokan AP, diketahui adanya laporan bahwa kadar alumunium dari produk yang dipasok CV SS diatas tidak sesuai kontrak. Laporan tersebut didasarkan pada hasil pemakaian AP di Pabrik Slab Baja ( Slab Steel Plant /SSP), dimana kadar rata-rata alumunium sebenarnya hanya sebesar 85,71%. Selain itu ditemukan juga adanya kandungan unsur lain yang sesuai kontrak semestinya tidak boleh ada, yaitu Si 3,5% dan Zn rata-rata 6,4%. Laporan dari pihak pabrik SSP tersebut juga didukung dengan hasil uji test laboratorium PT KS atas permintaan pihak pemakai pada tanggal 23 Juni 2003. Berdasarkan pengaduan dari pihak pemakai (pabrik SSP II), Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) PT KS melalui surat No. LG.02.011.523/2003 tanggal 16 Juli 2003 meminta CV SS untuk mengganti sisa material yang belum terpakai dengan material yang kualitasnya serta membayar penalti sebesar ketentuan pada PC.
18 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Pada awalnya CV SS dalam surat tanggapan No.77/SS/J/VII/03 tanggal 18 Juli 2003 menyanggupi klaim tersebut. Namun sampai batas waktu yang ditentukan ternyata CV SS tidak melaksanakan komitmen yang sudah disampaikan sebelumnya tersebut. Melihat kondisi yang demikian, pada tanggal 6 Nopember 2003 melalui surat No.LG-06.00/779/2003 KAK kembali mengirimkan surat klaim, karena CV SS belum melaksanakan kewajibannya untuk mengganti material tersebut atau mengembalikan uang senilai kontrak pembelian. Atas surat klaim susulan tersebut pihak CV SS pada tanggal 19 Desember 2003 melalui surat No.101/SS/P/XII/03 malah menyatakan tidak dapat menyelesaikan kewajiban seperti yang diminta PT KS. Hal ini dikarenakan dari hasil uji lab kadar material yang dikirimnya telah sesuai spesifikasi kontrak dan sudah disetujui pihak penerimaan barang PT KS sehingga RIR dapat diterbitkan. Sebagai upaya tindak lanjut terhadap penyelesaian permasalahan tersebut, pada tanggal 31 Mei 2004, melalui memo dinas No.HK.02.02/457/2004, KAK meminta Kadiv Hukum PT KS untuk membuat tinjauan apakah klaim yang diajukannya memiliki kekuatan dipandang dari sudut hukum. Berdasarkan tinjauan hukum, pihak Divisi Hukum menyatakan bahwa kecil kemungkinan PT KS akan dapat memenangkan klaim yang diajukan bila ditempuh jalur hukum. Sesuai kontrak pembelian/Purchase Contract No. 45049295 tanggal 25 April 2003 mengenai klausul pengujian kualitas dinyatakan bahwa pemeriksaan kualitas dilakukan oleh independent surveyor (PT Sucofindo). Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian PT KS senilai Rp520.000.000,00 atas tidak dapat dimanfaatkannya material alumunium pellet yang spesifikasinya tidak sesuai kontrak. Hal tersebut disebabkan pihak Dinas Penerima dan Pemeriksa Barang PT KS menggangap bahwa hasil laboratorium PT KS tidak akan berbeda dengan hasil pengujian oleh PT Sucofindo, meskipun pengujian sendiri tersebut tidak sesuai dengan ketentuan kontrak. PT KS menjelaskan bahwa hasil uji di lab PT KS pada dasarnya tidak akan berbeda dengan hasil uji oleh PT Sucofindo berdasarkan kondisi-kondisi sebagai berikut : a. Untuk keperluan uji kualitas tersebut pengambilan sampling material alumunium pellet dilakukan oleh pihak Sucofindo. b. Atas sample yang diambil tersebut kemudian dilakukan pengujian di lab PT KS dengan pengawasan dan supervisi tetap oleh PT Sucofindo. c. Berdasarkan hasil uji laboratorium PT KS diatas PT Sucofindo mengeluarkan sertifikat uji kualitas. Selanjutnya sertifikat surveyor untuk hasil pengujian alumunium pellet tetap dikeluarkan pihak PT Sucofindo pada tanggal 10 Juni 2003, sesuai hasil uji laboratorium PT KS, yang dipakai untuk penerbitan RIR. Dengan demikian apabila ternyata ketidaktepatan sampling, maka hal ini bukan disebabkan oleh dinas-dinas terkait di PT KS melainkan oleh keterbatasan di pihak PT Sucofindo. Untuk itu PT Sucofindo telah bersedia untuk melakukan reanalisis atas produk yang diklaim PT KS dengan biaya menjadi tanggungan PT Sucofindo. Sementara itu potensi kerugian yang timbul tidak lagi sebesar klaim awal, mengingat bahwa saat ini sebagaian stock yang diklaim telah dapat dimanfaatkan oleh user. Namun demikian PT KS tetap akan meminta ganti rugi berupa penggantian barang sesuai stock barang di gudang dan kompensasi peningkatan pemakaian/konsumsi karena penurunan kadar, yang perhitungannya sedang dilakukan.
19 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
BPK RI menyarankan agar PT KS segera merealisasikan permintaan ganti rugi ke rekanan sesuai maksud diatas. Selanjutnya setiap klausul pengujian oleh PT Sucofindo yang tertera di setiap kontrak pengadaan material agar ditinjau kembali apabila PT Sucofindo tidak mampu dan tidak memiliki fasilitas untuk pelaksanaan pengujian dimaksud. 10. Pembelian roll dari PT Sarana Tehnik Abadi yang rusak dalam masa garansi berpotensi merugikan PT Krakatau Steel sebesar GBP 123,000.00
Krakatau Steel (PT KS) pada tanggal 15 Juni 2001 menandatangani perjanjian jual beli (sales purchase agreement /SPA) No.47003317 untuk pengadaan 2 (unit) back-up roll (BUR) pabrik HSM PT senilai GBP 123,000.00 dengan PT Sarana Tehnik Abadi (PT STA) selaku agen dari pabrikan Sheffield Forgemaster Engineering Limited (SFEL). Berdasarkan laporan hasil pengujian Non Destructive Test (NDT) oleh Dinas Pengujian Material PT KS NDT No.138/T-NDT/IV/2002 tanggal 3 April 2002 ditemukan adanya indikasi keretakan di bawah registrasi di area barrel pada BUR No.5910254 (KS No.74). Meskipun dari hasil NDT telah diketahui adanya indikasi kerusakan/cacat produk, pihak pemakai/user PT KS masih tetap mempergunakannya sampai BUR diatas benar-benar mengalami cacat/spalling. Kadiv PP-BLP melalui surat No. LG.01.01/318/2002 tanggal 27 Desember 2002 melaporkan terjadinya kerusakan/spalling, meskipun BUR baru beberapa kali dipakai. Atas dasar informasi tersebut Kepala Divisi Administrasi & Klaim (KAK) PT KS mengajukan klaim ke PT STA dengan surat No.LG.06.00/10/2003 tanggal 6 Januari 2003. Sebagai tindak lanjut klaim PT KS tersebut, pada tanggal 24 s.d. 31 Januari 2003 dilakukan kunjungan inspeksi oleh wakil dari SFEL selaku pabrikan. Dalam pemeriksaan tersebut, pihak SFEL melakukan pengecekkan atas 3 unit BUR hasil produksinya, yang dua diantaranya adalah eks SPA No.47003317 diatas. Sementara satu BUR No.5910069 (KS No.68) merupakan eks pengadaan sebelumnya. Dari hasil kunjungan tersebut pihak SFEL menerbitkan laporan kunjungan (visit report) sebagai jawaban atas klaim yang diajukan PT KS. Dalam laporan tersebut pihak SFEL tidak sependapat bahwa permasalahan yang timbul pada 3 roll diatas disebabkan oleh kesalahan produksi. Menurut SFEL permasalahan yang timbul tersebut lebih dikarenakan faktor pengoperasian di pihak pemakai PT KS, termasuk “dressing” yang “insufficient”, sehingga klaim yang diajukan PT KS ke SFEL melalui PT STA tidak dapat diterima. Namun demikian melalui surat No.KU.01-03/724/2003 tanggal 22 Oktober 2003, pihak PT KS masih tetap mengajukan klaim karena tidak dapat menerima alasan penolakan klaim tersebut. Atas keberatan pihak PT KS tersebut, pihak PT STA belum memberikan tanggapannya. Meskipun PT STA belum mempertanggungjawabkan kerugian PT KS akibat kerusakan BUR yang masih dalam status garansi tersebut, ternyata pihak PT KS masih memberikan permintaan/order pengadaan barang ke pihak PT STA. Dari pemeriksaan yang dilakukan atas kontrak-kontrak pengadaan yang melibatkan PT STA sebagai rekanan, ternyata di tahun 2004 order yang diterima PT STA mencapai jumlah USD1,713,982 dan EUR 76,600. Padahal di tahun 2003, pada saat proses klaim BUR dilaksanakan, order yang diterima PT STA hanya sebesar USD16,684. Hal ini mengindikasikan bahwa Direktorat Logistik PT KS belum berupaya secara optimal untuk menagih klaim atas pengadaan BUR dari PT STA tersebut. Indikasi ini didukung dengan data pemberian order ke rekanan bersangkutan yang meningkat pesat
20 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
selama kurun waktu 2003 s.d. 2004, padahal dalam kurun waktu yang sama pihak rekanan masih memiliki kewajiban yang belum terpenuhi. Dengan demikian apabila tidak segera diupayakan penagihan, maka kecil kemungkinan kerugian atas BUR yang rusak sebelum waktunya tersebut dapat dimintakan penggantian ke PT STA mengingat kondisi-kondisi sebagai berikut : 1. Pada saat timbul indikasi keretakan lewat uji NDT ternyata PT KS tidak segera menolak atau mengembalikan BUR dimaksud ke PT STA sesuai garansi yang tertera di SPA, dan memilih untuk tetap menggunakannya. 2. Pihak pemakai/user PT KS tidak dapat meyakinkan pabrikan (SFEL) bahwa kondisi BUR yang cacat/sompal tersebut, padahal baru beberapa kali dipakai, tidak semata-mata diakibatkan oleh kegiatan produksi di pabrik PT KS. Hal ini menyebabkan pihak rekanan dan pabrikan tidak menerima klaim yang diajukan. Seharusnya dalam proses pengadaan diatas, pihak PT KS mengikuti ketentuan yang diatur dalam Sales Purchase Agreement No.47003317 tanggal 15 Juni 2001 yang ditandatangani oleh pihak PT Sarana Tehnik Abadi, termasuk hasil pengetesan kualitas (NDT) oleh Dinas Pengujian Material tanggal 3 April 2002, sebelum memanfaatkan suku cadang dimaksud. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian sebesar GBP 123,000.00 atas belum adanya kejelasan pertanggungjawaban (pemberian ganti rugi) oleh rekanan untuk kerusakan barang yang terjadi. Hal ini disebabkan pihak user (pabrik HSM) PT KS tidak memperhatikan konsekuensi yang ditimbulkan dari pemakaian BUR yang masih dalam status klaim dan masa berlaku jaminan masih ada. Selain itu PT KS tidak memiliki mekanisme formal/baku, termasuk sanksi, untuk bisa menuntut pertanggungjawaban (ganti rugi) ke rekanan yang telah menerima pembayaran namun tidak memenuhi/masih ada kewajibannya ke PT KS. PT KS menjelaskan bahwa penggunaan Back Up Roll (BUR) yang masih dalam status klaim dilakukan dengan pertimbangan kondisi mendesak di lapangan. Apabila menunggu kedatangan BUR berikutnya ataupun sampai dengan ada penggantian BUR baru, maka dikahwatirkan akan terjadi delay produksi yang berkepanjangan. Mengenai adanya indikasi refleksi dari NDT test, pihak PT KS sebenarnya telah meminta garansi ke PT STA bahwa BUR aman dipakai sesuai memo dinas Kadis Penerima dan Penerima Barang No.28/LG.06.00/I/2002. Namun demikian PT KS akan mengupayakan adanya itikad baik dari PT STA untuk menyelesaikan tanggung jawabnya sesuai isi SPA, yakni memberikan kompensasi kerugian, mengingat kerjasama yang baik selama ini antara kedua belah pihak. BPK RI menyarankan agar PT KS segera meminta ganti rugi ke pihak rekanan sesuai maksud diatas. Selanjutnya agar PT KS membuat aturan baku mengenai sanksi kepada rekanan yang sudah menerima pembayaran namun tidak sepenuhnya melaksanakan kewajibannya. 11. Pembelian besi tua oleh Direksi PT Krakatau Bandar Samudera merugikan keuangan Krakatau Steel Group sebesar Rp4.000.000.000,00
Berdasarkan pemeriksaan fisik atas persediaan bahan baku di lokasi gudang besi tua/scrap PT Krakatau Steel (PT KS) pada tanggal 3 Januari 2005 ditemukan adanya scrap yang berada di lokasi tersebut namun tidak jelas status kepemilikannya. Dari hasil pemeriksaan lebih lanjut diperoleh indikasi awal bahwa telah terjadi permasalahan dalam
21 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
proses awal jual beli scrap dimaksud yang melibatkan anak perusahaan PT KS, yakni PT Krakatau Bandar Samudera (PT KBS), dengan pihak ketiga yang mengklaim kepemilikan atas scrap yang berada di lokasi gudang PT KS. Secara kronologis terjadinya permasalahan tersebut berdasarkan dokumen formal yang ada dan penjelasan pihak PT KS serta PT KBS adalah sebagai berikut : a. Pada tanggal 29 Mei 2004 tongkang pengangkut scrap TK GENOA 2301 tiba di pelabuhan Cigading dan kemudian sandar pada tanggal 31 Mei 2004. Awalnya scrap tersebut diakui sebagai milik CV Fajar Indah (CV FI) yang rencananya akan dibeli oleh PT Interworld melalui PT Panca Logam. Untuk itu pada tanggal 31 Mei 2004 dilakukan bongkar muat yang pertama sebanyak ±250 MT. b. Pada saat proses bongkar muat, terjadi pembicaraan antara Sdr. Rudi Wahid (Sdr. RW) selaku Direktur Utama (Dirut) CV FI dengan Sdr. Muchsin (Sdr. M) yang memiliki jabatan sebagai manajer di PT Multi Sentana Baja (PT MSB). Setelah pembicaraan terjadi pemutusan secara sepihak transaksi jual beli scrap ke PT PL oleh CV FI pada tanggal 1 Juni 2004. PT MSB adalah perusahaan Pelaksana Bongkar Muat (PBM) milik Yayasan Dana Pensiun PT KS yang selama ini ditunjuk untuk melaksanakan setiap kegiatan bongkar muat barang impor yang didatangkan oleh PT KS, termasuk bongkar muat bahan baku pellet dan scrap. c. Pada tanggal 1 Juni 2004 (±09.00 WIB) Sdr. M mempertemukan Sdr. RW dengan Sdr. Azhar Amran selaku Manager Komersil/Pemasaran PT KBS) dalam rangka penawaran scrap yang awalnya akan dijual ke PT PL tersebut. d. Selain mempertemukan dengan pihak Pemasaran PT KBS, Sdr. M pada tanggal 1 Juni 2004 (±13.00 WIB) juga mendatangkan staf pemeriksa kualitas Direktorat Logistik PT KS ke lokasi PT KBS untuk melakukan pengecekan mengenai kualitas scrap yang ditawarkan oleh CV FI. Dari hasil pengecekan dikatakan bahwa scrap dimaksud secara kualitas dapat dikategorikan sebagai scrap kelas I (HMS I) sehingga memenuhi e.
kebutuhan PT KS. Pada tanggal 1 Juni 2004 (±14.00 WIB), Manajer Komersil PT KBS mempertemukan Sdr. RW dengan Direksi PT KBS untuk menindaklanjuti penawaran scrap tersebut. Setelah dilakukan pembicaraan oleh kedua belah pihak disepakati harga scrap sebesar Rp1.550/kg, yang tertuang dalam dokumen Permintaan Kesanggupan Negosiasi, sebagai dasar pembuatan kontrak pembelian (Purchase Contract) No.PC.04.0252 tanggal 1 Juni 2004 (±16.00 WIB). Dalam kontrak pembelian diatur ketentuan pembayaran sebagai berikut : - Uang muka sebesar Rp2.000.000.000 (dua milyar Rupiah) dibayarkan setelah barang tiba dengan kapal tongkang di Pelabuhan Cigading dengan menunjukkan Bill of Lading (B/L) asli dan Manifest asli. - Sisa pembayaran akan dilaksanakan setelah barang selesai dibongkar seluruhya dan tonase akhir telah diketahui bersama, dengan dikurangi uang muka yang telah diberikan. Dengan demikian sebelum dilakukan penandatangan kontrak pembelian scrap tersebut tidak ada proses pengadaan maupun tender yang dilakukan pihak PT KBS dikarenakan
barang/scrap yang akan dibeli sudah berada di lokasi pelabuhan/gudang penimbunan PT KBS. f. Setelah ada kontrak pembelian scrap dengan CV FI, Direktur Keuangan PT KBS atas kuasa dari Pjs. Dirut PT KBS menawarkan kembali scrap dimaksud ke PT KS c.q.
22 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Kepala Sub Direktorat (Kasubdit) Pembelian PT KS melalui surat No. 036/DIRUTKBS/VI/2004 tanggal 2 Juni 2004 dengan harga Rp2.100/kg. Dalam surat penawaran yang dikirim tersebut pihak PT KBS merujuk pada surat konfirmasi pesanan (confirmation order) yang pernah dikirimkan oleh Kasubdit Pembelian PT KS No.LG.02.00/1137/GMP/07 tanggal 25 Pebruari 2004. Sementara itu dari hasil pemeriksaan atas surat konfirmasi pesanan yang dirujuk oleh Direksi PT KBS diatas, diketahui bahwa yang diminta oleh Kasubdit Pembelian PT KS dalam confirmation order awal adalah scrap impor dari Philipina. Pada saat menerima surat penawaran dari PT KBS, yang oleh kuasa Pjs Dirut PT KBS dikaitkan dengan surat konfirmasi pesanan sebelumnya dari PT KS --padahal yang akan dijual adalah scrap lokal dari Kalimantan bukan scrap impor dari Phillipina--, pihak Kasubdit Pembelian PT KS, selaku pejabat yang pernah mengirimkan, tidak memperhatikan adanya perbedaan asal usul scrap diatas dikarenakan kebutuhan scrap yang sudah sangat mendesak. g. Atas adanya surat penawaran tersebut, serta berdasarkan pengecekkan fisik yang pernah dilakukan stafnya, Kasubdit Pembelian PT KS menindaklanjuti dengan mengirimkan Surat Perintah Pengiriman Barang (SPPB) kepada pihak PT KBS No. LG 02.00/1465/GMP/2004 tanggal 2 Juni 2004. Dalam SPPB tersebut pihak Kasubdit Pembelian PT KS hanya menyanggupi harga scrap sebesar Rp1.990 per kg, dengan kontrak jual beli antara PT KS dan PT KBS akan dibuat menyusul. h. Sementara itu sebagai tindak lanjut ketentuan di kontrak jual beli, pada hari dan tanggal yang sama dengan surat penawaran ke PT KS diatas, yakni tanggal 2 Juni 2004, Direksi PT KBS melakukan pembayaran uang muka ke pihak CV FI sebesar ±Rp2 milyar. Pembayaran dilakukan melalui transfer bank dari rekening PT KBS di Bank Mandiri eks BBD cabang Cilegon No.116.00.950.14594 (IDR) ke rekening : a. Bank Mandiri Cabang Jakarta No.112.0004182163 a.n. Matjik Ahmad sebesar Rp1,2
i.
milyar; b. Bank BCA Cabang Jakarta No.34.22275328 a.n. Abdul Azis sebesar Rp100 juta; c. Bank Mandiri eks BBD Cabang Cilegon a.n. Sdr. M sebesar Rp700 juta. Perintah transfer ke rekening-rekening tersebut diatas berdasarkan surat Sdr. RW. Salah satu pihak yang menerima aliran dana pembayaran tersebut adalah Sdr. M dimana dalam uraian kronologis diatas merupakan pihak yang aktif terlibat dalam proses awal terjadinya jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI. Berdasarkan SPPB diatas, selanjutnya dilakukan pengangkutan scrap dari gudang penimbunan PT KBS ke gudang scrap PT KS, setelah terlebih dulu dilakukan bongkar muat yang kedua oleh PT MSB. Sesudah seluruh pekerjaan pengangkutan scrap selesai, pada hari Minggu tanggal 7 Juni 2004 dibuat Berita Acara Penimbangan (BAP). Sesuai hasil timbangan PT KS berat keseluruhan scrap adalah 2.674,390 ton, yang tertuang dalam BAP No.492/B/BA/DOP-KBS/VI/04 tanggal 7 Juni 2004 dengan ditandatangani oleh : 1) Subari - Wakil pihak PT KBS 2) Endang S. - Wakil pihak PT KS;
3) Ardianto Tanjung - Wakil pihak PT Sucofindo selaku Surveyor 4) Sdr. M - Wakil pihak PT MSB selaku pelaksana bongkar muat (PBM). j. Sementara itu pada saat proses pemindahan scrap dari lokasi pelabuhan PT KBS ke gudang scrap PT KS dilakukan, ternyata ada surat pemberitahuan dari pihak yang
23 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
mengaku sebagai kuasa hukum K.S Metal (MIRI) SDN.BHD Malaysia No. 010/KPL.TBTK/VI/04 tanggal 7 Juni 2004 yang ditujukan kepada Kepala Dermaga & Logistik/Manajer Operasional PT KBS a.n. Sdr. Ade Raspati. Dalam surat pemberitahuan disebutkan bahwa kapal beserta muatan scrap yang berada di pelabuhan Cigading dan sedang dalam proses penjualan ke PT KS, adalah milik kilennya yang dicuri oleh nahkoda kapal di perairan Malaysia dan dibawa ke Indonesia. Lebih lanjut diminta agar penjualan scrap dimaksud dapat ditangguhkan. Pada waktu penyampaian surat pemberitahuan tersebut pihak yang mengaku sebagai kuasa hukum KS Metal tidak/belum dapat menyertakan dan atau menunjukkan bukti kepemilikan atas kapal beserta muatannya yang diklaim sebagai milik kliennya, sehingga pemberitahuan diatas tidak dianggap (diabaikan) oleh pihak PT KBS. k. Atas adanya pemberitahuan/klaim dari pihak ketiga tersebut dan mengingat scrap yang dipermasalahkan sudah terlanjur dikirim ke PT KS, maka untuk memperkuat dokumen transaksi jual beli antara PT KBS dengan CV FI dibuat pengesahan secara akta jual beli oleh Notaris Mohamad Toha, SH pada tanggal 11 Juni 2004. Pembuatan akte jual beli tersebut, menurut penjelasan pihak terkait PT KBS dimaksudkan untuk memperkuat kontrak jual beli yang sebelumnya sudah ditandatangani serta untuk mengamankan status uang muka yang telah dibayarkan PT KBS ke CV FI. l. Sesudah akte jual beli ditandatangani, Direksi PT KBS pada tanggal dan hari yang sama, yakni 11 Juni 2004, melakukan pembayaran kembali atas sisa kewajiban pembelian scrap sebesar ±Rp2 milyar. Pembayaran dilakukan melalui transfer bank dari rekening PT KBS No.116.00.950.74580 (IDR) di Bank Mandiri eks BDN Cilegon ke rekening No.042.000.909.000.901 di Bank BNI Cabang Tanjung Perak Surabaya a.n. Sdr. RW selaku Dirut CV FI. m. Mengetahui bahwa isi muatan kapal berupa scrap yang diklaim sebagai milik kliennya telah dialihkan PT KBS, atas dasar transaksi jual beli dengan CV FI, pihak yang mengaku
n.
o.
p.
q.
sebagai kuasa hukum K.S. Metal Malaysia pada tanggal 16 Juni 2004 melaporkan tindakan tersebut ke Kepolisian Daerah (Polda) Banten dengan tuduhan pencurian --oleh CV FI -- dan penadahan scrap -- oleh PT KBS --. Atas dasar laporan tersebut, pihak Polda Banten menindaklanjuti dengan melakukan penelusuran keberadaan scrap seperti yang dilaporkan. Dari hasil penelusuran, pihak Polda Banten mendapati scrap dimaksud berada di lokasi gudang PT KS untuk selanjutnya dilakukan penyitaan sebagai barang bukti berdasarkan Surat Perintah Penyitaan No. SP.Sita/23/VI/2004 pada tanggal 17 Juni 2004. Untuk kepentingan proses hukum, pihak Polda Banten menitipkan barang bukti sitaan tersebut ke pihak PT KS selama proses hukum berlangsung dengan Surat Perintah Titip Rawat Barang Bukti No.A.802/23a/VI/2004/Reskrim. Sebagai tindak lanjut unsur tindakan pidana terkait dengan jual beli scrap antara PT KBS dengan CV FI beserta barang bukti yang ada, maka dilakukan proses hukum oleh pihak berwenang melalui proses pengadilan di Pengadilan Negeri (PN) Serang. Pada tanggal 29 Desember 2004, PN Serang memutuskan pemilik sah scrap yang dititipkan di gudang PT KS bukanlah pihak CV FI yang selama ini sesuai akte jual beli
telah menjual scrap tersebut ke PT KBS. Selanjutnya sebagai tindak lanjut keputusan hukum diatas telah dilakukan pengambilan barang bukti scrap secara bertahap dari lokasi gudang PT KS oleh wakil pemilik sah yang
24 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
memperhatikan prosedur dan prinsip kehati-hatian dalam berusaha, dengan memanfaatkan situasi kekurangan bahan baku scrap yang dialami PT KS selaku induk perusahaannya. Pihak PT KS menjelaskan bahwa terkait dengan adanya permasalahan scrap yang diangkut dari lokasi gudang/pelabuhan PT KBS di lokasi gudang PT KS, sesuai kronologis diatas PT KS hanyalah sebagai pihak yang dititipi barang bukti scrap oleh Penyidik Kepolisian Daerah Banten dan bukan sebagai pemilik barang dimaksud. Hal inipun sesuai dengan fakta bahwa rencana untuk membeli scrap tersebut oleh PT KS baru dalam tahap proses pembelian dimana belum diterbitkan Receiving & Inspection Report (RIR) maupun Purchase Contract-nya sehingga PT KS bukanlah pihak dalam permasalahan yang diuraikan di kronologis diatas. Adapun mengenai indikasi timbulnya kerugian secara keuangan bagi KS group atas pembelian scrap bermasalah tersebut merupakan tanggung jawab dari manajemen PT KBS yang pada awalnya melakukan transaksi, dikarenakan kewenangan untuk meneliti legalitas berada di pihak PT KBS. BPK-RI menyarankan agar Direksi PT KS selaku pemegang saham PT KBS melakukan pemeriksaan lebih rinci atas timbulnya permasalahan diatas untuk meminta Direksi KBS mempertanggungjawabkan pengeluaran dana perusahaan sebesar ±Rp4 milyar termasuk meminta pengembalian dana tersebut diatas ke pihak-pihak yang telah menerima secara tidak sah. 12. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003
Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat 4 (empat) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti pada tahun 2004 dan dinyatakan selesai. Keempat temuan tersebut dan tindak lanjutnya adalah: a. Kerjasama distributor dengan PT Cipta Damas Karya berpotensi merugikan PT KS. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah mencabut fasilitas kepada PT Cipta Damas Karya dan memberlakukannya seperti distributor lainnya. b. Kontrak kerjasama dengan distributor tidak dilaksanakan sesuai dengan perjanjian. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah telah dievaluasi dan direvisi beberapa pasal perjanjian antara PT KS dengan distributornya antara lain mengenai masa berlaku menjadi 3 tahun dan setiap 3 bulan akan dilakukan evaluasi atas performasi dan penilaian yang mengacu pada hak dan kewajiban. c. Terdapat pendapatan bunga senilai Rp1.157,66 juta yang belum dimasukkan ke dalam dana Program Kemitraan dan Bina Lingkungan. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah memasukkan pendapatan bunga dimaksud ke dalam dana PKBL yang dilanjutkan dengan mengeluarkan dana PKBL dari pembukuan perusahaan. d. PT KS berpotensi kehilangan ijin untuk menjual aktiva non produktif berupa tanah dan bangunan di Jl. MPR Raya No. 18 Jakarta Selatan. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah menjual dan menerima seluruh pembayaran atas tanah dan bangunan Jl. MPR Raya No. 18 Jakarta Selatan tersebut.
26 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
B. PT Krakatau Daya Listrik Pengadaan Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) terlambat
Berdasarkan kontrak pembelian No. PC 2002/07/00023, PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) melakukan pengadaan berupa Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) sebanyak 2 (dua) unit senilai Rp180.000.000,00 ke PT PAL Indonesia. Untuk pekerjaan tersebut PT PAL telah memberikan jaminan pelaksanaan yang dikeluarkan oleh Asuransi Bumi Putera Muda 1967 Surabaya tanggal 18 Juli 2002 atas pembayaran uang muka sebesar Rp39.600.000,00 oleh PT KDL. Namun dalam pelaksanaannya sampai saat ini baru 1 (satu) unit peralatan tersebut yang sudah diterima dan telah dilakukan uji/ test tekan oleh PT KDL, sehingga masih terdapat 1 unit yang belum diserahkan oleh PT PAL. Sesuai dengan termin yang diatur dalam kontrak pembelian semestinya barang yang dibeli oleh PT KDL dimaksud harus sudah diserahterimakan ke PT KDL. Kondisi tersebut mengakibatkan pembayaran uang muka ke PT PAL sebesar Rp39.600.000,00 belum dapat dipertanggungjawabkan dan PT KDL belum dapat memanfaatkan Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) dimaksud. Hal tersebut disebabkan pihak PT KDL kurang intensif dalam melakukan komunikasi dengan pihak PT PAL Indonesia, sehingga tidak diperoleh kejelasan atas penyelesaian kontrak pengadaan tersebut. PT KDL menjelaskan bahwa barang tersebut sebenarnya sudah dikirimkan ke PT KDL untuk dipasang. Namun, karena tidak sesuai dengan spesifikasi sebagaimana tertuang dalam kontrak pembelian, maka barang tersebut dibawa kembali ke PT PAL Indonesia untuk dilakukan perbaikan seperlunya. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT KDL melalui Divisi Logistik melakukan komunikasi sekaligus mengingatkan PT PAL untuk segera mengirim 1 (satu) unit Oil Water Cooler (Retubing Double Tube) yang belum diserahkan tersebut.
C. PT Pelat Timah Nusantara 1. Terdapat pengadaan barang dan jasa yang tidak sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Dari pemeriksaan atas kegiatan pengadaan barang dan jasa yang dilakukan oleh PT Pelat Timah Nusantara (PT Latinusa) diketahui adanya kegiatan pengadaan yang tidak mengikuti prosedur yang berlaku, yaitu dilakukan tanpa melalui proses pelelangan, diantaranya : a. Pengadaan jasa pengangkutan tin plate : a) PT Buana Centra Swakarsa dengan kontrak No. HK.02.01/016/0000/2004 tanggal 4 Maret 2004 yang berlaku mulai 1 Maret 2004 sampai dengan 28 Pebruari 2005 b) PT Lancar Surya Kencana dengan kontrak No. 48/K-0000/2002 tanggal 28 Oktober 2002 yang berlaku mulai 1 Oktober 2002 sampai dengan 30 September 2004 c) PT Lancar2004 Central H.K.02.01/140/0000/2004 tanggal 22 Oktober yangLogistic berlaku dengan mulai 1Kontrak OktoberNo. 2004 sampai dengan 30 September 2006 Jumlah ongkos angkut penjualan selama tahun 2004 berjumlah Rp6.929.819.000.
27 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
b. Pengadaan jasa pengemasan (Packaging) pelat timah oleh PT. Buana Centra Swakarsa dengan kontrak No. HK.02.01/098/0000/2004 tanggal 26 Agustus 2004. Masa yang berlaku mulai 1 Agustus 2004 sampai dengan 31Juli 2005. Jumlah biaya pengemasan selama tahun 2004 berjumlah Rp5.525.722.000. Sesuai Sistem dan Prosedur Pengadaan Barang dan Jasa PT Latinusa, pengadaan di atas Rp100 juta harus dilakukan dengan proses pelelangan. Disamping itu berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 80 tahun 2003, yang dijadikan dasar pengadaan barang dan jasa PT Latinusa, menyebutkan bahwa pengadaan barang harus dilakukan secara transparan, terbuka dan bersaing. Kondisi diatas mengakibatkan pengadaan jasa pengangkutan dan pengemasan tin plate kurang transparan, terbuka, dan bersaing, sehingga harga dalam kontrak tidak dapat diukur kewajarannya. Hal ini disebabkan Tim Pengadaan Barang dan Jasa PT Latinusa lalai dalam melaksanakan ketentuan yang sudah ditetapkan. PT Latinusa menjelaskan bahwa penunjukan langsung atas pengadaan pengangkutan dan pengemasan dengan pertimbangan : 1) PT Buana Centra Swakarsa dan PT Lancar Central Logistic mempunyai spesifikasi teknis alat angkut memenuhi persyaratan yang disesuaikan dengan jenis barang yang akan diangkut dan bidang usaha profesional di bidang angkutan. 2) PT Buana Centra Swakarsa sebagai jasa pengepakan tin plate juga melakukan pekerjaan pengemasan di PT Krakatau Steel dan PT BHIP dan akan dievaluasi setelah kontrak selesai. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT Latinusa memberi peringatan kepada Tim Pengadaan Barang dan Jasa. Untuk pengadaan selanjutnya agar mengikuti ketentuan yang berlaku 2.
Terdapat ketidakhematan dalam pengadaan jasa penyewaan mobil oleh PT Purna Sentana Baja
PT Latinusa mengadakan perjanjian sewa menyewa mobil untuk Direksi dan Kepala Divisi dengan PT Purna Sentana Baja (PT PSB) meliputi : a. Kontrak No. 27/K-0000/2002 tanggal 16 Mei 2002 untuk pengadaan mobil sewa merk Hyundai Verna 1.5 Gls tahun 2002 sebanyak 16 unit, dengan tarif sewa per unit sebesar Rp4.900.000,00/bulan untuk jangka waktu kontrak mulai Mei 2002 sampai dengan April 2007. b. Kontrak No.61/K-0000/2002 tanggal 30 Desember 2002 untuk pengadaan mobil sewa merk Honda City ZM/T 1500 cc tahun 2002 dengan tarif sewa per unit sebesar Rp6.600.000,00/bulan untuk jangka waktu kontrak mulai 1 Desember 2002 sampai dengan 30 Nopember 2007. c. Kontrak No. HK. 02.01/088 A/0000/2004 tanggal 16 Juli 2004 untuk pengadaan mobil sewa merk Toyota New camry 2.4 A/T tahun 2004 sebanyak 1 unit dengan tarif sewa sebesar Rp12.150.000/bulan dan merk Honda New Accord 2.4i –VTEC A/T tahun 2004 sebanyak 3 unit dengan tarif sewa sebesar Rp12.000.000,00/bulan. Jangka waktu kontrak mulai 1 Agustus 2004 sampai dengan 31 Juli 2009. Penetapan PT PSB sebagai pelaksana dalam perjanjian kerjasama sewa menyewa diatas dilakukan dengan cara penunjukan langsung untuk periode 5 tahun. Hal ini
28 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
menunjukkan bahwa perusahaan menyewa kendaraan dengan harga yang sama setiap bulan meski umur ekonomis kendaraan semakin menurun bahkan sampai pada nilai residu. Seharusnya berdasarkan sistem dan prosedur pengadaan barang dan jasa PT Latinusa, pengadaan barang dan jasa diatas Rp100 juta harus dilakukan dengan proses pelelangan dan dilakukan dengan proses perencanaan yang berpedoman pada azas-azas efisiensi, efektivitas, transparansi, adil dan akuntabilitas yang dapat dipertanggungjawabkan serta membangun pola-pola kemitraan dengan rekanan. Kondisi tersebut mengakibatkan pengadaan mobil sewa dilakukan secara tidak transparan, terbuka dan bersaing sehingga tidak dapat diukurnya kewajaran harganya. Selain itu pengadaan mobil melalui sewa murni diatas juga tidak hemat terutama bila dibandingkan dengan pengadaan secara sewa beli. Hal ini disebabkan Tim Pengadaan Jasa PT Latinusa menganggap bahwa PT PSB merupakan grup dari PT Krakatau Steel. PT Latinusa menjelaskan bahwa penunjukan PT PSB sebagai penyedia mobil sewaan, telah dilakukan oleh Tim Tender dengan pertimbangan sebagai berikut: 1) PT PSB bergerak dibidangnya (leasing) dan tersedia mobil pengganti bila mobil yang disewakan mengalami kerusakan; 3) Lokasi di Cilegon 4) Masih dalam lingkungan Krakatau Steel group (dalam rangka sinergi group). Selanjutnya kontrak tersebut akan dievaluasi sesuai dengan klausul-klausul kontrak sewa dengan Purna Sentana Baja (PSB). KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT Latinusa mengevaluasi kembali harga sewa dalam kontrak/perjanjian penyediaan mobil sewa tersebut diatas. 3. Penyewaan gudang milik Perusahaan belum dibuat kontrak/perjanjiannya
PT Latinusa melakukan perjanjian penyewaan gudang yang dimilikinya kepada PT Hu-Tekindo sesuai kontrak awal No. 49/K-0000/2002 tanggal 28 Oktober 2002. Kontrak awal tersebut berlaku mulai berlaku 1 September 2002 sampai dengan 31 Agustus 2004, dengan harga sewa per tahun sebesar Rp259.560.000,00. Pada saat kontrak awal penyewaan tersebut telah berakhir pada tanggal 31 Agustus 2004, ternyata pihak PT Latinusa belum membuat kontrak perjanjian yang baru untuk memperpanjang masa sewa. Persetujuan perpanjangan penyewaan hanya berupa surat Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 kepada PT Hu-Tekindo. Dalam surat tersebut diberitahukan besarnya tarif/harga sewa gudang untuk periode 1 September 2004 sampai dengan dengan 31 Agustus 2005, yakni sebesar Rp259.560.000,00 yang harus dibayar tunai dimuka oleh PT Hu-Tekindo. Sampai dengan 31 Desember 2004, PT Hu-Tekindo ternyata hanya membayar sebesar Rp128.482.200,00 atau hanya dibayar sewa untuk periode sewa 1 September 2003 sampai dengan 31 Agustus 2004. Sedangkan pembeyaran sewa untuk periode 1 September 2004 sampai dengan 31 Agustus 2005 belum dibayar oleh pihak PT Hu-Tekindo selaku penyewa. Disamping itu dari hasil pemeriksaan diketahui juga bahwa PT Latinusa ternyata tidak mengenakan denda atas keterlambatan pembayaran sewa sebesar 2 % (dua persen) setiap hari keterlambatan yang terjadi pada pembayaran sewa untuk periode 1 September 2003 sampai dengan 31 Agustus 2004.
29 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Seharusnya PT Latinusa bertindak tegas kepada PT Hu-Tekindo selaku penyewa sesuai kesepakatan yang tertuang dalam kontrak dan Surat Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 diatas. Kondisi diatas mengakibatkan PT Latinusa tidak dapat memperoleh pendapatan atas asset berupa gudang milik perusahaan yang disewa oleh Pihak Ketiga. Hal tersebut disebabkan pihak PT Latinusa telah lalai dalam memantau pelaksanaan kerjasama, termasuk masa berakhirnya kontrak, serta belum adanya ikatan tertulis/perjanjian kembali dengan pihak penyewa pada saat kontrak berakhir. PT Latinusa menjelaskan bahwa perpanjangan perjanjian sewa menyewa bangunan gudang no 19/K-0000/2002, tanggal 28 Oktober 2002 masih dalam proses. Namun dengan adanya surat dari Direktur Keuangan No. HK.05.02/008/2000/2005 tanggal 6 Januari 2005 perihal yang sama, Perusahaan telah mencatat bagian pendapatan sewa tahun 2004 sebesar Rp259.560.000 tidak termasuk PPN sebesar Rp25.956.000,- dalam tahun buku 2004. Sedangkan Penagihan sisa sewa yang belum dibayar akan dilakukan di tahun 2005. KAP Hadori & Rekan menyarankan agar Direksi PT tetap menagihkan seluruh sewa gudang yang semestinya sudah jarus dibayar oleh penyewa ditambah dengan bunga selama dalam masa keterlambatan. Selain itu agar segera dibuat kontrak perpanjangan secara tertulis untuk periode penyewaan yang disepekari kedua belah pihak.
D. PT Krakatau Engineering Terdapat ketidakjelasan status atas penggunaan tanah u ntuk bangunan Perusahaan
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas aktiva berupa tanah seluas 14.400 m2 yang digunakan oleh PT Krakatau Engineering (KE) untuk 18 persil bangunan guest house milik PT Krakatau Steel (PT KS) diperoleh informasi bahwa guest house yang dibangun pada tahun 1992/1993 tersebut dana pembangunannya berasal dari PT KE. Penggunaan tanah milik PT KS telah berdasarkan persetujuan Direksi PT Krakatau Steel No.267/C/DU-KS/X1/1991 tanggal 14 November 1991 dan Dewan Komisaris PT KS No.25/DEKOM-KS/1991 dengan catatan : a. Tipe rumah yang akan dibangun adalah semi permanen dan akan dibongkar oleh PT. Krakatau Engineering apabila tanahnya akan dipergunakan oleh PT. Krakatau Steel. b. Lama peminjaman maksimum 5 tahun. Bangunan di atas tersebut selanjutnya diperuntukkan sebagai tempat tinggal tenaga ahli/ekspatriat KS Group dan bila tidak ada tenaga ekspatriat KS Group yang menempati, maka dapat disewakan kepada pihak ketiga. Terkait dengan status pengunaan tanah tersebut diketahui bahwa masa pakainya sudah habis sejak tanggal 6 November tahun 1996 dan sampai saat ini belum ada perpanjangannya. Dengan belum adanya perpanjangan atas izin penggunaan dari Dewan Komisarus PT KS diatas, maka status penggunaan tanah dimaksud menjadi belum jelas, apakah apakah disewakan atau dihibahkan kepada PT Krakatau Engineering. Padahal diatas tanah tersebut sudah didirikan bangunan permanen oleh PT KE, dimana sesuai izin penggunaan dari Dewan Komisaris PT KS bangunan yang didirikan semestinya berupa bangunan semi permanen. Semestinya PT KE dalam memanfaatkan tanah tersebut tetap memperhatikan ketentuanketentuan yang digariskan oleh Direksi serta Dewan Komisaris PT KS
30 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Kondisi diatas mengkibatkan dasar penggunaan tanah milik PT Krakatau Steel tersebut dan pemanfaatan bangunan diatasnya menjadi tidak jelas. PT KE menjelaskan bahwa sampai dengan saat ini belum ada rencana akan dipergunakan oleh PT KS dan dari 14.400 m2 luas tanah yang dipinjam hanya 5000 m2 yang dipergunakan oleh PT KE. Sedangkan terkait dengan pengajuan permohonan perpanjangan pinjaman tanah, PT KE sudah pemah mengajukannya melalui surat No.4/DU-KE/X11/2000 tanggal 7 Desember 2000 dan No.65/DU-KEN/2002 tanggal 15 Mei 2002, dan telah dikirim lagi surat yang ketiga No.06/DUKE/1/2005 tanggal 12 Januari 2005. Namun sampai saat ini belum ada jawabannya. KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE melakukan pendekatan lebih intensif lagi kepada pihak PT KS untuk memperoleh kejelasan status penggunaan tanah tersebut.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
31 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
Nomor :
23.B/AUDITAMA V/GA/3/2005
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
Kami telah mengaudit neraca konsolidasian PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan tanggal 31 Desember 2004, serta laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, dan laporan kas usaha sendiri untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan telah menerbitkan laporan nomor Nomor 23.A/AUDITAMA V/GA/3/2005 tanggal 30 Maret 2005.
Kami melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan dan Standar Auditirng yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami untuk merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan bebas dari salah saji material.
Dalam perencanaan dan pelaksanaan audit kami atas laporan keuangan usaha sendiri PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2004, kami mempertimbangkan pengendalian intern tersebut untuk menentukan prosedur audit yang kami laksaanakan untuk menyatakan pendapat kami atas laporan keuangan dan tidak dimaksudkan untuk memberikan keyakinan atas pengendalian intern tersebut.
32 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Manajemen PT Krakatau Steel (Persero) dan anak-anak perusahaan bertanggung jawab untuk menyusun dan memelihara suatu pengendalian intern. Dalam memenuhi tanggung jawabnya tersebut, diperlukan estimasi dan pertimbangan dari pihak manajemen tentang taksiran manfaat dan biaya yang berkaitan dengan pengendalian intern. Tujuan suatu pengendalian intern adalah untuk memberikan keyakinan memadai, bukan keyakinan absolut, kepada manajemen bahwa aktiva terjamin keamanannya dan kerugian sebagai akibat pemakaian atau pengeluaran yang tidak diotorisasi dan bahwa traansaksi dilaksanakan dengan otorisasi manajemen dan dicatat semestinya untuk memungkinkan penyusunan laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Karena adanya keterbatasan bawaan dalam setiap pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi dan tidak terdeteksi. Begitu juga, proyeksi setiap evaluasi atas pengendalian intern, kekeliruan atau ketidakberesan dapat saja terjadi atau efektivitas desain dan operasi pengendalian intern tersebut telah berkurang.
Untuk tujuan laporan, kami menggolongkan pengendalian intern signifikan ke dalam kelompok berikut ini : •
Keuangan
•
Produksi
•
Pemasaran
•
Perencanaan dan Tehnologi
•
Sumber Daya Manusia dan Umum
•
Logistik
Untuk semua golongan pengendalian intern tersebut di atas, kami memperoleh pemahaman tentang desain pengendalian intern yang relevan dan apakah pengendalian intern tersebut dioperasikan, serta kami menentukan resiko pengendalian.
Pertimbangan kami atas pengendalian intern tidak perlu mengungkapkan semua masalah dalam pengendalian intern yang mungkin merupakan kelemahan material tersebut menurut Standar Audit Pemerintahan yang diterbitkan oleh Badan Pemeriksa Keuangan. Suatu kelemahan material adalah kondisi yang dapat dilaporkan yang di dalamnya desain dan
33 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
operasi satu atau lebih komponen pengendalian intern tidak mengurangi resiko ke tingkat yang lebih rendah tentang terjadinya kekeliruan dan ketidakberesan dalam jumlah yang akanmaterial dalam hubungannya dengan laporan keuangan auditan dan tidak terdeteksi dalam waktu semestinya oleh karyawan dalam melaksanakan normal fungsi yang ditugaskan kepadanya. Kami mencatat bahwa tidak ada masalah berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya yang kami pandang memiliki kelemahan material sebagaimana kami definisikan di atas.
Namun, kami mncatat masalah-masalah tertentu berkaitan dengan pengendalian intern dan operasinya disertai saran perbaikannya yang kami kemukakan pada Lampiran B.
Auditor Utama Keuangan Negara V Penanggung Jawab Audit,
Drs. Misnoto, Ak. MA Register Negara No. D-1416
Jakarta, 30 Maret 2005
34 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Lampiran B A. PT Krakatau Steel 1. Terdapat uang muka pegawai yang belum ada pertanggungjawabannya sebesar Rp2.440.709.279,00
Untuk pengadaan barang/jasa atau pembiayaan kegiatan yang bersifat mendesak atau yang tidak direncanakan sebelumnya PT Krakatau Steel (PT KS) membuat kebijakan mekanisme uang muka pegawai. Berdasarkan jenisnya, uang muka pegawai dapat dibedakan antara uang muka intern dan uang muka fungsional. Uang muka intern adalah uang muka yang dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan intern pada unit kerja si pemohon, sedangkan uang muka fungsional adalah uang muka yang dipergunakan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan sehubungan kegiatan unit lain yang menjadi kewajiban unit kerja si pemohon. Pengajuan permintaan uang muka intern maupun fungsional dilakukan oleh pemohon dengan mengisi formulir permintaan uang muka disertai laporan tersedianya anggaran untuk setiap unit yang mengajukan uang muka tersebut. Untuk permintaan uang muka fungsional harus melampirkan bukti asli permintaan kebutuhan dari unit kerja lain. Di samping itu, setiap pemohon harus melampirkan surat pernyataan atas kesediaan dikenai sanksi administrasi jika dalam waktu 30 hari setelah tanggal penerimaan uang muka, pemohon belum mempertanggungjawabkan uang muka tersebut. Berdasarkan laporan keuangan per 31 Desember 2004 diketahui adanya saldo uang muka pegawai sebesar Rp3.120.388.582,00. yang terdiri dari uang muka pegawai PT KS di Cilegon sebesar Rp2.338.672.496,00 dan uang muka pegawai di Jakarta sebesar Rp781.716.086,00. Dari saldo uang muka pegawai tersebut, sebesar Rp2.440.709.279,00 atau 78,22% dari saldo uang muka pegawai, telah berumur lebih dari satu bulan dimana semestinya sudah harus dipertanggungjawabkan. Atas keterlambatan pertanggungjawaban uang muka tersebut, pihak Divisi Akuntansi Keuangan PT KS telah melakukan konfirmasi kepada pengguna uang muka, namun tidak ada jawaban atas konfirmasi dimaksud. Terhadap penerima uang muka yang belum membuat pertanggungjawaban tidak dikenakan sanksi administrasi sesuai ketentuan dan surat pernyataan yang telah dibuat. Berdasarkan SK Direksi PT Krakatau Steel No. 169/C/DK-KS/KPTS/1994, tanggal 13 Juli 1994 tentang Penyempurnaan Sistem dan Prosedur Uang Muka, butir 2.2.5. menyebutkan bahwa uang muka yang tidak dipertanggungjawabkan sampai melewati batas waktu paling lambat satu bulan sejak diterimanya dana uang muka tersebut, akan dikenakan sanksi berupa penahanan gaji yang bersangkutan sampai dengan uang muka tersebut dipertanggungjawabkan dan pengajuan permintaan uang muka yang bersangkutan tidak akan diberikan lagi sebelum uang muka tersebut dipertanggungjawabkan. Kondisi di atas mengakibatkan pengeluaran uang muka yang belum dipertanggungjawabkan mengganggu arus kas/cash flow perusahaan. Hal tersebut disebabkan Direktorat Keuangan tidak tegas menerapkan ketentuan uang muka. PT KS sependapat atas temuan yang disampaikan BPK-RI mengenai kondisi saldo uang muka pegawai per 31 Desember 2004 yang belum dipertangungjawabkan. Direktorat Keuangan PT KS belum bisa menerapkan SK Direksi PT KS No. 169/C/DK-KS/KPTS/1994 karena adanya uang muka fungsional dimana pejabat yang harus mempertanggungjawabkan
35 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
berbeda dengan pejabat pemakai uang muka tersebut. Selain itu terdapat uang muka untuk pembiayaan kegiatan yang ternyata membutuhkan waktu cukup lama, seperti uang muka untuk proses perijinan dari instansi Pemerintah. Namun demikian, untuk mengendalikan keterlambatan pertanggungjawaban uang muka pegawai pihak Direktorat Keuangan berencana melakukan konfirmasi dari 3 bulanan menjadi 2 bulanan dan akan segera mengkaji serta mengevaluasi kembali prosedur uang muka pegawai. BPK-RI menyarankan agar PT KS memperbaiki kebijakan pemberian uang muka sesuai keperluan dan konsisten melaksanakan ketentuan yang dibuat. 2. PT Krakatau Steel kehilangan kesempatan mendapatkan hasil penjualan asset non produktif minimal sebesar Rp567.500.000,00
Dalam rangka penjualan asset non produktif dan untuk mendapatkan nilai wajar asset tersebut, telah ditunjuk PT Sucofindo Appraisal Utama (PT SAU) sebagai konsultan penilai independen berdasarkan surat No. 19/TPA-KS/VII/2003 tanggal 10 Juli 2003 perihal penilaian aktiva tetap milik PT Krakatau Steel (PT KS) yang berlokasi di Jakarta dan Serang-Banten. Penilaian tanah dilakukan dengan menggunakan Pendekatan Data Pasar (Market Data Approach), dimana penilaian didasarkan pada perbandingan dengan harga penjualan tanah yang telah terjadi disekitarnya serta keadaan dan letaknya cukup bersaing terhadap tanah yang dinilai. Dengan pertimbangan bahwa harga jual minimum merupakan harga patokan awal dalam proses penawaran penjualan, maka tim pelepasan asset berdasarkan Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS No. 01/BA/TPA-KS/2003 tanggal 11 Agustus 2003 merekomendasikan bahwa harga jual minimum yang akan digunakan dalam proses penawaran penjualan adalah rata-rata dari nilai likuidasi dan nilai pasar hasil penilaian PT SAU. Harga jual minimum tersebut telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang harga jual minimum asset non produktif milik PT KS yaitu sebesar Rp2.492.500.000,00. Dari laporan hasil pelaksanaan pelepasan asset non produktif milik PT KS per 1 September 2004 diketahui terdapat asset non produktif tanah di Jl. Bima No. 1, Kemanggisan Jakarta Barat yang dijual dibawah harga jual minimum yang ditetapkan. Penjualan dibawah harga jual minimum dilakukan setelah adanya surat dari ketua tim pelepasan asset non produktif No. 51/TPS-KS/V/2004 tanggal 6 Mei 2004, memohon kepada Direktur Utama PT KS untuk menggunakan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) tahun 2003 sebesar Rp1.723.722.000,00 sebagai harga jual minimum tanah/bangunan non produktif di Jl. Bima No. 1 Kemanggisan Jakarta. Tim mengusulkan kepada Direktur Utama PT KS dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut : a. Tanah/bangunan sudah pernah dilelang sebanyak 3 (tiga) kali melalui Kantor Pelayanan Piutang dan Lelang Negara (KP2LN) Jakarta V, tetapi belum terjual karena harga penawaran tertinggi dari peserta lelang yaitu sebesar Rp1.000.000.000,00 (jauh dari harga jual minimum yang ditetapkan); b. Hasil penilaian appraial PT SAU dinilai terlalu tinggi karena tidak memperhitungkan luas tanah yang direncanakan terkena jalan umum dan garis sepadan bangunan dari depan, kanan dan kiri, sehingga luas tanah yang bisa dimanfaatkan secara komersial tinggal kurang lebih 600 m2;
36 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
c.
Sertifikat tanah/bangunan masih berupa Hak Pakai dan berlaku sampai dengan tanggal 1 Juni 2005; d. Taksiran harga jual tanah/bangunan berdasarkan penilai Balai Lelang Indonesia (Balindo) hanya berkisar Rp1.263.000.000,00 sampai dengan Rp1.804.000.000,00. Usulan tim pelepasan asset non produktif tersebut disetujui oleh Direktur Utama PT KS. Berdasarkan risalah lelang No. 053/2004 tanggal 18 Mei 2004 melalui KP2LN Jakarta V, diketahui bahwa harga jual tanah di Jl. Bima No. 1 Kemanggisan, ditetapkan sebesar Rp1.925.000.000,00. Dari analisa dokumen dan informasi selama pemeriksaan diketahui sebagai berikut : a. Lelang pertama kali diumumkan melalui harian Media Indonesia tanggal 10 Februari 2004, lelang dilaksanakan tanggal 19 Februari 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja, kemudian di harian Suara Karya tanggal 13 April 2004, lelang dilaksanakan tanggal 22 April 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja dan terakhir diumumkan di harian Suara Karya tanggal 10 Mei 2004, lelang dilaksanakan tanggal 18 Mei 2004 di ruang rapat Basement Wisma Baja. Mengacu pada alasan butir (a) di atas, seharusnya sampai dengan tanah tersebut dijual, lelang dilaksanakan sebanyak 4 (empat) kali. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (a) di atas karena yang dilaporkan lelang sebanyak 3 (tiga) kali. b. Informasi tentang penawaran yang tertinggi dari peserta lelang sebesar Rp1.000.000.000,00 (jauh dari harga jual minimum) tidak dibuktikan dalam risalah lelang. Risalah lelang hanya menyatakan tidak ada peminat (TAP) yang berarti belum ada yang menawar. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (a) di atas; c. Menurut laporan PT SAU disebutkan lokasi tanah cukup strategis dan peruntukan tanah dari objek penilaian adalah pemukiman perumahan khususnya perumahan mewah. Kebijaksanaan atas perubahan zoning dari Pemerintah Daerah setempat yang berpengaruh
d.
e.
f.
pada potensi nilai tanah tidak ditemukan dalam waktu dekat. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (b) di atas. Berdasarkan lampiran Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS yang dijual No. 01/BA/TPA-KS/2003 tanggal 11 Agustus 2003 yang telah ditetapkan melalui Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DU-KS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003, dijelaskan bahwa status tanah di Jl. Bima No. 1, Kemanggisan, Jakarta adalah Hak Pakai No. 244 tanggal 2 Juni 1995 yang berlaku sampai dengan 1 Juni 2015 dengan gambar situasi No. 9608/1994 tanggal 22 September 1994. Dengan demikian tidak diperoleh dasar informasi yang kuat untuk usulan point (c) di atas karena yang dilaporkan hak pakai berlaku sampai dengan 1 Juni 2005. Surat tim pelepasan asset non produktif No. 51/TPS-KS/V/2004 tanggal 6 Mei 2004 masih menggunakan NJOP tahun 2003 sebesar Rp1.723.722.000,00. Seharusnya tim pelepasan asset menggunakan NJOP tahun 2004 sebesar Rp2.178.176.000,00, karena NJOP tahun 2004 sudah diterima dan diketahui oleh PT KS tanggal 12 Januari 2004 sesuai dengan SPPT-PBB PT KS tahun 2004. Laporan penilaian Balindo menyebutkan antara lain : 1)
Batas lokasi tanah yang diidentifikasi oleh Balindo menyebutkan sebelah utara Jl. Arjuna; sebelah selatan Jl. Bima; sebelah barat, rumah tinggal dan sebelah timur, rumah tinggal. Sedangkan berdasarkan peninjauan tim pemeriksa ke lokasi diketahui bahwa sebelah utara Jl. Arjuna dan Jl. Tol Kebon Jeruk; sebelah selatan Jl. Bima;
37 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
sebelah barat jembatan layang ( flyover) dan sebelah timur, rumah tinggal. Sama dengan identifikasi batas lokasi tanah yang dilakukan oleh PT SAU. 2) Survey asset non produktif milik PT KS dilakukan oleh Balindo tanggal 24 Maret 2004. Melihat informasi pelaksanaan lelang (point a), terdapat indikasi bahwa tim pelepasan asset memang sudah beritikat untuk tidak memakai hasil penilaian atas tanah Jl. Bima No. 1, Kemanggisan dari PT SAU karena lelang atas tanah dimaksud baru dilaksanakan 1 (satu) kali yaitu tanggal 19 Februari 2004 sedangkan lelang kedua baru dilaksanakan tanggal 22 April 2004. Penggunaan Balindo sebagai dasar referensi harga tidak sesuai dengan lampiran Instruksi Menteri Negara BUMN No. 01-MBUMN/2002 tanggal 29 Januari 2002, butir (2) yang menyebutkan untuk mendapatkan calon pembeli yang lebih banyak serta untuk meningkatkan nilai jual dan pelaksanaan penjualan yang lebih transparan, maka diperlukan jasa Balai Lelang Swasta dalam rangka melaksanakan tugas Pra Lelang dari aktiva tersebut. Dengan demikian laporan penilaian Balindo tidak dapat dijadikan dasar informasi oleh tim pelepasan asset, khususnya mengenai harga. Dari analisa dokumen dan informasi di atas dapat disimpulkan bahwa pertimbangan dalam surat ketua tim pelepasan asset non produktif yang merubah harga jual minimum tidak berdasar. Seharusnya Tim Pelepasan Asset Non Produktif milik PT KS dalam menjual asset non produktif berpedoman kepada Laporan PT Sucofindo Appraisal Utama No. 101/SAUAPP/PST-VII/2003 tanggal 28 Juli 2003 dan Surat Keputusan Direksi PT KS No. 35/C/DUKS/Kpts/2003 tanggal 12 Agustus 2003 tentang harga jual minimum asset non produktif milik PT KS. Kondisi di atas mengakibatkan PT KS kehilangan kesempatan mendapatkan hasil penjualan asset non produktif minimal sebesar Rp567.500.000,00 (Rp2.492.500.000,00 – Rp1.925.000.000,00). Hal tersebut di atas disebabkan Ketua tim pelepasan asset non produktif tidak cermat dalam membuat alasan-alasan untuk menurunkan harga jual minimum kepada Direksi PT KS. PT KS menjelaskan bahwa manajemen dapat memahami hasil analisa dokumen dan informasi dalam temuan BPK-RI dan diakui memang terdapat kekurangan pengungkapan informasi dalam surat ketua tim no. 51/TPS-KS/V/2004 dimana terdapat kesalahan data, yaitu: a. Pada saat dibuat surat permintaan perubahan harga, rencana lelang berikut pengumumannya telah dilakukan 3 kali namun hanya dua kali yang terlaksana proses lelangnya. Satu kali lelang tidak jadi dilaksanakan karena tidak satupun peminat yang hadir untuk mengikuti lelang. Asset baru terjual pada lelang berikutnya tanggal 18 Mei 2004. b. Informasi penawar tertinggi Rp1 milyar memang tidak memiliki bukti formal, karena diperoleh dari hasil komunikasi informal dengan peserta lelang yang semula berminat setelah proses lelang. Bukti formal yang ada berkaitan dengan asset dalam risalah lelang hanya disebut tidak ada peminat, karena memang tidak ada satupun peserta lelang yang mengajukan penawaran. c. Penggunaan jasa Balindo memang tidak dilakukan dalam kapasitasnya sebagai pemberi referensi harga yang ditetapkan dengan surat Direksi seperti Sucofindo. Penggunaan jasa Balindo merupakan tambahan permintaan sehubungan Balindo tengah mengerjakan pekerjaan lain yang berhubungan dengan PT KS. Namun mengingat kompetensi dan pengalamannya atas pelelangan asset, hasil Balindo dijadikan referensi. Demikian pula halnya dengan penggunaan NJOP tahun 2003 karena dekat dengan hasil harga Balindo.
38 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Perbedaan antara hasil Balindo dengan Sucofindo, tidak lagi menjadi perhatian tim sehubungan keperluan untuk segera dapat menjual aseets tersebut sebelum ijin penjualan dan masa hak pakai berakhir d. Terdapat kekeliruan dalam dokumen-dokumen yang dibuat mengenai batas waktu hak pakai yakni 2015, termasuk lampiran Berita Acara Penaksiran Harga Asset Non Produktif Milik PT KS yang dijual No. 01/BA/TPA-KS/2003. Berdasarkan copy sertifikat Hak Pakai No. 244 tanggal 2 Juni 1995 disebutkan masa berlaku hak pakai sampai dengan tahun 2005. Hal tersebut dikuatkan dengan surat BPN No. 362/JB/2002 tanggal 26 Nopember 2002. Sehubungan masih terdapat asset non produktif yang belum terjual, hasil analisa dokumen dan informasi BPK-RI akan menjadi perhatian bagi Tim dalam melaksanakan tugasnya. BPK-RI menyarankan agar Direksi meminta pertanggungjawaban kepada Tim Pelepasan Asset karena bekerja tidak cermat dan tertib dalam mencatat dan mendokumentasikan hal-hal yang berkaitan dengan usulan penjualan asset non produktif. 3. PT Krakatau Steel belum sepenuhnya melakukan penghapusan atas aktiva tetap yang sudah di-scrap
Laporan Keuangan PT Krakatau Steel (PT KS) per 31 Desember 2004 mencatat terdapat Aktiva Non Operasional pada akun Aktiva Lain-lain (Aktiva Tetap Non Produktif) sebagai berikut : (dalam ribu rupiah)
No.
Nama Aktiva
Harga Perolehan 21.141.345,00 5.918.730,00
1. Tanah 2. Peningkatan Tanah 3. Bangunan dan Gedung 4. Mesin dan Pabrik 5. Alat-alat Berat 6. Peralatan dan Perabotan 7. PerkakasKecil Total Aktiva Tetap Non Produktif
6.727.570,00 46.224.414,00 3.050.606,00 1.093.839,00 84.156.504,00
Akumulasi Nilai Buku Penyusutan - 21.141.345,00 1.516.641,00 4.402.089,00
2.049.618,00 44.251.444,00 1.993.465,00 1.093.839,00 50.905.007,00
4.677.952,00 1.972.970,00 1.057.141,00 33.251.497,00
Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tentang Pengesahan Hasil Kegiatan Usaha PT KS tahun buku 1998 tanggal 28 Mei 1999 diputuskan antara lain pada point (e) penghapusan (write off) mesin dan peralatan pabrik yang sudah tidak digunakan sesuai hasil audit dengan nilai buku sebesar Rp2,40 milyar, sedangkan sisanya agar diajukan secara tersendiri melalui Komisaris setelah aktiva tersebut dinyatakan non produktif oleh Direksi PT KS. Dari aktiva mesin dan peralatan pabrik non produktif sebagaimana dimaksud keputusan RUPS tersebut, diantaranya terdapat 4 (empat) jenis/item roll stand group, intermed mill (No. 14, 16, 17 dan 19) pada pabrik wire rod dengan nilai sebesar Rp761.737.000,00 dalam kondisi rusak berat; Berdasarkan pemeriksaan fisik diketahui bahwa tim pemusnahan/scrapping belum melaksanakan proses scrapping atas Roll Stand di atas secara keseluruhan, melainkan hanya
39 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
rumahan roll stand saja. Sedangkan bagian-bagian lain dari roll stand tersebut masih tersimpan di gudang. Atas penscrapan tersebut belum dibuatkan Berita Acara Serah Terima Scrap. Sesuai keputusan RUPS mengenai Pengesahan Hasil Kegiatan Usaha tahun buku 1998, khususnya point (e), seharusnya penghapusan (write off) mesin dan peralatan pabrik yang sudah tidak digunakan dilaksanakan sebagaimana mestinya. Kondisi di atas mengakibatkan nilai aktiva tetap non produktif berupa mesin dan peralatan pabrik pada laporan keuangan/Neraca per 31 Desember 2004 terlalu besar Rp152.347.474,00, namun nilai tersebut tidak mempengaruhi kewajaran atas laporan keuangan. Hal tersebut disebabkan Tim scrapping dalam melakukan tugasnya belum berkoordinasi dengan unit kerja terkait seperti dinas akuntansi konstruksi yang mengetahui asset-asset yang harus dihapusbukukan. PT KS menjelaskan bahwa PT KS belum dapat melakukan pengscrapan atas sebagian Aktiva Mesin dan Peralatan Pabrik Non Produktif yang sudah disetujui RUPS untuk dihapuskan karena aktiva dimaksud masih berada di lokasi plant wire rod. Untuk itu akan dilakukan pemindahan ke lokasi/area scrap yard agar segera dapat dilakukan pengscrapannya. BPK-RI menyarankan agar PT KS segera melakukan proses pengscrapan dan membuat berita acara sesuai keputusan RUPS sehingga pembukuan aktiva tetap non produktif dapat disesuaikan. 4.
Pemberian kompensasi jasa ke PT Hamasa Hutama untuk pekerjaan proyek PT Jasa Marga berpotensi merugikan PT Krakatau Steel sebesar Rp2.759.708.380,00 karena belum diatur secara rinci dalam Surat Perintah Kerja
Dalam rangka pembangunan jalan tol Cikampek-Purwakarta-Padalarang (Cipularang), PT Krakatau Steel (PT KS) memperoleh pesanan/ order baja tulangan dari PT Jasa Marga (PT JM) sebanyak ±20.000 ton senilai Rp117.414.000.000,00 dengan jangka waktu 1 (satu) tahun. Perjanjian jual beli dituangkan dalam kontrak No.30/BA/DPM-KS/2004 – No.041/SPPDIR/2004 yang ditandatangani pada tanggal 18 Mei 2004. Sebagai tindak lanjut dari perjanjian tersebut, pihak PT KS mengadakan kerjasama dengan PT Krakatau Wajatama (PT KW) untuk memproduksi baja tulangan sesuai spesifikasi dari PT JM dengan bahan baku billet dari PT KS. Kerjasama produksi baja tulangan dituangkan dalam Surat Perintak Kerja/ Job Order No.03/JO/DPM-KS/2004 tanggal 18 Mei 2004. Untuk produksi baja tulangan sebanyak 20.000 ton, yang terdiri atas 14.800 ton baja tulangan ulir dan 5.200 ton baja tulangan polos sesuai spesifikasi PT JM, PT KW akan menerima pembayaran dari PT KS sebesar Rp13.326.000.000,00. Selanjutnya dari baja tulangan produksi PT KW tersebut, PT KS menunjuk PT Hamasa Hutama (PT HH) untuk melakukan pemotongan sesuai ukuran yang diminta PT JM. Pelaksanaan kerja pemotongan oleh PT HH ini tertuang dalam Job Order No.06/JO/DPM-KS/04 tanggal 30 Juni 2004. Atas jasa pemotongan yang dilakukannya, PT HH mengenakan tarif sebesar Rp475/kg dengan estimasi total pembayaran oleh PT KS adalah sebesar Rp10.450.000.000,00. Sementara itu dari hasil telaahan atas dokumen-dokumen kerjasama tersebut diatas beserta laporan pelaksanaan pekerjaannya diketahui hal-hal sebagai berikut : a) Dalam komponen tarif ongkos potong sebesar Rp475/kg yang dibayarkan ke PT HH, sesuai job order, terdapat komponen biaya untuk kompensasi sisa potong/waste sebesar Rp110,00 per kilogram baja tulangan yang dipotong, yang semestinya tidak perlu diberikan PT KS. Hal ini mengingat dalam kerjasama order tersebut PT HH sudah diberikan hak untuk
40 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
memiliki waste/scrap produksi sampai dengan 2,5% atau ±500.000 kg dari total estimasi baja tulangan yang dipotongnya. Dengan demikian terdapat pemberian kompensasi yang tidak semestinya dilakukan yang diestimasikan jumlahnya sebesar Rp2.145.000.000,00.* * 95,5%x20.000.000 kgxRp110/kg = Rp2.145.000.000,00
b) Pada pelaksanaan pekerjaan, setelah selesai produksi di PT KW, ternyata ada sebagian baja tulangan yang tidak melalui proses pemotongan, melainkan langsung dikirim ke lokasi proyek PT JM dan PT HH tetap dapat mengenakan ongkos potong ke PT KS. Dengan demikian sampai dengan posisi 31 Januari 2005 terdapat kelebihan pengenaan jasa pemotongan sebesar Rp614.708.380,00.* -*ongkos-ongkos Ongkos potong semestinya : Rp 50 yang tidak dikenakanuntuk baja tulangan yang dikirimlangsung ke lokasi : - Waste : Rp110 - Packing : Rp 25 - Total : Rp185 - jumlah baja tulanganyang dikirim langsung kelokasi =3.322.748 kg - jumlah kelebihan pengenaan jasa pemotongan = Rp185/kg x 3.322.748 kg = Rp614.708.380,00.
c) Realisasi pengiriman baja tulangan ke lokasi proyek PT JM sampai dengan 31 Januari 2005 berdasarkan tingkat kemajuan pekerjaan (progress) adalah sebagai berikut : 1) Lokasi di gudang PT KW - Total billet yang telah selesai diproduksi menjadi baja tulangan - Total baja tulangan yang telah dikirim ke PT HH untuk dipotong - Sisa baja tulangan yang belum dikirim ke PT HH (masih di PT KW) % pengiriman
: 19.994.432 kg : (14.268.361) kg : 5.726.071 kg : 71%
2) Lokasi di gudang PT HH - Total penerimaan baja tulangan dari PT KW di PT HH - Total yang dikirim langsung ke lokasi proyek PT JM (tanpa potong) - MRIT/Pengembalian - Total baja tulangan yang melalui proses pemotongan di PT HH - Total baja tulangan yang telah dipotong & dikirim PT HH ke PT JM - Total baja tulangan yang belum dipotong di PT HH % pemotongan
: 14.268.361 : (3.322.748) : ( 27.027) : 10.918.586 : (7.530.462) : 3.388.124 : 69%
kg kg kg kg kg kg
3) Realisasi Penyerapan Order - Total pengiriman baja tulangan ke PT JM tanpa proses pemotongan : 3.322.748 kg - Total pengiriman baja tulangan dengan proses pemotongan : 7.530.462 kg - Penundaan pengiriman :( 2.234) kg - Total pengiriman baja tulangan ke PT JM s.d. 31 Januari 2005 : 10.850.976 kg - Jumlah total pesanan PT Jasa Marga sesuai kontrak : 20.000.000 kg % penyerapan order : 54 % 4) Realisasi Penerimaan - Total pengiriman baja tulangan dari PT HH ke PT JM - Total Penagihan/Penerimaan Penjualan % realisasi penerimaan
: 10.850.976 kg : 9.177.494 kg : 86 %
5) Realisasi Pelaksanaan Kontrak - Periode kontrak yang telah dijalani ( 18 Mei 2004 – 31 Januari 2005 : 8,5 bulan - Jangka waktu kontrak (18 Mei 2004 s.d. 17 Mei 2005) : 12 bulan % pelaksanaan kontrak : 71 %
41 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Dari data diatas terlihat bahwa realisasi pembelian baja tulangan oleh PT JM sampai dengan 31 Januari 2005 baru mencapai 54%, sedangkan kemajuan penyelesaian pekerjaan dan pelaksanaan kontrak sudah mencapai 71%. Dengan demikian atas sisa baja tulangan yang belum dipakai oleh PT JM tersebut PT KS berpotensi untuk tidak memperoleh pembayaran sesuai yang tercantum di perjanjian jual beli, sedangkan PT KS sudah terlanjur mengeluarkan biaya-biaya untuk pengadaan bahan baku ataupun untuk jasa tolling-nya Hal ini mengingat bahwa pengerjaan proyek jalan tol diperkirakan akan selesai pada akhir April 2005 atau paling lama sesuai tanggal berakhirnya perjanjian jual beli antara PT KS dengan PT JM. Sementara itu sampai saat ini belum diperoleh keterangan pasti mengenai sisa order baja tulangan yang belum dikirim dan dipakai oleh PT JM pada saat perjanjian berakhir. Sesuai kontrak yang berlaku saat ini, PT JM hanya akan membayar pesanan sesuai dengan jumlah yang terkirim dan diterima sebagaimana tertuang dalam Berita Acara Serah Terima Barang. Padahal pengiriman hanya dapat dilakukan apabila ada permintaan dari PT JM. Dalam kerjasama tersebut, PT KS semestinya mendasarkan pada perjanjian pengadaan Material Baja Tulangan untuk Proyek Pembangunan Jalan Tol Cikampek-PurwakartaPadalarang Tahap II antara PT Jasa Marga & PT Krakatau Steel No.30/BA/DPM-KS/2004– 041/SPP-DIR/2004 tanggal 18 Mei 2004 dan Job Order Pekerjaan Pemotongan Baja Tulangan Polos dan Baja Tulangan ke PT Hamasa Hutama No.06/JO/DPM-KS/04 tanggal 30 Juni 2004. Kondisi diatas mengakibatkan timbulnya potensi kerugian atas pemberiaan kompensasi jasa pemotongan dan kelebihan pengenaan tarif potong sebesar Rp2.759.708.380,00 (Rp Rp2.145.000.000,00 + Rp614.708.380,00) . Hal tersebut disebabkan pihak Direktorat Pemasaran PT KS lalai tidak melakukan pengecekan secara detail dan menyeluruh terhadap klausul kontrak jual beli baja tulangan dengan PT JM maupun ketentuan dalam job order ke PT HH. PT KS d.h.i Direktorat Pemasaran menjelaskan bahwa untuk mengejar waktu pelaksanaan tol Cipularang memang belum semua kesepakatan dalam negosiasi ke PT Hamasa Hutama tercantum dengan jelas di job order, termasuk jumlah pasti mengenai kebutuhan besi beton dari PT Jasa Marga. Mengenai permasalahan material yang dikirim ke proyek tanpa proses pemotongan, ongkosnya tetap akan disesuaikan kemudian setelah diketahui jumlah pastinya sampai proyek selesai. Sedangkan dalam hal nantinya pada saat proyek selesai ternyata pemesanan dari PT JM tidak mencapai kuantitas yang tercantum di kontrak kerjasama, maka PT KS akan menjual sisa order baja tulangan ke pasar/konsumen umum melalui anak perusahaan atau distributornya. Hal ini mengingat produknya merupakan produk umum. BPK RI menyarankan agar PT KS dalam melakukan pembayaran jasa pemotongan baja tulangan ke PT HH mengikuti kesepakatan awal dan ketentuan dalam Surat Perintah Kerja sesuai hasil pelaksanaan pekerjaan. 5. Pembelian billet impor untuk produksi baja tulangan oleh Direktorat Pemasaran PT Krakatau Steel belum didukung dengan rencana penjualan yang jelas dan pasti
Dari laporan pelaksanaan trading oleh Direktorat Pemasaran selama tahun 2004 diketahui terdapat impor billet eks China senilai USD 4,048,428.60. Impor billet tersebut dilakukan melalui perusahaan perdagangan/trading company Ancelor International Singapura sesuai kontrak No.SPA/001/Billet/PMR-KS/VIII/2004 tanggal 27 Agustus 2004 dengan tujuan adalah pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Selama ini impor billet yang dilakukan PT KS dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan bahan baku produk wire rod, yang merupakan salah satu produk dari PT KS. Namun dari pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa impor billet
42 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
yang dilakukan pihak pemasaran tersebut ternyata diperuntukkan sebagai bahan baku produk baja tulangan. Berdasarkan dokumen yang diterima, diperoleh informasi awal bahwa alasan impor billet tersebut adalah dalam rangka antisipasi pesanan/order baja tulangan dari PT Citra Marga Nusaphala Persada (PT CMNP). Disamping itu untuk tolling produksi dari billet menjadi baja tulangan PT KS telah menunjuk PT Bhirawa Steel (PT BS) sebaga pelaksana. Informasi tujuan impor billet diatas didukung oleh adanya surat Direktur Pemasaran PT KS No.PS01.00/158/X/2004 tanggal 12 Oktober 2004 yang ditujukan ke PT CMNP, dan sesuai dokumen amandemen job order ke PT BS No.09/JO/DPM-KS/2004 tanggal 13 Desember 2004. Dalam dokumen amandemen job order tersebut dinyatakan bahwa alasan dilakukannya amandemen (perubahan) atas job order sebelumnya (JO No.08/JO/DPM-KS/2004) adalah berdasarkan adanya perubahan ukuran baja tulangan dari PT CMNP untuk proyek jalan tol di Surabaya. Namun demikian sampai saat dilakukan kerjasama tolling dengan PT BS diatas ternyata belum ada dukungan kontrak jual beli baja tulangan antara PT KS dengan PT CMNP. Hal ini juga sejalan dengan penjelasan pihak Penjualan PT KS dimana pengerjaan baja tulangan dimaksud adalah untuk dijual ke pasar umum/pembeli yang berminat. Padahal bila ternyata PT KS menjual baja tulangan tersebut ke pasar umum/pembeli yang berminat, maka hal ini dapat dipandang bertentangan dengan bisnis utama anak perusahaan PT KS, yakni PT Krakatau Wajatama (PT KW). Dengan belum adanya kepastian penjualan produk baja tulangan dimaksud, maka tindakan PT KS yang sudah mengeluarkan biaya untuk impor billet serta biaya untuk tolling merupakan tindakan trading yang belum didukung dengan rencana penjualan yang jelas dan pasti. Padahal biaya-biaya yang sudah dikeluarkan tersebut berasal dari pinjaman yang dibebani bunga, dengan rincian sebagai berikut : A. Biaya Bahan Baku Billet Impor - Impor Billet USD 4,048,428.60 - Biaya Pengurusan Barang & Transpor Total biaya bahan baku billet impor B. Biaya Tolling (estimasi) - sesuai rincian di JO No.08/JO/DPM-KS/04 C. Total Pengeluaran PT KS
: Rp37.609.901.694 : Rp 571.778.000 : Rp38.181.679.694 : Rp 3.859.450.000 : Rp42.041.129.694
Sesuai prosedur trading yang masih berlaku di PT KS, tahapan pertama yang harus dilakukan adalah mencari calon pembeli atau konsumen untuk mengumpulkan data kebutuhan sebagai dasar mencari sumber pasokan. Kondisi diatas mengakibatkan adanya pengeluaran dana sebesar Rp42.041.129.694,00 untuk impor billet dan biaya tolling yang belum jelas perolehan keuntungannya. Hal tersebut disebabkan kegiatan trading yang dilakukan pihak Direktorat Pemasaran PT KS sekaligus sebagai antisipasi kerjasama dengan CMNP ternyata tidak berjalan sesuai rencana. PT KS d.h.i Direktorat Pemasaran menjelaskan bahwa pada awalnya produksi baja tulangan ini memang diperuntukkan bagi Proyek Jalan Tol yang dikelola PT CMNP, tetapi karena ada masalah dalam hal pembebasan tanah sehingga proyek tersebut masih belum dimulai. Oleh sebab itu untuk mempercepat proses penjualan produk diatas, maka Direktorat Pemasaran memutuskan untuk menjual kepada konsumen umum, khususnya ke Distributor
43 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
Anak Perusahaan PTKS. Transaksi penjualan tersebut tidak akan menyalahi sinergi antara PT KS dengan Anak Perusahaan, karena PT KS tetap akan aktif melibatkan anak perusahaan terkait. BPK RI menyarankan agar PT KS segera menjual produk jadi baja tulangan dimaksud, dengan memperhitungkan unsur bunga bank untuk biaya pengadaannya dalam harga jual produk. 6. Tindak lanjut Hasil Pemeriksaan tahun 2003
Dalam pemeriksaan Tahun Buku 2003 terdapat 10 (sepuluh) temuan. Temuan tersebut seluruhnya telah ditindaklanjuti dengan status 3 (tiga) temuan dinyatakan selesai dan 7 (tujuh) temuan dinyatakan dipantau. Temuan yang masih dipantau adalah sebagai berikut: a. Tujuan pemberian fasilitas khusus indirect ekspor tidak tercapai. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT telah melakukan monitor selesainya shipment order dan melihat langsung kegiatan produksi di konsumen sampai realisasi ekspor untuk pencocokan terhadap dokumen ekspor yang akan diberikan sebagai pertanggungjawaban atas fasilitas indirect ekspor. b. Pemberian fasilitas khusus penjualan kepada PT Tobu Indonesia Steel berpotensi merugikan PT KS sebesar Rp12.261,31 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah telah dibentuk Tim Due Diligence yang akan memberi laporan dan solusi atas piutang PT Tobu kepada Direksi PT KS. c. Suku cadang hasil kompensasi klaim dari rekanan belum diadministrasikan oleh Direktorat Logistik PT KS. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS akan melakukan revisi sistem dan prosedur sekaligus penyusunan terhadap adanya perubahan organisasi. d. Terdapat suku cadang milik PT KS menumpuk di gudang sebesar Rp246.786 juta diantaranya berumur lebih dari satu tahun sebesar Rp187.614 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melakukan penelitian terhadap suku cadang unmoving dengan hasil sementara sebesar Rp24.715 juta diusulkan untuk dihapuskan, Rp81.137 juta dinyatakan masih dapat dipakai. Sedangkan sisanya masih dilakukan penelitian. e. Terdapat persediaan produk jadi menumpuk di gudang PT KS sebesar Rp524.762 juta diantaranya berumur lebih dari satu tahun sebesar Rp49.154 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melaksanakan ketentuan mengenai jaminan 100% LC atas kontrak sebelum produksi dan klausul pengenaan penalti 10% dari nilai kontrak dapat dicairkan bila konsumen membatalkan kontrak. f. Terdapat uang muka proyek senilai Rp7.605 juta yang telah berumur lama namun belum ada pertanggungjawaban. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah mengundang Concast Standard AG untuk mendiskusikan penyelesaian yang saling menguntungkan, namun belum diperoleh jawaban. g. Pembayaran jasa Mill Service (pelayanan limbah baja cair) dan Scrap Recovery (daur ulang limbah) kepada PT Purna Baja Heckett (PT PBH) lebih tinggi sebesar Rp17.497 juta. Tindak lanjut atas temuan tersebut adalah PT KS telah melakukan pembicaraan dengan PT PBH dan disepakati untuk dilakukan evaluasi terhadap biaya Mill Service dan hak dan kewajiban masing-masing pihak sebelum diterapkan tarif baru.
44 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
B. PT Krakatau Engineering 1. Pengendalian atas barang-barang sisa proyek belum memadai
Berdasarkan pemeriksaan atas peralatan dan material sisa proyek yang dituangkan dalam Berita Acara Stock Opname Peralatan & Material Proyek Tahun 2004, diketahui beberapa kelemahan pengendalian yaitu: a. Material dan peralatan sisa proyek tersebut tidak diberi nilai rupiahnya. b. Adanya komputer pada Proyek Kujang I B yang belum tercatat dalam daftar extra accountable. c. Peralatan untuk Proyek GOR Kuningan dan Proyek Pabrik CPO NAD yang dihibahkan kepada Pihak Ketiga tidak didukung dengan dokumen serah terimanya, sehingga keabsahan atas peralatan proyek yang dihibahkan tersebut tidak terdukung dengan bukti secara formil. d. Administrasi untuk setiap jenis material dan peralatan sisa proyek belum dibuat dalam bentuk kartu barang, sehingga pengalokasiannya ke proyek lain yang menggunakan material dan peralatan sisa proyek tersebut tidak dapat diketahui PT KEC semestinya mengadministrasikan aktiva persediaan termasuk peralatan dan material sisa proyek secara tertib sebagai pengamanan atas asset milik perusahaan. Kondisi diatas mengakibatkan pengadministrasian material dan peralatan sisa proyek menjadi tidak terkendali sebagaimana mestinya, Hal tersebut disebabkan pihak penanggung jawab proyek nengalami kesulitan untuk mendapatkan bukti tertulis dari pihak penerima barang peralatan tersebut serta kurangnya perhatian para pengelola material dan barang sisa proyek atas prosedur yang ada. PT KE menjelaskan bahwa Ketua Tim Inventarisasi & Stock Opname pada tanggal 6 Januari 2005 sebenarnya telah membuat usulan perubahan terhadap prosedur penjualan & penyerahan sisa material/peralatan proyek sesuai dengan temuan dan usulan Auditor. Prosedur yang telah direvisi tersebut selanjutnya akan disosialisasikan kepada semua pihak yang terkait agar masalah-masalah yang ada tidak terulang kembali. Untuk itu Koordinator dan Manajer Proyek diminta memonitor pelaksanaanya. KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE mengkaji usulan dari Ketua Tim Inventarisasi & Stock Opname tersebut untuk selanjutnya dapat disosialisasi dan dilaksanakan. 2. Pengendalian intern atas barang inventaris masih belum optimal
Berdasarkan hasil pemeriksaan atas pengelolaan barang inventaris milik PT KE didapati kondisi dimana di setiap ruangan belum dibuatkan Daftar Inventaris Ruangan (DIR) yang menjelaskan nama dan kuantitas barang yang ada di dalam ruangan tersebut.t Hal ini menunjukkan pengendalian intern untuk barang inventaris tersebut masih belum memadai Seharusnya DIR ada pada setiap ruangan untuk dapat mengendalikan barang inventaris yang ada di dalam masing-masing ruangan tersebut. Kondisi diatas mengakibatkan pengalokasian barang-barang inventaris di setiap ruangan sulit diketahui sehingga apabila terjadi kehilangan tidak dapat segera terdeteksi Hal tersebut disebabkan kurangnya pemahaman oleh pihak pengelola inventaris PT KE atas pentingnya DIR sebagai alat pengendali barang inventaris. PT KE menjelaskan bahwa barang inventaris kantor dimaksud masih merupakan aktiva tetap perusahaan yang pencatatan mutasinya telah diilakukan oleh Dinas Akuntansi.
45 / 46
BPK RI / AUDITAMA V
KAP Zaenal Ariffin menyarankan agar Direksi PT KE meminta kepada bagian yang ditugasi untuk mengelola barang inventaris supaya membuat DIR yang menjelaskan nama dan kuantitas barang yang ada di dalam masing-masing ruangan.
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
46 / 46
BPK RI / AUDITAMA V