TeknikXI Elektronika Audio Video INDIKATOR KOMPETENSI KEJURUAN KELAS PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA
TEKNOLOGI & REKAYASA Teknik Elektronika INDIKATOR CAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN PENDUKUNG PAKET KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS XI SEMESTER 11 -2 UNTUK
PAKET KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA AUDIO VIDEO (057) TEKNIK ELEKTRONIKA KOMUNIKASI (059)
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) KURIKULUM-2013
Penulis: (1). Drs. ASMUNIV, MT (2). Drs. HENDRO HERMANTO, MT PROGRAM STUDI KEAHLIAN TEKNIK ELEKTRONIKA PPPPTK-VEDC BOE MALANG Juli 2013
1
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Pengembangan Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran Menurut Klasifikasi Revised Bloom’s Taxonomy (RBT), Webb’s Depth of Knowledge (DOK) dan Hess’s Cognitive Rigor Matrix (CRM) Jenjang Higher Order Thinking (HOT′s) Paradigma Pengajaran & Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendahuluan Taksonomi
Tujuan
Pembelajaran
Menurut
Bloom:
Hasil
belajar
adalah
kemampuan-kemampuan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu: •
Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
•
Pengetahuan domain afektif, berkenaan berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek
penerimaan,
tanggapan,
penilaian,
pengelolaan,
dan
penghayatan
(karakterisasi). •
Pengetahuan
domain
psikomotorik, psikomotorik,
mencakup
kemampuan kemampuan
yang
berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Proses Domain Kognitif Pada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43). Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge ( knowledge); ); (2) pemahaman (comprehension); comprehension); (3) aplikasi (application (application); ); (4) analisis (analysis (analysis); ); (5) sintesis (synthesis (synthesis); ); dan (6) penilaian (evaluation (evaluation). ).
2
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Pengembangan Indikator Capaian Tujuan Pembelajaran Menurut Klasifikasi Revised Bloom’s Taxonomy (RBT), Webb’s Depth of Knowledge (DOK) dan Hess’s Cognitive Rigor Matrix (CRM) Jenjang Higher Order Thinking (HOT′s) Paradigma Pengajaran & Pembelajaran Kurikulum 2013 Pendahuluan Taksonomi
Tujuan
Pembelajaran
Menurut
Bloom:
Hasil
belajar
adalah
kemampuan-kemampuan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mereka menerima pengalaman belajarnya. Untuk mengevaluasi hasil belajar dari peserta didik, diperlukan tujuan yang bersifat operasional yaitu tujuan berupa tingkah laku yang dapat diamati dan diukur. Ketercapaian kemampuan hasil pembelajaran menurut Benyamin Bloom dapat diukur dari tiga aspek domain pengetahuan, yaitu: •
Pengetahuan domain kognitif, meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual.
•
Pengetahuan domain afektif, berkenaan berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek
penerimaan,
tanggapan,
penilaian,
pengelolaan,
dan
penghayatan
(karakterisasi). •
Pengetahuan
domain
psikomotorik, psikomotorik,
mencakup
kemampuan kemampuan
yang
berupa
keterampilan fisik (motorik) yang terdiri dari gerakan refleks, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, ketepatan, keterampilan kompleks, serta ekspresif dan interperatif. Proses Domain Kognitif Pada hakekatnya proses kognitif berkaitan erat dengan proses berpikir peserta didik. Dengan demikian pandangan tentang proses berpikir dapat didefinisikan sebagai suatu proses kognitif, yaitu suatu tindakan mental untuk membentuk/memperoleh pengetahuan. Proses berpikir dihubungkan dengan pola perilaku yang lain dan memerlukan keterlibatan aktif pemikir. Hubungan tersebut dapat saling terkait dengan struktur yang mapan dan dapat diekspresikan oleh pemikir dengan macam-macam cara (Presseisen dalam Costa, 1985:43). Proses kognitif yang kita kenal selama ini adalah proses kognitif yang dikemukakan oleh Benjamin Bloom. Bloom menyatakan suatu daftar proses kognitif dan mengindikasikan jenis-jenis perilaku peserta didik yang menunjukkan pencapaian tujuan belajar. Keterampilan tersebut mencakup 1) pengetahuan (knowledge ( knowledge); ); (2) pemahaman (comprehension); comprehension); (3) aplikasi (application (application); ); (4) analisis (analysis (analysis); ); (5) sintesis (synthesis (synthesis); ); dan (6) penilaian (evaluation (evaluation). ).
2
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
1.
Pengetahuan atau Hafalan (C1) Pengetahuan atau Hafalan (Recall (Recall to Data) Data) adalah kemampuan yang paling
rendah tetapi paling dasar dalam kawasan kognitif. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan untuk mengenal atau mengingat kembali sesuatu objek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasikannya dalam bentuk atau simbol lain. Kemampuan mengetahui sedikit lebih rendah di bawah kemampuan memahami, karena itu orang yang mengetahui belum tentu memahami atau mengerti apa yang diketahuinya. Ingatan termasuk ranah hafalan yang meliputi kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip, prosedur atau istilah yang telah dipelajari tanpa harus memahami atau dapat menggunakannya (Munaf, 2001:68). Jenjang ini merupakan tingkatan hasil belajar yang paling rendah tapi menjadi prasyarat bagi tingkatan selanjutnya. Suatu soal dikatakan berbentuk hafalan apabila materi yang ditanyakan terdapat (ada) dalam buku pelajaran, atau peserta didik sudah pernah diberitahukan oleh guru (Munaf, 2001:68). Contoh kata kerja operasional yang dapat digunakan pada jenjang ini adalah menyebutkan, menunjukkan, mengenal, mengingat, mendefinisikan (Munaf, 2001:68). Mengingat merupakan proses perolehan pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang peserta didik. Pada dimensi proses mengingat (remember ) melibatkan proses koginitif recognizing (identifying ) dan recalling (retrieving ). ). Proses kognitif recognizing atau atau mengidentifikasi/mengenali merupakan proses menemukan pengetahuan dalam memori jangka panjang (long-term ( long-term memory ) yang berkaitan dengan pengetahuan yang akan dipelajari. Contoh, mengidentifikasi/mengenali sejarah ditemukannya proses fabrikasi pembuatan BJT-Bipolar Junction Transistor pertama kali. Proses retrieving atau memanggil merupakan proses memanggil pengetahuan yang relevan dari memori jangka panjang. Contoh, Sebutkan siapa nama Presiden dan wakil Presiden pertama RI. 2.
Memahami (C2) Pemahaman adalah kemampuan dalam memahami pengetahuan yang telah
diajarkan
seperti
kemampuan
″ menjelaskan″ pembacaan ″menjelaskan″
kode
warna
resistor,
″membandingkan″ membandingkan″ bentuk fisik macam-macam macam-macam resistor, ″menafsirkan″ ″menafsirkan″ , dan sebagainya. Istilah kemampuan memahami dalam ranah taksonomi ini disebut juga dengan ″mengerti″. Pemahaman merupakan salah satu jenjang kemampuan dalam proses berfikir dimana peserta didik dituntut untuk memahami atau mengetahui tentang sesuatu hal dan mampu mengiterprestasikan. Kemampuan ini termasuk kemampuan mengubah satu bentuk 3
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
menjadi bentuk lain, misalnya dari bentuk non-verbal (simbol, gambar) menjadi bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat). Memahami dapat juga sebagai proses membangun makna dari suatu informasi yang diberikan melalui komunikasi lisan, tertulis atau gambar grafik. Peserta didik disebut memahami suatu pengetahuan jika orang tersebut dapat membuat hubungan antara pengetahuan ″baru″ yang diperolehnya dengan pengetahuan awalnya, dan kemudian pengetahuan baru tersebut dapat diintegrasikan melalui proses kognitif yang dimilikinya. Proses kognitif dalam dimensi ″memahami ″ terdiri dari menginterpretasi, memberikan contoh, mengklasifikasi, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan. Kemampuan ″menginterpretasi ″ terjadi pada peser ta didik bilamana peserta didik tersebut telah memiliki kemampuan ″mengubah’ suatu informasi dari bentuk representasi yang satu ke dalam bentuk representasi yang lain. Misal mengubah informasi dari bentuk gambar (non-verbal ) ke dalam bentuk uraian kata-kata atau kalimat (verbal). Dalam bidang studi keahlian teknologi dan rekayasa program studi keahlian elektronika, banyak informasi dari bentuk non-verbal (seperti, simbol, skema/gambar) diinterpretasikan kedalam bentuk verbal (kata-kata/uraian kalimat). Kemampuan memberikan contoh terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat memberikan contoh spesifik dari suatu konsep. Kemampuan memberikan contoh melibatkan kemampuan mengenali ciri-ciri dari suatu definisi atau konsep dan kemudian menggunakan ciri-ciri tersebut untuk digunakan sebagai contoh. Simbol
Interprestasi •
Transistor
•
Transistor bipolar
•
Transistor bipolar tipe NPN
•
Transistor bipolar tipe NPN dengan tiga buah elektroda, yaitu B ase (B), C ollector (C), dan E mitter (E).
•
Transistor
•
Transistor bipolar
•
Transistor bipolar tipe PNP
•
Transistor bipolar tipe PNP dengan tiga buah elektroda, yaitu B ase (B), C ollector (C), dan E mitter (E).
Gambar 1. Klasifikasi & Interprestasi Komponen Elektronik
Kemampuan ″mengklasifikasi″ terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik telah dapat mengenali suatu contoh dan mengelompokannya dengan kategori tertentu. 4
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Kemampuan mengklasifikasi melibatkan kemampuan mendeteksi ciri-ciri, baik itu dalam bentuk contoh ataupun konsep. Kemampuan ″merangkum″ terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik telah dapat mengemukakan gagasan, kemudian merepresentasikan informasi kedalam ″tema″ tertentu. Kemampuan ″merangkum″ melibatkan kemampuan dalam menyusun informasi peserta didik, seperti merangkum makna yang terkandung dalam karya tulis ilmiah menjadi bentuk abstraksi dengan tema tertentu. Kemampuan ″menyimpulkan″ terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat ″mengabstraksi″ suatu konsep atau prinsip. Pada tahap proses menyimpulkan, peserta didik harus memiliki bekal kemampuan dalam ″membandingkan″ suatu contoh yang satu dengan contoh yang lain. Misal, sebutkan beberapa contoh binatang berkaki empat, yaitu sapi, kucing, kambing, dan singa. Dari ke-empat contoh tersebut dapat disimpulkan, bahwa binatang berkaki empat merupakan kumpulan binatang menyusui. Kemampuan ″membandingkan″ terjadi pada peserta didik bilamana peserta didik tersebut telah dapat mendeteksi kesamaan dan perbedaan beberapa obyek, peristiwa, gagasan, masalah, atau situasi. Kemampuan membandingkan merupakan kemampuan melibatkan menemukan hubungan dari suatu objek, peristiwa, atau gagasan yang satu dengan objek, peristiwa, atau gagasan yang lain. 3.
Menerapkan (C3) Penerapan ialah kemampuan untuk menggunakan konsep, prinsip, prosedur
atau teori tertentu pada situasi tertentu. Peserta didik dikatakan telah menguasai kemampuan tertentu bilamana peserta didik tersebut telah dapat memberi contoh dengan kata
kerja
operasional
menghubungkan,
seperti
memilih,
menggunakan, menghitung,
menerapkan,
mengeneralisasikan,
menemukan,
mengembangkan,
mengorganisasikan, memindahkan, menyusun, menunjukkan, mengklasifikasikan, dan mengubah (Munaf, 2001:70). Jenjang penerapan merupakan kemampuan berfikir peserta didik yang lebih tinggi (Munaf, 2001:70). Menurut Munaf (2001:70) jenjang penerapan merupakan kemampuan peserta didik dalam menggunakan prinsip, teori, hukum, aturan maupun metode yang telah dipelajari dalam situasi baru. Menerapkan merupakan kemampuan menggunakan konsep atau prosedur yang dipelajari dalam konteks kehidupan sehari-hari atau pemecahan masalah. Kemampuan menerapkan berkaitan dengan pengetahuan prosedural yang telah dijabarkan pada sub unit sebelumnya. Dalam proses kognitif, kemampuan menerapkan terdiri dari dua kategori, yaitu 5
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
melakukan prosedur latihan dan melakukan prosedur pemecahan masalah. Peserta didik dikatakan melakukan latihan jika dia secara rutin melakukan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan tugas-tugas yang telah dipelajarinya. Peserta didik
dikatakan
memecahkan
masalah
jika
peserta
didik
tersebut
memilih
dan
menggunakan prosedur yang dipelajarinya dalam kehidupan sehari-hari pada konteks yang berbeda dengan tugas-tugas yang dipelajarinya. Oleh karena itu, dalam melakukan latihan atau pemecahan masalah peserta didik harus menggunakan prosedur yang tepat dan mudah dipahami. 4.
Menganalisis (C4) Menganalisis merupakan kemampuan menguraikan suatu materi atau konsep ke
dalam bagian-bagian yang lebih rinci. Kemampuan menganalisis merupakan salah satu komponen yang sangat penting dalam proses tujuan pembelajaran. Analisis merupakan usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian kecil sehingga jelas hierarkinya atau susunannya (Munaf, 2001:71). Dengan analisis diharapkan peserta didik mempunyai pemahaman yang komprehensif dan terpadu. Contoh kata kerja operasional
yang
dapat
digunakan
pada
ranah
″analisis″
adalah
menganalisa,
membedakan, menemukan, mengklasifikasikan, membandingkan (Munaf, 2001:72). Peserta didik yang memiliki kemampuan menganalisis diharapkan memiliki kemampuan membedakan fakta dari opini. Peserta didik memiliki kemampuan dalam menghubungkan kesimpulan dengan pernyataan-pernyataan yang mendukung kesimpulan. Proses
dimensi
kognitif
pada
kemampuan
menganalisis
meliputi
kemampuan
membedakan, mengorganisasi, dan memberikan atribut. Kemampuan membedakan terjadi pada peserta didik jika peserta didik tersebut dapat membedakan infromasi-informasi yang relevan dan tidak relevan, penting dan tidak penting, informasi yang relevan dan yang penting. 5. Mengevaluasi (C5) Evaluasi didefinisikan sebagai pembuatan keputusan berdasarkan kriteria dan standar yang telah ditetapkan. Kriteria yang sering digunakan adalah kriteria berdasarkan kualitas, efisiensi, dan konsistensi. Kriteria tersebut berlaku untuk guru dan peserta didik. Kemampuan memberikan pertimbangan terhadap nilai-nilai materi untuk tujuan tertentu. Pada tahap evaluasi, peserta didik harus mampu membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan criteria tertentu. Tingkatan ini mencakup dua macam proses kognitif, yaitu memeriksa (checking ) dan mengkritik (critiquing ). 6
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Pengecekan merupakan pengujian terhadap ketidakkonsistenan atau kesalahan dalam suatu kegiatan atau produk pendidikan. Misal, pengecekan terjadi ketika peserta didik diuji apakah peserta didik tersebut dapat membuat kesimpulan berdasarkan data hasil pengamatan atau tidak, atau apakah data yang diperoleh mendukung pada hipotesis atau sebaliknya. Peninjauan merupakan pembuatan keputusan tentang produk atau kegiatan berdasarkan kriteria atau standar yang diberikan secara eksternal. Pada saat peninjauan, peserta didik mencatat ciri-ciri positif dan negatif dari suatu produk atau kegiatan, kemudian membuat keputusan dengan membandingkan ciri-ciri tersebut dengan criteria yang ditetapkan. Proses kognitif peninjauan merupakan inti dari proses berpikir kritis. Dalam istilah lain, peninjauan ini disebut juga dengan pemberian keputusan. Contoh kata kerja operasional yang digunakan pada jenjang evaluasi adalah menilai, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, dan mendukung. 6. Mengkreasi/Menciptakan (C6) Menciptakan
merupakan
proses
kognitif
yang
melibatkan
kemampuan
mewujudkan suatu konsep ke dalam suatu produk. Peserta didik dikatakan memiliki kemampuan proses kognitif menciptakan, jika peserta didik tersebut dapat membuat suatu produk baru yang merupakan reorganisasi dari beberapa konsep. Kemampuan yang mendasari proses kognitif menciptakan adalah kemampuan mengkoordinasi pengalaman belajar peserta didik sebelumnya dan kemampuan berpikir kreatif. Berpikir kreatif dalam menciptakan merujuk pada dua hal, yaitu hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan hal yang akan dilakukan peserta didik. Oleh karena itu, berpikir kreatif dalam konteks ini merujuk pada kemampuan peserta didik mensintesis informasi atau konsep ke dalam bentuk yang lebih menyeluruh. Proses kognitif pada menciptakan meliputi penyusunan (generating ), perencanaan ( planning ), dan produksi ( producing ). Urutan dimensi proses kognitif diatas merupakan hasil revisi dari taksonomi Anderson terhadap proses kognitif yang dikemukanakan oleh Bloom yang selama ini dikenal sebagai ranah kognitif. Perbedaan taksonomi lama dengan yang baru terletak pada ranah sintesis (C5), dimana pada taksonomi yang direvisi ranah sintesis tidak ada lagi, tetapi sebenarnya digabungkan dengan analisis. Tambahannya adalah mencipta (C6) yang berasal dari Create.
7
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Tabel 1: Rangkuman domain Pengetahuan dan Ranah Kognitif Taksonomi Bloom Klasifikasi
Sub-domain
Kata Kerja Operasional
Level
Pengetahuan (knowledge) → Mengetahui • Mengenali, membuat daftar, menggambarkan, menyebutkan. Kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan, definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar, dan informasi yang telah diterima sebelummya.
Menggambarkan, menduplikasi, menemukan, mendaftarkan, menamakan, mengingat kembali, mengenali, menirukan, mengatakan, menggarisbawahi, menulis
Pemahaman (comprehension) → Memahami • Menerangkan ide atau konsep Kemampuan menjelaskan pengetahuan/informasi yang diketahui dengan kata-katanya sendiri. Memahami pengertian, terjemahan, interpolasi dan interpretasi perintah atau masalah dengan menggunakan kalimatnya sendiri.
Menghitung, membandingkan, menggambarkan, mendiskusikan, membedakan, memperluas, menjelaskan, mengidentifikasi, menafsirkan, mencari, memprediksi, melaporkan, menyatakan kembali, menerjemahkan, mendefinisikan
Penerapan (Application) → Menerapkan • Menggunakan informasi dalam situasi lain. Kemampuan untuk menggunakan dan menerapkan gagasan, prosedur, metode, rumus, teori dan informasi yang telah dipelajari ke dalam kondisi kerja atau konteks lain yang baru.
Mengklasifikasikan, membangun, menyelesaikan’ menunjukkan, mendramatisir’ memeriksa, mengeksekusi’’ menggambarkan, menerapkan praktik, menunjukkan, memecahkan, menggunakan.
Analisis (Analysis) → Menganalisis • Mengolah informasi, memahami dan mencari hubungan. Memisahkan materi atau konsep ke dalam bagianbagian untuk diorganisasikan kembali menjadi struktur yang mudah dipahami.
Mengiklankan, menganalisa, menilai, mengkategorikan, membandingkan, membedakan, membedakan, memeriksa, mengenali, menduga, menyelidiki, mengatur, menguraikan, memisahkan, mengurutkan, menguji
Evaluasi (Evaluation) → Mengevaluasi • Menilai suatu keputusan atau tindakan. Membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu gagasan, metode, produk atau benda dengan menggunakan kriteria tertentu
Mencipta/Kreasi → Menciptakan • Menghasilkan ide-ide baru atau produk Membangun sebuah struktur atau pola dari berbagai elemen atau mengkombinasikan bagian-bagian untuk membentuk sebuah kesatuan yang utuh dengan penekanan pada hasil berupa sebuah pengertian atau struktur baru.
ll i k S g in k g ni h T r e dr O r e w o LS T O L
lli k S g ni
Menilai, membandingkan, menyimpulkan, mengkritik, membela, menjelaskan, mendiskriminasikan, mengevaluasi, menafsirkan, membenarkan, meringkas, mendukung, memeriksa, memutuskan, menentukan, memprioritaskan, menyarankan, memilih, memberi argumentasi Menciptakan, mendesain, memformulasikan, memprediksi, mengkategorisasikan, mengkombinasikan, menghasilkan sesuatu, mengorganisasikan, merencanakan, menata kembali, merekonstruksi, merevisi, menulis kembali, merangkum.
k g ni h T r e dr O r e h gi -H S T O H
Urutan evaluasi posisinya menjadi yang kelima (C5) sedangkan mencipta naik menjadi
urutan
keenam
(C6),
sehingga
ranah
tertinggi
adalah
mencipta
atau
mengkreasikan. Perbedaan yang kedua adalah pada proses kognitif paling rendah yaitu pengetahuan (C1) atau knowledge diubah menjadi mengingat (C1) yang berasal dari remember. Ada peningkatan dalam proses kognitif contohnya peserta didik tidak dituntut untuk mengetahui suatu konsep saja, tetapi peserta didik harus sampai mengingat konsep yang dipelajarinya. Tingkatan berpikir tinggi (HOTS-Higher Order Thingking Skill) menurut ranah kognitif taksonomi Bloom yang lama berada pada level Analisis, Sintesis dan Evaluasi. Perubahan tingkatan berfikir tinggi hasil revisi taksonomi Anderson sampai pada tingkatan Mengkreasikan/Menciptakan. 8
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Dimensi Pengetahuan Dimensi pengetahuan merupakan pengetahuan yang diharapkan dikonstruk peserta didik berdasarkan tujuan yang ingin dicapai pada materi pembelajaran. Dimensi pengetahuan terdiri dari empat kategori, yaitu dimensi pengetahuan faktual, pengetahuan konseptual,
pengetahuan
prosedural
dan
pengetahuan
metakognisi.
Ke
empat
pengetahuan ini akan membentuk proses perjalanan pengetahuan peserta didik dari yang bersifat konkrit menuju pengetahuan yang bersifat abstrak. Berikut akan diuraikan empat katagori dimensi pengetahuan: a. Pengetahuan Faktual Pengetahuan yang berupa potonganpotongan informasi yang terpisah-pisah atau unsur dasar yang ada dalam suatu disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan faktual pada umumnya merupakan abstraksi tingkat rendah. Ada dua macam pengetahaun faktual, yaitu (1) pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology ) dan (2) pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur (knowledge of specific details and element ).
Pengetahuan tentang terminologi (knowledge of terminology ): mencakup pengetahuan tentang label atau simbol tertentu baik yang bersifat verbal maupun non verbal. Setiap disiplin ilmu biasanya mempunyai banyak sekali terminologi yang khas untuk disiplin ilmu tersebut. Beberapa contoh pengetahuan tentang terminologi: pengetahuan tentang alfabet, pengetahuan tentang istilah ilmiah, dan pengetahuan tentang simbol dalam peta.
Pengetahuan tentang rincian spesifik dan elemen-elemen/unsur-unsur (knowledge of specific details and element ): mencakup pengetahuan tentang kejadian, orang, waktu dan informasi lain yang sifatnya sangat spesifik. Beberapa contoh pengetahuan tentang bagian detail dan unsur-unsur, misalnya pengetahuan tentang nama tempat dan waktu kejadian, pengetahuan tentang kode produk komponen elektronika, dan pengetahuan tentang sumber informasi.
Contoh Pengetahuan Faktual:
Gambar 2. Tegangan V BE = 0,7V menunjukan Faktual 9
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Bagaimana kita dapat membuktikan bahwa tegangan basis-emitor V BE transistor bahan dasar silikon adalah sebesar 0,7V pada suhu kamar 25 0C?. Apakah proses pengetahuan untuk mendapatkan tegangan VBE =0,7V diperoleh melalui proses pengukuran praktek? Untuk membuktikan besarnya tegangan basis-emitor VBE transistor silikon sebesar 0,7V dapat dibuktikan jika kita melakukan praktek pengukuran secara langsung. Oleh itu proses pengetahuan ini menunjukkan adanya fakta (pembuktian), sehingga proses pengetahuan ini disebut Pengetahuan Faktual . b. Pengetahuan Konseptual Pengetahuan yang menunjukkan saling keterkaitan antara unsur-unsur dasar dalam struktur yang lebih besar dan semuanya berfungsi bersama sama. Pengetahuan konseptual mencakup skema, model pemikiran, dan teori baik yang implisit maupun eksplisit. Ada tiga macam pengetahuan konseptual, yaitu pengetahaun tentang klasifikasi dan kategori, pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi, dan pengetahuan tentang teori, model, dan struktur.
Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori: mencakup pengetahuan tentang kategori, kelas, bagian, atau susunan yang berlaku dalam suatu bidang ilmu tertentu. Pengetahuan tentang klasifikasi dan kategori merupakan pengetahuan yang sangat penting sebab pengetahaun ini juga menjadi dasar bagi peserta didik dalam mengklasifikasikan informasi dan pengetahuan. Tanpa kemampuan melakukan klasifikasi dan kategorisasi, peserta didik akan mengalami kesulitan dalam belajar. Beberapa contoh pengetahuan tentang klasifikasi dan
kategori:
pengetahuan
tentang
bagian-bagian
kalimat,
pengetahuan
tentang
pengelompokan material elektronika, dan pengetahuan tentang pengelompokan tumbuhan dan hewan.
Pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi: mencakup abstraksi hasil observasi ke level yang lebih tinggi, yaitu prinsip atau generalisasi. Prinsip dan generalisasi merupakan abstraksi dari sejumlah fakta, kejadian, dan saling keterkaitan antara sejumlah fakta. Contoh pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi adalah pengetahuan tentang prinsipprinsip belajar.
Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur:mencakup pengetahuan tentang prinsip dan generalisasi dan saling keterkaitan antara keduanya yang menghasilkan kejelasan terhadap suatu fenomena yang kompleks. Pengetahuan tentang teori, model, dan struktur merupakan jenis pengetahuan yang sangat abstrak dan rumit, seperti pengetahuan tentang model atom.
10
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Contoh Pengetahuan Konseptual: Konsep
dasar
susunan
(struktur)
fisis
dari
transistor
terdiri
dari
dua
persambungan semikonduktor-PN. Proses tersusunnya komponen transistor terbentuk dari konsep pengetahuan, yaitu gabungan dari konsep fisika dan konsep kimia. Konsep fisika adalah proses terbentuknya dua bahan semikonduktor tipe-P dan N menjadi semikonduktor tipe-PN. Sedangkan Konsep kimia berhubungan dengan tabel periodik material elektronika.
Gambar 3. Susuan fisis transistor menunjukan pengetahuan konsep
Pengetahuan Prosedural Pengetahuan prosedural merupakan pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu yang dapat berupa kegiatan atau prosedur. Seringkali pengetahuan prosedural berisi langkah-langkah atau tahapan yang harus diikuti dalam mengerjakan suatu hal tertentu. Perolehan pengetahuan prosedural dilakukan melalui suatu metode penyelidikan dengan menggunakan keterampilan-keterampilan, teknik dan metode serta kriteria tertentu. Pengetahuan prosedural meliputi:
Pengetahuan tentang keterampilan khusus yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu dan pengetahuan tentang algoritme: mencakup pengetahuan tentang keterampilan khusus yang diperlukan untuk bekerja dalam suatu bidang ilmu atau tentang algoritme yang harus ditempuh untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Beberapa contoh pengetahuan prosedural, misalnya: pengetahuan tentang keterampilan mengukur besaran listrik, pengetahuan mengukur suhu air yang dididihkan dalam beker gelas.
Pengetahuan tentang teknik dan metode yang berhubungan dengan suatu bidang tertentu: mencakup pengetahuan yang pada umumnya merupakan hasil konsensus, perjanjian, atau aturan yang berlaku dalam disiplin ilmu tertentu. Pengetahuan tentang teknik dan metode lebih mencerminkan bagaimana ilmuwan dalam bidang tersebut berpikir dan memecahkan masalah yang dihadapi. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya, pengetahuan tentang metode penelitian, pengetahuan tentang metode pengukuran parameter internal komponen transistor.
Pengetahuan tentang kriteria untuk menentukan kapan suatu prosedur tepat untuk digunakan:mencakup pengetahuan tentang kapan suatu teknik, strategi, atau metode harus
11
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
digunakan. Peserta didik dituntut bukan hanya tahu sejumlah teknik atau metode tetapi juga dapat mempertimbangkan teknik atau metode tertentu yang sebaiknya digunakan dengan mempertimbangkan situasi dan kondisi yang dihadapi saat itu. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: pengetahuan tentang kriteria radiasi gelombang tegak (VSWR) antena, pengetahuan tentang kriteria pemilihan rumus yang sesuai dalam memecahkan masalah, dan pengetahuan memilih metode statistika mengolah (analisa) data dalam penelitian. Contoh Pengetahuan Prosedural: Bagaimana kita dapat mengetahui transistor dalam kondisi baik?. Apakah proses pengetahuan untuk mengetahui transistor dalam keadaan baik diperlukan langkah-langkah prosedur dengan melalui proses pengukuran praktek? Pengetahuan prosedural: Untuk mengetahui transistor dalam kondisi baik dapat dilakukan empat langkah prosedur pengujian, mengukur (1 kaki B-E arah maju, (2) kaki B-E arah mundur, (3) kaki B-C arah maju, dan (4) kaki B-C arah mundur.
1.
Bias Maju
2.
Bias Mundur
3.
Bias Maju
4.
Bias Mundur
Gambar 4. Langkah-langkah Pengukuran menunjukan Pengetahuan Prosedural
c.
Pengetahuan Meta-kognitif Beberapa ahli mendefinisikan metakognisi sebagai “berpikir mengenai berpikir”, sementara beberapa ahli lain mendefinisikan sebagai “mengetahui” tentang “mengetahui”. Kemampuan refleksi diri dari proses kognitif yang sedang berlangsung merupakan sesuatu yang unik bagi individu dan memainkan peran penting dalam kesadaran manusia. Proses berfikir seperti ini menunjukkan bahwa metakognisi mengikutsertakan pemikiran seseorang.
Metacognition
Self Regulation
Metacognitive Knowledge
Gambar 5. Pengetahuan Metakognisi
12
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Komponen pengetahuan dari metakognisi diawali dari penelitian yang dilakukan oleh Flavell (dalam Neuenhaus, dkk, 2011), dengan membagi pengetahuan metakognitif dalam 3 variabel yang berinterelasi yaitu (1) pengetahuan mengenai diri sendiri dan orang lain sebagai pembelajar ( person variable), (2) pengetahuan mengenai permintaan tugas (task variable) dan pengetahuan mengenai strategi (strategy variable). Sementara, berdasarkan penelitian Brown (dalam Neuenhaus, dkk, 2011) dibedakan antara (1) declarative strategy knowledge, yang merujuk pada pengetahuan mengenai ′apa′ pengukuran yang dapat dilakukan untuk menyelesaikan tugas, (2) procedural strategy knowledge mengenai ′bagaimana′ merealisasikan pengukuran, dan (3) conditional strategy knowledge yang berkaitan dengan efektifitas strategi (kapan saat yang tepat untuk mengaplikasikan strategi proses pembelajaran). Gambar 6, memperlihatkan struktur dimensi pengetahuan metakognitif.
Gambar 6. Struktur Dimensi Pengetahuan Metakognitif
Penerapkan Pengetahuan Metakognitif Procedural metacognition diasumsikan berkembang lebih awal dalam kehidupan. Penelitian berdasarkan self-judgement menunjukkan bahwa anak-anak prasekolah sudah mampu mengevaluasi pencapaian pembelajaran dan pengetahuan mereka ke dalam tugastugas yang sederhana dan familiar (Lockl & Schneider, 2007). Aspek
metakognitif
sebagai
bagian
terkait
dari
pembelajaran
dengan
menggunakan pendekatan keterampilan metakognitif sangat penting untuk dapat dikembangkan agar peserta didik mampu memahami dan mengontrol pengetahuan yang telah didapatnya dalam kegiatan pembelajaran. Adapun aspek aktivitas metakognitif yang dikemukakan oleh Flavell (Suzana, 2004: B4-4) adalah: (1) kesadaran mengenal informasi, (2) memonitor apa yang mereka ketahui dan bagaimana mengerjakannya dengan mempertanyakan diri sendiri dan menguraikan dengan kata-kata sendiri untuk simulasi mengerti, (3) regulasi, membandingkan dan membedakan solusi yang lebih memungkinkan. Dengan demikian, seperti yang diungkapkan oleh Borkwoski; Borkwoski, Johnson, & Reid; Pressley et al., 1987; Torgosen; Wong (Jacob, 2003: 17-18), bahwa guru mengajar peserta 13
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
didik untuk merancang, memonitor, dan merevisi kerja mereka sendiri mencakup tidak hanya membuat mahapeserta didik sadar tentang apa yang mereka perlukan untuk mengerjakan apabila mereka gagal untuk memahami. Pengetahuan metakognitif mencakup pengetahuan tentang kognisi (pikiran) secara umum dan pengetahuan tentang diri sendiri. Pengetahuan meta-kognitif meliputi:
Pengetahuan strategik: mencakup pengetahuan tentang strategi umum untuk belajar, berpikir, dan memecahkan masalah. Beberapa contoh pengetahuan jenis ini misalnya: (1) pengetahuan mengingat mengulang-ulang suatu informasi dan (2) pengetahuan tentang strategi perencanaan untuk mencapai tujuan.
Pengetahuan tentang tugas kognitif: mencakup pengetahuan tentang jenis operasi kognitif yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tertentu serta pemilihan strategi kognitif yang sesuai dalam situasi dan kondisi tertentu. Beberapa contoh pengetahaun jenis ini misalnya: (1) tingkat kedalaman pengetahuan yang terkandung dalam buku “sains” lebih sulit dipahami daripada (2) tingkat kedalaman pengetahuan dalam buku populer, dan (3) pengetahuan meringkas/menyimpulkan bisa digunakan untuk meningkatkan pemahaman.
Pengetahuan tentang diri sendiri: mencakup pengetahuan tentang kelemahan dan kemampuan diri sendiri dalam belajar. Salah satu faktor agar peserta didik dapat menjadi mandiri adalah mengevaluasi kemampuannya, sehingga mengetahui dimana kelebihan dan. Beberapa contoh pengetahuan tentang pengetahuan diri sendiri, misalnya: (1) pengetahuan seseorang yang ahli dalam suatu bidang tertentu, belum tentu ahli dalam bidang lain, (2) pengetahuan menentukan tujuan yang hendak dicapai dan (3) pengetahuan tentang kemampuan dalam mengerjakan tugas.
Contoh Pengetahuan Metakognitif:
3.
Kerja projek: kolaborasi antar bidang pengetahuan yang berbeda
Abstraksi, Karya Tulis Ilmiah, Jurnal, Penelitian,
Penemuan Teknologi Tepat Guna
Penulisan buku sain atau populer
Hasil karya seni
Membuat kesimpulan, difinisi, hipotesa dan analisis
Dimensi-Pengetahuan dan Dimensi Proses Kognitif Tabel taksonomi merupakan tabel dua dimensi yang menyatakan hubungan antara dimensi pengetahuan dengan dimensi proses kognitif. Ranah kognitif taksonomi Bloom terbagi menjadi dua dimensi, yaitu dimensi pengetahuan yang menunjukkan aspek
14
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
kata benda, dan dimensi proses kognitif yang menunjukkan aspek kata kerja. Tabel matrik 2D dapat digunakan untuk mengembangkan tujuan pembelajaran dalam silabus atau Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Tabel 2: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C1) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif PROSES KOGNITIF DIMENSI
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Menerapkan (C3)
Menganalisis (C4)
Menilai (C5)
Menciptakan (C6)
1. Faktual 2. Konseptual 3. Prosedural E
4. Metakognitif P
E
T
KD
Tabel 2, target tujuan pembelajaran (C1) dimulai dari sel matrik 1C1, 2C1, 3C1, 3C2, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD). Tabel 3: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C2) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif PROSES KOGNITIF DIMENSI
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Menerapkan (C3)
Menganalisis (C4)
Menilai (C5)
Menciptakan (C6)
1. Faktual 2. Konseptual 3. Prosedural E
4. Metakognitif P
E
T
KD
Tabel 3, target tujuan pembelajaran (C2) dimulai dari sel matrik 1C2, 2C2, 3C2, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD). Tabel 4: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C3) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif PROSES KOGNITIF DIMENSI
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Menerapkan (C3)
Menganalisis (C4)
Menilai (C5)
Menciptakan (C6)
1. Faktual H A T E
2. Konseptual G N E P
3. Prosedural
KD
4. Metakognitif
Tabel 4, target tujuan pembelajaran (C3) dimulai dari sel matrik 1C3, 2C3, 3C3 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD).
15
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Tabel 5: Arah Matrik Tujuan Pembelajaran (C4) Dimensi Pengetahuan dan Proses Kognitif PROSES KOGNITIF DIMENSI
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Menerapkan (C3)
Menganalisis (C4)
Menilai (C5)
Menciptakan (C6)
1. Faktual 2. Konseptual T E
KD
E
3. Prosedural P
4. Metakognitif
Tabel 5, target tujuan pembelajaran (C4) dimulai dari sel matrik 1C4, 2C4 dan berakhir pada sel matrik 3C4 yang merupakan tujuan target kompetensi dasar (KD). Tabel taksonomi menunjukkan bahwa proses berpikir yang paling rendah terjadi pada sel dimensi proses kognitif ′mengingat′ dan dimensi pengetahuan faktual. Proses berpikir yang paling tinggi terjadi pada sel dimensi proses kognitif menciptakan dan dimensi pengetahuan metakognisi. Sel pada tabel taksonomi semakin ke kanan-bawah, semakin tinggi proses berpikir yang digunakan. Proses berpikir menciptakan-pengetahuan metakognisi membutuhkan kemampuan-kemampuan yang mendasarinya yaitu sel-sel di atas dan sebelah kirinya. Tabel 6: Klasifikasi Kata Kerja Operasional Menurut Taksonomi Bloom PROSES KOGNITIF
DIMENSI
Mengingat
Memahami
Menerapkan
Menganalisis
Menilai
Menciptakan
(C1)
(C2)
(C3)
(C4)
(C5)
(C6)
Faktual
Membuat Daftar
Meringkas
Menggolongkan
Mengurutkan
Menyusun
Menggabungkan
Konseptual
Menggambarkan
Menginterprestasikan
Eksperimen
Memaparkan
Menaksir
Merencanakan
Prosedural
Mentabulasi
Memprediksi
Menghitung
Membedakan
Menyimpulkan
Mencipta
Metakognitif
Menggunakan sesuai kaidah
Mengerjakan
Membangun
Memprestasikan
Mengukur
Mewujudkan
Klasifikasi kata kerja taksonomi pada tabel 6 dapat digunakan untuk mengembangkan capaian tujuan pembelajaran proses pendidikan. Tujuan proses pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau Silabus harus mengacu dan melihat tujuan pendidikan yang tertuang dalam Standar Isi yang merupakan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Aspek terpenting bagi guru dalam Standar isi adalah Kompetensi Dasar (KD). Kompetensi dasar merupakan kemampuan minimal yang harus dimiliki peserta didik setelah melakukan proses pembelajaran. KD ini dijabarkan dalam bentuk indikator tujuan pembelajaran. Setiap indikator tujuan pembelajaran harus mencerminkan rincian kegiatan dan kemampuan yang akan dicapai. Oleh karena itu, agar tujuan pembelajaran dapat mencapai target KD, maka untuk memudahkan guru dalam menentukan tujuan pembelajaran dapat menggunakan tabel 6 sebagai acuan untuk menentukan kata kerja. 16
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Pengembangan Kompetensi Dasar (KD) Menurut Tabel Taksonomi Sebagai contoh kompetensi dasar (KD) yang hendak dianalisis adalah: •
Mendeskripsikan sifat-sifat dioda penyearah (KD Target).
Dan dengan mencermati kata kerja operasional yang tertuang pada tabel 6 serta melihat Kompetensi Dasar (KD) dan standar isi dalam kurikulum, maka langkah selanjutnya adalah menyusun dan mengembangkan tujuan pembelajaran sebagai indikator untuk mencapai KD. Misalnya, Indikator tujuan pembelajaran yang akan ditulis dalam RPP atau silabus adalah sebagai berikut: Setelah selesai pelajaran peserta didik dapat, 1. membuat daftar ciri-ciri fisis dan sistem pengkode dioda penyearah frekuensi rendah dari berbagai macam produk (Indikator 1) 2. menggambarkan karakteritik arus-tegangan dan rangkaian pengganti dioda penyearah pada saat kondisi bias maju dan mundur (Indikator 2) 3. menginterprestasikan karakteristik kelistrikan dioda penyearah kondisi bias maju dan mundur (Indikator 3) 4. membedakan karakteristik tahanan dalam dinamis dan statis dioda penyearah pada daerah linier (Indikator 4) 5. mengklasifikasikan macam-macam tipe rangkaian dasar dioda penyearah berdasarkan kegunaan dan fungsinya (Indikator 5) Langkah selanjutnya adalah KD dan indikator tujuan pembelajaran di atas dianalisis berdasarkan dimensi pengetahuan dan dimensi proses kognitif. Perhatikan pernyataan susunan kalimat pada KD, identifikasi kata kerja operasional yang digunakan dalam kalimat (dimensi proses kognitif) dan kata benda (dimensi pengetahuan). Kata kerja “mendeskripsikan” termasuk kata kerja atau dimensi proses kognitf, dimana dimensi proses kognitif yang memenuhi kata “mendeskripsikan” adalah dimensi “memahami ”. Sedangkan
“sifat-sifat
dioda
penyearah”
merupakan
kata
benda
yang
menunjukkan dimensi pengetahuan, dimana dimensi pengetahuan yang memenuhi kata sifat-sifat dioda penyearah adalah dimensi pengetahuan konseptual karena sifat-sifat dioda penyearah merupakan kumpulan dari pengetahuan fakta atau pengetahuan konsep. Contoh bahwa dioda merupakan kumpulan pengetahuan fakta adalah dioda dibuat dari bahan semikonduktor (silikon atau germanium), dioda memiliki tegangan penghalang (barrier) sebesar 0,6V, dan dioda memiliki dua elektroda, yaitu Anode (A) dan Katode (K), sedangkan yang menunjukkan bahwa dioda terdiri dari kumpulan konsep, yaitu sejak ditemukannya sejarah perkembangan model atom Thomson, Rutherford dan Bohr,
17
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
dan kemudian dilanjutkan dengan ditemukannya bahan semikonduktor tipe-P dan tipe-N sampai terbentuk menjadi dioda persambungan tipe-PN. Dengan cara yang sama, hasil analisa semua indikator tujuan pembelajaran yang telah disusun dan dikembangkan, dapat dilihat pada tabel 7 taksonomi berikut ini. Tabel 7: Analisis Kompetensi Dasar Menurut Taksonomi Bloom PROSES KOGNITIF DIMENSI
Mengingat (C1)
Memahami (C2)
Menerapkan (C3)
Menganalisis (C4)
Menilai (C5)
Menciptakan (C6)
1. Faktual
Indikator 1
Indikator 3
Indikator 5
x
x
x
2. Konseptual
Indikator 2
x
x
x
x
3. Prosedural
x
x
x
x
x
x
4. Metakognitif
x
x
x
x
x
T E E P
KD (Target) Indikator 4
Hasil analisis tabel 7 taksonomi di atas menunjukkan bahwa KD terletak pada sel matrik 2C2, yaitu ranah proses kognitif “memahami” dan pengetahuan konseptual. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang ditulis berada pada sel matrik 1C3, yaitu berada pada ranah proses kognitif “menerapkan dan pengetahuan faktual. Dengan demikian, indikator tujuan pembelajaran yang ditulis pada sel matrik 1C3 memiliki kemampuan yang lebih tinggi dari KD yang ditargetkan. Oleh karena itu, hasil analisis KD dan indikator menunjukkan bahwa indikator tujuan pembelajaran yang dikembangkan dalam RPP atau silabus merupakan penjabaran dari KD bahkan dapat lebih tinggi dari kompetensi minimal yang diharapkan oleh KD target. Dengan demikian berdasarkan hasilanalisis, penyusunan indikator tujuan pembelajaran yang ditampilkan pada tabel 7 termasuk pada kategori sangat baik. Tujuan pembelajaran pada sel matrik 1C1 dari ranah proses kognitif “mengingat” dan pengetahuan faktual, 1C2 dari ranah proses kognitif ′mengingat′ dan pengetahuan konseptual, dan 1C2 dari ranah proses kognitif ′memahami′ dan pengetahuan faktual merupakan sel-sel yang mendasari kemampuan sel KD target. Sedangkan indikator tujuan pembelajaran yang pada sel matrik 2C4 merupakan sel yang sama dengan sel KD target. Berdasarkan dari hasil analisis di atas, maka penggunaan tabel taksonomi dimensi proses kognitif terhadap dimensi pengetahuan sangat berguna dan memudahkan dalam menyinkronkan penyusunan tujuan intruksional dan standar sistem penilaian, sehingga target Standar Komptensi Lulusan (SKL) dapat diketahui dari sejauh mana pengembangan indikator capaian kompetensi yang merupakan penjabaran kebutuhan pengetahuan dari Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) sudah terpenuhi.
18
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Webb’s Depth of Knowledge (Webb’s DOK) Depth of Knowledge (DOK) dikembangkan oleh Dr Norman Webb, seorang ilmuwan & peneliti di bidang Pendidikan Sains dari “Wisconsin Center for Education Research and the National Institute for Science Education”. Setidaknya sudah 20 negara yang sudah mengadopsi DOK untuk digunakan sebagai alat evaluasi sistem standar penilaian. DOK dapat digunakan untuk mengukur sejauh mana level (tingkat kedalaman) perolehan pengetahuan peserta didik. Apakah pengetahuan yang diperoleh peserta didik sudah sesuai dengan Standar Isi (SI) yang diturunkan dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Kurikulum Nasional. Dengan menggunakan DOK seorang guru dapat mengembangkan (melakukan) penilaian yang ketat sesuai dengan tuntutan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) kurikulum. Selain itu, dengan menggunakan DOK kita dapat melakukan penjenjangan kompetensi pengetahuan peserta didik, sehingga selaras dengan kebutuhan tenaga kerja. Menurut Norman L. Webb dari Pusat Penelitian Pendidikan Wisconsin Amerika Serikat dengan tema Jurnal “Tingkat Kedalaman Empat Wilayah Pengetahuan 28 Maret 2002″: “Menafsirkan dan menegaskan bahwa Tingkat Kedalaman Pengetahuan untuk tujuan standar dan item penilaian merupakan persyaratan penting untuk keselarasan dalam menganalisis tingkat kedalaman pengetahuan pembelajaran. Menurut Norman Webb, tingkat Kedalaman pengetahuan terbagi dalam empat wilayah pengetahuan yaitu: Depth of Knowledge (DOK) atau tingkat Kedalaman Pengetahuan dibagi menjadi 4 tingkatan (Level), yaitu: Tabel 8. Penjenjangan Kedalaman Pengetaahuan Menurut Webb’s Depth of Knowledge
LEVEL
JENJANG PENGETAHUAN
DESKRIPSI
DOK-1
MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI) • Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.
DOK-2
KETRAMPILAN/KONSEP • Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual
DOK-3
BERFIKIR STRATEGIS • Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan
DOK-4
BERFIKIR SECARA LUAS • Membutuhkan penyelidikan/penelitian, pengumpulan data dan analisis hasil.
Dasar (A)
Lanjut (B1)
Menengah (B2)
Tinggi (C)
Level 1: Mengingat Kembali dan Reproduksi Membutuhkan penarikan kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana, serta melakukan proses sains sederhana atau prosedur. Level 1 19
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
hanya membutuhkan peserta didik untuk menunjukkan respon hafalan, menggunakan rumus yang sudah dikenal, melakukan prosedur yang ditetapkan, seperti penulisan resep makanan, ekperimen dengan serangkaian urutan langkah kerja yang jelas . Sebuah prosedur ″sederhana″ yang telah terdifinisikan dengan baik, bilamana dalam penyelesaian hanya membutuhkan satu langkah, seperti mengukur nilai tegangan, resistansi dan arus. Kata kerja seperti ″mengidentifikasi″, ″mengingat″, ″mengenali″, ″menggunakan″, ″menghitung″, dan ″mengukur″ secara umum merupakan kerja kognitifdan diklasikasikan di tingkat ″mengingat kembali dan reproduksi-Recall and Reproduction″ atau Level 1. Penyelesaian masalah sederhana dan dapat langsung diterjemahkan dan diselesaikan dengan rumus, seperti penerapan hukum ohm dalam rangkaian listrik dapat dikatagorikan Level 1. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti ″menjelaskan″ kemungkinan penggunaan kata kerja ″menjelaskan″ dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas) pengetahuannya. Seorang peserta didik ketika menjawab permasalahan item soal DOK pada Level 1, dan jawabannya tidak mengharuskan untuk “diketahui” atau “dipecahkan” peserta didik itu sendiri, atau jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item soal secara otomatis menyediakan kunci jawaban untuk setiap item soal, maka item soal tersebut dapat diklasifikan DOK Level 1. Dan bilamana pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab soal tidak secara otomatis memberikan kunci jawaban (penyelesaian), maka item soal tersebut kemungkinan dapat diklasifikasikan pada DOK Level 2. Level 2: Keterampilan dan Konsep Mencakup
keterlibatan
beberapa
proses
mental
untuk
mengingat
atau
mereproduksi tanggapan. Isi atau proses pengetahuan yang terlibat memiliki tingkat kompleksitas lebih rumit daripada di Level 1. Oleh karena peserta didik harus membuat beberapa keputusan, sehingga mendekati pertanyaan atau masalah. Kata kerja operasional yang umum digunakan pada klasifikasi pengetahuan Level 2 adalah ″mengklasifikasi″, ″mengatur″,
″memperkirakan,″
″melakukan
pengamatan″,
″mengumpulkan
dan
menampilkan data″, dan ″membandingkan data″. Suatu tindakan yang menggunakan kata kerja ini memerlukan lebih dari satu langkah. Misalnya, untuk membandingkan data, langkah pertama yang diperlukan adalah (1) mengidentifikasi karakteristik objek atau fenomena, kemudian (2) mengelompokan atau memilah objek.
20
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Pengetahuan DOK Level 2 meliputi kegiatan melakukan pengamatan dan mengumpulkan data; mengklasifikasikan, pengorganisasian, dan membandingkan data, dan mengatur dan menampilkan data dalam tabel dan grafik. Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran, seperti ″menjelaskan″ kemungkinan penggunaan kata kerja ″menjelaskan″ atau ″menafsirkan″ dapat berada pada tingkat klasifikasi DOK yang berbeda, tergantung pada kerumitan (kompleksitas) pengetahuan yang diperlukan dalam tindakan. Misalnya, ″menafsirkan″ informasi dari grafik sederhana, membutuhkan informasi bagaimana membaca dan menginterprestasikan grafik, termasuk katagori DOK Level 2. Suatu
tindakan
yang
memerlukan
interpretasi
pengetahuan
yang
mengandung
kompleksitas, seperti membuat interprestasi makna tentang grafik dan menjelaskan makna informasi yang terkandung dalam grafik, dapat dikatagorikan DOK Level 3. Level 3: Berpikir Strategis Berfikir strategis memerlukan tingkat kedalaman pengetahuan yang lebih tinggi dari DOK Level sebelumnya, tingkat berfikir yang memiliki kompleksitas seperti penalaran, perencanaan, menggunakan bukti. Tuntutan pengetahuan (kognitif) DOK Level 3 sangat kompleks dan abstrak. Kompleksitas tidak tergantung hanya dari fakta saja, melainkan mungkin juga dapat bersumber dari beberapa jawaban, dan dimungkinkan juga membutuhkan urutan atau tahapan didalam penalaran. Dalam kebanyakan kasus, jika peserta didik diminta untuk menjelaskan pemikiran DOK Level 3; dan bilamana penjelasan dalam kalimat yang diberikan merupakan pengetahuan yang sangat sederhana, maka pengatuan ini dapat dikategorikanpada DOK Level 2. Suatu tindakan yang memiliki lebih dari satu jawaban dan peserta didik dituntut untuk membenarkan suatu respon, maka katagori pengetahuan ini berada pada DOK Level 3. Eksperimental desain dalam DOK Level 3 pada umumnya dibutuhkan tindakan lebih dari satu variabel dependen. Tindakan yang termasuk dalam DOK Level 3, meliputi kegiatan mendeskripsikan kesimpulan dari pengamatan; mengutip bukti dan mengembangkan argumen logis dalam konsep berfikir; menjelaskan fenomena dalam konsep, dan menggunakan konsep-konsep untuk memecahkan permasalahan tidak rutin. Level 4: Berpikir Secara Luas Memerlukan daya kognitif tinggi dan sangat kompleks. Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan. Banyak instrumen penilaian tidak 21
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
dapat mencakup kegiatan penilaian yang dapat diklasifikasikan sebagai Tingkat 4. Namun, standar, tujuan, dan tujuan dapat dinyatakan sedemikian rupa untuk mengharapkan peserta didik untuk melakukan berpikir secara luas. “Mengembangkan generalisasi dari hasil yang diperoleh dan strategi yang digunakan dan menerapkannya terhadap situasi masalah” adalah contoh tujuan pembelajaran yang merupakan Level 4. Banyak, tapi tidak semua, kinerja penilaian dan kegiatan penilaian terbuka yang membutuhkan pemikiran yang signifikan akan berada pada Tingkat 4. Level 4 membutuhkan penalaran desain, eksperimental dan perencanaan yang kompleks, dan mungkin akan memerlukan jangka waktu, baik untuk meneliti ilmu pengetahuan yang diperlukan oleh suatu tujuan, atau untuk melaksanakan beberapa langkah dari item penilaian. Namun, periode perpanjangan waktu bukan merupakan faktor yang membedakan jika pekerjaan yang dibutuhkan adalah hanya berulang dan tidak memerlukan pemahaman konseptual yang signifikan dan berpikir tingkat tinggi. Sebagai contoh, jika seorang peserta didik harus mengambil suhu air dari sungai setiap hari selama satu bulan dan kemudian membuat grafik, ini akan diklasifikasikan sebagai kegiatan Tingkat 2. Namun, jika peserta didik melakukan sebuah penelitian tentang suhu air sungai yang membutuhkan keputusan dengan mempertimbangkan sejumlah variabel, pengetahuan ini akan menjadi Tingkat 4. Komparasi Penerapan DOK Webb & Taksonomi Blom Depth of Knowledge (DOK) mirip dengan Taksonomi Bloom, namun berbeda dalam penggunaanya. Taksonomi Bloom: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang sama, sedangkan DOK Webb: Penggunaan kata kerja yang sama pada tujuan pembelajaran yang berbeda memiliki derajad level pengetahuan yang belum tentu sama (tergantung tingkat kedalaman dari pengetahuan).
22
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Tabel 9. Komparasi Penerapan Bloom’s Taxonomy dan Webb’s Depth of Knowledge
TAKSONOMI BLOOM LAMA Pengetahuan 1
TAKSONOMI BLOOM REVISI Mengingat
Mengingat kembali pengetahuan yang tersimpan dalam memori jangka panjang. C
Pemahaman 2
Memahami
Webb’s Depth of Knowledge
LEVEL
DOK-1. MENGINGAT KEMBALI (REPRODUKSI) Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana.
DASAR (A)
Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis. C
Penerapan
Menerapkan
DOK-2. KETRAMPILAN/KONSEP Menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual
Melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu. 3 C
Analisis 4 C
5 C
6 C
LANJUT (B1)
DOK-3. BERFIKIR STRATEGIS
Menganalisis
Kemampuan menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain.
Perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan
Sintesa
Mengevaluasi
Kemampuan mengintegrasikan bagian-bagian yang terpisah menjadi keseluruhan yang terpadu.
Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan pengakuan standar.
Evaluasi
Mencipta (Mengkreasi)
DOK-4. BERFIKIR SECARA LUAS Membutuhkan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil. Membuat – Sebuah Difinisi Membuat – Sebuah Kesimpulan Membuat – Sebuah Hipotesa Membuat – Sebuah Analisis
Membuat penilaian berdasarkan kriteria dan standar.
Mengintegrasikan elemenelemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh.
MENENGAH (B2)
TINGGI (C)
Tabel 10. Hess’s Bloom’s & DOK Levels
Proses Kognitif Taksonomi Bloom
Webb’s Depth of Knowledge (DOK) Levels DOK-1 Ingatan/Reproduksi
DOK-2 Ketrampilan/Konsep
DOK-3 Berfikir Strategis
DOK-4 Berfikir Secara Luas
C1
Mengingat
Dasar (A)
x
x
x
C2
Memahami
Dasar (A)
Dasar (A)
Dasar (A)
Dasar (A)
C3
Menerapkan
Lanjut (B1)
Lanjut (B1)
Lanjut (B1)
Lanjut (B1)
C4
Menganalisis
Menengah (B2)
Menengah (B2)
Menengah (B2)
Menengah (B2)
C5
Mengevaluasi
x
x
Tinggi (C)
Tinggi (C)
C6
Menciptakan
Tinggi (C)
Tinggi (C)
Tinggi (C)
Tinggi (C)
Penerapan Matrik Rigor-Kognitif Hess-Kedalaman Pengetahuan Webb ke Dimensi Proses Kognitif Taksonomi Bloom
23
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Tabel 11. Proses Kognitif Taksonomi Bloom versus Webb’s Depth of Knowledge (DOK) Levels
Webb’s Depth of Knowledge (DOK) Levels Proses Kognitif Taksonomi Bloom
C1
C2
C3
24
Mengingat
Memahami
Menerapkan
DOK-1 Ingatan/Reproduksi • Mengingat atau mengidentifikasi konversi, istilah, fakta • Mengingat atau mencari faktafakta dasar, definisi, detail, peristiwa • Mengidentifikasi fakta/rincian dalam teks • Mengevaluasi ekspresi Cari titik pada grid atau angka pada garis bilangan Memecahkan masalah sederhana (satu langkah) • Memiilih kata-kata yang tepat • Menulis kalimat sederhana • Menjelaskan dengan menggunakan kalimat tanya bagaimana atau mengapa • Mengikuti prosedur sederhana sesuai perintah/petunjuk kerja, seperti: Menghitung, mengukur, menerapkan aturan Menerapkan rumus Memecahkan persamaan linear Membuat konversi
DOK-2 Ketrampilan/Konse p
DOK-3 Berfikir Strategis
DOK-4 Berfikir Secara Luas
Pada tingkat ini tidak ada korelasi (hubungan) antara pikiran dan kedalaman pengetahuan seseorang
• Menjelaskan • Menjelaskan, atau • Menghubungkan hubungan menghubungkan konsep-konsep Menggunakan ide menggunakan matematika ke ranah model atau bukti-bukti konten yang lainnya diagram untuk pendukung • Mengembangkan menjelaskan (kutipan, contoh ...) generalisasi kedalam konsep • Menggunakan situasi baru Membuat konsep untuk • Menjelaskan kesimpulan dasar memecahkan bagaimana konsep atau prediksi logis permasalahan nonatau ide khusus dari data atau rutin berhubungan dengan observasi • Menjelaskan suatu domain konten atau • Menjelaskan alasan yang konsep lainnya hubungan mungkin • Membuat membutuhkan lebih ringkasan dari satu jawaban • Mengidentifikasi • Menjelaskan atau ide-ide sentral menghubungkan ide menggunakan bukti pendukung • Memilih prosedur dan menerapkannya • Memecahkan masalah rutin menerapkan beberapa konsep atau membuat keputusan. • Menggunakan konteks untuk mengidentifikasi makna kata • Mendapatkan dan menginterpretasik an informasi menggunakan fitur teks
• Mendesain sebuah investigasi untuk tujuan tertentu atau pertanyaan penelitian
• Merencanakan pendekatan dengan banyak alternatif untuk penelitian masalah baru
• Menggunakan penalaran, perencanaan, dan bukti pendukung • Menggunakan konsep untuk memecahkan masalah non-rutin • Mengembangkan ide-ide
• Merencanakan multi alternatif pendekatan untuk mecahkan permasalahan dalam penelitian.
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
C4
C5
Menganalisi s
• Mengambil (mengidentifikasi) jenis informasi yang terkandung dalam grafik, tabel, fitur teks, dll untuk menjawab pertanyaan. • Mengidentifikasi pola
Mengevalua si
• Brainstorm (curah pendapat) ide, konsep, masalah, atau perspektif yang berhubungan dengan topik atau konsep C6
• Mengkategorikandata, angka • Membuat organisasi data pesanan • Memilih grafik yang sesuai dan terorganisir & data tampilan • Mengembangkan pola • Menafsirkan data dari grafik sederhana • Mebandingkan karya tulis, fakta, istilah, peristiwa • Menganalisis format, organisasi, struktur teks
Menciptakan
• Menghasilkan dugaan berdasarkan pengamatan atau pengetahuan sebelumnya
• Membandingkan informasi, data atau teks • Menganalisis dan menarik kesimpulan dari data, mengutip bukti • Menafsirkan data dari grafik yang kompleks • Menganalisis atau menafsirkan hasil tulisan untuk kritik teks
• Menganalisis berbagai sumber bukti atau data set (teks) • Menganalisis tema kompleks/abstrak
• Membuat kutipan dan mengembangkan argumen yang logis untuk dugaan yang didasarkan pada satu teks atau masalah • Membandingkan/m embedakan metode solusi • Membenarkan kesimpulan yang dibuat
• Menerapkan pemahaman dengan cara baru, memberikan argumen atau pembenaran untuk aplikasi baru • Mengevaluasi relevansi, akurasi, & kelengkapan sumber informasi • Menilai kebenaran suatu kesimpulan
• Menyatukan informasi dari satu sumber informasi menjadi kesatuan informasi yang baru. • Mengembangkan solusi alternatif • Menyatukan informasi kedalam satu set data • Mengembangkan model kompleks atau pendekatan untuk situasi tertentu
• Menyatukan informasi dari beberapa sumber yang berbeda menjadi kesatuan informasi baru. • Mendesain model untuk menginformasikan dan memecahkan situasi praktis atau abstrak • Mengartikulasikansituasi baru, tema alternatif, pengetahuan baru atau perspektif baru
Fungsi Hess’ Cognitive Rigor Matrix adalah (1) untuk menentukan kedalaman pengetahuan dan jenis berpikir (verba), (2) menjelaskan kepada guru bagaimana taksonomi 25
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Bloom dan penjenjangan tingkat DOK Webb yang sama, namun berbeda, dan (3) sebagai alat untuk memeriksa kedalaman pemahaman yang diperlukan untuk tugas yang berbeda, yang mana pada awalnya nampak berada pada tingkat yang sebanding kompleksitasnya. Gambar 7 memperlihatkan klasifikasi kata kerja operasional berdasarkan kedalaman pengetahuan menurut aturan penjenjangan Webb’s Depth of Knowledge.
Gambar 7. Tabel klasifikasi Webb’s Depth of Knowledge
DOK-Level 1 (Kompetensi Dasar Level-A) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-1 termasuk katagori pengetahuan level dasar (A), yaitu mengingat kembali (reproduksi) pengetahuan yang telah tersimpan dalam memori jangka panjang (reproduksi) atau Mengingat kembali informasi seperti fakta, definisi, istilah, atau prosedur sederhana (klasifikasi taksonomi bloom C1). Memahami makna pesan instruksional, termasuk oral, tertulis, dan komunikasi grafis (Taxonomi Bloom C2). Penekanan pada fakta dan mengingat informasi yang sederhana diajarkan sebelumnya. Proses pembelajaran di level ini berarti juga melakukan langkah-langkah sederhana, resep, atau arah. Atau kemungkinan suatu permaslahan yang sulit, namun tanpa memerlukan penalaran. Pada DOK 1, peserta didik menemukan "jawaban yang benar," dan tidak memperdebatkan suatu "permasalahan," tersebut benar atau salah. Contoh penerapan DOK Level-1 (Kompetensi Dasar Level-A) 26
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
•
Membuat daftar komponen resistor sesuai dengan norma deret E6, E12, E24
•
Mencari atau mengingat fakta yang ditemukan dalam teks
•
Menentukan parameter bidang persegi panjang dengan memberi gambar atau label
•
Menjelaskan ciri fisik komponen elektronik
•
Menjelaskan informasi dari tabel atau grafik untuk menjawab pertanyaan CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target secara otomatis memberikan jawabannya, maka posisi sasaran target pengetahuan adalah DOK LEVEL-1 DOK-Level 2 (Kompetensi Lanjut Level-B1) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-2 termasuk katagori pengetahuan level lanjut (B1), yaitu pengetahuan tentang berfikir strategis, yakni bagaimana peserta didik menggunakan informasi sebelumnya dengan pengetahuan konseptual dan jika level ini sesuai dengan taksonomi bloom C3, yaitu melaksanakan atau menggunakan prosedur dalam situasi tertentu. Membutuhkan perbandingan dua atau lebih konsep, mencari persamaan dan perbedaan, menerapkan pembelajaran faktual di tingkat keterampilan dasar. Ide utama, membutuhkan pengetahuan yang lebih dalam dari sekedar definisi. Peserta didik dituntut harus menjelaskan "bagaimana" atau "mengapa" dan sering memperkirakan atau menafsirkan untuk merespon. Contoh penerapan DOK Level-2 (Kompetensi Lanjut Level-B1)
•
Membandingkan bentuk fisik terhadap frekuensi kerja komponen elektronik
•
Mengidentifikasi dan merangkum isi materi buku pegangan siswa (handout), modul bahan ajar, buku literatur, .... dll
•
Menjelaskan sebab-akibat penyebab kerusakan komponen elektronika
•
Memprediksi hasil logis berdasarkan kebenaaran informasi atau dasar kajian teori
•
Mengklasifikasikan maksud dan tujuan pengkode dan bentuk fisis komponen elektronik CATATAN: Jika pengetahuan yang diperlukan untuk menjawab item tentang target tidak secara otomatis memberikan jawaban, maka item tersebut setidaknya DOK LEVEL 2. Kebanyakan tindakan akan membutuhkan lebih dari satu kali keputusan DOK-Level 3 (Kompetensi Menengah Level-B2) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-3 termasuk katagori pengetahuan level menengah (B2), yaitu perencanaan & pengembangan disertai dengan alasan
(berfikir
strategis),
yakni
bagaimana
peserta
didik
memiliki
kemampuan
menganalisis atau merinci suatu situasi, atau pengetahuan menurut komponen yang lebih kecil dan memahami hubungan antara bagian yang satu dengan yang lain (Taksonomi Bloom C4). 27
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
Berfikir strategis membutuhkan tingkat pemahaman yang mendalam seperti perencanaan, dan dalam menemukan masalah harus didukung dengan bukti, dan lebih menuntut penalaran kognitif. Pengetahuan mengandung lebih dari satu respon atau pendekatan. Membutuhkan kompleksitas pengetahuan atau berpikir abstrak, dan penerapan pengetahuan atau keterampilan dalam situasi baru dan unik. Contoh penerapan DOK Level-3 (Kompetensi Menengah Level-B2) •
Mengembangkan model ekperimen ilmiah dari berbagai ide kompleks
•
Menemukan, mengevaluasi permasalahan dan mengusulkan solusi pemecahan masalah
•
Menjelaskan, generalisasi atau menghubungkan ide, dengan menggunakan buktibukti pendukung dari teks atau berbagai sumber informasi.
•
Membandingkan berbagai macam sumber informasi (data) yang berbeda
•
Membuat (menjelaskan) kesimpulan hasil eksperimen
DOK-Level 4 (Kompetensi Tinggi Level-C) Kata kerja operasional yang berada pada dok level-4 termasuk katagori pengetahuan level tinggi (C), yaitu berfikir secara luas tentang bagaimana cara mengintegrasikan elemen-elemen shg membentuk sebuah struktur baru, menjadi kesatuan yang utuh, seperti melakukan penelitian (penyelidikan), pengumpulan data dan analisis hasil, seperti membuat sebuah difinisi, membuat sebuah kesimpulan, membuat sebuah hipotesa, dan membuat sebuah analisis (taksonomi bloom C5 dan C6). Pada tingkat ini, peserta didik melakukan identifikasi masalah, dalam melakukan perencanaan-peserta didik menggunakan langkah-langkah tindakan, dan membuat keputusan berdasarkan data yang dikumpulkan. Biasanya melibatkan lebih banyak waktu dari satu periode kelas. Dalam mencari kebenaran suatu metode digunakan beberapa solusi kemungkinan. Peserta didik diminta untuk membuat beberapa koneksi ide yang berhubungan dalam satu area atau antar area pengetahuan-dan harus memilih atau merancang satu pendekatan di antara banyak alternatif tentang bagaimana situasi dapat dipecahkan. Contoh penerapan DOK Level-4 (Kompetensi Tinggi Level-C) •
Mengumpulkan, menganalisa, mengatur, dan menginterpretasikan informasi dari berbagai sumber untuk keperluan penyusunan laporan dengan disertai alasan.
•
Menganalisis dan menarik kesimpulan dari berbagai sumber data (bukti).
•
Melakukan kerja proyek dan identifikasi masalah, mengusulkan jalur solusi, memecahkan masalah, dan membuat hasil laporan
28
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
CATATAN: Kegiatan DOK LEVEL 4 sering membutuhkan jangka waktu yang lama untuk menyelesaikan beberapa langkah, namun DOK pada level ini tidak hanya ditentukan oleh lamanya waktu proses pembelajaran, dan bilamana proses keterampilan dan konsep hanya diulang-ulang dari waktu ke waktu. Tabel 12. Perbandingan taksonomi Bloom dengan terhadap kedalaman pengetahuan Norman Webb menurut penggabungan Karin Hess’ Cognitive Rigor Matrix Bloom′s Taxonomy
Webb′s Depth of Knowledge
Penggabungan keduanya oleh Karin Hess’ Cognitive Rigor Matrix dapat digunakan untuk memetakan kedalaman Standar Isi (SI) maupun kompleksitas Standar Kompetensi Lulusan (SKL) •
Klasifikasi jenis pemikiran yang terlibat dalam proses kognitif • Klasifikasi jenis kata kerja operasional dalam pembuatan item soal atau tujuan pembelajaran • Berguna sebagai panduan guru dalam mengembangkan dan mengarahkan tanya jawab dengan peserta didik.
• • •
Menentukan kompleksitas isi dan kegiatan pembelajaran, dan mengukur seberapa dalam siswa telah memahami isi materi. Penggunaan kata kerja operasional tidak hanya untuk mengukur tingkat kinerja saja, melainkan juga menggambarkan kompleksitas pengetahuan yang terlibat didalam kinerja tersebut. Berguna untuk memastikan keselarasan antara sasaran belajar dan item penilaian
Kata Kunci: Proses penilaian kedalaman pengetahuan menurut Webb′s Depth of Knowledge
Gambar 12. Sinkronisasi penilaian menurut Webb′s Depth of Knowledge
Penerapan kata kerja pada Webb’s Depth of Konwledge Sebuah definisi umum untuk klasifikasi masing-masing tingkat kedalaman pengetahuan (menurut Norman Webb) terlihat pada Tabel 20 di bawah, dengan spesifikasi lebih lanjut dan contoh kata kerja “mengukur” untuk setiap tingkat DOK (Depth of Knowledge). Norman Webb merekomendasikan bahwa untuk keperluan penilaian (penjenjangan ) skala besar, ruang lingkup standar penilaian hanya digunakan untuk menilai tingkat kedalaman pengetahuan sampai pada DOK level 1, 2, dan 3 saja. Sedangkan untuk kedalaman pengetahuan pada Depth of Knowledge (DOK) di Level 4 dapat menggunakan sistem standar penilaian pengetahuan lokal.
29
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Tabel 20. Penggunaan kata kerja operasional ″mengukur ″ menurut Webbs Depth of Knowledge (Webb′s DOK)
Aktifitas Webb’s DOK
LEVEL
Melakukan proses sains sederhana atau prosedur untuk mengumpulkan data R
) A
K
S A(
O
A
D
D
Merepresentasika n data yang dikumpulkan selama periode waktu, membuat perbandingan dan interpretasi T U
)
2-
N
B( O
J
1
•
(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor,....
•
(1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor,....
•
(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....
•
(1) Mengukur arus yang mengalir melalui resistor dengan nilai resistansi berbeda-beda,....
•
(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,....
K
A
Kela s
X
XI D
L
•
Menginterpretasik an data yang dikumpulkan untuk menjawab pertanyaan hipotesa penelitian/ekperi men untuk membuktikan kajian secara ilmiah. H A G
)
3-
E
B( O
2 N
K
N
D
E
(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,....
XI/XII
M
Menganalisis hasil eksperimen/penel itian dan menemukan hipotesa baru I G NI T
C(
•
(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, serta (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,. kemudian (5) menyimpulkan bahwa hubungan yang dinyatakan dalam hukum ohm adalah benar menurut hipotesa.
•
(1) Mengukur tegangan jatuh pada resistor, kemudian (2) membuat sebuah grafik untuk menampilkan hubungan arus terhadap tegangan dengan nilai resistansi berbeda-beda,.dan (3) menjelaskan pengaruh perubahan nilai resistansi terhadap perubahan nilai arus-tegangan, dan (4) menginterprestasikan karakteristik bentuk grafik dari hasil ekperimen,. (5) serta membuktikan bahwa hubungan tersebut hanya berlaku untuk komponen resistor yang bersifat linier dan bukan untuk semua komponen yang bersifat non-linier.
4)
G
30
1-
Tujuan Pembelajaran Menurut DOK-Webb
D
O
K
XII
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BIDANG STUDI KEAHLIAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS
: TEKNOLOGI & REKAYASA : TEKNIK ELEKTRONIKA : EAV/TEI/TEK/TM/TOT : PENERAPAN RANGKAIAN ELEKTRONIKA : XI
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)
KI-1 (RELIGIUS) 1. Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.
Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
2.
Menanamkan sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab.
3.
Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
1.
Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.
2.
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
3.
Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah
KI-2 (SOSIAL) 2. Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
KI-3 (PENGETAHUAN) 3.
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban,terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
3.1. Merancang FET/MOSFET sebagai penguat dan piranti saklar 3.1.1.
Memahami susunan fisis, simbol dan karakteristik FET/MOSFET.
3.1.2.
Merencanakan sinyal kecil
3.1.3.
Merancanakan saklar.
3.1.4.
Merencanakan FET/MOSFET sinyal besar (penguat daya).
3.1.5.
Menginterprestasikan datasheet macam-macam tipe FET/MOSFET untuk keperluan perencanaan.
3.1.6.
Menerapkan metode pencarian kesalahan FET/MOSFET sebagai penguat/piranti saklar akibat pergeseran titik kerja DC.
FET/MOSFET FET/MOSFET
sebagai sebagai sebagai
penguat piranti penguat
3.2. Menerapkan macam-macam komponen semikonduktor 31
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video empat lapis 3.2.1.
Memahami susunan fisis dan karakteristik macammacam komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor).
3.2.2.
Menerapkan komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor).
3.2.3.
Menginterprestasikan penerapan datasheet macam-macam komponen semikonduktor empat lapis untuk keperluan perencanaan.
3.2.4.
Memahami metode pencarian kesalahan macammacam komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor)
3.3. Menerapkan komponen sensor & transduser pada rangkaian elektronika 3.3.1.
Memahami susunan fisis, simbol dan karakteristik macam-macam komponen sensor dan transducer pada rangkaian elektronika analog dan digital.
3.3.2.
Menerapkan macam-macam komponen sensor dan transducer pada rangkaian elektronika analog dan digital.
3.3.3.
Menginterprestasikan datasheet macam-macam komponen sensor dan transducer untuk keperluan perencanaan pada rangkaian elektronika analog dan digital.
3.3.4.
Memahami metode pencarian kesalahan macammacam komponen sensor dan transducer pada rangkaian elektronika analog dan digital.
3.4. Memahami karakteristik, parameter & kegunaan penguat operasional pada rangkaian elektronika 3.4.1.
Memahami susunan fisis, simbol dan karakteristik penguat operasional.
3.4.2.
Menginterprestasikan model ideal serta parameter penguat operasional.
3.4.3.
Memahami konsep dasar jaringan umpan balik negatif penguat operasional.
3.4.4.
Menerapkan jaringan umpan balik negatif penguat operasional.
3.4.5.
Menjelaskan jaringan umpan balik negatif dapat mempengaruhi impedansi penguat operasional.
3.4.6.
Menjelaskan tanggapan frekuensi jaringan terbuka (open-loop frequency response) penguat operasional.
3.4.7.
Menjelaskan tanggapan frekuensi jaringan tertutup (closed-loop frequency response) penguat operasional.
3.4.8.
Memahami metode pencarian kesalahan rangkaian penguat membalik dan tidak membalik.
3.5. Menerapkan penguat elektronika aritmatik
32
operasional
pada
rangkaian
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video 3.5.1.
Menerapkan pengoperasian rangkaian pembanding penguat operasional.
3.5.2.
Menerapkan pengoperasian rangkaian penjumlah penguat operasional.
3.5.3.
Menganalisis pengoperasian rangkaian integrator dan differensiator penguat operasional.
3.5.4.
Menerapkan metode pencarian kesalahan rangkaian aritmatik menggunakan penguat operasional
3.6. Menerapkan penguat kegunaan khusus
operasional
pada
rangkaian
3.6.1.
Memahami struktur, simbol dan prinsip dasar penguat instrumentasi menggunakan penguat opersional.
3.6.2.
Memahami struktur, penguat insulasi.
prinsip
dasar
3.6.3.
Memahami struktur, simbol dan prinsip penguat operasional transkonduktansi.
dasar
3.6.4.
Menerapkan penguat logaritma dan antilogaritma menggunakan penguat operasional.
3.6.5.
Menerapkan rangkaian sumber arus menggunakan penguat operasional.
3.6.6.
Menerapkan rangkaian pengubah arus ke tegangan menggunakan penguat operasional.
3.6.7.
Menerapkan rangkaian detektor menggunakan penguat operasional
3.6.8.
Menerapkan rangkaian Level kontrol menggunakan penguat operasional
3.6.9.
Menerapkan rangkaian kontrol lampu menggunakan penguat operasional.
simbol dan
konstan
puncak liquid dimmer
3.6.10. Memahami m etode pencarian kesalahan pada rangkaian Level kontrol liquid dan kontrol lampu dimmer menggunakan penguat operasional. 3.7. Merencanakan rangkaian filter analog 3.7.1.
Menjelaskan konsep dasar filter pasif orde pertama RC dan RL.
3.7.2.
Memahami permasalahan filter pasif orde tinggi.
3.7.3.
Menjelaskan konsep penguat operasional.
3.7.4.
Memahami konsep dasar rangkaian Low Pass Filter (LPF) orde pertama dengan penguat operasional.
3.7.5.
Merencanakan rangkaian Low Pass Filter (LPF) orde pertama dengan penguat operasional.
3.7.6.
Menganalisis rangkaian Low Pass Filter (LPF) orde pertama dengan penguat operasional.
3.7.7.
Memahami konsep dasar rangkaian High Pass Filter (HPF) orde pertama dengan penguat operasional.
3.7.8.
Merencanakan rangkaian High Pass Filter (HPF) orde pertama dengan penguat operasional.
3.7.9.
Menganalisis rangkaian High Pass Filter (HPF) orde pertama dengan penguat operasional.
dasar
filter
aktif
dengan
3.7.10. Memahami konsep dasar rangkaian Band Pass Filter (BPF) orde pertama dengan penguat operasional. 33
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video 3.7.11. Merencanakan rangkaian Band Pass Filter (BPF) orde pertama dengan penguat operasional. 3.7.12. Menganalisis rangkaian Band Pass Filter (BPF) orde pertama dengan penguat operasional. 3.7.13. Memahami konsep dasar rangkaian Band Stop Filter (BPF) dengan penguat operasional. 3.7.14. Merencanakan rangkaian Band Stop Filter (BPF) dengan penguat operasional 3.7.15. Menganalisis rangkaian Band Stop Filter (BPF) dengan penguat operasional. 3.7.16. Menginterprestasikan macam-macam filter tinggi menggunakan penguat operasional. 3.8. Menerapkan sinusioda
rangkaian
pembangkit
orde
gelombang
3.8.1.
Memahami prinsip dasar osilator berdasarkan jaringan umpan balik dan ekspresi kriteria penguatan Barkhausen.
3.8.2.
Menyebutkan klasifikasi osilator berdasarkan bentuk gelombang, rangkaian, frekuensi dan jaringan umpan balik.
3.8.3.
Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator RC kaskade.
3.8.4.
Mendimensikan besarnya geseran fasa jaringan umpan balik osilator RC kaskade.
3.8.5.
Membuktikan besarnya pergeseran frekuensi osilator RC kaskade.
3.8.6.
Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator Colpittz.
3.8.7.
Mendimensikan besarnya geseran fasa jaringan umpan balik osilator Colpittz.
3.8.8.
Membuktikan besarnya pergeseran frekuensi osilator Colpittz.
3.8.9.
Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator Hartley.
3.8.10. Mendimensikan besarnya geseran jaringan umpan balik osilator Hartley. 3.8.11. Membuktikan besarnya frekuensi osilator Hartley.
fasa
fasa
fasa
pergeseran
fasa
dalam dan
dalam dan
dalam dan
3.8.12. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator Jembatan Wien. 3.8.13. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator Jembatan Wien. 3.8.14. Membuktikan besarnya pergeseran frekuensi osilator Jembatan Wien.
fasa
dan
3.8.15. Memahami konsep dasar pergeseran fasa dan jaringan umpan balik osilator kristal/keramik. 3.8.16. Mendimensikan besarnya geseran fasa dalam jaringan umpan balik osilator Kristal/keramik. 3.8.17. Membuktikan besarnya pergeseran frekuensi osilator Kristal/keramik. 3.9. Merancanakan Modulation )
34
rangkaian
PWM-(Pulse
fasa
dan
Width
3.9.1.
Memahami konsep dasar rangkaian Modulasi Lebar Pulsa (Pulse Width Modulation-PWM).
3.9.2.
Menjelaskan prinsip kerja rangkaian Modulasi Lebar
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Pulsa (Pulse Width Modulation-PWM). 3.9.3.
Merencanakan rangkaian Modulasi Lebar Pulsa (Pulse Width Modulation-PWM) menggunakan komponen diskrit analog (linier) dan digital.
3.10. Merencanakan rangkaian sumber tegangan dan arus konstan (catu daya) mode linier 3.10.1. Memahami blok diagram untuk menjelaskan konsep dasar dan prinsip penstabilan rangkaian regulator linier. 3.10.2. Menerapkan rangkaian tegangan referensi (voltage referensi menggunakan dioda zener untuk keperluan penstabilan tegangan. 3.10.3. Merancang rangkaian penstabil tegangan seri dengan transistor dan interptrestasi spesifikasi data teknis. 3.10.4. Merancang rangkaian penstabil tegangan paralel dengan transistor dan interptrestasi data hasil pengukuran. 3.10.5. Merancang rangkaian sumber arus konstan dengan transistor menggunakan bantuan perangkat lunak. 3.10.6. Mendimensikan rangkaian sumber arus konstan dengan transistor dan interptrestasi interprestasi spesifikasi data teknis. 3.10.7. Mendimensikan rangkaian pembatas arus dengan resistor pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan perangkat lunak dan interprestasi spesifikasi data teknis. 3.10.8. Mendimensikan rangkaian pembatas arus menggunakan dioda pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan bantuan perangkat lunak. 3.10.9. Merancang rangkaian pembatas arus dengan dioda pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi spesifikasi data teknis. 3.10.10. Merancang rangkaian pembatas arus m etode foldback pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi spesifikasi data teknis. 3.10.11. Merancang rangkaian penstabil tegangan dapat diatur tegangan menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi spesifikasi data teknis. 3.10.12. Merancang rangkaian sumber tegangan simetris dengan IC tiga terminal menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi spesifikasi data teknis. 3.10.13. Merancang rangkaian tampilan (display) digital untuk rangkaian catu daya menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi spesifikasi data teknis. 3.11. Merencanakan rangkaian catu daya mode non-linier ( S witched Mode Power S upplies -S MPS ) 3.11.1. Memahami skema blok rangkaian Catu Daya Mode Tersaklar (Switched Mode Power Supplies-SMPS). 3.11.2. Menerapkan rangkaian pembangkit PWM dengan IC regulator switching ≥20kHz. 3.11.3. Menjelaskan rangkaian pembangkit PWM dengan 35
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video IC regulator switching bantuan perangkat lunak
≥20kHz
menggunakan
3.11.4. Merancang rangkaian pembangkit PWM dengan IC regulator switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak 3.11.5. Menjelaskan rangkaian Buck Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz dengan bantuan perangkat lunak 3.11.6. Merancang rangkaian Buck Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak 3.11.7. Mencontohkan penerapan rangkaian Buck Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz pada perangkat peralatan elektronika 3.11.8. Menjelaskan rangkaian Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak 3.11.9. Merancang rangkaian Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan ba ntuan perangkat lunak 3.11.10. Mencontohkan penerapan rangkaian Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz pada perangkat peralatan elektronika. 3.11.11. Menjelaskan rangkaian Buck-Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak. 3.11.12. Merancang rangkaian Buck-Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak. 3.11.13. Mencontohkan penerapan perangkat keras rangkaian Buck-Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz pada perangkat peralatan elektronika. 3.11.14. Menjelaskan rangkaian SMPS sistem grounding terpisah (off-line) dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak 3.11.15. Merancang rangkaian SMPS sistem grounding terpisah (off-line) dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak. 3.11.16. Mencontohkan penerapan rangkaian SMPS sistem grounding terpisah (off-line) pada perangkat peralatan elektronika. 3.12. Memahami
prinsip
kerja
rangkaian
Uninterruptible
Power S upplies (UP S ) 3.12.1. Menjelaskan prinsip dasar sistem pasokan energi Uninterruptible Power Supplies. 3.12.2. Menjelaskan prinsip kerja Uninterruptible Power Supplies sistem on-line. 3.12.3. Menjelaskan prinsip kerja Uninterruptible Power Supplies sistem on-line dengan transformator pemisah frekuensi rendah. 3.12.4. Menjelaskan prinsip kerja Uninterruptible Power Supplies sistem on-line dengan transformator pemisah frekuensi tinggi. 3.12.5. Menjelaskan prinsip kerja Uninterruptible Power Supplies sistem off-line. 3.12.6. Menjelaskan konsep dasar Flywheels pada sistem 36
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Uninterruptible Power Supplies. 3.13. Menerapkan rangkaian elektronik untuk mengelola penggunaan daya sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri 3.13.1. Memahami susunan, simbol dan karakteristik sel surya pada saat kondisi gelap dan terang untuk menjelaskan prinsip kerja sel surya. 3.13.2. Menginterprestasikan rangkaian pengganti sel surya prinsip kerja sel surya pada saat kondisi gelap dan terang untuk menjelaskan parameter sel surya. 3.13.3. Membandingkan sel surya dengan komponen dioda penyearah 3.13.4. Menginterprestasikan macam-macam tipe sel surya berdasarkan material dan lembar data teknis (data spesification). 3.13.5. Menentukan modul spesifikasi data.
panel
surya
berdasarkan
3.13.6. Mendifinisikan modul panel surya sesuai dengan aturan standard test condituion (STC) dan interprestasi data hasil pengujian. 3.13.7. Merencanakan sistem instalasi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri sesuai dengan ketentuan standar kesepahaman teknologi hijau agenda abad 21. 3.13.8. Merencanakan sistem monitoring (pemantauan) untuk keperluan pengujian dan perawatan berkala sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri sesuai dengan ketentuan standar kesepahaman teknologi hijau agenda abad 21. 3.14. Menerapkan rangkaian digital kombinasi 3.14.1. Memahami rangkaian logika kombinasional pada rangkaian elektronika digital. 3.14.2. Menerapkan macam-macam rangkaian penjumlah dan pengurang pada operasi aritmatik. 3.14.3. Menerapkan macam-macam sistem pengkode bilangan pada rangkaian elektronika digital kombinasional. 3.14.4. Memahami pembangkitan pengecekan parity.
parity
dan
sistem
3.14.5. Memahami sistem penjumlah biner paralel empat bit. 3.14.6. Menerapkan rangkaian enkoder dan dekoder pada rangkaian elektronika digital. 3.14.7. Menerapkan rangkaian Multipleser dan deMultipleser pada rangkaian elektronika digital. 3.14.8. Memahami m etode pencarian rangkaian enkoder, dekoder, deMultipleser
kesalahan pada Multipleser dan
3.15. Menerapkan konsep teknologi Programmable Logic
Devive (PLD ) 3.15.1. Memahami konsep dasar teknologi Programmable Logic Device (PLD). 3.15.2. Menerapkan macam-macam konsep Programmable Logic Device (PLD).
teknologi
3.16. Menerapkan macam-macam rangkaian shift register 37
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video 3.16.1. Memahami konsep dasar rangkaian Shift Register . 3.16.2. Memahami konsep dasar rangkaian Serial-in-Serialout Shift Register. 3.16.3. Memahami konsep dasar Parallel-out Register.
rangkaian
Serial-in-
3.16.4. Memahami konsep dasar rangkaian Parallel-inSerial-out Register. 3.16.5. Memahami konsep dasar rangkaian Parallel-inParallel-out Register. 3.16.6. Memahami Register
konsep
dasar
rangkaian
Universal
3.16.7. Memahami konsep dasar rangkaian Shift Register Counters 3.17. Menerapkan rangkaian penghitung (counter ) 3.17.1. Memahami prinsip dasar rangkaian Penghitung (Counter ). 3.17.2. Memahami (Counter ).
penerapan
rangkaian
Penghitung
3.17.3. Memahami konsep dasar rangkaian Asynchronous (Serial or Ripple) Counters. 3.17.4. Memahami macam-macam IC untuk Asynchronous Counter .
rangkaian
3.17.5. Memahmi konsep dasar rangkaian Synchronous (Parallel) Counters. 3.17.6. Memahami konsep dasar rangkaian Synchronous Down-Counter . 3.17.7. Memahami konsep dasar rangkaian Synchronous Up-Down Counter . 3.17.8. Melakukan prosedur Synchronous Counter .
perencanaan
3.17.9. Memahami konsep dasar Synchronous/Asynchronous Counter .
rangkaian rangkaian
3.17.10. Memahami konsep dasar rangkaian Presettable Counter . 3.17.11. Menerapkan metode pencarian kesalahan macammacam piranti IC Synchronous Counter. 3.18. Menerapkan rangkaian pengubah kuantitas D/A & A/D 3.18.1. Memahami konsep dasar rangkaian Analog-toDigital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA). 3.18.2. Menjelaskan prinsip kerja rangkaian Analog-toDigital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA). 3.18.3. Memahami spesifikasi rangkaian Analog-to-Digital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA). 3.18.4. Menganalisis rangkaian Analog-to-Digital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA). 3.19. Menerapkan rangkaian keluarga logika 3.19.1. Memahami macam-macam IC keluarga logika (logic family ). 3.19.2. Memahami karakteristik macam-macam IC logika. 3.19.3. Memahami karakteristik transistor bi-polar (Bi-polar Transistor Characteristics). 3.19.4. Memahami konsep dasar Transistor Logic (RTL). 38
rangkaian
Resistor-
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video 3.19.5. Memahami konsep dasar Transistor Logic (DTL).
rangkaian
3.19.6. Memahami konsep dasar rangkaian Transistor Logic (TTL). 3.19.7. Memahami konsep dasar Coupled Logic (ECL).
rangkaian
Diode
Transistor Emitter-
3.19.8. Memahami konsep dasar rangkaian IntegratedInjection Logic (I2L). 3.19.9. Memahami konsep dasar rangkaian Metal Oxide Semiconductor (MOS). 3.19.10. Memahami penerapan macam-macam IC keluarga logika (logic family ) pada rangkaian antarmuka digital (interfacing ). KI-4 (KETRAMPILAN) 4.
Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
4.1. Merancang FET/MOSFET sebagai penguat dan piranti saklar 4.1.1.
Menggambarkan susunan fisis, simbol untuk menjelaskan prinsip kerja dan parameter karakteristik FET/MOSFET.
4.1.2.
Melakukan eksperimen FET/MOSFET sebagai penguat sinyal kecil menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran
4.1.3.
Melakukan eksperimen FET/MOSFET sebagai piranti saklar menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.1.4.
Melakukan eksperimen FET/MOSFET sebagai penguat sinyal besar (penguat daya) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.1.5.
Menggunakan datasheet macam-macam tipe FET/MOSFET untuk keperluan pengujian perangkat keras.
4.1.6.
Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan FET/MOSFET sebagai penguat dan piranti saklar.
4.2. Menguji macam-macam empat lapis
39
komponen
semikonduktor
4.2.1.
Menggambarkan susunan fisis untuk menjelaskan prinsip kerja dan karakteristik macam-macam komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTUProgrammable Unijunction Transistor).
4.2.2.
Melakukan eksperimen komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCSSilicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor) dengan menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data pengukuran.
4.2.3.
Menggunakan datasheet komponen semikonduktor empat lapis untuk keperluan pengukuran.
4.2.4.
Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan macam-macam komponen empat lapis (SCR-Silicon Controlled Rectifier), Diac, Triac, SCS-
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Silicon Controlled Switched, UJT-Uni Junction Transistor, dan PTU-Programmable Unijunction Transistor) 4.3. Menguji komponen rangkaian elektronika
sensor
&
transduser
pada
4.3.1.
Menggambarkan susunan fisis, simbol untuk menjelaskan prinsip kerja, karakteristik macammacam komponen sensor dan transducer pada rangkaian elektronika analog dan digital.
4.3.2.
Melakukan eksperimen macam-macam komponen sensor dan transducer pada rangkaian elektronika analog dan digital menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.3.3.
Menggunakan datasheet macam-macam komponen sensor dan transducer untuk keperluan pengujian perangkat keras rangkaian elektronika analog dan digital.
4.3.4.
Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan macam-macam komponen sensor dan transducer pada rangkaian elektronika analog dan digital.
4.4. Mengukur karakteristik, parameter penguat operasional pada rangkaian elektronika 4.4.1.
Menggambarkan susunan fisis, simbol untuk menjelaskan konsep dasar dan karakteristik penguat operasional.
4.4.2.
Menggambarkan rangkaian pengganti model ideal serta parameter penguat operasional.
4.4.3.
Merangkai jaringan umpan balik negatif pada rangkaian penguat membalik (inverting ) dan tidak membalik (non-inverting ).
4.4.4.
Melakukan eksperimen jaringan umpan balik negatif rangkaian penguat membalik (inverting ) dan tidak membalik (non-inverting ) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.4.5.
Melakukan eksperimen jaringan umpan balik negatif dapat mempengaruhi impedansi rangkaian penguat membalik (inverting ) dan tidak membalik (noninverting ) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.4.6.
Mengukur dan menggambarkan tanggapan frekuensi jaringan terbuka (open-loop frequency response) penguat operasional.
4.4.7.
Mengukur dan menggambarkan tanggapan frekuensi jaringan tertutup (closed-loop frequency response) penguat operasional.
4.4.8.
Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan rangkaian penguat membalik dan tidak membalik.
4.5. Menguji penguat elektronika aritmatik 4.5.1.
40
operasional
pada
rangkaian
Melakukan eksperimen rangkaian pembanding penguat operasional menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video data hasil pengukuran. 4.5.2.
Melakukan eksperimen rangkaian penjumlah penguat operasional menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.5.3.
Melakukan eksperimen rangkaian integrator dan differensiator penguat operasional menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.5.4.
Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan rangkaian aritmatik menggunakan penguat operasional
4.6. Menguji penguat operasional pada rangkaian kegunaan khusus 4.6.1.
Menggambarkan struktur, simbol dan prinsip dasar penguat instrumentasi menggunakan penguat opersional.
4.6.2.
Menggambarkan struktur, simbol dan prinsip dasar penguat insulasi.
4.6.3.
Menggambarkan struktur, simbol dan prinsip dasar penguat operasional transkonduktansi.
4.6.4.
Melakukan eksperimen penguat logaritma dan antilogaritma menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.6.5.
Melakukan eksperimen rangkaian sumber arus konstan menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.6.6.
Melakukan eksperimen rangkaian pengubah arus ke tegangan menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.6.7.
Melakukan eksperimen rangkaian detektor puncak menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.6.8.
Melakukan eksperimen rangkaian Level kontrol liquid menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.6.9.
Melakukan eksperimen rangkaian kontrol lampu dimmer menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.6.10. Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan pada rangkaian Level kontrol liquid dan kontrol lampu dimmer menggunakan penguat operasional. 4.7. Menguji rangkaian filter analog
41
4.7.1.
Menggambarkan struktur orde filter untuk menjelaskan konsep dasar perencanaan filter pasif dan aktif.
4.7.2.
Membangun filter pasif orde tinggi dan interprestasi permasalahan dan solusi pemecahan masalah.
4.7.3.
Merangkai skema rangkaian menggunakan penguat operasional.
filter
aktif
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video 4.7.4.
Membangun rangkaian Low Pass Filter (LPF) orde pertama dengan penguat operasional.
4.7.5.
Melakukan eksperimen rangkaian Low Pass Filter (LPF) orde pertama dengan penguat operasional menggunakan perangkat lunak (simulasi) serta interprestasi data hasil simulasi.
4.7.6.
Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian Low Pass Filter (LPF) orde pertama dari hasil simulasi serta interprestasi data hasil pengukuran
4.7.7.
Membangun rangkaian High Pass Filter (HPF) orde pertama dengan penguat operasional dan interprestasi permasalahan serta solusi pemecahan masalah.
4.7.8.
Melakukan eksperimen rangkaian High Pass Filter (HPF) orde pertama dengan penguat operasional menggunakan perangkat lunak (simulasi) serta interprestasi data hasil simulasi.
4.7.9.
Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian High Pass Filter (HPF) orde pertama dari hasil simulasi serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.7.10. Membangun rangkaian Band Pass Filter (BPF) orde pertama dengan penguat operasional dan interprestasi permasalahan serta solusi pemecahan masalah. 4.7.11. Melakukan eksperimen rangkaian Band Pass Filter (BPF) orde pertama dengan penguat operasional menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil simulasi. 4.7.12. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian Band Pass Filter (BPF) orde pertama dari hasil simulasi serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.7.13. Membangun rangkaian Band Stop Filter (BPF) dengan penguat operasional dan interprestasi permasalahan serta solusi pemecahan masalah. 4.7.14. Melakukan eksperimen rangkaian Band Stop Filter (BPF) dengan penguat operasional menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil simulasi. 4.7.15. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian Band Stop Filter (BPF) dari hasil simulasi serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.7.16. Melakukan eksperimen macam-macam filter orde tinggi menggunakan menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran (eksperimen). 4.8. Menguji rangkaian pembangkit gelombang sinusioda
42
4.8.1.
Menggambarkan prinsip dasar (blok diagram) osilator berdasarkan jaringan umpan balik dan ekspresi kriteria penguatan Barkhausen.
4.8.2.
Mendiagramkan klasifikasi osilator berdasarkan bentuk gelombang, rangkaian, frekuensi dan jaringan umpan balik.
4.8.3.
Melakukan eksperimen rangkaian kaskade osilator pergeseran fasa RC menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil simulasi.
4.8.4.
Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian kaskade osilator pergeseran fasa RC serta
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video interprestasi data hasil pengujian. 4.8.5.
Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan rangkaian kaskade osilator pergeseran fasa RC.
4.8.6.
Membangun rangkaian osilator Colpittz dan interprestasi permasalahan dan solusi pemecahan masalah.
4.8.7.
Melakukan eksperimen rangkaian osilator Colpittz menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil eksperimen.
4.8.8.
Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator Colpittz dari hasil simulasi serta inpterprestasi data hasil pengukuran.
4.8.9.
Membangun rangkaian osilator Hartley dan interprestasi permasalahan dan solusi pemecahan masalah.
4.8.10. Melakukan eksperimen rangkaian osilator Hartley menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil eksperimen. 4.8.11. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator Hartley dari hasil simulasi serta inpterprestasi data hasil pengukuran. 4.8.12. Membangun rangkaian osilator jembatan Wien dan interprestasi permasalahan dan solusi pemecahan masalah. 4.8.13. Melakukan eksperimen rangkaian osilator jembatan Wien menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil eksperimen. 4.8.14. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator jembatan Wien dari hasil simulasi serta inpterprestasi data hasil pengukuran. 4.8.15. Membangun rangkaian osilator kristal/keramik dan interprestasi permasalahan dan solusi pemecahan masalah. 4.8.16. Melakukan eksperimen rangkaian osilator kristal/keramik menggunakan perangkat lunak serta interprestasi data hasil eksperimen. 4.8.17. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian osilator kristal/keramik dari hasil simulasi serta inpterprestasi data hasil pengukuran. 4.9. Melakukan eksperimen rangkaian PWM-(Pulse Width Modulation ) 4.9.1.
Menggambarkan blok diagram Pulse Width Modulation (PWM) untuk menjelaskan konsep dasar rangkaian Modulasi Lebar Pulsa.
4.9.2.
Membangun rangkaian rangkaian Modulasi Lebar Pulsa menggunakan penguat operasional diskrit dan terintegrasi (IC khusus untuk aplikasi regulator PWM).
4.9.3.
Melakukan eksperimen rangkaian Modulasi Lebar Pulsa menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran.
4.10. Menguji rangkaian sumber tegangan dan arus konstan (catu daya) mode linier 4.10.1. Menggambarkan blok diagram untuk menjelaskan konsep dasar dan prinsip penstabilan rangkaian 43
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video regulator linier. 4.10.2. Membangun rangkaian tegangan referensi (voltage referensi menggunakan dioda zener untuk keperluan penstabilan tegangan. 4.10.3. Melakukan eksperimen rangkaian penstabil tegangan seri dengan transistor menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.4. Melakukan eksperimen rangkaian penstabil tegangan paralel dengan transistor menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.5. Melakukan eksperimen rangkaian sumber arus konstan dengan transistor menggunakan bantuan perangkat lunak. 4.10.6. Melakukan eksperimen rangkaian sumber arus konstan dengan transistor menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.7. Melakukan eksperimen rangkaian pembatas arus dengan resistor pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.8. Melakukan eksperimen rangkaian pembatas arus menggunakan dioda pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.9. Melakukan eksperimen rangkaian pembatas arus dengan dioda pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.10. Melakukan eksperimen rangkaian pembatas arus metode foldback pada rangkaian regulator tegangan seri menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.11. Melakukan eksperimen rangkaian penstabil tegangan dapat diatur menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.12. Melakukan eksperimen rangkaian sumber tegangan simetris dengan IC tiga terminal menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.10.13. Melakukan eksperimen rangkaian tampilan (display) digital untuk rangkaian catu daya menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interptrestasi spesifikasi data teknis hasil pengujian. 4.11. Menguji rangkaian catu daya mode non-linier ( S witched Mode Power S upplies -S MPS ) 4.11.1. Menggambarkan skema blok rangkaian Catu Daya Mode Tersaklar (Switched Mode Power SupplySMPS) untuk menjelaskan rangkaian. 4.11.2. Membangun rangkaian pembangkit PWM dengan 44
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video IC regulator switching ≥20kHz. 4.11.3. Melakukan ekperimen rangkaian pembangkit PWM dengan IC regulator switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi data hasil simulasi 4.11.4. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian pembangkit PWM dengan IC regulator switching ≥20kHz dan interprestasi spesifikasi data teknis hasil pengukuran 4.11.5. Membangun rangkaian Buck Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz. 4.11.6. Melakukan ekperimen rangkaian Buck Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi data hasil simulasi 4.11.7. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian Buck Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz dan interprestasi spesifikasi data teknis hasil pengukuran 4.11.8. Membangun rangkaian Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz. 4.11.9. Melakukan ekperimen rangkaian Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi data hasil simulasi 4.11.10. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz dan interprestasi spesifikasi data teknis hasil pengukuran 4.11.11. Membangun rangkaian Buck-Boost dengan frekuensi switching ≥20kHz.
Converter
4.11.12. Melakukan ekperimen rangkaian Buck-Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi data hasil simulasi 4.11.13. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian Buck-Boost Converter dengan frekuensi switching ≥20kHz dan interprestasi spesifikasi data teknis hasil pengukuran 4.11.14. Membangun rangkaian SMPS sistem grounding terpisah (off-line) dengan frekuensi switching ≥20kHz. 4.11.15. Melakukan ekperimen rangkaian SMPS sistem grounding terpisah (off-line) dengan frekuensi switching ≥20kHz menggunakan bantuan perangkat lunak dan interprestasi data hasil simulasi 4.11.16. Melakukan pengujian perangkat keras rangkaian SMPS sistem grounding terpisah (off-line) dengan frekuensi switching ≥20kHz dan interprestasi spesifikasi data teknis hasil pengukuran. 4.12.
Menguji prinsip kerja rangkaian Uninterruptible Power Supplies (UPS) 4.12.1. Menggambarkan tipikal diagram blok untuk menjelaskan konsep dasar Uninterruptible Power Supplies sistem on-line. 4.12.2. Menggambarkan diagram blok Uninterruptible Power Supplies sistem on-line dengan
45
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video transformator pemisah frekuensi rendah. 4.12.3. Menggambarkan diagram blok Uninterruptible Power Supplies sistem on-line dengan transformator pemisah frekuensi tinggi. 4.12.4. Melakukan instalasi Uninterruptible Supplies sistem off-line dan on-line.
Power
4.12.5. Melakukan pengujian Uninterruptible Supplies sistem off-line dan on-line.
Power
4.12.6. Menggambarkan tipikal diagram blok Flywheels pada sistem Uninterruptible Power Supplies. 4.12.7. Melakukan instalasi Flywheels pada Uninterruptible Power Supplies.
sistem
4.12.8. Melakukan pengujian Flywheels pada sistem Uninterruptible Power Supplies 4.13.
Menguji rangkaian elektronik untuk mengelola penggunaan daya sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri 4.13.1. Menggambarkan susunan, simbol dan karakteristik sel surya pada saat kondisi gelap dan terang untuk menjelaskan prinsip kerja sel surya. 4.13.2. Menggambarkan rangkaian pengganti sel surya prinsip kerja sel surya pada saat kondisi gelap dan terang untuk menyajikan parameter sel surya. 4.13.3. Melakukan eksperimen karakteristik sel surya sebagai komponen dioda penyearah menggunakan bantuan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.13.4. Memilih macam-macam tipe sel surya berdasarkan material dan lembar data teknis (data spesification). 4.13.5. Memilih modul spesifikasi data.
panel
surya
berdasarkan
4.13.6. Menguji modul panel surya sesuai dengan aturan standard test condituion (STC) dan interprestasi data hasil pengujian. 4.13.7. Melakukan instalasi sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri sesuai dengan ketentuan standar kesepahaman teknologi hijau agenda abad 21. 4.13.8. Melakukan pengujian dan perawatan berkala sistem pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) rumah mandiri sesuai dengan ketentuan standar kesepahaman teknologi hijau agenda abad 21. 4.14.
Melakukan eksperimen rangkaian digital kombinasi 4.14.1. Mencontohkan rangkaian logika kombinasional pada rangkaian elektronika digital. 4.14.2. Melakukan eksperimen macam-macam rangkaian penjumlah dan pengurang untuk operasi aritmatik menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.14.3. Melakukan eksperimen macam-macam sistem pengkode bilangan pada rangkaian elektronika digital kombinasional menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta
46
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video interprestasi data hasil pengukuran. 4.14.4. Mencontohkan pembangkitan parity dan sistem pengecekan parity. 4.14.5. Melakukan eksperimen sistem penjumlah biner paralel empat bit menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.14.6. Melakukan eksperimen rangkaian enkoder dan dekoder menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.14.7. Melakukan eksperimen rangkaian Multipleser dan deMultipleser menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.14.8. Mencoba dan menerapkan m etode pencarian kesalahan pada rangkaian enkoder, dekoder, multipleser dan demultipleser 4.15.
Menerapkan konsep teknologi Programmable Logic Devive (PLD) 4.15.1. Mencontohkan rangkaian logika kombinasional pada Programmable Logic Device (PLD). 4.15.2. Melakukan eksperimen rangkaian logika kombinasional Programmble Logic Device (PLD) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian.
4.16.
Melakukan eksperimen macam-macam rangkaian shift register 4.16.1. Merangkai macam-macam rangkaian Shift Register menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian 4.16.2. Melakukan eksperimen rangkaian Serial-in-Serialout Shift Register menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.16.3. Melakukan eksperimen rangkaian Serial-inParallel-out Register menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.16.4. Melakukan eksperimen rangkaian Parallel-inSerial-out Register menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.16.5. Melakukan eksperimen rangkaian Parallel-inParallel-out Register menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran. 4.16.6. Melakukan eksperimen rangkaian Universal Register menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran 4.16.7. Melakukan eksperimen rangkaian Shift Register Counters menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengukuran
47
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video 4.17.
Melakukan (counter)
eksperimen
rangkaian
penghitung
4.17.1. Merangkai rangkaian Penghitung (Counter). 4.17.2. Melakukan (Counter).
eksperimen
rangkaian
Penghitung
4.17.3. Merangkai rangkaian Asynchronous (Serial or Ripple) Counters. 4.17.4. Melakukan eksperimen macam-macam IC untuk rangkaian Asynchronous Counter menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian. 4.17.5. Merangkai Counters.
rangkaian
Synchronous
(Parallel)
4.17.6. Melakukan eksperimen rangkaian Synchronous Down-Counter menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian. 4.17.7. Melakukan eksperimen rangkaian Synchronous Up-Down Counter menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian. 4.17.8. Mencontohkan prosedur perencanaan rangkaian Synchronous Counter. 4.17.9. Melakukan eksperimen rangkaian Synchronous/Asynchronous Counter menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian. 4.17.10. Mencontohkan prosedur perencanaan rangkaian Presettable Counter. 4.17.11. Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan macam-macam piranti IC Synchronous Counter. 4.18.
Melakukan eksperimen rangkaian pengubah kuantitas D/A & A/D 4.18.1. Menggambarkan konsep dasar dan pr osedur perencanaan rangkaian Analog-to-Digital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA). 4.18.2. Melakukan ekperimen rangkaian Analog-to-Digital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian. 4.18.3. Menuliskan spesifikasi data rangkaian Analog-toDigital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA). 4.18.4. Mencoba dan menerapkan metode pencarian kesalahan rangkaian Analog-to-Digital (AD) dan Digital-to-Analog Converters (DA).
4.19.
Melakukan eksperimen rangkaian keluarga logika 4.19.1. Merangkai macam-macam IC keluarga logika (logic family). 4.19.2. Menerapkan macam-macam IC keluarga logika (logic family ) pada rangkaian antarmuka digital (interfacing ). 4.19.3. Menerapkan transistor bi-polar (Bi-polar Transistor
48
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video Characteristics) pada rangkaian logika digital. 4.19.4. Menggambarkan konsep dasar Resistor-Transistor Logic (RTL).
rangkaian
4.19.5. Menggambarkan konsep dasar rangkaian Diode Transistor Logic (DTL) pada logika digital. 4.19.6. Menggambarkan konsep dasar rangkaian Transistor Transistor Logic (TTL) pada logika digital. 4.19.7. Menggambarkan konsep dasar rangkaian EmitterCoupled Logic (ECL) pada logika digital. 4.19.8. Menggambarkan konsep dasar rangkaian Integrated-Injection Logic (I2L) untuk logika digital. 4.19.9. Menggambarkan konsep dasar rangkaian Metal Oxide Semiconductor (MOS) pada logika digital. 4.19.10. Melakukan eksperimen macam-macam IC keluarga logika (logic family) pada rangkaian antarmuka digital (interfacing) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil pengujian
49
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BIDANG STUDI KEAHLIAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS
: TEKNOLOGI & REKAYASA : TEKNIK ELEKTRONIKA ELEKTRONIKA : EAV/TEI/TEK/TM/TOT : PEREKAYASAAN PEREKAYASAAN SISTEM AUDIO : XI
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)
KI-1 (RELIGIUS) 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1.
Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
1.2.
Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.
1.3.
Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
2.1.
Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.
2.2.
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3.
Memiliki sikap dan perilaku perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah
3.1.
Memahami gelombang suara dan sistem akustik ruang
KI-2 (SOSIAL) 2.
Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.. dunia. .
KI-3 (PENGETAHUAN) 3.
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban,terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
3.2.
3.1.1.
Menginterprestasikan elemen gelombang, jenis jenis dan interaksi gelombang suara.
3.1.2.
Menginterprestasikan karakteristik suara pada berbagai macam media.
3.1.3.
Menginterprestasikan level suara dalam satuan decibel (dB).
3.1.4.
Merencanakan sistem akustik ruang kecil.
3.1.5.
Merencanakan kebutuhan mikrofon pada sistem akustik suara.
Memahami psikoakustik anatomi telinga manusia 3.2.1.
50
gelombang
Menjelaskan manusia.
anatomy
dan
fungsi
telinga
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
3.3.
3.2.2.
Memahami anatomy dan fungsi telinga manusia.
3.2.3.
Memahami ambang batas daerah dengar sensasi telinga manusia.
3.2.4.
Menginterprestasikan level suara dalam satuan decibel (dB).
3.2.5.
Menginterprestasikan level suara dalam satuan decibel (dB-SPL).
Merencana sistem akustik ruang kecil 3.3.1.
Mendesain sistem akustik ruang kecil.
3.3.2.
Mendeskripsikan difraksi gelombang suara.
3.3.3.
Mendeskripsikan refraksi gelombang suara.
3.3.4.
Mendeskripsikan difusi gelombang suara.
3.3.5.
Mendeskripsikan gema gelombang suara.
3.3.6.
Mendeskripsikan empat penyekatan suara.
3.3.7.
Mendeskripsikan karakteristik dalam media udara.
3.3.8.
Mendeskripsikan teknik penyekatan atap (ceiling isolation) ruang akustik sistem suara.
3.3.9.
Mendeskripsikan desain penyekatan dinding (wall isolation) ruang akustik sistem suara.
aspek
dasar
teknik
vibrasi
suara
3.3.10. Mendeskripsikan teknik penyekatan lantai ruang akustik sistem suara. 3.3.11. Merencanakan kebutuhan material konstruksi lantai ruang akustik sistem suara 3.4.
3.5.
51
dan
Menerapkan instalasi macam-macam tipe mikrofon pada sistem akustik 3.4.1.
Menjelaskan terminologi karakteristik mikrofon sistem akustik suara.
3.4.2.
Mengklasifikasi mikrofon sistem akustik suara.
3.4.3.
Memahami konsep dasar berdasarkan tipenya.
3.4.4.
Menentukan sensitivitas berdasarkan data teknis.
3.4.5.
Menjelaskan prinsip kerja macam-macam tipe mikrofon.
3.4.6.
Memahami sistem mikrofon tanpa kabel (wireless microphone) pada sistem akustik suara.
3.4.7.
Menginterprestasikan koordinasi frekuensi (frequency coordination) yang digunakan pada sistem mikrofon tanpa kabel.
3.4.8.
Memahami kegunaan bodypack pada sistem mikrofon tanpa kabel.
3.4.9.
Menerapkan instalasi macam-macam mikrofon pada sistem akustik
struktur sebuah
mikrofon mikrofon
transmitters tipe
Merencana rangkaian penguat depan audio (universal pre-amplifi er ) 3.5.1.
Memahami arsitektur rangkaian penguat depan universal audio (universal ( universal pre-amplifier ). ).
3.5.2.
Merencana rangkaian penguat depan universal audio.
3.5.3.
Mendimensikan komponen DC (statis) dan komponen AC (dinamis) penguat depan universal
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video audio
3.6.
3.7.
3.8.
52
3.5.4.
Mendimensikan tanggapan frekuensi rangkaian penguat depan universal audio
3.5.5.
Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang silang (cross talk) penguat depan universal audio sistem stereo
3.5.6.
Mengerti kegunaan dan penerapan spesifikasi spesifikasi data teknis penguat depan universal pada sistem audio
Merencana rangkaian pengatur nada (tone control) penguat audio 3.6.1.
Memahami arsitektur rangkaian pengatur nada (tone control) penguat audio
3.6.2.
Merencana rangkaian pengatur nada penguat audio.
3.6.3.
Mendimensikan komponen DC (statis) dan komponen AC (dinamis) pengatur nada penguat audio
3.6.4.
Mendimensikan tanggapan frekuensi rangkaian pengatur nada penguat audio
3.6.5.
Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkaian pengatur nada penguat audio sistem stereo
3.6.6.
Mengerti kegunaan dan penerapan penerapan spesifikasi data teknis pengatur nada pada penguat audio
Merencana rangkaian pencampur (mixer) audio 3.7.1.
Memahami arsitektur (mixer) penguat audio
rangkaian
pencampur
3.7.2.
Merencana rangkaian penguat audio.
3.7.3.
Mendimensikan komponen DC (statis) dan komponen AC (dinamis) rangkain pencampur (mixer) penguat audio
3.7.4.
Mendimensikan tanggapan frekuensi rangkaian pencampur (mixer) penguat audio
3.7.5.
Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkaian pencampur (mixer) pada penguat audio sistem stereo.
3.7.6.
Mengerti kegunaan dan penerapan spesifikasi data teknis penguat pengatur nada pada sistem audio
pencampur
(mixer)
Merencana rangkaian penguat daya audio power (power amplifier ) 3.8.1.
Memahami arsitektur, klasifikasi penguat daya audio.
3.8.2.
Merencana rangkaian ( power power amplifier ). ).
3.8.3.
Mendimensikan komponen DC (statis) dan komponen AC (dinamis) rangkain penguat daya audio
3.8.4.
Mendimensikan tanggapan frekuensi rangkaian penguat daya audio
3.8.5.
Mendeskripsikan faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkaian penguat daya audio sistem stereo
penguat
daya
audio
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
3.9.
3.8.6.
Mengerti kegunaan dan penerapan spesifikasi data teknis penguat pengatur nada pada sistem audio
3.8.7.
Mendimensikan rangkaian proteksi arus lebih penguat daya
Merencana rangkaian proteksi loudspeaker, muting, limiter dan indikator sistem audio 3.9.1.
Memahami arsitektur rangkaian loudspeaker sistem penguat audio
pengaman
3.9.2.
Merencana rangkaian pengaman loudspeaker sistem audio
3.9.3.
Menerapkan rangkaian audio muting, limiter dan indikator sinyal pada sistem audio
KI-4 (KETRAMPILAN) 4.
Mencoba, mengolah, menyaji, dan mencipta dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri serta bertindak secara efektif dan kreatif, dan mampu menggunakan metoda sesuai kaidah keilmuan
4.1.
4.2.
4.3.
53
Mengukur gelombang akustik ruang
suara dan
dimensi
sistem
4.1.1.
Mengklasifikasikan elemen gelombang, jenis dan interaksi gelombang suara.
jenis-
4.1.2.
Mendiagramkan karakteristik gelombang suara pada berbagai macam media.
4.1.3.
Mengukur level suara dalam satuan decibel (dB) dan interprestasi data hasil pengukuran.
4.1.4.
Mengukur level suara sistem akustik ruang kecil dan interprestasi data hasil pengukuran.
4.1.5.
Memilih kebutuhan mikrofon sesuai dengan kebutuhan sistem akustik ruang kecil.
Mendimensikan ambang batas daerah dengar telinga manusia 4.2.1.
Mencontohkan gambar anatomi telinga untuk menjelaskan psiko-akustik telinga manusia.
4.2.2.
Menguji kepekaan telinga terhadap perubahan frekuensi dan amplitudo sumber suara.
4.2.3.
Menguji dan mendemontrasikan ambang batas daerah dengar sensasi telinga manusia.
4.2.4.
Mengukur level suara dalam satuan decibel (dB) dalam media dan karakteristik lingkungan yang berbeda.
4.2.5.
Mengkonversikan level suara dalam satuan decibel (dB-SPL) dalam media dan karakteristik lingkungan yang berbeda.
Merencana sistem akustik suara untuk keperluan ruang kecil 4.3.1.
Menentukan dimensi ruang sistem akustik suara.
4.3.2.
Melakukan ekperimen gelombang suara difraksi dan interprestasi pengaruh terhadap sistem akustik suara.
4.3.3.
Melakukan ekperimen (membuat ilustrasi) gelombang suara refraksi dan interprestasi pengaruh terhadap sistem akustik suara.
4.3.4.
Melakukan ekperimen (membuat ilustrasi) gelombang suara difusi dan interprestasi pengaruh terhadap sistem akustik suara.
4.3.5.
Melakukan gelombang
eksperimen (membuat ilustrasi) suara gema dan interprestasi
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video pengaruh terhadap sistem akustik suara. 4.3.6.
Membuat desain dan merencanakan bahan penyekat suara sistem akustik sesuai dengan kebutuhan.
4.3.7.
Mengukur kualitas sistem menggunakan dB-SPL meter.
4.3.8.
Membuat desain dan merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat atap (ceiling isolation) ruang akustik sistem suara.
4.3.9.
Membuat desain dan merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat dinding (wall isolation) ruang akustik sistem suara.
akustik
suara
4.3.10. Membuat desain dan merencanakan kebutuhan bahan sistem penyekat lantai ruang akustik sistem suara. 4.3.11. Menguji kualitas redaman lantai ruang sistem akustik suara 4.4.
4.5.
54
Menguji mikrofon pada sistem akustik pada posisi dengan level sumber bunyi yang berbeda-beda 4.4.1.
Menguji macam-macam mikrofon dan interprestasi karakteristik mikrofon berdasarkan hasil pengujian
4.4.2.
Memilih jenis dan tipe mikrofon sesuai dengan kebutuhan sistem akustik suara.
4.4.3.
Memilih dan menempatkan Microphones sistem akustik suara.
Headset
4.4.4.
Mendimensikan sensitivitas sebuah berdasarkan spesifikasi data teknis.
mikrofon
4.4.5.
Memilih dan mendimensikan Microphones sistem akustik suara.
Boundry
4.4.6.
Memasang mikrofon tanpa kabel (wireless microphone) pada sistem akustik suara.
4.4.7.
Mengetes frekuensi kerja mikrofon tanpa kabel.
4.4.8.
Mengetes kepekaan bodypack transmitters pada sistem mikrofon tanpa kabel.
4.4.9.
Menentukan tata letak sistem penerima dan antena (receivers and antennas) sistem mikrofon tanpa kabel
Mengukur rangkaian penguat depan audio (universal pre-amplifier) 4.5.1.
Menggambar skema rangkaian penguat depan universal audio (universal pre-amplifier) beserta daftar komponen dan nama komponen.
4.5.2.
Mendesain, merakit papan rangkaian tercetak (PRT) penguat depan universal menggunakan perangkat lunak.
4.5.3.
Melakukan pengukuran titik kerja DC (statis) dan AC (dinamis) penguat depan universal audio menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.5.4.
Melakukan pengukuran tanggapan frekuensi rangkaian penguat depan universal menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.5.5.
Melakukan pengukuran faktor cacat dan cakap silang (cross talk) penguat depan universal audio
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video sistem stereo 4.5.6. 4.6.
4.7.
4.8.
55
Menyajikan spesifikasi data depan universal sistem audio
teknis
penguat
Mengukur rangkaian pengatur nada (tone control) penguat audio 4.6.1.
Menggambar skema rangkaian pengatur nada audio (tone control) beserta daftar komponen dan nama komponen.
4.6.2.
Mendesain, merakit papan rangkaian tercetak (PRT) pengatur nada audio (tone control) menggunakan perangkat lunak.
4.6.3.
Melakukan pengukuran titik kerja DC (statis) dan AC (dinamis) rangkaian pengatur nada (tone control) menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.6.4.
Melakukan pengukuran tanggapan frekuensi rangkaian pengatur nada (tone control) menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.6.5.
Melakukan pengukuran faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkain pengatur nada (tone control) sistem stereo
4.6.6.
Menyajikan spesifikasi data teknis rangkaian pengatur nada (tone control) sistem audio
Mengukur rangkaian pencampur (mixer) audio 4.7.1.
Menggambar skema rangkaian pencampur audio (audio mixer) beserta daftar komponen dan nama komponen.
4.7.2.
Mendesain, merakit papan rangkaian tercetak (PRT) rangkaian pencampur audio (audio mixer) menggunakan perangkat lunak.
4.7.3.
Melakukan pengukuran titik kerja DC (statis) dan AC (dinamis) rangkaian pencampur audio (audio mixer) menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.7.4.
Melakukan pengukuran tanggapan frekuensi rangkaian pencampur audio (audio mixer) menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.7.5.
Melakukan pengukuran faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkaian pencampur audio (audio mixer) sistem stereo
4.7.6.
Menyajikan spesifikasi data teknis rangkaian pencampur audio (audio mixer)
Mengukur protektor
rangkaian
penguat
daya,
VU-meter
&
4.8.1.
Menggambar skema rangkaian penguat daya audio (audio power amplifier), VU-meter, rangkaian sistem proteksi beserta daftar komponen dan nama komponen.
4.8.2.
Mendesain, merakit papan rangkaian tercetak (PRT) penguat daya audio (audio power amplifier), VU-meter, rangkaian sistem proteksi menggunakan perangkat lunak.
4.8.3.
Melakukan pengukuran titik kerja DC (statis) dan AC (dinamis) rangkaian penguat daya audio
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video (audio power amplifier), VU-meter, rangkaian sistem proteksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.9.
56
4.8.4.
Melakukan pengukuran tanggapan frekuensi rangkaian penguat daya audio (audio power amplifier), VU-meter, rangkaian sistem proteksi menggunakan perangkat lunak dan interprestasi data hasil pengukuran
4.8.5.
Melakukan pengukuran faktor cacat dan cakap silang (cross talk) rangkain penguat daya audio (audio power amplifier), VU-meter, rangkaian sistem proteksi sistem stereo
4.8.6.
Menyajikan spesifikasi data teknis rangkaian penguat daya audio (audio power amplifier), VUmeter, rangkaian sistem proteksi sistem audio
4.8.7.
Menguji rangkaian proteksi arus lebih penguat daya
Menguji rangkaian proteksi loudspeaker, limiter dan indikator sistem audio
muting,
4.9.1.
Menggambar skema rangkaian pengaman loudspeaker sistem penguat audio beserta daftar komponen dan nama komponen.
4.9.2.
Mendesain, merakit papan rangkaian tercetak (PRT) rangkaian pengaman loudspeaker sistem penguat audio
4.9.3.
Menguji rangkaian sistem audio dan pengujian
4.9.4.
Menguji rangkaian audio muting, limiter dan indikator sinyal pada sistem audio dan interprestasi data hasil pengujian
pengaman loudspeaker interprestasi data hasil
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BIDANG STUDI KEAHLIAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS
: TEKNOLOGI & REKAYASA : TEKNIK ELEKTRONIKA : EAV/TEI/TEK/TM/TOT : PEREKAYASAAN SISTEM RADIO & TELEVISI : XI
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)
KI-1 (RELIGIUS) 1.
Menghayati dan mengamalkan agama yang dianutnya
ajaran
1.1.
Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
1.2.
Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.
1.3.
Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
2.1.
Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.
2.2.
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3.
Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah.
2.4.
Mematuhi peraturan pemerintah terutama dengan penggunaan frekuensi radio.
2.5.
Membantu memberikan informasi kepada masyarakat tentang peraturan pemerintah berkenaan dengan penggunaan frekuensi radio.
3.1.
Menerapkan rangkaian frekuensi radio
KI-2 (SOSIAL) 2.
Menghayati dan Mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan proaktif dan menunjukan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam pergaulan dunia.
berkenaan
KI-3 (PENGETAHUAN) 3.
57
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban,terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
3.1.1.
Menginterprestasikan karakteristik gelombang frekuensi radio dan propagasi sinyal radio ( propagation of radio signals).
3.1.2.
Menginterprestasikan (transmission lines) radio.
3.1.3.
Menginterprestasikan macam-macam sinyal analog pada sistem radio.
modulasi
3.1.4.
Menginterprestasikan
modulasi
saluran transmisi gelombang elektromanetik
macam-macam
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video sinyal digital pada sistem radio. 3.1.5.
Menerapkan macam-macam rangkaian osilator (oscillators) dan sintesizer (synthesizers) sistem radio penerima
3.1.6.
Menerapkan macam-macam rangkaian pencampur (mixers), modulator (modulators), demodulator (demodulators) sistem radio penerima
3.1.7.
Menerapkan macam-macam rangkaian penyaring frekuensi radio (RF filters) dan frekuensi audio (AF filters)
3.1.8.
Memahami fungsi rangkaian interferensi frekuensi radio (RF Interference)
3.1.9.
Memahami macam-macam sistem penerima (receivers), pemancar (transmitters) dan pancarima (transceivers) radio
3.1.10. Memahami teknologi pemrosesan sinyal digital dan penggunaan perangkat lunak untuk keperluan perencanaan sistem radio 3.1.11. Menerapkan macam-macam rangkaian penguat daya frekuensi radio (RF Power Amplifiers) 3.1.12. Memahami fungsi, kegunaan rangkaian repeater 3.2.
3.3.
Menerapkan teknologi pemrosesan dan pemodulasian sinyal gambar 3.2.1.
Mendeskripsikan struktur video penerima televisi.
format standar
sinyal
3.2.2.
Mendeskripsikan konsep dasar penerima televisi hitam putih.
3.2.3.
Mendeskripsikan konsep dasar penerima & pemanacar televisi warna sistem standar NTSC, SECAM dan PAL.
3.2.4.
Memahami pemrosesan & pembentukan sinyal video komposit televisi warna standar pola BARS.
3.2.5.
Memahami konsep dasar modulasi sinyal gambar (image modulation) pada sistem komunikasi gambar televisi amatir (ATV).
3.2.6.
Memahami konsep dasar modulasi sinyal gambar vektor kuadrat (QUAM-Quadrature Amplitude Modulation).
Memahami definisi televisi standar- s tandard definition
television (SDTV)
3.4.
58
3.3.1.
Memahami Standard Definition Televisi (SDTV) digital.
3.3.2.
Memahami konsep dasar pengiriman sinyal video digital (digital video broadcasting ).
3.3.3.
Memahami macam-macam konsep dasar struktur penyamplingan format televisi digital.
3.3.4.
Mendeskripsikan format gambar SDTV
Mendeskripsikan Hig h Devinition Televis ion (HDTV) 3.4.1.
Menjelaskan konsep dasar High Definition Televisi (HDTV) digital.
3.4.2.
Memahami konsep dasar High Definition Television (HDTV) digital.
3.4.3.
Mendeskripsikan format gambar HDTV.
3.4.4.
Membandingkan High Definition Television Digital
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video dengan TV standar. 3.5.
Menerapkan Penerima Satelit pada sistem penerima TV digital 3.5.1.
Menjelaskan penggunaan penerima satelit pada sistem penerima TV digital berdasarkan petunjuk user manual .
3.5.2.
Menerapkan penggunaan penerima satelit pada sistem penerima TV digital berdasarkan petunjuk user manual .
KI-4 (KETRAMPILAN) 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
4.1.
Menguji sistem penerima dan pemancar radio analog 4.1.1.
Mengukur karakteristik gelombang frekuensi radio dan propagasi sinyal radio ( propagation of radio signals) dan interprestasi data hasil pengukuran.
4.1.2.
Menguji saluran transmisi (transmission lines) gelombang elektromanetik radio dan interprestasi data hasil pengujian.
4.1.3.
Melakukan eksperimen macam-macam modulasi sinyal analog pada sistem radio menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil eksperimen.
4.1.4.
Melakukan eksperimen macam-macam modulasi sinyal digital pada sistem radio menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil eksperimen.
4.1.5.
Melakukan eksperimen macam-macam rangkaian osilator (oscillators) dan sintesizer (synthesizers) sistem radio penerima menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil eksperimen.
4.1.6.
Melakukan eksperimen rangkaian pencampur (mixers), modulator (modulators), demodulator (demodulators) sistem radio penerima menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil eksperimen
4.1.7.
Melakukan eksperimen rangkaian penyaring frekuensi radio (RF filters) dan frekuensi audio (AF filters) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil eksperimen
4.1.8.
Melakukan pengujian rangkaian interferensi frekuenis radio (RF Interference) dan interprestasi data hasil pengujian
4.1.9.
Menguji macam-macam sistem penerima (receivers), pemancar (transmitters) dan pancarima (transceivers) radio dan interprestasi data hasil pengujian
4.1.10. Menerapkan teknologi pemrosesan sinyal digital dan penggunaan perangkat lunak untuk keperluan perencanaan sistem radio 4.1.11. Melakukan eksperimen macam-macam rangkaian penguat daya frekuensi radio ( RF Power Amplifiers) menggunakan perangkat lunak dan pengujian perangkat keras serta interprestasi data hasil eksperimen 4.1.12. Menguji rangkaian repeater dan interprestasi data 59
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video hasil pengujian 4.2.
4.3.
4.4.
4.5.
60
Menguji pemrosesan sinyal video sistem penerima televisi analog 4.2.1.
Mengukur sinyal video penerima televisi standar PAL & NTSC interprestasi data pengukuran.
4.2.2.
Mengukur sinyal video sistem penerima televisi hitam putih dan interprestasi data hasil pengukuran.
4.2.3.
Mendiagramkan sistem penerima & pemancar televisi warna sistem standar NTSC, SECAM dan PAL untuk menjelaskan konsep.
4.2.4.
Mendiagramkan sistem pemrosesan & pembentukan sinyal video komposit televisi warna menggunakan standar pola BARS untuk menjelaskan konsep.
4.2.5.
Menerapkan modulasi sinyal gambar (image modulation) pada sistem komunikasi gambar televisi amatir (ATV).
Mendiagramkan standard definition television 4.3.1.
Menggambarkan diagram broadcasting (DVB).
blok
digital
video
4.3.2.
Menggambarkan diagram blok MPEG komponen Digital Television (DTV).
4.3.3.
Menggambarkan diagram blok MPEG koder sistem kompresi video digital.
4.3.4.
Menggambarkan Discrete Cosine Transform (DCT) koder-dekoder (kodek).
enkoder
Menggunakan penerima TV High Definition Television 4.4.1.
Mendiagramkan sistem penerima High Definition Televisi (HDTV) digital untuk menjelaskan konsep.
4.4.2.
Menggunakan sistem penerima High Definition Televisi (HDTV) digital untuk membandingkan konsep .
Menggunakan sistem penerima satelit 4.5.1.
Menggambarkan blok diagram sistem penerima satelit digital untuk menjelaskan prinsip kerja (konsep) dasar.
4.5.2.
Menggunakan sistem penerima satelit digital
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video
INDIKATOR, KOMPETENSI INTI (KI) DAN KOMPETENSI DASAR (KD) SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) BIDANG STUDI KEAHLIAN PROGRAM STUDI KEAHLIAN PAKET KEAHLIAN MATA PELAJARAN KELAS
: TEKNOLOGI & REKAYASA : TEKNIK ELEKTRONIKA : EAV/TEI/TEK/TM/TOT : PEREKAYASAAN SISTEM ANTENA : XI
KOMPETENSI INTI (KI)
KOMPETENSI DASAR (KD)
KI-1 (RELIGIUS) 1.
Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya
1.1.
Membangun kebiasaan bersyukur atas limpahan rahmat, karunia dan anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa.
1.2.
Memiliki sikap dan perilaku beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlaq mulia, jujur, disiplin, sehat, berilmu, cakap, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang demokratis dan bertanggung jawab sesuai dengan bidang keilmuannya.
1.3.
Memiliki sikap saling menghargai (toleran) keberagaman agama, bangsa, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi dalam lingkup global
2.1.
Menerapkan perilaku ilmiah (memiliki rasa ingin tahu; objektif; jujur; teliti; cermat; tekun; bertanggung jawab; terbuka; peduli lingkungan) sebagai wujud implementasi proses pembelajaran bermakna dan terintegrasi, sehingga dihasilkan insan Indonesia yang produktif, kreatif dan inovatif melalui penguatan sikap (tahu mengapa), keterampilan (tahu bagaimana), dan pengetahuan (tahu apa) sesuai dengan jenjang pengetahuan yang dipelajarinya.
2.2.
Menghargai kerja individu dan kelompok dalam aktivitas sehari-hari sebagai wujud implementasi melaksanakan percobaan dan melaporkan hasil percobaan
2.3.
Memiliki sikap dan perilaku patuh pada tata tertib dan aturan yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari selama di kelas, lingkungan sekolah.
2.4.
Membuat perencanaan dan-skala prioritas pekerjaan untuk mengelola waktu secara efektif dan menyelesaikan tugas yang diberikan
2.5.
Memahami pentingnya kesesuaian (matching) dan ketidaksesuaian (mismatch) impedansi terhadap bahaya radiasi bagi masyarakat.
KI-2 (SOSIAL) 2.
Memahami, menerapkan dan menganalisis pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dalam wawasan kemanusiaan, kebangsaan,kenegaraan, dan peradaban,terkait penyebab fenomena dan kejadian dalam bidang kerja yang spesifik untuk memecahkan masalah.
KI-3 (PENGETAHUAN) 3.
61
Memahami, menerapkan, dan menjelaskan pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif dalam ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan
3.1. Menerapkan dasar dasar, konsep dasar antena sesuai dengan fungsi dan kegunaan 3.1.1. Menginterprestasikan propagasi radiasi langsung/tidak langsung dan penguatan antena (directivity and gain)
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah.
3.1.2. Memahami polarization)
polarisasi
antena
(antenna
3.1.3. Memahami distribusi arus dan tegangan antena (current and voltage distribution) 3.1.4. Memahami pentingnya kesesuaian impedansi antena (atenna impedance) 3.1.5. Menginterprestasikan pentingnya kesesuaian impedansi antena dan posisi ketinggian terhadap tanah (impedance and height above ground ) 3.1.6. Menginterprestasikan lebar pita antena dan lebar sudut pengarah antena (antenna bandwidth and beamwidth) 3.1.7. Memahami efek diameter penghantar antena (effects of conductor diameter ) 3.1.8. Menginterprestasikan pola (atenna radiation patterns)
radiasi
antena
3.1.9. Memahami sudut elevasi antena ( antenna elevation angle) 3.1.10. Menjelaskan efek pentanahan tidak sempurna (imperfect ground ) terhadap pengaruh sudut elevasi antena 3.2. Menerapkan macam-macam dengan fungsi dan kegunaan 3.2.1.
tipe antena sesuai
Merencanakan tipe antena dipole setengah gelombang (dipoles and the half-wave antenna)
3.2.2. Merencanakan antena tipe pentanahan vertikal (Vertical-Ground-Plane Antennas) 3.2.3. Merencanakan antena tipe T dan bentuk L terbalik (T and Inverted-L Antennas) 3.2.4. Merencanakan antena tipe sloper dan dipole vertikal (slopers and vertical dipoles) 3.2.5. Merencanakan Antennas)
antena
tipe
Yagi
(Yagi
3.2.6. Merencanakan antena tipe quad dan loop (quad and loop antennas) 3.2.7. Merencanakan antena HF untuk mobil (HF Mobile Antennas) 3.2.8. Merencanakan antena VHF/UHF untuk mobil (VHF/UHF Mobile Antennas) 3.2.9. Merencanakan antena VHF/UHF untuk rumah (VHF/UHF Antennas) 3.2.10. Merencanakan antena bentuk corong (aparture or horn antennas) 3.2.11. Merencanakan antena (parabola antenna)
bentuk
parabola
3.2.12. Menerapkan pengujian macam-macam tipe antena dan interprestasi data menggunakan Smith chart 3.3. Memahami karakteristik & spesifikasi data teknis kabel frekuensi radio dan penerapannya
62
3.3.2.
Mengkatagorikan macam-macam kabel antena frekuensi radio berdasarkan spesifikasi data teknis.
3.3.3.
Menginterprestasikan
macam-macam
kabel
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video antena frekuensi radio berdasarkan spesifikasi data teknis. 3.3.4.
Menerapkan macam-macam kabel antena radio frekuensi berdasarkan spesifikasi data teknis.
3.4. Memahami spesifikasi data teknis frekuensi radio dan penerapannya
konektor
3.4.1.
Menjelaskan macam-macam konektor frekuensi radio (RF Connectors) berdasarkan spesifikasi data teknis.
3.4.2.
Menginterprestasikan konektor frekuensi radio (RF Connectors)berdasarkan spesifikasi data teknis.
3.4.3.
Menerapkan macam-macam konektor frekuensi radio.
KI-4 (KETRAMPILAN) 4. Mengolah, menalar dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif dan mampu melaksanakan tugas spesifik di bawah pengawasan langsung.
4.1. Menguji macam-macam tipe antena sesuai dengan fungsi dan kegunaan 4.1.1.
Melakukan pengujian propagasi radiasi langsung/tidak langsung dan penguatan antena (directivity and gain) dan interprestasi data hasil pengujian
4.1.2. Melakukan pengujian polarisasi antena (antenna polarization) dan interprestasi data hasil pengujian 4.1.3. Mengkonversikan dan mencontohkan distribusi arus, tegangan dan daya antena (current, voltage and power distribution) 4.1.4. Melakukan pengujian kesesuaian impedansi antena (atenna impedance) dan interprestasi data hasil pengujian 4.1.5. Melakukan pengujian kesesuaian impedansi antena dan posisi ketinggian terhadap tanah (impedance and height above ground ) dan interprestasi data hasil pengujian 4.1.6. Melakukan pengujian lebar pita antena dan lebar sudut pengarah antena (antenna bandwidth and beamwidth) dan interprestasi data hasil pengujian 4.1.7. Melakukan pengujian efek diameter penghantar antena (effects of conductor diameter ) terhadap impedansi dan frekuensi resonansi antena 4.1.8. Menggambarkan pola radiasi antena (antenna radiation patterns) 4.1.9. Melakukan pengujian sudut elevasi antena (antenna elevation angle) dan interprestasi data hasil pengujian 4.1.10. Melakukan pengujian efek pentanahan tidak sempurna (imperfect ground ) terhadap pengaruh sudut elevasi antena dan membandingkan (interprestasi) data hasil pengujian dengan pentanahan sempurna. 4.2.
Membuat macam-macam tipe dengan fungsi dan kegunaan 4.2.1.
63
antena
sesuai
Melakukan pengujian antena tipe dipole setengah gelombang (dipoles and the half-
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa
Teknik Elektronika Audio Video wave antenna) dan interprestasi data hasil pengujian. 4.2.2.
Melakukan pengujian antena tipe (vertical-ground-plane antennas) interprestasi data hasil pengujian
vertikal dan
4.2.3.
Melakukan pengujian antena tipe T dan bentuk L terbalik (T and Inverted-L Antennas) dan interprestasi data hasil pengujian.
4.2.4.
Melakukan pengujian antena tipe sloper dan dipole vertikal (slopers and vertical dipoles) dan interprestasi data hasil pengujian
4.2.5.
Melakukan pengujian antena tipe Yagi (Yagi Antennas) dan interprestasi data hasil pengujian
4.2.6.
Melakukan pengujian antena tipe quad dan loop (quad and loop antennas) dan interprestasi data hasil pengujian
4.2.7.
Melakukan pengujian antena HF untuk mobil (HF Mobile Antennas) dan interprestasi data hasil pengujian
4.2.8.
Melakukan pengujian antena VHF/UHF untuk mobil (VHF/UHF Mobile Antennas) dan interprestasi data hasil pengujian
4.2.9.
Melakukan pengujian antena VHF/UHF untuk rumah (VHF/UHF Antennas) dan interprestasi data hasil pengujian
4.2.10. Melakukan pengujian antena bentuk corong (aparture or horn antennas) dan interprestasi data hasil pengujian 4.2.11. Melakukan pengujian antena bentuk parabola dan interprestasi data hasil pengujian 4.2.12. Melakukan pengujian macam-macam tipe antena dan interprestasi data menggunakan Smith chart 4.3. Menguji macam-macam kabel frekuensi radio dan interprestasi spesifikasi data teknis 4.3.1.
Memilih kabel antena frekuensi radio sesuai dengan tuntutan/kebutuhan spesifikasi perencanaan menggunakan lembar data teknis
4.3.2.
Melakukan pengujian macam-macam kabel antena frekuensi radio.
4.3.3.
Mentabulasikan spesifikasi teknis macam kabel antena frekuensi radio
macam-
4.4. Menguji macam-macam konektor frekuensi radio dan interprestasi data teknis
64
4.4.1.
Memilih konektor frekuensi radio (RF Connectors) sesuai dengan tuntutan spesifikasi perencanaan menggunakan lembar data teknis.
4.4.2.
Melakukan pengujian macam-macam konektor frekuensi radio dan interprestasi data hasil pengujian.
4.4.3.
Membuat tabel (mentabulasikan) spesifikasi data teknis macam-macam konektor frekuensi radio
Kurikulum 2013-Teknologi & Rekayasa