ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk. Tahun 2017
OLEH :
IVAN RUKMA ARAFAT
(16312032)
ERHA TAUFAN REFORMA S.A
(16312058)
MUHAMMAD IZZUL ISLAM
(16312073)
BIMA PUTRA WIRAYUDHATAMA
(16312154)
AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH 3 PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA 2017/2018
BAB I Dasar Teori dan Kondisi Lingkungan Perusahaan
A. Dasar Teori Analisis laporan keuangan adalah suatu proses penelitian laporan keuangan beserta unsur-unsurnya yang bertujuan untuk mengevaluasi dan memprediksi kondisi keuangan perusahaan atau badan usaha dan juga mengevaluasi hasil-hasil yang telah dicapai perusahaan atau badan usaha pada masa lalu dan sekarang. Analisis laporan keuangan dilakukan pada dasarnya untuk mengetahui apakah keadaan keuangan, hasil usaha kemajuan keuangan perusahaan memuaskan atau tidak memuaskan. Analisis dilakukan dengan mengukur hubungan antar unsur-unsur laporan keuangan dan bagaimana perubahan unsurunsur itu dari tahun ke tahun dan untuk mengetahui arah perkembangannya. Dalam menganalisis posisi keuangan dan tingkat pertumbuhan perusahaan , faktor yang paling diperhatikan adalah : -
Likuiditas yang menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi, atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih. Kewajiban keuangan suatu perusahaan pada dasarnya dapat digolongkan menjadi 2 yaitu, pertama kewajiban keuangan yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan (kreditur) disebut dengan likuiditas badan usaha, kedua kewajiban keuangan yang berhubungan dengan proses produksi (intern perusahaan) disebut dengan likuidasi perusahaan .
-
Solvabilitas yang menunjukan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasikan baik kewajiban keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
-
Rentabilitas atau profitability menunjukan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.
-
Stabilitas Usaha menunjukan kemampuan perusahaan untuk melakukan usahanya dengan stabil yang diukur dengan mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar beban bunga atas hutangnya dan akhirnya membayar kembali hutang – hutang tersebut tepat pada waktunya.
B. Gambaran Umum Perusahaan PT Krakatau Steel merupakan satu-satunya industri baja terpadu yang didirikan pada tanggal 31 Agustus 1970 di kota Cilegon. Pendirian ini bertepatan dengan disahkannya Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 Tahun 1970 tentang penyertaan modal Negara Republik Indonesia untuk pendirian Perusahaan Perseroan (PERSERO) PT Krakatau Steel, dengan maksud dan tujuan untuk menyelenggarakan penyelesaian pembangunan Proyek Baja TRIKORA serta mengembangkan industri baja dalam arti luas. Selain itu tujuan didirikannya pabrik baja adalah untuk memenuhi kebutuhan vital industrialisasi dan pembangunan nasional, yaitu dalam rangka pembangunan atau pengembangan wilayah terpencil seperti Cilegon pada saat itu. Dasar penentuan lokasi awal pendirian industri baja, yaitu karena beberapa faktor sbagai berikut: 1. Adanya ketersediaan lahan atau tanah yang cukup luas. 2. Tersedianya Tenaga Kerja Buruh. 3. Adanya ketersediaan air yang cukup banyak dan memadai.
4. Dekat dengan pelabuhan sehingga prasarana menunjang. 5. Daerah bahan baku saat itu. Awal penggagasan perlunya dibangun industri baja di Indonesia yaitu dicetuskan oleh Ir. H. Juanda, Perdana Mentri Republik Indonesia dan juga oleh Chairul Saleh, Mentri Perindustrian dan pertambangan pada tahun 1956. Persetujuan pokok kerjasama dalam lapangan ekonomi dan teknik antara Indonesia dengan Uni Sovyet Sosialis tanggal 15 September 1956 direalisasikan dengan penandatanganan kontrak pembangunan proyek vital oleh Mentri Pertadam, yaitu Proyek Aluminium Medan, Proyek Besi Baja Kalimantan dan Proyek Besi Baja Trikora. Pembentukan tim proyek besi baja, dikepalai Drs. Soetjipto dibantu Ir. A. Sayoeti, Ir. Tan Boen Liam, dan RJK Wiriasoeganda. Penelitian sumber bijih besi di Bayah/Ujung Kulon dan Lampung dibantu ahli Belanda, Ir. Binghorst. Tahun 1958 dilanjutkan penelitian terhadap sumber bijih besi di Kalimantan dipimpin oleh RJK Wiriasoeganda yang bekerjasama dengan DR. Walter Rohland yaitu ketua konsultan Jerman Barat WEDEXRO (West Deutche Ingenieur Bureau).Setelah itu pada tahun 1959 dilakukan penelitian atau survey untuk lokasi pendirian pabrik besi baja yang dibantu oleh ahli Rusia.Dengan pertimbangan faktor yang ada, maka pemerintah memutuskan melalui Menteri Departemen bahwa Cilegon yang akan dijadikan sebagai lokasi pabrik baja kapasitas produksi ingot baja 100.000 ton/tahun, menggunakan proses Tanur Siemens Martin (Open Heart Furnace) dengan menggunakan pertimbangan yaitu: 1. Bahan baku 70% scrap dan 30% pig iron Lampung. 2. Air berasal dari daerah Cidanau (Cinangka). 3. Adanya Pelabuhan Merak. Dibuatlah kontrak pembangunan pabrik baja Cilegon nomor 080 tanggal 7 Juni 1960 antara Republik Indonesia dengan All Union Export-Import Corporation (Tjazpromex
Pert) Of Moscow. Dilanjutkan dengan peletakan batu pertama atau peresmian pembangunan Proyek Besi Baja TRIKORA Cilegon di area +/- 616 Ha pada tanggal 20 Mei 1962, dan berdasarkan ketetapan MPRS No.2/1960 proyek diharuskan selesai sebelum tahun 1968. Perkembangan proyek ini mengharuskan pemerintah Republik Indonesia untuk mengeluarkan Kep.Pres RI No. 123 tahun 1963 tentang penetapan status proyek Pabrik Baja Trikora Cilegon menjadi proyek vital pada tanggal 26 Juni 1963, tetapi proyek ini harus berhenti pada tahun 1965 karena adanya pemberontakan G30S/PKI yang menyebabkan terjadinya krisis politik. Akhirnya pada tanggal 28 Desember 1967 Proyek Besi Baja Trikora dirubah menjadi bentuk Perseroan Terbatas (PT) sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.17 tahun 1967, dan PT Krakatau Steel (PTKS) resmi berdiri berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 35 tanggal 31 Agustus 1970. Pendirian PT KS juga disahkan dengan akte notaries Tan Thong Kie No. 34 tanggal 23 Okrober 1971 di Jakarta, dan diperbaiki dengan naskah No. 25 tanggal 29 Desember 1971. Pembangunan Industri 29 baja PT Krakatau Steel ini dimulai dengan memanfaatkan sisa peralatan Proyek Baja Trikora, yakni untuk Pabrik Batang Kawat, Pabrik Baja Tulangan, dan Pabrik Baja Profil. Pabrik – pabrik ini diresmikan penggunaannya oleh Presiden RI yaitu Bapak Soeharto pada tanggal 27 Juli 1975.Pembangunan proyek PT Krakatau Steel pada akhir tahun 1976, yaitu Pabrik Besi Beton telah dapat diselesaikan dan dapat mulai dioperasikan secara komersil sejak tahun 1977. Pabrik Besi Siku yang berada di dalam satu gedung dengan Pabrik Besi Beton, selesai pembangunannya pada bulan Juli 1977. Dengan selesainya Pabrik Besi Siku tersebut, maka seluruh pembangunan pabrik baja yang mulanya merupakan proyek bantuan Rusia sudah dapat diselesaikan. Pada tahun 1979 Pabrik Billet Baja (BSP) dan Pabrik Batang Kawat (WRM) diresmikan.
Kemudian selanjutnya perusahaan pun resmikan Pabrik Slab Baja (SSP) dan Pabrik Baja Lembaran Panas (HSM) ditahun 1983. Setelah itu perusahaan pun terus melakukan pengembangan dan ditahun 1991 Pabrik Baja Lembaran Dingin (CRM) bergabung dengan PT Krakatau Steel, Tbk. Perkembangan terkini yang ada pada perusahaan yaitu ditahun 2009 perusahaan menerapkan Knowledge Management dan tahun 2010 perusahaan melaksanakan IPO (Initial Public Offering).
BAB II Laporan keuangan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk
BAB III Analisis Laporan Keuangan
Analisis Likuiditas, Solvabilitas, Aktivitas dan Profitabilitas
1. Rasio Likuiditas
=
=
1.196.426.603.843 592.822.529.143
= 2,018
Rasio tersebut bisa diinterpretasikan sebagai berikut: artinya, setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 2,018 aktiva lancar. Rasio lancar untuk perusahaan yang normal berkisar pada angka 2, meskipun tidak ada standar yang pasti untuk penentuan rasio lancar yang seharusnya. Dalam hal ini, untuk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk . rasio lancarnya termasuk normal. Rasio lancar yang rendah menunjukkan risiko likuiditas yang tinggi, sedangkan rasio lancar yang tinggi menunjukkan adanya kelebihan aktiva lancar, yang berpengaruh tidak baik terhadap profitabilitas perusahaan. Aktiva lancar secara umum menghasilkan return yang lebih rendah dibandingkan dengan aktiva tetap.
=
=
− 1.196.426.603.843 − 334.169.035934 592.822.529.143
= 1,454
Angka diatas dapat diinterpretasikan sebagai berikut; setiap Rp. 1 hutang dijamin oleh Rp. 1,454 aktiva lancar diluar persediaan. Angka yang terlalu tinggi menunjukkan indikasi kelebihan aktiva lancar, sedangkan angka yang terlalu rendah menunjukkan tingkat likuiditas yang lebih tinggi.
2. Rasio Solvabilitas
ℎ ℎ =
ℎ
=
744.274.268.607 2.420.793.382.029
= 0,3075 Rasio ini menghitung seberapa jauh dana disediakan oleh kreditur. Rasio yang tinggi berarti perusahaan menggunakan leverage keuangan (financial leverage) yang tinggi. Penggunaan financial laverage yang tinggi akan meningkatkan rentabilitas modal saham dengan cepat, dan begitupun sebaliknya. PT Krakatau Steel (Persero) Tbk . menggunakan dana dari kreditur 30% dari total dananya, yang berarti tidak begitu besar. Rasio ini juga menginterpretasikan setiap Rp.0,3075 hutang perusahaan dijamin oleh Rp.1 aset perusahaan.
3. Rasio Aktivitas
=
=
2.809.851.307.439 297.400.522.080
= 9,44
− = 365⁄ = 365⁄9,44 = 38,6 ℎ Dari perhitungan tersebut, piutang berputar 9,44 kali dalam setahun dan diperlukan waktu 38,6 hari dari piutang menjadi kas. Untuk melihat baik tidaknya angka tersebut, perusahaan bisa membandingkan dengan industry atau dengan kebijakan di perusahaan. Angka rata-rata piutang yang terlalu rendah bisa jadi mengindikasikan kebijakan piutang terlalu ketat dan hal ini bisa menurunkan penjualan dari yang seharusnya bisa dimanfaatkan. Namun, bila terlalu tinggi juga menunjukkan kemungkinan tidak kembalinya piutang yang lebih tinggi.
=
1.908.109.047.237
=
334.169.035934
= 5,7 − = 365⁄ = 365⁄5,7 = 63,9 ℎ Dalam satu tahun persediaan berputar 5,7 kali dan kalua lamanya umur persediaan 63,9 hari. Perputaran persediaan yang tinggi menandakan semakin tingginya persediaan. Sebaliknya,
perputaran
yang
rendah
mengindikasikan
kurangnya
pengendalian
persediaan yang efektif.
=
=
2.809.851.307.439 2.420.793.382.029
= 1,16
Rasio ini menghitung efektivitas penggunaan penggunaan total aktiva. Rasio yang tinggi biasanya menunjukkan manajemen yang baik, sebaliknya rasio yang rendah menunjukkan bahwa manajemen harus mengevalusi strategi, pemasaran, dan pengeluaran modalnya.
4. Rasio Profitabilitas
=
ℎ
=
353.431.619.485 2.809.851.307.439
= 0,1258 12,58%
Profit margin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Profit margin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Secara umum rasio yang rendah bisa menunjukkan ketidak efisienan manajemen.
=
ℎ
=
353.431.619.485 2.420.793.382.029
= 0,1460 14,6%
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu. Rasio yang tinggi menunjukkan efisiensi manajemen aset, yang berarti manajemen berjalan dengan efisien.
Analisis Pasar
=
ℎ
=
1.080 122
= 8,85
PER melihat harga saham relatif terhadap labanya. Perusahaan yang berprospek baik adalah perusahaan yang memiliki PER yang tinggi. Namun, bagi investor PER yang tinggi tidak terlalu menarik karena kemungkinan capital gain yang diperoleh akan lebih kecil.
=
ℎ
=
=
10 1.080
= 0,009 = 0,9%
=
10 122
= 0,08 = 8%
Deviden yield merpakan sebagian dari total return yang akan diperoleh investor. Biasanya perusahaan yang mempunyai prospek pertumbuhan yang tinggi akan memiliki deviden yield yang rendah, karena deviden sebagian besar akan diinvestasikan kembali. Sama halnya dengan devidend yield, perusahaan yang tingkat pertumbuhannya tinggi juga memiliki rasio pembayaran deviden yang rendah.
BAB III Kesimpulan
A. Aspek Return Dilihat dari segi aspek return, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk . memiliki rasio profitabilitas yang baik (profit margin 12,8% dan ROA 14,6%). Dimana kemampuan perusahaan menghasilkan laba baik berdasarkan tingkat penjualan tertentu maupun berdasarkan tingkat aset tertentu cukup baik. Hal ini menunjukkan bahwa manajemen perusahaan berjalan dengan efisien. Namun, jika dilihat dari perputaran piutang (9,44 kali/tahun) dan rata-rata umur dari piutang menjadi kas (38,6 hari) bisa dibilang kurang baik. Karena, rata-rata umur piutang yang rendah mengindikasikan kebijakan piutang yang terlalu ketat dan bisa menyebabkan penurunan penjualan. Begitu pula dengan perputaran persediaan dan umur persediaan, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk . memiliki perputaran persediaan sebesar 5,7 kali/tahun dan umur piutang hanya 63,9 hari. Perputaran persediaan yang rendah menunjukkan bahwa pengendalian persediaan perusahaan berjalan kurang efektif. Dalam analisis pasarnya, PT Krakatau Steel (Persero) Tbk . memiliki PER 8,85 kali. Meskipun dikatakan bahwa perusahaan yang berprospek baik adalah yang memiliki PER yang tinggi, namun dari sudut pandang investor malah sebaliknya. Maka dapat dikatan bahwa investor mungkin akan tertarik dengan PT Ultrajaya karena tidak memiliki PER yang tinggi. Maka kesimpulannya adalah PT Krakatau Steel (Persero) Tbk . baik dalam aspek return-nya walaupun ada beberapa rasio yang menunjukkan angka kurang baik namun hal itu dapat diperbaiki dengan evaluasi dan pengelolaan yang semakin ditingkatkan.
B. Sisi Manajemen Dari hasil perhitungan rasio aktivitas menunjukkan bahwa umur piutang dan perputaran persediaan terbilang rendah. hal ini mengindikasikan bisa jadi kebijakan piutang dan pengendalian persediaan kurang baik. oleh karena itu manajemen harus lebih bijak dalam membuat kebijakan piutang dan mengendalikan persediaan agar perusahaan dapat menghasilkan laba secara maksimal.
C. Sisi Investor Dari aspek return dapat terlihat bahwa perusahaan menghasilkan profit margin dan ROA yang cukup baik, hal ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba juga baik. Begitupun dari perhitungan PER yang memungkinkan harga saham akan terus naik dan capital gain yang akan diperoleh investor juga bisa lebih besar. maka dari itu, para investor dapat mengambil keputusan untuk membeli saham PT Krakatau Steel (Persero) Tbk .
DAFTAR PUSTAKA
http://www.majalahpendidikan.com/2011/11/pengertian-analisis-laporan-keuangan.html http://www.depkeu.go.id/ind/Read http://annisa10211978.blogspot.com/2012/06.pengertian-analisis-laporan-keuangan.html http://www.krakatausteel.com/?page=content&cid=129